Sie sind auf Seite 1von 165

1

Kisah Para Nabi

KISAH NABI ADAM A.S. Setelah Allah s.w.t. menciptakan bumi dgn. gunung-gunungnya, laut-lautannya dan tumbuhtumbuhannya, menciptakan langit dgn. mataharinya, bulan dan bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yg.diciptakan utk. beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dgn. hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah s.w.t. utk. menciptakan sejenis makhluk lain yg. akan menghuni dan mengisi bumi memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya, mengelola kekayaan yg. terpendam di dlmnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yg. telah ditakdirkan baginya. Kekhuatiran Para Malaikat. Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan makhluk lain itu, mereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yg lain itu, disebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dlm.ibadah dan menjlnkan tugas atau krn.pelanggaran yg.mereka lakukan tanpa disedari. Berkata mereka kpd.Allah s.w.t.:"Wahai Tuhan kami!Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami, padahal kami selalu bertasbih, bertahmid, melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinya, sedang makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu, nescaya akan bertengkar satu dgn.lain,akan saling bunuh-membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yg.terlihat diatasnya dan terpendam di dlmnya, sehingga akan terjadilah kerosakan dan kehancuran di atas bumi yg Tuhan ciptakan itu." Allah berfirman,menghilangkan kekhuatiran para malaikat itu: "Aku mengetahui apa yg.kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yg.mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku.Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kpd.nya,bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah,krn.Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kpd.sesama makhluk-Nya." Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat,kering dan lumpur hitam yg.berbentuk.Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke dlmnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yg.sempurna Iblis Membangkang. Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yg.lain,yg.segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yg.akan diberi amanat menguasai bumi dgn segala apa yg.hidup dan tumbuh di atasnya serta yg.terpendam di dlmnya.Iblis merasa dirinya lebih mulia,lebih utama dan lebih agung dari Adam,krn.ia diciptakan dari unsur api,sedang Adam dari tanah dan lumpur.Kebanggaannya dgn.asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah utk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yg.lain,walaupun diperintah oleh Allah. Tuhan bertanya kepada Iblis:"Apakah yg.mencegahmu sujud menghormati sesuatu yg.telah Aku ciptakan dgn.tangan-Ku?" Iblis menjawab:"Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia.Engkau ciptakan aku dari api dan menciptakannya dari lumpur." Krn.kesombongan,kecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yg.diperintahkan,maka Allah menghukum Iblis dgn.mengusir dr.syurga dan mengeluarkannya dr.barisan malaikat dgn.disertai kutukan dan laknat yg.akan melekat pd.dirinya hingga hari kiamat.Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni neraka. Iblis dgn.sombongnya menerima dgn.baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon agar kpdnya diberi kesempatan utk.hidup kekal hingga hari kebangkitan kembali di hari kiamat.Allah meluluskan

permohonannya dan ditangguhkanlah ia sampai hari kebangkitan,tidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu,bahkan sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adam,sebagai sebab terusirnya dia dr.syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikat,dan akan mendatangi anak-anak keturunannya dari segala sudut utk.memujuk mereka meninggalkan jln.yg.lurus dan bersamanya menempuh jln.yg.sesat,mengajak mereka melakukan maksiat dan hal-hal yg.terlarang,menggoda mereka supaya melalaikan perintah-perintah agama dan mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur dan beramal soleh. Kemudian Allah berfirman kpd.Iblis yg.terkutuk itu: "Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yg.semuanya akan menjadi isi neraka Jahanam dan bahan bakar neraka.Engkau tidak akan berdaya menyesatkan hamba-hamba-Ku yg.telah beriman kpd.Ku dgn.sepenuh hatinya dan memiliki aqidah yg.mantap yg.tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau menggunakan segala kepandaianmu menghasut dan memfitnah." Pengetahuan Adam Tentang Nama-Nama Benda. Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa bumi,maka diajarkanlah kpd.Adam nama-nama benda yg.berada di alam semesta,kemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat seraya:"Cubalah sebutkan bagi-Ku nama benda-benda itu,jika kamu benar merasa lebih mengetahui dan lebih mengerti dari Adam." Para malaikat tidak berdaya memenuhi tentangan Allah utk. menyebut nama-nama benda yg.berada di depan mereka.Mereka mengakui ketidak-sanggupan mereka dgn.berkata:"Maha Agung Engkau! Sesungguhnya kami tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yg.Tuhan ajakan kepada kami.Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana." Adam lalu diperintahkan oleh Allah utk.memberitahukan nama-nama itu kpd.para malaikat dan setelah diberitahukan oleh Adam,berfirmanlah Allah kpd.mereka:"Bukankah Aku telah katakan padamu bahawa Aku mengetahui rahsia langit dan bumi dan mengetahui apa yg.kamu lahirkan dan apa yg.kamu sembunyikan." Adam Menghuni Syurga. Adam diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakanlah Hawa utk.mendampinginya dan menjadi teman hidupnya,menghilangkan rasa kesepiannya dan melengkapi keperluan fitrahnya utk.mengembangkan keturunan. Menurut cerita para ulamat Hawa diciptakan oleh Allah dr.salah satu tulang rusuk Adam yg.disebelah kiri diwaktu ia masih tidur sehingga ketika ia terjaga,ia melihat Hawa sudah berada di sampingnya.ia ditanya oleh malaikat:"Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yg.berada di sampingmu itu?"Berkatalah Adam:"Seorang perempuan."Sesuai dgn.fitrah yg.telah diilhamkan oleh Allah kpdnya."Siapa namanya?"tanya malaikat lagi."Hawa",jawab Adam."Utk.apa Tuhan menciptakan makhluk ini?",tanya malaikat lagi.Adam menjawab: "Utk.mendampingiku,memberi kebahagian bagiku dan mengisi keperluan hidupku sesuai dgn.kehendak Allah." Allah berpesan kpd.Adam:"Tinggallah engkau bersama isterimu di syurga,rasakanlah kenikmatan yg.berlimpah-limpah didlmnya,rasailah dan makanlah buah-buahan yg.lazat yg.terdapat di dlmnya sepuas hatimu dan sekehendak nasfumu.Kamu tidak akan mengalami atau merasa lapar,dahaga ataupun letih selama kamu berada di dlmnya.Akan tetapi Aku ingatkan janganlah makan buah dari pohon ini yg.akan menyebabkan kamu celaka dan termasuk org-org.yg.zalim.Ketahuilah bahawa Iblis itu adalah musuhmu dan musuh isterimu,ia akan berusaha memujuk kamu dan menyeret kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yg.kamu sedang nikmat ini."
2

Iblis Mulai Beraksi. Sesuai dgn.ancaman yg.diucapkan ketika diusir oleh allah dari Syurga akibat pembangkangannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan dengki terhadap Adam yg.menjadi sebab sampai ia terkutuk dan terlaknat selama-lamanya tersingkir dari singgahsana kebesarannya.Iblis mulai menunjukkan rancangan penyesatannya kpd.Adam dan Hawa yg.sedang hidup berdua di syurga yg.tenteram,damai dan bahagia. Ia menyatakan kpd.mereka bahawa ia adalah kawan mereka dan ingin memberi nasihat dan petunjuk utk kebaikan dan mengekalkan kebahagiaan mereka.Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis utk.mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa bahawa ia betul-betul jujur dlm nasihat dan petunjuknya kpd.mereka.Ia membisikan kpd.mereka bhw.larangan Tuhan kpd.mereka memakan buahbuah yg.ditunjuk itu adalah krn.dgn.memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat dan akan hidup kekal.Diulang-ulangilah pujukannya dgn.menunjukkan akan harumnya bau pohon yg.dilarang indah bentuk buahnya dan lazat rasanya.Sehingga pada akhirnya termakanlah pujukan yg.halus itu oleh Adam dan Hawa dan dilanggarlah larangan Tuhan. Allah mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yg.bermaksud: "Tidakkah Aku mencegah kamu mendekati pohon itu dan memakan dari buahnya dan tidakkah Aku telah ingatkan kamu bahawa syaitan itu adalah musuhmu yg.nyata." Adam dan Hawa mendengar firman Allah itu sedarlah ia bahawa mereka telah terlanggar perintah Allah dan bahawa mereka telah melakukan suatu kesalahan dan dosa besar.Seraya menyesal berkatalah mereka:"Wahai Tuhan kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintahMu krn.terkena pujukan Iblis.Ampunilah dosa kami krn.nescaya kami akan tergolong org-org yg.rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami." Adam dan Hawa Diturunkan Ke Bumi. Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran yg.mereka telah lakukan hal mana telah melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian peringatan Tuhan tentang Iblis sehingga terjerumus menjadi mangsa pujukan dan rayuannya yg.manis namun berancun itu. Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis dan akan berusaha agar pelanggaran yg.telah dilakukan dan menimbulkan murka dan teguran Tuhan itu menjadi pengajaran bagi mereka berdua utk.lebih berhati-hati menghadapi tipu daya dan pujukan Iblis yg.terlaknat itu.Harapan utk.tinggal terus di syurga yg. telah pudar krn.perbuatan pelanggaran perintah Allah,hidup kembali dlm hati dan fikiran Adam dan Hawa yg.merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di syurga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahawa redha Allah serta rahmatnya akan tetap melimpah di atas mereka utk.selamalamanya.Akan tetapi Allah telah menentukan dlm. takdir-Nya apa yg.tidak terlintas dlm hati dan tidak terfikirkan oleh mereka.Allah s.w.t.yg.telah menentukan dlm.takdir-nya bahawa bumi yg.penuh dgn.kekayaan utk.dikelolanya,akan dikuasai kpd.manusia keturunan Adam memerintahkan Adam dan Hawa turun ke bumi sebagai benih pertama dari hamba-hambanya yg.bernama manusia itu.Berfirmanlah Allah kpd.mereka:"Turunlah kamu ke bumi sebagian daripada kamu menjadi musuh bagi sebagian yg.lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup disan sampai waktu yg.telah ditentukan." Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yg.jauh berlainan dgn.hidup di syurga yg.pernah dialami dan yg.tidak akan berulang kembali.Mereka harus menempuh hidup di dunia yg fana ini dgn.suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yg.beraneka ragam sifat dan tabiatnya berbeza-beza warna kulit dan kecerdasan otaknya.Umat manusia yg akan berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yg satu menjadi musuh yg lain saling bunuh-membunuh aniaya-menganianya dan tindas-menindas sehingga dari waktu ke waktu Allah mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yg lurus penuh damai kasih sayang di antara sesama manusia jalan yg menuju kpd redha-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.

Kisah Adam dalam Al-Quran. Al_Quran menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah di antaranya surah Al_Baqarah ayat 30 sehingga ayat 38 dan surah Al_A'raaf ayat 11 sehingga 25 Pengajaran Yang Terdapat Dari Kisah Adam. Bahwasanya hikmah yg terkandung dlm perintah-perintah dan larangan-larangan Allah dan dlm apa yg diciptakannya kadangkala tidak atau belum dapat dicapai oelh otak manusia bahkan oleh makhluk-Nya yg terdekat sebagaimana telah dialami oleh para malaikat tatkala diberitahu bahawa Allah akan menciptakan manusia - keturunan Adam utk menjadi khalifah-Nya di bumi sehingga mereka seakanakan berkeberatan dan bertanya-tanya mengapa dan utk apa Allah menciptakan jenis makhluk lain daripada mereka yg sudah patuh rajin beribadat, bertasbih, bertahmid dan mengagungkan nama-Nya. Bahawasanya manusia walaupun ia telah dikurniakan kecergasan berfikir dan kekuatan fizikal dan mental ia tetap mempunyai beberapa kelemahan pada dirinya seperti sifat lalai, lupa dan khilaf.Hal mana telah terjadi pada diri Nabi Adam yg walaupun ia telah menjadi manusia yg sempurna dan dikurniakan kedudukan yg istimewa di syurga ia tetap tidak terhindar dari sifat-sifat manusia yg lemah itu.Ia telah lupa dan melalaikan peringatan Allah kpdnya tentang pohon terlarang dan tentang Iblis yg menjadi musuhnya dan musuh seluruh keturunannya, sehingga terperangkap ke dlm tipu daya dan terjadilah pelanggaran pertama yg dilakukan oleh manusia terhadap larangan Allah. Bahawasanya seseorg yg telah terlanjur melakukan maksiat dan berbuat dosa tidaklah ia sepatutnya berputus asa dari rahmat dan ampunan Tuhan asalkan ia sedar akan kesalahannya dan bertaubat tidak akan melakukannya kembali.Rahmat allah dan maghfirah-Nya dpt mencakup segala dosa yg diperbuat oleh hamba-Nya kecuali syirik bagaimana pun besar dosa itu asalkan diikuti dgn kesedaran bertaubat dan pengakuan kesalahan. Sifat sombong dan congkak selalu membawa akibat kerugian dan kebinasaan.Lihatlah Iblis yg turun dr singgahsananya dilucutkan kedudukannya sebagai seorg malaikat dan diusir oleh Allah dr syurga dgn disertai kutukan dan laknat yg akan melekat kpd dirinya hingga hari Kiamat krn kesombongannya dan kebanggaaannya dgn asal-usulnya sehingga ia menganggap dan memandang rendah kpd Nabi Adam dan menolak utk sujud menghormatinya walaupun diperintahkan oleh Allah s.w.t.

Kisah Habil dan Qabil Putra Nabi Adam A.S. Tatacara hidup suami isteri Adam dan Hawa di bumi mulai tertib dan sempurna tatkala Hawa bersedia utk melahirkan anak-anaknya yg akan menjadi benih pertama bagi umat manusia di dunia ini. Siti Hawa melahirkan kembar dua pasang.Pertama lahirlah pasangan Qabiel dan adik perempuannya yg.diberi nama "Iqlima",kemudian menyusul pasangan kembar kedua Habiel dan adik perempuannya yg diberi nama "Lubuda". Kedua org tua,Nabi Adam dan Siti Hawa, menerima kelahiran keempat putera puterinya itu dgn senang dan gembira, walaupun Hawa telah menderita apa yg lumrahnya dideritai oleh setiap ibu yg melahirkan bayinya. Mereka meharapkan dari keempat anak pertamanya ini akan menurunkan anak cucu yg akan berkembang biak utk mengisi bumi Allah dan menguasai sesuai dgn amanat yg telah dibebankan keatas bahunya. Di bawah naungan ayah ibunya yg penuh cinta dan kasih sayang maka membesarlah keempat-empat anak itu dgn cepatnya melalui masa kanak-kanak dan menginjak masa remaja.Yang perempuan sesuai dgn qudrat dan fitrahnya menolong ibunya mengurus rumahtangga dan mengurus hal-hal yg menjadi tugas wanita,sedang yg laki-laki menempuhi jalannya sendiri mencari nafkah utk memenuhi keperluan hidupnya.Qabiel berusaha dalam bidang pertanian sedangkan Habiel dibidang perternakan. Penghidupan sehari-hari keluarga Adam dan Hawa berjalan tertib sempurna diliputi rasa kasih sayang saling cinta menyintai hormat menghormati masing-masing meletakkan dirinya dlm kedudukkan yg wajar si ayah terhadap isterinya dan putera-puterinya,si isteri terhadap suami dan anakanaknya.Demikianlah pula pergaulan di antara keempat bersaudara berlaku dlm harmoni damai dan tenang saling bantu membantu hormat menghormati dan bergotong-royong. Keempat Anak Adam Memasuki Alam Remaja. Keempat puyera-puteri Adam mencapai usia remaja dan mamasuki alam akil baligh di mana nafsu berahi dan syahwat serta hajat kpd hubungan kelamin makin hari makin nyata dan nampak pada gaya dan sikap mereka hal mana menjadi pemikiran kedua org tuanya dgn cara bagaimana menyalurkan nasfu berahi dan syahwat itu agar terjaga kemurnian keturunan dan menghindari hubungan kelamin yg bebas di antara putera-puterinya. Kepada Nabi Adam Allah memberi ilham dan petunjuk agar kedua puteranya dikahwinkan dgn puterinya.Qabiel dikahwinkan dgn adik habiel yg bernama Lubuda dan Habiel dgn adik Qabiel yg bernama Iqlima. Cara yg telah diilham oleh Allah s.w.t. kpd Nabi Adam telah disampaikan kpd kedua puteranya sebagai keputusan si ayah yg harus dipatuhi dan segera dilaksanakan utk menjaga dan mengekalkan suasana damai dan tenang yg meliputi keluarga dan rumahtangga mereka.Akan tetapi dgn tanpa diduga dan disangka rancangan yg diputuskan itu ditolak mentah-mentah oleh Qabiel dan menyatakan bahawa ia tidak mahu mengahwini Lubuda, adik Habiel dgn mengemukakan alasan bahawa Lubuda adalah buruk dan tidak secantik adiknya sendiri Iqlima.Ia berpendapat bahawa ia lebih patut mempersunting adiknya sendiri Iqlima sebagai isteri dan sekali-kali tidak rela menyerahkannya utk dikahwinkan oleh Habiel.Dan memang demikianlah kecantikan dan keelokan paras wanita selalu menjadi fitnah dan rebutan lelaki yg kadang-kadang menjurus kpd pertentangan dan permusuhan yg sampai mengakibatkan hilangnya nyawa dan timbulnya rasa dendam dan dengki diantara sesama keluarga dan sesama suku. Kerana Qabiel tetap berkeras kepala tidak mahu menerima keputusan ayahnya dan meminta supaya dikahwinkan dgn adik kembarnya sendiri Iqlima maka Nabi Adam seraya menghindari penggunaan kekerasan atau paksaan yg dapat menimbulkan perpecahan di antara saudara serta mengganggu suasana damai yg meliputi keluarga beliau secara bijaksana mengusulkan agar menyerahkan masalah

perjodohan itu kpd Tuhan utk menentukannya.Caranya ialah bahawa masing-masing dari Qabiel dan Habiel harus menyerahkan qurban kpd Tuhan dgn catatan bahawa barangsiapa di antara kedua saudara itu diterima qurbannya ialah yg berhad menentukan pilihan jodohnya. Qabiel dan Habiel menerima baik jalan penyelesaian yg ditawarkan oleh ayahnya.Habiel keluar dan kembali membawa peliharaannya sedangkan Qabiel datang dgn sekarung gandum yg dipilih dari hasil cucuk tanamnya yg rosak dan busuk kemudian diletakkan kedua qurban itu kambing Habiel dan gandum Qabiel diatas sebuah bukit lalu pergilah keduanya menyaksikan dari jauh apa yg akan terjadi atas dua jenis qurban itu. Kemudian dgn disaksikan oleh seluruh anggota keluarga Adam yg menanti dgn hati berdebar apa yg akan terjadi di atas bukit dimana kedua qurban itu diletakkan, terlihatlah api besar yg turun dari langit menyambar kambing binatang qurbannya Habiel yg seketika itu musnah ternakan oleh api sedang karung gandum kepunyaan Qabiel tidak tersentuh sedikit pun oleh api dan tetap tinggal utuh. Maka dgn demikian keluarlah Habiel sebagai pemenang dlm pertaruhan itu krn qurbannya kambing telah diterima oleh Allah sehingga dialah yg mendapat keutamaan utk memilih siapakah di antara kedua gadis saudaranya itu yg akan dipersuntingkan menjadi isterinya. Pembunuhan Pertama Dalam Sejarah Manusia. Dgn telah jatuhnya keputusan dr langit yg menerima qurban Habiel dan menolak qurban Qabiel maka pudarlah harapan Qabiel utk mempersuntingkan Iqlima.Ia tidak puas dgn keputusan itu namun tidak ada jalan utk menolaknya. Ia menyerah dan menerimanya dgn rasa kesal dan marah sambil menaruh dendam terhadap Habiel yg akan dibunuhnya di kala ketiadaan ayahnya. Ketika Adam hendak berpergian dan meninggalkan rumah beliau mengamanahkan rumahtangga dan keluarga kpd Qabiel. Ia berpesan kpdnya agar menjaga baik-baik ibu dan saudara-saudaranya selama ketiadaannya.Ia berpesan pula agar kerukunan keluarga dan ketenangan rumahtangga terpelihara baikbaik jangan sampai terjadi hal-hal yg mengeruhkan suasana atau merosakkan hubungan kekeluargaan yg sudah akrab dan intim. Qabiel menerima pesanan dan amanat ayahnya dgn kesanggupan akan berusaha sekuat tenaga menyelenggarakan amanat ayahnya dgn sebaik-baiknya dan sesempurna berpergiannya akan mendapat segala sesuatu dlm keadaan baik dan menyenangkan.Demikianlah kata-kata dan janji yg keluar dari mulut Qabiel namun dalam hatinya ia berkata bahawa ia telah diberi kesempatan yg baik utk melaksanakan niat jahatnya dan melepaskan rasa dendamnya dan dengkinya terhadap Habiel saudaranya. Tidak lama setelah Adam meninggalkan keluarganya datanglah Qabiel menemui Habiel di tempat penternakannya.Berkata ia kpd Habiel:"Aku datang ke mari utk membunuhmu.Masanya telah tiba utk aku lenyapkan engkau dr atas bumi ini." "Apa salahku?"tanya Habiel.Dengan asalan apakah engkau hendak membunuhku?" Qabiel berkata:"Ialah krn qurbanmu diterima oleh Allah sedangkan qurbanku ditolak yg bererti bahawa engkau akan mengahwini adikku Iqlima yg cantik dan molek itu dan aku harus mengahwini adikmu yg buruk dan tidak mempunyai gaya yg menarik itu." Habiel berkata:"Adakah berdosa aku bahawa Allah telah menerima qurbanku dan menolak qurbanmu?Tidakkah engkau telah bersetuju cara penyelesaian yg diusulkan oleh ayah sebagaimana telah kami laksanakan?Janganlah tergesa-gesa wahai saudaraku, mempertaruhkan hawa nasfu dan ajakan syaitan! Kawallah perasaanmu dan fikirlah masak-masak akan akibat perbuatanmu kelak! Ketahuilah bahawa Allah hanya menerima qurban dr org-org yg bertakwa yg menyerahkan dgn tulus ikhlas dari hati yg suci dan niat yg murni.Adakah mungkin sesekali bahawa qurban yg engkau serahkan itu engkau pilihkannya dari gandummu yg telah rosak dan busuk dan engkau berikan secara terpaksa
4

bertentangan dgn kehendak hatimu, sehingga ditolak oleh Allah, berlainan dgn kambing yg aku serahkan sebagai korban yg sengaja aku pilihkan dari perternakanku yg paling sihat dan kucintai dan ku serahkannya dgn tulus ikhlas disertai permohonan diterimanya oleh Allah. Renungkanlah, wahai saudaraku kata-kataku ini dan buangkanlah niat jahatmu yg telah dibisikkan kpdmu oleh Iblis itu, musuh yg telah menyebabkan turunnya ayah dan ibu dari syurga dan ketahuilah bahawa jika engkau tetap berkeras kepala hendak membunuhku, tidaklah akan aku angkat tanganku utk membalasmu krn aku takut kpd Allah dan tidak akan melakukan sesuatu yg tidak diredhainya.Aku hanya berserah diri kpd-Nya dan kpd apa yg akan ditakdirkan bagi diriku." Nasihat dan kata-kata mutiara Habiel itu didengar oleh Qabiel namun masuk telinga kanan keluar telinga kiri dan sekali-kali tidak sampai menyentuh lubuk hatinya yg penuh rasa dengki, dendam dan iri hati sehingga tidak ada tempat lagi bagi rasa damai, cinta dan kasih sayang kpd saudara sekandungnya. Qabiel yg dikendalikan oleh Iblis tidak diberinya kesempatan utk menoleh kebelakang mempertimbangkan kembali tindakan jahat yg dirancangkan terhadap saudaranya, bahkan bila api dendam dan dengkin didlm dadanya mulai akan padam dikipasinya kembali oleh Iblis agar tetap menyala-yala dan ketika Qabiel bingung tidak tahu bagaimana ia harus membunuh Habiel saudaranya, menjelmalah Iblis dgn seekor burung yg dipukul kepalanya dgn batu sampai mati. Contoh yg diberikan oleh Iblis itu diterapkannya atas diri Habiel di kala ia tidur dgn nyenyaknya dan jatuhlah Habiel sebagai kurban keganasan saudara kandungnya sendiri dan sebagai kurban pembunuhan pertama dalam sejarah manusia Penguburan Jenazah Habiel. Qabiel merasa gelisah dan bingung menghadapi mayat saudaranya.ia tidak tahu apa yg harus diperbuat dgn tubuh saudaranya yg semakin lama semakin busuk itu.Diletakkannyalah tubuh itu di sebuah peti yg dipikulnya seraya mundar-mundir oleh Qabiel dalam keadaan sedih melihat burung-burung sedang berterbangan hendak menyerbu tubuh jenazah Habiel yg sudah busuk itu. kebingungan dan kesedihan Qabiel tidak berlangsung lama krn ditolong oleh suatu contoh yg diberikan oleh Tuhan kpdnya sebagaimana ia harus menguburkan jenazah saudaranya itu.Allah s.w.t. Yang Maha Pengasih lagi Maha Bijaksana, tidak rela melihat mayat hamba-Nya yg soleh dan tidak berdosa itu tersia-sia demikian rupa, maka dipertujukanlah kpd Qabiel, bagaimana seekor burung gagak menggali tanah dgn kaki dan paruhnya, lalu menyodokkan gagak lain yg sudah mati dlm pertarungan, ke dlm lubang yg telah digalinya, dan menutupi kembali dgn tanah.Melihat contoh dan pengajaran yg diberikan oleh burung gagak itu, termenunglah Qabiel sejenak lalu berkata pada dirinya sendiri:"Alangkah bodohnya aku, tidakkah aku dapat berbuat seperti burung gagak itu dan mengikuti caranya menguburkan mayat saudaraku ini?" Kemudian kembalilah Adam dari perjalanan jauhnya.Ia tidak melihat Habiel di antara putera-puterinya yg sedang berkumpul.Bertanyalah ia kpd Qabiel:"Di manakah Habiel berada?Aku tidak melihatnya sejak aku pulang." Qabiel menjawab:"Entah, aku tidak tahu dia ke mana! Aku bukan hamba Habiel yg harus mengikutinya ke mana saja ia pergi." Melihat sikap yg angkuh dan jawapan yg kasar dr Qabiel, Adam dapat meneka bahawa telah terjadi sesuatu ke atas diri Habiel, puteranya yg soleh, bertakwa dan berbakti terhadap kedua org tuanya itu.Pada akhirnya terbukti bahawa Habiel telah mati dibunuh oleh Qabiel sewaktu peninggalannya.Ia sangat sesal di atas perbuatan Qabiel yg kejam dan ganas itu di mana rasa persaudaraan, ikatan darah dan hubungan keluarga diketepikan sekadar utk memenuhi hawa nafsu dan bisikan yg menyesatkan. Menghadapi musibah itu, Nabi Adam hanya berpasrah kpd Allah menerimanya sebagai takdir dan kehendak-Nya seraya mohon dikurniai kesabaran dan keteguhan iman baginya dan kesedaran bertaubat dan beristighfar bagi puteranya Qabiel.

Kisah Qabiel dan Habiel Dalam Al-Quran. Al-Quran mengisahkan cerita kedua putera Nabi Adam ini dlm surah"Al-Maaidah" ayat 27 sehingga ayat 32 . Pengajaran Dari Kisah Putera Nabi Adam A.S. Bahawasanya Allah s.w.t. hanya menerima qurban dari seseorg yg menyerahkannya dgn tulus dan ikhlas, tidak dicampuri dgn sifat riyak, takabur atau ingin dipuji.Barang atau binatang yg diqurbankan harus yg masih baik dan sempurna dan dikeluarkannya dari harta dan penghasilan yg halal.Jika qurban itu berupa binatang sembelihan, harus yg sihat, tidak mengandungi penyakit atau pun cacat, dan jika berupa bahan makanan harus yg masih segar baik dan belum rosak atau busuk. Bahawasanya penyelesaian jenazah manusia yg terbaik adalah dgn cara penguburan sebagaimana telah diajarkan oleh Allah kpd Qabiel.itulah cara paling sesuai dgn martabat manusia sebagai makhluk yg dimuliakan dan diberi kelebihan oleh Allah di atas makhluk-makhluk lainnya, menurut firman Allah dlm surah "Al-Isra" ayat 70 yg bererti ; "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam.Kami angkut mereka di daratan dan di lautan.Kami beri mereka rezeki dari yg baik-baik dan Kami lebihkan mereka dgn kelebihan yg sempurna atas kebanyakan makhluk yg telah Kami ciptakan."

KISAH NABI IDRIS A.S. idak banyak keterangan yg didpti tentang kisah Nabi Idris di dlm Al-Quran mahupun dlm kitab-kitab Tafsir dan kitab-kitab sejarah nabi-nabi.Di dlm Al-Quran hanya terdpt dua ayat tentang Nabi Idris iaitu dlm surah Maryam ayat 56 dan 57: "Dan ceritakanlah { hai Muhammad kpd mereka , kisah } Idris yg terdpt tersebut di dlm Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorg yg sgt membenarkan dan seorg nabi. 57 - Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yg tinggi." { Maryam : 56 - 57 } Nabi Idris adalah keturunan keenam dr Nabi Adam putera dr Yarid bin Mihla'iel bin Qinan bin Anusy bin Syith bin Adam A.S. dan adalah keturunan pertama yg dikurniai kenabian menjadi Nabi setelah Adam dan Syith. Nabi Idris menurut sementara riwayat bermukim di Mesir di mana ia berdakwah utk agama Allah mengajarkan tauhid dan beribadat menyembah Allah serta membeeri beberapa pendoman hidup bagi pengikut-pengikutnya agar menyelamat diri dri seksaan di akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia. Ia hidup sampai usia 82 tahun. Diantara beberapa nasihat dan kata-kata mutiaranya ialah : ~ 1 . Kesabaran yg disertai iman kpd Allah membawa kemenangan. 2 . Org yg bahagia ialah org yg berwaspada dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dgn amal-amal solehnya. 3 . Bila kamu memohon sesuatu kpd Allah dan berdoa maka ikhlaskanlah niatmu demikian pula puasa dan solatmu. 4 . Janganlah bersumpah dlm keadaan kamu berdusta dan janganlah menuntup sumpah dari org yg berdusta agar kamu tidak menyekutui mereka dlm dosa. 5 . Taatlah kpd raja-rajamu dan tunduklah kpd pembesar-pembesarmu serta penuhilah selalu mulutmulutmu dgn ucapan syukur dan puji kpd Allah. 6 . Janganlah iri hati kpd org-org yg baik nasibnya, krn mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya. 7 . Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya. 8 . Tanpa membagi-bagikan nikmat yg diperolehnya seorg tidak dpt bersyukur kpd Allah atas nikmatnikmat yg diperolehinya itu. Dalam hubungan dgn firman Allah bahawa Nabi Idris diangkat kemartabat tinggi Ibnu Abi Hatim dlm tafsirnya meriwayatkan bahawa Nabi Idris wafat tatkala berada di langit keempat dibawa oleh seorg Malaikat Wallahu a'alam bissawab.

KISAH NABI NUH A.S. Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris. Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dlm masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua rasul di mana biasanya manusia secara beransur-ansur melupakan ajaran agama yg dibawa oleh nabi yg meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis. Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah patung-patung yg dibuat oleh tangantangan mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yg dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan.berhala-berhala yg dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu diberinya namanama yg silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa " kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dgn nama " Yatuq " dan " Nasr ". Nabi Nuh berdakwah kpd kaumnya yg sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kpd tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian alam melakukan ajaran-ajaran agama yg diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yg diajarkan oleh Syaitan dan Iblis. Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yg diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yg menghiasinya, bumi dgn kekayaan yg ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yg mengalir yg memberi kenikmatan hidup kpd manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yg kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yg harus disembah dan bukan berhala-berhala yg mereka buat dgn tangan mereka sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kpd mereka bhw akan ada gajaran yg akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yg berupa kemungkaran dan kemaksiatan. Nabi Nuh yg dikurniakan Allah dgn sifat-sifat yg patut dimiliki oleh seorg nabi, fasih dan tegas dlm kata-katanya, bijaksana dan sabar dlm tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kpd kaumnya dgn penuh kesabaran dan kebijaksanaan dgn cara yg lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang kala dgn kata-kata yg tajam dan nada yg kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yg keras kepala yg enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yg dikemukakan kpd mereka yg tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya. Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya berdakwah kepda kaumnya dgn segala kebijaksanaan, kecekapan dan kesabaran dan dlm setiap kesempatan, siang mahupun malam dgn cara berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka terbyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yg dpt menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yg menurut sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus org. Mereka pun terdiri dr org-org yg miskin berkedudukan sosial lemah. Sedangkan org yg kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang dlm masyarakat, yg merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dgn mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha dakwah Nabi nuh.
6

Berkata mereka kpd Nabi Nuh:"Bukankah engkau hanya seorg drp.kami dan tidak berbeza drp kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan mengutuskan seorg rasul yg membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan mengutuskan seorg malaikat yg patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dpt diikuti org-org rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani org-org yg tidak berpenghasilan yg bagi kami mereka seperti sampah masyarakat.Pengikut-pengikutmu itu adalah org-org yg tidak mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan masakmasak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu. Cuba agama yg engkau bawa dan ajaran -ajaran yg engkau sadurkan kpd kami itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya org-org yg mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yg pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yg luas dan yg dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudak kami menerima ajakanmu dan dakwahmu.Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soaL-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup.kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui drpmu tentang hal itu semua.nya.Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalh pendusta belaka." Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya:"Adakah engkau mengira bhw aku dpt memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bhw aku mempunyai kekuasaan utk menjadikan kamu org-org yg beriman jika kamu tetap menolak ajakan ku dan tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahakan pendirianmu yg tersesat yg diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan krn kedudukan dan harta-benda yg kamu miliki.Aku hanya seorg manusia yg mendpt amanat dan diberi tugas oleh Allah utk menyampaikan risalah-Nya kpd kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan yg benar dan menerima agama Allah yg diutuskan-Nya kepada ku maka terserahlah kpd Allah utk menentukan hukuman-Nya dan gajaran-Nya keatas diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasul-Nya yg diperintahkan utk menyampaikan amanat-Nya kpd hamba-hamba-Nya. Dialah yg berkuasa memberi hidayah kpdmu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab dan seksaan-Nya di atas kamu sekalian jika Ia kehendaki.Dialah pula yg berkuasa menurunkan seksa danazab-nya di dunia atau menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa ,Maha Mengetahui, maha pengasih dan Maha Penyayang."</I. Kaum Nuh mengemukakan syarat dgn berkata:"Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kpd kamu dan kpd agama yg engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yg terdiri dr org-org petani, buruh dan hamaba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dr pengaulanmu krn kami tidak dpt bergaul dgn mereka duduk berdampingan dgn mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung dgn mereka dlm suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana kami dpt menerima satu agama yg menyamaratakan para bangsawan dgn org awam, penguasa dan pembesar dgn buruh-buruhnya dan org kaya yg berkedudukan dgn org yg miskin dan papa." Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan berkata:"Risalah dan agama yg aku bawa adalah utk semua org tiada pengecualian, yg pandai mahupun yg bodoh, yg kaya mahupun miskin, majikan ataupun buruh ,diantara peguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan dan tempat yg sama trehadap agama dan hukum Allah. Andai kata aku memenuhi pensyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yg setia itu, maka siapakah yg dpt ku harapkan akan meneruskan dakwahku kpd org ramai dan bagaimana aku sampai hati menjauhkan drpku org-org yg telah beriman dan menerima dakwahku dgn penuh keyakinan dan keikhlasan di kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, org-org yg telah membantuku dlm tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan bagaimanakah aku dpt mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kpd mereka terhadap Allah bila mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetiaan

dan ketaatan mereka dgn sebaliknya semata-mata utk memenuhi permintaanmu dan tunduk kpd pensyaratanmu yg tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal dan fikiran yg sihat. Sesungguhnay kamu adalah org-org yg bodoh dan tidak berfikiran sihat. Pada akhirnya, krn merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah utk melanjutkan dialog dgn beliau, maka berkatalah mereka:"Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yg sudah menjemukan itu. Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang lidah dgn kami. datangkanlah apa yg engkau benar-benar org yg menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dlm kenyataan. Krn kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu." Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninmggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kpd Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dr jln yg sesat dan gelap ke jln yg benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yg diwahyukan oleh Allah kpdnya, mangangkat darjat manusia yg tertindas dan lemah ke tingak yg sesuai dgn fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yg melekat pd para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia. Akan tetapi dlm waktu yg cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan an menarik kaumnya utk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kpd Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yg tidak mencapai seramai seratus org, walaupun ia telah melakukan tugasnya dgn segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dgn penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, krn ia mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan dtg mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dlm hati mereka yg telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis. Hal mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yg bermaksud: "Sesungguhnya tidak akan seorg drp kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yg telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati krn apa yg mereka perbuatkan." Dgn penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dr kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kpd Allah agar menurunkan Azab-Nya di atas kaumnya yg berkepala batu seraya berseru:"Ya Allah! Jgnlah Engkau biarkan seorg pun drp org-org kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yg berbuat maksiat dan anak-anak yg kafir spt.mereka." Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, krn mereka itu akan menerima hukuman Allah dgn mati tenggelam. Nabi Nuh Membuat Kapal Setelah menerima perintah Allah utk membuat sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bhn yg diperlukan utk maksud tersebut, kemudian dgn
7

mengambil tempat di luar dan agak jauh dr kota dan keramaiannya mereka dgn rajin dan tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan pembinaan kapal yg diperintahkan itu. Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dpt bekerja dgn tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan kapalnya namun ia tidak luput dr ejekan dan cemuhan kaumnya yg kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membina kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olk dgn mengatakan:"Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi tukang kayu dan pembuat kapal?Bukankah engkau seorg nabi dan rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorg tukang kayu dan pembuat kapal.Dan kapal yg engkau buat itu di tempat yg jauh dr air ini adalah maksudmu utk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yg ankan menarik kapalmu ke laut?"Dan lain-lain kata ejekan yg diterima oleh Nabi Nuh dgn sikap dingin dan tersenyum seraya menjawab:"Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu sekrg mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak bg kami utk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak utk apa kapal yg kami siapkan ini.Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah menimpa atas diri kamu." Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yg merupakan alat pengangkutan laut pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dr Allah:"Siap-siaplah engkau dgn kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda drp-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dlm kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dr setiap jenis makhluk yg ada di atas bumi dan belayarlah dgn izin-Ku." Kemudian tercurahlah dr langit dan memancur dr bumi air yg deras dan dahsyat yg dlm sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa menggenangi daratan yg rendah mahupun yg tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dr air bah yg dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yg telah terisi penuh dgn para org mukmin dan pasangan makhluk yg diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah. Dgn iringan"Bismillah majraha wa mursaha"belayarlah kapal Nabi Nuh dgn lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yg kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah org-org kafir bergelut melawan gelombang air yg menggunung berusaha menyelamat diri dari cengkaman maut yg sudah sedia menerkam mereka di dlm lipatan gelombang-gelombang itu. Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat org-org kafir dr kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya yg bernama "Kan'aan" timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang yg tidak menaruh belas kasihan kpd org-org yg sedang menerima hukuman Allah itu. Pada saat itu, tanpa disedari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang seorg ayah terhadap putera kandungnya yg berada dlm keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang. Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dgn sekuat suaranya memanggil puteranya:Wahai anakku! Datanglah kemari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kpd Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yg engkau menjalani hukuman Allah." Kan'aan, putera Nabi Nuh, yg tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan dan hasutan kaumnya yg sombong dan keras kepala itu menolak dgn keras ajakan dan panggilan ayahnya yg menyayanginya dgn kata-kata yg menentang:"Biarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu aku akan dapat menyelamatkan diriku sendiri dgn berlindung di atas bukit yg tidak akan dijangkau oleh air bah ini." Nuh menjawab:"Percayalah bahawa tempat satu-satunya yg dapat menyelamatkan engkau ialah bergabung dgn kami di atas kapal ini. Masa tidak akan ada yg dapat melepaskan diri dari hukuman Allah yg telah ditimpakan ini kecuali org-org yg memperolehi rahmat dan keampunan-Nya." Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yg ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawankawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yg durhaka itu.

Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dlm keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah. Beliau berkeluh-kesah dan berseru kpd Allah:"Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalha janji benar dan Engkaulah Maha Hakim yg Maha Berkuasa."Kpdnya Allah berfirman:"Wahai Nuh! Sesungguhnya dia puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, krn ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak org-org yg kafir drp kaummu.Coretlah namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yg telah menerima dakwahmu mengikuti jlnmu dan beriman kpd-Ku dpt engkau masukkan dan golongkan ke dlm barisan keluargamu yg telah Aku janjikan perlindungannya danterjamin keselamatan jiwanya.Adapun org-org yg mengingkari risalah mu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yg telah Aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yg engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dlm golongan org-org yg bodoh." Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran dr Allah bahwa cinta kasih sayangnya kpd anaknya telah menjadikan ia lupa akan janji dan ancaman Allah terhadap org-org kafir termasuk puteranya sendiri. Ia sedar bahawa ia tersesat pd saat ia memanggil puteranya utk menyelamatkannya dr bencana banjir yg didorong oleh perasaan naluri darah yg menghubungkannya dgn puteranya padahal sepatutnya cinta dan taat kpd Allah harus mendahului cinta kpd keluarga dan harta-benda. Ia sangat sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap kpd Allah memohon ampun dan maghfirahnya dgn berseru:"Ya Tuhanku aku berlindung kpd-Mu dari godaan syaitan yg terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku menanyakan sesuatu yg aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi org yg rugi." Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yg kafir dan zalim sesuai dgn kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan air diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit " Judie " dgn iringan perintah Allah kpd Nabi Nuh:"Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yg menyertaimu dgn selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yg menyertaimu." Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dlm 43 ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah "Hud" ayat 27 sehingga 48 yg mengisahkan dialog Nabi Nuh dgn kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yg menimpa di atas mereka. Pengajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S. Bahawasanya hubungan antara manusia yg terjalin krn ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan drp hubungan yg terjalin krn ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yg walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dr bilangan keluarga ayahnya krn ia menganut kepercayaan dan agama berlainan dgn apa yg dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yg memusuhi dan menentangnya. Maka dlm pengertian inilah dapat difahami firman Allah dlm Al-Quran yg bermaksud:"Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara." Demikian pula hadis Rasulullah s.a.w.yg bermaksud:"Tidaklah sempurna iman seseorg kecuali jika ia menyintai saudaranya yg beriman sebagaimana ia menyintai

dirinya sendiri."Juga peribahasa yg berbunyi:"Adakalanya engkau memperolehi seorg saudara yg tidak dilahirkan oleh ibumu."

KISAH NABI HUD A.S. "Aad" adalah nama bapa suatu suku yg hidup di jazirah Arab di suatu tempat bernama "Al-Ahqaf" terletak di utara Hadramaut atr Yaman dan Umman dan termasuk suku yg tertua sesudak kaum Nabi Nuh serta terkenal dgn kekuatan jasmani dlm bentuk tubuh-tubuh yg besar dan sasa. Mereka dikurniai oleh Allah tanah yg subur dgn sumber-sumber airnya yg mengalir dr segala penjuru sehinggakan memudahkan mereka bercucuk tanam utk bhn makanan mrk. dan memperindah tempat tinggal mereka dgn kebun-kebun bunga yg indah-indah. Berkat kurnia Tuhan itu mereka hidup menjadi makmur, sejahtera dan bahagia serta dlm waktu yg singkat mereka berkembang biak dan menjadi suku yg terbesar diantara suku-suku yg hidup di sekelilingnya. Sebagaimana dgn kaum Nabi Nuh kaum Hud ialah suku Aad ini adalah penghidupan rohaninya tidak mengenal Allah Yang Maha Kuasa Pencipta alam semesta. Mereka membuat patung-patung yg diberi nama " Shamud" dan " Alhattar" dan itu yg disembah sebagai tuhan mereka yg menurut kepercayaan mereka dpt memberi kebahagiaan, kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan, kerugian dan segala musibah. Ajaran dan agama Nabi Idris dan Nabi Nuh sudah tidak berbekas dlm hati, jiwa serta cara hidup mereka sehari-hari. Kenikmatan hidup yg mereka sedang tenggelam di dlmnya berkat tanah yg subur dan menghasilkan yg melimpah ruah menurut anggapan mereka adalah kurniaan dan pemberian kedua berhala mereka yg mereka sembah. Krnnya mereka tidak putus-putus sujud kpd kedua berhala itu mensyukurinya sambil memohon perlindungannya dari segala bahaya dan mushibah berupa penyakit atau kekeringan. Sebagai akibat dan buah dari aqidah yg sesat itu pergaulan hidup mereka menjadi dikuasai oleh tuntutan dan pimpinan Iblis, di mana nilai-nilai moral dan akhlak tidak menjadi dasar penimbangan atau kelakuan dan tindak-tanduk seseorg tetapi kebendaan dan kekuatan lahiriahlah yg menonjol sehingga timbul kerusuhan dan tindakan sewenang-wenang di dlm masyarakat di mana yg kuat menindas yg lemah yg besar memperkosa yg kecil dan yg berkuasa memeras yg di bawahnya. Sifat-sifat sombong, congkak, iri-hati, dengki, hasut dan benci-membenci yg didorong oleh hawa nafsu merajalela dan menguasai penghidupan mereka sehingga tidak memberi tempat kpd sifat-sifat belas kasihan, sayang menyayang, jujur, amanat dan rendah hati. Demikianlah gambaran masyarakat suku Aad tatkala Allah mengutuskan Nabi Hud sebagai nabi dan rasul kpd mereka. Nabi Hud Berdakwah Di Tengah-tengah Sukunya Sudah menjadi sunnah Allah sejak diturunkannya Adam Ke bumi bahawa dari masa ke semasa jika hamba-hamba-Nya sudah berada dlm kehidupan yg sesat sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran agama yg dibawa oleh Nabi-nabi-Nya diutuslah seorg Nabi atau Rasul yg bertugas utk menyegarkan kembali ajaran-ajaran nabi-nabi yg sebelumnya mengembalikan masyarakat yg sudah tersesat ke jalanlurus dan benar dan mencuci bersih jiwa manusiadari segala tahayul dan syirik menggantinya dan mengisinya dgn iman tauhid dan aqidah yg sesuia dgn fitrah. Demikianlah maka kpd suku Aad yg telah dimabukkan oleh kesejahteraan hidup dan kenikmatan duniawi sehingga tidak mengenalkan Tuhannya yg mengurniakan itu semua. Di utuskan kpd mereka Nabi Hud seorg drp suku mereka sendiri dr keluarga yg terpandang dan berpengaruh terkenal sejak kecilnya dgn kelakuan yg baik budi pekerti yg luhur dan sgt bijaksana dlm pergaulan dgn kawankawannya. Nabi Hud memulai dakwahnya dgn menarik perhatian kaumnya suku Aad kpd tanda-tanda wujudnya Allah yg berupa alam sekeliling mereka dan bahawa Allahlah yg mencipta mereka semua dan mengurniakan mereka dgn segala kenikmatan hidup yg berupa tanah yg subur, air yg mengalir serta tubuh-tubuhan yg tegak dan kuat. Dialah yg seharusnya mereka sembah dan bukan patung-patung yg
9

mereka perbuat sendiri. Mereka sebagai manusia adalah makhluk Tuhan paling mulia yg tidak sepatutnya merendahkan diri sujud menyembah batu-batu yg sewaktunya dpt mereka hancurkan sendiri dan memusnahkannya dari pandangan. Di terangkan oleh Nabi Hud bahaw adia adalah pesuruh Allah yg diberi tugas utk membawa mereka ke jln yg benar beriman kpd Allah yg menciptakan mereka menghidup dan mematikan mereka memberi rezeki atau mencabutnya drp mereka. Ia tidak mengharapkan upah dan menuntut balas jasa atas usahanya memimpin dan menuntut mereka ke jln yg benar. Ia hanya menjlnkan perintah Allah dan memperingatkan mereka bahawa jika mrk tetap menutup telinga dan mata mrk menghadapi ajakan dan dakwahnya mereka akan ditimpa azab dan dibinasakan oleh Allah sebagaimana terjadinya atas kaum Nuh yg mati binasa tenggelam dlm air bah akibat kecongkakan dan kesombongan mereka menolak ajaran dan dakwah Nabi Nuh seraya bertahan pada pendirian dan kepercayaan mereka kpd berhala dan patung-patung yg mereka sembah dan puja itu. Bagi kaum Aad seruan dan dakwah Nabi Hud itu merupakan barang yg tidak pernah mrk dengar ataupun menduga. Mereka melihat bahawa ajaran yg dibawa oleh Nabi Hud itu akan mengubah sama sekali cara hidup mereka dan membongkar peraturan dan adat istiadat yg telah mereka kenal dan warisi dr nenek moyang mereka. Mereka tercengang dan merasa hairan bahawa seorg dr suku mereka sendiri telah berani berusaha merombak tatacara hidup mereka dan menggantikan agama dan kepercayaan mereka dgn sesuatu yg baru yg mereka tidak kenal dan tidak dpt dimengertikan dan diterima oleh akal fikiran mereka. Dgn serta-merta ditolaklah oleh mereka dakwah Nabi Hud itu dgn berbagai alasan dan tuduhan kosong terhadap diri beliau serta ejekan-ejekan dan hinaan yg diterimanya dgn kepala dingin dan penuh kesabaran. Berkatalah kaum Aad kpd Nabi Hud:"Wahai Hud! Ajaran dan agama apakah yg engkau hendak anjurkan kpd kami? Engkau ingin agar kami meninggalkan persembahan kami kpd tuhan-tuhan kami yg berkuasa ini dan menyembah tuhan mu yg tidak dpt kami jangkau dgn pancaindera kami dan tuhan yg menurut kata kamu tidak bersekutu. Cara persembahan yg kami lakukan ini ialah yg telah kami warisi dr nenek moyang kami dan tidak sesekali kami tidak akan meninggalkannya bahkan sebaliknya engkaulah yg seharusnya kembali kpd aturan nenek moyangmu dan jgn mencederai kepercayaan dan agama mereka dgn memebawa suatu agama baru yg tidak kenal oleh mereka dan tentu tidak akan direstuinya." Wahai kaumku! jawab Nabi Hud,Sesungguhnya Tuhan yg aku serukan ini kpd kamu utk menyembahNya walaupun kamu tidak dpt menjangkau-Nya dgn pancainderamu namun kamu dpt melihat dam merasakan wujudnya dlm diri kamu sendiri sebagai ciptaannya dan dlm alam semesta yg mengelilingimu beberapa langit dgn matahari bulan dan bintang-bintangnya bumi dgn gunungganangnya sungai tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yg kesemuanya dpt bermanfaat bagi kamu sebagai manusia. Dan menjadi kamu dpt menikmati kehidupan yg sejahtera dan bahagia. Tuhan itulah yg harus kamu sembah dan menundukkan kepala kamu kpd-Nya.Tuhan Yang Maha Esa tiada bersekutu tidak beranak dan diperanakan yg walaupun kamu tidak dpt menjangkau-Nya dgn pancainderamu, Dia dekat drp kamu mengetahui segala gerak-geri dan tingkah lakumu mengetahui isi hati mu denyut jantungmu dan jln fikiranmu. Tuhan itulah yg harus disembah oleh manusia dgn kepercayaan penuh kpd Keesaan-Nya dan kekuasaan-Nya dan bukan patung-patung yg kamu perbuat pahat dan ukir dgn tangan kamu sendiri kemudian kamu sembah sebagai tuhan padahal ia suatu barang yg pasif tidak dapat berbuat sesuatu yg menguntungkan atau merugikan kamu. Alangkah bodohnya dan dangkalnya fikiranmu jika kamu tetap mempertahankan agamamu yg sesat itu dan menolak ajaran dan agama yg telah diwahyukan kpdku oleh Allah Tuhan Yang Maha Esa itu."</I

10

Wahai Hud! jawab kaumnya,"Gerangan apakah yg menjadikan engkau berpandangan dan berfikiran lain drp yg sudah menjadi pegangan hidup kami sejak dahulu kala dan menjadikan engkau meninggalkan agama nenek moyangmu sendiri bahkan sehingga engkau menghina dan merendahkan martabat tuhan-tuhan kami dan memperbodohkan kami dan menganggap kami berakal sempit dan berfikiran dangkal? Engkau mengaku bhw engkau terpilih menjadi rasul pesuruh oleh Tuhanmu utk membawa agama dan kepercayaan baru kpd kami dan mengajak kami keluar dr jln yg sesat menurut pengakuanmu ke jln yg benar dan lurus. Kami merasa hairan dan tidak dpt menerima oleh akal kami sendiri bhw engkau telah dipilih menjadi pesuruh Tuhan. Apakah kelebihan kamu di atas seseorg drp kami , engkau tidak lebih tidak kurang adalah seorg manusia biasa seperti kami hidup makan minum dan tidur tiada bezanya dgn kami, mengapa engkau yg dipilih oleh Tuhanmu? Sungguh engkau menurut anggapan kami seorg pendusta besar atau mungkin engkau berfikiran tidak sihat terkena kutukan tuhantuhan kami yg selalu engkau eje hina dan cemuhkan." Wahai kaumku! jawab Nabi Hud, "aku bukanlah seorg pendusta dan fikiran ku tetap waras dan sihat tidak krg sesuatu pun dan ketahuilah bhw patung-patungmu yg kamu pertuhankan itu tidak dpt mendatangkan sesuatu gangguan atau penyakit bagi bandaku atau fikiranku. Kamu kenal aku, sejak lama aku hidup di tengah-tengah kamu bahawa aku tidak pernah berdusta dan bercakap bohong dan sepanjang pergaulanku dgn kamu tidak pernah terlihat pd diriku tanda-tanda ketidak wajaran perlakuanku atau tanda-tanda yg meragukan kewarasan fikiranku dan kesempurnaan akalku. Aku adalah benar pesuruh Allah yg diberi amanat utk menyampaikan wahyu-Nya kpd hamba-hamba-Nya yg sudah tersesat kemasukan pengaruh ajaran Iblis dan sudah jauh menyimpang dr jln yg benar yg diajar oleh nabi-nabi yg terdahulu krn Allah tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya terlalu lama terlantar dlm kesesatan dan hidup dlm kegelapan tanpa diutuskan seorg rasul yg menuntun mereka ke jln yg benar dan penghidupan yg diredhai-Nya. Maka percayalah kamu kpd ku gunakanlah akal fikiran kamu berimanlah dan bersujudlah kpd Allah Tuhan seru sekalian alam Tuhan yg menciptakan kamu menciptakan langit dan bumi menurunkan hujan bagi menyuburkan tanah ladangmu, menumbuhkan tumbuh0tumbuhan bagi meneruskan hidupmu. Bersembahlah kpd-Nya dan mohonlah ampun atas segala perbuatan salah dan tindakan sesatmu, agar Dia menambah rezekimu dan kemakmuran hidupmu dan terhindarlah kamu dari azab dunia sebagaimana yg telah dialami oleh kaum Nuh dan kelak azab di akhirat. Ketahiulah bahawa kamu akan dibangkitkan kembali kelak dari kubur kamu dan dimintai bertanggungjawab atas segala perbuatan kamu di dunia ini dan diberi ganjaran sesuai dgn amalanmu yg baik dan soleh mendpt ganjaran baik dan yg hina dan buruk akan diganjarkan dgn api neraka. Aku hanya menyampaikannya risalah Allah kpd kamu dan dgn ini telah memperingati kamu akan akibat yg akan menimpa kpd dirimu jika kamu tetap mengingkari kebenaran dakwahku." Kaum Aad menjawab: " Kami bertambah yakin dan tidak ragu lagi bahawa engkau telah mendpt kutukan tuhan-tuhan kami sehingga menyebabkan fikiran kamu kacau dan akalmu berubah menjadi sinting. Engkau telah mengucapkan kata-kata yg tidak masuk akal bhw jika kami mengikuti agamamu, akan bertambah rezeki dan kemakmuran hidup kami dan bahawa kami akan dibangkitkan kembali dr kubur kami dan menerima segala ganjaran atas segala amalan kami.Adakah mungkin kami akan dibangkitkan kembali dr kubur kami setelah kami mati dan menjadi tulang-belulang. Dan apakah azab dan seksaan yg engkau selalu menakut-nakuti kami dan mengancamkannya kpd kami? Semua ini kami anggap kosong dan ancaman kosong belaka. Ketahuilah bhw kami tidak akan menyerah kpdmu dan mengikuti ajaranmu krn bayangan azab dan seksa yg engkau bayang-bayangkannya kpd kami bahkan kami menentang kpdmu datangkanlah apa yg engkau janjikan dan ancamkan itu jika engkau betul-betul benar dlm kata-katamu dan bukan seorg pendusta." Baiklah! jawab Nabi Hud," Jika kamu meragukan kebenaran kata-kataku dan tetap berkeras kepala tidak menghiraukan dakwahku dan meninggalkan persembahanmu kpd berhala-berhala itu maka tunggulah saat tibanya pembalasan Tuhan di mana kamu tidak akan dpt melepaskan diri dr bencananya.
10

Allah menjadi saksiku bhw aku telah menyampaikan risalah-Nya dgn sepenuh tenagaku kpd mu dan akan tetap berusaha sepanjang hayat kandung bandaku memberi penerangan dan tuntunan kpd jln yg baik yg telah digariskan oleh Allah bagi hamba-hamba-Nya." Pembalasan Allah Atas Kaum Aad Pembalasan Tuhan terhadap kaum Aad yg kafir dan tetap membangkang itu diturunkan dlm dua perinkat.Tahap pertama berupa kekeringan yg melanda ladang-ladang dan kebun-kebun mrk, sehingga menimbulkan kecemasan dan kegelisahan, kalau-kalau mereka tidak memperolehi hasil dari ladangladang dan kebun-kebunnya seperti biasanya.Dlm keadaan demikian Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka bahawa kekeringan itu adalah suatu permulaan seksaan dr Allah yg dijanjikan dan bhw Allah masih lagi memberi kesempatan kpd mereka utk sedar akan kesesatan dan kekafiran mrk dan kembali beriman kpd Allah dgn meninggalkan persembahan mrk yg bathil kemudian bertaubat dan memohon ampun kpd Allah agar segera hujan turun kembali dgn lebatnya dan terhindar mrk dari bahaya kelaparan yg mengancam. Akan tetapi mereka tetap belum mahu percaya dan menganggap janji Nabi Hud itu adalah janji kosong belaka. Mereka bahkan pergi menghadap berhala-berhala mereka memohon perlindungan ari musibah yg mereka hadapi. Tentangan mrk terhadap janji Allah yg diwahyukan kpd Nabi Hud segera mendapat jawapan dgn dtgnya pembalasan tahap kedua yg dimulai dgn terlihatnya gumpalan awan dan mega hitam yg tebal di atas mereka yg disambutnya dgn sorak-sorai gembira, krn dikiranya bhw hujan akan segera turun membasahi ladang-ladang dan menyirami kebun-kebun mereka yg sedang mengalami kekeringan. Melihat sikap kaum Aad yg sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud dgn nada mengejek: "Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awam rahmat bagi kamu tetapi mega yg akan membawa kehancuran kamu sebagai pembalasan Allah yg telah ku janjikan dan kamu ternanti-nanti utk membuktikan kebenaran kata-kataku yg selalu kamu sangkal dan kamu dusta. Sejurus kemudian menjadi kenyataanlah apa yg diramalkan oleh Nabi Hud itu bahawa bukan hujan yg turun dari awan yg tebal itu tetapi angin taufan yg dahsyat dan kencang disertai bunyi gemuruh yg mencemaskan yg telah merosakkan bangunan-bangunan rumah dari dasarnya membawa berterbangan semua perabot-perabot dan milik harta benda dan melempar jauh binatang-binatang ternak. Keadaan kaum Aad menjadi panik mereka berlari kesana sini hilir mudik mencari perlindungan .Suami tidak tahu di mana isterinya berada dan ibu juga kehilangan anaknya sedang rumah-rumah menjadi sama rata dgn tanah. Bencana angin taufan itu berlangsung selama lapan hari tujuh malam sehingga sempat menyampuh bersih kaum Aad yg congkak itu dan menamatkan riwayatnya dalam keadaan yg menyedihkan itu utk menjadi pengajaran dan ibrah bagi umat-umat yg akan datang. Adapun Nabi Hud dan para sahabatnya yg beriman telah mendapat perlindungan Allah dari bencana yg menimpa kaumnya yg kacau bilau dan tenang seraya melihat keadaan kaumnya yg kacau bilau mendengar gemuruhnya angin dan bunyi pohon-pohon dan bangunan-bangunan yg berjatuhan serta teriakan dan tangisan org yg meminta tolong dan mohon perlindungan. Setelah keadaan cuaca kembali tenang dan tanah " Al-Ahqaf " sudah menjadi sunyi senyap dari kaum Aad pergilah Nabi Hud meninggalkan tempatnya berhijrah ke Hadramaut, di mana ia tinggal menghabiskan sisa hidupnya sampai ia wafat dan dimakamkan di sana dimana hingga sekarang makamnya yg terletak di atas sebuah bukit di suatu tempat lebih kurang 50 km dari kota Siwun dikunjungi para penziarah yg datang beramai-ramai dari sekitar daerah itu, terutamanya dan bulan Syaaban pada setiap tahun. Kisah Nabi Hud Dalam Al-Quran

11

Kisah Nabi Hud diceritakan oleh 68 ayat dalam 10 surah di antaranya surah Hud, ayat 50 hingga 60 , surah " Al-Mukminun " ayat 31 sehingga ayat 41 , surah " Al-Ahqaaf " ayat 21 sehingga ayat 26 dan surah " Al-Haaqqah " ayat 6 ,7 dan 8. Pengajaran Dari Kisah Nabi Hud A.S. Nabi Hud telah memberi contoh dan sistem yg baik yg patut ditiru dan diikuti oleh juru dakwah dan ahli penerangan agama.Beliau menghadapi kaumnya yg sombong dan keras kepala itu dgn penuh kesabaran, ketabahan dan kelapangan dada. Ia tidak sesekali membalas ejekan dan kata-kata kasar mereka dgn serupa tetapi menolaknya dgn kata-kata yg halus yg menunjukkan bahawa beliau dapat menguasai emosinya dan tidak sampai kehilangan akal atau kesabaran. Nabi Hud tidak marah dan tidak gusar ketika kaumnya mengejek dgn menuduhnya telah menjadi gila dan sinting. Ia dgn lemah lembut menolak tuduhan dan ejekan itu dgn hanya mengata:"Aku tidak gila dan bahawa tuhan-tuhanmu yg kamu sembah tidak dapat menggangguku atau mengganggu fikiranku sedikit pun tetapi aku ini adalah rasul pesuruh Allah kpdmu dan betul-betul aku adalah seorg penasihat yg jujur bagimu menghendaki kebaikanmu dan kesejahteraan hidupmu dan agar kamu terhindar dan selamat dari azab dan seksaan Allah di dunia mahupun di akhirat." Dalam berdialog dgn kaumnya.Nabi Hud selalu berusaha mengetok hati nurani mereka dan mengajak mereka berfikir secara rasional, menggunakan akal dan fikiran yg sihat dgn memberikan bukti-bukti yg dapat diterima oleh akal mereka tentang kebenaran dakwahnya dan kesesatan jln mereka namun hidayah iu adalah dari Allah, Dia akan memberinya kpd siapa yg Dia kehendakinya.

KISAH NABI SALEH A.S. Tsamud adalah nama suatu suku yg oleh sementara ahli sejarah dimasukkan bahagian dari bangsa Arab dan ada pula yg menggolongkan mereka ke dlm bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama " Alhijir " terletak antara Hijaz dan Syam yg dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai suku Aad yg telah habis binasa disapu angin taufan yg di kirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud A.S. Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yg dahulu dimiliki dan dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud.Tanah-tanah yg subur yg memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan lemak yg berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah-indah, bangunan rumah-rumah yg didirikan di atas tanah yg datar dan dipahatnya dr gunung.Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram ,sejahtera dan bahgia, merasa aman dari segala gangguan alamiah dan bahawa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan mereka. Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan Mereka adalah berhala-berhala yg mereka sembah dan puja, kpdnya mrk berqurban, tempat mrk minta perlindungan dr segala bala dan musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan.Mrk tidak dpt melihat atau memikirkan lebih jauh dan apa yg dpt mrk jangkau dgn pancaindera. Nabi Saleh Berdakwah Kepada Kaum Tsamud Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan hamba-hamba_Nya berada dlm kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya nabi pesuruh disisi-Nya utk memberi penerangan dan memimpin mrk keluar dr jln yg sesat ke jln yg benar. Demikian pula Allah tidak akan menurunkan azab dan seksaan kpd suatu umat sebelum mrk diperingatkan dan diberi petunjukkan oleh-Nya dgn perantara seorg yg dipilih utk menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunnatullah ini berlaku pula kpd kaum Tsamud, yg kpd mrk telah diutuskan Nabi Saleh seorg yg telah dipilih-Nya dari suku mrk sendiri, dr keluarga yg terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik pandai, rendah hati dan ramah-tamah dlm pergaulan. Dikenalkan mrk oleh Nabi Saleh kpd Tuhan yg sepatut mrk sembah, Tuhan Allah Yang Maha Esa, yg telah mencipta mrk, menciptakan alam sekitar mrk, menciptakan tanah-tanah yg subur yg menghasilkan bhn-bhn keperluan hidup mrk, mencipta binatang-binatang yg memberi manfaat dan berguna bagi mrk dan dgn demikian memberi kpd mrk kenikmatan dan kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan batin.Tuhan Yang Esa itulah yg harus mrk sembah dan bukan patung-patung yg mrk pahat sendiri dr batu-batu gunung yg tidak berkuasa memberi sesuatu kpd mrk atau melindungi mrk dr ketakutan dan bahaya. Nabi Saleh memperingatkan mrk bhw ia adlah seorg drp mrk, terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mrk adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku dgn mrk.Ia mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mrk dan sesekali tidak akan menjerumuskan mrk ke dlm hal-hal yg akan membawa kerugian, kesengsaraan dan kebinasaan bagi mrk. Ia menerangkan kpd mrk bhw ianya adalah pesuruh dan utusan Allah, dan apa yg diajarkan dan didakwahkan kpd mrk adalah amanat Allah yg harus dia sampaikan kpd mrk utk kebaikan mrk semasa hidup mrk dan sesudah mrk mati di akhirat kelak. Ia mengharapkan kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan sungguh-sungguh apa yg ia serukan dan anjurkan dan agar mrk segera meninggalkan persembahan kpd berhala-berhala itu dan percaya beriman kpd Allah Yang Maha Esa seraya bertaubat dan mohon ampun kepada-Nya atas dosa dan perbuatan syirik yg selama ini telah mrk lakukan.Allah maha dekat kpd mrk mendengarkan doa mrk dan memberi ampun kpd yg salah bila dimintanya.

11

12

Terperanjatlah kaum Saleh mendengar seruan dan dakwahnya yg bagi mrk merupakan hal yang baru yg tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mrk sendiri.Maka serentak ditolaklah ajakan Nabi Saleh itu seraya berkata mereka kepadanya:"Wahai Saleh! Kami mengenalmu seorg yg pandai, tangkas dan cerdas, fikiranmu tajam dan pendapat serta semua pertimbangan mu selalu tepat. Pada dirimu kami melihat tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yg terpuji. Kami mengharapkan dari engkau sebetulnya utk memimpinkami menyelesaikan hal-hal yg rumit yg kami hadapi, memberi petunjuk dlm soal-soal yg gelap bagi kami dan menjadi ikutan dan kepercayaan kami di kala kami menghadapi krisis dan kesusahan.Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan kami kpdmu tergelincir hari ini dgn tingkah lakumu dan tindak tandukmu yg menyalahi adat-istiadat dan tatacara hidup kami. Apakah yg engkau serukan kpd kami? Enkau menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami dan nenek moyang kami, persembahan dan agama yg telah menjadi darah daging kami menjadi sebahagian hidup kami sejak kami dilahirkan dan tetap menjadi pegangan utk selama-lamanya.Kami sesekali tidak akan meninggalkannya krn seruanmu dan kami tidak akan mengikutimu yg sesat itu. Kami tidak mempercayai cakap-cakap kosongmu bahkan meragukan kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai nenek moyang kami dgn meninggalkan persembahan mrk dan mengikuti jejakmu." Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti ajakannya beriman kpd Allah yg telah mengurniai mrk rezeki yg luas dan penghidupan yg sejahtera. Diceritakan kpd mrk kisah kaum-kaum yg mendapat seksa dan azab dari Allah krn menentang rasul-Nya dan mendustakan risalah-Nya. Hal yg serupa itu dpt terjadi di atas mrk jika mrk tidak mahu menerima dakwahnya dan mendengar nasihatnya, yg diberikannya secara ikhlas dan jujur sebagai seorg anggota dr keluarga besar mrk dan yg tidak mengharapkan atau menuntut upah drp mrk atas usahanya itu. Ia hanya menyampaikan amanat Allah yg ditugaskan kpdnya dan Allahlah yg akan memberinya upah dan ganjaran utk usahanya memberi pimpinan dan tuntutan kpd mrk. Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yg kebanyakkannya terdiri dr org-org yg kedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh dan beriman kpdnya sedangkan sebahagian yg terbesar terutamanya mrk yg tergolong org-org kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri menolak ajakan Nabi Saleh dan mengingkari kenabiannya dan berkata kpdnya:" Wahai Saleh! Kami kira bhw engkau telah kerasukan syaitan dan terkena sihir.Engkau telah menjadi sinting dan menderita sakit gila. Akalmu sudah berubah dan fikiranmu sudah kacau sehingga engkau dgn tidak sedar telah mengeluarkan kata-kata ucapan yg tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri tidak memahaminya. Engkau mengaku bhw engkau telah diutuskan oleh Tuhanmu sebagai nabi dan rasul-Nya. Apakah kelebihanmu drp kami semua sehingga engkau dipilih menjadi rasul, padahal ada org-org di antara kami yg lebih patut dan lebih cekap utk menjadi nabi atau rasul drp engkau. Tujuanmu dgn bercakap kosong dan kata-katamu hanyalah utk mengejar kedudukan dan ingin diangkat menjadi kepala dan pemimpin bagi kaummu.Jika engkau merasa bhw engkau sihat badan dan sihat fikiran dan mengaku bhw engkau tidak mempunyai arah dan tujuan yg terselubung dalam dakwahmu itu maka hentikanlah usahamu menyiarkan agama barumu dgn mencerca persembahan kami dan nenek moyangmu sendiri.Kami tidak akan mengikuti jalanmu dan meninggalkan jalan yg telah ditempuh oleh org-org tua kami lebih dahulu. Nabi Saleh menjawab: " Aku telah berulang-ulang mengatakan kpdmu bhw aku tidak mengharapkan sesuatu apapun drpmu sebagai imbalan atas usahaku memberi tuntunandan penerangan kpd kamu. Aku tidak mengharapkan upah atau mendambakan pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yg aku lakukan semata-mata atas perintah Allah dan drp-Nya kelak aku harapkan balasan dan ganjaran utk itu. Dan bagaimana aku dapat mengikutimu dan menterlantarkan tugas dan amanat Tuhan kpdku, padahal aku talah memperoleh bukti-bukti yg nyata atas kebenaran dakwahku.Jgnlah sesekali kamu harapkan bahawa aku akan melanggar perintah Tuhanku dan melalaikan kewajibanku kpd-Nya hanya semata12

mata utk melanjutkan persembahan nenek moyang kami yg bathil itu. Siapakah yg akan melindungiku dari murka dan azab Tuhan jika aku berbuat demikian? Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan membinasakan aku dgn seruanmu itu." Setelah gagal dan berhasil menghentikan usaha dakwah Nabi Saleh dan dilihatnya ia bahkan makin giat menarik org-org mengikutinya dan berpihak kpdnya para pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus dakwahnya yg makin lama makin mendpt perhatian terutama dr kalangan bawahan menengah dlm masyarakat. Mrk menentang Nabi Saleh dan utk membuktikan kebenaran kenabiannya dgn suatu bukti mukjizat dlm bentuk benda atau kejadian luar biasa yg berada di luar kekuasaan manusia. Allah Memberi Mukjizat Kpd Nabi Saleh A.S. Nabi Saleh sedar bahawa tentangan kaumnya yg menuntut bukti drpnya berupa mukjizat itu adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis kewibawaannya di mata kaumnya terutama para pengikutnya bila ia gagal memenuhi tentangan dan tuntutan mrk. Nabi Saleh membalas tentangan mrk dgn menuntut janji dgn mrk bila ia berhasil mendatangkan mukjizat yg mrk minta bhw mrk akan meninggalkan agama dan persembahan mrk dan akan mengikuti Nabi Saleh dan beriman kpdnya. Sesuai dgn permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud berdoalah Nabi Saleh memohon kpd Allah agar memberinya suatu mukjizat utk membuktikan kebenaran risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yg masih berkeras kepala itu. Ia memohon dr Allah dgn kekuasaan-Nya menciptakan seekor unta betina dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yg terdpt di sisi sebuah bukit yg mereka tunjuk. Maka sejurus kemudian dgn izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta terbelahlah batu karang yg ditunjuk itu dan keluar dari perutnya seekor unta betina. Dgn menunjuk kpd binatang yg baru keluar dr perut batu besar itu berkatalah Nabi Saleh kpd mrk:" Inilah dia unta Allah, janganlah kamu ganggu dan biarkanlah ia mencari makanannya sendiri di atas bumi Allah ia mempunyai giliran utk mendptkan air minum dan kamu mempunyai giliran utk mendptkan minum bagimu dan bagi ternakanmu juga dan ketahuilah bhw Allah akan menurunkan azab-Nya bila kamu sampai mengganggu binatang ini." Kemudian berkeliaranlah unta di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendpt gangguan. Dan ketika giliran minumnya tiba pergilah unta itu ke sebuah perigi yyg diberi nama perigi unta dan minumlah sepuas hatinya. Dan pada hari-hari giliran unta Nabi Saleh itu datang minum tiada seekor binatang lain berani menghampirinya, hal mana menimbulkan rasa tidak senang pada pemilikpemilik binatang itu yg makin hari makin merasakan bhw adanya unta Nabi Saleh di tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan laksana duri yg melintang di dlm kerongkong. Dgn berhasilnya Nabi Saleh mendtgkan mukjizat yg mrk tuntut gagallah para pemuka kaum Tsamud dlm usahanya utk menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan pegaruh Nabi Saleh bahkan sebaliknya telah menambah tebal kepercayaan para pengikutnya dan menghilang banyak keraguan dr kaumnya. Maka dihasutlah oleh mrk pemilik-pemilik ternakan yg merasa jengkel dan tidak senang dgn adanya unta Nabi Saleh yg merajalela di ladang dan kebun-kebun mrk serta ditakuti oleh binatang-binatang peliharaannya. Unta Nabi Saleh Dibunuh

13

Persekongkolan diadakan oleh org-org dr kaum Tsamud utk mengatur rancangan pembunuhan unta Nabi Saleh. Dan selagi org masih dibayangi oleh rasa takut dr azab yg diancam oleh Nabi Saleh bila untanya diganggu di samping adanya dorongan keinginan yg kuat utk melenyapkan binatang itu dari atas bumi mrk, muncullah tiba-tiba seorg janda bangsawan yg kaya raya menawarkan akan menyerah dirinya kpd siapa yg dpt membunuh unta Saleh. Di samping janda itu ada seorg wanita lain yg mempunyai beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan salah seorg dr puteriputerinya kpd org yg berhasil membunuh unta itu. Dua macam hadiah yyg menggiurkan dr kedua wanita itu di samping hasutan para pemuka Tsamud mengundang dua org lelaki bernama Mushadda' bin Muharrij dan Gudar bin Salif berkemas-kemas akan melakukan pembunuhan bagi meraih hadiah yg dijanjikan di samping sanjungan dan pujian yg akan diterimanya dari para kafir suku Tsamud bila unta Nabi Saleh telah mati dibunuh. Dgn bantuan tujuh org lelaki lagi bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat di mana biasanya di lalui oleh unta dlm perjalanannya ke perigi tempat ianya minum. Dan begitu unta-unta yg tidak berdosa itu lalu segeralah dipanah betisnya oleh Musadda' yg disusul oleh Gudar dgn menikamkan pedangnya di perutnya. Dgn perasaan megah dan bangga pergilah para pembunuh unta itu ke ibu kota menyampaikan berita matinya unta Nabi Saleh yg mendpt sambutan sorak-sorai dan teriakan gembira dari pihak musyrikin seakan-akan mrk kembali dari medan perang dgn membawa kemenangan yg gilang gemilang. Berkata mrk kpd Nabi Saleh:" Wahai Saleh! Untamu telah amti dibunuh, cubalah datangkan akan apa yg engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk orgorg yg terlalu benar dlm kata-katanya." Nabi Saleh menjawab:" Aku telah peringatkan kamu, bhw Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dgn terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yg Allah talah janjikan dan telah aku sampaikan kpd kamu.Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat tentanganmu kpd-Nya.Janji Allah tidak akan meleset .Kamu boleh bersuka ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yg setimpal pada hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan taqdir-Nya yg tidak dpt ditunda atau dihalang." Ada kemungkinan menurut sementara ahli tafsir bhw Allah melalui rasul-Nya Nabi Saleh memberi waktu tiga hari itu utk memberi kesempatan, kalau-kalau mrk sedar akan dosanya dan bertaubat minta ampun serta beriman kpd Nabi Saleh kpd risalahnya. Akan tetapi dlm kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan ejekan kpd Nabi Saleh yg ditentangnya utk mempercepat datangnya azab itu dan tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi. Turunnya Azab Allah Yang Dijanjikan Nabi Saleh memberitahu kaumnya bhw azab Allah yg akan menimpa di atas mrk akan didahului dgn tanda-tanda, iaitu pada hari pertama bila mrk terbangun dr tidurnya akan menemui wajah mrk menjadi kuning dan berubah menjadi merah pada hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah azab Allah yg pedih. Mendebgar ancaman azab yg diberitahukan oleh Nabi Saleh kpd kaumnya kelompok sembilan org ialah kelompok pembunuh unta merancang pembunuhan atas diri Nabu Saleh mendahului tibanya azab yg diancamkan itu.Mrk mengadakan pertemuan rahsia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu malam, di saat org masih tidur nyenyak utk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Saleh, jika diketahui identiti mrk sebagai pembunuhnya. Rancangan mrk ini dirahsiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapa pun kecuali kesembilan org itu sendiri.
13

Ketika mrk datang ke tempat Nabi Saleh bagi melaksanakan rancangan jahatnya di malam yg gelapgulita dan sunyi-senyap berjatuhanlah di atas kepala mereka batu-batu besar yg tidak diketahui dari arah mana datangnya dan yg seketika merebahkan mrk di atas tanah dlm keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah Allah telah melindingi rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yg kafir. Satu hari sebelum hari turunnya azab yg telah ditentukan itu, dgn izin Allah berangkatlah Nabi Saleh bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di Palestin, meninggalkan Hijir dan penghuninya, kaum Tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yg dahsyat beriringan dgn gempa bumi yg mengerikan. Kisah Nabi Saleh Dalam Al-Quran Kisah Nabi Saleh diceritakan oleh 72 ayat dalam 11 surah di antaranya surah Al-A'raaf, ayat 73 hingga 79 , surah " Hud " ayat 61 sehingga ayat 68 dan surah " Al-Qamar " ayat 23 sehingga ayat 32. Pengajaran Dari Kisah Nabi Saleh A.S. Pengajaran yg menonjol yg dpt dipetik dr kisah Nabi Saleh ini ialah bhw dosa dan perbuatan mungkar yg dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat dpt berakibat negatif yg membinasakan masyarakat itu seluruhnya. Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur dan bahkan tersapu bersih dr atas bumi krn dosa dan pelanggaran perintah Allah yg dilakukan oleh beberapa gelintir org pembunuh unta Nabi Saleh A.S. Di sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf nahi mungkar. Krn dgn melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yg menjadi fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yg terjadi di dlm masyarakat dan lindungan kita ,kita telah membebaskan diri dari dosa menyetujui atau merestui perbuatan mungkar itu Bersikap pasif acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yg berlaku di depan mata dapat diertikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadap perbuatan mungkar itu.

14

KISAH NABI IBRAHIM A.S. Nabi Ibrahim adalah putera Aaazar {Tarih} bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh A.S.Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama "Faddam A'ram" dlm kerajaan "Babylon" yg pd waktu itu diperintah oleh seorg raja bernama "Namrud bin Kan'aan." Kerajaan Babylon pd masa itu termasuk kerajaan yg makmur rakyat hidup senang, sejahtera dlm keadaan serba cukup sandang mahupun pandangan serta saranan-saranan yg menjadi keperluan pertumbuhan jasmani mrk.Akan tetapi tingkatan hidup rohani mrk masih berada di tingkat jahiliyah. Mrk tidak mengenal Tuhan Pencipta mrk yg telah mengurniakan mrk dgn segala kenikmatan dan kebahagiaan duniawi. Persembahan mrk adalah patung-patung yg mrk pahat sendiri dari batu-batu atau terbuat dr lumpur dan tanah. Raja mereka Namrud bin Kan'aan menjlnkan tampuk pemerintahnya dgn tangan besi dan kekuasaan mutlak.Semua kehendaknya harus terlaksana dan segala perintahnya merupakan undang-undang yg tidak dpt dilanggar atau di tawar. Kekuasaan yg besar yg berada di tangannya itu dan kemewahan hidup yg berlebuh-lebihanyg ia nikmati lama-kelamaan menjadikan ia tidak puas dgn kedudukannya sebagai raja. Ia merasakan dirinya patut disembah oleh rakyatnya sebagai tuhan. Ia berfikir jika rakyatnya mahu dan rela menyembah patung-patung yg terbina dr batu yg tidal dpt memberi manfaat dan mendtgkan kebahagiaan bagi mrk, mengapa bukan dialah yg disembah sebagai tuhan.Dia yg dpt berbicara, dapat mendengar, dpt berfikir, dpt memimpin mrk, membawa kemakmuran bagi mrk dan melepaskan dari kesengsaraan dan kesusahan. Dia yg dpt mengubah org miskin menjadi kaya dan org yg hina-dina diangkatnya menjadi org mulia. di samping itu semuanya, ia adalah raja yg berkuasa dan memiliki negara yg besar dan luas. Di tengah-tengah masyarakat yg sedemikian buruknya lahir dan dibesarkanlah Nabi Ibrahim dr seorg ayah yg bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung. Ia sebagai calun Rasul dan pesuruh Allah yg akan membawa pelita kebenaran kpd kaumnya,jauh-jauh telah diilhami akal sihat dan fikiran tajam serta kesedaran bhw apa yg telah diperbuat oleh kaumnya termasuk ayahnya sendiri adalah perbuat yg sesat yg menandakan kebodohan dan kecetekan fikiran dan bhw persembahan kaumnya kpd patungpatung itu adalah perbuatan mungkar yg harus dibanteras dan diperangi agar mrk kembali kpd persembahan yg benar ialah persembahan kpd Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan pencipta alam semesta ini. Semasa remajanya Nabi Ibrahim sering disuruh ayahnya keliling kota menjajakan patung-patung buatannya namun krn iman dan tauhid yg telah diilhamkan oleh Tuhan kpdnya ia tidak bersemangat utk menjajakan brg-brg itu bahkan secara mengejek ia menawarkan patung-patung ayahnya kpd calun pembeli dgn kata-kata:" Siapakah yg akan membeli patung-patung yg tidak berguna ini? " Nabi Ibrahim Ingin Melihat Bagaimana Makhluk Yang Sudah Mati Dihidupkan Kembali Oleh Allah Nabi Ibrahim yg sudah berketetapan hati hendak memerangi syirik dan persembahan berhala yg berlaku dalam masyarakat kaumnya ingin lebih dahulu mempertebalkan iman dan keyakinannya, menenteramkan hatinya serta membersihkannya dari keragu-raguan yg mungkin esekali mangganggu fikirannya dgn memohon kpd Allah agar diperlihatkan kpdnya bagaimana Dia menghidupkan kembali makhlukmakhluk yg sudah mati.Berserulah ia kpd Allah: " Ya Tuhanku! Tunjukkanlah kpdku bagaimana engkau menghidupkan makhluk-makhluk yg sudah mati."Allah menjawab seruannya dgn berfirman:Tidakkah engkau beriman dan percaya kpd kekuasaan-Ku? "Nabi Ibrahim menjawab:" Betul, wahai Tuhanku, aku telah beriman dan percaya kpd-Mu dan kpd kekuasaan-Mu, namun aku ingin
14

sekali melihat itu dgn mata kepala ku sendiri, agar aku mendapat ketenteraman dan ketenangan dan hatiku dan agar makin menjadi tebal dan kukuh keyakinanku kpd-Mu dan kpd kekuasaan-Mu." Allah memperkenankan permohonan Nabi Ibrahim lalu diperintahkanlah ia menangkap empat ekor burung lalu setelah memperhatikan dan meneliti bahagian tubuh-tubuh burung itu, memotongnya menjadi berkeping-keping mencampur-baurkan kemudian tubuh burung yg sudak hancur-luluh dan bercampur-baur itu diletakkan di atas puncak setiap bukit dari empat bukit yg letaknya berjauhan satu dari yg lain. Setelah dikerjakan apa yg telah diisyaratkan oleh Allah itu, diperintahnyalah Nabi Ibrahim memanggil burung-burung yg sudah terkoyak-koyak tubuhnya dan terpisah jauh tiap-tiap bahagian tubuh burung dari bahagian yg lain. Dgn.izin Allah dan kuasa-Nya datanglah berterbangan enpat ekor burung itu dlm keadaan utuh bernyawa seperti sedia kala begitu mendengar seruan dan panggilan Nabi Ibrahim kpdnya lalu hinggaplah empat burung yg hidup kembali itu di depannya, dilihat dgn mata kepalanya sendiri bagaimana Allah YAng Maha Berkuasa dpt menghidupkan kembali makhluk-Nya yg sudah mati sebagaimana Dia menciptakannya dari sesuatu yg tidak ada. Dan dgn demikian tercapailah apa yg diinginkan oleh Nabi Ibrahim utk mententeramkan hatinya dan menghilangkan kemungkinan ada keraguan di dlm iman dan keyakinannya, bhw kekuasaan dan kehendak Allah tidak ada sesuatu pun di langit atau di bumi yg dpt menghalangi atau menentangnya dan hanya kata "Kun" yg difirmankan OlehNya maka terjadilah akan apa yg dikenhendaki " Fayakun". Nabi Ibrahim Berdakwah Kepada Ayah Kandungnya Aazar, ayah Nabi Ibrahim tidak terkecuali sebagaimana kaumnya yg lain, bertuhan dan menyembah berhala bah ia adalah pedagang dr patung-patung yg dibuat dan dipahatnya sendiri dan drpnya org membeli patung-patung yg dijadikan persembahan. Nabi Ibrahim merasa bhw kewajiban pertama yg harus ia lakukan sebelum berdakwah kpd org lain ialah menyedarkan ayah kandungnya dulu org yg terdekat kpdnya bhw kepercayaan dan persembahannya kpd berhala-berhala itu adalah perbuatan yg sesat dan bodoh.Beliau merasakan bahawa kebaktian kpd ayahnya mewajibkannya memberi penerangan kpdnya agar melepaskan kepercayaan yg sesat itu dan mengikutinya beriman kpd Allah Yang Maha Kuasa. Dgn sikap yg sopan dan adab yg patut ditunjukkan oleh seorg anak terhadap org tuanya dan dgn katakata yg halus ia dtg kpd ayahnya menyampaikan bhw ia diutuskan oleh Allah sebagai nabi dan rasul dan bahawa ia telah diilhamkan dgn pengetahuan dan ilmu yg tidak dimiliki oleh ayahnya. Ia bertanya kpd ayahnya dgn lemah lembut gerangan apakah yg mendorongnya utk menyembah berhala seperti lain-lain kaumnya padahal ia mengetahui bhw berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun tidak dpt mendtgkan keuntungan bagi penyembahnya atau mencegah kerugian atau musibah. Diterangkan pula kpd ayahnya bhw penyembahan kpd berhala-berhala itu adalah semata-mata ajaran syaitan yg memang menjadi musuh kpd manusia sejak Adam diturunkan ke bumi lagi. Ia berseru kpd ayahnya agar merenungkan dan memikirkan nasihat dan ajakannya berpaling dari berhala-berhala dan kembali menyembah kpd Allah yg menciptakan manusia dan semua makhluk yg dihidupkan memberi mrk rezeki dan kenikmatan hidup serta menguasakan bumi dgn segala isinya kpd manusia. Aazar menjadi merah mukanya dan melotot matanya mendengar kata-kata seruan puteranya Nabi Ibrahim yyg ditanggapinya sebagai dosa dan hal yg kurang patut bhw puteranya telah berani mengecam dan menghina kepercayaan ayahnya bahkan mengajakkannya utk meninggalkan kepercayaan itu dan menganut kepercayaan dan agama yg ia bawa. Ia tidak menyembunyikan murka dan marahnya tetapi dinyatakannya dlm kata-kata yg kasar dan dlm maki hamun seakan-akan tidak ada hunbungan diantara

15

mereka. IA berkata kpd Nabi Ibrahim dgn nada gusar: " Hai Ibrahim! Berpalingkah engkau dari kepercayaan dan persembahanku ? Dan kepercayaan apakah yg engkau berikan kpdku yg menganjurkan agar aku mengikutinya? Janganlah engkau membangkitkan amarahku dan cuba mendurhakaiku.Jika engkau tidak menghentikan penyelewenganmu dr agama ayahmu tidak engkau hentikan usahamu mengecam dan memburuk-burukkan persembahanku, maka keluarlah engkau dari rumahku ini. Aku tidak sudi bercampur dgnmu didlm suatu rumah di bawah suatu atap. Pergilah engkau dari mukaku sebelum aku menimpamu dgn batu dan mencelakakan engkau." Nabi Ibrahim menerima kemarahan ayahnya, pengusirannya dan kata-kata kasarnya dgn sikap tenang, normal selaku anak terhadap ayah seray berkaat: " Oh ayahku! Semoga engkau selamat, aku akan tetap memohonkan ampun bagimu dari Allah dan akan tinggalkan kamu dgn persembahan selain kpd Allah. Mudah-mudahan aku tidak menjadi org yg celaka dan malang dgn doaku utkmu." Lalu keluarlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah ayahnya dlm keadaan sedih dan prihati krn tidak berhasil mengangkatkan ayahnya dr lembah syirik dan kufur. Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala-berhala Kegagalan Nabi Ibrahim dlm usahanya menyedarkan ayahnya yg tersesat itu sangat menusuk hatinya krn ia sebagai putera yg baik ingin sekali melihat ayahnya berada dlm jln yg benar terangkat dr lembah kesesatan dan syirik namun ia sedar bhw hidayah itu adalah di tangan Allah dan bagaimana pun ia ingin dgn sepenuh hatinya agar ayahnya mendpt hidayah ,bila belum dikehendaki oleh Allah maka sia-sialah keinginan dan usahanya. Penolakan ayahnya terhadap dakwahnya dgn cara yg kasar dan kejam itu tidak sedikit pun mempengaruhi ketetapan hatinya dan melemahkan semangatnya utk berjalan terus memberi penerangan kpd kaumnya utk menyapu bersih persembahan-persembahan yg bathil dan kepercayaan-kepercayaan yg bertentangan dgn tauhid dan iman kpd Allah dan Rasul-Nya Nabi Ibrahim tidak henti-henti dlm setiap kesempatan mengajak kaumnya berdialog dan bermujadalah tentang kepercayaan yg mrk anut dan ajaran yg ia bawa. Dan ternyata bhw bila mrk sudah tidak berdaya menilak dan menyanggah alasan-alasan dan dalil-dalil yg dikemukakan oleh Nabi Ibrahim tentang kebenaran ajarannya dan kebathilan kepercayaan mrk maka dalil dan alasan yg usanglah yg mrk kemukakan iaitu bhw mrk hanya meneruskan apa yg oleh bapa-bapa dan nenek moyang mrk dilakukan dan sesekali mrk tidak akan melepaskan kepercayaan dan agama yg telah mrk warisi. Nabi Ibrahim pd akhirnya merasa tidak bermanfaat lagi berdebat dan bermujadalah dgn kaumnya yg berkepala batu dan yg tidak mahu menerima keterangan dan bukti-bukti nyata yg dikemukakan oleh beliau dan selalu berpegang pada satu-satunya alasan bhw mrk tidak akan menyimpang dr cara persembahan nenek moyang mrk, walaupun oleh Nabi Ibrahim dinyatakan berkali-kali bhw mrk dan bapa-bapa mrk keliru dan tersesat mengikuti jejak syaitan dan iblis. Nabi Ibrahim kemudian merancang akan membuktikan kpd kaumnya dgn perbuatan yg nyata yg dapat mrk lihat dgn mata kepala mrk sendiri bhw berhala-berhala dan patung-patung mrk betul-betul tidak berguna bagi mrk dan bahkan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Adalah sudah menjadi tradisi dan kebiasaan penduduk kerajaan Babylon bhw setiap tahun mrk keluar kota beramai-ramai pd suatu hari raya yg mrk anggap sebagai keramat. Berhari-hari mrk tinggal di luar kota di suatu padang terbuka, berkhemah dgn membawa bekalan makanan dan minuman yg cukup. Mrk bersuka ria dan bersenang-senang sambil meninggalkan kota-kota mrk kosong dan sunyi. Mrk berseru dan mengajak semua penduduk agar keluar meninggalkan rumah dan turut beramai -ramai menghormati hari-hari suci itu. Nabi Ibrahim yg juga turut diajak turut serta berlagak berpura-pura sakit

dan diizinkanlah ia tinggal di rumah apalagi mrk merasa khuatir bhw penyakit Nabi Ibrahim yg dibuatbuat itu akan menular dan menjalar di kalangan mrk bila ia turut serta. " Inilah dia kesempatan yg ku nantikan," kata hati Nabi Ibrahim tatkala melihat kota sudah kosong dr penduduknya, sunyi senyap tidak terdengar kecuali suara burung-burung yg berkicau, suara daun-daun pohon yg gemerisik ditiup angin kencang. Dgn membawa sebuah kapak ditangannya ia pergi menuju tempat beribadatan kaumnya yg sudah ditinggalkan tanpa penjaga, tanpa juru kunci dan hanya deretan patung-patung yg terlihat diserambi tempat peribadatan itu. Sambil menunjuk kpd semahan bungabunga dan makanan yg berada di setiap kaki patung berkata Nabi Ibrahim, mengejek:" Mengapa kamu tidak makan makanan yg lazat yg disaljikan bagi kamu ini? Jawablah aku dan berkata-katalah kamu."Kemudian disepak, ditamparlah patung-patung itu dan dihancurkannya berpotong-potong dgn kapak yg berada di tangannya. Patung yg besar ditinggalkannya utuh, tidak diganggu yg pada lehernya dikalungkanlah kapak Nabi Ibrahim itu. Terperanjat dan terkejutlah para penduduk, tatkala pulang dr berpesta ria di luar kota dan melihat keadaan patung-patung, tuhan-tuhan mrk hancur berantakan dan menjadi potongan-potongan terserakserak di atas lantai. Bertanyalah satu kpd yg lain dgn nada hairan dan takjub: "Gerangan siapakah yg telah berani melakukan perbuatan yg jahat dan keji ini terhadap tuhan-tuhan persembahan mrk ini?" Berkata salah seorg diantara mrk:" Ada kemungkinan bhw org yg selalu mengolok-olok dan mengejek persembahan kami yg bernama Ibrahim itulah yg melakukan perbuatan yg berani ini." Seorg yg lain menambah keterangan dgn berkata:" Bahkan dialah yg pasti berbuat, krn ia adalah satu-satunya org yg tinggal di kota sewaktu kami semua berada di luar merayakan hari suci dan keramat itu." Selidik punya selidik, akhirnya terdpt kepastian yyg tidak diragukan lagi bhw Ibrahimlah yg merosakkan dan memusnahkan patung-patung itu. Rakyat kota beramai-ramai membicarakan kejadian yg dianggap suatu kejadian atau penghinaan yg tidak dpt diampuni terhadap kepercayaan dan persembahan mrk. Suara marah, jengkel dan kutukan terdengar dari segala penjuru, yg menuntut agar si pelaku diminta bertanggungjawab dlm suatu pengadilan terbuka, di mana seluruh rakyat penduduk kota dapat turut serta menyaksikannya. Dan memang itulah yg diharapkan oleh Nabi Ibrahim agar pengadilannya dilakukan secara terbuka di mana semua warga masyarakat dapat turut menyaksikannya. Krn dgn cara demikian beliau dapat secara terselubung berdakwah menyerang kepercayaan mrk yg bathil dan sesat itu, seraya menerangkan kebenaran agama dan kepercayaan yg ia bawa, kalau diantara yg hadir ada yg masih boleh diharapkan terbuka hatinya bagi iman dari tauhid yg ia ajarkan dan dakwahkan. Hari pengadilan ditentukan dan datang rakyat dari segala pelosok berduyung-duyung mengujungi padang terbuka yg disediakan bagi sidang pengadilan itu. Ketika Nabi Ibrahim datang menghadap para hakim yg akan mengadili ia disambut oleh para hadirin dgn teriakan kutukan dan cercaan, menandakan sangat gusarnya para penyembah berhala terhadap beliau yg telah berani menghancurkan persembahan mrk. Ditanyalah Nabi Ibrahim oleh para hakim:" Apakah engkau yg melakukan penghancuran dan merosakkan tuhan-tuhan kami?" Dengan tenang dan sikap dingin, Nabi Ibrahim menjawab:" Patung besar yg berkalungkan kapak di lehernya itulah yg melakukannya. Cuba tanya saja kpd patung-patung itu siapakah yg menghancurkannya." Para hakim penanya terdiam sejenak seraya melihat yg satu kpd yg lain dan berbisik-bisik, seakan-akan Ibrahim yg mengandungi ejekan itu. Kemudian berkata si hakim:" Engkaukan tahu bhw patung-patung itu tidak dapat bercakap dan berkata mengapa engkau minta kami bertanya kepadanya?" Tibalah masanya yg memang dinantikan oleh Nabi Ibrahim,maka sebagai jawapan atas pertanyaan yg terakhir itu beliau berpidato membentangkan kebathilan persembahan mrk,yg mrk pertahankan mati-matian, semata-mata hanya krn adat itu adalah warisan nenek-moyang. Berkata Nabi Ibrahim kepada para hakim itu:" Jika demikian halnya, mengapa kamu

15

16

sembah patung-patung itu, yg tidak dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat membawa manfaat atau menolak mudharat, bahkan tidak dapat menolong dirinya dari kehancuran dan kebinasaan? Alangkah bodohnya kamu dgn kepercayaan dan persembahan kamu itu! Tidakkah dapat kamu berfikir dgn akal yg sihat bhw persembahan kamu adalah perbuatan yg keliru yg hanya difahami oleh syaitan. Mengapa kamu tidak menyembah Tuhan yg menciptakan kamu, menciptakan alam sekeliling kamu dan menguasakan kamu di atas bumi dgn segala isi dan kekayaan. Alangkah hina dinanya kamu dgn persembahan kamu itu." Setelah selesai Nabi Ibrahim menguraikan pidatonya iut, para hakim mencetuskan keputusan bahawa Nabi Ibrahim harus dibakar hidup-hidup sebagai ganjaran atas perbuatannya menghina dan menghancurkan tuhan-tuhan mrk, maka berserulah para hakim kpd rakyat yg hadir menyaksikan pengadilan itu:" Bakarlah ia dan belalah tuhan-tuhanmu , jika kamu benar-benar setia kepadanya." Nabi Ibrahim Dibakar Hidup-hidup Keputusan mahkamah telah dijatuhakan.Nabi Ibrahim harus dihukum dgn membakar hidup-hidup dlm api yg besar sebesar dosa yg telah dilakukan. Persiapan bagi upacara pembakaran yg akan disaksikan oleh seluruh rakyat sedang diaturkan. Tanah lapang bagi tempat pembakaran disediakan dan diadakan pengumpulan kayu bakar dgn banyaknya dimana tiap penduduk secara gotong-royong harus mengambil bahagian membawa kayu bakar sebanyak yg ia dapat sebagai tanda bakti kpd tuhan-tuhan persembahan mrk yg telah dihancurkan oleh Nabi Ibrahim. Berduyun-duyunlah para penduduk dari segala penjuru kota membawa kayu bakar sebagai sumbangan dan tanda bakti kpd tuhan mrk. Di antara terdapat para wanita yg hamil dan org yg sakit yg membawa sumbangan kayu bakarnya dgn harapan memperolehi barakah dr tuhan-tuhan mereka dgn menyembuhkan penyakit mereka atau melindungi yg hamil di kala ia bersalin. Setelah terkumpul kayu bakar di lanpangan yg disediakan utk upacara pembakaran dan tertumpuk serta tersusun laksan sebuah bukit, berduyun-duyunlah org datang utk menyaksikan pelaksanaan hukuman atas diri Nabi Ibrahim. Kayu lalu dibakar dan terbentuklah gunung berapi yg dahsyat yg sedang berterbangan di atasnya berjatuhan terbakar oleh panasnya wap yg ditimbulkan oleh api yg menggunung itu. Kemudian dlm keadaan terbelenggu, Nabi Ibrahim didtgkan dan dr atas sebuah gedung yg tinggi dilemparkanlah ia kedlm tumpukan kayu yg menyala-nyala itu dgn iringan firman Allah:" Hai api, menjadilah engkau dingin dan keselamatan bagi Ibrahim." Sejak keputusan hukuman dijatuhkan sampai saat ia dilemparkan ke dlm bukit api yg menyala-nyala itu, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sikap tenang dan tawakkal krn iman dan keyakinannya bhw Allah tidak akan rela melepaskan hamba pesuruhnya menjadi makanan api dan kurban keganasan org-org kafir musuh Allah. Dan memang demikianlah apa yg terjadi tatkala ia berada dlm perut bukit api yg dahsyat itu ia merasa dingin sesuai dgn seruan Allah Pelindungnya dan hanya tali temali dan rantai yg mengikat tangan dan kakinya yg terbakar hangus, sedang tubuh dan pakaian yg terlekat pada tubuhnya tetap utuh, tidak sedikit pun tersentuh oleh api, hal mana merupakan suatu mukjizat yg diberikan oleh Allah kpd hamba pilihannya, Nabi Ibrahim, agar dapat melanjutkan penyampaian risalah yg ditugaskan kpdnya kpd hamba-hamba Allah yg tersesat itu. Para penonton upacara pembakaran hairan tercenggang tatkala melihat Nabi Ibrahim keluar dari bukit api yg sudah padam dan menjadi abu itu dalam keadaan selamat, utuh dgn pakaiannya yg tetap berda seperti biasa, tidak ada tanda-tanda sentuhan api sedikit jua pun. Mereka bersurai meninggalkan lapangan dlm keadaan hairan seraya bertanya-tanya pada diri sendiri dan di antara satu sama lain bagaimana hal yg ajaib itu berlaku, padahal menurut anggapan mereka dosa Nabi Ibrahim sudah nyata mendurhakai tuhan-tuhan yg mereka puja dan sembah.Ada sebahagian drp mrk yg dlm hati kecilnya
16

mulai meragui kebenaran agama mrk namun tidak berani melahirkan rasa ragu-ragunya itu kpd org lain, sedang para pemuka dan para pemimpin mrk merasa kecewa dan malu, krn hukuman yg mrk jatuhkan ke atas diri Nabi Ibrahim dan kesibukan rakyat mengumpulkan kayu bakar selama berminggu-minggu telah berakhir dgn kegagalan, sehingga mrk merasa malu kpd Nabi Ibrahim dan para pengikutnya. Mukjizat yg diberikan oleh Allah s.w.t. kpd Nabi Ibrahim sebagai bukti nyata akan kebenaran dakwahnya, telah menimbulkan kegoncangan dlm kepercayaan sebahagian penduduk terhadap persembahan dan patung-patung mrk dan membuka mata hati banyak drp mrk utk memikirkan kembali ajakan Nabi Ibrahim dan dakwahnya, bahkan tidak kurang drp mrk yg ingin menyatakan imannya kpd Nabi Ibrahim, namun khuatir akan mendapat kesukaran dlm penghidupannya akibat kemarahan dan balas dendam para pemuka dan para pembesarnya yg mungkin akan menjadi hilang akal bila merasakan bhw pengaruhnya telah bealih ke pihak Nabi Ibrahim.

17

KISAH NABI ISMAIL A.S. Sampai Nabi Ibrahim yg berhijrah meninggalkan Mesir bersama Sarah, isterinya dan Hajar, dayangnya di tempat tujuannya di Palestin. Ia telah membawa pindah juga semua binatang ternaknya dan harta miliknya yg telah diperolehinya sebagai hasil usaha niaganya di Mesir. Al-Bukhari meriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a.berkata: Pertama-tama yg menggunakan setagi {setagen} ialah Hajar ibu Nabi Ismail tujuan utk menyembunyikan kandungannya dari Siti Sarah yg telah lama berkumpul dgn Nabi Ibrahim a.s. tetapi belum juga hamil. tetapi walaubagaimana pun juga akhirnya terbukalah rahsia yg disembunyikan itu dgn lahirnya Nabi Ismail a.s. Dan sebagai lazimnya seorg isteri sebagai Siti Sarah merasa telah dikalahkan oleh Siti Hajar sebagai seorg dayangnya yg diberikan kpd Nabi Ibrahim a.s. Dan sejak itulah Siti Sarah merasakan bahawa Nabi Ibrahim a.s. lebih banyak mendekati Hajar krn merasa sgt gembira dgn puteranya yg tunggal dan pertama itu, hal ini yg menyebabkan permulaan ada keratakan dlm rumahtangga Nabi Ibrahim a.s. sehingga Siti Sarah merasa tidak tahan hati jika melihat Siti Hajar dan minta pada Nabi Ibrahim a.s. supaya menjauhkannya dari matanya dan menempatkannya di lain tempat. Utk sesuatu hikmah yg belum diketahui dan disedari oleh Nabi Ibrahim Allah s.w.t. mewahyukan kpdnya agar keinginan dan permintaan Sarah isterinya dipenuhi dan dijauhkanlah Ismail bersama Hajar ibunya dan Sarah ke suatu tempat di mana yang ia akan tuju dan di mana Ismail puteranya bersama ibunya akan di tempatkan dan kepada siapa akan ditinggalkan. Maka dgn tawakkal kpd Allah berangkatlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah membawa Hajar dan Ismail yg diboncengkan di atas untanya tanpa tempat tujuan yg tertentu. Ia hanya berserah diri kpd Allah yg akan memberi arah kpd binatang tunggangannya. Dan berjalanlah unta Nabi Ibrahim dgn tiga hamba Allah yg berada di atas punggungnya keluar kota masuk ke lautan pasir dan padang terbuka di mana terik matahari dgn pedihnya menyengat tubuh dan angin yg kencang menghembur-hamburkan debu-debu pasir. Ismail dan Ibunya Hajar Ditingalkan di Makkah Setelah berminggu-minggu berada dlm perjalanan jauh yg memenatkan tibalah pada akhirnya Nabi Ibrahim bersama Ismail dan ibunya di Makkah kota suci dimana Kaabah didirikan dan menjadi pujaan manusia dari seluruh dunia. di tempat di mana Masjidil Haram sekarang berada, berhentilah unta Nabi Ibrahim mengakhiri perjalanannya dan disitulah ia meninggalkan Hajar bersama puteranya dgn hanya dibekali dgn serantang bekal makanan dan minuman sedangkan keadaan sekitarnya tiada tumbuhtumbuhan, tiada air mengalir, yg terlihat hanyalah batu dan pasir kering . Alangkah sedih dan cemasnya Hajar ketika akan ditinggalkan oleh Ibrahim seorg diri bersama dgn anaknya yg masih kecil di tempat yg sunyi senyap dari segala-galanya kecuali batu gunung dan pasir. Ia seraya merintih dan menangis, memegang kuat-kuat baju Nabi Ibrahim memohon belas kasihnya, janganlah ia ditinggalkan seorang diri di tempat yg kosong itu, tiada seorg manusia, tiada seekor binatang, tiada pohon dan tidak terlihat pula air mengalir, sedangkan ia masih menanggung beban mengasuh anak yg kecil yg masih menyusu. Nabi Ibrahim mendengar keluh kesah Hajar merasa tidak tergamak meninggalkannya seorg diri di tempat itu bersama puteranya yg sangat disayangi akan tetapi ia sedar bhw apa yg dilakukan nya itu adalah kehendak Allah s.w.t. yg tentu mengandungi hikmat yg masih terselubung baginya dan ia sedar pula bahawa Allah akan melindungi Ismail dan ibunya dlm tempat pengasingan itu dan segala kesukaran dan penderitaan. Ia berkata kpd Hajar : "Bertawakkallah kpd Allah yg telah menentukan kehendak-Nya, percayalah kpd kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya. Dialah yg memerintah aku membawa kamu ke sini dan Dialah yg akan melindungi mu dan menyertaimu di tempat yg sunyi ini. Sesungguh kalau bukan perintah dan wahyunya, tidak sesekali aku tergamak meninggalkan kamu di sini seorg diri bersama puteraku yg sangat ku cintai ini. Percayalah
17

wahai Hajar bhw Allah Yang Maha Kuasa tidak akan melantarkan kamu berdua tanpa perlindunganNya. Rahmat dan barakah-Nya akan tetap turun di atas kamu utk selamanya, insya-Allah." Mendengar kata-kata Ibrahim itu segeralah Hajar melepaskan genggamannya pada baju Ibrahim dan dilepaskannyalah beliau menunggang untanya kembali ke Palestin dgn iringan air mata yg bercurahan membasahi tubuh Ismail yg sedang menetak. Sedang Nabi Ibrahim pun tidak dapat menahan air matanya keetika ia turun dari dataran tinggi meninggalkan Makkah menuju kembali ke Palestin di mana isterinya Sarah dgn puteranya yg kedua Ishak sedang menanti. Ia tidak henti-henti selama dalam perjalanan kembali memohon kpd Allah perlindungan, rahmat dan barakah serta kurniaan rezeki bagi putera dan ibunya yg ditinggalkan di tempat terasing itu. Ia berkata dlm doanya:" Wahai Tuhanku! Aku telah tempatkan puteraku dan anak-anak keturunannya di dekat rumah-Mu { Baitullahil Haram } di lembah yg sunyi dari tanaman dan manusia agar mrk mendirikan solat dan beribadat kpd-Mu. Jadikanlah hati sebahagian manusia cenderung kpd mrk dan berilah mrk rezeki dr buah-buahan yg lazat, mudah-mudahan mrk bersyukur kpd-Mu." Mata Air Zamzam Sepeninggal Nabi Ibrahim tinggallah Hajar dan puteranya di tempat yg terpencil dan sunyi itu. Ia harus menerima nasib yg telah ditakdirkan oleh Allah atas dirinya dgn kesabaran dan keyakinan penuh akan perlindungan-Nya. Bekalan makanan dan minuman yg dibawanya dalam perjalanan pada akhirnya habis dimakan selama beberapa hari sepeninggalan Nabi Ibrahim. Maka mulailah terasa oleh Hajar beratnya beban hidup yg harus ditanggungnya sendiri tanpa bantuan suaminya. Ia masih harus meneteki anaknya, namun air teteknya makin lama makin mengering disebabkan kekurangan makan .Anak yg tidak dapat minuman yg memuaskan dari tetek ibunya mulai menjadi cerewet dan tidak henti-hentinya menangis. Ibunya menjadi panik, bingung dan cemas mendengar tangisan anaknya yg sgt menyayat hati itu. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri serta lari ke sana ke sini mencari sesuap makanan atau seteguk air yg dpt meringankan kelaparannya dan meredakan tangisan anaknya, namun sia-sialah usahanya. Ia pergi berlari harwalah menuju bukit Shafa kalau-kalau ia boleh mendapatkan sesuatu yg dapat menolongnya tetapi hanya batu dan pasir yg didapatnya disitu, kemudian dari bukit Shafa ia melihat bayangan air yg mengalir di atas bukit Marwah dan larilah ia berharwahlah ke tempat itu namun ternyata bahawa yg disangkanya air adalha fatamorgana {bayangan} belaka dan kembalilah ke bukit Shafa krn mendengar seakan-akan ada suara yg memanggilnya tetapi gagal dan melesetlah dugaannya. Demikianlah maka krn dorongan hajat hidupnya dan hidup anaknya yg sangat disayangi, Hajar mundarmundir berlari sampai tujuh kali antara bukit Shafa dan Marwah yg pada akhirnya ia duduk termenung merasa penat dan hampir berputus asa. Diriwayatkan bahawa selagi Hajar berada dlm keadaan tidak berdaya dan hampir berputus asa kecuali dari rahmat Allah dan pertolongan-Nya datanglah kepadanya malaikat Jibril bertanya:" Siapakah sebenarnya engkau ini?" " Aku adalah hamba sahaya Ibrahim". Jawab Hajar. " Kepada siapa engkau dititipkan di sini?"tanya Jibril." Hanya kepad Allah",jawab Hajar.Lalu berkata Jibril:" Jika demikian, maka engkau telah dititipkan kpd Dzat Yang Maha Pemurah Lagi Maha Pengasih, yg akan melindungimu, mencukupi keperluan hidupmu dan tidak akan mensia-siakan kepercayaan ayah puteramu kpd-Nya." Kemudian diajaklah Hajar mengikuti-nya pergi ke suatu tempat di mana Jibril menginjakkan telapak kakinya kuat-kuat di atas tanah dan segeralah memancur dari bekas telapak kaki itu air yg jernih dgn kuasa Allah .Itulah dia mata air Zamzam yg sehingga kini dianggap keramat oleh jemaah haji, berdesakan sekelilingnya bagi mendapatkan setitik atau seteguk air daripadanya dan kerana sejarahnya mata air itu disebut org " Injakan Jibril ".

18

Alngkah gembiranya dan lega dada Hajar melihat air yg mancur itu. Segera ia membasahi bibir puteranya dgn air keramat itu dan segera pula terlihat wajah puteranya segar kembali, demikian pula wajah si ibu yg merasa sgt bahagia dgn datangnya mukjizat dari sisi Tuhan yg mengembalikan kesegaran hidup kpdnya dan kpd puteranya sesudah dibayang-bayangi oleh bayangan mati kelaparan yg mencekam dada. Mancurnya air Zamzam telah menarik burung-burung berterbangan mengelilingi daerah itu menarik pula perhatian sekelompok bangsa Arab dari suku Jurhum yg merantau dan sedang berkhemah di sekitar Makkah. Mereka mengetahui dr pengalaman bhw di mana ada terlihat burung di udara, nescaya dibawanya terdapat air, maka diutuslah oleh mrk beberapa org utk memeriksa kebenaran teori ini. Para pemeriksa itu pergi mengunjungi daerah di mana Hajar berada, kemudian kembali membawa berita gembira kpd kaumnya tentang mata air Zamzam dan keadaan Hajar bersama puteranya. Segera sekelompok suku Jurhum itu memindahkan perkhemahannya ke tempat sekitar Zamzam ,dimana kedatangan mrk disambut dgn gembira oleh Hajar krn adanya sekelompok suku Jurhum di sekitarnya, ia memperolehi jiran-jiran yg akan menghilangkan kesunyian dan kesepian yg selama ini dirasakan di dlm hidupnya berduaan dgn puteranya saja. Hajar bersyukur kpd Allah yg dgn rahmatnya telah membuka hati org-org itu cenderung datang meramaikan dan memecahkan kesunyian lembah di mana ia ditinggalkan sendirian oleh Ibrahim. Nabi Ismail Sebagai Qurban Nabi Ibrahim dr masa ke semasa pergi ke Makkah utk mengunjungi dan menjenguk Ismail di tempat pengasingannya bagi menghilangkan rasa rindu hatinya kpd puteranya yg ia sayangi serta menenangkan hatinya yg selalu rungsing bila mengenangkan keadaan puteranya bersama ibunya yg ditinggalkan di tempat yg tandus, jauh dr masyarakat kota dan pengaulan umum. Sewaktu Nabi Ismail mencapai usia remajanya Nabi Ibrahim a.s. mendapat mimpi bhw ia harus menyembelih Ismail puteranya. Dan mimpi seorg nabi adalah salah satu dari cara-cara turunnya wahyu Allah , maka perintah yg diterimanya dlm mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim. Ia duduk sejurus termenung memikirkan ujian yg maha berat yg ia hadapi. Sebagai seorg ayah yg dikurniai seorg putera yg sejak puluhan tahun diharap-harapkan dan didambakan ,seorg putera yg telah mencapai usia di mana jasa-jasanya sudah dapat dimanfaatkan oleh si ayah , seorg putera yg diharapkan menjadi pewarisnya dan penyampung kelangsungan keturunannya, tiba-tiba harus dijadikan qurban dan harus direnggut nyawa oelh tangan si ayah sendiri. Namun ia sebagai seorg Nabi, pesuruh Allah dan pembawa agama yg seharusnya menjadi contoh dan teladan bagi para pengikutnya dlm bertaat kpd Allah ,menjalankan segala perintah-Nya dan menempatkan cintanya kpd Allah di atas cintanya kpd anak, isteri, harta benda dan lain-lain. Ia harus melaksanakan perintah Allah yg diwahyukan melalui mimpinya, apa pun yg akan terjadi sebagai akibat pelaksanaan perintah itu. Sungguh amat berat ujian yg dihadapi oleh Nabi Ibrahim, namun sesuai dgn firman Allah yg bermaksud:" Allah lebih mengetahui di mana dan kepada siapa Dia mengamanatkan risalahnya." Nabi Ibrahim tidak membuang masa lagi, berazam {niat} tetap akan menyembelih Nabi Ismail puteranya sebagai qurban sesuai dgn perintah Allah yg telah diterimanya.Dan berangkatlah serta merta Nabi Ibrahim menuju ke Makkah utk menemui dan menyampaikan kpd puteranya apa yg Allah perintahkan. Nabi Ismail sebagai anak yg soleh yg sgt taat kpd Allah dan bakti kpd org tuanya, ketika diberitahu oleh ayahnya maksud kedatangannya kali ini tanpa ragu-ragu dan berfikir panjang berkata kepada ayahnya:" Wahai ayahku! Laksanakanlah apa yg telah diperintahkan oleh Allah kpdmu. Engkau akan menemuiku insya-Allah sebagai seorg yg sabar dan patuh kpd perintah. Aku hanya meminta dlm melaksanakan
18

perintah Allah itu , agar ayah mengikatku kuat-kuat supaya aku tidak banyak bergerak sehingga menyusahkan ayah, kedua agar menanggalkan pakaianku supaya tidak terkena darah yg akan menyebabkan berkurangnya pahalaku dan terharunya ibuku bila melihatnya, ketiga tajamkanlah parangmu dan percepatkanlah perlaksanaan penyembelihan agar menringankan penderitaan dan rasa pedihku, keempat dan yg terakhir sampaikanlah salamku kpd ibuku berikanlah kpdnya pakaian ku ini utk menjadi penghiburnya dalam kesedihan dan tanda mata serta kenang-kenangan baginya dari putera tunggalnya."Kemudian dipeluknyalah Ismail dan dicium pipinya oleh Nabi Ibrahim seraya berkata:" Bahagialah aku mempunyai seorg putera yg taat kpd Allah, bakti kpd org tua yg dgn ikhlas hati menyerahkan dirinya utk melaksanakan perintah Allah." Saat penyembelihan yg mengerikan telah tiba. Diikatlah kedua tangan dan kaki Ismail, dibaringkanlah ia di atas lantai, lalu diambillah parang tajam yg sudah tersedia dan sambil memegang parang di tangannya, kedua mata nabi Ibrahim yg tergenang air berpindah memandang dari wajah puteranya ke parang yg mengilap di tangannya, seakan-akan pada masa itu hati beliau menjadi tempat pertarungan antara perasaan seorg ayah di satu pihak dan kewajiban seorg rasul di satu pihak yg lain. Pada akhirnya dgn memejamkan matanya, parang diletakkan pada leher Nabi Ismail dan penyembelihan di lakukan . Akan tetapi apa daya, parang yg sudah demikian tajamnya itu ternyata menjadi tumpul dileher Nabi Ismail dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan sebagaimana diharapkan. Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yg menegaskan bhw perintah pergorbanan Ismail itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai sejauh mana cinta dan taat mereka kpd Allah. Ternyata keduanya telah lulus dlm ujian yg sangat berat itu. Nabi Ibrahim telah menunjukkan kesetiaan yg tulus dgn pergorbanan puteranya. Utk berbakti melaksanakan perintah Allah sedangkan Nabi Ismail tidak sedikit pun ragu atau bimbang dlm memperagakan kebaktiannya kpd Allah dan kpd org tuanya dgn menyerahkan jiwa raganya utk dikorbankan, sampai-sampai terjadi seketika merasa bhw parang itu tidak lut memotong lehernya, berkatalah ia kpd ayahnya:" Wahai ayahku! Rupa-rupanya engkau tidak sampai hati memotong leherku krn melihat wajahku, cubalah telangkupkan aku dan laksanakanlah tugasmu tanpa melihat wajahku."Akan tetapi parang itu tetap tidak berdaya mengeluarkan setitik darah pun dari daging Ismail walau ia telah ditelangkupkan dan dicuba memotong lehernya dari belakang. Dlm keadaan bingung dan sedih hati, krn gagal dlm usahanya menyembelih puteranya, datanglah kpd Nabi Ibrahim wahyu Allah dgn firmannya:" Wahai Ibrahim! Engkau telah berhasil melaksanakan mimpimu, demikianlah Kami akan membalas org-org yg berbuat kebajikkan ."Kemudian sebagai tebusan ganti nyawa Ismail telah diselamatkan itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim menyembelih seekor kambing yg telah tersedia di sampingnya dan segera dipotong leher kambing itu oleh beliau dgn parang yg tumpul di leher puteranya Ismail itu. Dan inilah asal permulaan sunnah berqurban yg dilakukan oleh umat Islam pada tiap hari raya Aidiladha di seluruh pelosok dunia.

19

KISAH NABI ISHAQ A.S. Nabi Ishaq adalah putera nabi Ibrahim dari isterinya Sarah, sedang Nabi Ismail adalah puteranya dari Hajr, dayang yg diterimanya sebagai hadiah dari Raja Namrud. Tentang Nabi Ishaq ini tidak dikisahkan dalan Al-Quran kecuali dlm beberapa ayat di antaranya adalah ayat 69 sehingga 74 dari surah Hud, seperti berikut: " Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami {malaikat-malaikat} telah datang kpd Ibrahim membawa khabar gembira mereka mengucapkan "selamat".Ibrahim menjawab: "Selamatlah" maka tidak lama kemudian Ibrahim menjamukan daging anak sapi yg dipanggang. 70. Mak tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kpd mereka. malaikat itu berkata " Janagan kamu takut sesungguhnya kami adalah {malaikat-malaikat} yg diuts utk kaum Luth." 71. dan isterinya berdiri di sampingnya lalu di tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira akan {kelahiran} Ishaq dan sesudah Ishaq {lahir pula} Ya'qup. 72. Isterinya berkata " sungguh menghairankan apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorg perempuan tua dan suamiku pun dalam keadaan yg sudah tua juga? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yg aneh. 73. Para malaikat itu berkata " Apakah kamu merasa hairan tentang ketetapan Allah? { itu adalah} rahmat Allah dan keberkatan-Nya dicurahkan atas kamu hai ahlulbait! sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah. 74. Mak tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kpdnya dia pun bersoal jawab dgn {malaikat-malaikat} Kami tentang kaum Luth." { Hud : 69 ~ 74 } Selain ayat-ayat yg tersebut di atas yg membawa berita akan lahirnya Nabi Ishaq drp kedua org tuanya yg sudah lanjut usia yg menurut sementara riwayat bhw usianya pada waktu itu sudah mencapai sembilan puluh tahun, terdapat beberapa ayat yg menetapkan kenabiannya di antaranya ialah ayat 49 surah "Maryam" sebagai berikut: " Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yg meerka sembah selain Allah Kami anugerahkan kepadanya Ishaq dan Ya'qup. Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi." Dan ayat 112 dan 113 surah "Ash-Shaffaat" sebagai berikut : " 112. Dan Kami dia khabar gembira dgn {kelahiran} Ishaq seorg nabi yg termasuk org-org yg soleh. 113. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan di antara anak cucunya ada yg berbuat baik dan ada {pula} yg zalim terhadap dirinya dgn nyata." Catatan Tambahan Diriwayatkan bhw Nabi Ibrahim wafat pada usia 175 tahun. Nabi Ismail pada usia 137 tahun dan Nabi Ishaq pada usia 180 tahun.

KISAH NABI LUTH A.S. Nabi Luth adalah anak saudara dari Nabi Ibrahim. Ayahnya yg bernama Hasan bin Tareh adalah saudara sekandung dari Nabi Ibrahim. Ia beriman kepada bapa saudaranya Nabi Ibrahim mendampinginya dalam semua perjalanan dan sewaktu mereka berada di Mesir berusaha bersama dlm bidang perternakan yg berhasil dgn baik binatang ternaknya berkembang biak sehingga dlm waktu yg singkat jumlah yg sudah berlipat ganda itu tidak dapat ditampung dlm tempat yg disediakan . Akhirnya perkongsian Ibrahim-Luth dipecah dan binatang ternakan serta harta milik perusahaan mereka di bahagi dan berpisahlah Luth dgn Ibrahim pindah ke Yordania dan bermukim di sebuah tempat bernama Sadum. Nabi Luth Diutuskan Oleh Allah Kpd Rakyat Sadum Masyarakat Sadum adalah masyarakat yg rendah tingkat moralnya,rosak mentalnya, tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yg beradab. Kemaksiatan dan kemungkaran bermaharajalela dalam pergaulan hidup mrk. Pencurian dan perampasan harta milik menrupakan kejadian hari-hari di mana yg kuat menjadi kuasa sedang yg lemah menjadi korban penindasan dan perlakuan sewenangwenang. Maksiat yg paling menonjol yg menjadi ciri khas hidup mereka adalah perbuatan homoseks {liwat} di kalangan lelakinya dan lesbian di kalangan wanitanya. Kedua-dua jenis kemungkaran ini begitu bermaharajalela di dlm masyarakat sehinggakan ianya merupakan suatu kebudayaan bagi kaum Sadum. Seorg pendatang yg masuk ke Sadum tidak akan selamat dari diganggu oelh mrk. Jika ia membawa barang-barang yg berharga maka dirampaslah barang-barangnya, jika ia melawan atau menolak menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat. Akan tetapi jika pendatang itu seorg lelaki yg bermuka tampan dan berparas elok maka ia akan menjadi rebutan di antara mereka dan akan menjadi korban perbuatan keji lelakinya dan sebaliknya jika si pendatang itu seorg perempuan muda maka ia menjadi mangsa bagi pihak wanitanya pula. Kpd masyarakat yg sudah sedemikian rupa keruntuhan moralnya dan sedemikian paras penyakit sosialnya diutuslah nabi Luth sebagai pesuruh dan Rasul-Nya utk mengangkat mereka dari lembah kenistaan ,kejahilan dan kesesatan serta membawa mereka alam yg bersih ,bermoral dan berakhlak mulia. Nabi Luth mengajak mereka beriman dan beribadah kepada Allah meninggalkan kebiasaan mungkar menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan kejahatan yg diilhamkan oleh iblis dan syaitan. Ia memberi penerang kpd mereka bhw Allah telah mencipta mereka dan alam sekitar mrk tidak meredhai amal perbuatan mrk yg mendekati sifat dan tabiat kebinatangan dan tidak sesuai dgn nilai-nilai kemanusiaan dan bhw Allah akan memberi ganjaran setimpal dgn amal kebajikan mereka. Yg berbuat baik dan beramal soleh akan diganjar dgn syurga di akhirat sedang yg melakukan perbuatan mungkar akan di balaskannya dgn memasukkannya ke dlm neraka Jahanam. Nabi Luth berseru kpd mrk agar meninggalkan adat kebiasaan iaitu melakukan perbuatan homoseks dan lesbian krn perbuatan itu bertentangan dgn fitrah dan hati nurani manusia serta menyalahi hikmah yg terkandung didlm penciptaan manusia menjadi dua jenis iaitu lelaki dan wanita. Juga kpd mereka di beri nasihat dan dianjurkan supaya menghormati hak dan milik masing-masing dgn meninggalkan perbuatan perampasan, perompakan serta pencurian yg selalu mrk lakukan di antara sesama mrk dan terutama kpd pengunjung yg datang ke Sadum. Diterangkan bhw perbuatan-perbuatan itu akan merugikan mrk sendiri, krn akan menimbulkan kekacauan dan ketidak amanan di dlm negeri sehingga masing-masing dari mereka tidak merasa aman dan tenteram dlm hidupnya.

19

20

Demikianlah Nabi Luth melaksanakan dakwahnya sesuai dgn tugas risalahnya.Ia tidak henti-henti menggunakan setiap kesempatan dan dlm tiap pertemuan dgn kaumnya secara berkelompok atau secara berseorgan mengajak agak mrk beriman dan percaya kpd Allah menyembah-Nya melakukan amal soleh dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar. Akan tetapi keruntuhan moral dan kerosakan akhlak sudah berakar sgt di dlm pergaulan hidup mereka dan pengaruh hawa nafsu dan penyesatan syaitan sudah begitu kuat menguasai tindak-tanduk mereka, maka dakwah dan ajakkan Nabi Luth yyg dilaksanakan dgn kesabaran dan ketekunan tidak mendapat tanah yg subur di dlm hati dan fikiran mereka dan berlalu laksana suasana teriakan di tengah-tengah padang pasir .Telinga-telinga mereka sudah menjadi pekak bagi ajaran-ajaran Nabi Luth sedang hati dan fikiran mereka sudah tersumbat rapat dgn ajaran -ajaran syaitan dan iblis. Akhirnya kaum Luth merasa dan kesal hati mendengar dakwah dan nasihat-nasihat Nabi Luth yg tidak putus-putus itu dan minta agar ia menghentikan aksi dakwahnya atau menghadapi pengusir dirinya dari sadum bersama semua keluarganya. dari pihak Nabi Luth pun sudah tidak ada harapan lagi masyarakat Sadum dapat terangkat dari lembah kesesatan dan keruntuhan moral mereka dan bahawa meneruskan dakwah kpd mereka yg sudah buta-tuli hati dan fikiran serta mensia-siakan masa. Ubat satu-satunya, menurut fikiran Nabi Luth utk mencegah penyakit akhlak itu yg sudah parah itu menular kpd tetanggatetangga dekatnya, ialah dgn membasmikan mereka dari atas bumi sebagai pembalasan ke atas terhadap kekerasan kepala mrk juga utk menjadi ibrah dan pengajaran umat-umat disekelilingnya. beliau memohon kepada Allah agar kpd kaumnya masyarakat Sadum diberi pengajaran berupa azab di dunia sebelum azab yg menanti mereka di akhirat kelak. Para Malaikat Tamunya Nabi Ibrahim Bertamu Kpd Nabi Luth. Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah s.w.t. Dikirimkanlah kepadanya tiga org malaikat menyamar sebagai manusia biasa. Mrk adalah malaikat yg bertamu kpd Nabi Ibrahim dgn membawa berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq, dan memberitahu kpd mrk bhw dia adalah utusan Allah dgn tugas menurunkan azab kpd kaum Luth penduduk kota Sadum. Dlm kesempatan pertemuan mana Nabi Ibrahim telah mohon agar penurunan azab keatas kaum Sadum ditunda ,kalau-kalau mereka kembali sedar mendebgarkan dan mengikuti ajakan Luth serta bertaubat dari segala maksiat dan perbuatan mungkar. Juga dlm pertemuan itu Nabi Ibrahim mohon agar anaksaudaranya, Luth diselamatkan dari azab yg akan diturunkan keatas kaum Saum permintaan mana oleh para malaikat itu diterima dan dijamin bhw Luth dan keluarganya tidak akan terkena azab. Para malaikat itu sampai di Sadum dgn menyamar sebagai lelaki remaja yg berparas tampan dan bertubuh yg elok dan bagus. Dlm perjalanan mrk hendak memasuki kota, mrk berselisih dgn seorg gadis yg cantik dan ayu sedang mengambil dari sebuah perigi. Para malaikat atau lelaki remaja itu bertanya kpd si gadis kalau-kalau mrk diterima ke rumah sebagai tetamu. Si gadis tidak berani memberi keputusan sebelum ia beruding terlebih dahulu dgn keluarganya. Maka ditngglkanlah para lelaki remaja itu oleh si gadis seraya ia pulang ke rumah cepat-cepat utk memberitahu ayahnya. Si ayah iaitu Nabi Luth sendiri mendengar lapuran puterinya menjadi binggung jawapan apa yg harus ia berikan kpd para pendatang yg ingin bertamu ke rumahnya utk beberapa waktu, namun menerima tamu-tamu remaja yg berparas tampan dan kacak akan mengundang risiko gangguan kpdnya dan kpd tamu-tamunya dari kaumnya yg tergila-gila oleh remaja-remaja yg mempunyai tubuh bagus dan wajah elok. Sedang kalau hal yg demikian itu terjadi ia sebagai tuan rumah harus bertanggungjawab terhadap keselamatan tamunya, padahal ia merasa bhw ia tidak akan berdaya menghadapi kaumnya yg bengisbengis dan haus maksiat itu.

Timbang punya timbang dan fikir punya fikir akhirnya diputuskan oleh Nabi Luth bhw ia akan menerima mrk sebagai tamu di rumahnya apa pun yg akan terjadi sebagai akibat keputusannya ia pasrahkan kpd Allah yg akan melindunginya. Lalu pergilah ia sendiri menjemput tamu-tamu yg sedang menanti di pinggir kota dan diajaklah mrk bersama-sama ke rumah pada saat kota Sadum sudah diliputi kegelapan dan manusianya sudah nyenyak tidur di rumah masing-masing. Nabi Luth berusah dab berpesan kpd isterinya dan kedua puterinya agar merahsiakan kedatangan tamutamu, jangan sampai terdengar dan diketahui oleh kaumnya. Akan tetapi isteri Nabi Luth yg memang sehaluan dan sependirian dgn penduduk Sadum telah membocorkan berita kedatangan para tamu dan terdengarlah oleh pemuka-pemuka mereka bhw Luth ada tetamu terdiri daripada remaja-remaja yg tampan parasnya dan memiliki tubuh yg sangat menarik bagi para penggemar homoseks. Terjadilah apa yg dikhuatirkan oleh Nabi Luth. Begitu tersiar dari mulut ke mulut berita kedatangan tamu-tamu remaja di rumah Luth, berdatanglah mereka ke rumahnya utk melihat para tamunya dan memuaskan nafsunya. Nabi Luth tidak membuka pintu bagi mrk dan berseru agar mrk kembali ke rumah masing-masing dan jgn menggunggu tamu-tamu yg datangnya dari jauh yg sepatutnya dihormati dan dimuliakan .Mrk diberi nasihat agar meninggalkan adat kebiasaan yg keji itu yg bertentangan dgn fitrah manusia dan kudrat alam di mana Tuhan telah menciptkan manusia berpasangan antara lelaki dgn perempuan utk menjaga kelangsungan perkembangan umat manusia sebagai makhluk yg termulia di atas bumi. nabi Luth berseru agar mereka kembali kpd isteri-isteri mrk dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar yg tidak senonoh, sebelum mrk dilanda azab dan seksaan Allah. Seruan dan nasihat-nasihat Nabi Luth dihiraukan dan dipedulikan ,mrk bahkan mendesak akan menolak pintu rumahnya dgn paksa dan kekerasan kalau pintu tidak di buka dgn sukarela. Merasa bhw dirinya sudah tidak berdaya utk menahan arus org-org penyerbu dari kaumnya itu yg akan memaksakan kehendaknya dgn kekerasan berkatalah Nabi Luth secara terus terang kpd para tamunya:" Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi menahan org-org itu menyerbu ke dalam .Aku tidak memiliki senjata dan kekuatan fizikal yg dapat menolak kekerasan mereka , tidak pula mempunyai keluarga atau sanak saudara yg disegani mrk yg dapat aku mintai pertolongannya, maka aku merasa sangat kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku tidak dapat menghalaukan gangguan terhadap tamu-tamuku dirumahku sendiri. Begitu Nabi Luth selesai mengucapkan keluh-kesahnya para tamu segera mengenalkan diri kepadanya dan memberi identitinya, bahawa mereka adalah malaikat-malaikat yg menyamar sebagai manusia yg bertamu kpdnya dan bahwa mereka datang ke Sadum utk melaksanakan tugas menurunkan azab dan seksa atas rakyatnya yg membangkang dan enggan membersihkan masyarakatnya dari segala kemungkaran dan kemaksiat yg keji dan kotor. Kepad Nabi Luth para malaikat itu menyarankan agar pintu rumahnya dibuka lebar-lebar utk memberi kesempatan bagi org -org yg haus homoseks itu masuk. Namun malangnya apabila pintu dibuka dan para penyerbu menindakkan kaki utk masuk, tiba-tiba gelaplah pandangan mrk dan tidak dapat melihat sesuatu. mrk mengusap-usap mata, tetapi ternyata sudah menjadi buta. Sementara para penyerbu rumah Nabi Luth berada dlm keadaan kacau bilau berbentur antara satu dgn lain berteriak-teriak menanya-nanya gerangan apa yg menjadikan mereka buta dgn mendadak para berseru kpd Nabi Luth agar meninggalkan segera perkampungan itu bersam keluarganya, krn masanya telah tiba bagi azab Allah yg akan ditimpakan. Para malaikat berpesan kpd Nabi Luth dan keluarganya agar perjalanan ke luar kota jangan seorg pun dari mereka menoleh ke belakang. Nabi Luth keluar dari rumahnya sehabis tengah malam, bersama keluarganya terdiri dari seorg isteri dan dua puterinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan mahupun kekiri sesuai dgn petunjuk para malaikat yg menjadi tamunya.Akan tetapi si isteri yg menjadi musuh dlm selimut bagi Nabi Luth tidak tergamak meninggalkan kaumnya. Ia berada dibelakang rombongan Nabi Luth

20

21

berjalan perlahan-lahan tidak secepat langkah suaminya dan tidak henti-henti menoleh ke belakang krn ingin mengetahui apa yg akan menimpa atas kaumnya, seakan-akan menragukan kebenaran ancaman para malaikat yg telah didengarnya sendiri. Dan begitu langkah Nabi Luth berserta kedua puterinya melewati batas kota Sadum, sewaktu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dgn dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sadum, tidak terkecuali isteri Nabi Luth yg munafiq itu. Getaran itu mendahului suatu gempa bumi yg kuat dan hebat disertai angin yg kencang dan hujan batu sijjil yg menghancurkan dgn serta-merta kota Sadum berserta semua pemghuninya .Demikianlah mukjizat dan ayat Allah yg diturunkan utk menjadi pengajaran dan ibrah bagi hamba-hamba-Nya yg mendatang. Kisah Nabi Luth Di Dlm Al-Quran Kisah Nabi Luth dalam Al-Quran terdapat pada 85 ayat dalam 12 surah diantaranya surah "Al-Anbiyaa" ayat 74 dan 75 , surah "Asy-Syu'ara" ayat 160 sehingga ayat 175 , surah "Hud" ayat 77 sehingga ayat 83 , surah "Al-Qamar" ayat 33 sehingga 39 dan surah "At-Tahrim" ayat 10 yang mengisahkan isteri Nabi Luth yg mengkhianati suaminya.

