Sie sind auf Seite 1von 3

Definisi Sirosis hati yaitu suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatic, berlangsung progressive

dalam waktu beberapa minggu-tahun, tetapi pada Hep C didahului hepatitis C kronis sampai 40 tahun baru menjadi sirosis. Fibrosis = penumpukan berlebih komponen matrix ekstraseluler (kolagen, glikoprotein, proteoglikan) di dalam hati, yang jika terus terjadi lama kerusakan arsitektur hati, gangguan fungsi dan pembentukan nodul yang lama jd sirosis hati. Sirosis ditandai dengan disorganisassi yang difuse dari struktur hati yang normal akibat nodul regeneratif yang terjadi akibat nekrosis hepatoselular. Disertai deposit jaringan ikat, distorsi jaringan vascular, dan regenerasi nodularis parenkim hati. Secara lengkap Sirosis hati adalah suatu penyakit dimana sirkulasi, anatomi pembuluh darah besar dan seluruh sitem arsitektur hati mengalami perubahan menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati yang mengalami regenerasi. Beberapa pasien tidak meunjukan gejala klinis (asimtomatik), tetapi ada juga beberapa individu yang menunjukan gejala penyakit hati stadium lanjut, gejala yang sering muncul : penurunan fungsi sintesa hati (koagulopati), penurunan fungsi detoksifikasi dan hipertensi porta. Epidemiologi Di Indonesia pria > wanita th Tinggi pada decade ke-5 (40-50 ) >40% penderita mengalami asimtomatik Etiologi Di AS dahulu Alcoholic liver disease menjadi sebab terbanyak, namun sekarang hep C yang terbanyak. Di Indonesia hepB 40-50%, hepC 30-40%, idiopatik 10-20%.

Klasifikasi Secara morfologi 1. Mikronodular (<3mm) 2. Makronodular (>3mm) 3. Campuran keduanya Secara fungsional: 1. Sirosis hati kompensata Sering disebut dengan Laten Sirosis hati. Pada kompensata ini belum terlihat gejala yang nyata. Biasanya stadium ini ditemukan pada saat pemeriksaan screening. Mual, lemas,selera makan menurun,perut kembung,BB menurun,hilangnya dorongan sex,dll. 2. Sirosis hati Dekompensata Dikenal dengan Active Sirosis hati, dan stadium ini biasanya gejala sudah jelas karena timbul kerusakan sel hati dan hipertensi porta, misalnya ; ascites, edema, icterus, air kemih berwarna seperti teh, muntah darah atau melena, hingga koma. Gejala Klinis 1. Kegagalan Parenkim hati 2. Hipertensi portal 3. Asites, akibat hipertensi porta dan hipoalbuminemia 4. Ensefalophati hepatitis 5. Spider angioma/spider navi = lesi vaskuler dikelilingi vena kecil, biasa di bahu, muka, dan lengan atas 6. Eritema palmaris = merah didaerah thenar dan hipothenar 7. Muchrche = prbhn kuku seperti pita putih horizontal dipisahkan dengan warna kuku normal 8. Ginekomasti (peningkatan androstedion) 9. atrofi testis, impotensi dan infertile 10. Hepatomegali, teraba keras dan noduler 11. Splenomegali, akibat kongesti pulpa merah lien karena hipertensi porta Pemeriksaan laboratorium : a. SGOT (serum glutamil oksalo asetat) atau AST (aspartataminotransferase) dan SGPT (serum glutamil piruvat transferase) atau ALT (alanin aminotransferase) meningkat tapi tidak begitu tinggi. AST lebih meningkat disbanding ALT. Bila enzim ini normal tidak menyingkirkan adanya sirosis b. Alkali fosfatase (ALP). Konsentrasi yang tinggi bisa ditemukan pada pasien kolangitis sklerosis primer dan sirosis bilier primer. c. Gamma Glutamil Transpeptidase (GGT), meningkat sama dengan ALP. d. Bilirubin, konsentrasinya bisa normal pada sirosis kompensata dan meningkat pada sirosis yang lebih lanjut (dekompensata) e. Globulin konsentrasinya meningkat yang selanjutnya menginduksi immunoglobulin. f. Waktu protrombin memanjang karena disfungsi sintesis factor koagulan akibat sirosis g. Na serum menurun, terutama pada sirosis dengan asites, dikaitkan dengan ketidakmampuan ekskresi air bebas h. Pansitopenia dapat terjadi akibat splenomegali kongestif berkaitandengan hipertensi porta sehingga terjadi hipersplenisme. pemeriksaan radiologis : a. Barium meal , untuk melihat varises sebagai konfirmasi adanya hipertensi porta b.USG abdomen untuk menilai ukuran hati, sudut, permukaan, sertauntuk melihat adanya asites, splenomegali, thrombosis vena porta, pelebaran vena porta, dan sebagai skrinning untuk adanya karsinomahati pada pasien sirosis Penanganan 1. Simtomatis 2. Suportif, : a. Istirahat yang cukup b. Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang; misalnya : cukup kalori, protein 1gr/kgBB/hari dan vitamin c. Pengobatan berdasarkan etiologi, misalnya pada sirosis hati akibat infeksi virus C dapat dicoba dengan interferon. 3. Pengobatan yang spesifik dari sirosis hati diberikan jika telah terjadi komplikasi : a. Asites Dapat dikendalikan dengan terapi konservatif yang terdiri atas : - istirahat, diet rendah garam , diuretik (hati komplikasi akibat pemberian diuretic hipokalemia dan hal inidapat mencetuskan encepalophaty hepatic), maka pilihan utama adalah spironolactone. Parasintesis