KISAH NABI YA'QUB A.S. Nabi Ya'qub adalah putera dari Nabi Ishaq bin Ibrahim sedang ibunya adalah anak saudara dari Nabi Ibrahim, bernama Rifqah binti A'zar. Ia adalah saudara kembar dari putera Ishaq yg kedua bernama Ishu. Antara kedua saudara kembar ini tidak terdapat suasana rukun dan damai serta tidak ada menaruh kasih-sayang satu terhadap yg lain bahkan Ishu mendendam dengki dan iri hati terhadap Ya'qub saudara kembarnya yg memang dimanjakan dan lebih disayangi serta dicintai oleh ibunya. Hubungan mereka yg renggang dan tidak akrab itu makin buruk dan tegang setelah diketahui oleh Ishu bhw Ya'qublah yg diajukan oleh ibunya ketika ayahnya minta kedatangan anak-anaknya utk diberkahi dan didoakan, sedangkan dia tidak diberitahu dan krnnya tidak mendapat kesempatan seperti Ya'qub memperoleh berkah dan doa ayahnya, Nabi Ishaq. Melihat sikap saudaranya yg bersikap kaku dan dingin dan mendengar kata-kata sindirannya yg timbul dari rasa dengki dan irihati, bahkan ia selalu diancam maka datanglah Ya'qub kpd ayahnya mengadukan sikap permusuhan itu. Ia berkata mengeluh : " Wahai ayahku! Tolonglah berikan fikiran kpdku, bagaimana harus aku menghadapi saudaraku Ishu yg membenciku mendendam dengki kpdku dan selalu menyindirku dgn kata-kata yg menyakitkan hatiku, sehinggakan menjadihubungan persaudaraan kami ber dua renggang dan tegang tidak ada saling cinta mencintai saling sayang-menyayangi. Dia marah krn ayah memberkahi dan mendoakan aku agar aku memperolehi keturunan soleh, rezeki yg mudah dan kehidupan yg makmur serta kemewahan . Dia menyombongkan diri dgn kedua org isterinya dari suku Kan'aan dan mengancam bhw anak-anaknya dari kedua isteri itu akan menjadi saingan berat bagi anakanakku kelak didlm pencarian dan penghidupan dan macam-macam ancaman lain yg mencemas dan menyesakkan hatiku. Tolonglah ayah berikan aku fikiran bagaimana aku dapat mengatasi masalah ini serta mengatasinya dgn cara kekeluargaan. Berkata si ayah, Nabi Ishaq yg memang sudah merasa kesal hati melihat hubungan kedua puteranya yg makin hari makin meruncing:" Wahai anakku, krn usiaku yg sudah lanjut aku tidak dapat menengahi kamu berdua ubanku sudah menutupi seluruh kepalaku, badanku sudah membongkok raut mukaku sudah kisut berkerut dan aku sudak berada di ambang pintu perpisahan dari kamu dan meninggalkan dunia yg fana ini. Aku khuatir bila aku sudah menutup usia, gangguan saudaramu Ishu kpdmu akan makin meningkat dan ia secara terbuka akan memusuhimu, berusaha mencari kecelakaan mu dan kebinasaanmu. Ia dlm usahanya memusuhimu akan mendapat sokongan dan pertolongan dan saudarasaudara iparnya yg berpengaruh dan berwibawa di negeri ini. Maka jalan yg terbaik bagimu, menurut fikiranku, engkau harus pergi meninggalkan negeri ini dan berhijrah engkau ke Fadan A'raam di daerah Irak, di mana bermukin bapa saudaramu saudara ibumu Laban bin Batu;il. Engkau dapat mengharap dikahwinkan kpd salah seorg puterinya dan dgn demikian menjadi kuatlah kedudukan sosialmu disegani dan dihormati org krn krn kedudukan mertuamu yg menonjol di mata masyarkat. Pergilah engkau ke sana dgn iringan doa drpku semoga Allah memberkahi perjlnanmu, memberi rezeki murah dan mudah serta kehidupan yg tenang dan tenteram. Nasihat dan anjuran si ayah mendapat tempat dlm hati si anak. Ya'qub melihat dlm anjuran ayahnya jln keluar yg dikehendaki dari krisis hubungan persaudaraan antaranya dan Ishu, apalagi dgn mengikuti saranan itu ia akan dapat bertemu dgn bapa saudaranya dan anggota-anggota keluarganya dari pihak ibunya .Ia segera berkemas-kemas membungkus barang-barang yg diperlukan dlm perjalanan dan dgn hati yg terharu serta air mata yg tergenang di matanya ia meminta kpd ayahnya dan ibunya ketika akan meninggalkan rumah. Nabi Ya'qub Tiba di Irak

21

22

Dgn melalui jalan pasir dan Sahara yg luas dgn panas mataharinya yg terik dan angi samumnya {panas} yg membakar kulit, Ya'qub meneruskan perjalanan seorg diri, menuju ke Fadan A'ram dimana bapa saudaranya Laban tinggal. Dlm perjalanan yg jauh itu , ia sesekali berhenti beristirehat bila merasa letih dan lesu .Dan dlm salah satu tempat perhentiannya ia berhenti krn sudah sgt letihnya tertidur dibawah teduhan sebuah batu karang yg besar .Dlm tidurnya yg nyenyak, ia mendapat mimpi bhw ia dikurniakan rezeki luas, penghidupan yg aman damai, keluarga dan anak cucuc yg soleh dan bakti serta kerajaan yg besar dan makmur. Terbangunlah Ya'qub dari tidurnya, mengusapkan matanya menoleh ke kanan dan ke kiri dan sedarlah ia bahawa apa yg dilihatnya hanyalah sebuah mimpi namun ia percaya bhw mimpinya itu akan menjadi kenyataan di kemudian hari sesuia dgn doa ayahnya yg masih tetap mendengung di telinganya. Dgn diperoleh mimpi itu ,ia merasa segala letih yg ditimbulkan oleh perjalanannya menjadi hilang seolah-olah ia memperolehi tanaga baru dan bertambahlah semangatnya utk secepat mungkin tiba di tempat yg di tuju dan menemui sanak-saudaranya dari pihak ibunya. Tiba pada akhirnya Ya'qub di depan pintu gerbang kota Fadan A'ram setelah berhari-hari siang dan malam menempuh perjalanan yg membosankan tiada yg dilihat selain dari langit di atas dan pasir di bawah. Alangkah lega hatinya ketika ia mulai melihat binatang-binatang peliharaan berkeliaran di atas ladang-ladang rumput ,burung-burung berterbangan di udara yg cerah dan para penduduk kota berhilir mundir mencari nafkah dan keperluan hidup masing-masing. Sesampainya disalah satu persimpangan jalan ia berhenti sebentar bertanya salah seorg penduduk di mana letaknya rumah saudara ibunya Laban barada. Laban seorg kaya-raya yg kenamaan pemilik dari suatu perusahaan perternakan yg terbesar di kota itu tidak sukar bagi seseorg utk menemukan alamatnya. Penduduk yg ditanyanya itu segera menunjuk ke arah seorg gadis cantik yg sedang menggembala kambing seraya berkata kepada Ya'qub:"Kebetulan sekali, itulah dia puterinya Laban yg akan dapat membawamu ke rumah ayahnya, ia bernama Rahil. Dgn ahti yg berdebar, pergilah Ya'qub menghampiri yg ayu itu dan cantik itu, lalu dgn suara yg terputus-putus seakan-akan ada sesuatu yg mengikat lidahnya ,ia mengenalkan diri, bhw ia adalah saudara sepupunya sendiri. Ibunya yg bernama Rifqah adalah saudara kandung dair ayah si gadis itu. Selanjutnya ia menerangkan kpd gadis itu bhw ia datang ke Fadam A'raam dari Kan'aan dgn tujuan hendak menemui Laban ,ayahnya utk menyampaikan pesanan Ishaq, ayah Ya'qub kpd gadis itu. Maka dgn senang hati sikap yg ramah muka yg manis disilakan ya'qub mengikutinya berjalan menuju rumah Laban bapa saudaranya. berpeluk-pelukanlah dgn mesranya si bapa saudara dgn anak saudara, menandakan kegembiraan masing-masing dgn pertemuan yg tidak disangka-sangka itu dan mengalirlah pada pipi masing-masing air mata yg dicucurkan oleh rasa terharu dan sukcita. Maka disapkanlah oleh Laban bin Batu'il tempat dan bilik khas utk anak saudaranya Ya'qub yg tidak berbeza dgn tempat-tempat anak kandungnya sendiri di mana ia dapat tinggal sesuka hatinya seperti di rumahnya sendiri. Setelah selang beberapa waktu tinggal di rumah Laban ,bapa saudaranya sebagai anggota keluarga disampaikan oleh Ya'qub kdp bapa saudranya pesanan Ishaq ayahnya, agar mereka berdua berbesan dgn mengahwinkannya kpd salah seorg dari puteri-puterinya. Pesanan tersebut di terima oleh Laban dan setuju akan mengahwinkan Laban dgn salah seorg puterinya, dgn syarat sebagai maskahwin, ia harus memberikan tenaga kerjanya di dlm perusahaan penternakan bakal mentuanya selama tujuh tahun. Ya'qub menyetujuinya syarat-syarat yg dikemukakan oleh bapa saudaranya dan bekerjalah ia sebagai seorg pengurus perusahaan penternakan terbesar di kota Fadan A'raam itu. Setelah mas tujuh tahun dilampaui oleh Ya'qub sebagai pekerja dalam perusahaan penternakan Laban ,ia menagih janji bapa saudaranya yg akan mengambilnya sebagai anak menantunya. Laban menawarkan kpd ya'qub agar menyunting puterinya yg bernama Laiya sebagai isteri, namun anak saudaranya menghendaki Rahil adik dari Laiya, kerana lebih cantik dan lebih ayu dari Laiya yg
22

ditawarkannya itu.Keinginan mana diutarakannya secara terus terang oleh Ya'qub kpd bapa saudaranya, yg juga dari pihak bapa saudaranya memahami dan mengerti isi hati anak saudaranya itu. Akan tetapi adat istiadat yg berlaku pada waktu itu tidak mengizinkan seorg adik melangkahi kakaknya kahwin lebih dahulu. krnnya sebagi jln tengah agak tidak mengecewakan Ya'qub dan tidak pula melanggar peraturan yg berlaku, Laban menyarankan agar anak saudaranya Ya'qub menerima Laiya sebagai isteri pertama dan Rahil sebagai isteri kedua yg akan di sunting kelak setelah ia menjalani mas kerja tujuh tahun di dlm perusahaan penternakannya. Ya'qub yg sangat hormat kpd bapa saudaranya dan merasa berhutang budi kpdnya yg telah menerimanya di rumah sebagai keluarga, melayannya dgn baik dan tidakdibeza-bezakan seolah-olah anak kandungnya sendiri, tidak dapat berbuat apa-apa selain menerima cadangan bapa saudaranya itu . Perkahwinan dilaksanakan dan kontrak utk masa tujuh tahun kedua ditanda-tangani. Begitu masa tujuh tahun kedua berakhir dikahwinkanlah Ya'qub dgn Rahil gadis yg sangat dicintainya dan selalu dikenang sejak pertemuan pertamanya tatkala ia masuk kota Fadan A'raam. Dgn demikian Nabi Ya'qub beristerikan dua wanita bersaudara, kakak dan adik, hal mana menurut syariat dan peraturan yg berlaku pada waktu tidak terlarang akan tetapi oleh syariat Muhammad s.a.w. hal semacam itu diharamkan. Laban memberi hadiah kpd kedua puterinya iaitu kedua isteri ya'qub seorg hamba sahaya utk menjadi pembantu rumahtangga mereka. Dan dari kedua isterinya serta kedua hamba sahayanya itu Ya'qub dikurniai dua belas anak, di antaraya Yusuf dan Binyamin dari ibu Rahil sedang yg lain dari Laiya. Kisah Nabi Ya'qub Di Dlm Al-Quran Kisah Nabi Ya'qub tidak terdapat dlm Al-Quran secara tersendiri, namun disebut-sebut nama Ya'qub dalam hubungannya dgn Ibrahim, Yusuf dan lain-lain nabi. Bahn kisah ini adalah bersumberkan dari kitab-kitab tafsir dan buku-buku sejarah.

23

KISAH NABI YUSUF A.S. Nabi Yusuf adalah putera ke tujuh daripada dua belas putera-puteri Nabi Ya'qub. Ia dengan adiknya yg bernama Benyamin adalah beribukan Rahil, saudara sepupu Nabi Ya'qub. Ia dikurniakan Allah rupa yg bagus, paras tampan dan tubuh yg tegap yg menjadikan idaman setiap wanita dan kenangan gadis-gadis remaja. Ia adalah anak yg dimanjakan oleh ayahnya, lebih disayang dan dicintai dibandingkan dgn saudara-saudaranya yg lain, terutamanya setelah ditinggalkan iaitu wafatnya ibu kandungnya Rahil semasa ia masih berusia dua belas tahun. Perlakuan yg diskriminatif dari Nabi Ya'qub terhadap anak-anaknya telah menimbulkan rasa iri-hati dan dengki di antara saudara-saudara Yusuf yg lain, yg merasakan bahawa mereka dianak-tirikan oleh ayahnya yg tidak adil sesama anak, memanjakan Yusuf lebih daripada yg lain. Rasa jengkel mereka terhadap kepada ayahnya dan iri-hati terhadap Yusuf membangkitkan rasa setia kawan antara saudara-saudara Yusuf, persatuan dan rasa persaudaraan yg akrab di antara mereka. Saudara-saudara Yusuf mengadakan pertemuan rahasia Dlm pertemuan rahsia yg mrk adakan utk merundingkan nasib yg mrk alami dan mengatur aksi yg harus mrk lakukan bagi menyedarkan ayahnya, menuntut perlakuan yg adil dan saksama, berkata salah seorg drp mrk:" Tidakkah kamu merasakan bahawa perlakuan terhadap kita sebagai anak-anaknya tidak adil dan berat sebelah? Ia memanjakan Yusuf dan menyintai serta menyayangi lebih daripada kita, seolah-olah Yusuf dan Benyamin sahajalah anak-anak kandungnya dan kita anak-anak tirinya , padahal kita adalah lebih tua dan lebih cekap daripada mereka berdua serta kitalah yg selalu mendampingi ayah,mengurus segala keperluannya dan keperluan rumahtanggannya. Kita merasa hairan mengapa hanya Yusuf dan Benyamin sahaja yg menjadi keistimewaan disisi ayah. Apakah ibunya lebih dekat kepada hati ayah berbanding dgn ibu kita? Jika memang itu alasannya ,maka apakah salah kita? Bahawa kita lahir daripada ibu yg mendapat tempat kedua di hati ayah ataukah paras Yusuf yg lebih tampan dan lebih cekap drp paras dan wajah kita yg memang sudah demikian diciptakan oleh Tuhan dan sesekali bukan kehendak atau hasil usaha kita? Kita amat sesalkan atas perlakuan dan tindakan ayah yg sesal dan keliru ini serta harus melakukan sesuatu utk mengakhiri keadaan yg pincang serta menjengkelkan hati kami semua." Seorg saudara lain berkata menyambung:" Soal cinta atau benci simpati atau antipati adalah soal hati yg tumbuh laksana jari-jari kita, tidak dapat ditanyakan mengapa yg satu lebih rebdah dari yg lain dan mengapa ibu jari lebih besar dari jari kelingking. Yang kita sesalkan ialah bhw ayah kita tidak dpt mengawal rasa cintanya yg berlebih-lebihan kpd Yusuf dan Benyamin sehingga menyebabkannya berlaku tidak adil terhadap kami semua selaku sesama anak kandungnya. Keadaan yg pincang dlm hubungan kita dgn ayah tidak akan hilang, jika penyebab utamanya tidak kita hilangkan. Dan sebagaimana kamu ketahui bhw penyebab utamanya dr keadaan yg menjengkel hati ini ialah adanya Yusuf di tengah-tengah kita. Dia adalah penghalang bagi kita utk dpt menerobos ke dlm lubuk hati ayah kita dan dia merupakan dinding tebal yg memisahkan kita dari ayah kita yg sangat kita cintai. Maka jln satu-satunya utk. mengakhiri kerisauan kita ini ialah dgn melenyapkannya dr tengah-tengah kita dan melemparkannya jauh-jauh dari pergaulan ayah dan keluarga kita. Kita harus membunuh dgn tangan kita sendiri atau mengasingkannya di suatu tempat di mana terdpt binatang-binatang buas yg akan melahapnya sebagai mangsa yg empuk dan lazat. Dan kita tidak perlu meragukan lagi bhw bila Yusuf sudah lenyap dari mata dan pergaulan ayah , ia akan kembali menyintai dan menyayangi kita sebagai anak-anaknya yg patut mendapat perlakuan adil dan saksama dari ayah dan suasana rumahtangga akan kembali menjadi rukun, tenang dan damai, tiada sesuatu yg merisaukan hati dan menyesakkan dada." Berkata Yahudza, putera keempat dari Nabi Ya'qub dan yg paling cekap dan bijaksana di antara sesama saudaranya:" Kita semuanya adalah putera-putera Ya'qub pesuruh Allah dan anak dari Nabi Ibrahim,
23

pesuruh dan kekasih Allah. Kami semua adalah org-org yg beragama dan berakal waras. Membunuh adalah sesuatu perbuatan yg dilarang oleh agama dan tidak diterima oleh akal yg sihat, apa lagi yg kami bunuh itu atau serahkan jiwanya kpd binatang buas itu adalah saudara kita sendiri , sekandung, sedarah , sedaging yg tidak berdosa dan tidak pula pernah melakukan hal-hal yg menyakitkan hati atau menyentuh perasaan. Dan bhw ia lebih dicntai dan disayangi oleh ayah, itu adalah suatu yg berada di luar kekuasaannya dan sesekali tidak dpt ditimpakan dosanya kpdnya. Maka menurut fikiran saya kata Yahudza melanjutkan bahasnya ialah dgn jln yg terbaik utk melenyapkan Yusuf ialah melemparkannya ke dlm sebuah perigi yg kering yg terletak di sebuah persimpangan jalan tempat kafilah-kafilah dan para musafir berhenti beristirehat memberi makan dan minum kpd binatang-binatang kenderaannya. Dgn cara demikian terdpt kemungkinan bhw salah seorg daripada musafir itu menemukan Yusuf, mengangkatnya dari dlm perigi dan membawanya jauh-jauh sebagai anak pungut atau sebagai hamba sahaya yg akan diperjual-belikan .Dgn cara aku kemukakan ini ,kami telah dapat mencapai tujuan kami tanpa melakukan pembunuhan dan merenggut nyawa adik kami yg tidak berdosa." Fikiran dan cadangan yg dikemuka oleh Yahudza itu mendapat sambutan baik dan disetujui bulat oleh saudara-saudaranya yg lain dan akan melaksanakannya pada waktu dan kesempatan yg tepat. Pertemuan secara rahsia itu bersurai dgn janji dari masing-masing saudara hadir, akan menutup mulut dan merahsiakan rancangan jahat ini seketat-ketatnya agar tidak bocor dan tidak didengar oleh ayah mereka sebelum pelaksanaannya. Nabi Yusuf bermimpi Pada malam di mana para saudaranya mengadakan pertemuan sulit yg mana utk merancangkan muslihat dan rancangan jahat terhadap diri adiknya yg ketika itu Nabi Yusuf sedang tidur nyenyak , mengawang di alam mimpi yg sedap dan mengasyikkan ,tidak mengetahui apa yg oleh takdir di rencanakan atas dirinya dan tidak terbayang olehnya bhw penderitaan yg akan dialaminya adalah akibat dari perbuatan saudara-saudara kandungnya sendiri, yg diilhamkan oleh sifat-sifat cemburu, iri hati dan dengki. Pd mlm yg nahas itu Nabi Yusuf melihat dlm mimpinya seakan-akan sebelas bintang, matahari dan bulan yg berada di langit turun dan sujud di depannya. Terburu-buru setelah bangun dr tidurnya, ia datang menghampiri ayahnya , menceritakan kpdnya apa yg ia lihat dan alami dlm mimpi. Tanda gembira segera tampak pada wajah Ya'qub yg berseri-seri ketika mendengar cerita mimpi Yusuf, puteranya. Ia berkata kpd puteranya:" Wahai anakku! Mimpimu adalah mimpi yg berisi dan bukan mimpi yg kosong. Mimpimu memberikan tanda yg membenarkan firasatku pada dirimu, bhw engkau dikurniakan oleh Allah kemuliaan ,ilmu dan kenikmatan hidup yg mewah.Mimpimu adalah suatu berita gembira dari Allah kpdmu bhw hari depanmu adalah hari depan yg cerah penuh kebahagiaan, kebesaran dan kenikmatan yg berlimpah-limpah.Akan tetapi engkau harus berhati-hati, wahai anakku ,janganlah engkau ceritakan mimpimu itu kpd saudaramu yg aku tahu mereka tidak menaruh cinta kasih kpdmu, bahkan mereka mengiri kpdmu krn kedudukkan yg aku berikan kpdmu dan kpd adikmu Benyamin. Mrk selalu berbisik-bisik jika membicarakan halmu dan selalu menyindir-nyindir dlm percakapan mrk tentang kamu berdua. Aku khuatir, kalau engkau ceritakan kpd mrk kisah mimpimu akan makin meluaplah rasa dengki dan iri-hati mereka terhadapmu dan bahkan tidak mungkin bhw mereka akan merancang perbuatan jahat terhadapmu yg akan membinasakan engkau. Dan dlm keadaan demikian syaitan tidak akan tinggal diam, tetapi akan makin mambakar semangat jahat mereka dan mengorbankan rasa dengki dan iri hati yg bersemayam dlm dada mrk. Maka berhati-hatilah, hai anakku, jangan sampai cerita mimpimu ini bocor dan didengar oleh mereka." Isi cerita tersebut di atas terdapat dlm Al_Quran ,dlm surah "Yusuf" ayat 4 sehingga ayat 10 yg berbunyi sebagai berikut:

24

Maksudnya:" {Ingatlah} ketika Yusuf berkata kpd ayahnya : "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas buah bintang, matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku". 5. Ayahnya berkata: "Hai anakku ,jgnlah kamu ceritakan mimpimu itu kpd saudar-saudaramu, maka mrk membuat muslihat {utk membinasakanmu} .Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yg nyata bagi manusia." 6. Dan demikianlah Tuhanmu memilih kamu {utk menjadi Nabi} dan diajarkannya kpd kamu sebahagian dari takdir mimpi-mimpi dan disempurnakannya nikmat-Nya kpdmu dan kpd keluarga Ya'qub sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmatnya kpd dua org bapamu sebelum itu, {iaitu} Ibrahim dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. 7. Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada {kisah} Yusuf dan saudara-saudaranya bagi org yg bertanya. 8. {Iaitu} ketika mereka berkata: "Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya {Benyamin} lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita {ini} adalah satu golongan {yg kuat} .Sesungguhnya ayah kita adalah dlm kekeliruan yg nyata." 9. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah {yg tidak dikenal} supaya perhatian ayahmu tertumpah kpdmu saja dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi org-org yg baik." 10. Seorg daripada mrk berkata: "Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah ia ke dalam perigi, supaya dia dipungut oleh beberapa org musafir jika kamu hendak berbuat." { Yusuf :4 ~ 10 } Yusuf dimasukkan ke dalam perigi Pada esok harinya setelah semalam suntuk saudara kandung Yusuf bertemu berundingkan siasat dan merancangkan penyingkiran adiknya yg merupakan saingan yg berat dlm merebut hati si ayah, datanglah mereka menghadapi Nabi Ya'qub ayahnya meminta izin membawa Yusuf berekreasi bersama mereka di luar kota. Berkata juru cakap mrk kpd si ayah: " Wahai ayah yg kami cintai! Kami berhajat berekreasi dan berkelah di luar kota beramai-ramai dan ingin sekali bahawa adik kami Yusuf turut serta dan tidak ketinggalan , menikmati udara yg cerah di bawah langit biru yg bersih. Kami akan bawa bekal makanan dan minuman yg cukup utk santapan kami selama sehari berada di luar kota utk bersuka ria dan bersenang-senang ,menghibur hati yg lara dan melapangkan dada yg sesak, seraya mempertebal rasa persaudaraan dan semangat kerukunan di antara sesama saudara." Berkata Ya'qub kpd putera-puteranya: " Sesungguhnya akan sangat merungsingkan fikiranku bila Yusuf berada jauh dari jangkauan mataku ,apalagi akan turut serta bersamamu keluar kota ,di lapangan terbuka, yg menurut pendengaranku banyak binatang buas seperti serigala yg banyak berkeliaran di sana .Aku khuatir bhw kamu akan lengah menjaganya ,krn kesibukan kamu bermain-main sendiri sehinggakan menjadikannya mangsa bagi binatang-binatang buas itu. Alangkah sedihnya aku bila hal itu terjadi. Kamu mengetahui betapa sayangnya aku kpd Yusuf yg telah ditingglkan oleh ibunya." Putera-puteranya menjawab:" Wahai ayah kami! Maskan masuk di akal, bhw Yusuf akan diterkam oleh serigala atau lain binatang buas di depan mata kami sekumpulan ini? Padahal tidak ada di antara kami yg bertubuh lemah atau berhati penakut. Kami sanggup menolak segala gangguan atau serangan dari mana pun datangnya, apakah itu binatang buas atau makhluk lain. Kami cukup kuat serta berani dan kami menjaga Yusuf sebaik-baiknya, tidak akan melepaskannya dari pandangan kami walau sekejap pun. Kami akan mempertaruhkan jiwa raga kami semua utk keselamatannya dan di manakah kami akan menaruh wajah kami bila hal-hal yg mengecewakan ayah mengenai diri Yusuf." Akhirnya Nabi yusuf tidak ada alasan utk menolak permintaan anak-anaknya membawa Yusuf berekreasi melepaskan Yusuf di tangan saudara-saudaranya yg diketahui mrk tidak menyukainya dan tidak menaruh kasih sayang kpdnya. Ia berkat kpd anak anaknya:" Baiklah jika kamu memang sanggup bertanggungjawab atas keamanan dan keselamtannya sesuai dgn kata-kata kamu ucapkan itu, maka aku izinkan Yusuf menyertaimu, semoga Allah melindunginya bersama kamu sekalian." Pada esok harinya berangkatlah rombongan putera-putera Ya'qub kecuali Benyamin, menuju ke tempat rekreasi atau yg sebenarnya menuju tempat di mana menurut rancangan, Yusuf akan ditinggalkan.
24

Setiba mrk disekitar telaga yg menjadi tujuan , Yusuf segera ditanggalkan pakaiannya dan dicampakkannya di dlm telaga itu tanpa menghiraukan jeritan tangisnya yg sedikit pun tidak mengubah hati abang-abangnya yg sudah kehilangan rasa cinta kpd adik yg tidak berdosa itu. Hati mereka menjadi lega dan dada mrk menjadi lapang krn rancangan busuknya telah berhasil dilaksanakan dan dgn demikian akan terbukalah Hati Ya'qub seluas-luasnya bagi mrk, dan kalaupun tindakan mrk itu akan menyedihkan ayahnya ,maka lama-kelamaan akan hilanglah kesedihan itu bila mrk pandai menghiburnya utk melupakan dan melenyapkan bayangan Ysuf dari ingatan ayahnya. Pada petang hari pulanglah mrk kembali ke rumah tanpa Yusuf yg di tinggalkan seorg diri di dasar tegala yg gelap itu, dgn membawa serta pakaiannya setelah disirami darah seorg kelinci yg sengaja dipotong utk keperluan itu , mrk mengadap Nabi Ya'qub seraya menangis mencucurkan airmata dan bersandiwara seakan-akan dan susah hati berkatalah mrk kpd ayahnya:" Wahai ayah! Alangkah sial dan nahasnya hari ini bagi kami ,bhw kekhuatiran yg ayah kemukakan kpd kami tentang Yusuf kpd kami telah pun terjadi dan menjadi kenyataan bhw firasat ayah yg tajam itu tidak meleset. Yusuf telah diterkam oleh seekor serigala dikala kami bermain lumba lari dan meninggalkan Yusuf seorg diri menjaga pakaian. Kami cukup hati-hati menjaga adik kami sesuai dgn pesanan ayah, namun krn menurut pengamatan kami pada saat itu, tidak ada tanda-tanda atau jejak binatang-binatang buas disekitar tempat kami bermain, kami sesekali tidak melihat adanya bahaya dgn meninggalkan Yusuf sendirian menjaga pakaian kami yg tidak dari tempat kami bermain bahkan masih terjangkau oleh pandangan mata kami. Akan tetapi serigala yg rupanya sudah mengintai adik kami Yusuf itu, bertindak begitu cepat menggunakan kesempatan lengahnya kami, waktu bermain sehingga tidak keburu kami menolong menyelamatkan jiwa adik kami yg sangat kami sayangi dan cintai itu. Oh ayah! Kami sangat sesalkan diri kami yg telah gagal menempati janji dan kesanggupan kami kpd ayah ketika kami minta izin mambawa Yusuf, namun apa yg hendak dikatakan bila takdir memang menghendaki yg demikian. Inilah pakaian Yusuf yg berlumuran dgn darah sebagai bukti kebenaran kami ini, walau pun kami merasakan bahawa ayah tidak akan mempercayai kami sekalipun kami berkata yg benar." Nabi Ya'qub yg sudah memperolehi firasat tentang apa yg akan terjadi keatas diri Yusuf putera kesayangannya dan mengetahui bagaimana sikap abang-abangnya terhadap Yusuf adiknya, tidak dapat berbuat apa-apa selain berpasrah kpd takdir Illahi dan seraya menekan rasa sedih, cemas dan marah yg sedang bergelora di dlm dadanya, berkatalah beliau kpd putera-puteranya:" Kamu telah memperturutkan hawa nafsumu dan mengikut apa yg dirancangkan oleh syaitan kpdmu. Kamu telah melakukan suatu perbuatan yg akan kamu akan rasa sendiri akibatnya kelak jika sudah terbuka tabir asapnya yg patut dimintai pertolong-Nya dlm segala hal dan peristiwa. Isi cerita ini telah dapat dibacakan didlm Al-Quran pada surah "Yusuf" ayat 11 sehingga 18 sebagai berikut: " 11. Mereka berkata : "Wahai ayah kami! apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf ,padahal sesungguhnya kami adalah org-org yg mengingini kebaikan baginya." 12. Biarkan lah ia pergi bersama kami besok, agak dia {dapat} bersenang-senang dan {dapat} bermain-main dan sesungguhnya kami pasti menjaganya." 13. Berkata Ya'qub:" Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkan dan aku khuatir kalau-kalau dia dimakan serigala sedang kamu lengah daripadanya." 14. Mereka berkata: " Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami adalah golongan {yg kuat} ,sesungguhnya kami kalau demikian adalah org-org yg rugi." 15. Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dlm telaga {lalu mereka masukkan dia} dan {di waktu dia sudah dlm telaga }Kami wahyukan kpd {Yusuf}:" Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tidak ingat lagi. 16. Kemudian mereka datang kpd ayah mereka di petang hari sambil menangis. 17. Mereka berkata: "Wahai ayah kami! Sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala dan

25

kamu sesekali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah org-org yg benar." 18. Mereka datang membawa baju kemejanya {yg berlumuran} dgn darah palsu. Ya'qub berkata:" Sebenarnya diri kamu sendirilah yg memandang baik perbuatan {yg buruk} itu maka kesabaran yg baik itulah {kesabaran}. Dan Allah sajalah yg dimohon perlindungannya terhadap apa yg kamu ceritakan." Yusuf dijual-beli sebagai hamba sahaya Yusuf sedang berada di dlm perigi itu seorg diri, diliputi oleh kegelapan dan kesunyian yg mencekam. Ia melihat ke atas dan ke bawah ke kanan dan ke kiri memikirkan bagaimana ia dapat mengangkatkan dirinya dari perigi itu , namun ia tidap melihat sesuatu yg dpt menolongnya. IA hanya dapat melihat bayangan tubuhnya dlm air yg cetek di bawah kakinya. Sungguh suatu ujian yg amat berat bagi seorg semuda Yusuf yg masih belum banyak pengalaman nya dlm penghidupan, bah baru pertama kali ia berpisah dari ayahnya yg sangat menyayangi dan memanjakannya. Lebih-lebih terasa beratnya uijian itu ialah krn yg melemparkannya ke dasar telaga itu adalah abang-abangnya sendiri, putera-putera ayahnya. Yusuf di samping memikirkan nasibnya yg sedang dialami, serta bagaimana ia menyelamatkan dirinya dari bahaya kelaparan sekiranya ia lama tidak tertolong, ia selalu mengenangkan ayahnya ketika melihat abang-abangnya kembali pulang ke rumah tanpa dirinya bersama mrk. Tiga hari berselang, sejak Yusuf dilemparkan ke dlm perigi, dan belum nampak tanda-tanda yg memberi harapan baginya dapat keluar dari kurungannya, sedangkan bahaya kelaparan sudah mulai membayangi dan sudah nyaris berputus asa ketika sekonyong-konyong terdengar olehnya suara sayupsayup, suara aneh yg belum pernah didengarnya sejak ia dilemparkan ke dlm telaga itu. Makin lama makin jelaslah suara-suara itu yg akhirnya terdengar seakan anjing menggonggong suara org-org bercakap dan tertawa terbahak-bahak dan suara jejak kaki manusia dan binatang sekitar telaga itu. Ternyata apa yg terdengar oleh Yusuf, ialah suara-suara yg timbul oleh sebuah kafilah yg sedang berhenti di sekitar perigi, di mana ia terkurung utk beristirehat sambil mencari air utk diminum bagi mrk dan binatang-binatang mrk. alangkah genbiranya Yusuf ketika keetika ia sedang memasang telinganya dan menengar suara ketua kafilah memerintahkan orgnya melepaskan gayung mengambil air dari telaga itu. Sejurus kemudian dilihat oleh Yusuf Sebuah gayung turun ke bawah dan begitu terjangkau oleh tangannya dipeganglah kuat-kuat gayung itu yg kemudian ditarik ke atas oleh sang musafir seraya berteriak mengeluh krn beratnya gayung yg ditarik itu. Para musafir yg berada di kafilah itu terperanjat dan takjub ketika melihat bahawa yg memberatkan gayung itu bukannya air, tetapi manusia hidup berparas tampan, bertubuh tegak dan berkulit putih bersih. Mereka berunding apa yg akan diperbuat dgn hamba Allah yg telah diketemukan di dlm dasar perigi itu, dilepaskannya di tempat yg sunyi itu atau dikembalikan kepada keluarganya. Akhirnya bersepakatlah mrk utk dibawa ke Mesir dan dijual di sana sebagai hamba sahaya dgn harga, yg menurut tafsiran mrk akan mencapai harga yg tinggi, krn tubuhnya yg baik dan parasnya yg tampan. Setibanya kafilah itu di Mesir, dibawalah Yusuf di sebuah pasar khusus , di mana manusia diperdagangkan dan diperjual-belikan sebagai barang dagangan atau sebagai binatang-binatang ternakan. Yusuf lalu ditawarkan di depan umum dilelongkan. Dan krn para musafir yg membawanya itu khuatir akan terbuka pertemuan Yusuf maka mereka enggan memepertahankan sampai mencapai harga yg tinggi, tetapi melepaskannya pada tawaran pertama dgn harga yg rendah dan tidak memadai. Padahal seorg seperti nabi Yusuf tidak dapat dinilai dgn wang bahkan dgn emas seisi bumi pun tidak seimbang sebagai manusia yg besar dan makhluk Allah yg agung seperti Nabi Yusuf yg oleh Allah telah digariskan dalam takdirnya bahawa ia akan melaksanakan missi yg suci dan menjalankan peranan yg menentukan dlm pengaulan hidup umat manusia.

Nabi Yusuf dlm pelelongan itu dibeli oleh keeetua polis Mesir bernama Fathifar sebagai penawar pertama , yg merasa berbahagia memperoleh sorg hamba yg berparas bagus, bertubuh kuat dan air muka yg memberi kesan bahawa dalam manusia yg dibelikan itu terkandung jiwa yg besar, hati suci bersih dan bahawa ia bukanlah dari kualiti manusia yg harus diperjual-belikan. Kata Fathifar kpd isterinya ketika mengenalkan Yusuf kpdnya:" Inilah hamba yg aku baru beli dari pelelongan. Berilah ia perlakuan dan layanan yg baik kalau-kalau kelak kami akan memperolehi manfaat drpnya dan memungutnya sebagai anak kandung kita. Aku dapat firasat dari paras mukanya dan gerak-gerinya bahawa ia bukanlah dari golongan yg harus diperjual-belikan, bahkan mungkin sekali bahawa ia adalah dari keturunan keluarga yg berkedudukan tinggi dan org-org yg beradab. Nyonya Fathifar, isteri Ketua Polis Mesir menerima Yusuf di rumahnya, sesuai dgn pesanan suaminya. dilayan sebagai salah seorg daripada anggota keluarganya dan sesekali tidak diperlakukannya sebagai hamba belian. Yusuf pun dapat menyesuaikan diri dgn keadaan rumahtangga Futhifar. Ia melakukan tugas sehari-harinya di rumah dgn penuh semangat dan dgn kejujuran serta disiplin yg tinggi. Segala kewajiban dan tugas yg diperintahkan kpdnya, diurus dgn senang hati seolah-olah dari perintah oleh org tuanya sendiri. Demikianlah, maka makin lama makin disayanglah akan Yusuf di rumah Ketua Polis Mesir itu sehingga merasa seakan-akan berada di rumah keluarga dan org tuanya sendiri. Tentang isi cerita di atas, dapat dibaca dlm surah "Yusuf" ayat 19 sehingga ayat 21 sebagai berikut: ~ "19. Kemudian datanglah kelompok org-org musafir, lalu mrk menyuruh seorg mengambil air mereka, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: " Oh! Khabar gembira, ini seorg anak muda!" Kemudian mrk menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yg mrk kerjakan. 20. Dan mrk menjual Yusuf dgn harga yg murah, iaitu beberapa dirham shj, dan mrk merasa tidak tertarik hatinya kpd Yusuf 21. Dan org Mesir yg membelinya berkata kpd isterinya: " Berikanlah kpdnya tempat {dan layanan} yg baik, boleh jadi dia bermanfaat kpd kita atau kita pungut dia sebagai anak." Dan demekian pulalah Kami memberikan kedudukan yg baik kpd Yusuf di muka bumi {Mesir} dan agar kami ajarkan kpdnya takdir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya." {Surah Yusuf : 19 ~ 21} Yusuf dan godaan Nyonya Futhifar Yusuf hidup tenang dan tenteram di rumah Futhifar, Ketua Polis Mesir, sejak ia menginjakkan kakinya di rumah itu. Ia mendpt kepercayaan penuh dari kedua majikannya, suami-isteri, mengurus rumahtangga mereka dan melaksanakan perintah dan segala keperluan mrk dgn sesungguh hati, ikhlas dan kejujuran, tiada menuntut upah dan balasan atas segala tenaga dan jerih payah yg dicurahkan utk kepentingan keluarga. Ia menganggap dirinya di rumah itu bukan sebagai hamba bayaran, tetapi sebagai seorg drp anggota keluarga. demikian pula anggapan majikannya, suami-isteri terhadap dirinya. Ketenangan hidup dan kepuasan hati yg diperdpt oleh Yusuf selama ia tinggal di rumah Futhifar, telah mempengaruhi kesihatan dan pertumbuhan tubuhnya. Ia yg telah dikurnai oleh Tuhan kesempurnaan jasmani dgn kehidupan yg senang dan empuk di rumah Futhifar, makin terlihat tambah segar wajahnya, tambah elok parasnya dan tambah tegak tubuhnya, sehingga ia merupakan seorg pemuda remaja yg gagah perkasa yg menggiurkan hati setiap wanita yg melihatnya, tidak terkecuali isteri Futhifar, majikannya sendiri, bahkan bukan tidak mungkin bhw ia akan menjadi rebutan lelaki, andai kata ia hidup di kota Sadum di tengah-tangah kaum Nabi Luth ketika itu. Pengaulan hari-hari di bawah satu atap rumah antara Yusuf pemuda remaja yg gagah perkasa dan Nyonya Futhifar, seorg wanita muda cantik dan ayu, tidak akan terhindar dari risiko terjadinya perbuatan maksiat, bila tidak ada kekuatan iman dan takwa yg menyekat hawa nafsu yg ammarah bissu. Demikian lah akan apa yg terjadi terhadap Yusuf dan isteri Ketua Polis Mesir.

25

26

Pada hari-hari pertama Yusuf berada di tengah-tengah keluarga , Nyonya Futhifar tidak menganggapnya dan memperlakukannya lebih dari sebagai pembantu rumah yg cekap, tangkas, giat dan jujur, berakhlak dan berbudi pekerti yg baik. Ia hanya mengagumi sifat-sifat luhurnya itu serta kecekapan dan ketangkasan kerjanya dlm menyelesaikan urusan dan tugas yg pasrahkan kpdnya. Akan tetapi memang rasa cinta itu selalu didahului oleh rasa simpati. Simpati dan kekaguman Nyonya Futhifar terhadap cara kerja Yusuf, lama-kelamaan berubah menjadi simpati dan kekaguman terhadap bentuk banda dan paras mukanya. Gerak-geri dan tingkah laku Yusuf diperhatika dari jauh dan diliriknya dgn penuh hati-hati. Bunga api cinta yg masih kecil di dlm hati Nyonya Futhifar terhadap Yusuf makin hari makin membesar dan membara tiap kali ia melihat Yusuf berada dekatnya atau mendengar suaranya dan suara langkah kakinya. Walaupun ia berusaha memandamkan api yg membara di dadanya itu dan hedak menyekat nafsu berahi yg sedang bergelora dlm hatinya, utk menjaga maruahnya sebagai majikan dan mepertahankan sebagai isteri Ketua Polis, namun ia tidak berupaya menguasai perasaan hati dan hawa nasfunya dgn kekuatan akalnya. Bila ia duduk seorg diri, maka terbayanglah di depan matanya akan paras Yusuf yg elok dan tubuhnya yg bagus dan tetaplah melekat bayangan itu di depan mata dan hatinya, sekalipun ia berusaha utk menghilangkannya dgn mengalihkan perhatiannya kpd urusan dan kesibukan rumahtangga. Dan akhirnya menyerahlah Nyonya Futhifar kpd kehendak dan panggilan hati dan nafsunya yg mnedpt dukungan syaitan dan iblis dan diketepikanlahnya semua pertimbangan maruah, kedudukan dan martabat serta kehormatan diri sesuai dgn tuntutan dgn akal yg sihat. Nyonya Futhifar menggunakan taktik, mamancing-mancing Yusuf agar ia lebih dahulu mendekatinya dan bukannya dia dulu yg mendekati Yusuf demi menjaga kehormatan dirinya sebagai isteri Ketua Polis. Ia selalu berdandan dan berhias rapi, bila Yusuf berada di rumah, merangsangnya dgn wangiwangian dan dgn memperagakan gerak-geri dan tingkah laku sambil menampakkan, seakan-akan dgn tidak sengaja bahagian tubuhnya yg biasanya menggiurkan hati org lelaki. Yusuf yg tidak sedar bhw Zulaikha, isteri Futhifar, mencintai dan mengandungi nafsu syahwat kpdnya, menganggap perlakuan manis dan pendekatan Zulaikha kpdnya adalah hal biasa sesuai dgn pesanan Futhifar kpd isterinya ketika dibawa pulang dari tempat perlelongan. Ia berlaku biasa sopan santun dan bersikap hormat dan tidak sedikit pun terlihat dr haknya sesuatu gerak atau tindakan yg menandakan bhw ia terpikat oleh gaya dan aksi Zulaikha yg ingin menarik perhatiannya dan mengiurkan hatinya. Yusuf sebagai calon Nabi telah dibekali oleh Allah dgn iman yg mantap, akhlak yg luhur dan budi pekerti yg tinggi. Ia tidak akan terjerumus melakukan sesuatu maksiat yg sekaligus merupakan perbuatan atau suatu tindakan khianat terhadap org yg telah mempercayainya memperlakukannya sebagai anak dan memberinya tempat di tengah-tengah keluarganya. Sikap dingin dan acuh tak acuh dari Yusuf terhadap rayuan dan tingkah laku Zulaikha yg bertujuan membangkitkan nafsu syahwatnya menjadikan Zulaikha bahkan tambah panas hati dan bertekad dkan berusaha terus sampai maksudnya tercapai. Jika aksi samar-samar yg ia lakukan tetap tidak dimengertikan oleh Yusuf Yg dianggapkannya yg berdarah dingin itu, maka akan dilakukannya secara berterus terang dan kalau perlu dgn cara paksaan sekalipun. Zulaikha , tidak tahan lebih lama menunggu reaksi dari Yusuf yg tetap bersikap dingin , acuh tak acuh terhadap rayuan dan ajakan yg samar-samar daripadanya. Maka kesempatan ketika si suami tidak ada di rumah, masuklah Zulaikha ke bilik tidurnya seraya berseru kpd Yusuf agar mengikutinya. Yusuf segera mengikutinya dan masuk ke bilik di belakang Zulaikha, sebagaimana ia sering melakukannya bila di mintai pertolongannya melakukan sesuatu di dlm bilik. Sekali-kali tidak terlintas dalm fikirannya bhw perintah Zulaikha kali itu kpdnya utk masuk ke biliknya bukanlah perintah biasa utk melekukan sesuatu yg biasa diperintahkan kpdnya. Ia baru sedar ketika ia berad di dlm bilik, pintu dikunci oleh Zulaikha, tabir disisihkan seraya berbaring berkatalah ia kpd Yusuf: " Ayuh, hai Yusuf! Inilah aku sudah siap

bagimu, aku tidak tahan menyimpan lebih lama lagi rasa rinduku kpd sentuhan tubuhmu. Inilah tubuhku kuserahkan kpdmu, berbuatlah sekehendak hatimu dan sepuas nafsumu." Seraya memalingkan wajahnya ke arah lain, berkatalah Yusuf:" Semoga Allah melindungiku dari godaan syaitan. Tidak mungkin wahai tuan puteriku aku akan melakukan maksiat dan memenuhi kehendakmu. Jika aku melakukan apa yg tuan puteri kehendaki, maka aku telah mengkhianati tuanku, suami tuan puteri, yg telah melimpahkan kebaikannya dan kasih sayangnya kpdku. Kepercayaan yg telah dilimpahkannya kpdku, adalah suatu amanat yg tidak patut aku cederai. Sesekali tidak akanku balas budi baik tuanku dgn perkhianatan dan penodaan nama baiknya. Selain itu Allah pun akan murka kpdku dan akan mengutukku bila bila aku lakukan apa yg tuan puteri mintakan daripadaku. Allah Maha Mengetahui segala apa yg diperbuat oleh hambanya. Segera mata Zulaikha melotot dan wajahnya menjadi merah, tanda marah yg meluap-luap, akibat penolakan Yusuf tehadap ajaknya. Ia merasakan dirinya dihina dan diremehkan oleh Yusuf dgn penolakannya, yg dianggapnya suatu perbuatan kurang ajar dari seorg pelayan terhadap majikannya yg sudah merendahkan diri, mengajaknya tidur bersama, tetapi ditolak mentah-mentah. Padhal tidak sedikit pembesar pemerintah dan org-org berkedudukan telah lama merayunya dan ingin sekali menyentuh tubuhnya yg elok itu, tetapi tidak dihiraukan oleh Zulaikha. Yusuf melihat mata Zulaikha yg melotot dan wajahnya yg menjadi merah, menjadi takut akan terjadi hal-hal yg tidak diinginkan, dan segera lari menuju pintu yg tertutup, namun Zulaikha cepat-cepat bangun dari ranjangnya mengejar Yusuf yg sedang berusaha membuka pintu, ditariknyalah kuat-kuat oleh Zulaikha bahagian belakang kemejanya sehingga terkoyak. Tepat pada masa mereka berada di belakang pintu sambil tarik menarik, datanglah Futhifar mendapati mrk dlm keadaan yg mencurigakan itu. Dgn tiada memberi kesempatan Yusuf membuka mulut, berkatalah Zulaikha cepat-cepat kpd suaminya yg masih berdiri tercengang memandang kpd kedua org kepercayaan itu:" Inilah dia Yusuf , hamba yg engkau puja dan puji itu telah berani secara kurang ajar masuk ke bilikku dan memaksaku memenuhi nafsu syahwatnya. Berilah ia ganjaran yg setimpal dgn perbuatan biadabnya. Org yg tidak mengenal budi baik kami ini harus dipenjarakan dan diberika seksaan yg pedih." Yusuf mendengar laporan dan tuduhan palsu Zulaikha kpd suaminya, tidak dpt berbuat apa-apa selain memberi keterangan apa yg terjadi sebenarnya. Berkatalah ia kepada majikannya, Futhifar:" Sesungguhnya dialah yg menggodaku, memanggilkan aku ke biliknya, lalu memaksaku memenuhi nafsu syahwatnya. Aku menolak tawarannya itu dan lari menyingkirinya, namun ia mengejarku dan menarik kemejaku dari belakang sehingga terkoyak." Futhifar dlm keadaan bingung. Sipakah diantara kedua org yg benar? Yusufkah yg memang selama hidup bersama dirumahnya belum pernah berkata dusta, atau Zulaikhakah yg dlm fikirannya tidak mungkin akan mengkhianatinya? Dlm keadaan demikian itu tibalah sekonyong-konyong seorg dr keluarga Zulaikha, iaitu saudaranya sendiri yg dikenal bijaksana, pandai dan selalu memberi pertimbangan yg tepat bila dimintai fikiran dan nasihatnya. Atas permintaan Futhifar utk memberinya pertimbangan dlm masalah yg membingungkan itu, berkatalah saudaranya:" Lihatlah, bila kemeja Yusuf terkoyak bahgian belakangnya, maka ialah yg benar dan isterimu yg dusta. Sebaliknya bila koyak kemejanya di bahagian hadapan maka dialah yg berdusta dan isterimu yg berkata benar." Berkatalah Futhifar kpd isterinya setelah persoalannya menjadi jelas dan tabir rahsianya terungkap:" Beristighfarlah engkau hai Zulaikha dan mohonlah ampun atas dosamu. Engkau telah berbuat salah dan dusta pula utk menutupi kesalahanmu. Memang yg demikian itu adalah sifat-sifat dan tipu daya kaum wanita yg sudah kami kenal." Kemudian berpalinglah dia mengadap Yusuf dan berkata kpdnya:"

26

27

Tutuplah rapat-rapat mulutmu wahai Yusuf, dan ikatlah lidahmu, agar masalah ini akan tetap menjadi rahsia yg tersimpan sekeliling dinding rumah ini dan jangan sesekali sampai keluar dan menjadi rahsia umum dan buah mulut masyarakat. Anggap saja persoalan ini sudah selesai sampai disini." Ada sebuah peribahasa yg berbunyi:" Tiap rahsia yg diketahui oleh dua org pasti tersiar dan diketahui oleh org ramai." Demikianlah juga peristiwa Zulaikha dgn Yusuf yg dgn ketat ingin ditutupi oleh keluarga Futhifar tidak perlu menunggu lama utk menjadi rahsia umum. pada mulanya org berbisikbisik dari mulut ke mulut, menceritakan kejadian itu, tetapi makin hari makin meluas dan makin menyebar ke tiap-tiap pertemuan dan menjadi bahan pembicaraan di kalangan wanita-wanita dari golongan atas dan menengah. Kecaman-kecaman yg bersifat sindiran mahupun yg terang-terangan mulai dilontarkan org terhadap Zulaikha, isteri Ketua Polis Negara, yg telah dikatakan bercumbucumbuan dgn pelayannya sendiri, seorg hamba belian dan yg sangat memalukan kata mrk bhw pelayan bahkan menolak ajakan majikannya dan tatkala melarikan diri drpnya dikejarkannya sampai bahagian belakang kemejanya terkoyak. Kecaman-kecaman sindiran-sindiran dan ejekan-ejekan org terhadap dirinya akhirnya sampailah di telinga Zulaikha. Ia menjadi masygul dan sedih hati bhw peristiwanya dgn Yusuf sudah menjadi buah mulut org yg dgn sendirinya membawa nama baik keluarga dan nama baik suaminya sebagai Ketua Polis Negara yg sgt disegani dan dihormati. Zulaikha yg sangat marah dan jengkel terhadap wanitawanita sekelasnya, isteri-isteri pembesar yg tidak henti-hentinya dlm pertemuan mrk menyinggung namanya dgn ejekan dan kecaman sehubungan dgn peristiwanya dgn Yusuf. Utk mengakhiri desas-desus dan kasak-kusuk kaum wanita para isteri pembesar itu, Zulaikha mengundang mrk ke suatu jamuan makan di rumahnya, dgn maksud membuat kejutan memperlihatkan kpd mrk Yusuf yg telah menawankan hatinya sehingga menjadikan lupa akan maruah dan kedudukan sebagai isteri Ketua Polis Negara. Dlm pesta itu para undangan diberikan tempat duduk yg empuk dan masing-masing diberikan sebilah pisau yg tajam utk memotong daging dan buah-buahan yg tersedia dan sudah dihidangkan. Setelah masing-masing tamu menduduki tempatnya dan disilakannya menikmati hidangan yg sudah tersedia di depannya, maka tepat pada masa mrk sibuk mengupas buah yg ada ditangan masing-masing, dikeluarkannyalah Yusuf oleh Zulaikha berjalan sebagai peragawan di hadapan wanita-wanita yg sedang sibuk memotong buah-buahan itu. Tanpa disedari para tamu wanita yg sedang memegang pisau dan buah-buahan di tangannya seraya ternganga mengagumi keindahan wajah dan tubuh Yusuf mrk melukai jari-jari tangannya sendir dan sambil menggeleng-geleng kepala kehairanan, maka berkatalah mrk:" Maha Sempurnalah Allah. Ini bukanlah manusia. Ini adalah seorg malaikat yg mulia." Zulaikha bertepuk tangan tanda genbira melihat usah kejutannya brhasil dan sambil menujuk ke jari-jari wanita yg terhiris dan mencucurkan darah itu berkatalah ia:" Inilah dia Yusuf, yg menyebabkan aku menjadi bual-bualan ejekanmu dan sasaran kecaman-kecaman org. Tidakkah kami setelah melihat Yusuf dgn mata kepala memberi uzur kpdku, bila ia menawan hatiku dan membangkitkan hawa nafsu syahwatku sebagai seorg wanita muda yg tidak pernah melihat org yg setampan parasnya, seindah tubuhnya dan seluhur akhlak Yusuf? Salahkah aku jika aku tergila-gila olehnya, sampai lupa akan kedududkanku dan kedudukan suamiku? Kamu yg hanya melihat Yusuf sepintas lalu sudah kehilangan kesedaran sehingga bukan buah-buahan yg kamu kupas tetapi jari-jari tanganmu yg terhiris. Maka hairankah kalau aku yg berkumpul dgn Yusuf di bawah satu bumbung, melihat wajah dan tubuhnya serta mendengar suaranyapada setiap saat dan setiap detik sampai kehilangan akal sehingga tidak dapat mengawal nafsu syahwatku menghadapinya? Aku harus mengaku didepan kamu bahawa memang akulah yg menggodanya dan merayunya dan dgn segala daya upaya ingin memikat hatinya dan mengundangnya utk menyambut cintaku dan melayani nafsu syahwatku. Akan tetapi dia bertahan diri,
27

tidak menghiraukan ajakanku dan bersikap dingin terhadap rayuan dan godaanku. Ia makin menjauhkan diri, bila aku mencuba mendekatinya dan memalingkan pandangan matanya dari pandanganku bila mataku menentang matanya. Aku telah merendahkan diriku sebagai isteri Ketua Polis Negara kpd Yusuf yg hanya seorg hamba sahaya dan pembantu rumah, namaku sudah terlanjur ternoda dan menjadi ejekan org krnnya, maka bila tetap membangkang dan tidak mahu memperturutkan kehendakku, aku tidak akan ragu-ragu akan memasukkannya ke dlm penjara sepanjang waktu sebagai pengajaran baginya dan imbalan bagi kecemaran namaku krnnya." Mendengar kata-kata ancaman Zulaikha terhadap diri Yusuf menggugah hati para wanita yg menaruh simpati dan rasa kasihan kpd diri Yusuf. Mrk menyayangkan bhw tubuh yg indah dan wajah yg tampan serta manusia yg berbudi pekerti dan berakhlak luhur itu tidak patut dipenjarakan dan dimasukkan ke tempat org-org yg melakukan jenayah dan penjahat. Berkata salah seorg yg menghampirinya:" Wahai Yusuf! Mengapa engkau berkeras kepala menghadapi Zulaikha yg menyayangimu dan mencintaimu? Mengapa engkau menolak ajakan dan seruannya terhadapmu? Suatu keuntungan besar bagimu, bhw seorg wanita cantik seperti Zulaikha yg bersuamikan seorg pembesar negara tertarik kpdmu dan menginginkan pendekatanmu. Ataukah mungkin engkau adalah seorg lelaki yg lemah syahwat dan krn itu tidak tertarik oleh kecantikan serta keelokan seorg wanita muda seperti Zulaikha." Berkata seorg tamu wanita lain:" Jika sekiranya kamu tidak tertarik kpd Zulaikha krn kecantikannya, maka berbuatlah utk kekayaannya dan kedudukan suaminya. sebab jika engkau dapat menyesuaikan dirimu kpd kehendak Zulaikha dan mengikuti segala perintahnya nescay engkau akan dianugerahi harta yg banyak dan mungkin pangkatmu pun akan dinaikkan." Berucap seorg tamu lain memberi nasihat:" Wahai Yusuf! fikirkanlah baik-baik dan camkanlah nasihatku ini: Zulaikha sudah berketetapan hati harus mencapai tujuannya dan memperoleh akan apa yg dikehendakinya drpmu. Ia sudah terlanjur diejek dan dikecam org dan sudah terlanjur namanya menjadi bualan di dlm masyarakat krn engkau maka dia mengancam bila engkau tetap berkeras kepala dan tidak melunakkan sikapmu terhadap tuntutannya, pasti ia akan memasukkan engkau ke dlm penjara sebagai penjahat dan penjenayah. Engkau mengetahui bahawa suami Zulaikha adlah Ketua Polis Negara yg berkuasa memenjarakan seseorg ke dlm tahanan dan engkau mengetahui pula bhw Zulaikha sgt berpengaruh kpd suaminya. Sayangilah wahai Yusuf dirimu yg masih muda remaja dan tampan ini dan ikutilah perintah Zulaikha agar engkau selamat dan terhindar dari akibat yg kami tidak menginginkan ke atas dirimu." Kata-kata nasihat dan pujukan para wanita ,Tamu Zulaikha itu didengar oleh Yusuf dgn telinga kanan dan keluar ke telinga kirinya. Tidak suatu pun daripadanya yg dapat turun ke lubuk hatinya atau menjadi bahan penimbangannya. Akan tetapi walaupun ia percaya kpd dirinya, tidak akan terpengaruh oleh pujukan dan nasihat-nasihat itu, ia merasa khuatir, bhw jika masih tinggal lama di tengah-tengah pergaulan itu akhirnya mungkin ia akan terjebak dan masuk ke dlm perangkap tipu daya dan tipu muslihat Zulaikha dan kawan-kawan wanitanya. Berdoalah Nabi Yusuf memohon kpd Allah agar memberi ketetapan iman dan keteguhan tekad kpdnya spy tidak tersesat oleh godaan syaitan dan tipu muslihat kaum wanita yg akan menjerumuskannya ke dlm lembah kemaksiatan dan perbuatan mungkar. Berucaplah ia di dlm doanya:" Ya Tuhanku! sesungguhnya aku lebih suka dipenjarakan berbanding aku berada di luar tetapi harus memperturutkan hawa nafsu para wanita itu. Lindungilah aku wahai Tuhanku dari pergaulan org-org yg hendak membawaku ke jln yg sesat dan memaksaku melakukan perbuatan yg Engkau tidak redhai. Bila aku dipenjarakan akan ku bulatkan fikiranku serta ibadahku kpdmu wahai Tuhanku. Jauhkanlah daripadaku rayuan dan tipu daya wanita-wanita itu, supaya aku tidak termasuk dari org-org yg bodoh dan sesat."

28

Futhifar, Ketua Polis Negara, Suami Zulaikha mengetahui dgn pasti bhw Yusuf bersih dari tuduhan yg dilemparkan kpdnya. Ianya pula sedar bhw isterinyalah yg menjadi biang keladi dlm peristiwa yg sampai mencemarkan nama baik keluarganya. Akan tetapi ia tidak dapat berbuat selain mengikuti nasihat isterinya yg menganjurkan agar Yusuf dipenjarakan. Krn dgn memasukkan Yusuf ke dlm tahanan, pendapat umum akan berubah dan berbalik akan menuduh serta menganggap Yusuflah yg bersalah dlm peristiwa itu dan bukannya Zulaikha. Dgn demikian mrk berharap nama baiknya akan pulih kembali dan desas-desus serta kasak-kasuk masyarakat tentang rumahtanggannya akan berakhir. Demikianlah, maka perintah dikeluarkan oleh Futhifar dan masuklah Yusuf ke dlm penjara sesuai dgn doanya. Isi cerita di atas dapat dibaca dlm Al-Quran surah Yusuf ayat 22 sehingga ayat 35 : "22. Dan tatkala ia cukup dewasa, Kami berikan kpdnya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kpd org-org yg berbuat baik. 23. Dan wanita {Zulaikha} yg Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf utk menundukkan dirinya {kpdnya} dan dia menutup pintu-pintu seraya berkata: " Marilah kesini ". Yusuf berkata: "Aku berlindung kpd Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dgn baik." Sesungguh org-org yg zalim tidak akan beruntung. 24. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud {melakukan perbuatan itu} dgn Yusuf dan Yusuf pun bermaksud {melakukan pula} dgn wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda {dari} Tuhannya. Demikian agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yg terpilih. 25. Dan kedua-duanya berlumba-lumba menuju pintu dan wanita itu menarik baju kemeja Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata:" Apakah pembalasan terhadap org yg bermaksud berbuat serong dgn isterimu, selain dipenjarakan atau dihukum dgn azab yg pedih?" 26. Yusuf berkata:" Dia menggodaku utk menundukkan diriku {kpdnya}." Dan seorg saksi dari keluarga wanita itu memberi kesaksiannya:" Jika bajunya koyak dihadapan, maka wanita itu benar, dan Yusuf termasuk org-org yg dusta. 27. Dan jika bajunya koyak dibelakang, mka wanita itulah yg dusta dan Yusuf termasuk org-org yg benar". 28. Maka tatkala suami wanita itu melihat baju kemeja Yusuf koyak dari belakang berkatalah dia:" Sesungguhnya kejadian itu adalah diantara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu besar". 29. Hai Yusuf:" Berpalinglah dari ini dan kamu {hai isteriku} mohon ampunlah atas doamu itu krn kamu sesungguhnya termasuk org-org yg berbuat salah". 30. Dan wanita-wanita di kota itu berkata:" Isteri Al-Aziz menggoda bujangnya utk menundukkan dirinya kpdnya, sesungguhnya cintanya kpd bujangan itu adalah sgt mendlm. Sesungguhnya kami memandangnya dlm kesesatan nyata." 31. Maka tatkala wanita itu {Zulaikha} mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk dan diberikannya kpd masing-masing mereka sebilah pisau {utk memotong jamuan} kemudian dia berkata {kpd Yusuf}:" Keluarlah {nampakkanlah dirimu} kpd mrk". Maka tatakala wanita-wanita itu melihatnya, mrk kagum kpd {keindahan rupa} nya dan mrk melukai {jari} tangannya dan berkata:" Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yg mulia". 32. Wanita itu {Zulaikha} berkata:" Itulah dia org yg kamu cela aku krn {tertarik} kpdnya dan sesungguhnya aku telah menggoda dia utk menundukkan dirinya {kpdku} akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yg aku perintahkan kpdnya nescaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk org-org yg hina". 33. Yusuf berkata:" Wahai Tuhanku penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kpdku. Dan jika tidak Engkau hindarkan drpku tipu daya mrk tentu akan aku cenderung utk {memenuhi keinginan mrk} dan tentulah aku termasuk org-org yg bodoh". 34. Maka Tuhannya memperkenankan doa Yusuf dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 35. Kemudian ambil fikiran kpd mrk setelah melihat tanda-tanda {kebenaran Yusuf} bhw mrk harus memenjarakannya sampai sesuatu waktu". { Yusuf : 25 ~ 35 }

Yusuf dalam penjara Yusuf di masukkan ke dlm penjara bukannya krn ia telah melakukan kesalahan atau kejahatan, tetapi krn sewenang-wenangnya penguasa yg memenjarakannya utk menutupi dosanya sendiri dgn menempelkan dosa itu kpd org yg dipenjarakan. Akan tetapi bagi Nabi Yusuf, penjara adalah tempat yg aman utk menghindari segala godaan dan tipu daya yg akan menjerumuskannya ke dlm kemaksiatan dan perbuatan mungkar. Bagi Yusuf hidup di dlm sebuah penjara yg gelap dan sempit, dimana gerak bandanya dan pandangan matanya dibatasi, adalah lebih baik dan lebih disukai drp hidup di alam bebas di mana jiwanya tertekan dan hatinya tidak merasa aman dan tenteram. Di dlm penjara Yusuf dpt membulatkan fikirannya dan jiwanya beribadah dan menyembah kpd Allah. Disamping itu ia dpt melakukan dakwah di dlm penjara, memberi bimbingan dan nasihat kpd pesalah, agar mrk yg telah berdosa melakukan kejahatan, bertaubat dan kembali menjadi org-org yg baik, sedang kpd tahanan yg tidak berdosa yg menjadi korban perbuatan penguasa yg sewenang-wenang dihiburkna agar mrk bersabar dan bertakwa, bertawakkal serta beriman memohon kpd Allah mengakhiri penderitaan dan kesengsaraan mrk. Bersama dgn Yusuf, dipenjarakan pula dua org pegawai istana Raja dgn tujuan hendak meracunkan Raja atas perintah dan dgn kerjasama dgn pihak musuh istana. Dua pemuda pegawai yg dipenjara itu, seorg penjaga gudang mknan dan seorg sebagai pelayan meja istana. Pada suatu hari pagi datanglah kedua pemuda tahanan itu ke tempat Nabi Yusuf mengisahkan bhw mrk telah mendpt mimpin. Si pelayan melihat ia seakan-akan berada di tengah sebuah kebun anggur memegang gelas, seperti gelas yg sering diguna minumkan oleh Raja, majikannya lalu diisinya gelas itu dgn perahan buah anggur. Sedang pemuda penjaga gudang melihat dlm mimpinnya seolah-olah mendukung di atas kepalanya sebuah keranjang yg berisi roti, roti mana disambar oleh sekelompok burung dan di bawanya terbang. Kedua pemuda tahanan itu mengharapkan dari Nabi Yusuf agar memberi tafsiran bagi mimpi mrk itu. Nabi Yusuf yg telah dikurniai kenabian dan ditugaskan oleh Allah menyampaikan risalah-Nya kpd hamba-hamba-Nya memulai dakwahnya kpd kedua pemuda yg datang menanyakan tafsiran mimpinnya, mengajak mrk beriman kpd Allah Yangg Maha Esa, meninggalkan persembahan kepada berhala-berhala yg mrk ada-adakan sendiri dgn memberi nama-nama kpd berhala-berhala itu sesuka hati mrk. Utk membuktikan kpd kedua pemuda itu bhw ia adalah seorg Nabi dan pesuruh Allah, berkata Nabi Yusuf:" Aku tahu dan dapat menerangkan kpd kamu, makanan apa yg akan kamu terima, apa jenisnya dan berapa banyaknya demikian pula jenisnya dan macam mana minuman yg akan kamu terima. Demikian pula dapat aku memberi tafsiran bagi mimpi seorg termasuk kedua mimpimu. Itu semua adalah ilmu yg dikurniakan oleh Allah kpdku. Aku telah meninggalkan agama org-org yg tidak beriman kpd Allah dan mengingkari adanya hari kiamat kelak. Aku telah mengikuti agama bapa-bapaku, Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub. Tidaklah sepatutnya kami menyekutukan sesuatu bagi Allah yg telah mengurniakan rahmat dan nikmat-Nya atas kami dan atas manusia seluruhnya tetapi kebanyakkan manusia tidak menghargai nikmat Allah itu dan tidak mensyukuri-Nya. Cubalah fikirkan wahai temantemanku dlm penjara mana yg lebih baik dan lebih masuk akal, penyembahan kpd beberapa tuhan yg berbeza-beza atau penyembahan kpd Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Perkasa? Tuhan telah memerintahkan janganlah kamu menyembahkan selain drp Dia. Itulah agama yg benar dan lurus, tetapi banyak org tidak mengetahui dan tidak mahu mengerti." " Adapun mengenai mimpimu", Nabi Yusuf melanjutkan ceritanya," Maka takbirnya bhw engkau, wahai pemuda pelayan, segera akan dikeluarkan dari penjara dan akan dipekerjakan kembali seperit sedia kala, sedangkan engkau wahai pemuda penjaga gudang akan dihukum mati dgn disalib dan

28

29

kepalamu akan menjadi makan burung-burung yg mematuknya. Demikianlah takbir mimpimu yg telah menjadi hukum Allah bagi kamu berdua." Berkata Nabi Yusuf selanjutnya kpd pemuda yg diramalkan akan keluar dari penjara:" Wahai temanku, pesanku kpdmu, bila engkau telah keluar dan kembali bekerja di istana sebutlah namaku dihadapan Raja, majikanmu. Katalah kepadanya bhw aku dipenjarakan sewenang-wenangnya, tidak berdosa dan tidak bersalah. Aku hanya dipenjara utk kepentingan menyelamatkan nama keluarga Ketua Polis Negara dan atas anjuran isterinya belaka. Jangalah engkau lupakan pesananku ini, wahai temanku yg baik." Kemudian, maka sesuai dgn takbir Nabi Yusuf, selang tidak lama keluarlah surat pengampunan Raja bagi pemuda pelayan dan hukuman salib bagi pemuda penjaga gudang dilaksanakan. Akan tetapi pesanan Nabi Yusuf kpd pemuda pelayan, tidak disampaikan kpd Raja setelah ia diterima kembali bekerja di istana. Syaitan telah menjadikannya lupa setelah ia menikmati kebebasan dr penjara dan dgn demikian tetaplah Nabi Yusuf berada di penjara beberapa tahun lamanya, penghibur para tahanan yg tidak berdosa dan mendidik serta berdakwah kpd tahanan yg telah bersalah melakukan kejahatan dan perbuatan -perbuatan yg buruk, agar mrk menjadi org-org yg baik dan bermanfaat bagi sesama manusia dan menjadi hamba-hamba Allah yg beriman dan bertauhid. Isi cerita ini ada tersebut di dlm Al-Quran pada surah "Yusuf" ayat 36 sehingga ayat 42 :~ "36.~ Dan bersama dgn dia masuk pula ke dlm penjara dua org pemuda. Berkatalah salah seorg di antara keduanya:" Sesungguhnya aku bermimpi, bhw aku memerah anggur." Dan yg lain berkata:" Sesungguhnya aku bermimpi bhw aku membawa roti di atas kepalaku dan sebahagiannya dimakan burung." Beritakan kpd kami takbirnya, sesungguhnya kami memandang kamu termasuk org-org yg pandai {menakbir mimpi}. 37.~ Yusuf berkata:" Sebelum sampai kpd kamu berdua makanan yg akan diberikan kpdmu melainkan aku telah dpt menerangkan jenis makanan itu sebelum makanan itu sampai kpdmu. Yang demikian itu adalah sebahagian dari apa yg diajarkan oleh Tuhanku kpdku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama org-org yg tidak beriman kpd Allah, sedang mrk ingkar kpd hari kemudian. 38.~ Dan aku mengikuti agama bapa-bapaku, iaitu Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub. Tiadalah patut bagi kami {para nabi} mempersekutukan sesuatu apa pun dgn Allah. Yang demikian itu adalah dari kurniaan Allah kpd kami dan kpd manusia seluruhnya, tetapi kebanyakkan manusia itu tidak mensyukurinya. 39.~ Hai kedua temanku dlm penjara, manakah yg baik, tuhan-tuha yg bermacammacam itu ataukah allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? 40.~ Kamu tidak menyembah yg selain Allah melainkan hanya {menyembah nama-nama yg kamu dan nenek moyang kamu membuat-buatnya, Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yg lurus tetapi kebanyakkan manusia tidak mengetahui. 41.~ Hai kedua temanku dlm penjara adapun salah seorg diantara kamu berdua akan memberi minum tuannya dgn arak adapun yg seorg lagi maka ia akan disalib lalu burung memakan sebahagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkarayg kamu berdua menanyakannya {kepadaku}". 42.~ Dan Yusuf berkata kpd org yg diketahuinya akan selamat di antara mereka berdua:" Terangkanlah keadaanku kpd tuanmu". Maka syaitan menjadikan dia lupa menerangkan {keadaan Yusuf} kepada tuannya. Krn itu tetaplah dia {Yusuf} dlm penjara beberapa tahun lamanya." {Yusuf : 36 ~ 42} Yusuf dibebaskan dari penjara Pada suatu hari berkumpullah di istana raja Mesir, para pembesar, penasihat dan para arif bijaksana yg sengaja diundang oelh utk memberi takbir mimpi yg telah merunsingkan dan menakutkan hatinya. Ia bermimpi seakan-akan melihat tujuh ekor sapi betina lain yg kurus-kurus. Disamping itu ia melihat pula dlm mimpinya tujuh butir gandum hijau disamping tujuh butir yg lain kering.

Tidak seorg drp. pembesar-pembesar yg didatangkan itu yg dapat memberi tafsiran takbir bagi mimpi Raja bahkan sebahagian drp mrk menganggapkannya sebagai mimpi kosong yg tiada bererti dan menganjurkan kpd Raja melupakan saja mimpi itu dan menghilangkannya dari fikirannya. Pelayan Raja, pemuda teman Yusuf dlm penjara, pada masa pertemuan Raja dgn para tetamunya, lalu teringat olehnya pesan Nabi Yusuf kpdnya sewaktu ia akan dikeluarkan dari penjara dan bhw takbir yg diberikan oleh Nabi Yusuf bagi mimpinya adalah tepat, telah terjadi sebagaimana telah ditakdirkan. Ia lalu memberanikan diri menghampiri Raja dan berkata:" Wahai Paduka Tuanku! Hamba mempunyai seorg teman kenalan di dlm penjara yg pandai menakbirkan mimpi. Ia adalah seorg yg cekap, ramah dan berbudi pekerti luhur. Ia tidak berdosa dan tidak melakukan kesalahan apa pun. Ia dipenjara hanya atas fitnahan dan tuduhan palsu belaka. Ia telah memberi takbir bagi mimpiku sewaktu hamba berada dlm tahanan bersamanya dan ternyata takbirnya tepat dan benar sesuai dgn apa yg hamba alami. Jika Paduka Tuan berkenan, hamba akan pergi mengunjunginya di penjara utk menanyakan dia tentang takbir mimpi Paduka Tuan." Dgn izin Raja, pergilah pelayan mengunjungi Nabi Yusuf dlm penjara. Ia menyampaikan kpd Nabi Yusuf kisah mimpinya Raja yg tidak seorg pun drp anggota kakitangannya dan para penasihatnya dpt memberikan takbir yg memuaskan dan melegakan hati majikannya. Ia mengatakan kpd Nabi Yusuf bhw jika Raja dpt dipuaskan dgn pemberian bagi takbir mimpinya, mungkin sekali ia akan dikeluarkan dari penjara dan dgn demikian akan berakhirlah penderitaan yg akan dialami bertahun-tahun dlm kurungan. Berucaplah Nabi Yusuf menguraikan takbirnya bagi mimpi Raja:" Negara akan menghadapi masa makmur, subur selama tujuh tahun, di mana tumbuh-tumbuhan dan semua tanaman gandum, padi dan sayur mayur akan mengalami masa menuai yg baik yg membawa hasil makanan berlimpah-ruah, kemudian menyusuk musim kemarau selama tujuh tahun berikutnya dimana sungai Nil tidak memberi air yg cukup bagi ladang-ladang yg kering, tumbuh-tumbuhan dan tanaman rosak dimakan hama ssedang persediaan bahan makanan, hasil tuaian tahun-tahun subur itu sudah habis dimakan. Akan tetapi, Nabi Yusuf melanjutkan keterangannya, setelah mengalami kedua musim tujuh tahun itu akan tibalah tahun basah di mana hujan akan turun dgn lebatnya menyirami tanah-tanah yg kering dan kembali menghijau menghasilkan bahan makanan dan buah-buahan yg lazat yg dpt diperah utk diminum." " Maka jika takbirku ini menjadi kenyataan ," Nabi Yusuf berkata lebih lanjut," seharusnya kamu menyimpan baik-baik apa yg telah dihasilkan dlm tahun-tahun subur, serta berjimat dlm pemakaiannya utk persiapan menghadapi masa kering, agar supaya terhindarlah rakyat dari bencana kelaparan dan kesengsaraan." Raja setelah mendengar dari pelayannya apa yg diceritakan oleh Nabi Yusuf tentang mimpinya merasakan bhw takbir yg didengarkan itu sgt masuk akal dan dpt dipercayai bhw apa yg telah diramalkan oleh Yusuf akan menjadi kenyataan. Ia memperoleh kesan bhw Yusuf yg telah memberi takbir yg tepat itu adalah seorg yg pandai dan bijaksana dan akan sgt berguna bagi negara jikaia didudukkan di istana menjadi penasihat dan pembantu kerajaan. Maka disuruhnyalah kembali si pelayan ke penjara utk membawa Yusuf menghadap kpdnya di istana. Nabi Yusuf yg sudah cukup derita hidup sebagai org tahanan yg tidak berdosa, dan ingin segera keluar dari kurungan yg mencekam hatinya itu, namun ia enggan keluar dari penjara sebelum peristiwanya dgn isteri Ketua Polis Negara dijernihkan lebih dahulu dan sebelum tuduhan serta fitnahan yg ditimpakan ke atas dirinya diterangkan kepalsuannya. Nabi Yusuf ingin keluar dari penjara sebagai org yg suci bersih dan bhw dosa yg diletakkan kpd dirinya adalah fitnahan dan tipu-daya yg bertujuan menutupi dosa isteri Ketua Polis Negara sendiri.

29

30

Raja Mesir yg sudah banyak mendengar tentang Nabi Yusuf dan terkesan oleh takbir yg diberikan bagi mimpinya secara terperinci dan menyeluruh makin merasa hormat kpdnya, mendengar tuntutannya agar diselesaikan lebih dahulu soal tuduhan dan fitnahan yg dilemparkan atas dirinya sebelum ia dikeluarkan dari penjara. Hal mana menurut fikiran Raja menandakan kejujurannya, kesucian hatinya dan kebesaran jiwanya bhw ia tidak ingin dibebaskan atas dasar pengampunan tetapi ingin dibebaskan krn ia bersih dan tidak bersalah serta tidak berdosa. Tuntutan Nabi Yusuf diterima oleh Raja Mesir dan segera dikeluarkan perintah mengumpulkan para wanita yg telah menghadiri jamuan makan Zulaikha dan terhiris hujung jari tangan masing-masing ketika melihat wajahnya. Di hadapan Raja mereka menceritakan tentang apa yg mrk lihat dan alami dlm jamuan mkn itu serta percakapan dan soal jawab yg mrk lakukan dgn Nabi Yusuf. Mrk menyatakan pesan mrk tentang diri Nabi Yusuf bhw ia seorg yg jujur, soleh, bersih dan bukan dialah yg salah dlm peristiwanya dgn Zulaikha. Zulaikha pun dalam pertemuan itu, mengakui bhw memang dialah yg berdosa dalam peristiwanya dgn Yusuf dan dialah yg menganjurkan kpd suaminya agar memenjarakan Yusuf utk memberikan gambaran palsu kpd masyarakat bhw dialah yg salah dan bhw dialah yg memperkosa kehormatannya. Hasil pertemuan Raja dgn para wanita itu di umumkan agar diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat dan dgn demikian terungkaplah tabir yg meliputi peristiwa Yusuf dan Zulaikha. Maka atas, perintah Raja, dikeluarkanlah Nabi Yusuf dari penjara secara hormat, bersih dari segala tuduhan. Ia pergi langsung ke istana Raja memenuhi undangannya. Bacalah isi cerita ini dlm Al-Quran surah "Yusuf" ayat 43 sehingga ayat 53 :~ "43.~ Raja berkata {kpd org-org terkemuka dr kaumnya}: "Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yg kurus-kurus dan tujuh butir {gandum} yg hijau dan tujuh butir lainnya yg kering. Hai org-org yg terkemuka, terangkanlah kpdku tentang takbir mimpiku itu, jika kamu dapat menakbirkan mimpi." 44.~ Mrk menjawab: "{Itu} adalah mimpi-mimpi yg kosong dan kami sesekali tidak tahu menakbirkan mimpi". 45.~ Dan berkatalah org yg selamat di antara mrk berdua dan teringat {kpd Yusuf} sesudah beberapa waktu lamanya; "Aku akan memberitakan kpdmu tentang {org yg pandai} menakbirkan mimpi itu, maka utuslah aku {kpdnya} ". 46.~ {Setelah pelayan itu berjumpa dgn Yusuf ia berseru}: " Yusuf, hai org yg sgt dpt dipercaya, terangkanlah kpd kami tentang tujuh ekor sapi yg gemuk-gemuk yg dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yg kurus-kurus dan tujuh butir {gandum} yg hijau dan {tujuh} lainnya yg kering agar aku kembali kpd org-org itu, agar mrk mengetahuinya". 47.~ Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun {lamanya} sebagaimana biasa maka apa yg kamu tuai hendaklah kamu biarkan di butirnya kecuali sedikit utk kamu makan. 48.~ Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yg amat sulit, yg menghabiskan apa yg kamu simpan utk menghadapinya {tahun sulit} kecuali sedikit dari {benih gandum} yg kamu simpan. 49.~ Kemudian setelah itu akan datang tahun yg padanya manusia diberi hujan {dgn cukup} dan di masa mrk memeras anggur". 50.~ Raja berkata: "Bawalah dia kpdku". Maka tatakala utusan itu datang kpd Yusuf, berkatalah Yusuf: "Kembalilah kpd tuanmu dan tanyakanlah kpdnya bagimana halnya wanita-wanita yg telah melukai tangannya. Sesungguhnya Tuhanku, Maha Mengetahui tipu daya mrk". 51.~ Raja berkata: "{kpd wanita-wanita itu}, Bagaimana keadaan kamu ketika kamu menggoda Yusuf utk menundukkan dirinya {kpdmu}?" Mrk berkata: "Maha sempurnalah Allah, kami tidak mengetahui sesuatu keburukkan drpnya". Berkata {Zulaikha} isteri Al-Aziz: "Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yg menggodanya utk menundukkan dirinya {kpdku} dan sesungguhnya dia termasuk org-org yg benar". 52.~ Yusuf berkata: "Yang demikian itu agar dia {Al-Aziz} mengetahui bhw sesungguhnya aku tidak berkhianat kpdnya di belakangnya, dan bhwsanya Allah tidak meredhai tipu daya org-org yg berkhianat. 53.~ dan aku tidak membebaskan diriku {dari kesalahan}, krn sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kpd
30

kejahatan, kecuali nafsu yg diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". {Yusuf : 43~53} Yusuf diangkat sebagai wakil raja Mesir Raja Mesir yg telah banyak mendengar tentang Nabi Yusuf dr pelayannya, teman Nabi Yusuf dlm penjara, dr kesaksian wanita-wanita, tamu Zulaikha dlm jamuan makan dan dr Zulaikha sendiri, makin bertambah rasa hormatnya dan kagumnya terhadap Nabi Yusuf setelah berhadapan muka dan bercakapcakap dgn beliau sekeluarnya dr penjara. Kecerdasan otak Nabi Yusuf, pengetahuannya yg luas, kesabaran , kejujurannya, keramah-tamahannya dna akhlak serta budi pekerti luhurnya, menurut fikiran Raja akan sangat bermanfaat bagi kerajaannya bila Nabi Yusuf diserahi pimpinan negara dan rakyat. Maka kpd Nabi Yusuf dlm pertemuan pertamanya dgn Raja ditawarkan agar ia tinggal di istana mewakili Raja menyelenggarakan pemerintahan serta pengurusan negara serta memimpin rakyat Mesir yg diramalkan akan menghadapi masa-masa sukar dan sulit. Nabi Yusuf tidak menolak tawaran Raja Mesir itu. Ia menerimanya asal saja kpdnya diberi kekuasaan penuh dlm bidang kewangan dan bidang pengedaran bhn makanan, krn menurut pertimbangan Nabi Yusuf, kedua bidang yg berkaitan antara satu sama lain itu merupakan kunci dari kesejahteraan rakyat dan kestabilan negara. Raja yg sudah mempunyai kepercayaan penuh terhadap diri Nabi Yusuf, terhadap kecerdasan otaknya, kejujuran serta kecekapannya menyetujui fikiran beliau dan memutuskan utk menyerahkan kekuasaannya kpd Nabi Yusuf dlm suatu upacara penobatan yg menurut lazimnya dan kebiasaan yg berlaku. Pada hari penobatan yg telah ditentukan, yg dihadiri oleh para pembesarnegeri dan pemuka-pemuka masyarakat, Nabi Yusuf dikukuhkan sebagai wakil Raja, dgn mengenakan pakaian kerajaan dan di lehernya dikalung dgn kalung emas, kemudian raja di hadapan para hadiri melepaskan cincin dari jari tangannya lalu dipasangkannya ke jari tangan Nabi Yusuf, sebagai tanda penyerahan kekuasaan kerajaan. Setelah selesai penobatan dan serah terima jabatan Nabi Yusuf A.S. maka Raja Mesir berkenan utk mengahwinkan Yusuf dgn Zulaikha {Ra'il} janda majikannya yg telah mati ketika Nabi Yusuf A.S. masih dlm penjara. Kemudian setelah Nabi Yusuf bergaul dgn isterinya ia berkata:" Tidakkah ini lebih baik drp apa yg anda kehendaki dahulu itu." Jawab Zulaikha {Raa'il}: "Wahai org yg jujur baik, jangan mencelaku. Anda mengetahui bhw aku dahulu sedemikian muda dan cantik, dlm keadaan serba mewah, sedang suamiku lemah, tidak dpt memuaskan isteri dan dijadikan oleh Allah sedemikian tampannya, maka aku kalah dgn hawa nafsuku". Demikianlah keadaannya, krn itu Nabi Yusuf A.S. masih bertemu dgn Zulaikha dlm keadaan gadis, dan mendpt dua org putera drpnya, Ifratsim dan Minsya bin Yusuf. Demikianlah rahmat dan kurniaan Tuhan yg telah memberi kedudukan tinggi dan kerajaan besar kpd hamba-Nya Nabi Yusuf setelah mengalami beberapa penderitaan dan ujian yg berat, yg dimulai dgn pelemparannya ke dlm sebuah perigi oleh saudara-saudaranya sendiri, kemudian dijual-belikannya sebagai hamba dlm suatu penawaran umum dan pada akhirnya setelah ia mulai merasa ketenangan hidup di rumah Ketua Polis Mesir datanglah godaan dan fitnahan yg berat bagi dirinya di mana nama baiknya dikaitkan dgn suatu perbuatan maksiat yg menyebabkan ia meringkok dlm penjara selama bertahun-tahun. Sebagai penguasa yg bijaksana, Nabi Yusuf memulakan tugasnya dgn mengadakan lawatan ke daerahdaerah yg termasuk dlm kekuasaannya utk berkenalan dgn rakyat jelata serta daerah yg diperintahnya

31

dari dekat, sehingga segala rancangan dan peraturan yg akan diadakan dpt memenuhi keperluan dan sesuia dgn iklim dan keadaan daerah. Dlm masa tujuh tahun pertama Nabi Yusuf menjalankan pemerintahan di Mesir, rakyat merasakan hidup tenteram , aman dan sejahtera. Barang-barang keperluan cukup terbahagi merata dijangkau oleh semua lapisan masyrakat tanpa terkecuali. Dlm pada itu Nabi Yusuf tidak lupa akan peringatan yg terkandung dlm mimpi Raja Mesir, bhw akan dtg masa tujuh tahun yg sukar dan sulit. Maka utk menghadapi masa itu, Nabi Yusuf mempersiapkan gudang dan kepuk-kepuk bagi penyimpanan bhn mknan utk musim kemarau yg akan dtg. Berkat pengurusan yg bijaksana dr Nabi Yusuf, maka setelah masa hijau dan subur berlalu dan masa kemarau kering tiba, rakyat Mesir tidak sampai mengalami krisi makanan atau derita kelaparan. Persediaan bhn mknan yg dihimpun di waktu masa hijau dan subur dpt mencukupi keperluan rakyat selama masa kering, bahkan masa dapat menolong masyarakat Mesir yg sudah kekurangan bhn makanan dan menghadapi bahaya kelaparan. Kisah pengangkatan Nabi Yusuf sebagai penguasa Mesir diceritakan dlm Al-Quran dlm surah "Yusuf" ayat 54 sehingga ayat 57 yg berbunyi sebagai berikut:~ "54.~ Dan Raja berkata: "Bawalah Yusuf kpdku, agar aku memilih dia sebagai org yg rapat kpdku". Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dgn dia, dia berkata: "Sesungguhnya kamu {mulai hari ini menjadi seorg yg berkedudukkan tinggi lagi dipercayai pd sisi kami}". 55.~ Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara {Mesir} sesungguhnya aku adalah org yg pandai menjaga lagi berpengetahuan". 56.~ Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kpd Yusuf di negeri Mesir {dia berkuasa penuh} pergi menuju ke mana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kpd sesiapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak mensia-siakan pahala org-org yg berbuat baik. 57.~ Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik bagi org-org beriman dan selalu bertakwa." {Yusuf : 54 ~ 57 } Pertemuan Yusuf dengan saudara-saudaranya Kemudian dtglah org berduyun-duyun dari kota dan desa-desa pinggiran Mesir, bahkan dari negaranegara yg berhampiran Mesir yg sudah kekurangan bhn makanan bagi rakyatnya. Mrk dtg bagi mengharapkan pertolongan Nabi Yusuf utk memberi kesempatan membeli gandum serta lain-lain bhn mknan yg masih tersedia dlm gudang-gudang pemerintah. Di antara para pendatang yg ingin berbelanja di Mesir terdapat rombongan org-org Palestin, termasuk di antara mrk ialah saudara-saudara Nabi Yusuf sendiri, ialah penyebab utama bagi penderitaan yg telah di alaminya. Nabi Yusuf segera mengenal mereka tetapi sebaliknya mrk tidak mengenal akan Nabi Yusuf yg pernah dilemparkan ke dlm telaga. Bahkan tidak terlintas dlm fikiran mrk bhw Yusuf masih hidup, apa lagi menjadi org besar memimpin negara Mesir sebagai wakil Raja yg berkuasa mutlak. Atas pertanyaan Nabi Yusuf berkatalah jurucakap rombongan putera-putera Ya'qub: "Wahai Paduka Tuan, kami adalah putere-putera Ya'qub yg kesemuanya adalah dua belas org. Yg termuda di antara kami putera ayah yg bongsu kami tinggalkan rumah utk menjaga ayah kami yg talah lamjut usia dan buta pula. Seorg saudara lain telah lama meninggalkan rumah dan hingga kami tidak mengetahui di mana dia berada. Kami datang kemari atas perintah ayah kami, agar memohon pertolongan dna bantuan Paduka Tuan yg budiman, kiranya dpt memberi kesempatan memperkenankan kami membeli gandum dari pesediaan pemerintahan tuan, bagi memenuhi keperluan kami yg sgt mendesak, sehubungan dgn krisis bhn makanan yg menimpa daerah kami." Berkata Nabi Yusuf menjawab keterangan-keterangan saudaranya itu: "Sesungguhnya kami meragukan identiti kamu dan menyangsikan keteranganmu ini. Kami tidak dpt mengabaikan adanya kemungkinan
31

bhw kamu adalah mata-mata yg dikirim oleh musuh-musuh kami utk mengadakan kekecohan dan kekacauan di negeri kami krnnya kami menghendaki memberi bukti-bukti yg kuat atas kebenaran katakatamu atau membawa saksi-saksi yg kami percaya bhw kamu adalah beul-betul putera-putera Ya'qub." "Paduka Tuan Yang bijaksana", menyambut jurucakap itu, "Kami adalah org-org musafir gharib di negeri tuan, tidak seorg pun di sini mengenal kami atau kami kenal, maka sukar sekali bagi kami pada masa ini memberi bukti atau membawa saksi sebagaimana Paduka Tuan serukan. Maka kami hanya berpasrah kpd Paduka Tuan utk memberi jln kpd kami dgn cara bagaimana kami dpt memenuhi seruan paduka itu." "Baiklah", Nabi Yusuf berkata, "Kali ini kami memberi kesempatan kpd kamu utk membeli gandum dari gudang kami secukupnya keperluaan kamu sekeluarga dgn syarat bhw kamu harus kembali kesini secepat mungkin membawa saudara bongsumu yg kamu tinggalkan dirumah. Jiak syarat ini tidak dipenuhi, maka kami tidak akan melayani keperluan kamu akan gandum utk masa selanjutnya." Berkata abang kpd Yusuf yg tidak mengenalkannya itu: "Paduka Tuan kami mengira bhw ayah kami tidak akan mengizinkan kami membawa adik bongsu kami ke sini, krn ia adalah kesayangan ayah kami yg sangat dicintai dan dia adalah penghibur ayah yg menggantikan kedudukan saudara kami Yusuf, sejak ia keluar dari rumah menghilangkan tanpa meninggalkan bekas. Akan tetapi bagaimana pun utk kepentingan kami sekeluarga, akan kami usahakan sedapat mungkin memujuk ayah agar memngizinkan kami membawa adik kami Benyamin ke mari dlm kesempatan yg akan datang." Sejak awal Nabi Yusuf melihat wajah-wajah saudaranya yg dtg memerlukan gandum, tidak ada niat sedikit pun dlm hatinya hendak mempersukarkan missi mrk sebagai balas dendam atas perbuatan yg mrk telah lakukan terhadap dirinya. Soal jawab yg dilakukan dgn mrk hanya sekadar ingin mengetahui keadaan ayah dan adik bongsunya, Benyamin yg sudah bertahun-tahun ditinggalkan dan hanya sekadar taktik utk mempertemukan kembali dgn ayah dan saudara-saudaranya yg sudah lama terpisah. Kemudian Nabi Yusuf memerintahkan pegawai-pegawainya mengisi karung-karung saudaranya dgn gandum dan bhn makanan yg mrk perlu. Sedang brg-brg emas dan perak yg mrk bawa utk harga gandum dan bhn makn itu, diisikan kembali ke dlm karung-karung mrk secara diam-diam tanpa mrk ketahui. Setibanya kembali di Palestin berceritalah mrk kepada ayahnya Ya'qub tentang perjlnan mrk dan bagaimana Yusuf menerima mrk, yg dipujinya sebagai penguasa yg bijaksana, adil, sabar, rendah hati dan sangat ramah-tamah. Tanpa sedikit kesukaran pun mrk telah diberikan hajat mrk dari gandum yg diisikan sekali oleh pegawai-pegawai Yusuf ke dlm karung mrk.Disampaikan pula oleh mrk kpd ayahnya, bhw mrk diharuskan oleh Yusuf membawa adik bongsu mrk ke Mesir, bila mrk dtg lagi utk membeli gandum dan bhn mknan. Tanpa membawa adik termaksud, mrk tidak akan dilayani dan diperkenankan membeli gandum yg mrk perlukan. Krnnya mrk dr jauh-jauh mohon agar mrk diperkenankan membawa adik mrk Benyamin bila mrk harus kembali ke Mesir utk membeli gandum. Berkata Nabi Ya'qub serta merta setelah mendengar cerita putera-puteranya:"Tidak,sesekali tidak akanku berikan izinkan kpdmu utk membawa Benyamin jauh drpku. Aku tidak akan mempercayakan Benyamin kpdmu setelah apa yg terjadi dgn diri Yusuf adikmu.Kamu telah berjanji akan menjaganya baik-baik, bahkan sanggup mengorbankan jiwa-ragamu utk keselamatannya. Akan tetapi apa yg telah terjadi adalah sebaliknya. Kamu pulang ke rumah dlm keadaan selamat, sedang adikmu Yusuf, kamu lepaskan menjadi mangsa serigala. Cukuplah apa yg telahku alami mengenai diri Yusuf dan janganlah terulang lagi kali ini mengenai diri Benyamin". Ketika karung-karung yg dibawa kembali dari Mesir dibongkar, ternyata didlmnya terdpt barang-barang emas dan perak yg telah mrk bayarkan utk harga gandum yg dibeli. Maka seraya tercengang bercampur gembira, berlari-larilah mrk menyampaikan kehairanan mrk kpd ayahnya. Mereka berkata: "Wahai

32

ayah! KAmi tidak berdusta dlm cerita kami tentang itu penguasa Mesir org baik hati. Lihatlah brg-brg emas dan perak yg telah kami bayarkan utk ganti gandum yg kami terima, dipulangkan kembali ke dlm karung-karung kami tanpa kami mengetahui. Jadi apa yg kami bawa ini adalah pemberian percuma dr penguasa Mesir yg sgt murah hati itu." Dgn diperolehnya gandum, bantuan percuma dr putera yg tidak mrk kenali, keluarga Ya'qub menjadi tenang dan merasa buat beberapa waktu, bhw api didapur rumah akan tetap menyala. akan tetapi persediaan yg terbatas itu tidak bertahan lama jika tidak disusul dgn pengisian stok baru selama musim kemarau belum berakhir. Demikianlah maka Nabi Ya'qub yg melihat persediaan gandumnya makin hari makin berkurangan sedangkan tanda-tanda krisis makanan belum nampak, terpaksalah ia mengutus putera-puteranya kembali ke mesir utk memperoleh bekalan utk kedua kalinya dari Yusuf wakil Raja negeri itu. Dan krn putera-putera Ya'qub tidak akan berangkat ke Mesir tanpa Benyamin, sesuai janji mrk kpd Yusuf, maka terpaksa pulalah Ya'qub mengikut sertakan putera bongsunya Benyamin dlm rombongan abg-abgnya. Dgn iringan doa serta nasihat si ayah, berangkatlah kafilah putera-putera Ya'qub yg terdiri dr sebelas org. Setiba mrk diperbatasan kota berpisahlah menjadi beberapa kelompok memasuki kota dari arah yg berlainan sesuai dgn pesan ayah mrk utk menghindari timbulnya iri hati penduduk serta prasangka dan tuduhan bhw mrk adalah mata-mata musuh. Setibanya di istana kerajaan mrk diterima oleh adik mereka sendiri Yusuf yg belum mrk kenal kembali, dgn penuh ramah-tamah dan dihormati dgn jamuan makan. Bagi mrk disediakan tempat penginapan utk setiap dua org sebuah rumah, sedang adik bongsu Yusuf, Benyamin diajak bersamanya menginap didlm istana. Sewaktu berada berduaan dgn Yusuf, Benyamin mencucurkan airmata seraya berkata kpd abangnya yg belum dikenal kembali: "Andaikan abgku Yusuf masih hidup, nescaya engkau akan menempatkan aku bersamanya di sebuah rumah tersendiri sebagaimana saudara-saudaraku yg lain." Yusuf lalu menghiburkan hati adiknya dgn kata-kata: "Sukakah engkau bila aku menjadi abgmu menggantikan abgmu yg hilang itu?" Benyamin menjawab: "Tentu namun sayang sekali bhw engkau tidak dilahirkan oleh ayahku Ya'qub dan ibuku Rahil." Mendengar kata-kata si adik yg merawankan hati itu, bercucurlah air mata Yusuf, lalu memeluk adiknya sambil mengaku bhw dia adalah Yusuf, abgnya yg hilang itu. Ia menceritakan kpd adiknya penderitaan -penderitaan yg telah dialami sejak ia dicampakkan ke dlm perigi , diperjual-belikan sebagai hamba sahaya, ditahannya dlm penjara selama bertahun-tahun tanpa dosa dan akhirnya berkat rahmat dan kurniaan Tuhan diangkatlah ia sebagai wakil raja yg berkuasa mutlak. Yusuf mengakhiri beritanya dgn berpesan kpd adiknya, agar merahsiakan apa yg telah ia dengarkan dan jangan sampai diketahui oleh saudara-saudaranya yg lain. Alangkah gembiranya Benyamin mendengar cerita abgnya yg selalu dikenangnya sejak ia hilang meninggalkan rumah bersama-sama saudara-saudaranya berkelah beberapa tahun yg lalu. Ia segera memeluk abangnya kembali seraya berkata: "Aku tidak dapat bayangkan betapa gembiranya ayah bila ia mendengar bhw engkau masih hidup dalam keadaan segar bugar, sihat afiat, menguasai suatu kerajaan besar, tinggal didlm istana yg diliputi oleh segala kemewahan dan kemegahan. Sebab sejak engkau menghilang ayah kami tidak pernah terlihat gembira. Ia selalu diliputi oleh rasa sedih dan duka, tidak pernah sedikit pun bayanganmu terlepas dari ingatannya. Demikianlah keadaan ayah kami hai Yusuf sejal engkau menghilangkan rumah dan menghilang, sampai-sampai menjadi putih matanya krn kesedihan dan tangisnya yg tidak ada hentinya."

Kisah pertemuan Yusuf dgn saudaranya dikisahkan dlm Al-Quran pada surah "Yusuf" ayat 58 sehingga 69 yg bermaksud :~ "58.~ Dan saudara-saudara Yusuf dtg {ke Mesir} lalu mrk masuk ke {tempat}nya. Maka Yusuf mengenal mrk, sedang mrk tidak kenal {lagi} kpdnya.59.~ Dan tatkala Yusuf menyiapkan bhn mknannya, ia berkata: "Bawalah kpdku saudaramu yg seayah dgn kamu {Benyamin}, tidaklah kamu melihat bhw aku menyempurnakan sukatan dan aku adalah sebaik-baik penerima tamu? 60.~ Jika kamu tidak membawanya kpdku, maka kamu tidak akan mendapat sukatan lagi drpku dan jgn kamu mendekatiku".61.~ Mrk berkata: "Kami akan memujuk ayah kami utk membawanya {ke mari} dan sesungguhnya kami benar-benar akan melaksanakannya".62.~ Yusuf berkata kpd bujang-bujangnya: " Masukkanlah brg-brg {penukar kepunyaan} mrk ke dlm karung-karung mrk, spy mrk mengetahui apabila mrk telah kembali kpd keluarganya, mudah-mudahan mrk kembali lagi".63.~ Maka tatkala mrk telah kembali kpd ayah mrk {Ya'qub}, mrk berkata: " Wahai ayah kami, kami tidak mendpt sukatan {gandum} lagi, {jika todak membawa saudara kami}, sebab itu biarkanlah saudara kami {Benyamin} pergi bersama kami supaya kami mendpt sukatan dan sesungguhnya kami akan benar-benar menjaganya".64.~ Berkata Ya'qub: "Bagaimana aku akan mempercayakannya {Benyamin} kpdmu, kecuali seperti aku telah mempercayakan saudaranya {Yusuf} kpd kamu dahulu?" Maka Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Mahga Penyayang di antara para penyayang.65.~ Tatkala mrk membuka brg-brgnya, mrk menemukan kembali brg-brg {penukaran} mrk dikembalikan kpd mrk. Mrk berkata: "Wahai ayah kami, apa lagi yg kami inginkan. Ini brg-brg kami dikembalikan kpd kami dan kami akan dpt memberi makan keluarga kami dan kami akan dpt memelihara ksaudra kami dan kami akan mendapat tambahan sukatan {gandum} seberat seekor unta. Itu adalah sukatan yg mudah {bagi Raja Mesir}".66.~ Ya'qub berkata : "Aku sesekali tidak akan melepaskannya {pergi} bersama-sama kamu sebelum kamu memberikan janji yg teguh atas nama Allah bhw kamu akan pasti membawanya kpdku kembali, Kecuali jika kamu dikepung musuh ". Tatkala mrk memberi janji mrk, maka Ya'qub berkata: "Allah adalah saksi terhadap yg kami ucapkan {ini}".67.~ Dan Ya'qub berkata: " Hai anakanakku, janganlah kamu masuk bersama-sama dari satu pintu gerbang dan masuklah dari pintu gerbang yg berlainan namun demikian aku tidak dpt melepaskan kamu brg sedikit pun daripada {takdir} Allah. Keputusan menetapkan {sesuatu} hanyalah hak Allah; kpd-Nya aku bertawakkal dan hendaklah kpdNya saja org-org yg bertawakkal berserah diri".68.~ Dan tatkala mrk masuk menurut yg diperintahkan ayah mrk ,maka {cara yg mrk lakukan itu} tiadalah melepaskan mrk sedikit pun daripada {takdir} Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan pada diri Ya'qub yg telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan , krn Kami telah mengajarkan kpdnya. Akan tetapi kebanyakkan manusia tidak mengetahui.69.~ Dan tatkala mrk masuk ke {tempat} Yusuf, Yusuf membawa saudaranya {Benyamin} ke tempatnya. Yusuf berkata: "Sesungguhnya aku {ini} adalah saudaramu,maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yg mrk telah lakukan." Yusuf menahan Benyamin sebagai Tahanan Yusuf menerima saudara-saudaranya sebagai tamu selama tiga hari tiga malam. Setelah selesai masa bertamu bersiap-siaplah mrk utk pulang kembali ke negerinya, sesudah karung-karung mrk diisi dgn penuh {gandum} dam bhn-bhn makanan lain yg mrk perlukan. Setelah berjabat tangan, meminta diri dr Yusuf, bergeraklah kafilah mrk menuju pintu gerbang ke luar kota. Tetapi sebelum kafilah sempat melewati batas kota, tiba-tiba beberapa pengawal istana yg berkuda mengejar mrk dan memerintah agar berhenti dan dilarang meneruskan perjlnan, sebelum diadakan pemeriksaan terhadap brg-brg mrk bawa. Para pengawal mengatakan bhw sebuah piala gelas minum raja telah hilang dan mungkin salah seorg drp mrk yg mencurinya. Kafilah berhenti di tempat dan dgn hairan berkatalah jurucakap mrk: "Demi Allah kami dtg kemari bukannya utk mengacau dan sgt tidak mungkin bhw salah seorg drp kami akan mencuri piala itu. Kami adalah putera-putera Ya'qub pesuruh Allah. Kami sudah merasa berhutang budi kpd raja dan banyak berterimakasih atas bantuan yg telah diberikan kpd kami. Masakan kami akan membalas kebaikan hati

32

33

raja dgn mencuri brg-brgnya? Namun utk membenarkan kata-kata kami, kami tidak berkeberatan karung-karung dan brg-brg kami dibongkar dan digeledah sepuas-puasnya. Dan bila ternyata ada salah seorg drp kami yg kedapatan piala itu di dlm kumpulan brg-brgnya, kami rela menyerahkannya kpd raja utk diberi ganjaran yg setimpal." Penggeledahan dilakukan oleh para pengawal, brg-brg serta karung-karung diturunkan dari atas punggung unta, dibongkar dan diperiksa. Sejurus kemudian berteriaklah salah seorg pengawal dgn memegang piala di tangannya seraya berkata: "Inilah dia piala yg hilang." Para anggota rombongan terkejut, mengangakan mulut, sambil memandang satu dgn yg lain kehairanhairanan, seakan-akan masing-masing bertanya di dlm diri sendiri, gerangan musibah apakah yg menimpa mrk ini? sgt berat bahkan tidak mungkin, mrk akanpercaya bhw salah seorg dr rombongan bersaudara itu melakukan perbuatan yg akan mencemarkan nama baik mrk. Namun yg mrk saksikan dgn mata kepalanya masing-masing tidak dpt dimungkiri dan ditolak kebenarannya. Bertanya pemimpin rombongan kpd pengawal, dr mana mrk dptkan piala itu. Mereka menujukan kpd salah satu bagasi, yg ternyata bhw bagasi itu adalah kepunyaan adik bongsu mrk Benyamin. MAka sesuai dgn persetujuan yg telah disepakati, ditahanlah Benyamin dan tidak diizinkan menyertai rombongan itu pulang. Pada masa itu terbayanglah dihadapan mrk wajah Ya'qub ayah mrk, yg sedang buta dan mengidap penyakit krn tidak henti-hentinya mengenangkan dan mengingati Yusuf. Ayah yg dgn susah payah dan dgn rasa berat melepaskan Benyamin menyertai mrk ke Mesir krn khuatir berulangnya kembali tragedi Yusuf akan dialami oleh adik bongsunya Benyamin. Bagaimana harus mrk hadapi ayah mrk yg telah diberikan janji yg teguh atas nama Allah akan membawa Benyamin kembali? Dan apakah akan percaya ayah mrk bial diberitahu bhw Benyamin telah ditahan di Mesir krn mencuri piala raja? Tidakkah berita itu kelak akan menjadikan penyakit ayah mrk makin parah, bahkan mungkin akan membinasakannya dan mengakhiri hayatnya? Selagi pertanya-pertanya itu berputar di dlm fikiran abg-abgnya, Benyamin termenung seorg diri, tidak berkata sepakat kata pun. Ia ternganga kehairanan, bagaimana piala itu boleh didpti di dlm bagasinya. PAdahal ia sesekali tidak merasa menyentuhnya. Ia ingin menolak tuduhan dan menyangkal dakwaan terhadap dirinya, namun akan merasa sia-sia belaka, bahkan akan menambah menjengkelkan para pengawak yg telah mengeluarkan piala dari bagasinya sebagai bukti yg nyata yg tidak dpt dibantah. Ia hanya berpasrah kpd Allah Yang Mengetahui bhw ia bersih dr tuduhan mencuri. Anggota rombongan ramai-ramai mendatangi Yusuf, memohon kebijaksanaannya agar menerima salah seorg drp mrk utk menggantikan Benyamin sebagai tahanan. Berkata mrk: "Wahai Paduka Tuan! kami sedar bhw adik bongsu kami bersalah dan kami tidak dpt memungkiri kenyataan yg telah kami saksikan dgn mata kepala kami ketika piala diketemukan di dlm bagasinya. Akan tetapi memohon kebijaksanaan dan belas kasihan Tuan agar adik kami Benyamin meninggalkan Mesir dan sebagai gantinya Paduka Tuan dpt menuju salah seorg drp kami sebagai tahanan. Sebab bila rombongan kami tiba di tempat tanpa Benyamin, hal itu akan sgt menyedihkan ayah kami, bahkan mungkin dpt membinasakan jiwanya. Ayah kami yg sudah lanjut usia, hampir mencapai satu abad, berada dlm keadaan sakit, sejak kehinagan putera kesayangannya Yusuf. Adalah adik kami Benyamin ini yg menjadi penghibur hatinya yg dirundung duka dan sedih sepanjang hayatnya. Ia bahkan tidak mengizinkan kami membawanya kemari kalau tidak krn terpaksa telah berkurangnya persediaan gandum di rumah. Maka sangat kami harapkan belas kasihan Paduka Tuan kpd ayah kami dgn melepaskan Benyamin dan menahan salah seorg daripada kami sebagai gantinya." Yusuf menolong permohonan abg-abgnya dan berpegang teguh pada persepakatan yg telah sama dipersetujui, bhw brg siapa kedapatan piala di dlm bagasinya akan ditahan, apa lagi menurut syariat
33

Nabi Ya'qub bhw brg siapa yg mencuri maka hukumannya ialah si pencuri dijadikan hamba satu tahun lamanya. Dlm permusyawaratan yg telah dilakukan oleh abg-abg Yusuf telah gagal memperoleh persetujuannya melepaskan Benyamin dari tahanan, berkatalah Yahudza, saudara tertua di antara mrk: "Aku tidak mempunyai muka utk mengadap ayah tanpa Benyamin. Kami telah mendurhakai ayah dgn melemparkan Yusuf ke dlm perigi sehinggakan menjadi ayah menderita sepanjang hayat dan kini akan menambahkan lagi penderitaan ayah dgn meninggalkan Benyamin seorg diri disini tanpa kami mengetahui nasib apa yg akan dialaminya sedang kami talah berjanji dan bersumpah akan membawanya kembali jika apa pun yg akan kami hadapi utk menjaga keselamatannya. Krnnya aku akan tinggal disini buat sementara dan tidak akan pulang ke rumah sebelum ayah memanggilku dan mengizinkanku kembali. Pergilah kamu segera pulang kembali dan ceritakanlah kpd ayah apa yg telah terjadi dgn sebenarnya dan bila ayah tidak mempercayaimu, disebabkan pengalamannya dgn Yusuf, maka biarlah ia menanya kpd kafilah-kafilah dan org -org yg telah menyaksikan peristiwa penggeledahan dgn mata kepala mrk sendiri di tempat kami ditahan. Berangkatlah kafilah Ya'qub kembali ke tanah airnya dgn hanya terdiri dr sembilan org, meninggalkan di belakang mrk abg sulungnya Yahudza dan adik bongsunya Benyamin. Setiba mrk di rumah hanya dgn sembilan org dan menghadap ayahnya menceritakan apa yg telah terjadi pada diri Benyamin dan Yahudza. Nabi Ya'qub berkata seraya berpaling drp mereka dan mengusap dada: "Oh alangkah sedihnya hatiku krn hilangnya Yusuf yg masih terbayang wajahnya di depan mataku. Kini kamu tambah lagi penderitaanku dgn meninggalkan Benyamin di negeri org. Utk kedua kalinya kamu melanggar janjimu dan sumpahmu sendiri dan utk kedua kalinya aku kehilangan putera yg sgt aku sayangi dan hanya dirimu sendirilah yg memandang baik perbuatan itu. Semoga Allah memberi kesabaran kpdku dan mempertemukan ku kembali dgn anak-anakku semuanya." Berkata putera-puteranya menjawab: "Wahai ayah! Demi Allah engkau akan mengidap penyakit yg berat dan akan binasalah engkau bila engkau terus menerus mengenangkan Yusuf dan tidak berusaha menghilangkan bayangannya dari fikiranmu." Menjawab teguran putera-puteranya itu berucaplah Ya'qub: "Sesungguhnya hanya kpd Allah aku mengadukan nasibku, kesusahan dan kesedihanku. Aku mengetahui dr Allah apa yg kamu tidak mengetahuinya." Kemudian , mengenai diri Benyamin yg ditahan oleh pengawal-pengawal kerajaan, maka sepeninggalan abg-abgnya, oleh Yusuf diberitahu bhw piala raja yg terdapat di dlm bagasinya, adalah perbuatan pengawal-pengawalnya yg memang sengaja diperintah oleh beliau utk diisikan ke dlm bagasi Benyamin itu dgn maksud menahannya tinggal bersamanya di dlm istana. Ia membesarkan hati adiknya dgn meramalkan bhw akan tiba kelak suatu saat di mana ia dgn adiknya dan seluruh keluarga akan bertemu dan berkumpul kembali. Bacalah tentang isi cerita di atas ayat 70 sehingga 86 dari surah "Yusuf" yg bermaksud :~ "70.~ Maka tatkala telah disiapkan utk mrk bhn makanan mrk, Yusuf memasukkan piala tempat minum ke dlm karung saudaranya. kemudian berteriaklah seseorg yg menyerukan: "Hai kafilah, sesungguhnya kamu adalah org-org yg mencuri".71.~ Mrk menjawab sambil menghadap kpd penyeru-penyeru itu: "Brg apakah yg hilang drp kamu?"72.~ Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan piala raja, dan siapa yg dpt mengembalikannya akan memperoleh bhn makanan {seberat} beban unta, dan aku menjamin terhadapnya."73.~ Saudara-saudara Yusuf menjawab: "Demi Allah sesungguhnya kamu mengetahui bhw kami dtg bukan utk membuat kerosakkan di negeri {ini} dan kami bukanlah org-org mencuri".74.~ Mrk berkata: "Tetapi apakah balasan jikalau kamu betul-betul pendusta?"75.~ Mrk menjawab: "Balasannya ialah pada siapa ditemukan {brg yg hilang} dlm karungnya, maka dia sendirilah balasannya". Demikianlah kami memberi pembalasan kpd org-org yg zalim.76.~ Maka

34

mulailah Yusuf memeriksa karung-karung mrk sebelum {memeriksa} karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dr karung saudaranya. Demikianlah Kami atur utk {mencapai} maksud Yusuf. Tiadalah patut Yusuf mneghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendakinya. Kami tinggikan darjat org yg Kami kehendaki, dan diatas tiap-tiap org yg berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.77.~ Mrk berkata: "Jika ia mencuri maka sesungguhnya telah pernah mencuri pula saudaranya sebelum itu". Maka Yusuf menyembunyikan kejengkelan itu pada dirinya dan tidak menampakkannya kpd mrk. Dia berkata: "{Dlm hatinya} kamu lebih buruk kedudukanmu {sifat-sifatmu} dan Allah Maha Mengetahui apa yg kamu terangkan itu".78.~ Mrk berkata: "Wahai Al-Aziz! Sesungguhnya ia mempunyai ayah yg sudah lanjut usianya, lantaran itu ambil salah seorg drp kami sebagai gantinya. Sesungguhnya kami melihat kamu termasuk org-org yg berbuat baik".79.~ Berkata Yusuf: "Aku mohon perlindungan Allah drp menahan seorg kecuali org yg kami ketemukan harta benda kami padanya, jika kami berbuat demikian, maka benarbenarlah kami, org-org yg zalim".80.~ Maka tatkala mrk berputus asa drp {keputusan} Yusuf, mrk menyendiri sambil berunding dgn berbisik-bisik. Berkatalah yg tertua di antara mrk: "Tidakkah kamu mengetahui bhw sesungguhnya ayahmu telah mengambil janji drp kami dgn nama Allah dan sebelum itu kamu telah mensia-siakan Yusuf. Sebab itu aku tidak akan meninggalkan negeri Mesir, sampai ayahku mengizinkan kpdku. Dan Dia adalah hakim sebaik-baiknya".81.~ " Kembalilah kpd ayahmu dan berkatalah: " Wahai ayah kami! Sesungguhnya anak kamu telah mencuri dan kami hanya menyatakan apa yg kami ketahui dan sesekali tidak dapat menjaga {mengetahui} barang yg ghaib.82~ Dan tanyalah penduduk negeri yg kami berada di situ dan kafilah yg kami datang bersamanya dan sesungguhnya kami adalah org-org yg benar".83.~ Ya'qub berkata: "Hanya dirimu sendirilah yg memandang baik perbuatan {yg buruk itu}. Maka kesabaran yg baik itulah {kesabaranku}. Mudah-mudahan Allah mendatangkan mrk semua kpdku sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana'.84.~ Dan Ya'qub berpaling dr mrk {anak-anaknya} seraya berkata: "Aduhai dukacitaku terhadap Yusuf. Dan kedua matanya menjadi putih krn kesedihan dan dia adalah seorg yg menahan amarahnya {terhadap anak-anaknya}.85.~ Mrk berkata: "Demi Allah, senantiasa kamu mengingati Yusuf, sehingga kamu mengidap penyakit yg berat atau termasuk org-org yg binasa".86.~ Ya'qub menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kpd Allah aku mengadu kesusahan dan kesedihan hatiku, dan aku mengetahui dr Allah apa yg kamu tidak mengetahuinya". Pertemuan kembali keluarga Ya'Qub Sejak kembalinya kafilah putera-puteranya dari Mesir tanpa Benyamin dan Yahudza, maka duka nestapa dan kesedihan Ya'qub makin mendalam dan menyayat hati. Ia tidak merasakan tidur bermalammalam, mengenangkan ketiga puteranya yg tidak berketentuan tenpat dan nasibnya. Ia hanya terasa terhibur bial ia sedang menghadap kpd Allah, bersolat, bersujud seraya memohon kpd Allah agar mengurniainya kesabaran dan keteguhan iman menghadapi ujian dan percubaan yg sedang ia alami. Ia kadangkala berkhalwat seorg diri melepaskan air matanya bercucuran sebebas-bebasnya utk melegakan dadanya yg sesak. Fizikal Nabi Ya'qub makin hari makin menjadi lemah, tubuhnya makin kurus hungga tunggal kulit melekat pada tulang, ditambah pula dgn kebutaan matanya yg menjadi putih. Hal mana menjadikan putera-puteranya khuatir terhadap kelangsungan hidupnya. Mrk menegurnya dgn mengatakan: "Wahai ayah! Ayah adalah seorg Nabi dan pesuruh Allah yg drp-Nya wahyu diturunkan dan drpnya kami mendpt tuntutan dan ajaran beriman. Sampai bilakah ayah bersedih hati dan mencucurkan air mata mengenangkan Yusuf dan Benyamin. Tidak cukupkah sudah bhw banda ayah hanya tinggal kulit di atas tulang dan mata ayah menjadi buta? Kami sgt khuatir bhw ayah akan menjadi binasa bila tidak menyedarkan diri dan berhenti mengenangkan Yusuf dan Benyamin". Ya'qub menjawab teguran putera-puteranya itu mengatakan: "Kata-kata teguranmu bahkan menambahkan kesedihan hatiku dan bahkan membangkitkan kembali kenangan-kenanganku pada masa
34

yg lalu, di mana semua anak-anak ku berkumpul di depan mataku. Aku berkeyakinan bhw Yusuf masih hidup dan suara hatiku membisikkan kpdku bhw ia masih berkeliaran di atas bumi Allah ini, namun di mana ia berada dan nasib apa yg ia alami, hanya Allahlah yg mengetahuinya. Bila kamu benar-benar sayang kpdku dan ingin melegakan hatiku serta menghilangkan rasa sedih dan dukacitaku, pergilah kamu merantau mencari jejak Yusuf dan berusahalah sampai menemuinya dan setidak-tidaknya mendapat keterangan di mana ia berada sekarang dan jangan sesekali berputus asa krn hanya org-org kafirlah yg berputus asa dr rahmat Allah". Seruan Ya'qub dipertimbangkan oleh putera-puteranya dan diterimanyalah saranannya, setidak-tidaknya ia sekadar membesarkan hati si ayah dan meredakan rasa penderitaannya yg berlarut-larutan. Dan sekali pun mrk merasa tidak mungkin mendapat Yusuf dlm keadaan hidup, namun bila mrk berhasil memujuk penguasa Mesir mengembalikan Benyamin, maka hal itu sudah cukup merupakan penghibur bagi ayah mrk serta ubat yg dpt meringankan rasa sakit hatinya. Racangan perjlnan dirundingkan dan terpilihlah Mesir sebagai tujuan pertama dr perjlnan mrk mencari jejak Yusuf sesuai dgn seruan Ya'qub dgn maksud sampingan ialah membeli gandum utk mengisi persediaan yg sudah berkurang. Tibalah kafilah putera-putera Ya'qub di Mesir utk ketiga kalinya dan dlm pertemuan mrk dgn Yusuf, wakil raja Mesir yg berkuasa, berkatalah jurucakap mrk: "Wahai Paduka Tuan! Keadaan hidup yg sukar dan melarat di negeri kami yg disebabkan oleh krisis bhn makanan yg belum teratasi memaksa kami dtg kembali utk ketiga kalinya mengharapkan bantuan dan murah hati paduka tuan, kedatangan kami kali ini juga utk mengulang permohonan kami kpd paduka tuan dptlah kiranya adik bongsu kami Benyamin dilepaskan utk kami bawa kembali kpd ayahnya yg sudah buta kurus kering dan sakit0sakit sejak Yusuf, abang Benyamin hilang. Kami sgt mengharapkan kebijaksanaan paduka tuan agar melepaskan permohonan kami ini, kalau-kalau dgn kembalinya Benyamin kpd pangkuan ayahnya dpt meringankan penderitaan batinnya serta memulihkan kembali kesihatan badannya yg hanya tinggal kulit melekat pada tulangnya." Kata-kata yg diucapkan oleh abg-abgnya menimbulkan rasa haru pd diri Yusuf dan tepat mengenai sasaran di lubuk hatinya, menjadikan ia merasakan bhw masanya telah tiba utk mengenalkan dirinya kpd saudara-saudaranya dan dgn demikian akan dapat mengakhiri penderitaan ayahnya yg malang itu. Berucaplah Yusuf kpd saudara-saudaranya secara mengejek: "Masih ingatkah kamu apa yg telah kamu lakukan terhadap adikmu Yusuf, tatkala kamu memperturutkan hawa nafsu melemparkannya ke dlm perigi di suatu tempat yg terpencil? Dan masih teringatkah olehmu tatkala seorg drpmu memegang Yusuf dgn tangannya yg kuat, menanggalkan pakaiannya daritubuhnya lalu dlm keadaan telanjang bulat ditinggalkannyalah ia seorg diri di dlm perigi yg gelap dan kering itu, lalu tanpa menghiraukan ratap tangisnya, kamu kembali pulang ke rumah dgn rasa puas seakan-akan kamu telah membuang sebuah benda atau seekor binatang yg tidak patut dikasihani dan dihiraukan nasibnya?" Mendengar kata-kata yg diucapkan oleh wakil raja Mesir itu, tercenganglah para saudara Yusuf, bertanya-tanya kpd diri sendiri masing-masing, seraya mamandang antara satu dgn yg lain, bagaimana peristiwa itu sampai diketahuinya secara terperinci, padahal tidak seorg pun drp mereka pernah membocorkan berita peristiwa itu kpd org lain, juga kpd Benyamin pun yg sedang berada di dlm istana raja. Kemudian masing-masing dr mereka menyorotkan matanya, mulutmya dan seluruh tubuhnya dari kepala sampailah ke kaki. Dicarinya ciri-ciri khas yg mrk ketahui berada pada tubuh Yusuf semasa kecilnya. Lalu berbisik-bisiklah mrk dan sejurus kemudian keluarlah dari mulut mereka secara serentak suara teriakan : "Engkaulah Yusuf".

35

"Benar",Yusuf menjawab, "Akulah Yusuf dan ini adalah adikku setunggal ayah dan ibu, Benyamin. Allah dgn rahmat-Nya telah mengakhiri segala penderitaanku dan segala ujian berat yg telah aku alami dan dgn rahmat-Nya pula kami telah dikurniai nikmat rezeki yg melimpah ruah dan penghidupan yg sejahtera. Demikianlah barangsiapa yg bersabar, bertaqwa serta bertawakkal tidaklah akan luput dari pahala dan ganjarannya." Setelah mendengar pengakuan Yusuf, berubahlah wajah mereka menjadi pucat. Terbayang di depan mata mrk apa yg mrk perbuat terhadap diri adik mrk Yusuf yg berada di depan mereka sebagai wakil raja Mesir yg berkuaa penuh. Mereka gelisah tidak dpt membayangkan pembalasan apa yg akan mrk terima dari Yusuf atas dosa mereka itu. Berkatalah saudara-saudara Yusuf dgn nada yg rendah: "Sesungguhnya kami telah berdosa terhadap dirimu dan bertindak kejam ketika kami melemparkan kamu ke dasar telaga. Kami lakukan perbuatan kejam itu, terdorong oleh hawa nafsu dan bisikan syaitan yg terkutuk. Kami sgt sesalkan peristiwa yg terjadi itu yg berakibat penderitaan bagimu dan bagi ayah kami.Akan tetapi kini nampak kepada kami kelebihanmu di atas diri kami dan bagaiman Allah telah mengurniakan nikmat-Nya kpdmu sebagai ganti penderitaan yg disebabkan oleh perbuatan kami yg durhaka terhadap dirimu. Maka terserah kpdmu utk tindakan pembalasan apakah yg akan engkau timpakan di atas diri kami yg telah berdosa dan mendurhakaimu". Berucaplah Yusuf menenteramkan hati saudara-saudaranya yg sedang ketakutan: "Tidak ada manfaatnya menyesalkan apa yg telah terjadi dan menggugat kejadian-kejadian yg telah lalu. Cukuplah sudah bila itu semua menjadi pengajaran bhw mengikuti hawa nafsu dan suara syaitan selalu akan membawa penderitaan dan mengakibatkan kebinasaan di dunia dan di akhirat. Mudah-mudahan Allah mengampuni segala dosamu, krn Dialah Yang Maha Penyayang serta Maha Pengampun. Pergilah kamu sekarang juga kembali kepada ayah dgn membawa baju kemejaku ini. Usapkanlak ia pada kedua belah matanya yg insya-Allh akan menjadi terang kembali, kemudian bawalah ia bersama semua keluarga ke sini secepat mungkin." Maka bertolaklah kafilah putera-putera Ya'qub dgn diliputi rasa haru bercampur gembira, kembali menuju ke Palestin membawa berita gembira bagi ayah mereka yg sedang menanti hasil usaha pencarian Yusuf yg disarankannya. Dan selagi kafilah sudah mendekati akhir perjalanannya dan hampir memasuki Palestin ayah mereka Nabi Ya'qub memperoleh firasat bhw pertemuan dgn Yusuf, putera kesayangannya sudah berada di ambang pintu. Firasat itu diperolehnya sewaktu ia berkhalwat seorg diri di mihrab tempat ibadahnya bermunajat kpd Allah, berzikir dan bersujud seraya melepaskan air matanya bercucuran dan suara tangisnya menggema di seluruh sudut rumah, sekonyong-konyong suara tangisnya berbalik menjadi gelak ketawa, air matanya berhenti bercucuran dan keluarlah ia dari mihrabnya berteriak: "Aku telah mencium bau tubuh Yusuf dan aku yakin bhw aku akan menemuinya dlm waktu dekat. Ini bukan khayalan dan bukannya pula bawaan kelemahan ingatan yg selalu kamu tuduhkan kpdku." Sejurus kemudian berhentilah kafilah di depan pintu rumah turunlah putera-putera Ya'qub dari atas unta masing-masing, beramai-ramai masuk ke dlm rumah dan berpeluknyalah ayah sambil mengusapkan baju kemeja Yusuf pada kedua belah matanya. Seketika itu pula terbuka lebarlah kedua belah mata Ya'qub, bersinar kembali memandang wajah putera-puteranya dan mendengar kisah perjalanan puteraputeranya dan bagaimana mrk telah menemukan Yusuf bersama adiknya Benyamin. Disampaikan pula kpd ayah seruan dan undangan Yusuf agar semua sekeluarga berhijrah ke Mesir dan bergabung menjadi satu di dlm istananya. Dan segera berkemas-kemaslah Ya'qub sekeluarga menyiapkan diri utk berhijrah ke Mesir.

Dirangkulnyalah si ayah oleh Yusuf seraya mencucurkan air mata setiba Ya'qub di halaman istana bersama seluruh keluarga. Demikian pula ayah tidak ketinggalan mencucurkan air mata, namun kali ini adalah air mata suka dan gembira. Semuanya pada merebahkan diri bersujud sebagai tanda syukur kpd Allah serta penghormatan bagi Yusuf, kemudian dinaikkannyalah ayah dan ibu tirinya yg juga saudara ibunya ke atas sigahsana seraya berkata: "Wahai ayahku! Inilah dia takbir mimpiku yg dahulu itu, menjadi kenyataan. Dan tidak kurang-kurang rahmat dan kurniaan Allah kpdku yg telah mengangkatku dari dlm perigi, mengeluarkan aku dari penjara dan mempertemukan kami semua setelah syaitan telah merosakkan perhubungan persaudaraan antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Allah Maha Lembut terhadap apa yg Dia kehendaki dan sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". Kemudian Yusuf mengangkat kedua tangannya berdoa: "Ya Tuhanku! Engkau telah menganugerahkan kpdku sebahagian kerajaan dan mengajarkan kpdku pengentahuan serta kepandaian mentakbir mimpi. Ya Tuhanku Pencipta langit dan bumi! Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dlm keadaan Islam, beriman dan bertakwa dan gabungkanlah aku dgn org-org yg soleh." Bacalah ayat 87 sehingga 101 dari surah "Yusuf", tentang isi cerita di atas sebagai berikut :~ "87.~ Berkatalah Ya'qub: " Hai anak-anakku, pergilah kamu maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kamu kafir."88.~ Maka ketika mereka masuk ke {Tempat} Yusuf, mereka berkata : "Hai Al-Aziz, kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yg tidak berharga, maka sempurnakanlah sukatan utk kami dan bersedekahlah kpd kami, sesungguhnya Allah memberi balasan kpd org-org yg bersedekah."89.~ Yusuf berkata: "Apakah kamu mengetahui {keburukan} apa yg kamu lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya ketika kamu tidak mengetahui {akibat} perbuatanmu itu?"90.~ Mereka berkata: "Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?" Yusuf menjawab: "Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan kurniaNya kepada kami". Sesungguhnya barangsiapa yg bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak mensia-siakan pahala org-org yg berbuat baik".91.~ Mereka berkata: "Demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkankamu atas kami dan sesungguhnya kami adalah org-org yg bersalah {berdosa}".92.~ Dia {Yusuf} berkata: "Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni {kamu} dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang".93.~ Pergilah kamu dgn membawa baju kemejaku ini, lalu lekatkanlah ia ke wajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali, dan bawalah keluargamu semuanya kpdku".94.~ Tatkala kafilah itu telah keluar {dari negeri Mesir} berkata ayah mereka: " Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal {tentu kamu membenarkan aku}".95.~ Keluarganya berkata: "Demi Allah kamu sesungguhnya masih dlm kekeliruanmu yg dahulu".96.~ Tatkala telah tiba pembawa berita gembira itu, maka diletakkannya baju itu ke wajah Ya'qub, lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata Ya'qub: "Tidakkah aku katakan kepadamu, bhw aku mengetahui dari Allah apa yg kamu tidak mengetahuinya".97.~ Mereka berkata: "Wahai ayah kami! Mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah org-org yg bersalah {berdosa}".98.~ Ya'qub berkata: "Kelak aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".99.~ Maka tatkala mereka masuk ke {tempat } Yusuf, Yusuf merangkul ibu bapanya dan dia berkata: "Masuklah kamu di negeri Mesir, insya-Allah dlm keadaan aman".100.~ Dan ia menaikkan kedua ibu bapanya ke atas singahsana. Dan mereka {semuanya} merebahkan diri seraya sujud kpd Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku! Inilah takbir mimpiku yg dahulu itu, sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kpdku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merosakkan {hubungan} antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yg Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".101.~ Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah

35

36

menganugerahkan kpdku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kpdku sebahagian takbir mimpi {ya Tuhanku} Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dlm keadaan Islam dan gabungkanlah aku dgn org-org yg soleh." { Yusuf : 87 ~ 101 } Pengajaran yang didapat dari kisah Nabi Yusuf A.S. Banyak ajaran dan ibrah yg dapat dipetik dari Kisah Nabi Yusuf yg penuh dgn pengalaman hidup yg kontriversi itu. Di antaranya ialah :~ Bhwsanya penderitaan seseorg yg nampaknya merupakan suatu musibah dan bencana, pd hakikatnya dlm banyak hal bahkan merupakan rahmat dan barakah yg masih terselubung bagi penderitaannya.Krn selalunya bhw penderitaan yg di anggapkan itu suatu musibah adalah menjadi permulaan dari kebahagiaan dan menjadi kesejahteraan yg tidak diduga semula. Demikianlah apa yg telah dialami oleh Nabi Yusuf dgn pelemparan dirinya ke dlm sebuah perigi oleh saudara-saudaranya sendiri, disusuli dgn pemenjaraannya oleh para penguasa Mesir. Semuanya itu merupakan jalan yg harus ditempuh oleh beliau utk mencapai puncak kebesaran dan kemuliaan sebagai nabi serta tngkat hidup yg mewah dan sejahtera sebagai seorang penguasa dlm sebuah kearajaan yg besar yg dgn kekuasaannya sebagai wakil raja, dapat menghimpunkan kembali seluruh anggota keluarganya setelah sekian lama berpisah dan bercerai-berai. Maka seseorg mukmin yg percaya kpd takdir, tidak sepatutnya merasa kecewa dan berkecil hati bila tertimpa sesuatu musibah dlm harta kekayaannya, kesihatan jasmaninya atau keadaan keluarganya. Ia harus menerima percubaan Allah itu dgn penuh kesabaran dan tawakkal seraya memohon kpd Yang Maha Kuasa agar melindunginya dan mengampuni segala dosanya, kalau-kalau musibah yg ditimpakan kepadanya itu merupakan peringatan dari Allah kpdnya utk bertaubat. Dan sebaliknya bila seseorg mukmin memperoleh nikmat dan kurinia Allah berupa perluasan rezeki, kesempurnaan kesihatan dan kesejahteraan keluarga, ia tidak sepatutnya memperlihatkan sukacita dan kegembiraan yg berlebih-lebihan. Ia bahkan harus bersyukur kpd Allah dgn melipat gandakan amal solehnya sambil menyedarkan diri bhw apa yg diperolehnya itu kadang-kadang boleh tercabut kembali bila Allah menghendakinya. Lihatlah sebagaimana teladan Nabi Yusuf yg telah kehilangan iman dan tawakkalnya kpd Allah sewaktu berada seorg diri di dlm perigi mahupun sewaktu merengkok di dlm penjara, demikian pula sewaktu dia berada dalam suasana kebesarannya sebagai Penguasa Kerajaan Mesir, ia tidak disilaukan oleh kenikmatan duniawinya dan kekuasaan besar yg berada di tangannya. Dalam kedua keadaan itu ia tidak melupakan harapan, syukru dan pujaan kpd Allah dan sedar bhw dirinya sebagai makhluk yg lemah tidak berkuasa mempertahankan segala kenikmatan yg diperolehnya atau menghindarkan diri dari musibah dan penderitaan yg Allah limpahkan kpdnya. Ia mengembalikan semuanya itu kpd takdir dan kehendak Allah Yang Maha Kuasa. Nabi Yusuf telah memberi contoh dan teladan bagi kemurnian jiwanya dan keteguhan hatinya tatkala menghadapi godaan Zulaikha, isteri ketua Polis Mesir, majikannya. Ia diajak berbuat maksiat oleh Zulaikha seorg isteri yg masih muda belia, cantik dan berpengaruh, sedang ia sendiri berada dlm puncak kemudaannya, di mana biasanya nafsu berahi seseorg masih berada di tingkat puncaknya. Akan tetapi ia dapat menguasai dirinya dan dapat mengawal nafsu kemudaannya, menolak ajak isteri yg menjadi majikannya itu, krn ia takut kpd Allah dan tidak mahu mengkhianati majikannya yg telah berbuat budi kpdnya dirinya dan memperlakukannya seolah-olah anggota keluarganya sendiri. Sebagai akibat penolakannnya itu ia rela dipenjarakan demi mempertahankan keluhuran budinya, keteguhan imannya dan kemurnian jiwanya. Nabi Yusuf memberi contoh tentang sifat seorg kesatria yg enggan dikeluarkan dr penjara sebelum persoalannya dgn Zulaikha dijernihkan. Ia tidak mahu dikeluarkan dari penjara kerana memperoleh pengampunan dari Raja, tetapi ia ingin dikeluarkan sebagai org yg bersih, suci dan tidak berdosa. Krnnya ia sebelum menerima undangan raja kpdnya utk datang ke istana, ia menuntut agar diselidik
36

lebih dahulu tuduhan-tuduhan palsu dan fitnahan-fitnahan yg dilekatkan org kpd dirinya dan dijadikannya alasan utk memenjarakannya. Terpaksalah raja Mesir yg memerlukan Yusuf sebagai penasihatnya, memerintahkan pengusutan kembali peristiwa Yusuf dgn Zulaikha yg akhirnya dgn terungkapnya kejadian yg sebenar, di mana mereka bersalah dan memfitnah mengakui bahawa Yusuf adalah seorg yg bersih suci dan tidak berdosa dan bhw apa yg dituduhkan kpdnya itu adalah palsu belaka. Suatu sifat utama pembawaan jiwa besar Nabi Yusuf menonjol tatkala ia menerima saudara-saudaranya yg datang ke Mesir utk memperolehi hak pembelian gandum dari gudang pemerintah karajaan Mesir. Nabi Yusuf pada masa itu, kalau ia mahu ia dapat melakukan pembalasan terhadap saudara-saudaranya yg telah melemparkannya ke dlm sebuah perigi dan memisahkannya dari ayahnya yg sangat dicintai. Namun sebaliknya ia bahkan menerima mereka dgn ramah-tamah dan melayani keperluan mereka dgn penuh kasih sayang, seolah-olah tidak pernah terjadi apa yg telah dialami akibat tindakan saudarasaudaranya yg kejam dan tidak berperikemanusiaan. Demikianlah Nabi Yusuf dgn jiwa besarnya telah melupakan semua penderitaan pahit yg telah dialaminya akibat tindakan saudara-saudaranya itu dgn memberi pengampunan kpd mereka, padahal ia berada dlm keadaan yg memungkinkannya melakukan pembalasan yg setimpal. Dan pengampunan yg demikian itulah yg akan berkesan kpd org yg diampuni dan yg telah dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya dlm beberapa ayat Al-Quran dan beberapa hadis nabawi.

37

KISAH NABI SYU'AIB A.S. Kaum Madyam, kaumnya Nabi Syu'ib, adalah segolongan bangsa Arab yg tinggal di sebuah daerah bernama "Ma'an" di pinggir negeri Syam. Mereka terdiri dr org-org kafir tidak mengenal Tuhan Yang Maha Esa. Mereka mentembah kepada "Aikah" iaitu sebidang padang pasir yg ditumbuhi beberapa pohon dan tanam-tanaman. Cara hidup dan istiadat mereka sudah sgt jauh dari ajaran agama dan pengajaran nabi-nabi sebelum Nabi Syu'aib a.s. Kemungkaran, kemaksiatan dan tipu menipu dlm pengaulan merupakan perbuatan dan perilaku yg lumrah dan rutin. Kecurangan dan perkhianatan dlm hubungan dagang seperti pemalsuan barang, kecurian dalam takaran dan timbangan menjadi ciri yg sudah sebati dgn diri mereka. Para pedagang dan petani kecil selalu menjadi korban permainan para pedagang-pedagang besar dan para pemilik modal, sehingga dgn demikian yg kaya makin bertambah kekayaannya, sedangkan yg lemah semakin merosot modalnya dan semakin melarat hidupnya. Sesuai dgn sunnah Allah sejak Adam diturunkan ke bumi bhw dari waktu ke waktu bila manusia sudah lupakan kpd-Nya dan sudah jauh menyimpang dair ajaran-ajaran nabi-nabi-Nya, dan bila Iblis serta syaitan sudah menguasai sesuatu masyarakat dgn ajaran dan tuntutannya yg menyesatkan maka Allah mengutuskan seorg rasul dan nabi utk memberi penerangan serta tuntutan kpd mereka agar kembali ke jalan yg lurus dan benar, jalan iman dan tauhid yg bersih dari segala rupa syirik dan persembahan yg bathil. Kpd kaum Madyan diutuslah oleh Allah seorg Rasul iaitu Nabi Syu'aib, seorg drp mrk sendiri, sedarah an sedaging dgn mrk. Ia mengajak mereka meninggalkan persembahan kpd Aikah, sebuah benda mati yg tidak bermanfaat atau bermudharat dan sebagai gantinya melakukan persembahan dan sujud kpd Allah Yang Maha Esa, Pencipta langit dan bumi termasuk sebidang tanah yg mereka puja sebagai tuhan mereka. Nabi Syu'aib kpd mereka agar meninggalkan perbuatan-perbuatan dan kelakukan-kelakuan yg dilarang oleh Allah serta membawa kerugian bagi sesama manusia serta mengakibat kerosakan dan kebinasaan masyarakat. Mereka diajak agar berlaku adil dan jujur terhadap diri sendiri dan terutama terhadap org lain, meninggalkan perkhianat dan kezaliman serta perbuatan curang dalam hubungan dagang, perampasan hak milik seseorg dan penindasan terhadap org-org yg lemah dan miskin. Diingatkan oleh Nabi Syu'aib akan nikmat Allah dan kurniaan-Nya yg telah memberi mereka tanah subu serta sarana-sarana kemakmuran yg berlimpah-limpah dgn pertumbuhan jumlah penduduk dan anak cucu yg pesat. Semuanya itu menurut seruan Nabi Syu'aib, patut diimbangi dgn rasa bersyukur dan bersembah kpd Allah Maha Pencipta yg akan melipat gandakan nikmat dan kurnia-Nya kpd org-org yg beriman dan bersyukur. Diingatkan pula Nabi Syu'aib bhw mrk tidak mahu sedar dan kembali kepada jalan yg benar mengikuti ajaran dan perintah Allah yg dibawanya, nescaya Allah akan mencabut nikmat dan kurnia-Nya kpd mereka, bahkan akan menurunkan azabnya atas mereka di dunia selain seksa dari azab yg menanti mereka kelak di akhirat bila di bangkitkan kembali dari kubur. Kepada mereka Nabi Syu'aib dikisahkan seksa dan azab yg diturunkan oleh Allah terhadap kaum Nuh, kaum Hud, kaum Saleh dan paling dekat kaum Luth yg kesemua telah menderita dan menjadi binasa akibat kekafiran, keangkuhan dan keengganan mereka mengikuti ajaran serta tuntutan nabi-nabi yg diutus Allah kpd Mereka. Diingatkan oleh Nabi Syu'aib agar mereka beriktibar dan ingat bhw mereka akan mengalami nasib yg telah dialami oleh kaum-kaum itu jika mereka tetap melakukan persembahan yg bathil serta tetap melakukan perbuatan-perbuatan yg buruk dan jahat.

Dakwah dan ajakan Nabi Syu'aib disambut oleh mereka terutama penguasa, pembesar serta org-org kaya dgn ejekan dan olok-olok. Mereka berkata: "Adakah kerana solatmu, engaku memerintahkan kami menyembah selain apa yg telah kami sembah sepanjang hayat kami. Persembahan mana pula telah dilakukan oleh nenek moyang kami dan diwariskan kpd kami. Dan apakah juga krn solatmu engkau menganjurkan kami meninggalkan cara-cara hidup sehari-hari yg nyata telah membawa kemakmuran dan kebahagian bagi kami bahkan sudah menjadi adat istiadat kami turun temurun. Sungguh kami tidak mengerti apa apa tujuanmu dan apa maksudmu dgn ajaran-ajaran baru yg engkau bawa kpd kami. Sungguh kami menyaksikan kesempurnaan akalmu dan keberesan otakmu!" Ejekan dan olok-olok mrk didengar dan diterima oleh Syu'aib dgn kesabran dan kelapangan dada. Ia sesekali tidak menyambut kata-kata kasar mereka dgn marah atau membalasnya dgn kata-kata yg kasar pula. Ia bahkan makin bersikap lemah lembut dlm dakwahnya dgn menggugah hati nurani dan akal mereka supaya memikirkan dan merenungkan apa yg dikatakan dan dinasihatkan kpd mereka. Dan sesekali ia menonjolkan hubungan darah dan kekeluargaannya dgn mereka, sebagai jaminan bhw ia menghendaki perbaikan bagi hidup mereka di dunia dan akhirat dan bukan sebaliknya. Ia tidak mengharapkan sesuatu balas jasa atas usaha dakwahnya. Ia tidak pula memerlukan kedudukan atau menginginkan kehormatan bagi dirinya dari kaumnya. Ia akan cukup merasa puas jika kaumnya kembali kpd jalan Allah, masyarakatnya akan menjadi masyarakat yg bersih dari segala kemaksiatan dan adt-istiadat yg buruk. Ia akan menerima upahnya dari Allah yg telah mengutuskannya sebagai rasul yg dibebani amanat utk menyampaikan risalah-Nya kpd kaumnya sendiri. Kaum Syu'aib akhirnya merasa jengkel dan jemu melihat Nabi Syu'aib tidak henti-hentinya berdakwah bertabligh pada setiap kesempatan dan di mana saja ia menemui org berkumpul. Penghinaan dan ancaman dilontar kpd Nabi Syu'aib dan para pengikutnya akan diusir dan akan dikeluarkan dari Madyan jika mereka mahu menghentikan dakwahnya atau tidak mahu mengikuti agama adn cara-cara hidup mereka. Berkata mereka kpd Nabi Syu'aib dengan nada mengejek: "Kami tidak mengerti apa yg kamu katakan. Nasihat-nasihatmu tidak mempunyai tempat di dlm hati dan kalbu kami. Engkau adalah seorg yg lemah fizikalnya, rendah kedudukan dlm pengaulan maka tidak mungkin engkau dapat mempengaruhi atau memimpin kami yg berfizikal lebih kuat dan berkedudukan yg lebih tinggi drpmu. Cuba tidak kerana kerabatmu yg kami segani dan hormati, nescaya engkau telah kami rejam dan sisihkan dari pengaulan kami." Nabi Syu'aib menjawab: "aku tidak akan hentikan dakwahku kpd risalah Allah yg telah diamanahkan kpdku dan jgnlah kamu mengharapkan bhw aku mahupun para pengikutku akan kembali mengikuti agamamu dan adt-istiadatmu setelah Allah memberi hidayahnya kpd kami. Pelindunganku adalah Allah Yang Maha Berkuasa dan bukan sanad kerabatku, Dialah yg memberi tugas kpdku dan Dia pula akan melindungiku dari segala gangguan dan ancaman. Adakah sanak saudaraku yg engkau lebih segani drp Allah yg Maha Berkuasa?" Sejak berdakwah dan bertabligh menyampaikan risalah Allah kpd kaum Madyan, Nabi Syu'aib berhasil menyedarkan hanya sebahagian kecil dari kaumnya, sedang bahagian yg terbesar masih tertutup hatinya bagi cahaya iman dan tauhid yg diajar oleh beliau. Mereka tetap berkeras kepala mempertahankan tradisi, adt-istiadat dan agama yg mereka warisi dari nenek moyang mereka. Itulah alasan mereka satusatunya yg mereka kemukakan utk menolak ajaran Nabi Syu'aib dan itulah benteng mereka satusatunya tempat mereka berlindung dari serangan Nabi Syu'aib atas persembahan mereka yg bathil dan adat pengaulan mereka yg mungkar dan sesat. Di samping itu jika mereka sudah merasa tidak berdaya menghadapi keterangan-keterangan Nabi Syu'aib yg didukung dgn dahlil dan bukti yg nyata kebenaran, mereka lalu melemparkan tuduhan-tuduhan kosong seolah-olah Nabi adalah tukang sihir dan ahli sulap

37

38

yg ulung. Mereka telah berani menentang Nabi Syu'aib utk membuktikan kebenaran risalahnya dgn memdatangkan bencana dari Allah yg ia sembah dan menganjurkan org menyembah-Nya pula. Mendengar tentangan kaumnya yg menandakan hati mereka telah tertutup rapat-rapat bagi sinar agama dan wahyu yg ia bawa dan bhw tiada harapan lagi akan menarik mereka ke jalan yg lurus serta mengangkat mereka dari lembah syirik dan kemaksiatan serta pergaulan buruk, maka bermohonlah Nabi Syu'aib kpd Allah agak menurunkan azzab seksanya kpd kaum Madyan bhw wujud-Nya serta menentang kekuasaannya utk menjadi ibrah dan peringatan bagi generasi-generasi yg mendatang. Allah Yang Maha berkuasa berkenan menerima permohonan dan doa Syu'aib, maka diturunkanlah lebih dahulu di atas mereka hawa udara yg sangat panas yg mengeringkan kerongkongan krn dahaga yg tidak dapat dihilangkan dgn air dan membakar kulit yg tidak dapat diubati dgn berteduh di bawah atap rumah atau pohon-pohon. Di dlm keadaan mrk yg sedang bingung, panik berlari-lari ke sana ke mari, mencari perlindungan dari terik panasnya matahari yg membakar kulit dan dari rasa dahaga krn keringnya kerongkong tiba-tiba terlihat di atas kepala mereka gumpalan awan hitam yg tebal, lalu berlarilah mereka ingin berteduh dibawahnya. Namun setelah mereka berada di bawah awan hitam itu seraya berdesak-desak dan berjejal-jejal, jatuhlah ke atas kepala mereka percikan api dari jurusan awan hitam itu diiringi oleh suara petir dan gemuruh ledakan dahsyat sementara bumi di bawah mereka bergoyang dgn kuatnya menjadikan mereka berjatuhan, tertimbun satu di bawah yg lain dan melayanglah jiwa mereka dgn serta-merta. Nabi Syu'aib merasa sedih atas kejadian yg menimpa kaumnya dan berkata kpd para pengikutnya yg telah beriman: "Aku telah sampaikan kpd mrk risalah Allah, menasihati dan mengajak mereka agar meninggalkan perbuatan-perbuatan mungkar serta persembahan bathil mereka dan aku telah memperingatkan mereka akan datangnya seksaan Allah bila mereka tetap berkeras hati, menutup telinga mereka terhadap suara kebenaran ajaran-ajaran Allah yg aku bawa, namun mereka tidak menghiraukan nasihatku dan tidak mempercayai peringatanku. Krnnya tidak patutlah aku bersedih hati atas terjadinya bencana yg telah membinasakan kaumku yg kafir itu.' Kisah Nabi Syu'aib dikisahkan oleh Al-Quran dlm 39 ayat pada 4 surah, di antaranya surah "AsySyu'ara" ayat 176 sehingga 191 sebagai berikut :~ "176.~ Kaum Aikah telah mendustakan rasul-rasul.177.~ Ketika Syu'aib berkata kpd mereka: "Mengapa kamu tidak bertakwa?"178.~ Sesungguhnya aku adalah seorg rasul kepercayaan.179.~ maka bertakwalah kpd Allah dan taatlah kpdku.180.~ dan aku sesekali tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.181.~ Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk org-org yg merugikan.182.~ dan timbanglah dgn timbang yg lurus.83.~ Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu bermaharajalela di bumi dgn membuat kerosakan.184.~ Dan bertakwalah kpd Allah yg telah menciptakan kamu dan umat-umat yg terdahulu.185.~ Mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah seorg daripada org-org yg kena sihir.186.~ Dan kamu tidak lain melainkan seorg manusia seperti kami dan sesungguhnya kami yakin bhw kamu benar-benar termasuk org-org yg berdusta.187.~ MAka jatuhkanlah atas kami gumpalan dari langit jika kamu termasuk org-org yg benar.188.~ Syu'aib berkata: "Tuhanku lebih mengetahui apa yg engkau kerjakan".189.~ Kemudian mereka mendustakan Syu'aib lalu mereka ditimpa azab pada hari mereka dinaungi awan. Sesungguhnya pada yg demikian itu benar-benar terdpt tanda {kekuasaan Allah} tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.191.~ Dan TUhanmu benar-benar Dialah Yg Maha Perkasa lagi Maha Penyayang." { Asy-Sua'ara : 176 ~ 191 } Surah "Hud" ayat 84 sehingga ayat 95 sebagai berikut :~
38

"84.~ Dan kepada {penduduk} Madyan {Kami utus} saudara mereka Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku sembahlah Allah sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi sukatan dan timbangan sesungguhnya aku melihat kamu dlm keadaan yg baik {mampu} dan sesungguhnya aku khuatir terhadapmu akan azab hari yg membinasakan {kiamat}.85.~ Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku cukupkanlah sukatan dan timbangan dgn adil dan jgnlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dgn membuat kerosakan.86.~ Sisa {keuntungan dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu adalah org-org yg beriman}. Dan aku bukanlah seorg penjaga atas dirimu."87.~ Mereka berkata: "Hai Syu'aib apakah sembahyangmu menyuruh kami agar kami meninggalkan apa yg disembah oleh bapa-bapa kami atau melarang kami membuat apa yg kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah org yg sgt penyantun lagi berakal."88.~ Syu'aib berkata: "Hai kaumku bagaimana fikiranmu jika aku mempunyai bukti yg nyata dari Tuhanku dan anugerahi-Nya aku daripada-Nya rezeki yg baik {patutlah aku menyalahi perintah-Nya}? Dan aku tidak mahu menyalahi kamu {dgn mengerjakan} apa yang aku larang kamu daripadanya. Aku tidak bermaksud kecuali {mendatangkan} kebaikan selama aku masih bersanggupan. Dan tidak apa taufik bagiku melainkan dgn {pertolongan} Allah. Hanya kpd Allah aku bertawakkal dan hanya kpd-Nyalah aku kembali.89.~ Hai kaumku janganlah hendaknya pertentangan antara ku {dgn kamu} menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yg menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Saleh sedang kaum Luth tidak {pula} jauh {tempatnya/masanya} dari kamu.90.~ Dan mohonlah ampun daripada Tuhanmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya.Sesungguhnya Tuhanku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih."91.~ Mereka berkata: "Hai Syu'aib? Kami tidak banyak mengetahui tentang apa yg kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu adalah seorg yg lemah di antara kami kalaulah tidak krn keluargamu tentulah kami akan merejam kamu sedang kamu pun bukanlah seorg yg berwibawa di sisi kami."92.~ Syu'aib menjawab: "Hai kaumku! Apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah sedang Allah kamu jadikan sesuatu yg terbuang di belakangmu? Sesungguhnya {pengetahuan} Tuhanku meliputi apa yg kamu kerjakan."93.~ Dan {dia berkata}: "Hai kaumku perbuatlah menurut kemampuanmu sesungguhnya aku pun berbuat {pula}. Kelak kamu akan mengetahui siapa yg akan kedatangan azab yg menghinakannya dan siapa yg berdusta. Dan tunggulah azab {Tuhan}. Sesungguhnya aku pun menunggu bersama kamu."94.~ Dan tatkal datang azab Kami, Kami selamtkan Syu'aib dan org-org yg beriman bersamasama dgn dia dgn rahmat dari Kami dan org-org yg zalim dibinasakan oleh suatu suara yg mengguntur lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya.95.~ Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah kebinasaanlah bagi penduduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa." { Hud : 84 ~ 95 } Surah "Al-A'raaf" ayat 85 sehingga 93 sebagai berikut :~ "85.~ Dan {Kami telah mengutuskan} kpd penduduk Madyan saudara mereka Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku! sembahlah Allah, sesekali tiada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kpdku bukti yg nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah sukatan dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang sukatan dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerosakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu org yg beriman".86.~ Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dgn menakutnakuti dan menghalang-halangi org yg beriman dari jalan Allah dan menginginkan agar jln Allah itu menjadi bengkok. Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit kemudian di perbanyak {oleh Allah}. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan org-org yg berbuat kerosakan.87.~ Jiak ada segolongan daripada kamu beriman kpd apa yg aku diutus utk menyampaikannya dan ada pula segolongan yg tidak beriman , maka bersabarlah sehingga Allah menerapkan hukuman-Nya di antara kita dan Dia adalah Hakim yg sebaik-baiknya.88.~ Pemuka-pemuka drp kaum Syu'aib yg menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu'aib dan org-org yg

39

beriman bersamamu dari kota kami atau kamu kembali kpd agama kami." Berkata Syu'aib: "Dan apakah {kamu akan mengusir kami}, meski pun kami tidak menyukainya?"89.~ Sungguh kami mengada-adakan kebohongan yg besar terhadap Allah, jika kembali kpd agamamu, sesudah Allah melepaskan kami daripadanya, Dan tidaklah patut kami kembali kpdnya, kecuali jika Allah , Tuhan kami menghendakinya. Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakkal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dgn hak {adil} dan Engkaulah Pemberi keputusan yg sebaik-baiknya".90.~ Pemuka-pemuka kaum Syu'aib yg kafir berkata {kpd sesamanya}: "Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syu'aib, tentu kamu jika berbuat demikian {menjadi} org-org yg merugi".91.~ Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayatmayat yg bergelimpangan di dlm rumah-rumah mereka.92.~ {iaitu} org-org yg mendustakan Syu'aib seolah-olah mereka belum pernah berdiam di kota itu, org-org yg mendustakan Syu'aib mereka itulah org-org yg rugi.93.~ Maka Syu'aib meninggalkan mereka seraya berkata: "Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku telah memberi nasihat kpdmu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap org-org yg kafir." { Al-A'raf : 85 ~ 93 } Dan surah "Al-Hijr" ayat 78 sehingga 79 sebagai berikut :~ "Dan sesungguhnya penduduk Aikah itu benar-benar kaum yg zalim.79.~ Maka Kami membinasakan mereka. Dan sesungguhnya kedua kota itu {Aikah dan Sadum kota kaum Luth} benar-benar terletak di jalan umum yg terang." { Al-Hijr : 78 ~ 79 }

KISAH NABI MUSA A.S. Nabi Musa A.S. adalah seorg bayi yg dilahirkan dikalangan Bani Isra'il yg pada ketika itu dikuasai oleh Raja Fir'aun yg bersikap kejam dan zalim. Nabi Musa bin Imron bin Qahat bin Lawi bin Ya'qub adalah beribukan Yukabad.Setelah meningkat dewasa Nabi Musa telah beristerikan dengan puteri Nabi Syu'aib iaitu Shafura.Dalam perjalanan hidup Nabi Musa untuk menegakkan Islam dlm penyebaran risalah yg telah diutuskan oleh Allah kepadanya ia telah diketemukan beberapa orang nabi diantaranya ialah bapa mertuanya Nabi Syu'aib, Nabi Harun dan Nabi Khidhir. Dalam bak ini juga ada diceritakan tentang perlibatan beberapa org nabi yg lain di antaranya Nabi Somu'il serta Nabi Daud Catatan :~ Para ahli tafsir berselisih pendapat tentang Syu'aib, mentua Nabi Musa. Sebahagia besar berpendapat bhw ia adalah Nabi Syu'aib A.S. yg diutuskan sebagai rasul kepada kaum Madyan, sedang yg lain berpendapat bhw ia adalah org lain iaitu yg dianggap adalah satu kebetulan namanya Syu'aib juga. Wallahu A'lam bisshawab Kelahiran Musa Dan Pengasuhnya Raja Fir'aun yg memerintah Mesir sekitar kelahirannya Nabi Musa, adalah seorg raja yg zalim, kejam dan tidak berperikemanusiaan. Ia memerintah negaranya dgn kekerasan, penindasan dan melakukan sesuatu dgn sewenang-wenangnya. Rakyatnya hidup dlm ketakutan dan rasa tidak aman tentang jiwa dan harta benda mereka, terutama Bani Isra'il yg menjadi hamba kekejaman, kezaliman dan bertindak sewenang-wenangnya dari raja dan org-orgnya. Mereka merasa tidak tenteram dan selalu dalam keadaan gelisah, walau pun berada dlm rumah mereka sendiri. Mereka tidak berani mengangkat kepala bila berhadapan dgn seorg hamba raja dan berdebar hati mereka krn ketakutan bila kedengaran suara pegawai-pegawai kerajaan lalu di sekitar rumah mrk, apalagi bunyi kasut mrk sudah terdengar di depan pintu. Raja Fir'aun yg sedang mabuk kuasa yg tidak terbatas itu, bergelimpangan dalam kenikmatan dan kesenangan duniawi yg tiada taranya, bahkan mengumumkan dirinya sebagai tuhan yg harus disembah oleh rakyatnya. Pd suatu hari beliau telah terkejut oleh ramalan oleh seorg ahli nujum kerajaan yg dgn tiba-tiba dtg menghadap raja dan memberitahu bhw menurut firasatnya falaknya, seorg bayi lelaki akan dilahirkan dari kalangan Bani Isra'il yg kelak akan menjadi musuh kerajaan dan bahkan akan membinasakannya. Raja Fir'aun segera mengeluarkan perintah agar semua bayi lelaki yg dilahirkan di dlm lingkungan kerajaan Mesir dibunuh dan agar diadakan pengusutan yg teliti sehingga tiada seorg pun dr bayi lelaki, tanpa terkecuali, terhindar dr tindakan itu. Maka dilaksanakanlah perintah raja oleh para pengawal dan tenteranya. Setiap rumah dimasuki dan diselidiki dan setiap perempuan hamil menjadi perhatian mereka pada saat melahirkan bayinya. Raja Fir'aun menjadi tenang kembali dan merasa aman tentang kekebalan kerajaannya setelah mendengar para anggota kerajaannya, bhw wilayah kerajaannya telah menjadi bersih dan tidak seorg pun dari bayi laki-laki yg masih hidup. Ia tidak mengetahui bhw kehendak Allah tidak dpt dibendung dan bhw takdirnya bila sudah difirman "Kun" pasti akan wujud dan menjadi kenyataan "Fayakun". Tidak sesuatu kekuasaan bagaimana pun besarnya dan kekuatan bagaimana hebatnya dapat menghalangi atau mengagalkannya. Raja Fir'aun sesekali tidak terlintas dlm fikirannya yg kejam dan zalim itu bhw kerajaannya yg megah, menurut apa yg telah tersirat dlm Lauhul Mahfudz, akan ditumbangkan oleh seorg bayi yg justeru diasuh dan dibesarkan di dlm istananya sendiri akan diwarisi kelak oleh umat Bani Isra'il yg dimusuhi, dihina, ditindas dan disekat kebebasannya. Bayi asuhnya itu ialah laksana bunga mawar yg tumbuh di

39

40

antara duri-duri yg tajam atau laksana fajar yg timbul menyingsing dari tengah kegelapan yg mencekam. Yukabad, isteri Imron bin Qahat bin Lawi bin Ya'qub sedang duduk seorg diri di salah satu sudut rumahnya menanti dtgnya seorg bidan yg akan memberi pertolongan kpdnya melahirkan bayi dr dlm kandungannya itu. Bidan dtg dan lahirlah bayi yg telah dikandungnya selama sembilan bulan dlm keadaan selamat, segar dan sihat afiat. Dgn lahirnya bayi itu, maka hilanglah rasa sakit yg luar biasa dirasai oleh setiap perempuan yg melahirkan namun setelah diketahui oleh Yukabad bhw bayinya adalah lelaki maka ia merasa takut kembali. Ia merasa sedih dan khuatir bhw bayinya yg sgt disayangi itu akan dibunuh oleh org-org Fir'aun. Ia mengharapkan agar bidan itu merahsiakan kelahiran bayi itu dari sesiapa pun. Bidan yg merasa simpati terhadap bayi yg lucu dan bagus itu serta merasa betapa sedih hati seorg ibu yg akan kehilangan bayi yg baru dilahirkan memberi kesanggupan dan berjanji akan merahsiakan kelahiran bayi itu. Setelah bayi mencapai tiga bulan, Yukabad tidak merasa tenang dan selalu berada dlm keadaan cemas dan khuatir terhadap keselamatan bayinya. Allah memberi ilham kepadanya agar menyembunyikan bayinya di dlm sebuah peti yg tertutup rapat, kemudian membiarkan peti yg berisi bayinya itu terapung di atas sungai Nil. Yukabad tidak boleh bersedih dan cemas ke atas keselamatan bayinya krn Allah menjamin akan mengembalikan bayi itu kpdnya bahkan akan mengutuskannya sebagai salah seorg rasul. Dgn bertawakkal kpd Allah dan kepercayaan penuh terhadap jaminan Illahi, mak dilepaskannya peti bayi oleh Yukabad, setelah ditutup rapat dan dicat dgn warna hitam, terapung dipermukaan air sungai Nil. Kakak Musa diperintahkan oleh ibunya utk mengawasi dan mengikuti peti rahsia itu agar diketahui di mana ia berlabuh dan ditangan siapa akan jatuh peti yg mengandungi erti yg sgt besar bagi perjlnan sejarah umat manusia. Alangkah cemasnya hati kakak Musa, ketika melihat dari jauh bhw peti yg diawasi itu, dijumpai oleh puteri raja yg kebetulan berada di tepi sungai Nil bersantai bersama beberapa dayangnya dan dibawanya masuk ke dlm istana dan diserahkan kpd ibunya, isteri Fir'aun. Yukabad yg segera diberitahu oleh anak perempuannya tentang nasib peti itu, menjadi kosonglah hatinya krn sedih dan cepat serta hampir saja membuka rahsia peti itu, andai kata Allah tidak meneguhkan hatinya dan menguatkan hanya kpd jaminan Allah yg telah dinerikan kpdnya. Raja Fir'aun ketika diberitahu oleh Aisah, isterinya, tentang bayi laki-laki yg ditemui di dlm peti yg terapung di atas permukaan sungai Nil, segera memerintahkan membunuh bayi itu seraya berkata kpd isterinya: "Aku khuatir bhw inilah bayi yg diramalkan, yg akan menjadi musuh dan penyebab kesedihan kami dan akan membinasakan kerajaan kami y besar ini." Akan tetapi isteri Fir'aun yg sudah terlanjur menaruh simpati dan sayang terhadap bayi yg lucu dan manis itu, berkata kpd suaminya: "Janganlah bayi yg tidak berdosa ini dibunuh. Aku sayang kpdnya dan lebih baik kami ambil dia sebagai anak, kalau-kalau kelak ia akan berguna dan bermanfaat bagi kami. Hatiku sgt tertarik kpdnya dan ia akan menjadi kesayanganku dan kesayangmu". Demikianlah jika Allah Yang Maha Kuasa menghendaki sesuatu maka dilincinkanlah jln bagi terlaksananya takdir itu. Dan selamatlah nyawa putera Yukabad yg telah ditakdirkan oleh Allah utk menjadi rasul-Nya, menyampaikan amanat wahyu-Nya kpd hambahamba-Nya yg sudah sesat. Nama Musa yg telah diberikan kpd bayi itu oleh keluarga Fir'aun, bererti air dan pohon {Mu=air , Sa=pohon} sesuai dgn tempat ditemukannya peti bayi itu. Didatangkanlah kemudian ke istana beberapa inang utk menjadi ibu susuan Musa. Akan tetapi setiap inang yg mencuba dan memberi air susunya ditolak oleh bayi yg enggan menyedut dari setiap tetk yg diletakkan ke bibirnya. Dlm keadaan isteri
40

Fir'aun lagi bingung memikirkan bayi pungutnya yg enggan menetek dr sekian banyak inang yg didatangkan ke istana, datanglah kakak Musa menawarkan seorg inang lain yg mungkin diterima oleh bayi itu. Atas pertanyaan keluarga Fir'aun, kalau-kalau ia mengenal keluarga bayi itu, berkatalah kakak Musa: "Aku tidak mengenal siapakah keluarga dan ibu bayi ini. Hanya aku ingin menunjukkan satu keluarga yg baik dan selalu rajin mengasuh anak, kalau-kalau bayi itu dpt menerima air susu ibu keluarga itu". Anjuran kakak Musa diterima oleh isteri Fir'aun dan seketika itu jugalah dijemput ibu kandung Musa sebagai inang bayaran. Maka begitu bibir sang bayi menyentuh tetek ibunya, disedutlah air susu ibu kandungnya itu dgn sgt lahapnya. Kemudian diserahkan Musa kpd Yukabad ibunya, utk diasuh selama masa menetek dgn imbalan upah yg besar. Maka dgn demikian terlaksanalah janji Allah kpd Yukabad bhw ia akan menerima kembali puteranya itu. Setelah selesai masa meneteknya, dikembalikan Musa oleh ibunya ke istana, di mana ia di asuh, dibesar dan dididik sebagaimana anak-anak raja yg lain. Ia mengenderai kenderaan Fir'aun dan berpakaian sesuai dgn cara-cara Fir'aun berpakaian sehingga ia dikenal org sebagai Musa bin Fir'aun. Bacalah tentang isi cerita di atas di dlm Al-Quran dari ayat 4 hingga ayat 13 dlm surah "Al-Qashash" sebagai berikut :~ "4.~ Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah dgn menindas segolongan dari mrk, menyembelih anak lelaki mrk dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk org-org yg berbuat kerosakan.5.~ Dan Kami hendak memberi kurnia kpd org-org yg tertindas di bumi {Mesir} itu dan hendak menjadi mrk pemimpin dan menjadikan mrk org-org yg mewarisi {bumi}.6.~ Dan Kami akan teguhkan kedudukan mrk di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kpd Fir'aun dan Haman berserta tenteranya apa yg selalu mereka khuatirkan dari mereka itu.7.~ Dan Kami ilhamkan kpd ibu Musa,"susukanlah dia, dan apabila kamu khuatir terhadapnya, maka jatuhkan dia ke dlm sungai {Nil}. Dan janganlah kamu khuatir dan janganlah pula bersedih hati, krn sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kpdmu, dan menjadikannya {salah seorg} dari para rasul.8.~ Maka pungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yg akibatnya ia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir'aun dan Haman berserta tenteranya adalah org-org yg bersalah.9.~ Dan berkatalah isteri Fir'aun: "Ia {Musa} biji mata bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kpd kita atau kita ambil ia menjadi anak," sedang mrk tiada menyedari.10.~ Dan menjadi kekosongan hait ibu Musa, seandainya Kami tidak teguhkan hatinya, spy ia termasuk org-org yg percaya {kpd janji Allah}.11.~ Dan berkatalah ibu Musa kpd saudara Musa yg perempuan: "Ikutilah dia". Maka kelihatan olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya.12.~ Dan Kami cegah Musa dari menyusu kpd perempuan-perempuan yg nahu menyusukannya sebelum itu, maka berkatalah saudara Musa: "Mahukah kamu aku tunjukkan kpd kamu ahlul-bait yg akan memeliharakannya utkmu dan mrk dpt berlaku baik kpdnya?"13.~ Maka Kami kembalikan Musa kpd ibunya supaya senang hatinya dan tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bhw janji Allah itu adalah benar, tetapi manusia kebanyakan tidak mengetahuinya." { Al-Qashash : 4 ~ 13 } Musa Keluar Dari Mesir Sejak ia dikembali ke istana oleh ibunya setelah disusui, Musa hidup sebagai slah seorg drp keluarga kerajaan hingga mencapai usia dewasanya, dimana ia memperolehi asuhan dan pendidikan sesuai dgn tradisi istana. Allah mengurniakannya hikmah dan pengetahuan sebagai persiapan tugas kenabian dan risalah yg diwahyukan kpdnya. Di samping kesempurnaan dan kekuatan rohani, ia dikurniai oleh Allah kesempurnaan tubuh dan kekuatan jasmani.

41

Musa mengetahui dan sedar bhw ia hanya seorg anak pungut di istana dan tidak setitik darah Fir'aun pun mengalir di dlm tubuhnya dan bhw ia adalah keturunan Bani Isra'il tg ditindas dan diperlakukan sewenang-wenangnya oleh kaum Fir'aun. Krnnya ia berjanji kpd dirinya akan menjadi pembela kpd kamunya yg tertindas dan menjadi pelindung bagi golongan yg lemah yg menjadi sasaran kezaliman dan keganasan para penguasa. Demikianlah maka terdorong oleh rasa setia kawannya kpd org-org yg madhlum dan teraniaya, terjadilah suatu peristiwa yg menyebabkan ia terpaksa meninggalkan istana dan keluar dari Mesir. Peristiwa itu terjadi ketika Musa sedang berjalan-jalan di sebuah lorong di waktu tengahari di mana keadaan kota sunyi sepi ketika penduduknya sedang tidur siang, Ia melihat kedua berkelahi seorg dr golongan Bani Isra'il bernama Samiri dan seorg lagi dari kaum Fir'aun bernama Fa'tun. Musa yg mendengar teriakan Samiri mengharapkan akan pertolongannya terhadap musuhnya yg lebih kuat dan lenih besar itu, segera melontarkan pukulan dan tumbukannya kpd Fatun yg seketika itu jatuh rebah an menghembuskan nafasnya yg terakhir. Musa terkejut melihat Fatun, org Fir'aun itu mati krn tumbukannya yg tidak disengajakan dn tidak akan mengharapkan membunuhnya. Ia merasa berdoa dan beristighfar kpd Allah memohon ampun diatas perbuatannya yg tidak sengaja, telah melayang nyawa salah seorg drp hamba-hamba-Nya. Peristiwa matinya Fatun menjadi perbualan ramai dan menarik para penguasa kerajaan yg menduga bhw pasti org-org Isra'illah yg melakukan perbunuhan itu. Mereka menuntut agar pelakunya diberi hukuman yg berat , bila ia tertangkap. Anggota dan pasukan keamanan negara di hantarkan ke seluruh pelusuk kota mencari jejak org yg telah membunuh Fatun, yg sebenarnya hanya diketahui oleh Samiri dan Musa shj. akan tetapi, walaupun tidak org ketiga yg menyaksikan peristiwa itu, Musa merasa cemas dan takut dan berada dlm keadaan bersedia menghadapi akibat perbuatannya itu bila sampai tercium oleh pihak penguasa. Alangkah malangnya nasib Musa yg sudah cukup berhati-hati menghindari kemungkinan terbongkarnya rahsia pembunuhan yg ia lakukan tatkala ia terjebat lagi tanpa disengajakan dlm suatu perbuatan yg menyebabkan namanya disebut-sebut sebagai pembunuh yg dicari. Musa bertemu lagi dgn Samiri yg telah ditolongnya melawan Fatun, juga dlm keadaan berkelahi utk kali keduanya dgn salah seorg dari kaum Fir'aun. Melihat Musa berteriaklah Samiri meminta pertolongannya. Musa menghampiri mereka yg sedang berkelahi seraya berkata menegur Samiri: " Sesungguhnya engkau adalah seorg yg telah sesat." Samiri menyangkal bhw Musa akan membunuhnya ketika ia mendekatinya, lalu berteriaklah Samiri berkata: "Apakah engkau hendak membunuhku sebagaimana engkau telah membunuh seorg kelmarin? Rupanya engkau hendak menjadi seorg yg sewenang-wenang di negeri ini dan bukan org yg mengadilkan kedamaian". Kata-kata Samiri itu segera tertangkap org-org Fir'aun, yg dgn cepat memberitahukannya kpd para penguasa yg memang sedang mencari jejaknya. Maka berundinglah para pembesar dan penguasa Mesir, yang akhirnya memutuskan utk menangkap Musa dan membunuhnya sebagai balasan terhadap matinya seorg dari kalangan kaum Fir'aun. Selagi org-org Fir'aun mengatur rancangan penangkapan Musa, seorg lelaki slah satu daripada sahabatnya datang dari hujung kota memberitahukan kpdnya dan menasihatkan agar segera meninggalkan Mesir, krn para penguasa Mesir telah memutuskan utk membunuhnya apabila ia ditangkap. lalu keluarlah Musa terburu-buru meninggalkan Mesir, ssebelum anggota polis sempat menutup serta menyekat pintu-pintu gerbangnya. Tentang isi cerita ini, ada terdapat dlm al-Quran yg boleh di baca di dlm surah "Al-Qashshas" ayat 14 sehingga ayat 21 sebagaimana berikut :~

"14.~ Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikannya hikmah dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kpd org-org yg berbuat baik.15.~ Dan Musa masuk ke kota {Memphis} ketika penduduknya sedang tidur, maka didapatinya di dlm kota itu dua org lelaki sedang bergaduh, yg seorgnya dari golongannya {Bani Isra'il} dan seorg lagi dari musuhnya {Kaum Fir'aun}. Maka org dari golongannya meminta pertolongan kpdnya utk mengalahkan org dari musuhnya, lalu Musa menumbuknya dan matilah musuhnya itu. Musa berkta; "Ini adalah perbuatan syaitan, sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yg menyesatkan lagi nyata {permusuhannya}.16.~ Musa berdoa: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, krn itu ampunilah aku". Maka Allah mengampuninya, sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.17.~ Musa berkata : "Ya Tuhanku demi nikmat Engkau anugerahkan kpdku, aku sesekali tiada akan menjadi penolong bagi org-org yg berdosa".18.~ Krn itu jadilah Musa di kota itu merasa takut menunggu dgn khuatir {akibat perbuatannya} maka tiba-tiba org yg meminta pertolongannya kelmarin berteriak meminta pertolongan kpdnya. Musa berkata kepadanya: "Sesungguhnya kamu benar-benar org yg sesat, yg nyata {kesesatannya}.19.~ Maka tatkala Musa hendak memegang dgn kuat org yg menjadi musuh keduanya, berkata {seorg drp mereka}: "Hai Musa apakah engkau bermaksud hendak membunuhku, sebagaimana kamu kelmarin telah membunuh seorg manusia? Kamu tidak bermaksud melainkan hendak menjadi org yg berbuat sewenang-wenang di negeri {ini}, dan tiadalah kamu bermaksud menjadi salah seorg dr org yg mengadakan perdamaian".20.~ Dan datanglah seorg laki-laki dari hujung kota bergegas-gegas, seraya berkata: "Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentangmu, utk membunuhmu oleh itu keluarlah {dari kota ini}. Sesungguhnya aku termasuk org-org yg memberi nasihat kpdmu.21.~ Mak keluarlah Musa dari kota ini dgn rasa takut menunggu-nunggu dgn khuatir. Dia berdoa: "Ya Tuhanku selamatkanlah dari org-org yg zalim itu." { Al-Qashash : 14 ~ 21 } Musa bertemu Jodoh di kota Madyan Dgn berdoa kpd Allah: "Ya Tuhanku selamatkanlah aku dari segala tipu daya org-org yg zalim" keluarlah Nabi Musa dari kota Mesir seorg diri, tiada pembantu selain inayahnya Allah tiada kawan selain cahaya Allah dan tiada bekal kecuali bekal iman dan takwa kpd Allah. Penghibur satu-satunya bagi hatinya yg sedih krn meninggalkan tanahi airnya ialah bhw ia telah diselamatkan oleh Allah dari buruan kaum fir'aun yg ganas dan kejam itu. Setelah menjalani perjalanan selama lapan hari lapan malam dgn berkaki ayam {tidak berkasut} sampai terkupas kedua kulit tapak kakinya, tibalah Musa di kota Madyan iaitu kota Nabi Syu'aib yg terletak di timur jazirah Sinai dan teluk Aqabah di selatan Palestin. Nabi Musa beristirehat di bawah sebuah pokok yg rendang bagi menghilangkan rasa letihnya krn perjlnan yg jauh, berdiam seorg diri krn nasibnya sebagai salah seorg bekas anggota istana kerajaan yg menjadi seorg pelarian dan buruan. Ia tidak tahu ke mana ia harus pergi dan kpd siapa ia harus bertamu, di tempat di mana ia tidak mengenal dan dikenal org, tiada sahabat dan saudara. Dlm keadaan demikian terlihatlah olehnya sekumpulan penggembala berdesak-desak mengelilingi sebuah sumber air bagi memberi minum ternakannya masing-masing, sedang tidak jauh dari tempat sumber air itu berdiri dua org gadis yg menantikan giliran utk memberi minuman kpd ternakannya, jika para penggembala lelaki itu sudah selesai dgn tugasnya. Musa merasa kasihan melihat kpd dua org gadis itu yg sedang menanti lalu dihampirinya dan ditanya : "Gerangan apakah yg kamu tunggu di sini?" Kedua gadis itu menjawab: "Kami hendak mengambil air dan memberi minum ternakan kami namun kami tidak dapat berdesak dgn lelaki yg masih berada di situ. Kami menunggu sehingga mereka selesai memberi minum ternakan mereka. Kami harus lakukan sendiri pekerjaan ini krn ayah kami sudah lanjut usianya dan tidak dapat berdiri, jangan lagi datang ke mari". Lalu tanpa mengucapkan sepatah kata dua pun diambilkannyalah timba kedua gadis itu oleh

41

42

Musa dan sejurus kemudian dikembalikannya kpd mrk setelah terisi air penuh sedang sekeliling sumber air itu masih padat di keliling para pengembala. Setibanya kedua gadis itu di rumah berceritalah keduanya kpd ayah mrk tentang pengalamannya dgn Nabi Musa yg krn pertolongannya ygbtidak diminta itu mrk dapat lebih cepat kembali ke rumah drp biasa. Ayah kedua gadis yg bernama Syu'aib itu tertarik dgn cerita kedua puterinya. Ia ingin berkenalan dgn org yg baik hati itu yg telah memberi pertolongan tanpa diminta kpd kedua puterinya dan sekaligus menytakan terimakasih kpdnya. Ia menyuruh salah seorg dr puterinya itu pergi memanggilkan Musa dan mengundangnya datang ke rumah. Dgn malu-malu pergilah puteri Syu'aib menemui Musa yg masih berada di bawah pohon yg masih melamun. Dlm keadaan letih dan lapar Musa berdoa: "Ya Tuhanku aku sangat memerlukan belas kasihmu dan memerlukan kebaikan sedikit brg makanan yg Engkau turunkan kpdku." Berkatalah gadis itu kpd Musa memotong lamunannya: "Ayahku mengharapkan kedatanganmu ke rumah utk berkenalan dgn engkau serta memberi engkau sekadar upah atas jasamu menolong kami mendapatkan air bagi kami dan ternakan kami." Musa sebagai perantau yg masih asing di negeri itu, tiada mengenal dan dikenali org tanpa berfikir panjang menerima undangan gadis itu dgn senang hati. Ia lalu mengikuti gadis itu dari belakang menuju ke rumah ayahnya yg bersedia menerimanya dgn penuh ramah-tamah, hormat dan mengucapkan terimakasihnya. Dlm berbincang-bincang dab bercakap-cakap dgn Syu'aib ayah kedua gadis yg sudah lanjut usianya itu Musa mengisahkan kpdnya peristiwa yg terjadi pd dirinya di Mesri sehingga terpaksa ia melarikan diri dan keluar meninggalkan tanah airnya bagi mengelakkan hukuman penyembelihan yg telah direncanakan oleh kaum Fir'aun terhadap dirinya. Berkata Syu'aib setelah mendengar kisah tamunya: "Engkau telah lepas dari pengejaran dari org-org yg zalim dan ganas itu adalah berkat rahmat Tuhan dan pertolongan-Nya. Dan engkau sudah berada di sebuah tempat yg aman di rumah kami ini, di man engkau akan tinggallah dgn tenang dan tenteram selama engkau suka." Dalam pergaulan sehari-hari selama ia tinggal di rumah Syu'aib sebagai tamu yg dihormati dan disegani Musa telah dapat menawan hati keluarga tuan rumah yg merasa kagum akan keberaniannya, kecerdasannya, kekuatan jasmaninya, perilakunya yg lemah lembut, budi perkertinya yg halus serta akhlaknya yg luhur. Hal mana telah menimbulkan idea di dlm hati salah seorg dari kedua puteri Syu'aib utk mempekerjakan Musa sebagai pembantu mereka. Berkatalah gadis itu kpd ayahnya: "wahai ayah! Ajaklah Musa sebagai pembantu kami menguruskan urusan rumahtangga dan penternakan kami. Ia adalah seorg yg kuat badannya, luhur budi perkertinya, baik hatinya dan boleh dipercayai." Saranan gadis itu disepakati dan diterima baik oleh ayahnya yg memang sudah menjadi pemikirannya sejak Musa tinggal bersamanya di rumah, menunjukkan sikap bergaul yg manis perilaku yg hormat dab sopan serta tangan yg ringan suka bekerja, suka menolong tanpa diminta. Diajaklah Musa berunding oleh Syu'aib dan berkatalah kpdnya: "Wahai Musa! Tertarik oleh sikapmu yg manis dan cara pergaulanmu yg sopan serta akhlak dan budi perkertimu yg luhur, selama engkau berada di rumah ini kami dan mengingat akan usiaku yg makin hari makin lanjut, maka aku ingin sekali mengambilmu sebagai menantu, mengahwinkan engkau dgn salah seorg dari kedua gadisku ini. Jika engkau dgn senang hati menerima tawaranku ini, maka sebagai maskahwinnya, aku minta engkau bekerja sebagai pembantu kami selama lapan tahun menguruskan penternakan kami dan soal-soal rumahtangga yg memerlukan tenagamu. Dan aku sangat berterima kasih kpd mu bila engkau secara suka rela mahu menambah dua tahun di atas lapan tahun yg menjadi syarat mutlak itu."

Nabi Musa sebagai buruan yg lari dari tanah tumpah darahnya dan berada di negeri org sebagai perantau, tada sanak saudara, tiada sahabat telah menerima tawaran Syu'aib iut sebagai kurniaan dari Tuhan yg akan mengisi kekosongan hidupnya selaku seorg bujang yg memerlukan teman hidup utk menyekutunya menanggung beban penghidupan dgn segala duka dan dukanya. Ia segera tanpa berfikir panjang berkata kpd Syu'aib: "Aku merasa sgt bahagia, bhw pakcik berkenan menerimaku sebagai menantu, semuga aku tidak menghampakan harapan pakcik yg telah berjasa kpd diriku sebagai tamu yg diterima dgn penuh hormat dan ramah tamah, kemudian dijadikannya sebagai menantu, suami kpd anak puterinya. Syarat kerja yg pakcik kemukakan sebagai maskahwin, aku setujui dgn penuh tanggungjawab dab dgn senang hati." Setelah masa lapan tahun bekerja sebagai pembantu Syu'aib ditambah dgn suka rela dilampaui oleh Musa, dikahwinkanlah ia dgn puterinya yg bernama Shafura. Dan sebagai hadiah perkahwinan diberinyalah pasangan penganti baru itu oleh Syu'aib beberapa ekor kambing utk dijadikan modal pertama bagi hidupnya yg baru sebagai suami-isteri. Pemberian beberpa ekor kambing itu juga merupakan tanda terimaksih Syu'aib kpd Musa yg selama ini di bawah pengurusannya, penternakan Syu'aib menjadi berkembang biak dgn cepatnya dan memberi hasil serta keuntungan yg berlipat ganda. Bacalah tentang isi cerita yg terurai ini di dalm ayat 22 sehingga ayat 28, surah "Al-Qashash" juz 20 yg berbunyi sebagai berikut :~ "22.~ Dan tatkala ia menghadap ke negeri Madyan, ia berdoa {lagi}: "Mudah-mudahan Tuhanku menimpaiku ke jln yg benar."23.~ Dan tatkala ia sampai di sumber air di negeri Madyan, ia menjumpai di sana sekumpulan org yg sedang memberi minum {ternakannya} dan ia menjumpai di belakang org ramai itu, dua org wanita yg sedang menghambat ternakannya. Musa berkata: "Apakah maksudmu {dgn berbuat begitu}?" Kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan {ternakan kami} sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan {ternakkannya} sedang bapa kami org tua yg telah lanjut umurnya."24.~ Maka Musa memberi minum ternakan itu {utk menolong} keduanya, kemudian kembali ke tempat yg teduh, lalu berdoa: " Ya Tuhanku! Sesungguhnya aku memerlukan sesuatu kebaikan yg Engkau turunkan kpdku."25.~ Kemudian datanglah kepada Musa salah seorg daripada kedua wanita itu dgn malu-malu ia berkata: "Sesungguhnya bapaku memanggilmu agar ia memberi pembalasan {kebaikanmu} memberi minum {ternakan} kami." Maka tatkala Musa mendatangi bapanya {Syu'aib} dan menceritakan kpdnya cerita {mengenai dirinya}. Syu'aib berkata: "Janganlah kamu takut, kamu telah selamat dari org-org yg zalim itu."26.~ Salah seorg dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapaku, ambil ia sebagai org yg bekerja {dgn kita}. krn sesungguhnya org yg paling baik yg kamu ambil utk bekerja {dgn kita} ialah org yg kuat lagi dpt dipercayai."27.~ Berkatalah dia {Syu'aib}: " Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dgn salah seorg dari kedua anakku ini, atas dasar bhw kamu bekerja dgnku lapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun itu adalah dari kemahuanmu, maka aku tidak mahu memberati kamu. Dan kamu insya-Allah kelak akan mendapatiku termasuk orgorg yg baik."28.~ Dia berkata: "Itulah {perjanjian} antara aku dan kamu, mana saja dari kedua waktu yg ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku {lagi}. Dan Allah adalah saksi atas apa yg kita ucapkan." { Al-Qashash : 22 ~ 28 } Musa A.S. pulang ke Mesir dan menerima Wahyu Sepuluh tahun lebih Musa meninggalkan Mesir tanah airnya, sejak ia melarikan diri dari buruan kaum Fir'aun. Suatu waktu yg cukup lama bagi seseorg dpt bertahan menyimpan rasa rindunya kpd tanah air, tempat tumpah darahnya , walaupun ia tidak pernah merasakan kebahagiaan hidup di dlm tanah airnya sendiri. Apa lagi seorg seperti Musa yg mempunyai kenang-kenangan hidup yg seronok dan indah selama ia berada di tanah airnya sendiri selaku seorg dari keluarga kerajaan yg megah dan mewah, maka wajarlah bila ia merindukan Mesir tanah tumpah darahnya dan ingin pulang kembali setelah ia beristerikan Shafura, puteri Syu'aib.

42

43

Bergegas-gegaslah Musa berserta isterinya mengemaskan barang dan menyediakan kenderaan lalu meminta diri dari org tuanya dan bertolaklah menuju ke selatan menghindari jalan umum supaya tidak diketahui oleh org-org Fir'aun yg masih mencarinya. Setibanya di "Thur Sina" tersesatlah Musa kehilangan pedoman dan bingung manakah yg harus ia tempuh. Dlm keadaan demikian terlihatlah oleh dia sinar api yg nyala-nyala di atas lereng sebuah bukit. Ia berhenti lalu lari ke jurusan api itu seraya berkata kpd isterinya: "Tinggallah kamu disini menantiku. Aku pergi melihat api yg menyala di atas bukit itu dan segera aku kembali. Mudah-mudahan aku dapat membawa satu berita kpdmu dr tempat api itu atau setidak-tidaknya membawa sesuluh api bagi menghangatkan badanmu yg sedang menggigil kesejukan." Tatkala Musa sampai ke tempat api itu terdengar oleh dia suara seruan kpdnya datang dari sebatang pohon kayu di pinggir lembah yg sebelah kanannya pada tempat yg diberkahi Allah. Suara seruan yg didengar oleh Musa itu ialah: "Wahai Musa! Aku ini adalah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu. Sesungguhnya kamu berada di lembah yg suci Thuwa. Dan aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yg akan diwahyukan kpdmu. Sesungguhnya aku ini adalah Allah tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah solat utk mengingat akan Aku." Itulah wahyu yg pertama yg diterima langsung oleh Nabi Musa sebagai tanda kenabiannya, di mana ia telah dinyatakan oleh Allah sebagai rasul dan nabi-Nya yg dipilih Nabi Musa dalam kesempatan bercakap langsung dgn allah di atas bukit Thur Sina itu telah diberi bekal oleh Allah yg Maha Kuasa dua jenis mukjizat sebagai persiapan utk menghadap kaum Fir'aun yg sombong dan zalim itu. Bertanyalah Allah kpd Musa: "Apakah itu yg engkau pegang dgn tangan kananmu hai Musa!" Suatu pertanyaan yg mengadungi erti yg lebih dlm dari apa yg sepintas lalu dapat ditangkap oleh Nabi Musa dgn jawapannya yg sederhana. "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan pdnya dan aku pukul daun dgnnya utk makanan kambingku. Selain itu aku dapat pula menggunakan tongkatku utk keperluan-keperluan lain yg penting bagiku." Maksud dan erti dari pertanyaan Allah yg nampak sederhana itu baru dimegertikan dan diselami oleh Musa setelah Allah memerintahkan kpdnya agar meletakkan tongkat itu di atas tanah, lalu menjelmalah menjadi seekor ular besar yg merayap dgn cepat sehingga menjadikan Musa lari ketakutan. Allah berseru kpdnya: "Peganglah ular itu dan jangan takut. Kami akan mengembalikannya kpd keadaan asal." Maka begitu ular yg sedang merayap itu ditangkap dan dipegang oleh Musa, ia segera kembali menjadi tongkat yg ia terima dari Syu'aib, mertuanya ketika ia bertolak dari Madyan. Sebagai mukjizat yg kedua, Allah memerintahkan kpd Musa agar mengepitkan tangannya ke ketiaknya yg nyata setelah dilakukannya perintah itu, tangannya menjadi putih cemerlang tanpa cacat atau penyakit. Bacalah tentang isi cerita di atas dlm surah "Thaahaa" ayat 9 sehingga 23 juz 16 sebagai berikut :~ "9.~ Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? 10.~ Ketika itu melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: "Tinggallah kamu {di sini} sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu." 11.~ Mak ketika ia datang ke tempat api itu, ia dipanggil: "Hai Musa, 12.~ Sesungguhnya Aku ini adalah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu, sesungguhnya kamu berada di lembah yg suci Thuwa. 13.~ Dan aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yg akan diwahyukan {kpdmu}. 14.~ Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah solat utk mengingati Aku. 15.~ Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang. Aku merahsiakan {waktunya} agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dgn apa yg diusahakannya. 16.~ Maka sesekali
43

janagnlah kamu dipalingkan daripadanya oleh org yg tidak beriman kpdnya dan oleh org yg mengikuti hawa nafsunya, yg menyebabkan kamu menjadi binasa." 17.~ Apakah itu yg ditangan kananmu, hai Musa?" 18.~ Berkata Musa: "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya dan aku memukul {daun} dgnnya utk kambingku dan bagiku ada lagi keperluan yg lain padanya." 19.~ Allah berfirman: "Lemparkanlah ia, hai Musa!" 20.~ Lalu dilemparkanlah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yg merayap dgn cepat. 21.~ Allah berfirman: "Peganglah ia dan jangan takut. Kami akan mengembalikannya kpd keadaan asalnya." 22.~ Dan kepitkanlah tanganmu di ketiakmu, nescaya ia keluar menjadi putih cemerlang tanpa cacat, sebagai mukjizat yg lain {pula}. 23.~ Utk Kami perlihatkan kpdmu sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yg sangat besar." {Thaahaa : 9 ~ 23 } Musa diperintahkan berdakwah kepada Fir'aun Raja Fir'aun yg telah berkuasa di Mesir telah lama menjalankan pemerintahan yg zalim, kejam dan ganas. Rakyatnya yg terdiri dari bangsa Egypt yg merupakan penduduk peribumi dan bangsa Isra'il yg merupakan golongan pendatang, hidup dlm suasana penindasan, tidak merasa aman bagi nyawa dan harta bendanya. Tindakan sewenang-wenang dan pihak penguasa pemerintahan terutamanya ditujukan kpd Bani Isra'il yg tidak diberinya kesempatan hidup tenang dan tenteram. Mereka dikenakan kerja paksa dan diharuskan membayar berbagai pungutan yg tidak dikenakan terhadap penduduk bangsa Egypt, bangsa Fir'aun sendiri. Selain kezaliman, kekejaman, penindasan dan pemerasan yg ditimpakan oleh Fir'aun atas rakyatnya, terutama kaum Bani Isra'il. ia menyatakan dirinya sebagai tuhan yg harus disembah dan dipuja. Dan dgn demikian ia makin jauh membawa rakyatnya ke jalan yg sesat tanpa pendoman tauhid dan iman, sehingga makin dlmlah mereka terjerumus ke lembah kemaksiatan dan kerosakan moral dan akhlak. Maka dlm kesempatan bercakap-cakap langsung di bukit Thur Sina itu diperintahkanlah Musa oleh Allah utk pergi ke Fir'aun sebagai Rasul-Nya, mengajakkan beriman kpd Allah, menyedarkan dirinya bhw ia adalah makhluk Allah sebagaimana lain-lain rakyatnya, yg tidak sepatutnya menuntut org menyembahnya sebagi tuhan dan bahawa Tuhan yg wajib disembah olehnya dan oleh semua manusia adalah Tuhan Yang Maha Esa yg telah menciptakan alam semesta ini. Nabi Musa dlm perjalanannya menuju kota Mesir setelah meninggalkan Madyan, selalu dibayang oleh ketakutan kalau-kalua peristiwa pembunuhan yg telah dilakukan sepuluh tahun yg lalu itu, belum terlupakan dan masih belum hilang dari ingatan para pembesar kerajaan Fir'aun. Ia tidak mengabaikan kemungkinan bhw mrk akan melakukan pembalasan terhadap perbuatan yg ia tidak sengaja itu dgn hukuman pembunuhan atas dirinya bila ia sudah berada di tengah-tengah mereka. Ia hanya terdorong rasa rindunya yg sangat kpd tanah tumpah darahnya dgn memberanikan diri kembali ke Mesir tanpa memperdulikan akibat yg mungkin akan dihadapi. Jika pada waktu bertolak dari Madyan dan selama perjalannya ke Thur Sina. Nabi Musa dibayangi dengan rasa takut akan pembalasan Fir'aun, Maka dgn perintah Allah yg berfirman maksudnya :~ "Pergilah engkau ke Fir'aun, sesungguhnya ia telah melampaui batas, segala bayangan itu dilempar jauh-jauh dari fikirannya dan bertekad akan melaksanakan perintah Allah menghadapi Fir'aun apa pun akan terjadi pada dirinya. Hanya utk menenterankan hatinya berucaplah Musa kepada Allah: "Aku telah membunuh seorg drp mereka , maka aku khuatir mereka akan membalas membunuhku, berikanlah seorg pembantu dari keluargaku sendiri, iaitu saudaraku Harun utk menyertaiku dlm melakukan tugasku meneguhkan hatiku dan menguatkan tekadku menghadapi org-org kafir itu apalagi Harun saudaraku itu lebih petah {lancar} lidahnya dan lebih cekap daripada diriku utk berdebat dan bermujadalah."

44

Allah berkenan mengabulkan permohonan Musa, maka digerakkanlah hati Harun yg ketika itu masih berada di Mesir utk pergi menemui Musa mendampinginya dan bersama-sama pergilah mereka ke istana Fir'aun dgn diiringi firman Allah: "Janganlah kamu berdua takut dan khuatir akan diseksa oleh Fir'aun. Aku menyertai kamu berdua dan Aku mendengar serta melihat dan mengetaui apa yg akan terjadi antara kamu dan Fir'aun. Berdakwahlah kamu kpdnya dgn kata-kata yg lemah lembut sedarkanlah ia dgn kesesatannya dan ajaklah ia beriman dan bertauhid, meninggalkan kezalimannya dan kecongkakannya kalau-kalau dgn sikap yg lemah lembut daripada kamu berdua ia akan ingat pada kesesatan dirinya dan takut akan akibat kesombongan dan kebonmgkakannya." Bacalah tentang isi cerita di atas di dlm ayat 33 sehingga ayat 35 surah "Al-Qashash" dan ayat 42 sehingga ayat 47 surah "Thaha" sebagai berikut :~ "33.~ Musa berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah membunuh seseorg manusia dr golongan mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku, 34.~ dan saudaraku Harun dia lebih petah lidahnya drpku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantu utk membenarkan {perkataan} ku sesungguhnya aku khuatir mereka akan mendustakan aku." 35.~ Allah berfirman: "Kami akan membantumu dgn saudaramu dan Kami berikan kepadamu kekuasaan yg besar, maka mereka tidak dapat mencapaimu {berangkat kami berdua} dgn membawa mukjizat Kami, kamu berdua dan org yg mengikuti kamulah yg akan menang." { Al-Qashash : 33 ~ 35 } "42.~ Pergilah kamu berserta saudara kamu dgn membawa ayat-ayat-Ku dan janganlah kamu berdua lalai dlm memngingat-Ku. 43.~ Pergilah kamu berdua kpd Fir'aun, sesungguhnya dia telah melewati batas. 44.~ maka berbicaralah kamu berdua kpdnya dgn kata-kata yg lemah lembut, mudah-mudahan ia akan ingat atau takut" 45.~ Berkatalah mereka berdua: "Ya Tuhan kami sesungguhnya kami khuatir bhw ia segera menyeksa kami atau akan bertambah melewati batas 46.~ allah berfirman: "Janganlah kamu berdua khuatir, sesungguhnya Aku berserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat". 47.~ Maka datanglah kamu berdua kpdnya {Fir'aun} dan katakanlah: "Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Isra'il bersama kami dan janganlah kamu menyeksa mereka. Sesungguhnya kami telah datang kpdmu dgn membawa bukti {atas kerasulan kami} dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kpd org yg mengikuti petunjuk." { Thaha : 42 ~ 47 } Mujadalah (dialog) antara Nabi Musa A.S. dengan Fir'aun Diperolehi kesempatan oleh Musa dan Harun, menemui raja Fir'aun yg menyatakan dirinya sebagai tuhan itu, setelah menempuh beberapa rintangan yg lazim dilampaui oleh org yg ingin bertemu dgn raja pd waktu itu. Pertemuan Musa dan Harun dgn Fir'aun dihadiri pula oleh beberapa anggota pemerintahan dan para penasihatnya. Bertanya Fir'aun kpd mereka berdua:: "Siapakah kamu berdua ini?" Musa menjawab: "Kami, Musa dan Harun adalah pesuruh Allah kpdmu agar engkau membebaskan Bani Isra'il dari perhambaan dan penindasanmu dan menyerahkan meeka kpd kami agar menyebah kpd Allah dgn leluasa dan menghindari seksaanmu." Fir'aun yg segera mengenal Musa berkata kpdnya: "Bukankah engkau adalah Musa yg telah kami mengasuhmu sejak masa bayimu dan tinggal bersama kami dalam istana sampai mencapai usia remajamu, mendapat pendidikan dan pengajaran yg menjadikan engkau pandai? Dan bukankah engkau yg melakukan pembunuhan terhadap diriseorg drp golongan kami? Sudahkah engkau lupa itu semuanya dan tidak ingat akan kebaikan dan jasa kami kpd kamu?" Musa menjawab: "Bahwasanya engkau telah memeliharakan aku sejak masa bayiku, itu bukanlah suatu jasa yg dapat engkau banggakan. Krn jatuhnya aku ke dlm tangan mu adalah akibat kekejaman dan kezalimanmu tatkala engkau memerintah agar org-orgmu menyembelih setiap bayi-bayi laki yg lahir, sehingga ibu terpaksa membiarkan aku terapung di permukaan sungai Nil di dlmsebuah peti yg
44

kemudian dipungut oleh isterimu dan selamatlah aku dari penyembelihan yg engkau perintahkan. Sedang mengenai pembunuhan yg telah aku lakukan itu adalah akibat godaan syaitan yg menyesatkan, namun peristiwa itu akhirnya merupakan suatu rahmat dan barakah yg terselubung bagiku. Sebab dlm perantauanku setelah aku melarikan diri dari negerimu, Allah mengurniakan aku dgn hikmah dan ilmu serta mengutuskan aku sebagai Rasul dan pesuruh-Nya. Maka dlm rangka tugasku sebagai Rasul datanglah aku kpdmu atas perintah Allah utk mengajak engkau dan kaummu menyembah Allah dan meninggalkan kezaliman dan penindasanmu terhadap Bani Isra'il." Fir'aun bertanya: "Siapakah Tuhan yg engkau sebut-sebut itu, hai Musa? Adakah tuhan di atas bumi ini selain aku yg patut di sembah dan dipuja?" Musa menjawab: "Ya, iaitu Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu serta Tuhan seru sekalian alam." Tanya Fir'aun: "Siapakah Tuhan seru sekali alam itu?" Musa menjawab: "Ialah Tuhan langit dan bumi dan segala apa yg ada antara langit dan bumi." Berkata Fir'aun kepada para penasihatnya dan pembesar-pembesar kerajaan yg berada disekitarnya. Sesungguhnya Rasul yg diutuskan kepada kamu ini adalah seorg yg gila kemudia ia balik bertanya kpd Musa dan Harun: "Siapakah Tuhan kamu berdua?" Musa menjawab: "Tuhan kami ialah Tuhan yg telah memberikan kpd tiap-tiap makhluk sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberi petunjuk kepadanya." Fir'aun bertanya: "Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yg dahulu yg tidak mempercayai apa yg engkau ajarkan ini dan malahan menyembah berhala dan patung-patung?" Musa menjawab: "Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku. Jika Dia telah menurunkan azab dan seksanya di atas mereka maka itu adalah krn kecongkakan dan kesombongan serta keengganan mereka kembali ke jalan yg benar. Jika Dia menunda azab dan seksa mereka hingga hari kiamat, maka itu adalah kehendak-Nya yg hikmahnya kami belum mengetahuinya. Allah telah mewahyukan kpd kami bhw azab dan seksanya adalah jalan yg benar." Rif'aun yg sudah tidak berdaya menolak dalil-dalil Nabi Musa yg diucapkan secara tegas dan berani merasa tersinggung kehormatannya sebagai raja yg telah mempertuhankan dirinya lalu menujukan amarahnya dan berkata kepada Musa secara mengancam: "Hai Musa! jika engkau mengakui tuhan selain aku, maka pasti engkau akan kumasukkan ke dlm penjara." Musa menjawab: "Apakah engkau akan memenjarakan aku walaupun aku dapat memberikan kepadamu tanda-tanda yg membuktikan kebenaran dakwahku?" Fir'aun menentang dgn berkata: "Datanglah tanda-tanda dan bukti-bukti yg nyata yg dapat membuktikan kebenaran kata-katamu jika engkau benar-benar tiak berdusta."

Dialog {mujadalah} antara Musa dan Fir'aun sebagaimana dihuraikan di atas dpt dibaca dlm surah "Asy-Syu'ara" ayat 18 hingga ayat 31 juz 19 sebagimana berikut :~ "18.~ Fir'aun berkata: "Bukankah kami telah mengasuhmu diantara {keluarga} kami diwaktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal diantara {keluarga} kami beberapa tahun dari umurmu. 19.~ dan kamu telah berbuat sesuatu perbuatan yg telah kamu lakukan itu dan kamu termasuk golongan org-org yg tidak membalas jasa." 20.~ Berkata Musa: "Aku telah melakukannya sedang aku diwaktu itu termasuk org-org yg khilaf. 21.~ Lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kpd kamu, kemudian Tuhanku memberikan kpdku ilmu serta Dia menjadikan aku salah seorg diantara rasul-rasul. 22.~ Budi yg kamu limpahkan kpd ku ini adalah {disebabkan} perhambaan darimu terhadap Bani Isra'il." 23.~ Fir'aun bertanya: "Apa Tuhan semesta alam itu?"24.~ Musa menjawab: "Tuhan pencipta langit dan bumi dan apa yg diantara keduanya {itulah Tuhanmu} jika kamu sekalian {org-org}

45

mempercayainya". 25.~ Berkata Fir'aun kpd org-org sekelilingnya: "Apakah kamu tidak mendengarkan?". 26.~ Musa berkata: "Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yg dahulu" 27.~ Fir'aun berkata: "Sesungguhnya Rasulmu yg diutuskan kepada kamu sekalian benar-benar org gila". 28.~ Musa berkata: "Tuhan yg menguasai timur dan barat dan apa yg ada di antara keduanya {itulah Tuhanmu} jika kamu mempergunakan akal". 29.~ Fir'aun berkata: "Sungguh jika kamu menyenbah Tuhan selain aku benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorg yg dipenjarakan". 30.~ Musa berkata: "Dan apakah kamu {akan melakukan itu} walaupun aku tunjukkan kpdmu sesuatu {keterangan} yg nyata jika kamu adlah termasuk org-org yg benar." { Asy-Syura : 18 ~ 31 } Musa mempertunjukkan dua mukjizatnya kepada Fir'aun Menjawab tentangan Fir'aun yg menuntut bukti atas kebenarannya Musa dgn serta-merta meletakkan tongkat mukjizatnya di atas yg segera menjelma menjadi seekor ular besar yg melata menghala ke Fir'aun. Krn ketakutan melompat lari dari singgahsananya melarikan diri seraya berseru kpd Musa: " Hai Musa demi asuhanku kpdmu selama lapan belas tahun panggillah kembali ularmu itu." Kemudian dipeganglah ular itu oleh Musa dan kembali menjadi tongkat biasa. Berkata Fir'aun kpd Musa setelah hilang dari rasa hairan dan takutnya: "Adakah bukti yg dapat engkau tunjukkan kpdku?" "Ya, lihatlah." Musa menjawab serta memasukkan tangannya ke dlm saku bajunya. Kemudian tatkala tangannya dikeluarkan dari sakunya, bersinarlah tangan Musa itu menyilaukan mata Fir'aun itu dan orgorg yg sedang berada disekelilingnya. Fir'aun sebagai raja yg menyatakan dirinya sebagai tuhan tentu tidak akan mudah begitu saja menyerah kepada Musa bekas anak pungutnya walaupun kepadanya telah diperlihatkan dun mukjizat. Ia bahkan berkata kpd kaumnya yg ia khuatir akan terpengaruh oleh kedua mukjizat Musa itu bhw itu semuanya adalah perbuatan sihir dan bhw Musa dan Harun adalah ahli sihir yg mahir yg datang dgn maksud menguasai Mesir dan para penduduknya akan kekuatan dgn sihirnya itu. Fir'aun dianjurkan oleh penasihatnya yg dikepalai oleh Haman agar mematahkan sihir Musa dan Harun itu dgn mengumpulkan ahli-ahli sihir yg terkenal dari seluruh daerah kerajaan utk bertanding melawan Musa dan Harun. Anjuran mana disetujui oleh Fir'aun yg merasa itu adalah fikiran yg tepat dan jalan yg terbaik utk melumpuhkan kedua mukjizat Allah yg oleh mereka dianggapnya sebagai sihir. Anjuran itu lalu ditawarkan kpd Musa yg seketika tanpa ragu-ragu sedikit pun menerima tentangan Fir'aun utk beradu dan bertanding melawan ahli-ahli sihir. Musa berkeyakinan penuh bhw dgn perlindung Allah ia akan keluar sebagai pemenang dlm pertarungan itu, pertandingan antara perbuatan sihir yg diilham oleh syaitan melawan mukjizat yg dikurniakan oleh Allah. Pada suatu hari raya kerajaan telah bersetuju utk mengadakan hari pertandingan sihir maka berduyunduyunlah penduduk kota menuju ke tempat yg telah ditentukan utk menyaksikan perlumbaan kepandaian menyihir yg buat pertama kalinya diadakan di kota Mesir. Juga sudah berada di tempat ahliahli sihhir yg terpandai yg telah dikumpulkan dari seluruh wilayah kerajaan masing-masing membawa tongkat , tali dan lain-lain alat sihirnya. Mrk cukup bersemangat dan akan berusaha sepenuh kepandaian mrk utk memenangi pertandingan. Mrk telah memperolhi janji dari Fir'aun akan diberi hadiah dan wang dlm jumlah yg besar bila berhasil mengalahkan Musa dgn mematahkan daya sihirnya. Setelah segala sesuatu selesai disiapkan dan masing-masing pembesar negeri sudah mengambil tempatnya mengelilingi raja Fir'aun yg telah duduk di atas kerusi singgahsananya maka dinyatakanlah pertandingan dimulai. Kemudian atas persetujuan Musa dipersilakan para lawannya beraksi lebih dahulu mempertujukan kepandai sihirnya. Segeralah ahli-ahli sihir Fir'aun menujukan aksinya melemparkan tongkat dan tali-temali mrk ke tengah-tengah lapangan . Musa merasa takut ketika terbayang kpdnya bhw tongkat-tongkat dan tali-tali
45

itu seakan-akan ular-ular yg merayap cepat. Namun Allah tidak mebiarkan hamba utusan-Nya berkecil hati menghadapi tipu-daya org-org kafir itu. Allah berfirman kpd Musa disaat ia merasa cemas itu: "Janganlah engkau merasa takut dan cemas hai Musa! engkau adalah yg lebih unggul dan akan menang dlm pertandingan ini. Lemparkanlah yg ada ditanganmu segera." Para ahli-ahli sihir yg pandai dlm bidangnya itu tercengang ketika melihat ular besar yg menjelma dr tongkat Nabi Musa dan menelan ular-ular dan segala apa yg terbayangsebagai hasil tipu sihir mrk. Mrk segera menyerah kalah bertunduk dan bersujud {kpd Allah} dihadapan Musa seraya berkata: "Itu bukanlah perbuatan sihir yg kami kenal yg diilhamkan oleh syaitan tetapi sesuatuyg digerakkan oleh kekuatan ghaib yg mengatakan kebenaran kata-kata Musa dan Harun maka tidak ada alasan bagi kami utk tidak mempercayai risalah mereka dn beriman kpd Tuhan mereka sesudah apa yg kami lihat dan saksikan dgn mata kepala kami sendiri." Fir'aun raja yg congkak dan sombong yg menuntut persembahan dari rakyatnya sebagai tuhan segera membelalakkan matanya tanda marah dan jengkel melihat ahli-ahli sihirnya begitu cepat menyerah kalah kpd Musa bahkan menyatakan beriman kpd Tuhannya dan kpd kenabiannya serta menjadi pengikut-pengikutnya. Tindakan mereka itu dianggapnya sebagai pelanggaran terhadap kekuasaannya, penentangan terhadap ketuhanannya dan merupakan suatu tamparan bagi kewibawaan serta prestasinya. Ia berkata kpd mrk: "Adakah kamu berani beriman kpd Musa dan menyerah kpd keputusannya sebelum aku izinkan kpd kamu?" Bukankah ini suatu persekongkolan drp kamu terhadapku? Musa dpt mengalah kamu sebab ia mungkin guru dan pembesar yg telah mengajarkan seni sihir kpdmu dan kamu telah mengatur bersama-samanya tindakan yg kamu sandiwarakan di depanku hari ini. Aku tidak akan tinggal diam menghadapi tindakan khianatmu ini. Akanku potong tangan-tangan dan kaki-kakimu serta akanku salibkan kamu semua pada pangkal pohon kurma sebagai hukuman dan balasan bagi tindakan khianatmu ini." Ancaman Fir'aun itu disambut mrk dgn sikap dingin dan acuh tak acuh. Krn Allah telah membuka mata hati mereka dgn cahaya iman sehingga tidak akan terpengaruh dgn kata-kata kebathilan yg menyesatkan atau ancaman Fir'aun yg menakutkan. Mrk sebagai-org-org yg ahli dalam ilmu dan seni sihir dpt membezakan yang mana satu sihir dan yg mana bukan. Maka sekali mrk diyakinkan dgn mukjizat Nabi Musa yg membuktikan kebenaran kenabiannya tidaklah keyakinan itu akan dpt digoyahkan oleh ancaman apa pun. Berkata mereka kpd Fir'aun menanggapi ancamannya: "Kami telah memdpat bukti-bukti yg nyata dan kami tidak akan mengabaikan kenyataan itu sekadar memenuhi kehendak dan keinginanmu. Kami akan berjalan terus megikut jejak dan tuntutan Musa dan Harun sebagai pesuruh oleh yg benar. Maka terserah kpdmu utk memutuskan apa yg engkau hendak putuskan terhadap diri kami. Keputusan kamu hanya berlaku di dunia ini sedang kami mengharapkan pahala Allah di akhirat yg kekal dan abadi." Bacalah tentang isi cerita di atas dlm surah "Asy-Syu'ara" ayat 32 sehingga ayat 51 juz 19 sebagai berikut :~ "32~ Maka Musa melemparkan tongkatnya, lalu tiba-tiba tongkat itu {menjadi ular}. 33~ Dan ia menarik tangannya {dr dlm saku bajunya} maka tiba-tiba tangan itu menjadi putih {bersinar} bagi orgorg yg melihatnya. 34~ Fir'aun berkata pembesar-pembesar yg berada di sekelilingnya: "Sesungguhnya Musa itu benar-benar seorg ahli sihir yg pandai, 35~ ia hendak mengusir kamu dari negeri kamu sendiri dgn sihirnya maka krn itu apakah yg kamu anjurkan?" 36~ Mrk menjawab: "Tundalah {urusan} dia dan saudaranya dan kirimlah ke seluruh negeri org-org yg akan mengumpulkan {ahli sihir}, 37~ nescaya mereka akan mendatangkan semua ahli sihir yg pandai kpdmu". 38~ Lalu dikumpulkanlah ahli-ahli sihir pada waktu yg ditetapkan di hari yg maklum, 39~ dan dikatakan kpd org ramai: "Berkumpullah kamu sekalian, 40~ semoga kita mengikuti ahli-ahli sihir, jika mereka adalah org-org yg menang". 41~

46

Maka tatkala ahli-ahli sihir dtg , mrk pun bertanya kpd Fir'aun: "Apakah kami sungguh-sungguh mendpt upah yg besar jika kami adalah org-org yg menang?" 42~ Fir'aun menjawab: "Ya, kalu demikian, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan menjadi org yg didekatkan {kpdku}". 43~ Berkatalah Musa kpd mrk: "Jatuhkalah apa yg kamu hendak jatuhkan". 44~ Lalu mrk menjatuhkan talitemali dan tongkat-tongkat mereka lalu berkata: " Demi kekuasaan Fir'aun, sesungguhnya kami akan benar-benar akan menang". 45~ kemudian Musa menjatuhkan tongkatnya, maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu yg mereka ada-adakan itu. 46~ Maka tersungkurlah ahli-ahli sihir sambil bersujud {kpd Allah}, 47~ mereka berkata: "Kami beriman kpd Tuhan semesta alam , 48~ iaitu Tuhan Musa dan Harun". 49~ Fir'aun berkata: "Apakah kamu sekalian beriman kpd Musa sebelumaku memberi izin kpdmu? Sesungguhnya dia benar-benar pemimpinmu yg mengajar sihir kpdmu, maka kamu nanti pasti benar-benar akan mengetahui {akibat perbuatanmu}, sesungguhnya aku akan memotong tanganmu dan kakimu dgn bersilangan dan aku akan menyalibmu semuanya". 50~ Mereka berkata: "Tidak ada kemudharatan {kpd kami}, sesungguhnya kami akan kembali kpd Tuhan kami, 51~ sesungguhnya kami amat menginginkan bhw Tuhan kami akan mengampuni kesalahan kami, krn kami adalah org-org yg pertama sekali beriman." {Asy-Syu'ara : 32 ~ 51 } Fir'aun tetap berkeras kepala dan semakin bingung Nabi Musa yg telah mengalahkan ahli-ahli sihir dgn kedua mukjizatnya makin meluas pengaruhnya, sedan Fir'aun dgn kekalahan ahli sihirnya merasa kewibawaannya merosot dan kehormatannya menurun. ia khuatir jika gerakan Musa tidak segera dipatahkan akan mengancam keselamatan kerajaannya serta kekekalan mahkotanya. Para penasihat dan pembantu-pembantu terdekatnya tidak berusaha menghilangkan rasa kecemasan dan kekhuatirannya, tetapi mereka sebaliknya makin membakar dadanya dan makin menakutu-nakutinya. Mrk berkata kpdnya: "Apakah engkau akan terus membiarkan Musa dan kaumnya bergerak secara bebas dan meracuni rakyat dgn amcam-macam kepercayaan dan ajaran-ajaran yg menyimpang dari apa yg telah kita warisi dari nenek-moyang kita? Tidakkah engkau sedar bhw rakyat kita makin lama makin terpengaruh oleh hasutan-hasutan Musa. sehingga lama-kelamaan nescaya kita dan tuhan-tuhan kita akan ditinggalkan oleh rakyat kita dan pada akhirnya akan hancur binasalah negara dan kerajaanmu yg megah ini." Fir'aun menjawab: "Apa yg kamu huraikan itu sudah menjadi perhatiku sejak dikalahkannya ahli-ahli sihir kita oleh Musa. Dan memang kalau kita membiarkan Musa terus melebarkan sayapnya dan meluaskan pengaruhnya di kalangan pengikut-pengikutnya yg makin lama makin bertambah jumlahnya, pasti pada akhirnya akan merosakkan adab hidup masyarakat negara kita serta membawa kehancuran dan kebinasaan bagi kerajaan kita yg megah ini. krnnya aku telah merancang akan bertindak terhadap Bani Isra'il dgn membunuh setiap org lelaki dan hanya wanita sahaja akanku biarkan hidup." Rancangan jahat fir'aun diterapkan oleh pegawai dan kaki tangan kerajaannya. Aneka ragam gangguan dan macam-macam tindakan kejam ditimpakan atas Bani Isra'il yg memang menurut anggapan masyarakat, mereka itu adalah rakyat kelas kambing dlm kerajaan Fir'aun yg zalim itu. Dgn makin meningkatnya kezaliman dan penindasan yg mereka terima dari alat-alat kerajaan Fir'aun, datanglah Bani Isra'il kpd Nabi Musa, mengharapkan pertolongan dan perlindungannya. Nabi Musa tidak dpt berbuat byk pada masa itu bagi Bani Isra'il yg tertindas dan teraniaya. Ia hanya menenteramkan hati mereka, bhw akan tiba saatnya kelak,di mana mrk akan dibebaskan oleh Allah dari segala penderitaan yg mrk alami. Dianjurkan oleh Nabi Musa agar mereka bersabar dan bertawakkal seraya memohon kpd Allah agar Allah memberikan pertolongan dan perlindungan-Nya krn Allah telah menjanjikan akan mewariskan bumi-Nya kpd hamba-hamba-Nya yg soleh, sabar dan bertakwa! Fir'aun bertujuan melemahkan kedudukan Nabi Musa dgn tindakan kejamnya terhadap Bani Isra'il yg merupakan kaumnya, bahkan tulang belakang Nabi Nusa. Akan tetapi gerak dakwah Nabi Musa tidak
46

sedikit pun terhambat oleh tindakan Fir'aun itu. Demikian pula tidak seorg pun drp pengikutpengikutnya yg terpengaruh dgn tindakan Fir'aun itu. Sehingga tidak menjadi luntur iman dan keyakinan mrk yg sudah bulat terhadap risalah Musa. Krn sasaran yg dituju dgn tindakan kekejaman yg tidak berperikamanusiaan itu tidak tercapai dan tidak dpt menerima dakwah Nabi Musa dan para pengikutnya, yg dilhatnya bahkan semakin bersemangat menyiarkan ajaran iman dan tauhid, maka Fir'aun tidak mempunyai pilihan selain harus menyingkirkan org yg menjadi pengikutnya, iaitu dgn membunuh Nabi Musa. Fir'aun memanggil para penasihat dan pembesar-pembesar kerajaannya utk bermesyuarat dan merancang pembunuhan Musa. Di antara mereka yg di undang itu terdapat seorg mukmin dari Keluarga Fir'aun yg merahsiakan imannya. Di tengah-tengah perdebatan dan perundingan yg berlangsung dlm pertemuan yg diadakan oleh Fir'aun utk membincangkan cara pembunuhan Nabi Musa itu, bangkitlah berdiri mukmin itu mengucapkan pembelaannya terhadap Nabi Musa dan nasihat serta tuntunan bagi mereka yg hadir. Ia berkata: "Apakah kamu akan membunuh seseorg lelaki yg tidak berdosa, hanya berkata bhw Allah adalah Tuhannya? Padahal ia menyatakan iman dan kepercayaannya itu kpd kamu bukan tanpa dalil dan hujjah. Ia telah mempertunjukkan kpd kamu bukti-bukti yg nyata utk menyakinkan kamu akan kebenaran ajarannya. Jika andainya dia seorg pendusta, maka dia sendirilah yg akan menanggung dosa akibat dustanya. Namun jika ia adalah benar dlm kata-katanya, maka nescaya akan menimpa kpd kamu bencana azab yg telah dijanjikan olehnya. Dan dlm keadaan yg demikian siapakah yg akan menolong kamu dari azab Allah yg telah dijanjikan itu?" Fir'aun memotong pidato org mukmin itu dgn berkata: "Rancanganku harus terlaksana dan Musa harus dibunuh. Aku tidak mengemukan kpdmu melainkan apa yg aku pandang baik dan aku tidak menunjukkan kpdmu melainkan jalan yg benar, jalan yg akan menyelamatkan kerajaan dan negara." Berucap org mukmin dr keluarga Fir'aun itu melanjutkan: "Sesungguhnya aku khuatir, jika kamu tetap berkeras kepala dan enggan menempuh jalan yg benar yg dibawa oleh para nabi-nabi, bhw kamu akan ditimpa azab dan seksa yg membinasakan , sebagaimana telah dialami oleh kaum Nuh, kaum Aad, kaum Tsamud dan umat-umat yg datang sesudah mereka. Apa yg telah dialami oleh kaum-kaum itu adalah akibat kecongkakan dan kesombongan mereka krn Allah tidak menghendaki berbuat kezaliman terhadap hamba-hamba-Nya". Mukmin itu meneruskan nasihatnya:"Wahai kaumku! Sesungguhnya aku khuatir kamu akan menerima seksa dan azab Tuhan di hari qiamat kelak, di mana kamu akan berpaling kebelakang, tidak seorg pun akan dapat menyelamatkan kamu itu dari seksa Allah. Hai kaum ikutilah nasihatku, aku hanya ingin kebaikan bagimu dan mengajak kamu ke jalan yg benar. Ketahuilah bhw kehidupan di dunia ini hanya merupakan kesenangan sementara, sedangkan kesenangan dan kebahagiaan yg kekal adalah di akhirat kelak." Org mukmin dari keluarga Fir'aun itu tidak dpt mengubah sikap Fir'aun dan pengikut-pemgikutnya, walaupun ia telah berusaha dgn menggunakan kecekapan berpidatonya dan susunan kata-katanya yg rapi, lengkap dgn contoh-contoh dr sejarah umat-umat yg terdahulu yg telah dibinasakan oleh Allah krn perbuatan dan pembangkangan mereka sendiri. Fir'aun dan pengikut-pengikutnya bahkan menganjurkan kpd org mukmin itu, agar meninggalkan sikapnya yg membela Musa dan menyetujui rancangan jahat mereka. Ia dinasihat utk melepaskan pendiriannya yg pro Musa dan mengabungkan diri dalam barisan mereka menentang Musa dan segala ajarannya. Ia diancam dgn dikenakan tindakan kekerasan bila ia tidak mahu mengubah sikap pro kpd Musa secara suka rela.

47

Berkata org mukmin itu menanggapi anjuran Fir'aun: "Wahai kaumku, sgt aneh sekali sikap dan pendirianmu, aku berseru kpd kamu utk kebaikan dan keselamatanmu, kamu berseru kpdku utk berkufur kpd Allah dan mempersekutukan-Nya dgn apa yg aku tidak ketahui, sedang aku berseru kpdmu utk beriman kpd Allah, Tuhan YAng Maha Esa, Maha Perkasa, lagi Maha Pengampun. Sudah pasti dan tidak dapat diragukan lagi, bhw apa yg kamu serukan kpdku itu tidak akan menolongku dari murka dan seksa Allah di dunia mahupun di akhirat. Dan sesungguhnya kamu sekalian akan kembali kepada Allah yg akan memberi pahala syurga bagi org-org yg soleh, bertakwa dan beriman, sedang orgorg kafir yg telah melampaui batas akan diberi ganjaran dgn api neraka. Hai kaumku perhatikanlah nasihat dan peringatanku ini. Kamu akan menyedari kebenaran kata-kataku ini kelak bila sudah tidak berguna lagi org menyesal atau merasa susah krn perbuatan yg telah dilakukan. Aku hanya menyerahkan urusan ku dan nasibku kpd Allah. Dialah Yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat perbuatan dan kelakuan hamba-hamba-Nya." Bacalah tentang isi cerita di atas dlm surah "Al-A'raaf" ayat 127 sehingga ayat 129 juz 9 dan surah "AlMukmin" ayat 28 sehingga ayat 33 dan ayat 38 sehingga ayat 45 juz 24 sebagai berikut :~ "127~ Berkata pembesar-pembesar dari kaum Fir'aun {kpd Fir'aun}: "Apakah kamu akan membiarkan Musa dan kaumnya utk membuat kerosakkan di negeri ini {Mesir} dan meninggalkan kamu serta tuhan-tuhanmu?" Fir'aun menjawab: "Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka dan sesungguhnya kita berkuasa penuh ke atas mereka". 128~ Musa berkata kpd kaumnya: "Mohonlah pertolongan kpd Allah dan bersabarlah sesungguhnya bumi {ini} kepunyaan Allah dipusakakannya kpd siapa yg dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesusahan yg baik adalah bagi org-org yg bertakwa". 129~ Kaum Musa berkata: "Kami telah ditindas {oleh Fir'aun} sebelum kamu datang kpd kami dan sesudah kamu datang." Musa menjawab: "Mudahmudahan Allah membinasakan musuh-musuh kamu dan menjadikan kamu khalifah di bumi{-Nya} maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu." { Al-A'raaf : 127 ~ 129 } "28~ Dan seorg laki-laki yg beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yg mneyembunyikan imannya berkata: "Apakah kamu akan membunuh seorg laki-laki krn dia menyatakan "Tuhanku ialah Allah" padahal dia telah datang kpdmu dgn membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika dia seorg pendusta, maka dialah yg menanggung {dosa} dustanya itu dan jika dia seorg yg benar, nescaya sebahagia {bencana} yg diancamkannya kpdmu akan menimpamu." Sesungguhnya Allah tidak menunjuki org-org yg melampaui batas lagi pendusta. 29~ Hai kaumku utkmulah kerajaan pada hari ini dgn berkuasa di muka bumi. Siapakah yg akan menolong kita dari azab Allah jika azab itu menimpa kita?" Fir'aun berkata: "Aku tidak mengemukakan kpdmu melainkan apa yg aku pandang baik dan aku tidak menunjukkan kpdmu selain jalan yg benar." 30~ Dan org yg beriman itu berkata: "Hai kaumku sesungguhnya aku khuatir kamu akan ditimpa {bencana} seperti peristiwa {kehancuran} golongan yg bersekutu, 31~ {yakni} seperti keadaan kaum Nuh, Aad, Tsamud dan org-org yg datang sesudah mereka. Dan Allah tidak menghendaki berbuat kezaliman terhadap hamba-hamba-Nya. 32~ HAi kaumku, sesungguhnya aku khuatir terhadapmu akan seksaan hari panggil-memanggil. 33~ {iaitu} hari {ketika} kamu {lari} berpaling kebelakang, tidak ada bagimu seseorg pun yg menyelamatkan kamu dari {azab} Allah dan siapa yg disesatkan Allah nescaya tidak ada baginya seorg pun yg akan memberi petunjuk." { Al-Mukmin : 28 ~ 33 } "38~ Org yg beriman itu berkata: "Hai kaumku ikutilah aku akan menunjukkan kpdmu jalan yg benar. 39~ Hai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan {sementara} dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yg kekal. 40~ Barabg siapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalas melainkan sebanding dgn kejahatan itu. Dan barang siapa yg mengerja amal yg soleh baik laki-laki mahupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk syurga, mereka diberi rezeki didlmnya tanpa hisab. 41~ Hai kaumku! Bagaiman kamu ini, aku menyeru
47

kamu kpd keselamatan tetapi kamu menyeru aku ke neraka? 42~ {kenapa} kamu menyerukan supaya kufur kpd Allah dan mempersekutukan-Nya dgn apa yg tidakku ketahui padahal aku menyeru kamu {beriman} kpd Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun?" 43~ Sudah pasti bhw apa yg kamu seru supaya aku {beriman} kpdnya tidak dpt memperkenankan seruan apa pun, baik di dunia mahu pun di akhirat. Dan sesungguhnya kembali kita adalah kepada Allah dan sesungguhnya org-org yg melampaui batas, mrk itulah penghuni neraka. 44~ Kelak kamu akan ingat kpd apa yg aku katakan kpd kamu. Dan aku menyerahkan urusan aku kpd Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. 45~ Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka dan Fir'aun berserta kaumnya dikepung oleh azab yg amat buruk." { Al-Mukmin : 38 ~ 45 } Fir'aun menghina dan mengejek Musa Selain tindakan kekerasan yg ditimpakan ke atas Bani Isra'il kaumnya Nabi Musa, Fir'aun melontarkan penghinaan dan kata-kata ejekan terhadap Nabi Musa dlm usahanya memerangi dan membendung pengaruh Nabi Musa yg semakin beertambah semenjak ia keluar sebagai pemenang dlm pertandingan melawan tukang-tukang sihir kaum Fir'aun. Berkata Fir'aun kpd pembesar-pembesar kerajaannya: "Biarkanlah aku membunuh Musa dan biarlah ia memohon dari Tuhannya utk melindunginya. Aku ingin tahu sampai sejauh mana ia dapat melepaskan diri dari kekuasaanku dan biarlah ia membuktikan kebenaran kata-kata, bhw Tuhannya akan melindunginya dari segala tipu daya musuh-musuhnya." Dlm lain kesempatan Fir'aun berkata kpd rakyatnya yg sudah diperhambakan jiwanya, terbiasa memuja-mujanya, mengiakan kata-katanya dan mengaminkan segala perintahnya: "Hai rakyatku! Tidakkah kamu melihat bhw aku memiliki kerajaan Mesir yg megah dan besar ini di mana sungaisungai mengalir dibawah telapak kakiku, sungai-sungai yg memberi kemakmuran hidup dan kebahagiaan hidup bagi rakyatku? Dan tidakkah kamu melihat kekuasaanku yg luas dan ketaatan rakyatku yg bulat kpdku? Bukankah aku lebih baik dan lebih agung dari Musa yg hina-dina itu yg tidak cekap menguraikan isi hatinya dan menerangkan maksud tujuannya. Megapa Tuhannya tidak memakaikan gelang emas, sebagaimana lazimnya org-org yg diangkat menjadi raja, pemimpin atau pembesar? Atau mengapa ia tidak diiringi oleh malaikat-malaikat sebagai tanda kebesarannya dan bukti kebenarannya bhw ia adalah pesuruh Tuhannya?" Kelompok org yg mendengar kata-kata Fir'aun itu dgn serta-merta mengiyakan dan membenarkan katakata rajanya serta menyatakan kepatuhan yg bulat kpd segala titah dan perintahnya sebagai warga yg setia kpd rajanya, namun zalim dan fasiq terhadap Tuhannya. Dlm pd itu kesabaran Nabi Musa sampai pd puncaknya, melihat Fir'aun dan pembantu-pambantunya tetap berkeras kepala menentang dakwahnya, mendustakan risalahnya dan makin memperhebatkan tindakan kejamnya terhadap kaum Bani Isra'il terutama para pengikutnya yg menyembunyikan imannya krn ketakutan daripada kejaran Fir'aun dan pembalasannya yg kejam dan tidak berperikemanusiaan. Maka disampaikan oleh Nabi Musa kpd mrk bhw Allah tidak akan membiarkan mereka terus-menerus melakukan kekejaman, kezaliman dan penindasan terhamba-hamba-Nya dan berkufur kpd Allah dan Rasul-Nya. Akan ditimpakan oleh Allah kpd mereka bila tetap tidak mahu sedar dan beriman kpd-Nya, bermacam azb dan seksa di dunia semasa hidup mereka sebagai pembalasan yg nyata! Berdoalah Nabi Musa, memohon kepada Allah: "Ya Tuhan kami, engkau telah memberi kpd Fir'aun dan kaum kerabatnya kemewahan hidup, harta kekayaan yg meluap-luap dan kenikmatan duniawi, yg kesemua itu mengakibatkan mereka menyesatkan manusia, hamba-hamba-Mu, dr jln yg Engkau redhai dan tuntunan yg Engkau berikan. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta-benda mereka dan kunci matilah hati mereka. Mrk tidak akan beriman dan kembali kpd jln yg benar sebelum melihat seksaan-Mu yg pedih."

48

Berkat doa Nabi Musa dan permohonannya yg diperkenankan oleh Allah, maka dilandakanlah kerajaan Fir'aun oleh krisis kewangan dan makanan, yg disebabkan mengeringnya sungai Nil sehingga tidak dapat mengairi sawah-sawah dan ladang-ladang disamping serangan hama yg ganas yg telah menghabiskan padi dan gandum yg sudah menguning dan siap utk diketam. Belumlagi krisis kewangan dan makanan teratasi datang menyusul bala banjir yg besar disebabkan oleh hujan yg turun dgn derasnya, sehingga menghanyutkan rumah-rumah, gedung-gedung dan membinasakan binatang-binatang ternak. Dan sebagai akibat dari banjir itu berjangkitlah bermacammacam wabak dan penyakit yg merisaukan masyarakat seperti hidung berdarah dan lain-lain. Kemudian datanglah barisan kutu-kutu busuk dan katak-katak yg menyerbu ke dlm rumah-rumah sehingga mengganggu ketenteraman hidup mereka,menghilangkan kenikmatan makan, minum dan tidur, disebabkan menyusupnya binatang-binatang itu ke dlm tempat-tempat tidur, hidangan makanan dan di antara sela-sela pakaian mereka. Pada waktu azab menimpa dan bencana-bencana itu sedang melanda berdatanglah mereka kpd Nabi Musa minta pertolongannya demi kenabiannya, agar memohonkan kpd Allah mengangkat bala itu dari atas mereka dgn perjanjian bhw mrk akan beriman dan menyerahkan Bani Isra'il kpd Nabi Musa sekirannya mereka dpt ditolong dan terhindar dari azab bala itu. Akan tetapi begitu bala-bala itu tercabut dari atas mrk dan hilanglah gangguan yg diakibatkan olehnya, mrk mengingkari janji mereka dan kembali bersikap memusuhi dan menentang Nabi Musa, seolah-olah apa yg terjadi bukanlah krn doa dan permohonan Musa kpd Allah tetapi krn hasil usaha mrk sendiri. Bacalah tentang isi cerita di atas ayat 26 dari surah "Al-Mukmin" ; ayat 51 sehingga ayat 54 surah "AzZukhruf" ; ayat 88 dan 89 surah "Yunus" dan ayat 130 sehingga ayat 135 surah "Al-A'raaf" sebagimana berikut :~ "Dan berkata Fir'aun {kpd pembesar-pembesarnya} "Biarlah aku membunuh Musa, dan hendaklah ia memohon kpd Tuhannya, krn sesungguhnya aku khuatir dia akan menukar agama atau menimbulkan kerosakan di muka bumi." { Al-Mukmin : 26 } "Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya {seraya} berkata: "Hai kaumku! Bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan {bukankah} sungai-sungai ini mengalir dibawahku, maka apakah yg kamu tidak melihatnya? 52~ Bukankah aku lebih baik dari org yg hina ini dan yg hampir tidak dapat menjelaskan {perkataannya}? 53~ Mengapa tidak dipakaikan kpdnya gelang emas, atau malaikat datang bersamasama dia utk mengiringkannya." 54~ Mak Fir'aun mempergaruhi kaumnya {dengan perkataan itu} lalu mereka patuh kepadanya kerana sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang fasiq." { Az-Zukhruf : 51 ~ 54 } "88~ Musa berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kpd Fir'aun dan pemukapemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dlm kehidupan dunia, Ya Tuhan kami, akibatnya mereka menyesatkan {manusia} dr jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka dan kunci matilah hati mereka maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat seksaan yg pedih." 89~ Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yg lurus dan janganlah sesekali kamu mengikuti jalan org-org yg tidak mengetahui." { Yunus : 88 sehingga 89 } "130~ Dan sesungguhnya Kami telah menghukum {Fir'aun dan} kaumnya dgn mendatangkan musim kemarau yg panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pengajaran 131~ Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran mereka berkata: "Ini adalah kerana {usaha} kami." Dan jika mereka ditimpa kesusahan mrk lemparkan sebab kesialan itu kpd Musa dan org-org yg berserta dgnnya. Ketahuilah sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi
48

kebanyakkan mereka tidak mengetahui. 132~ Mrk berkata kpd Musa: Bagaiman kamu mendatangkan keterangan kpd kami utk menyihir kami dgn keterangan itu, maka sesekali kami tidak akan beriman kpdmu." 133.~ Maka Kami {Allah} kirimkan kpd mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yg jelas tetapi mrk tetap menyombong diri dan mrk adalah kaum yg berdosa. 134~ Dan ketika mrk ditimpa azab {yg telah diterangkan itu} mereka pun berkata: " Hai Musa, mohonkanlah utk kami kpd Tuhanmu dgn {perantaraan} kenabian yg diketahui oleh Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu drp kami pasti kami akan beriman kpdmu dan akan kami biarkan Bani Isra'il pergi bersamamu." 135~ Maka setelah Kami hilangkan azab itu dari mrk hingga batas waktu yg mrk sampai kpdnya, tiba-tiba mrk mengingkarinya." { Al-A'raaf : 130 ~ 135 } Bani Isra'il Keluar Dari Mesir Bani Isra'il yg cukup menderita akibat tindasan Fir'aun dan kaumnya cukup merasakan penganiayaan dan hidup dlm ketakutan di bawah pemerintahan Fir'aun yg kejam dan bengis itu, pada akhirnya sedar bhw Musalah yg benar-benar dikirimkan oleh Allah utk membebaskan mereka dari cengkaman Fir'aun dan kaumnya. Maka berduyun-duyunlah mereka datang kpd Nabi Musa memohon pertolongannya agar mengeluarkan mereka dari Mesir. Kemudian bertolaklah rombongan kaum Bani Isra'il di bawah pimpinan Nabi Musa meninggalkan Mesir menuju Baitul Maqdis. Dgn berjalan kaki dgn cepat krn takut tertangkap oleh Fir'aun dan bala tenteranya yg mengejar mereka dari belakang akhirnya tibalah mereka pada waktu fajar di tepi lautan merah setelah selama semalam suntuk dapat melewati padang pasir yg luas. Rasa cemas dan takut makin mencekam hati para pengikut Nabi Musa dan Bani Isra'il ketika melihat laut terbentang di depan mereka sedang dari belakang mrk dikejar oleh Fir'aun dan bala tenteranya yg akan berusaha mengembalikan mereka ke Mesir. Mereka tidak meragukan lagi bhw bila mrk tertangkap, maka hukuman matilah yg akan mereka terima dari Fir'aun yg zalim itu. Berkatalah salah seorg dari sahabat Nabi Musa, bernama Yusha' bin Nun: "Wahai Musa, ke mana kami harus pergi?" Musuh berada di belakang kami sedang mengejar dan laut berada di depan kami yg tidak dapat dilintasi tanpa sampan. Apa yg harus kami perbuat utk menyelamatkan diri dari kejaran Fir'aun dan kaumnya?" Nabi Musa menjawab: "Janganlah kamu khuatir dan cemas, perjalanan kami telah diperintahkan oleh Allah kpdku, dan Dialah yg akan memberi jalan keluar serta menyelamatkan kami dari cengkaman musuh yg zalim itu." Pada saat yg kritis itu, di mana para pengikut Nabi Musa berdebar-debar ketakutan, seraya menanti tindakan Nabi Musa yg kelihatan tenang sahaja, turunlah wahyu Allah kpd Nabi-Nya dgn perintah agar memukulkan air laut dgn tongkatnya. Maka dgn izin Allah terbelah laut itu, tiap-tiap belahan merupakan seperti gunung yg besar. Di antara kedua belahan air laut itu terbentang dasar laut yg sudah mengering yg segera di bawah pimpinan Nabi Musa dilewatilah oleh kaum Bani Isra'il menuju ke tepi timurnya. Setelah mrk sudah berada di bahagian tepi timur dlm keadaan selamat terlihatlah oleh mereka Fir'aun dan bala tenteranya menyusuri jalan yg sudah terbuka di antara dua belah gunung air itu. Kembali rasa cemas dan takut mengganggu hati mereka seraya memandang kpd Nabi Musa seolah-olah bertanya apa yg hendak dia lakukan selanjutnya. Dlm pada itu Nabi Musa telah diilhamkan oleh Allah agar bertenang menanti Fir'aun dan bala tenteranya turun semua ke dasar laut. Krn takdir Allah tela mendahului bhw mrk akan menjadi bala tentera yg tenggelam. Berkatalah Fir'aun kpd kaumnya tatkala melihat jalan terbuka bagi mereka di antara dua belah gunung air itu: "Lihat bagaimana lautan terbelah menjadi dua, memberi jalan kpd kami utk mengejar org-org yg melarikan diri itu. Mrk mengira bhw mrk akan dpt melepaskan dari kejaran dan hukumanku. Mrk tidak

49

mengetahui bhw perintahku berlaku dan ditaati oleh laut, jgn lagi oleh manusia. Tidakkah ini semuanya membuktikan bhw aku adalah yg berkuasa yg harus disembah olehmu?" Maka dgn rasa bangga dan sikap sombongnya turunlah Fir'aun dan bala tenteranya ke dasar laut yg sudah mengering itu melakukan gerak-cepatnya utk menyusul Musa dan Bani Isra'il yg sudah berada di tepi bahagian timur sambil menanti hukuman Allah yg telah ditakdirkan terhamba-hamba-Nya yg kafir itu. Demikianlah maka setelah Fir'aun dan bala tenteranya berada di tengah-tengah lautan yg membelah itu, jauh dari ke dua tepinya, tibalah perintah Allah dan kembalilah air yg menggunung itu menutupi jalur jalan yg terbuka di mana Fir'aun dgn sombongnya sedang memimpin barisan tenteranya mengejar Musa dan Bani Isra'il. Terpendamlah mrk hidup-hidup di dlm perut laut dan berakhirlah riwayat hidup Fir'aun dan kaumnya utk menjadi kenangan sejarah dan ibrah bagi generasi- akan datang. Pada detik-detik akhir hayatnya, seraya berjuang utk menyelamatkan diri dr maut yg sudah berada di depan matanya, berkatalah Fir'aun: "Aku percaya bhw tiada tuhan selain Tuhan Musa dan Tuhan Bani Isra'il. Aku beriman pada Tuhan mereka dan berserah diri kpd-Nya sebagai salah seorg muslim." Berfirmanlah Allah kpd Fir'aun yg sedang menghadapi sakaratul-maut: "Baru sekarangkah engkau berkata beriman kpd Musa dan berserah diri kpd-Ku? Tidakkah kekuasaan ketuhananmu dpt menyelamatkan engkau dari maut? Baru sekarangkah engkau sedar dan percaya setelah sepanjang hidupmu bermaksiat, melakukan penindasan dan kezaliman terhadap hamba-hamba-Ku dan berbuatsewenang-wenang, merosak akhlak dan aqidah manusia-manusia yg berada di bawah kekuasaanmu. Terimalah sekarang pembalasan-Ku yg akan menjadi pengajaran bagi org-org yg akan datang sesudahmu. Akan Aku apungkan tubuh kasarmu utk menjadi peringatan bagi org-org yg meragukan akan kekuasaan-Ku." Bani Isra'il pengikut-pengikut Nabi Musa masih meragukan kematian Fir'aun. Mrk masih terpengaruh dgn kenyataan yg ditanamkan oleh Fir'aun semasa ia berkuasa sebagai raja bhw dia adalah manusia luar biasa lain drp yg lain dan bhw dia akan hidup kekal sebagai tuhan dan tidak akan mati. Khayalan yg masih melekat pd fikiran mrk menjadikan mrk tidak mahu percaya bhw dgn tenggelamnya, Fir'aun sudah mati. Mrk menyatakan kpd Musa bhw Fir'aun mungkin masih hidup namun di alam lain. Nabi Musa berusaha menyakinkan kaumnya bhw apa yg terfikir oleh mrk tentang Fir'aun adalah suatu khayalan belaka dan bhw Fir'aun sebagai org biasa telah mati tenggelam akibat pembalasan Allah atas perbuatannya, menentang kekuasaan Allah mendustakan Nabi Musa dan menindaskan serta memperhambakan Bani Isra'il. Dan setelah melihat dgn mata kepala sendiri, tubuh-tubuh Firaun dan org-orgnya terapung-apung di permukaan air, hilanglah segala tahayul mrk tentang Fir'aun dan kesaktiannya. Menurut catatan sejarah, bhw mayat Fir'aun yg terdampar di pantai diketemukan oleh org-org Mesir, lalu diawet hingga utuh sampai sekarang, sebagai mana dpt dilihat di muzium Mesir. Tentang isi cerita yg terurai di atas dapat di baca dlm surah "Thaha" ayat 77 sehingga 79 ; surah "AsySyua'ra" ayat 60 sehingga 68 ; surah "Yunus" ayat 90 sehingga 92 sebagaimana berikut :~ "77~ Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kpd Musa: "Pergilah kamu dgn hamba-hamba-Ku {Bani Isra'il} di malam hari, maka buatklah utk mrk jalan yg kering di laut itu, kamu tidak usah khuatir akan tersusul dan tidak usah takut {akan tenggelam}." 78~ Maka Fir'aun dgn bala tenteranya mengejar mrk, lalu mrk ditutup oleh laut yg menenggelamkan mrk. 79~ Dan Fir'aun telah menyesatkan kaumnya dan tidak memberi peetunjuk." { Thaha : 77 ~ 79 }

"60~ Maka Fir'aun dan bala tenteranya dpt menyusuli mrk di waktu matahari terbit. 61~ Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benarbenar akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku bersertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kpdku. 63~ Lalu Kami wahyukan kpd Musa: "Pukullah lautan itu dgn tongkatmu." Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan itu adalah seperti golongan yg lain. 65~ Dan Kami selamatkan Musa dan org-org yg bersertanya semuanya. 66~ Dan Kami tenggelamkan golongan yg lain itu. 67~ Sesungguhnya pada yg demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yg besar {mukjizat} dan kebanyakkan mrk tidak beriman. 68~ Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Mulia Perkasa lai Maha Penyayang." { Asy-Syu'ara : 60 ~ 68 } "90~ Dan Kami memungkinkan Bani Isra'il melintasi lau, lalu mrk diikiti oleh Fir'aun dan bala tenteranya, krn hendak menganiaya dan menindas {mereka} hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bhw tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yg dipercayai oleh Bani Isra'il dan saya termasuk org-org yg berserah diri {kpd Allah}." 91~ Apakah sekarang {baru kamu percaya} padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu dan kamu termasuk org-org yg berbuat kerosakkan. 92~ Maka pada hari ini Kami akan selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pengajaran bagi org-org yg datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakkan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami." { Yunus : 90 ~ 92 } Nabi Musa A.S. dan Bani Isra'il setelah keluar dari Mesir Dlm perjlnan menuju Thur Sina setelah melintasi lautan di bahagian utara dari Laut Merah dan setelah mereka merasa aman dari kejaran Fir'aun dan kaumnya. Bani Isra'il yg dipimpin oleh Nabi Musa itu melihat sekelompok org-org yg sedang menyembah berhala dgn tekunnya. Berkatalah mrk kpd Nabi Musa: "Wahai Musa, buatlah utk kamu sebuah tuhan berhala sebagaimana mrk mempunyai berhalaberhala yg disembah sebagai tuhan." Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu ini adalah org-org yg bodoh dan tidak berfikiran sihat. Persembahan mereka itu kpd berhala adalah perbuatan yg sesat dan bathil serta pasti akan dihancurkan oleh Allah. Patutkah aku mencari tuhan utk kamu selain Allah yg telah memberikan kurnia kpd kamu, dgn menyelamatkan kamu dr Fir'aun, melepaskan kamu dari perhambaannya dan penindasannya serta memberikan kamu kelebihan di atas umat-umat yg lain.Sesungguhnya suatu permintaan yg aneh drp kamu, bhw kamu akan mencari tuhan selain Allah yg demikian besar nikmatnya atas kamu, Allah pencipta langit dan bumi serta alam semesta. Allah yg baru saja kamu saksikan kekuasaan-Nya dgn ditenggelamkannya Fir'aun berserta bala tenteranya utk keselamatan dan kelangsungan hidupmu." Perjalanan Nabi Musa dan Bani Isra'il dilanjutkan ke Gurun Sinai di mana panas matahari sgt teriknya dan sunyi dr pohon-pohon atau bangunan di mana org dpt berteduh di bawahnya. Atas permohonan Nabi Musa yg didesak oleh kaumnya yg sedang kepanasan diturunkan oleh Allah di atas mereka awan yg tebal utk mrk bernaung dan berteduh di bawahnya dari panas teriknya matahari. Di samping itu tatkala bekalan makanan dan minuman mereka sudah berkurangan dan tidak mencukupi keperluan. Allah menurunkan hidangan makanan "manna" - sejenis makanan yg manis sebagai madu dan "salwa" burung sebangsa puyuh dgn diiringi firman-Nya: "Makanlah Kami dr makanan-makanan yg baik yg Kami telah turunkan bagimu." Demikian pula tatkala pengikut-pengikut Nabi Musa mengeluh kehabisan air utk minum dan mandi di tempat yg tandus dan kering itu, Allah mewahyukan kpd Musa agar memukul batu dgn tongkatnya. Lalu memancarlah dari batu yg dipukul itu dua belas mata air, utk dua belas suku bangsa Isra'il yg mengikuti Nabi Musa, masing-masing suku mengetahui sendiri dari mata air mana mereka mengambil keperluan airnya. Bani Isra'il pengikut Nabi Musa yg sangat manja itu, merasa masih belum cukup atas apa yg telah Allah berikan kpd mrk yg telah menyelamatkan mereka dr perhambaan dan penindasan Fir'aun, memberikan

49

50

mereka hidangan makanan dan minuman yg lazat dan segar di tempat yg kering dan tandus mereka menuntut lagi dari Nabi Musa agar memohon kpd Allah menurunkan bagi mereka apa yg ditumbuhkan oleh bumi dari rupa-rupa sayur-mayur, seperti ketimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah krn mereka tidak puas dgn satu macam makanan. Terhadap tuntutan mereka yg aneh-aneh itu berkatalah Nabi Musa: "Mahukah kamu memperoleh sesuatu yg rendah nilai dan harganya sebagai pengganti dari apa yg lebih baik yg telah Allah kurniakan kepada kamu? Pergilah kamu ke suatu kota di mana pasti kamu akan dapat apa yg telah kamu inginkan dan kamu minta." Pokok cerita tersebut di atas dikisahkan oleh Al-Quran dalam surah "Al-A'raaf ayat 138 sehingga 140 dan 160 ; serta surah "Al-Baqarah" ayat 61 yg berbunyi sebagai berikut :~ "138~ Dan Kami seberangkan Bani Isra'il ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yg tetap menyembah berhala, mereka {Bani Isra'il} berkata: "Hai Musa, buatlah utk kami sebuah tuhan {berhala} sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan {berhala}". Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yg tidak mengetahui {sifat-sifat Tuhan}". 139~ Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yg dianutnya dan akan batal yg selalu mereka kerjakan. 140~ Musa berkata: "Patutkah aku mencari tuhan utk kamu yg selain dari Allah, padahal Dialah yg telah melebihkan kamu atas segala umat". { Al-A'raaf : 138 ~ 140 } "160~ Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yg masing-masingnya berjumlah besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kpdnya: "Pukullah batu itu dgn tongkatmu". Maka memancarlah drpnya dua belas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. Dan Kami naungkan Awan di atas mereka dan Kami turunkan kpd mereka manna dan salwa. {Kami berfirman}: "Makanlah baik-baik dari apa yg Kami telah rezekikan kpdmu." Mereka tidak menganiaya Kami, tetapi merekalah yg selalu menganiaya dirinya sendiri." { Al-A'raaf : 160 } "61~ Dan ingatlah ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak boleh sabar {tahan} dgn satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah utk kami kpd Tuhanmu, Agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yg ditumbuhkan oleh bumi, iaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dan bawah merahnya." Musa berkata: "Mahukah kamu mengambil sesuatu yg rendah sebagai pengganti yg lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperolehi apa yg kamu minta." { AlBaqarah : 61 } Musa Bermunajat Dengan Allah Menurut riwayat sementara ahli tafsir, bahawasanya tatkala Nabi Musa berada di Mesir, ia telah berjanji kpd kaumnya akan memberi mereka sebuah kitab suci yg dapat digunakan sebagai pedoman hidup yg akan memberi bimbingan dan sebagai tuntunan bagaimana cara mereka bergaul dan bermuamalah dgn sesama manusia dan bagaimana mereka harus melakukan persembahan dan ibadah mereka kpd Allah. Di dlm kitab suci itu mereka akan dapat petunjuk akan hal-hal yg halal dan haram, perbuatan yg baik yg diredhai oleh Allah di samping perbuatan-perbuatan yg mungkar yg dapat mengakibatkan dosa dan murkanya Tuhan. Maka setelah perjuangan menghadapi Fir'aun dan kaumnya yg telah tenggelam binasa di laut, selesai, Nabi Musa memohon kpd Allah agar diberinya sebuah kitab suci utk menjadi pedoman dakwah dan risalahnya kpd kaumnya. Lalu Allah memerintahkan kpdnya agar utk itu ia berpuasa selama tiga puluh hari penuh, iaiut semasa bulan Zulkaedah. Kemudian pergi ke Bukit Thur Sina di mana ia akan diberi kesempatan bermunajat dgn Tuhan serta menerima kitab penuntun yg diminta.

Setelah berpuasa selama tiga puluh hari penuh dan tiba saat ia harus menghadap kpd Allah di atas bukit Thur Sina Nabi Musa merasa segan akan bermunajat dgn Tuhannya dlm keadaan mulutnya berbau kurang sedap akibat puasanya. Maka ia menggosokkan giginya dan mengunyah daun-daunan dlm usahanya menghilangkan bau mulutnya. Ia ditegur oleh malaikat yg datang kpdnya atas perintah Allah. Berkatalah malaikat itu kpdnya: "Hai Musa, mengapakah engkau harus menggosokkan gigimu utk menghilangkan bau mulutmu yg menurut anggapanmu kurang sedap, padahal bau mulutmu dan mulut org-org yg berpuasa bagi kami adalah lebih sedap dan lebih wangi dari baunya kasturi. Maka akibat tindakanmu itu, Allah memerintahkan kpdmu berpuasa lagi selama sepuluh hari sehingga menjadi lengkaplah masa puasamu sepanjang empat puluh hari." Nabi Musa mengajak tujuh puluh org yg telah dipilih diantara pengikutnya utk menyertainya ke bukit Thur Sina dan mengangkat Nabi Harun sebagai wakilnya mengurus serta memimpin kaum yg ditinggalkan selama kepergiannya ke tempat bermunajat itu. Pada saat yg telah ditentukan tibalah Nabi Musa seorg diri di bukit Thur Sina mendahului tujuh puluh org yg diajaknya turut serta. Dan ketika ia ditanya oleh Allah: "Mengapa engkau datang seorg diri mendahului kaummu, hai Musa?" Ia menjawab: "Mereka sedang menyusul di belakangku, wahai Tuhanku. Aku cepat-cepat datang lebih dahulu utk mencapai redha-Mu." Berkatalah Musa dlm munajatnya dgn Allah: "Wahai Tuhamku, nampakkanlah zat-Mu kepadaku, agar aku dapat melihat-Mu" Allah berfirman: "Engkau tidak akan sanggup melihat-Ku, tetapi cubalah lihat bukit itu, jika ia tetap berdiri tegak di tempatnya sebagaimana sedia kala, maka nescaya engkau akan dapat melihat-Ku." Lalu menolehlah Nabi Musa mengarahkan pandangannya kejurusan bukit yg dimaksudkan itu yg seketika itu juga dilihatnya hancur luluh masuk ke dlm perut bumi tanpa menghilangkan bekas. Maka terperanjatlah Nabi Musa, gementarlah seluruh tubuhnya dan jatuh pengsan. Setelah ia sedar kembali dari pengsannya, bertasbih dan bertahmidlah ia seraya memohon ampun kpd Allah atas kelancangannya itu dan berkata: "Maha Besarlah Engkau wahai Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah taubatku dn aku akan menjadi org yg pertama beriman kpd-Mu." Dlm kesempatan bermunajat itu, Allah menerimakan kpd Nabi Musa kitab suci "Taurat" berupa kepingan-kepingan batu-batu atau kepingan kayu menurut sementara ahli tafsir yg di dlmnya tertulis segala sesuatu secara terperinci dan jelas mengenai pedoman hidup dan penuntun kpd jalan yg diredhai oleh Allah. Allah mengiring pemberian "Taurat" kpd Musa dgn firman-Nya: "Wahai Musa, sesungguhnya Aku telah memilih engkau lebih dari manusia-manusia yg lain di masamu, utk membawa risalah-Ku dan menyampaikan kpd hamba-hamba-Ku. Aku telah memberikan kpdmu keistimewaan dgn dapat bercakap-cakap langsung dgn Aku, maka bersyukurlah atas segala kurnia-Ku kpdmu dan berpegang teguhlah pada apa yg Aku tuturkan kpdmu. Dlm kitab yg Aku berikan kpdmu terhimpun tuntunan dan pengajaran yg akan membawa Bani Isra'il ke jalan yg benar, ke jalan yg akan membawa kebahagiaan dunia dan akhirat bagi mereka. Anjurkanlah kaummu Bani Isra'il agar mematuhi perintah-perintah-Ku jika mereka tidak ingin Aku tempatkan mereka di tempat-tempat org-org yg fasiq." Bacalah tentang kisah munajat Nabi Musa ini, surah "Thaha" ayat 83 dan 84 dan surah "Al-a'raaf" ayat 142 sehingga ayat 145 sebagaimana berikut :~ "83~ Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu, hai Musa?" 84~ Berkata Musa: "Itulah mereka sedang menyusuli aku dan aku bersegera kepadamu ya Tuhanku, agar supaya Engkau redha kepadaku." { Thaha : 83 ~ 84 }

50

51

"142~ Dan Kami telah janjikan kpd Musa {memberikan Taurat} sesudah berlalu waktu tiga puluh malam dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dgn sepuluh {malam lagi}, maka sempurnalah waktu yg telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya, iaitu Harun: "Gantilah aku dalam {memimpin} kaumku dan perbaikilah dan janganlah kamu mengikuti jalan orgorg yg membuat kerosakkan". 143~ Dan tatkala Musa datang utk {munajat} dgn {Kami} pada waktu yg telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman {langsung} kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku nampakkanlah {Zat Engkau} kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau." Tuhan berfirman: "Kamu sesekali tidak sanggup melihat-Ku, tetapi melihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya {sebagai sediakala} nescaya kamu dapat melihat-Ku." Tatkala Tuhannya nampak bagi gunung itu, kejadian itu menjadikan gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pengsan. Maka setelah Musa sedar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kpd-Mu dan aku org yg pertama beriman." 144~ Allah berfirman: "Hai Musa sesungguhnya Aku memilih kamu lebih dari manusia yg lain {di masamu} utk membawa risalah-Ku dan utk berbicara langsung dgn-Ku sebab itu berpegang teguhlah kpd apa yg Aku berikan kpdmu dan hendaklah kamu termasuk org-org yg bersyukur." 145~ Dan Kami telah tuliskan utk Musa luluh {Taurat} segala sesuatu sebagai pengajaran bagi sesuatu. Maka Kami berfirman: "Berpeganglah kepadanya dgn teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada {perintah-perintahnya} yang sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri org-org yg fasiq." { Al-A'raaf: 142 ~ 145 } Bani Isra'il Kembali Menyembah Patung Anak Lembu Nabi Musa berjanji kepada Bani Isra'il yg ditinggalkan di bawah pimpinan Nabi Harun bhw ia tidak akan meninggalkan mereka lebih lama dari tiga puluh hari, dalam perjalananya ke Thur Sina utk berminajat dgn Tuhan. Akan tetapi berhubung dgn adanya perintah Allah kpd Musa utk melengkapi jumlah hari puasanya menjadi empat puluh hari, maka janjinya itu tidak dapat ditepati dan kedatangannya kembali ke tengah-tengah mereka tertunda menjadi sepuluh hari lebih lama drp yg telah dijanjikan. Bani Isra'il merasa kecewa dan menyesalkan kelambatan kedtgan Nabi Musa kembali ke tengah-tengah mrk. Mrk menggerutu dan mengomel dgn melontarkan kata-kata kpd Nabi Musa seolah-olah ia telah meninggalkan mrk dlm kegelapan dan dlm keadaan yg tidak menentu. Mrk merasa seakan-akan telah kehilangan pimpinan yg biasanya memberi bimbingan dan petunjuk-petunjuk kpd mrk. Keadaan yg tidak puas dan bingung yg sedang meliputi kelompok Bani Isra'il itu, digunakan oleh seprg munafiq, bernama Samiri yg telah berhasil menyusup ke tengah-tengah mrk, sebagai kesempatan yg baik utk menyebarkan benih syiriknya dan merosakkan akidah para pengikut Nabi Musa yg baru saja menerima ajaran tauhid dan iman kpd Allah. Samiri yg munafiq itu menghasut mrk dgn kata-kata bhw Musa telah tersesat dlm tugasnya mencari Tuhan bagi mereka dan bahawa dia tidak dapat diharapkan kembali dan krn itu dianjurkan oleh Samiri agar mereka mencari tuhan lain sebagai ganti dari Tuhan Musa. Samiri melihat bhw hasutan itu dapat menggoyahkan iman dan akidah pengikut-pengikut Musa yg memang belum meresapi benar ajaran tauhidnya segera membuat patung bagi mereka utk disembah sebagai tuhan pengganti Tuhannya Nabi Musa. PAtung itu berbentuk anak lembu yg dibuatnya dari emas yg dikumpulkan dari perhiasan-perhiasan para wanita. Dgn kepandaian tektiknya patung itu dibuat begitu rupa sehingga dapat mengeluarkan suara menguap seakan-akan anak lembu sejati yg hidup. Maka diterimalah anak patung lembu itu oleh Bani Isra'il pengikut Nabi Musa yg masih lemah iman dan akidahnya itu sebagai tuhan persembahan mereka. Ditegurlah mereka oleh Nabi Harun yg berkata: "Alangkah bodohnya kamu ini! Tidakkah kamu melihat anak lembu yg kamu sembah ini tidak dapat bercakap-cakap dgn kamu dan tidak pula dapat menuntun
51

kamu ke jalan yg benar. Kamu telah menganiaya diri kamu sendiri dgn menyembah pada sesuatu selain Allah." Teguran Nabi Harun itu dijawab oleh mereka yg telah termakan hasutan Samiri itu dgn kata-kata: "Kami akan tetap berpegang pada anak lembu ini sebagai tuhan persembahan kami sampai Musa kembali ke tengah-tengah kami." Nabi Harun tidak dapat berbuat banyak menghadapi kaumnya yg telah berbalik menjadi murtad itu, krn ia khuatir kalau mereka dihadapi dgn sikap yg keras, akan terjadi perpecahan di antara mereka dan akan menjadi keadaan yg lebih rumit dan gawat sehingga dapat menyulitkan baginya dan bagi Nabi Musa kelak bila ia datang utk mencarikan jalan keluar dari krisis iman yg melanda kaumnya itu. Ia hanya memberi peringatan dan nasihat kpd mereka sambil menanti kedatanagan Musa kembali dari Thur Sina. Dlm pada itu, Nabi Musa setelah selesai bermunajat dgn Tuhan dan dlm perjalanannya kembali ke tempat di mana kaumnya sedang menunggu memperolehi isyarat tentang apa yg telah terjadi dan dialami oleh Nabi Harun selama ketiadaannya. Nabi Musa sgt marah dan sedih hati tatkala ia tiba di tempat dan melihat kaumnya sedang berpesta mengelilingi anak patung lembu emas, menyembahnya dan memuji-mujinya. Dan krn sgt marah dan sedihnya ia tidak dapat menguasai dirinya, kepingankepingan Taurat dilemparkan berantakan. Harun saudaranya dipegang rambut kepalanya ditarik kepadanya seraya berkata menegur: "Apa yg engkau buat tatkala engkau melihat mereka tersesat dan terkena oleh hasutan dan fitnahan Samiri? Tidakkah engkau mematuhi perintahku dan pesanku ketika aku menyerahkan mereka kepadamu utk engkau pimpin? Tidakkah engkau berdaya melawan hasutan Samiri dgn memberi petunjuk dan penerangan kpd mereka dan mengapa engkau tidak cepat memadamkan api kemurtadan ini sebelum menjadi besar begini?" Harun berkata menanggapi teguran Musa: "Hai anak ibuku, janganlah engkau memegang jangut dan rambut kepalaku, menarik-narikku. Aku telah berusaha memberi nasihat dan teguran kpd mereka, namun mereka tidak mengindahkan kata-kataku. Mereka menganggapkan aku lemah dan mengancam akan membunuhku. Aku khuatir jika aku menggunakan sikap dan tindakan yg keras, akan terjadi perpecahan dan permusuhan di antara sesama kita, hal mana akan menjadikan engkau lebih marah dan sedih. Lepaskanlah aku dan janganlah membuatkan musuh-musuhku bergembira melihat perlakuanmu terhadap diriku. Janganlah disamakan aku dgn org-org yg zalim." Setelah mereda rasa jengkel dan sedihnya dan memperoleh kembali ketenangannya, berkatalah Nabi Musa kpd Samiri, org munafiq yg menjadi biang keladi dari kekacauan dan kesesatan itu: "Hai Samiri, apakah yg mendorongmu menghasut dan menyesatkan kaumku, sehingga mereka kembali menjadi murtad, menyembah patung yg engkau buatkan dari emas itu?" Samiri menjawab: "Aku telah melihat sesuatu yg mereka tidak melihatnya. Aku telah melihat kuda malaikat Jibril. aku mengambil segenggam tanah bekas jejak telapak kakinya itu, lalu aku lemparkannya ke dalam emas yg mencair di atas api dan terjadilah patung anak lembu yg dapat menguak, mengeluarkan suara sebagaimana anak lembu biasa.Demikianlah hawa nafsuku membujukku utk berbuat itu." Berkata Nabi Musa kepada Samiri: "Pergilah engkau dan jauhilah pergaulan manusia sebab krn perbuatan kamu ituengkau harus dipencilkan dan menjadi tabu {sesuatu yg terlarang} jika disentuh atau menyentuh seseorg ia akan menderita sakit demam panas. Ini adalah ganjaranmu di dunia, sedang di akhirat nerakalah akan menjadi tempatmu. Dan tuhanmu yg engkau buat dab sembah ini kami akan bakar dan campakkannya ke dlm laut." Kemudian berpalinglah Nabi Musa kepada kaumnya berkata: "Hai kaumku, alangkah buruknya perbuatan yg kamu telah kerjakan setelah kepergianku! Apakah engkau hendak mendahului janji Tuhanmu? Bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kpdmu janji yg baik, berupa kitab suci? Ataukah

52

engkau menghendaki kemurkaan Tuhan menimpa atas dirimu, krn perbuatanmu yg buruk itu dan perlanggaranmu terhadap perintah-perintah dan ajaran-ajaranku." Kaum Musa menjawab: "Kami tidak sesekali melanggar perjanjianmu dgn kemahuan kami sendiri, akan tetapi kami disuruh membawa beban-beban perhiasan yg berat kepunyaan org Mesir yg atas anjuran Samiri kami lemparkan ke dalam api yg sedang menyala. Kemudian perhiasan-perhiasan yg kami lemparkan itu menjelma menjadi patung anak lembu yg bersuara, sehingga dapat menyilaukan mata kepala kami dan menggoyahkan iman yg sudah tertanam di dlm dada kami." Berkata Musa kpd mrk: "Sesungguhnya kamu telah berbuat dosa besar dan menyia-nyiakan dirimu sendiri dgn menjadikan patung anak lembu itu sebagai persembahanmu, maka bertaubatlah kamu kpd Tuhan, Penciptamu dan Pencipta alam semesta dan mohonlah ampun drpnya agar Dia menunjukkan kembali kpd jln yg benar." Akhirnya kaum Musa itu sedar atas kesalahannya dan mengakui bhw mereka telah disesatkan oleh syaitan dan memohon ampun dan rahmat Allah agar selanjutnya melindungi mereka dari godaan syaitan dan iblis yg akan merugikan mereka di dunia dan akhirat. Demikian pula Nabi Musa beristighfar memohon ampun baginya dan bagi Harun saudaranya setalah ternyata bhw ia tidak melalaikan tugasnya sebagai wakil Musa dlm menghadapi krisis iman yg dialami oleh kaumnya. Berdoa Musa kpd Tuhannya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami berdua ke dlm lingkaran rahmat-Mu sesungguhnya Engkaulah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Setelah suasana yg meliputi hubungan Musa dgn Harun di satu pihak dan hubungan mereka berdua dgn kaumnya di lain pihak menjadi tenang kembali, kepingan-kepingan Taurat yg bertaburan sudah dihimpun dan disusun sebagaimana asalnya, maka Allah memerintahkan kepada Musa agar membawa sekelompok dari kaumnya menghadap utk meminta ampun atas dosa mereka menyembah patung anak lembu. Tujuh puluh org dipilih oleh Nabi Musa di antara kaumnya utk diajak pergi bersama ke Thur Sina memenuhi perintah Allah meminta ampun atas dosa kaumnya. Mereka diperintahkan utk keperluan itu agar berpuasa, mensucikan diri, pakaian mereka dan pada waktu yg telah ditentukan berangkatlah Nabi Musa bersama tujuh puluh org itu menuju ke bukit Thur Sina. Setiba mereka di Thur Sina turunlah awan yg tebal meliputi seluruh bukit, kemudian masuklah Nabi Musa diikuti para pengikutnya ke dlm awan gelap itu dan segera mereka bersujud. Dan sementara bersujud terdengarlah oleh kelompok tujuh puluh itu percakapan Nabi Musa dgn Tuhannya. Pada saat itu timbullah dlm hati mereka keinginan utk melihat Zat Allah dgn mata kepala mereka setelah mendengar percakapan-Nya dgn telinga.Maka setelah selesai Nabi Musa bercakap-cakap dgn Allah berkatalah mereka kpdnya: "Kami tidak akan beriman kpdmu sebelum kami melihat Allah dgn terang." Dan sebagai jawapan atas keinginan mereka yg menunjukkan keingkaran dan ketakaburan itu, Allah seketika itu juga mengirimkan halilintar yg menyambar dan merenggut nyawa mereka sekaligus. Nabi Musa merasa sedih melihat nasib fatal yg menimpa kelompok tujuh puluh org yg merupakan orgorg yg terbaik di antara kaumnya. Ia berseru memohon kpd Allah agar diampuni dosa mereka seraya berkata: "Wahai Tuhanku, aku telah pergi ke Thur Sina dgn tujuh puluh org yg terbaik di antara kaumku kemudian aku akan kembali seorg diri, pasti kaumku tidak akan mempercayaiku. Ampunilah dosa mereka, wahai Tuhanku dan kembalilah kepada mereka nikmat hidup yg Engkau telah cabut sebagai pembalasan atas keinginan dan permintaan mereka yg durhaka itu." Alah memperkenankan doa Musa dan permohonannya dgn dihidupkan kembali kelompok tujuh puluh org itu, maka bangunlah mereka seakan-akan org yg baru sedar dari pengsannya. Kemudian pada
52

kesempatan itu Nai Musa mengambil janji dari mereka bhw mereka akan berpegangan teguh kepada kitab Taurat sebagai pedoman hidup mereka melaksanakan perinta-perintahnya dan menjauhi segala apa yg dilarangnya. Pokok cerita yg dihuraikan di atas, dikisahkan oleh Al-Quran dlm banyak tempat, di antaranya surah "Thaha" ayat 85 sehingga 98, surah "Al-A'raaf ayat 149, 151, 154, 155 dan surah "Al-Baqarah" ayat 55, 56, 63 dan 64 sebagai berikut :~ "85~ Allah berfirman: "Maka sesungguuhnya Kami telah menguji kaummu sesudah kamu tinggalkan dan mereka telah disesatkan oleh Samiri." 86~ Kemudian Musa kembali kepada kaumnya, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yg baik? Maka apakah terasa lama masa yg berlalu itu bagimu atau kamu melanggar perjanjian dgn aku?" 87~ Mereka berkata: "Kami sesekali tidak melanggar perjanjian kamu dgn kemahuan kami sendiri, tetapi kami disuruh membawa beban-beban dari perhiasan kaum itu, maka kami telah melemparkannya, dan demikian pula Samiri melemparkannya." 88~ Kemudian Samiri mengeluarkan utk mrk anak lembu yg bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata: "Inilah tuhanmu dan tuhan Musa tetapi Musa telah lupa." 89~ Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahawapatung anak lembu itu tidak dapat memberi jawapan kepada mereka dan tidak dapat memberi kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfaatan? 90~ Dan sesungguhnya Harun telah berkata kpd mereka sebelumnya: " Hai kaumku, sesungguhnya kamu itu hanya diberi cubaan dgn anak lembu itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Pemurah maka ikutilah aku dan taatilah perintahku." 91~ Mereka menjawab: "Kami akan tetap menyambah patung anak lembu ini, hingga Musa kembali kepada kami." 92~ Berkata Musa: "Hai Harun, apa yg menghalangi kamu ketika kamu melihat telah tersesat, 93~ {sehingga} kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu telah sengaja mendurhakai perintahku?" 94~ Harun menjawab: "Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang jangutku dan jangan pula kepalaku; sesungguhnya aku khuatir bahawa kamu akan berkata {kepadaku}: " Kamu telah memecah antara Bani Isra'il dan kamu tidak memelihara amanatku." 95~ Berkatalah Musa: "Apakah yg mendorongmu {berbuat demikian} hai Samiri?" 96~ Samiri menjawab: "Aku mengetahui sesuatu yg mereka tidak mengetahuinya maka aku ambil segenggam aari jejak rasul, lalu aku melemparkannya dan demikianlah nafsuku membujukku." 97~ berkata Musa: "Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagi kamu di dlm kehidupan di dunia ini hanya dapat menyatakan : Janganlah menyantuh {aku}." Dan sesungguuhnya bagimu hukuman {di akhirat} yg kami sesekali tidak dapat menghindarinya dan lihatlah tuhanmu itu yg kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya kemudian kami sesungguhnya akan menghamburkannya ke dlm laut {berupa abu yg berserakan} 98~ Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah yg tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu." { Thaha : 85 ~ 98 } "149~ Dan setelah mereka sgt menyesali perbuatanya dari mengetahui bhw mereka telah sesat, mereka pun berkata: "Sesungguhnya jika Tuhan kami tidak memberi rahmat kpd kami dan tidak mengampuni kami pastilah kami menjadi org-org yg rugi." { Al-A'raaf : 149 } "151~ Musa berdoa: "Ya Tuhanku ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dlm rahmat Engkau dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para Penyayang." { Al-A'raaf : 151 } "154~ Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya kembali luh-luh {Taurat} itu; dan dlm tulisannya terdpt petunjuk dan rahmatbutk org-org yg takut kpd Tuhannya. 155~ Dan Musa memilih tujuh puluh org dari kaumnya utk {memohonkan taubat kpd Kami} pada waktu yg telah Kami tentukan. Mak ketika mereka digoncang genpa bumi Musa berkata: "Ya Tuhanku! kalau Engkau kehendaki tentulah Engkau telah membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau akan membinasakan kami krn perbuatan org-org yg krg akal di antara kami? Itu hanyalah cubaan dari Engkau, Engkau sesatkan dgn cubaan itu siapa yg Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada

53

siapa yg Engkau kehendaki. Engkaulah yg memimpin kami maka ampunilah kami dan berikanlah kepada kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun sebaik-baiknya." { Al-A'raaf : 154 ~ 155 } "55~ Dan {ingatlah} ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu, sebelum kami melihat Allah dgn terang krn itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya" 56~ Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur." { Al-Baqarah : 55 ~ 56 } "63~ Dan {ingatlah} ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kmai angkatkan gunung { Thur Sina } di atas {seraya Kami berfirman} : "Peganglah teguh-teguh apa yg Kami berikan kpdmu dan ingatlah selalu apa yg ada di dlmnya, agar kamu bertakwa. Kemudian kamu berpaling setelah {adanya perjanjian} itu, maka kalau tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya atasmu, nescaya kamu tergolong org yg rugi." { Al-Baqarah : 63 ~ 64 } Bani Isra'il Mengembara Tidak Berketentuan Tempat Tinggalnya Tidak kurang-kurang kurniaan Allah yg diberikan kpd kaum Bani Isra'il. Mereka telah dibebaskan dari kekuasaan Fir'aun yg kejam yg telah menindas dan memperhambakan mereka berabad-abad lamanya. Telah diperlihatkan kpd mereka bagaimana Allah telah membinasakan Fir'aun , musuh mereka tenggelam di laut. Kemudian tatkala mereka berada di tengah-tengah padang pasir yg kering dan tandus, Allah telah memancarkan air dari sebuah batu dan menurunkan hidangan makanan "Manna dan Salwa" bagi keperluan mereka. Di samping itu Allah mengutuskan beberapa org rasul dan nabi dari kalangan mererka sendiri utk memberi petunjuk dan bimbingan kpd mereka. Akan tetapi kurnia dan nikmat Allah yg susul-menyusul yg diberikan kpd mereka, tidaklah mengubah sifat-sifat mereka yg tidak mengenal syukur, berkeras kepala dan selalu membangkang terhadap perintah Allah yg diwahyukan kepada rasul-Nya. Demikianlah tatkala Allah mewahyukan perintah-Nya kpd Nabi Musa utk memimpin kaumnya pergi ke Palestin, tempat suci yg telah dijanjikan oleh Allah kpd Nabi Ibrahim utk menjadi tempat tinggal anak cucunya, mereka membangkang dan enggan melaksanankan perintah itu. Alasan penolakan mereka ialah krn mereka harus menghadapi suku "Kana'aan" yg menurut anggapan mereka adalah org-org yg kuat dan perkasa yg tidak dapat dikalahkan dan diusir dgn aduan kekuatan. Mereka tidak mempercayai janji Allah melalui Musa, bhw dgn pertolongan-Nya mereka akan dapat mengusir suku Kan'aan dari kota Ariha utk dijadikan tempat pemukiman mereka selama-lamanya. Berkata mereka tanpa malu, menunjuk sifat pengejutnya kpd Musa: "Hai Musa, kami tidak akan memasuki Ariha sebelum org-org suku Kan'aan itu keluar. KAmi tidak berdaya menghadapi mereka dgn kekuatan fizikal kerana mereka telah terkenal sebagai org-org yg kuat dan perkasa. Pergilah engkau berserta Tuhanmu memerangi dan mengusir org-org suku Kan'aan itu dan tinggalkanlah kami di sini sambil menanti hasil perjuanganmu." Naik pitamlah Nabi Musa melihat sikap kaumnya yg pengecut itu yg tidak mau berjuang dan memeras keringat utk mendapat tempat pemukiman tetapi ingin memperolehnya secara hadiah atau melalui mukjizat sebagaimana mereka telah mengalaminya dan banyak peristiwa. Dan yg menyedihkan hati Musa ialah kata-kata mengejek mereka yg menandakan bhw dada mereka masih belum bersih dari benih kufur dan syirik kepada Allah. Dalam keadaan marah setelah mengetahui bahawa tiada seorg drp kaumnya yg akan mendampinginya melaksanakan perintah Allah itu, berdoalah Nai Musa kepada Allah: "Ya Tuhanku, aku tidak menguasai selain diriku dan diri saudaraku Harun, maka pisahkanlah kami dari org-org yg fasiq yg mengingkari nikmat dan kurnia-Mu."

Sebagaimana hukuman bagi Bani Isra'il yg telah menolak perintah Allah memasuki Palestin, Allah mengharamkan negeri itu atas mereka selama empat puluh tahun dan selama itu mereka akan mengembara berkeliaran di atas bumi Allah tanpa mempunyai tempat mukim yg tetap. Mereka hidup dlm kebingungan sampai musnahlah mereka semuanya dan datang menyusul generasi baru yg akan mewarisi negeri yg suci itu sebagaimana yg telah disanggupkan oleh Allah kpd Nabi Ibrahim a.s. Pokok cerita tersebut di atas dikisahkan oleh Al-Quran dlm surah "Al-Maidah ayat 20 sehingga ayat 26 sebagaimana berikut :~ "20~ Dan {ingatlah} ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu, dan dijadikannya kamu org-org merdeka dan diberi-Nya kpd mu apa yg belum pernah diberi-Nya kpd seorg pun di antara umat-umat yg lain." 21~ HAi kaumku, masuklah ke tanah suci {Palestin} yg telah ditentukan oleh Allah bagimu dan janganlah kamu lari kebelakang {krn takut kepada musuh} maka kamu akan menjadi org-org yg rugi. 22~ Mereka berkata: "Hai Musa, sesungguhnya dlm negeri itu ada org-org yg gagah perkasa sesungguhnya kami tidak sesekali akan memasukinya sebelum mereka keluar drpnya. Jika mereka keluar drpnya, pasti kami akan memasukinya" 23~ Berkatalah dua org di antara orrg-org yg takut {kpd Allah} yg Allah telah memberi nikmat atas keduanya: " Serbulah mereka melalui pintu gerbang {kota} itu, maka bila kamu memasukinya nescaya kamu akan menang. Dan hanya kpd Allah hendaklah kamu bertawakkal, jika kamu org-org yg beriman." 24~ Mereka berkata: "Hai Musa, kami sesekali tidak akan memasuki selama-lamanya selagi mereka ada di dlmnya krn itu pergilah kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja." 25~ Berkata Musa: "Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dgn org-org yg fasiq itu." 26~ Allah berfirman : {Jika demikian} maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun {selama itu} mereka akan berpusing-pusing kebingungan di bumi itu. Maka janagnlah kamu bersedih hati {memikirkan nasib} org-org yg fasiq itu." { Al-Maidah : 20 ~ 26 } Kisah Sapi Bani Isra'il Salah satu dari beberapa mukjizat yg telah dinerikan oleh Allah kpd Nabi Musa ialah penyembelihan sapi yg terkenal dgn sebutan sapi Bani ISra'il. Dikisahkan bhw ada seorg anak laki-laki putera tunggal dr seorg kaya-raya memperolehi warisan harta peninggalan yg besar dari ayahnya yg telah wafat tanpa meninggalkan seorg pewaris selain putera tunggalnya itu. Saudara-saudara sepupu dari putera tunggal itu iri hati dan ingin menguasai harta peninggalan yg besar itu atau setidak-tidaknya sebahagian daripadanya. Dan kerana menurut hukum yg berlaku pada waktu itu yg tidak memberikan hak kpd mereka utk memperoleh walau sebahagian dari peninggalan bapa saudara mereka , mereka bersekongkol utk membunuh saudara sepupu pewaris itu, sehingga bila ia sudah mati hak atau warisan yg besar itu akan jatuh kpd mereka. Pembunuh atas pewaris sah itu dilaksanakan menurut rencana yg tersusun rapi kemudian datanglah mereka kpd Nabi Musa melaporkan, bhw mereka telah menemukan saudara sepupunya mati terbunuh oleh seorg yg tidak dikenal identitinya mahupun tempat di mana iamenyembunyikan diri. Mereka mengharapkan Nabi Musa dapat menyingkap tabir yg menutupi peristiwa pembunuhan itu serta siapakah gerangan pembunuhnya. Utk keperluan itu, Nabi Musa memohon pertolongan Allah yg segera menwahyukan perintah kpdnya agar ia menyembelih seekor sapi dan dgn lidah sapi yg disembelih itu dipukullah mayat sang korban yg dgn izin Allah akan bangun kembali memberitahukan siapakah sebenarnya yg telah melakukan pembunuhan atas dirinya.