b. Spontaneous bacterial peritonitis Cephalosporins Generasi III(Cefotaxime), Quinolon, Norfloxacin c. Hepatorenal syndrome Criteria for diagnosis of hepato-renal syndrome : Major :- Chronic liver disease with ascietes - Low glomerular fitration rate - Serum creatin > 1,5 mg/dl - Creatine clearance (24 hour) < 4,0 ml/minute - Absence of shock, severe infection,fluid losses and Nephrotoxic drugs - Proteinuria < 500 mg/day - No improvement following plasma volume expansion Minor :- Urine volume < 1 liter / day - Urine Sodium < 10 mmol/litre - Urine osmolarity > plasma osmolarity - Serum Sodium concentration < 13 mmol / litre d. Ensefalophaty hepatice. e. Perdarahan karena pecahnya Varises Esofagus merupakan kasus emergency, prinsip penanganan yang utama adalah tindakan resusitasi sampai keadaan pasien stabil, Pasien diistirahatkan daan dpuasakan- Pemasangan IVFD berupa garam fisiologis dan kalau perlu transfuse, pemasangan Naso Gastric Tube, obatan berupa antasida, tindakan lain dalam menghentikan perdarahan misalnya Pemasangan Ballon Tamponade. e. Ensefalopati Hepatik Suatu syndrome Neuropsikiatri yang didapatkan pada penderita penyakit hati menahun, mulai dari gangguan ritme tidur, perubahankepribadian, gelisah sampai ke pre koma dan koma. Pada umumnya enselopati Hepatik pada sirosis hati disebabkan adanya factor pencetus,antara lain : infeksi, perdarahan gastro intestinal, obat-obat yang hepatotoxic. Komplikasi 1.Hipertensi Portal 2.Asites 3.Peritonitis Bakterial Spontan, komplikasi ini paling sering dijumpai yaitu infeksi cairan asites oleh satu jenis bakteri tanpa ada bukti infeksi sekunder intra abdominal. Biasanya terdapat asites dengan nyeri abdomen serta demam 4.Varises esophagus dan hemoroid, varises esophagus merupakan salah satu manifestasi hipertensi porta yang cukup berbahaya. Sekitar 20-40% pasien sirosis dengan varises esophagus pecah menimbulkan perdarahan 5.Ensefalopati Hepatik, esefalopati hepatic merupakan kelainan neuropsikiatri akibat disfungsi hati. Mula-mula ada gangguan tidur kemudian berlanjut sampai gangguan kesadaran dan koma. Ensefalopati hepatic terjadi karena kegagalan hepar melakukan detoksifikasi bahan-bahan beracun (NH3 dan sejenisnya). NH3 berasal dari pemecahan protein oleh bakteri di usus. Oleh karena itu, peningkatan kadar NH3 dapat disebabkan oleh kelebihan asupan protein, konstipasi, infeksi, gagal hepar, dan alkalosis. 6.Sindroma Hepatorenal, pada sindrom hepatorenal, terjadi gangguan fungsi ginjal akut berupa oligouri, peningkatan ureum, kreatinin, tanpa adanya kelainan organic ginjal. Kerusakan hati lanjut menyebabkan penurunan perfusi ginjal yang berakibat pada penurunan filtrasi glomerulus

Das könnte Ihnen auch gefallen