53

54

Tatkala Nabi Musa menyampaikan cara yg diwahyukan oleh Allah itu kpd kaumnya ia ditertawakan dan diejek krn akal mereka tidak dapat menerima bhw hal yg sedemikian itu boleh terjadi. Mereka lupa bhw Allah telah berkali-kali menunjukkan kekuasaan-Nya melalui mukjizat yg diberikan kpd Musa yg kadang kala bahkan lebih hebat dan lebih sukar utk diterima oleh akal manusia berbanding mukjizat yg mereka hadapi dlm peristiwa pembunuhan pewaris itu. Berkata mereka kpd Musa secara mengejek: "Apakah dgn cara yg engkau usulkan itu, engkau bermaksud hendak menjadikan kami bahan ejekan dan tertawaan org? Akan tetapi kalau memang cara yg engkau usulkan itu adalah wahyu, maka cubalah tanya kpd Tuhanmu, sapi betina atau jantankah yg harus kami sembelih? Dan apakah sifat-sifatnya serta warna kulitnya agar kami tidak dapat salah memilih sapi yg harus kami sembelih?" Musa menjawab: "Menurut petunjuk Allah, yg harus disembelih itu ialah sapi betina berwarna kuning tua, belum pernah dipakai utk membajak tanah atau mengairi tanaman tidak cacat dan tidak pula ada belangnya." Kemudian dikirimkanlah org ke pelosok desa dan kampung-kampung mencari sapi yg dimaksudkan itu yg akhirnya diketemukannya pd seorg anak yatim piatu yg memiliki sapi itu sebagai satu-satunya harta peninggalan ayahnya serta menjadi satu-satunya sumber nafkah hidupnya. Ayah anak yatim itu adalah seorg fakir miskin yg soleh, ahli ibadah yg tekun yg pada saat mendekati waktu wafatnya, berdoalah kpd Allah memohon perlindungan bagi putera tunggalnya yg tidak dapat meninggalkan warisan apa-apa baginya selain seekor sapi itu. Maka berkat doa ayah yg soleh itu terjuallah sapi si anak yatim itu dgn harga yg berlipat ganda krn memenuhi syarat dan sifat-sifat yg diisyaratkan oleh Musa utk disembelih. Setelah disembelih sapi yg dibeli dari anak yatim itu, diambillah lidahnya oleh Nabi Musa, lalu dipukulkannya pada tubuh mayat, yg seketika bangunlah ia hidup kembali dgn izin Allah, menceritakan kpd Nabi Musa dan para pengikutnya bagaimana ia telah dibunuh oleh saudara-saudara sepupunya sendiri. Demikianlah mukjizat Allah yg kesekian kalinya diperlihatkan kpd Bani Isra'il yg keras kepala dan keras hati itu namun belum juga dapat menghilangkan sifat-sifat congkak dan membangkang mereka atau mengikis-habis bibit-bibit syirik dan kufur yg masih melekat pada dada dan hati mereka. Ayat-ayat Al-Quran yg mengisahkan pokok cerita di atas, terdapat dlm surah "Al-Baqarah ayat 67 sehingga 73 sebagaimana tersebut di bawah ini :~ "67~ Dan {ingatlah} ketika Musa berkata kpd kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih sapi betina." Mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan." Musa menjawab: "Aku berlindung kpd Allah drp menjadi salah seorg dari org-org yg jahil." 68~ Mrk menjawab: "Mohonlah kpd Tuhanmu utk kami, agar Dia menerangkan kpd kami sapi betina apakah itu? Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bhw sapi betina itu adalah sapi betina yg tidak tua dan tidak muda pertengahan antara itu maka kerjakanlah apa yg telah diperintahkan kpdmu." 69~ Mereka berkata: "Mohonkanlah kpd Tuhanmu utk kami agar Dia menerangkan kpd kami apakah warnanya. Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bhw sapi betina itu adalah sapi betina yg kuning tua warnanya, lagi menyenangkan org-org yg memandangnya." 70~ Mrk berkata: "Mohonkanlah kpd Tuhanmu utk kami agar Dia menerangkan kpd kami bagaimana hakikat sapi betina itu, krn sesungguhnya sapi itu {masih} samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya-Allah akan dat petunjuk." 71~ Musa berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bhw sapi betina adalah sapi betina yg belum pernah dipakai utk membajak tanah dan tidak pula utk mengairi tanaman, tidak cacat, tidak ada belangnya." Mereka berkata: "Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yg sebenar." Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu. 72~ Dan {ingatlah} ketika kamu membunuh seorg manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yg selama ini kamu sembunyikan. 73~ Lalu Kami berfirman:
54

"Pukullah mayat itu dgn sebahagian anggota sapi betina itu." Demikianlah Allah menghidupkan kembali org-org yg telah mati dan memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti." { Al-Baqarah : 67 ~ 73 } Nabi Musa dan Al-Khidhir Pada suatu ketika berpidatolah Nabi Musa di depan kaumnya Bani Isra'il. Ia berdakwah kpd mereka, memberi nasihat dgn mengingatkan kpd mereka akan kurnia dan nikmat Allah yg telah dicurahkan kpd mereka yg sepatutnya diimbangi dgn syukur dan pelaksanaan ibadah yg tulus, melakukan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Kpd mereka yg beriman, bertaat dan bertakwa, Nabi Musa menjanjikan pahala syurga dan bagi mereka yg mengingkari nikmat Allah diancam dgn seksa api neraka. Begitu Nabi Musa mengakhiri pidatonya bangunlah di antara para hadiri bertanya kepadanya: "Wahai Musa, siapakah di atas bumi Allah ini paling pandai dan paling berpengetahuan?" "Aku", jawab Musa. Apakah tidak ada kiranya org yg lebih pandai dan lebih berpengetahuan daripadamu?" Tanya lagi si penanya itu. "Tidak ada" , ujar Musa seraya berkata dlm hati kecilnya: " Bukankah aku Nabi terbesar di antara Bani Isra'il? Aku adalah penakluk Fir'aun, pemegang berbagai mukjizat, yg telah dapat membelah laut dgn tongkatku dan akulah yg memperoleh kesempatan bercakap-cakap langsung dgn Tuhan. Maka kemuliaan apa lagi yg dapat melebihi kemuliaan serta kebesaran yg aku capai itu, yg belum pernah dialami dan dicapai oleh sesiapa pun sebelum aku." Rasa sombong dan keunggulan diri yg tercermin dalam kata-kata Nabi Musa, dicela oleh Allah yg memperingatkan kpdnya bhw ilmu itu adalah lebih luas utk dimiliki oleh seseorg walaupun ia adalah seorg rasul dan bhw bagaimana luasnya ilmu dan pengetahuan seseorg, nescaya akan terdapat org lain yg lebih pandai dan lebih alim daripadanya. Selanjutnya utk melanjutkan kekurangan yg ada pada diri Nabi Musa Allah memerintahkan kpdnya agar menemui seorg hamba-Nya di suatu tempat di mana dua lautan bertemu. Hamba yg soleh yg telah diberinya rahmat dan ilmu oleh Allah itu akan memberi tambahan pengetahuan dan ilmu kpd Nabi Musa sehingga dapat menjadikan sedar bhw tiada manusia yg dapat membanggakan diri dgn mengatakan bhw akulah org yg terpandai dan berpengetahuan luas di atas bumi ini. Berkata Musa kepada Tuhan: "Wahai Tuhanku, aku akan pergi mencari hamba-Mu yg soleh itu, bagi memperolehi bunga api ilmunya dan mendapat titisan air pengetahuan dan ilham yg Engkau telah berikan kepadanya." Allah berfirman kpd Musa: "Bawalah seekor ikan didalam sebuah keranjang dalam perjalananmu mencari dia dan ketahuilah bhw di tempat di mana engkau akan kehilangan ikan di dlm keranjang itu, di situ engkau akan menemui hamba-Ku yg soleh itu." Nabi Musa menyiapkan diri utk perjalanan yg jauh, didampingi oleh "Yusya' bin Nun" seorg drp para pengikutnya yg setia. Ia membawa bekal makanan dan minuman di antaranya sebuah keranjang yg terisi seekor ikan sesuai dgn petunjuk Allah. Ia berkeras hati tidak akan kembali sebelum ia dapat menemui hamba yg soleh itu walaupun ia harus melakukan perjalanan yg berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun bila perlu. Ia berpesan kpd teman sepejalanannya Yusya' bin Nun agar segera memberitahu kpdnya bilamana ikan yg di dlm keranjang yg dibawanya itu hilang. Tatkala Nabi Musa nerserta Yusya' bin Nun sampai di mana dua lautan bertemu yg telah diisyaratkan dlm firman Allah kpdnya, tertidurlah ia di atas sebuah batu yg besar yg berada di tepi lautan. Pada saat ia lagi tidur nyenyak, turunlah hujan rintik-rintik, membasahi seekor di dlm keranjang itu dan tanpa mereka ketahui melompatlah ikan tersebut itu masuk ke dalam laut. Setelah Musa terjaga dari tidurnya, bangunlah mereka meneruskan perjalanan yg tidak menentu arah mahupun tujuan. Dan dlm perjalanan yg sudah agak jauh, berhentilah Musa beristirehat sekadar utk

55

menghilangkan rasa penatnya seraya meminta dari Yusya bin Nun agar menyiapkan santapannya krn ia sudah sgt lapar. Ketika Yusya bin Nun membuka keranjang utk mengambil makanan teringatlah olehnya akan ikan yg hilang dan melompat ke dlm laut. Maka berkatalah Yusya' kepada Nabi Musa: "Aku telah dilupakan oleh syaitan utk memberitahu kpdmu segera, bhw tatkala engkau berada di atas batu karang sedang tidur nyenyak, ikan kami yg berada di dlm keranjang tiba-tiba hidup kembali setelah kejatuhan air hujan dan melompat masuk ke dlm laut. Sepatutnya aku melapurkan kkpdmu segera, sesuai dgn pesananmu, namun aku dilupakan oleh syaitan." Wajah Nabi Musa berseri-seri menjadi kegirangan mendengar berita itu dari Yusya' krn telah dapat mengetahui di mana ia akan dapat bertemu dgn hamba Allah yg dicari itu. Berkata Musa kpd Yusya': "Inilah tempat yg kami tuju dan disini kami akan menemui org yg kami cari. Marilah kami kembali ke tempat batu karang itu yg menjadi tempat tujuan terakhir dari perjalanan kami yg jauh ini." Setiba mereka kembali di tempat di mana mereka kehilangan ikan, mereka melihat seorg bertubuh kurus langsing yg pada wajahnya tampak cahaya dan iman serta tanda-tanda org soleh. Ia sedang menutpi tubuhnya dan pakaiannya sendiri, yg segera disingkapnya ketika mendengar kata-kata salam Nabi Musa kepadanya. "Siapakah engkau?" bertanya org soleh itu. Musa menjawab: "Aku adalah Musa." Bertanya kembali org soleh itu: "Musa, nabi Bani Isra'ilkah?" "Betul", jawab Musa, seraya bertanya: "Dari manakah engkau mengetahui bahawa aku adalah Nabi Bani Isra'il?" "Dari yg mengutusmu kpdku", jawab org soleh itu. "Inilah hamba Allah yg aku cari", berkata Musa dlm hatinya, seraya mendekatinya dan berkata kepadanya: "Dapatkah engkau memperkenankan aku mengikutimu dan berjalan bersamamu ke mana saja engkau pergi sebagai bayanganmu dan sebagai muridmu? Aku akan mematuhi segala petunjuk dan perintahmu." Hamba soleh atau menurut banyak pendapat ahli-ahli tafsir Nabi Al-Khidhir itu menjawab: "Engkau tidak akan sabar dan tidak dapat menahan diri bila engkau mengikutiku dan berjalan bersamaku. Engkau akan mengalami dan melihat hal-hal yg ajaib yg sepintas lalu nampak seakan-akan perbuatan yg salah dan mungkar namun pada hakikatnya adalah perbuatan benar dan wajar dab engkau sebagai manusia tidak akan berdiam diri melihatku melakukan perbuatan dan tingkah laku yg ganjil menurut pandanganmu." Musa menjawab dgn sikap seorg murid yg ingin belajar dan menambah pengetahuan : "Insya-Allah engkau akan mendapati aku seorg yg sabar yg tidak akan melanggar sesuatu perintah atau petunjuk daripadamu." Berkata Al-Khidhir kepada Musa: "JIka engkau benar-benar ingin mengikutiku dan berjalan bersamaku maka engkau harus berjanji tidak akan mendahului bertanya tentang sesuatu sebelum aku memberitahukan kpdmu. Engkau harus berjanji bhw engkau tidak akan menentang segala perbuatan dan tindakan yg aku lakukan dihadapan mu walaupun menurut pandanganmu itu salah dan mungkar. Aku dgn sendirinya memberi alasan dan tafsiran bagi segala tindakan dan perbuatanmu kpdmu kelak pada akhir perjalanan kami berdua." Dgn diterimanya pesyaratan Nabi Al-Khidhir oleh Musa yg berjanji akan mematuhinya bulat-bulat, maka diajaklah Nabi Musa mengikutinya dlm perjalanan. Pelanggaran pertama terhadap persyaratan Al-Khidhir terjadi tatkala mereka sampai di tepi pantai, di mana terdapat sebuah perahu sedang berlabuh. Nabi Al-Khidhir meminta pertolongan pemilik perahu itu, agar menghantar mereka di suatu tempat yg di tuju. Dengan senang hati diangkutlah mereka berdua secara percuma tanpa bayaran bahkan dihormati dan diberi layanan yg baik kerana dilihatnya oleh pemilik perahu bhw kedua org itu memiliki sifat-sifat dan ciri-ciri yg tidak terdapat pada org biasa.
55

Tatkala mereka berada dlm perut perahu yg sedang meluncur dgn lajunya di antara gelombanggelombang tiba-tiba Musa melihat Al-Khidhir melubangi perahu itu dgn mengambil dua keping kayunya. Perbuatan mana yg dianggap oleh Musa suatu gangguan dan pengrosakan bagi milik seseorg yg telah berbuat baik terhadap mereka. Musa lupa akan janjinya sendiri dan ditegulah Al-Khidhir dgn berkata: "Engkau telah melakukan perbuatan mungkar dgn merosak dan melubangi perahu ini. Apakah dgn perbuatan kamu ini engkau hendak menenggelamkan perahu ini dgn semua penumpangnya? Tidakkah engkau merasa kasihan kpd pemilik perahu ini yg telah berjasa kpd kami dan menghantarkan kami ke tempat yg kami tuju tanpa membayar sesen pun?" Berkata Al-Khidhir menjawab teguran Musa: "Bukankah aku telah katakan kepadamu bahawa engkau tidak akan sabar menahan diri melihat tindak-tandukku di dlm perjalanan menyertaiku." Musa berkata: "Maafkanlah daku. Aku telah lupa akan janjiku sendiri. Janganlah aku dipersalahkan dan dimarahi akan kelupaanku." Permintaan maaf Musa diterimalah oleh Al-Khidhir dan tibalah meeka berdua di tempat yg dituju di sebuah pantai. Kemudian perjalanan dilanjutkan di darat dan bertemulah mereka dgn seorg anak lakilaki yg sedang bermain-main dgn kawan-kawannya. Tiba-tiba dipanggillah anak itu oleh Al-Khidhir, dibawanya ke tempat yg agak jauh, dibaringkannya dan dibunuhnya seketika itu. Alangkah terperanjatnya Musa melihat tindakan Al-Khidhir yg dgn sewenang-wenangnya telah membunuh seorg anak yg tidak berdosa, seorg yg mungkin sekali dlm fikiran Musa adalah harapan satu-satunya bagi kedua org tuanya. Musa sebagai Nabi yg diutus oleh Allah utk memerangi kemungkaran dan kejahatan tidak dapat berdiam diri melihat Al-Khidhir melakukan pembunuhan yg tiada beralasan itu, maka ditegurlah ia seraya berkata: "Mengapa engkau telah membunuh seorg anak yg tidak berdosa? Sesungguhnya engkau telah melakukan perbuatan yg mungkar dan keji." Al-Khidhir menjawab dgn sikap dinginnya: "Bukankah aku telah berkata kpdmu, bhw engkau tidak akan sabar menahan diri berjalan dgn aku?" Dgn rasa malu mendengar teguran Al-Khidhir itu, berucaplah Musa: "Maafkanlah aku utk kedua kalinya dan perkenankanlah utk aku meneruskan perjalanan bersamamu dgn pergertian bhw bila terjadi lagi perlanggaran dari pihakku utk kali ketiganya, maka janganlah aku diperbolehkan menyertaimu seterusnya.Sesungguhnya telah cukup engkau memberi uzur dan memberi maaf kepadaku." Dgn janji terakhir yg diterima oleh Al-Khidhir dari Musa diteruskanlah perjalanan mereka berdua sampai tiba di suatu desa di mana mereka ingin beristirehat utk menghilangkan lelah dan penat mereka akibat perjalanan jauh yg telah ditempuh. Mereka berusaha utk mendapat tempat penginapan sementara dan sedikit bahan makanan utk sekadar mengisi perut kosong mereka, namun tidak seorg pun dari penduduk desa yg memang terkenal bachil {pelit} itu yg mahu menolong mereka memberi tempat beristirehat atau sesuap makanan sehingga dgn rasa kecewa mereka segera meninggalkan desa itu. Dlm perjlnan Musa dan Al-Khidhir hendak keluar dari desa itu mereka melihat dinding salah satu rumah desa itu nyaris roboh. Segera AL-Khidhir menghampiri dinding itu dan ditegakkannya kembali. Dan secara spontan, tanpa disedar, berkata Musa kepada Al-Khidhir: "Hairan bin ajaib, mengapa engkau berbuat kebaikan bagi org0org yg jahat dan pelit ini. Mereka telah menolak utk memberi kepada kami tempat istirehat dan sesuap makanan utk perut kami yg lapar. Sepatutnya engkau menuntut upah bagi usahamu menegakkan dinding itu, agar dgn upah yg engkau perolehi itu dapat kami menutupi keperluan makan minum kami."

56

Al-Khidhir menjawab: "Wahai Musa, inilah saat utk kami berpisah sesuai dgn janjimu yg terakhir. Cukup sudah aku memberimu kesempatan dan uzur. Akan tetapi sebelum kami berpisah , akan aku berikan kpdmu tujuan serta alasan-alasan perbuatan-perbuatanku yg engkau rasakan tidak wajar dan kurang patut." "Ketahuilah hai Musa", Al-Khidhir melanjutkan huraiannya,"bahawa pengrosakan bahtera yg kami tumpangi itu adalah dimaksudkan utk menyelamatkannya dari pengambil-alihan oleh seorg raja yg zalim yg sedang mengejar di belakang bahtera itu. Sedang bahtera itu adalah milik org-org fakir-miskin yg digunakan sebagai sarana mencari nafkah bagi hidup mereka sehari-hari. Dgn melubangi yg aku lakukan dlm bahtera itu, si raja yg zalim itu akan berfikir dua kali utk merampas bahtera itu yg dianggapnya rosak dan berlubang itu. Maka perbuatanku yg pada lahirnya adalah pengrosakan milik org, namun tujuannya ialah menyelamatkannya dari tindakan perampasan sewenang-wenangnya." "Adapun tentang anak yg aku bunuh itu ialah bertujuan menyelamatkan kedua org tuanya dari gangguan anak yg durhaka itu. Kedua org tua anak itu adalah org-org yg mukmin, soleh dan bertakwa yg aku khuatirkan akan menjadi tersesat dan melakukan hal-hal yg buruk krn dorongan anaknya yg durhaka itu. Aku harapkan dgn matinya anak itu Allah akan mengurniai anak pengganti yg soleh dan berbakti kpd mereka berdua." Sedang mengenai dinding rumah yg ku perbaiki dan ku tegakkan kembali itu adalah krn dibawahnya terpendam harta peninggalan milik dua org anak yatim piatu. Ayah mereka adalah org yg soleh ahli ibadah dan Allah menghendaki bhw warisan yg ditinggalkan utk kedua anaknya itusampai ketangan mereka selamat dan utuh bila mereka sudah mencapai dewasanya, sebagai rahmat dari Tuhan serta ganjaran bagi ayah mereka yg soleh dan bertakwa itu." "Demikianlah wahai Musa, apa yg ingin engkau ketahui tentang tujuan tindakan-tindakanku yg sepintas lalu engkau anggap buruk dan melanggar hukum. Semuanya itu telah kulakukan bukan atas kehendakku sendiri tetapi atas tuntunan wahyu Allah kepadaku." Kisah Musa dan Al-Khidir ini dapat dibaca dlm surah "Al-Kahfi" ayat 60 sehingga ayat 82 yg bermaksud :~ "60~ Dan {ingatlah} ketika Musa berkata kepada muridnya: "Aku tidak akan berhenti berjalan sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun." 61~ Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. 62~ Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh berkatalah Musa kpd muridnya: "Bawalah kemari makanan kita sesungguhnya kita telah merasa letih krn perjalanan kita ini." 63~ Muridnya menjawab: "Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa menceritakan tentang ikan itu dan tidaklah yg melupakan aku utk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dgn cara yg aneh sekali." 64~ Musa berkata: "Itulah tempat yg kita cari." Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka sendiri. 65~ Lalu mereka bertemu dgn seorg hamba di antara hamba-hamba Kami, yg telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. 66~ Musa berkata Al-Khidhir: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yg benar di antara ilmu-ilmu yg telah diajarkan kpdmu?" 67~ Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sesekali kamu tidak akan sanggup sabar bersamaku, 68~ dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yg kamu belum mempunyai pengetahuan yg cukup tentang hal itu?" 69~ Musa berkata: "Insya-Allah kamu akan mendapati aku sebagai seorg yg sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun." 70~ Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa pun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu." 71~ Maka berjalanlah keduanya, hingga keduanya menaiki perahu, lalu Al-Khidhir melubanginya. Musa berkata: "Mengapa kamu melubangi perahu itu yg akibatnya kamu menenggelamkan penumpamgnya?" Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yg besar. 72~ Dia {Al-Khidhir} berkata: "Bukankah aku telah katakan:
56

"Sesungguhnya kamu sesekali tidak akan sabar bersama dgn aku." 73~ Musa berkata: "Janganlah kamu menghukum aku kerana kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dgn sesuatu kesulitan dlm urusanku," 74~ Maka berjalanlah keduanya hingga tatkala keduanya berjumpa dgn seorg pemuda maka Al-Khidhir membunuhnya. Musa berkata : "Mengapa kamu bunuh jiwa yg bersih, bukan kerana dia membunuh org lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yg mungkar." 75~ Al-Khidhir berkata: "Bukankah sudah kukatakan kepadamu bhw sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?" 76~ MUsa berkata: "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah {kali ini} maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku." 77~ Maka keduanya berjalan hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk negeri itu tetapi penduduk negeri itu tidak mahu menjamu mereka kemudian keduanya dapati dlm negeri itu ada dinding rumah yg hampir roboh, maka Al-Khidhir menegakkan dinding itu. Musa berkata: "Jikalau kamu mahu nescaya kamu akan mengambil upah utk itu." 78~ Al-Khidhir berkata : "Inilah perpisahan antara aku dgn kamu kelak akan ku beritahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yg kamu tidak dapat sabar terhadapnya. 79~ Adapun bahter itu adalah kepunyaan org-org miskin yg bekerja di laut dan aku bertujuan merosakkan bahtera itu kerana di hadapan mereka ada seorg raja yg merampas tiaptiap bahtera. 80~ Dan ada pun anak muda itu maka kedua org tuanya adlah org-org mukmin dan kami khuatir bhe dia akan mendorong kedua org tuanya itu kpd kesesatan dan kekafiran. 81~ Dan kami menghendaki supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dgn anak lain yg lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dlm kasih sayangnya {kpd ibubapanya}. 82~ Adapun dinding rumah itu kepunyaan dua org anak muda yg yatim di kota itu sedang ayahnya adalah seorg yg soleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu dan bukanlah aku melakukannnya itu menurut kemahuanku sendiri. Demikianlah itu adlah tujuan perbuatan-perbuatan yg kamu tidak dapat sabar terhadapnya." { Al-Kahfi : 60 ~ 82 } Nabi Musa dan Qarun si Kaya Raya Qarun adalah nama seorg drp kaum Nabi Musa dan keluarganya yg dekat. Ia dikurniai Allah kelapangan rezeki dan kekayaan harta benda yg besar yg tidak ternilai bilangannya. IA hidup mewah, selalu mujur dlm usahanya mengumpulkan kekayaan, sehingga menjadi padatlah khazanahnya dgn harta benda dan benda-2 yg sgt berharga. Sampai-2 para juru kuncinya tidak berdaya membawa atau memikul kunci-2 peti khazanahnya krn sgt byk dan beratnya. Ia hidup secara mewah dan menonjol di antara kaum dan penduduk kotanya. Segala-galanya adlah luar biasa dan lain drp yg lain. Gedung-2 tempat tinggalnya ,pakaiannya sehari-hari ,pelayan-2nya dan hamba-2 sahayanya yg bilangannya melebihi keperluan. Dan walaupun ia tenggelam dlm lautan kenikmatan duniawi yg tiada taranya pada masa itu, ia merasa masih belum puas dgn tingkat kekayaan yg ia miliki dan terus berusaha mengisi khazanahnya yg sudah padat itu, sifat mausia yg serakah yg tidak akan pernah puas dgn apa yg sudah dicapai. Jika ia sudah memiliki segantang emas ia ingin memperolhi segantang yg kedua dan demikian seterusnya. Sebagaimana halnya dgn kebykan org-org kaya yg telah dimabukkan oleh harta bendanya maka Qarun tidak merasa sedikit pun bhw dia mempunyai kewajiban sosial dgn harta kekayaannya itu. Ia dlm hidupnya hanya memikirkan kesenangan dan kesejahteraan peribadinya, memikirkan bagaimana ia dapat menambahkan kekayaannya yg sudah melimpah-limpah itu. Ia telah dinasihati oleh pemuka-2 kaumnya agar ia menyediakan sebahagian daripada kekayaannya bagi menolong para fakir miskin, menolong org-org yg telanjang yg tidak berpakaian dan lapar tidak dapat makanan. Ia diperingatkan bhw kekayaan yg ia perolehi itu adalah kurniaan dari Tuhan yg harus disyukuri dgn beramal kebajikan terhadap sesama manusia dan melakukan perbuatan-2 yg dapat meringankan penderitaan org-org yg ditimpa musibah atau menderita cacat. Diperingatkan bhw Allah yg telah memberinya rezeki yg luas itu dapat sewaktu-waktu mencabutnya bila ia melalaikan kewajiban sosialnya.

57

Nasihat yg baik dan peringatan yg jujur yg dikemukakan oleh pemuka-pemuka kaumnya itu tidak diendahkan oleh Qarun dan tidak mendapat tempat didlm hatinya.Ia bahkan merasa bhw krn kekayaannya ialah yg harus memberi nasihat dan bukan menerima nasihat. Org harus tunduk kpdnya, mematuhi perintahnya, mengiakan kata-katanya dan membenarkan segala tindak tanduknya. IA menyombongkan diri dgn mengatakan kpd org-org yg memberikan nasihat itu bhw kekayaan yg ia miliki adalah semata-mata hasil jerih payahnya dan hasil kecekapan dan kepandaiannya berusaha dan bukan merupakan kurnia atau pemberian dari sesiapa pun. Krnnya ia bebas menggunakan harta kekayaannya menurut kehendak hatinya sendiri dan tidak merasa terikat oleh kewajipan sosial berupa pertolongan dan bantuan kpd para fakir miskin dan para penderita yg memerlukan bantuan dan pertolongan. Sebagai tentangan bagi para org yg menasihatinya, Qarun makin meningkatkan cara hidup mewahnya dan secara menyolok mempamerkan kekayaannya dgn berlebih-lebihan. Bila ia keluar, Ia mengenakan pakaian dan perhiasan yg bergemerlapan, membawa pengantar dan pembantu lebih banyak daripada biasanya dan mengenderai kuda-kuda yg dihiasi dgn indah dan cantik. Kemewahan yg ditonjolkan secara menyolok itu ,merasakan iri-hati dikalangan penduduk terutama mereka yg masih lemah imannya. Mereka berbisik-bisik diantara sesama mereka mengeluh dgn berkata: "Mengapa kami tidak diberi rezeki dan kenikmatan seperti yg telah diberikan kpd Qarun? Alangkah mujurnya nasib Qarun dan alangkah bahagianya dia dlm hidupnya di dunia ini! Dan mengapa Tuhan melimpahkan kekayaan yg besar itu kpd Qarun yg tidak mempunyai rasa belas kasihan terhadap org-org yg melarat dan sengsara, org-org yg fakir dan miskin yg memerlukan pertolongan berupa pakaian mahupun makanan.Dimanakah letak keadilan Allah yg Maha Pemurah lagi Maha Pengasih itu?" Qarun yg tidak mengabaikan anjuran org, agar ia secara sukarela menyediakan sebahagiaan harta kekayaannya utk disedekahkan kpd org-org yg memerlukannya, melarat dan miskin akhirinya didatangi oleh Nabi Musa menyampaikan kpdnya bhw Allah telah mewahyukan perinyah berzakat bagi tiap-tiap org yg kaya dan berada. Diterangkan oleh Musa kepadanya bhw dlm harta kekayaan tiap ada bahagian yg telah ditentukan oleh Tuahn sebagai hak org-org yg melarat dan fakir miskin yg wajib diserahkan kpd mereka. Qarun merasa jengkel memerima perintah wajib berzakat itu dan menyatakan keraguan dan kesangsian kepada Musa. Ia berkata: "Hai MUsa kami telah membantumu dan menyokongmu dlm dakwahmu kpd agama barumu. Kami telah menuruti segala perintahmu dan mendengarkan segala kata-katamu. Sikap kami yg lunak itu terhadap dirimu telah memberanikan engkau bertindak lebih jauh dari apa yg sepatutnya dan mulailah engkau ingin meraih harta benda kami. Engkau rupanya ingin juga menguasai harta kekayaan kami setelah kami serahkan kpdmu hati dan fikiran kami sebulat-bulatnya. Dgn perintah wajib zakatmu ini engkau telah membuka topengmu dan menunjukkan dustamu dan bhw engkau hanya seorg pendusta dan ahli sihir belaka." Tuduhan Qarun yg ingin melepaskan dirinya dari wajib berzakat itu ditolak oleh Nabi Musa yg menegaskan kembali bhw kewajiban berzakat iut tidak dapat ditawar-tawar dan harus dilaksanakan krn ia adalah perintah Allah yg harus ditaati dan dilaksanakan dgn semestinya. Quran tidak dapat jalan utk mengelakkan diri dan kewajiban zakat itu setelah berbantah dan berdebat dgn Musa maka ia menyerah dan ditentukan berapa besar yg harus ia keluarkan zakat harta kekayaannya. Setelah tiba di rumah dan menghitung-hitung bahagian yg harus dizakatkan dari harta miliknya Qarun merasa terlampau besar yg harus dizakatkan dan merasa sayang bhw ia harus mengeluarkan dari khazanahnya sejumlah wang tanpa meperolehi imbalan sesuatu keuntungan dan laba. Fikir punya fikir

dan timbang punya timbang akhirnya Qarun mengambil keputusan utk tidak akan mengeluarkan zakat walau apapun yg akan terjadi akibat tindakannya itu. Utk menguatkan aksi pemboikotannya terhadap kewajiban mengeluarkan zakat, Qarun menyebarkan fitnah kpd Nabi Musa dgn maksud menarik org agar menjadikan penunjang aksinya dan mengikutinya menolak menolak kewajiban mengeluarkan zakat sebagaimana diperintahkan oleh Nabi Musa. Ia menyebarkan fitnah seolah-olah Nabi Musa dgn dakwahnya dan penyiaran agama barunya bertujuan ingin memperkayakan diri dan bhw perintah zakatnya itu adalah merupakan cara perampasan yg halus terhadap milik-milik para pengikutnya. Lebih jahat lagi utk menjatuhkan Nabi Musa dan kewibawaannya, Qaru bersekongkol dgn seorg wanita yg diajarinya agar mengaku didepan umum bhw ia telah melakukan perbuatan zina dgn Musa. Akan tetapi Allah tidak rela nama Rasul-Nya tercemar oleh tuduhan palsu yg diaturkan oleh Qarun itu. Maka digerakkanlah hati wanita sewaannya itu utk mengatakan keadaan yg sebenarnya dan bhw apa yg ia tuduhkan kpd Nabi Musa adalah fitnahan dan ajaran Qarun semata-mata dan bahawasannya Musa adalah bersih dari perbuatan yg dituduh itu. Setelah ternyata bagi Nabi Musa bhw Qarun tidak beriktikad baik dan bhw ia tidak dapat diharap menjadi pengikut yg soleh yg mematuhi perintah-2 Allah terutama perintah wajib zakat bahkan ia dapat merosakkan akhlak dan iman para pengikut Musa dgn sikap dan cara hidupnya yg berlebih-lebihan mewahnya, ditambahkan pula usahanya yg tidak henti-2 merosakkan kewibawaan Nabi Musa dgn melontarkan fitnahan dan berbagai hasutan maka habislah kesabaran Nabi Musa ,lalu berdoa ia kpd Allah agar menurunkan azab-Nya atas diri Qarun yg sombong dan congkak itu, agar menjadi pengajaran dan ibrah bagi kaumnya yg sudah mulai goyah imannya melihat kenikmatan yg berlimpahlimpah yg telah Allah kurniakan kpd Qarun yg membangkang itu. Maka dgn izin Allah yg telah memperkenankan doa Nabi Musa terjadilah tanah runtuh yg dahsyat di atas mana terletak bangunan gedung-gedung yg mewah tempat tinggal Qarun dan tempat penimbunan kekayaannya. Terbenamlah seketika itu Qarun hidup-hidup berserta semua milik kekayaan yg menjadi kebaggaannya. Peristiwa yg menimpa Qarun dan harta kekayaannya itu menjadi ibrah bagi pengikut-2 Nabi Musa serta ubat rohani bagi mereka yg beriri hati dan mendambakan kenikmatan dan kemewahan hidup sebagaimana yg telah dialami oleh Qarun. Mereka berkata seraya bersyukur kpd Allah: "Sekiranya Allah telah melimpahkan rahmat dan kurnia-Nya, nescaya kami dibenamkan pula seperti Qarun yg selalu kami inginkan kedudukan duniawinya. Sesungguhnya kami telah tersesat ketika kami beriri hati dan mendambakan kekayaannya yg membawa binasa baginya. Aduhai benar-2 tidaklah beruntung orgorg yg mengingkari nikmat Allah." Isi cerita tersebut di atas dapat dibaca dlm surah "Qashash" ayat 76 sehingga 82 dan surah "Al-Ahzaab" ayat 69 sebagaimana berikut :~ "76~Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa maka ia berlaku aniaya terhadap mereka dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yg kunci-nya sungguh berat dipikul oleh sejumlah org yg kuat-2. {Ingatlah{ ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga sesungguhnya Allah tidak menyukai org-org yg terlalu membanggakan diri." 77~ Dan carilah pada apa yg telah dianugerahkan kpd mu {kebahagiaan} negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari {kenikmatan} duniawi dan berbuat baiklah {kpd org lain} sebagaimana Allah telah berbuat baik kpdmu dan janganlah kamu berbuat kerosakkan di {muka} bumi ini. Sesungguhnya Allah tidak menyukai org-org yg berbuat kerosakkan. 78~ Qarun berkata: "Sesungguhnya aku diberi harta itu krn ilmu yg ada padaku." Dan apakah ia tidak mengetahui bahwasannya Allah sungguh telah membinasakan umat-2 sebelumnya yg lebih kuat daripadanya dan lebih banyak mengumpulkan harta?

57

58

Dan tidaklah perlu ditanya kpd org-org yg berdosa itu tentang dosa-dosa mereka. 79~ Mak keluarlah Qarun kpd kaumnya dgn kemegahannya. Berkatalah org-org yg menghendaki kehidupan dunia: " Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yg telah diberikan kpd Qarun , sesungguhnya ia benarbenar mempunyai peruntungan yg besar." 80~ Berkatalah org-org yg telah dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yg besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebihbaik bagi org-org yg beriman dan beramal soleh dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh org-org yg sabar." 81~ Mak Kami benamkan Qarun berserta rumahnya ke dlm bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yg menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk org-org {yg dapat} membela {dirinya}. 82~ Dan jadilah org-org yg kelmarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu berkata: "aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yg dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya. Kalau Allah tidak melimpahkan kurnia-Nya atas kita benar-benar Dia {Allah} telah membenamkan kita {pula}. Aduhai benarlah, tidak beruntung org-org yg mengingkari {nikmat} Allah." { Al-Qashash : 76 ~ 82 } "Hai org-org yg beriman, janganlah kamu menjadi seperti org-org yg menyakiti Musa maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yg mereka katakan. Dan adalah dia seorg yg mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah." { Al-Ahzaab : 69 } Thalout Diangkat Sebagai Raja Bani Isra'il Setelah Bani Isra'il memasuki Palestin dan menguasainya di bawah pimpinan Yusya bin Nun mereka selalu menjadi sasaran penyerbuan dan serangan dari bangsa-2 sekelilingnya, seperti suku Amaliqah dari bangsa Arab, bangsa Palestin sendiri dan bangsa Aramiyin. Kemenangan dan kekalahan di antara meeka silih berganti. Pada suatu waktu datanglah bangsa Palestin penduduk "Usydud" suatu daerah dekat Gaza menyerbu dan menyerang mereka dan terjadilah pertempuran yg berakhir dgn kemenangan bangsa Palestin yg berhasil, mencerai-beraikan Bani Israil dan merampas benda keramat mereka yg bernama "Tabout", iaitu sebuah peti tempat penyimpanan kitab Taurat. Peti yg disebut Tabout itu adlah merupakan salah satu dari banyak kurnia yg telah diberikan oleh Allah kpd Bani Isra'il. Mereka menganggap Tabout itu suatu benda keramat yg dapat menginspirasikan kekuatan dan keberanian kpd mereka dikala menghadapi musuh. Maka krnnya dlm tiap medan perang dibawanyalah Tabout itu utk memberi kekuatan batin dan semangat juang bagi mereka memberi rasa berani bagi mereka dan rasa takut bagi musuh. Maka dgn dirampasnya Tabout itu oleh bangsa Palestin hilanglah pegangan mereka dan berantakanlah barisannya, retaklah kesatuannya sehingga menjadi laksana binatang ternakan yg ditinggalkan gembalanya. Dan memang sejak ditinggalkan oleh Nabi Mua, Bani Isra'il tidak mempunyai seorg raja atau seorg pemimpin yg berwibawa yg dapat mengikat mereka di bawah satu bendera dan menghimpun mereka di bawah satu komando bila terjadi serangan dari luar dan penyerbuan oleh musuh. Mereka hanya dipimpin oleh hakim-hakim penghulu yg memberi tuntunan kpd mereka dlm bidang keagamaan dan kadangkala menjadi juru damai jika timbul perselisihan dan sengketa di antara sesama mereka. Di antara penghulu itu terdapat seorg penghulu yg paling disegani dan di hormati bernama Somu'il. Katakatanya selalu didengar dan nasihat-2nya selalu diterima dan ditaati. Kpd Somu'il datanglah beberapa pemuda Bani Isra'il yg merasa sedih melihat keadaan kaumnya menjadi kacau bilau dan bercerai berai setelah dikalahkan oleh bangsa Palestin dan dikeluarkan dari negeri mereka serta dirampasnya Tabout yg merupakan peti wasiat dan benda keramat bagi mereka. Mereka mengutarakan kpd Samu'il bhw mereka memerlukan seorg pemimpin yg kuat yg berwibawa dan mempunyai kekuasaan sebagai seorg raja utk menghimpun mereka dan seterusnya menjadi panglima perang.

Samu'il yg mengenal baik watak mereka dan titik-titik kelemahan serta sifat-2 licik dan pembangkang yg meletak pada diri mereka berkata: "Aku khuatir bhw kamu akan takut dan enggan bertempur melawan musuh bila kepadamu diperintahkan utk berperang menghalau musuh dari negerimu." Mereka menjawab: "Bagaimana kami menolak perintah semacam itu dan enggan maju bertempur melawan musuh sedangkan kami telah dihina diusir dari rumah-rumah kami dan dipisahkan dari sanak keluarga kami. Bukankah suatu hal yg memalukan dan menurun darjat kami sebagai bangsa, bila dlm keadaan yg sedang kami alami ini, kami masih juga enggan berperang melawan musuh yg datang menyerang dan menyerbu daerah kami. Kami akan maju dan tidak akan gentar masuk dlm medan perang, asalkan saja kami akan dapat pimpinan dari seorg yg cekap, berani serta berwibawa sehingga komandonya dan segala perintahnya akan dipatuhi oleh kaum kami semuanya." Somu'il berkata: "Jika demikian ketetapan hatimu dan demikian pula keinginanmu utk memperoleh seorg raja yg akan memimpin dan membimbing kamu , maka berilah waktu kpdku utk beristikharah memohon pertolongan Allah menunjukkan kpdku seseorg yg patut dan layak menjadi raja bagimu." Di dlm istikharahnya, Somuil mendapat ilham dan petunjuk dari Allah, agar ia memilih serta mengangkat seorg yg bernama "Thalout" menjadi raja Bani Isra'il. Dan walaupun ia belum pernah mendengar nama itu atau mengenalkan orgnya Allah akan memberinya jalan dan tanda-tanda yg akan memungkinkan ia bertemu muka dgn org itu dan mengenalinya dgn segera. Thalout adalah seorg berbadan gemuk dan jangkung, tegak, kuat dan berparas tampan. Dari pancaran kedua matanya org dapat mengetahui bhw ia adalah seorh yg cerdik, cekap dan bijaksana, memiliki hati yg tabah dan berani. IA hidup dan bertempat tinggal di sebuah desa yg agak terpencil sehingga tidak banyak dikenal org. Ia hidup bersama ayahnya bercucuk tanam dan memelihara haiwan ternak. Pada suatu hari di kala Thalout sedang sibuk bersama ayahnya menguruskan tanah ladangnya terlepaslah dari kadang seekor keldai dari haiwan-2 peliharaannya dan menghilang sesat. Pergilah Thalout bersama seorg bujangnya mencari keldai yg hilang itu di celah-2 lembah dan bukit-2 di sekitar desanya, namun tidak berhasil menemukan kembali haiwan yg terlepas itu. Akhirnya ia mengajak bujangnya kembali krn khuatir ayahnya akan menjadi gelisah bila ia lebih lama meninggalkan rumahnya mencari keldai yg hilang itu. Berkata sang bujang kpd Thalout: "Kami sekarang sudah berada di daerah Shuf tempat dimana Somu'il berada. Alangkah baiknya kalau kami pergi kpdnya menanyakan kalau-2 ia dapat memberikan keterangan dan petunjuk kpd kami di mana kiranya kami dapat menemukan keldai kami itu. Ia adalah seorg nabi yg menerima petinjuk dari Tuhannya melalui para malaikat dan dia telah banyak kali mengungkapkan hal-hal ghaib yg ditanyakan oleh org kpdnya." Thalout menerima baik cadangan bujangnya dan berangkatlah mereka berdua menuju tempat tinggal Somu'il. Di tengah-2 perjalanan, mereka bertanya kpd beberapa gadis yg ditemuinya sedang menimpa air dari sebuah perigi: "Di manakah tempat tinggal Nabi Somu'il?" "Tidak usah kamu cepat-2 meneruskan perjalananmu. Somu'il sebentar lagi akan datang ke sini. Ia sedang ditunggu kedatangannya di atas bukit oleh rakyat tempat itu." Para gadis itu menjawab. Ternyata bahawa belum selesai para gadis itu memberikan keteranagnnya, muncullah Somu'il dgn wajahnya yg berseri-seri memancarkan cahaya kenabian dan kealiman yg mengesahkan. Thalout segera mendekati Somu'il dan setelah saling pandang memandang, berkatalah Thalout: "Wahai Nabi Allah, kami datang menemui bapak utk memohon pertolongan iaitu dapatkah kiranya kami diberi keterangan dan petunjuk di manakah kami dapat menemukan kembali keldai kami yg telah terlepas dari kandang dan menghilang tidak kami temukan jejaknya walaupun sudah tiga hari kami berusaha mencarinya."

58

59

Somu'il setelah memandang wajah Thalout dgn teliti sedarlah ia bhw inilah orgnya yg oleh Allah ditunjuk utk menjadi raja pemimpin dan penguasa Bani Isra'il. Ia berkata kpd Thalout: "Keldai yg engaku cari itu sedang berada dlm perjalanan kembali ke kandangnya di tempat ayahmu. Janganlah engkau rungsingkan fikiranmu dan ributkan dirimu dgn urusan keldai itu. Kerana aku memang mencarimu dan ingin menemuimu utk urusan yg lebih besar dan lebih penting dari soal keldai. Engaku telah dipilih oleh Allah utk memimpin Bani Isra'il sebagai raja, mempersatukan barisan mereka yg sudah kacau-balau serta membebaskan mereka dari musuh-musuh yg sedang menyerbu dan menduduki negeri mereka. Dan insya-Allah Tuhan akan menyertaimu memberi perlindungan kpdmu dan mengurniakan kemenangan dan kemujuran dlm segala sepak terajangmu." Thalout menjawab: "Bagaimana aku dapat menjadi seorg raja dan pemimpin Bani Isra'il sedang aku ini seorg dusun anak cucu Benyamin yg paling papa, terasing dari pengaulan org ramai, seorg anak tani dan penggembala haiwan yg tidak dikenal org?" Berkata Somu'il: "Itu adlah kehendak Allah dan perintah-Nya. Dan lebih tahu pada siapa Ia meletakkan amanat dan tugas-tugas-Nya. Dialah yg menugaskan dan Dia pulalah yg akan melengkapi segala kekuranganmu. Bersyukurlah engkau atas nikmat dan kurniaan Allah ini. Terimalah tugas suci ini dgn keteguhan hati dan kepercayaan penuh akan pertolongan dan perlindungan Allah kpdmu." Kemudian dipeganglah tangan Thalout, diangkatnya keatas seraya menghadap kpd kaumnya dan berkata: " Wahai kaumku, inilah orgnya yg oleh Allah telah dipilih utk menjadi rajamu. Ia berkewajiban memimpin kamu dan mengurus segala urusanmu dgn sebaik-baiknya dan setepat-tepatnya dan kamu berkewajiban taat kepadanya, mematuhi segala perintahnya dan berdiri tegak di belakang komandinya. Bersatu padulah kamu di bawah bendera raja Thalout dan bersiap-siaplah utk berjuang melawan musuhmusuhmu." Bani Isra'il yg sedang berkumpul mengerumuni somu'il mendengarkan pidato pelantikannya mengangkat Thalout sebagai raja, tercengang dan terkejut dan dgn mulut ternganga mereka melihat satu kpd yg lain, berpindahan pandangan mereka dari wajah Somu'il ke wajah thalout yg menandakan kehairanan dan ketidak-puasan dgn pengangkatan itu. Selintas pun tidak terfikir oleh mereka bhw seorg seperti Thalout yg papa dan miskin dan tidak dikenal org ialah yg akan dipilih oleh Somu'il soal pemilihan dan pengangkatan seorg raja bagi mereka. Berkata mereka kpd Somu'il: "Bagaimana seorg seperti Thalout ini akan dapat memimpin kami sebagai raja padahal ia seorg yg miskin yg tidak dikenal org dan pergaulan sehari-harinya hanya terbatas didesanya. selain ituia bukannya dari keturunan "Lawi" yg menurunkan para nabi Bani Israil, juga bukan dari keturunan "Yahuda" yg menurunkan raja-raja Bani Isra'il sejak dahulu kala. Ia pun tidak memiliki pengalaman dan kecekapan yg diperlukan oleh seorg raja utk mengurus serta mempertahankan kerajaannya. Mengapa tidak dipilih sahaja seorg drp mereka yg berada di kota yg pandai-pandai, berpengalaman dan berkeadaan cukup?" berkata Somu'il menanggapi keberatan-2 yg dikemukakan oleh kaumnya: "Pengurusan kerajaan dan pemimpin perang tidak memerlukan kebangsawanan atau kekayaan. Ia memerlukan kecekapan, kebijaksanaan, kecerdasan berfikir dan kecekatan bertindak. sifat-2 itu terdapat dalam dir Thalout di samping ia memiliki tubuh yg kuat, perawakan tg tegap dan kekar serta paras muka yg tampan yg memberi kesan baik bagi org-org yg menghadapinya. Selain itu semuanya, ia adalah pilihan dan tunjukan Allah Yang Maha Mengetahui dan Maha Mengenal hamba-hamba-Nya. Maka tidak patutlah kami memilih org lain setelah Allah menjatuhkan pilihan-Nya." "Baiklah", kata mereka, "Jika yg demikian itu pilihan dan kehendak Allah, maka kami tidak dapat berbuat lain selain meneriam kenyataan ini. Akan tetapi utk menghilangkan keragu-raguan kami

tentang diri Thalout, berilah kepada kami suatu tanda yg dapat menyakinkan kami bhw Thalout benarbenar pilihan Allah." Somu'il menjawab: "Sesungguhnya Allah telah mengetahui watak dan tabiat kamu yg kaku dan keras kepala. Imanmu tidak berada di dlm hati tetapi di kelopak mata. Kamu tidak mempercayai sesuatu tanpa bukti yg dapat kamu rasa dgn pancaindera kamu. Maka sebagai bukti bhw Allah merestui pengangkatan Thalout menjadi raja kamu, ialah bahawa kamu akan menemukan kembali peti keramatmu "Tabout" yg telah hilang dan dirampas oleh bangsa Palestin. Kamu akan menemukan itu datang kepadamu dibawa oleh malaikat. Pergilah kamu keluar kota sekarang juga utk menerimanya." Setelah ternyata bagi mereka kebenaran kata-kata Somu'il dgn ditemuinya kembali Tabout yg sudah tujuh bulan berada di tangan org-org Palestin itu, maka diterimalah pengangkatan Thalout sebagai raja mereka dgn memberikan bai'at kepadanya dan janji akan taat serta mematuhi segala nasihat dan perintahnya. Raja Thalout Tugas pertama yg dilakukan oleh thalout setelah dinobatkan sebagai raja ialah menyusun kekuatan dgn menghimpunkan para pemuda dan org-org yg masih kuat utk menjadi tentera yg akan mengahdapi bangsa Palestin yg terkenal kuat dan berani. Ia menyusun bala tenteranya dari org-org yg masih kuat, tidak mempunyai tanggungan keluarga, tidak mempunyai ikatan-2 dagang usaha sehingga dapat membulatkan tekadnya utk berjuang dan memusatkan fikiran dan tenaga bagi mencapai kemenangan dna menghalaukan musuh dari negeri mereka dgn semangat yg teguh yg tidak tergoyahkan. Sebagai ujian utk mengetahui sampai sejauh mana rakyatnya atau barisan tenteranya yg disusun itu berdisiplin mengikuti komando dan perintahnya, Thalout berkata mereka: "Kamu dlm perjalananmu di bawah terik panasnya matahari akan melalui sebuah sungai. Maka barang siapa di antara kamu minum dari air sungai itu, ia bukan pengikutku yg setia yg dapat kupercayai kesungguhan hatinya dan kebulatan tekadnya. Sebaliknya barangsiapa di antara kamu yg hanya menciduk air sungai itu seciduk tangan utk sekadar membasahi kerongkongannya, maka ia ialah seorg pengikutku dan tentera yg benar-benar dapat kuandalkan keberaniannya dan kedisiplinannya." Ternyata apa yg dikhuatirkan oleh Thalout telah terjadi dan menjadi kenyataan. Setiba barisan tentera Thalout di sungai yg dimaksudkan itu, hanya sebahagian kecil sahajalah dari mereka yg berdisiplin mengikuti petunjuk Thalout secara tepat. Sedang bahagian yg besar tidak dapat bersabar menahan dahaganya dan minumlah mereka dari air sungai itu sepuas-puas hatinya. Walaupun telah terjadi pelanggaran disiplin oleh sebahagian besar dari anggota tenteranya, thalout tetap berkeras hati melanjutkan perjalanannya menuju ke medan perang dg pasukan yg tidak bersatu padu dan berdisiplin sebagaimana ia menduga dan mengharapkannya. Ia hanya bersandar dan mengandalkan kekuatan tenteranya kpd bahagian kecil yg sudah ternyata setia dan patuh kpd perintah dan petunjuknya. Sedang terhadap mereka yg sudah melanggar perintahnya dan minum dari air sungai itu, Thalout bersikap sabar, lunak dan bijaksana utk menghindari keretakan di dlm barisan tenteranya sebelum menghadapi musuh. Tatkala mereka tiba di medan perang dan berhadapan dgn musuh, sebahagian drp pasukan Thalout ialah mereka yg telah melanggar disiplin dan minum dari air sungai, merasa kecil hati dan ketakutan melihat pasukan musuh yg terdiri dari org-org kuat dan besar-besar dgn peralatan yg lebih lengkap dan jumlah tentera yg lebih besar di bawah pimpinan seorg komandan bernama "Jalout". Jalout, panglima komandan pasukan musuh terkenal seorg panglima yg berani, cekap dan terkenal tidak pernah kalah dlm peperangan. Tiap org yg berani bertarung dgn dia pasti jatuh terbunuh. Namanya telah menimbulkan rasa takut dan kecil hati pada bahagian besar dari pasukan Thalout. berkata mereka kepadanya: "Kami tidak berdaya dan tidak akan sanggup menghadapi dan melawan Jalout berserta

59

60

tenteranya hari ini. Mereka lebih lengkap peralatannya dan lebih besar bilangannya daripada pasukan kami." Akan tetapi kelompok yg setia yg merupakan golongan yg kecil dlm pasukan Thalout, tidak merasa takut dan gentar menghadapi Jalout dan bala tenteranya, walaupun mereka lebih besar dan lebih lengkap peralatannya krn mereka keluar ke medan perang mengikuti Thalout dgn tekad yg bulat hendak membebaskan negerinya dari para penyerbu dgn berbekal tawakkal dan iman kpd Allah. Sejak mereka melangkahkan kaki keluar dari rumah mereka sudah berniat bulat berjuang bermati-matian melawan musuh yg telah merampas rumah dan tanah mereka dan bersedia mati utk tugas suci itu. Berkata mereka kepada kawan-2nya kelompok pengecut itu: "Majulah terus utk bertempur melawan musuh. Kami tidak akan kalah krn bilangan yg sedikit atau kerana kelemahan fizikal. Kami akan menggondol kemenangan bila iman di dlm dada kami tidak tergoyahkan dan kepercayaan kami akan pertolongan Allah tidak menipis. Berapa banyak terjadi sudah, bhw kelompok yg kecil jumlahnya mengalahkan kelompok yg besar, bila Allah mengizinkannya dan memberikan pertolongan-Nya. Dan Allah selalu berada di sisi org-org yg beriman, sabar dan bertawakkal." Dgn tidak menghiraukan kasak-kusuk dan bisikan kelompok pengecut yg ingin mundur dan melarikan diri dari kewajiban berperang, Raja Thalout terus maju memimpin pasukannya seraya bertawakkal kpd Allah memohon pertolongan dan perlindungan-Nya. Setelah kedua pasukan merapat berhadapan satu dgn yg lain dan pertempuran dimulai, keluarlah dari tengah-2 barisan bangsa Palestin, panglima besarnya yg bernama Jalout berteriak dgn sekuat suaranya menentang pasukan Thalout mengajak bertarung seorg lawan seorg. Berulang-ulang ia berseru dgn suara yg lantang agar pihat Thalout mengeluarkan seorg yg akan melawan dia bertanding dan bertarung namun tidak seorg pun keluar adri tengah pasukan Bani Isra'il menghadapinya. Kata-kata ejekan dan hinaan dilontarkan oleh Jalout kpd pihak musuhnya, pasukan Bani Isra'il yg sedang dicekam oleh rasa takut dan bimbang menghadapi Jalout yg sudah termasyur sebagai jaguh yg tidak pernah terkalahkan itu. Pada saat yg kritis dan tegang itu di mana rasa malu rendah diri memenuhi dada dan hati para pemimpin pasukan Bani Isra'il yg sedang memandang satu kpd yg lain, seray bertanya-tanya dlm hati masing-2 gerangan siapakah di antara mereka yg dapat maju membungkam ,ulut si Jalout yg berteriak-teriak itu dan melawannya, datanglah pada saat itu menghadap raja Thalout seorg lelaki remaja berparas tampan, bertubuh kekar dan tegak, sinar matanya memancarkan keberanian dan kecerdasan. Ia meminta izin dari sang raja utk keluar menyambut tentangan Jalout dan menandinginya. Thalout merasa kagum akan keberanian pemuda yg telah menawarkan dirinya utk bertarung dgn Jalout, sementara org-org dari pasukannya sendiri yg sudah berpengalaman berperang tidak ada yg tergerak hatinya utk menyahut cabaran Jalout yg berteriak-teriak melontarkan ejekan dan hinaan. Thalout dgn cermat memperhatikan perawakan sang pemuda itu merasa berat dan ragu-ragu utk memberi izin kpdnya turun ke gelanggang melawan Jalout. Ia tidak membayangkan seorg dlm usia semuda itu, yg belum pernah turun ke medan perang dan tiak berpengalaman bertarung akan selamat dan keluar hidup dari pertarungan melawan Jalout. Ia benar-benar bukan tandingannya, kata hati Thalout, bahkan merupakan suatu dosa bila ia melepaskan pemuda itu bertarung dgn Jalout. Sayang bagi usianya yg masih muda itu bila ia akan menjadi korban dan makanan pedang Jalout yg tidak pernah memberi ampun kpd lawan-lawannya. Sang pemuda dgn memperhatikan roman muka Thalout dapat menangkap isi hatinya bhw ia ragu-ragu dan bimbang utk melepaskannya bertarung dgn Jalout maka berkatalah ia kpdnya: "Janganlah engkau terpengaruh oleh usia mudaku dan keadaan fizikalku yg menjadikan engkau ragu-ragu dan khuatir melepaskan aku melawan Jalout krn yg menentukan dlmpertarungan bukanlah hanya kekuatan fizikal
60

dan kebesaran badan akan tetapi yg lebih penting dari itu ialah keteguhan hati dan keuletan bertempur serta iman dan kepercayaan kpd Allah yg menentukan hidup matinya seseorg hamba-Nya. beberapa hari yg lalu aku telah berhasil menangkap seekor singa dan membunuhnya tatkal ia hendak menyergap dombaku dan sebelum itu terjadi pula aku menghadang seekor beruang yg ganas dan berhasil membunuhnya setelah bergulat mati-matian. Maka bukanlah usia atau kekuatan badan yg merupakan faktor yg menentukan dlm pertempuran tetapi keberanian dan keteguhan hati serta kelincahan dan kecepatan bergerak dgn disertai perhitungan yg tepat, itulah merupakan senjata yg lebih ampuh dlm setiap pertarungan." Mendengar kata-kata yg penuh semangat yg keluar dari hati yg ikhlas dan jujur sedarlah Thalout bahawa pemuda itu berkemahuan keras ingin melawan Jalout. Ia percaya kepada dirinya sendiri bhw ia dapat mengalahkannya maka diberinyalah izin dan restu oleh Thalout utk melaksanakan kehendaknya dgn diiringi doa semuga Allah melindunginya dan mengurniainya dgn kemenangan yg diharapharapkan oleh seluruh anggota pasukan. Kemudian ia diberinya pedang, topi baja dan zirah baju besi namun ia enggan mengenakan pakaian yg berat itu dan pedang pun ia menolak utk membawanya dgn alasan ia belum biasa menggunakan senjata itu. Ia hanya membawa sebuah tongkat beberapa batu kerikil dan sebuah bandul utk melemparkan batu-batu itu. Berkatalah Thalout kpanya: "Bagaimana engkau dapat bertarung dgn hanya bersenjatakan tongkat, bandul dan batu-batu melawan Jalout yg bersenjatakan pedang, panah dan berpakaian lengkap?" Pemuda itu menjawab: "Tuhan yg telah melindungiku dan taring singa dan kuku beruang akan melindungiku pula dari pedang dan panah Jalout yg durhaka itu." Lalu dgn berbekalkan senjata yg sgt sedrhana itu, keluarlah ia dari tengah-2 barisan Bani Isra'il menuju gelanggang di mana Jalout sedang menari-nari mengelu-elukan pedangnya seraya berteriak-teriak mengejek dan menyombangkan diri. Tatkala Jalout melihat bhw yg masuk gelanggang hendak bertanding dgn dia adalah seorg pemuda remaja tidak bersenjatakan pedang atau panah dan tidak pula mengenakan topi baja dan zirah, dihinalah ia dan diejek dgn kata-kata: "Utk apakah tongkat yg engkau bawa itu."Utk mengejar anjingkah atau utk memukul anak-anak yg sebaya dgn engkau? Di mana pedangmu dan zirahmu? Rupa-rupanya engkau sudah bosan hidup dan ingin mati padahal engkau masih muda yg belum merasakan suka-dukanya kehidupan dan yg masih harus banyak belajar dari pengalaman. Majulah engkau ke sini akan aku habiskan nyawamudlm sekelip mata dan akan kujadikan dagingmu makanan yg lazat bagi binatang-2 di darat dan burung-2 di udara." Sang pemuda menjawab: "Engkau boleh bangga dgn zirah dan topi bajamu, boleh merasa kuat dan ampuh dgn pedang dan panahmu yg tidak akan sanggup menyelamatkan nyawamu dan tanganku yg masih halus dan bersih ini. Aku datang ke sini dgn nama Allah Tuhan Bani Isra'il yg telah lama engkau hina, engkau jajah dan engkau tundukkan. Engkau sebentar lagi akan mengetahui pedang dan panahkah yg akan mengakhiri hayatku atau kehendak Allah dan kekuasaan-Nya yg akan meranggut nyawamu dan mengirimkan engkau ke neraka Jahannam?" Melihat Jalout melangkah maju, maka sebelum ia sempat mendekatinya, sang pemuda segera mengeluarkan batu dari sakunya, melemparkannya dgn bandul tepat ke arah kepala Jalout yg seketika itu juga mengalirkan darah dgn derasnya hingga menutupi kedua matanya, lalu diikuti dgn lemparan batu kedua dan ketiga oleh sang pemuda hingga terjatuhlah Jalout tertiarap di atas lantai menghembuskan nafas terakhirnya. Bergemuruhlah suara teriakan gembira dan sorak-sorai dari pihak pasukan Bani Isra'il menyambut kemenangan pemuda gagah perkasa itu atas Jalout jaguh dan kebanggaan bangsa Palestin. Dan dgn matinya Jalout hilanglah semangat tempur pasukan Palestin dan mundurlah mereka melarikan diri

61

tunggang-langgang seraya dikejar dan diajar tanpa ampun oleh pasukan Thalout yg telah memperoleh kembali semangat juangnya dan harga diri serta kebanggaan nasionalnya. Isi cerita di atas dikisahkan oleh Al-Quran dlm surah "Al-Baqarah" ayat 246 sehingga 251 yg bermaksud :~ "246~ Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Isra'il sesudah Nabi Musa, iaitu ketika mereka berkata kpd seorg Nabi mereka: "Angkatlah utk kami seorg raja supaya kami dapat berperang {di bawah pimpinannya} di jalan Allah." Nabi mereka berkata: "Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang`." Mereka menjawab : "Mengapa kami tidak mahu berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami?" Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, mereka pun berpaling, kecuali beberapa org saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui akan org-org yg zalim. 247~ Nabi mereka mengatakan kpd mereka: "Sesungguhnya Allah mengangkat Thalout menjadi rajamu." Mereka menjawab: "Bagaimana Thalout memerintah kami padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang dia pun tidak diberi kekayaan yg cukup banyak?" Nabi mereka berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yg luas dan tubuh yg perkasa." Allah memberi pemerintahan kpd siapa yg dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. 248~ Dan Nabi mereka mengatakan kpd mereka: "Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja ialah kembalinya tabout kepadamu di dlmnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun tabout itu dibawa oleh malaikat. Sesungguhnya pada yg demikian itu terdapat tanda bagimu jika kamu org yg beriman. 249~ Maka tatkala Thalout ke luar membawa tenteranya ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dgn satu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tidak merasakan airnya kecuali org yg hanya menciduk seciduk tangan, maka ia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnnya terkecuali beberapa org di antara mereka. Maka tatkala Thalout dan org-org yg beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orgorg yg telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini utk melawan Jalout dan tenteranya." Org-org yg menyakini bhw mereka akan menemui jalan Allah berkata: "Berpa banyak terjadi golongan yg sedikit dapat mengalahkan golongan yg banyak dgn izin Allah dan Allah berserta org-org yg sabar. 250~ tatkala Jalout dan tenteranya telah nampak oleh mereka, mereka pun berdoa: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami dan kukuhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap org-org kafir." 251~ Mereka {tentera Thalout} mengalahkan tentera Jalout dgn izin Allah dan {dlm peperangan itu} Daud membunuh Jalout, kemudian Allah memberikan kpdnya {Daud} pemerintahan dan hikmah {sesudah meninggalkan Thalout} serta Allah mengajarkan kpdnya apa yg dikehendaki-Nya." { Al-Baqarah : 246 ~ 251 } Catatan Tambahan *** Pemuda yg menurut cerita yg telah bertanding melawan dan mengalahkan Jalout dan berhasil membunuhnya adalah Nabi Daud, sebagaimana ditegaskan dalam ayat 251 surah "Al-baqarah". *** Nabi Musa wafat pada usia 150 tahun di atas sebuah bukit bernama "Nabu", di mana ia diperintahkan oleh Allah untuk melihat tanah suci yang dijanjikan {Palestin} namun tidak sampai memasukinya. *** Nabi Harun wafat sebelum Nabi Musa sehingga ia masih sempat dimakamkan oleh Nabi Musa di atas bukit "Hur" yang terletak di gurun Sinai.

KISAH NABI DAUD A.S. Daud bin Yisya adalah salah seorg dari tiga belas bersaudara turunan ketiga belas dari Nabi Ibrahim a.s. Ia tinggal bermukim di kota Baitlehem, kota kelahiran Nabi Isa a.s. bersama ayah dan tiga belas saudaranya. Daud Dan Raja Thalout Ketika raja Thalout raja Bani Isra'il mengerahkan org supaya memasuki tentera dan menyusun tentera rakyat utk berperang melawan bangsa Palestin, Daud bersama dua org kakaknya diperintahkan oleh ayahnya utk turut berjuang dan menggabungkan diri ke dlm barisan askar Thalout. Khusus kpd Daud sebagai anak yg termuda di antara tiga bersaudara, ayahnya berpesan agar ia berada di barisan belakang dan tidak boleh turut bertempur. Ia ditugaskan hanya utk melayani kedua kakaknya yg harus berada dibarisan depan, membawakan makanan dan minuman serta keperluan-2 lainnya bagi mereka, di samping ia harus dari waktu ke waktu memberi lapuran kpd ayahnya tentang jalannya pertempuran dan keadaan kedua kakaknya di dlm medan perang. Ia sesekali tidak diizinkan maju ke garis depan dan turut bertempur, mengingatkan usianya yg masih muda dan belum ada pengalaman berperang sejak ia dilahirkan. Akan tetapi ketika pasukan Thalout dari Bani Isra'il berhadapan muka dengan pasukan Jalout dari bangsa Palestin, Daud lupa akan pesan ayahnya tatkala mendengar suara Jalout yg nyaring dgn penuh kesombongan menentang mengajak berperang, sementara jaguh-jaguh perang Bani Isra'il berdiam diri sehinggapi rasa takut dan kecil hati. Ia secara spontan menawarkan diri utk maju menghadapi Jalout dan terjadilah pertempuran antara mereka berdua yg berakhir dgn terbunuhnya Jalout sebagaimana telah diceritakan dalam kisah sebelum ini. Sebagai imbalan bagi jasa Daud mengalahkan Jalout maka dijadikan menantu oleh Thalout dan dikahwinkannya dgn puterinya yg bernama Mikyal, sesuai dgn janji yg telah diumumkan kpd pasukannya bhw puterinya akan dikahwinkan dgn org yg dapat bertempur melawan Jalout dan mengalahkannya. Di samping ia dipungut sebagai menantu, Daud diangkat pula oleh raja Thalout sebagai penasihatnya dan org kepercayaannya. Ia disayang, disanjung dan dihormati serta disegani bukan sahaja oleh mertuanya bahkan oleh seluruh rakyat Bani Isra'il yg melihatnya sebagai pahlawan bangsa yg telah berhasil mengangkat keturunan serta darjat Bani Isra'il di mata bangsa-2 sekelilingnya. Suasana keakraban, saling sayang dan saling cinta yg meliputi hubungan sang menantu Daud dgn sang mertua Thalout tidak dapat bertahan lama. Pada akhir waktunya Daud merasa bhw ada perubahan dlm sikap mertuanya terhadap dirinya. Muka manis yg biasa ia dapat dari mertuanya berbalik menjadi muram dan kaku, kata-katanya yg biasa didengar lemah-lembut berubah menjadi kata-kata yg kasar dan keras. Bertanya ia kepada diri sendiri gerangan apakah kiranya yg menyebabkan perubahan sikap yg mendadak itu? Adakah hal-hal yg dilakukan yg dianggap oleh mertuanya kurang layak, sehingga menjadikan ia marah dan benci kepadanya? Ataukah mungkin hati mertuanya termakan oleh hasutan dan fitnahan org yg sengaja ingin merosakkan suasana harmoni dan damai di dlm rumah tangganya? Bukankah ia seorg menantu yg setia dan taat kpd mertuanta yg telah memenuhi tugasnya dlm perang sebaik yg oa harapkan? dan bukankah ia selalu tetap bersedia mengorbankan jiwa raganya utk membela dan mempertahankan kekekalan kerajaan mertuanya? Daud tidak mendapat jawapan yg memuaskan atas pertanyaan-2 yg melintasi fikirannya itu. IA kemudian kembali kpd dirinya sendiri dan berkata dlm hatinya mungkin apa yg ia lihat sebagai perubahan sikap dan perlakuan dari mertuannya itu hanya suatu dugaan dan prasangka belaka dari pihaknya dan kalau pun memang ada maka mungkin disebabkan oleh urusan-2 dan masalah-2 peribadi

61

62

dari mertua yg tidak ada sangkut-pautnya dgn dirinya sebagai menantu. demikianlah dia mencuba menenangkan hati dan fikirannya yg masygul yg berfikir selanjutnya tidak akan mempedulikan dan mengambil kisah tentang sikap dan tindak-tanduk mertuanya lebih jauh. Pada suatu malam gelap yg sunyi senyap, ketika ia berada di tempat tidur bersam isterinya Mikyal. Daud berkata kpd isterinya: "Wahai Mikyal, entah benarkah aku atau salah dlm tanggapanku dan apakah khayal dan dugaan hatiku belaka atau sesuatu kenyataan apa yg aku lihat dalam sikap ayahmu terhadap diriku? Aku melihat akhir-2 ini ada perubahan sikap dari ayahmu terhadap diriku. Ia selalu menghadapi aku dgn muka muram dan kaku tidak seperti biasanya. Kata-katanya kepadaku tidak selamah lembut seperti dulu. Dari pancaran pandangannya kpdku aku melihat tanda-2 antipati dan benci kpdku. Ia selalu menggelakkan diri dari duduk bersama aku bercakap-cakap dan berbincang-bincang sebagaimana dahulu ia lakukan bila ia melihatku berada di sekitarnya." Mikyal menjawab seraya menghela nafas panjang dan mengusap air mata yg terjatuh di atas pipinya: "Wahai Daud aku tidak akan menyembunyikan sesuatu daripadamu dan sesekali tidak akan merahsiakan hal-hal yg sepatutnya engkau ketahui. Sesungguhnya sejak ayahku melihat bahawa keturunanmu makin naik di mata rakyat dan namamu menjadi buah mulut yg disanjung-sanjung sebagai pahlawan dan penyelamat bangsa, ia merasa iri hati dan khuatir bila pengaruhmu di kalangan rakyat makin meluas dan kecintaan mereka kpdmu makin bertambah, hal itu akan dapat melemahkan kekuasaannya dan bahkan mungkin mengganggu kewibawaan kerajaannya. Ayahku walau ia seorg mukmin berilmu dan bukan dari keturunan raja menikmati kehidupan yg mewah, menduduki yg empuk dan merasakan manisnya berkuasa. Org mengiakan kata-katanya, melaksanakan segala perintahnya dan membungkukkan diri jika menghadapinya. Ia khuatir akan kehilangan itu semua dan kembali ke tanah ladangnya dan usaha ternaknya di desa. Kerananya ia tidak menyukai org menonjol yg dihormati dan disegani rakyat apalagi dipuja-puja dan dianggapnya pahlawan bangsa seperti engkau. Ia khuatir bahawa engkau kadang-2 dapat merenggut kedudukan dan mahkotanya dan menjadikan dia terpaksa kembali ke cara hidupnya yg lama sebagaimana tiap raja meragukan kesetiaan tiap org dan berpurba sangka terhadap tindakan-2 org-2nya bila ia belum mengerti apa yg dituju dgn tindakan-2 itu." "Wahai Daud", Mikyal meneruskan ceritanya, "Aku mendapat tahu bahawa ayahku sedang memikirkan suatu rencana utk menyingkirkan engkau dan mengikis habis pengaruhmu di kalangan rakyat dan walaupun aku masih merayukan kebenaran berita itu, aku rasa tidak ada salahnya jika engkau dari sekarang berlaku waspada dan hati-hati terhadap kemungkinan terjadi hal-hal yg malang bagi dirimu." Daud merasa hairan kata-kata isterinya itu lalu ia bertanya kpd dirinya sendiri dan kepada isterinya: "Mengapa terjadi hal yg sedemikian itu? Mengapa kesetiaku diragukan oleh ayah mu, padahal aku dgn jujur dan ikhlas hati berjuang di bawah benderanya, menegakkan kebenaran dan memerangi kebathilan serta mengusir musuh ayahmu, Thalout telah kemasukan godaan Iblis yg telah menghilangkan akal sihatnya serta mengaburkan jalan fikirannya?" Kemudian tertidurlah Daud selesai mengucapkan katakata itu. Pada esok harinya Daud terbangun oelh suara seorg pesurh Raja yg menyampaikan panggilan dan perintah kpdnya utk segera datang menghadap. Berkata sang raja kpd Daud yg berdiri tegak di hadapannya: "Hai Daud fikiranku kebelakang ini sgt terganggu oleh sebuah berita yg menrungsingkan. Aku mendengar bhw bangsa Kan'aan sedang menyusun kekuatannya dan mengerahkan rakyatnya utk datang menyerang dan menyerbu daerah kita. Engkaulah harapan ku satu-satunya, hai Daud yg akan dapat menanganu urusan ini maka ambillah pedangmu dan siapkanlah peralatan perangmu pilihlah org-org yg engkau percayai di antara tenteramu dan pergilah serbu mereka di rumahnya sebelum sebelum mereka sempat datang kemari. Janganlah engkau kembali dari medan perang kecuali dgn membawa bendera kemenangan atau dgn jenazahmu dibawa di atas bahu org-orgmu."
62

Thalout hendak mencapi dua tujuan sekaligus dgn siasatnya ini, ia handak menghancurkan musuh yg selalu mengancam negerinya dan bersamaan dgn itu mengusirkan Daud dari atas buminya krn hampir dapat memastikan kpd dirinya bhw Daud tidak akan kembali selamat dan pulang hidup dari medan perang kali ini. Siasat yg mengandungi niat jahat dan tipu daya Thalout itu bukan tidak diketahui oleh Daud. Ia merasa ada udang disebalik batu dlm perintah Thalout itu kpdnya, namun ia sebagai rakyat yg setia dan anggota tentera yg berdisiplin ia menerima dan melaksanakan perintah itu dgn sebaik-baiknya tanpa mempedulikan atau memperhitungkan akibat yg akan menimpa dirinya. Dgn bertawakkal kpd Allah berpasrah diri kpd takdir-Nya dan berbekal iman dan talwa di dlm hatinya berangkatlah Daud berserta pasukannya menuju daerah bangsa Kan'aan. Ia tidak luput dari lindungan Allah yg memang telah menyuratkan dlm takdir-Nya mengutuskan Daud sebagai Nabi dan Rasul. Maka kembalilah Daud ke kampung halamannya berserta pasukannya dgn membawa kemenangan gilanggemilang. Kedatangan Daud kembali dgn membawa kemenangan diterima oleh Thalout dgn senyum dan tanda gembira yg dipaksakan oleh dirinya. Ia berpura-pura menyambut Daud dgn penghormatan yg besar dan puji-pujian yg berlebih-lebihan namun dalam dadanya makin menyala-nyala api dendam dan kebenciannya, apalagi disedarinya bhw dgn berhasilnya Daud menggondol kemenangan, pengaruhnya di mata rakyat makin naik dan makin dicintainyalah ia oleh Bani Isra'il sehingga di mana saja org berkumpul tidak lain yg dipercakapkan hanyalah tentang diri Daud, keberaniannya, kecekapannya memimpin pasukan dan kemahirannya menyusun strategi dgn sifat-sifat mana ia dapat mengalahkan bangsa Kan'aan dan membawa kembali ke rumah kemenangan yg menjadi kebanggaan seluruh bangsa. Gagallah siasat Thalout menyingkirkan Daud dgn meminjam tangan org-org Kan'aan. Ia kecewa tidak melihat jenazah Daud diusung oleh org-org nya yg kembali dari medan perang sebagaimana yg ia harapkan dan ramalkan, tetapi ia melihat Daud dlm keadaan segar-bugar gagah perkasa berada di hadapan pasukannya menerima alu-aluan rakyat dan sorak-sorainya tanda cinta kasih sayang mereka kepadanya sebagai pahlawan bangsa yg tidak terkalahkan. Thalout yg dibayang rasa takut akan kehilangan kekuasaan melihat makin meluasnya pengaruh Daud, terutama sejak kembalinya dari perang dgn bangsa Kan'aan, berfikir jalan satu-satunya yg akan menyelamatkan dia dari ancaman Daud ialah membunuhnya secara langsung. Lalu diaturlah rencana pembunuhannya sedemikian cermatnya sehingga tidak akan menyeret namanya terbawa-bawa ke dlmnya. Mikyal, isteri Daud yg dapat mencium rancangan jahat ayahnya itu, segera memberitahu kpd suaminya, agar ia segera menjauhkan diri dan meninggalkan kota secepat mungkin sebelum rancangan jahat itu sempat dilaksanakan . Maka keluarlah Daud memenuhi anjuran isterinya yg setia itu meninggalkan kota diwaktu malam gelap dgn tiada membawa bekal kecuali iman di dada dan kepercayaan yg teguh yg akan inayahnya Allah dan rahmat-Nya. Setelah berita menghilangnya Daud dari istana Raja diketahui oleh umum, berbondong-bondonglah menyusul saudara-2nya, murid-2nya dari para pengikutnya mencari jejaknya utk menyampaukan kpdnya rasa setiakawan mereka serta menawarkan bantuan dan pertolongan yg mungkin diperlukannya. Mereka menemui Daud sudah agak jauh dari kota, ia lagi istirahat seraya merenungkan nasib yg ia alami sebgai akibat dari perbuatan seorg hamba Allah yg tidak mengenal budi baik sesamanya dan yg selalu memperturutkan hawa nafsunya sekadar utk mempertahankan kekuasaan duniawinya. Hamba Allah itu tidak sedar, fikir Daud bhw kenikmatan dan kekuasaan duniawi yg ia miliki adalah pemberian Allah yg sewaktu-waktu dapat dicabut-Nya kembali daripadanya.

63

Daud Dinobatkan Sebagai Raja Raja Thalout makin lama makin berkurang pengaruhnya dan merosot kewibawaannya sejak ia ditingglkan oleh Daud dan diketahui oleh rakyat rancangan jahatnya terhadap org yg telah berjasa membawa kemenangan demi kemenangan bagi negara dan bangsanya. Dan sejauh perhargaan rakyat terhadap Thalout merosot, sejauh itu pula cinta kasih mereka kepada Daud makin meningkat, sehingga banyak diantara mereka yg lari mengikuti Daud dan menggabungkan diri ke dlm barisannya, hal mana menjaadikan Thalout kehilangan akal dan tidak dapat menguasai dirinya. IA lalu menjalankan siasat tangan besi, menghunus pedang dan membunuh siapa saja yg ia ragukan kesetiaannya, tidak terkecuali di antara korban-2nya terdapat para ulama dan para pemuka rakyat. Thalout yg mengetahui bahawa Daud yg merupakan satu-satunya saingan baginya masih hidup yg mungkin sekali akan menuntut balas atas pengkhianatan dan rancangan jahatnya, merasakan tidak dapat tidur nyenyak dan hidup tebteram di istananya sebelum ia melihatnya mati terbunuh. Kerananya ia mengambil keputusan utk mengejar Daud di mana pun ia berada, dgn sisa pasukan tenteranya yg sudah goyah disiplinnya dan kesetiaannya kpd Istana. Ia fikir harus cepat-2 membinasakan Daud dan para pengikutnya sebelum mereka menjadi kuat dan bertambah banyak pengikutnya. Daud bersert para pengikutnya pergi bersembunyi di sebuah tempat persembunyian tatkala mendengar bhw Thalout dgn askarnya sedang mengejarnya dan sedang berada Tidak jauh dari tempat persembunyiannya. Ia menyuruh beberapa org drp para pengikutnya utk melihat dan mengamat-amati kedudukan Thalout yg sudah berada dekat dari tempat mereka bersembunyi. Mereka kembali memberitahukan kepada Daud bahawa Thalout dan askarnya sudah berada di sebuah lembah dekat dgn tempat mereka dan sedang tertidur semuanya dgn nyenyak. Mereka berseru kpd Daud jangan menyianyiakan kesempatan yg baik ini utk memberi pukulan yg memastikan kepada Thalout dan askarnya. Anjuran mereka ditolak oleh Daud dan ia buat sementara merasa cukup sebagai peringatan pertama bagi Thalout menggunting saja sudut bajunya selagi ia nyenyak dlm tidurnya. Setelah Thalout terbangun dari tidurnya, dihampirilah ia oleh Daud yg seraya menunjukkan potongan yg digunting dari sudut bajunya berkatalah ia kepadanya: "Lihatlah pakaian bajumu yg telah aku gunting sewaktu engkau tidur nyenyak. Sekiranya aku mahu nescaya aku dgn mudah telah membunuhmu dan menceraikan kepalamu dari tubuhmu, namun aku masih ingin memberi kesempatan kpdmu utk bertaubat dan ingat kpd Tuhan serta membersihkan hati dan fikiranmu dari sifat-sifat dengki, hasut dan buruk sangka yg engkau jadikan dalih utk membunuh org sesuka hatimu." Thalout tidak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya bercampur malu yg nampak jelas pada wajahnya yg pucat. Ia berkata menjawab Daud: "Sungguh engkau adalah lebih adil dan lebih baik hati daripadaku. Engkau benar-benar telah menunjukkan jiwa besar dan perangai yg luhur. Aku harus mengakui hal itu." Peringatan yg diberikan oleh Daud belum dapat menyedarkan Thalout. Hasratnya yg keras utk mempertahankan kedudukannya yg sudah lapuk itu menjadikan ia lupa peringatan yg ia terima dari Daud tatkala digunting sudut bajunya. Ia tetap melihat Daud sebagai musuh yg akan menghancurkan kerajaannya dan mengambil alih mahkotanya. Ia merasa belum aman selama masih hidup dikelilingi oleh para pengikutnya yg makin lama makin membesar bilangannya. Ia enggan menarik pengajaran dan peristiwa perguntingan bajunya dan mencuba sekali lagi membawa askarnya mengejar dan mencari Daud utk menangkapnya hidup atau mati. Sampailah berita pengejaran Thalout ke telinga Daud buat kali keduanya, maka dikirimlah pengintai oleh Daud utk mengetahui dimana tempat askar Thalout berkhemah. Di ketemukan sekali lagi mereka sedang berada disebuah bukit tertidur dgn nyenyaknya krn payah kecapaian. Dgn melangkah beberapa anggota pasukan yg lagi tidur, sampailah Daud di tempat Thalout yg lagi mendengkur dlm tidurnya,
63

diambilnyalah anak panah yg tertancap di sebelah kanan kepala Thalout berserta sebuah kendi air yg terletak disebelah kirinya. Kemudian dari atas bukit berserulah Daud sekeras suaranya kpd anggota pasukan Thalout agar mereka bangun ari tidurnya dan menjaga baik-baik keselamatan rajanya yg nyaris terbunuh krn kecuaian mereka. Ia mengundang salah seorg dari anggota pasukan utk datang mengambil kembali anak panah dan kendi air kepunyaan raja yg telah dicuri dari sisinya tanpa seorg pun dari mereka yg mengetahuinya. Tindakan Daud itu yg dimaksudkan sebagai peringatan kali kedua kpd Thalout bhw pasukan pengawal yg besar yg mengelilinginya tidak akan dapat menyelamatkan nyawanya bila Allah menghendaki merenggutnya. Daud memberi dua kali peringatan kpd Thalout bukan dgn kata-kata tetapi dgn perbuatan yg nyata yg menjadikan ia merasa ngeri membayangkan kesudahan hayatnya andaikan Daud menuntut balas atas apa yg ia telah lakukan dan rancangkan utk pembunuhannya. Jiwa bsar yg telah ditunjukkan oleh daud dalam kedua peristiwa itu telah sangat berkesan dalam lubuk hati Thalout. Ia terbangun dari lamunannya dan sedar bahawa ia telah jauh tersesat dalam sikapnya terhadap Daud. Ia sedar bahawa nafsu angkara murka dan bisikan iblislah yg mendorongkan dia merancangkan pembunuhan atas diri Daud yg tidak berdosa, yg setia kpd kerajaannya, yg berkali-kali mempertaruhkan jiwanya utk kepentingan bangsa dan negerinya, tidak pernah berbuat kianat atau melalaikan tugas dan kewajibannya. Ia sedar bahawa ia telah berbuat dosa besar dgn pembunuhan yg telah dilakukan atas beberapa pemuka agama hanya kerana purba sangka yg tidak berdasar. Thalout duduk seorg diri termenung membalik-balik lembaran sejarah hidupnya, sejak berada di desa bersama ayahnya, kemudian tanpa diduga dan disangka, berkat rahmat dan kurnia Allah diangkatlah ia menjadi raja Bani Isra'il dan bagaimana Tuhan telah mengutskan Daud utk mendampinginya dan menjadi pembantunya yg setia dan komandan pasukannya yg gagah perkasa yg sepatutnya atas jasajasanya itu ia mendapat penghargaan yg setinggi-tingginya dan bukan sebagaimana ia telah lakukan yg telah merancangkan pembunuhannya dan mengejar-gejarnya setelah ia melarikan diri dari istana. Dan walaupun ia telah mengkhianati Daud dgn rancangan jahatnya, Daud masih berkenan memberi ampun kpdnya dalam dua kesempatan di mana ia dgn mudah membunuhnya andaikan dia mahu. Membayangkan peristiwa-2 itu semunya menjadi sesaklah dada Thalout menyesalkan diri yg telah terjerumus oleh hawa nafsu dan godaan Iblis sehingga ia menyia-nyiakan kurnia dan rahmat Allah dgn tindakan-tindakan yg bahkan membawa dosa dan murka Allah. Maka utk menebuskan dosa-dosanya dan bertaubat kpd Allah, Thalout akhirnya mengambil keputusan keluar dari kota melepaskan mahkotanya dan meninggalkan istananya berserta segala kebesaran dan kemegahannya lalu pergilah ia berkelana dan mengembara di atas bumi Allah sampai tiba saatnya ia mendapat panggilan meninggalkan dunia yg fana ini menuju alam yg baka. Syahdan, setelah istana kerajaan Bani Isra'il ditinggalkan oleh Thalout yg pergi tanpa meninggalkan bekas, beramai-ramailah rakyat mengangkat dan menobatkan Daud sebagai raja yg berkuasa. Nabi Daud mendapat Godaan Daud dapat menangani urusan pemerintahan dan kerajaan, mengadakan peraturan dan menentukan bagi dirinya hari-hari khusus utk melakukan ibadah dan bermunajat kpd Allah, hari-hari utk peradilan, harihari utk berdakwah dan memberi penerangan kpd rakyat dan hari-hari menyelesaikan urusan-urusan peribadinya. Pada hari-hari yg ditentukan utk beribadah dan menguruskan urusan-2 peribada, ia tidak diperkenankan seorg pun menemuinya dan mengganggu dlm khalawatnya, sedang pada hari-hari yg ditentukan utk peradilan maka ia menyiapkan diri utk menerima segala lapuran dan keluhan yg dikemukan oleh

64

rakyatnya serta menyelesaikan segala pertikaian dan perkelahian yg terjadi diantara sesama mereka. Peraturan itu diikuti secara teliti dan diterapkan secara ketat oleh para pengawal dan petugas keamanan istana. Pada suatu hari di mana ia harus menutup diri utk beribadah dan berkhalwat datanglah dua org lelaki meminta izin dari para pengawal utk masuk bagi menemui raja. Izin tidak diberikan oleh para pengawal sesuai dgn ketentuan yg berlaku, namun lelaki itu memaksa kehendaknya dan melalui pagar yg dipanjat sampailah mereka ke dlm istana dan bertemu muka dgn Daud. Daud yg sedang melakukan ibadahnya terperanjat melihat kedua lelaki itu sudah berada di depannya, padahal ia yakin para penjaga pintu istana tidak akan dapat melepaskan siapa pun masuk istana menemuinya. Berkatalah kedua tamu yg tidak diundang itu ketika melihat wajah Daud menjadi pucat tanda takut dan terkejut: "Janganlah terkejut dan janganlah takut. Kami berdua datang kemari utk meminta keputusan yg adil dan benar mengenai perkara sengketa yg terjadi antara kami berdua." Nabi Daud tidak dapat berbuat selain daripada menerima mereka yg sudah berada didepannya, kendatipun tidak melalui prosedur dan protokol yg sepatutnya. Berkatalah ia kepada mereka setelah pulih kembali ketenangannya dan hilang rasa paniknya: "Cubalah bentangkan kepadaku persoalanmu dalam keadaan yg sebenarnya." Berkata seorh daripada kedua lelaki itu: "Saudaraku ini memilki sembilan puluh sembilan ekor domba betina dan aku hanya memilki seekor sahaja. Ia menuntut dan mendesakkan kepadaku agar aku serahkan kepadanya dombaku yg seekor itu bagi melengkapi perternakannya menjadi genap seratus ekor. Ia membawa macam-macam alasan dan berbagai dalil yg sangat sukar bagiku utk menolaknya, mengingatkan bahawa ia memang lebih cekap berdebat dan lebih pandai bertikam lidah daripadaku." Nabi Daud berpaling muka kepada lelaki yg lain yg sedang seraya bertanya: "Benarkah apa yg telah diuraikan oleh saudara kamu ini?" "Benar" ,jawab lelaki itu. "Jika memang demikian halnya", kata Daud, dgn marah "maka engkau telah berbuat zalim kpd saudaramu ini dan memperkosakan hak miliknya dgn tuntutanmu itu. Aku tidak akan membiarkan engkau melanjutkan tindakanmu yg zalim itu atau engkau akan menghadapi hukuman pukulan pada wajah dan hidungmu. Dan memang banyak di antara org-org yg berserikat itu yg berbuat zalim satu terhadap yg lain kecuali mereka yg benar beriman dan beramal soleh." "Wahai Daud", berkata lelaki itu menjawab, "sebenarnya engkaulah yg sepatut menerima hukuman yg engkau ancamkan kepadaku itu. Bukankah engkau sudah mempunyai sembilan puluh sembilan perempuan mengapa engkau masih menyunting lagi seorg gadis yg sudah lama bertunang dgn seorg pemuda anggota tenteramu sendiri yg setia dan bakti dan sudah lama mereka berdua saling cinta dan mengikat janji." Nabi Daud tercengang mendengar jawapan lelaki yg berani, tegas dan pedas itu dan sekali lagi ia memikirkan ke mana sasaran dan tujuan kata-kata itu, sekonyong-konyong lenyaplah menghilang dari pandangannya kedua susuk tubuh kedua lelaki itu. Nabi Daud berdiam diri tidak mengubah sikap duduknya dan seraya termenung sedarlah ia bahawa kedua lelaki itu adalah malaikat yg diutuskan oleh Allah utk memberi peringatan dan teguran kepadanya. Ia seraya bersujud memohon ampun dan maghfirah dari Tuhan atas segala tindakan dan perbuatan yg tidak diredhai oleh-Nya. Allah menyatakan menerima taubat Daud, mengampuni dosanya serta mengangkatnya ke tingkat para nabi dan rasul-Nya. Adapun gadis yg dimaksudkan dlm percakapan Daud dgn kedua malaikat yg menyerupai sebagai manusia itu ialah "Sabigh binti Sya'igh seorg gadis yg berparas elok dan cantik, sedang calon suaminya adalah "Uria bin Hannan" seorg pemuda jejaka yg sudah lama menaruh cinta dan mengikat janji dgn gadis tersebut bhw sekembalinya dari medan perang mereka berdua akan melangsungkan perkhawinan

dan hidup sebagai suami isteri yg bahagia. Pemuda itu telah secara rasmi meminang Sabigh dari kedua org tuanya, yg dgn senang hati telah menerima baik uluran tangan pemuda itu. Akan tetapi apa yg hendak dikatakan sewaktu Uria bin Hannan berada di negeri org melaksanakan perintah Daud berjihad utk menegakkan kalimah Allah, terjadilah sesuatu yg menghancurkan rancangan syahdunya itu dn menjadilah cita-citanya utk beristerikan Sabigh gadis yg diidam-idamkan itu, seakanakan impian atau fatamorgana belaka. Pada suatu hari di mana Uria masih berada jauh di negeri org melaksanakan perintah Allah utk berjihad, tertangkaplah paras Sabigh yg ayu itu oleh kedua belah mata Daud dan dari pandangan pertama itu timbullah rasa cinta di dlm hati Daud kpd sang gadis itu, yg secara sah adalah tunangan dari salah seorg anggota tenteranya yg setia dan cekap. Daud tidak perlu berfikir lama utk menyatakan rasa hatinya terhadap gadis yg cantik itu dan segera mendatangi kedua org tuanya meminang gadis tersebut. Gerangan org tua siapakah yg akan berfikir akan menolak uluran tangan seorg seperti Daud utk menjadi anak menantunya. Bukankah merupakan suatu kemuliaan yg besar baginya utk menjadi ayah mertua dari Daud seorg pesuruh Allah dan raja Bani Isra'il itu. Dan walaupun Sabigh telah diminta oleh Uria namin Uria sudah lama meninggalkan tunangannya dan tidak dapat dipastikan bhw ia akan cepat kembali atau berada dalam keadaan hidup. Tidak bijaksanalah fikir kedua org tua Sabigh utk menolak uluran tangan Daud hanya semata-mata krn menantikan kedatangan Uria kembali dari medan perang. Maka diterimalah permintaan Daud dan kepadanya diserahkanlah Sabigh utk menjadi isterinya yg sah. Demikianlah kisah perkhawinan Daud dan Sabigh yg menurut para ahli tafsir menjadi sasaran kritik dan teguran Allah melalui kedua malaikat yg merupai sebagai dua lelaki yg datang kpd Nabi Daud memohon penyelesaian tentang sengketa mereka perihal domba betina mereka. Hari Sabtunya Bani Isra'il Di antara ajaran-2 Nabi Musa a.s. kpd Bani Isra'il ialah bahawa mereka mewajibkan utk mengkhususkan satu hari pada tiap minggu bagi melakukan ibadah kpd Allah mensucikan hati dan fikiran mereka dgn berzikir, bertahmid dan bersyukur atas segala kurnia dan nikmat Tuhan, bersolat dan melakukan perbuatan-2 yg baik serta amal-2 soleh. Diharamkan bagi mereka pada hari yg ditentukan itu utk berdagang dan melaksanakan hal-hal yg bersifat duniawi. Pada mulanya hari Jumaatlah yg ditunjuk sebagai hari keramat dan hari ibadah itu, alan tetapi mereka meminta dari Nabi Musa agar hari ibadah itu dijatuhkan pada setiap hari Sabtu, mengingatkan bahwa pada hari itu Allah selesai menciptakan makhluk-Nya. Usul perubahan yg mereka ajukan itu diterima oleh Nabi Musa, maka sejak itu, hari Sabtu pada setiap minggu daijadikan hari mulia dan suci, di mana mereka tidak melakukan perdagangan dan mengusahakan urusan-2 duniawi. Mereka hanya tekun beribadah dan ebrbuat amal-amal kebajikan yg diperintahkan oleh agama. Demikianlah hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun namun adat kebiasaan mensucikan hari Sabtu tetap dipertahankan turun temurun dan generasi demi generasi. Pada masa Nabi Daud berkuasa di suatu desa bernama "Ailat" satu diantara beberapa desa yg terletak di tepi Laut Merah bermukim sekelompok kaum dari keturunan Bani Isra'il yg sumber percariannya adalah dari penangkapan ikan, perdagangan dan pertukangan yg dilakukannya setiap hari kecuali hari Sabtu. Sebagai akibat dari perintah mensucikan hari Sabtu di mana tiada seorg malakukan urusan dagangan atau penangkapan ikan, maka pasar-pasar dan tempat-2 perniagaan di desa itu menjadi sunyi senyap pada tiap hari dan malam sabtu, sehingga ikan-2 di laut tampak terapung-apung di atas permukaan air, bebas berpesta ria mengelilingi dua buah batu besar berwarna putih terletak ditepi laut dekat desa Ailat.Ikan-ikan itu seolah-olah sudah terbiasa bhw pada tiap malam dan hari Sabtu terasa aman bermunculan di atas permukaan air tanpa mendapat gangguan dari para nelayan tetapi begitu matahari

64

65

terbenam pada Sabtu senja menghilanglah ikan-ikan itu kembali ke perut dan dasar laut sesuai dgn naluri yg dimiliki oleh tiap binatang makhluk Allah. Para nelayan desa Ailat yg pd hari-hari biasa tidak pernah melihat ikan begitu banyak terapung-apung di atas permukaan air, bahkan sukar mendapat menangkap ikan sebanyak yg diharapkan, menganggap adalah kesempatan yg baik dan menguntungkan sekali bila mereka melakukan penangkapan ikan pada tiap malam dan hari Sabtu. Fikiran itu tidak disia-siakan dan tanpa menghiraukan perintah agama dan adat kebiasaan yg sudah berlaku sejak Nabi Musa memerintahkannya, pergilah mereka ramai-ramai ke pantai menangkap ikan di malam dan hari yg terlarang itu, sehingga berhasillah mereka menangkap ikan sepuas hati mereka dan sebanyak yg mereka harapkan, Berbeza jauh dgn hasil mereka di hari-hari biasa. Para penganut yg setia dan para mukmin yg soleh datang menegur para org fasiq yg telah berani melanggar kesucian hari Sabtu. Mereka diberi nasihat dan peringatan agar menghentikan perbuatan mungkar mereka dan kembali mentaati perintah agama serta menjauhkan diri dari semua larangannya, supay menghindari murka Allah yg dapat mencabut kurnia dan nikmat yg telah diberikan kepada mereka. Nasihat dan peringatan para mukmin itu tidak dihiraukan oleh para nelayan yg membangkang itu bahkan mereka makin giat melakukan pelanggaran secara demonstratif krn sayang akan kehilangan keuntungan material yg besar yg mereka perolrh dan penangkapan ikan di hari-hari yg suci. Akhirnya pemuka-pemuka agama terpaksa mengasingkan mereka dari pergaulan dan melarangnya masuk ke dlm kota dgn menggunakan senjata kalau perlu. Berkata para nelayan pembangkang itu memprotes: "sesungguhnya kota Ailat adalah kota dan tempat tinggal kami bersama kami mempunyai hak yg sama seperti kamu utk tinggal menetap di sini dan sesekali kamu tidak berhak melarang kami memasuki kota kami ini serta melarang kami menggali sumber-2 kekayaan yg terdapat di sini bagi kepentingan hidup kami. Kami tidak akan meninggalkan kota kami ini dan pergi pindah ke tempat lain. Dan jika engkau enggan bergaul dgn kami maka sebaiknya kota Ailat ini di bagi menjadi dua bahagian dipisah oleh sebuah tembok pemisah, sehingga masing-2 pihak bebas berbuat dan melaksanakan usahanya tanpa diganggu oleh mana-mana pihak lain." Dgn adanya garis pemisah antara para nelayan pembangkang yg fasiq dan pemeluk-pemeluk agama yg taat bebaslah mereka melaksanakan usaha penangkapan ikan semahu hatinya secara besar-besaran pada tiap-tiap hari tanpa berkecuali. Mereka membina saluran-2 air bagi mengalirkan air laut ke dekat rumah-2 mereka dgn mengadakan bendungan-2 yg mencegahkan kembalinya ikan-2 le laut bila matahari terbenam pada setiap petang Sabtu pada waktu mana biasanya ikan-2 yg terapung-apung itu meluncur kembali ke dasar laut. Para nelayan yg makin manjadi kaya krn keuntungan besar yg meeka peroleh dari hasil penangkapan ikan yg bebas menjadi makin berani melakukan maksiat dan pelanggaran perintah-2 agama yg menjurus kepada kerosakkan akhlak dan moral mereka. Sementara para pemuka agama yg melihat para nelayan itu makin berani melanggar perintah Allah dan melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di daerah mereka sendiri masih rajin mendatangi mereka dari masa ke semasa memperingatkan mereka dan memberi nasihat , kalau-2 masih dapat ditarik ke jalan yg benar dan bertaubat dari perbuatan maksiat mereka. Akan tetapi kekayaan yg mereka peroleh dari hasil penangkapan yg berganda menjadikan mata mereka buta utk melihta cahaya kebenaran, telinga mereka pekak utk mendengar nasihat-2 para pemuka agama dan lubuk hati mereka tersumbat oleh nafsu kemaksiatan dan kefasiqan, sehingga menjadikan sebahagian dari pemuka dan penganjur agaam itu berputus asa dan berkata kpd sebahagian yg masih menaruh harapan: "Mengapa kamu masih

menasihati org-org yg akan dibinasakan oleh Allah dan akan ditimpahi hati org-org yg akan dibinasakan oleh Allah dan akan ditimpahi azab yg sangat keras." Demikianlah pula Nabi Daud setelah melihat bahawa segala nasihat dan peringatan kpd kaumnya hanya dianggap sebagai angin lalu atau seakan suara di padang pasir belaka dan melihat tiada harapan lagi bhw mereka akan sedar dan insaf kembali maka berdoalah beliau memohon kpd Allah agar menggajar mereka dgn seksaan dan azab yg setimpal. doa Nabi Daud dikabulkan oleh Allah dan terjadilah suatu gempa bumi yg dahsyat yg membinasakan org-org yg telah membangkang dan berlaku zalim terhadap diri mereka sendiri dgn mengabaikan perintah Allah dan perintah para hamba-Nya yg soleh. Sementara mereka yg mukmin dan soleh mendapat perlindungan Allah dan terhindarlah dari malapetaka yg melanda itu. Beberapa Kurniaan Allah Kpd Nabi Daud Allah mengutusnya sebagai nabi dan rasul mengurniainya nikmah, kesempurnaan ilmu, ketelitian amal perbuatan serta kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan. Kepadanya diturunkan kitab "Zabur", kitab suci yg menghimpunkan qasidah-2 da sajak-2 serta lagu-2 yg mengandungi tasbih dan pujian-pujian kpd Allah, kisah umat-2 yg dahulu dan berita nabi-nabi yg akan datang, di antaranya berita tentang datangnya Nabi Muhammad s.a.w. Allah menundukkan gunung-2 dan memerintahkannya bertasbih mengikuti tasbih Nabi Daud tiap pagi dan senja. Burung-2 pun turut bertasbih mengikuti tasbih Nabi Daud berulang-ulang. Nabi Daud diberi peringatan tentang maksud suara atau bahasa burung-2. Allah telah memberinya kekuatan melunakkan besi, sehingga ia dapat membuat baju-baju dan lingkaran-2 besi dgn tangannya tanpa pertolongan api. Nabi Daud telah diberikannya kesempatan menjadi raja memimpin kerajaan yg kuat yg tidak dapat dikalahkan oleh musuh, bahkan sebaliknya ia selalu memperolehi kemenangan di atas semua musuhnya. Nabi Daud dikurniakan suara yg merdu oleh Allah yg enak didengar sehingga kini ia menjadi kiasan bila seseorg bersuara merdu dikatakan bahawa ia memperolehi suara Nabi Daud. Kisah Nabi Daud dan kisah Sabtunya Bani Isra'il terdapat dlm Al-Quran surah "Saba'" ayat 11, surah "An-Nisa'" ayat 163, surah "Al-Isra'" ayat 55, surah "Shaad" ayat 17 sehingga ayat 26 dan surah "Al'Aaraaf" ayat 163 sehingga ayat 165. Beberapa Ibrah Dari Kisah Nabi Daud A.S Allah telah memberikan contoh bhw seseorg yg bagaimana pun besar dan perkasanya yg hanya menyandarkan diri kpd kekuatan jasmaninya dapat dikalahkan oleh org yg lebih lemah dgn hanya sesuatu benda yg tidak bererti sebagaimana Daud yg muda usia dan lemah fizikal mengalahkan Jalout yg perkasa itu dgn bersenjatakan batu sahaja. Seorg yg lemah dan miskin tidak patut berputus asa mencari hasil dan memperoleh kejayaan dalam usaha dan perjuangannya selama ia bersandarkan kepada takwa dan iman kepada Allah yg akan melindunginya. Kemenangan Daud atas Jalout tidak menjadikan dia berlaku sombong dan takabbur, bahkan sebaliknya ia bersikap rendah hati dan lemah-lembut terhadap kawan mahupun lawan

65

66

KISAH NABI SULAIMAN A.S. Nabi Sulaiman adalah salah seorang putera Nabi Daud. Sejak ia masih kanak-kanak berusia sebelas tahun, ia sudah menampakkan tanda-tanda kecerdasan, ketajaman otak, kepandaian berfikir serta ketelitian di dalam mempertimbangkan dan mengambil sesuatu keputusan. Nabi Sulaiman Seorang JuriNabi Sulaiman Seorang Juri Sewaktu Daud, ayahnya menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il ia selalu mendampinginnya dlm tiap-tiap sidang peradilan yg diadakan utk menangani perkara-perkara perselisihan dan sengketa yg terjadi di dlm masyarakat. Ia memang sengaja dibawa oleh Daud, ayahnya menghadiri sidang-sidang peradilan serta menyekutuinya di dlm menangani urusan-urusan kerajaan utk melatihnya serta menyiapkannya sebagai putera mahkota yg akan menggantikanya memimpin kerajaan, bila tiba saatnya ia harus memenuhi panggilan Ilahi meninggalkan dunia yg fana ini. Dan memang Sulaimanlah yg terpandai di antara sesama saudara yg bahkan lebih tua usia daripadanya. Suatu peristiwa yg menunjukkan kecerdasan dan ketajaman otaknya iaitu terjadi pada salah satu sidang peradilan yg ia turut menghadirinya. Dlm.persidangan itu dua org datang mengadu meminta Nabi Daud mengadili perkara sengketa mereka, iaitu bahawa kebun tanaman salah seorg dari kedua lelaki itu telah dimasuki oleh kambing-kambing ternak kawannya di waktu malam yg mengakibatkan rosak binasanya perkarangannya yg sudah dirawatnya begitu lama sehingga mendekati masa menuainya. Kawan yg diadukan itu mengakui kebenaran pengaduan kawannya dan bahawa memang haiwan ternakannyalah yg merosak-binasakan kebun dan perkarangan kawannya itu. Dalam perkara sengketa tersebut, Daud memutuskan bahawa sebagai ganti rugi yg dideritai oleh pemilik kebun akibat pengrosakan kambing-kambing peliharaan tetangganya, maka pemilik kambingkambing itu harus menyerahkan binatang peliharaannya kepada pemilik kebun sebagai ganti rugi yg disebabkan oleh kecuaiannya menjaga binatang ternakannya. Akan tetapi Sulaiman yg mendengar keputusan itu yg dijatuhkan oleh ayahnya itu yg dirasa kurang tepat berkata kepada si ayah: "Wahai ayahku, menurut pertimbanganku keputusan itu sepatut berbunyi sedemikian : Kepada pemilik perkarangan yg telah binasa tanamannya diserahkanlah haiwan ternak jirannya utk dipelihara, diambil hasilnya dan dimanfaatkan bagi keperluannya, sedang perkarangannya yg telah binasa itu diserahkan kepada tetangganya pemilik peternakan utk dipugar dan dirawatnya sampai kembali kepada keadaan asalnya, kemudian masing-masing menerima kembali miliknya, sehingga dgn cara demikian masingmasing pihak tidak ada yg mendapat keuntungan atau kerugian lebih daripada yg sepatutnya." Kuputusan yg diusulkan oleh Sulaiman itu diterima baik oleh kedua org yg menggugat dan digugat dan disambut oleh para org yg menghadiri sidang dgn rasa kagum terhadap kecerdasan dan kepandaian Sulaiman yg walaupun masih muda usianya telah menunjukkan kematangan berfikir dan keberanian melahirkan pendapat walaupun tidak sesuai dgn pendapat ayahnya. Peristiwa ini merupakan permulaan dari sejarah hidup Nabi Sulaiman yg penuh dgn mukjizat kenabian dan kurnia Allah yg dilimpahkan kepadanya dan kepada ayahnya Nabi Daud. Sulaiman Menduduki Tahta Kerajaan Ayahnya Sejak masih berusia muda Sulaiman telah disiapkan oleh Daud utk menggantikannya utk menduduki tahta singgahsana kerajaan Bani Isra'il. Abang Sulaiman yg bernama Absyalum tidak merelakan dirinya dilangkahi oleh adiknya .Ia beranggapan bahawa dialah yg sepatutnya menjadi putera mahkota dan bukan adiknya yg lebih lemah fizikalnya dan lebih muda usianya srta belum banyak mempunyai pengalaman hidup seperti dia. Kerananya ia menaruh dendam terhadap ayahnya yg menurut anggapannya tidak berlaku adil dan telah memperkosa haknya sebagai pewaris pertama dari tahta kerajaan Bani Isra'il.
66

Absyalum berketetapan hati akan memberotak terhadap ayahnya dan akan berjuang bermati-matian utk merebut kekuasaan dari tangan ayahnya atau adiknya apa pun yg harus ia korbankan utk mencapai tujuan itu. Dan sebagai persiapan bagi rancangan pemberontakannya itu, dari jauh-jauh ia berusaha mendekati rakyat, menunjukkan kasih sayang dan cintanya kepada mereka menolong menyelesaikan masalah-masalah yg mereka hadapi serta mempersatukan mereka di bawah pengaruh dan pimpinannya. Ia tidak jarang bagi memperluaskan pengaruhnya, berdiri didepan pintu istana mencegat org-org yg datang ingin menghadap raja dan ditanganinya sendiri masalah-masalah yg mereka minta penyelesaian. Setelah merasa bahawa pengaruhnya sudah meluas di kalangan rakyat Bani Isra'il dan bahawa ia telah berhasil memikat hati sebahagian besar dari mereka, Absyalum menganggap bahawa saatnya telah tiba utk melaksanakan rencana rampasan kuasa dan mengambil alih kekuasaan dari tangan ayahnya dgn paksa. Lalu ia menyebarkan mata-matanya ke seluruh pelosok negeri menghasut rakyat dan memberi tanda kepada penyokong-penyokong rencananya, bahawa bila mereka mendengar suara bunyi terompet, maka haruslah mereka segera berkumpul, mengerumuninya kemudian mengumumkan pengangkatannya sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud ayahnya. Syahdan pada suatu pagi hari di kala Daud duduk di serambi istana berbincang-bincang dgn para pembesar dan para penasihat pemerintahannya, terdengarlah suara bergemuruh rakyat bersorak-sorai meneriakkan pengangkatan Absyalum sebagai raja Bani Isra'il menggantikan Daud yg dituntut turun dari tahtanya. Keadaan kota menjadi kacau-bilau dilanda huru-hara keamanan tidak terkendalikan dan perkelahian terjadi di mana-mana antara org yg pro dan yg kontra dgn kekuasaan Absyalum. Nabi Daud merasa sedih melihat keributan dan kekacauan yg melanda negerinya, akibat perbuatan puterannya sendiri. Namun ia berusaha menguasai emosinya dan menahan diri dari perbuatan dan tindakan yg dapat menambah parahnya keadaan. Ia mengambil keputusan utk menghindari pertumpahan darah yg tidak diinginkan, keluar meninggalkan istana dan lari bersama-sama pekerjanya menyeberang sungai Jordan menuju bukit Zaitun. Dan begitu Daud keluar meninggalkan kota Jerusalem, masuklah Absyalum diiringi oleh para pengikutnya ke kota dan segera menduduki istana kerajaan. Sementara Nabi Daud melakukan istikharah dan munajat kepada Tuhan di atas bukit Zaitun memohon taufiq dan pertolongan-Nya agar menyelamatkan kerajaan dan negaranya dari malapetaka dan keruntuhan akibat perbuatan puteranya yg durhaka itu. Setelah mengadakan istikharah dan munajat yg tekun kepada Allah, akhirnya Daud mengambil keputusan utk segera mengadakan kontra aksi terhadap puteranya dan dikirimkanlah sepasukan tentera dari para pengikutnya yg masih setia kepadanya ke Jerusalem utk merebut kembali istana kerajaan Bani Isra'il dari tangan Absyalum. Beliau berpesan kepada komandan pasukannya yg akan menyerang dan menyerbu istana, agar bertindak bijaksana dan sedapat mungkin menghindari pertumpahan darah dan pembunuhan yg tidak perlu, teristimewa mengenai Absyalum, puteranya, ia berpesan agar diselamatkan jiwanya dan ditangkapnya hidup-hidup. Akan tetapi takdir telah menentukan lain daripada apa yg si ayah inginkan bagi puteranya. Komandan yg berhasil menyerbu istana tidak dapat berbuat lain kecuali membunuh Absyalum yg melawan dan enggan menyerahkan diri setelah ia terkurung dan terkepung. Dgn terbunuhnya Absyalum kembalilah Daud menduduki tahtanya dan kembalilah ketenangan meliputi kota Jerusalem sebagaimana sediakala. Dan setelah menduduki tahta kerajaan Bani Isra'il selama empat puluh tahun wafatlah Nabi Daud dalam usia yg lanjut dan dinobatkanlah sebagai pewarisnya Sulaiman sebagaimana telah diwasiatkan oleh ayahnya.

67

Kekuasaan Sulaiman Atas Jin dan Makhluk Lain Nabi Sulaiman yg telah berkuasa penuh atas kerajaan Bani Isra'il yg makin meluas dan melebar, Allah telah menundukkan baginya makhluk-makhluk lain, iaitu Jin angin dan burung-burung yg kesemuanya berada di bawah perintahnya melakukan apa yg dikehendakinya dan melaksanakan segala komandonya. Di samping itu Allah memberinya pula suatu kurnia berupa mengalirnya cairan tembaga dari bawah tanah utk dimanfaatkannya bagi karya pembangunan gedung-gedung, perbuatan piring-piring sebesar kolam air, periuk-periuk yg tetap berada diatas tungku yg dikerjakan oleh pasukan Jin-Nya. Sebagai salah satu mukjizat yg diberikan oleh Allah kepada Sulaiman ialah kesanggupan beliau menangkap maksud yg terkandung dalam suara binatang-binatang dan sebaliknya binatang-binatang dapat pula mengerti apa yg ia perintahkan dan ucapkan. Demikianlah maka tatkala Nabi Sulaiman berpergian dalam rombongan kafilah yg besar terdiri dari manusia, jin dan binatang-binatang lain, menuju ke sebuah tempat bernama Asgalan ia melalui sebuah lembah yg disebut lembah semut. Disitu ia mendengar seekor semut berkata kepada kawan-kawannya: "Hai semut-semut, masuklah kamu semuanya ke dalam sarangmu, agar supaya kamu selamat dan tidak menjadi binasa diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya tanpa ia sedar dan sengaja. Nabi Sulaiman tersenyum tertawa mendengar suara semut yg ketakutan itu. Ia memberitahu hal itu kepada para pengikutnya seraya bersyukur kepada Allah atas kurnia-Nya yg menjadikan ia dapat mendengar serta menangkap maksud yg terkandung dalam suara semut itu. Ia merasa takjud bahawa binatang pun mengerti bahawa nabi-nabi Allah tidak akan mengganggu sesuatu makhluk dengan sengaja dan dalam keadaan sedar. Sulaiman dan Ratu Balqis Setelah Nabi Sulaiman membangunkan Baitulmaqdis dan melakukan ibadah haji sesuai dengan nadzarnya pergilah ia meneruskan perjalannya ke Yeman. Setibanya di San'a - ibu kota Yeman ,ia memanggil burung hud-hud sejenis burung pelatuk utk disuruh mencari sumber air di tempat yg kering tandus itu. Ternyata bahawa burung hud-hud yg dipanggilnya itu tidak berada diantara kawasan burung yg selalu berada di tempat utk melakukan tugas dan perintah Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman marah dan mengancam akan mengajar burung Hud-hud yg tidak hadir itu bila ia datang tanpa alasan dan uzur yg nyata. Berkata burung Hud-hud yg hinggap didepan Sulaiman sambil menundukkan kepala ketakutan:: "Aku telah melakukan penerbangan pengintaian dan menemukan sesuatu yg sangat penting utk diketahui oleh paduka Tuan. Aku telah menemukan sebuah kerajaan yg besar dan mewah di negeri Saba yg dikuasai dan diperintah oleh seorg ratu. Aku melihat seorg ratu itu duduk di atas sebuah tahta yg megah bertaburkan permata yg berkilauan. Aku melihat ratu dan rakyatnya tidak mengenal Tuhan Pencipta alam semesta yg telah mengurniakan mereka kenikmatan dan kebahagian hidup. Mereka tidak menyembah dan sujud kpd-Nya, tetapi kepada matahari. Mereka bersujud kepadanya dikala terbit dan terbenam. Mereka telah disesatkan oleh syaitan dari jalan yg lurus dan benar." Berkata Sulaiman kepada Hud-hud: "Baiklah, kali ini aku ampuni dosamu kerana berita yg engkau bawakan ini yg aku anggap penting utk diperhatikan dan utk mengesahkan kebenaran beritamu itu, bawalah suratku ini ke Saba dan lemparkanlah ke dalam istana ratu yg engkau maksudkan itu, kemudian kembalilah secepat-cepatnya, sambil kami menanti perkembangan selanjutnya bagaimana jawapan ratu Saba atas suratku ini." HUd-hud terbang kembali menuju Saba dan setibanya di atas istana kerajaan Saba dilemparkanlah surat Nabi Sulaiman tepat di depan ratu Balqis yg sedang duduk dgn megah di atas tahtanya. Ia terkejut melihat sepucuk surat jatuh dari udara tepat di depan wajahnya. Ia lalu mengangkat kepalanya melihat ke atas, ingin mengetahui dari manakah surat itu datang dan siapakah yg secara kurang hormat
67

melemparkannya tepat di depannya. Kemudian diambillah surat itu oleh ratu, dibuka dan baca isinya yg berbunyi: "Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, surat ini adalah daripadaku, Sulaiman. Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah sekalian kepadaku berserah diri." Setelah dibacanya berulang kali surat Nabi Sulaiman Ratu Balqis memanggil para pembesarnya dan para penasihat kerajaan berkumpul utk memusyawarahkan tindakan apa yg harus diambil sehubungan dgn surat Nabi Sulaiman yg diterimanya itu. Berkatlah para pembesar itu ketika diminta petimbangannya: "Wahai paduka tuan ratu, kami adalah putera-putera yg dibesarkan dan dididik utk berperang dan bertempur dan bukan utk menjadi ahli pemikir atau perancang yg patut memberi pertimbangan atau nasihat kepadamu. Kami menyerahkan kepadamu utk mengambil keputusan yg akan membawa kebaikan bagi kerajaan dan kami akan tunduk dan melaksanakan segala perintah dan keputusanmu tanpa ragu. Kami tidak akan gentar menghadapi segala ancaman dari mana pun datangnya demi menjaga keselamatanmu dam keselamatan kerajaanmu." Ratu Balqis menjawab: "Aku memperoleh kesan dari uraianmu bahwa kamu mengutamakan cara kekerasan dan kalau perlu kamu tidak akan gentar masuk medan perang melawan musuh yg akan menyerbu. Aku sangat berterima kasih atas kesetiaanmu kepada kerajaan dan kesediaanmu menyabung nyawa utk menjaga keselamatanku dan keselamatan kerajaanku. Akan tetapi aku tidak sependirian dgn kamu sekalian. Menurut pertimbanganku, lebih bijaksana bila kami menempuh jalan damai dan menghindari cara kekerasan dan peperangan. Sebab bila kami menentang secara kekerasan dan sampai terjadi perang dan musuh kami berhasil menyerbu masuk kota-kota kami, maka nescaya akan berakibat kerosakan dan kehancuran yg sgt menyedihkan. Mereka akan menghancur binasakan segala bangunan, memperhambakan rakyat dan merampas segala harta milik dan peninggalan nenek moyang kami. Hal yg demikian itu adalah merupakan akibat yg wajar dari tiap peperangan yg dialami oleh sejarah manusia dari masa ke semasa. Maka menghadapi surat Sulaiman yg mengandung ancaman itu, aku akan cuba melunakkan hatinya dgn mengirimkan sebuah hadiah kerajaan yg akan terdiri dari barangbarang yg berharga dan bermutu tinggi yg dapat mempesonakan hatinya dan menyilaukan matanya dan aku akan melihat bagaimana ia memberi tanggapan dan reaksi terhadap hadiahku itu dan bagaimana ia menerima utusanku di istananya. Selagi Ratu Balgis siap-siap mengatur hadiah kerajaan yg akan dikirim kepada Sulaiman dan memilih org-org yg akan menjadi utusan kerajaan membawa hadiah, tibalah hinggap di depan Nabi Sulaiman burung pengintai Hud-hud memberitakan kepadanya rancangan Balqis utk mengirim utusan membawa hadiah baginya sebagai jawaban atas surat beliau kepadanya. Setelah mendengar berita yg dibawa oleh Hud-hud itu, Nabi Sulaiman mengatur rencana penerimaan utusan Ratu Balqis dan memerintahkan kepada pasukan Jinnya agar menyediakan dan membangunkan sebuah bangunan yg megah yg tiada taranya ya akan menyilaukan mata perutusan Balqis bila mereka tiba. Tatkala perutusan Ratu Balqis datang, diterimalah mereka dgn ramah tamah oleh Sulaiman dan setelah mendengar uraian mereka tentang maksud dan tujuan kedatangan mereka dgn hadiah kerajaan yg dibawanya, berkatalah Nabi Sulaiman: "Kembalilah kamu dgn hadiah-hadiah ini kepada ratumu. Katakanlah kepadanya bahawa Allah telah memberiku rezeki dan kekayaan yg melimpah ruah dan mengurniaiku dgn kurnia dan nikmat yg tidak diberikannya kpd seseorg drp makhluk-Nya. Di samping itu aku telah diutuskan sebagai nabi dan rasul-Nya dan dianugerahi kerajaan yg luas yg kekuasaanku tidak sahaja berlaku atas manusia tetapi mencakup juga jenis makhluk Jin dan binatang-binatang. Maka bagaimana aku akan dapat dipujuk dgn harta benda dan hadiah serupa ini? Aku tidak dapat dilalaikan dari kewajiban dakwah kenabianku oleh harta benda dan emas walaupun sepenuh bumi ini. Kamu telah disilaukan oleh benda dan kemegahan duniawi, sehingga kamu memandang besar hadiah yg kamu

68

bawakan ini dan mengira bahawa akan tersilaulah mata kami dengan hadiah Ratumu. Pulanglah kamu kembali dan sampaikanlah kepadanya bahawa kami akan mengirimkan bala tentera yg sangat kuat yg tidak akan terkalahkan ke negeri Saba dan akan mengeluarkan ratumu dan pengikut-pengikutnya dari negerinya sebagai- org-org yg hina-dina yg kehilangan kerajaan dan kebesarannya, jika ia tidak segera memenuhi tuntutanku dan datang berserah diri kepadaku." Perutusan Balqis kembali melaporkan kepada Ratunya apa yg mereka alami dan apa yg telah diucapkan oleh Nabi Sulaiman. Balqis berfikir, jalan yg terbaik utk menyelamatkan diri dan kerajaannya ialah menyerah saja kpd tuntutan Sulaiman dan datang menghadap dia di istananya. Nabi Sulaiman berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu Balqis bahawa ia memiliki kekuasaan ghaib di samping kekuasaan lahirnya dan bahwa apa yg dia telah ancamkan melalui rombongan perutusan bukanlah ancaman yg kosong. Maka bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya, siapakah diantara mereka yg sanggup mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum orgnya datang berserah diri. Berkata Ifrit, seorg Jin yg tercerdik: "Aku sanggup membawa tahta itu dari istana Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukimu. Aku adalah pesuruhmu yg kuat dan dapat dipercayai. Seorg lain yg mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk berkata: "Aku akan membawa tahta itu ke sini sebelum engkau sempat memejamkan matamu." Ketika Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah berada didepannya, berkatalah ia: Ini adalah salah satu kurnia Tuhan kepadaku utk mencuba apakah aku bersyukur atas kurnia-Nya itu atau mengingkariNya, kerana barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata utk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan kurnia Allah, ia akan rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia." Menyonsong kedatangan Ratu Balqis, Nabi Sulaiman memerintahkan org-orgnya agar mengubah sedikit bentuk dan warna tahta Ratu itu yg sudah berada di depannya kemudian setelah Ratu itu tiba berserta pengiring-pengiringnya, bertanyalah Nabi Sulaiman seraya menundingkan kepada tahtanya: "Serupa inikah tahtamu?" Balqis menjawab: "Seakan-akan ini adalah tahtaku sendiri," seraya bertanyatanya dalam hatinya, bagaimana mungkin bahawa tahtanya berada di sini padahal ia yakin bahawa tahta itu berada di istana tatkala ia bertolak meninggalkan Saba. Selagi Balgis berada dlm keadaan kacau fikiran, kehairanan melihat tahta kerajaannya sudah berpindah ke istana Sulaiman, ia dibawa masuk ke dlm sebuah ruangan yg sengaja dibangun utk penerimaannya. Lantai dan dinding-dindingnya terbuat dari kaca putih. Balqis segera menyingkapkan pakaiannya ke atas betisnya ketika berada dalam ruangan itu, mengira bahawa ia berada di atas sebuah kolam air yg dapat membasahi tubuh dan pakaiannya. Berkata Nabi Sulaiman kepadanya: "Engkau tidak usah menyingkap pakaianmu. Engkau tidak berada di atas kolam air. Apa yg engkau lihat itu adalah kaca-kaca putih yg menjadi lantai dan dinding ruangan ini." "Oh,Tuhanku," Balqis berkata menyedari kelemahan dirinya terhadap kebesaran dan kekuasaan Tuhan yg dipertunjukkan oleh Nabi Sulaiman, "aku telah lama tersesat berpaling daripada-Mu, melalaikan nikmat dan kurnia-Mu, merugikan dan menzalimi diriku sendiri sehingga terjatuh dari cahaya dan rahmat-Mu. Ampunilah aku. Aku berserah diri kepada Sulaiman Nabi-Mu dgn ikhlas dan keyakinan penuh. Kasihanilah diriku wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang." Demikianlah kisah Nabi Sulaiman dan Balqis Ratu Saba. Dan menurut sementara ahli tafsir dan ahli sejarah nabi-nabi, bahawa Nabi Sulaiman pada akhirnya kahwin dengan Balqis dan dari perkahwinannya itu lahirlah seorg putera.

Menurut pengakuan maharaja Ethiopia Abessinia, mereka adalah keturunan Nabi Sulaiman dari putera hasil perkahwinannya dgn Balqis itu. Wallahu alam bisshawab. Wafatnya Nabi Sulaiman Al-Quran mengisahkan bahawa tidak ada tanda-tanda yg menunjukkan kematian Sulaiman kecuali anai-anai yg memakan tongkatnya yg ia sandar kepadanya ketika Tuhan mengambil rohnya. Para Jin yg sedang mengerjakan bangunan atas perintahnya tidak mengetahui bahawa Nabi Sulaiman telah mati kecuali setelah mereka melihat Nabi Sulaiman tersungkur jatuh di atas lantai, akibat jatuhnya tongkat sandarannya yg dimakan oleh anai-anai. Sekiranya para Jin sudah mengetahui sebelumnya, pasti mereka tidak akan tetap meneruskan pekerjaan yg mereka anggap sebagai seksaan yg menghinakan. Berbagai cerita yg dikaitkan org pada ayat yg mengisahkan matinya Nabi Sulaiman, namun kerana cerita-cerita itu tidak ditunjang dikuatkan oleh sebuah hadis sahih yg muktamad, maka sebaiknya kami berpegang saja dengan apa yg dikisahkan oleh Al-Quran dan selanjutnya Allahlah yg lebih Mengetahui dan kepada-Nya kami berserah diri. Kisah Nabi Sulaiman dapat dibaca di dalam Al-Quran, surah An-Naml ayat 15 sehingga ayat 44 sebagaimana maksudnya :~ 15~ Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yg melebihkan kami dan banyak hamba-hambanya yg beriman." 16~ Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata: "Hai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya semua ini benar-benar satu kurnia yg nyata." 17~ Dan dihimpunkan utk Sulaiman tenteranya dari Jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dgn tertib { dalam barisan }. 18~ Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut. "Hai semutsemut masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya sedangkan mereka tidak menyedari." 19~ Maka dia tersenyum dengan tertawa { mendengar } perkataan semut itu dan dia berdoa: "Ya Tuhanku, berilah aku ilham utk tetap mensyukuri nikmat-Mu yg engkau telah anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang ibu bapaku dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang soleh." 20~ Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa aku tidak melihat hud-hud? Apakah dia termasuk yg tidak hadir?" 21~ Sungguh benar-benar aku akan mengazabnya dengan azab yg keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali kalau benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yg terang." 22~ Maka tidak lama kemudian {datanglah hud-hud} lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yg belum kamu mengetahuinya dan kubawa kepadamu dari negeri Saba' suatu berita penting yg diyakini. 23~ Sesungguhnya aku menjumpai seorg wanita yg memerintah mereka dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgahsana yg besar. 24~ Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari selain Allah dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan {Allah} sehingga mereka tidak dapat petunjuk, 25~ agar mereka tidak menyembah Allah yg mengeluarkan apa yg terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa yg kamu sembunyikan dan apa yg kamu nyatakan. 26~ Allah tiada Tuhan yg patut disembah kecuali Dia, Tuhan yang mempunyai 'Arasy yang besar". 27~ Berkata Sulaiman: "Akan kami lihat apa kamu benar ataukah kamu termasuk org-org yg berdusta.

68

69

28~ Pergilah dengan {membawa} suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpaling dari mereka, lalu perhatikanlah apa yg mereka bicarakan." 29~ Berkata ia {Balqis}: "Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yg mulia. 30~ Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya {isinya}, "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. 31~ Bahawa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai org-org yg berserah diri." 32~ Berkata dia {Balqis}: "Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku {ini} aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam {majlis} ku." 33~ Mereka menjawab: "Kita adalah org-org yg memiliki kekuatan dan {juga} memiliki keberanian yg sangat {dalam peperangan} dan keputusan berada ditanganmu, maka pertimbangankanlah apa yang akan kamu perintahkan." 34~ Dia {Balqis} berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki sesuatu negeri, nescaya mereka akan membinasakannya dan menjadikan penduduknya yg mulia jadi hina dan demikian pulalah yg akan mereka perbuat. 35~ Dan sesungguhnya aku akan mengirimkan utusan kepada mereka dgn {membawa} hadiah dan {aku akan} menunggu apa yg akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu." 36~ Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman berkatalah ia: "Apakah kamu patut menolong aku dgn harta? Maka apa yg diberikan Allah kepadaku lebih baik dari apa yg diberikannya kepadamu, tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu. 37~ Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentera yg mereka tidak berkuasa melawannya dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu {Saba'} dengan terhina dan mereka akan menjadi {tawanan-tawanan} yg tidak berharga". 38~ Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah diantara kamu sekalian yg sanggup membawa singgahsananya {Balqis} kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orgorg yg berserah diri." 39~ Berkata "Ifrit" {yang cerdik} dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat utk membawanya {lagi} dapat dipercaya". 40~ Berkatalah seorg yg mempunyai ilmu dari Alkitab: "Aku akan membawa singgahsana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgahsana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata: " Ini termasuk kurnia Tuhanku utk mencuba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari {akan nikmat-Nya} Dan barang siapa bersyukur utk {kebaikan} dirinya sendiri dan barang siapa yg ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia". 41~ Dan berkata {Sulaiman}: "Ubahlah baginya singgahsananya; maka kita akan melihat apakah diamengenal {singgahsananya sendiri} ataukah dia termasuk org-org yg tidak mengenal." 42~ Dan ketika Balqis datang ditanyakanlah kepadanya: "Serupa inikah singgahsanamu?" Dia menjawab: "Seakan-akan singgahsana ini singgahsanaku kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah org-org yg berserah diri." 43~ Dan apa yg disembahnya selama ini selain Allah mencegahnya {utk melahirkan keislamannya} kerana sesungguhnya dia dahulunya termasuk org-org yg kafir. 44~ Dikatakan kepadanya: "Masukkanlah kedalam istana". Maka tatkala dia melihat lantai istana itu dikiranya kolam air yg besar dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman kepada Balqis: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca". Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam." { An-Naml: 15 ~ 44 }

Kisah Nabi Sulaiman juga diceritakan didalam surah Saba' dari ayat 12 sehingga 14 sebagaimana maksudnya :~ 12~ Dan kami {tundukkan} angin bagi Sulaiman yg perjalanannya di waktu petang sama dengan perjalanan sebulan {pula} dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yg bekerja di hadapannya {dibawah kekuasaannya} dengan izin Tuhannya. Dan siapa yg menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. 13~ Para jin itu membuat utk Sulaiman apa yg dikehendakinya dari gedung-gedung yg tinggi dan patung-patung dan piring-piring yg {besarnya} seperti kolam dan periuk yg tetap {berada di atas tungku}. Bekerjalah hai keluarga Daud utk bersyukur {kpd Allah}. Dan sedikit sekali hamba-hambaKu yg berterima kasih. 14~ Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yg menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali anai-anai yg memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin bahawa kalau sekiranya mereka mengetahui yg ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam seksa yg menghinakan." { Saba' : 12 ~ 14 } Demikianlah kisah Nabi Sulaiman a.s. dan kerajaannya dan segala macam nikmat dan kelebihan yg dikurniakan oleh Allah s.w.t. kepadanya. Nabi Sulaiman telah meminta dari Allah s.w.t. agar dikurniakan dengan sebuah kerajaan yg tidak pernah dikurniakan kepada sesiapapun sebelumnya dan sesudahnya. Allah s.w.t. menerima permohonan Sulaiman a.s. dan memudahkan baginya barang apa yg ada di langit dan di bumi utknya.

69

70

KISAH NABI AYYUB A.S. Berkata salah seorang malaikat kepada kawan-kawannya yang lagi berkumpul berbincang-bincang tentang tingkah-laku makhluk Allah, jenis manusia di atas bumi : "Aku tidak melihat seorang manusia yang hidup di atas bumi Allah yang lebih baik dari hamba Allah Ayyub". Ia adalah seorang mukmin sejati ahli ibadah yang tekun. Dari rezeki yang luas dan harta kekayaan yang diberikan oleh Allah kepadanya, ia mengenepikan sebahagian untuk menolong orang-orang yang memerlukan para fakir miskin. Hari-harinya terisi penuh dengan ibadah, sujud kepada Allah dan bersyukur atas segala nikmat dan kurnia yang diberikan kepadanya." Para kawanan malaikat yang mendengarkan kata-kata pujian dan sanjungan untuk diri Ayyub mengakui kebenaran itu bahkan masing-masing menambahkan lagi dengan menyebut beberapa sifat dan tabiat yang lain yang ada pada diri Ayyub. Percakapan para malaikat yang memuji-muji Ayyub itu didengar oleh Iblis yang sedang berada tidak jauh dari tempat mereka berkumpul. Iblis merasa panas hati dan jengkel mendengar kata-kata pujian bagi seseorang dari keturunan Adam yang ia telah bersumpah akan disesatkan ketika ia dikeluarkan dari syurga kerananya. Ia tidak rela melihat seorang dari anak cucu anak Nabi Adam menjadi seorang mukmin yang baik, ahli ibadah yang tekun dan melakukan amal soleh sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah. Pergilah Iblis mendatangi Ayyub untuk menyatakan sendiri sampai sejauh mana kebenaran kata-kata pujian para malaikat itu kepada diri Ayyub. Ternyata memang benar Ayyub patut mendapat segala pujian itu. Ia mendatangi Ayyub bergelimpangan dalam kenikmatan duniawi, tenggelam dalam kekayaan yang tidak ternilai besarnya, mengepalai keluarga yang besar yang hidup rukun, damai dan bakti. Ia mendapati Ayyub tidak tersilau matanya oleh kekayaan yang ia miliki dan tidak tergoyahkan imannya oleh kenikmatan duniawinya. Siang dan malam ia sentiasa menemui Ayyub berada di mihrabnya melakukan solat, sujud dan tasyakur kepada Allah atas segala pemberian-Nya. Mulutnya tidak berhenti menyebut nama Allah berzikir, bertasbih dan bertahmid. Ayyub ditemuinya sebagai seorang yang penuh kasih sayang terhadap sesama makhluk Allah yang lemah, yang lapar diberinya makan, yang telanjang diberinya pakaian, yang bodoh diajar dan dipimpin dan yang salah ditegur. Iblis gagal dalam usahanya memujuk Ayyub. Telinga Ayyub pekak terhadap segala bisikannya dan fitnahannya dan hatinya yang sudah penuh dengan iman dan takwa tidak ada tempat lagi bagi bibit-bibit kesesatan yang ditaburkan oleh Iblis. Cinta dan taatnya kepada Allah merupakan benteng yang ampuh terhadap serangan Iblis dengan peluru kebohongan dan pemutar-balikan kebenaran yang semuanya mental tidak mendapatkan sasaran pada diri Ayyub. Akan tetapi Iblis bukanlah Iblis jika ia berputus asa dan kegagalannya memujuk Ayyub secara langsung. Ia pergi menghadapi kepada Allah untuk menghasut. Ia berkata : " Wahai Tuhan, sesungguhnya Ayyub yang menyembah dan memuji-muji-Mu, bertasbih dan bertahmid menyebut nama-Mu, ia tidak berbuat demikian seikhlas dan setulus hatinya kerana cinta dan taat pada-Mu. Ia melakukan itu semua dan berlaku sebagai hamba yang soleh tekun beribadah kepada-Mu hanya kerana takut akan kehilangan semua kenikmatan duniawi yang telah Engkau kurniakan kepadanya. Ia takut, jika ia tidak berbuat demikian , bahawa engkau akan mencabut daripadanya segala nikmat yang telah ia perolehnya berupa puluhan ribu haiwan ternakan, beribu-ribu hektar tanah ladang, berpuluh-puluh hamba sahaya dan pembantu serta keluarga dan putera-puteri yang soleh dan bakti. Tidakkah semuanya itu patut disyukuri untuk tidak terlepas dari pemilikannya dan habis terkena musibah? Di samping itu Ayyub masih mengharapkan agar kekayaannya bertambah menjadi berlipat ganda. Untuk tujuan dan maksud itulah Ayyub mendekatkan diri kepada-Mu dengan ibadah dan amal-amal solehnya dan andai kata ia terkena musibah dan kehilangan semua yang ia miliki, nescaya ia akan mengubah sikapnya dan akan melalaikan kewajibannya beribadah kepada-Mu."
70

Allah berfirman kepada Iblis : " Sesungguhnya Ayyub adalah seorang hamba-Ku yang sangat taat kepada-Ku, ia seorang mukmin sejati, apa yang ia lakukan untuk mendekati dirinya kepada-Ku adalah semata-mata didorong oleh iman yang teguh dan taat yang bulat kepada-Ku. Iman dan takwa yang telah meresap di dalam lubuk hatinya serta menguasai seluruh jiwa raganya tidak akan tergoyah oleh perubahan keadaan duniawinya. Cintanya kepada-Ku yang telah menjiwai amal ibadah dan kebajikannya tidak akan menurun dan menjadi kurang, musibah apa pun yang akan melanda dalam dirinya dan harta kekayaannya. Ia yakin seyakin-yakinnya bahwa apa yang ia miliki adalah pemberianKu yang sewaktu-waktu dapat Aku cabut daripadanya atau menjadikannya bertambah berlipat ganda. Ia bersih dari semua tuduhan dan prasangkamu. Engkau memang tidak rela melihathamba-hamba-Ku anak cucu Adan berada di atas jalan yang benar, lurus dan tidak tersesat. Dan untuk menguji keteguhan hati Ayyub dan kebulatan imannya kepada-Ku dan kepada takdir-Ku, Aku izinkan engkau untuk mencuba menggodanya serta memalingkannya daripada-Ku. Kerahkanlah pembantu-pembantumu menggoda Ayyub melalui harta kekayaannya dan keluarganya. Cuba binasakanlah harta kekayaannya dan ceraiberaikanlah keluarganya yang rukun dan bahagia itu dan lihatlah sampai di mana kebolehanmu menyesatkan dan merosakkan iman hamba-Ku Ayyub itu." Dikumpulkanlah oleh Iblis syaitan-syaitan, pembantunya, diberitahukan bahawa ia telah mendapatkan izin dari Tuhan untuk mengganyang ayyub, merosak aqidah dan imannya dan memalingkannya dari Tuhannya yang ia sembah dengan sepenuh hati dan keyakinan. Jalannya ialah dengan memusnahkan harta kekayaannya sehingga ia menjadi seorang yang papa dan miskin, mencerai-beraikan keluarganya sehingga ia menjadi sebatang kara tidak berkeluarga, Iblis berseru kepada pembantu-pembantunya itu agar melaksanakan tugas penyesatan Ayyub sebaik-baiknya dengan segala daya dan siasat apa saja yang mereka dapat lakukan. Dengan berbagai cara gangguan, akhirnya berhasillah kawanan syaitan itu menghancurkan-luluhkan kekayaan Ayyub, yang dimulai dengan haiwan-haiwan ternakannya yang bergelimpangan mati satu persatu sehingga habis sama sekali, kemudian disusul ladang-ladang dan kebun-kebun tanamannya yang rosak menjadi kering dan gedung-gedungnya yang terbakar habis dimakan api, sehingga dalam waktu yang sangat singkat sekali Ayyub yang kaya-raya tiba-tiba menjadi seorang papa miskin tidak memiliki selain hatinya yang penuh iman dan takwa serta jiwanya yang besar. Setelah berhasil menghabiskan kekayaan dan harta milik Ayyub datanglah Iblis kepadanya menyerupai sebagai seorang tua yang tampak bijaksana dan berpengalaman dan berkata: "Sesungguhnya musibah yang menimpa dirimu sangat dahsyat sekali sehingga dalam waktu yang begitu sempit telah habis semua kekayaanmu dan hilang semua harta kekayaan milikmu. Kawan-kawanmu merasa sedih ssedang musuh-musuhmu bersenang hati dan gembira melihat penderitaan yang engkau alami akibat musibah yang susul-menyusul melanda kekayaan dan harta milikmu. Mereka bertanya-tanya, gerangan apakah yang menyebabkan Ayyub tertimpa musibah yang hebat itu yang menjadikannya dalam sekelip mata kehilangan semua harta miliknya. Sementara orang dari mereka berkata bahawa mungkin kerana Ayyub tidak ikhlas dalam ibadah dan semua amal kebajikannya dan ada yang berkata bahawa andaikan Allah, Tuhan Ayyub, benar-benar berkuasa, nescaya Dia dapat menyelamatkan Ayyub dari malapetaka, mengingat bahawa ia telah menggunakan seluruh waktunya beribadah dan berzikir, tidak pernah melanggar perintah-Nya . Seorang lain menggunjing dengan mengatakan bahawa mungkin amal ibadah Ayyub tidak diterima oleh Tuhan, kerana ia tidak melakukan itu dari hati yang bersih dan sifat ria dan ingin dipuji dan banyak lagi cerita-cerita orang tentang kejadian yang sangat menyedihkan itu. Akupun menaruh simpati kepadamu, hai Ayyub dan turut bersedih hati dan berdukacita atas nasib yang buruk yang engkau telah alami."

71

Iblis yang menyerupai sebagai orang tua itu - mengakhiri kata-kata hasutannya seraya memperhatikan wajah Ayyub yang tetap tenang berseri-seri tidak menampakkan tanda-tanda kesedihan atau sesalan yang ingin ditimbulkan oleh Iblis dengan kata-kata racunnya itu. Ayyub berkata kepadanya : "Ketahuilah bahawa apa yang aku telah miliki berupa harta benda, gedung-gedung, tanah ladang dan haiwan ternakan serta lain-lainnya semuanya itu adalah barangan titipan Allah yang diminta-Nya kembali setelah aku cukup menikmatinya dan memanfaatkannya sepanjang masa atau ibarat barang pinjaman yang diminta kembali oleh tuannya jika saatnya telah tiba. Maka segala syukur dan ouji bagi Allah yang telah memberikan kurniaan-Nya kepadaku dan mencabutnya kembali pula dari siapa yang Dia kehendaki dan mencabutnya pula dari siapa saja yang Dia suka. Dia adalah yang Maha Kuasa mengangkat darjat seseorang atau menurunkannya menurut kehendak-Nya. kami sebagai hamba-hamba makhluk-Nya yang lemah patut berserah diri kepada-Nya dan menerima segala qadha' dan takdir-Nya yang kadang kala kami belum dapat mengerti dan menangkap hikmah yang terkandung dalam qadha' dan takdir-Nya itu." Selesai mengucapkan kata-kata jawabnya kepada Iblis yang sedang duduk tercenggang di depannya, menyungkurlah Ayyub bersujud kepada Allah memohon ampun atas segala dosa dan keteguhan iman serta kesabaran atas segala cubaan dan ujian-Nya. Iblis segera meninggalkan rumah Ayyub dengan rasa kecewa bahawa racun hasutannya tidak termakan oleh hati hamba Allah yang bernama Ayyub itu. Akan tetapi Iblis tidak akan pernah berputus asa melaksanakan sumpah yang ia telah nyatakan di hadapan Allah dan malaikat-Nya bahawa ia akan berusaha menyesatkan Bani Adam di mana saja mereka berada. Ia merencanakan melanjutkan usaha gangguan dan godaannya kepada Ayyub lewat penghancuran keluarganya yang sedang hidup rukun, damai dan saling hidup cinta mencintai dan harga menghargai. Iblis datang lagi menghadap kepada Tuhan dan meminta izin meneruskan usahanya mencuba Ayyub. Berkata ia kepada Tuhan: "Wahai Tuhan, Ayyub tidak termakan oleh hasutanku dan sedikit pun tidak goyah iman dan aqidahnya kepadaMu meski pun ia sudah kehilangan semua kekayaannya dan kembali hidup papa dan miskin kerana ia masih mempunyai putera-putera yang cekap yang dapat ia andalkan untuk mengembalikan semua yang hilang itu dan menjadi sandaran serta tumpuan hidupnya di hari tuanya. Menurut perkiraanku, Ayyub tidak akan bertahan jika musibah yang mengenai harta kekayaannya mengenai keluarganya pula, apa lagi bila ia sangat sayang dan mencintai, maka izinkanlah aku mencuba kesabarannya dan keteguhannya kali ini melalui godaan yang akan aku lakukan terhadap keluarganya dan puteraputeranya yang ia sangat sayang dan cintai itu." Allah meluluskan permintaan Iblis itu dan berfirman: "Aku mengizinkan engkau mencuba sekali lagi menggoyahkan hati Ayyub yang penuh iman, tawakkal dan kesabaran tiu dengan caramu yang lain, namun ketahuilah bahawa engkau tidak akan berhasil mencapai tujuanmu melemahkan iman Ayyub dan menipiskan kepercayaannya kepada-Ku." Iblis lalu pergi bersama pembantu-pembantunya menuju tempat tinggal putera-putera Ayyub di suatu gedung yang penuh dengan sarana-sarana kemewahan dan kemegahan, lalu digoyangkanlah gedung itu hingga roboh berantakan menjatuhi dan menimbuni seluruh penghuninya. Kemudian cepat-cepatlah pergi Iblis mengunjungi Ayyub di rumahnya, menyerupai sebagai seorang dari kawan-kawan Ayyub, yang datang menyampaikan takziah dan menyatakan turut berdukacita atas musibah yang menimpa puteranya. Ia berkata kepada Ayyub dalam takziahnya: "Hai Ayyub, sudahkah engkau melihat puteraputeramu yang mati tertimbun di bawah runtuhan gedung yang roboh akibat gempa bumi? Kiranya, wahai Ayyub, Tuhan tidak menerima ibadahmu selama ini dan tidak melindungimu sebagai imbalan bagi amal solehmu dan sujud rukukmu siang dan malam." Mendengar kata-kata Iblis itu, menangislah Ayyub tersedu-sedu seraya berucap: "Allahlah yang memberi dan Dia pulalah yang mengambil kembali. Segala puji bagi-Nya, Tuhan yang Maha Pemberi dan Maha Pencabut."
71

Iblis keluar meninggalkan Ayyub dalam keadaan bersujud munajat dengan rasa jengkel dan marah kepada dirinya sendiri kerana telah gagal untuk kedua kalinya memujuk dan menghasut Ayyub. Ia pergi menghadap Tuhan dan berkata: "Wahai Tuhan, Ayyub sudah kehilangan semua harta benda dan seluruh kekayaannya dan hari ini ia ditinggalkan oleh putera-puteranya yang mati terbunuh di bawah runtuhan gedung yang telah kami hancurkan , namun ia masih tetap dalam keadaan mentalnya yang kuat dan sihat. Ia hanya menangis tersedu-sedu namun batinnya, jiwanya, iman dan kepercayaannya kepada-Mu tidak tergoyah sama sekali. Izinkan aku mencubanya kali ini mengganggu kesihatan bandanya dan kekuatan fizikalnya, kerana jika ia sudah jatuh sakit dan kekuatannya menjadi lumpuh, nescaya ia akan mulai malas melakukan ibadah dan lama-kelamaan akan melalaikan kewajibannya kepada-Mu dan menjadi lunturlah iman dan akidahnya." Allah tetap menentang Iblis bahawa ia tidak akan berhasil dalam usahanya menggoda Ayyub walau bagaimana pun besarnya musibah yang ditimpakan kepadanya dan bagaimana pun beratnya cubaan yang dialaminya. Kerana Allah telah menetapkan dia menjadi teladan kesabaran, keteguhan iman dan ketekunan beribadah bagi hamba-hamba-Nya. Allah berfirman kepada Iblis: "Bolehlah engkau mencuba lagi usahamu mengganggu kesihatan badan dan kekuatan fizikal Ayyub. Aku akan lihat sejauh mana kepandaianmu mengganggu dan menghamba pilihan-Ku ini." Iblis lalu memerintahkan kepada anak buahnya agar menaburkan benih-benih baksil penyakit ke dalam tubuh Ayyub. Baksil-baksil ysng ditaburkan itu segera mengganyang kesihatan Ayyub yang menjadikan ia menderita berbagai-bagai penyakit, deman panas, batuk dan lain-lain lagi sehingga menyebabkan badannya makin lama makin kurus, tenaganya makin lemah dan wajahnya menjadi pucat tidak berdarah dan kulitnya menjadi berbintik-bintik . Ianya akhir dijauhi oleh orang-orang sekampungnya dan oleh kawan-kawan dekatnya, kerana penyakit Ayyub dapat menular dengan cepatnya kepada orang-orang yang menyentuhnya atau mendekatinya. Ia menjadi terasing daripada pergaulan orang di tempatnya dan hanya isterinyalah yang tetap mendampinginya, merawatnya dengan penuh kesabaran dan rasa kasih sayang, melayani segala keperluannya tanpa mengeluh atau menunjukkan tanda kesal hati dari penyakit suaminya yang tidak kunjung sembuh itu. Iblis memperhatikan Ayyub dalam keadaan yang sudah amat parah itu tidak meninggalkan adat kebiasaannya, ibadahnya, zikirnya, ia tidak mengeluh, tidak bergaduh, ia hanya menyebut nama Allah memohon ampun dan lindungan-Nya bila ia merasakan sakit. Iblis merasa kesal hati dan jengkel melihat ketabahan hati Ayyub menanggung derita dan kesabarannya menerima berbagai musibah dan ujian. Iblis kehabisan akal, tidak tahu apa usaha lagi yang harus diterapkan bagi mencapai tujuannya merosakkan aqidah dan iman Ayyub. Ia lalu meminta bantuan fikiran dari para kawan-kawan pembantunya, apa yang harus dilakukan lagi untuk menyesatkan Ayyub setelah segala usahanya gagal tidak mencapai sasarannya. Bertanya mereka kepadanya: "Di manakah kepandaianmu dan tipu dayamu yang ampuh serta kelincinanmu menyebar benih was-was dan ragu ke dalam hati manusia yang biasanya tidak pernah siasia?" Seorang pembantu lain berkata: "Engkau telah berhasil mengeluarkan Adam dari syurga, bagaimanakah engkau lakukan itu semuanya sampai berhasilnya tujuanmu itu?" "Dengan memujuk isterinya", jawab Iblis. "Jika demikian" berkata syaitan itu kembali, "Laksanakanlah siasat itu dan terapkanlah terhadap Ayyub, hembuskanlah racunmu ke telinga isterinya yang tampak sudah agak kesal merawatnya, namun masih tetap patuh dan setia." "Benarlah dan tepat fikiranmu itu," kata Iblis, "Hanya tinggal itulah satu-satu jalan yang belum aku cuba. Pasti kali ini dengan cara menghasut isterinya aku akan berhasil melaksanakan akan maksudku selama ini."

72

Dengan rencana barunya pergilah Iblis mendatangi isteri Ayyub, menyamar sebagai seorang kawan lelaki yang rapat dengan suaminya. Ia berkata kepada isteri Ayyub: "Apa khabar dan bagaimana keadaan suamimu di ketika ini?" Seraya mengarahkan jari telunjuknya ke arah suaminya, berkata isteri Ayyub kepada Iblis itu, tamunya: "Itulah dia terbaring menderita kesakitan, namun mulutnya tidak henti-hentinya berzikir menyebut nama Allah. Ia masih berada dalam keadaan parah, mati tidak hidup pun tidak." Kata-kata isteri Ayyub itu menimbulkan harapan bagi Iblis bahawa ia kali ini akan berhasil maka diingatkanlah isteri Ayyub akan masa mudanya di mana ia hidup dengan suaminya dalam keadaan sihat, bahagia dan makmur dan dibawakannyalah kenang-kenangan dan kemesraan. Kemudian keluarlah Iblis dari rumah Ayyub meninggalkan isteri Ayyub duduk termenung seorang diri, mengenangkan masa lampaunya, masa kejayaan suaminya dan kesejahteraan hidupnya, membandingbandingkannya dengan masa di mana berbagai penderitaan dan musibah dialaminya, yang dimulai dengan musnahnya kekayaan dan harta-benda, disusul dengan kematian puteranya, dan kemudian yang terakhirnya diikuti oleh penyakit suaminya yang parah yang sangat menjemukan itu. Isteri Ayyub merasa kesepian berada di rumah sendirian bersama suaminya yang terbaring sakit, tiada sahabat tiada kerabat, tiada handai, tiada taulan, semua menjauhi mereka kerana khuatir kejangkitan penyakit kulit Ayyub yang menular dan menjijikkan itu. Seraya menarik nafas panjang datanglah isteri Ayyub mendekati suaminya yang sedang menderita kesakitan dan berbisik-bisik kepadanya berkata: "Wahai sayangku, sampai bilakah engkau terseksa oleh Tuhanmu ini? Di manakah kekayaanmu, putera-puteramu, sahabat-sahabatmu dan kawan-kawan terdekatmu? Oh, alangkah syahdunya masa lampau kami, usia muda, badan sihat, sarana kebahagiaan dan kesejahteraan hidup tersedia dikelilingi oleh keluarga dan terulang kembali masa yang manis itu? Mohonlah wahai Ayyub dari Tuhanmu, agar kami dibebaskan dari segala penderitaan dan musibah yang berpanjangan ini." Berkata Ayyub menjawab keluhan isterinya: "Wahai isteriku yang kusayangi, engkau menangisi kebahagiaan dan kesejahteraan masa yang lalu, menangisi anak-anak kita yang telah mati diambil oleh Allah dan engkau minta aku memohon kepada Allah agar kami dibebaskan dari kesengsaraan dan penderitaan yang kami alami masa kini. Aku hendak bertanya kepadamu, berapa lama kami tidak menikmati masa hidup yang mewah, makmur dan sejahtera itu?" "Lapan puluh tahun", jawab isteri Ayyub. "Lalu berapa lama kami telah hidup dalam penderitaan ini?" tanya lagi Ayyub. "Tujuh tahun", jawab si isteri. "Aku malu", Ayyub melanjutkan jawabannya," memohon dari Allah membebaskan kami dari sengsaraan dan penderitaan yang telah kami alami belum sepanjang masa kejayaan yang telah Allah kurniakan kepada kami. Kiranya engkau telah termakan hasutan dan pujukan syaitan, sehingga mulai menipis imanmu dan berkesal hati menerima taqdir dan hukum Allah. Tunggulah ganjaranmu kelak jika aku telah sembuh dari penyakitku dan kekuatan badanku pulih kembali. Aku akan mencambukmu seratus kali. Dan sejak detik ini aku haramkan diriku makan dan minum dari tanganmu atau menyuruh engkau melakukan sesuatu untukku. Tinggalkanlah aku seorang diri di tempat ini sampai Allah menentukan taqdir-Nya." Setelah ditinggalkan oleh isterinya yang diusir, maka Nabi Ayyub tinggal seorang diri di rumah, tiada sanak saudara, tiada anak dan tiada isteri. Ia bermunajat kepada Allah dengan sepenuh hati memohon rahmat dan kasih sayang-Nya. Ia berdoa: "Wahai Tuhanku, aku telah diganggu oleh syaitan dengan kepayahan dan kesusahan serta seksaan dan Engkaulah wahai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang."

Allah menerima doa Nabi Ayyub yang telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan iman serta berhasil memenangkan perjuangannya melawan hasutan dan pujukan Iblis. Allah mewahyukan firman kepadanya: "Hantamkanlah kakimu ke tanah. Dari situ air akan memancur dan dengan air itu engkau akan sembuh dari semua penyakitmu dan akan pulih kembali kesihatan dan kekuatan badanmu jika engkau gunakannya untuk minum dan mandimu." Dengan izin Allah setelah dilaksanakan petunjuk Illahi itu, sembuhlah segera Nabi Ayyub dari penyakitnya, semua luka-luka kulitnya menjadi kering dan segala rasa pedih hilang, seolah-olah tidak pernah terasa olehnya. Ia bahkan kembali menampakkan lebih sihat dan lebih kuat daripada sebelum ia menderita. Dalam pada itu isterinya yang telah diusir dan meninggalkan dia seorang diri di tempat tinggalnya yang terasing, jauh dari jiran, jauh dari keramaian kota, merasa tidak sampai hati lebih lama berada jauh dari suaminya, namun ia hampir tidak mengenalnya kembali, kerana bukanlah Ayyub yang ditinggalkan sakit itu yang berada didepannya, tetapi Ayyub yang muda belia, segar bugar, sihat afiat seakan-akan tidak pernah sakit dan menderita. Ia segera memeluk suaminya seraya bersyukur kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan kurnia-Nya mengembalikan kesihatan suaminya bahkan lebih baik daripada keadaan asalnya. Nabi Ayyub telah bersumpah sewaktu ia mengusir isterinya akan mencambuknya seratus kali bila ia sudah sembuh. Ia merasa wajib melaksanakan sumpahnya itu, namun merasa kasihan kepada isterinya yang sudah menunjukkan kesetiaannya dan menyekutuinya di dalam segala duka dan deritanya. Ia bingung, hatinya terumbang-ambingkan oleh dua perasaan, ia merasa berwajiban melaksanakan sumpahnya, tetapi isterinya yang setia dan bakti itu tidak patut, kata hatinya, menjalani hukuman yang seberat itu. Akhirnya Allah memberi jalan keluar baginya dengan firman-Nya: "Hai Ayyub, ambillah dengan tanganmu seikat rumput dan cambuklah isterimu dengan rumput itu seratus kali sesuai dengan sesuai dengan sumpahmu, sehingga dengan demikian tertebuslah sumpahmu." Nabi Ayyub dipilih oleh Allah sebagai nabi dan teladan yang baik bagi hamba-hamba_Nya dalam hal kesabaran dan keteguhan iman sehingga kini nama Ayyub disebut orang sebagai simbul kesabaran. Orang menyatakan , si Fulan memiliki kesabaran Ayyub dan sebagainya. Dan Allah telah membalas kesabaran dan keteguhan iman Ayyub bukan saja dengan memulihkan kembali kesihatan badannya dan kekuatan fizikalnya kepada keadaan seperti masa mudanya, bahkan dikembalikan pula kebesaran duniawinya dan kekayaan harta-bendanya dengan berlipat gandanya. Juga kepadanya dikurniakan lagi putera-putera sebanyak yang telah hilang dan mati dalam musibah yang ia telah alami. Demikianlah rahmat Tuhan dan kurnia-Nya kepada Nabi Ayyub yang telah berhasil melalui masa ujian yang berat dengan penuh sabar, tawakkal dan beriman kepada Allah. Kisah Ayyub di atas dapat dibaca dalam Al-Quran surah Shaad ayat 41 sehingga ayat 44 dan surah AlAnbiaa' ayat 83 dan 84

72

73

KISAH NABI YUNUS A.S. Tidak banyak yang dikisahkan oleh Al-Quran tentang Nabi Yunus sebagaimana yang telah dikisahkan tentang nabi-nabi Musa, Yusuf dan lain-lain. Dan sepanjang yang dapat dicatat dan diceritakan oleh para sejarawan dan ahli tafsir tentang Nabi Yunus ialah bahawa beliau bernama Yunus bin Matta. Ia telah diutuskan oleh Allah untuk berdakwah kepada penduduk di sebuah tempat bernama "Ninawa" yang bukan kaumnya dan tidak pula ada ikatan darah dengan mereka. Ia merupakan seorang asing mendatang di tengah-tengah penduduk Ninawa itu. Ia menemui mereka berada di dalam kegelapan, kebodohan dan kekafiran, mereka menyembah berhala menyekutukan kepada Allah. Yunus membawa ajaran tauhid dan iman kepada mereka, mengajak mereka agak menyembah kepada Allah yang telah menciptakan mereka dan menciptakan alam semesta, meninggalkan persembahan mereka kepada berhala-berhala yang mereka buat sendiri dari batu dan berhala-berhala yang tidak dapat membawanya manfaaat atau mudarat bagi mereka. Ia memperingatkan mereka bahawa mereka sebagai manusia makhluk Allah yang utama yang memperoleh kelebihan di atas makhluk-makhluk yang lain tidak sepatutnya merendahkan diri dengan menundukkan dahi dan wajah mereka menyembah batu-batu mati yang mereka pertuhankan, padahal itu semua buatan mereka sendiri yang kadang-kadang dan dapat dihancurkan dan diubah bentuk dan memodelnya. Ia mengajak mereka berfikir memperhatikan ciptaan Allah di dalam diri mereka sendiri, di dalam alam sekitar untuk menyedarkan mereka bahawa Tuhan pencipta itulah yang patut disembah dan bukannya benda-benda ciptaannya. Ajaran-ajaran Nabi Yunus itu bagi para penduduk Ninawa merupakan hal yang baru yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Kerananya mereka tidak dapat menerimanya untuk menggantikan ajaran dan kepercayaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka yang sudah menjadi adat kebiasaaan mereka turun temurun. Apalagi pembawa agama itu adalah seorang asing tidak seketurunan dengan mereka. Mereka berkata kepada Nabi Yunus: "Apakah kata-kata yang engkau ucapkan itu dan kedustaan apakah yang engkau anjurkan kepada kami tentang agama barumu itu? Inilah tuhan-tuhan kami yang sejati yang kami sembah dan disembahkan oleh nenek moyamg kami sejak dahulu. Alasan apakah yang membenarkan kami meninggalkan agama kami yang diwariskan oleh nenek moyang kami dan menggantikannya dengan agama barumu? Engkau adalah seorang yang ditengah-tengah kami yang datang untuk merosakkan adat istiadat kami dan mengubah agama kami dan apakah kelebihan kamu diatas kami yang memberimu alasan untuk mengurui dan mengajar kami. Hentikanlah aksimu dan ajakajakanmu di daerah kami ini. Percayalah bahawa engkau tidak akan dapat pengikut diantara kami dan bahawa ajaranmu tidak akan mendapat pasaran di antara rakyat Ninawa yang sangat teguh mempertahankan tradisi dan adat istiadat orang-orang tua kami." Barkata Nabi Yunus menjawab: "Aku hanya mengajak kamu beriman dan bertauhid menurut agama yang aku bawa sebagai amanat Allah yang wajib ku sampaikan kepadamu. Aku hanya seorang pesuruh yang ditugaskan oleh Allah untuk mengangkat kamu dari lembah kesesatan dan kegelapan menuntun kamu ke jalan yang benar dan lurus menyampaikan kepada kamu agama yang suci bersih dari benihbenih kufur dan syirik yang merendahkan martabat manusia yang semata-mata untuk kebaikan kamu sendiri dan kebaikan anak cucumu kelak. Aku sesekali tidak mengharapkan sesuatu upah atau balas jasa daripadamu dan tidak pula menginginkan pangkat atau kedudukan. Aku tidak dapat memaksamu untuk mengikutiku dan melaksanakan ajaran-ajaranku. Aku hanya mengingatkan kepadamu bahawa bila kamu tetap membangkang dan tidak menghiraukan ajakanku , tetap menolak agama Allah yang aku bawa, tetap mempertahankan akidahmu dan agamamu yang bathil dan sesat itu, nescaya Allah kelak akan menunjukkan kepadamu tanda-tanda kebenaran risalahku dengan menurunkan azab seksa-Nya di atas kamu sebagaimana telah dialami oleh kaum terdahulu iaitu kaum Nuh, Aad dan Tsamud sebelum kamu.
73

Mereka menjawab peringatan Nabi Yunus dengan tentangan seraya mengatakan: "Kami tetap menolak ajakanmu dan tidak akan tunduk pada perintahmu atau mengikut kemahuanmu dan sesekali kami tidak akan takut akan segala ancamanmu. Cubalah datangkan apa yang engkau ancamkan itu kepada kami jika engkau memang benar dalam kata-katamu dan tidak mendustai kami." Nabi Yunus tidak tahan tinggal dengan lebih lama di tengah-tengah kaum Ninawa yang berkeras kepala dan bersikap buta-tuli menghadapi ajaran dan dakwahnya. Ia lalu meninggalkan Ninawa dengan rasa jengkel dan marah seraya memohon kepada Allah untuk menjatuhkan hukumannya atas orang-orang yang membangkang dan berkeras kepala itu. Sepeninggalan Nabi Yunus penduduk Ninawa mulai melihat tanda-tanda yang mencemaskan seakanakan ancaman Nabi Yunus kepada mereka akan menjadi kenyataan dan hukuman Allah akan benarbenar jatuh di atas mereka membawa kehancuran dan kebinasaan sebagaimana yang telah dialami oleh kaum musyrikin penyembah berhala sebelum mereka. Mereka melihat keadaan udara disekeliling Ninawa makin menggelap, binatang-binatang peliharaan mereka nampak tidak tenang dan gelisah, wajah-wajah mereka tanpa disedari menjadi pucat tidak berdarah dan angin dari segala penjuru bertiup dengan kecangnya membawa suara gemuruh yang menakutkan. Dalam keadaan panik dan ketakutan , sedarlah mereka bahawa Yunus tidak berdusta dalam katakatanya dan bahawa apa yang diancamkan kepada mereka bukanlah ancaman kosong buatannya sendiri, tetapi ancaman dari Tuhan. Segeralah mereka menyatakan taubat dan memohon ampun atas segala perbuatan mereka, menyatakan beriman dan percaya kepada kebenaran dakwah Nabi Yunus seraya berasa menyesal atas perlakuan dan sikap kasar mereka yang menjadikan beliau marah dan meninggalkan daerah itu. Untuk menebus dosa, mereka keluar dari kota dan beramai-ramai pergi ke bukit-bukit dan padang pasir, seraya menangis memohon ampun dan rahmat Allah agar dihindarkan dari bencana azab dan seksaanNya. Ibu binatang-binatang peliharaan mereka dipisahkan dari anak-anaknya sehingga terdengar suara teriakan binatang-binatang yang terpisah dari ibunya seolah-olah turut memohon keselamatan dari bencana yang sedang mengancam akan tiba menimpa mereka. Allah yang Maha Mengetahui bahawa hamba-hamba-Nya itu jujur dalam taubatnya dan rasa sesalannya dan bahawa mereka memang benar-benar dan hatinya sudah kembali beriman dan dari hatinya pula memohon dihindarkan dari azab seksa-Nya, berkenan menurunkan rahmat-Nya dan mengurniakan maghfirat-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang dengan tulus ikhlas menyatakan bertaubat dan memohon ampun atas segala dosanya. Udara gelap yang meliputi Ninawa menjadi terang, wajah-wajah yang pucat kembali merah dan ebrseri-seri dan binatang-binatang yang gelisah menjadi tenang, kemudian kembalilah orang-orang itu ke kota dan kerumah masing-masing dengan penuh rasa gembira dan syukur kepada Allah yang telah berkenan menerima doa dan permohonan mereka. Berkatalah mereka didalam hati masing-masing setelah merasa tenang, tenteram dan aman dari malapetaka yang nyaris melanda mereka: "Di manakah gerangan Yunus sekarang berada? Mengapa kami telah tunduk kepada bisikan syaitan dan mengikuti hawa nafsu, menjadikan dia meninggalkan kami dengan rasa marah dan jengkel kerana sikap kami yang menentang dan memusuhinya. Alangkah bahagianya kami andaikan ia masih berada di tengah-tengah kami menuntun dan mengajari kami halhal yang membawa kebahagiaan kami di dunia dan di akhirat. Ia adalah benar-benar rasul dan nabi Allah yang telah kami sia-siakan. Semoga Allah mengampuni dosa kami." Adapun tentang keadaan Nabi Yunus yang telah meninggalkan kota Ninawa secara mendadak, maka ia berjalan kaki mengembara naik gunung turun gunung tanpa tujuan. Tanpa disedari ia tiba-tiba berada disebuah pantai melihat sekelompok orang yang lagi bergegas-gegas hendak menumpang sebuah kapal.

74

Ia minta dari pemilik kapal agar diperbolehkan ikut serta bersama lain-lain penumpang. Kapal segera melepaskan sauhnya dan meluncur dengan lajunya ke tengah laut yang tenang. Ketenangan laut itu tidak dapat bertahan lama, kerana sekonyong-konyong tergoncang dan terayunlah kapal itu oleh gelombang besar yang datang mendadak diikuti oleh tiupan angin taufan yang kencang, sehingga menjadikan juru mudi kapal berserta seluruh penumpangnya berada dalan keadaan panik ketakutan melihat keadaan kapal yang sudah tidak dapat dikuasai keseimbangannya. Para penumpang dan juru mudi melihat tidak ada jalan untuk menyelamatkan keadaan jika keadaan cuaca tetap mengganas dan tidak mereda, kecuali dengan jalan meringankan beban berat muatan dengan mengorbankan salah seorang daripada para penumpang. Undian lalu dilaksanakan untuk menentukan siapakah di antara penumpang yang harus dikorbankan. Pada tarik pertama keluarlah nama Yunus, seorang penumpang yang mereka paling hormati dan cintai, sehingga mereka semua merasa berat untuk melemparkannya ke laut menjadi mangsa ikan. Kemudian diadakanlah undian bagi kali kedua dengan masing-masing penumpang mengharapkan jangan sampai keluar lagi nama Yunus yang mereka sayangi itu, namun melesetlah harapan mereka dan keluarlah nama Yunus kembali pada undian yang kedua itu. Demikianlah bagi undian bagi kali yang ketiganya yang disepakati sebagai yang terakhir dan yang menentukan nama Yunuslah yang muncul yang harus dikorbankan untuk menyelamatkan kapal dan para penumpang yang lain. Nabi Yunus yang dengan telitinya memperhatikan sewaktu undian dibuat merasa bahawa keputusan undian itu adalah kehendak Allah yang tidak dapat ditolaknya yang mungkin didalamnya terselit hikmah yang ia belum dapat menyelaminya. Yunus sedar pula pada saat itu bahawa ia telah melakukan dosa dengan meninggalkan Ninawa sebelum memperoleh perkenan Allah, sehingga mungkin keputusan undian itu adalah sebagai penebusan dosa yang ia lakukan itu. Kemudian ia beristikharah menghenimgkan cipta sejenak dan tanpa ragu segera melemparkan dirinya ke laut yang segera diterima oleh lipatan gelombang yang sedang mengamuk dengan dahsyatnya di bawah langit yang kelam-pekat. Selagi Nabi Yunus berjuang melawan gelombang yang mengayun-ayunkannya, Allag mewahyukan kepada seekor ikan paus untuk menelannya bulat-bulat dan menyimpangnya di dalam perut sebagai amanat Tuhan yang harus dikembalikannya utuh tidak tercedera kelak bila saatnya tiba. Nabi Yunus yang berada di dalam perut ikan paus yang membawanya memecah gelombang timbul dan tenggelam ke dasar laut merasa sesak dada dan bersedih hati seraya memohon ampun kepada Allah atas dosa dan tindakan yang salah yang dilakukannya tergesa-gesa. Ia berseru didalam kegelapan perut ikan paus itu: "Ya Tuhanku, sesungguhnya tiada Tuhan selain Engkau, Maha sucilah Engkau dan sesungguhnya aku telah berdosa dan menjadi salah seorang dari mereka yang zalim." Setelah selesai menjalani hukuman Allah , selama beberapa waktu yang telah ditentukan, ditumpahkanlah Nabi Yunus oleh ikan paus itu yang mengandungnya dan dilemparkannya ke darat . Ia terlempar dari mulut ikan ke pantai dalam keadaan kurus lemah dan sakit. Akan tetapi Allah dengan rahmat-Nya menumbuhkan di tempat ia terdampar sebuah pohon labu yang dapat menaungi Yunus dengan daun-daunnya dan menikmati buahnya. Nabi Yunus setelah sembuh dan menjadi segar kembali diperintahkan oleh Allah agar pergi kembali mengunjungi Ninawa di mana seratus ribu lebih penduduknya mendamba-dambakan kedatangannya untuk memimpin mereka dan memberi tuntunan lebih lanjut untuk menyempurnakan iman dan aqidah mereka. Dan alangkah terkejutnya Nabi Yunus tatkala masuk Ninawa dan tidak melihat satu pun patung berhala berdiri. Sebaliknya ia menemui orang-orang yang dahulunya berkeras kepala menentangnya dan menolak ajarannya dan kini sudah menjadi orang-orang mukmin, soleh dan beribadah memuja-muji Allah s.w.t.

Pokok cerita tentang Yunus terurai di atas dikisahkan oleh Al-Quran dalam surah Yunus ayat 98, surah Al-Anbiaa' ayat 87, 88 dan surah Ash-Shaffaat ayat 139 sehingga ayat 148. Pengajaran yang dapat dipetik dari kisah Nabi Yunus. Bahawasannya seorang yang bertugas sebagai da'i - juru dakwah harus memiliki kesabaran dan tidak boleh cepat-cepat marah dan berputus asa bila dakwahnya tidak dapat sambutan yang selayaknya atau tidak segera diterima oleh orang-orang yang didakwahinya. Dalam keadaan demikian ia harus bersabar mengawal emosinya serta tetap meneruskan dakwahnya dengan bersikap bijaksana dan lemah lembut, sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nahl ayat 125 yang bermaksud : "Serulah, berdakwahlah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik { sopan dan lemah lembut } ." Di dalam diri Nabi Yunus Allah telah memberi contoh betapa ia telah disesalkan atas tindakannya yang tergesa-gesa kerana kehilangan kesabaran, meninggalkan kaum Ninawa, padahal mereka masih dapat disedarkan untuk menerima ajakannya andaikan ia tidak terburu-buru marah dan meninggalkan mereka tanpa berunding lebih dahulu dengan Allah yang telah mengutusnya. Atas pelanggaran yang telah dilakukan tanpa sedar Allah telah memberi hukuman kepada Nabi Yunus berupa kurungan dalam perut ikan paus sebagai peringatan dan pengajaran agar tidak terulang lagi setelah ia diberi ampun dan disuruh kembali ke Ninawa melanjutkan dakwahnya.

74

75

KISAH NABI ZAKARIA A.S. Nabi Zakaria adalah ayah dari Nabi Yahya putera tunggalnya yang lahir setelah ia mencapai usia sembilan puluh tahun. Sejak beristeri Hanna, ibu saudaranya Maryam, Zakaria mendambakan mendapat anak yang akan menjadi pewarisnya. Siang dan malam tiada henti-hentinya ia memanjatkan doanya dan permohonan kepada Allah agar dikurniai seorang putera yang akan dapat meneruskan tugasnya memimpin Bani Israil. Ia khuatir bahawa bila ia mati tanpa meninggalkan seorang pengganti, kaumnya akan kehilangan pemimpin dan akan kembali kepada cara-cara hidup mereka yang penuh dengan mungkar dan kemaksiatan dan bahkan mungkin mereka akan mengubah syariat Musa dengan menambah atau mengurangi isi kitab Taurat sekehendak hati mereka. Selain itu, ia sebagai manusia, ingin pula agar keturunannya tidak terputus dan terus bersambung dari generasi sepanjang Allah mengizinkannya dan memperkenankan. Nabi Zakaria tiap hari sebagai tugas rutin pergi ke mihrab besar melakukan sembahyang serta menjenguk Maryam anak iparnya yang diserahkan kepada mihrab oleh ibunya sesuai dengan nadzarnya sewaktu ia masih dalam kandungan. Dan memang Zakarialah yang ditugaskan oleh para pengurus mihrab untuk mengawasi Maryam sejak ia diserahkan oleh ibunya. Tugas pengawasan atas diri Maryam diterima oleh Zakaria melalui undian yang dilakukan oleh para pengurus mihrab di kala menerima bayi Maryam yang diserahkan pengawasannya kepadanya itu adalah anak saudara isterinya sendiri yang hingga saat itu belum dikurniai seorang anak pun oleh Tuhan. Suatu peristiwa yang sangat menakjubkan dan menghairankan Zakaria telah terjadi pada suatu hari ketika ia datang ke mihrab sebagaimana biasa. Ia melihat Maryam disalah satu sudut mihrab sedang tenggelam dalam sembahyangnya sehingga tidak menghiraukan bapa saudaranya yang datang menjenguknya. Di depan Maryam yang sedang asyik bersembahyang itu terlihat oleh Zakaria berbagai jenis buah-buahan musim panas. Bertanya-tanya Nabi Zakaria dalam hatinya, dari mana datangnya buah-buahan musim panas ini, padahal mereka masih berada dalam musim dingin. Ia tidak sabar menanti anak saudaranya selesai sembahyang, ia lalu mendekatinya dan menegur bertanya kepadanya: "Wahai Maryam, dari manakah engkau dapat ini semua?" Maryam menjawab: "Ini adalah pemberian Allah yang aku dapat tanpa kucari dan aku minta. Diwaktu pagi dikala matahari terbit aku mendapatkan rezekiku ini sudah berada didepan mataku, demikian pula bila matahari terbenam di waktu senja. Mengapa bapa saudaranya merasa hairan dan takjub? Bukankah Allah berkuasa memberikan rezekinya kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan?" Maryam binti Imran Maryam yang disebut-sebut dalam kisah Zakaria adalah anak tunggal dari Imran seorang daripada pemuka-pemuka dam ulama Bani Isra'il. Ibunya saudara ipar dari Nabi Zakaria adalah seorang perempuan yang mandul yang sejak bersuamikan Imran belum merasa berbahagia jika belum memperoleh anak. Ia merasa hidup tanpa anak adalah sunyi dan membosankan. Ia sangat mendambakan keturunan untuk menjadi pengikat yang kuat dalam kehidupan bersuami-isteri, penglipur duka dan pembawa suka di dalam kehidupan keluarga. Ia sangat akan keturunan sehingga bila ia melihat seorang ibu menggandung bayinya atau burung memberi makan kepada anaknya, ia merasa iri hati dan terus menjadikan kenangan yang tak kunjung lepas dari ingatannya. Tahun demi tahun berlalu, usia makin hari makin lanjut, namun keinginan tetap tinggal keinginan dan idam-idaman tetap tidak menjelma menjadi kenyataan. Berbagai cara dicubanya dan berbagai nasihat dan petunjuk orang diterapkannya, namun belum juga membawa hasil. Dan setelah segala daya upaya yang bersumber dari kepandaian dan kekuasaan manusia tidak membawa buah yang diharapkan, sedarlah isteri Imran bahawa hanya Allah tempat satu-satunya yang berkuasa memenuhi keinginannya
75

dan sanggup mengurniainya dengan seorang anak yang didambakan walaupun rambutnya sudah beruban dan usianya sudah lanjut. Maka ia bertekad membulatkan harapannya hanya kepada Allah bersujud siang dan malam dengan penuh khusyuk dan kerendahan hati bernadzar dan berjanji kepada Allah bila permohonannya dikalbulkan, akan menyerahkan dan menghibahkan anaknya ke Baitul Maqdis untuk menjadi pelayan, penjaga dan memelihara rumah suci itu dan sesekali tidak akan mengambil manfaat dari anaknya untuk kepentingan dirinya atau kepentingan keluarganya. Harapan isteri Imran yang dibulatkan kepada Allah tidak tersia-sia. Allah telah menerima permohonannya dan mempersembahkan doanya sesuai dengan apa yang telah disuratkan dalam takdirNya bahwa dari suami isteri Imran akan diturunkan seorang nabi besar. Maka tanda-tanda permulaan kehamilan yang dirasakan oleh setiap perempuan yang mengandung tampak pada isteri Imran yang lama kelamaan merasa gerakan janin di dalam perutnya yang makin membesar. Alangkah bahagia si isteri yang sedang hamil itu, bahawa idam-idamannya itu akan menjadi kenyataan dan kesunyian rumah tangganya akan terpecahlah bila bayi yang dikandungkan itu lahir. Ia bersama suami mulai merancang apa yang akan diberikan kepada bayi yang akan datang itu. Jika mereka sedang duduk berduaan tidak ada yang diperbincangkan selain soal bayi yang akan dilahirkan. Suasana suram sedih yang selalu meliputi rumah tangga Imran berbalik menjadi riang gembira, wajah sepasang suami isteri Imaran menjadi berseri-seri tanda suka cita dan bahagia dan rasa putus asa yang mencekam hati mereka berdua berbalik menjadi rasa penuh harapan akan hari kemudian yang baik dan cemerlang. Akan tetapi sangat benarlah kata mutiara yang berbunyi: "Manusia merancang, Tuhan menentukan. Imran yang sangat dicintai dan sayangi oleh isterinya dan diharapkan akan menerima putera pertamanya serta mendampinginya dikala ia melahirkan , tiba-tiba direnggut nyawanya oleh Izra'il dan meninggallah isterinya seorang diri dalam keadaan hamil tua, pada saat mana biasanya rasa cinta kasih sayang antara suami isteri menjadi makin mesra. Rasa sedih yang ditinggalkan oleh suami yang disayangi bercampur dengan rasa sakit dan letih yang didahului kelahiran si bayi, menimpa isteri Imran di saat-saat dekatnya masa melahirkan. Maka setelah segala persiapan untuk menyambut kedatangan bayi telah dilakukan dengan sempurna lahirlah ia dari kandungan ibunya yang malang menghirup udara bebas. Agak kecewalah si ibu janda Imran setelah mengetahui bahawa bayi yang lahir itu adalah seorang puteri sedangkan ia menanti seorang putera yang telah dijanjikan dan bernadzar untuk dihibahkan kepada Baitulmaqdis. Dengan nada kecewa dan suara sedih berucaplah ia seraya menghadapkan wajahnya ke atas: "Wahai Tuhanku, aku telah melahirkan seorang puteri, sedangkan aku bernadzar akan menyerahkan seorang putera yang lebih layak menjadi pelayan dan pengurus Baitulmaqdis. Allah akan mendidik puterinya itu dengan pendidikan yang baik dan akan menjadikan Zakaria, iparnya dan bapa saudara Maryam sebagai pengawas dan pemeliharanya. Demikianlah maka tatkala Maryam diserahkan oleh ibunya kepada pengurus Baitulmaqdis, para rahib berebutan masing-masing ingin ditunjuk sebagai wali yang bertanggungjawab atas pengawasan dan pemeliharaan Maryam. Dan kerana tidak ada yang mahu mengalah, maka terpaksalah diundi diantara mereka yang akhirnya undian jatuh kepada Zakaria sebagaimana dijanjikan oleh Allah kepada ibunya. Tindakan pertama yang diambil oleh Zakaria sebagai petugas yang diwajibkan menjaga keselamatan Maryam ialah menjauhkannya dari keramaian sekeliling dan dari jangkauan para pengunjung yang tiada henti-hentinya berdatangan ingin melihat dan menjenguknya. Ia ditempatkan oleh Zakaria di sebuah kamar diatas loteng Baitulmaqdis yang tinggi yang tidak dapat dicapai melainkan dengan menggunakan sebuah tangga.Zakarian merasa bangga dan bahagia beruntung memenangkan undian memperolehi tugas mengawasi dan memelihara Maryam secara sah adalah anak saudaranya sendiri. Ia mencurahkan cinta dan kasih sayangnya sepenuhnya kepada Maryam untuk menggantikan anak kandungnya yang tidak kunjung datang. Tiap ada kesempatan ia datang menjenguknya, melihat keadaannya, mengurus keperluannya dan menyediakan segala sesuatu yang membawa ketenangan dan kegembiraan baginya. Tidak satu hari pun Zakaria pernah meninggalkan tugasnya menjenguk Maryam.

76

KISAH NABI YAHYA A.S. Rasa cinta dan kasih sayang Zakaria terhadap Maryam sebagai anak saudra isterinya yang ditinggalkan ayahnya meningkat menjadi rasa hormat dan takzim tatkala terjadi suatu peristiwa yang menandakan bahawa Maryam bukanlah gadis biasa sebagaimana gadis-gadis yang lain, tetapi ia adalah wanita pilihan Allah untuk suatu kedudukan dan peranan besar di kemudian hari. Pada suatu hari tatkala Zakaria datang sebagaimana biasa, mengunjungi Maryam, ia mendapatinya lagi berada di mihrabnya tenggelam dalam ibadah berzikir dan bersujud kepada Allah. Ia terperanjat ketika pandangan matanya menangkap hidangan makanan berupa buah-buahan musim panas terletak di depan Maryam yang lagi bersujud. Ia lalu bertanya dalam hatinya, dari manakah gerangan buah-buahan itu datang, padahal mereka masih lagi berada pada musim dingin dan setahu Zakaria tidak seorang pun selain dari dirinya yang datang mengunjungi Maryam. Maka ditegurlah Maryam tatkala setelah selesai ia bersujud dan mengangkat kepala: "Wahai Maryam, dari manakah engkau memperolehi rezeki ini, padahal tidak seorang pun mengunjungimu dan tidak pula engkau pernah meninggalkan mihrabmu? Selain itu buah-buahan ini adalah buah-buahan musim panas yang tidak dapat dibeli di pasar dalam musim dingin ini." Maryam menjawab: "Inilah peberian Allah kepadaku tanpa aku berusaha atau minta. Dan mengapa engkau merasa hairan dan takjub? Bukankah Allah Yang Maha Berkuasa memberikan rezekinya kepada sesiapa yang Dia kehendaki dalam bilangan yang tidak ternilai besarnya?" Demikianlah Allah telah memberikan tanda pertamanya sebagai mukjizat bagi Maryam, gadis suci, yang dipersiapkan oleh-Nya untuk melahirkan seorang nabi besar yang bernama Isa Almasih a.s. Kisah lahirnya Maryam dan pemeliharaan Zakaria kepadanya dapat dibaca dalam Al-Quran surah Ali Imran ayat 35 hingga 37 dan 42 hingga 44. Nabi Zakaria, ayahnya Nabi Yahya sedar dan mengetahui bahawa anggota-anggota keluarganya, saudara-saudaranya, sepupu-sepupunya dan anak-anak saudaranya adalah orang-orang jahat Bani Israil yang tidak segan-segan melanggar hukum-hukum agama dan berbuat maksiat, disebabkan iman dan rasa keagamaan mereka belum meresap betul didalam hati mereka, sehingga dengan mudah mereka tergoda dan terjerumus ke dalam lembah kemungkaran dan kemaksiatan. Ia khuatir bila ajalnya tiba dan meninggalkan mereka tanpa seorang waris yang dapat melanjutkan pimpinannya atas kaumnya, bahawa mereka akan makin rosak dan makin berani melakukan kejahatan dan kemaksiatan bahkan ada kemungkinan mereka mengadakan perubahan-perubahan di dalam kitab suci Taurat dan menyalahgunakan hukum-hukum agama. Kekhuatiran itu selalu mengganggu fikiran Zakaria disamping rasa sedih hatinya bahawa ia sejak kahwin hingga mencapai usia sembilan puluh tahun, Tuhan belum mengurniakannya dengan seorang anak yang ia idam-idamkan untuk menjadi penggantinya memimpin dan mengimami Bani Isra'il. Ia agak terhibur dari rasa sedih dan kekhuatirannya semasa ia bertugas memelihara dan mengawasi Maryam yang dapat dianggap sebagai anak kandungnya sendiri. Akan tetapi rasa sedihnya dan keinginanya yang kuat untuk memperolhi keturunan tergugah kembali ketika ia menyaksikan mukjizat hidangan makanan dimihrabnya Maryam. Ia berfikir didalam hatinya bahawa tiada sesuatu yang mustahil di dalam kekuasaan Allah. Allah yang telah memberi rezeki kepada Maryam dalam keadaan seorang diri tidak berdaya dan berusaha, Dia pula berkuasa memberinya keturunan bila Dia kehendaki walaupun usianya sudah lanjut dan rambutnya sudah penuh uban. Pada suatu malam yang sudah larut duduklah Zakaria di mihramnya menghiningkan cipta memusatkan fikiran kepada kebesaran Allah seraya bermunajat dan berdoa dengan khusyuk dan keyakinan yang bulat. Dengan suara yang lemah lembut berucaplah ia dalam doanya: "Ya Tuhanku berikanlah aku seorang putera yang akan mewarisiku dan mewarisi sebahagian dari keluarga Ya'qub, yang akan meneruskan pimpinan dan tuntunanku kepada Bani Isra'il. Aku khuatir bahawa sepeninggalanku nanti anggota-anggota keluargaku akan rosak kembali aqidah dan imannya bila aku tinggalkan mati tanpa seorang pemimpin yang akan menggantikan aku. Ya Tuhanku, tulangku telah menjadi lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban sedang isteriku adalah seorang perempuan yang mandul namun kekuasaan-Mu adalah diatas segala kekuasaan dan aku tidak jemu-jemunya berdoa kepadamu memohon rahmat-Mu mengurniai kau seorang putera yang soleh yang engkau redhai." Allah berfirman memperkenankan permohonan Zakaria: "Hai Zakaria Kami memberi khabar gembira kepadamu, kamu akan memperoleh seorang putera bernama Yahya yang soleh yang membenarkan kitab-kitab Allah menjadi pemimpin yang diikuti bertahan diri dari hawa nafsu dan godaan syaitan serta akan menjadi seorang nabi." Berkata Zakaria: "Ya Tuhanku bagaimana aku akan memperolehi anak sedangkan isteri adalah seorang perempuan yang mandul dan aku sendiri sudah lanjut usianya." Allah menjawab dengan firman-Nya: "Demikian itu adalah suatu hal yang mudah bagi-Ku. Tidakkah aku telah ciptakan engkau padahal engkau di waktu itu belum ada sama sekali?" Berkata Zakaria: "Ya Tuhanku, berilah aku akan suatu tanda bahawa isteri aku telah mengandung." Allah berfirman: "Tandanya bagimu bahawa engkau tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari berturut-turut kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah nama-Ku sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah diwaktu petang dan pagi hari." Nabi Yahya bin Zakaria a.s. tidak banyak dikisahkan oleh Al-Quran kecuali bahawa ia diberi ilmu dan hikmah selagi ia masih kanak-kanak dan bahawa ia seorang putera yang berbakti kepada kedua ora ng
76

77

tuanya dan bukanlah orang yang sombong durhaka. Ia terkenal cerdik pandai, berfikiran tajam sejak ia berusia muda, sangat tekun beribadah yang dilakukan siang dan malam sehingga berpengaruh kepada kesihatan badannya dan menjadikannya kurus kering, wajahnya pucat dan matanya cekung. Ia dikenal oleh kaumnya sebagai orang alim menguasai soal-soal keagamaan, hafal kitab Taurat, sehingga ia menjadi tempat bertanya tentang hukum-hukum agama. Ia memiliki keberanian dalam mengambil sesuatu keputusan, tidak takut dicerca orang dan tidak pula menghiraukan ancaman pihak penguasa dalam usahanya menegakkan kebenaran dan melawan kebathilan. Ia selalu menganjurkan orang-orang yang telah berdosa agar bertaubat dari dosanya. Dan sebagai tanda taubatnya mereka dipermandikan { dibaptiskan } di sungai Jordan, kebiasaan mana hingga kini berlaku di kalangan orang-orang Kristian dan kerana Nabi Yahya adalah orang pertama yang mengadakan upacara itu, maka ia dijuluki "Yahya Pembaptis". Dikisahkan bahawa Hirodus Penguasa Palestin pada waktu itu mencintai anak saudaranya sendiri bernama Hirodia, seorang gadis yang cantik, ayu, bertubuh lampai dan ramping dan berhasrat ingin mengahwininya. Sang gadis berserta ibunya dan seluruh anggota keluarga menyentujui rencan perkahwinan itu, namun Nabi Yahya menentangnya dan mengeluarkan fakwa bahawa perkahwinan itu tidak boleh dilaksanakan kerana bertentangan dengan syariat Musa yang mengharamkan seorang mengahwini anak saudaranya sendiri. Berita rencana perkahwinan Hirodus dan Hirodia serta fatwa Nabi Yahya yang melarangnya tersiar di seluruh pelosok kota dan menjadi pembicaraan orang di segala tempat di mana orang berkumpul. Herodia si gadis cantik calon isteri itu merasa sedih bercampur marah terhadap Nabi Yahya yang telah mengeluarkan fatwa mengharamkan perkahwinannya dengan bapa saudaranya sendiri, fatwa mana telah membawa reaksi dan pendapat dikalangan masyarakat yang luas. Ia khuatir bahawa bapa saudaranya Herodus calon suami dapat terpengaruh oleh fatwa Nabi Yahya itu dan terpaksa membatalkan perkahwinan yang sudah dinanti-nanti dan diidam-idamkan, bahkan bahkan sudah menyiapkan segala sesuatu berupa pakaian mahupun peralatan yang perlu untuk pesta perkahwinan yang telah disepakati itu. Menghadapi fatwa Nabi Yahya dan reaksi masyarakat itu, Herodia tidak tinggal diam. Ia berusaha dengan bersenjatakan kecantikkan dan parasnya yang ayu itu mempengaruhi bapa saudaranya calon suaminya agar rencana perkahwinan dilaksanakan menurut rencana. Dengan merias diri dan berpakaian yang merangsang, ia pergi mengunjungi bapa saudaranya Herodus yang sedang dilanda mabuk asmara. Bertanya Herodus kepada anak saudaranya calon isterinya yang nampak lebih cantik daripada biasa : "Hai manisku, apakah yang dapat aku berbuat untukmu. Katakanlah aku akan patuhi segala permintaanmu, kedatanganmu kemari pada saat ini tentu didorong oleh sesuatu hajat yang mendesak yang ingin engkau sampaikan kepadaku. Sampaikanlah kepadaku tanpa ragu-ragu, hai sayangku, aku sedia melayani segala keperluan dan keinginanmu." Herodia menjawab: "Bila Tuan Raja berkenan, maka aku hanya mempunyai satu permintaan yang mendorongku datang mengunjungi Tuanku pada saat ini. Permintaanku yang tunggal itu ialah kepala Yahya bin Zakaria orang yang telah mengacau rencana kita dan mencemarkan nama baik Tuan Raja dan namaku sekeluarga di segala tempat dan penjuru. Supaya dia dipenggal kepalanya. Alangkah puasnya hatiku dan besarnya terima kasihku, bila Tuanku berkenan meluluskan permintaanku ini". Herodus yang sudah tergila-gila dan tertawan hatinya oleh kecantikan dan keelokan Herodia tidak berkulik menghadapi permintaan calon isterinya itu dan tidak dapat berbuat selain tunduk kepada kehendaknya dengan mengabaikan suara hati nuraninya dan panggilan akal sehatnya. Demikianlah maka tiada berapa lama dibawalah kepala Yahya bin Zakaria berlumuran darah dan diletakkannya di depan kesayangannya Herodia yang tersenyum tanda gembira dan puas hati bahawa hasratnya
77

membalas dendam terhadap Yahya telah terpenuhi dan rintangan utama yang akan menghalangi rencana perkawinannya telah tersingkirkan, walaupun perbuatannya itu menurunkan laknat Tuhan atas dirinya, diri rajanya dan Bani Isra'il seluruhnya. Cerita tentang Zakaria dan Yahya terurai di atas dikisahkan oleh Al-Quran, surah Maryam ayat 2 sehingga ayat 15, surah Ali Imran ayat 38 senhingga ayat 41 dan surah Al-Anbiya' ayat 89 sehingga ayat 90.

78

Abu Hanifah - Pribadi yang Seimbang Abu Hanifah an Nu'man lahir pada tahun 80 H (660 M) dan tinggal di Kufah. Selama hidupnya beliau berhasil melaksanakan tawazzun (keseimbangan). Di samping sebagai seorang faqih dengan kemampuan intelektual yang cemerlang, beliau juga mengkhususkan waktu untuk mencari nafkah dengan berdagang, dan beliau juga ahli ibadah. Beliau dikenal amat pemurah, berbudi pekerti luhur dan suka memuliakan orang lain, tanpa pandang bulu siapa orang tersebut. Disamping itu beliau lebih suka memberi daripada menerima. Suatu kali Khalifah Abu Ja'far al Manshur, yang terkenal jarang memberi sedekah kepada orang lain, menawarkan harta sebanyak 30.000 dirham kepada Abu Hanifah, namun beliau menolaknya sembari mengatakan, "Wahai Khalifah, aku orang asing di Baghdad, aku tak memiliki tempat yang aman untuk menyimpan harta tersebut. Simpanlah harta itu di Baitul Maal, sehingga jika kelak aku membutuhkannya aku dapat memintanya darimu." Di Kufah, Abu Hanifah dikenal sebagai pedagang yang sangat dipercaya karena sikap amanahnya, kemurahan hati dan kejujuran yang beliau miliki. Sikap-sikap inilah yang senantiasa menjadikan dagangan beliau laku keras. Dan lewat usahanya ini, Allah menganugerahkan rizki yang melimpah kepada Abu Hanifah. Setiap akhir tahun disisihkannya sebagian dari keuntungannya untuk dizakatkan, dan disumbangkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Abu Hanifah punya mitra dagang bernama Hafs Abdurrahman. Dia inilah yang menjalankan dagangan Abu Hanifah ke para konsumen. Suatu ketika Abu Hanifah menyiapkan dagangan untuknya dengan memberikan wanti-wanti bahwa pada barang dagangannya yang tertentu ada cacatnya. "Jika engkau ingin menjualnya, jangan lupa jelaskan pada para pembeli tentang cacat yang ada pada barang tersebut", pesan Abu Hanifah. Semua barang tersebut akhirnya terjual habis, namun Hafs lupa memberikan penjelasan kepada para pembeli tentang cacat yang ada pada beberapa barang seperti yang dipesankan Abu Hanifah. Setelah menyadari kesalahannya, Hafs berusaha untuk mencari para pembeli barang tersebut, tapi usahanya itu sia-sia. Akhirnya masalah tersebut diketahui Abu Hanifah, sehingga beliau juga berusaha mencari para pembelinya. Namun usaha tersebut juga tidak membawa hasiI. Sejak saat itu Abu Hanifah selalu gelisah dan murung. Akhimya untuk menebus kesalahannya tersebut, beliau sedekahkan seluruh hasil penjualan tersebut. Dan karena kekecewaannya terhadap Hats Abdurrahman, sejak saat itu ia memutuskan untuk tidak berhubungan bisnis lagi dengan Hafs. Demikian mulia sifat dan sikap Abu Hanifah, namun ia selalu merasa masih kurang baik. Sebab ia menganggap sebaik-baik manusia yang patut untuk dijadikan suri teladan adalah Nabi Muhammad, karena itu beliau selalu ingin menyamai dengan akhlak Rasulullah yang sangat agung itu. Dan setiap saat beliau tidak pemah lupa beristightar memohon ampun kepada Allah setiap pagi. Karena ia merasa yakin bahwa tingkah lakunya dan amal perbuatannya masih banyak yang keliru.

dikenal paling banyak meriwayatkan hadis. Dialah Bapak Kucing Kecil (Abu Hurairah), begitu orang mengenalnya. "Aku sudah dengar pergunjingan kalian. Kata kalian, Abu Hurairah terlalu banyak meriwayatkan hadis Nabi. Padahal, para sahabat muhajirin dan anshar sendiri tak ada yang meriwayatkan hadis Nabi sebanyak yang dituturkan Abu Hurairah. Ketahuilah, saudara-saudaraku dari kaum muhajirin disibukkan dengan perniagaan mereka di pasar. Sementara saudara-saudaraku dari anshar disibukkan dengan kegiatan pertanian mereka. Dan aku seorang papa, termasuk golongan kaum miskin shuffah (yang tinggal di pondokan masjid). Aku tinggal dekat Nabi untuk mengisi perutku. Aku hadir (di samping Nabi) ketika mereka tidak ada, dan aku selalu mengingat-ingat ketika mereka melupakan." Abu Hurairah adalah sahabat yang sangat dekat dengan Nabi. Ia dikenal sebagai salah seorang ahli shuffah, yaitu orang-orang papa yang tinggal di pondokan masjid (pondokan ini juga diperuntukkan buat para musafir yang kemalaman). Begitu dekatnya dengan Nabi, sehingga beliau selalu memanggil Abu Hurairah untuk mengumpulkan ahli shuffah, jika ada makanan yang hendak dibagikan. Karena kedekatannya itu, Nabi pernah mempercayainya menjaga gudang penyimpan hasil zakat. Suatu malam seseorang mengendap-endap hendak mencuri, tertangkap basah oleh Abu Hurairah. Orang itu sudah hendak dibawa ke Rasulullah. "Ampun tuan, kasihani saya," pencuri itu memelas. "Saya mencuri ini untuk menghidupi keluarga saya yang kelaparan." Abu Hurairah tersentuh hatinya, maka dilepasnya pencuri itu. "Baik, tapi jangan kamu ulangi perbuatanmu ini." Esoknya hal ini dilaporkan kepada Nabi. Nabi tersenyum. "Lihat saja, nanti malam pasti ia kembali." Benar pula, malam harinya pencuri itu datang lagi. "Nah, sekarang kamu tidak akan kulepas lagi." Sekali lagi, orang itu memelas, hingga Abu Hurairah tersentuh hatinya. Tapi, ketika hal itu dilaporkan kepada Nabi, kembali beliau mengatakan hal yang sama. "Lihat saja, orang itu akan kembali nanti malam." Ternyata pencuri sialan itu benar-benar kembali. "Apa pun yang kamu katakan, jangan harap kamu bisa bebas. Sudah dua kali kulepas, kamu tak kapok-kapok juga." Eh, pencuri itu malah menggurui. "Abu Hurairah, sebelum kamu tidur, bacalah ayat kursi agar setan tidak menyatroni kamu." Merasa mendapat pelajaran berharga, Abu Hurairah terharu. Ah, ternyata orang baik-baik, pikirnya. "Apa yang dikatakan orang itu memang benar," sabda Nabi ketika dilapori pagi harinya. "Tapi orang itu bukan orang baik-baik. Dia adalah setan. Dia katakan itu supaya dia kamu bebaskan." Mengikatkan Batu ke perut Abu Hurairah adalah salah seorang tokoh kaum fakir miskin. Abu Hurairah sering lapar ketimbang kenyang. Ia sosok yang teguh berpegang pada sunah Nabi. Ia kerap menasihati orang agar jangan larut dengan kehidupan dunia dan hawa nafsu. Ia tak membedakan antara kaum kaya dan kaum miskin, petinggi negeri atau rakyat jelata dalam menyampaikan kebenaran. Ia pun selalu bersyukur kepada Allah dalam keadaan susah dan senang. Orang yang nama lengkapnya Abdur Rahman (versi lain: Abdu Syams) ibn Shakhr Ad-Dausi ini adalah sosok humoris. Banyak anekdot yang berasal darinya. Ia pun suka menghibur anak-anak kecil. Ia pecinta kucing kecil. Ke mana-mana dibawanya binatang ini, sehingga julukan Abu Hurairah (bapak kucing kecil) pun melekat padanya. Dibanding Nabi, umurnya lebih muda sekitar 30 tahun. Dia lahir di Daus, sebuah desa miskin di padang pasir Yaman. Hidup di tengah kabilah Azad, ia sudah yatim sejak kecil, yang membantu ibunya menjadi penggembala kambing.

Abu Hurairah r.a. - Periwayat Hadits yang Akrab dengan Kelaparan Akrab Dengan Kelaparan Tokoh kita ini biasa berpuasa sunah tiga hari setiap awal bulan Qamariah (bulan Arab dalam penanggalan Hijri), mengisi malam harinya dengan membaca Al-Quran dan salat tahajud. Akrab dengan kemiskinan, dia sering mengikatkan batu ke perutnya, guna menahan lapar. Dalam sejarah ia
78

79

Dia masuk Islam tak lama setelah pindah ke Madinah pada tahun ketujuh hijriah, bersamaan dengan rencana keberangkatan Nabi ke Perang Khaibar. Tapi ibundanya belum mau masuk Islam. Malah sang ibu pernah menghina Nabi. Ini membuatnya sedih. Untuk itu, ia memohon Nabi berdoa agar ibunya masuk Islam. Kemudian Abu Hurairah kembali menemui ibunya, mengajaknya masuk Islam. Ternyata sang ibu telah berubah, bersedia mengucapkan dua kalimat syahadat. Buruh Kasar Akan halnya kepindahannya ke Madinah adalah untuk mengadu nasib. Di sana ia bekerja serabutan, menjadi buruh kasar bagi siapa pun yang membutuhkan tenaganya. Acap kali dia harus mengikatkan batu ke perutnya, guna menahan lapar yang amat sangat. Menurut shahibul hikayat, ia pernah kedapatan berbaring di dekat mimbar masjid. Gara-gara perbuatan aneh itu, orang mengiranya agak kurang waras. Mendengar kasak-kusuk di kalangan sahabat ini, Nabi segera menemui Abu Hurairah. Abu Hurairah bilang, ia tidak gila, hanya ia lapar. Nabi pun segera memberinya makanan. Suatu kali, dengan masih mengikatkan batu ke perutnya, dia duduk di pinggir jalan, tempat orang biasanya berlalu lalang. Dilihatnya Abu Bakr melintas. Lalu dia minta dibacakan satu ayat Al-Quran. "Aku bertanya begitu supaya dia mengajakku ikut, memberiku pekerjaan," tutur Abu Hurairah. Tapi Abu Bakr cuma membacakan ayat, lantas berlalu. Dilihatnya Umar ibn Khattab. "Tolong ajari aku ayat Al-Quran," kata Abu Hurairah. Kembali ia harus menelan ludah kekecewaan karena Umar berbuat hal yang sama. Tak lama kemudian Nabi lewat. Nabi tersenyum. "Beliau tahu apa isi hati saya. Beliau bisa membaca raut muka saya secara tepat," tutur Abu Hurairah. "Ya Aba Hurairah!" panggil Nabi. "Labbaik, ya Rasulullah!" "Ikutlah aku!" Beliau mengajak Abu Hurairah ke rumahnya. Di dalam rumah didapati sebaskom susu. "Dari mana susu ini?" tanya Rasulullah. Beliau diberi tahu bahwa seseorang telah memberikan susu itu. "Ya Aba Hurairah!" "Labbaik, Ya Rasulullah!" "Tolong panggilkan ahli shuffah," kata Nabi. Susu tadi lalu dibagikan kepada ahli shuffah, termasuk Abu Hurairah. Sejak itulah, Abu Hurairah mengabdi kepada Rasulullah, bergabung dengan ahli shuffah di pondokan masjid. Sepulang dari Perang Khaibar, Nabi melakukan perluasan terhadap Masjid Nabawi, yaitu ke arah barat dengan menambah tiga pilar lagi. Abu Hurairah terlibat pula dalam renovasi ini. Ketika dilihatnya Nabi turut mengangkat batu, ia meminta agar beliau menyerahkan batu itu kepadanya. Nabi menolak seraya bersabda, "Tiada kehidupan sebenarnya, melainkan kehidupan akhirat." Abu Hurairah sangat mencintai Nabi. Sampai-sampai dia memilih dipukul Nabi karena melakukan kekeliruan ketimbang mendapatkan makanan yang enak. "Karena Nabi menjanjikan akan memberi syafaat kepada orang yang pernah merasa disakitinya secara sengaja atau tidak," katanya. Begitu cintanya kepada Rasulullah sehingga siapa pun yang dicintai Nabi, ia ikut mencintainya. Misalnya, ia suka mencium Hasan dan Husain, karena melihat Rasulullah mencium kedua cucunya itu. Ada cerita menarik menyangkut kehidupan Abu Hurairah dan masyarakat Islam zaman itu. Meski Abu Hurairah seorang papa, boleh dibilang tuna wisma, salah seorang majikannya yang lumayan kaya menikahkan putrinya, Bisrah binti Gazwan, dengan lelaki itu. Ini menunjukkan betapa Islam telah mengubah persepsi orang dari membedakan kelas kepada persamaan. Abu Hurairah dipandang mulia

karena kealiman dan kesalihannya. Perilaku islami telah memuliakannya, lebih dari kemuliaan pada masa jahiliah yang memandang kebangsawanan dan kekayaan sebagai ukuran kemuliaan. Sejak menikah, Abu Hurairah membagi malamnya atas tiga bagian: untuk membaca Al-Quran, untuk tidur dan keluarga, dan untuk mengulang-ulang hadis. Ia dan keluarganya meskipun kemudian menjadi orang berada tetap hidup sederhana. Ia suka bersedekah, menjamu tamu, bahkan menyedekahkan rumahnya di Madinah untuk pembantu-pembantunya. Tugas penting pernah diembannya dari Rasulullah. Yaitu ketika ia bersama Al-Ala ibn Abdillah AlHadrami diutus berdakwah ke Bahrain. Belakangan, ia juga bersama Quddamah diutus menarik jizyah (pajak) ke Bahrain, sambil membawa surat ke Amir Al-Munzir ibn Sawa At-Tamimi. Menolak Jabatan Ketika Umar menjadi amirul mukminin, Abu Hurairah diangkat menjadi gubernur Bahrain. Tapi pada 23 Hijri Umar memecatnya gara-gara sang gubernur kedapatan menyimpan banyak uang (menurut satu versi, sampai 10.000 dinar). Dalam proses pengusutan, ia mengemukakan upaya pembuktian terbalik, bahwa harta itu diperolehnya dari beternak kuda dan pemberian orang. Khalifah menerima penjelasan itu dan memaafkannya. Lalu ia diminta menduduki jabatan gubernur lagi, tapi ia menolak. Penolakan itu diiringi lima alasan. "Aku takut berkata tanpa pengetahuan; aku takut memutuskan perkara bertentangan dengan hukum (agama); aku ogah dicambuk; aku tak mau harta benda hasil jerih payahku disita; dan aku takut nama baikku tercemar," kilahnya. Ia memilih tinggal di Madinah, menjadi warga biasa yang memperlihatkan kesetiaan kepada Umar, dan para pemimpin sesudahnya. Tatkala kediaman Amirul Mukminin Ustman ibn Affan dikepung pemberontak, dalam peristiwa yang dikenal sebagai al-fitnatul kubra (bencana besar), Abu Hurairah bersama 700 orang Muhajirin dan Anshar tampil mengawal rumah tersebut. Meski dalam posisi siap tempur, Khalifah melarang pengikut setianya itu memerangi kaum pemberontak. Pada masa Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, Abu Hurairah ditawari menjadi gubernur di Madinah. Ia menolak. Ketika terjadi pertemuan antara Khalifah Ali dan lawannya, Muawiyah ibn Abi Sufyan, ia bersikap netral dan menghindari fitnah. Sampai kemudian Muawiyah berkuasa, Abu Hurairah bersedia menjadi gubernur di Madinah. Tapi versi lain mengatakan, Marwan ibn Hakamlah yang menunjuk Abu Hurairah sebagai pembantunya di kantor gebernuran Madinah. Di Kota Penuh Cahaya (Al-Madinatul Munawwarah) ini pula ia mengembuskan nafas terakhir pada 57 atau 58 H. (676-678 M.) dalam usia 78 tahun. Meninggalkan warisan yang sangat berharga, yakni hadis-hadis Nabi, bak butiran-butiran ratna mutu manikam, yang jumlahnya 5.374 hadis.

Abu Ubaidah Bin Jarrah - Pemegang Amanat Umat Dan Rasulullah Rasulullah saw pernah bersabda yang maksudnya, "Setiap umat mempunyai sumber kepercayaan, sumber kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah bin Jarrah." Itulah penghargaan bintang mahaputra yang diterima oleh Abu Ubaidah dari Rasulullah saw. Penghargaan yang tidak diberikan Rasulullah kepada sahabat yang lainnya. Tapi ini bukan berarti, bahwa Rasulullah saw tidak percaya kepada sahabat yang lainnya. Memang kalau dilihat dari kenyataan yang ada Abu Ubaidah layak mendapatkan gelar seperti itu. Sekalipun ia tidak mengharapkannya. Dari sosok tubuhnya yang tinggi, kurus tapi bersih, tampak disana tersimpan sifat-sifat mulia yang tidak dimiliki orang lain. Jujur, tawadu', pemalu itulah diantara sifat yang paling menonjol dari Abu 'Ubaidah bin Jarrah r.a. Muhammad bin Ja'far pernah bercerita, suatu ketika datang rombongan Nasrani Najran menemui Rasulullah saw. "Ya Abalqasim," kata utusan itu, "Datangkanlah utusanmu ke negeri kami untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang kami hadapi. Kami betul-betul ridha dan yakin terhadap kaum muslimin."

79

80

Rasulullah menyanggupinya dan menjanjikan kepada mereka seraya berkata, "Esok hari aku akan mengutus bersama kalian seorang yang benar-benar terpercaya, benar-benar terpercaya, benar-benar terpercaya." Rasululah menyebut "amin" (terpercaya) sampai diulanginya tiga kali. Tak lama kemudian beritapun tersebar ditengah-tengah para sahabat ra. Masing-masing ingin ditunjuk oleh Rasulullah saw menjadi utusan. Umar ra mengungkapkan, "Aku benar-benar mengharap agar aku ditunjuk Rasulullah saw untuk menduduki jabatan itu. Aku sengaja mengangkat kepalaku agar beliau bisa melihatku dan mengutusku untuk menduduki jabatan yang diamanatkannya. Rasul masih tetap mencari seseorang, sehingga beliau melihat Abu Ubaidah dan berkata, "Wahai Abu Ubaidah, pergilah engkau bersama-sama dengan penduduk Najran. Jalankan hukum-hukum dengan penuh kebenaran terhadap segala apa yang mereka perselisihkan." Itulah mulianya ahklak Abu Ubaidah bin Jarrah. Masuk kedalam shaff da'wah Islamiyah. Setelah Abu Bakar masuk Islam, dia senantiasa mengajak kawan-kawan dekatnya untuk mengikuti jejaknya. Keislaman beliau adalah atas ajakan Abu Bakar. Suatu ketika ia sadar dan memahami apa yang dimaksudkan Abu Bakar terhadap dirinya. Akhirnya dia berangkat bersama Abdurrahman bin 'Auf, Ustman bin Maz'un dan Arqam bin Abi Arqam untuk menemui Rasulullah saw. Di depan Rasulullah saw mereka sama-sama mengucapkan kalimat syahadah. Pengorbanan Setelah masuknya Abu Ubaidah dalam Islam. Ia sadar betul bahwa seluruh apa yang dia miliki harus sepenuhnya diberikan untuk Islam. Bukan setengah atau pun sebahagiannya. Harta, tenaga dan raga beliau persembahkan untuk Islam. Kalau Islam meminta hartanya akan dia infakkan, kalau tenaganya yang dibutuhkan, akan diberikan, bahkan kalaupun nyawa yang akan di minta itupun akan dikorbankan. Dia adalah seorang pemuda yang gagah berani yang sangat ditakuti oleh musuh-musuhnya dan sulit sekali untuk di kalahkan. Setiap musuh mendekatinya pasti lehernya dipenggal. Itulah keistimewaan sahabat yang satu ini, hasil dari binaan madrasah Rasulullah saw. Ini bisa terlihat di dalam perjuangannya membela Islam. Dimana saat terjadinya perang Badar, Abu Ubaidah tampil kedepan, memerangi tentara musyrikin. Tatkala Abu Ubaidah lagi berhadapan dengan musuh, tiba-tiba ia dikejutkan oleh seorang lelaki yang mengasuhnya sejak kecil. Ayah kandungnya yang masih musyrik. Sebelumnya dia sudah berusaha agar jangan ketemu bapaknya ditengah-tengah kancah peperangan. Tapi apa hendak dikata, peperangan saat itu bukanlah peperangan antara Qabilah atau peperangan yang hanya untuk mempertahankan status quo. Akan tetapi adalah peperangan antara hizbullah(tentara Allah) dengan hizb syaithan (tentara musuh), peperangan antara yang haq dengan bathil, yang tidak mungkin disatukan selama matahari masih terbit dari sebelah timur. Akhirnya? dengan keimanan yang menyalanyala terjadilah perlawanan antara sang anak dengan ayah, yang berakhir dengan gugurnya ayah kandung di depan matanya sendiri. Setelah peristiwa tersebut Allah menurunkan firmannya: "Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapakbapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas

terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung." (QS Al Mujadilah: 22). Itulah Abu Ubaidah bin Jarrah, yang betul-betul menyerahkan hidup beliau sepenuhnya untuk Islam. Dia tidak menghiraukan sanak famili ataupun kaum kerabat, kalau Islam yang berbicara tidak bisa ditawar-tawar lagi, yang bathil tidak mungkin didirikan diatas yang haq ataupun sebaliknya, semuanya harus tunduk pada aturan yang satu sekalipun itu tidak sesuai dengan kehendak hatinya. Waktu terjadinya perang Uhud, dimana pihak tentara muslimin ketika itu mengalami kekalahan. Datang diantara tentara musyrikin diikuti dengan teriakan, "Mana yang namanya Muhammad?! Mana yang namanya Muhammad? Biar saya bunuh dia." Suara itu di dengar Abu Ubaidah bin Jarrah dan sahabatsahabat lainnya, akhirnya mereka mencari Rasulullah saw dan mengelilinginya. Bila musuh datang merekalah sebagai bentengnya. Di saat peperangan lagi berkecamuk, Rasulullah saw sempat terjatuh sehingga gigi depannya retak, keningnya luka, pipinya kena dua mata rantai perisai. Melihat keadaan seperti itu, Abu Bakar kasihan dan ingin mencabutnya, tapi ia dicegah Abu Ubaidah bin Jarrah. "Biarkan itu bagian saya," pintanya. Abu Ubaidah tahu kalau ini di cabut dengan tangan Rasulullah pasti kesakitan, akhirnya dia mencoba mencabutnya dengan gigi depannya. Disaat mata rantai pertama tercabut, giginya masih utuh dan kuat, namun ketika mencabut mata rantai kedua giginya pun ikut tercabut juga. Subhanallah. Saat itu Abu Bakar berkata, "Sebaik-baik gigi yang terputus, itulah gigi Abu Ubaidah bin Jarrah." Perjuangan Jabir bin Abdullah pernah bercerita, "Suatu ketika Rasullah saw.mengutus kami dalam suatu peperangan yang dipimpin oleh Abu Ubaidah bin Jarrah. Kami hanya dibekali sekarung korma untuk tiga ratus orang. Padahal perjalanan sungguh jauh dan melewati padang pasir yang luas dan tandus. Di tengah-tengah perjalanan, disaat tentara sudah mulai lapar, Abu Ubaidah membagi-bagikan makanan untuk satu orang satu genggam korma. Namun disaat bekal sudah mulai habis Abu Ubaidah membagibaginya dengan satu korma untuk satu orang. Korma yang satu itulah diisap-isap airnya sehingga menambah semangat kami dalam melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian bekalpun habis, badan terasa letih, capek dan lapar. Namun perjalanan masih jauh. Akhirnya kamipun memilih jalan dekat pantai. Tiba-tiba disaat kami betul-betul lapar, kami memperdapati ikan besar yang sudah mati, mula-mula Abu Ubaidah melarang kami untuk memakannya. Akan tetapi, karena keadaan sudah memaksa akhirnya kamipun memakannya, setelah itu kami melanjutkan perjalanan." Perjuangan Abu Ubaidah bin Jarrah nampak juga kita lihat dari perkataan Umar bin Khattab. Pada suatu kesempatan Umar bin Khattab mengajukan pertanyaan kepada para sahabat, "Tunjukkan kepada saya cita-cita tertinggi kalian." Salah seorang dari mereka mengacungkan tangan dan berkata, "Wahai Amirulmukminin sekiranya rumah ini penuh dengan emas, akan saya infakkan seluruhnya untuk jalan Allah." Umarpun mengulangi pertanyaannya, "Apa masih ada yang lebih baik dari itu?", lantas sahabat yang lainpun menjawab, "Wahai Amirulmukminin sekiranya rumah ini dipenuhi dengan intan, emas dan permata, niscaya akan saya infakkan seluruhnya untuk Allah." Umar bin Khattab kembali bertanya dengan lafadh yang sama. Merekapun serentak menjawab, "Wahai Amirulmukminin kami tidak tahu lagi apa yang terbaik dari itu." Umar bin Khathab kemudian menjelaskan, "Cita-cita yang terbaik adalah, seandainya ruangan ini Allah penuhi dengan pejuang muslim seperti Abu Ubaidah bin Jarrah yang jujur, adil dan bijaksana."

80

81

Menjelang wafatnya, Khalifah Umar pernah berkata, "Kalau Abu Ubaidah masih hidup maka aku akan menunjuknya sebagai khalifah penggantiku. Dan bila kelak Allah swt bertanya tentang apa sebabnya, maka aku akan menjawabnya, 'Aku memilih dia karena dia seorang pemegang amanat umat dan pemegang amanat Rasulullah.'" Demikianlah sosok kepribadian sahabat kita yang satu ini. Ia tidak pernah mundur dalam memperjuangkan kesucian Islam. Tenaga, harta, waktu, dan jiwanya ia korbankan demi Islam dan kejayaan umatnya. Radhiyallahu 'anhu wardhahu.

ditinggalnya sang istri oleh sang suami atau sebaliknya. Barangkali, kondisi semacam ini dalam jangkauan undang-undang masyarakat moderen, tanggung jawab sepenuhnya dilimpahkan kepada modin atau kantor urusan agama. Lihatlah masyarakat Islam percontohan generasi pertama ini. Lihatlah bagaimana Rasulullah juga ikut campur dalam permasalahan ini. Bahkan berusaha mencarikan solusi yang tepat terhadap permasalahan ini. Semua berangkat dari kesadaran bahwa bangunan masyarakat tidak akan terjalin kokoh kalau tidak dimulai dari bangunan keluarga yang shalih. Dan manusia yang paling bertanggung jawab terhadap kecemerlangan generasi pertama ini adalah Rasulullah SAW. Maka apapun yang terjadi, beliaulah yang pertama kali berani mengorbankan segala kepentingan pribadinya. Pesan Rasulullah senantiasa terngiang di telinga sayyidah Aisyah ketika beliau berkata, "Telah lewat masa tidur kita wahai Aisyah." Ini menunjukkan sikap Rasulullah yang sangat agung, dengan mendahulukan kepentingan ummat dari kepentingan pribadi. Itulah makanya, berdasar perintah Allah, akhirnya Rasulullah memperistri Hafshah ra. Dari sinilah Hafshah mendapat semangat hidup yang prima, karena didampingi oleh manusia yang paling mulia; Rasulullah SAW. Semangat hidup tersebut sangat nampak sekali setelah beliau hidup di tengah-tengah rumah Rasulullah SAW. yang dibuktikan dengan potensi iman, akhlak dan akal yang sangat dibanggakan. Sebagaimana yang makruf, bahwa rumah Rasulullah adalah rumah kenabian. Rumah Rasulullah adalah rumah ilmu. Rumah Rasulullah adalah rumah Al Quran. Maka istri-istri nabi senantiasa menghidupkan karakter kehidupan rumah Rasulullah dengan semangat ilmu, semangat ibadah dan semangat amal yang tinggi tersebut. Bahkan diantara istri-istri nabi mempunyai kelebihan-kelebihan yang berbeda antara satu dengan lainnya. Hafsah sendiri terkenal sebagai sahabiah yang terkenal banyak meriwayatkan hadits Rasulullah SAW, hingga wafatnya. Bahkan diriwayatkan bahwa Abdullah bin Umar sendiri yang selalu meniru segala jejak dan amal Rasululllah, selalu menjadikan Hafshah sebagai rujukan, tempat bertanya tentang hadits yang beliau tidak ketahui. Dari segi ibadahnya sahabiah Hafshah ini terkenal dengan julukan al shawwamah al qawwamah (yang senantiasa puasa dan bangun malam). (Lihat al Ishabah fi al Tamyiz al Shahabah:4/265). Ketika Abu Bakar diangkat menjadi khalifah, pada awal kekhalifahan beliau terjadi fenomena kemurtadan yang cukup riskan, terutama mereka yang belum kuat imannya.. Bahkan mengganggu stabilitas masyarakat Islam yang baru ditinggal oleh Rasulullah SAW. Di daerah Nejed dan Yaman banyak kaum muslimin yang melepaskan diri dari keislamannya dan menolak membayar jizyah. Maka diutuslah pasukan untuk menyelesaikan permasalahan ini oleh Abu Bakar . Dan terjadilah peperangan yang cukup hebat, setelah beberapa peringatan yang disampaikan kepada mereka agar kembali kepada Islam. Tentara Islam yang ikut dalam operasi ini mereka banyak dari para penghafal Al Quran. Dalam peperangan ini telah gugur sebanyak 70 sahabat penghafal Al-Quran. Bahkan dalam suatu riwayat diceritakan bahwa sebelum peperangan itu terjadi, telah gugur para penghafal Al Quran dengan jumlah yang sama ketika di Bi'ru Ma'unah, dekat kota Madinah. Maka dari itu Umar ra. khawatir kalau sahabat para penghafal Al Quran yang lain, yang masih hidup, juga akan gugur. Kemudian beliau datang kepada Abu Bakar ra. memusyawarahkan hal ini. Umar mengusulkan agar Al Quran yang ada dikumpulkan, demi menjaga kemusnahan. Dalam pengumpulan Al Quran ini sahabat yang bertanggung jawab adalah Zaid bin Tsabit. Ia bekerja sangat teliti dan hati-hati. Dan, terkumpullah Al Quran tersebut dalam satu mushaf. Mushaf tersebut akhirnya dipercayakan pemeliharaannya kepada sahabiah Hafshah ra., yang akhirnya dikenal dengan

Hafshah Binti Umar - Profil Seorang Shahabiah yang Teguh dan Sabar Beliau adalah ummul mukminin yang gemar berpuasa dan shalat. Ibunya adalah Zainab binti Madh'un binti Hasib. Hafshah adalah istri dari sahabat Khunais bin Khudzafah Al Sahmi yang ikut hijrah ke Habsyah dan Madinah. Khunais syahid pada perang Uhud. Ketika itu Hafshah berusia 18 tahun. Meski hidup dirundung duka, namun keimanan dan keteguhan hati Hafshah dapat meredam segala yang terjadi dan menerpa pada dirinya. Ia menyadari benar bahwa semua adalah takdir dari-Nya. Kesabaran, ketabahan, sikap hidup qanaah dan wara' Hafshah selalu menyelimuti pribadinya. Umar sebagai ayah dari sahabiah yang dijuluki shawwamah (selalu puasa) dan qawwamah (selalu bangun malam) ini, beliau berusaha mencarikan teman hidupnya yang cocok. Beliau berangan jika Hafshah dipertemukan oleh Allah dengan sahabat Utsman bin Affan ra. Karena Utsman juga senasib dengan Hafshah. Utsman telah ditinggal oleh istrinya yang tercinta Ruqayyah binti Rasulullah SAW. Selain itu Ustman adalah sahabat Rasulullah yang terdekat. Beliau terkenal dengan julukan Al Faruq. Akan tetapi Allah menghendaki lain, meski Umar, Sang Ayah, berkeinginan keras agar Hafshah dapat dipertemukan dengan Utsman ra. namun ternyata Utsman menyatakan ketidaksanggupannya dengan halus. Selain Utsman, Abu Bakar juga diberi tawaran untuk mempersunting sahabiah Hafshah ini. Namun, ternyata belum juga dikehendaki oleh Allah. Barangkali, disinilah hikmah-Nya yang sangat agung. Bahwa di setiap kesusahan pasti akan datang kemudahan. Dan apa yang belum digenggam di tangan manusia di saat ini, barangkali akan diganti oleh Allah dengan yang lebih baik di hari depan. Sebagai seorang ayah, sahabat Umar tetap berusaha mencarikan pasangan hidup yang serasi untuk shahabiah Hafshah. Setelah beberapa langkah ia tempuh dan Allah belum membukakan jalan, akhirnya semua diadukan kepada Rasulullah SAW. Dari Rasulullah inilah hati Umar merasa tenteram. Dahaga yang diresahkan Umar, disiram dengan kesejukan kata mulia dari makhluk Allah yang paling mulia, Rasulullah SAW. Rasulullah berkata, bahwa Hafshah akan menikah dengan yang lebih baik dari Utsman. Dan Utsman akan menikah dengan yang lebih baik dari Hafshah. Dan benar, akhirnya Allah mempertemukan sahabiah Hafshah dengan manusia teragung di dunia ini, Rasulullah SAW. Hal ini belum pernah terbayangkan oleh Hafshah, bahkan Umar sendiri sebagai ayahnya. Itulah buktinya lagi bahwa kesabaran dapat menjanjikan sejuta kesenangan di hari depan, yang tidak pernah terlintas di benak manusia. Semua barangkali karena manusia hanya mampu melihat segala yang kasat mata, sementara kaca mata Ilahi lebih tajam dari apa yang ada di sisi manusia. Disitulah juga letak 'ibrah (pelajaran) bagi kita semua. Kita tentunya ingat pada suatu kaidah yang mengatakan bahwa al 'ibratu bi 'umum al lafdzi la bikhushush al sababi; pelajaran dilihat dari generalisasi lafadznya, bukan dari spesifikasi sebab yang terjadi. Ya, ini adalah sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua kaum muslimin. Bahkan bagi semua lapisan nilai-nilai fitrah kemanusiaan (humanisme) umumnya, yang kerap kali didengungdengungkan oleh komunitas moderen. Lihatlah, bagaiamana masyarakat Islam merasa bertanggungjawab sekali terhadap kondisi masyarakat dalam strata sosial apapun, sampai kondisi
81

82

nama mushaf Hafshah. Beliaulah sang pemelihara Al Quran, selama 10 tahun hingga datang masa Utsman ra menjabat sebagai khalifah. Pada masa Utsman mushaf Hafshah diperbanyak kembali dan disebarkan ke seluruh wilayah kekuasaan kaum muslimin untuk menyatukan bacaan. Begitu besarnya peran Hafshah terhadap ummat Islam. Dan begitu agungnya nilai kesabaran dan keteguhannya, hingga membawa beliau kepada kedudukan yang sungguh sangat mulia; sebagai pendamping Rasululullah (tergolong dari istri nabi yang kelima selain Ummi Habibah, Ummi Salmah, Aisyah dan Saudah binti Zam'ah), sebagai sumber rujukan ilmu dan sebagai pemelihara Al Quran. Dan benar, bahwa hasil dari kesabaran lebih manis dari madu (ahla min al'asal) meskipun rasa awalnya lebih pahit dari bratawali. Wallahu yahdi ila sawa al sabil. wahuwa ahkam wa 'alam.

Ia terdidik ditangan Rasulullah SAW dengan kalbu terbuka tak ubah bagai cahaya shubuh, hingga tak suatupun dari persoalan hidupnya yang tersembunyi. Tak ada rahasia terpendam dalam lubuk hatinya, seorang yang benar dan jujur, mencintai orang-orang yng teguh membela kebenaran, sebaliknya mengutuk orang-orang yang berbelit-belit dan riya, orang-orang culas bermuka dua! Ia bergaul dengan Rasulullah SAW dan sungguh, tak ada lagi tempat baik di mana bakat Hudhayfa ini tumbuh subur dan berkembang sebagai halnya di arena ini, yakni dalam pengkuan agama Islam, di hadapan Rasulullah SAW dan di tengah-tengah golongan besar kaum perintis dari shahabat-shahabat Rasulullah SAW. Bakatnya ini benar-benar tumbuh menurut kenyataan, hingga ia berhasil mencapai keahlian dalam membaca tabi'at dan airmuka seseorang. Dalam waktu selintas kilas, ia dapat menebak airmuka dan tanpa susah payah akan mampu menyelidiki rahasia-rahasia yang tersembunyi serta simpanan yang terpendam. Kemampuannya dalam hal ini telah sampai kepada apa yang diinginkannya, hingga Amirul Mu'minin Umar r.a. yang dikenal sebagai orang yang penuh dengan inspirasi, seorang yang cerdas dan ahli, sering juga mengandalkan pendapat Hudhayfa, begitu pula ketajaman pandangannya dalam memilih tokoh dan mengenali mereka. Sungguh Hudhayfa telah dikaruniai fikiran jernih, menyebabkannya sampai pada suatu kesimpulan, bahwa dalam kehidupan ini sesuatu yang biak itu adalah yang jelas dan gamblang, yakni bagi orang yang betul-betul menginginkannya. Sebaliknya yang jelek ialah yang gelap atau samar-samar, dan karena itu orang yang bijaksana hendaklah mempelajari sumber-sumber kejahatan ini dan kemungkinan-kemungkinannya. Demikianlah Hudhayfa r.a terus menerus mempelajari kejahatan dan orang-orang jahat, kemunafikan dan orang-orang munafiq. Berkata ia, "Orang-orang menanyakan kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan, tetapi saya menanyakan kepadanya tentang kejahatan, karena takut akan terlibat di dalamnya. Pernah kubertanya, 'Wahai Rasulullah, dulu kita berada dalam kejahiliyahan dan diliputi kejahatan, lalu Allah mendatangkan kepada kita kebaikan ini, apakah dibalik kebaikan ini ada kejahatan?' 'Ada', ujarnya. 'Kemudian apakah setelah kejahatan masih ada lagi kebaikan?' tanyaku pula. 'Memang, tetapi kabur dan bahaya.' 'Apakah bahaya itu?' 'Yaitu segolongan ummat mengikuti sunnah bukan sunnahku, dan mengikuti petunjuk bukan petunjukku. Kenalilah mereka olehmu dan laranglah.' " 'Kemudian setelah kebaikan tersebut masihkan ada lagi kejahatan?' tanyaku pula. 'Masih,' ujar Nabi, 'Yakni para tukang seru di pintu neraka. Barangsiapa menyambut seruan mereka, akan mereka lemparkan ke dalam neraka!' Lalu kutanyakan kepada Rasulullah, 'Ya Rasulullah, apa yang harus saya perbuat bila saya menghadapi hal demikian?' Ujar Rasulullah, 'Senantiasa mengikuti jama'ah kaum muslimin dan pemimpin mereka!' 'Bagaimana kalau mereka tidak punya jama'ah dan tidak pula pemimpin?' 'Hendaklah kamu tinggalkan golongan itu semua, walau kamu akan tinggal dirumpun kayu sampai kamu menemui ajal dalam keadaan demikian!' Nah, tidakkah anda perhatikan ucapannya, "Orang-orang menanyakan kepada Rasulullah SAW tentang kebaikan, tetapi saya menanyakan kepadanya tentang kejahatan, karena takut akan terlibat di dalamnya." Hudhayfa Ibnu Yaman menempuh kehidupan ini dengan mata terbuka dan hati waspada terhadap sumber-sumber fitnah dan liku-likunya demi menjaga diri dan memperingatkan manusia terhadap bahayanya. Dengan demikian ia menganalisa kehidupan dunia ini dan mengkaji pribadi orang serta meraba situasi. Semua masalah itu diolah dan digodok dalam akan fikirannya lalu dituangkan dalam ungkapan seorang filosof yang 'arif dan bijaksana. Berkatalah ia, "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah membangkitkan Muhammad SAW, maka diserunya manusia dari kesesatan kepada kebenaran, dari kekafiran kepada keimanan. Lalu yang menerima mengamalkannyalah, hingga dengan kebenaran itu yang mati menjadi hidup, dan dengan kebatilan yang

Hudhayfa Ibnul Yaman - Seteru Kemunafikan, Kawan Keterbukaan Penduduk kota Madain berduyun-duyun keluar untuk menyambut kedatangan wali negeri mereka yang baru diangkat serta dipilih oleh Amirul Mu'minin Umar ra. Mereka pergi menyambutnya, karena lamalah sudah hati mereka rindu untuk bertemu muka dengan shahabat Nabi yang mulia ini, yang telah banyak mereka dengar mengenai keshalihan dan ketaqwaannya, begitu pula tentang jasa-jasanya dalam membebaskan tanah Irak. Ketika mereka sedang menunggu rombongan yang hendak datang, tiba-tiba muncullah di hadapan mereka seorang laki-laki dengan wajah berseri-seri. Ia mengendarai seekor keledai yang beralaskan kain usang, sedang kedua kakinya teruantai ke bawah, kedua tangannya memegang roti serta garam sedang mulutnya sedang mengunyah. Demi ia berada di tengah-tengah orang banyak dan mereka tahu bahwa orang itu tidak lain dari Hudhayfa Ibnul Yaman, maka mereka jadi bingung dan hampir-hampir tidak percaya. Tetapi apa yang akan diherankan? Corak kepemimpinan bagaimana yang mereka nantikan sebagai pilihan Umar? Hal itu dapat difahami, karena baik di masa kerajaan Persi yang terkenal itu atau sebelumnya, tak pernah diketahui adanya corak pemimpin semulia ini. Hudhayfa meneruskan perjalanan sedang orang-orang berkerumun dan mengelilinginya. Dan ketika dilihat bahwa mereka menatapnya seolah-olah menunggu amanat, diperhatikannya air muka mereka, lalu katanya, "Jauhilah oleh kalian tempat-tempat fitnah!" Ujar mereka, "Di manakah tempat-tempat fitnah itu wahai Abu Abdillah?" Ujarnya, "Pintu rumah para pembesar!" Seorang di antara kalian masuk menemui mereka dan mengiakan ucapan palsu serta memuji perbuatan baik yang tak pernah mereka lakukan!" Suatu pernyataan yang luar biasa di samping sangat mena'jubkan! Dari ucapan yang mereka dengar dari wali negeri yang baru ini, orang-orang segera beroleh kesimpulan bahwa tak ada yang lebih dibencinya tentang apa saja yang terdapat di dunia ini, begitupun yang lebih hina dalam pandangan matanya daripada kemunafikan. Dan pernyataan ini sekaligus merupakan ungkapan yang paling tepat terhadap kepribadian wali negeri baru ini, serta sistem yang akan ditempuhnya dalam pemerintahan. Hudhayfa Ibnu Yaman memasuki arena kehidupan ini dengan bekal tabi'at istimewa. Di antara ciricirinya ialah anti kemunafikan dan mampu melihat jejak dan gejalanya walau tersembunyi di tempattempat yang jauh sekalipun. Semenjak ia bersama saudaranya, Shafwan, menemani bapaknya menghadap Rasulullah SAW dan ketiganya memeluk Islam, sementara Islam menyebabkan wataknya bertambah terang dan cemerlang, maka sungguh, ia menjaganya secara teguh dan suci, serta tulus dan gagah berani dan diapndangnya sifat pengecut, bohong dan kemunafikan sebagai sifat yang rendah dan hina.
82

83

hidup menjadi mati! Kemudian masa kenabian berlalu, dan datang masa kekhalifahan menurut jejak beliau, dan setelah itu tiba zaman kerajaan durjana." Di antara manusia ada yang menerima, baik dengan hati maupun dengan tangan serta lisannya, maka merekalah yang benar-benar menerima yang haq. Dan di antara mereka ada yang menentang, baik dengan hati maupun dengan tangan serta lisannya, maka merekalah yang benar-benar menentang yang haq. Dan di antara mereka ada yang menentang dengan hati dan lisannya tanpa mengikut sertakan tangannya, maka golongan ini telah meninggalkan suatu cabang dari yang haq. Dan apapula yang menentang dengan hatinya semata, tanpa mengikut sertakan tangan dan lisannya, maka golongan ini telah meninggalkan dua cabang dari yang haq. Dan adapula yang tidak menentang, baik dengan hati maupun dengan tangan serta lisannya, maka golongan ini adalah mayat-mayat bernyawa. Ia juga berbicara tentang hati, dan mengenai kehidupannya yang beroleh petunjuk dan yang sesat, katanya, "Hati itu ada empat macam: Hati yang tertutup, itulah dia hati orang kafir. Hati yang dua muka, itulah dia hati orang munafiq. Hati yang suci bersih, di sana ada pelita yang menyala, itulah dia hati orang yang beriman. Dan hati yang berisi keimanan dan kemunafikan. Tamsil keimanan itu adalah laksana sebatang kayu yang dihidupi air yang bersih, sedang kemunafikan itu tak ubahnya bagai bisul yang diairi darah dan nanah. Maka mana di antara keduanya yang lebih kuat, itulah yang menang." Pengalaman Hudhayfa yang luas tentang kejahatan dan ketekunannya untuk melawan dan menentangnya, menyebabkan lidah dan kata-katanya menjadi tajam dan pedas. Hal ini diakuinya kepada kita secara ksatria, katanya, "Saya datang menemui Rasulullah SAW, kataku padanya, 'Wahai Rasulullah, lidahku agak tajam terhadap keluargaku, dan saya khawatir kalau-kalau hal itu akan menyebabkan saya masuk neraka.' Maka ujar Rasulullah SAW, 'Kenapa kamu tidak beristighfar?' 'Sungguh, saya beristighfar kepada Allah tiap hari seratus kali.' " Nah inilah dia Hudhayfa musuh kemunafikan dan shahabat keterbukaan. Dan tokoh semacam ini pastilah imannya teguh dan kecintaannya mendalam. Demikianlah pula halnya Hudhayfa, dalam keimanan dan kecintaannya. Disaksikannya bapaknya yang telah beragama Islam tewas di perang Uhud, dan ditangan srikandi Islam sendiri yang melakukan kekhilafan karena menyangkanya sebagai orang musyrik. Hudhayfa melihat dari jauh pedang sedang dihujamkan kepada ayahnya, ia berteriak, "Ayahku.. ayahku... Jangan ia ayahku.." Tetapi qadla Allah telah tiba. Dan ketika kaum muslimin mengetahui hal itu, merekapun diliputi suasana duka dan sama-sama membisu. Tetapi sambil memandangi mereka dengan sikap kasih sayang dan penuh pengampunan, katanya, "Semoga Allah mengampuni tuan-tuan, Ia adalah sebaik-baik Penyayang." Kemudian dengan pedang terhunus ia maju ke daerah tempat berkecamuknya pertempuran dan membaktikan tenaga serta menunaikan tugas kewajibannya. Akhirnya peperanganpun usailah dan berita tersebut sampai ke telinga Rasulullah SAW. Maka disuruhnya membayar diyat atas terbunuhnya ayahanda Hudhayfa (Husail bin Yabir) yang ternyata ditolak oleh Hudhayfa ini dan disuruh membagikannya kepada kaum muslimin. Hal itu menambah sayang dan tingginya penilaian Rasulullah terhadap dirinya. Keimanan dan kecintaan Hudhayfa tidak kenal lelah dan lemah, bahkan juga tidak kenal mustahil. Sewaktu perang Khandaq, yakni setelah merayapnya kegelisahan dalam barisan kafir Quraisy dan sekutu-sekutu mereka dari golongan Yahudi, Rasulullah SAW bermaksud hendak mengentahui perkembangan terakhir di lingkungan perkemahan musuh-musuhnya. Ketika itu malam gelap gulita dan menakutkan, sementara angin topan dan badai meraung dan menderu-deru, seolah-olah hendak mencabut dan menggulingkan gunung-gunung sahara yang berdiri tegak ditempatnya. Dan suasana di kala itu mencekam hingga menimbulkan kebimbangan dan

kegelisahan, mengundang kekecewaan dan kecemasan, sementara kelaparan telah mencapai saat-saat yang gawat di kalangan para shahabat Rasulullah SAW. Maka siapakah ketika itu yang memiliki kekuatan apapun kekuatan itu yang berani berjalan ke tengahtengah perkemahan musuh di tengah-tengah bahaya besar yang sedang mengancam, menghantui dan memburunya, untuk secara diam-diam menyelinap ke dalam, yakni untuk menyelidiki dan mengetahui keadaan mereka? Maka Rasulullah yang memilih di antara para shahabatnya, orang yang akan melaksanakan tugas yang amat sulit ini, dan tahukah anda, siapa kiranya pahlawan yang dipilihnya itu? Itulah Hudhayfa Ibnu Yaman. Ia dipanggil oleh Rasulullah SAW untuk melakukan tugas, dan dengan patuh dipenuhinya. Dan sebagai bukti kejujurannya, ketika ia mengisahkan peristiwa tersebut dinyatakannya bahwa ia mau tak mau harus menerimanya. Hal itu menjadi petunjuk, bahwa sebenarnya ia takut menghadapi tugas yang dipikulkan atas pundaknya serta khawatir akan akibatnya. Apalagi bila diingat bahwa ia harus melakukannya dalam keadaan lapar dan timpaan hujan es, serta keadaan jasmaniah yang amat lemah, sebagai akibat pengepungan orang-orang musyrik selama satu bulan atau lebih. Dan sungguh, peristiwa yang dialami oleh Hudhayfa malam itu, amat mena'jubkan sekali. Ia telah menempuh jarak yang terbentang di antara kedua perkemahan dan berhasil menembus kepungan, lalu secara diam-diam menyelinap ke perkemahan musuh. Ketika itu angin kencang telah memadamkan alat-alat penerangan fihak lawan hingga mereka berada dalam gelap gulita, sementara Hudhayfa ra telah mengambil tempat di tengah-tengah prajurit musuh itu. Abu Sufyan, yakni panglima besar Quraisy, takut kalau-kalau kegelapan malam itu dimanfaatkan oleh mata-mata kaum muslimin untuk menyusup ke perkemahan mereka. Maka iapun berdirilah untuk memperingatkan anak buahnya. Seruan yang diucapkan dengan keras kedengaran oleh Hudhayfa dan bunyinya sebagai berikut, "Hai segenap golongan Quraisy, hendaklah masing-masing kalian memperhatikan kawan duduknya dan memegang tangan serta mengetahui siapa namanya." Kata Hudhayfa, "Maka segeralah saya menjabat tangan laki-laki yang duduk di dekatku, kataku kepadanya, 'Siapa kamu ini?' Ujarnya, 'Si Anu anak si Anu.' Demikianlah Hudhayfa mengamankan kehadirannya di kalangan tentara musuh itu hingga selamat. Abu Sufyan mengulangi lagi seruan kepada tentaranya, katanya, "Hai orang-orang Quraisy, kekuatan kalian sudah tidak utuh lagi, kuda-kuda kita telah binasa, demikian juga halnya unta." "Bani Quraidhah telah pula mengkhianati kita hingga kita mengalami akibat yang tidak kita inginkan. Dan sebagaimana kalian saksikan sendiri, kita telah mengalami bencana angin badai, periuk-periuk berpelantingan, api menjadi padam dan kemah-kemah berantakan. Maka berangkatlah kalian sayapun akan berangkat." Lalu ia naik ke punggung untanya dan mulai berangkat, diikuti dari belakang oleh tentaranya. Kata Hudhayfa, "Kalau tidaklah pesan Rasulullah SAW kepada saya agar saya tidak mengambil sesuatu tindakan sebelum menemuinya lebih dulu, tentulah saya bunuh Abu Sufyan itu dengan anak panah." Hudhayfa kembali kepada Rasulullah SAW dan menceritakan keadaan musuh, serta menyampaikan berita gembira itu. Barangsiapa yang pernah bertemu muka dengan Hudhayfa dan merenungkan buah fikiran dan hasil filsafatnya serta tekunnya untuk mencapai ma'rifat, tak mungkin akan mengharapkan daripadanya sesuatu kepahlawanan di medan perang atau pertempuran. Tetapi anehnya dalam bidang inipun Hudhayfa melenyapkan segala dugaan itu. Laki-laki santri yang teguh beribadat dan pemikir ini, akan menunjukkan kepahlawanan yang luar biasa di kala ia menggenggam pedang menghadapi tentara berhala dan pembela kesesatan. Cukuplah sebagai bukti bahwa ia merupakan orang ketiga atau kelima dalam deretan tokoh-tokoh terpenting pada pembebasan

83

84

seluruh wilayah Irak. Kota-kota Hamdan, Rai dan Dainawar, selesai pembebasannya di bawah komando Hudhayfa. Dan dalam pertempuran besar Nahawand, di mana orang-orang Persi berhasil menghimpun 150 ribu tentara, Amirul Mu'minin Umar memilih sebagai panglima Islam Nu'man bin Muqarrin, sedang kepada Hudhayfa dikirimnya surat agar ia menuju tempat itu sebagai komandan dari tentara Kufah. Kepada para pejuang itu Umar mengirimkan surat, katanya, "Jika kaum muslimin telah berkumpul, maka masing-masing panglima hendaklah mengepalai anak buahnya, sedang yang akan menjadi panglima besar ialah Nu'man bin Muqarrin. Dan seandainya Nu'man tewas, maka panji-panji komando hendaklah dipegang oleh Hudhayfa, dan kalau ia tewas pula maka oleh Jarir bin Abdillah." Amirul Mu'minin masih menyebutkan beberapa nama lagi, ada tujuh orang banyaknya yang akan memegang pimpinan tentara secara berurutan. Dan kedua pasukanpun berhadapanlah. Pasukan Persi dengan 150 ribu tentara, sedang Kaum Muslimin dengan 30 ribu orang pejuang, tidak lebih. Perang berkobar, suatu pertempuran yang tak ada tolak bandingnya, perang terdasyat dan paling sengit dikenal oleh sejarah. Panglima besar kaum muslimin gugur sebagai syahid, Nu'man bin Muqarrin tewaslah sudah. Tetapi sebelum bendera kaum muslimin menyentuh tanah, panglima yang baru telah menyambutnya dengan tangan kanannya, dan angin kemenanganpun meniup dan menggiring tentara maju ke muka dengan semangat penuh dan keberanian luar biasa. Dan panglima yang bru itu tiada lain dari Hudhayfa Ibnul Yaman. Bendera segera disambutnya, dan dipesankannya agar kematian Nu'man tidak disiarkan, sebelum peperangan berketentuan. Lalu dipanggilnya Na'im bin Muqarrin dan ditempatkan pada kedudukan saudaranya Nu'man, sebagai penghormatan kepadanya. Dan semua itu dilaksanakannya dengan kecekatan, bertindak dalam waktu hanya beberapa saat, sedang roda peperangan berputar cepat, kemudian bagai angin puting beliung ia maju menerjang barisan Persi sambil menyerukan, "Allahu Akbar, Ia telah menepati janji-Nya, Allahu Akbar, telah dibela-Nya tentara-Nya". Lalu diputarlah kekang kudanya ke arah anak buahnya, dan berseru, "Hai ummat Muhammad SAW, pintu-pintu surga telah terbuka lebar, siap sedia menyambut kedatangan tuan-tuan, jangan biarkan ia menunggu lebih lama, Ayolah wahai pahlawan-pahlawan Badar, Majulah pejuangpejuang Uhud, Khandaq dan Tabuk." Dengan ucapan-ucapannya itu Hudhayfa telah memelihara semangat tempur dan ketahanan anak buahnya, jika tak dapat dikatakan telah menambah dan melipat gandakannya. Dan kesudahannya perang berakhir dengan kekalahan pahit bagi orang-orang Persi, suatu kekalahan yang jarang ditemukan bandingannya.

yang menolongnya dengan jiwa, harta dan keluarga. Peri hidupnya harum, kehidupannya penuh dengan kebajikan dan jiwanya sarat dengan kebaikan. Rasulullah SAW bersabda :"Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang ingkar, dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan dan dia menolongku dengan hartanya ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa." Kenapa kita bersusah payah mencari teladan di sana-sini, pada- hal di hadapan kita ada "wanita terbaik di dunia," Khadijah binti Khu- wailid, Ummul Mu'minin yang setia dan taat, yang bergaul secara baik dengan suami dan membantunya di waktu berkhalwat sebelum diangkat men- jadi Nabi dan meneguhkan serta membenarkannya. Khadijah mendahului semua orang dalam beriman kepada risalahnya, dan membantu beliau serta kaum Muslimin dengan jiwa, harta dan keluarga. Maka Allah SWT membalas jasanya terhadap agama dan Nabi-Nya dengan se- baik-baik balasan dan memberinya kesenangan dan kenikmatan di dalam istananya, sebagaimana yang diceritakan Nabi SAW, kepadanya pada masa hi- dupnya. Ketika Jibril A.S. datang kepada Nabi SAW, dia berkata :"Wahai, Rasulullah, inilah Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah dan makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya dan aku, dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga dari mutiara yang tiada keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan." [HR. Bukhari dalam "Fadhaail Ashhaabin Nabi SAW. Imam Adz-Dzahabi berkata :"Keshahihannya telah disepakati."] Bukankah istana ini lebih baik daripada istana-istana di dunia, hai, orang-orang yang terpedaya oleh dunia ? Sayidah Khadijah r.a. adalah wanita pertama yang bergabung dengan rombongan orang Mu'min yang orang pertama yang beriman kepada Allah di bumi sesudah Nabi SAW. Khadijah r.a. membawa panji bersama Rasulullah SAW sejak saat pertama, berjihad dan bekerja keras. Dia habiskan kekayaannya dan memusuhi kaumnya. Dia berdiri di belakang suami dan Nabinya hingga nafas terakhir, dan patut menjadi teladan tertinggi bagi para wanita. Betapa tidak, karena Khadijah r.a. adalah pendukung Nabi SAW sejak awal kenabian. Ar-Ruuhul Amiin telah turun kepadanya pertama kali di sebuah gua di dalam gunung, lalu menyuruhnya membaca ayat- ayat Kitab yang mulia, sesuai yang dikehendaki Allah SWT. Kemudian dia menampakkan diri di jalannya, antara langit dan bumi. Dia tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri sehingga Nabi SAW melihatnya, lalu dia berhenti, tidak maju dan tidak mundur. Semua itu terjadi ketika Nabi SAW berada di antara jalan-jalan gunung dalam keadaan kesepian, tiada penghibur, teman, pembantu maupun penolong. Nabi SAW tetap dalam sikap yang demikian itu hingga malaikat meninggalkannya. Kemudian, beliau pergi kepada Khadijah dalam keadaan takut akibat yang didengar dan dilihatnya. Ketika melihatnya, Khadijah berkata :"Dari mana engkau, wahai, Abal Qasim ? Demi Allah, aku telah mengirim beberapa utusan untuk mencarimu hingga mereka tiba di Mekkah, kemudian kembali kepadaku." Maka Rasulullah SAW menceritakan kisahnya kepada Khadijah r.a. Khadijah r.a. berkata :"Gembiralah dan teguhlah, wahai, putera pamanku. Demi Allah yang menguasai nyawaku, sungguh aku berharap engkau menjadi Nabi umat ini." Nabi SAW tidak mendapatkan darinya, kecuali pe neguhan bagi hatinya, penggembiraan bagi dirinya dan dukungan bagi urusannya. Nabi SAW tidak pernah mendapatkan darinya sesuatu yang menyedihkan, baik berupa penolakan, pendustaan, ejekan terhadapnya atau penghindaran darinya. Akan tetapi Khadijah melapangkan dadanya, melenyapkan kesedihan, mendinginkan hati dan meringankan urusannya. Demikian hendaknya wanita ideal.

Khadijah Binti Khuwailid - Istri Rasulullah Yang Agung Tatkala Nabi SAW mengalami rintangan dan gangguan dari kaum lelaki Quraisy, maka di sampingnya berdiri dua orang wanita. Kedua wanita itu berdiri di belakang da'wah Islamiah, mendukung dan bekerja keras mengabdi kepada pemimpinnya, Muhammad SAW : Khadijah bin Khuwailid dan Fatimah binti Asad. Oleh karena itu Khadijah berhak menjadi wanita terbaik di dunia. Bagaimana tidak menjadi seperti itu, dia adalah Ummul Mu'minin, sebaik-baik isteri dan teladan yang baik bagi mereka yang mengikuti teladannya. Khadijah menyiapkan sebuah rumah yang nyaman bagi Nabi SAW sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan membantunya ketika merenung di Gua Hira'. Khadijah adalah wanita pertama yang beriman kepadanya ketika Nabi SAW berdoa (memohon) kepada Tuhannya. Khadijah adalah sebaik-baik wanita

84

85

Itulah dia, Khadijah r.a., yang Allah SWT telah mengirim salam kepadanya. Maka turunlah Jibril A.S. menyampaikan salam itu kepada Rasul SAW seraya berkata kepadanya :"Sampaikan kepada Khadijah salam dari Tuhannya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda :"Wahai Khadijah, ini Jibril menyampaikan salam kepadamu dari Tuhanmu." Maka Khadijah r.a. menjawab :"Allah yang menurunkan salam (kesejahteraan), dari-Nya berasal salam (kesejahteraan), dan kepada Jibril semoga diberikan salam (kesejahteraan)." Sesungguhnya ia adalah kedudukan yang tidak diperoleh seorang pun di antara para shahabat yang terdahulu dan pertama masuk Islam serta khulafaur rasyidin. Hal itu disebabkan sikap Khadijah r.a. pada saat pertama lebih agung dan lebih besar daripada semua sikap yang mendukung da'wah itu sesudahnya. Sesungguhnya Khadijah r.a. merupakan nikmat Allah yang besar bagi Rasulullah SAW. Khadijah mendampingi Nabi SAW selama seperempat abad, berbuat baik kepadanya di saat beliau gelisah, menolong- nya di waktu-waktu yang sulit, membantunya dalam menyampaikan risalahnya, ikut serta merasakan penderitaan yang pahit pada saat jihad dan menolong- nya dengan jiwa dan hartanya. Rasulullah SAW bersabda :"Khadijah beriman kepadaku ketika orang- orang mengingkari. Dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan. Dan dia memberikan hartanya kepadaku ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa. Allah mengaruniai aku anak darinya dan mengharamkan bagiku anak dari selain dia." [HR. Imam Ahmad dalam "Musnad"-nya, 6/118] Diriwayatkan dalam hadits shahih, dari Abu Hurairah r.a., dia berkata :"Jibril datang kepada Nabi SAW, lalu berkata :"Wahai, Rasulullah, ini Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah, makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan kepadanya salam dari Tuhan-nya dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga, (terbuat) dari mutiara yang tiada suara ribut di dalamnya dan tiada kepayahan." [Shahih Bukhari, Bab Perkawinan Nabi SAW dengan Khadijah dan Keutamaannya, 1/539]

Nabi mengharap-harap dengan sepenuh hati, agar Walid masuk Islam. Harapan ini timbul karena Walid seorang kesatria yang berani dimata rakyat. Karena itu dia dikagumi dan dihormati oleh orang banyak. Jika dia telah masuk Islam ratusan orang akan mengikutinya. Dalam hati kecilnya Walid merasa, bahwa Al Qur-'an itu adalah kalimat-kalimat Allah. Dia pernah mengatakan secara jujur dan terang-terangan, bahwa dia tidak bisa berpisah dari keindahan dan kekuatan ayat-ayat suci itu. Ucapan yang terus terang ini memberikan harapan bagi Nabi, bahwa Walid akan segera masuk Islam. Tetapi impian dan harapan ini tak pernah menjadi kenyataan. Kebanggaan atas diri sendiri membendung bisikan-bisikan hati nuraninya. Dia takut kehilangan kedudukannya sebagai pemimpin bangsa Quraisy. Kesangsian ini menghalanginya untuk menurutkan rayuan-rayuan hati nuraninya. Sayang sekali orang yang begini baik, akhirnya mati sebagai orang yang bukan Islam. Suku Banu Makhzum mempunyai tugas-tugas penting. Jika terjadi peperangan, Banu Muhzum lah yang mengurus gudang senjata dan gudang tenaga tempur. Suku inilah yang mengumpulkan kuda dan senjata bagi prajurit-prajurit. Tidak ada cabang suku Quraisy lain yang bisa lebih dibanggakan seperti Banu Makhzum. Ketika diadakan kepungan maut terhadap orang-orang Islam dilembah Abu Thalib, orang-orang Banu Makhzumlah yang pertama kali mengangkat suaranya menentang pengepungan itu. Latihan Pertama Kita tidak banyak mengetahui mengenai Khalid pada masa kanak-kanaknya. Tetapi satu hal kita tahu dengan pasti, ayah Khalid orang berada. Dia mempunyai kebun buah-buahan yang membentang dari kota Mekah sampai ke Taif. Kekayaan ayahnya ini membuat Khalid bebas dari kewajibankewajibannya. Dia lebih leluasa dan tidak usah belajar berdagang. Dia tidak usah bekerja untuk menambah pencaharian orang tuanya. Kehidupan tanpa suatu ikatan memberi kesempatan kepada Khalid mengikuti kegemarannya. Kegemarannya ialah adu tinju dan berkelahi. Saat itu pekerjaan dalam seni peperangan dianggap sebagai tanda seorang Satria. Panglima perang berarti pemimpin besar. Kepahlawanan adalah satu hal terhormat di mata rakyat. Ayah Khalid dan beberapa orang pamannya adalah orang-orang yang terpandang dimata rakyat. Hal ini memberikan dorongan keras kepada Khalid untuk mendapatkan kedudukan terhormat, seperti ayah dan paman-pamanya. Satu-satunya permintaan Khalid ialah agar menjadi orang yang dapat mengatasi teman-temannya didalam hal adu tenaga. Sebab itulah dia menceburkan dirinya kedalam seni peperangan dan seni bela diri. Malah mempelajari keahlian mengendarai kuda, memainkan pedang dan memanah. Dia juga mencurahkan perhatiannya kedalam hal memimpin angkatan perang. Bakatbakatnya yang asli, ditambah dengan latihan yang keras, telah membina Khalid menjadi seorang yang luar biasa. Kemahiran dan keberaniannya mengagumkan setiap orang. Pandangan yang ditunjukkannya mengenai taktik perang menakjubkan setiap orang. Dengan gamblang orang dapat melihat, bahwa dia akan menjadi ahli dalam seni kemiliteran. Dari masa kanak-kanaknya dia memberikan harapan untuk menjadi ahli militer yang luar biasa senialnya. Menentang Islam Pada masa kanak-kanaknya Khalid telah kelihatan menonjol diantara teman-temannya. Dia telah sanggup merebut tempat istimewa dalam hati rakyat. Lama kelamaan Khalid menanjak menjadi pemimpin suku Quraisy. Pada waktu itu orang-orang Quraisy sedang memusuhi Islam. Mereka sangat

Khalid Bin Walid - Ksatria Islam yang Tangguh "ORANG seperti dia, tidak dapat tanpa diketahui dibiarkan begitu saja. Dia harus diincar sebagai calon pemimpin Islam. Jika dia menggabungkan diri dengan kaum Muslimin dalam peperangan melawan orang-orang kafir, kita harus mengangkatnya kedalam golongan pemimpin" demikian keterangan Nabi ketika berbicara tentang Khalid sebelum calon pahlawan ini masuk Islam. Khalid dilahirkan kira-kira 17 tahun sebelum masa pembangunan Islam. Dia anggota suku Banu Makhzum, suatu cabang dari suku Quraisy. Ayahnya bernama Walid dan ibunya Lababah. Khalid termasuk diantara keluarga Nabi yang sangat dekat. Maimunah, bibi dari Khalid, adalah isteri Nabi. Dengan Umar sendiri pun Khalid ada hubungan keluarga, yakni saudara sepupunya. Suatu hari pada masa kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini main adu gulat. Khalid dapat mematahkan kaki Umar. Untunglah dengan melalui suatu perawatan kaki Umar dapat diluruskan kembali dengan baik. Ayah Khalid yang bernama Walid, adalah salah seorang pemimpin yang paling berkuasa diantara orang-orang Quraisy. Dia sangat kaya. Dia menghormati Ka'bah dengan perasaan yang sangat mendalam. Sekali dua tahun dialah yang menyediakan kain penutup Ka'bah. Pada masa ibadah Haji dia memberi makan dengan cuma-cuma bagi semua orang yang datang berkumpul di Mina. Ketika orang Quraisy memperbaiki Ka'bah tidak seorang pun yang berani meruntuhkan dindingdindingnya yang tua itu. Semua orang takut kalau-kalau jatuh dan mati. Melihat suasana begini Walid maju kedepan dengan bersenjatakan sekop sambil berteriak, "O, Tuhan jangan marah kepada kami. Kami berniat baik terhadap rumahMu".
85

86

anti dan memusuhi agama Islam dan penganut-penganut Islam. Kepercayaan baru itu menjadi bahaya bagi kepercayaan dan adat istiadat orang-orang Quraisy. Orang-orang Quraisy sangat mencintai adat kebiasaannya. Sebab itu mereka mengangkat senjata untuk menggempur orang-orang Islam. Tunas Islam harus dihancurkan sebelum tumbuh berurat ber-berakar. Khalid sebagai pemuda Quraisy yang berani dan bersemangat berdiri digaris paling depan dalam penggempuran terhadap kepercayaan baru ini. Hal ini sudah wajardan seirama dengan kehendak alam. Sejak kecil pemuda Khalid bertekad menjadi pahlawan Quraisy. Kesempatan ini diperolehnya dalam pertentangan-pertentangan dengan orang-orang Islam. Untuk membuktikan bakat dan kecakapannya ini, dia harus menonjolkan dirinya dalam segala pertempuran. Dia harus memperlihatkan kepada sukunya kwalitasnya sebagai pekelahi. Peristiwa Uhud Kekalahan kaum Quraisy didalam perang Badar membuat mereka jadi kegila-gilaan, karena penyesalan dan panas hati. Mereka merasa terhina. Rasa sombong dan kebanggaan mereka sebagai suku Quraisy telah meluncur masuk lumpur kehinaan Arang telah tercoreng dimuka orang-orang Quraisy. Mereka seolah-olah tidak bisa lagi mengangkat dirinya dari lumpur kehinaan ini. Dengan segera mereka membuat persiapan-persiapan untuk membalas pengalaman pahit yang terjadi di Badar. Sebagai pemuda Quraisy, Khalid bin Walid pun ikut merasakan pahit getirnya kekalahan itu. Sebab itu dia ingin membalas dendam sukunya dalam peperangan Uhud. Khalid dengan pasukannya bergerak ke Uhud dengan satu tekad menang atau mati. Orang-orang Islam dalam pertempuran Uhud ini mengambil posisi dengan membelakangi bukit Uhud. Sungguhpun kedudukan pertahanan baik, masih terdapat suatu kekhawatiran. Dibukit Uhud masih ada suatu tanah genting, dimana tentara Quraisy dapat menyerbu masuk pertahanan Islam. Untuk menjaga tanah genting ini, Nabi menempatkan 50 orang pemanah terbaik. Nabi memerintahkan kepada mereka agar bertahan mati-matian. Dalam keadaan bagaimana jua pun jangan sampai meninggalkan pos masing-masing. Khalid bin Walid memimpin sayap kanan tentara Quraisy empat kali lebih besar jumlahnya dari pasukan Islam. Tetapi mereka jadi ragu-ragu mengingat kekalahant-kekalahan yang telah mereka alami di Badar. Karena kekalahan ini hati mereka menjadi kecil menghadapi keberanian orang-orang Islam. Sungguh pun begitu pasukan-pasukan Quraisy memulai pertempuran dengan baik. Tetapi setelah orangorang Islam mulai mendobrak pertahanan mereka, mereka telah gagal untuk mempertahankan tanah yang mereka injak. Kekuatannya menjadi terpecah-pecah. Mereka lari cerai-berai. Peristiwa Badar berulang kembali di Uhud. Saat-saat kritis sedang mengancam orang-orang Quraisy. Tetapi Khalid bin Walid tidak goncang dan sarafnya tetap membaja. Dia mengumpulkan kembali anak buahnya dan mencari kesempatan baik guna melakukan pukulan yang menentukan. Melihat orang-orang Quraisy cerai-berai, pemanah-pemanah yang bertugas ditanah genting tidak tahan hati. Pasukan Islam tertarik oleh harta perang, harta yang ada pada mayat-mayat orang-orang Quraisy. Tanpa pikir panjang akan akibatnya, sebagian besar pemanah-pemanah, penjaga tanah genting meninggalkan posnya dan menyerbu kelapangan. Pertahanan tanah genting menjadi kosong. Khalid bin Walid dengan segera melihat kesempatan baik ini. Dia menyerbu ketanah genting dan mendesak masuk. Beberapa orang pemanah yang masih tinggal dikeroyok bersama-sama. Tanah genting dikuasai oleh pasukan Khalid dan mereka menjadi leluasa untuk menggempur pasukan Islam dari belakang.

Dengan kecepatan yang tak ada taranya Khalid masuk dari garis belakang dan menggempur orang Islam dipusat pertahanannya. Melihat Khalid telah masuk melalui tanah genting, orang-orang Quraisy yang telah lari cerai-berai berkumpul kembali dan mengikuti jejak Khalid menyerbu dari belakang. Pemenang-pemenang antara beberapa menit yang lalu, sekarang telah terkepung lagi dari segenap penjuru, dan situasi mereka menjadi gawat. Khalid bin Walid telah merobah kemenangan orang Islam di Uhud menjadi suatu kehancuran. Mestinya orang-orang Quraisylah yang kalah dan cerai-berai. Tetapi karena gemilangnya Khalid sebagai ahli siasat perang, kekalahan-kekalahan telah disunglapnya menjadi satu kemenangan. Dia menemukan lobang-lobang kelemahan pertahanan orang Islam. Hanya pahlawan Khalidlah yang dapat mencari saat-saat kelemahan lawannya. Dan dia pula yang sanggup menarik kembali tentara yang telah cerai-berai dan memaksanya untuk bertempur lagi. Seni perangnya yang luar biasa inilah yang mengungkap kekalahan Uhud menjadi suatu kemenangan bagi orang Quraisy. Ketika Khalid bin Walid memeluk Islam Rasulullah sangat bahagia, karena Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat digunakan untuk membela Islam dan meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad. Dalam banyak kesempatan peperangan Islam Khalid bin Walid diangkat menjadi komandan perang dan menunjukan hasil gemilang atas segala upaya jihadnya. Betapapun hebatnya Khalid bin Walid di dalam medan pertempuran, dengan berbagai luka yang menyayat badannya, namun ternyata kematianya diatas ranjang. Betapa menyesalnya Khalid harapan untuk mati sahid dimedan perang ternyata tidak tercapai dan Allah menghendakinya mati di atas tempat tidur, sesudah perjuangan membela Islam yang luar biasa itu. Demikianlah kekuasaan Allah. Manusia berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya sesuai dengan kemaua-Nya.

Sa'ad Bin Abi Waqqash - Singa yang Menyembunyikan Kukunya Berita yang datang secara beruntun menyatakan serangan licik yang dilancarkan oleh angkatan bersenjata Persi terhadap Kaum Muslimin, amat menggelisahkan hati Amirul Mu'minin Umar bin Khatthab... Disusul kemudian dengan berita, tentang pertempuran Jembatan, di mana empat ribu orang pihak Kaum Muslimin gugur sebagai syuhada dalam waktu sehari, begitu pun pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh orang-orang Irak terhadap perjanjian-perjanjian, yang mereka perbuat, serta ikrar yang telah mereka akui..., menyebabkan khalifah mengambil keputusan untuk pergi dan memimpin sendiri tentara Islam dalam perjuangan bersenjata yang menentukan, melawan Persi. Bersama beberapa orang shahabat dan dengan menunggang kendaraan, berangkatlah ia dengan meninggalkan Ali Karamallahu Wajhah di Madinah sebagai wakilnya. Tetapi belum berapa jauh dari kota sebagian anggota rombongan berpendapat dan mengusulkan agar ia kembali dan memilih salah seorang di antara para shahabat untuk melakukan tugas tersebut. Usul ini diprakarsai oleh Abdurrahman bin 'Auf yang menyatakan bahwa menyia-nyiakan nyawa Amirul Mu'minin dengan cara seperti ini, sementara Islam sedang menghadapi hari-harinya yang menentukan, adalah perbuatan yang keliru. Umar pun menyuruh Kaum Muslimin berkumpul untuk bermusyawarah dan diserukanlah "Asshalata jami'ah"; sementara Ali dipanggil datang; yang bersama beberapa orang penduduk Madinah berangkat menuju tempat perhentian Amirul Mu'minin. Akhirnya tercapailah persetujuan sesuai dengan apa yang diusulkan oleh Abdurrahman bin 'Auf, dan peserta musyawarah memutuskan agar Umar kembali ke Madinah dan memilih seorang panglima lain yang akan memimpin peperangan menghadapi Persi. Amirul Mu'minin tunduk pada keputusan ini, lalu menanyakan kepada para shahabat, siapa kiranya orang yang akan dikirim ke Irak itu. Mereka sama tertegun dan berfikir.

86

87

Tiba-tiba berserulah Abdurrahman bin 'Auf, "Saya telah menemukannya." "Siapa dia?" tnya Umar. Ujar Abdurrahman, "Singa yang menyembunyikan kukunya, yaitu Sa'ad bin Malik az Zuhri!" Pendapat ini disokong sepenuhnya oleh Kaum Muslimin, dan Amirul Mu'minin meminta datang Sa'ad bin Malik azZuhri yang tiada lain Sa'ad bin Abi Waqqash. Lalu diangkatnya sebagai Amir atau Gubernur Militer di Irak yang bertugas mengatur pemerintahan dan sebagai panglima tentara. Nah, siapakah dia singa yang menyembunyikan kukunya itu? Dan siapakah dia yang bila datang kepada Rasulullah ketika berada di antara shahabat-shahabatnya; akan disambutnya dengan ucapan selamat datang sambil bergurau, sabdanya: "Ini dia pamanku...! Siapa orang yang punya paman seperti pamanku ini?" Itulah dia Sa'ad bin Abi Waqqash! Kakeknya ialah Uhaib, putera dari Manaf yang menjadi paman dari Aminah ibunda dari Rasulullah saw. Sa'ad masuk Islam selagi berusia l7 tahun, dan keislamannya termasuk yang terdahulu di antara para shahabat. Hal ini pernah diceritakannya sendiri, katanya, "Pada suatu saat saya beroleh kesempatan termasuk tiga orang pertama yang masuk Islam." Maksudnya bahwa ia adalah salah seorang di antara tiga orang yang paling dahulu masuk Islam. Maka pada hari-hari pertama Rasulullah menjelaskan tentang Allah Yang Esa dan tentang Agama baru yang dibawanya, dan sebelum beliau mengambil rumah al-Arqam untuk tempat pertemuan dengan shahabat-shahabatnya yang telah mulai beriman, Sa'ad bin Abi Waqqash telah mengulurkan tangan kanannya untuk bai'at kepada Rasulullah saw. Sementara itu buku-buku tarikh dan riwayat menceritakan kepada kita bahwa ia termasuk salah seorang yang masuk Islam bersama dan atas hasil usaha Abu Bakar. Boleh jadi ia menyatakan keislamannya secara terang-terangan bersama orang-orang yang dapat diyakinkan oleh Abu Bakar, yaitu Utsman bin 'Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin 'Auf dan Thalhah bin 'Ubaidillah. Dan ini, tidak menutup kemungkinan bahwa ia lebih dulu masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Banyak sekali keistimewaan yang dimiliki oleh Sa'ad ini, yang dapat ditonjolkan dan dibanggakannya. Tetapi di antara semua itu dua hal penting yang selalu menjadi dendang dan senandungnya. Pertama, bahwa dialah yang mula-mula melepaskan anak panah dalam membela Agama Allah, dan juga orang yang mula-mula terkena anak panah. Dan kedua, bahwa dia merupakan satu-satunya orang yang dijamin oleh Rasulullah dengan jaminan kedua orang tua beliau. Bersabdalah Rasulullah saw di waktu perang Uhud, "Panahlah hai Sa'ad! Ibu bapakku menjadi jaminan bagimu." Memang! Kedua ni'mat besar ini selalu menjadi dendangan Sa'ad buah syukurnya kepada Allah. Katanya, "Demi Allah sayalah orang pertama yang melepaskan anak panah di jalan Allah..!" Dan berkata pula Ali bin Abi Thalib, "Tidak pernah saya dengar Rasulullah menyediakan ibu bapaknya sebagai jaminan seseorang, kecuali bagi Sa'ad. Saya dengar beliau bersabda waktu Perang Uhud, "Panahlah, hai Sa'ad Ibu bapakku menjadi jaminan bagimu." Sa'ad termasuk seorang kesatria berkuda Arab dan Muslimin yang paling berani. Ia mempunyai dua macam senjata yang amat ampuh, yaitu panahnya dan do'anya. Jika ia memanah musuh dalam peperangan, pastilah akan mengenai sasarannya, dan jika ia menyampaikan suatu permohonan kepada Allah pastilah dikabulkan-Nya. Menurut Sa'ad sendiri dan juga para shahabat- nya, hal itu adalah disebabkan do'a Rasulullah juga bagi pribadinya. Pada suatu hari ketika Rasulullah menyaksikan dari Sa'ad sesuatu yang menyenangkan dan berkenan di hati beliau, diajukannyalah do'a yang maqbul ini, "Ya Allah, tepatkanlah bidikan panahnya, dan kabulkanlah do'anya." Demikianlah ia terkenal di kalangan saudara-saudara dan handai tolannya bahwa do'anya tak ubah bagai pedang yang tajam. Hal ini juga disadari sepenuhnya oleh Sa'ad sendiri, hingga ia tak hendak berdo'a bagi kerugian seseorang, kecuali dengan menyerahkan urusannya kepada Allah Ta'ala. Sebagai contoh ialah peristiwa yang diriwayatkan oleh 'Amir bin Sa'ad.
87

"Sa'ad mendengar seorang laki-laki memaki 'Ali, Thalhah dan Zubair. Ketika dilarangnya, orang itu tak hendak menurut. Maka katanya, 'Kalau begitu saya do'akan kamu kepada Allah' Ujar laki-laki itu, 'Rupanya kamu hendak menakut-nakuti aku, seolah-olah kamu seorang Nabi.' Maka Sa'ad pun pergi wudlu dan shalat dua raka'at. Lalu diangkatlah kedua tangannya, katanya, 'Ya Allah, kiranya menurut ilmu-Mu laki-laki ini telah memaki segolongan orang yang telah beroleh kebaikan dari-Mu, dan tindakan mereka itu mengundang amarah murka-Mu, maha mohon dijadikan hal itu sesuatu pertanda dan suatu pelajaran...!'" "Tidak lama kemudian, tiba-tiba dari salah satu pekarangan rumah, muncul seekor unta liar dan tanpa dapat dibendung masuk ke dalam lingkungan orang banyak seolah-olah ada yang dicarinya. Lalu diterjangnya laki-laki tadi dan dibawanya ke bawah kakinya, serta beberapa lama menjadi bulanbulanan injakan dan sepakannya hingga akhirnya tewas menemui ajalnya..!" Kenyataan ini pertama kali mengungkapkan kebeningan jiwa, kebenaran iman dan keikhlasannya yang mendalam. Begitu pula Sa'ad, jiwanya adalah jiwa merdeka, keyakinannya keras membaja serta keikhlasannya dalam dan tidak bernoda. Dan untuk menopang ketaqwaannya ia selalu memakan yang halal, dan menolak dengan keras setiap dirham yang mengandung syubhat. Dalam kehidupan akhirnya Sa'ad termasuk Kaum Muslimin yang kaya dan berharta. Waktu wafat, ia meninggalkan kekayaan yang tidak sedikit. Tapi kalau biasanya harta banyak dan harta halal jarang sekali dapat terhimpun; maka di tangan Sa'ad hal itu telah terjadi. Ia dilimpahi harta yang banyak, yang baik dan yang halal sekaligus. Di samping itu ia dapat dijadikan seorang mahaguru pula dalam soal membersihkan harta. Dan kemampuannya dalam mengumpulkan harta dari barang bersih lagi halal, diimbangi bahkan mungkin diatasi oleh kesanggupan menafqahkannya di jalan Allah. Ketika Hajji Wada', Sa'ad ikut bersama Raisulullah saw. Kebetulan ia jatuh sakit, maka Rasulullah datang menengoknya. Tanya Sa'ad, "Wahai Rasulullah, saya punya harta dan ahli warisku hanya seorang puteri saja. Bolehkah saya shadaqahkan dua pertiga hartaku?" "Tidak," jawab Nabi. "Kalau begitu, separohnya?" tanya Sa'ad pula. "Jangan," ujar Nabi. "Jadi, sepertiganya?" "Benar," ujar Nabi, "Dan sepertiga itupun sudah banyak. Lebih baik anda meninggalkan ahli waris dalam keadaan mampu daripada membiarkannya dalam keadaan miskin dan menadahkan tangannya kepada orang lain. Dan setiap nafqah yang anda keluarkan dengan mengharap keridlaan Allah, pastilah akan diberi ganjaran, bahkan walau sesuap makanan yang anda taruh di mulut isteri anda!" Beberapa lama Sa'ad hanya mempunyai seorang putri. Tetapi setelah peristiwa di atas, ia beroleh lagi beberapa orang putera. Karena takutnya kepada Allah, Sa'ad sering menangis. Jika didengarnya Rasulullah berpidato dan menasihati ummat, air matanya bercucuran hingga membasahi haribaannya. Ia adalah seorang shahabat yang diberi ni'mat taufiq dan diterima ibadahnya. Pada suatu hari ketika Rasulullah sedang dudukduduk bersama para shahabat, tiba-tiba beliau menatap dan menajamkan pandangannya ke arah ufuk bagai seseorang yang sedang menunggu bisikan atau kata-kata rahasia. Kemudian beliau menoleh kepada para shahabat, sabdanya, "Sekarang akan muncul di hadapan tuan-tuan seorang laki-laki penduduk surga." Para shahabat pun nengok kiri kanan dan ke setiap arah untuk melihat siapakah kiranya orang berbahagia yang beruntung beroleh taufiq dan karunia itu? Dan tidak lama antaranya muncullah di hadapan mereka Sa'ad bin Abi Waqqash. Selang beberapa lama, Abdullah bin 'Amr bin 'Ash datang kepadanya meminta jasa baiknya dan mendesak agar menunjukkan kepadanya jenis ibadah dan amalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, yang menyebabkannya berhak menerima ganjaran tersebut yang telah diberitakan sehingga menjadi daya tarik untuk mengerjakannya. Maka ujar Sa'ad, "Tak lebih dari amal ibadah yang biasa kita kerjakan, hanya saja saya tak pernah menaruh dendam atau niat jahat terhadap seorangpun di antara Kaum muslimin!"

88

Nah, itulah dia Singa yang Selalu Menyembunyikan Kukunya yang diungkapkan oleh Abdurrahman bin 'Auf. Dan inilah tokoh yang dipilih Umar untuk memimpin pertempuran Qadisiyah yang dahsyat itu! Kenapa memilihnya untuk melaksanakan tugas yang paling rumit yang sedang dihadapi Islam dan Kaum Muslimin, karena keistimewaannya terpampang jelas di hadapan Amirul Mu'minin. Ia adalah orang yang maqbul do'anya, jika ia memohon diberi kemenangan oleh Allah, pastilah akan dikabulkan-Nya. Ia seorang yang hati-hati dalam makan, terpelihara lisan dan suci hatinya. Salah seorang anggota pasukan berkuda di perang Badar, di perang Uhud, pendeknya di setiap perjuangan bersenjata yang diikutinya bersama Rasulullah saw. Dan satu lagi yang tak dapat dilupakan oleh Umar, suatu keistimewaan yang tak dapat diabaikan harga, nilai dan kepentingannya, serta harus dimiliki oleh orang yang hendak melakukan tugas penting, yaitu kekuatan dan ketebalan iman. Umar tidak lupa akan kisah Sa'ad dengan ibunya sewaktu ia masuk Islam dan mengikuti Rasulullah. Ketika itu segala usaha ibunya untuk membendung dan menghalangi puteranya dari Agama Allah mengalami kegagalan. Maka segala jalan yang tak dapat tidak, pasti akan melemahkan semangat Sa'ad dan akan membawanya kembali ke pangkuan agama berhala dan kepada kaum kerabatnya. Wanita itu menyatakan akan mogok makan dan minum sampai Sa'ad bersedia kembali ke agama nenek moyang dan kaumnya. Rencana itu dilaksanakannya dengan tekad yang luar biasa, ia tak hendak menjamah makanan atau minuman hingga hampir menemui ajalnya. Tetapi Sa'ad tidak terpengaruh oleh hal tersebut, bahkan ia tetap pada pendiriannya, ia tak hendak menjual Agama dan keimanannya dengan sesuatupun, bahkan walau dengan nyawa ibunya sekalipun. Ketika keadaan ibunya telah demikian gawat beberapa orang keluarganya membawa Sa'ad kepadanya untuk menyaksikannya kali yang terakhir, dengan harapan hatinya akan menjadi lunak jika melihat ibunya dalam sekarat. Sesampainya di sana, Sa'ad menyaksikan suatu pemandangan yang amat menghancurkan hatinya yang bagaikan dapat menghancurkan baja dan meluluhkan batu karang. Tapi keimanannya terhadap Allah dan Rasul mengatasi baja dan batu karang mana pun juga. Didekatkan wajahnya ke wajah ibunya dan dikatakannya dengan suara keras agar kedengaran olehnya. "Demi Allah ketahuilah wahai ibunda, seandainya bunda mempunyai seratus nyawa, lalu ia keluar satu per satu, tidaklah anak anda akan meninggalkan Agama ini walau ditebus dengan apa pun juga! Maka terserahlah kepada bunda, apakah bunda akan makan atau tidak!" Akhirnya ibunya mundur teratur, dan turunlah wahyu menyokong pendirian Sa'ad serta mengucapkan selamat kepadanya, sebagai berikut, "Dan seandainya kedua orang tua memaksamu untuk mempersekutukan Aku, padahal itu tidak sesuai dengan pendapatmu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya!" (Luqman: l5) Nah, tidakkah ini betul-betul singa yang menyembunyikan kukunya? Jika demikian halnya, pantaslah Amirul Mukminin dengan hati tenang memancangkan panji-panji Qadisiyah ditangan kanannya, dan mengirimnya untuk menghalau pasukan Persi yang tidak kurang jumlahnya dari seratus ribu prajurit yang terlatih dan diperlengkapi dengan senjata dan alat pertahanan yang paling ditakuti dunia waktu itu, dipimpin oleh otak-otak perang yang paling jempol, dan ahli-ahli siasatnya yang paling cerdik dan licik. Memang, kepada tentara musuh yang menakutkan inilah Sa'ad datang dengan membawa tigapuluh ribu mujahid tidak lebih, di tangan masing-masing tergenggam panah dan tumbak. Hanya semata-mata panah dan tumbak, tetapi dalam dada menyala kemauan dari Agama baru, yang membuktikan keimanan, kehangatan, serta kerinduan yang luar biasa terhadap maut dan mati syahid!
88

Dan kedua pasukan itupun bertemulah. Tetapi belum, mereka belum lagi bertempur. Di sana Sa'ad masih menunggu bimbingan dan pengarahan dari Amirul Mu'minin Umar. Inilah surat Umar yang memerintahkannya segera berangkat ke Qadisiyah, yang merupakan pintu gerbang memasuki Persi, ditancapkannya dalam hatinya kalimat berharga yang semuanya merupakan petunjuk dan cahaya. "Wahai Sa'ad bin Wuhaib! Janganlah anda terpedaya di hadapan Allah, mentang-mentang dikatakan bahwa anda adalah paman dan shahabat Rasulullah! Sungguh, tak ada hubungan keluarga antara seseorang dengan Allah kecuali dengan mentaati-Nya! Semua manusia baik yang mulia maupun yang hina, pada pandangan Allah serupa tidak berbeda. Allah Tuhan mereka, sedang mereka hamba-Nya. Mereka berlebih berkurang dalam kesehatan, dan akan beroleh karunia yang tersedia di sisi Allah dengan ketaatan." "Maka perhatikanlah segala sesuatu yang pernah anda lihat pada Rasulullah saw. semenjak ia diutus sampai meninggalkan kita dan pegang teguhlah, karena itulah yang harus diikuti!" Kemudian katanya pula, "Tulislah kepadaku segala hal-ikhwal tuan-tuan, bagaimana kedudukan tuan-tuan, dan di mana pula posisi musuh terhadap tuan-tuan, terangkan sejelas-jelasnya, hingga seolah-olah aku menyaksikan sendiri keadaan tuan-tuan." Sa'ad pun menulis surat kepada Amirul Mu'minin dan menuliskan segala sesuatu, hingga hampir saja diterangkannya tempat dan posisi setiap prajurit secara terperinci. Sa'ad telah sampai di Qadisiyah, sementara seluruh tentara dan rakyat Persia berhimpun, sesuatu hal yang tak pernah mereka lakukan selama ini. Kendali pimpinannya dipegang oleh panglimanya yang ulung dan paling terkenal, yaitu Rustum. Sebagai balasan surat dari Sa'ad yang baru dikirimnya, Amirul Mukminin menulis. "Sekali-kali janganlah anda gentar mendengar berita dan persiapan mereka! Bermohonlah kepada Allah dan tawakkallah kepada-Nya! Dan kirimlah sebagai utusan, orang-orang yang cerdas dan tabah untuk menyeru mereka ke jalan Allah. Dan tulislah surat kepadaku setiap hari." Kembali Sa'ad mengirim surat kepada Amirul Mu'minin, menyampaikan bahwa Rustum telah menduduki Sabath dengan mengerahkan pasukan gajah dan berkudanya dan mulai bergerak menuju Kaum Muslimin. Balasan dari Umar datang yang isinya memberi petunjuk dan menabahkan hati Sa'ad. Sa'ad bin Abi Waqqash seorang anggota pasukan berkuda yang ulung dan gagah berani, paman Rasulullah dan termasuk golongan yang mula pertama masuk Islam, pahlawan dari berbagai perjuangan bersenjata, pancungan dan panahnya yang tak pernah meleset, sekarang tampil mengepalai tentaranya dalam menghadapi salah satu peperangan terbesar dalam sejarah, tak ubahnya bagi seorang prajurit biasa! Baik kekuatan maupun kedudukannya sebagai pemimpin, tidak mampu mempengaruhi dan memperdayakan dirinya untuk mengandalkan pendapatnya semata. Tetapi ia selalu menghubungi Amirul Mukminin di Madinah yang jaraknya demikian jauh, dengan mengirimnya sepucuk surat tiap hari untuk bermusyawarah, dan bertukar pendapat, padahal pertempuran besar itu telah hampir berkecamuk. Sebabnya tidak lain, ialah karena Sa'ad ma'lum bahwa di Madinah, Umar tidaklah mengemukakan pendapatnya semata atau mengambil keputusan seorang diri, tetapi tentulah ia akan bermusyawarah dengan orang-orang di sekelilingnya dan dengan shahabatshahabat utama Rasulullah. Dan bagaimana juga gawatnya suasana perang, Sa'ad tak hendak kehilangan baroqah dan manfa'atnya musyawarah, baik bagi dirinya maupun bagi tentaranya, apalagi ia tahu benar bahwa di pusat komando, itu pimpinannya langsung dipegang Umar al-Faruk, pembangkit ilham atau inspirasi agung. Pesan dari Umar dilaksanakan oleh Sa'ad. Dikirimnya serombongan di antara shahabat-shahabatnya sebagai utusan kepada Rustum panglima tentara Persia untuk menyerunya iman kepada Allah dan

89

Agama Islam. Soal jawab di antara mereka dengan Panglima Persi itu berlangsung lama, dan akhirnya mereka tidak diperbolehkan lagi berbicara, karena salah seorang di antara mereka mengatakan. "Sesungguhnya Allah telah memilih kami untuk membebaskan hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya dari pemujaan berhala kepada pengabdian terhadap Allah Yang Maha Esa, dari kesempitan dunia kepada keluasaannya, dan dari kedhaliman pihak penguasa kepada keadilan Islam. Maka siapa-siapa yang bersedia menerima itu dari kami, kami terima pula kesediaannya dan kami biarkan mereka. Tetapi siapa yang memerangi kami, kami perangi pula mereka hingga kami mencapai apa yang telah dijanjikan Allah." "Apa janji yang telah dijanjikan Allah itu?" tanya Rustum. Jawab pembicara, "Surga bagi kami yang mati syahid, dan kemenangan bagi yang masih hidup." Para utusan kembali kepada panglima pasukan Islam Sa'ad dan menyampaikan bahwa tak ada pilihan lain daripada perang. Dan airmata Sa'ad berlinang-linang. Ia berharap seandainya saat pertempuran itu dapat diundurkan atau dimajukan sedikit waktu. Ketika itu ia sedang sakit parah hingga ia sulit untuk bergerak. Bisul-bisul bertonjolan di sekujur tubuhnya, hingga ia tak dapat duduk, apalagi akan menaiki punggung kudanya dan menerjuni pertempuran yang sengit berkuah darah! Seandainya saat pecah perang itu terjadi sebelum ia jatuh sakit, atau sesudah bisul-bisul itu meletus dan sembuh, pastilah ia akan menunjukkan prestasi tinggi. Tetapi tidak, Rasulullah saw telah mengajarkan kepada mereka supaya tidak mengatakan "seandainya", karena kata kata itu menunjukkan kelemahan, sedang orang Mukmin yang kuat tidak kehabisan akal dan tidak pernah lemah! Ketika itu bangkitlah singa yang menyembunyikan kukunya itu, lalu berdiri dihadapan tentara menyampaikan pidato dengan tak lupa mengutip ayat mulia berikut ini, "Bismillahirrahmanirrahim. Telah Kami cantumkan dalam Zabur setelah sebelumnya Kami catat dalam (Lauh Mahfudh) peringatan bahwa Bumi itu diwarisi oleh hamba-hambaKu yang shalih." (Al-Anbiya: l05) Setelah menyampaikan pidatonya Sa'ad melakukan shalat dhuhur bersama tentaranya, kemudian sambil menghadap kepada mereka, ia mengucapkan takbir empat kali, "Allaahu Akbar.. Allaahu Akbar.. Allaahu Akbar.. Allaahu Akbar." Alampun gemuruh dan bergema dengan suara takbir, dan sambil mengulurkan tangannya kemuka bagai anak panah yang sedang melepas laju menunjuk ke arah musuh, Sa'ad berseru kepada anak buahnya, "Ayolah maju dengan barkat dari Allah!" Dengan menabahkan diri menanggung sakit yang dideritanya, Sa'ad naik ke anjung rumah yang ditinggalinya dan yang diambilnya sebagai markas komandonya. Sambil telungkup di atas dadanya yang dialasi bantal sementara pintu anjung itu terbuka lebar. Sedikit saja serangan dari orang-orang Persi ke rumah itu, akan menyebabkan panglima Muslimin jatuh ke tangan mereka, hidup atau mati. Tetapi ia tidak gentar dan tidak merasa takut. Bisul-bisul pecah berletusan, tetapi ia tidak perduli, hanya terus berseru dan bertakbir serta mengeluarkan perintah kepada anak buahnya. "Majulah ke kanan..." dan kepada yang lain, "Tutup pertahanan sebelah kiri... Awas di depanmu hai Mughirah, ke belakang mereka hai Jarir.., pukul hai Nu'man..., serbu hai Asy'ats.., hantam hai Qa'qa'..., majulah semua hai shahabat-shahabat Muhammad saw...!" Suaranya yang berwibawa penuh dengan kemauan dan semangat baja, menyebabkan masing-masing prajurit itu berubah menjadi kesatuan yang utuh. Maka berjatuhanlah tentara Persi, tak ubah bagai lalat-lalat yang berkaparan, dan rubuhlah bersama mereka keberhalaan dan pemujaan api! Dan setelah melihat tewasnya panglima besar dan prajuritprajurit pilihan mereka, sisa-sisa musuh tunggang langgang melarikan diri. Mereka dikejar dan dihalau oleh tentara Islam sampai ke Nahawand lalu ke Mada-in. Ibu kota itu mereka masuki untuk merampas kursi singgasana dan mahkota Kisra yang menjadi ambang keberhalaan.

Di pertempuran Mada-in Sa'ad mencapai prestasi tinggi. Pertempuran ini terjadi kira-kira dua setengah tahun setelah pertempuran Qadisiyah, sementara perang berlangsung secara kecil-kecilan antara Persi dan Kaum Muslimin. Akhirnya semua sisa tentara Persi ini berhimpun di kota-kota Mada-in saja, bersiap-siap untuk menghadapi pertempuran terakhir dan menentukan. Sa'ad menyadari bahwa situasi medan dan musim menguntungkan pihak penentang Islam, karena antara pasukannya dan Mada-in terbentang sungai Tigris yang lebar, alirannya sangat deras karena sedang banjir meluap-luap. Walaupun demikian dengan teguh hati ia tetap memutuskan untuk memulai serangan umum itu pada waktu itu juga, dengan perhitungan bahwa mental pasukan musuh sedang menurun. Nah, di antaranya peristiwa inilah yang membuktikan bahwa, Sa'ad betul-betul sebagai dilukiskan oleh Abdurrahman bin 'Auf, singa yang menyembunyikan kukunya. Keimanan Sa'ad dan kepekatan hatinya akan tampak menonjol ketika menghadapi bahaya, hingga dapat mengatasi barang mustahil berkat keberanian yang luar biasa. Demikianlah Sa'ad mengeluarkan perintah kepada pasukannya, untuk menyeberangi sungai Tigris, dan disuruhnya menyelidiki yang dangkal dari sungai yang dapat dijadikan tempat penyeberangan ini. Dan akhirnya mereka menemukan tempat tersebut, walaupun untuk menyeberanginya tidak luput dari bahaya yang mengancam. Sebelum tentara memulai penyeberangan, panglima besar Sa'ad menyadari pentingnya pengamanan pinggiran seberang sungai yang hendak dicapai, yakni daerah yang ada dalam kekuasaan dan pengawasan musuh. Ketika itu disiapkannya dua kompi tentara, Pertama yang dinamakannya Kompi Sapu Jagat, sebagai komandannya diangkatnya 'Ashim bin 'Amr. Dan yang kedua disebutnya Kompi Gerak Cepat, sebagai pemimpinnya diangkatnya Qa'qa bin Amr. Adapun tugas dari kedua kompi ini ialah menerjuni bahaya dan menetas jalan yang aman menuju pinggir sebelah musuh dan melindungi induk pasukan yang akan mengiringi mereka dari belakang. Dan mereka telah menunaikan tugas itu dengan kemahiran yang mena'jubkan. Hingga siasat yang dilakukan Sa'ad ketika itu mencapai hasil yang mengagumkan bagi para ahli sejarah, bahkan bagi diri Sa'ad bin Abi Waqqash sendiri. Salman al-Farisi, yakni teman dan kawan seperjuangannya dalam pertempuran itu, juga hampir-hampir tak percaya akan hasil yang telah dicapai. Ia menepukkan kedua belah tangannya karena takjub dan bangga, katanya. "Agama Islam masih baru. Tetapi lautan telah dapat mereka taklukkan sebagai halnya daratan telah mereka kuasai. Demi Allah yang nyawa Salman berada dalam tangan-Nya, pastilah mereka akan dapat keluar dengan selamat daripadanya berbondong-bondong, sebagaimana mereka telah memasukinya berbondong-bondong!" Dan benarlah apa yang dikatakannya itu. Sebagaimana mereka telah terjun ke dalam sungai gelombang demi gelombang, demikianlah pula mereka keluar dari dalamnya dan mencapai seberang sana gelombang demi gelombang pula. Tak seorang pun dari mereka kehilangan prajurit, bahkan tak sedikit pun tentara Persi yang mampu mengunjukkan giginya! Mangkok tempat minumannya seorang prajurit jatuh ke dalam air. Maka ia tak ingin jadi satu-satunya orang yang kehilangan barang waktu penyeberangan itu. Kepada teman-temannya diserukannya agar menolongnya untuk mendapatkan barang itu kembali. Kebetulan suatu ombak besar melemparkan mangkok itu ke dekat rombongan hingga dapat mereka pungut. Salah satu riwayat tentang sejarah melukiskan bagaimana dahsyatnya suasana ketika penyeberangan sungai Tigris itu, katanya. "Sa'ad memerintahkan Kaum Muslimin agar membaca, 'Hasbunallaahu wa ni'mal wakiil - Cukuplah bagi kita Allah, dan Dia-lah sebaik-baik pemimpin.' Lalu dikerahkanlah kudanya menerjuni sungai yang diikuti oleh orang-orangnya, sehingga tak seorang pun di antara anggota pasukan yang tinggal di

89

90

belakang. Maka berjalanlah mereka dalam air, tak ubah bagai berjalan di darat juga, hingga dari pinggir yang satu ke pinggir lainnya telah dipenuhi oleh prajurit, dan permukaan air tak keliatan lagi disebabkan amat banyaknya anggota angkatan berkuda serta pasukan pejalan kaki." Orang-orang bercakap-cakap sesamanya ketika berada dalam air, seolah-olah mereka sedang bercakapcakap di darat. Sebabnya tidak lain karena mereka merasa aman tenteram, serta percaya akan ketentuan Allah dan pertolongan-Nya, akan janji dan bantuan-Nya. Tatkala Sa'ad diangkat Umar sebagai amir wilayah Irak, ia mulai melakukan pembangunan dan perluasan kota. Kota Kufah diperbesar, dan diumumkanlah hukum Islam serta dilaksanakan di daerah yang luas dan lebar itu. Pada suatu hari rakyat Kufah mengadukan Sa'ad sebagai wali negerinya kepada Amirul Mukminin, rupanya mereka sedang dipengaruhi oleh tabi'at yang mudah dihasut, cepat resah, gelisah dan suka memberontak, hingga mereka mengemukakan tuduhan yang bukan-bukan dan mentertawakan. Kata mereka, "Sa'ad tidak baik shalatnya..." Mendengar itu Sa'ad hanya tertawa terbahak-bahak, ujarnya, "Demi Allah, yang saya lakukan hanyalah mengerjakan shalat bersama mereka sebagai shalat Rasulullah, yaitu memanjangkan dua raka'at yang mula-mula dan memendekkan dua raka'at yang akhir." Sa'ad dipanggil Umar ke Madinah untuk menghadap. Sa'ad tidak marah, bahkan segera dipenuhi panggilan itu secepatnya. Setelah beberapa lama, Umar bermaksud untuk mengembalikannya ke Kufah, tapi sambil tertawa Sa'ad menjawab, "Apakah anda hendak mengembalikan saya kepada kaum yang menuduh bahwa shalat saya tidak baik?" Demikianlah ia memilih tinggal di Madinah. Ketika Amirul Mukminin dicederai orang, dipilihnyalah enam orang di antara shahabat-shahabat Rasulullah saw yang akan mengurus soal pemilihan khalifah baru, dengan mengemukakan alasan bahwa keenam orang yang dipilihnya itu adalah terdiri dari orang-orang yang diridlai Rasulullah saw sewaktu beliau hendak berpulang ke rahmatullah. Maka di antara shahabat yang berenam itu terdapatlah Sa'ad bin Abi Waqqash. Bahkan dari kalimatkalimat Umar yang akhir terdapat kesan bahwa seandainya ia hendak memilih salah seorang di antara mereka, maka pilihannya akan jatuh pada Sa'ad. Sewaktu memberi wasiat dan mengucapkan selamat perpisahan dengan shahabat-shahabatnya, Umar berkata, "Jika khalifah dijabat oleh Sa'ad, demikianlah sebaiknya. Dan seandainya dijabat oleh lainnya, hendaklah ia menjadikan Sa'ad sebagai pendampingnya." Sa'ad mencapai usia lanjut dan tibalah saat terjadinya fitnah besar. Sa'ad tak hendak mencampurinya bahkan kepada keluarga dan putera-puteranya dipesankan agar tidak menyampaikan suatu berita pun mengenai hal itu kepadanya. Pada suatu ketika perhatian orang sama-sama tertuju kepadanya, dan anak saudaranya yang bernama Hasyim bin 'Utbah bin Abi Waqqash datang mendapatkannya, seraya berkata, "Paman, di sini telah siap seratus ribu bilah pedang, yang menganggap bahwa pamanlah yang lebih berhak mengenai urusan khilafah ini!" Ujar Sa'ad, "Dari seratus ribu bilah pedang itu saya inginkan sebilah pedang saja, jika saya tebaskan kepada orang Mu'min maka takkan mempan sedikit pun juga. Tetapi, bila saya pancungkan kepada orang kafir pastilah putus batang lehernya." Mendengar jawaban itu anak saudaranya maklum akan maksudnya dan membiarkannya dalam sikap damai dan tak hendak bercampur tangan. Dan tatkala akhirnya khilafah itu jatuh ke tangan Mu'awiyah dan kendali kekuasaan tergenggam dalam tangannya, ditanya kepada Sa'ad, "Kenapa anda tidak ikut berperang di pihak kami?" Ujarnya, "Saya sedang lewat di suatu tempat yang dilanda taufan berkabut gelap. Maka kataku, 'Hai Saudara.., hai saudaraku!' Lalu saya hentikan kendaraan menunggu jalan terang kembali."

Kata Mu'awiyah, "Bukankah dalam al-Quran tak ada, 'Hai saudara! hai saudara!' Hanya firman Allah Ta'ala, 'Jika di antara orang-orang Mukmin ada dua golongan yang berbunuhan, maka damaikanlah mereka! Seandainya salah satu di antara kedua golongan itu berbuat aniaya kepada yang lain, maka perangilah yang berbuat aniaya itu sampai mereka kembali kepada perintah Allah,' (Al-Hujurat: 9)" "Maka anda bukanlah di pihak yang aniaya terhadap pihak yang benar, dan bukan pula di pihak yang benar terhadap golongan yang aniaya." Sa'ad menjawab sebagai berikut, "Saya tak hendak memerangi seorang laki-laki (maksudnya Ali) yang mengenai dirinya Rasulullah pernah bersabda, "Engkau di sampingku, tak ubahnya seperti kedudukan Harun di samping Musa, tetapi (engkau bukan Nabi) tak ada lagi Nabi sesudahku!" Suatu hari pada tahun 54 H, yakni ketika usia Sa'ad telah lebih dari 80 tahun, ia sedang berada di rumahnya di 'Aqiq, sedang bersiap-siap hendak menemui Allah Ta'ala. Saatnya yang akhir itu diceritakan puteranya kepada kita sebagai berikut, "Kepala bapakku berada di pangkuanku ketika ia hendak meninggal itu. Aku menangis, maka katanya, 'Kenapa kamu menangis wahai anakku? Sungguh Allah tiada akan menghukumku, dan sesungguhnya aku termasuk salah seorang penduduk surga...!'" Kekebalan imannya tak tergoyahkan oleh apapun juga, bahkan tidak oleh goncangan maut dan kengeriannya. Bukankah Rasulullah saw. telah menyampaikan kabar gembira kepadanya, sedang ia iman dan percaya penuh akan kebenaran Rasulullah saw itu. Jadi apa yang akan ditakutkannya lagi? "Sungguh, Allah tiada akan menyiksaku, dan sungguh aku termasuk penduduk surga...!" Hanya ia hendak menemui Allah dengan membawa kenang-kenangan yang paling manis dan mengharukan, yang telah menghubungkan dengan Agamanya dan mempertemukan dengan Rasul-Nya. Itulah sebabnya ia memberi isyarat ke arah peti simpanannya, yang ketika mereka buka dan keluarkan isinya, ternyata sehelai kain tua yang telah usang dan lapuk. Disuruhlah keluarganya mengafani mayatnya nanti dengan kain itu, katanya. "Telah kuhadapi orang-orang musyrik waktu perang Badar dengan memakai kain itu dan telah kusimpan ia sekian lama untuk keperluan seperti pada hari ini." Memang, kain usang yang telah lapuk itu tak dapat dianggap sebagai kain biasa! Ia adalah panji-panji yang senantiasa berkibar di puncak kehidupan tinggi dan panjang yang dilalui pemiliknya dengan tulus dan beriman serta gagah berani. Dan sosok tubuh dari salah seorang yang terakhir meninggal di antara orang-orang Muhajirin ini dipikul di atas pundak orang-orang yang membawanya ke Madinah, untuk ditempatkan dengan aman di dekat sekelompok tokoh-tokoh suci dari para shahabat yang telah mendahuluinya menemui Allah, dan jasadjasad mereka yang dipenuhi rasa rindu itu mendapatkan tempatnya di bumi dan tanah Baqi'. Selamat jalan wahai Sa'ad...! Selamat jalan wahai pahlawan Qadisiyah, pembebas Mada-in dan pemadam api pujaan di Persi untuk selama-lamanya...!

Thalhah bin Ubaidillah - Pribadi yang Pemurah dan Dermawan Kemurahan dan kedermawanan Thalhah bin Ubaidillah patut kita contoh dan kita teladani. Dalam hidupnya ia mempunyai tujuan utama yaitu bermurah dalam pengorbanan jiwa. Thalhah merupakan salah seorang dari delapan orang yang pertama masuk Islam, dimana pada saat itu orang bernilai seribu orang. Sejak awal keislamannya sampai akhir hidupnya dia tidak pernah mengingkari janji. Janjinya selalu tepat. Ia juga dikenal sebagai orang jujur, tidak pernah menipu apalagi berkhianat. Thalhah masuk Islam melalui anak pamannya, Abubakar Assidiq Ra.

90

91

Awal Masuk Islam Dengan disertai Abubakar Assiddiq, Thalhah pergi menemui Rasulullah SAW. Setelah berhasil jumpa dengan Rasulullah SAW, Thalhah mengungkapkan niatnya hendak ikut memeluk Dinul haq, Islam. Maka Rasulullah SAW menyuruhnya mengucapkan dua kalimat syahadat. Setelah menyatakan keislamannya di hadapan Muhammad SAW, Thalhah dan Abubakar Ra pun pergi. Tapi ditengah jalan mereka dicegat oleh Nofel bin Khuwailid yang dikenal dengan "Singa Quraisy", yang terkenal kejam dan bengis. Nofel kemudian memanggil gerombolannya untuk menangkap mereka. Ternyata Thalhah dan Abubakar tidak hanya ditangkap saja. Mereka diikat dalam satu tambang lalu dipukuli. Semua itu dilakukan Nofel sebagai siksaan atas keislaman Thalhah. Oleh karena itu Thalhah dan Abubakar Ra dijuluki "Alqorinan" atau "dua serangkai". Thalhah adalah seorang lelaki yang gagah berani, tidak takut menghadapi kesulitan, kesakitan dan segala macam ujian lainnya. Ia seorang yang kokoh mempertahankan pendirian meskipun ketika jaman jahiliah. Pengorbanan Thalhah kepada Rasulullah SAW Bila diingatkan tentang perang Uhud, Abubakar Ra selalu teringat pada Thalhah. Ia berkata, "Perang Uhud adalah harinya Thalhah. Pada waktu itu akulah orang pertama yang menjumpai Rasulullah SAW. Ketika melihat aku dan Abu Ubaidah, baginda berkata kepada kami: "Lihatlah saudaramu ini." Pada waktu itu aku melihat tubuh Thalhah terkena lebih dari tujuh puluh tikaman atau panah dan jari tangannya putus." Diceritakan ketika tentara Muslim terdesak mundur dan Rasulullah SAW dalam bahaya akibat ketidakdisiplinan pemanah-pemanah dalam menjaga pos-pos di bukit, di saat itu pasukan musyrikin bagai kesetanan merangsek maju untuk melumat tentara muslim dan Rasulullah SAW, terbayang di pikiran mereka kekalahan yang amat memalukan di perang Badar. Mereka masing-masing mencari orang yang pernah membunuh keluarga mereka sewaktu perang Badar dan berniat akan membunuh dan memotong-motong dengan sadis. Semua musyrikin berusaha mencari Rasulullah SAW. Dengan pedang-pedangnya yang tajam dan mengkilat, mereka terus mencari Rasulullah SAW. Tetapi kaum muslimin dengan sekuat tenaga melindungi Rasulullah SAW, melindungi dengan tubuhnya dengan daya upaya, mereka rela terkena sabetan, tikaman pedang dan anak panah. Tombak dan panah menghunjam mereka, tetapi mereka tetap bertahan melawan kaum musyrikin Quraisy. Hati mereka berucap dengan teguh, "Aku korbankan ayah ibuku untuk engkau, ya Rasulullah". Salah satu diantara mujahid yang melindungi Nabi SAW adalah Thalhah. Ia berperawakan tinggi kekar. Ia ayunkan pedangnya ke kanan dan ke kiri. Ia melompat ke arah Rasulullah yang tubuhnya berdarah. Dipeluknya Beliau dengan tangan kiri dan dadanya. Sementara pedang yang ada ditangan kanannya ia ayunkan ke arah lawan yang mengelilinginya bagai laron yang tidak memperdulikan maut. Alhamdulillah, Rasulullah selamat. Thalhah memang merupakan salah satu pahlawan dalam barisan tentara perang Uhud. Ia siap berkorban demi membela Nabi SAW. Ia memang patut ditempatkan pada barisan depan karena ALLAH menganugrahkan kepada dirinya tubuh kuat dan kekar, keimanan yang teguh dan keikhlasan pada agama ALLAH. Akhirnya kaum musyrikin pergi meninggalkan medan perang. Mereka mengira Rasulullah SAW telah tewas. Alhamdulillah, Rasulullah selamat walaupun dalam keadaan menderita luka-luka. Baginda dipapah oleh Thalhah menaiki bukit yang ada di ujung medan pertempuran. Tangan, tubuh dan kakinya diciumi oleh Thalhah, seraya berkata, "Aku tebus engkau Ya Rasulullah dengan ayah ibuku." Nabi SAW tersenyum dan berkata, " Engkau adalah Thalhah kebajikan." Di hadapan para sahabat Nabi SAW bersabda, " Keharusan bagi Thalhah adalah memperoleh ...." Yang dimaksud nabi SAW adalah memperoleh surga. Sejak peristiwa Uhud itulah Thalhah mendapat julukan "Burung elang hari Uhud." Thalhah Yang Dermawan Pernahkah anda melihat sungai yang airnya mengalir terus menerus mengairi dataran dan lembah ? Begitulah Thalhah bin Ubaidillah. Ia adalah seorang dari kaum muslimin yang kaya raya, tapi pemurah dan dermawan. Istrinya bernama Su'da binti Auf. Pada suatu hari istrinya melihat Thalhah sedang murung dan duduk termenung sedih. Melihat keadaan suaminya, sang istri segera menanyakan
91

penyebab kesedihannya dan Thalhah mejawab, " Uang yang ada di tanganku sekarang ini begitu banyak sehingga memusingkanku. Apa yang harus kulakukan ?" Maka istrinya berkata, "Uang yang ada ditanganmu itu bagi-bagikanlah kepada fakir-miskin." Maka dibagi-bagikannyalah seluruh uang yang ada ditangan Thalhah tanpa meninggalkan sepeserpun. Assaib bin Zaid berkata tentang Thalhah, katanya, "Aku berkawan dengan Thalhah baik dalam perjalanan maupun sewaktu bermukim. Aku melihat tidak ada seorangpun yang lebih dermawan dari dia terhadap kaum muslimin. Ia mendermakan uang, sandang dan pangannya." Jaabir bin Abdullah bertutur, " Aku tidak pernah melihat orang yang lebih dermawan dari Thalhah walaupun tanpa diminta." Oleh karena itu patutlah jika dia dijuluki "Thalhah si dermawan", "Thalhah si pengalir harta", "Thalhah kebaikan dan kebajikan". Wafatnya Thalhah Sewaktu terjadi pertempuran "Aljamal", Thalhah (di pihak lain) bertemu dengan Ali Ra dan Ali Ra memperingatkan agar ia mundur ke barisan paling belakang. Sebuah panah mengenai betisnya maka dia segera dipindahkan ke Basra dan tak berapa lama kemudian karena lukanya yang cukup dalam ia wafat. Thalhah wafat pada usia enam puluh tahun dan dikubur di suatu tempat dekat padang rumput di Basra. Rasulullah pernah berkata kepada para sahabat Ra, "Orang ini termasuk yang gugur dan barang siapa senang melihat seorang syahid berjalan diatas bumi maka lihatlah Thalhah. Hal itu juga dikatakan ALLAH dalam firmanNya : "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang -orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada ALLAH, maka diantara mereka ada yang gugur. Dan diantara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya." (AlAhzaab: 23)

Umar Bin Khattab - Amirul Mukminin Tidak diragukan lagi, khalifah Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang arif, bijaksana dan adil dalam mengendalikan roda pemerintahan. Bahkan ia rela keluarganya hidup dalam serba kekurangan demi menjaga kepercayaan masyarakat kepadanya tentang pengelolaan kekayaan negara. Bahkan Umar sering terlambat salat Jum'at hanya menunggu bajunya kering, karena dia hanya mempunyai dua baju. Kebijaksanaan dan keadilan Umar ini dilandasi oleh kekuatirannya terhadap rasa tanggung jawabnya kepada Allah SWT. Sehingga jauh-jauh hari Umar sudah mempersiapkan penggantinya jika kelak dia wafat. Sebelum wafat, Umar berwasiat agar urusan khilafah dan pimpinan pemerintahan, dimusyawarahkan oleh enam orang yang telah mendapat keridloan Nabi SAW, ketika beliau akan wafat. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidilah, Azzubair ibnul Awwam, Sa'ad bin Abi Waqqash, dan 'Abdurrahman bin Auf. Umar menolak menetapkan salah seorang dari mereka, dengan berkata, aku tidak mau bertanggung jawab selagi hidup sesudah mati. Kalau AIlah menghendaki kebaikan bagi kalian, maka Allah akan melahirkannya atas kebaikan mereka (keenam orang itu) sebagaimana telah ditimbulkan kebaikan bagi kamu oleh nabimu. Karena ketinggian sikap hati-hati, maka Umar sengaja tidak menunjukkan anak paman dan adik iparnya sendiri, yaitu Said bin Zaid bin Amru bin Nufail. la khawatir orang lain menuduhnya karena dia masih keluarga Umar, meskipun Said bin Zaid adalah salah seorang dari kesepuluh orang yang memperoleh kabar gembira masuk surga. Umar juga berpesan kepada sahabatnya yang enam orang itu, agar putranya Abdullah menghadiri musyawarah, tetapi ia tidak memiliki hak untuk dipilih. Kehadiran Abdullah untuk mengutarakan pendapat, menyumbang saran saja. la tidak boleh diserahi kekuasaan apapun. Disamping itu juga berpesan, agar selama sidang musyawarah, yang menjadi imam salat adalah Shuhaib bin Sannan Arrumi sampai musyawarah itu usai.

92

Umar hanya mengangkat keenam orang itu dan tidak menyertakan Ubaidah ibnu Jarrah (orang ke sepuluh yang diberitakan masuk surga) karena ia telah wafat. la juga tidak mengangkat Said bin Zaid (orang ke sembilan yang diberitakan masuk.surga), karena ia adalah adik iparnya sendiri. Selain itu, Said tidak berminat memangku suatu jabatan apapun. Dia hanya ingin menjadi tentara yang terjun ke kancah perang dan perluasan dakwah. la bercita-cita gugur sebagai syahid di medan tempur dan Umar mengetahui hal itu. Itulah gaya suksesi Umar bin Khattab, seorang khalifah yang adil dan bijaksana. Kebijaksanaan Umar diakui masyarakat muslim, yang menyatakan setelah Umar wafat, "Wahai Umar, engkau selalu meluruskan segala sesuatu yang bengkok. Engkau memadamkan segala api fitnah dan menghiduphidupkan sunnah Nabi. Engkau meninggalkan dunia dengan bersih dan engkau bebas dari segala aib dan cemar."

menyebarkan tulisan dengan tanda tangan palsu dari pada sababat termuka yang menjelek-jelekkan Utsman. Mereka juga menuntut agar Utsman dibunuh. Fitnah kejipun terus menjalar dengan kejamnya, sebagian besar umat termakan fitnahan-fitnahan tersebut hingga teriadinya pembunuhan atas dirinya, setelah sebelumnya terkepung selama satu bulan di rumahnya. Peristiwa inilah yang disebut dengan "Al Fitnah al Kubra" yang pertama, hingga merobek persatuan umat Islam.

Zaid bin Haritsah - Satu-satunya Shahabat yang Namanya Tercantum dalam Al-Qur'an Bapaknya bernama Abdul Uzza bin Imri' Al-Qais, ibunya bernama Sa'di binti Tsa'laba. Ketika masih kecil, ia diajak ibunya menengok kampung. Tiba-tiba datang pasukan Bani Al-Qayn menyerang kampung tersebut. Mereka juga menawan serta membawa pergi Zaid. Kemudian ia dijual kepada Hakim bin Hizam, dengan harga 400 dirham, yang kemudian dihadiahkan kepada bibinya, Khodijah binti Khuwailid. Ketika Khodijah menikah dengan Rasulullah SAW, Zaid bin Haritsah dihadiahkan kepada Rasulullah SAW. Haritsah, bapak Zaid sedih kehilangan anaknya. Ketika beberapa orang dari Ka'ab menunaikan haji, mereka melihat dan mengenal Zaik sebagaimana Zaid mengenal mereka. Kepada mereka Zaid berkata : "Sampaikan beberapa bait syairku ini kepada keluargaku, karena sesungguhnya aku mengerti bahwa mereka sedih karena kehilanganku". Lalu ia melantunkan beberapa bait syairnya. Setelah Haritsah mengetahui kabar anaknya, ia berangkat ke Mekkah bersama Ka'ab bin Syarahil sebagai jaminan. Di hadapan Rasulullah SAW, mengajukan permohonan agar anaknya, Zaid dibebaskan, dan ia akan memberikan Ka'ab bin Syarahil sebagai jaminannya. Oleh Rasulullah SAW dikatakan bahwa apabila Zaid memilih untuk ikut ayahnya, maka mereka tidak perlu memberikan jaminan. Tetapi seandainya Zaid memilih untuk ikut bersama Rasulullah, sungguh tidak ada paksaan untuk itu. Lalu dipanggillah Zaid. Dikatakan kepadanya : "Apakah kamu mengenal mereka?" "Ya, ini bapakku dan ini pamanku" jawabnya. Lalu Rasulullah SAW bersabda : "Aku telah mengenalmu (Zaid), dan kau pun telah mengetahui kecintaanku kepadamu. Sekarang pilihlah, aku atau mereka berdua". Dengan tegas Zaid menjawab : "Aku sekali-kali tidak akan memilih orang selain Engkau (ya Rasulullah), Engaku sudah kuanggap sebagai bapak atau pamanku sendiri". Setelah itu, Rasulullah SAW mengumumkan kepada khalayak, bahwa Zaid diangkat sebagai anaknya. Ia mewarisi Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW pun mewarisinya. Setelah mengetahui demikian, bapak dan paman Zaid pergi dengan hati lapang. Zaid akhirnya masuk Islam, dan dinikahkan dengan Zainab binti Jahsy. Ketika Zainab dicerai Zaid, ia dipersunting oleh Rasulullah SAW. Maka tersebarlah gunjingan orang-orang Munafiq, bahwa Muhammad telah menikahi anak perempuannya. Seketika itu turun ayat 40 surah Al-Ahzab yang membatalkan 'tabanni' (mengangkat anak angkat), sekaligus penjelasan bahwa anak angkat, secara hukum tidak bisa dianggap sebagai anak kandung. Anak angkat tidak bisa saling waris mewarisi dengan bapak angkatnya. Demikian pula, isteri yang telah dicerai halal untuk dinikahi bapak angkatnya. Dalam ayat tersebut tercantum langsung nama 'Zaid', yang dengan demikian, ia adalah satu-satunya shahabat yang namanya tercantum dalam Al-Qur'an. Zaid bin Haritsah r.a gugur sebagai syahid dalam perang Mu'tah, pada Jumadik Awwal 8 H. Pada waktu itu usianya 55 tahun.

Utsman Bin Affan - Kebaikannya Tidak Menghindarkannya Dari Fitnah Utsman bin Affan ra, adalah seorang yang bertakwa, selalu bersikap wara'. Tengah malam tak pernah ia sia-siakan. la memanfaatkan waktu itu untuk mengaji Al-Quran dan setiap tahun ia menunaikan ibadah haji. Bila sedang berzikir dari matanya mengalir air mata haru. la selalu bersegera dalam segala amal kebajikan dan kepentingan umat. la juga dermawan dan penuh belas kasih. la telah melaksanakan hijrah sebanyak dua kali, pertama ke Habasyah, dan yang kedua ke Madinah. Laknat dan kutukan Allah bagi siapa saja yang membenci Utsman ra. Pada akhir tahun 34 hijriyah, pemerintahan Islam. dilanda fitnah. Yang menjadi sasaran fitnah adalah Utsman ra sampai mengakibatkan beliau terbunuh pada tahun berikutnya. Fitnah yang keji datang dari Mesir berupa tuduhan-tuduhan palsu yang dibawa oleh orang-orang yang datang hendak umrah pada bulan Rajab. Ali bin Abi Thalib ra mati-matian membela Utsman dan menyangkal tuduhan mereka. Ali menanyakan keluhan dan tuduhan mereka, yang.segera di jawab oleh mereka, "Utsman telah membakar mushafmushaf, shalat tidak diqasar sewaktu di Mekkah, mengkhususkan sumber air untuk kepentingan dirinya sendiri dan mengangkat pejabat dari kalangan generasi muda. la juga mengutamakan segala fasilitas untuk Bani Umayyah (golongannya) melebihi orang lain." Pada hari Jum'at, Utsman berkhutbah dan mengangkat tangannya seraya berkata, "Ya Allah, aku beristighfar dan bertaubat kepadamu. Aku bertaubat atas perbuatanku." Ali ra menjawab, "Mushaf-mushaf yang dibakar ialah yang mengandung perselisihan dan yang ada sekarang ini adalah yang disepakati bersama kesahannya. Adapun salat yang tidak di qasar sewaktu di Mekkah, adalah karena dia berkeluarga di Mekkah dan dia berniat tinggal di sana. Oleh karena itu salatnya tidak diqasar. Adapun sumber air yang dikhususkan itu adalah untuk ternak sodakoh sampai mereka besar, bukan untuk ternak unta dan domba miliknya sendiri. Umar juga pernah melakukan ini sebelumnya. Adapun mengangkat pejabat dari generasi muda, hal ini dilakukan semata-mata karena mereka mempunyai kemampuan di bidang-bidang tersebut. Rasulullah juga pernah melakukan ini hal yang demikian. Adapun dia mengutamakan kaumnya, Bani Umayyah, karena Rasulullah sendiri menda-hulukan qurasy dari pada bani lainnya. Demi Allah kalau kunci surga di tanganku, aku akan memasukkan Bani Umayyah ke surga." Setelah mendengar penjelasan Ali ra umat Islam pulang dengan rasa puas. Tapi para peniup fitnah terus melancarkan fitnahan-fitnahan dan merencanakan makar jahatnya. Di antara mereka ada yang

92

93

Zainab Al Kubra R.A. - Cucu Wanita Rasulullah yang Tabah ZAINAB AL KUBRA R.A. , Seorang wanita cucu Rasulullah SAW, yang begitu tabah dan tetap tegar menghadapi ujian dan cobaan, demi kemuliaan keturunan Rasulullah SAW. Menulis tentang Sitti Fatimah Azzahra dengan meninggalkan begitu saja kedua puterinya, rasanya memang kurang adil. Apalagi kalau yang dibicarakan itu menyangkut puterinya yang bernanna Zainab Al-Kubra. Ia tercatat dalam sejarah Islam sebagai wanita yang tabah dan gagah berani Seperti diketahui, di samping kedua puteranya yang termasyhur itu, dalam perkawinannya dengan Imam Ali r.a., Sitti Fatimah Azzahra juga diberkahi oleh Allah s.w.t. dengan dua orang puteri. Mereka itu adalah Zainab Al-Kubra dan Zainab Ash-Sugra. Bersama dengan Al-Hasan dan Al-Husain r.a., kedua wanita itu sudah sejak masa anak-anak ditinggalkan untuk selamalamanya oleh ibundanya. Dalam usia yang masih muda sekali ini, sesaat sebelum wafat Sitti Fatimah r.a. telah berpesan khusus kepada Zainab Al-Kubra agar ia menjaga baik-baik kedua saudara lelakinya itu. Memang, beban yang terberat bagi Sitti Fatimah Azzahra sebelum meninggal dunia rupanya adalah keempat anaknya yang masih kecil-kecil itu. Dikisahkan bahwa sesaat sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir Sitti Fatimah r.a. tak dapat menahan kepedihan hatinya. Ia harus memenuhi panggilan Ilahi pada usia yang begitu muda, 28 tahun. Sedangkan anak-anaknya belum satu pun yang mencapai usia sepuluh tahun. Sesudah itu pada usia masih remaja, bahkan masih anak-anak, Zainab Al-Kubra sudah diserahi tanggung jawab untuk menjaga adik-adik dan merawat kakak-kakaknya. Tidak banyak yang bisa diungkapkan mengenai peran masa anak-anak yang dilakukan oleh kedua puteri Sitti Fatimah Azzahra itu. Riwayat-riwayat hanya mengungkapkan kehidupan dan perkembangan Al Hasan dan Al Husain r.a. Hal ini tidak perlu diherankan, karena dunia kehidupan Arab yang keras jarang sekali mengedepankan peran seorang wanita. Jadi walaupun Zainab Al-Kubra dan Zainab Ash Sugra termasuk dalam lingkungan keluarga sangat mulia nama mereka jarang sekali ditonjolkan. Baru beberapa tahun kemudian setelah Zainab Al Kubra meningkat remaja, maka peranannya diungkapkan oleh para periwayat. Sejarah akhirnya mencatat namanya dan mengakui peran penting yang dijalankan oleh Zainab Al Kubra dalam melindungi kesinambungan generasi penerus keluarga RASUL Allah s a w. Bagaimana pun juga, walau Zainab Al Kubra seorang wanita, tetapi ada darah kemuliaan dan kesucian yang mengalir dalam tubuhnya. Sejak masa anak-anak ia telah turut memikul tanggung jawab kehidupan rumahtangga Imam Ali r.a. yang ditinggal wafat oleh Sitti Fatimah Azzahra. Zainab Al Kubra dengan tekun dan tabah melaksanakan amanat yang ditinggalkan oleh bundanya sesaat sebelum wafat. Dengan penuh tanggung jawab dirawatnya adik-adik dan kedua kakaknya itu. Boleh dikatakan ia tak pernah berpisah jauh dari kedua saudara lelakinya itu. Tidak ada pengungkapan mengenai kelanjutan kehidupan Zainab Ash-Sugra. Sedangkan tentang Zainab Al Kubra justru makin menonjol setelah Al-Husain r.a. gugur di Karbala. Wanita inilah pada usia sudah lebih setengah abad tanpa mengebal gentar sedikit pun sedia mati untuk menyelamatkan keturunan langsung Rasul Allah s.a.w. Ia menjadi saksi hidup tentang siksaan yang dialami oleh saudara lelakinya itu sampai Al-Husain r.a. meninggal dengan gagah berani.

Awal Masuk Islam Azzubair masuk Islam dalam usia lima belas tahun dan ia hijrah dalam usia delapan belas tahun sesudah menderita penganiayaan dan siksaan bertubi-tubi karena mempertahankan keimanannya. Pamannya sendirilah yang menyiksanya. Azzubair digulung ke dalam tikar, lalu kakinya digantung diatas dan dibawah kepalanya ditaruh api yang membara. Pamannya berkata, "Kembali kamu kepada penyembahan berhala !" Tapi Azzubair menjawab, "Saya tidak akan kembali kafir lagi sama sekali." Peperangan pertama antara Syirik dan Iman Azzubair adalah prajurit dakwah yang menyandang senjata untuk melawan orang-orang yang menghendaki gugurnya dakwah Islamiah selagi dalam kandungan. Kepahlawanannya telah tampak pertama kali pada waktu perang Badar. Dalam peperangan itu, pasukan Quraisy menempatkan pendekarnya dibarisan terdepan yang dipimpin oleh Ubaidah bin Said Ibnul Aash. Dia dikenal sebagi seorang yang paling berani, paling pandai dalam menunggang kuda dan paling kejam terhadap lawan. Kaum Quraisy sengaja menempatkannya di barisan terdepan untuk menantang pahlawan-pahlawan berkuda kaum muslimin. Azzubair segera memandang kearah Ubaidah. Ternyata seluruh tubuhnya berbalut senjata (baju besi) sehingga sulit ditembus dengan senjata. Yang tampak dari Ubaidah hanya kedua matanya saja. Azzubair berpikir bagaimana caranya mengalahkan musuhnya yang berbaju besi itu dan ia menemukan cara yang jitu. Setelah siap, Azzubair terjun kemedan tempur dan terjadilah perang tanding yang seru sekali. Dalam dua kali putaran Azzubair mengarahkan lembingnya kemata Ubaidah dan berhasil menusuk kedua mata itu sampai kebelakang kepalanya. Ubaidah, pendekar Quraisy itu berteriak dan jatuh tersungkur tanpa gerak. Menyaksikan terbunuhnya Ubaidah yang tragis ini, barisan kaum musyrikin ketakutan. Lembing milik Azzubair kemudian diminta oleh Rasulullah SAW. Lembing itu kemudian berada ditangan Abubakar, Umar, Utsman, Ali dan Abdullah ibnu Azzubair meminta lembing itu untuk disimpannya. Terbunuhnya pendekar Quraisy Ubaidah menambah semangat juang Umat Islam dalam setiap peperangan dan mereka selalu dapat memenangkannya. Rasulullah SAW sangat mencintai Azzubair Rasulullah SAW merasa bangga terhadap Azzubair, dan ia bersabda : "Setiap nabi mempunyai pengikut pendamping yang setia(Hawari) dan hawariku adalah Azzubair ibnul Awwam." Kecintaan Rasulullah SAW kepada Azzubair bukan hanya disebabkan ia anak bibi Rasulullah SAW tetapi karena Azzubair memang seorang pemuda yang setia, ikhlas, jujur, kuat, berani,murah tangan dan telah menjual diri dan hartanya kepada ALLAH. Dia adalah seorang pengelola perdagangan yang berhasil dan hartawan, tapi hartanya selalu diinfakan untuk perjuangan Islam. Yang pertama Menyambut Panggilan Jihad Bila diserukan "Hayo berjihad fi Sabilillah", maka ia akan segera menjadi orang pertama yang datang menyambut seruan itu. Oleh karena itulah Azzubair selalu mengikuti seluruh peperangan bersama Rasulullah SAW. Selama hidupnya ia tidak pernah absen berjihad. Ketika kaum muslimin mengepung perbentengan bani Quraidah yang kokoh dan sulit dikuasai, Azzubair bersama Ali bin Abi Thalib menyerbu dengan memanjat benteng itu

Zubair Ibnul Awwam - Seorang Bernilai Seribu Orang

Antara Thalhah dan Azzubair adalah dua serangkai. Bila yang seorang disebut maka yang kedua pun disebut. Mereka sama-sama beriman pada tahun yang sama dan wafat dalam tahun yang sama pula. Kedua-duanya tergolong kesepuluh orang yang "mubasyarin bil jannah".
93

94

sehingga kaum muslimin dapat memasuki dan menguasai benteng tersebut. Begitu pula kesigapan Azzubair dalam menyambut seruan jihad pada perang Alahzaab dan peperangan lainnya sehingga bila Rasulullah SAW melihatnya, Beliau tersenyum ridho dan gembira, seraya bersabda : :Tiap nabi mempunyai kawan dan pembela setia(Hawari) dan di antara hawariku adalah Azzubair.". Azzubair tercatat dalam rombongan yang pernah hijrah ke negeri Habasyah sebelum hijrah ke Madinah. Seorang Bernilai Seribu Orang Ketika Amru Ibnul Aash meminta bala bantuan tentara kepada Amirul Mukminin, Umar Ibnul Khattab untuk memperkuat pasukan memasuki negeri Mesir dan mengalahkan tentara Romawi yang kala itu menduduki Mesir, Umar Ra mengirim empat ribu prajurit yang dipimpin oleh empat orang komandan dan ia juga menulis surat yang isinya : Aku mengirim empat ribu prajurit bala bantuan yang dipimpin empat orang sahabat yang terkemuka dan masing-masing bernilai seribu orang. Tahukah anda siapa empat orang komandan itu ?, mereka adalah Azzubair Ibnul Awwam, Ubadah Ibnu Assamit, Almiqdaad Ibnul Aswad dan Maslamah bin Mukhallid." Ketika menghadapi benteng Babilion, kaum muslimin sukar membuka dan menguasainya. Azzubair Ra memanjati dinding benteng dengan tangga. Lalu ia berseru " Allahu Akbar" dan disambut dengan kalimat tahuid oleh pasukan yang berada diluar benteng. hal ini membuat pasukan musuh gentar, panik dan meninggalkan pos-pos pertahanan mereka sehingga Azzubair dan kawan-kawannya bergegas membuka pintu gerbang maka tercapailah kemenangan yang gilang gemilang pada kaum muslimin. Wafatnya Azzubair Ra Ketika terjadi pertempuran hari "Aljamal" antara pasukan yand dipimpin Siti Aisyah Ra dengan pasukan Ali Ra, Azzubair bertemu dengan Ali dan menyatakan dirinya tidak lagi memihak dan akan berusaha mendamaikan kedua pasukan itu. Setelah itu maka diapun pergi. Tetapi dia dibuntuti oelh beberapa orang yang menginginkan berlanjutnya fitnah dan perang. Azzubair ditikam ketika sedang menghadap Allah (dalam keadaan menunaikan shalat).

Khalifah Ali menjawab: "Baiklah kalau demikian. Dan apa yang akan kalian tanyakan padaku?" "Wahai Ali, manakah yang lebih mulia, ilmu pegetahuan atau harta benda, dan terangkan pula sebab-sebabnya?" tanya orang pertama. "Ilmu pengetahuan itu adalah warisan para nabi, sedangkan harta kekayaaan adalah warisan Qarun, Syadad dan lain-lain. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan lebih mulia daipada harta benda," jawab Khalifah Ali. Kemudian orang kedua memberikan pertanyaan: "Manakah yang lebih mulia ilmu pengetahuan atau harta benda, dan jelaskan sebab-sebabnya?" "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmulah yang menjaga dan memelihara pemiliknya, sedangkan harta yang empunyalah yang memelihara dan menjaganya," jawab Khalifah Ali. Setelah orang pertama dan kedua selesai dijawab oleh Khalifah Ali, kemudian orang ketiga, keempat, kelima, hingga orang kesepuluh mengajukan pertanyaan yang sama seperti yang diajukan oleh orang pertama dan kedua. Kepada penanya ketiga khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena orang yang berilmu banyak sahabatnya, sedangkan orang yang banyak hartanya lebih banyak musuhnya." Kepada penanya keempat khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu bila disebarkan atau diajarkan akan bertambah sedangkan harta kalau diberikan kepada orang lain akan berkurang." Kepada penanya kelima khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu tidak dapat dicuri, sedangkan harta benda mudah dicuri dan dapat lenyap." Kepada penanya keenam khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu tidak bisa binasa, sedangkan harta kekayaan dapat lenyap dan habis karena masa dan usia." Kepada penanya ketujuh khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu tidak ada batasnya, sedangkan harta benda ada batasnya dan dapat dihitung jumlahnya." Kepada penanya kedelapan khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmu memberi dan memancarkan sinar kebaikan, menjernihkan pikiran dan hati serta menenangkan jiwa, sedangkan harta kekayaan pada umumnya dapat menggelapkan jiwa dan hati pemiliknya." Kepada penanya kesembilan khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada harta, karena orang yang berilmu mencintai kebajikan dan sebutannya mulia seperti si 'Alim, dan sebutan mulia lainnya. Sedangkan, orang yang berharta bisa melarat dan lebih cenderung kepada sifat-sifat kikir dan bakhil." Dan kepada penanya kesepuluh khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia dan lebih utama daripada harta kekayaan, karena orang yang berilmu lebih mendorong untuk mencintai Allah. Sedangkan harta benda dapat membangkitkan rasa sombong, congkak dan takabur." Seusai mendengarkan jawaban Khalifah Ali yang begitu cemerlang, kesepuluh orang kaum Khawarij itu berdecak kagum, karena satu pertanyaan dapat dijawab dengan sepuluh jawaban. Kemudian, mereka kembali kepada kaumnya dengan rasa puas, dan bertambah yakin bahwa Khalifah Ali benar-benar sebagai pintu gerbangnya ilmu.

Keutamaan Ilmu Daripada Harta Sepuluh orang kaum Khawarij mendatangi Khalifah ke-IV, Ali bin Abi Thalib Ra. Mereka mendatangi Khalifah karena ingin menanyakan sesuatu, di samping rasa iri terhadap kepandaian khalifah, baik dalam ilmu agama maupun lainnya. Rasuluilah Saw pernah bersabda: "Aku ini kotanya ilmu pengetahuan, dan Ali adalah sebagai pintunya." Sesampainya mereka dihadapan Khalifah Ali, mereka diterima dengan ramah, dan Khalifah menganggap mereka sebagai tamu terhormat. Salah seorang dari mereka membuka pertanyaan kepada Khalifah Ali: "Wahai Ali, kami adalah sepuluh orang yang diutus oleh kaum kami untuk mengajukan pertanyaan kepadamu, dan kami akan bergiliran bertanya kepadamu. Dan jawabanmu nantinya akan kami bawa pulang kepada kaum kami."

94

95

ASAL USUL KUMANDANG ADZAN ( Sebagai panggilan shalat ) ( Riwayat : Anas r.a; Abu Dawud; Al Bukhari ) Seiring dengan berlalunya waktu, para pemeluk agama Islam yang semula sedikit, bukannya semakin surut jumlahnya. Betapa hebatnya perjuangan yang harus dihadapi untuk menegakkan syiar agama ini tidak membuatnya musnah. Kebenaran memang tidak dapat dmusnahkan. Semakin hari semakin bertambah banyak saja orang-orang yang menjadi penganutnya. Demikian pula dengan penduduk dikota Madinah, yang merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam pada masa-masa awalnya. Sudah sebagian tersebar dari penduduk yang ada dikota itu sudah menerima Islam sebagai agamanya. Ketika orang-orang Islam masih sedikit jumlahnya, tidaklah sulit bagi mereka untuk bisa berkumpul bersama-sama untuk menunaikan sholat berjama`ah. Kini, hal itu tidak mudah lagi mengingat setiap penduduk tentu mempunyai ragam kesibukan yang tidak sama. Kesibukan yang tinggi pada setiap orang tentu mempunyai potensi terhadap kealpaan ataupun kelalaian pada masingmasing orang untuk menunaikan sholat pada waktunya. Dan tentunya, kalau hal ini dapat terjadi dan kemudian terus-menerus berulang, maka bisa dipikirkan bagaimana jadinya para pemeluk Islam. Ini adalah satu persoalan yang cukup berat yang perlu segera dicarikan jalan keluarnya. Pada masa itu, memang belum ada cara yang tepat untuk memanggil orang sholat. Orangorang biasanya berkumpul dimasjid masing-masing menurut waktu dan kesempatan yang dimilikinya. Bila sudah banyak terkumpul orang, barulah sholat jama`ah dimulai. Atas timbulnya dinamika pemikiran diatas, maka timbul kebutuhan untuk mencari suatu cara yang dapat digunakan sebagai sarana untuk mengingatkan dan memanggil orang-orang untuk sholat tepat pada waktunya tiba. Ada banyak pemikiran yang diusulkan. Ada sahabat yang menyarankan bahwa manakala waktu sholat tiba, maka segera dinyalakan api pada tempat yang tinggi dimana orang-orang bisa dengan mudah melihat ketempat itu, atau setidaktidaknya asapnya bisa dilihat orang walaupun ia berada ditempat yang jauh. Ada yang menyarankan untuk membunyikan lonceng. Ada juga yang mengusulkan untuk meniup tanduk kambing. Pendeknya ada banyak saran yang timbul. Saran-saran diatas memang cukup representatif. Tapi banyak sahabat juga yang kurang setuju bahkan ada yang terang-terangan menolaknya. Alasannya sederhana saja : itu adalah caracara lama yang biasanya telah dipraktekkan oleh kaum Yahudi. Rupanya banyak sahabat yang mengkhawatirkan image yang bisa timbul bila cara-cara dari kaum kafir digunakan. Maka disepakatilah untuk mencari cara-cara lain. Lantas, ada usul dari Umar r.a jikalau ditunjuk seseorang yang bertindak sebagai pemanggil kaum Muslim untuk sholat pada setiap masuknya waktu sholat. Saran ini agaknya bisa diterima oleh semua orang, Rasulullah SAW juga menyetujuinya. Sekarang yang menjadi persoalan bagaimana itu bisa dilakukan ? Abu Dawud mengisahkan bahwa Abdullah bin Zaid r.a meriwayatkan sbb : "Ketika cara memanggil kaum muslimin untuk sholat dimusyawarahkan, suatu malam dalam tidurku aku bermimpi. Aku melihat ada seseorang sedang menenteng sebuah lonceng. Aku dekati orang itu dan bertanya kepadanya apakah ia
95

ada maksud hendak menjual lonceng itu. Jika memang begitu aku memintanya untuk menjual kepadaku saja. Orang tersebut malah bertanya," Untuk apa ? Aku menjawabnya,"Bahwa dengan membunyikan lonceng itu, kami dapat memanggil kaum muslim untuk menunaikan sholat." Orang itu berkata lagi,"Maukah kau kuajari cara yang lebih baik ?" Dan aku menjawab " Ya !" Lalu dia berkata lagi, dan kali ini dengan suara yang amat lantang ," Allahu Akbar,Allahu Akbar.." Ketika esoknya aku bangun, aku menemui Rasulullah SAW dan menceritakan perihal mimpi itu kepada beliau. Dan beliau berkata,"Itu mimpi yang sebetulnya nyata. Berdirilah disamping Bilal dan ajarilah dia bagaimana mengucapkan kalimat itu. Dia harus mengumandangkan adzan seperti itu dan dia memiliki suara yang amat lantang." Lalu akupun melakukan hal itu bersama Bilal." Rupanya, mimpi serupa dialami pula oleh Umar r.a, ia juga menceritakannya kepada Rasulullah SAW . Nabi SAW bersyukur kepada Allah SWT atas semua ini.

Delapan Dirham Rasulullah pagi itu sibuk memperhatikan bajunya dengan cermat. Baju satu-satunya dan itupun ternyata sudah usang. Baju yang setia menutup aurat beliau. meringankan tubuh beliau dari terik matahari dan dinginnya udara. Baju yang tidak pernah beristirahat. Tetapi beliau tak mempunyai uang sepeser pun. Dengan apa beliau harus membeli baju? Padahal baju yang ada sudah waktunya diganti. Rasulullah sebenarnya dapat saja menjadi kaya mendadak, bahkan terkaya di dunia ini. Tapi sayang, beliau tak mau mempergunakan kemudahan itu. Jika beliau mau, Allah dalam sekejap bisa mengubah gunung dan pasir menjadi butir-butir emas yang berharga. Beliau tak sudi berbuat demikian karena kasihnya kepada para fakir yang papa. siapakah yang akan menjadi teladan jika bukan beliau..? Contoh untuk menahan derita, menahan lapar dan dahaga, menahan segala coba dan uji Allah dengan kesabaran. Selalu mensyukuri nikmat Allah berapa pun besarnya. Siapa lagi kalau bukan beliau yang menyertai umatnya dalam menjalani iradat yang telah ditentukan Allah. Yaitu kehidupan dalam jurang kedukaan dan kemiskinan. Siapa pula yang harus menghibur mereka agar selalu bersabar dan rela dengan yang ada selain beliau? Juga siapa pula yang harus menanamkan keyakinan akan pahala Allah kelak di akhirat jika bukan beliau? Yah,...hanya beliaulah yang mampu menjalankan berbagai hal diatas. benar,...baliaulah satusatunya manusia yang mendapatkan amanat dari Allah untuk semua umat manusia. Tugas yang lebih murni dan mulia daripada intan berlian serta butiran emas yang lain. Lebih halus dari sutera serta lebih indah dari segala keindahan yang dikenal manusia di dunia ini. lebih megah dari segala kedudukan dan derajad kehidupan manusia yang katanya sudah megah.

96

"Semua itu hanyalah merupakan kesenangan dunia sedang di sisi Allah yang paling baik dan sebaik-baik tempat kembali" Perjuangan itu tidak mudah. bahkan sangat berat bagi beliau. Menegakkan yang hak hanya dapat dicapai dengan penuh keimanan dan kekuatan. sabar dalam menghadapi setiap malapetaka yang menimpa, bersyukur yang dilakukan dengan hati bersih. dalam keadaan bagaimanapun, baik dalam duka maupun suka, bersyukur dan keimanan harus selalu menyertai. Itulah pokok risalah yang dibawa Rasulullah saw. Allah Maha Bijaksana, tidak akan membiarkan hamba-Nya terkasih kebingungan. Rasulullah diberinya rezeki sebanyak delapan dirham. Bergegas beliau melangkah ke pasar. Tentunya kita maklum. uang sekian itu dapat dibelikan apa. Apakah cukup untuk membeli makan, minum, serta pakaian penutup badan? Oleh sebab itu, bergembiralah hai para fakir dan miskin! Nabi kita, Muhammad saw telah memberikan contoh begitu jelas. Nabi yang kita cintai, hamba kesayangan Allah pergi ke pasar dengan uang sedikit seperti yang kita miliki. Tetapi nabi kita ini, dengan ridha pergi ke pasar berbekal uang delapan dirham untuk berbelanja. Meskipun beliau miskin, beliau senang sekali hidup. Beliau belum ingin mati meski kemiskinan menjerat setiap hari. Di tengah perjalanan menuju pasar, beliau menemukan seorang wanita yang menangis. Ternyata wanita yang kehilangan uang. Segera beliau memberikan uangnya sebanyak dua dirham. Beliau berhenti sejenak untuk menenangkan wanita itu. Rasulullah bergegas menuju ke pasar yang semakin ramai. Sepanjang lorong pasar banyak sekali masyarakat yang menegur beliau dengan hormat. Selalu menjawab dan memberikan salam yang mengingatkan akan kebesaran Allah semata. Beliau langsung menuju tempat di mana ada barang yang diperlukannya. Dibelinya sepasang baju dengan harga empat dirham. beliau segera pulang. Di perjalanan beliau bertemu dengan seorang tua yang telanjang. Orang tersebut dengan iba memohon sepotong baju untuk dipakainya. Rasulullah yang memang pengasih itu tidak tahan melihat. Langsung diberikannya baju yang baru dibeli. Beliau kembali ke pasar utnuk membeli baju lagi seharga dua dirham. Tentu saja lebih kasar dan jelek kualitasnya daripada yang empat dirham. dengan gembira beliau pulang membawa bajunya. Langkahnya dipercepat karena sengatan matahari yang semakin terik. Juga angin malam yang telah mulai berhembus pelan-pelan. Beliau tidak ingin kemalaman di jalan. Tak lama beliau melangkah ke luar pasar, ditemuinya lagi wanita yang menangis tadi. Wanita itu kelihatan bingung dan sangat gelisah. Rasulullah saw mendekat dan bertanya mengapa. Wanita itu ternyata ketakutan untuk pulang. Dia telah terlambat dari batas waktu, dan takut dimarahi majikannya jika pulang nanti. Rasulullah saw langsung menyatakan akan mengantarkannya. Wanita itu berjalan yang diikuti Rasulullah saw dari belakang. Hatinya tenang karena Rasulullah saw pasti akan melindungi dirinya. Dia yakin majikannya akan memaafkan, karena kepulangan yang diantarkan oleh manusia paling mulia di dunia ini. Bahkan mungkin akan berterima kasih karena pulang membawa kebaikan bersama dengan kedatangan nabi

dan rasul mereka. Mereka terus berjalan hingga sampai ke perkampungan kaum Anshari. Kebetulan saat itu yang ada hanyalah para isteri mereka. "Assalamu'alaikum warahmatullah", sapa Rasulullah saw keras. Mereka semuanya diam tak menjawab. Padahal mereka mendengar. Hati mereka diliputi kebahagiaan karena kedatangan Nabi. Mereka menganggap salam Rasulullah saw sebagai berkah dan seperti lebaran saja. Mereka masih ingin mendengarnya lagi. Ketika tak terdengar jawaban, Rasulullah saw memberi salam lagi. Tetap tak terdengar jawaban. Rasulullah saw mengulang untuk yang ketiga kali dengan suara lantang, Assalamu'alaikum warahmatullah. Serentak mereka menjawab. Rasulullah sangat heran dengan semua itu. Beliau menanyakan pada mereka apa sebabnya. Mereka mengatakan, " Tidak ya Rasulullah. Kami sudah mendengar sejak tadi. Kami memang sengaja, kami ingin mendapatkan salam lebih banyak". Rasulullah melanjutkan, "Pembantumu ini terlambat pulang dan tidak berani pulang sendirian. Sekiranya dia harus menerima hukuman, akulah yang akan menerimanya". Ucapan ini sangat mengejutkan mereka. Kasih sayang Nabi begitu murni, budi pekerti yang utama, yang indah tampak dihadapan mereka. Beliau menempuh perjalanan begitu panjang dan jauh hanya untuk mengantarkan seorang budak yang takut dimarahi majikannya. Lagipula hanya karena terlambat pulang. Bahkan memohonkan maaf baginya pula. Sehingga karena harunya, mereka berkata, "Kami memaafkan dan bahkan membebaskannya. Kedatangannya kemari bersama anda karena untuk mengharap ridha Allah semata". Budak itu tak terhingga rasa terima kasihnya. Bersyukur atas karunia Allah swt dan kebebasannya karena dari Rasulullah saw. Rasulullah saw pulang dengan hati gembira. Telah bebas satu perbudakan dengan mengharap ridha Allah swt sepenuhnya. Beliau juga tak lupa mendoakan para wanita itu agar mendapatkan berkah dari Allah swt. Semoga semua harta dan turunan serta semoga selalu tetap dalam keadaan iman dan islam. Beliau sibuk memikirkan peristiwa sehari tadi. Hari yang penuh berkah dan karunia Allah swt semata. Akhirnya beliau berujar dengan, "Belum pernah kutemui berkah angka delapan sebagaimana hari ini. Delapan dirham yang mampu mengamankan seseorang dari ketakutan, dua orang yang membutuhkan serta memerdekakan seorang budak". Bagi seseorang muslim yang memberikan pakaian pada saudara sesama muslim, Allah akan memelihara selama pakaian itu masih melekat.

Tiga Hari Bersama Penghuni Surga Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan An-Nasa'i, Anas bin Malik menceritakan sebuah kejadian yang dialaminya pada sebuah majelis bersama Rusulullah SAW. Anas bercerita, "Pada suatu hari kamu duduk bersama Rasulullah SAW., kemudian beliau bersabda, "Sebentar lagi akan muncul dihadapan kalian seorang laki-laki penghuni surga."

96

97

Tiba-tiba muncullah laki-laki Anshar yang janggutnya basah dengan air wudhunya. Dia mengikat kedua sandalnya pada tangan sebelah kiri." Esok harinya, Rasulullah SAW. berkata begitu juga, "Akan datang seorang lelaki penghuni surga." Dan munculah laki-laki yang sama. Begitulah Nabi mengulang sampai tiga kali. Ketika majelis Rasulullah selesai, Abdullah bin Amr bin Al-Ash r.a. mencoba mengikuti seorang lelaki yang disebut oleh Nabi sebagai penghuni surga itu. Kemudian dia berkata kepadanya dia berkata kepadanya, "Saya ini bertengkar dengan ayah saya, dan saya berjanji kepada ayah saya bahwa selama tiga hari saya tidak akan menemuinya. Maukah kamu memberi tempat pondokan buat saya selama hari-hari itu ?" Abdullah mengikuti orang itu ke rumahnya, dan tidulah Abdullah di rumah orang itu selaga tiga malam. Selama itu Abdullah ingin menyaksikan ibadah apa gerangan yang dilakukan oleh orang itu yang disebut oleh Rasulullah sebagai penghuni surga. Tetapi selama itu pula dia tidak menyaksikan sesuatu yang istimewa di dalam ibadahnya. Kata Abdullah, "Setelah lewat tiga hari aku tidak melihat amalannya sampai-sampai aku hampir-hampir meremehkan amalannya, lalu aku berkata, Hai hamba Allah, sebenarnya aku tidak bertengkar dengan ayahku, dan tidak juga aku menjauhinya. Tetapi aku mendengar Rasulullah SAW. berkata tentang dirimu sampai tiga kali, "Akan datang seorang darimu sebagai penghuni surga." Aku ingin memperhatikan amalanmu supaya aku dapat menirunya. Mudah-mudahan dengan amal yang sama aku mencapai kedudukanmu." Lalu orang itu berkata, "Yang aku amalkan tidak lebih daripada apa yang engkau saksikan". Ketika aku mau berpaling, kata Abdullah, dia memanggil lagi, kemudian berkata, "Demi Allah, amalku tidak lebih daripada apa yang engkau saksikan itu. Hanya saja aku tidak pernah menyimpan pada diriku niat yang buruk terhadap kaum Muslim, dan aku tidak pernah menyimpan rasa dengki kepada mereka atas kebaikan yang diberikan Allah kepada mereka." Lalu Abdullah bin Amr berkata, "Beginilah bersihnya hatimu dari perasaan jelek dari kaum Muslim, dan bersihnya hatimu dari perasaan dengki. Inilah tampaknya yang menyebabkan engkau sampai ke tempat yang terpuji itu. Inilah justru yang tidak pernah bisa kami lakukan. Memberikan hati yang bersih, tidak menyimpan prasangka yang jelek terhadap kaum Muslim kelihatannya sederhana tetapi justru amal itulah yang seringkali sulit kita lakukan. Mungkin kita mampu berdiri di malam hari, sujud dan rukuk di hadapan Allah SWT, akan tetapi amat sulit bagi kita menghilangkan kedengkian kepada sesama kaum Muslim, hanya karena kita duga pahamnya berbeda dengan kita. Hanya karena kita pikir bahwa dia berasal dari golongan yang berbeda dengan kita. Atau hanya karena dia memperoleh kelebihan yang diberikan Allah, dan kelebihan itu tidak kita miliki. "Inilah justru yang tidak mampu kita lakukan, " kata Abdullah bin Amr (Hayat Al-Shahabah, II, 520-521). Pada halaman yang sama, Al-Kandahlawi menceritakan suatu hadis tentang sahabat Nabi yang bernama Abu Dujanah. Ketika Abu Dujanah sakit keras, sahabat yang lain berkunjung kepadanya. Tetapi menakjubkan, walaupun wajahnya pucat pasi, Abu Dujanah tetap memancarkan cahayanya, bahkan pada akhir hayatnya. Kemudian sahabatnya bertanya kepadanya, "Apa
97

yang menyebabkan wajah Anda bersinar?" Abu Dujanah menjawab, "Ada amal yang tidak pernah kutinggalkan dalam hidup ini. Pertama, aku tidak pernah berbicara tentang sesuatu yang tidak ada manfaatnya. Kedua, aku selalu mengahadapi sesama kaum Muslim dengan hati yang bersih, yang oleh Al-Quran disebut qalbun salim". Al-Quran menyebut kata qalbun salim ini ketika Allah SWT. berfirman tentang suatu hari di hari kiamat, ketika tidak ada orang yang selamat dengan harta dan kekayaannya kecuali yang membawa hati yang bersih. Pada hari itu tidak ada manfaatnya di hadapan Allah SWT, harta dan anak-anak kecuali orang yang datang dengan hati yang bersih (QS 26:88-89). Di dalam Islam, Rasulullah yang mulia sejak awal dakwahnya mengajarkan kepada kaum Muslim untuk memperlakukan kaum Muslim yang lain sebagai saudara-saudaranya. AlQuran mengatakan bahwa salah satu tanda orang yang beriman ialah menjalin persaudaraan dengan sesama kaum beriman lain. Al-Quran menggunakan kalimat yang disebut adat alhasr, yaitu "innama" -artinya yang tidak sanggup memelihara persaudaraan itu tidak termasuk orang yang beriman. Imam Al-Ghazali ketika menyebutkan ayat ini juga menegaskan bahwa orang yang beriman sajalah yang dapat memelihara persaudaraan dengan sesama kaum Muslim. Hanya yang beriman yang bisa menumbuhkan kasih sayang kepada kaum Muslim. Rasulullah SAW. menegaskan ayat ini dengan sabdanya : "Tidak beriman di antara kamu sebelum kamu mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri." Rasulullah yang mulia menyebutkan bahwa salah satu tanda orang yang beriman ialah mempunyai kecintaan yang tulus terhadap kaum Muslim. Dan dalam riwayat yang lain, Rasulullah SAW. bersabda : "Agama adalah kecintaan yang tulus." Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh As-Suyuthi dalam kitabnya, Ad-Durr Al-Mantsur. Ketika sampai pada ayat yang mengatakan bahwa Allah menolak segolongan manusia dengan segolongan manusia yang lain, pada surah AlBaqarah, As-Suyuthi meriwayatkan hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani bahwa Rasulullah SAW. bersabda, "Setiap masa ada orang yang sangat dekat dengan Allah (yang oleh Rasulullah disebut ABDAL). Kalau salah seorang di antara mereka mati, maka Allah akan menggantikannya dengan orang lain. Begitulah orang itu selalu ada di tengahtengah masyarakat." Rasulullah mengatakan bahwa berkat kehadiran mereka Allah menyelamatkan suatu masyarakat dari bencana. Karena merekalah Allah menurunkan hujan, karena merekalah Allah menumbuhkan tetanaman, dan karena merekalah Allah mengidupkan dan mematikan. Sehingga para sahabat bertanya kepada Rasulullah, "Apa maksudnya karena merekalah Allah menghidupkan dan mematikan?" Rasulullah menjawab : "Kalau mereka berdoa agar Allah memanjangkan usia seseorang, maka Allah panjangkan usianya. Kalau mereka berdoa agar orang zalim itu binasa, maka Allah binasakan mereka". Kemudian Rasulullah bersabda : "Orang ini mencapai kedudukan yang tinggi bukan karena banyak shalatnya, bukan karena banyak puasanya, bukan pula karena banyaknya ibadah hajinya, tetapi karena dua hal : yaitu memiliki sifat kedermawanan dan kecintaan yang tulus kepada sesama kaum Muslim."

98

Abdul Qadir al Jaelani dan Iblis Suatu hari Shaikh Abdul Qadir al Jaelani dan beberapa murid-muridnya sedang dalam perjalanan di padang pasir dengan telanjang kaki. Saat itu bulan Ramadhan dan padang pasirnya panas. Beliau mengatakan, "Aku sangat haus dan luar biasa lelahnya. Muridmuridku berjalan di depanku. Tiba-tiba awan muncul di atas kami, seperti sebuah payung yang melindungi kami dari panasnya matahari. Di depan kami muncul mata air yang memancar dan sebuah pohon kurma yang sarat dengan buah yang masak. Akhirnya datanglah sinar berbentuk bulat, lebih terang dari matahari dan berdiri berlawanan dengan arah matahari. Dia berkata, "Wahai para murid Abdul Qadir, aku adalah Tuhan kalian. Makan dan minumlah karena telah aku halalkan bagi kalian apa yang aku haramkan bagi orang lain!" Murid-muridku yang berada di depanku berlari ke arah mata air itu untuk meminumnya, dan ke arah pohon kurma untuk dimakannya. Aku berteriak kepada mereka untuk berhenti, dan aku putar kepalaku ke arah suara itu dan berteriak, "Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk!" "Awan, sinar, mata air dan pohon kurma semuanya hilang. Iblis berdiri dihadapan kami dalam rupanya yang paling buruk. Dia bertanya, "Bagaimana kamu tahu bahwa itu aku?" Aku katakan pada Iblis yang terkutuk yang telah dikeluarkan Allah dari rahmatNya bahwa firman Allah bukan dalam bentuk suara yang dapat didengar oleh telinga ataupun datang dari luar. Lebih lagi aku tahu bahwa hukum Allah tetap dan ditujukan kepada semua. Allah tidak akan mengubahnya ataupun membuat yang haram menjadi halal bagi siapa yang dikasihiNya. Mendengar ini, Iblis berusaha menggodanya lagi dengan memujinya, "Wahai Abdul Qadir," katanya, "Aku telah membodohi tujuh puluh nabi dengan tipuan ini. Pengetahuanmu begitu luar dan kebijakanmu lebih besar daripada nabi-nabi itu!" Kemudian menunjuk kepada murid-muridku dia melanjutkan, "Hanya sekian banyak orang-orang bodoh saja yang menjadi pengikutmu? Seluruh dunia harusnya mengikutimu, karena kamu sebaik seorang nabi." Aku mengatakan, "Aku berlindung darimu kepada Tuhanku yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Karena bukanlah pengetahuanku ataupun kebijakanku yang menyelematkan aku darimu, tetapi hanya dengan rahmat dari Tuhanku." "Wahai suamiku, lelaki kaya yang tinggal disebelah sana itu seringkali menggoda aku. Ia tinggal masih sekampung dengan kita. Tiap kali ia berpapasan denganku, atau kebetulan saja bertemu dengannya, pasti saja ia merayu-rayu aku agar mau berbuat zina dengannya. Ia terus-menerus melakukan hal itu padaku. Apa yang harus aku perbuat, suamiku ?" Sang suami menanggapi istrinya dengan tenang-tenang saja. " Katakan kepada laki-laki itu bahwa engkau akan mau menuruti godaannya, yaitu berzina dengannya. Cuma, dia mesti memenuhi satu persyaratan dahulu". Dengan patuh istrinya kemudian mendengarkan terus apa yang dikatakan oleh suami tercintanya. Setelah itu pergilah ia menemui laki-laki yang sering mengganggunya itu. Begitu mengetahui siwanita yang selalu diincarnya datang mencarinya, bukan main gembira perasaannya. Hatinya berbunga-bunga. Akhirnya kesampaian juga apa yang menjadi keinginannya selama ini kepada wanita cantik itu. Dengan penuh ketidaksabaran ia menantikan apa yang akan dikatakan sang wanita. "Aku akan mau berbuat zina denganmu sebagaimana yang selalu engkau katakan kepadaku dalam rayuan-rayuanmu selama ini !" Mendengar kesediaan wanita itu, lelaki tersebut langsung berseri-seri wajahnya. Pikirnya, apapun yang dikehendaki wanita ini akan ia penuhi asalkan ia mau berzina bersamanya. Sungguh ia tak dapat menahan keinginannya melihat kecantikan dan keelokan tubuh wanita tersebut yang indah. "Apapun akan kupenuhi demi kamu. Seandainya engkau punya permintaan, katakan. Apakah kamu butuh uang atau apa saja. Pendeknya, aku akan memenuhi apa saja yang engkau inginkan dariku ". " Baiklah, Aku tak meminta uang atau materi apa pun. Permintaanku sederhana dan mudah saja." Dengan rasa tak sabar yang terbaca dari air mukanya, laki-laki-laki itu terus mendesak siwanita agar ia mengutarakan persyaratan yang ia kehendaki. " Ayo, katakan apa saja, aku pasti akan memenuhinya". " Sebelum kita sama-sama melakukan perbuatan itu, aku minta agar kamu mau melakukan sholat berjamaah bersama suamiku. Tidak banyak, hanya empat puluh subuh saja secara terus menerus. Tidak boleh terputus." Mengetahui cuma itu permintaan siwanita, maka dengan bersemangat si laki-laki tersebut menyatakan kesangggupannya. Demikianlah kisahnya. Mulai sejak ia berjanji, maka sholat subuhlah ia sebagaimana permintaan itu. Hingga pada sholat subuh yang keempat puluh berlangsung, yakni setelah janji itu terpenuhi, maka si wanita telah bersiap-siap untuk memenuhi janjinya. Rupanya, si laki-laki-laki telah bertekun karena keinginan hatinya, demikian pikir si wanita. Pergilah si wanita menemui laki-laki tersebut. Begitu mereka bertemu, apa yang terjadi ? Ternyata kejadian menjadi terbalik. Si wanita mencoba merayu-rayu si laki-laki itu untuk memenuhi keinginannya. Namun apa jawab laki-laki itu ? "Aku kini sudah bertaubat kepada Allah SWT, wahai perempuan ! Aku tidak mau lagi melakukan perbuatan terkutuk seperti itu !" Mendengar cerita sang istri, perihal jawaban si laki-laki yang tempo hari menggodanya, sang suami wanita itu memanjatkan doa` kepada

SHOLAT MENCEGAH PERBUATAN KEJI DAN MUNGKAR Ada seorang lelaki yang merayu-rayu seorang wanita agar mau melakukan zina dengannya. Segala jurus tipu daya ia lakukan untuk meruntuhkan keteguhan iman sang wanita. Memang, lelaki itu ganteng sekali, ditambah lagi ia sangat kaya dikampungnya. Tentu saja tidak sedikit wanita yang menaruh hati padanya. Bagaimana dengan wanita yang dirayunya itu ? Wanita tersebut sebetulnya sudah bersuami. Ia adalah seorang istri yang taat kepada suaminya. Suaminya sendiri adalah seorang yang taat pula. Perihal rayuan lelaki itu ia adukan kepada suaminya.
98

99

Allah SWT . "Maha Benar Allah SWT ! Firman-Nya adalah benar. Bahwa sholat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar."

Padahal, mata itu dapat mendatangkan berbagai kenikmatan. Syair Dzunun ternyata membuat sipemuda mabuk terjaga.Setelah sipemuda sadar, maka Dzunun menceritakan kepadanya peristiwa yang ia saksikan tadi. Pemuda itu mendengarkan penjelasan Dzunun dengan cermat. Ia merenungkan kejadian itu dalam-dalam. Kalbunya tersadar dan bertaubatlah ia kepada Allah S.W.T. Sipemuda menyadari, bahwa betapa Pengasihnya Allah kepada setiap hamba-Nya. Bahkan itu tak terkecuali kepada pemabuk seperti dirinya, Allah masih memberikan perlindungan dan memberi kesempatan baginya untuk bertaubat.

Bahkan, Kepada Pemabuk Sekalipun, Allah Tak Mengecualikan Kasih-Nya Peristiwa ini dialami oleh Dzunun Al Misri. Suatu hari pakaian Dzunun Al Misri kotor dan ingin segera mencucinya. Maka pergilah ia kesungai Nil untuk maksudnya itu. Tengah asyik-asyiknya ia mengucek ( mencucui ) pakaian, ia melihat ada seekor kalajengking besar dibatu-batu, dekat dengan tempat diamana ia duduk. Kalajengking ini telah siap menyengat daging tubuhnya, membuat Dzunun makin panik ketakutan. Ditengah rasa cemasnya itu, berdoa`lah Dzunun kepada Allah. Ia memohon kiranya Allah S.W.T mau melindungi dirinya dari sengatan hewan itu.Doa`nya didengar Allah S.W.T. Tiba-tiba sang kalajengking tersebut berbalik dan menjauhi dirinya. Kalajengking terus bergerak menyusuri tepian sungai. Dzunun tertarik perilaku hewan ini. Maka diikutilah kemana perginya kalajengking oleh Dzunun. Kalajengking bergerak mendekati pepohonan rindang. Waktu Dzunun berada dekat tempat itu, ia terkejut karena disana, dibawah pohon tersebut, sedang terbaring seorang pemuda. Dari posisi dan cara berbaringnya pemuda itu, tidak sulit untuk ditebak, ia adalah pemuda yang sedang mabuk berat. Sepertinya saja ia memerlukan untuk berbaring seperti itu saking beratnya mabuk yang ia alami. Kalajengking telah berada sangat dekat dengan pemuda itu. Melihat itu Dzunun jadi merasa amat khawatir, jangan-jangan sikalajengking akan menyengat sipemuda. Kalau itu terjadi, maka ia akan mati karena racun hewan ini. Ditengah kecemasannya, Dzunun lebih terperanjat lagi. Betapa tidak, dekat sipemuda mabuk itu malah terdapat seekor ular yang tidak kalah besar dan berbahayanya dengan sikalajengking. Ular itu juga tengah siap untuk mematuk sipemuda. Bagaimana kejadian selanjutnya ? Matikah pemuda itu dipatuk oleh ular dan disengat oleh kalajengking itu ? Peristiwa luar biasa terjadi. Ternyata sikalajengking dengan merayap perlahan-lahan mendekati kepala ular. Setelah dekat, melompatlah ia mendapati kepala ular dan seketika itu pula ular tersebut disengatnya, sehingga terkapar dan sesaat kemudian mati karena racun ganas sikalajengking. Selesai menyengat ular, kalajengking berjalan menjauh, meninggalkan bangkai ular beserta tubuh sang pemuda yang sedang terbaring karena mabuk itu. Kalajengking terus bergerak menyusuri tepian sungai kembali dan Dzunun terus mengikutinya juga dari belakang. Setelah kalajengking jauh, Dzunun kembali ketempat sipemuda mabuk terbaring tadi. Kemudian bersyairlah ia ; Wahai orang yang sedang kelelapan. Yang Maha Agung selalu menjagakan. Dari setiap kekejian yang menimbulkan kesesatan, mengapa sampai sipemilik mata ketiduran?
99

MEMULIAKAN TAMU Suatu hari Rasulullah kedatangan seorang tamu dirumahnya. Dari penampilan tamu itu bisa langsung ditebak, bahwa ia orang yang sangat miskin. Waktu itu Rasulullah sedang bercakap - cakap dengan tamunya. "Saya sedang dalam kesempitan, ya Rasulullah. Tak ada sesuatupun yang aku punyai," jelas tamu itu ketika ia dipersilahkan masuk kedalam rumah oleh Rasulullah. Begitu tamu itu duduk, Rasulullah langsung beranjak kebelakang menemui istrinya. Kepada istrinya dikatakannya bahwa ada tamu yang dalam kesusahan datang, "Kita sendiri tidak mempunyai apa - apa yang bisa kita berikan, yang ada hanya air putih saja." Mendengar penjelasan istrinya itu, Rasulullah sedikit kecewa karena ia tak berkesempatan menjamu tamunya yang sedang dalam kesulitan. Rasulullah balik keruang tamu menemui para sahabatnya. "Siapa diantara kalian yang bersedia menjamu tamu malam ini ? Ia akan beroleh rahmat Allah S.W.T." "Saya, ya Rasulullah. Biarlah tamu itu menginap dirumahku saja." Salah satu diantara para sahabat Nabi itu menawarkan diri, yaitu orang Anshar. Orang Anshar itu pulanglah. Sesampai dirumah ia menemui istrinya dan bertanya kepadanya tentang apa yang mereka miliki hari itu. "Ya, istriku. Tadi aku menyanggupi tawaran Rasulullah untuk menjamu tamunya yang sedang dalam kesulitan malam ini. Adakah makanan yang dapat kita jamukan untuk tamu kita itu ?" "Sesungguhnya yang kita miliki cuma nasi untuk anak kita saja. Kalau ini kita sajikan, maka anak kita tidak dapat makanan malam ini." "Kalau begitu bujuklah anak kita untuk segera tidur agar ia tidak merasa kelaparan." "Tapi bagaimana ya, Nasi itu tinggal sedikit saja, tidak cukup untuk berdua." "Begini saja, waktu tamu itu sudah datang, dan pada saat saya persilahkan makan, kamu pura - pura tidak sengaja mengibaskan lilin itu sehingga padam. Nanti, tamu itu kita persilahkan makan pada waktu gelap. Saya akan menemaninya sambil berpura - pura makan juga. Bila selesai ia makan, maka usahakan lilin sudah bisa dinyalakan." "Baiklah ya suamiku, aku akan melakukan hal yang seperti itu." Pada waktu tamu itu datang, maka dilaksanakanlah sandiwara tersebut. Esok harinya ketika orang Anshar dan istrinya bertemu Nabi, sebelum sempat berkata apa - apa. Nabi langsung

100

tersenyum sambil berkata kepda mereka, "Aku benar-benar kagum dan hormat terhadap usaha kalian berdua kepada tamumu semalam itu."

MAMPU TAKLUKAN HARIMAU DENGAN KESABARAN Alkisah, dua orang lelaki berkawan akrab. Nama mereka masing-masing, katakan saja adalah Sulaiman dan Ismail. Mereka sama-sama orang yang shaleh. Karena tempat yang berjauhan maka tidak memungknkan mereka untuk selalu bertemu. Tetapi ada kebiasaan diantara mereka, untuk bertemu sekali dalam setahun. Sulaiman yang jauh tempatnya selalu datangn bertemu kerumah Ismail. Sebagaimana kebiasaan, suatu hari Sulaiman datang berkunjung kerumah sahabatnya itu. Waktu sampai ia mendapati pintu rumah Ismail sedang tertutup rapat-rapat. Ia kemudian mengetuk pintu itu. Setelah beberapa kali ketukan, terdengar ada suara sahutan istri sahabatnya dari dalam rumah. "Siapakah itu yang mengetuk-ngetuk pintu ?" "Aku, saudara suamimu. Aku datang ke mari untuk mengunjunginyahanya karena Allah SWT semata." "Oh..???????? Dia sedang ke luar pergi mencari kayu bakar. Mudah-mudahan saja ia tidak kembali lagi !" Begitu jawab istri tuan rumah. Mendengar jawaban seperti itu heran bercampur dongkol meliputi diri Sulaiman. Belum hilang herannya, ia masih lebih kaget lagi. Si istri tersebut masih menggumamkan kata-kata makian kepada Ismail, sang suami. Sulaiman dipersilahkan duduk diberanda dan kemudian mereka bercakap-cakap. Tak lama kemudian datang Ismail. Ia terlihat menuntun seekor harimau yang dipunggungnya terdapat seikat kayu bakar. Begitu ,melihat ada sahabatnya, Ismail langsung menghambur mendekatinya sambil mengucapkan slam kehangatan. Kayu bakar kemudian diturunkan dari punggung harimau. Ismail sejurus kemudian berkata kepada harimau itu. "Sekarang pergilah kamu mudah-mudahan Allah SWT memberkatimu!". Setelahnya siempunya rumah mempersilahkan tamunya masuk kedalam rumah. Sementara mereka bercakap-cakap terdengar suara sang istri yang terus-terusan saja memaki-maki sang suami dengan suara bergumam. Sang suami yang orang shaleh itu diam saja. Dalam hatinya Sulaiman heran dan campur takjub akan kesabaran sahabatnya. Meskipun istrinya terus saja memaki-maki dirinya ia tetap tidak memperlihatkan muka kebencian. Setelah puas bercakapcakap pulanglah sahabat dengan menyimpan rasa kekaguman kepada siempunya rumah yang sangggup menekan rasa marahnya menghadapi istrinya yang begitu cerewet dan berlidah panjang. Setahun berlalu sudah. Sebagaimana kebiasaan, kembali Sulaiman mengunjungi rumah sahabatnya itu. Waktu smapai didepan pintu dan ia mengetuk pintu itu. Dari dalam terdengar langkah-langkah kaki wanita dan setelah pintu terbuak terlihat wajah istri sahabatnya yang dengan senyum ramah menyapa. "Tuan ini siapa ,ya ?" "Aku adalah sahabat suamimu. Kedatanganku ini adalah semata untuk mengunjunginya." "Oh????? Selamat datang Tuan !"
100

Sapaan istri sahabatnya begitu ramah sambil mempersilahkan sang tamu untuk masuk kedalam rumah dengan penuh keramahan. Terasa begitu teduh dihati. Tak lama kemudian sahabatnya Ismail datanng. Ia kelihatan menenteng seikat besar kayu bakar diatas kepalanya. Segera mereka terlibat perbincangan serius. Sempat sang tamu menanyakan beberapa hal yang ia herankan perihal keadaan tuan rumah yang menurutnya ada perbedaan dengan suasana setahun yang lalu. Tamu menanyakan bagaimana ia mampu menaklukan seekor harimau, yang binatang buas itu sehingga mau memanggul kayu bakarnya. Mengapa ia sekarang tidak bersama-sama dengan binatang itu. Mana harimau itu ? "Ketahuilah, saudaraku. Istriku yang dahulu berlidah panjang itu sudah meninggal. Sedapat mungkin aku berusaha bersabar atas perangai buruknya, sehingga Allah SWT memberi kemudahan diriku untuk menundukkan seekor harimau sebagaimana yang engkau lihat sendiri. Semuanya terjadi lantaran kesabaranku kepadanya. Lalu aku menikah lagi dengan perempuan yang sholihah ini. Aku sangat gembira mendapatkannya, maka harimau itupun dijauhkan dari diriku. Aku memanggul sendiri kayu bakar sekarang lantaran kegembiraanku."

Al-Qur`an Sebagai Mahar Pada jaman Rasulullah S.a.w proses pernikahan yang terjadi terkesan begitu mudah dan sederhana tanpa harus menunggu kemapanan dunia terlebih dahulu. Salah satu contohnya adalah ketika suatu saat Rasulullah S.a.w sedang duduk-duduk bersama para sahabatnya, datanglah seorang wanita menghadap beliau lalu berkata. "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kedatangan saya ini tidak lain adalah untuk menghibahkan diriku kepadamu". Maka Rasulullah pun memperhatikan wanita itu dengan seksama. Kemudian beliau hanya mengangguk-anggukkan kepala saja tanpa berkomentar. Melihat hal itu wanita tersebut paham bahwa Rasulullah belum menghendaki dirinya. Wanita itu lalu duduk. Tak berapa lama kemudian bangkitlah salah seorang sahabat Rasulullah dan berkata : " Ya Rasulullah, jika engkau tak menginginkannya maka nikahkanlah ia denganku saja." Rasulullah bertanya kepada lelaki tersebut, "Apakah engkau mempunyai sesuatu (untuk mahar)?" Ia menjawab, "Demi Allah saya tidak memiliki apa-apa ya Rasulullah." "Pergi dan temuilah keluargamu, barangkali kamu mendapatkan sesuatu disana." Pinta beliau. Lelaki itupun mengikuti saran Rasulullah S.a.w. Tak berapa lama kemudian ia kembali lagi lalu berkata, "Demi Allah saya tidak mendapati sesuatupun disana". Rasulullah S.a.w bersabda :"Lihatlah kembali, walau hanya sekedar cincin besi." Iapun pulang, lalu kembali menemui Rasulullah, seraya berkata, "Demi Allah wahai Rasulullah, saya tidak mendapati apa-apa disana walau sekedar cincin besi sekalipun. Tetapi ini saya mempunyai kain sarung." Lelaki itu bermaksud membagi kain sarung yang dipakainya menjadi dua bagian, separuh untuknya, sisanya untuk mahar. Beliau S.a.w bersabda "Apa yang hendak engkau lakukan dengan kainmu itu ? Jika engkau mengenakannya, ia tidak dapat menggunakan sisa kainnya, demikian pula jika ia mengenakannya engkau tidak dapat menggunakan sisa kainnya." Rupanya kain tersebut hanya cukup untuk satu orang, jika dibagi dua justru tidak dapat dimanfaatkan untuk

101

menutup aurat. Maka laki-laki itupun duduk dalam jangka waktu yang lama, kemudian bangkit dan pergi meninggalkan tempatnya. Melihat hal itu Rasulullah S.a.w menyuruh seseorang untuk memanggilnya kembali, dan menanyakan apakah ia mempunyai hapalan Al Qur`an. Setelah laki-laki tersebut menyebutkan hapalan Al Qur`an yang dimilikinya, beliau S.a.w bersabda, "Pergilah, aku telah berikan wanita itu kepadamu dengan hapalan Al Qur`an yang engkau miliki." Demikianlah kemudahan menikah pada jaman kenabian. Adakah yang ingin mencontohnya ? Wallahu a`lam.

Subhanallah Salman, Ya Salman , padahal tiadalah barang dirumahmu kecuali ember tempat mencuci pakaian yang tak seberapa harganya. Tetapi engkau begitu takut bila telah jatuh dalam hidup berlebihan. Lalu bagaimana dengan kami ini ? Rasanya kita memang perlu mengaca diri lagi tentang persepsi dunia ini. Karena sadar atau tidak, sering kesedihan kita tak lain karena dunia ini. Sementara bekal menghadap-Nya kadang luput dari perhatian kita. Wallahu a`lam.

Yang Terakhir Ke Jannah FITNAH DUNIA Kekafiran hidup, kadang terasa menyesakkan dada. Anadai kita hidup dimapan , tentu ibadah lebih tenang. Demikian sering terlintas dibenak, kala jatah rizqi menyempit. Tetapi, justru yang dikhawatirkan Rasulullah bukan suasana kekafiran, melainkan terbukanya dunia ini yang acapkali melalaikan kita dari beribadah kepada Sang Pencipta. Bukhori dan Muslim meriwayatkan bahwa suatu ketika Abu Ubaidah diutus Rasulullah untuk menarik jizyah ke Bahrain. Dari Bahrain, beliau berhasil membawa jizyah dalam jumlah yang banyak. Berita kedatangan Abu Ubaidah dengan sejumlah hartapun merebak dikalangan sahabat Anshar. Maka setelah melakuakan sholat subuh bersama, Rasulullah berpaling kearah sahabat yang sudah menunggu-nunggu. Melihat mereka Rasulullah tersenyum seraya bersabda, "Saya kira kalian telah mendengar kedatangan Abu Ubaidah dengan sesuatu dari Bahrain " Mereka menjawab " Benar ya Rasulullah ", Rasulullah melanjutkan sabdanya, "Bergembiralah dengan apa yang kalian senangi ( harta ). Demi Allah sesungguhnya bukan kekafiran yang aku takutkan atas kalian, tetapi aku takut jika dunia dibukakan atas kalian sebagaimana dibukakan atas ummat sebelum kamu lalu kalian berlomba-lomba memperolehnya, sebagaimana orang-orang dahulu telah berlomba, lalu dunia itu akan menghancurkan kalian sebagaimana orang dahulu hancur karenanya." Dalam riwayat lain ( Targhib:5/144 ) Rasulullah juga pernah bersabda, "Sesungguhnya fitnah kekayaan itu lebih aku takuti atas kalian daripada fitnah kemiskinan. Kalian telah mendapati fitnah kemiskinan dan kalian sabar, sedangkan (fitnah) dunia ini terasa manis dan menyenangkan ." Ketakutan fitnah dunia ini juga dirasakan para sahabat. Salah satu dari mereka adalah Salman al Farisi. Suatu saat Salman dikunjungi Sa`ad bin Abi Waqash lalu ia menangis. Sa`ad pun berkata "Apa yang membuatmu menangis ?" Engkau telah bertemu dengan para sahabatmu, dan akan mendatangi telaga Rasulullah dan beliaupun ridho padamu saat akhir kehidupannya." Salman menjawab, "Aku menangis bukan karena takut mati atau tamak dunia. Tetapi karena janji yang telah Rasulullah ambil dari kita dengan sabda beliau," Hendaklah kalian mengambil didunia seperti sekedar perbekalan seorang pengembara. "Dan sekarang ini barang-barang dirumahku."
101

Rasulullah SAW pernah berkisah bahwa nanti orang yang terakhir kali masuk jannah adalah seorang lelaki (menuju jannah), terkadang berjalan dan terkadang terjatuh, sehingga kadang api neraka menyambarnya. Ketika telah selamat dari api neraka ia berkata " Maha Suci Dzat yang telah menyelamatkanku darimu, Sungguh Allah SWT telah menganugrahiku sesuatu yang belum pernah diberikan kepada seorangpun baik orang terdahulu maupun kemudian ". Setelah itu nampaklah olehnya sebuah pohon. Ia berkata, "Ya Rabbi, dekatkanlah aku dengan pohon itu agar aku dapat bernaung dibawahnya dan meminum airnya." Allah SWT berfirman, "Wahai anak Adam, boleh jadi bila Aku kabulkan permohonanmu, engkau akan meminta yang lainnya lagi". Ia menjawab ," Tidak wahai Rabbi." Allah SWT memaklumi keinginannya dan mendekatkannya kepohon tersebut sehingga bisa berteduh dan meminum air dibawahnya. Tak lama kemudian nampaklah olehnya pohon lain yang lebih indah daripada pohon pertama. Ia pun meminta lagi dan terjadilah dialog sebagaimana dialog pertama. Kali ini Allah SWT juga mengabulkan permintaannya dan mendekatkannya dengan pohon yang lebih indah tadi. Ia pun berteduh dan meminum air dibawah pohon yang kedua. Berikutnya nampak lagi olehnya pohon lain yang jauh lebih indah dari dua pohon sebelumnya. Letaknya didekat pintu jannah. Ia tak kuasa menahan keinginannya dan meminta lagi agar didekatkan dengan pohon tersebut. Kembali Allah SWT mengabulkan permintaan orang tadi. Ketika ia telah didekat pintu jannah, ia mendengar suara dari dalam jannah. Suara yang mendorongnya untuk meminta lagi kepada Allah SWT agar ia dimasukkan ke jannah. Padahal sejak permintaan kali pertama ia berjanji untuk tidak meminta lagi. Lalu Allah SWT berfirman, "Wahai anak Adam, apa yang akan membuatmu puas ? Apakah kamu rela jika aku memberimu jannah yang seluas dunia dan semisalnya lagi ? " Orang tadi berkata ,"Ya Rabbi, apakah Engkau mempermainkanku padahal Engkaulah Pengatur seluruh alam ?" Allah SWT pun tertawa mendengar perkataan orang tadi lalu berfirman, "Saya tidak sedang mempermainkanmu tetapi Aku berkuasa untuk melakukan apa yang Aku kehendaki." Subhanallah, itu untuk penduduk terakhir, bagaimana dengan yang terdahulu ? Mari berlomba mendapatkannya. Wallahu a`lam. ( Sumber : H.R Muslim : 187 )

102

Wasiat Nabi S.a.w Dalam sebuah kesempatan sahabat Abu Dzar a-Ghifffari r.a pernah bercakap-cakap dalam waktu yang cukup lama dengan Rasulullah S.a.w. Diantara isi percakapan tersebut adalah wasiat beliau kepadanya. Berikut petikannya ; Aku berkata kepada Nabi S.a.w, "Ya Rasulullah, berwasiatlah kepadaku." Beliau bersabda, "Aku wasiatkan kepadamu untuk bertaqwa kepada Allah, karena ia adalah pokok segala urusan." "Ya Rasulullah, tambahkanlah." pintaku. "Hendaklah engkau senantiasa membaca Al Qur`an dan berdzikir kepada Allah azza wa jalla, karena hal itu merupakan cahaya bagimu dibumi dan simpananmu dilangit." "Ya Rasulullah, tambahkanlah." kataku. "Janganlah engkau banyak tertawa, karena banyak tawa itu akan mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah." "Lagi ya Rasulullah." "Hendaklah engkau pergi berjihad karena jihad adalah kependetaan ummatku." "Lagi ya Rasulullah." "Cintailah orang-orang miskin dan bergaullah dengan mereka." "Tambahilah lagi." "Katakanlah yang benar walaupun pahit akibatnya." "Tambahlah lagi untukku." "Hendaklah engkau sampaikan kepada manusia apa yang telah engkau ketahui dan mereka belum mendapatkan apa yang engkau sampaikan. Cukup sebagai kekurangan bagimu jika engkau tidak mengetahui apa yang telah diketahui manusia dan engkau membawa sesuatu yang telah mereka dapati (ketahui)." Kemudian beliau memukulkan tangannya kedadaku seraya bersabda,"Wahai Abu Dzar, Tidaklah ada orang yang berakal sebagaimana orang yang mau bertadabbur (berfikir), tidak ada wara` sebagaimana orang yang menahan diri (dari meminta), tidaklah disebut menghitung diri sebagaimana orang yang baik akhlaqnya." Itulah beberapa wasiat emas yang disampaikan Rasulullah S.a.w kepada salah seorang sahabat terdekatnya. Semoga kita dapat meresapi dan mengamalkan wasiat beliau. Wallahu A`lam.

merupakan buah dari rusaknya ilmu dan kemurkaan Allah SWT yang merupakan buah dari rusaknya qashd. Kesesatan dan kemurkaan adalah dua hal yang menjadi kunci dari seluruh penyakit hati. Ayat ihdinash shiraathal mustaqiim menanggulangi kesesatan, dan ayat iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin mencegah kemurkaan. Dengan ditunjukkannya jalan kebenaran dilanggengkannya kita di atasnya, kita tidak akan tersesat selamanya. Karena itu, dia yang paling wajib kita ucapkan adalah doa yang termaktub dalam surat Al-Fatihah ini. Hanya saja, ketika kita membacanya, kita sering tidak merasa sedang berdoa. Kemudian fenomena rusaknya niat/kemauan, akan banyak kita dapatkan pada orang-orang kafir, musyrik dan mereka yang menjadi budak hawa nafsunya. Rusaknya niat/kemauan di sini artinya rusak tujuan dan atau cara mendapatkaa tujuan itu. Kehidupan orang-orang yang mengaku muslim, tetapi menjadi budak hawa nafsunya, tidaklah berbeda dengan orang-orang kafir dan musyrik. Apabila mereka mendapati al-haq sesuai dengan tujuan dan ambisi, mereka meninggalkannya. Ada juga orang-orang yang mempunyai tujuan yang tinggi, akan tetapi tidak menempuh cara yang benar. Maka mereka tersesat dan tentu akan mendapatkan murka Allah SWT, na'udzubillah. . . Sebenarnya, ayat iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin yang menjadi obat bagi rusaknya qashd mempunyai komposisi yang harus terpenuhi secara keseluruhan. Komposisinya sebagai berikut: Hanya beribadah kepada Allah SWT Berdasarkan perintah atau syari'atNya Tanpa ditunggangi oleh hawa nafsu Bukan dengan hasil pemikiran atau aturan buatan manusia Meminta i'anah (pertolongan) kepada Allah SWT, agar dapat beribadah kepadaNya.

Berobat Dengan Al-Fatihah Surat Al-Fatihah yang setiap hari kita baca di dalam shalat, ternyata merupakan obat yang mujarab. Bukan sembarang obat. Ia adalah obat untuk penyakit hati dan penyakit badan sekaligus. Surat ini mengandung obat untuk penyakit hati dengan sempurna. Perlu dicatat, segala penyakit hati itu bermula dari dua hal, rusaknya ilmu dan rusaknya qashd (niat/kemauan). Dari keduanya akan muncul dua perkara yang sangat berbahaya, yaitu kesesatan yang

Apabila komposisinya utuh, --insya Allah-- ia akan benar-benar menjadi obat. Adapun Al-Fatihah sebagai obat untuk penyakit badan, Abu Said Al-Khudri r.a. meriwayatkan (lihat Bukhari 2276, Muslim 2201), bahwa seorang shahabat pernah meruqyah seorang pemuka suatu daerah yang tersengat binatang berbisa dengan surat ini. Dengan izin Allah SWT, pemuka kaum itu sembuh, padahal ia bukanlah orang baik-baik, karena mungkin ia bukan termasuk kaum Muslimin, atau setidaknya ia adalah seorang yang bakhil, sebagaimana dikatakan Ibnul Qayyim r.a. diawal-awal kitab Madaariju As-Saalikiin. Lalu bagaimana jika yang diobati adalah seorang Muslim yang baik?. Wallahu a'lam bish shawab.

102

103

Sekelumit Tentang Syurga Dan Neraka SYURGA * Nilai dunia dibanding syurga: Firman Allah SWT dalam Surah An-Nisa' : 77 yang artinya : "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertaqwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun." Rasulullah SAW bersabda : "Tidaklah dunia ini dibanding kenikmatan akhirat kecuali seperti salah seorang diantaramu yang mencelupkan jarinya ke dalam air laut, maka lihatlah berapa banyak air yang ada di jarinya." (HR. Muslim). * Keindahannya Rasulullah SAW pernah menjelaskan keindahan syurga diantaranya adalah : "Batu batanya dari emas dan perak, perekat (batu-batu) nya berupa misik harum, kerikilnya berupa permata dan yakut dan tanahnya dari za'faran. Barangsiapa memasukinya akan mendapatkan kenikmatan dan tidak pernah celaka, kekal tidak mati, pakaiannya tidak akan usang dan selalu awet muda." (Hadits shahih riwayat Ahmad, dan Tirmidzi). * Makanan, minuman dan pakaian penghuninya Firman Allah SWT dalam Surah Al-Waqi'ah : 20 - 21 yang artinya : "Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan." Dalam Surah Al-Insan : 5 yang artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur." Juga dalam Surah Al-Insan : 21 yang artinya : "Mereka memakai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Rabb memberikan kepada mereka minuman yang bersih." * Bidadari Firman Allah dalam Surah Ad-Dukhan : 54 yang artinya : "Demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari." Allah SWT, dalam Surah Ar-Rahmaan juga mensifati mereka dengan cantik dan jelita, putih bersih dipingit dalam rumah, dan belum pernah tersentuh oleh jin maupun manusia (ayat 65 69). Rasulullah SAW juga bersabda : "Jika wanita penghuni syurga turun ke dunia ini, tentu antara langit dan bumi ini akan bersinar, dan bau harumnya akan bersenar memenuhinya dan mahkota di kepalanya lebih baik daripada dunia dan seisinya." (HR. Bukhari). NERAKA * Kedalamannya Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata : "Ketika sedang bersama Rasulullah, kami mendengar sesuatu jatuh. Maka beliau bersabda, 'Tahukah kalian suara apa itu?'. Kami menjawab, 'Allah dan RasulNya lebih tahu'. Beliau bersabda, 'Itu adalah suara batu yang dilemparkan ke neraka semenjak 70 tahun yang lalu, dan ia sekarang masih meluncur ke (dasar) neraka." (HR. Muslim).

* Panasnya Rasulullah SAW bersabda: "Api kita adalah satu bagian diantara 70 bagian dari api neraka (1/70)." (HR. Muslim). * Makanan, minuman dan pakaian penghuninya Firman Allah dalam Surah Al-Waqi'ah : 51 - 55 yang artinya : "Kemudian sesungguhnya kamu hai orang yang sesat lagi mendustakan, benar-benar akan memakan pohon zaqqum, dan akan memenuhi perutmu dengannya. Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas. Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum." Rasulullah SAW bersabda : "Seandainya setetes zaqqum jatuh ke dunia, tentu akan merusak kehidupan penduduk bumi. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang menjadikannya sebagai makanan?." (Hadits hasan shahih menurut Tirmidzi). Dan FirmanNya dalam Surah Muhammad : 15 yang artinya : "...dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya." Dan FirmanNya juga dalam Surah Al-Hajj : 19 - 20 yang artinya : "Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka)." Ibrahim At-Taimi jika membaca ayat ini, ia berkata, "Maha suci Dzat yang telah menciptakan pakaian dari api."

Meninggalkan Khianat, Mendapat Rahmat Al-Qadhi Abu Bakar Muhammad bin abdul Baqi bin Muhammad Al-Bazzar Al-Anshari berkata: "Dulu, aku pernah berada di Makkah semoga Allah SWT selalu menjaganya, suatu hari aku merasakan lapar yang sangat. Aku tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menghilangkan laparku. Tiba-tiba aku menemukan sebuah kantong dari sutera yang diikat dengan kaos kaki yang terbuat dari sutera pula. Aku memungutnya dan membawanya pulang ke rumah. Ketika aku buka, aku dapatkan didalamnya sebuah kalung permata yang tak pernah aku lihat sebelumnya. Aku lalu keluar dari rumah, dan saat itu ada seorang bapak tua yang berteriak mencari kantongnya yang hilang sambil memegang kantong kain yang berisi uang lima ratus dinar. Dia mengatakan, 'Ini adalah bagi orang yang mau mengembalikan kantong sutera yang berisi permata'. Aku berkata pada diriku, 'Aku sedang membutuhkan, aku ini sedang lapar. Aku bisa mengambil uang dinar emas itu untuk aku manfaatkan dan mengembalikan kantong sutera ini padanya'. Maka aku berkata pada bapak tua itu, 'Hai, kemarilah'. Lalu aku membawanya ke rumahku. Setibanya di rumah, dia menceritakan padaku ciri kantong sutera itu, ciri-ciri kaos kaki pengikatnya, ciri-ciri permata dan jumlahnya berikut benang yang mengikatnya. Maka aku mengeluarkan dan memberikan kantong itu kepadanya dan dia pun memberikan untukku lima ratus dinar, tetapi aku tidak mau mengambilnya. Aku katakan padanya, 'Memang seharusnya aku mengembalikannya kepadamu tanpa mengambil upah

103

104

untuk itu'. Ternyata dia bersikeras, 'Kau harus mau menerimanya', sambil memaksaku terusmenerus. Aku tetap pada pendirianku, tak mau menerima. akhirnya bapak tua itu pun pergi meninggalkanku. Adapun aku, beberapa waktu setelah kejadian itu aku keluar dari kota Makkah dan berlayar dengan perahu. Di tengah laut, perahu tumpangan itu pecah, orangorang semua tenggelam dengan harta benda mereka. Tetapi aku selamat, dengan menumpang potongan papan dari pecahan perahu itu. Untuk beberapa waktu aku tetap berada di laut, tak tahu ke mana hendak pergi! Akhirnya aku tiba di sebuah pulau yang berpenduduk. Aku duduk di salah satu masjid mereka sambil membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Ketika mereka tahu bagaimana aku membacanya, tak seorang pun dari penduduk pulau tersebut kecuali dia datang kepadaku dan mengatakan, 'Ajarkanlah Al-Qur'an kepadaku'. Aku penuhi permintaan mereka. Dari mereka aku mendapat harta yang banyak. Di dalam masjid, aku menemukan beberapa lembar dari mushaf, aku mengambil dan mulai membacanya. Lalu mereka bertanya, 'Kau bisa menulis?', aku jawab, 'Ya '. Mereka berkata, 'Kalau begitu, ajarilah kami menulis'. Mereka pun datang dengan anakanak juga dan para remaja mereka. Aku ajari mereka tulis-menulis. Dari itu juga aku mendapat banyak uang. Setelah itu mereka berkata, 'Kami mempunyai seorang puteri yatim, dia mempunyai harta yang cukup. Maukah kau menikahinya?' Aku menolak. Tetapi mereka terus mendesak, 'Tidak bisa, kau harus mau'. Akhirnya aku menuruti keinginan mereka juga. Ketika mereka membawa anak perempuan itu kehadapanku, aku pandangi dia. Tiba-tiba aku melihat kalung permata yang dulu pernah aku temukan di Makkah melingkar di lehernya. Tak ada yang aku lakukan saat itu kecuali terus memperhatikan kalung permata itu. Mereka berkata, 'Sungguh, kau telah menghancurkan hati perempuan yatim ini. Kau hanya memperhatikan kalung itu dan tidak memperhatikan orangnya'. Maka saya ceritakan kepada mereka kisah saya dengan kalung tersebut. Setelah mereka tahu, mereka meneriakkan tahlil dan takbir hingga terdengar oleh penduduk setempat. 'Ada apa dengan kalian?', kataku bertanya. Mereka menjawab, 'Tahukah engkau, bahwa orang tua yang mengambil kalung itu darimu saat itu adalah ayah anak perempuan ini'. Dia pernah mengatakan, 'Aku tidak pernah mendapatkan seorang muslim di dunia ini (sebaik) orang yang telah mengembalikan kalung ini kepadaku'. Dia juga berdoa, 'Ya Allah, pertemukanlah aku dengan orang itu hingga aku dapat menikahkannya dengan puteriku', dan sekarang sudah menjadi kenyataan'. Aku mulai mengarungi kehidupan bersamanya dan kami dikaruniai dua orang anak. Kemudian isteriku meninggal dan kalung permata menjadi harta pusaka untukku dan untuk kedua anakku. Tetapi kedua anakku itu meninggal juga, hingga kalung permata itu jatuh ke tanganku. Lalu aku menjualnya seharga seratus ribu dinar. Dan harta yang kalian lihat ada padaku sekarang ini adalah sisa dari uang 100 ribu dinar."

yang asli. Suatu karakter yang senantiasa menjadi trouble maker bahkan ancaman bagi perjalanan da'wah Islam. Mereka -dalam peristiwa Tabuk- tidak hanya sekedar pasif membela Islam, tapi sebaliknya, mereka juga aktif dalam usaha merongrong Islam dari dalam. Lihatlah ketika mereka tidak hanya sekedar mengajukan izin untuk tidak ikut pergi berperang. Mereka bahkan menggembosi semangat kaum Muslimin, dengan nasehat beracun bahwa cuaca sangat panas, sebentar lagi musim panen tiba, dan bahwa kekuatan Romawi adalah kekuatan besar yang tidak mungkin bakal dapat ditumbangkan oleh kaum Muslimin. Namun di sisi lain terdapat suatu pemandangan yang sungguh menakjubkan. Kaum Muslimin -dengan segala kekuatan dan keterbatasan mereka- terhanyut dalam satu aktivitas menyambut ajakan Rasul SAW. Ajakan ini bukanlah sesuatu yang menjanjikan kemewahan hidup duniawi. Ajakan ini bahkan boleh dikatakan -secara logika telanjang- menambah beban penderitaan yang selama ini telah mereka pikul. Namun inilah potret Mukminin sejati, mendudukkan perintah Rasul SAW di atas segalanya. Beban penderitaan, boleh jadi terpampang dihadapan mereka, menjadi keniscayaan. Namun apakah arti dunia bila dibandingkan dengan akherat. Apakah artinya penderitaan kalau itu mengundang ridha Allah SWT dan Rasul-Nya. Maka terwujudlah pemandangan yang sangat indah... apapun akan mereka korbankan demai Islam. Pemandangan yang tak kalah indahnya adalah sebagaimana yang ditampilkan oleh tiga orang yang diboikot, sebagai hukuman atas kelalaian mereka, tidak ikut pergi berperang tanpa ada alasan yang dibenarkan. Mereka sadar apa yang mereka perbuat adalah kesalahan yang besar. Di tengah hukuman, kesetiaan kembali teruji. Datang fasilitas dari pihak ke 3 untuk menampung dan menyelamatkan mereka dari boikot kaum Muslimin. Tetapi dengan tegar mereka memilih dibenci teman sendiri ketimbang disayang oleh musuh. Demikianlah, rentetan perjalanan Tabuk telah merekam bukti kokohnya kesetiaan nenek moyang kita dahulu dalam memegang prinsip Islam, meski pedih laksana bara. Peristiwa Tabuk -dan peristiwa-peristiwa lainnya saat itu- masih menyisakan pertanyaan yang hingga kini belum terjawab, tarbiyyah/gemblengan macam manakah yang ditanamkan Muhammad SAW kepada shahabatnya, sehingga menghasilkan aqidah yang membaja, tak lekang oleh derita di jalan Allah SWT, tak lapuk oleh kenikmatan duniawi. Wallahu a'lam bish shawab.

Balasan Kesabaran Anas bin Malik radhiallahu anhu berkata : "Anak laki-laki Abu Thalhah dari Ummu Salamah meninggal dunia. Maka isterinya berkata kepada keluarganya, 'Jangan kalian beritakan kepada Abu Thalhah tentang kematiannya, sampai aku sendiri yang mengabarkannya!' Anas bin Malik berkata, 'Abu Thalhah datang dan dihidangkan kepadanya makan malam, maka ia pun makan dan minum', Anas berkata, 'Sang isteri kemudian berdandan indah bahkan lebih indah dari waktu-waktu yang sebelumnya. Setelah dia merasa bahwa Abu Thalhah telah kenyang dan puas dengan pelayanannya, sang isteri bertanya, 'Wahai Abu Thalhah, bagaimana pendapatmu tentang suatu kaum yang meminjamkan sesuatu kepada sebuah

Yang Khianat Dan Yang Setia Perang Tabuk, harus diakui merupakan peristiwa penyaring yang membedakan dengan jelas, mana mukmin sejati dan mana orang munafik. Salah satu sisi menampilkan karakter munafiq
104

105

keluarga, lalu mereka mengambil barang yang dipinjamkannya, apakah mereka berhak menolaknya?' Ia berkata, 'Tidak (berhak)!' 'Jika demikian, maka mintalah pahalanya kepada Allah tentang puteramu (yang telah diambilnya kembali)!, kata sang isteri. Suaminya menyergah, 'Engkau biarkan akau, sehingga aku tidak mengetahui apa-apa, lalu engkau beritakan tentang (kematian) anakku?' Setelah itu, ia berangkat mendatangi Rasulullah SAW lalu ia ceritakan apa yang telah terjadi. Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Semoga Allah memberkahi kalian berdua tadi malam'. Anas berkata, 'Lalu isterinya mengandung dan melahirkan seorang anak. Kemudian Abu Thalhah berkata kepadaku, 'Bawalah dia kepada Nabi SAW'. Lalu aku bawakan untuknya beberapa buah kurma. Nabi SAW lalu mengambil anak itu seraya berkata, 'Apakah dia membawa sesuatu?' Mereka berkata, 'Ya, beberapa buah kurma', Nabi SAW kemudian mengambilnya dan mengunyahnya, lalu diambilnya dari mulutnya, kemudian diletakkannya di mulut bayi itu dan beliau menggosok-gosokkannya pada langit-langit mulut bayi tiu, dan beliau menamainya Abdullah." (HR. Al-Bukhari, 9/587 dalam Al-Aqiqah, Muslim no. 2144). Dalam riwayat Al-Bukhari, Sufyan bin Uyainah berkata : "Seorang laki-laki dari shahabat Anshar berkata, 'Aku melihat mereka memiliki sembilan anak. Semuanya telah hafal AlQur'an, yakni dari anak-anak Abdullah, yang dilahirkan dari persetubuhan malam itu, yaitu malam wafatnya anak yang pertama, yaitu Abu Umair yang Nabi SAW mencandainya seraya berkata, 'Hai Abu Umair, apa yang sedang dilakukan anak burung pipit?'' Dalam riwayat lain (Riwayat ini disebutkan oleh Thahir bin Muhammad Al-Haddad dalam kitanya "Uyunul Majalis an Mu'awiyah bin Qurrah". Lihat Baradul Akbad, hal. 25) disebutkan : "Ia berkata, Maka isterinya pun hamil mengandung anaknya, lalu anak itu ia beri nama Abdullah, lalu Rasulullah SAW bersabda, 'Segala puji bagi Allah yang menjadikan dalam umatku orang yang memiliki kesabaran seperti kesabaran seorang wanita dari Bani Israil'. Kepada beliau ditanyakan, 'Bagaiman beritanya wahai Rasulullah?' Beliau bersabda, 'Dalam Bani Israil terdapat wanita bersuami yang memiliki dua anak. Suaminya memerintahkannya menyediakan makanan untuk orang-orang yang ia undang. Para undangan berkumpul di rumahnya. Ketika itu kedua anaknya keluar untuk bermain, tiba-tiba mereka terjatuh ke dalam sumur dekat rumahnya. Sang isteri tidak hendak mengganggu suaminya bersama para tamunya, maka keduanya ia masukkan ke dalam rumah dan ditutupinya dengan pakaian. Ketika para undangan sudah pulang, sang suami masuk seraya bertanya, 'di mana anak-anakku?' Isterinya menjawab, 'Di dalam rumah'. Ia lalu mengenakan minyak wangi dan menawarkan diri kepada suaminya, sehingga mereka melakukan jima'. Sang suami kembali bertanya, 'Di mana anak-anakku?' 'Di dalam rumah', jawab isterinya. Lalu sang ayah memanggil kedua anaknya. 'Tiba-tiba mereka keluar memenuhi panggilan. Sang isteri terperanjat, 'Subhanallah, Mahasuci Allah, demi Allah keduanya telah meninggal dunia, tetapi Allah menghidupkannya kembali sebagi balasan dari kesabaranku!"

temannya : "Kaian tidak boleh menjadi beban orang lain. Sesungguhnya, seorang alim yang menadahkan tangannya kepada orang-orang berharta, tak ada kebaikan dalam dirinya. Pergilah kalian semua dan bekerjalah dengan pekerjaan ayah kalian masing-masing. Sertakanlah selalu ketakwaan kepada Allah dalam menjalankan pekerjaan tersebut." Maka pergilah pemuda tadi menemui ibunya seraya bertanya : "Ibu, apakah pekerjaan yang dulu dikerjakan ayahku?" Sambil bergetar ibunya menjawab : "Ayahmu sudah meninggal. Apa urusanmu dengan pekerjaan ayahmu?" Si pemuda ini terus memaksa agar diberitahu, tetapi si ibu selalu mengelak. Namun akhirnya si ibu terpaksa angkat bicara juga, dengan nada jengkel dia berkata : "Ayahmu itu dulu seorang pencuri." Pemuda itu berkata : "Guruku memerintahkan kami - murid-muridnya, untuk bekerja seperti pekerjaan ayahnya dan dengan ketakwaan kepada Allah dalam menjalankan pekerjaan tersebut." Ibunya menyela : "Hai, apakah dalam pekerjaan mencuri itu ada ketakwaan?" Kemudian anaknya yang begitu polos menjawab : "Ya, begitu kata guruku." Lalu dia pergi bertanya kepada orang-orang dan belajar bagaimana para pencuri itu melakukan aksinya. Sekarang dia mengetahui tehnik mencuri. Inilah saatnya beraksi. Dia menyiapkan alat-alat mencuri, kemudian shalat isya' dan menunggu sampai semua orang tidur. Sekarang dia keluar rumah untuk menjalankan profesi ayahnya, seperti perintah sang guru (syaikh). Dimulailah dengan rumah tetangganya. Saat hendak masuk ke dalam rumah dia ingat pesan syaikhnya agar selalu bertakwa. Padahal mengganggu tetangga tidaklah termasuk takwa. Akhirnya, rumah tetangga itu ditinggalkannya. Ia lalu melewati rumah lain, dia berbisik pada dirinya : "Ini rumah anak yatim, dan Allah memperingatkan agar kita tidak memakan harta anak yatim." Dia terus berjalan dan akhirnya tiba di rumah seorang pedagang kaya yang tidak ada penjaganya. Orang-orang sudak tahu bahwa pedagang ini memiliki harta yang melebihi kebutuhannya. "Ha, di sini", gumamnya. Pemuda tadi memulai aksinya. Dia berusaha membuka pintu dengan kunci-kunci yang disiapkannya. Setelah berhasil masuk rumah itu ternyata besar dan banyak kamarnya. Dia berkeliling di dalam rumah, sampai menemukan tempat penyimpanan harta. Dia membuka sebuah kotak, didapatinya emas, perak dan uang tunai dalam jumlah yang banyak. Dia tergoda untuk mengambilnya. Lalu dia berkata : "Eh, jangan, syaikhku berpesan agar aku selalu bertakwa. Barangkali pedagang itu belum mengeluarkan zakat hartanya. Kalau begitu, sebaiknya aku keluarkan zakatnya terlebih dahulu." Dia mengambil buku-buku catatan di situ dan menghidupkan lentera kecil yang dibawanya. Sambil membuka lembaran buku-buku itu dia menghitung. Dia memang pandai berhitung dan berpengalaman dalam pembukuan. Dia hitung semua harta yang ada dan memperkirakan berapa zakatnya. Kemudian dia pisahkan harta yang akan dizakatkan. Dia masih terus menghitung dan menghabiskan waktu berjam-jam. Saat menoleh, dia lihat fajar telah menyingsing. Dia berbicara sendiri : "Ingat takwa kepada Allah! Kau harus melaksanakan shalat dulu!" Kemudian dia keluar menuju ruang tengah rumah, lalu berwudhu di bak air untuk selanjutnya melakukan shalat sunnah. Tiba-tiba tuan rumah itu terbangun. Dilihatnya dengan penuh keheranan, ada lentera kecil yang menyala. Dia lihat pula kotak hartanya dalam keadaan terbuka dan ada orang sedang melakukan shalat. Isterinya bertanya : "Apa

Berkah Sebuah Ketakwaan Ada seorang pemuda yang bertakwa, tetapi dia sangat lugu. Suatu kali dia belajar pada seorang Syaikh. Setelah lama menuntut ilmu, sang syaikh menasehati dia dan teman105

106

ini?" Dijawab suaminya : "Demi Allah, aku juga tidak tahu." lalu dia menghampiri pencuri itu: " Kurang ajar, siapa kau dan ada apa ini?" Si pencuri berkata : "Shalat dulu, baru bicara . Ayo pergilah berwudhu' lalu shalat bersama. Tuan rumahlah yang berhak jadi imam." Karena khawatir pencuri itu membawa senjata si tuan rumah menuruti kehendaknya. Tetapi wallahu a'lam, bagaimana dia bisa shalat. Selesai shalat dia bertanya : "Sekarang, coba ceritakan, siapa kau dan apa urusanmu?" Dia menjawab : "Saya ini pencuri". "Lalu apa yang kau perbuat dengan buku-buku catatanku itu?", tanya tuan rumah lagi. Si pencuri menjawab : "Aku menghitung zakat yang belum kau keluarkan selama enam tahun. Sekarang aku sudah menghitungnya dan juga sudah akau peisahkan agar kau dapat memberikannya pada orang yang berhak". Hampir saja tuan rumah itu dibuat gila karena terlalu keheranan. Lalu dia berkata : "Hai, ada apa denganmu sebenarnya. Apa kau ini gila?" Mulailah si pencuri itu bercerita dari awal. Dan setelah tuan rumah itu mendengar ceritanya dan mengetahui ketepatan serta kepandaiannya dalam menghitung, juga kejujuran kata-katanya, juga mengetahui manfaat zakat, dia pergi menemui isterinya. Mereka berdua dikaruniai seorang puteri. Setelah keduanya berbicara, tuan rumah itu kembali menemui si pencuri, kemudian berkata : " Bagaimana sekiranya kalau kau aku nikahkan dengan puteriku. Aku akan angkat engkau menjadi sekretaris dan juru hitungku. Kau boleh tinggal bersama ibumu di rumah ini. Kau kujadikan mitra bisnisku." Ia menjawab : "Aku setuju." Di pagi hari itu pula sang tuan memanggil para saksi untuk acara akad nikah puterinya.

rumah itu. Rasa laparnya bangkit, seolah-olah bau masakan tersebut magnet yang menariknya. Rumah-rumah dimasa itu banyak dibangun dengan satu lantai, maka dia melompat dari atap ke dalam serambi. Dalam sekejap dia sudah berada di dalam rumah dan dengan cepat dia masuk ke dapur lalu mengangkat tutup panci yang ada disitu. Dilihatnya sebuah terong besar dan sudah dimasak. Lalu dia ambil satu, karena rasa laparnya dia tidak lagi merasakan panasnya, digigitlah terong yang ada ditangannya dan saat itu dia mengunyah dan hendak menelannya, dia ingat dan timbul lagi kesadaran beragamanya. Langsung dia berkata, 'A'udzu billah! Aku adalah penuntut ilmu dan tinggal di mesjid , pantaskah aku masuk kerumah orang dan mencuri barang yang ada di dalamnya?' Dia merasa bahwa ini adalah kesalahn besar, lalu dia menyesal dan beristigfar kepada Allah, kemudian mengembalikan lagi terong yang ada ditangannya. Akhirnya dia pulang kembali ketempat semula. Lalu ia masuk kedalam masjid dan mendengarkan syaikh yang saat itu sedang mengajar. Karena terlalu lapar dia tidak dapat memahami apa yang dia dengar. Ketika majlis itu selesai dan orang-orang sudah pulang, datanglah seorang perempuan yang menutup tubuhnya dengan hijab -saat itu memang tidak ada perempuan kecuali dia memakai hijab-, kemudian perempuan itu berbicara dengan syaikh. Sang pemuda tidak bisa mendengar apa yang sedang dibicarakannya. Akan tetapi, secara tiba-tiba syaikh itu melihat ke sekelilingnya. Tak tampak olehnya kecuali pemuda itu, dipanggilah ia dan syaikh itu bertanya, 'Apakah kamu sudah menikah?', dijawab, 'Belum,'. Syaikh itu bertanya lagi, 'Apakah kau ingin menikah?'. Pemuda itu diam. Syaikh mengulangi lagi pertanyaannya. Akhirnya pemuda itu angkat bicara, 'Ya Syaikh, demi Allah! Aku tidak punya uang untuk membeli roti, bagaimana aku akan menikah?'. Syaikh itu menjawab, 'Wanita ini datang membawa khabar, bahwa suaminya telah meninggal dan dia adalah orang asing di kota ini. Di sini bahkan di dunia ini dia tidak mempunyai siapa-siapa kecuali seorang paman yang sudah tua dan miskin', kata syaikh itu sambil menunjuk seorang laki-laki yang duduk di pojokkan. Syaikh itu melanjutkan pembicaraannya, 'Dan wanita ini telah mewarisi rumah suaminya dan hasil penghidupannya. Sekarang, dia ingin seorang laki-laki yang mau menikahinya, agar dia tidak sendirian dan mungkin diganggu orang. Maukah kau menikah dengannya? Pemuda itu menjawab 'Ya'. Kemudian Syaikh bertanya kepada wanita itu, 'Apakah engkau mau menerimanya sebagai suamimu?', ia menjawab 'Ya'. Maka Syaikh itu mendatangkan pamannya dan dua orang saksi kemudian melangsungkan akad nikah dan membayarkan mahar untuk muridnya itu. Kemudian syaikh itu berkata, 'peganglah tangan isterimu!' Dipeganglah tangan isterinya dan sang isteri membawanya kerumahnya. Setelah keduanya masuk kedalam rumah, sang isteri membuka kain yang menutupi wajahnya. Tampaklah oleh pemuda itu, bahwa dia adalah seorang wanita yang masih muda dan cantik. Rupanya pemuda itu sadar bahwa rumah itu adalah rumah yang tadi telah ia masuki. Sang isteri bertanya, 'Kau ingin makan?' 'Ya' jawabnya. Lalu dia membuka tutup panci didapurnya. Saat melihat buah terong didalamnya dia berkata: 'heran siapa yang masuk kerumah dan menggigit terong ini?!'. Maka pemuda itu menangis dan menceritakan kisahnya. Isterinya berkomentar, 'Ini adalah buah dari sifat amanah, kau jaga kehormatanmu dan kau tinggalkan terong yang haram itu, lalu Allah berikan rumah ini semuanya berikut pemiliknya

Tidak Jadi Mencuri Terung, lalu Allah Karuniakan Untuknya Seorang Isteri Di Damaskus, ada sebuah mesjid besar, namanya mesjid Jami' At-Taubah. Dia adalah sebuah masjid yang penuh keberkahan. Di dalamnya ada ketenangan dan keindahan. Sejak tujuh puluh tahun, di masjid itu ada seorang syaikh pendidik yang alim dan mengamalkan ilmunya. Dia sangat fakir sehingga menjadi contoh dalam kefakirannya, dalam menahan diri dari meminta, dalam kemuliaan jiwanya dan dalam berkhidmat untuk kepentingan orang lain. Saat itu ada pemuda yang bertempat di sebuah kamar dalam masjid. Sudah dua hari berlalu tanpa ada makanan yang dapat dimakannya. Dia tidak mempunyai makanana ataupun uang untuk membeli makanan. Saat datang hari ketiga dia merasa bahwa dia akan mati, lalu dia berfikir tentang apa yang akan dilakukan. Menurutnya, saat ini dia telah sampai pada kondisi terpaksa yang membolehkannya memakan bangkai atau mencuri sekadar untuk bisa menegakkan tulang punggungnya. Itulah pendapatnya pada kondisi semacam ini. Masjid tempat dia tinggal itu, atapnya bersambung dengan atap beberapa rumah yang ada disampingnya. Hal ini memungkinkan sesorang pindah dari rumah pertama sampai terakhir dengan berjalan diatas atap rumah-rumah tersebut. Maka, dia pun naik ke atas atap masjid dan dari situ dia pindah kerumah sebelah. Di situ dia melihat orang-orang wanita, maka dia memalingkan pandangannya dan menjauh dari rumah itu. Lalu dia lihat rumah yang di sebelahnya lagi. Keadaannya sedang sepi dan dia mencium ada bau masakan berasal dari
106

107

dalam keadaan halal. Barang siapa yang meninggalkan sesuatu ikhlas karena Allah, maka akan Allah ganti dengan yang lebih baik dari itu.

kuda yang mengenakan tanda pangkat itu adalah orang yang sombong di antara orang-orang yang sombong. Sedang terhadap hamba sahaya wanita itu, orang-orang berkata, 'Dia berzina, padahal ia tidak berzina. Dia mencuri, padahal ia tidak mencuri'. Sedang hamba sahaya tersebut berkata, 'cukuplah Allah sebagai pelindungku'. (HR. Al-Bukhari, 6/511, Ahmad dan ini adalah lafazh beliau, Muslim dalam Al-Adab.)

Meninggalkan Zina Karena Takut Kepada Allah Maka Allah pun Memberinya Mu'jizat Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah berbicara ketika masih dalam buaian (bayi) kecuali tiga orang, Isa bin Maryam. Beliau bersabda, 'Dulu, dikalangan Bani Israil terdapat seorang laki-laki yang ahli ibadah. Ia dipanggil dengan nama Juraij. Ia membangun tempat ibadahnya dan melakukan ibadah di dalamnya'. Beliau bersabda, "orang-orang Bani Israil menyebut-nyebut tentang (ketekunan) ibadah Juraij, sehingga berkatalah seorang pelacur dari mereka, 'Jika kalian mnghendaki aku akan memberinya ujian'. Mereka berkata, 'Kami menghendakinya'. Perempuan itu lalu mendatanginya dan menawarkan diri kepadanya. Tetapi Juraij tidak mempedulikannya. Lalu ia berzina dengan seorang gembala yang meneduhkan kambing gembalaannya ke dekat tempat ibadah Juraij. Akhirnya iapun hamil dan melahirkan seorang bayi. Orang-orang bertanya, 'Hasil perbuatan siapa?' Ia menjawab, 'Juraij'. Maka mereka mendatanginya dan memaksanya turun. Mereka mencaci, memukulinya dan merobohkan tempat ibadahnya'. Juraij bertanya, apa yang terjadi dengan kalian?' Mereka menjawab, 'Engkau telah berzina dengan pelacur ini, sehingga ia melahirkan seorang bayi'. Ia bertanya 'Dimana dia?' Mereka menjawab, 'Itu dia!' Beliau bersabda, 'Juraij lalu berdiri dan shalat kemudian berdo'a. Setelah itu ia menghampiri sang bayi lalu mencoleknya seraya berkata, 'Demi Allah, wahai bayi, siapa ayahmu?' Sang bayi menjawab, 'Aku adalah anak tukang gembala'. Serta merta orang-orangpun menghambur kepada Juraij dan menciuminya. Mereka berkata kami akan membangun tempat ibadahmu dari emas'. Ia menjawab aku tidak membutuhkan yang demikian, tetapi bangunlah ia dari tanah sebagaimana yang semula'. Beliau bersabda, 'Ketika seorang ibu memangku anaknya menyususi tiba-tiba lewat seorang penunggang kuda yang mengenakan tanda pangkat, maka ia pun berkata, 'Ya Allah, jadikanlah anakku seperti dia'. Beliau bersabda, 'Maka bayi itu meninggalakan tetek ibunya dan menghadap kepada penunggang kuda seraya berdo'a, 'Ya Allah jangan kau jadikan aku seperti dia'. Lalu ia kembali lagi ke tetek ibunya dan menghisapnya'. Abu Hurairah radhiallahu 'anhu berkata, 'Seakan-akan aku melihat Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam menirukan gerakan si bayi dan meletakkan jarinya di mulut lalu menghisapnya. Lalu ibunya melalui seorang wanita hamba sahaya yang sedang dipukuli. Sang ibu berkata, 'Ya Allah, jangan jadikan anakku seperti dia'. Beliau bersabda, 'Bayi itu lalu meninggalkan tetek ibunya dan menghadap kepada wanita hamba sahaya itu seraya berdo'a, 'Ya Allah jadikanlah aku seperti dia'. Beliau bersabda, 'Dan pembicaraan itu berulang. Sang ibu berkata (kepada anaknya), 'Dibelakangku berlalu seorang penunggang kuda yang mengenakan tanda pangkat lalu aku berkata, 'Ya Allah, jadikanlah anakku seperti dia'. Lantas engkau berkata, 'Ya Allah, jangan jadikan aku seperti dia'. Lalu aku berlalu dihadapan wanita hamba sahaya ini dan aku katakan, 'Ya Allah, jangan jadikan anakku seperti dia'. Lalu engkau berkata, 'Ya Allah jadikanlah aku seperti dia'. Bayi itu berkata, 'Wahai ibu, sesungguhnya penunggang
107

Matahari Ditahan Terbenam Untuknya Karena Jihadnya Di Jalan Allah Setelah Nabi Musa as wafat, Nabi Yusya' bin Nun as membawa Bani Israil ke luar dari padang pasir. Mereka berjalan hingga menyeberangi sungai Yordania dan akhirnya sampai di kota Jerica. Kota Jerica adalah sebuah kota yang mempunyai pagar dan pintu gerbang yang kuat. Bangunan-bangunan di dalamnya tinggi-tinggi serta berpenduduk padat. Nabi Yusya' dan Bani Israil yang bersamanya, mengepung kota tersebut sampai enam bulan lamanya. Suatu hari mereka bersepakat untuk menyerbu ke dalam. Diiringi dengan suara terompet dan pekikan takbir, dan dengan suatu semangat yang kuat, mereka pun berhasil menghancurkan pagar pembatas kota, kemudian memasukinya. Di situ mereka mengambil harta rampasan dan membunuh dua belas ribu pria dan wanita. Mereka juga memerangi sejumlah raja yang berkuasa. Mereka berhasil mengalahkan sebelas raja dan raja-raja yang berkuasa di Syam. Hari itu hari Jumat, peperangan belum juga usai, sementara matahari sudah hampir terbenam. Berarti hari Jumat akan berlalu, dan hari Sabtu akan tiba. Padahal menurut syariat, pada hari itu (Sabtu) dilarang melakukan peperangan. Oleh karena itu Nabi Yusya' berkata, "Wahai matahari, sesungguhnya engkau hanya mengiktui perintah Allah, begitu pula aku. Aku bersijid emngikuti perintahNya. Ya Allah, tahanlah matahari itu untukku agar tidak terbenam dulu." Maka Allah menahan matahari agar tidak terbenam sampai dia berhasil menaklukan negeri ini. dan memerintahkan bulan agar tidak menampakkan dirinya. Dari Abu Hurairah ra, dia berkata, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya matahari itu tidak pernah bertahan tidak terbenam hanya karena seorang manusia kecuali untuk Yusya'. Yakni pada malam-malam dia berjalan ke Baitul Maqdis (untuk jihad)." (HR. Ahmad dan sanad-nya sesuai dengan syarat Al-Bukhori) Diriwayatkan pula dari Abu Hurairah ra, dia berkata, "Rasulullah saw bersabda, 'Ada seorang nabi dari Nabi-nabi Allah yang ingin berperang. Dia berkata kepada kaumnya, 'Tidak boleh iktu bersamaku dalam peperangan ini seorang laki-laki yang telah berkumpul dengan istrinya dan dari itu dia mengharapkan anak tapi masih belum mendapatkannya, begitu pula orang yang telah membangun rumah tapi atapnya belum selesai. Juga tidak boleh ikut bersamaku orang yang telah membeli kambing atau unta bunting yang dia tunggu kelahiran anaknya'. Maka berangkatlah Nabi itu berjihad, dia sudah berada di dekat desa / daerah yang dia tuju saat Ashar telah tiba atau hampir tiba. Maka dia berkata kepada matahari, 'Hai matahari, engkau tunduk kepada perintah Allah dan akupun juga demikian. Ya Allah, tahanlah matahari itu sejenak agar tidak terbenam. ' Maka Allah menahan matahari itu hingga Nabi itu menaklukan daerah tersebut. Setelah itu balatentaranya mengumpulkan semua harta rampasan di sebuah tempat, kemudian ada pai yang datang menyambar tetapi tidak

108

membakarnya. maka Nabi itu berkata, 'Di antara kalian ada yang khianat, masih menyimpan sebagian dari harta rampasan. Aku harap dari setiap kabilah ada seorang yang bersumpah padaku.' Maka mereka pun datang satu per satu untuk disumpah. Kedua tangan Nabi itu lengket pada tangan salah seorang di antara mereka, ia berkata, 'Di antara kabialah kalian ada yang berkhianat, aku minta semua orang di kabilahmu untuk bersumpah.' Satu persatu mereka disumpah. Tiba-tiba tangan Nabi itu lengket pada tangan dua atau tiga orang.' Kalian telah berkhianat, 'Katannya pada mereka. Lalu mereka pun mengelauarkan emas sebesar kepala sapi. Emas itu kemudian dikumpulkan dengan harta rampasan lain yang telah dikumpulkan sebelumnya di sebuah lapangan. Tiba-tiba datanglah api menyambar dan melalapnya. Harta rampasan memang tidak pernah dihalalkan untuk ummat sebelum kita. Dan dihalalkan untuk kita karena Allah melihat kelemahan dan ketidakmampuan kita.'" (Diriwayatkan oleh Muslim secara sendiri). Setelah Baitul Maqdis dapat dikuasai oleh Bani Israil, maka mereka hidup di dalamnya dan di antara mereka ada Nabi Yusya' yang memerintah mereka dengan kitab Allah, Taurat, sampai akhir hayatnya. Dia kembali ke hadirat Allah saat berumur seratus dua puluh tujuh tahun, dan masa hidupnya setelah wafatnya Nabi Musa adalah dua puluh tujuh tahun.

bisa membersihkan diri dulu?" Betapa gembiranya si wanita mendengar jawaban ini, dia mengira bahwa keinginannya sebentar lagi akan terpenuhi. Dengan penuh semangat dia menjawab : "Bagaimana tidak wahai kekasih dan buah hatiku, ini adalah sebuah ide yang bagus." Kemudian masuklah si pemuda itu ke kamar mandi, sementara tubuhnya gemetar karena takut dirinya terjerumus dalam kubangan maksiat. Sebab, wanita itu adalah perangkap syaitan dan tidak ada seorang laki-laki yang menyendiri bersama seorang wanita kecuali syaitan dari pihak ketiga. "Ya Allah, apa yang harus aku perbuat. Berilah aku petunjukMu, Wahai Dzat yang memberi petunjuk bagi orang-orang yang bingung ." Tiba-tiba, timbullah ide dalam benaknya." Aku tahu benar, bahwa termasuk salah satu kelompok yang akan dinaungi oleh Allah dalam naunganNya pada hari yang tidak ada naungan saat itu kecuali naunganNya adalah seorang laki-laki yang diajak berbuat mesum oleh wanita yang mempunyai kedudukan tinggi dan wajah yang cantik, kemudian dia berkata: "Aku takut kepada Allah." Dan aku yakin bahwa orang yang meninggalkan sesuatu karena takut kepadaNya, pasti akan mendapat ganti yang lebih baik... dan seringkali satu keinginan syahwat itu akan penyesalan seumur hidup... Apa yang akan aku dapatkan dari perbuatan maksiat ini selain Allah akan mengangkat cahaya dan nikmatnya iman dari hatiku... Tidak... tidak... Aku tidak akan mengerjakan perbuatan yang haram... Tetapi apa yang akan harus aku kerjakan. Apakah aku harus melemparkan diri dari jendela ini? Tidak bisa, jendela itu tertutup rapat dan sulit dibuka. Kalau begitu aku harus mengolesi tubuhku dengan kotoran yang ada di WC ini, dengan harapan, bila nanti dia melihatku dalam kedaan begini, dia akan jijik dan akan membiarkanku pergi." Ternyata memang benar, ide yang terakhir ini yang dia jalankan. Dia mulai mengolesi tubunya dengan yang ada di situ. Memang menjijikkan. Setelah itu dia menangis dan berkata: "Ya Rabbi, hai Tuhanku, perasaan takutku kepadaMu itulah yang mendorongku melakukan hal ini. Oleh karena itu, karuniakan untukku 'kebaikan' sebagai gantinya." Kemudian dia keluardari kamar mandi, tatkala melihatnya dalam keadaan demikian, si wanita itu berteriak : "keluar kau hai orang gila!" Dia pun cepat-cepat keluar dengan perasaan takut diketahui orang-orang, jika mereka tahu, pasti akan berkomentar macam-macam tentang dirinya. Dia mengambil barang-barang dagangannya kemudian pergi berlalu, sementara orang-orang tertawa melihatnya. Akhirnya dia tiba dirumahnya , di situ dia bernapas lega. lalu menanggalkan pakaiannya, masuk kamar mandi dan mandi membersihkan tubuhnya dengan sebersih-bersihnya. Kemudian apa yang terjadi? Adakah Allah akan membiarkan hamba dan waliNya begitu saja? Tidak... Ternyata, ketiga dia keluar dari kamar mandi, Allah Subhanahu wa Ta'alah memberikan untuknya sebuah karunia yang besar, yang tetap melekat di tubuhnya sampai dia meninggal dunia, bahkan sampai setelah dia meninggal. Allah telah memberikan untuknya aroma yang harum semerbak yang tercium dari tubuhnya. Semua orang dapat mencium aroma tersebut dari jarak beberapa meter. Sampai akhirnya dia memdapat julukan "Al-miski" (yang harum seperti kasturi). Subhanallah, memang benar, Allah telah memberikan untuknya sebagai ganti dari kotoran yang dapat hilang dalam sekejap dengan aroma wangi yang dapat tercium sepanjang masa. Ketika pemuda itu meninggal dan dikuburkan, mereka tulis diatas kuburanya "Ini kuburan Al-Misky", dan banyak orang yang menziarahinya.

Meninggalkan Yang Haram Maka Keluarlah Aroma Minyak Kesturi Dari Badannya Ada seorang pemuda yang kerjanya menjual kain. Setiap hari dia memikul kain-kain dagangannya dan berkeliling dari rumah ke rumah. Kain dagangan pemuda ini di kenal dengan nama "Faraqna" oleh orang-orang. Walau pun pekerjaannya sebagai pedagang, tetapi pemuda ini sangat tampan dan bertubuh tegap, setiap orang yang melihat pati menyenanginya. Pada suatu hari, saat dia berkeliling melewati jalan-jalan besat, gang-gang kecil dan rumahrumah penduduk sambil berteriak menawarkan dagangannya : "faraqna-faraqna", tiba-tiba ada seorang wanita yang melihatanya. Si wanita itu memanggil dan dia pun menghampirinya. Dia dipersilakan masuk kedalam rumah. Di sini si wanita terpesona melihat ketampanannya dan tumbuhlah rasa cinta dalam hatinya. Lalu si wanita itu berkata : "Aku memanggilmu tidak untuk membeli daganganmu tetapi aku memanggilmu karena kecintaanku kepadamu. Dan dirumah ini sekarang kosong. " Selanjutnya, si wanita ini membujuk dan merayunya agar mau berbuat sesuatu dengan dirinya. Pemuda ini menolak, bahkan dia mengingatkan si wanita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan menakut-nakuti dengan azab yang pedih di sisiNya. Tetapi sayang, nasehat itu tidak membuahkan hasil apa-apa, bahkan sebaliknya, si wanita makin berhasrat. Dan memang biasa, orang itu senang dan penasaran dengan hal-hal yang dilarang... Akhirnya, karena si pemuda ini tidak mau melakukan yang haram, si wanita malah mengancam, katanya: "Bila engkau tidak mau menuruti perintahku, aku berteriak pada semua orang dan aku katakan kepada mereka, bahwa engkau telah masuk ke dalam rumahku dan ingin merenggut kesucianku. Dan mereka akan mempercayaiku karena engkau telah berada dalam rumahku, dan sama sekali mereka tidak akan mencurigaiku." Setelah si pemuda itu melihat betapa si wanita itu terlalu memaksa untuk mengikuti keinginannya berbuat dosa, akhirnya dia berkata: "Baiklah, apakah engkau mengizinkan aku untuk ke kamar mandi agar
108

109

Demikianlah, Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak akan membiarkan hambaNya yang shalih begitu saja, tapi Allah Subhanahu wa Ta'ala akan selalu membelanya, Allah SWT senantiasa membela orang-orang yang beriman, Allah SWT berfirman dalam hadits QudsiNya yang artinya: "Bila dia (hamba) memohon kepadaKu, pasti akan Aku beri. Mana orang-orang yang ingin memohon?!" Pembaca yang budiman! "Setiap sesuatu yang engkau tinggalkan, pasti ada gantinya. Begitu pula larangan yang datang dari Allah, bila engkau tinggalkan, akan ada ganjaran sebagai penggantinya." Allah SWT akan memberikan ganti yang besar untuk sebuah pengorbanan yang kecil. Allahu Akbar. Manakah orang-orang yang mau meninggalkan maksiat dan taat kepada Allah sehingga mereka berhak mendapatkan ganti yang besar untuk pengorbanan kecil yang mereka berikan?? Tidakkah mereka mau menyambut seruan Allah, seruan Rasulullah SAW dan seruan fitrah yang suci?!

Ketika sampai di tanah dia berkata: "Ya Allah, bila Engkau berkehendak, karuniakanlah kepadaku rizki hingga aku tak perlu lagi berdagang keranjang-keranjang." Allah mengabulkan do'anya. Allah mengirimkan untuknya sekawanan belalang yang terbuat dari emas, maka diambilnya sampai bajunya terisi penuh. Setelah itu dia berkata:"Ya Allah, bila ini merupakan rizki yang Engkau karuniakan kepadaku dari dunia ini, maka karuniakanlah untukku keberhahan di dalamnya. Tapi, bila rizki ini akan mengurangi jatahku yang tersimpan di sisiMu di akhirat nanti, maka aku tidak membutuhkannya." Tiba-tiba terdengar suara yang mengatakan bahwa ini hanyalah satu dari dua puluh lima bagian pahala atas kesabaranmu menanggung derita saat melemparkan dirimu dari tempat yang tinggi itu. Lalu dia berkata: "Kalau begitu ya Allah, aku tidak membutuhkan sesuatu yang nanti akan mengurangi jatahku yang ada padaMu di akhirat." Maka diambillah kembali emas-emas itu oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Kedermawanan Itu Adalah Jernih Melemparkan Diri Agar Tak Jatuh Dalam Dosa, Maka Allah Ganti Dengan Kebaikan Pada masa Bani Israil ada seorang pemuda yang ketampanannya tidak tertandingkan. Dia bekerja sebagai penjual keranjang dari pelepah kurma. Pada suatu hari, saat dia berkeliling dengan membawa keranjang dagangannya, ada seorang wanita yang keluar dari rumah seorang raja Bani Israil. Demi melihatnya, si wanita dengan cepat masuk kembali ke dalam rumah untuk membertahukan pada putri raja: "Di pintu tadi saya melihat seorang pemuda yang menjual keranjang, tak pernah saya melihat pemuda setampan dia." Sang putri berkata: "Suruh dia masuk." Si wanita tadi keluar dan mengajak masuk pemuda itu. Setelah dia masuk, pintu dikunci rapat. Lalu datanglah sang putri menemuinya dengan wajah dan bagian lehernya terbuka. Maka si pemuda berkata: "Hai, tutuplah (auratmu), semoga Allah memaafkanmu!" Dengan terus terang si wanita menjawab: "Kami tidak memanggilmu untuk membeli daganganmu, akan tetapi untuk melakukan sesuatu." Si wanita pun mulai menggoda dan merayunya. Sementara pemuda itu berkata: "Takutlah kamu kepada Allah," sang putri malah mengancam: "Bila kau tidak mengikuti keinginanku, aku akan beritahukan kepada raja bahwa kau masuk untuk memaksa diriku berbuat macam-macam." Kemudian pemuda itu mengajukan permintaan: "Tolong sediakan untukku air untuk berwudhu." Jawab sang putri: "Oh rupanya kau masih mencari alasan?! Hai pembantu, tolong sediakan untuknya air wudhu di atas mahligai itu," sebuah tempat yang tidak mungkin pemuda itu bisa kabur dari situ. Setelah pemuda itu tiba di mahligai, dia berdo'a: "Ya Allah, sungguh aku sekarang telah dijak untuk bermaksiat kepadaMu, tetapi aku memilih untuk melemparkan diri dari atas mahligai ini keluar kamar dan tidak jatuh dalam perbuatan dosa." Kemudian dia membaca basmalah lalu melemparkan dirinya. Saat itu pula Allah menurunkan malaikatNya yang memegang kedua ketiak pemuda itu sehingga dia jatuh dalam keadaan berdiri di atas kedua kakinya.
109

Seorang pria dari kaum Quraisy bercerita: "Suatu saat, Muhammad bin Al-Munkadir dari Bani Taim bin Murrah pergi untuk berhaji. Dia seorang yang sangat dermawan. Sebelum berangkat dia memberikan sedekah kepada orang-orang. Semua barang miliknya sudah habis, yang tersisia hanyalah sebuah baju yang dia pakai, dia berangkat haji bersama kawan-kawannya. Dalam perjalanan, dia singgah di telaga air. Saat itu datanglah wakilnya dalam rombongan itu dan berkata, 'Kita tidak punya apa-apa, bahkan meski sisa uang satu dirham saja,' Mengetahui hal itu, Muhammad meneriakan bacaan talbiyyah dan diikuti oleh semua kawan-kawannya, bahkan juga orang-orang yang sama-sama singgah di telaga itu. Di antara orang-orang itu ada Muhammad bin Hisyam. Setelah mendengar suara talbiyah menggema, Muhammad bin Hisyam berkata, 'Demi Allah, aku yakin di sekitar telaga ini ada Muhammad bin AlMunkadir, cobalah kalian lihat.' Ternyata memang benar Muhammad bin Al-Munkadir ada di situ. Kemduian Muhammad bin Hisyam berkata, 'Aku kira dia tidak mempunyai uang. Bawalah uang sebanyak 4.000 dirham ini kepadanya'."

Memberi Satu Dirham Lalu Allah Memberinya Seratus Dua Puluh Ribu Dirham Dari Al-Fudhail bin Iyadh, ia berkata, seorang laki-laki menceritakan kepadaku: "Ada lakilaki yang keluar membawa benang tenun, lalu ia menjualnya satu dirham untuk membeli tepung. Ketika pulang, ia melewati dua orang laki-laki yang masing-masing menjambak kepal kawannya. Ia lalu bertanya, 'Ada apa?' Orang pun memberitahunya bahwa keduanya bertengkar karena uang satu dirham. Maka, ia berikan uang satu dirham kepada keduanya, dan iapun tak memiliki sesuatu.

110

Ia lalu mendatangi isterinya seraya mengabarkan apa yang telah terjadi. Sang isteri lalu mengumpulkan perkakas rumah tangga. Laki-laki itu pun berangkat kembali untuk menggadaikannya, tetapi barang-barang itu tidak laku. Tiba-tiba kemudian ia berpapasan dengan laki-laki yang membawa ikan yang menebar bau busuk. Orang itu lalu berkata kepadanya, 'Engkau membawa sesuatu yang tidak laku, demikian pula dengan yang saya bawa. Apakah Anda mau menukarnya dengan barang (daganganku)?' Ia pun mengiakan. Ikan itu pun dibawanya pulang. Kepada isterinya ia berkata, 'Dindaku, segeralah urus (masak) ikan ini, kita hampir tak berdaya karena lapar!' Maka sang isteri segera mengurus ikan tersebut. Lalu dibelahnya perut ikan tersebut. Tiba-tiba sebuah mutiara keluar dari perut ikan tersebut Wanita itu pun berkata gembira, 'Suamiku, dari perut ikan ini keluar sesuatu yang lebih kecil daripada telur ayam, ia hampir sebesar telur burung dara'. Suaminya berkata, 'Perlihatkanlah kepadaku!' Maka ia melihat sesuatu yang tak pernah dilihatnya sepanjang hidupnya. Pikirannya melayang, hatinya berdebar. Ia lalu berkata kepad isterinya, 'Tahukah engkau berapa nilai meutiara ini?' 'Tidak, tetapi aku mengetahui siapa orang yang pintar dalam hal ini', jawab suaminya. Ia lalu mengambil mutiara itu. Ia segera pergi ke tempat para penjual mutiara. Ia menghampiri kawannya yang ahli di bidang mutiara. Ia mengucapkan salam kepadanya, sang kawan pun menjawab salamnya. Selanjutnya ia berbicar kepadanya seraya mengeluarkan sesuatu sebesar telur burung dara. 'Tahukah Anda, berapa nilai ini?, ia bertanya. Kawannya memperhatikan barang itu begitu lama, baru kemudian ia berkata, 'Aku menghargainya 40 ribu. Jika Anda mau, uang itu akan kubayar kontan sekarang juga kepadamu. Tapi jika Anda menginginkan harga lebih tinggi, pergilah kepada si fulan, dia akan memberimu harga lebih tinggi dariku'. Maka ia pun pergi kepadanya. Orang itu memperhatikan barang tersebut dan mengakui keelokannya. Ia kemudian berkata, 'Aku hargai barang itu 80 ribu. Jika Anda menginginkan harga lebih tinggi, pergilah kepada si fulan, saya kira dia akan memberi harga lebih tinggi dariku'. Segera ia bergegas menuju kepadanya. Orang itu berkata, 'Aku hargai barang itu 120 ribu. Dan saya kira, tidak ada orang yang berani menambah sedikitu pun dari harga itu!' 'Ya', ia pun setuju. Lalu harta itu ditimbangnya. Maka pada hari itu, ia membawa dua belas kantung uang. Pada masing-masingnya terdapat 10.000 dirham. Uang itu pun ia bawa ke rumahnya untuk disimpan. Tiba-tiba di pintu rumahnya ada seorang fakir yang meminta-minta. Maka ia berkata, 'Saya punya kisah, karena itu masuklah'. Orang itu pun masuk. Ia berkata, 'Ambillah separuh dari hartaku ini. Maka, orang fakir itu mengambil enam kantung uang dan dibawanya. Setelah agak menjauh, ia kembali lagi seraya berkata, 'Sebenarnya aku bukanlah orang miskin atau fakir, tetapi Allah Ta'ala telah mengutusku kepadamu, yakni Dzat yang telah mengganti satu dirhammu dengan 20 qirath. Dan ini yang diberikanNya kepadamu adalah baru satu qirath daripada-nya, dan Dia menyimpan untukmu 19 qirath yang lain.

Pengairan Gratis Ada seorang pria yang sedang berjalan di padang pasir, tiba-tiba dia mendengar dari langit yang mengatakan, "Airilah kebun si Fulan!" Kemduian dia lihat ada awan yang berjalan menuju tempat tertentu, lalu awan itu menumpahkan airnya (air hujan) di sebuah areal tanah yang penuh dengan batu hitam. Di sana ada sebuah aliran air yang menampung air tersebut. Pria itu terus mengikuti kemana air itu mengalir. Tiba-tiba dia melihat ada seseorang yang sedang berdiri di kebunnya sambil mendorong air itu dengan penyodoknya ke dalam kebunnya. Dia berkata: "Hai hamba Allah! siapa nama Anda?" Dijawab oleh pemilik kebun itu: "Namaku fulan." Persis seperti nama yang didengar dari arah awan tadi. Pemilik kebun itu balik bertanya: "Hai hamba Allah! mengapa Anda menanyakan nama saya? Dijawabnya: "Aku telah mendengar suara di awan yang menurunkan air ini, suara itu mengatakan, 'Airilah kebun si fulan' dan dia menyebutkan namamu. Apa sebenarnya yang Anda perbuat dengan kebun ini? Pemilik kebun itu menjawab: "Kalau itu yang Anda katakan, maka ketahuilah, sesungguhnya aku perhitungkan hasil yang didapat dari kebun ini. Lalu sepertiga aku sedekahkan, sepertiganya lagi aku makan bersama keluargaku dan sepertiga yang terakhir aku kembalikan lagi ke kebun untuk ditanam." Dalam riwayat lain dikatakan: "Aku jadikan sepertiganya sebagai sedekah untuk orang-orang miskin, para pengemis dan ibnu sabil (orang-orang dalam perjalanan)." Begitulah, orang yang meninggalkan sifat kikir yang buruk, Allah akan menggantinya dengan kebaikan yang banyak.

Perniagaan Yang Menguntungkan Kita tahu bahwa para sahabat Rasulullah saw adalah orang-orang yang telah membela dan banyak berkorban demi agama Islam yang agung ini. Mereka adalah sebaik-baik penolong untuk agama ini. Mereka juga sebaik-baik pejuang di jalannya. Hal ini terjadi pada mereka, karena mereka menjadikan ajaran Islam sebagai sebuah realita dalam perilaku mereka dan sebagai sesuatu yang begitu terasa di dalam hati mereka. Hingga hal itu menjadi tabiat mereka dengan seikhlas-ikhlasnya dan berani membela agama ini walaupun harus membayar dengan harga yang mahal. Islam mengajak mereka untuk hijrah. Dengan cepat mereka menyambut seruan itu; meninggalkan Mekkah walau hati mereka penih kerinduan kepadanya dan jiwa mereka dihiasi dengan kecintaan padanya. Mereka lebih mengutamakan aqidah dibanding tempattempat main mereka saat masih kanak-kanak, tempat yang penuh dengan kenangan indah. Islam mengajak mereka untuk berjihad. Ternyata mereka adalah prajurit-prajurit tangguh yang tidak dihinggapi rasa takut. Mereka berhijrah karena Allah dan karena Rasul-Nya, dan mereka berhasil memberikan tauladan yang baik yang monumental dan indah dalam pengorbanan dan keimanan mereka yang sejati. Simaklah kisah berikut ini.

110

111

Ketika Shuhaib pergi menyusul Nabi saw untuk berhijrah, ada beberapa orang quraisy yang membuntutinya. Mereka berkata kepada Shuhaib, "Dulu kau datang kepada kami dalam keadaan tidak punya apa-apa, kemudian kau hidup bersama kami dan mendapatkan harta yang banyak dan kau menjadi orang seperti sekarang ini. Tahu-tahu kau ingin keluar dengan membawa semua hartamu? Demi Allah, hal itu tidak akan pernah terjadi." Lalu Shuhaib turun dari tunggangannya, dikeluarkannya anak panah dari tempatnya, seraya berkata, "Wahai kaum Quraisy, kalian sudah tahu bahwa aku termasuk orang paling pandai memanah diantara kalian. Demi Allah, kalian tidak akan menyentuhku kecuali akan aku bidik dengan semua anak panahku, kemudian aku akan menebas dengan pedangku ini selama dia berada ditanganku. Ayo lakukan apa yang kalian inginkan!" Akan tetapi Shuhaib setelah itu berkata, " Bagaimana bila aku tinggalkan semua hartaku untuk kalian, apakah kalian akan membiarkan aku pergi?" Mereka menjawab, "Ya." Maka Shuhaib meninggalkan semua hartanya untuk mereka. Dan ketika sampai ke hadapan Rasulullah saw, di Madinah beliau bersabda, "Telah beruntung perniagaanmu hai Abu Yahya. Telah beruntung perniagaanmu hai Abu Yahya." Dan turunlah firman Allah SWT, "Dan diantara manusia itu ada seorang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah." (QS. Al-Baqarah:207).

Tiba-tiba datanglah utusan Yahya bin Khalid Al-Barmaky di pagi hari, meminta saya untuk menemuinya. Ketika saya menghadap pada Yahya Al-Barmaki, dia berkata, 'Ya Waqidy! Tadi malam aku bermimpi melihatmu. Kondisimu saat itu sangat memprihatinkan. Coba jelaskan ada apa denganmu?' Maka saya menjelaskannya sampai pada kisah tentang teman saya yang alawy, teman saya yang satunya lagi dan uang 1000 dirham. Lalu dia berkomentar, 'Aku tidak tahu siapa diantara kalian yang lebih dermawan.' Selanjutnya, dia memerintahkan agar saya diberi uang tiga puluh ribu dirham dan dua puluh ribu dirham untuk dua teman saya. Dan dia meminta saya untuk menjadi Qadhi."

Janji Bertemu di Surga Al-Mubarrid menyebutkan dari Abu Kamil dari Ishaq bin Ibrahim dari Raja' bin Amr AnNakha'i, ia berkata, "Adalah di Kufah, terdapat pemuda tampan, dia kuat beribadah dan sangat rajin. Suatu saat dia mampir berkunjung ke kampung dari Bani An-Nakha'. Dia melihat seorang wanita cantik dari mereka sehingga dia jatuh cinta dan kasmaran. Dan ternyata, si wanita cantik ini pun begitu juga padanya. Karena sudah jatuh cinta, akhirnya pemuda itu mengutus seseorang melamarnya dari ayahnya. Tetapi si ayah mengabarkan bahwa putrinya telah dojodohkan dengan sepupunya. Walau demikian, cinta keduanya tak bisa padam bahkan semakin berkobar. Si wanita akhirnya mengirim pesan lewat seseorang untuk si pemuda, bunyinya, 'Aku telah tahu betapa besar cintamu kepadaku, dan betapa besar pula aku diuji dengan kamu. Bila kamu setuju, aku akan mengunjungimu atau aku akan mempermudah jalan bagimu untuk datang menemuiku di rumahku'. Dijawab oleh pemuda tadi melalui orang suruhannya, 'Aku tidak setuju dengan dua alternatif itu, " sesungguhnya aku merasa takut bila aku berbuat maksiat pada Rabbku akan adzab yang akan menimpaku pada hari yang besar." (Yunus:15) Aku takut pada api yang tidak pernah mengecil nyalanya dan tidak pernah padam kobaranya.' Ketika disampaikan pesan tadi kepada si wanita, dia berkata, "Walau demikian, rupanya dia masih takut kepada Allah? Demi Allah, tak ada seseorang yang lebih berhak untuk bertaqwa kepada Allah dari orang lain. Semua hamba sama-sama berhak untuk itu." Kemudian dia meninggalkan urusan dunia dan menyingkirkan perbuatan-perbuatan buruknya serta mulai beribadah mendekatkan diri kepada Allah. Akan tetapi, dia masih menyimpan perasaan cinta dan rindu pada sang pemuda. Tubuhnya mulai kurus dan kurus menahan rindunya, sampai akhirnya dia meninggal dunia karenanya. Dan pemuda itu seringkali berziarah ke kuburnya, Dia menangis dan mendo'akanya. Suatu waktu dia tertidur di atas kuburanya. Dia bermimpi berjumpa dengan kekasihnya dengan penampilan yang sangat baik. Dalam mimpi dia sempat bertanya, "Bagaimana keadaanmu? Dan apa yang kau dapatkan setelah meninggal?" Dia menjawaba, "Sebaik-baik cinta wahai orang yang bertanya, adalah cintamu. Sebuah cinta yang dapat mengiring menuju kebaikan."

Mendahulukan Kepentingan Orang Lain Al-Waqidiy bercerita, "Suatu saat, saya berada dalam himpitan ekonomi yang begitu keras. Hingga tiba bulan Ramadhan, saya tidak mempunyai uang sedikitpun. Saya bingung, lalu aku menulis surat kepada teman saya yang seorang alawy (keturunan Ali bin Abi Thalib). Saya memintanya meminjami saya uang sebesar seribu dirham. Dia pun mengirimkan kepada saya uang sebesar itu dalam sebuah kantong yang tertutup. Kantong itu saya taruh dirumah. Malam harinya saya menerima sepucuk surat dari temen saya yang lain. Dia meminta saya meminjaminya uang sebesar seribu dirham untuk kebutuhan bulan puasa. Tanpa pikir panjang, saya kirimkan kantong uang yang tutpnya masih utuh. Besok harinya saya kedatangan teman yang meminjamiku uang, juga teman alawy yang saya berhutang padanya. Yang alawy ini menanyakan kepada saya perihal uang seribu dirham itu. Saya jawab, bahwa saya telah mengeluarkan untuk suatu kepentingan. Tiba-tiba dia mengeluarkan kantong itu sambil tertawa dan berkata, ' Demi Allah, bulan Ramadhan sudah dekat, saya tidak punya apa-apa lagi kecuali 1000 dirham ini. Setelah kau menulis surat pada saya, saya kirim uang ini kepadamu. Sementara saya juga menulis surat pada teman kita yang satu ini untuk pinjam seribu dirham. Lalu dia mengirimkan kantong ini kepada saya. Maka saya bertanya, bagaimana ceritanya hingga bisa begini? Diapun bercerita pada saya. Dan sekarang ini, kami datang untuk membagi uang ini, buat kita bertiga. Semoga Allah akan memberikan kelapangan pada kita semua. Al-Waqidy berkata, "Saya berkata pada kedua teman itu, 'Saya tidak tahu siapa diantara kita yang lebih dermawan.' Kemudian kami membagi uang itu bertiga. Bulan Ramadhan pun tiba dan saya telah membelanjakan sebagian besar hasil pmbagian itu. Akhirnya perasaan gundah datang lagi, saya berfikir, aduhai bagaimana ini?
111

112

Pemuda itu bertanya, "Jika demikian, kemanakah kau menuju?" Dia jawab, "Aku sekarang menuju pada kenikmatan dan kehidupan yang tak berakhir. Di Surga kekekalan yang dapat kumiliki dan tidak akan pernah rusak." Pemuda itu berkata, "Aku harap kau selalu ingat padaku di sana, sebab aku di sini juga tidak melupakanmu." Dia jawab, "Demi Allah, aku juga tidak melupakanmu. Dan aku meminta kepada Tuhanku dan Tuhanmu (Allah SWT) agar kita nanti bisa dikumpulkan. Maka, bantulah aku dalam hal ini dengan kesungguhanmu dalam ibadah." Si pemuda bertanya, "Kapan aku bisa melihatmu?" Jawab si wanita: "Tak lama lagi kau akan datang melihat kami." Tujuh hari setelah mimpi itu berlalu, si pemuda dipanggil oleh Allah menuju kehadiratNya, meninggal dunia.

kepadanya.' Maka Abdullah bin Amr berkata, 'Inilah amalan yang telah menyampaikanmu pada derajat tinggi dan inilah yang berat untuk kami lakukan.'"

Menjadi Ahli Surga Karena Meninggalkan Dosa Ada seorang pria dari Bani Israil yang tidak pernah mencegah diri dari perbuatan dosa. Saat itu ada sebuah keluarga dari Bani Israil yang sedang membutuhkan bantuan. Maka dikirimlah wanita dari keluarga tersebut kepada si pria tadi untuk meminta sesuatu. Tetapi si pria ini menjawab, "Tidak boleh, kecuali bila engkau membolehkan aku menjamahmu." Si wanitu itu pun menolak, lalu beranjak keluar. Maka bertambah parahlah keadaan keluarga tersebut. Akhirnya si wanita datang lagi kepadanya dan memohon bantuan lagi. Tetapi jawaban yang diterimanya tetap, "Tidak boleh, kecuali bila engkau membolehkan aku menjamahmu." Si wanita keluar dan kembali ke rumahnya. Keadaanpun bertambah sengsara lagi. Keluarga tersebut lalu mengirim si wanita itu lagi. Si wanita itu berkata, "Ya tidak apa-apa." Saat si pria itu berdua dengannya, tiba-tiba wanita itu bergetar seperti bergetarnya pelepah kurma. Si pria bertanya, "Ada apa denganmu?" Dia jawab, "Aku takut kepada Allah Tuhan semesta Alam. Ini adalah perbuatan yang belum pernah aku lakukan." Si pria itu berkata, "Kau merasa takut kepada Allah padahal kau belum pernah melakukannya, sementara aku melakukannya ? Sungguh, sekarang aku berjanji kepada Allah SWT bahwa aku tidak akan melakukan dosa yang dulu pernah akau lakukan." Maka Allah SWT memberikan wahyu pada seorang Nabi dari Nabi-nabi bani Israil bahwa si Fulan itu telah dicatat termasuk ahli Surga.

Tinggalkan Sifat Dengki, Meraih Surga Diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata, "Saat kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah saw, beliau berkata, ' Akan datang kepada kalian sekarang ini seorang laki-laki penghuni Surga'. Tiba-tiba ada seorang laki-laki dari kaum Anshar yang datang sementara bekas air wudlu masih mengalir di jeggotnya, sedang tangan kirinya memegang terompah. Keesokan harinya Rasulullah saw mengatakan seperti perkataannya yang kemarin. Lalu muncullah laki-laki itu legi persis seperti kedatangannya pertama kali. Di hari ketiga Rasulullah saw mengatakannya lagi dan datanglah laki-laki itu lagi seperti kedatangannya pertama kali. Setelah Rasulullah saw beranjak, Abdullah bin Amr bin Ash membuntuti lakilaki tadi sampai ke rumahnya. Lalu Abdullah berkata, 'Aku telah bertengkar dengan ayahku, kemudian aku bersumpah untuk tidak mendatanginya selama tiga hari. Bila kau setuju, aku mau tinggal bersamamu sampai tiga hari.' Dia menjawab, 'Ya, boleh.'" Anas berkata, "Abdullah menceritakan bahwa dia telah menginap di tempat laki-laki itu selama tiga hari. Dia lihat orang itu sama sekali tidak bangun malam (tahajjud). Hanya saja, setiap kali dia berkata dan menggeliat di atas ranjangnya, dia selalu membaca dzikir dan takbir sampai dia bangun untuk melaksanakan sholat subuh. Selain itu kata Abdullah, 'Aku tidak pernah mendengarnya berbicara kecuali yang baik-baik. Seteleh tiga malam berlalu dan hampir saja aku menyepelekan amalnya, aku terusik untuk bertanya, 'Wahai hamba Allah, sesungguhnya tidak pernah terjadi pertengkaran dan tak saling menyapa antara aku dengan ayahku, aku hanya mendengar Rasulullah saw berkata tentang dirimu tiga kali, bahwa akan datang kepada kalian sekarang ini seorang laki-laki penghuni Surga dan sebanyak tiga kali itu kaulah yang datang. Maka akupun ingin bersamamu agar bisa melihat apakah amalanmu itu dan nanti akan aku tiru. Tetapi kau ternyata tidak terlalu banyak beramal. Apakah sebenarnya hingga kau mencapai apa yang disabdakan Rasulullah saw?' Maka dia menjawab, 'Aku tidak mempunyai amalan kecuali yang telah kau lihat sendiri'. Ketika akau hendak berpaling pergi, dia memanggilku, lalu berkata, 'Benar amalanku hanya yang kau lihat sendiri, hanya saja akau tidak mendapatkan pada diriku sifat curang terhadap seorang pun dari kaum muslimin. Aku juga tidak iri pada seseorang atas karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT

Meninggalkan Dusta Diterima Kerja Ada seorang pria berkebangsaan Eropa yang telah memeluk Islam. Dia adalah seorang muslim yang baik Islamnya, jujur dalam tindakannya dan bersemangat untuk menampakkan ke-Islamannnya. Dia bangga dengan Islamnya di hadapan orang-orang kafir. Tidak ada perasaan minder, malau atau perasaan ragu. Bahkan tanpa ada kesempatan terlewatkan dia selalu bersemangat untuk menampakkan ke-Islaman itu. Suatu saat dia bercerita bahwa ada sebuah iklan lowongan kerja di sebuah instansi pemerintah yang kafir. Pria muslim yang bangga dengan Islamnya ini mengajukan lamaran untuk mendapat pekerjaan tersebut. tentunya dia harus menjalani tes wawancara. Selain dia banyaka juga orang orang yang ikut tes ini. Saat tiba gilirannya untuk tes wawancara, panitia khusus wawancara ini mengajukan kepadanya beberapa pertanyaan. Diantara pertanyaan itu adalah, 'Apakah Anda minum minuman keras?', dia jawab, 'Tidak, saya tidak mengkonsumsi minuman keras karena saya orang islam dan agama saya melarangnya.' Mereka bertanya lagi, 'Apakah Anda memiliki teman kencan dan pacar?', dia jawab, 'Tidak, karena agama Islam yang saya peluk ini telah mengharamkannya. Saya hanya berhubungan dengan istri yang telah saya nikahi sesuai dengan syariat Allah SWT'.

112

113

Wawancara telah usai. Dia keluar dari ruang tes, tetapi dia pesimis akan berhasil dalam persaingan ini. Ternyata di luar dugaan hasil akhir menyebutkan, semua pelamar yang jumlahnya banyak itu gagal, hanya dialah satu-satunya yang berhasil diterima. Kemdian dia pergi menemui ketua panitia tes itu dan mengatakan, 'Tadinya saya menunggu pernyataan tidak diterima untuk pekerjaan ini, sebagai balasan atas perbedaan agama antara saya dan Anda, juga karena saya memeluk Islam. Saya terkejut bisa diterima untuk bergabung dengan rekan-rekan kristen di sini. Apa rahasia dibalik itu?' Ketua Panitia menjawab, 'Sebenarnya orang yang dicalonkan untuk pekerjaan ini, syaratnya harus orang yang selalu cekatan dan perhatian penuh dalam setiap keadaan, juga tidak teler. Sementara, orang yang mengkonsumsi minuman keras tidak mungkin bisa demikian. kami memang mencari orang yang tidak mengkonsumsi minuman keras, dan Anda terpilih untuk pekerjaan ini karena Anda memenuhi syarat.' Maka keluarlah dia dari ruangan seraya memuji dan bersyukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan untuknya nikmat yang begitu besar sambil membaca firman Allah, "Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah jadikan untuknya jalan keluar." (Ath-Thalaq:2)

menjawab, 'Tidak pernah.' Mereka berkata, 'Ingat-ingatlah!' Ia menjawab, 'Tidak pernah, kecuali dahulu aku sering memberi hutang kepada orang lain, dan aku perintahkan kepada pelayanku agar mereka melihat (menagih) orang yang berkecukupan dan membebaskan (hutang) orang yang miskin.' Maka Allah berfirman, 'Bebaskan dia (dari siksa)'." (Muttafaq Alaih; Al-Bukhari, 4/261 dalam Al-Buyu' dan Muslim, 1560).

Meninggalkan Maksiat Kemudian Meninggal Malam Harinya, Lalu Allah SWT Karuniakan Ampunan Untuknya Dari Ibnu Umar r.a. berkata, "Rasulullah saw bersabda, 'Adalah Dzulkifli tidak pernah menahan diri dari perbuatan maksiat dan dosa. Suatu saat datanglah kepadanya seorang wanita, lalu Dzulkifli memberikan kepadanya uang sebesar enam puluh dinar dengan syarat dia boleh menggaulinya. Saat dia duduk seperti posisi seorang laki-laki di atas isterinya, si wanita tadi gemetar dan menangis? Apakah kau merasa aku memaksamu? Jawab si wanita, tidak. Akan tetapi perbuatan ini belum pernah aku lakukan, dan yang mendorongku melakukanya tak lain adalah tekanan ekonomi. Dzulkifli berkata, 'Kau akan melakukanya sementara sebelumnya tidak pernah? Sekarang pergilah engaku dan ambilah uang dinar itu untukmu.' Kemudian Dzulkifli bersumpah, 'Demi Allah, mulai sekarang Dzulkifli tidak akan pernah lagi bermaksiat kepada Allah selamanya!'. Malam harinya Dzulkifli meninggal dunia, dan pada pagi hari terdapat tulisan di pintu rumahnya; 'Sungguh Allah telah mengampuni Dzulkifli'."

Ganjaran Ketaatan Dari Humaid bin Hilal, dari seorang pria, dia mengatakan, "Saya datang kepada Rasulullah saw, kemudian beliau memperlihatkan kepada saya sebuah rumah, seraya berkata, 'Ada seorang wanita yang dulu tinggal di sini, kemudian ikut berperang bersama kaum muslimin. Dia meninggalkan 12 ekor kambing dan sebuah alat tenun. Sepulangnya dari perang, dia kehilangan seekor kambing berikut alat tenunnya. Lalu dia berkata, 'Ya Rabb, sesungguhnya Engaku telah menjamin bagi orang yang keluat di jalan-Mu, bahwa Engkau akan menjaga barang kepunyaannya, Sekarang aku telah kehilangan seekor kambing dan lat tenunku. Aku mohon Engkau mengembalikan barang keounyaanku itu.' Kemudian Rasulullah saw menceritakan bagaimana kuatnya permohonannya kepada Allah, dan ternyata di pagi harinya dia mendapatkan kembali kambingnya bersaama seeokr lain, juga alat tenunnya, tidak hanya satu tetapi menjadi dua."

Tanamanya Habis Dirusak Badai Karena Sabar, Dia Diganti Dengan Yang Lebih Baik Al-Barqy (Abu Abdillah Ahmad bin Ja'far bin Abdu Rabbih bin Hasan) berkata, "Saya melihat seorang perempuan di dusun. Saat itu, salju sudah turun dan semua tanamannya habis, rusak karena salju tersebut. banyak orang yang datang untuk menghibur dan menampakan rasa prihatin. Tiba-tiba perempuan tersebut menengadahkan pandangannya ke langit dan berdo'a, 'Ya Allah, Engkaulah satu-satunya yang dapat diharapkan oleh mahluk(Mu) yang terbaik (yaitu manusia). Berada di tanganMulah pengganti dari apa-apa (tanaman) yang telah rusak. Maka, berbuatlah untuk kami sesuai dengan sifat yang Engkau miliki (Pengasih, Penyayang). Sungguh, rizki kami ada padaMU, harapan kami pun hanya kepadaMU.'" Tak lama setelah itu, datang seorang kaya dan dermawan dari daerah tersebut. Dan setelah mendapat informasi tentang apa yang terjadi, orang tersebut memberikan uang untuk si perempuan tadi sebesar lima ratus dinar, (Al-Faraj ba'das-Syiddah 1/181).

Membebaskan Hutang Orang yang Susah Maka Allah pun Membebaskannya Dari Ibnu Abu Hurairah r.a. dari Nabi saw bahwasanya beliau bersabda, "Ada seorang lakilaki yang (suka) memberi hutang kepada orang lain, kepada pelayannya ia berkata, 'Jika engkau mendatangi orang miskin, maka bebaskanlah (hutangnya),mudah mudahan Allah membebaskan kita (dari siksa-Nya)'. Beliau bersabda, 'Maka orang itu menjumpai Allah dan Allah pun membebaskannya (dari siksa)'." (Muttafaq Alaih; Al-Bukhari, 6/379 dalam AlAnbiya' dan Muslim, 1562). Dalam riwayat lain disebutkan, dari Ibnu Mas'ud ia berkata, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya para malaikat mengambil ruh seorang laki-laki sebelum (zaman) kalian, lalu mereka bertanya kepadanya, 'Apakah engkau pernah, melakukan kebaikan meski sekali?' Ia
113

114

Buah Mengembalikan Urusan Kepada Allah dan Bersabar Dalam hidup ini setiap muslim kadang menghadapi ujian, cobaan dan bencana. Karena itu, ketika diuji, hendaknya ia bersabar dan mengharapkan pahala kepada Allah atas musibahnya. Jika demikian, tentu Allah tidak akan menyia-nyikan sesuatu pun untuknya, bahkan Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang hilang darinya. Dalam Shahih-nya, Imam Muslim meriwayatkan dari Ummu Salamah ra, bahwasanya ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah saw, 'Tidaklah seorang muslim yang tertimpa suatu musibah, lalu ia mengatakan apa yang diperintahkan Allah, 'Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, berilah aku pahala karena musibah ini, dan gantikanlah untukku sesuatu yang lebih baik darinya,' kecuali Allah akan memberinya ganti yang lebih baik.' Ummu Salamah berkata, 'Ketika Abu Salamah meninggal dunia, aku berkata, 'Siapakah orang Islam yang lebih baik dari Abu Salamah?, (penghuni) rumah yang pertama kali hijrah kepada Rasulullah saw? Lalu aku mengucapkan perkataan diatas, kemudian Allah menggantikan untukku Rasulullah saw sebagai suami'." Wahai ummat Islam, ketahuilah! Sesungguhnya barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dari padanya. Siapa yang meninggalkan dari menampar pipi sendiri, mengoyak-ngoyak pakaian dan berteriak-teriak meratap serta kemungkaran yang sejenisnya, kemudian ia memohon pahala di sisi Allah atas musibahnya serta mengembalikan semuanya kepada Allah, niscaya Allah akan menggantikanya dan sungguh Allah adalah sebaik-baik Pemberi ganti.

mengetahui hamba-Nya, yang bernama Sulaiman menyembelih kuda-kuda tersebut karena Diri-Nya, karena takut dari siksa-Nya serta karena kecintaan dan pemuliaan kepada-Nya, karena dia sibuk dengan kuda-kuda tersebut sehingga habis waktu shalat. Sebab hal it, Allah lalu menggantikan untuknya sesuatu yang lebih baik dari kuda-kuda tersebut, yakni angin yang bisa berhembus dengan perintahnya, sehingga akan menjadi subur daerah yang dilewatinya, perjalannya sebulan dan kembalinya juga sebulan. Dan tentu, ini lebih cepat dan lebih baik daripada kuda. Karena itu, benarlah sabda Rasulullah saw, "Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena takut kepada Allah kecuali Allah akan memberimu (sesuatu) yang lebih baik daripadanya." (HR Ahmad dan Al-Baihaqi, hadits shahih)

Aku ingin Berjuang Seorang pemuda belia dari kabilah Aslam sedang termenung sendirian agaknya dia sedang sibuk memikirkan sesuatu yang membebani hatinya. Pemuda itu bertubuh kuat, gagah, penuh gairah untuk menghadapi masa depan yang penuh berbagai tantangan. Badanya tegap dan kuat, sanggup untuk dihadapkan pada perjuangan seperti yang sedang dilakukan oleh yang lain, jihad fisabilillah. Adakah jalan yang lebih afdol dan lebih mulia dari jihad fisabilillah..? Rasa-rasanya tak ada. Sebab itulah satu-satunya jalan jika memang benar-benar telah menjadi tujuan dan niat suci untuk mencari restu dn ridho Allah SWT. "Demi Allah, inilah satu kesempatan yang sangat baik", kata hati pemuda itu. Yah,.....sebab disana, serombongan kaum muslimin sedang bersiap menuju juang jihad fisabilillah. Sebagian sudah berangkat, sebagian lagi baru datang, dan akan segera berangkat. Semuanya menampakan wajah yang senang, pasrah, dan tenang dengan satu iman yang mendalam. Wajah-wajah mereka membayangkan suatu keyakinan penuh, bahwa sebelum ajal berpantang mati. Maut akan menimpa diman pun kita berada. yakin bahwa umur itu satu. kapan kan sampai batasnya, hanya Allah yang maha tahu. Bagaimana sebab dan kejadianya, takdir Allah lah yang menentukan. Maut, adalah sesuatu yang tak dapat dihindari manusia. Dia pasti datang menjemput manusia. Entah disaat manusia sedang duduk, diam di rumah, atau mungkin berada dalam perlindungan benteng yang kokoh, mungkin pula sedang bersembunyi ditempat persembunyiannya, di gua yang gelap, di jalan raya yang ramai, ataukah di medan peperangan. Bahkan bukan mustahil maut akan menjemput kala manusia sedang tidur, di atas temapt tidurnya. Semua itu hanya Allah lah yang berkuasa, dan berkehendak atasnya. Menunggu kedatangan maut memang masa-masa yang paling mendebarkan jiwa. Betapa tidak? Hanya sendirilah yang dapat dibawa menghadap penguasa yang Esa kelak. Medan juang fisabillah tersedia bagi mereka yang kuat. Penuh keberanian dan keikhlasan mencari ridho Allah semata. Mereka yang berjiwa suci ditengah-tengah tubuh yang perkasa. Anganangan ikhlas yang disertai hati yang bersih. Memang, saat itu keberanian telah menjiwai setiap kalbu kaum muslimin. Panggilan dan dengungan untuk jihad fisabilillah merupakan angan-angan dan tujuan harapan mereka. Mereka yakin, dibalik hiruk-pikuknya peperangan

Sulaiman Menyembelih Kuda Karena Allah, Lalu Allah Menggantikanya Dengan (Anugerah) Angin Yang Tunduk Kepadanya "Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesunguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya). (Ingatlah) ketika dipertunjukan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore, maka ia berkata, "Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan." "Bawalah semua kuda itu kembali kepadaku." Lau ia potong kaki dan leher kuda itu. (Shaad:30-33) Allah menyebutkan, bahwa Dia menganugerahkan kepada Daud putera bernama Sulaiman a.s. Allah memuji Sulaiman bahwa dia banyak kembali kepada-nYa, lalu Allah menyebutkan perkaranya tentang kuda. Berikut ini kisahnya: Sulaiman a.s. begitu cintanya kepada kuda untuk digunakan jihad di jalan Allah. Beliau memiliki kuda-kuda yang kuat, cepat dan bersayap. Kuda-kudanya berjumlah 20 ribu ekor. Ketika ia memeriksa dan mengatur kuda-kuda tersebut, ia ketinggalan shalat Ashar, karena lupa bukan disengaja. Saat ia mengetahui ketinggalan sholatnya karena kuda-kuda tersebut, ia pun bersumpah, "Tidak, demi Allah, janganlah kalian (kuda-kudaku) melalaikanku dari menyembah Tuhanku." Lau beliau menitahkan agar kuda-kuda itu disembelih. Maka beliau memukul leher-leher dan urat-urat nadi kuda-kuda tersebut dengan pedang. Ketika Allah
114

115

Allah telah menjanjikan imbalan yang setimpal baginya. Selain dengan itu dia dapat membersihkan jiwanya dari berbagi noda. Baik itu berupa noda-noda aqidah, niat-niat jahat, berbagi dosa perbuatan ataupun kekotoran muamalah yang lain. Pengorbanan mereka yang mulia itu menunjukan kepribadian yang baik dan luhur. Semua sesuai dengan ajaran agama yang murni. Pantas menjadi contoh dan teladan, bahkan sebagai mercu suar yang menerangi dunia dan isi alam semesta. Itulah renungan hati pemuda Aslam yang gagah itu. Sepenuh hati dia berkata seolah kepada diri sendiri. "Harus ! harus dan mesti aku berbut sesuatu. Jangan kemiskinan dan kefakiran ini menjadi hamabtan dan penghalang mencapai tujuanku." Mantap, penuh keyakinan dan semangat yang tinggi pemuda tersebut ini menggabungkan diri dengan pasukan kaum muslimin. Usia pemuda itu memang masih belia, namun cara berfikir dan jiwanya cukup matang, kemauanya keras, ketangksan dan kelincahan menjadi jaminan kegesitanya di medan juang. Namun mengapa pemuda yang begitu bersemangat itu tak dapat ikut serta dalam barisan pejuan? Seababnya hanya satu. Dia tidak mempunyai bekal dan senjata apa-apa yang dapat dipakainya untuk berperang karena kemiskinan dan kefakiranya. Sebab pikirnya, tidak mungkin untuk terjuan ke medan perjuangan tanpa senjata apapun. Tanpa senjata dia tidak mampu melakukan apapun. Bahkan dia tidak akan berfungsi apa-apa. Mungkin untuk menyelamatkan diri saja, dia tidak mampu. Inilah yang menjadikan pemuda itu berfikir panjang lebar. Otaknya bekerja keras agar hasratnya yang besar berjuang dapat tercapai. Setelah tidak juga dicapainya pemecahan, dia pergi menghadap Rasulullah SAW. Diceritakan semua keadaan dan penderitaan serta keinginannya yang besar. Dia memang miskin, fakir dan menderita, namun dia tidk mengharapkan apa-apa dari keikutsertaanya berjaung. Dikatakanya kepada Rasulullah SAW, bahwa dia tidak meminta berbagai pendekatan duniawi kepada Rasulullah; Dia hanya menginginkan bagaimana caranya agar dia dapat masuk barisan pejuang fisabilillah. Mendengar hal demikian, Rasulullah bertanya, setelah dengan cermat meneliti dan memandang pemuda tersebut: "Hai pemuda, sebenarnya apa yang engkau katakan itu dan apa pula yang engkau harapkan?". "Saya ingin berjuang, ya Rasulullah!" jawab pemuda itu. "Lalu apa yang menghalangimu untuk melakukan itu", tanya Rasulullah SAW kemudian. "Saya tidk mempunyai perbekalan apa-apa untuk persiapan perjaungan itu ya Rasulullah", jawab pemuda tersebut terus terang. Alangkah tercengangnya Rasulullah mendengar jawaban itu. Cermat diawasinya wajah pemuda tersebut. Wajah yang berseri-seri, tanpa ragu dan penuh keberanian menghadap maut, sementara disana banyak kaum munafikin yang hatinya takut dan gentar apabila terdengar panggilan seruan untuk berjaung jihad fisabilillah. Demi Allah! jauh benar perbedaan pemuda itu dengan para munafiqin di sana. Kaum munafiqin yang dihinggapi rasa rendah diri, selalu mementingkan diri-sendiri. Mereka tidak suka dan tidak mau memikul beban dan tanggung jawab demi kebenaran yang hakiki. Kaum yang tidak senang hidup dalam alam kedamaian dan ketentraman dlam ajaran agama yang benar. Mereka lebih suka berada dalam hidup dan suasana kegelapan dan kekalutan. Ibarat kuman-kuman kotor, yang hidupnya hanya untuk mengacau dan menghancurkan apa saja.
115

Celakalah mereka yang besar dan tegap badan serta tubuhnya namun licik dan kerdil pikiran serta hatinya. Kebanggaanlah bagimu yang tepat hai pemuda! semogalah Allah banyak menciptakan manusia-manusia sepertimu. Yang dapat menjadi generasi penerusmu. Yang akan menjunjung tinggi kemulyaan Islam, budi pekerti yang mulia menuju alam yang bahagia sejahtera lahir batin. Benar, kaum muslimin sangat memrlukan jiwa yang demikian. Jiwa yang besar penuh keyakinan, dan juga keberanian yang mantap. Sepantasnya pemuda seperti dari kabilah Aslam itu mendapat segala keperluan serta keinginanya untuk melaksanakan hasrat cita-cita keinginan itu. Rasulullah SAW akhirnya berkata kepada pemuda Aslam tersebut: "Pergilah engkau kepada si Fulan! Dia yang sebenarnya sudah siap lengkap dengan perlatan berperang tapi tidak jadi berangkat karena sakit. Nah pergilah kepadanya dan mintalah perlengkapan yang ada padanya." Pemuda itu pun bergegas menemui orang yang ditunjukan Rasulullah SAW tadi. Katanya kepada si Fulan: "Rasulullah SAW menyampaikan salam padamu juga pesan. Beliau berpesan agar perlengkapan perang yang engkau miliki yang tidak jadi engkau pakai pergi berperang agar diserahkan kepadaku." Orang yang tidak jadi berperang itu penuh hormat menjalankan perintah Rasulullah SAW sambil mengucapkan: "Selamat datang wahai utusan Rasulullah! Saya hormati dan taati segala perintah Rasulullah SAW." Segera dia menyuruh istrinya untuk mengambil pakaian dan peralatan perang yang tidak jadi dipakainya. Diserahkan semua itu pada pemuda kabilah Aslam. Sambil mengucapkan terima kasih pemuda tersebut menerima perlengkapan itu. Sebelum dia berangkat dan meninggalkan rumah itu, pemuda tersebut sempat berucap: "Terima kasih sebesar-besarnya. Anda telah menghilangkan seluruh duka dan keputusasaanku. Bagimu pahala Allah yang besar tiada taranya. Terima kasih.........Terima kasih." Pemuda suku Aslam itu kemudian keluar dengan riang. Wajahnya bersinar gembira. Dengan berlari-lari dia meningalkan rumah orang yang tidak jadi berperang itu. Di tengah jalan pemuda tersebut bertemu dengan salah satu temanya yang keheranan dan bengong. Tanyanya: "Hai, hendak kemana engkau?", "Aku akan menuju janntul firdaus yang selebar langit dan bumi", jawab pemuda itu dengan singkat dan tepat.

Ummu Salamah r.a Lembaran sejarah hijrah Ummat Islam ke Madinah, barangkali tidak bisa melupakan torehan tinta seorang ibu dengan putrinya yang masih balita. Keduanya, hanya dengan mengendarai unta dan tidak ada seorang lelakipun yang menemaninya, meski kemudian ditengah jalan ada orang yang iba dan kemudian mengantarnya, berani menembus kegelapan malam, melewati teriknya siang dan melawan ganasnya padang sahara, mengarungi perjalanan yang amat panjang dan melelahkan, kurang

116

lebih 400 km. Dialah Salamah dan ibunya, Hindun bin Abi Umayyah atau sejarah lebih sering menyebutnya dengan Ummu Salamah. Ummu Salamah adalah putri dari pemuka kaum kaya dibani Mughirah, Abi Umayyah. Parasnya jelita dan ia adalah seorang yang cerdas. Setelah menginjak usia remaja ia dinikahkan dengan Abdullah bin Abdul Asad Al-Makhzumi. Lalu keduanya berkat hidayah Allah SWT menyatakan keislamannya. Ketika kaum Muslimin berhijrah keMadinah, keduanya ikut pula didalamnya, meski tidak dalam waktu yang bersamaan. Abdullah (Abu Salamah) berangkat terlebih dahulu, setelah itu Ummu Salamah menyusul seorang diri dengan anaknya. Lalu mulailah mereka berdua menjalani kehidupannya bersama anak-anaknya dikota Madinah tercinta. Tapi tak lama kemudian Abu Salamah akibat luka yang dideritanya semenjak perang Uhud meninggal dunia. Akhirnya Ummu Salamahpun seorang diri mengasuh dan mendidik anakanaknya.Kemudian datanglah Abu Bakar r.a untuk melamarnya, juga Umar bin Khattab r.a. Namun dengan lemah lembut kedua lamaran tersebut ia kembalikan. Setelah itu datang pula utusan Rasulullah SAW untuk meminangnya. Ummu Salamahpun menolaknya dengan berbagai pertimbangan. Namun setelah mendapat penjelasan dari Rasulullah SAW akhirnya ia menerima lamaran tersebut. Diantara para istri Rasulullah SAW, Ummu Salamah adalah istri yang tertua. Dan untuk menghormatinya, Rasulullah SAW sebagaimana kebiasaannya sehabis sholat Ashar, beliau mengunjungi istri-istrinya maka beliau memulainya dengan Ummu Salamah r.a dan mengakhirinya dengan Aisyah r.a Ummu Salamah wafat pada usia 84 th, bulan Dzul-Qo`dah,tahun 59 Hijrah atau 62 Hijrah dan dikebumikan diBaqi`. Wallahu a`lam bish-Showab. ( Diolah dari Shifatus Shofwah, Ibnu Jauzi;Min `Alamin Nisa;M.Quthb,dll)

melihat kepongahan ayahnya, tanpa ragu lagi, ia mengayunkan pedangnya untuk menghabisi salah satu gembong Quraisy yang tidak lain adalah ayahnya sendiri. Masih dalam perang Uhud, ketika pasukan muslimin kocar-kacir dan banyak yang lari meninggalkan pertempuran, justru Abu Ubaidah berlari untuk mendapati Nabinya tanpa takur sedikitpun terhadap banyaknya lawan dan rintangan. Demi didapati pipi Nabinya terluka, yaitu terhujamnya dua rantai besi penutup kepala beliau, segera ia berupaya mencabut rantai tersebut dari pipi Nabi SAW . Abu Ubaidah mulai mencabut rantai tersebut dengan gigitan giginya. Rantai itupun akhirnya terlepas dari pipi Rasulullah SAW . Namun bersamaan dengan itu pula gigi seri Abu Ubaidah ikut terlepas dari tempatnya. Abu Ubaidah tidak jera. Diulanginya sekali lagi untuk mengigit rantai besi satunya yang masih menancap dipipi Rasulullah SAW hingga terlepas. Dan kali inipun harus juga diikuti dengan lepasnya gigi Abu Ubaidah sehingga dua gigi seri sahabat ini ompong karenanya. Sungguh, satu keberanian dan pengorbanan yang tak terperikan. Sisi lain dari kehebatan sahabat yang satu ini adalah kezuhudannya. Ketika kekuasaan Islam telah meluas dan kekhalifahan dipimpin Umar r.a, Abu Ubaidah menjadi pemimpin didaerah Syria`. Saat Umar mengadakan kunjungan dan singgah dirumahnya, tak terlihat sesuatupun oleh Umar r.a kecuali pedang, perisai dan pelana tunggangannya. Umarpun lantas berujar,"Wahai sahabatku, mengapa engkau tidak mengambil sesuatu sebagaimana orang lain mengambilnya ?" Beliau menjawab, "Wahai Amirul Mukminin, ini saja sudah cukup menyenangkan." Lelaki mulia ini wafat ketika terjadi wabah penyakit tho`un di Syam. Selamat atasmu wahai Abu Ubaidah, semoga kami bisa meneladani perilakumu. Wallahu a`lam. ( Adaptasi dari Shifatu Shofwah : I/154 dll ) ( Disarikan dari Shifatush Shofwah, Ibnu Jauzi dan Qishhshu An-Nisa Fi Al Qur`an AlKarim, Jabir Asyyaal )

Abu Ubaidah bin Jarrah r.a Kepercayaan ummat Tubuhnya kurus tinggi dan berjenggot tipis. Beliau termasuk orang yang pertama masuk Islam. Kualitasnya dapat kita ketahui melalui sabda Nabi SAW :"Sesungguhnya setiap ummat mempunyai orang kepercayaan, dan kepercayaan ummat ini adalah Abu Ubaidah bin Jarrah." Kehidupan beliau tidak jauh berbeda dengan kebanyakan sahabat lainnya, diisi dengan pengorbanan dan perjuangan menegakkan Dien Islam. Hal itu tampak ketika beliau harus hijrah ke Ethiopia pada gelombang kedua demi menyelamatkan aqidahnya. Namun kemudian beliau balik kembali untuk menyeertai perjuangan Rasulullah SAW , mengikuti setiap peperangan sejak perang Badar. Pada saat perang Uhud, lagi-lagi Abu Ubaidah menunjukkan kualitas keimanannya. Dalam kecamuk perang yang begitu dasyat, ia melihat ayahnya dalam barisan kaum musyrikin. Dan
116

ZAINAB BINTI JAHSY BIN RI`AB r.a Istri Nabi yang paling banyak sedekahnya Zainab binti Jahsy adalah putri dari bibi Rasulullah yang bernama Umaymah binti Abdul Muthalib bin Hasyim. Zainab adalah seorang wanita yang cantik jelita dari kaum bangsawan yang terhormat. Dipandang dari ayahnya, Zainab adalah keturunan suku Faras yang berdarah bangsawan tinggi. Ia dinikahkan Rasulullah dengan anak angkat kesayangannya Zaid bin Haritsah. Tetapi pernikahan itu tidak berlangsung lama, mereka akhirnya bercerai. Kemudian Allah memerintahkan Nabi Muhammad S.A.W untuk menikahi Zainab. "Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya ( menceraikannya ). Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mu`min untuk ( mengawini ) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada istrinya. Dan adapun ketetapan Allah itu pasti terjadi." (Q.S.33:37 )

117

Bukhori meriwayatkan dari Anas, Zainab sering berkata, "Aku berbeda dari istri-istri Rasulullah S.A.W yang lainnya. Mereka dikawinkan oleh ayahnya, atau saudaranya, atau keluarganya, tetapi aku dikawinkan Allah dari langit." Zainab adalah seorang wanita berhati lembut dan penuh kasih sayang, suka menolong fakir miskin dan kaum lemah. Dia senang sekali memberi sedekah, terutama kepada anak yatim. Rasulullah pernah bersabda kepada istrinya, "Yang paling dahulu menyusulku kelak adalah yang paling murah tangannya." Maka berlomba-lombalah istri beliau memberikan sedekah kepada fakir miskin. Namun tak ada yang bisa mengalahkan Zainab dalam memberikan sedekah. Dari Aisyah r.a berkata, "Zainab binti Jahsy adalah seorang dari istri-istri Nabi yang aku muliakan. Allah S.W.T menjaganya dengan ketaqwaan dan saya belum pernah melihat wanita yang lebih baik dan lebih banyak sedekahnya dan selalu menyambung silaturahmi dan selalu mendekatkan dirinya kepada Allah selain Zainab." Mengapa ?, apakah karena Rasulullah memberikan belanja yang berlebih terhadap Zainab ? Tidak, Rasulullah S.A.W tidak pernah berbuat seperti itu. Lalu dari manakah Zainab mendapatkan uang untuk sedekah ? Ia memiliki berbagai macam keahlian. Ia bisa menyamak kulit, memintal serta menenun kain sutra, hasilnya dijual dan disedekahkan. Hal itulah yang menyebabkan wanita cantik istri Rasulullah ini bersedekah lebih banyak dari yang lainnya. Setelah Rasulullah wafat, Zainab memperbanyak usahanya, agar bisa melipat gandakan uang yang diterimanya. Ketika ia mendapat bagian harta dari Baitul Mal dimasa kholifah Umar r.a dia berdoa, "Ya Allah janganlah harta ini penyebab fitnah." Segera ia bagikan harta itu kepada yatim piatu dan fakir miskin. Mendengar itu Umar r.a mengirim lagi, tetapi Zainab membagi - bagikannya lagi kepada yatim piatu dan fakir miskin. Wanita pemurah itu wafat pada tahun 44 H pada masa Kholifah Muawiyah. Wallahu a`lam. ( Disarikan dari Shifatush Shofwah, Ibnu Jauzi dan Qishhshu An-Nisa Fi Al Qur`an AlKarim, Jabir Asyyaal )

kehebatan sistem tarbiyah Islamiyah yang bisa mencetak pemuda belia menjadi tokoh-tokoh pejuang dalam menegakkan Islam. Dalam peperangan tersebut jumlah personel diantara dua pasukan jauh tidak seimbang. Personel kaum muslimin hanya 120 ribu tentara sedangkan musuh berjumlah 120 ribu orang. Keadaan ini cukup membuat kaum muslimin kerepotan melawan gelombang musuh yang demikian banyak, walau hal itu tidak membuat mereka keder. Sebab bagi mereka perang adalah mencari kematian sedang ruhnya bisa membumbung menuju jannah sebagaimana yang telah dijanjikan Rabb mereka. Melihat kondisi yang kurang menguntungkan tersebut segera Abdullah memutar otak mencari rahasia kekuatan lawan. Akhirnya ia menemukan jawaban, bahwa inti kekuatan musuh bertumpu pada raja Barbar yang menjadi panglima perang mereka. Segera dan dengan penuh keberanian ia mencoba menembus pasukan musuh yang berlapis-lapis menuju kearah panglima Barbar. Upayanya tidak sia-sia, ketika jarak antara dirinya dengan raja Barbar telah dekat segera ia tebaskan pedang nya menghabisi nyawa panglima kaum musyrik tersebut. Panji pasukan lawan pun direbut oleh teman-temannya dari tangan musuh. Dan ternyata dugaan Abdullah tidak meleset, segera setelah itu semangat tempur pasukan musuh redup dan tak lama kemudian mereka bertekuk lutut dihadapan para mujahid yang gagah berani. Selain seorang jago perang, Abdullah juga seorang `abid yang penuh rasa khusuk dan ketawadhuan. Mujahis penah memberi kesaksian bahwa apabila Ibnu Zubeir sedang sholat, tubuhnya seperti batang pohon yang tak bergeming karena khusuknya dalam sholat. Bahkan Yahya bin Wahab juga bercerita bahwa apabila `Abdullah bin Zubeir ini sedang sujud, banyak burung-burung kecil bertengger dipunggung beliau karena mengira punggung tersebut adalah tembok yang kokoh. Tokoh yang tegas dalam kebenaran ini wafat pada usia 72 tahun terbunuh oleh tangan pendosa Hajjaj bin Yusuf. ( dikembangkan dari Shifatu ash-Shofwah, juz 1,hal 344 )

Abdullah bin Zubeir Pejuang putra pejuang Isu bahwa kaum muslimin tidak akan bisa melahirkan bayi karena telah diteluh oleh dukundukun Yahudi di Madinah, terjawab sudah. Seorang wanita mulia putri As Siddiq telah melahirkan kandungannya ketika beliau sedang hijrah dari Makkah ke Madinah menyusul teman-temannya seaqidah. Beliau tidak lain adalah Asma` binti Abi Bakar yang melahirkan bayi laki-laki-laki-laki di Quba` dan diberi nama Abdullah. Sebelum disusui Abdullah bin Zubeir dibawa menghadap Nabi SAW dan ditahniq dan didoa`kan oleh beliau. Abdullah yang memang lahir dari pasangan mujahid dan mujahidah ini berkembang menjadi seorang pemuda pewira yang perkasa. Keperwiraannya dimedan laga ia buktikan ketika bersama mujahid-mujahid lainnya menggempur Afrika membebaskan mereka dari kesesatan. Pada waktu mengikuti ekspedisi tersebut usianya baru berkisar 17 tahun. Namun begitulah
117

Al-Miqdad bin Amru bin Tsa`labah r.a (Sahabat, wafat pada tahun 33 H, dalam usia 70 tahun) Pasukan Kavaleri Pertama Islam Ia r.a dijadikan anak angkat oleh al-Aswad bin Abdu Yaghuts, sehingga (dulunya) ia dipanggil dengan al-Miqdad bin al-Aswad. Ketika turun ayat ke 5 surat Al Ahzaab yang artinya, "Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka", ia r.a dipanggil dengan nama al-Miqdad bin Amru. Ia r.a ikut serta dalam perang Badar, Uhud dan semua peperangan, bersama Rasulullah S.a.w. Postur tubuhnya jangkung, berkulit sawo matang. Rambut kepalanya lebat dan matanya yang lebar dihiasi dengan bulu mata yang lebat pula. Jenggotnya dikucir. Al-Qosim bin Abdurrahman berkata, "Yang pertama kali menunggang kuda untuk berperang adalah al-Miqdad". Bahkan, Rasulullah S.a.w pun memujinya, "Tidak ada seorangpun diantara kita yang menunggang kuda pada perang Uhud, kecuali al-Miqdad".

118

Thoriq bin Syihab meriwayatkan, bahwa Abdullah berkata, "Saya menyaksikan al-Miqdad dalam suatu pertempuran. Sungguh aku lebih suka menjadi teman baginya yang sebenarnya, daripada hanya sekedar julukan. Ia (al-Miqdad) datang kepada Nabi ketika beliau sedang berdoa agar pasukan musyrikin kalah. Lalu ia berkata kepada Rasulullah," Wahai Rasulullah, demi Allah, kami tidak akan mengatakan kepadamu sebagaimana perkataan Bani Isra`il kepada Musa, ".pergilah kamu bersama Rabbmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti disini saja". (QS.5:24). Tetapi kami akan berperang disamping kiri dan kananmu serta dimuka dan belakangmu'. Lalu aku lihat muka beliau berseri karena (ucapan al-Miqdad) tersebut". (HR.al-Imam Ahmad). Riwayat dari Abdurrahmaan bin Jabir bin Nafir, dari bapaknya mengatakan "Suatu hari kami duduk bersama al-Miqdad. Seorang lelaki datang dan berkata, "Beruntunglah kedua mata (alMiqdad) ini yang telah melihat Rasulullah. Demi Allah, sungguh kami akan senang bila melihat apa yang kau lihat dan menyaksikan apa yang kau saksikan'. Perkataan tersebut membuatnya marah, dan kami heran. Padahal ia tak pernah berkata kecuali, dalam kebaikan. Ia memandang lelaki tersebut dan berkata," Apa yang membuat orang ini mengkhayal sesuatu yang tidak Allah taqdirkan baginya. Ia tidak mengerti bagaimana keadaan dirinya seandainya menyaksikan (apa yang saya saksikan). Sungguh, suatu kaum telah datang dan menyaksikan Rasulullah, tetapi Allah membenamkan mereka ke Jahannam karena tidak mau membenarkan dan beriman kepadanya. Tidaklah engkau memuji Allah yang telah mengeluarkanmu dalam kondisi tidak mengerti apa-apa kecuali Rabbmu, lalu kalian membenarkan apa yang dibawa oleh Nabi kalian." (disarikan dari Shifatu ash-Shofwah,I/221-222)

maka biarkan aku memilih kemauanku." Abu Bakar berkata "Aku membebaskanmu hanya demi Allah'. Bilal berkata," Sungguh aku tak ingin adzan untuk seorang pun sepenimggal Rasulullah ". Kata Abu Bakar, "Kalau begitu terserah kau". Zurr bin Hubaisy berkisah, Yang pertama menampakkan keislaman adalah Rasulullah, kemudian Abu Bakar, Ammar dan ibunya, Shuhaib, Bilal dan Miqdad. Rasulullah dilindungi pamannya, Abu Bakar dibela sukunya, Adapun yang lain orang-orang musyrik menyiksa mereka dengan memakai baju besi dibawah terik matahari. Dari semua itu yang paling terhinakan adalah Bilal karena paling lemah posisinya ditengah masyarakat. Orang-orang musyrik menyerahkannya kepada anak-anak untuk diarak ramai-ramai dijalanjalan Makkah. Ia tetap tegar dengan selalu menyatakan , AhadAhad Bilal mendapat pendidikan zuhud langsung dari Rasulullah. Suatu ketika Rasulullah dtang kepada Bilal yang disisinya ada seonggok kurma. Rasulullah : "Untuk apa ini, Bilal ?" Bilal, "Ya, Rasulullah aku mengumpulkannya sedikit demi sedikit untukmu dan untuk tamu-tamu yang datang kepadamu." Rasulullah, "Apakah kamu tak mengira itu mengandung asap neraka ?" Infakkanlah, jangan takut tidak mendapat jatah dari Pemilik Arsy." Buraidah mengisahkan, suatu pagi Rasulullah memanggil Bilal, berkata , " Ya Bilal, dengan apa kamu mendahuluiku masuk syurga ? Aku mendengar gemerisikmu didepanku. Aku ditiap malam mendengar gemerisikmu." Jawab Bilal "Aku setiap berhadats langsung berwudhu dan sholat dua raka`at." Sabda Nabi S.A.W," Ya, dengan itu ".

Fathimah Binti Muhammad Rasulullah SAW Julukannya adalah al-Batuul, yaitu wanita yang memutuskan hubungan dengan yang lain untuk beribadah atau tiada bandingnya dalam keutamaan ilmu, akhlaq, budi pekerti, kehormatan dan keturunannya. Lahir bersamaan dengan terjadinya peristiwa agung yang menggoncangkan Makkah, yaitu peristiwa peletakkan Hajarul Aswad disaat renovasi Ka`bah. Beliau adalah anak yang paling dicintai oleh keluarganya, terutama ayahnya. Sebagaimana tampak dalam ucapan Rasulullah SAW ,:"Fathimah adalah bagian dariku, aku merasa susah bila ia bersedih dan aku merasa terganggu bila ia diganggu".(Ibnu Abdil Barr, Al-Isti`ab). Dalam hadits lain diriwayatkan "Barang siapa telah memarahinya berarti telah memarahiku". (H.R.Muslim) Ketika Fathimah beranjak dewasa, Abu Bakar dan Umar bergiliran untuk meminangnya namun Rasulullah SAW dengan halus menolaknya. Dan kemudoan ia dinikahkan Rasulullah SAW dengan Ali bin Abi Thalib ra dengan mahar berupa baju besi pemberian Rasul atas perintah Allah SWT . Ali bin Abi Thalib ra.bercerita bahwa disaat ia menikahi Fathimah, tiada yang dimilikinya kecuali kulit kambing yang dijadikan alas tidur pada malam hari dan diletakkan di atas onta pengangkut air pada siang hari.

Bilal bin Robah ( Sahabat, wafat pada tahun 20 H, dalam usia 60 tahun ) Mu`adzin pertama yang selalu suci Sebagai keturunan Afrika mewarisi warna kulit hitam, rambut keriting, dan postur tubuh yang tinggi. Khas orang Habasyah ( Ethiopia sekarang ). Bilal pada mulanya adalah budak milik Umayyah bin Kholaf, salah seorang bangsawan Makkah. Karena keislamannya diketahui tuanny, Bilal disiksa dengan amat keras, hinggga mengundang reaksi dari Abu Bakar yang kemudian membebaskannya dengan sejumlah tebusan. Karena tebusan ini, Bilal mendapat sebutan Maula Abu Bakar , atau orang yang dibeli untuk bebas oleh Abu Bakar, bukan untuk dijadikan budak kembali. Muhammad bin Ibrahim at-Taimy meriwayatkan , suatu ketika Rasulullah wafat dan belum dikubur, Bilal mengumandangkan adzan. Saat Bilal menyeru : Asyhadu anna Muhammmadarrasulullah., orang-orang yang ada dimasjid menangis. Tatkala Rasulullah telah dikubur, Abu Bakar berkata "Adzanlah wahai Bilal". Bilal menjawab, "Kalau engkau dahulu memebebaskanku demi kepentingannmu, aku akan laksanakan, Tapi jika demi Allah,
118

119

Kemudian Rasulullah SAW membekali Fathimah dengan selembar beludru, bantal kulit yang berisi sabut, dua buah penggiling dan dua buah tempayan air. Saat itu mereka tak memiliki pembantu, maka Fathimahlah yang menarik penggiling itu hingga membekas ditangannya, mengambil air dengan tempat air dari kulit biri-biri hingga membekas dipundaknya dan menyapu rumah hingga pakaiannya terkotori oleh asap api. Manakala Ali mengetahui bahwa Rasulullah SAW memperoleh banyak pelayan, ia berkata kepada Fathimah agar meminta kepadanya seorang pelayan. Namun Rasulullah SAW tidak mengabulkannya dan sebagai gantinya beliau mengajarinya beberapa kalimat do`a, yaitu membaca tasbih, tahmid dan takbir, masing-masing 10x setelah sholat dan mengajarkan untuk membaca tasbih 30x, tahmid 30x dan takbir 34x ketika hendak tidur. Dari pernikahan Ali dan Fathimah, Rasulullah SAW memperoleh 5 orang cucu, Hasan, Husein, Zainab, Ummi Kultsum dan yang satu meninggal ketika masih kecil. Cinta Rasulullah SAW kepaa Fathimah terlukis dalam sebuah hadits dari Musawwar bin Mughromah, ia berkata "Aku mendengar Nabi SAW berkata ketika Beliau sedang berdiri dimimbar :"Sesungguhnya Bani Hasyim bin Mughirah meminta izin kepadaku agar menikahkan putri mereka dengan Ali bin Abi Thalib, aku tidak mengizinkan mereka. Kemudian tidak aku izinkah kecuali bila Ali menceraikan putriku dan menikah dengan putriputri mereka. Sesungguhnya Fathimah adalah bagian dariku, meragukanku apa yang meragukannya dan menyakitiku apa yang menyakitinya."(H.R Ash-Shohihain) Fathimah telah meriwayatkan hadits Nabi SAW sebanyak 18 buah. Beliau wafat pada usia 29 tahun dan dikebumikan di Baqi`pada selasa malam, 3 Ramadhan 11 H. Wallahu A`lam bishShowab. (disarikan dari Shifatus Shofwah, Ibnu Jauzi:Min `Alamin Nisa',M.Ali qutfb: Nisa Khaula Rasul, M.Ibrahim Sulaiman).

Segera Bara' berteriak dengan suara yang lantang, " Wahai manusia! Demi Allah, tidak ada lagi bagiku Madinah..! yang ada hanyalah jannah!".Lalu beliau pukul kudanya melesat menyerbu ketengah-tengah kumpulan musuh. Melihat hal itu, sontak semangat kaum muslimin kembali bangkit dan segera menyusul Bara' menggempur musuh dengan satu tekad, mati menuju jannah. Akibatnya pasukan Musailamah terdesak dan mundur memasuki benteng pertahanannya. Untuk membobol pintu benteng, Bara' berinisiatif agar kawan-kawannya melemparkan dirinya melewati atas benteng kemudian nanti beliau yang akan membuka pintunya. Sungguh suatu keberanian yang luar biasa. Usul itupun dilaksanakan. Setelah beliau berhasil masuk segera pintu benteng dibukanya setelah sebelumnya harus menghabisi sepuluh nyawa pasukan penjaga benteng. Bagaikan air bah pasukan muslimin segera memasuki benteng dan menghabisi perlawanan Musailamah sang pendusta. Pada peperangan ini Bara' harus merakan lebih dari 80 luka akibat serangan lawan. Kini, Bara' telah berada dalam pertempuran lain, perang dengan pasukan penyembah api, satu diantaranya adi daya kekafiran saat itu; pasukan Persia dengan segala perlengkapannya. Perang-pun berkecamuk dengan dasyatnya, dan pasukan Persi ternyata menunjukkan kelasnya sebagai pasukan elite. Mereka berhasil mendesak tentara muslimin. Maka orangorangpun berkata kepada Bara' bin Malik, " Wahai Bara', sesungguhnya Rasulullah pernah bersabda kepadamu, sesungguhnya jika engkau memohon kepada Allah S.W.T pasti Dia mengabulkan, maka berdo`alah kepada-Nya untuk kehancuran musuh ".Bara' lalu berdo`a memohon kehancuran pasukan musuh dan agar dirinya mendapat syahid bertemu dengan Nabi-nya yang mulia. Allah mengabulkan doa`nya sehingga kaum muslimin berhasil melumpuhkan lawan, dan Bara' pun memperoleh apa yang selama ini dicita-citakannya, syahid dijalan Allah. Bara' betapa wangi merah darahmukamipun rindu menyusulmu. Wallahu a`lam. (Disarikan dari Shifatu Ash-Shofwah dan Rijal Khaula Rasul).

Bara' bin Malik r.a Sang Pemburu Jannah Lelaki perkasa ini tidak lain adalah saudara dari Anas bin Malik r.a, khodim Rasulullah S.a.w. Keberanian dan keperkasaannya di medan laga sudah sudah tidak diragukan lagi. Pernah dalam satu perang tanding beliau berhasil menghabisi seratus jagoan dari kaum kafir. Baginya, memasuki jannah dengan mati syahid adalah dambaan yang selalu dicarinya, karena itu sejak perrang Uhud beliau tidak pernah absen menyertai Rasulullah S.a.w dalam setiap pertempuran. Ketika Abu Bakar r.a berkuasa, banyak terjadi pembangkangan, antara lain pembangkangan Musailamah Al Kadzab yang mengaku sebagai Nabi. Segera Abu Bakar memberangkatkan pasukan menggempur pasukan Musailamah yang tangguh. Pertempuran antar dua pasukan pun terjadi dengan serunya di Yamamah. Bara` r.a seperti biasanya segera mengamuk menebas setiap musuh yang berada didekatnya. Namun kekuatan musuh yang cukup solid hampir membuat semangat tempur kaum muslimin mengendor.
119

Fudhail bin Iyadl At-Tamimy Profil ulama akherat, zuhud, wara', dan tidak rakus kekuasaan Beliau adalah keturunan Bani Yarbu', biasa dipanggil dengan Abu Ali. Lahir di kota Khurasan. Setelah dewasa ia pindah ke Kufah dan belajar hadits di sana serta memperbanyak ibadahnya. Kemudian pindah ke Makkah dan wafat di sana. Ishaq bin Ibrahim berkata, "Setiap malam, beliau menghamparkan tikar di dalam masjid, lalu melakukan shalat malam. Apabila mengantuk, beliau tidur sebentar, kemudian bangun dan melakukan shalat lagi. Apabila mengantuk, beliau tidur sebentar lalu bangun dan melakukan shalat lagi. Begitulah yang beliau lakukan sampai datang waktu shubuh."

120

Ishaq berkata lagi, "Aku mendengar Fudhail r.a. berkata, 'Apabila kamu tidak mempu melakukan shalat malam dan puasa di siang hari, maka ketahuilah, bahwa kamu adalah orang yang terhalang dari rahmat Allah, dan terbelenggu oleh kemaksiatanmu." Diceritakan oleh Fadhl bin Rabi', bahwa pernah suatu tahun, khalifah Harun Ar-Rasyid melaksanakan haji. Lalu ia mendatangi Fadhl bin Rabi'. Kemudian mereka berdua mendatangi beberapa ulama untuk bertanya. Ternyata para ulama tersebut menyatakan bahwa sebaiknya khalifahlah yang memanggil mereka dan mereka datang, bukan khalifah yang datang kepada mereka. Pun para ulama, tersebut mau diberi hadiah oleh khalifah, dan hutanghutang mereka dilunasi. Lalu tibalah mereka berdua di rumah Fudhail bin Iyadl r.a. Khalifah berkata kepadanya, "Ambillah hadiah ini". Jawab Fudhail r.a., "Sesungguhnya ketika Umar bin Abdul Aziz memegang khilafah (kerajaan), beliau mengundang beberapa ulama untuk diajak musyawarah. Beliau berkata kepada mereka, 'Aku telah diuji Allah dengan ujian yang berat. Maka berilah aku pendapat'. Sesungguhnya Umar bin Abdul Aziz menganggap memegang kekuasaan adalah suatu ujian. Tetapi kamu dan para pejabat lainnya menganggapnya sebagai nikmat. Diantara para ulama tersebut ada yang berkata kepada beliau, 'Jika kamu ingin selamat dari adzab Allah SWT, maka cintailah Muslimin sebagaimana kamu mencintai dirimu, dan bencilah mereka sebagaimana kamu membenci dirimu sendiri'. Sesungguhnya aku mengkhawatirkan kamu tentang suatu hari yang waktu itu banyak kaki-kaki terpeleset (masuk neraka). Maka, adakah orang yang memberimu pendapat?" Mendengar itu, Harun Ar-Rasyid menangis histeris, dan berkata kepada Fudhail r.a., "Tambahilah nasehatmu kepadaku". Fudhail berkata, " Sesungguhnya Abbas, paman Rasulullah SAW pernah meminta jabatan kepada beliau. Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya kepemimpinan adalah kesengsaraan dan enyesalan di hari kiamat. Jika kamu bisa menolak supaya tidak jadi pemimpin, maka lakukanlah". Harun Ar-Rasyid menangis lagi, dan meminta tambahan nasehat seperti tadi. Fudhail r.a. berkata, "Hai orang yang tampan rupa, esok pada hari kiamat, Allah SWT akan meminta pertanggungjawabanmu tentang rakyatmu. Maka jika kamu dapat menjaga wajahmu itu dari neraka, maka lakukanlah, dan janganlah menipu rakyatmu, karena Nabi SAW bersabda, 'Barangsiapa yang masuk waktu pagi dalam keadaan menipu, maka ia takkan mencium bau syurga". Khalifah menangis lagi, dan bertanya, "Apakah kamu punya hutang, sehingga saya dapat melunasinya?" Fudhail menjawab, "Ya, saya punya hutang kepada Rabbku. Ia akan menanyakan tentang hutang itu. Celakalah aku jika Rabbku menanyaiku. Celakalah aku, jika Ia membicarakannya". Khalifah berkata, "Ini ada seribu dinar. Terimalah buat nafkah keluargamu, dan untuk memperkuat ibadahmu". Fudhail r.a. berkat, " Subhanallah, aku telah menunjukimu pada jalan keselamatan, tapi engkau malah memberiku imbalan seperti ini. Semoga engkau diselamatkan Allah SWT". Lalu keluarlah khalifah dari rumah tersebut, sambil berkata kepada Fadhl bin Rabi', "Jika kau menunjukkan kepadaku seorang alim, maka tunjukkanlah aku pada orang yang seperti ini (Fudhail)". Fudhail bin Iyadl r.a. wafat pada tahun 687 H. Semoga Allah merahmatinya, amiin . . . . . (Disarikan dari Shifatu Ash-Shofwah, 11/159-164).

Khobbaab bin Al-Art (Shahabat wafat pada tahun 37 H. dalam usia 73 tahun) Penuh Derita di Jalan Allah Ia masuk Islam sebelum Rasulullah membina para shahabatnya di Darul Arqam. Ia orang ke enam yang masuk Islam. Thariq bin Syihab menjelaskan bahwa suatu ketika serombongan shahabat Nabi SAW datang kepada Khobbaab, sambil berkata : " Bergembiralah hai Abu Abdullah. Sambutlah ikhwan (saudara) mu besok!". Tiba-tiba ia menangis dan berkata, "Saya menangis bukan karena sedih, tetapi karena kalian telah menyebutkan suatu kaum yang kalian namakan/anggap sebagai saudara sendiri. Mereka telah berlalu dengan memperoleh ganjaran masing-masing. Aku khawatir kalau-kalau tidak akan tersisa amal (yang membuahkan pahala) setelah mereka." (maksudnya, para shahabat adalah orang-orang yang rajin beramal shaleh, sampai-sampai Khobbaab khwatir tidak ada lagi amal shalwh yang tersisa buatnya, wallahu a'lam). Qais bin Abi Hazim berkata, "Kami datang menjenguk Khobbaab r.a. Pada perutnya terdapat 7 luka bakar. Ia berkata, 'Seandainya Rasulullah SAW tidak mencegah kita untuk mengharapkan kematian, pastilah aku akan mengharapkan kematian tersebut. Sudah lama sakit yang saya derita ini". Setelah itu kami datang dan melaporkan kepada Rasulullah SAW. Ketika itu ia sedang berselimutkan dengan sorban. Kami berkata, 'Ya Rasulullah, mengapa engkau tidak meminta pertolongan kepada Allah?' Seketika itu wajah beliau memerah. Beliau berkata, 'Demi Allah, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian pernah ditangkap dan lalu kepalanya digergaji, sehingga terbelahlah badannya menjadi dua bagian'. Namun semua itu tidak membuat mereka berpaling dari dien (agama) ini. "Sungguh, Allah akan menyempurnakan / memenangkan agama ini sehingga seorang yang bepergian antara Shan'a (Yaman) dan Hadharal Maut tidak takut sesuatupun kecuali kepada Allah, dan srigala yang bakal memakan dombanya." (diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam kitab Al-Ikrah). Thariq bin Syihab menjelaskan bahwa Khobbaab r.a. merupakan salah seorang Muhajirin (yang berhijrah) pertama, dan termasuk orang yang disiksa karena (memperjuangkan agam) Allah SWT. Riwayat dari Asy-Sya'bi mejelaskan, bahwa suatu saat Umar bin Al-Khattab r.a. bertanya kepada Khobbaab r.a. tentang pengalamannya melawan orang-orang Musyrik. Khobbaab menjawab, 'Wahai Amirul Mukminin, lihatlah punggungku ini.' Umar berkata, 'Saya tidak pernah melihat seperti yang saya lihat hari ini'. Khobbaab r.a. berkata, 'Nyalakan api untukku yang tidak akan padam kecuali setelah tertindih punggungku.' (maksudnya untuk mengobati rasa sakitnya). Beliau adalah shahabat yang pertama kali dikebumikan di Kufah. (Disarikan dari Shifatu Ash-Shofwah, 1223-224)

120

121

Mu'adz Bin Jabal Cendekiawan Muslim Yang Paling Tahu Mana Yang Halal Dan Mana Yang Haram Tatkala Rasulullah mengambil bai'at dari orang-orang Anshar pada perjanjian Aqabah yang kedua, diantara para utusan yang terdiri atas 70 orang itu terdapat seorang anak muda dengan wajah berseri, pandangan menarik dan gigi putih berkilat serta memikat perhatian dengan sikap dan ketenangannya. Dan jika bicara maka orang yang melihat akan tambah terpesona karenanya . . . .! Nah, itulah dia Mu'adz bin Jabal r.a . . . . . Dan kalau begitu, maka ia adalah seorang tokoh dari kalangan anshar yang ikut bai'at pada perjanjian Aqabah kedua, hingga termasuk Ashshabiqul Awwalun, golongan yang pertama masuk Islam. Dan orang yang lebih dulu masuk Islam dengan keimanan serta keyakinannya seperti dimikian, mustahil tidak akan turut bersama Rasulullah dalam setiap perjuangan. Maka demikianlah halnya Mu'adz . . . . Tetapi kelebihannya yang paling menonjol dan keitstimewaannnya yang utama ialah fiqih atau keahliannya dalam soal hukum. Keahliannya dalam fiqih dan ilmu pengetahuan ini mencapai taraf yang menyebabkannya berhak menerima pujian dari Rasulullah SAW dengan sabdanya : "Ummatku yang paling tahu akan yang halal dan yang haram ialah Mu'adz bin Jabal." Dalam kecerdasan otak dan keberaniannya mengemukakan pendapat, Mu'adz hampir sama dengan Umar bin Khattab. Ketika Rasulullah SAW hendak mengirimnya ke Yaman, lebih dulu ditanyainya : "Apa yang menjadi pedomanmu dalam mengadili sesuatu, hai Mu'adz?" Kitabullah", ujar Mu'adz. "Bagaimana jika kamu tidak jumpai dalam Kitabullah?", tanya Rasulullah pula. "Saya putus dengan Sunnah Rasul", ujuar Mu'adz. "Jika tidak kamu temui dalam Sunnah Rasulullah?" "Saya pergunakan fikiranku untuk berijtihad, dan saya takkan berlaku sia-sia". Maka berseri-serilah wajah Rasulullah, sabdanya: "Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufiq kepada utusan Rasulullah sebagai yang diridhai oleh Rasulullah . . . ." Maka kecintaan Mu'adz terhadap Kitabullah dan Sunnah Rasulullah tidak menutup pintu untuk mengikuti buah fikirannya, dan tidak menjadi penghalang bagi akalnya untuk memahami kebenaran-kebenaran dahsyat yang masih tersembunyi yang menunggu usaha orang yang akan menghadapi dan menyingkapnya. Dan mungkin kemampuan untuk berijtihad dan keberanian menggunakan otak dan kecerdasan inilah yang menyebabkan Mu'adz berhasil mencapai kekayaan dalam ilmu fiqih, mengatasi teman dan saudara-saudaranya hingga dinyatakan oleh Rasulullah sebagai "orang yang paling tahu tentang yang halal dan yang haram". Dan cerita-cerita sejarah melukiskan dirinya bagaimana adanya, yakni sebagai otak yang cermat dan jadi penyuluh serta dapat memutuskan persoalan dengan sebaik-baiknya . . . .

Di bawah ini kita muat cerita tentang A'idzullah bin Abdillah yakni ketika pada suatu hari di awal pemerintahan Khalifah Umar, ia masuk mesjid bersama beberapa orang shahabat, katanya: "Maka duduklah saya pada suatu majlis yang dihadiri oleh tiga puluh orang lebih, masingmasing menyebutkan sebuah hadits yang mereka terima dari Rasulullah SAW. Pada halaqah atau lingkaran itu ada seorang anak muda yang amat tampan . . . . hitam manis warna kulitnya, bersih, manis tutur katanya dan termuda usianya di antara mereka. Jika pada mereka terdapat keraguan tentang suatu hadits, mereka tanyakan kepada anak muda itu yang segera memberikan fatwanya, dan ia tak hendak berbicara kecuali bila diminta . . . . Dantatkala majlis itu berakhir, saya dekati anak muda itu dan saya tanyakan siapa namanya, ujarnya: Saya adalah Mu'adz bin Jabal." Shahar bin Hausyab tidak ketinggalan memberikan ulasan, katanya: "Bila para shahabat berbicara sedang di antara mereka hadir Mu'adz bin Jabal, tentulah mereka akan sama meminta pendapatnya karena kewibawaannya . . . .!" Dan Amirul Mu'minin Umar r.a. sendiri sering meminta pendapat dan buah fikirannya. Bahkan dalam salah satu peristiwa di mana ia memanfaatkan pendapat dan keahliannya dalam hukum, Umar pernah berkata: "Kalau tidaklah berkat Mu'adz bin Jabal, akan celakalah Umar!" Dan ternyata Mu'adz memiliki otak yang terlatih baik dan logika yang menawan serta memuaskan lawan, yang mengalir dengan tenang dan cermat. Dan di mana saja kita jumpai namanya - di celah-celah riwayat dan sejarah, kita dapati ia sebagi yang selalu menjadi pusat lingkaran. Di mana ia duduk selalulah dilingkungi oleh manusia. Ia seorang pendiam, tak hendak bicara kecuali atas permintaan hadirin. Dan jika mereka berbeda pendapat dalam suatu hal, mereka pulangkan kepada Mu'adz untuk memutuskannya. Maka jika ia telah buaka suara, adalah ia sebagimana dilukiskan oleh salah seorang yang mengenalnya: " Seolah-olah dari mulutnya keluar cahaya dan mutiara . . . ." Dan kedudukan yang tinggi di bidang pengetahuan ini serta penghormatan Kaum Muslimin kepadanya, baik selagi Rasulullah masih hidup maupun setelah beliau wafat, dicapai Mu'adz sewaktu ia masih muda. Ia meninggal dunia di masa pemerintahan Umar, sedang usianya belum 33 tahun . . . .! Mu'adz adalah seorang yang murah tangan, lapang hati dan tinggi budi. Tidak suatupun yang diminta kepadanya, kecuali akan diberinya secara berlimpah dan dengan hati yang ikhlas. Sungguh kemurahan Mu'adz telah menghabiskan semua hartanya. Ketika Rasulullah SAW wafat, Mu'adz masih berada di Yaman, yakni semenjak ia dikirim Nabi ke sana untuk membimbing Kaum Muslimin dan mengajari mereka tentang seluk-seluk Agama. Di masa pemerintahan Abu Bakar, Mu'adz kembali ke Yaman, Umar tahu bahwa Mu'adz telah menjadi seorang yang kaya raya, maka diusulkan Umara kepada khalifah agar

121

122

kekayaannya itu dibagi dua. Tanpa menunggu jawaban Abu Bakar, Umar segera pergi ke rumah Mu'adz dan mengemukakan masalah tersebut. Mu'adz adalah seorang yang bersih tangan dan suci hati. Dan seandainya sekarang ia telah menjadi kaya raya, maka kekayaan itu diperolehnya secara halal, tidak pernah diperolehnya secara dosa bahkan juga tak hendak menerima barang yang syubhat. Oleh sebab itu usul Umar ditolaknya dan alasan yang dikemukakannya dipatahkannya dengan alasan pula . . . . Umar berpaling meninggalkannya. Pagi-pagi keesokan harinya Mu'adz pergi ke rumah Umar. Demi sampai di sana, Umar dirangkul dan dipeluknya, sementara air mata mengalir mendahului perkataannya, seraya berkata: "Malam tadi saya bermimpi masuk kolam yang penuh dengan air, hingga saya cemas akan tenggelam. Untunglah anda datang, hai Umar dan menyelamatkan saya . . . . !" Kemudian bersama-sama mereka datang kepad abu Bakar, dan Mu'adz meminta kepada khalifah untuk mengambil seperdua hartanya. "Tidak satupun yang akan saya ambil darimu", ujar Abu Bakar. "Sekarang harta itu telah halal dan jadi harta yang baik", kata Umar menghadapkan pembicaraannya kepada Mu'adz. Andai diketahuinya bahwa Mu'adz memperoleh harta itu dari jalan yang tidak sah, maka tidak satu dirham pun Abu Bakar yang shaleh itu akan menyisakan baginya. Namun Umar tidak pula berbuat salah dengan melemparkan tuduhan atau menaruh dugaan yang bukanbukan terhadap Mu'adz. Hanya saja masa itu adlah mas gemilang, penuh dengan tokoh-tokoh utama yang berpacu mencapai puncak keutamaan. Di antara mereka ada yang berjalan secara santai, tak ubah bagi burung yang terbang berputar-putar, ada yang berlari cepat, dan ada pula yang berlari lambat, namun semua berada dalam kafilah yang sama menuju kepada kebaikan. Mu'adz pindah ke Syria, di mana ia tinggal bersama penduduk dan orang yang berkunjung ke sana sebagi guru dan ahli hukum. Dan tatkala Abu Ubaidah - amir atau gubernur militer di sana - serta shahabat karib Mu'adz meninggal dunia, ia diangkat oleh Amirul Mu'minin Umar sebagai penggantinya di Syria. Tetapi hanya beberapa bulan saja ia memegan jabatan itu, ia dipanggil Allah untuk menghadap-Nya dalam keadaan tunduk dan menyerahkan diri. Umar r.a. berkata: "Sekiranya saya mengangkat Mu'adz sebagai pengganti, lalu ditanya oleh Allah kenapa saya mengangkatnya, maka akan saya jawab: Saya dengar Nabi-Mu bersabda: Bila ulama menghadap Allah Azza wa Jalla, pastilah Mu'adz akan berada di antara mereka . . . . !" Mengangkat sebagai pengganti yang dimaksud Umar di sisi ialah penggantinya sebagi khalifah bagi seluruh Kaum Muslimin, bukan kepala sesuatu negeri atau wilayah. Sebelum menghembuskan nafasnya yang akhir, Umar pernah ditanyai orang: "Bagaimana jika anda tetapkan pengganti anda?" artinya anda pilih sendiri orang yang akan menjadi khalifah itu, lalu kami bai'at dan menyetujuinya . . . .? Maka ujar Umar:

"Seandainya Mu'adz bin Jabal masih hidup, tentu saya angkat ia sebagi khalifah, dan kemudian bila saya menghadap Allah Azza wa Jalla dan ditanya tentang pengangkatannya: Siapa yang kamu angkat menjadi pemimpin bagi ummat manusia, maka akan saya jawab: Saya angkat Mu'adz bin Jabal setelah mendengar Nabi bersabda: Mu'adz bin Jabal adalah pemimpin golongan ulama di hari qiamat." Pada suatu hari Rasulullah SAW, bersabda: "Hai Mu'adz! Demi Allah saya sungguh sayang kepadamu. Maka jangan lupa setiap habis shalat mengucapkan: Ya Allah, bantulah daku untuk selalu ingat dan syukur serta beribadat dengan ikhlas kepada-Mu." Tepat sekali: "Ya Allah, bantulah daku . . . !" Rasulullah SAW selalu mendesak manusia untuk memahami makna yang agung ini yang maksudnya ialah bahwa tiada daya maupun upaya, dan tiada bantuan maupun pertolongan kecuali dengan pertolongan dan daya dari Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar . . . . Mu'adz mengerti dan memahami ajaran tersebut dan telah menerapkannya secara tepat . . . . Pada suatu pagi Rasulullah bertemu dengan Mu'adz, maka tanyanya: Bagaimana keadaanmu di pagi hari ini, hai Mu'adz? Di pagi hari ini aku benar-benar telah beriman, ya Rasulullah, ujar Mu'adz Setiap kebenaran ada hakikatnya, ujar Nabi pula, maka apakah hakikat keimananmu? Ujar Mu'adz: Setiap berada di pagi hari, aku menyangka tidak akan menemui lagi waktu sore. Dan setiap berada di waktu sore, aku menyangka tidak akan mencapai lagi waktu pagi . . . . Dan tiada satu langkah pn yang kulangkahkan, kecuali aku menyangka tiada akan diiringi dengan langkah lainnya . . . . Dan seolah-olah kesaksian setiap ummat jatuh berlutut, dipanggil melihat buku catatannya . . . . Dan seolah-olah kusaksikan penduduk surga menikmati kesenangan surga . . . . Sedang penduduk neraka menderita siksa dalam neraka. Maka sabda Rasulullah SAW : Memang, kamu mengetahuinya, maka pegang teguhlah jangan dilepaskan . . . . ! Benar dan tidak salah . . . . Mu'adz telah menyerahkan seluruh jiwa raga dan nasibnya kepada Allah, hingga tidak suatu pun yang tampak olehnya hanyalah Dia . . . ! Tepat sekali gambaran yang diberikan Ibnu Mas'ud tentang kepribadiannya. katanya: "Mu'adz adalah seorang hamba yang tunduk kepada Allah dan berpegang teguh kepada Agama-Nya. Dan kami menganggap Mu'adz serupa dengan Nabi Ibrahim a.s . . . ." Mu'adz senantiasa menyeru manusia untuk mencapai ilmu dan berdzikir kepada Allah . . . . Diserunya mereka untuk mencari ilmu yang benar lagi bermanfaat, dan katanya: "Waspadalah akan tergelincirnya orang yang berilmu! Dan kenalilah kebenaran itu dengan kebenaran pula, karena kebenaran itu mempunyai cahaya . . . .!" Menurut Mu'adz, ibadat itu hendaklah dilakukan dengan cermat dan jangan berlebihan. Pada suatu hari salah seorang Muslim meminta kepadanya agar diberi pelajaran.

122

123

- Apakah anda sedia mematuhinya bila saya ajarkan? tanya Mu'adz - Sungguh, saya amat berharap akan mentaati anda! ujar orang itu. Maka kata Mu'adz kepadanya: "Shaum dan berbukalah . . . .!" Lakukanlah shalat dan tidurlah . . . .!!! Berusahalah mencari nafkah dan janganlah berbuat dosa . . . . Dan janganlah kamu mati kecuali dalam beragama Islam . . . . Serta jauhilah do'a dari orang yang teraniaya . . . . Menurut Mu'adz, ilmu itu ialah mengenal dan beramal, katanya: "Pelajarilah segala ilmu yang kalian sukai, tetapi Allah tidak akan memberi kalian mafaat dengan ilmu itu sebelum kalian mengamalkannya lebih dulu . . . .!" Baginya iman dan dzikir kepada Allah ialah selalu siap siaga demi kebesaran-Nya dan pengawasan yang tak putus-putus terhadap kegiatan jiwa. Berkata Al-Aswad bin Hilal: "Kami berjalan bersama Mu'adz, maka katanya kepada kami; Marilah kita duduk sebentar meresapi iman . . . .!" Mungkin sikap dan pendiriannya itu terdorang oleh sikap jiwa dan fikiran yang tiada mau diam dan bergejolak sesuai dengan pendiriannya yang pernah ia kemukakan kepada Rasulullah, bahwa tiada satu langkah pun yang dilangkahkannya kecuali timbul sangkaan bahwa ia tidak akan mengikutinya lagi dengan langkah berikutnya. Hal itu ialah karena tenggelamnya dalam mengingat-ingat Allah dan kesibukannya dalam menganalisa dan mengoreksi dirinya . . . . Sekarang tibalah ajalnya, Mu'adz dipanggil menghadap Allah . . . Dan dalam sakarat maut, muncullah dari bawah sadarnya hakikat segala yang bernyawa ini, dan seandainya ia dapat berbicara akan mengalirlah dari lisannya kata-kata yang dapat menyimpulkan urusan dan kehidupannya . . . . Dan pada saat-saat itu Mu'adz pun mengucapkan perkataan yang menyingkapkan dirinya sebagai seorang Mu'min besar. Sambil matanya menatap ke arah langit, Mu'adz munajat kepada Allah yang Maha Prngasih, katanya: "Ya Allah, sesungguhnya selama ini aku takut kepada-Mu, tetapi hari ini aku mengharapkanMu . . . . Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa aku tidaklah mencintai dunia demi untuk mengalirkan air sungai atau menanam kayu-kayuan . . . . tetapi hanyalah untuk menutup haus dikala panas, dan menghadapi saat-saat yang gawat, serta untuk menambah ilmu pengetahuan, keimanan dan ketaatan . . . .". Lalu diulurkanlah tangannya seolah-olah hendak bersalaman dengan maut, dan dalam keberangkatannya ke alam ghaib masih sempat ia mengatakan: "Selamat datang wahai maut . . . . Kekasih tiba di saat diperlukan . . . ." Dan nyawa Mu'adz pun melayanglah menghadap Allah . . . .
123

Kita semua kepunyaan Allah . . . . Dan kepada-Nya kita kembali . . . .

Mush'ab Bin Umair Duta Islam Yang Pertama Mush'ab bin Umair salah seorang diantara para shahabat Nabi. Alangkah baiknya jika kita memulai kisah dengan pribadinya: Seorang remaja Quraisy terkemuka, seorang yang paling ganteng dan tampan, penuh dengan jiwa dan semangat kemudaan. Para muarrikh dan ahli riwayat melukiskan semangat kemudaannya dengan kalimat: "Seorang warga kota Mekah yang mempunyai nama paling harum". Ia lahir dan dibesarkan dalam kesenangan, dan tumbuh dalam lingkungannya. Mungkin tak seorangpun diantara anak-anak muda Mekah yang beruntung dimanjakan oleh kedua orang tuanya demikian rupa sebagai yang dialami Mush'ab bin Umair. Mungkinkah kiranya anak muda yang serba kecukupan, biasa hidup mewah dan manja, menjadi buah-bibir gadis-gadis Mekah dan menjadi bintang di tempat-tempat pertemuan, akan meningkat menjadi tamsil dalam semangat kepahlawanan? Sungguh, suat riwayat penuh pesona, riwayat Mush'ab bin Umair atau "Mush'ab yang baik", sebagai biasa digelarkan oleh Kaum Muslimin. Ia salah satu diantara pribadi-pribadi Muslimin yang ditempa oleh Islam dan dididik oleh Muhammad SAW. Tetapi corak pribadi manakah? Sungguh, kisah hidupnya menjadi kebanggaan bagi kemanusiaan umumnya.

Suatu hari anak muda ini mendengar berita yang telah tersebar luas dikalangan warga Mekah mengenai Muhammad Al-Amin...Muhammad SAW, yang mengatakan bahwa dirinya telah diutus Allah sebagai pembawa berita suka maupun duka, sebagi da'i yang mengajak ummat beribadat kepada Allah Yang Maha Esa. Sementara perhatian warga Mekah terpusat pada berita itu dan tiada yang menjadi buah pembicaraan mereka kecuali tentang Rasulullah SAW serta Agama yang dibawanya, maka anak muda yang manja ini paling banyak mendengar berita itu. Karena walaupun usianya masih belia, tetapi ia menjadi bunga majlis tempat-tempat pertemuan yang selalu diharapkan kehadirannya oleh para anggota dan teman-temannya. Gayanya yang tampan dan otaknya yang cerdas merupakan keistimewaan Ibnu Umair, menjadi daya pemikat dan pembuka jalan pemecahan masalah. Diantara berita yang didengarnya ialah bahwa Rasulullah bersama pengikutnya biasa mengadakan pertemuan di suatu tempat yang terhindar jauh dari gangguan gerombolan Quraisy dan ancaman-ancamannya, yaitu di bukit Shafa di rumah Arqam bin Abil Arqam. Keraguannya tiada berjalan lama, hanya sebentar waktu ia menunggu, maka pada suatu senja didorong oleh kerinduannya pergilah ia ke rumah Arqam menyertai rombongan itu. Di

124

tempat itu Rasulullah SAW sering berkumpul dengan para shahabatnya, tempat mengajarnya ayat-ayat Al-Qur'an dan membawa mereka shalat beribadat kepada Allah Yang Maha Akbar. Baru saja Mush'ab mengambil tempat duduknya, ayat-ayat Al-Qur'an mulai mengalir dari kalbu Rasulullah bergema melalui kedua bibirnya dan sampai ke telinga, meresap di hati para pendengar. Di senja itu Mush'ab pun terpesona oleh untaian kalimat Rasulullah yang tepat menemui sasaran pada kalbunya. Hampir saja anak muda itu terangkat dari tempat duduknya karena rasa haru, dan serasa terbang ia karena gembira. Tetapi Rasulullah mengulurkan tangannya yang penuh berkat dan kasih sayang dan mengurut dada pemuda yang sedang panas bergejolak, hingga tiba-tiba menjadi sebuah lubuh hati yang tenang dan damai, tak obah bagai lautan yang teduh dan dalam. Pemuda yang telah Islam dan Iman itu nampak telah memiliki ilmu dan hikmah yang luas - berlipat ganda dari ukuran usianya - dan mempunyai kepekatan hati yang mempu merubah jalan sejarah..! Khunas binti Malik yakni ibunda Mush'ab, seorang yang berkepribadian kuat dan pendiriannya tak dapat ditawar atau diganggu gugat, Ia wanit yang disegani bahkan ditakuti. Ketika Mush'ab menganut Islam, tiada satu kekuatanpun yang ditakuti dan dikhawatirkannya selain ibunya sendiri, bahkan walau seluruh penduduk Mekah beserta berhala-berhala para pembesar dan padang pasirnya berubah rupa menjadi suatu kekuatan yang menakutkan yang hendak menyerang dan menghancurkannya, tentulah Mush'ab akan menganggapnya enteng. Tapi tantangan dari ibunya bagi Mush'ab tidak dapat dianggap kecil. Ia pun segera berpikir keras dan mengambil keputusan untuk menyembunyikan keislamannya sampai terjadi sesuatu yang dikehendaki Allah. Demikianlah ia senantiasa bolak-balik ke rumah Arqam menghadiri majlis Rasulullah, sedang hatinya merasa bahagia dengan keimanan dan sedia menebusnya dengan amarah murka ibunya yang belum mengetahui berita keislamannya. Tetapi di kota Mekah tiada rahasia yang tersembunyi, apalagi dalam suasana seperti itu. Mata kaum Quraisy berkeliaran dimana-mana mengikuti setiap langkah dan menyelusuri setiap jejak. Kebetulan seorang yang bernama Utsman bin Thalhah melihat Mush'ab memasuki rumah Arqam secara sembunyi. Kemudian pada hari yang lain dilihatnya pula ia shalat seperti Muhammad SAW. Secepat kilat ia mendapatkan ibu Mush'ab dan melaporkan berita yang dijamin kebenarannya. Berdirilah Mush'ab di hadapan ibu dan keluarganya serta para pembesar Mekah yang berkumpul di rumahnya. Dengan hati yang yakin dan pasti dibacakannya ayat-ayat Al-Qur'an yang disampaikan Rasulullah untuk mencuci hati nurani mereka, mengisinya dengan hikmah dan kemuliaan, kejujuran dan ketaqwaan. Ketika sang ibu hendak membungkam mulut peteranya dengan tamparan keras, tiba-tiba tangan yang terulur bagi anak panah itu surut dan jatuh terkulai - demi melihat nur atau cahaya yang membuat wajah yang telah berseri cemerlang itu kian berwibawa dan patut diindahkan - menimbulkan suatu ketenangan yang mendorong dihentikannya tindakan. Karena ras keibuannya, ibunda Mush'ab terhindar memukul dan menyakiti puteranya, tetapi tak dapat menahan diri dari tuntutan bela berhala-berhalanya dengan jalan lain. Dibawalah
124

puteranyaitu ke suatu tempat terpencil di rumahnya, lalu dikurung dan dipenjarakannya amat rapat. Demikianlah beberapa lama Mush'ab tinggal dalam kurungan sampai saat beberapa orang Muslimin hijrah ke Habsyi. Mendengar berita hijrah ini Mush'ab pun mencari muslihat, dan berhasil mengelabui ibu dan penjaga-penjaganya, lalu pergi ke Habsyi melindungkan diri. Ia tinggal di sana bersama saudara-saudaranya kaum Muslimin, lalu pulang ke Mekah. Kemudian ia pergi lagi hijrah kedua kalinya bersama para shahabat atas titah Rasulullah dan karena taat kepadanya. Baik di Habsyi ataupun di Mekah, ujian dan penderitaan yang harus dilalui Mush'ab di tiap saat dan tempat kian meningkat. Ia selesai dan berhasil menempa corak kehidupannya menurut pola yang modelnya telah dicontohkan Muhammad SAW. Ia merasa puas bahwa kehidupannya telah layak untuk dipersembahkan bagi pengorbanan terhadap Penciptanya Yang Maha Tinggi, Tuhannya Yang Maha Akbar. Pada Suatu hari ia tampil di hadapan beberapa orang Muslimin yang sedang duduk sedeliling Rasulullah SAW. Demi memandang Mush'ab, mereka sama menundukkan kepala dan memejamkan mata, sementara beberapa orang matanya basah karena duka. Mereka melihat Mush'ab memakai jubah usang yang bertambal-tambal, padahal belum lagi hilang dari ingatan mereka - pakaiannya sebelum masuk Islam - tak obahnya bagaikan kembang di taman, berwarna-warni dan menghamburkan bau yang wangi. Adapun Rasulullah, menatapnya dengan pandangan penuh arti, disertai cinta kasih dan syukur dalam hati, pada kedua bibirnya tersungging senyuman mulia, seraya berkata yang artinya : "Dahulu saya lihat Mush'ab ini tak ada yang mengimbangi dalam memperoleh kesenangan dari orang tuanya, kemudian ditinggalkannya semua itu demi cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya." Semenjak ibunya merasa putus asa untuk mengembalikan Mush'ab kepada agama yang lama, ia telah menghentikan segala pemberian yang biasa dilimpahkan kepadanya, bahkan ia tak sudi nasinya dimakan orang yang telah mengingkari berhala dan patutu beroleh kutukan daripadanya, walau anak kandungnya sendiri. Akhir pertemuan Mush'ab dengan ibunya, ketika perempuan itu hendak mencoba mengurungnya lagi sewaktu ia pulang dari Habsyi. Ia pun bersumpah dan menyatakan tekadnya untuk membunuh orang-orang suruhan ibunya bila rencana itu dilakukan. Karena san ibu telah mengetahui kebulatan tekad puteranya yang telah mengambil satu keputusan, tak ada jalan lain baginya kecuali melepasnya dengan cucuran air mata, sementara Mush'ab mengucapkan selamat berpisah dengan menangis pula. Saat perpisahan itu menggambarkan kepada kita kegigihan luar biasa dalam kekafiran fihak ibu, sebaliknya kebulatan tekad yang lebih besar dalam mempertahankan keimanan dari fihak anak. Ketika sang ibu mengusirnya dari rumah sambil berkata : "Pergilah sesuka hatimu! Aku bukan ibumu lagi". Maka Mush'ab pun menghampiri ibunya sambil berkata : "Wahai bunda! Telah anakanda sampaikan nasihat kepada bunda, dan anakanda menaruh kasihan

125

kepada bunda. Karena itu saksikanlah bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya". Dengan murka dan naik darah ibunya menyahut : "Demi bintang! sekali-kali aku takkan masuk ke dalam Agamamu itu. Otakku bisa jadi rusak, dan buah pikiranku takkan diindahkan orang lagi". Demikian Mush'ab meninggalkan kemewahan dan kesenangan yang dialaminya selama itu, dan memilih hidup miskin dan sengsara. Pemuda ganteng dan perlente itu, kini telah menjadi seorang melarat dengan pakaiannya yang kasar dan usang, sehari makan dan beberapa hari menderita lapar. Tapi jiwanya yang telah dihiasi dengan aqidah suci dan cemerlang berkat sepuhan Nur Ilahi, telah merubah dirinya menjadi seorang manusia lain, yaitu manusia yang dihormati, penuh wibawa dan disegani. Suatu saat Mush'ab dipilih Rasulullah untuk melakukan suatu tugas maha penting saat itu. Ia menjadi duta atau utusan Rasul ke Madinah untuk mengajarkan seluk beluk Agama kepada orang-orang Anshar yang telah beriman dan bai'at kepada Rasulullah di bukit Aqabah. Di samping itu mengajak orang-orang lain untuk menganut Agama Allah, serta mempersiapkan kota Madinah untuk menyambut hijratul Rasul sebagai peristiwa besar. Sebenarnya di kalangan shahabat ketika itu masih banyak yang lebih tua, lebih berpengaruh dan lebih dekat hubungan kekeluargaannya dengan Rasulullah daripada Mush'ab. Tetapi Rasulullah menjatuhkan pilihannya kepada "Mush'ab yang baik". Dan bukan tidak menadari sepenuhnya bahwa beliau telah memikulkan tugas amat penting ke atas pundak pemuda itu dan meyerahkan kepadanya tanggung jawab nasib Agama Islam di kota Madinah, suatu kota yang tak lama lagi akan menjadi kota tepatan atau kota hijrah, pusat para da'i dan da'wah tempat berhimpunnya penyebar Agama dan pembela Al-Islam. Mush'ab memikul amant itu dengan bekal karunia Allah kepadanya, berupa fikiran yang cerdas dan budi yang luhur. Dengan sifat zuhud, kejujuran dan kesungguhan hati, ia berhasil melunakkan dan menawan hati penduduk Madinah hingga mereka berduyun-duyun masuk Islam. Sesampainya di Madinah, didapatinya Kaum Muslimin di sana tidak lebih dari dua belas orang, yakni hanya orang-orang yang telah bai'at di bukit Aqabah. Tetapi tiada sampai beberapa bulan kemudian, meningkatlah orang yang sama-sama memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya. Pada musim haji berikutnya dari perjanjian Aqabah, Kaum Muslimin Madinah mengirim perutusan yang mewakili mereka menemui Nabi. Dan perutusan itu dipimpin oleh guru mereka, oleh duta yang dikirim Nabi kepada mereka, yaitu Mush'ab bin Umair. Dengan tidakannya yang tepat dan bijaksana, Mush'ab bin Umair telah membuktikan bahwa pilihan Rasulullah SAW atas dirinya itu tepat. Ia memahami tugas dengan sepenuhnya, hingga tak terlanjur melampaui batas yang telah diterapkan. Ia sadar bahwa tugasnya adalah menyeru kepada Allah, menyampaikan berita gembira lahirnya suatu Agama yang mengajak manusia mencapai hidayah Allah, membimbing mereka ke jalan yang lurus. Akhlaknya
125

mengikuti pola hidup Rasulullah SAW yang diimaninya yang mengemban kewajiban hanya menyampaikan belaka.... Di Madinah Mush'ab tinggal sebagai tamu di rumah As'ad bin Zararah. Dengan didampingi As'ad, ia pergi mengunjungi kabilah-kabilah, rumah-rumah dan tempat-tempat pertemuan, untuk membacakan ayat-ayat Kitab Suci dari Allah, menyampaikan kalimatullah "bahwa Allah Tuhan Maha Esa" secara hati-hati. Pernah ia menghadapi beberapa peristiwa yang mengancam keselamatan diri sert shahabatnya, yang nyaris celaka kalau tidak karena kecerdasan akal dan kebesaran jiwanya. Suatu hari, ketika ia sedanga memberikan petuah kepada orang-orang, tiba-tiba disergap Usaid bin Hudlair kepala suku kabilah Abdul Asyhal di Madinah. Usaid menolong Mush'ab dengan menyentakkan lembingnya. Bukan main marah dan murkanya Usaid, menyaksikan Mush'ab yang dianggap akan mengacau dan menyelewengkan anak buahnya dari agama mereka, serta mengemukakan Tuhan Yang Maha Esa yang belum pernah mereka kenal dan dengar sebelum itu. Padahal menurut anggapan Usaid, tuhan-tuhan mereka yang bersimpuh lena di tempatnya masing-masing mudah dihubungi secara kongkrit. Jika seseorang memerlukan salah satu diantaranya, tentulah ia akan mengetahui tempatnya dan segera pergi mengunjunginya untuk memaparkan kesulitan serta menyampaikan permohonan.....Demikianlah yang tergambar dan terbayang dalam fikiran suku Abdul Asyhal. Tetapi Tuhannya Muhammad SAW - yang diserukan beribadah kepada-Nya - oleh utusan yang datang kepada mereka itu, tiadalah yang mengetahui tempat-Nya dan tak seorangpun yang dapat melihat-Nya. Demi dilihat kedatangan Usaid bin Hudlair yang murka bagaikan api sedang berkobar kepada orang-orang Islam yang duduk bersama Mush'ab, mereka pun merasa kecut dan takut. Tetapi "Mush'ab yang baik" tetap tinggal tenang dengan air muka yang tidak berubah. Bagaikan singa hendak menerkam, Usaid berdiri di depan Mush'ab dan As'ad bin Zararah, bentaknya : "Apa maksud kalian datang ke kampung kami ini, apakah hendak membodohi rakyat kecil kami? Tinggalkan segera tempat ini, jika tak ingin segera nyawa kalian melayang!" Seperti tenang dan mantapnya samudera dalam.....,laksana terang dan damainya cahaya fajar...., terpancarlah ketulusan hati "Mush'ab yang baik", dan bergeraklah lidahnya mengeluarkan ucapan halus, katanya : "Kenapa anda tidak duduk dan mendengarkan dulu? Seandarinya anda menyukai nanti, anda dapat menerimanya. Sebaliknya jika tidak, kami akan menghentikan apa yang tidak anda sukai itu!" Sebenarnya Usaid seorang berakal dan berfikiran sehat. Dan sekarang ini ia diajak oleh Mush'ab untuk berbicara dan meminta pertimbangan kepada hati nuraninya sendiri. Yang dimintanya hanyalah agar ia bersedia mendengar dan bukan lainnya. Jika ia menyetujui, ia akan membiarkan Mush'ab, dan jika tidak, maka Mush'ab berjanji akan meninggalkan kampung dan masyarakat mereka untuk mencari tempat dan masyarakat lain, dengan tidak merugikan ataupun dirugikan orang lain. "Sekarang saya insaf", ujar Usaid, lalu menjatuhkan lembingnya ke tanah dan duduk mendengarkan. Demi Mush'ab membacakan ayat-ayat Al-Qur'an dan menyampaikan da'wah

126

yang dibawa oleh Muhammad bin Abdullah SAW, maka dada Usaid pun mulai terbuka dan bercahaya, beralun berirama mengikuti naik turunnya suara serta meresapi keindahannya. Dan belum lagi Mush'ab selesai dari uraiannya, Usaid pun berseru kepadanya dan kepada shahabatnya : "Alangkah indah dan benarnya ucapan itu . . .! Dan apakah yang harus dilakukan oleh orang yang hendak masuk Agama ini?" Maka sebagai jawabannya gemuruhlah suara tahlil, serempak seakan hendak menggoncangkan bumi. Kemudian ujar Mush'ab : "Hendaklah ia mencsucikan diri, pakaian dan badannya, serta bersaksi bahwa tiada Tuhan yang haq diibadahi melainkan Allah". Beberapa lama Usaid meninggalkan mereka, kemudian kembali sambil memeras air dari rambutnya, lalu ia berdiri sambil menyatakan pengakuannya bahwa tiada Tuhan yang haq diibadahi melainkan Allah dan bahwa Muhammad itu utusan Allah . . . . Secepatnya berita itu pun tersiarlah. Keislaman Usaid disusul oleh kehadiran Sa'ad bin Mu'adz. Dan setelah mendengar uraian Mush'ab, Sa'ad merasa puas dan masuk Islam pula. Langkah itu disusul pula oleh Sa'ad bin Ubadah. Dan dengan keislaman mereka ini, berarti selesailah persoalan dengan berbagai suku yang ada di Madinah. Warga kota Madinah saling berdatangan dan tanya-bertanya sesama mereka : "Jika Usaid bin Hudlair, Sa'ad bin Ubadah dan Sa'ad bin Mu'adz telah masuk Islam, apalagi yang kita tunggu . . . . Ayolah kita pergi kepada Mush'ab dan beriman bersamanya! Kata orang, kebenaran itu terpancar dari celahcelah giginya!" Demikianlah duta Rasulullah yang pertama telah mencapai hasil gemilang yang tiada taranya, suatu keberhasilan yang memang wajar dan layak diperolehnya. Hari-hari dan tahun-tahun pun berlalu, dan Rasulullah bersama para shahabatnya hijrah ke Madinah. Orang-orang Quraisy semakin geram dengan dendamnya, mereka menyiapkan tenaga untuk melanjutkan tindakan kekerasan terhadap hamba-hamba Allah yang shaleh. Terjadilah perang Badar dan kaum Quraisy pun beroleh pelajaran pahit yang menghabiskan sisa-sisa fikiran sehat mereka, hingga mereka berusaha untuk menebus kekalahan. Kemudian datanglah giliran perang Uhud, dan Kaum Muslimin pun bersiap-siap mengatur barisan. Rasulullah berdiri di tengah barisan itu, menatap setiap wajah orang beriman menyelidiki siapa yang sebaiknya membawa bendera. Maka terpanggillah "Mush'ab yang baik", dan pahlawan itu tampil sebagai pembawa bendera. Peperangan berkobar lalu berkecamuk dengan sengitnya. Pasukan panah melanggar tidak mentaati peraturan Rasulullah, mereka meninggalkan kedudukannya di celah bukit setelah melihat orang-orang musyrik menderita kekalahan dan mengundurkan diri. Perbuatan merekaitu secepatnya merubah suasana, hingga kemenangan Kaum Muslimin beralih menjadi kekalahan. Dengan tidak diduga pasukan berkuda Quraisy menyerbu Kaum Muslimin dari puncak bukit, lalu tombak dan pedang pun berdentang bagaikan mengamuk, membantai Kaum Muslimin yang tengah kacau balau. Melihat barisan Kaum Muslimin porak poranda, musuh pun menujukan serangan ke arah Rasulullah dengan maksud menghantamnya. Mush'ab bin Umair menyadari suasana gawat ini. Maka diacungkannya bendera setinggitingginya dan bagaikan ngauman singa ia bertakbir sekeras-kerasnya, lalu maju ke muka,
126

melompat, mengelak dan berputar lalu menerkam. Minatnya tertuju untuk menarik perhatian musuh kepadanya dan melupakan Rasulullah SAW. Dengan demikian dirinya pribadi bagaikan membentuk barisan tentara. Sungguh, walaupun seorang diri, tetapi Mush'ab bertempur laksana pasukan tentara besar . . . . Sebelah tangannya memegang bendera bagaikan tameng kesaktian, sedang yang sebelah lagi menebaskan pedang dengan matanya yang tajam . . . . Tetapi musuh kian bertambah banyak juga, mereka hendak menyeberang dengan menginjak-injak tubuhnya untuk mencapai Rasulullah. Sekarang marilah kita perhatikan saksi mata, yang akan menceriterakan saat-saat terakhir pahlawan besar Mush'ab bin Umair. Berkata Ibnu Sa'ad : "Diceriterakan kepada kami oleh Ibrahim bin Muhammad bin Syurahbil Al-Abdari dari bapaknya. Ia berkata : "Mush'ab bin Umair adalah pembawa bendera di Perang Uhud. Tatkala barisan Kaum Muslimin pecah, Mush'ab bertahan pada kedudukannya. Datanglah seorang musuh berkuda, Ibnu Qumaiah namanya, lalu menebas tangannya hingga putus, sementara Mush'ab mengucapkan : "Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, yang sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul". Maka dipegangnya bendera dengan tangan kirinya sambil membungkuk melindunginya. Musuh pun menebas tangan kirinya itu hingga putus pula. Mush'ab membungkuk ke arah bendera, lalu dengan kedua pangkal lengan meraihnya ke dada sambil mengucapkan : "Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, dan sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul". Lalu orang berkuda itu menyerangnya ketiga kali dengan tombak, dan menusukkannya hingga tombak itu pun patah. Mush'ab pun gugur, dan bendera jatuh." Gugurlah Mush'ab dan jatuhlah bendera . . . . Ia gugur sebagai bintang dan mahkota para syuhada . . . . Dan hal itu dialaminya setelah dengan keberanian luar biasa mengarungi kancah pengurbanan dan keimanan. Di saat itu Mush'ab berpendapat bahwa sekiranya ia gugur, tentulah jalan para pembunuh akan terbuka lebar menuju Rasulullah tanpa ada pembela yang akan mempertahankannya. Demi cintanya yang tiada terbatas kepada Rasulullah dan cemas memikirkan nasibnya nanti, ketika ia akan pergi berlalu, setiap kali pedang jatuh menerbangkan sebelah tangannya, dihiburnya dirinya dengan ucapan : "Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, dan sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul". Kalimat yang kemudian dikukuhkan sebagai wahyu ini selalu diulang dan dibacnya sampai selesai, hingga akhirnya menjadi ayat Al-Qur'an yang selalu dibaca orang. Setelah pertempuran usai, ditemukanlah jasad pahlawan ulung yang syahid itu terbaring dengan wajah menelungkup ke tanah digenangi darahnya yang mulai . . . . Dan seolah-olah tubuh yang telah kaku itu masih takut menyaksikan bila Rasulullah ditimpa bencana, maka disembunyikan wajahnya agar tidak melihat peristiwa yang dikhawatirkan dan ditakutinya itu. Atau mungkin juga ia merasa malu karena telah gugur sebelum hatinya tenteram beroleh kepastian akan keselamatan Rasulullah, dan sebelum ia selesai menunaikan tugasnya dalam membela dan mempertahankan Raulullah sampai berhasil.

127

Wahai Mush'ab cukuplah bagimu Ar-Rahman . . . . Namamu harum semerbak dalam kehidupan

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Shalih bin Muhammad bin Utsaimin Al Wuhaibi At Tamimy Kelahirannya Beliau dilahirkan di kota 'Unaizah pada tanggal 27 Ramadhan tahun 1347 H Pendidikannya Beliau belajar Al Qur'anul Karim kepada kakek dari pihak ibunya, yaitu Abdurahman bin Sulaiman Ali Damigh Rahimahullah sampai hafal, selanjutnya beliau belajar Khath, berhitung dan sastra. Seorang ulama besar, Syaikh Abdurahman As Sa'dy Rahimahullah telah menunjuk dua orang muridnya agar mengajar anak-anak kecil, masing-masing adalah Syaikh Ali Ash Shalihy dan Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz al Muthawwa'. Kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz inilah beliau belajar kitab Mukhtasharul Aqidah Al Wasithiyah dan Minhaajus Saalikin Fil Fiqhi, keduanya karya Syaikh Abdurahman As Sa'dy dan Al Ajrumiyah serta Al Alfiyah. Lalu kepada Syaikh Abdurrahman bin Ali 'Audan beliau belajar Fara'idh dan Fiqih. Kepada Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa'dy yang dikategorikan sebagai Syaikhnya yang utama beliau belajar kitab Tauhid, Tafsir, Hadits, Fiqih, Ushul Fiqih, Fara'idh, Musthalahul Hadits, Nahwu dan Sharaf. Syaikh Utsaimin memiliki tempat terhormat dalam pandangan Syaikhnya, hal ini terbukti di antaranya ketika ayahanda beliau pindah ke Riyadh pada masa awal perkembanganya dan ingin agar anaknya, Muhammad Al Utsaimin pindah bersamanya. Maka Syaikh Abdurrahman As Sa'dy (sang guru) menulis surat kepada ayahanda beliau: "Ini tidak boleh terjadi, kami ingin agar Muhammad tetap tinggal di sini sehingga dia bisa banyak mengambil manfaat. Berkomentar tentang Syaikh tersebut, Syaikh Utsaimin mengatakan: "Syaikh As Sa'dy sungguh banyak memberi pengaruh kepada saya dalam hal methode mengajar, memaparkan ilmu serta pendekatannya kepada para siswa melalui contoh-contoh dan substansi-substansi makna. Beliau juga banyak memberi pengaruh kepada saya dalam hal akhlak. Syaikh As Sa'dy Rahimahullah adalah seorang yang memiliki akhlak agung dan mulia, sangat mendalam ilmunya serta kuat dan tekun ibadahnya. Beliau suka mencandai anak-anak kecil, pandai membuat senang dan tertawa orang-orang dewasa. Syaikh As Sa'dy adalah orang yang paling baik akhlaknya dari orang-orang yang pernah saya lihat Syaikh Utsaimin juga belajar kepada Syaikh Abdul Aziz bin Baz Hafizhahullah, Syaikh Abdul Aziz bin Baz adalah guru kedua beliau, setelah Syaikh As Sa'dy. Kepada Syaikh Bin Baz beliau belajar kitab Shahihul Bukhari dan beberapa kitab karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan kitab-kitab Fiqih. Mengomentari Syaikh Bin Baz, Syaikh Utsamin mengatakan: "Syaikh Bin Baz banyak menpengaruhi saya dalam hal perhatian beliau yang sangat intens terhadap hadits. Saya juga banyak terpengaruh dengan akhlak beliau dan kelapangannya terhadap sesama manusia. Pada tahun 1371 H, beliau mulai mengajar di masjid. Ketika dibuka Ma'had Ilmi, beliau masuk tahun 1372 H, Syaikh Utsaimin mengisahkan: "Saya masuk Ma'had Ilmi pada tahun kedua (dari berdirinya Ma'had) atas saran Syaikh Ali Ash Shalihy, setelah sebelumnya

Rasulullah bersama para shahabat datang meninjau medan pertempuran untuk menyampaikan perpisahan kepada para syuhada. Ketika sampai di tempat terbaringnya jasad Mush'ab, bercucuranlah dengan deras air matanya. Berkata Khabbah Ibnul Urrat : "Kami hijrah di jalan Allah bersama Rasulullah SAW dengan mengharap keridhaan-Nya, hingga pastilah sudah pahala di sisi allah. Di antara kami ada yang telah berlalu sebelum menikmati pahalanya di dunia ini sedikit pun juga. Di antaranya ialah Mush'ab bin Umair yang tewas di perang Uhud. Tak sehelai pun kain untuk menutupinya selain sehelai burdah. Andainya ditaruh di atas kepalanya, terbukalah kedua belah kakinya. Sebaliknya bila ditutupkan di kakinya, terbukalah kepalanya. Maka sabda Rasulullah SAW : "Tutupkanlah ke bagian kepalanya, dan kakinya tutuplah dengan rumput idzkhir!" Betapa pun luka pedih dan duka yang dalam menimpa Rasulullah karena gugur pamanda Hamzah dan dirusak tubuhnya oleh orang-orang musyrik demikian rupa, hingga bercucurlah air mata Nabi . . . . Dan betapapun penuhnya medan laga dengan mayat para shahabat dan kawan-kawannya, yang masing-masing mereka baginya merupakan panji-panji ketulusan, kesucian dan cahaya . . . Betapa juga semua itu, tapi Rasulullah tak melewatkan berhenti sejenak dekat jasad dutanya yang pertama, untuk melepas dan mengeluarkan isi hatinya . . . . Memang, Rasulullah berdiri di depan Mush'ab bin Umair dengan pandangan mata yang pendek bagai menyelubunginya dengan kesetiaan dan kasih sayang, dibacakannya ayat dalam Surah Al-Ahzab : 23 yang artinya : "Di antara orang-orang Mu'min terdapat pahlawan-pahlawan yang telah menepati janjinya dengan Allah." Kemudian dengan mengeluh memandangi burdah yang digunakan untuk kain tutupnya, seraya bersabda : "Ketika di Mekah dulu, tak seorang pun aku lihat yang lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya daripadanya. Tetapi sekarang ini, dengan rambutmu yang kusut masai, hanya dibalut sehelai burdah." Setelah melayangkan pandang, pandangan sayu ke arah medan serta para syuhada kawankawan Mush'ab yang tergeletak di atasnya, Rasulullah berseru : "Sungguh, Rasulullah akan menjadi saksi nanti di hari qiamat, bahwa tuan-tuan semua adalah syuhada di sisi Allah ." Kemudian sambil berpaling ke arah shahabat yang masih hidup, sabdanya : "Hai manusia! Berziarahlah dan berkunjunglah kepada mereka, serta ucapkanlah salam! Demi Allah yang menguasai nyawaku, tak seorang Muslim pun sampai hari qiamat yang memberi salam kepada mereka, pasti mereka akan membalasnya." Salam atasmu wahai Mush'ab . . . . Salam atasmu sekalian, wahai para syuhada . . . . Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

127

128

mendapat izin dari Syaikh Sa'dy. Ketika itu Ma'had Ilmi dibagi menjadi dua bagian: Umum dan Khusus, saya masuk ke bagian Khusus, saat itu dikenal pula dengan sistem loncat kelas. Yakni seorang siswa boleh belajar ketika liburan panjang dan mengikuti tes kenaikan di awal tahun. Jika lulus dia boleh di kelas yang lebih tinggi. Dengan sistem itu saya bisa menghemat waktu. Setelah dua tahun menamatkan belajar di Ma'had Ilmi, beliau lalu ditunjuk sebagai guru di Ma'had ilmi 'Unaizah sambil melanjutkan kuliah di Fakultas Syari'ah dan tetap juga belajar di bawah bimbingan Abdurahman As Sa'dy Rahimahullah. Ketika As Sa'dy wafat beliau ditetapkan sebagai Imam Masjid Jami' di 'Unaizah, mengajar di Maktabah 'Unaizah Al Wathaniyah dan masih tetap pula mengajar di Ma'had Ilmi. Setelah itu beliau pindah mengajar di Cabang Universitas Imam Muhammad Ibnu Saud Qashim pada fakultas Syari'ah dan Ushuluddin hingga sekarang. Kini beliau menjadi anggota Hai'atu Kibaril Ulama (di Indonesia semacam MUI, pent.) Kerajaan Saudi Arabia. Syaikh Utsaimin memiliki andil besar di medan dakwah kepada Allah Azza wa Jalla, beliau selalu mengikuti berbagai perkembangan dan situasi dakwah di berbagai tempat. Perlu dicatat, bahwa Yang Mulia Syaikh Muhammad bin Ibrahim Rahimahullah telah berkali-kali menawarkan kepada Syaikh Utsaimin untuk menjadi qadhi (hakim), bahkan telah mengeluarkan Surat Keputusan yang menetapkan beliau sebagai Ketua Mahkamah Syari'ah di kota Ihsa' , tetapi setelah melalui berbagai pendekatan pribadi, akhirnya Mahkamah memahami ketidaksediaan Syaikh Utsaimin memangku jabatan ketua Mahkamah Karya-karya beliau Syaikh Utsaimin Hafizhahullah memiliki karangan lebih dari 40 buah. Di antaranya berupa kitab dan risalah. Insya Allah semua karya beliau akan dikodifikasikan menjadi satu kitab dalam Majmu'ul Fatawa war Rasa'il

Semenjak orang-orang Quraisy melakukan gangguan dan melancarkan peperangan, Utbah selalu membawa panah dan tombaknya, beliau sangat ahli melemparkan tombak dan memanah dengan ketepatan yang luar biasa. Setelah Rasulullah wafat , Utbah tidak hendak meletakan senjatanya , beliau tetap berkelana berperang di jalan Allah. Amirul Mu'minin Umar mengirim Utbah ke Ubullah untuk membebaskan negeri itu dari pendudukan tentara Persi yang hendak menjadikannya sebagai gerbang untuk menghancurkan kekuatan Islam yang sedang menyebar ke wilayah-wilayah jajahan Persi. Berkatalah Umar ketika hendak melepaskan pasukan Utbah, "Berjalanlah anda bersama anak buah anda, hingga sampai batas terjauh dari negeri Arab, dan batas terdekat negeri Persi...! Pergilah dengan restu Allah dan berkahnya...! Serulah ke jalan Allah siapa yang mau dan bersedia...! Dan siapa yang menolak hendaklah ia membayar pajak...! Dan bagi setiap penantang, maka pedang bagiannya, tanpa pilih bulu...! Tabahlah menghadapi musuh serta taqwalah kepada Allah Tuhanmu...!" Ketika pasukannya yang kecil telah berhadapan dengan pasukan balatentara Persi yang terkuat , Utbah berseru, "Allahu akbar, shadaqa wa'dah " , " Allah Maha besar, Ia menepati janjiNya." Ternyata Benarlah Janji Allah, tak lama setelah terjadi pertempuran, Ubullah dapat di tundukan. Ditempat itu Utbah membangun kota Basrah dan membangun sebuah masjid besar di dalamnya. Kemudian beliau bermaksud untuk kembali ke Madinah, tetapi Amirul Mu'minin memerintahkan beliau untuk tetap disana memimpin pemerintahan di Basrah . Utbah pun mentaati perintah Amirul Mu'minin, membimbing rakyat melaksanakan shalat, mengajarkan masalah agama, menegakkan hukum dengan adil, dan memberikan contoh tentang kezuhudan, wara' dan kesederhanaan. Dengan tekun dikikisnya pola hidup mewah dan berlebihan sehingga menjengkelkan mereka yang selalu memperturutkan hawa nafsu. Pernah dalam suatu pidato beliau berkata, "Demi Allah, sesungguhnya telah kalianlihat aku bersama Rasulullah saw sebagai salah satu seorang kelompok tujuh, yang tak punya makanan kecuali daun-daun kayu, sehingga bagian mulut kami pecah-pecah dan luka-luka. Disuatu hari aku beroleh rezeki sehelai baju burdah, lalu kubelah dua, yang sebelah kuberikan kepada Sa'ad bin Malik dan sebelah lagi kupakai untuk diriku...!" Utbah sangat takut terhadap dunia yang akan merusak agamanya dan kaum muslimin, sehingga beliau selalu mereka untuk hidup sederhana dan zuhud terhadap dunia. Namun banyak yang hendak mempengaruhi beliau untuk bersikap sebagaimana penguasa yang penduduknya menghargai tanda tanda lahiriah dan gemerlapan kemewahan. Tetapi utbah menjawab kepada mereka, "Aku berlindung diri kepada Allah dari sanjungan orang terhadap diriku karena kemewahan dunia, tetapi kecil pada sisi Allah..!" Dan tatkala dilihatnya rasa keberatan pada wajah-wajah orang banyak karena sikap kerasnya membawa mereka kepada hidup sederhana, berkatalah ia kepada mereka, "Besok lusa akan kalian lihat pimpinan pemerintahan dipegang orang lain menggantikan daku..." Dan datanglah musim haji, pergilah Utbah menunaikan ibadah haji sementara pemerintahan Basrah diwakilkan kepada salah seorang temannya. Setelah melaksanakan ibadahnya beliau

Utbah bin Ghazwan Utbah bin Ghazwan berperawakan tinggi dengan muka bercahaya dan rendah hati, termasuk angkatan pertama masuk Islam, ada diantara Muhajirin pertama yang hijrah ke Habsyi, dan yang hijrah ke Madinah. Beliau termasuk pemanah pilihan yang jumlahnya tidak banyak yang telah berjasa besar di jalan Allah. Beliau adalah orang terakhir dari kelompok tujuh perintis yang bai'at berjanji setia, dengan menjabat tangan kanan Rasulullah dengan tangan kanan mereka, bersedia menghadapi orangorang Quraisy yang sedang memegang kekuatan kekuasaan yang gemar berbuat zalim dan aniaya. Sejak hari pertama dimulainya da'wah dengan penuh penderitaan dan kesulitan, Utbah dan kawan-kawan telah memegang teguh suatu perinsip hidup yang mulia, yang kemudian menjadi obat dan makanan bagi hati nurani manusia dan telah berkembang luas pada generasi selanjutnya. Utbah ada diantara sahabat yang diperintahkan oleh Rasulullah untuk Hijrah ke Habsy , tetapi ia begitu rindu kepada Rasulullah sehingga ia tidak betah untuk menetap disana, kembali ia menjelajah daratan dan lautan untuk kembali ke Makah untuk hidup disisi Rasulullah hingga saatnya hijrah ke Madinah.
128

129

menghadap Amirul Mu'minin di Madinah untuk mengundurkan diri dari pemerintahan. Tetapi Amirul Mu'minin menolak dengan mengucapkan kalimat yang sering diucapkan kepada otrang-orang zuhud seperti utbah, "Apakah kalian hendak menaruh amanat diatas pundakku..!, kemudian kalian tinggalkan aku memikulnya seorang diri..? Tidak demi Allah tidak kuizinkan selama-lamanya..!". Oleh karena itu tidak ada pilihan bagi Utbah kecuali taat dan patuh. Dan beliau hendak kembali ke Basrah. Sebelum naik kendaraannya ia menghadap kearah kiblat, lalu mengangkat kedua telapak tangannya yang lemah lungai ke langit sambil memohon kepada Allah azza wajalla agar ia tidak dikembalikan ke Basrah dan tidak pula menjadi pemimpin pemerintahan selama-lamanya. Dan Allah memperkenankan du'anya, dalam perjalanannya menuju Basrah, Allah memanggil kepangkuanNya dengan menyediakan kesempurnaan nikmat dan kesempurnaan suka cita karena pengorbanan dan baktinya , kezuhudan dan kesahajaanya.

Tapi karena dorongan imannya yang sempurna dan keyakinan yang benar, ia berusaha terus dan tidak berputus asa. Dalam hati kecilnya hanya terguris harapan agar dapat mati syahid atau tersebarnya agama Islam di samping harapan terbesar ialah dapat tetap ikut berperang sabil bersama-sama dengan Rasulullah saw. Namun setipa usaha yang dicobanya tetap buntu dan tidak berhasil. Akhirnya ia mencoba memohon bantuan kepada Nabi saw sendiri untuk kalau-kalau dapat mengusahakan kendaraan. Tapi betapa kecewanya ketika mendengar jawaban beliau, "Aku juga tidak dapat mengusahakan kendaraan-kendaraan buat mengangkut kalian." Akhirnya ia hanya dapat melampiaskan kekesalan hatinya untuk mengadu halnya kepada Tuhannya dengan cara menangis. Ia pun menangis dan menangis. Alangkah sedih fikirnya ketika menyaksikan orang-orang dan teman-temannya yang mampu, berbaris dan bershaf-shaf, berderap-derap dengan langkah yang teratur mengikuti komando Nabi saw keluar menuju medan laga untuk fi sanilillah sedang ia sendiri tidak berkemampuan dan tidak mempunyai kendaraan. Ia sedih, karena harus tinggal dalam kota bersama-sama dengan orang-orang perempuan, anak-anak kecil yang belum memenuhi syarat untuk mengikuti perang sabil. Orang-orang tuna netra, orang-oarng sakit, dll. Tatkala lamunannya sampai ke situ, mengucurkan air matanya untuk kesekian kalinya. Untuk seketika sedihnya menjadi sirna waktu mendengar bunyi ayat yang baru diturunkan kepada Nabi saw, "Dan tiada (pula terkena dosa) atas orang-orang yang apabila datang kedapamu supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata, 'Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu.' Maka mereka kemabali sedang air mata bercucuran karena kesedihan lantaran mereka tidak memperoleh apa yang mereka nafkahkan atau ongkos." (QS. At-Taubah:92) Untuk sementara ia senang karena ia termasuk di antara orang-orang yang dimaksud dalam ayat itu. Namun, ia tetap masih bersedih hati lantaran tidak dapat ikut bertempur dan tidak dapat mengikuti jejak Nabi saw yang sangat dicintainya itu. Dalam Zaman Khulafa' Rasyidin: Demikian kehidupan Abdullah hingga wafatnya Nabi saw. Maka dalam masa Khulafah Abu bakar, ia tetap ikut dalam peperangan untuk menumpas kaum-kaum yang berkepala batu, murtad dan tidak mau mengeluarkan zakat. Dalam zaman khalifah-khalifah Umar dan Usman, juga ia tidak ketinggalan dalam usaha menyebarkan Islam ke daerah-daerah timur tengah lainnya. Ketika daerah Iraq telah di Islam-kan khalifah Umar secara beruntun mengirimkan sepuluh orang Ahli Fiqih untuk mengajarkan agama di Bashrah. Maka terdapatlah di antara haditshadits yang diriwayatkannya terdapat perawi dari ulama'-ulama' Bashrah atau Kufah. Dalam perjuangannya yang gigih untuk memasukan Islam ke daerah Tustar, beliau berhasil sebagai orang yang pertama sekali memasuki pintu gerbang kota itu. Demikianlah satu demi satu negeri dan daerah protektorat Romawi di Timur Tengah jatuh ke tangan umat Islam, berkat usaha beliau dengan kawan-kawannya di bawah pimpinan

Abdullah Bin Mughaffal Namanya: Abdullah bin Mughaffal bin Abdu Ghunmin atau Ibnu Nahmin bin Afif bin As-Ham bin Rabi'ah bin Azdar atau Ibnu 'Adi bin Tsa'labah bin Dzuaib atau Zuaid bin Sa'ad bin Ida bin Utsman bin 'Amr bin Thabikhah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar Al-Bashri. Beliau terkenal dengan nama aslinya ini. Nama panggilannya ialah Abu Sa'ied atau Abu 'Abdirrahman atau Abu Ziad. Karena beliau memang mempunyai anak-anak yang bernama Sa'id, Abdurrahman,, Ziad, dll berjumlah tujuh orang. Kehidupannya: Beliau termasuk golongan shahabat yang ikut melakukan Bai'atur-Ridhwan atau bai'atusSyajarah yaitu sumpah setia yang dilakukan di bawah sebatang pohon pada satu tempat yang bernama Hudaibiah dalam tahun ke tujuh Hijriyyah. Beliau sendiri bercwerita tentang peristiwa yang sangat penting itu, "Aku termasuk di antara orang-orang di bawah mana Nabi saw mengambil bai'ah atau perjanjian sumpah setia dari para shahabat. Sejak itu beliau tidak pernah absen lagi dalam perjuangan menegakan dan meyebarkan ajaran agama Islam di mana-mana bersama-sama dengan Nabi saw hingga wafatnya, kecuali ghazwah Tabuk. Dalam persiapan untuk melakukan perang/ghazwah Tabuk yaitu suatu peperangan yang letak medan pertempurannya sangat jauh lagi pula dilakukan dalam musim panas yang sangat membakar, musim paceklik yang amat mencekik dan hampir pula dengan musim panen tanam tumbuhan yang menggairahkan, ternyata Abdullah bin Mughaffal ini semakin hari semakin tambah bingung dan bimbang. Lebih-lebih setelah hampir tibanya hari pemberangkatan. Sebab ia dalam usahanya untuk mendapatkan kendaraan dan ongkos tetap gagal tidak berhasil, mengingat jarak yang dituju dan telah ditetapkan itu sangat jauh.
129

130

panglima-panglima yang terkenal semisal Abu 'Ubaidah (Amir bin Jarrah, Khalid bin Walid, dll). Dalam masa khalifah Ali bin Abi Thalib, ia memilih tempat tinggal dan berhijrah ke Bashrah. Di sana ia memiliki sebuah rumah yang dibangunnya dekat masjid. Pada rumahnya dan di daerah itulah ia menghabiskan sisa-sisa hidupnya dengan giat mengajar dan beribadah lainnya hingga ia wafat dalam tahun 60 H atau tahun 59 pada masa akhir hidupnya khalifah Mu'awiah bin Abi Sufyan. Jenazah beliau untuk memenuhi washiatnya sendiri, telah disembahyangkan atasnya oleh shahabat Abu Barzah Al-Aslami ra. Riwayatnya: Atas jasa-jasanya maka Allah SWT telah mengkaruniai beliau nama yang kekal abadi termaktub dalam kitab-kitab hadits sebagai sumber sejumlah 43 hadits. Bukhori dan Muslim bersepakat atas empat hadits daripadanya, sedangkan Bukhori sendiri saja hanya satu hadits dan Muslim sendiri juga satu Hadits. Di antara orang-orang atau ulama Tabi'in yang menerima hadits riwayat beliau ialah Hasan Al-Bashri, dll.

Riwayatnya: Hadits-hadits riwayat beliau terdapat dalam Shahih Muslim sebagaimana terdapat dalam beberapa Sunan. Dalam Sunan diambil dari Riwayat Al-A'raj, Muhammad bin Yahya bin Hibban dan Hafash bin 'Ashim.

Ubai bin Ka'ab Ubai bin Ka'ab adalah warga Anshar dari suku Kharaj, ikut dalam perjanjian 'Aqabah dan perang badar dan peperangan lainnya.Beliau mempunyai derajat yang mulia dikalangan Muslimin angkatan pertama. Beliau termasuk perintis penulis wahyu dan surat-surat dan juga termasuk golongan terkemuka dalam penghafalan Al Qur'an, membaca dan memahami ayatayatnya. Pada suatu hari Rasulullah Saw mengatakan kepadanya : "Wahai ubai bin Ka'ab! Saya dititahkan untuk menyampaikan Al Qur'an padamu ". Ubai maklum bahwa Rasulullah hanya menerima perintah dari wahyu.., maka dengan harap-harap cemas ia bertanya "Wahai Rasulullah, Ibu bapakku menjadi tebusan anda! Apakah kepada anda disebutkan namaku?" Ujar Rasulullah "Benar! Namamu dan turunanmu ditingkat tertinggi...!" Seorang muslim yang mempunyai kedudukan seperti ini dihati Nabi saw pastilah seorang muslim yang amat agung. Setelah Rasulullah wafat, Ubai bin Ka'ab tetap setia dan tekun baik dalam beribadat, teguh dalam beragama dan utama dalam keluhuran budi. Disamping itu tiada henti-hentinya beliau menjadi pengawas kaumnya. Diingatkannya mereka akan masa-masa Rasulullah masih hidup, diperingatkan keteguhan iman mereka, sifat zuhud, perangai dan budi pekerti mereka.Diantara ucapannya yang agung adalah " Selagi kita bersama Rasulullah tujuan kita satu...., Tetapi setelah ditinggalkan beliau tujuan kita bermacam-macam ada yang ke kiri dan ada yang kekanan...!" Mengenai dunia ubai bin Ka'ab mernah menuliskannya sebagi berikut : " Sesungguhnya makanan manusia itu sendiri dapat diambil sebagai perumpaan bagi dunia, biar dikatakannya enak atau tidak, tetap yang penting menjadi apa nantinya ..?". Tatkala wilayah Islam telah meluas, dan dilihatnya sebagian kaum muslimin mulai menyeleweng dengan menjilat kepada pembesar-pembesar mereka, ia tampil dan melepaskan kata-katanya yang tajam : " Celakalah mereka, demi Tuhan mereka celaka dan mencelakan! Tetapi saya tidak menyesal dengan nasib mereka, hanya saya sayangkan adalah kaum muslimin yang celaka disebabkan mereka!" Ubai bin Ka'ab selalu menangis setiap teringat akan Allah dan hari akhir, setiap ayat Al Qur'an yang didengarnya menggetarkan hatinya. Dan beliau sangat merasa berduka tak terlukiskan setiap mendengar ayat :"Katakanlah : Ia kuasa akan mengirim siksa kepada kalian, baik dari atas atau dari bawah kaki kalian, atau membaurkan kalian dalam satu golongan berpecah-pecah, dan ditimpakan kalian perbuatan kawannya sendiri..!"(Qs. Al An'am :65) Yang paling dicemaskan oleh Ubai bin Ka'ab terhadap ummat adalah datangnya suatu genarasi ummat yang bercakar-cakaran sesama mereka. Beliau selalu memohon keselamatan

Abdullah Bin Malik Namanya: Abdullah bin Malik bin Al-Qisybi Jundub bin Nadhlah bin Abdillah bin Nashr bin Al-Azd Al-Azdi. Nama panggilannya adalah Abu Muhammad. Namun beliau terkenal dengan nama aslinya di atas. Kehidupannya: Ayahnya Malik bin Al-Qisybi pernah melakukan sumpah setia dengan Mutthalib bin Abdi manaf dan beberapa lama kemudian ia kawin dengan Buhainah binti AlHarts bin Abdil-Mutthalib. Dari perkawinan ini lahirlah Abdullah di atas. Beliau mendapat petunjuk daripada Allah SWT memeluk agama Islam sejak lama. Kemungkinan sekali beliau mengikuti terus perjuangan Nabi saw dalam mengembangkan agama Islam sejak hijrahnya. Ketika kewajiban shaum/puasa telah difardhukan beliau melaksanakannya dengan penuh kesungguhan sehingga menjadi suatu kebiasaannya. Demikianlah tatkala beliau mengetahui tentang shaumuddahri/puasa sepanjang tahun, ibadah itu tidak sulit dikerjakannya setiap hari sehingga wafatnya. Sayang sekali tidak dapat kita ketahui bagaimana perjuangan beliau setelah wafatnya Nabi saw. Hanya dapat diketahui bahwa beliau mempunyai sebuah rumah dan berdiam di tengah wadi Raim lebih kurang tiga puluh mil jauhnya dari kota Madinah. Karena itu kemungkinan besar disebabkan wara' dan taqwanya beliau mengasingkan diri sejak peristiwa pembunuhan khalifah Usman hingga wafatnya pada akhir masa khalifah Marwan. Malah Ibnu Zabr menyatakan tahun wafatnya ialah tahun 56 H.

130

131

kepada Allah dan berkat karunia dan rahmatNya sehingga beliau menemui Tuhannya dalam keadaan beriman,aman dan tentram.

Demikianlah beliau tinggal berdiam di Mekkah hingga menutup usianya pada masa Khalifah Abdullah bin Zubair ra. Ketika kuburan beliau telah selesai, Abdullah bin Abbas berdiri dekat kuburan itu sambil berdoa. Riwayatnya Allah SWT menganugerahkan kepada beliau nama yang abadi yang termaktub dalam shahih Muslim satu hadist sedang linya terdapat dalam Sunan yang empat. Hingga hadist riwayat beliau semuanya berjumlah 7 (tujuh) hadist.

Abdullah Bin Sirjis Namanya Abdullah b. Sirjis Al-Muzani dari qabilah Muzainah. Beliau pernah bersumpah setia dengan Bani Makhzum. Kehidupanya Abdullah salah seorang sahabat Nabi saw yang pernah makan roti dan daging bersama beliau dan ia pernah melihat cap kenabian Rasulullah saw (Khatamun Nubuwah). Dalam hadist riwayatnya juga pernah ia mohon kepada Nabi saw untuk minta kepada Allah agar mengampuni dosanya. Beliau tinggal di Bashrah. Riwayatnya Allah SWT telah berkenan mengabdikan nama beliau dalam 17 (tujuh belas) hadist, di antaranya disebutkan Muslim sendiri saja tiga hadist. Selain dari itu tersebar dalam Sunansunan yang empat. Diantara tiga hadist yang disebutkan dalam Muslim ialah, "Adalah Rasulullah saw apabila hendak berangkat bepergian beliau berlindung (memohon perlindungan Allah SWT) dari lelahnya perjalanan, berbaliknya kepada keadaan yang menyedihkan jatuhnya atau menurunnya keadaan sesudah mendapat ketinggian atau berbaliknya dari tetap pendirian menjadi tidak tetap atau menjadi mundur setelah tadinya maju dan bertambah-tambah, juga dari doa orang teraniaya dan melihat pemandangan yang tidak menyenangkan pada atau dalam keluarga/ahli-famili dan harta."

Abdullah Bin Zaid Bin 'Ashim Namanya Abdullah bin Zaid bin 'Ashim bin Ka'ab bin 'Amr bin A'uf bin Mabdzul bin 'Amr bin Ghunm bin Mazin Al-Mazini Al-Anshari ra. Nama Panggilanya ialah Abu Muhammad. Beliau terkenal juga dengan Ibnu Ummi 'Amarah. Namun sangat terkenal dengan nama aslinya. Ibunya bernama Nusaibah binti Ka'ab bin 'Amr bin A'uf yang terkenal dengan Ummu 'Amarah pahlawan sahabat wanita dan srikandi yang terkenal dalam sejarah Islam. Jadi beliau adalah saudara Hubaib dan Tamiem bin Zaid ra. Kehidupanya Menurut Abu Ahmad Al-Hakim, Ibnu Madah dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak bahwa beliau ikut bertempur dalam ghazwah Badr apalagi ghazwah Uhud dan seterusnya. Ketika zaman khalifah Abu Bakr, beliau ikut pula bersama-sama dengan ibunya Nusaibah dan saudara-saudaranya Hubaib dan Tamiem, bertempur dalam perang menumpas gerakan Musailimatul Kadzdzab. Sebelumnya Musailimah telah menyiksa saudaranya Hubaib memotong anggota badannya satu persatu hingga akhirnya ia gugur sebagai syahied. Mendengar peristiwa yang mengerikan itu semangat jihad kaum muslimin tambah meluap. Hingga akhirnya Abdullah b. Zaid ini berhasil bersama-sama dengan wahsyi b. Harb (yang pernah membunuh Hamzah, paman Nabi saw dalam ghazwah Uhud sewaktu ia masih kafir) membunuh Musailimah itu sendiri dengan pedangnya. Dengan kejadian itu ibunya Ummu Amarah Nusaibah sangat merasa puas dan bersyukur pada Tuhan apalagi dengan gugurnya kedua anak kandungnya Hubaib dan Tamiem sebagai syahied. Riwayat perjuangan beliau dalam ketiga zaman khulafa lainnya tidak pernah penulis jumpai. Ketika Yazied yang sangat ambisius kekuasaan itu memaksa orang-orang untuk mengakuinya sebagai khalifah, beliau tidak mau melakukan bai'ahnya. Beliau berkata: "Demi Allah aku tidak mau melantik seseorang sesudah Rasulullah SAW." Demikianlah beliau dibunuh dengan tenang dalam peristiwa HARRAH pada tahun 63 H. di Madinah. Beliau meriwayatkan hadts wudhu dan beberapa hadits lain lagi sedang para Tabi'ien yang berhasil mengambil riwayat dari beliau ialah antara lain Said b. Musaiyab, Abbad b. Tamiem anak saudaranya, Yahya b. Amarah, Wasi' b. Habana dan lain-lain.

Abdullah Bin As-Saaib Namanya Abdullah b. As-Saaib Shaifi b. Aidz b. Abdullah b. Amr b. Makhzum Al-Makhzumi. Nama Panggilanya ialah Abu Abdirrahmaan, namun beliau terkenal dengan nama aslinya. Kehidupanya Abdullah b. As-Saaib pada akhir hayatnya berdiam di Mekah. Beliau termasuk shahabat yang hafal Al-Qur'an dan ahli baca Al-Quran terutama bagi kota Mekkah. Beliau diberi nama julukan "Qori' Mekkah." Beliau pernah juga belajar Al-Quran pada sahabat terkenal Ubai bin Ka'ab ra. Beliau ketika pembebasan kota mekkah (fat-hu Makkah) pernah dalam sholat berjamaah shubuh mendengar Nabi saw membaca surat Al-Mukminin (lihat Muslim). Beliau Pula yang meriwayatkan hadist yang menyatakan bahwa Nabi saw sering membaca doa, "Rabbana Atina fid-dunia hasanah dan seterusnya," di antara dua sudut Ka'bah, rukun Yamani dan rukun Hajar Aswad.

131

132

Demikianlah semoga Allah SWT memperkenankan kita dapat bergaul dengan beliau pada hari kiamat dan dalam syurga kelak, amin ya Rabbal alamiiin.

Kehidupanya Tidak panjang riwayat hidupnya yang kita dapati. Hanyalah keternagan bahwa: Beliau dengan bapaknya Khubaib kedua-duanya shahabat Nabi saw Beliau dan orang tuanya termasuk dalam hitungan para shabat yang tinggal berdiam di Madinah. Beliau meriwayatkan hadist dari Nabi saw, yakni dapat dicatat hanyalah tiga hadist saja. Diantaranya, "Rasulullah saw telah bersabda kepadaku, 'Bacalah Qul Huwallah Ahad dan dua Mu'awwidzatain ketika sore dan ketika pagi tiga kali. Suarh-surah ini akan melindungi engkau dari segala sesuatu.'" (HR. Abu Daud dan Turmudzi). Yang mengambil riwayatnya hanyalah anaknya sendiri bernama Mu'adz.

Abdullah Bin Zam'ah Namanya Abdullah bin Zam'ah bin Aswad bin Muttalib bin Asad bin Abdul-Uzza Al-Asadi Al-Qurasyi ra. Ibunya bernama Quraibah binti Umaiyah. Kehidupanya Ibunya adalah saudara Ummul-Mukminin Ummu Salamah ra. Jadi beliau adalah keponakannya. Karena itu beliau termasuk orang bangsawan Quraisy dan juga berpengaruh dalam kaumnya. Bapaknya Zam'ah dan saudaranya 'Aqiel bin Aswad mati terbunuh dalam Ghazwah Badr, sedang datuknya Aswad termasuk golongan mereka yang sering mengolok-olok dan mengejek Nabi saw. Beliau ikut hijrah dan berdiam ke dan di Madinah hingga wafatnya. Diantara orang-orang yang mengambil riwayat hadist dari beliau adalah Abu Bakr bin Abdirrahman dan 'Urwah bin Zubair. Menurut riwayat Abu Bakr bin Abdirrahman dari beliau, Nabi saw pernah bersabda, "Suruhlah Abu Bakr agar menjadi imam pada kaum muslimin (sewaktu Nabi saw sedang sakit keras). Sedang menurut riwayat Urwah bin Zubair tiga hadist: Mengenai memukul wanita/isteri Melarang ketawa kalau ada yang berkentut Cerita unta betina Mu'jizat Nabi Shaleh as

Abdullah Bin Al-Harits Namanya Abdullah bin Al-Harits bin Jaz-in bin Abdillah bin Ma'dikariba bin 'Amr bin 'Asm bin 'Amr bin 'Uwaij bin 'Amr bin Zabied Az-Zabiedi. Kehidupanya Beliau adalah seorang kawan dan bersumpah setia dengan Abu Wada'ah As-Sahmi dan anak saudara pria dari Mahniyyah bin Jaz-in Az-Zabiedi yang menurut Ibnu Yunus bahwa pamannya ini pernah ikut dalam ghazwah Badar dan gugur sebagai Syahid dalam pertempuran Yamamah ketika menumpas Nabi palsu Musailimatul-kadzdzab. Tidak ada keterangan mengenai perjuangannya dalam zaman Nabi saw dan para khulafa' Rasyidin. Namun setelah Islam berkembang di Timur Tengah dan di Mesir beliau akhirnya memilih tempat tinggal di Mesir. Menurut At-Thabari, dahulunya beliau bernama Al-'Ashi (dapat diartikan pelaku maksiat), lalu diubah Nabi saw dengan nama Abdullah. Beliaulah shahabat yang terakhir sekali meninggal di Mesir dan akhir hayatnya beliau mengalami buta mata. Beliau wafat pada tahun 86 H, atau sekitar tahun 85 atau 87 H. dan telah mengambil beberapa hadist langsung dari Nabi saw. Oleh karena beliau lama tinggal di Mesir, maka yang terbanyak mengambil hadist dari beliau ialah para ulama tabi'ien dari Mesir dan terakhir ialah Yazied bin Abi Hubaib. Demikian disebutkan dalam Al-Ishaabah dan Al-Isti'aab, jilid II, halaman 291 dan 281. Tapi dalam "Riadhus-Shalihien", imam Nawawi menyebut nama, Abdullah bin Al-Harits bin As-Shimmah dengan nama panggilanya Abdul-Juhaim. Nama ini tidak terdapat dalam kedua kitab di atas. Ibnu Illaan dalam syarahnya "Dalilul-Falihien", jilid IV halaman 582 menerangkan bahwa Abdullah bin Al-Harits bin As-Shimmah, menurut Usdul ghaabah adalah anak kakak wanita dari Ubai bin Ka'ab Al-Anshari. Beliau hanya meriwayatkan dua hadist saja dari Nabi saw.

Ketika Yazied bin Mu'awiah datang ke Madinah dalam peristiwa HARRAH, anak-anak beliau bernama Yazied bin Abdullah bin Zam'ah dan lain-lain banyak mati dibunuh dalam keadaan teraniaya. Seorang anak Abdullah bin Zam'zh ini juga bernama Katsier yang diberi nama oleh neneknya Ummu Salamah isteri nabi saw menjadi datuk dari Abul Buhturi al-Qadhi wahb bin Wahb bin Katsier bin Abdullah bin Zam'ah. Demikianlah menurut keterangan Abu Hassan Az-Ziadi, beliau wafat sebagai syahied akhirat terbunuh dalam peristiwa YAUMUD-DAR tahun 35 H.

Abdullah Bin Khubaib Namanya Abdullah bin Khubaib Al-Juhani, seoarng yang telah bersumpah setia dengan Al-Anshar.
132

133

Kedua-duanya tersebut dalam Bukhori dan Muslim di mana satu diantaranya disebutkan dalam Riadhus-shalihien di atas.

Oleh karena orang tuanya Yazeid bin Zaid seorang sahabat Nabi saw, maka Abdullah tidak ada yang menghalangi pertumbuhan dan perkembangan iman dan ilmu pengetahuannya. Karena itu beliau terhitung pemuda sahabat yang ahli ibadah dan wara'. Beliau banyak sekali melakukan sholat apalagi shalatul-lail. Sedang dalam hal puasa, beliau sangat tekun sekali melakukan shaum/puasa 'Asyura'. Perang sabiel yang pertama dan kedua yaitu ghazwah Badr dan Uhud tak dapat diikutinya. Sebab pada waktu itu beliau masih kecil belum memenuhi syarat. Beliau bangga sekali dapat ikut serta dalam Bai'atus-Syajarah/ Bai'atur-Ridhwan meskipun terhitung masih kanak-kanak. Dan sejak itu beliau tidak pernah absen dalam mengikuti perjuangan Nabi saw hingga wafatnya. Dalam Zaman Khilafa' Rasyidin Menurut Ibnu Abdil-bar, usia beliau ketika mengikuti bai'atur-Ridhwan di atas tujuh belas tahun. Jika demikian maka beliau sudah tentu mengikuti perjuangan menumpas kaum murtaddien dan orang-orang yang tidak mau mengeluarkan zakat dalam zaman khalifah Abu Bakr, ikut pula perjuangan mengembangkan sayap Islam k daerah-daerah Timur Tengah lainnya dalam zaman Umar dan Usman. Sedang dalam zaman khalifah Ali, beliau sepenuhnya memihak kepada Ali termasuk peristiwa 'Shiffien', sehingga beliau pernah menjabat wali kota kufah dari pihak khalifah Ali, sedang sekretarisnya Sya'bi seorang tabi'ie yang terkenal, hal mana menunjukan bahwa beliau mendapat kepercayaan dan dukungan dari kalangan masyarakat masanya. Keadaan politik pada waktu itu berubah dengan pengunduran diri yang dilakukan oleh khalifah Hasan bin Ali dan menyerahkannya kepada Mu'awiah, menyebabkan Abdullah ini untuk sementara berdiam diri di rumahnya di kota Kufah sambil mengajar agama tentunya kepada masyarakat. Dalam Zaman Daulah Umawiyyah Demikian ketika khalifah Mu'awiah berkuasa Abdullah hanya muncul sesekali dalam pengajian-pengajian. Namun setelah khalifah Mu'awiah wafat dalam tahun 60 H, beliau mulai menampakan diri di tengah-tengah masyarakat untuk menjalankan amar ma'ruf dan nahi munkar. Sebab Yazid bin Mu'awiah yang ditunjuk ayahnya sebagai penggantinya menjadi khalifah ternyata seorang yang tidak memenuhi syarat. Beliau mengadakan surat menyurat dengan Abdullah bin Zubair yang telah berhasil menguasai daerah hijaz Mekah dan sekitarnya yang juga tidak setuju dengan Yazid di atas. Beliau berangkat ke Mekah dan ikut berjuang bersama-sama dengan rekannya Abdullah bin Zubair. Demikianlah hingga pernah beliau menjabat wali kota Mekah sebentar dari pihak khalifah Abdullah bin Zubair. tapi karena dorongan taqwa dan wara'nya beliau mengundurkan diri dan bermukim beberapa waktu di Mekah untuk melakukan ibadah. Wafatnya Setelah puas beribadah di Mekah beliau pulang kembali ke Kufah dan jatuh sakit hingga membawa mautnya. Beliau wafat dalam masa kekuasaan khalifah Abdullah bin Zubair yang wafat dalam tahun 73 H. Riwayatnya

Abdullah Bin Qais Kehidupanya Ibnu Abdil-Bar dalam Al-Isti'aab menyebut beberapa orang orang yang bernama Abdullah bin Qais, yaitu; 1. Abdullah bin Qais bin Khalid bin Harts bin Sawad bin Malik bin Ghunm bin Malik bin Najjar. Beliau pernah ikut bertempur dalam ghazwah Badr dan gugur sebagai syahid dalam ghazwah Uhud. 2. Abdullah bin Qais bin Shakhar bin Haram bin Rabi'ah bin 'Adi bin Ghunm bin Ka'ab bin Salamah Al-Anshari. Beliau ini juga pernah ikut dalam ghazwah badr dan juga dalam ghazwah Uhud. 3. Abdullah bin Qais bin Zaidah bin Asham bin Harim bin Rawahah bin Hujr bin 'Abd bin Mu'aish bin 'Amir bin Luaiy Al-'Amiri yang lebih dikenal dengan nama panggilanya Ibnu Ummi Maktum. Tapi banyak pula orang menyebut namaya yang benar 'Amr Ibnu Ummi Maktum. 4. 5. Abdullah bin Qais Al-Khuza'i atau Al-Aslami. Abdullah bin Qais yang terkenal dengan nama panggilannya Abu Musa Al-Asy'ari.

Sedang dalam Al-Ishaabah pada huruf 'ain tidak terdapat orang orang yang bernama Abdullah bin Qais. Nama-nama tersebut di atas didapat dari Shahih Muslim dalam bab shifat khemah-khemah syurga. Abdullah bin Qais yang manapun diantara yang ketiga di atas, semoga Allah SWT memperkenankan kepada kita dapat bergaul dan berkumpul dengan mereka itu dalam syurga kelak, amiin.

Abdullah Bin Yazid Namanya Abdullah bin Yazeid bin Zaid bin Hishn bin 'Amr bin Al-Harts bin Khathmah bin Jusym bin Malik bin Aus Al-Khathmi Al-Anshari r.a. Nama panggilannya ialah Abu Musa, namun ia terkenal dengan nama aslinya. Kehidupanya

133

134

Demikian orang yang tadinya terkenal sebagai shahabat kecil masih muda belia ketika hidupnya Nabi saw, tapi berkat do'a beliau, ia menjadi orang yang pernah berjasa juga dalam mengembangkan ajaran-ajaran Islam di Timur Tengah dan dengan demikian mendapat imbalan jasa dari Allah SWT. Dengan kekal abadinya nama beliau dalam kitab-kitab hadist terutama Shahih Bukhari dan Muslim. Orang yang berhasi mengambil hadist-hadist dari beliau ialah terutama anaknya sendiri bernama Musa dan cundanya 'Adi bin Tsabit, As-Sya'bi, Abu Ishaq, Ibnu Sierin dll. Beliau selain mengambil hadist langsung dari Nabi saw, juga mengambilnya dari Al-Bara' bin 'Azib dan terdapat dalam Shahihain' dari Abu Ayyub Al-Anshari, Ibnu Mas'ud, Hudzaifah, Qais bin Sa'ad, Zaid bin Tsabit dll.

Diantara hdist yang diriwayatkan beliau juga mengenai panjang umur, "Orang yang paling baik itu ialah orang yang panjang usianya dan baik pula amal kerjanya." Dan dalam hidupnya beliau telah pula berdaya upaya untuk dapat memenuhi maksud hadist yang diriwayatkannya itu. Memang Islam tersebar, dibela dan dimuliakan oleh para pemuda yang berbakat dan berakhlaq seperti beliau ini. Beliau wafat pada zaman khalifah Sulaiman bin Abdul Malik, pada tahun 88 H atau 96 M. Riwayatnya Riwayat hadist yang dikumpulkan orang-orang dari beliau ada sebanyak 50 hadist. Bukhori sendiri meriwayatkan satu hadist, begitu juga Muslim satu hadist.

Abdullah Bin Hisyam Abdullah Bin Busyr Al-Aslami Namanya Abdullah Bin Busyr Al-Aslami, sedang nama panggilanya ialah Abu Shafwan atau Abu Busrin. Kehidupanya Beliau termasuk orang-orang yang terdahulu masuk Islam, sebab beliau mengalami melakukan sembahyang kepada dua kiblat: mula pertama kiblat baitulmaqdis dan kedua barulah berkiblat ke Ka'bah di Mekah. Sudah tentu beliau dapat mengikuti jejak Rasulullah saw, kemanapun beliau berada, baik dalam kota maupun di luar kota, baik dalam keadaan damai maupun dalam keadaan perang. Beliau dikatakan oleh Hafizh Ibnu Hajar, "Adalah seorang shahabat kecil yakni masih kanakkanak, ia dan orang tuanya adalah shahabat." Ibnu Atsir menerangkan bahwa beliau adalah shahabat Nabi saw begitu juga kedua ibu bapaknya, saudara laki-laki bernama Athiah dan saudara perempuannya bernama Suamma'. Beliau mempunyai semacam tahilalat besar pada bagian mukanya. Ia mendapat kehormatan dari Nabi saw dengan doa, ketika pada suatu hari Nabi saw meletakan tangannya yang mulia ke atas kepala Abdullah ini lalu mendoakannya, kemudian beliau bersabda, "Anak ini akan hidup (panjang usianya) sampai satu abad." Dan sambungnya lagi, "Ia tidak akan meninggal sehingga hilang terlebih dahulu tahilalat dari bagian mukanya." Demikianlah Abdullah bin Busr panjang usianya hingga mencapai seratus tahun. Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, "Hingga mencapai usia sembilan puluh empat tahun dan beliau meninggal pada tahun 88 H. Dan memang sebelum meninggalnya telah tidak kelihatan lagi tahilalat itu." Ada orang mengatakan bahwa beliau meninggal di Himsh dalam daerah siriya. Beliaulah shahabat yang terakhir wafat di negeri Himsh itu malah ia pula shahabat yang terakhir sekali meninggal dunia di daerah Syam/Siriya, pada tahun 96 H. Namanya Abdullah bin Hisyam bin Zuhrah bin Usman bin 'Amr bin Ka'ab bin Sa'ad bin Taim bin Murrah At-Taimi Al-Qurasyiy. Ibunya bernama Zainab binti Humaid r.a. Kehidupanya Beliau dilahirkan pada tahun keempat Hijriyah. Setelah ibunya merasa agak segar sehabis melahirkannya, bayi itu dibawanya kehadapan Nabi saw sambil berkata, "Ya Rasulullah ! Lakukanlah Bai'ah kepadanya". Tapi karena masih bayi Nabi saw tidak melakukan bai'ah kepadanya hanya diusapnya kepala bayi itu sambil didu'akanya, untuk mendapat berkat. Demikian cundanya Abu Uqail Zuhrah bin Ma'bad bercerita bahwa ia pernah dibawa berjalan oleh datundanya Abdullah bin Hisyam ini ke pasar untuk membeli makanan. Ketika berjumpa dengan Ibnu Umar dan Ibnu Zubair keduanya berkata kepada datundanya, "Ikut sertakanlah kami memakannya, karena Nabi saw telah mendu'akanmu mendapat berkat". Beliaulah pula yang menceritakan bahwa para sahabat Nabi saw mempelajari du'a bagaimana mempelajari Al-Quran, bilamana memasuki bulan baru atau tahun baru, "Ya Tuhan masukanlah kami ke dalam lingkungan bulan atau tahun baru ini dengan rasa aman, penuh iman, mendapat keselamatan dan damai, mendapat perlindungan-Mu dari pada gangguan syaitan dan mendapat keridhaan daripada-Mu yang bersifat pengasih lagi penyayang". Tidak ada keterangan bagaimana perjuangan beliau setelah dewasa dalam akhir-akhir zaman khalifah Umar dalam zaman khalifah-khalifah Usman dan Ali, sehingga wafat dalam zaman khalifah Mu'awiah di tempat kediamannya di Madinah. Riwayatnya Beliau mendapat kehormatan dari Allah SWT dengan pengabdian namanya dalam Shahih Bukhari dan kitab-kitab enam yang lainya. Cundanya Abu Uqail Zuhrah bin Ma'badlah yang sering meriwayatkan hadist nabi saw daripadanya. Demikianlah semoga Allah SWT memperkenankan kita dapat bertemu muka dan bergaul dengan beliau dalam syurga kelak, amiin ya Rabbal'alamiin.

134

135

Khalid Bin Walid "ORANG seperti dia, tidak dapat tanpa diketahui dibiarkan begitu saja. Dia harus diincar sebagai calon pemimpin Islam. Jika dia menggabungkan diri dengan kaum Muslimin dalam peperangan melawan orang-orang kafir, kita harus mengangkatnya kedalam golongan pemimpin" demikian keterangan Nabi ketika berbicara tentang Khalid sebelum calon pahlawan ini masuk Islam. Khalid dilahirkan kira-kira 17 tahun sebelum masa pembangunan Islam. Dia anggota suku Banu Makhzum, suatu cabang dari suku Quraisy. Ayahnya bernama Walid dan ibunya Lababah. Khalid termasuk diantara keluarga Nabi yang sangat dekat. Maimunah, bibi dari Khalid, adalah isteri Nabi. Dengan Umar sendiri pun Khalid ada hubungan keluarga, yakni saudara sepupunya. Suatu hari pada masa kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini main adu gulat. Khalid dapat mematahkan kaki Umar. Untunglah dengan melalui suatu perawatan kaki Umar dapat diluruskan kembali dengan baik. Ayah Khalid yang bernama Walid, adalah salah seorang pemimpin yang paling berkuasa diantara orang-orang Quraisy. Dia sangat kaya. Dia menghormati Ka'bah dengan perasaan yang sangat mendalam. Sekali dua tahun dialah yang menyediakan kain penutup Ka'bah. Pada masa ibadah Haji dia memberi makan dengan cuma-cuma bagi semua orang yang datang berkumpul di Mina. Ketika orang Quraisy memperbaiki Ka'bah tidak seorang pun yang berani meruntuhkan dinding-dindingnya yang tua itu. Semua orang takut kalau-kalau jatuh dan mati. Melihat suasana begini Walid maju kedepan dengan bersenjatakan sekop sambil berteriak, "O, Tuhan jangan marah kepada kami. Kami berniat baik terhadap rumahMu". Nabi mengharap-harap dengan sepenuh hati, agar Walid masuk Islam. Harapan ini timbul karena Walid seorang kesatria yang berani dimata rakyat. Karena itu dia dikagumi dan dihormati oleh orang banyak. Jika dia telah masuk Islam ratusan orang akan mengikutinya. Dalam hati kecilnya Walid merasa, bahwa Al Qur-'an itu adalah kalimat-kalimat Allah. Dia pernah mengatakan secara jujur dan terang-terangan, bahwa dia tidak bisa berpisah dari keindahan dan kekuatan ayat-ayat suci itu. Ucapan yang terus terang ini memberikan harapan bagi Nabi, bahwa Walid akan segera masuk Islam. Tetapi impian dan harapan ini tak pernah menjadi kenyataan. Kebanggaan atas diri sendiri membendung bisikan-bisikan hati nuraninya. Dia takut kehilangan kedudukannya sebagai pemimpin bangsa Quraisy. Kesangsian ini menghalanginya untuk menurutkan rayuan-rayuan hati nuraninya. Sayang sekali orang yang begini baik, akhirnya mati sebagai orang yang bukan Islam. Suku Banu Makhzum mempunyai tugas-tugas penting. Jika terjadi peperangan, Banu Muhzum lah yang mengurus gudang senjata dan gudang tenaga tempur. Suku inilah yang mengumpulkan kuda dan senjata bagi prajurit-prajurit. Tidak ada cabang suku Quraisy lain yang bisa lebih dibanggakan seperti Banu Makhzum. Ketika diadakan kepungan maut terhadap orang-orang Islam dilembah Abu Thalib, orang135

orang Banu Makhzumlah yang pertama kali mengangkat suaranya menentang pengepungan itu. Latihan Pertama Kita tidak banyak mengetahui mengenai Khalid pada masa kanak-kanaknya. Tetapi satu hal kita tahu dengan pasti, ayah Khalid orang berada. Dia mempunyai kebun buah-buahan yang membentang dari kota Mekah sampai ke Taif. Kekayaan ayahnya ini membuat Khalid bebas dari kewajiban-kewajibannya. Dia lebih leluasa dan tidak usah belajar berdagang. Dia tidak usah bekerja untuk menambah pencaharian orang tuanya. Kehidupan tanpa suatu ikatan memberi kesempatan kepada Khalid mengikuti kegemarannya. Kegemarannya ialah adu tinju dan berkelahi. Saat itu pekerjaan dalam seni peperangan dianggap sebagai tanda seorang Satria. Panglima perang berarti pemimpin besar. Kepahlawanan adalah satu hal terhormat di mata rakyat. Ayah Khalid dan beberapa orang pamannya adalah orang-orang yang terpandang dimata rakyat. Hal ini memberikan dorongan keras kepada Khalid untuk mendapatkan kedudukan terhormat, seperti ayah dan paman-pamanya. Satu-satunya permintaan Khalid ialah agar menjadi orang yang dapat mengatasi teman-temannya didalam hal adu tenaga. Sebab itulah dia menceburkan dirinya kedalam seni peperangan dan seni bela diri. Malah mempelajari keahlian mengendarai kuda, memainkan pedang dan memanah. Dia juga mencurahkan perhatiannya kedalam hal memimpin angkatan perang. Bakat-bakatnya yang asli, ditambah dengan latihan yang keras, telah membina Khalid menjadi seorang yang luar biasa. Kemahiran dan keberaniannya mengagumkan setiap orang. Pandangan yang ditunjukkannya mengenai taktik perang menakjubkan setiap orang. Dengan gamblang orang dapat melihat, bahwa dia akan menjadi ahli dalam seni kemiliteran. Dari masa kanak-kanaknya dia memberikan harapan untuk menjadi ahli militer yang luar biasa senialnya. Menentang Islam Pada masa kanak-kanaknya Khalid telah kelihatan menonjol diantara teman-temannya. Dia telah sanggup merebut tempat istimewa dalam hati rakyat. Lama kelamaan Khalid menanjak menjadi pemimpin suku Quraisy. Pada waktu itu orang-orang Quraisy sedang memusuhi Islam. Mereka sangat anti dan memusuhi agama Islam dan penganut-penganut Islam. Kepercayaan baru itu menjadi bahaya bagi kepercayaan dan adat istiadat orang-orang Quraisy. Orang-orang Quraisy sangat mencintai adat kebiasaannya. Sebab itu mereka mengangkat senjata untuk menggempur orang-orang Islam. Tunas Islam harus dihancurkan sebelum tumbuh berurat ber-berakar. Khalid sebagai pemuda Quraisy yang berani dan bersemangat berdiri digaris paling depan dalam penggempuran terhadap kepercayaan baru ini. Hal ini sudah wajardan seirama dengan kehendak alam. Sejak kecil pemuda Khalid bertekad menjadi pahlawan Quraisy. Kesempatan ini diperolehnya dalam pertentangan-pertentangan dengan orang-orang Islam. Untuk membuktikan bakat dan kecakapannya ini, dia harus menonjolkan dirinya dalam segala pertempuran. Dia harus memperlihatkan kepada sukunya kwalitasnya sebagai pekelahi. Peristiwa Uhud

136

Kekalahan kaum Quraisy didalam perang Badar membuat mereka jadi kegila-gilaan, karena penyesalan dan panas hati. Mereka merasa terhina. Rasa sombong dan kebanggaan mereka sebagai suku Quraisy telah meluncur masuk lumpur kehinaan Arang telah tercoreng dimuka orang-orang Quraisy. Mereka seolah-olah tidak bisa lagi mengangkat dirinya dari lumpur kehinaan ini. Dengan segera mereka membuat persiapan-persiapan untuk membalas pengalaman pahit yang terjadi di Badar. Sebagai pemuda Quraisy, Khalid bin Walid pun ikut merasakan pahit getirnya kekalahan itu. Sebab itu dia ingin membalas dendam sukunya dalam peperangan Uhud. Khalid dengan pasukannya bergerak ke Uhud dengan satu tekad menang atau mati. Orang-orang Islam dalam pertempuran Uhud ini mengambil posisi dengan membelakangi bukit Uhud. Sungguhpun kedudukan pertahanan baik, masih terdapat suatu kekhawatiran. Dibukit Uhud masih ada suatu tanah genting, dimana tentara Quraisy dapat menyerbu masuk pertahanan Islam. Untuk menjaga tanah genting ini, Nabi menempatkan 50 orang pemanah terbaik. Nabi memerintahkan kepada mereka agar bertahan mati-matian. Dalam keadaan bagaimana jua pun jangan sampai meninggalkan pos masing-masing. Khalid bin Walid memimpin sayap kanan tentara Quraisy empat kali lebih besar jumlahnya dari pasukan Islam. Tetapi mereka jadi ragu-ragu mengingat kekalahant-kekalahan yang telah mereka alami di Badar. Karena kekalahan ini hati mereka menjadi kecil menghadapi keberanian orang-orang Islam. Sungguh pun begitu pasukan-pasukan Quraisy memulai pertempuran dengan baik. Tetapi setelah orang-orang Islam mulai mendobrak pertahanan mereka, mereka telah gagal untuk mempertahankan tanah yang mereka injak. Kekuatannya menjadi terpecah-pecah. Mereka lari cerai-berai. Peristiwa Badar berulang kembali di Uhud. Saat-saat kritis sedang mengancam orang-orang Quraisy. Tetapi Khalid bin Walid tidak goncang dan sarafnya tetap membaja. Dia mengumpulkan kembali anak buahnya dan mencari kesempatan baik guna melakukan pukulan yang menentukan. Melihat orang-orang Quraisy cerai-berai, pemanah-pemanah yang bertugas ditanah genting tidak tahan hati. Pasukan Islam tertarik oleh harta perang, harta yang ada pada mayat-mayat orang-orang Quraisy. Tanpa pikir panjang akan akibatnya, sebagian besar pemanah-pemanah, penjaga tanah genting meninggalkan posnya dan menyerbu kelapangan. Pertahanan tanah genting menjadi kosong. Khalid bin Walid dengan segera melihat kesempatan baik ini. Dia menyerbu ketanah genting dan mendesak masuk. Beberapa orang pemanah yang masih tinggal dikeroyok bersama-sama. Tanah genting dikuasai oleh pasukan Khalid dan mereka menjadi leluasa untuk menggempur pasukan Islam dari belakang. Dengan kecepatan yang tak ada taranya Khalid masuk dari garis belakang dan menggempur orang Islam dipusat pertahanannya. Melihat Khalid telah masuk melalui tanah genting, orang-orang Quraisy yang telah lari cerai-berai berkumpul kembali dan mengikuti jejak Khalid menyerbu dari belakang. Pemenang-pemenang antara beberapa menit yang lalu, sekarang telah terkepung lagi dari segenap penjuru, dan situasi mereka menjadi gawat.

Khalid bin Walid telah merobah kemenangan orang Islam di Uhud menjadi suatu kehancuran. Mestinya orang-orang Quraisylah yang kalah dan cerai-berai. Tetapi karena gemilangnya Khalid sebagai ahli siasat perang, kekalahan-kekalahan telah disunglapnya menjadi satu kemenangan. Dia menemukan lobang-lobang kelemahan pertahanan orang Islam. Hanya pahlawan Khalidlah yang dapat mencari saat-saat kelemahan lawannya. Dan dia pula yang sanggup menarik kembali tentara yang telah cerai-berai dan memaksanya untuk bertempur lagi. Seni perangnya yang luar biasa inilah yang mengungkap kekalahan Uhud menjadi suatu kemenangan bagi orang Quraisy. Ketika Khalid bin Walid memeluk Islam Rasulullah sangat bahagia, karena Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat digunakan untuk membela Islam dan meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad. Dalam banyak kesempatan peperangan Islam Khalid bin Walid diangkat menjadi komandan perang dan menunjukan hasil gemilang atas segala upaya jihadnya. Betapapun hebatnya Khalid bin Walid di dalam medan pertempuran, dengan berbagai luka yang menyayat badannya, namun ternyata kematianya diatas ranjang. Betapa menyesalnya Khalid harapan untuk mati sahid dimedan perang ternyata tidak tercapai dan Allah menghendakinya mati di atas tempat tidur, sesudah perjuangan membela Islam yang luar biasa itu. Demikianlah kekuasaan Allah. Manusia berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya sesuai dengan kemaua-Nya.

ZAINAB AL KUBRA R.A. ZAINAB AL KUBRA R.A. , Seorang wanita cucu Rasulullah SAW, yang begitu tabah dan tetap tegar menghadapi ujian dan cobaan, demi kemuliaan keturunan Rasulullah SAW. Menulis tentang Sitti Fatimah Azzahra dengan meninggalkan begitu saja kedua puterinya, rasanya memang kurang adil. Apalagi kalau yang dibicarakan itu menyangkut puterinya yang bernanna Zainab Al-Kubra. Ia tercatat dalam sejarah Islam sebagai wanita yang tabah dan gagah berani Seperti diketahui, di samping kedua puteranya yang termasyhur itu, dalam perkawinannya dengan Imam Ali r.a., Sitti Fatimah Azzahra juga diberkahi oleh Allah s.w.t. dengan dua orang puteri. Mereka itu adalah Zainab Al-Kubra dan Zainab Ash-Sugra. Bersama dengan Al-Hasan dan Al-Husain r.a., kedua wanita itu sudah sejak masa anak-anak ditinggalkan untuk selamalamanya oleh ibundanya. Dalam usia yang masih muda sekali ini, sesaat sebelum wafat Sitti Fatimah r.a. telah berpesan khusus kepada Zainab Al-Kubra agar ia menjaga baik-baik kedua saudara lelakinya itu. Memang, beban yang terberat bagi Sitti Fatimah Azzahra sebelum meninggal dunia rupanya adalah keempat anaknya yang masih kecil-kecil itu. Dikisahkan bahwa sesaat sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir Sitti Fatimah r.a. tak dapat menahan kepedihan hatinya. Ia harus memenuhi panggilan Ilahi pada usia yang begitu muda, 28 tahun. Sedangkan anak-anaknya belum satu pun yang mencapai usia sepuluh tahun.

136

137

Sesudah itu pada usia masih remaja, bahkan masih anak-anak, Zainab Al-Kubra sudah diserahi tanggung jawab untuk menjaga adik-adik dan merawat kakak-kakaknya. Tidak banyak yang bisa diungkapkan mengenai peran masa anak-anak yang dilakukan oleh kedua puteri Sitti Fatimah Azzahra itu. Riwayat-riwayat hanya mengungkapkan kehidupan dan perkembangan Al Hasan dan Al Husain r.a. Hal ini tidak perlu diherankan, karena dunia kehidupan Arab yang keras jarang sekali mengedepankan peran seorang wanita. Jadi walaupun Zainab Al-Kubra dan Zainab Ash Sugra termasuk dalam lingkungan keluarga sangat mulia nama mereka jarang sekali ditonjolkan. Baru beberapa tahun kemudian setelah Zainab Al Kubra meningkat remaja, maka peranannya diungkapkan oleh para periwayat. Sejarah akhirnya mencatat namanya dan mengakui peran penting yang dijalankan oleh Zainab Al Kubra dalam melindungi kesinambungan generasi penerus keluarga RASUL Allah s a w. Bagaimana pun juga, walau Zainab Al Kubra seorang wanita, tetapi ada darah kemuliaan dan kesucian yang mengalir dalam tubuhnya. Sejak masa anak-anak ia telah turut memikul tanggung jawab kehidupan rumahtangga Imam Ali r.a. yang ditinggal wafat oleh Sitti Fatimah Azzahra. Zainab Al Kubra dengan tekun dan tabah melaksanakan amanat yang ditinggalkan oleh bundanya sesaat sebelum wafat. Dengan penuh tanggung jawab dirawatnya adik-adik dan kedua kakaknya itu. Boleh dikatakan ia tak pernah berpisah jauh dari kedua saudara lelakinya itu. Tidak ada pengungkapan mengenai kelanjutan kehidupan Zainab Ash-Sugra. Sedangkan tentang Zainab Al Kubra justru makin menonjol setelah Al-Husain r.a. gugur di Karbala. Wanita inilah pada usia sudah lebih setengah abad tanpa mengebal gentar sedikit pun sedia mati untuk menyelamatkan keturunan langsung Rasul Allah s a.w. Ia menjadi saksi hidup tentang siksaan yang dialami oleh saudara lelakinya itu sampai Al-Husain r.a. meninggal dengan gagah berani.

berada di dalam rahim ibunya itu menyepak sedemikian keras-nya sehingga si ibu mengira bahwa ia keguguran. Diriwayatkan bahwa yang menjadi khalifah pada masa itu ketika shalat di depan Sofyan memutar-mutar kumisnya. Setelah selesai shalat, Sofyan berseru kepadanya: "Engkau tidak pantas melakukan shalat seperti itu. Di Padang Mahsyar nanti shalatmu itu akan dilemparkan ke mukamu sebagai sehelai kain lap yang kotor" "Berbicaralah yang sopan", tegur si khalifah. "Jika aku enggan melakukan tanggung jawabku ini, jawab Sofyan, "semoga kencingku berubah menjadi darah". Khalifah sangat marah mendengar kata-kata Sofyan ini lalu memerintahkan agar ia dipenjarakan dan dihukum gantung. "Agar tidak ada orang-orang lain yang seberani itu lagi terhadapku", jelas si khalifah. Suatu hari tiang gantungan dipersiapkan, Sofyan masih tertidur lelap dengan kepala berada dalam dekapan seorang manusia suci dan kakinya di pangkuan Sofyan bin uyaina. Kedua manusia suci tersebut yang mengetahui bahwa tiang gantungan sedang dipersiapkan, bersepakat: "Janganlah ia sampai mengetahui hal ini". Tetapi ketika itu juga Sofyan terjaga. "Apakah yang sedang terjadi?", tanyanya. Kedua manusia suci itu terpaksa menjelaskan walau dengan sedih sekali. "Aku tidak sedemikian mencintai kehidupan ini", kata Abu Sofyan. "Tetapi seorang manusia harus melakukan kewajibannya selama ia berada di atas dunia ini". Dengan mata berlinang-linang Sofyan berdoa: "Ya Allah, sergaplah mereka seketika ini juga! " Pada saat itu sang khalifah sedang duduk di atas tahta dikelilingi oleh menteri-menterinya. Tiba-tiba petir menyambar istana dan khalifah beserta menteri-menterinya itu ditelan bumi. "Benar-benar sebuah doa yang diterima dan dikabulkan dengan seketika!", kedua manusia suci yang mulia itu berseru. Seorang khalifah yang lain naik pula ke atas tahta. Ia percaya kepada kesalehan Sofyan. Si khalifah mempunyai seorang tabib yang beragama Kristen. Ia adalah seorang guru besar dan sangat ahli. Khalifah mengirim tabib ini untuk mengobati penyakit Sofyan. Ketika si tabib memeriksa air kencing Sofyan, ia berkata di dalam hati, "Inilah seorang manusia yang hatinya telah berubah menjadi darah karena takut kepada Allah. Darah keluar sedikit demi sedikit melalui kantong kemihnya". Kemudian ia menyimpulkan, "Agama yang dianut oleh seorang manusia seperti ini tidak mungkin salah". Si tabib segera beralih kepada agama Islam. Mengenai peristiwa ini khalifah berkata: "Kusangka aku mengirimkan seorang tabib untuk merawat seorang sakit, kiranya aku mengirim seorang sakit untuk dirawat seorang tabib yang besar". ANEKDOT - ANEKDOT MENGENAI DIRI SOFYAN ATS-TSAURI Suatu hari Sofyan bersama seorang sahabatnya lewat di depan rumah seorang terkemuka. Sahabatnya terpesona memandang, serambi rumah itu. Sofyan mencela perbuatan temannya itu: "Jika engkau beserta orang-orang yang seperti engkau ini tidak terpesona dengan istanaistana mereka! niscaya mereka tidak bermegah-megah seperti ini. Dengan terpesona seperti itu engkau ikut berdosa di dalam sikap bermegah-megah mereka".

SOFYAN ATS-TSAURI Abu 'Abdullah Sofy an bin Sd'id ats-Tsauri lahir di Kufah pada tahun 97 HI715 M. Mulamula ia belajar dari ayahnya sendiri, kemudian dari banyak orang-orang pandai di masa itu sehingga akhirnya ia mencapai keahlian yang tinggi di bidang Hadits dan teologi. Pada tahun 158 Hl715 M, ia menantang pejabat-pejabat pemerintahan sehingga ia terpaksa menyembunyikan diri di kota Mekkah. Sofyan ats-Tsauri meninggal dunia tahun 161 H/778 M di kota Bashrah. Ia telah mendirikan sebuah madzhab fiqh yang bertahan selama dua abad. Dan menjalani hidup pertapaan yang keras sehingga para sufi menyebutnya sebagai seorang manusia suci. SOFYAN ATS-TSAURI DAN PARA KHALIFAH Kesalehan Sofyan ats-Tsauri nampak sejak ia masih berada di dalam kandungan ibunya. Suatu hari ibunya sedang berada di atas loteng rumah. Si ibu mengambil beberapa asinan yang sedang dijemur tetangganya di atas atap dan memakannya. Tiba-tiba Sofyan yang masih

137

138

Seorang tetangga Sofyan meninggal dunia, Sofyan pun pergi untuk membacakan doa pada penguburannya. Setelah selesai, terdengar olehnya orang-orang berkata: "Almarhum adalah seorang yang baik". "Seandainya aku ketahui bahwa orang-orang lain menyukai almarhum", kata Sofyan, "niscaya aku tidak turut di dalam penguburan ini. Jika seseorang bukan munafik, maka orang-orang lain tidak akan menyukainya!" Suatu hari Sofyan salah mengenakan pakaiannya. Ketika hal ini dikatakan kepadanya, ia segera hendak memperbaiki pakaiannya tetapi cepat-cepat dibatalkannya pula niatnya itu, dan berkata, "Aku mengenakan pakaian ini karena Allah dan aku tak ingin meng-ubahnya hanya karena manusia". Seorang pemuda mengeluh karena tidak sempat menunaikan ibadah haji. Sofyan menegurnya: "Telah empat puluh kali aku menunaikan ibadah haji. Semuanya akan kuberikan kepadamu asalkan engkau mau memberikan keluhanmu itu kepadaku". "Baiklah", si pemuda menjawab. Malam harinya di dalam mimpinya Sofyan mendengar sebuah suara yang berkata kepadanya: "Engkau mendapat keuntungan yang sedemikian besarnya sehingga apabila dibagi-bagikan kepada semua jama'ah di Padang Arafah, niscaya setiap orang di antara mereka menjadi kaya raya". Suatu hari ketika Sofyan sedang memakan sepotong roti lewatlah seekor anjing. Anjing itu diberinya roti secabik demi secabik. Seseorang bertanya kepada Sofyan: "Mengapa roti itu tidak engkau makan beserta anak-isterimu?" "Jika anjing ini kuberi roti", jawab Sofyan, "niscaya ia akan menjagaku sepanjang malam sehingga aku dapat beribadah dengan tenang, Jika roti ini kuberikan kepada anak-isteriku niscaya mereka akan menghalangi diriku untuk beribadah kepada Allah". Pada suatu ketika Sofyan melakukan perjalanan ke Mekkah, ia diusung di atas sebuah tandu. Selama di dalam perjalanan, Sofyan menangis terus-menerus. Seorang sahabat yang menyertainya bertanya, "Apakah engkau menangis karena takut akan dosa-dosamu?' Sofyan mengulurkan tangannya dan mencabut beberapa helai jerami. "Dosa-dosaku memang banyak, tetapi semuanya tidaklah lebih berarti daripada segenggam jerami ini bagiku. Yang membuat aku takut adalah apakah imanku benar-benar iman atau bukan". Betapa cintanya Sofyan terhadap semua makhluk Allah. Suatu hari ketika berada di pasar, ia meLihat seekor burung di dalam sangkar. Si burung mengepak-ngepakkan sayap dan mencicit-cicit dengan sedihnya. Sofyan membeli burung itu lalu melepaskannya. Setiap malam burung itu datang ke rumah Sofyan, menunggui Sofyan apabila ia sedang shalat dan sekali-sekali hinggap di tubuhnya. Ketika Sofyan meninggal dunia dan mayatnya diusung ke pemakaman, si burung ikut pula mengantarkannya dan seperti pengantar-pengantar yang lain ia pun mencicit-cicit sedih. Ketika mayat Sofyan diturunkan ke dalam tanah, si burung menyerbu masuk ke dalam kuburan itu. Kemudian terdengarlah suara dari dalam kuburan itu: "Allah Yang Maha Besar telah memberi ampunan kepada Sofyan karena telah menunjukkan belaskasih kepada makhluk-makhluk-Nya". Si burung mati pula menyertai Sofyan.

Abu Hanifah al-Nu'man Abu Hanifah al-Nu'man bin Stabit bin Zautha dilahirkan di Kufah pada tahun 80 H/699. Orang tuanya berasal dari keturunan Persia dan ketika ia masih dalam kandungan di bawa pindah ke Kufah dan menetap disini hingga Abu Hanifah lahir. Menurut cerita, ketika Zautha bersama anaknya Stabit ( ayah Abu Hanifah ) berkunjung kepada Ali bin Abi Thalib, dengan serta merta kedua orang ini didoakan agar mendapat keturunan yang mulia. Abu hanifah dibesarkan di Kufah dan dikota ini ia mulai belajar dan menimba ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya. Setelah itu bepergian ke Hijaz, terutama di Mekkah dan Madinah untuk menambah dan memperdalam ilmu dan wawasan yang luas. Ia berusaha memahami pemikiran hukum yang bersumber dari Umar dan Ali bin Abi Thalib melalui sahabat - sahabat mereka. Termasuk diantaranya ialah Hammad bin Abi Sulaiman, ibrahim al nakhai, abdulah bin mashud dan abdulah bin abbas. Ia pernah bertemu dengan beberapa sahabat rasulullah seperti Anas bin Malik, Abdullah bin Auqa di Kufah, Sahal bin Sa'ad di Madinah dan Abu Thufail Ibnu Wailah di Mekah. Karya karyanya yang sampai kepada kita adalah kitab al-Fiqul Akbar, Kitab Al-Risalah, kitab Al- 'Alim wal Mutallim dan kitab Al-washiyah. Tidak ada buku fiqih karya abu Hanifah. Meskipun demikian tulisan murid-muridnya telah merekam secara lengkap semua pandangan fiqih Abu Hanifah hingga menjadi ikutan kaum muslimin. Muridnya antara lain Abu Yusuf bin Ibrahim Al-Auza'I, Zafr bin Al - Ajil bin Qois, Muhammad bin Hasan bin Farqad alsyaibani dan al-Hasan bin Ziyad al-lu'lu'I . murid-murid inilah yang merekam dan menulis pemikiran Abu Hanifah, baik bidang akidah maupun bidang hukum. Murid-murid di bidang tasawuf antara lain Ibrahim bin Adham Fudhail bin 'lyad, Dawud al - Tha'I dan Bisyt al-Hafi. Abu Hanifah memiliki ilmu yang luas dalam semua kajian Islam hingga ia merupakan seorang mujtahid besar (imamul a"zdam ) sepanjang masa. Meskipun demikian ia hidup sebagaimana layaknya dengan melakukan usaha berdagang dalam rangka menghidupi keluarga. Dengan prinsip berdiri di atas kemampuan sendiri, ia prihatin juga terhadap kepentingan kaum muslimin , terutama bagi mereka yang berhajat akhlak yang mulia yang dimilikinya mampu mengendalikan hawa nafsu, tidak goyah oleh imbauan jabatan dan kebesaran duniawi dan selalu sabar dalam mengahadapi berbagai cobaan. Meskipun ia berdagang ia hidup sebagai kehidupan sufi dengan zuhud, wara, dan taat ibadah. Kalau kita hayati kehidupannya maka akan rampak kepada kira bahwa Abu Hanifah hidup dengan ilmu dan bimbingan umat dengan penuh kreatif, hidup dengan kemampuan sendiri tidak memberatkan orang lain. Disamping menjalankan usaha dagangnya. ia juga hidup dengan ibadah yang intensif siang dan malam. Khalifah al-Manshur akan mengangkat hakim agung dengan memiliki salah satu diantara 4 orang ulama besar: Abu Hanifah, Sofyan Tsauri, Mis'ar bin Kidam, dan Syuraih. Sementara mereka berjalan bersama menemui Khalifah, Abu Hanifah bekata kepada para sahabatsahabatnya : "Aku akan menolak jabatan ini dengan cara tertentu. Mis'ar hendak menolaknya dengan berpura -pura menjadi gila, Safyan Tsauri akan lari ke negeri lain dan Syuraih agar dapat menerima jabatan ini". Sofyan lalu kabur pergi ke pelabuhan untuk naik kapal menuju

138

139

negeri lain. Yang lain melanjutkan dan bertemu kalifah dalam sebuah pertemuan resmi. Khalifah berkata kepada Abu Hanifah :" Engkau harus bersedia menjadi hakim agung". Abu Hanifah menjawab:" Wahai Amirul Mukminin , aku bukan orang arab dan pemimpinpemimpin arab tidak akan menerima keputusan-keputusanku. Karena itu aku merasa bahwa aku tidak cocok untuk jabaran ini". Khalifah berkata:" jabatan ini tidak ada kaitannya dengan masalah keturunan melainkan berkaitan dengan keahlian. Dan engkau adalah seorang ulama terkemuka di masa ini". Abu Hanifah berkata:"wahai Khalifah, apa yang baru kukatakan menunjukkan bukti Bagaimana keberadaan saya. Jika telah kukatakan aku tidak cocok dan juga telah kukatakan sebuah kebohongan tentu aku tidak cocok dan juga telah kukatakan sebuah kebohongan tentu tidak dibenarkan seorang pendusta menjadi hakim atas kaum muslim dan tidak debenarkan pula engakau mempercayai kepada kehidupan kekayaan dan kehormatan yang engkau miliki". Lalu Mis'ar tampil ke muka dengan menjabat tangan khalifah dan bertanya macam-macam yang tidak layak hingga khalifah marah dan menyatakan gila dan khalifah meminta untuk menjadi hakim agung tersebut dan menolaknya setiap alasan yang dikemukakannya. Abu Hanifah menolak jabatan dan tidak mau dibantu oleh penguasa. Ketika Abu Ja'far alManshur menghadiahkannya 10.000 dirham, Abu Hanifah menolak. Seorang sahabatnya berkata kepadanya:" kepada anda diberikan dunia anda menolaknya padahal anda berkeluarga". Abu Hanifah menjawab:" keluargaku kuserahkan kepad allah, sedang makananku sebulan cukup dua dirham saja. Pada suatu kerika Abu Hanifah mengirim barang dagangan kepada kongsinya. Didalam barang dagangan itu ada sehelai kain yang cacat. Abu Hanifah mensyaratkan kepada kongsinya supaya menerangkan cacat kain itu. Lalu sipembeli tidak mengetahui. Ketika Abu Hanifah mengetahui hal itu maka ia segera bersedekah sebanyak 30.000 dirham. Dalam kehidupan, disamping memiliki akhlak dan tingkah laku mulia, ia selalu menjaga kesucian diri dan harta, disamping ia selalu dalam peribadahan selama 40 tahun Abu Hanifah memenuhi malam malamnya dengan shalat dan selama itu shalatnya subuh dilaksanakan dengan wudhu pada waktu isya. Dan dalam shalatnya itu dibacanya al-Quran dan konon kerika ia meninggal ia telah menghatamkan al-Quran 7000 kali. Ilmu yang dimiliki oleh Abu Hanifah demikian luas terutama temuan-temuannya dibidang hukum dan memecahkan masalah-masalahnya sejumlah 60.000 masalah hingga di digelar dengan imam al-A'zdam dan kuluasan ilmunya itu diakui oleh imam Syafi'I beliau berkata:"manusia dalam bidang hukum adalah orang yang berpegang kepada Abu Hanifah ". Tampak ilmu Anu Hanifah bukan hanya bidang hukum tetapi juga miliputi bidang lainnya termasuk tasawuf. Menurut Yahya bin Mu'azd al-Razi dalam suatu mimpi ia bertemu dengan rasulullah dan bertanya:"wahai Rasulullah di mana akan aku cari engaku?". Rasulullah menjawab:"di dalam ilmu Abu Hanifah ", demikian Rasulullah. Ketika Daud al-Tha'I telah beroleh ilmu yang luas dan sudah mencapai popularitas yang tinggi dia berkunjung menemui Abu Hanifah seraya berkata:"saya mohon diberikan wejangan dan petujuk". Abu Hanifah berkata:"amalkan apa yang telah engku pelajari, karena teori tanpa praktek ibarat tubuh tanpa roh". Petunjuk ini menghendaki adanya mujahadah dan dengan mujahadah akan didapat musyahadah.
139

Imam Al Ghazali Abu Hamid Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Ahmad, dilahirkan pada tahun 450 H/ 1059 di Thus daerah Khurasan. Ia dikenal dengan Al - Ghazali karena ayahnya pemintal tenun wol atau karena ia berasal dari desa Ghazalah. Beliau wafat pada tahun 505 H / 1111. Pendidikannya dimulai didaerahnya yaitu belajar kepada Ahmad Ibnu Muhammad al Razkani al - Thusi, setelah itu pindah ke Jurjan ke pendidikan yang dipimpin oleh Abu Nash al-Ismaili mempelajari semua bidang agama dan bahasa, setelah tamat kembali ke Thus belajar tasawuf dengan Syekh Yusuf al - Nassaj (wafat 487 H) , kemudian ke Nisyapur belajar kepada Abul Ma'al al-Juwaini yang bergelar Imam al - Haramain dan melanjutkan pelajaran Tasawuf kepada Syekh Abu Ali al - Fadhl Ibnu Muhammad Ibnu Ali al - Farmadi, dan ia mulai mengajar dan menulis dalam Ilmu Fiqh. Setelah Imam al - Juwaini wafat ia pindah ke Mu'askar mengikuti berbagai forum diskusi dan seminar kalangan ulama dan intelektual dan dengan segala kecermelangannya membawanya menjadi guru besar di perguruan Nidzamiyah di Baghdad pada tahun 484 H, disamping memberikan kuliah, ia juga mengkaji filsafat Yunani dan filsafat Islam. Kecermelangan, keharuman namanya dan kesenangan duniawi yang melimpah ruah di Baghdad melebihi ketika ia di Mu'askar, dikota ini ia sakit dan secara tiba-tiba meninggalkan Baghdad mengundurkan diri dari kegemerlapan duniawi tersebut. Mulai th 488 H/ 1095 ia ke Damaskus. di Masjid Umawi ia ber'itiqaf dan berzikir dipuncak menara sebelah barat sepanjang hari dengan makan dan minum yang terbatas. Ia memasuki suluk sufi dengan riyadhah dan mujahadah terus menerus seperti itu selama 2 tahun di Damaskus. Setelah itu pergi ke Baitul Maqdis di Palestina, setiap hari ia masuk Qubbah Shahrah untuk berzikir, ia juga ke al - Khalil berziarah ke makam Nabi Ibrahim as. Setelah dari Palestina, ia melaksanakan ibadah haji di Mekkah dan berziarah ke makam Rasullulah di Madinah. Ia pernah kembali ke Baghdad untuk mengajar di Perguruan Nidzamiyah Baghdad, namum tidak berapa lama kemudian kembali ke Thus dan mendirikan khanaqah untuk para sufi dan mendirikan madrasah untuk mengajar ilmu Tasawuf. Karya - karya tulis Al-Ghazali meliputi berbagai bidang keislaman, Kalam, Fiqh, Filsafat, Tasawuf dan lain lainnya yang berbentuk buku maupun risalah. Kitab kitab Al -Ghazali yang membahas tentang Tasawuf : 6. 7. 8. 9. 10. Mizan al - 'Amal Al - Ma'arif al-Aqliah wa Lubab al - Hikmah al - Ilahiyah Ihya 'Ulumiddin Al - Maqshad al - Astna Fi Syarh Asma al - Husna Bidayat al - Hidayah

140

11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.

Al - Madhnun Bih 'ala Ghairi Ahlil Kaimiya al - Sa'adah Misykat al - Anwar Al - Kasyf Wa al - Tabyin Fi Ghurur al - Naas Ajma'in Al - Munqidz Min al - Dhalal Al - Durrat al Fakhirah Fi Kasyf 'Ulumi al - Akhirah Minhaj al - 'Abidin Ila Jannati Rabbi al - 'Alamin Al - Arba'in Fi Ushul al - Din

Tatkala Nabi SAW mengalami rintangan dan gangguan dari kaum lelaki Quraisy, maka di sampingnya berdiri dua orang wanita. Kedua wanita itu berdiri di belakang da'wah Islamiah, mendukung dan bekerja keras mengabdi kepada pemimpinnya, Muhammad SAW : Khadijah bin Khuwailid dan Fatimah binti Asad. Oleh karena itu Khadijah berhak menjadi wanita terbaik di dunia. Bagaimana tidak menjadi seperti itu, dia adalah Ummul Mu'minin, sebaikbaik isteri dan teladan yang baik bagi mereka yang mengikuti teladannya. Khadijah menyiapkan sebuah rumah yang nyaman bagi Nabi SAW sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan membantunya ketika merenung di Gua Hira'. Khadijah adalah wanita pertama yang beriman kepadanya ketika Nabi SAW berdoa (memohon) kepada Tuhannya. Khadijah adalah sebaik-baik wanita yang menolongnya dengan jiwa, harta dan keluarga. Peri hidupnya harum, kehidupannya penuh dengan kebajikan dan jiwanya sarat dengan kebaikan. Rasulullah SAW bersabda :"Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang ingkar, dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan dan dia menolongku dengan hartanya ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa." Kenapa kita bersusah payah mencari teladan di sana-sini, pada- hal di hadapan kita ada "wanita terbaik di dunia," Khadijah binti Khu- wailid, Ummul Mu'minin yang setia dan taat, yang bergaul secara baik dengan suami dan membantunya di waktu berkhalwat sebelum diangkat men- jadi Nabi dan meneguhkan serta membenarkannya. Khadijah mendahului semua orang dalam beriman kepada risalahnya, dan membantu beliau serta kaum Muslimin dengan jiwa, harta dan keluarga. Maka Allah SWT membalas jasanya terhadap agama dan Nabi-Nya dengan se- baik-baik balasan dan memberinya kesenangan dan kenikmatan di dalam is- tananya, sebagaimana yang diceritakan Nabi SAW, kepadanya pada masa hi- dupnya. Ketika Jibril A.S. datang kepada Nabi SAW, dia berkata :"Wahai, Rasulullah, inilah Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah dan makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan salam kepadanya dari Tuhannya dan aku, dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga dari mutiara yang tiada keributan di dalamnya dan tidak ada kepayahan." [HR. Bukhari dalam "Fadhaail Ashhaabin Nabi SAW. Imam Adz-Dzahabi berkata :"Keshahihannya telah disepakati."] Bukankah istana ini lebih baik daripada istana-istana di dunia, hai, orang-orang yang terpedaya oleh dunia ? Sayidah Khadijah r.a. adalah wanita pertama yang bergabung dengan rombongan orang Mu'min yang orang pertama yang beriman kepada Allah di bumi sesudah Nabi SAW. Khadijah r.a. membawa panji bersama Rasulullah SAW sejak saat pertama, berjihad dan bekerja keras. Dia habiskan kekayaannya dan memusuhi kaumnya. Dia berdiri di belakang suami dan Nabinya hingga nafas terakhir, dan patut menjadi teladan tertinggi bagi para wanita. Betapa tidak, karena Khadijah r.a. adalah pendukung Nabi SAW sejak awal kenabian. ArRuuhul Amiin telah turun kepadanya pertama kali di sebuah gua di dalam gunung, lalu menyuruhnya membaca ayat- ayat Kitab yang mulia, sesuai yang dikehendaki Allah SWT.

Tasawuf Al - Ghazali menghimpun akidah, syariat dan akhlak dalam suatu sistematika yang kuat dan amat berbobot, karena teori - teori tasawufnya lahir dari kajian dan pengalaman pribadi setelah melaksanakan suluk dalam riyadhah dan mujahadah yang intensif dan berkesinambungan, sehingga dapat dikatakan bahwa seumur hidupnya ia bertasawuf. Dalam pandangannya, Ilmu Tasawuf mengandung 2 bagian penting, pertama menyangkut ilmu mu'amalah dan bagian kedua menyangkut ilmu mukasyafah, hal ini diuraikan dalam karyanya Ihya 'Ulumiddin, Al -Ghazali menyusun menjadi 4 bab utama dan masing-masing dibagi lagi kedalam 10 pasal yaitu : Bab pertama : tentang ibadah (rubu' al - ibadah) Bab kedua : tentang adat istiadat (rubu' al - adat) Bab ketiga : tentang hal -hal yang mencelakakan (rubu' al - muhlikat) Bab keempat : tentang maqamat dan ahwal (rubu' al - munjiyat)

Menurutnya, perjalanan tasawuf itu pada hakekatnya adalah pembersihan diri dan pembeningan hati terus menerus sehingga mampu mencapai musyahadah. Oleh karena itu ia menekankan pentingnya pelatihan jiwa, penempaan moral atau akhlak yang terpuji baik disisi manusia maupun Tuhan. Imam Al -Ghazali yang bergelar Hujjatul Islam meninggal dikota kelahirannya Thus pada hari Senin 14 Jumadil Akhir 505 H.

Khadijah Binti Khuwailid Dari: "Tokoh-tokoh Wanita di Sekitar Rasulullah SAW" karangan Muhammad Ibrahim Saliim. Diketik oleh: Hanies Ambarsari.

140

141

Kemudian dia menampakkan diri di jalannya, antara langit dan bumi. Dia tidak menoleh ke kanan maupun ke kiri sehingga Nabi SAW melihatnya, lalu dia berhenti, tidak maju dan tidak mundur. Semua itu terjadi ketika Nabi SAW berada di antara jalan-jalan gunung dalam keadaan kesepian, tiada penghibur, teman, pembantu maupun penolong. Nabi SAW tetap dalam sikap yang demikian itu hingga malaikat meninggalkannya. Kemudian, beliau pergi kepada Khadijah dalam keadaan takut akibat yang didengar dan dilihatnya. Ketika melihatnya, Khadijah berkata :"Dari mana engkau, wahai, Abal Qasim ? Demi Allah, aku telah mengirim beberapa utusan untuk mencarimu hingga mereka tiba di Mekkah, kemudian kembali kepadaku." Maka Rasulullah SAW menceritakan kisahnya kepada Khadijah r.a. Khadijah r.a. berkata :"Gembiralah dan teguhlah, wahai, putera pamanku. Demi Allah yang menguasai nyawaku, sungguh aku berharap engkau menjadi Nabi umat ini." Nabi SAW tidak mendapatkan darinya, kecuali pe neguhan bagi hatinya, penggembiraan bagi dirinya dan dukungan bagi urusannya. Nabi SAW tidak pernah mendapatkan darinya sesuatu yang menyedihkan, baik berupa penolakan, pendustaan, ejekan terhadapnya atau penghindaran darinya. Akan tetapi Khadijah melapangkan dadanya, melenyapkan kesedihan, mendinginkan hati dan meringankan urusannya. Demikian hendaknya wanita ideal. Itulah dia, Khadijah r.a., yang Allah SWT telah mengirim salam kepadanya. Maka turunlah Jibril A.S. menyampaikan salam itu kepada Rasul SAW seraya berkata kepadanya :"Sampaikan kepada Khadijah salam dari Tuhannya. Kemudian Rasulullah SAW bersabda :"Wahai Khadijah, ini Jibril menyampaikan salam kepadamu dari Tuhanmu." Maka Khadijah r.a. menjawab :"Allah yang menurunkan salam (kesejahteraan), dari-Nya berasal salam (kesejahteraan), dan kepada Jibril semoga diberikan salam (kesejahteraan)." Sesungguhnya ia adalah kedudukan yang tidak diperoleh seorang pun di antara para shahabat yang terdahulu dan pertama masuk Islam serta khulafaur rasyidin. Hal itu disebabkan sikap Khadijah r.a. pada saat pertama lebih agung dan lebih besar daripada semua sikap yang mendukung da'wah itu sesudahnya. Sesungguhnya Khadijah r.a. merupakan nikmat Allah yang besar bagi Rasulullah SAW. Khadijah mendampingi Nabi SAW selama seperempat abad, berbuat baik kepadanya di saat beliau gelisah, menolong- nya di waktu-waktu yang sulit, membantunya dalam menyampaikan risalahnya, ikut serta merasakan penderitaan yang pahit pada saat jihad dan menolong- nya dengan jiwa dan hartanya. Rasulullah SAW bersabda :"Khadijah beriman kepadaku ketika orang- orang mengingkari. Dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan. Dan dia memberikan hartanya kepadaku ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa. Allah mengaruniai aku anak darinya dan mengharamkan bagiku anak dari selain dia." [HR. Imam Ahmad dalam "Musnad"-nya, 6/118] Diriwayatkan dalam hadits shahih, dari Abu Hurairah r.a., dia berkata :"Jibril datang kepada Nabi SAW, lalu berkata :"Wahai, Rasulullah, ini Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah, makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan kepadanya salam dari Tuhan-nya dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di

syurga, (terbuat) dari mutiara yang tiada suara ribut di dalamnya dan tiada kepayahan." [Shahih Bukhari, Bab Perkawinan Nabi SAW dengan Khadijah dan Keutamaannya, 1/539]

Syaikh Maulana Malik Ibrahim Tokoh Ulama ahli tata negera dari Turki yang terkenal dengan Syaikh Maghribi, salah seorang wali dari Walisongo. Menurut beberapa sumber, Syaikh Maulana Malik Ibrahim yang terkenal dengan sebutan Syaikh Maghribi, juga banyak orang mengatakan kakek bantal, adalah seorang tokoh ulama yang ahli tata negara bersal dari negeri Turki. Dalam riwayat lain, beliau berasal dari Gujarat dan ada yang mengatakan dari Iran ada juga yang mengatakan dari Arab. Beliau masih keturunan Zainul Abidin bin Hasan bin Alibin Abi Thalib r.a. Pada tahun 1404 M. beliau menyiarkan agama Islam di Pulau Jawa, menetap di Gresik dan wafat pada hari Senin tanggal 12 Robi'ul Awwal tahun 822 H, atau bertepatan dengan tahun 1419 M, kemudian dimakamkan di Gresik pula. Dalam syiar dan dakwahnya, beliau sangat berhati-hati dan sangat bijaksana, pada waktu itu juga mayoritas masyarakat jawa masih beragama Hindu dan Budha. Namun Agama dan adatistiadat mereka tidak ditentang begitu saja. Beliau memperkenalkan keluhuran budi pekerti yang diajarkan Islam. Secara langsung beliau memberi contoh dalam masyarakat akan tutur kata yang sopan, lemah lembut, santun pada fakir miskin, menghormati kepada yang lebih tua, dan menyayangi yang muda. Dalam syiar dan dakwahnya, beliau berawal dari masyarakat biasa kemudian ke masyarakat yang mempunyai tahta. Tidak halnya dengan ajaran Hindu dan Budha yang kebanyakan dari kalangan Istana. Oleh karena itu ajaran Islam cepat berkembang, karena merasakan bahwa semua kalangan masyarakat diakui hak asasinya sebagai manusia. Dikisahkan bahwa Syaikh Maulana Malik Ibrahim, tidak hanya seorang tokoh ulama saja, namun beliau adalah seorang tokoh yang sangat memikirkan keadaan perekonomian rakyatnya, karena Gresik adalah masyarakat petani, maka beliau memikirkan bagaimana pertanian Gresik menjadi subur makmur. Beliau membuat irigasi pertanian dan sebagainya sehingga, Gresik pun menjadi daerah yang makmur. Syaikh Maulana Malik Ibrahim juga memikirkan tentang masa depan umat muslim di Gresik, mengingat Gresik masih dalam kerajaan Majapahit yang dipimpin oleh Prabu Brawijaya, yang beragama Hindu, beliau khawatir akan terjadi konflik di kemudian hari, sehingga beliaupun ke Istana bersama Raja Cermain dan putrinya Dewi Sari, untuk mengajak Prbu Brawijaya masuk Islam. Prabu Brawijaya mau memeluk Islam asalkan boleh menikahi Dewi Sari yang cantik jelita itu. Keinginan sang Prabu ditolak karena seorang yang masuk suatu agam dengan dilatarbelakangi kepentingan duniawi, jelas akan mengakibatkan hal yang tidak baik. Rombongan Syaikh Maulana Malik Ibrahim dan Raja Cermain pun meninggalkan Majapahit. Namun di Gresik ada wabah penyakit, sehingga mengakibatkan banyak orang

141

142

meninggal dunia termasuk Dewi Sari. Mendengar hal ini Prabu Brawijaya yang menaruh hati pada Dewi Sari berta'ziyah dan menyuruh kepada semua punggawa untuk diadakan upacara pemakaman besar-besaran. Syaikh Maulana Malik Ibrahim adalah seorang yang sangat bijaksana dan selalu memberi wejangan kepada pengikutnya untuk patuh dan taat kepada rajanya, selagi tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Sampai pada akhir kisah Prabu Brawijaya menyerahkan Gresik sepenuhnya kepada Syaikh Maulana Malik Ibrahim agar diperintahnya sendiri dibawah kedaulatan Majapahit. Syaikh Maulana Malik Ibrahim dengan tulus dan ikhlas menerima amanat raja, karena itu sesuai dengan ajaran Islam.

Barangkali kita teringat bahwa anak kita lebih hapal lagu-lagu Spice girls, atau tembangnya Beattle atau Rollingstone dibanding hapalan Sholawat kepada Rasulullah. Barangkali kita menjadi malu bahwa anak-anak kita tidak mengetahui sedikitpun sejarah atau sirah nabi yang menceritakan perjalanan hidup beliau. Barangkali kita menjadi malu bahwa anak kita tidak mengetahui satupun nama keluarga Rasulullah dan para sahabat beliau tetapi hapal di luar kepala mengenai anggota Power Ranger atau Doraemon . Barangkali kita terpaksa harus menyulap satu kamar menjadi ruang musalla, karena beliau sangat menyenangi sholat yang berjam-jam diwaktu malam. Barangkali kita teringat bahwa perempuan di rumah kita tidak memiliki koleksi pakaian muslimah yang pantas dipakai sewaktu berhadapan dengan beliau untuk mendengarkan petuah-petuah beliau. Belum lagi koleksi buku-buku kita dan anak-anak kita. Belum lagi koleksi kaset kita dan anak-anak kita. Belum lagi koleksi karaoke kita dan anak-anak kita. Kemana kita harus meyingkirkan semua koleksi tersebut demi menghormati junjungan kita? Karena gudang-gudang di belakang sudah pada penuh. Barangkali kita menjadi malu diketahui junjungan kita bahwa kita jarang ke masjid, mana tau nanti beliau menanyakan siapa nama morbot mesjid kampung kita, karena beliau sangat perhatian terhadap orang-orang seperti itu Barangkali kita menjadi malu karena pada saat maghrib keluarga kita sibuk di depan TV, karena sinetronnya, sayang untuk diliwatkan. Barangkali kita menjadi malu karena kita menghabiskan hampir seluruh waktu kita untuk mencari kesenangan duniawi. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita tidak pernah menjalankan sholat sunnah. Barangkali kita menjadi malu karena keluarga kita sangat jarang membaca AlQuran, hingga AlQuran terlihat rapi dan bersih diantara buku-buku di rak buku kita Barangkali kita menjadi malu bahwa kita tidak mengenal tetangga-tetangga kita. Barangkali kita menjadi malu jika beliau menanyakan kepada kita siapa nama tukang sampah yang setiap hari lewat di depan rumah kita. Bayangkan andaikata Rasulullah tiba-tiba muncul di depan pintu rumah kita. Apa yang akan kita lakukan? Masihkah kita memeluk junjungan kita dan mempersilakan beliau masuk dan menginap di rumah kita? Ataukah akhirnya dengan berat hati, kita akan menolak beliau berkunjung ke rumah karena hal itu akan sangat membuat kita repot dan malu. Marilah kita memohon : Maafkanlah kami ya Rasulullah ......... Karna kami tahu engkau seorang pemaaf dan murah hati ......... Kami tahu bahwa cintamu kepada umatmu melebihi cinta kami terhadap dunia.Hanya Allah yang tahu bahwa kami tetap cinta kepadamu sampai dengan hembusan nafas kami yang terakhir ya Rasulullah .......... Apakah umatmu yang rendah ini pantas berada disisimu ya

Cinta Rosul Mukadimah, Rasul bersabda bahwa barangsiapa menghidupkan sunahnya, sesungguhnya dia mencintai Rasulnya, dan barangsiapa mencintai Rasul, sungguh dia akan bersama-sama dengan Rasul di dalam Surga. Pernyataan Baginda Rasul ini sangat memotivasi jiwa umatnya untuk dapat bersama beliau di dalam Surga dengan segala kenikmatan yang tiada tara, Kita sering mendengar informasi ini dari Al Quran atau Hadist Nabi. Rasanya kita ingin lebih cepat meraih kenikmatan itu. Dan ujung-ujungnya muncul rasa rindu dan rasa cinta yang sangat mendalam kepada Baginda Rasulullah. Kemudian keinginan tadi, menanyakan kepada kalbu, Apakah sudah pantas diriku ini bersanding bersama Rasul ? Andaikata Rasulullah datang menjenguk kita. Bayangkan andaikata Rasulullah tiba-tiba muncul mengetuk pintu rumah kita Apa yang akan kita lakukan? Mestinya kita akan sangat berbahagia, memeluk beliau dan mempersilahkan beliau masuk ke ruang tamu kita untuk melepaskan rasa rindu yang sudah lama dipendam. Kemudian kita tentunya akan meminta dengan sangat agar beliau sudi menginap beberapa hari di rumah kita untuk bercerita dengan tuturkata yang lembut, mengajarkan kepada kita tentang sopan santun, ilmu dan hikmah. Tapi barangkali kita meminta beliau menunggu sebentar di depan pintu karena kita teringat video CD rated R18+ yang ada di ruang tengah dengan beraneka VD yang sebagian besar bergambarkan wanita terbuka setengah auratnya dan kita tergesa-gesa memindahkan dahulu video tersebut ke ruang dalam. Atau barangkali kita teringat akan lukisan wanita setengah telanjang yang kita pajang di ruang tamu kita, sehingga kita terpaksa juga memindahkannya ke gudang belakang. Barangkali kita akan segera memindahkan lafal Allah dan Muhammad yang biasanya berada didekat dapur dalam keadan berdebu dan memindakannya ke ruang tamu. Bagaimana bila kemudian beliau sudi menginap di rumah kita, walaupun hanya satu malam?
142

143

Rasulullah ? Dengan segala kemurahan hati yang engkau miliki aku hambamu yang rendah ini ingin tetap disisimu ya Rasulullah .........

Wahai Tuhan Yang Kasih Sayang-Nya lebih besar dari murka-Nya, Ampuni kami Ya Allah!

Untuk Istri - Sebuah Syair Renungan Singkat Bagi Wanita Ketika Dosa Anda Sedalam Samudera Pernahkah kita menghitung dosa yang kita lakukan dalam satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun bahkan sepanjang usia kita? Andaikan saja kita bersedia menyediakan satu kotak kosong, lalu kita masukkan semua dosadosa yang kita lakukan, kira-kira apa yang terjadi? Saya menduga kuat bahwa kotak tersebut sudah tak berbentuk kotak lagi, karena tak mampu menahan muatan dosa kita. Bukankah shalat kita masih "bolong-bolong"? Bukankah pernah kita tahan hak orang miskin yang ada di harta kita? Bukankah pernah kita kobarkan rasa dengki dan permusuhan kepada sesama muslim? Bukankah kita pernah melepitkan selembar amplop agar urusan kita lancar? Bukankah pernah kita terima uang tak jelas statusnya sehingga pendapatan kita berlipat ganda? Bukankah kita tak mau menolong saudara kita yg dalam kesulitan walaupun kita sanggup menolongnya? Daftar ini akan menjadi sangat panjang...... Lalu, apa yang harus kita lakukan? Allah berfirman dalam Surat az-Zumar [39]: 53 "Katakanlah: "Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Indah benar ayat ini, Allah menyapa kita dengan panggilan yang bernada teguran, namun tidak diikuti dengan kalimat yang berbau murka. Justru Allah mengingatkan kita untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah. Allah pun menjanjikan untuk mengampuni dosa-dosa kita. Karena itu, kosongkanlah lagi kotak yang telah penuh tadi dengan taubat pada-Nya.Kita kembalikan kotak itu seperti keadaan semula, kita kembalikan jiwa kita ke pada jiwa yang fitri dan nazih. Jika anda mempunyai onta yang lengkap dengan segala perabotannya, lalu tiba-tiba onta itu hilang. Bukankah anda sedih? Bagaimana kalau tiba-tiba onta itu datang kembali berjalan menuju anda lengkap dengan segala perbekalannya? Bukankah Anda akan bahagia? "Ketahuilah," kata Rasul, "Allah akan lebih senang lagi melihat hamba-Nya yang berlumuran dosa berjalan kembali menuju-Nya!" Allah berfirman: "Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)." (QS 39:54) Seperti onta yang sesat jalan dan mungkin telah tenggelam di dasar samudera, mengapa kita tak berjalan kembali menuju Allah dan menangis di "kaki kebesaran-Nya" mengakui kesalahan kita dan memohon ampunNya... Untuk semua wanita yang bergelar istri maupun yang bakal menjadi istri... mari kita hayati apa yang terbetik dalam syair dibawah ini. Untuk Istri

Pernikahan ataupun perkawinan, Membuka tabir rahasia,

Suami yang menikahi kamu, Tidaklah semulia Muhammad, Tidaklah setakwa Ibrahim, Pun tidak setabah Ayub, Atau pun segagah Musa, Apalagi setampan Yusuf

Justeru suamimu hanyalah pria akhir zaman, Yang punya cita-cita, Membangun keturunan yang soleh ...

Pernikahan ataupun Perkawinan, Mengajar kita kewajiban bersama,

Suami menjadi pelindung, Kamu penghuninya, Suami adalah Nakoda kapal, Kamu navigatornya, Suami bagaikan balita yang nakal, Kamu adalah penuntun kenakalannya, Saat Suami menjadi Raja, Kamu nikmati anggur singasananya, Seketika Suami menjadi bisa, Kamu lah penawar obatnya, Seandainya Suami masinis yang lancang, sabarlah memperingatkannya ...

Pernikahan ataupun Perkawinan, Mengajarkan kita perlunya iman dan takwa, Untuk belajar meniti sabar dan redha,

143

144

Karena memiliki suami yang tak segagah mana, Justeru Kamu akan tersentak dari alpa,

Kamu bukanlah Khadijah, yang begitu sempurna di dalam menjaga Pun bukanlah Hajar, yang begitu setia dalam sengsara Cuma wanita akhir zaman, Yang berusaha menjadi solehah...

pergi dan kerinduan batin, tetapi ia tidak tahu dari mana kerinduan itu berasal, sebab, kecuali kantung kulit itu, ia tidak mengetahui apa-apa; selain keranjang itu, tidak ada dunia lain; selain biji-bijian itu, tidak ada makanan lain. Ia telah melupakan semuanya. Ketika sekalisekali ia mendengar suara burung-burung merak bernyanyi, dan burung-burung lain berlagu, kerinduan dan hasratnya timbul; tetapi ia tidak terbangunkan oleh suara-suara burung-burung itu atau hembusan angin. Pernah ia bergairah memikirkan sarangnya. Angin sepoi-sepoi bertiup menyentuhku dan hampir mengucapkan kata-kata, 'aku adalah kurir untukmu dari kekasihmu.' (13 )Lama sekali ia memikirkan apa sesungguhnya angin yang harum itu, dan darimanakah bunyi-bunyian yang indah itu datang. Wahai kilat yang menyambar, dari perlindungan siapa engkau muncul? Tetapi ia tidak sadar-sadar juga, meskipun sepanjang masa itu kesenangan tetap tinggal di hatinya.

Amin.

Burung Merak Raja di Bawah Keranjang (12) Seorang raja mempunyai sebuah taman, yang sepanjang empat musim selalu ditumbuhi tanam-tanaman yang wangi, hijau subur dan menyenangkan. Air mengalir berlimpah-limpah melaluinya, dan segala macam burung bernyanyi dari dahan-dahan pohon. Setiap hal yang baik dan indah yang dapat kita bayangkan terdapat di dalam taman itu. Dan di antara semuanya itu ada sekelompok burung merak yang cantik. Sekali waktu sang raja mengambil salah seekor burung merak, dan memerintahkannya agar ia dimasukkan ke dalam kantung kulit supaya bulu-bulunya tidak dapat dilihat, sehingga ia tidak dapat mengagumi keindahannya sendiri dengan cara apa pun. Dia juga memerintahkan agar burung merak itu ditempatkan di bawah sebuah keranjang yang hanya mempunyai satu lubang, melalui lubang itu sedikit biji-bijian dapat dituangkan ke dalamnya untuk makanannya. Lama waktu berlalu. Burung merak itu lupa pada dirinya sendiri, sang raja, taman, dan burung-burung merak lainnya. Ia melihat pada dirinya sendiri. Burung tersebut tidak melihat apa-apa kecuali kantung kulit yang kotor itu. Ia mulai menyukai tempat tinggalnya yang gelap dan jelek; ia percaya di dalam hatinya bahwa tidak mungkin ada tempat yang lebih besar dari ruangan di dalam keranjang itu, sedemikian rupa sehingga ia menganggapnya sebagai keyakinan bahwa jika ada orang menyatakan tentang suatu kehidupan, tempat tinggal atau kesempurnaan di luar yang ia ketahui, maka ia menganggapnya sebagai kekafiran mutlak, omong kosong besar dan kebodohan yang murni. Sekalipun demikian, setiap kali angin segar berhembus, dan harumnya bunga-bunga dan pepohonan, violet (= sejenis tumbuhan yang bunganya berbau harum), melati dan tumbuhan rempah-rempah sampai ke hidung burung itu, ia merasakan kesenangan yang mengejutkan melalui lubang itu. Timbul kekhawatiran di dalam hatinya. Ia merasakan adanya hasrat untuk
144

Ah, kalau saja Laila sekali saja mengirimkan salam karunianya, meskipun diantara kami terbentang debu dan bebatuan besar. Salam kegembiraanku akan merupakan jawabnya, atau akan menjeritlah kepadanya si burung hantu, burung sakit yang memekik di tengah keremangan kuburan. Burung merak itu bodoh, karena ia telah lupa kepada dirinya dan juga tanah airnya . . . . janganlah hendaknya kamu bertingkah seperti orang yang melupakan Allah, yang mengakibatkan Allah membuat mereka lupa diri pula. (QS 59:19) Setiap kali hembusan angin atau suara-suara datang dari taman, timbul hasrat dalam diri si burung merak tanpa mengetahui mengapa demikian. Kedua baris ini adalah karya seorang penyair: Kilat Ma'arra bergerak di tengah malam, ia melewati malam di Rama yang melukiskan kebosanannya. Ia benar-benar menyedihkan para penunggang, kuda-kudanya, unta-unta, dan terus bertambah menyedihkan, hingga ia hampir menyedihkan pelana-pelana (catatan: baris-baris ini berasal dari Al-Ma'arri, Siqth al-Zand. hal. 51). (14) Ia tetap kebingungan selama beberapa waktu, sampai suatu hari sang raja memerintahkan agar burung itu dilepaskan dari keranjang dan kantung kulitnya untuk dibawa menghadapnya. Peristiwa kebangkitan itu terjadi hanya dengan satu kali tiupan sangkakala saja. (QS 37:19)

145

Apakah dia tidak mengetahui, apabila nanti sudah dibangkitkan segala isi kubur? Dan telah terungkap segala isi kalbu? Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu maha mengetahui keadaannya. (QS 100:9-11) Ketika burung keluar dari penutupnya, burung merak itu melihat dirinya berada di tengahtengah taman. Ketika memandang bulu-bulunya sendiri, dan melihat taman beserta aneka ragam bunganya, atmosfir dunia, kesempatan untuk berjalan kesana-kemari dan terbang tinggi, serta semua suara, irama, bentuk dan berbagai benda yang ada, ia berdiri mendesah seakan-akan tak sadarkan diri (ejakulasi teofanik 'syath' yang terkenal dari Husayn ibn Manshur Al-Hallaj). Wahai, sungguh aku menyesali kelalaianku dalam memenuhi kewajiban kepada Allah. (QS 39.56) Lalu Kami singkapkan tabir yang menutupi matamu, maka pandanganmu menjadi lepas jelas. (QS 50:22) Mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal ketika itu kamu melihat orang yang sedang melepaskan nyawanya itu, sedangkan Kami lebih dekat lagi kepadanya daripada kamu, namun kamu tidak melihat? (QS 56:83-85) Jangan berbuat begitu, kelak kamu akan tahu akibatnya. Sekali lagi, jangan berbuat begitu, kelak kamu akan tahu juga akibatnya. (QS 102:3-4)

'Justru sebaliknya,' kata si hoopoe, 'Semua cahaya di dunia ini tergantung pada cahaya matahari, dan darinyalah segala sesuatu yang bersinar itu mendapatkan cahayanya. Sesungguhnya ia dinamakan "mata dari hari," sebab ia merupakan sumber cahaya.' Tetapi burung-burung hantu itu mengira dapat mengalahkan logika si hoopoe dengan menanyakan mengapa tak seorang pun dapat melihat pada siang hari. 'Janganlah beranggapan bahwa lewat analogi dengan diri kalian sendiri setiap orang itu seperti kalian. Semua yang lain dapat melihat pada siang hari. Lihatlah aku. Aku dapat melihat, aku berada di dunia yang dapat dilihat, dapat diamati. Ketidakjelasan itu telah hilang, dan aku dapat mengenali permukaan yang cemerlang dengan jalan menyingkapkannya tanpa gangguan keragu-raguan.' Ketika burung-burung hantu itu mendengar ini, mereka menjadi ribut menjerit-jerit dan, sambil bertengkar satu sama lainnya, mereka berkata, 'Burung ini berbicara tentang kemampuan melihat pada siang hari, ketika kita terserang kebutaan.' Dengan segera mereka menyerang si hoopoe dan melukainya dengan paruh dan cakar mereka. Mereka mengutuknya dengan memanggilnya 'si melek-siang-hari;' sebab kebutaan pada siang hari merupakan kewajaran di kalangan mereka. 'Jika kamu tidak menarik kembali perkataanmu,' mereka berkata, 'kamu akan dibunuh!' 'Jika aku tidak membuat diriku buta,' pikir si hoopoe, 'mereka akan membunuhku. Karena mereka merasakan kesakitan terutama pada mata mereka, kebutaan dan kematian akan terjadi secara serentak.' Dan kemudian, diilhami oleh pepatah, 'Berbicaralah dengan orang-orang sesuai dengan tingkat kecerdasan mereka,' dia menutup matanya dan berkata, 'Lihat! Aku menjadi buta seperti kalian.' Melihat memang demikianlah halnya, mereka berhenti memukul dan melukai si burung hoopoe, yang menyadari bahwa mengungkap rahasia Ilahi di kalangan orang-orang yang tidak percaya sama saja dengan menyebarkan rahasia kekafiran mereka. Dan karenanya, sampai tiba waktu perpisahan, secara susah payah dia bertahan dengan berpura-pura buta dan berkata: Berkali-kali aku mengatakan bahwa aku akan menyingkapkan semua rahasia di dunia yang fana ini. Tetapi, karena takut akan pedang dan adanya hasrat untuk menyelamatkan diriku, [aku telah mengunci] bibirku dengan seribu paku. Dia mengeluh dalam-dalam dan berkata, 'Dalam diriku ada banyak pengetahuan; jika aku melepaskannya, aku akan terbunuh.' Jika selubung itu diangkat, aku tidak akan menjadi lebih yakin (catatan: perkataan ini diyakini berasal dari 'Ali ibn Abi Thalib). Agar mereka menyembah Allah yang mengungkapkan segala yang terpendam di langit dan di bumi serta mengetahui apa-apa yang disembunyikan dan dinyatakan. (QS 27:25)

Burung Hoopoe dan Burung Hantu (11) Suatu kali ketika sedang terbang, burung hoopoe tiba di lingkungan beberapa burung hantu, lalu mampir di sarang mereka. Nah, sebagaimana yang dikenal baik oleh masyarakat Arab, burung hoopoe termasyhur karena ketajaman matanya, sementara burung-burung hantu itu pada siang hari buta. Burung hoopoe melewatkan malam itu bersama burung-burung hantu di dalam sarang mereka, dan mereka menanyainya tentang segala macam hal. Pada waktu fajar, ketika burung hoopoe berkemas dan siap untuk pergi, burung-burung hantu itu berkata, 'Kawanku yang malang! Sungguh aneh, apa yang akan kamu lakukan ini? Bisakah kita bepergian pada siang hari?' 'Ini mengherankan,' kata si hoopoe, 'Semua pekerjaan berlangsung pada siang hari.' 'Apakah kamu gila?' burung-burung hantu itu bertanya. 'Pada siang hari, dengan ketidakjelasan yang disebarkan matahari atas kegelapan malam, bagaimana kita bisa melihat?'

145

146

Jelaslah, tidak sesuatu pun yang tidak dari Kami perbendaharaannya. Dan Kami tidak mengaruniakan semua kebutuhan itu, kecuali dengan kadar yang serba tertentu. (QS 15:21 )

ISA DAN ORANG-ORANG BIMBANG Diceritakan oleh Sang Guru Jalaludin Rumi dan yang lain-lain, pada suatu hari Isa, putra Mariam, berjalan-jalan di padang pasir dekat Baitulmukadis bersama-sama sekelompok orang yang masih suka mementingkan diri sendiri. Mereka meminta dengan sangat agar Isa memberitahukan kepada mereka Kata Rahasia yang telah dipergunakannya untuk menghidupkan orang mati. Isa berkata, "Kalau kukatakan itu padamu, kau pasti menyalahgunakannya." Mereka berkata, "Kami sudah siap dan sesuai untuk pengetahuan semacam itu; tambahan lagi, hal itu akan menambah keyakinan kami." "Kalian tak memahami apa yang kalian minta," katanya -tetapi diberitahukannya juga Kata Rahasia itu. Segera setelah itu, orang-orang tersebut berjalan di suatu tempat yang terlantar dan mereka melihat seonggok tulang yang sudah memutih. "Mari kita uji keampuhan Kata itu," kata mereka, Dan diucapkanlah Kata itu. Begitu Kata diucapkan, tulang-tulang itupun segera terbungkus daging dan menjelma menjadi seekor binatang liar yang kelaparan, yang kemudian merobek-robek mereka sampai menjadi serpih-serpih daging. Mereka yang dianugerahi nalar akan mengerti. Mereka yang nalarnya terbatas bisa belajar melalui kisah ini. Catatan Isa dalam kisah ini adalah Yesus, putra Maria. Kisah ini mengandung gagasan yang sama dengan yang ada dalam Magang Sihir, dan juga muncul dalam karya Rumi, di samping selalu muncul dalam dongeng-dongeng lisan para darwis tentang Yesus. Jumlah dongeng semacam itu banyak sekali. Yang sering disebut-sebut sebagai tokoh yang suka mengulang-ngulang kisah ini adalah salah seorang di antara yang berhak menyandang sebutan Sufi, Jabir putra al-Hayan, yang dalam bahasa Latin di sebut Geber, yang juga penemu alkimia Kristen. Ia meninggal sekitar 790. Aslinya ia orang Sabia, menurut para pengarang Barat, ia membuat penemuanpenemuan kimia penting.

Bunglon dan Kelelawar (10) Suatu kali pernah timbul pertentangan antara beberapa ekor kelelawar dan seekor bunglon. Perkelahian antara mereka sudah sedemikian sengitnya, sehingga pertentangan itu sudah melampaui batas. Para kelelawar setuju bahwa jika saat petang menjelang malam telah menyebar melalui ceruk lingkaran langit, dan matahari telah turun di hadapan bintangbintang menuju lingkup terbenamnya matahari, mereka akan bersama-sama menyerang si bunglon dan, setelah menjadikannya tawanan mereka, menghukumnya sesuka hati dan melampiaskan dendam. Ketika saat yang dinantikan tiba, mereka menyerang dengan tibatiba, dan semuanya bersama-sama menyeret bunglon yang malang dan tak berdaya itu ke dalam sarang mereka. Dan malam itu mereka memenjarakannya. Ketika fajar tiba, mereka bertanya-tanya apakah sebaiknya bunglon itu disiksa saja. Mereka semua setuju bahwa dia harus dibunuh, tetapi mereka masih merencanakan bagaimana cara terbaik untuk melaksanakan pembunuhan itu. Akhirnya mereka memutuskan bahwa siksaan yang paling menyakitkan adalah dihadapkan pada matahari. Tentu saja, mereka sendiri tahu bahwa tidak ada siksaan yang lebih menyakitkan, selain berada dekat dengan matahari; dan, dengan membuat analogi dengan keadaan mereka sendiri, mereka mengancam supaya dia memandang matahari. Bunglon itu, sudah pasti, tidak mengharapkan yang lebih baik lagi. 'Penghukuman' semacam itu persis seperti yang diinginkannya, sebagaimana dikatakan oleh Husayn Manshur, Bunuhlah aku, kawan-kawanku, sebab dengan terbunuhnya diriku, aku akan hidup. Hidupku ada dalam kematianku, dan kematianku ada dalam hidupku. (keterangan: baris-baris ini terdapat dalam Al-Hallaj, 14.1) Maka ketika matahari terbit, mereka membawanya keluar dari rumah mereka yang menyedihkan agar dia tersiksa oleh cahaya matahari, siksaan yang sesungguhnya merupakan jalan keselamatan baginya. Janganlah kamu mengira orang-orang yang gugur dalam peperangan di jalan Allah itu mati. Tidak! Bahkan mereka hidup. Mereka mendapat rizki dan Tuhannya. (QS 3:169) Kalau saja para kelelawar itu tahu betapa murah hati tindakan mereka terhadap bunglon itu, dan betapa mereka telah berbuat keliru, karena mereka justru memberinya kesenangan, mereka pasti akan mati sedih. Bu-Sulayman Darani berkata, "Jika orang-orang yang lalai itu tahu betapa mereka telah mengabaikan kesenangan orang-orang yang sadar, mereka pasti akan mati karena kecewa." (dikutip dalam bahasa Persia 'Aththar, Tadzkirah, hal. 282)

146

147

BATAS DOGMA Pada suatu hari, Sultan Mahmud yang Agung berada dijalan di Ghazna, ibu kota negerinya.Dilihatnyaseorangkuli mengangkut beban berat, yakni sebungkah batu yang didukung di punggungnya. Karena rasa kasihan terhadap kuli itu, Mahmud tidak bisa menahan perasaannya, katanya memerintah: "Jatuhkan batu itu, kuli." Perintah itupun langsung dilaksanakan. Batu tersebut berada di tengah jalan, merupakan gangguan bagi siapapun yang ingin lewat,bertahun-tahun lamanya. Akhirnya sejumlah warga memohon raja agar memerintahkan orang memindahkan batu itu.

versi ini. Versi ini merupakan bagian ajaran syeh Sufi Daud dari Qandahar, yang meninggal tahun 1965. Kisah ini merupakan pengungkapan yang bagus tentang pelbagai taraf pemahaman terhadap tindakan; masing-masing orang akanmenilainya berdasarkan pendidikannya. Metode penggambaran tak langsung yang dipergunakan Sultan Mahmud itu dianut pada Sufi, dan bisa diringkaskan dalam ungkapan, "Bicaralah kepada dinding, agar pintu bisa mendengar."

BAYAZID DAN ORANG YANG MEMIKIRKAN DIRI SENDIRI Namun Mahmud, menyadari akan kebijaksanaan administratif, terpaksa menjawab. "Hal yang sudah dilaksanakan berdasarkan perintah, tidak bisa dibatalkan oleh perintah yang sama derajatnya. Sebab kalau demikian, rakyat akan beranggapan bahwa perintah raja hanya berdasarkan kehendak sesaat saja. Jadi, biar saja batu itu disitu." Oleh karenanya batu tersebut tetap berada di tengah jalan itu selama masa pemerintahan Mahmud. Bahkan ketika ia meninggal batu itu tidak dipindahkan, karena orang-orang masih menghormati perintah raja. Kisah itu sangat terkenal. Orang-orang mengambil maknanya berdasarkan salah satu dari tiga tafsiran, masing-masing sesuai dengan kemampuannya. Mereka yang menentang kepenguasaan beranggapan bahwa kisah itumerupakanbukti ketololan penguasa yang berusaha mempertahankan kekuasaannya. Mereka yang menghormati kekuasaan merasa hormat terhadap perintah, betapapun tidak menyenangkannya. Mereka yang bisa menangkap maksudnya yang benar, bisa memahami nasehat yang tersirat. Dengan menyuruh menjatuhkan batu di tempat yang tidak semestinya sehingga merupakan gangguan, dan kemudian membiarkannya berada disana, Mahmud mengajar kita agar mematuhi penguasa duniawi -dan sekaligus menyadarkan kita bahwa siapapun yang memerintah berdasarkan dogma kaku, tidak akan sepenuhnya berguna bagi kemanusiaan. Mereka yang menangkap makna ini akan mencapai taraf pencari kebenaran, dan akan bisa menambah jalan menuju Kebenaran. Catatan Kisah ini muncul dalam karyaklasikyangterkenal, Akhlaq-i-Mohsini'Akhlak Dermawan,' ciptaan Hasan Waiz Kashifi; hanya saja tanpa tafsir seperti yang ada dalam
147

Pada suatu hari, seseorang mengomel kepada Bayazid, seorang ahli mistik pada abad kesembilan, mengatakan bahwa ia telah berpuasa dan berdoa dan berbuat segalanya selama tiga puluh tahun namun tidak juga menemukan kesenangan seperti yang digambarkan Bayazid. Bayazid menjawab, orang itu bisa saja melanjutkanperbuatannyatiga ratus tahun lagi tanpa mendapatkan kesenangan juga. "Mengapa begitu?" tanya Si Sok-Saleh. "Sebab kesombonganmu merupakan halangan utama bagimu." "Coba katakan apa obatnya." "Obatnya tak akan bisa kau laksanakan." "Bagaimanapun, katakan sajalah." Bayazid pun berkata, "Kau harus pergi ke tukang pangkas rambut untuk mencukur janggutmu, (yang terhormat, itu). Lepaskan semua pakaianmu dan kenakan korset. Isi sebuah kantong kuda dengan kenari sampai penuh, lalu gantungkan di lehermu. Pergilah ke pasar dan berteriaklah, 'akan kuberikan sebutir kenari kepada setiap anak yang memukul tengkukku.' Kemudian lanjutkan perjalananmu ke sidang pengadilan agar semua orang menyaksikanmu." "Tetapi aku tak bisa melakukan itu; coba katakan cara lain yang sama manfaatnya." "Itu langkah pertama, dan satu-satunya cara," kata Bayazid, "Tetapi sudah aku katakan kepadamu bahwa kau tak akan bisa melakukannya; jadi tak ada obat bagimu." Catatan

148

Al-Ghazali, dalam Alkemia Kebahagiaan, mempergunakan ibarat ini untuk menekankan pernyataan yang sering diulang-ulangnya bahwa sementara orang, betapapun jujur tampaknya usaha mencari kebenaran itu bagi dirinya sendiri -dan bahkan mungkin juga bagi orang lain- nyatanya kadang-kadang didasari kesombonganatau mencari untung sendiri, halhal yang merupakan halangan utama bagi pencarian kebenarannya.

SangRajasangatmarah. "Orang celaka, kalau telah mengorbankan nyawamu; siapa pula kau ini berani mencampuri keinginan seorang raja?" Bakhtiar berkata, "Menurut dongeng, semua orang bisa bertemu Kidir, tetapi pertemuan itu hanya akan ada manfaatnya apabila maksud orang itu benar. Mereka bilang, Kidir akan menemui orang selama ia bisa memanfaatkan saat kunjungan itu. Itulah hal yang kita tidak menguasainya." "Cukupocehan itu," kata Sang Raja, "sebab tak akan memperpanjang hidupmu. Hanya tinggal meminta para menteri yang berkumpul di sini agar memberikan nasehatnya tentang cara yang terbaik untuk menghukummu." Ia menoleh ke Menteri Pertama dan berkata, "Bagaimana cara orang itu mati?" Menteri Pertama menjawab, "Panggang dia hidup-hidup, sebagai peringatan." Menteri Kedua, yang berbicara sesuai urutannya berkata, "Potong-potong tubuhnya, pisahpisahkan anggota badannya." Menteri Ketiga berkata, "Sediakan kebutuhan hidup orang itu, agar ia tidak lagi mau menipu demi kelangsungan hidup keluarganya." Sementara pembicaraan itu berlangsung, seorang bijaksana yang sudah sangat tua memasuki ruang pertemuan. Segera orang mengajukan pendapat sesuai dengan prasangka yang tersembunyi dalam dirinya." "Apa maksudmu?" tanya Raja. "Maksudku, Menteri Pertama itu aslinya tukang roti, jadi ia berbicara tentang panggangmemanggang. Menteri Kedua dulu tukang daging, jadi ia bicara tentangpotong-memotong daging. Menteri Ketiga,yangtelah mempelajari ilmu kenegaraan, melihat sumber masalah yang kita bicarakan ini. Catat dua hal ini. Pertama, Kidir muncul melayani setiap orang sesuai dengan kemampuan orang itu untuk memanfaatkan kedatangannya. Kedua, Bakhtiar, orang ini--yang kuberi nama Baba karena pengorbanannya-telah didesak oleh keputus-asaan untuk melakukan tindakan tersebut. Keperluannya semakin mendesak sehingga akupun muncul didepanmu." Ketika orang-orang itu memperhatikannya, orang tua yang bijaksana itupun lenyap begitu saja. Sesuai dengan yang diperintahkan Kidir. Raja memberikan belanja teratur kepada Bakhtiar. Menteri Pertama dan kedua dipecat, dan seribu keping uang emas itu dikembalikan ke kas kerajaan oleh Bakhtiar dan istrinya. Bagaimana Raja bisa bertemu Kidir lagi, dan apa yang terjadi antara keduanya? Itu semua ada dalam dongeng di Dunia Gaib.

KEPERLUAN YANG MAKIN MENDESAK Pada suatu malam seorang penguasa tiran Turkestan sedang mendengarkankisah-kisah yang disampaikan oleh seorang darwis, ketika ia tiba-tiba bertanya tentang Kidir. "Kidir," kata darwis itu,"datangkalaudiperlukan. Tangkaplah, jubahkan kalau ia muncul, dan segala pengetahuan menjadi milik Paduka," "Apakah itu bisa terjadi atas siapapun?" "Siapa pun bisa," kata darwis itu. "Siapa pula lebih 'bisa' dariku?" pikir Sang Raja; dan ia pun mengedarkan pengumuman: "Siapa yang bisa menghadirkan Kidir Yang Gaib di hadapanku, akan kujadikan orang kaya." Seorang lelaki miskin dan tua yang bernama Bakhtiar Baba, setelah mendengar pengumuman itu, menyusun akal. Katanya kepada istrinya, "Aku punya rencana. Kita akan segera kaya, tetapi beberapa lama kemudian aku harus mati. Namun, itu tak apalah, sebab kekayaan kita akan bisa menghidupimu seterusnya." Kemudian Bakhtiar menghadap raja dan mengatakan bahwa ia akan mencari Kidir dalam waktu empat puluh hari, kalau Raja bersedia memberinya seribu keping uang emas. "Kalau kau bisa menemukan Kidir," kata Raja, "kau akan mendapat sepuluh kali seribu keping uang emas ini. Kalau gagal, kau akan mati, dipancung ditempat ini sebagai peringatan kepada siapapun yang akan mencoba mempermainkan rajanya." Bakhtiar menerima syarat itu. Ia pun pulang dan memberikan uang itu kepada istrinya, sebagai jaminan hari tuanya. Sisa hidupnya yang tinggal empat puluh hari itu dipergunakannya untuk merenung, mempersiapkan diri memasuki kehidupan lain. Pada hari keempat puluh ia menghadap raja. "Yang Mulia," katanya, "kerakusanmu telah menyebabkanmu berpikir bahwa uang akan bisa mendatangkan Kidir. Tetapi Kidir, kata orang, tidak akan muncul oleh panggilan yang berdasarkan kerakusan."

148

149

Catatan Konon, Bakhtiar Baba adalah seorang Sufi bijaksana yang hidupnya sangat sederhana dan tak dikenal orang di Korasan, sampai peristiwa yang ada dalam kisah itu terjadi. Kisah ini, dikatakan juga terjadi atas sejumlah besar Syeh Sufi lain, menggambarkan pengertian tentang terjalinnya keinginan manusia dengan "makhluk" lain. Kidir merupakan penghubung antara keduanya. Judul ini diambil dari sebuah sajak terkenal karya Jalaludin Rumi: Peralatan baru bagi pemahaman akan ada apabila keperluan menuntutnya. Karenanya, O manusia, jadikan keperluanmu makin mendesak, sehingga kau bisa mendesakkan pemahamanmu lebih peka lagi. Versiinidiucapkanolehseorang guru darwis dari Afganistan.

pikirannya sama sekali berbeda dengan orang-orang lain. Ia meminum air baru itu, dan menjadi seperti yang lain-lain. Ia pun sama sekali melupakan air simpanannya, dan rekan rekannya mulai menganggapnya sebagai orang yang baru saja waras dari sakit gila. Catatan Orang yang dianggap menciptakan kisah ini, Dhun-Nun, seorang Mesir (meninggal tahun 860), selalu dihubung-hubungkan dengan suatu bentuk Perserikatan Rahasia. Ia adalah tokoh paling awal dalam sejarah Kaum Darwis Malamati, yang oleh para ahli Barat sering dianggap memiliki persamaan yang erat dengan keahlian anggota Persekutuan Rahasia. Konon, DhunNun berhasil menemukan arti hieroglip Firaun. Versi ini dikisahkan oleh Sayid Sabir Ali-Syah, seorang ulama Kaum Chishti, yang meninggal tahun 1818.

KISAH API Pada zaman dahulu ada seorang yang merenungkan cara bekerjanya Alam, dan karena ketekunan danpercobaan-percobaannya, akhirnya ia menemukan bagaimana api diciptakan.

KETIKA AIR BERUBAH Pada zaman dahulu, Kidir, Guru Musa, memberi peringatan kepada manusia. Pada hari tertentu, katanya, semua air didunia yang tidak disimpan secara khusus akan lenyap. Sebagai gantinya akan ada air baru, yang mengubah manusia menjadi gila. Hanya seorang yang menangkap makna peringatan itu. Ia mengumpulkan air dan menyimpannya di tempat yang aman. Ditunggunya saat yang di sebut-sebut itu. Pada hari yang dipastikan itu, sungai-sungaiberhenti mengalir, sumur-sumur mengering. Melihat kejadian itu, orang yang menangkap makna peringatan itupun pergiketempat penyimpanan dan meminum airnya. Ketika dari tempat persembunyiannya itu ia menyaksikan air terjun kembali memuntahkan air, orang itu pun menggabungkan dirinya kembali dengan orang-orang lain. Ternyata mereka itu kini berpikir dan berbicara dengan cara sama sekali lain dari sebelumnya; mereka tidak ingat lagi apa yang pernah terjadi, juga tidak ingat sama sekali bahwa pernah mendapat peringatan.Ketika orang itu mencoba berbicara dengan mereka, ia menyadari bahwa ternyata mereka telah menganggapnya gila. Terhadapnya, mereka menunjukkan rasa benci atau kasihan, bukan pengertian. Mula-mula orang itu tidak mau minum air yang baru; setiap hariiapergi ke tempat persembunyiannya, minum air simpanannya. Tetapi, akhirnya ia memutuskan untuk meminum saja air baru itu; ia tidak tahan lagi menderita kesunyian hidup; tindakan dan
149

Orang itu bernama Nur. Ia memutuskan untuk berkelana dari satu negeri ke lain negeri, menunjukkan kepada rakyat banyak tentang penemuannya. Nur menyampaikan rahasianya itu kepada berbagai-bagai kelompok masyarakat.Beberapa di antaranya ada yang memanfaatkan pengetahuan itu. Yang lain mengusirnya, mengira bahwa ia mungkin berbahaya, sebelum mereka mempunyai waktu cukup untuk mengetahui betapa berharganya penemuan itu bagi mereka.Akhirnya, sekelompok orang yang menyaksikannya memamerkan cara pembuatan api menjadi begitu ketakutan sehingga mereka menangkapnya dan kemudian membunuhnya, yakin bahwa ia setan. Abad demi abad berlalu. Bangsa pertama yang belajar tentang api telah menyimpan rahasia itu untuk para pendeta, yang tetap berada dalam kekayaan dan kekuasaan, sementara rakyat kedinginan. Bangsa kedua melupakan cara itu, dan malah memuja alat-alat untuk membuatnya. Bangsa yang ketiga memuja patung yang menyerupai Nur, sebab ialah yang telah mengajarkan hal itu. Yang keempat tetap menyimpan kisah api dalam kumpulan dongengnya: ada yang percaya, ada yang tidak. Bangsa yang kelima benar-benar mempergunakanapi,danitubisa menghangatkan mereka,menanakmakananmereka,dan mempergunakannya untuk membuat alat-alat yang berguna bagi mereka. Setelah berpuluh-puluh tahun lamanya, seorang bijaksana dan beberapa pengikutnya mengadakan perjalanan melalui negeri-negeri bangsa-bangsa tadi. Para pengikut itu

150

tercengang melihat bermacam-macamnya upacara yang dilakukan bangsa-bangsa itu; dan mereka pun berkata kepada gurunya, "Tetapi semua kegiatan itu nyatanya berkaitan dengan pembuatan api, bukan yang lain. Kita harus mengubah mereka itu!" Sang Guru menjawab, "Baiklah. Kita akan memulai lagi perjalanan ini. Pada akhir perjalanan nanti, mereka yang masih bertahan akan mengetahui masalah kebenarannya dan bagaimana mendekatinya." Ketika mereka sampai pada bangsa yang pertama rombongan itu diterima dengan suka hati. Para pendeta mengundang mereka menghadiri upacara keagamaan, yakni pembuatan api. Ketika upacara selesai, dan bangsa itu sedang mengagumi apa yang mereka saksikan, guru itu berkata, "Apa ada yang ingin mengatakan sesuatu?" Pengikut pertama berkata, "Demi Kebenaran, saya merasa harus menyampaikan sesuatu kepada rakyat ini." "Kalau kau mau melakukannya atas tanggungan sendiri, silahkan saja," kata gurunya. Dan pengikut pertama itupun melangkah ke muka kehadapan pemimpin bangsa dan para pendeta itu, lalu katanya, "Aku bisa membuat keajaiban yang kalian katakan sebagai perwujudan kekuatan dewa itu. Kalau aku kerjakan hal itu, maukah kalian menerima kenyataan bahwa bertahun-tahun lamanya kalian telah tersesat?" Tetapi para pendeta itu berteriak, "Tangkap dia!" dan orang itu pun dibawa pergi, tak pernah muncul kembali. Para musafir itu melanjutkan perjalanan, dan sampai di negeri bangsa yang kedua dan memuja alat-alat pembuatan api. Ada lagi seorang pengikut yang memberanikan diri mencoba menyehatkan akal bangsa itu. Dengan izin gurunya ia berkata, "Saya mohon izin untuk berbicara kepada kalian semua sebagai bangsa yang berakal. Kalian memuja alat-alat untuk membuat sesuatu, dan bukan hasil pembuatan itu. Dengan demikian kalian menunda kegunaannya. Saya tahu kenyataan yang mendasari upacara ini." Bangsa itu terdiri dari orang-orang yang lebih berakal. Tetapi mereka berkata kepada pengikut kedua itu, "Saudara diterima baik sebagai musafir dan orang asing di antara kami. Tetapi, sebagai orang asing, yang tak mengenal sejarah dan adat kami, Saudara tak memahami apa yang kami kerjakan. Saudara berbuat kesalahan. Barangkali Saudara malah berusaha membuang atau mengganti agama kami. Karena itu kami tidak mau mendengarkan Saudara."

Para musafir itu pun melanjutkan perjalanan. Ketika mereka sarnpai ke negeri bangsa ke tiga, mereka menyaksikan di depan setiap rumah terpancang patung Nur, orang pertama yang membuat api. Pengikut ketiga berkata kepada pemimpin besar itu. "Patung itu melambangkan orang, yang melambangkan kemampuan, yang bisa di pergunakan." "Mungkin begitu," jawab para pemuja Nur, "tetapi yang bisa menembus rahasia sejati hanya beberapa orang saja." "Hanya bagi beberapa orang yang mau mengerti, bukan bagi mereka yang menolak menghadapi kenyataan," kata pengikut ketiga itu. "Itu bid'ah kepangkatan, dan berasal dari orang yang bahkan tak bisa mempergunakan bahasa kami secara benar, dan bukan pendeta yang ditahbiskan menurut adatkami," kata pendetapendetaitu.Dan pengikut darwis itupun bisa melanjutkan usahanya. Musafir itu melanjutkan perjalanannya, dan sampai di negeri bangsa keempat.Kini pengikut keempat maju ke depan kerumunan orang. "Kisah pembuatan api itu benar, dan saya tahu bagaimana melaksanakannya," katanya. Kekacauan timbul dalam bangsa itu, yang terpecah menjadi beberapa kelompok. Beberapa orang berkata, "Itu mungkin benar, dan kalau memang demikian, kita ingin mengetahui bagaimana cara membuat api." Ketika orang-orang ini diuji oleh Sang Guru dan pengikutnya, ternyata sebagian besar ingin bisa membuat api untuk kepentingan sendiri saja, dan tidak menyadari bahwa bisa bermanfaat bagi kemajuan kemanusiaan. Begitu dalamnya dongengdongeng keliru itu merasuk ke dalam pikiran orang-orang itu sehingga mereka yang mengira dirinya mewakili kebenaran sering merupakan orang-orang yang goyah, yang tidak akan juga membuat api bahkan setelah diberi tahu caranya. Ada kelompok lain yang berkata, "jelas dongeng itu tidak benar. Orang itu hanya berusaha membodohi kita, agar ia mendapat kedudukan di sini." Dan kelompok lain lagi berkata, "Kita lebih suka dongeng itu tetap saja begitu, sebab ialah menjadi dasar keutuhan bangsa kita. Kalau kita tinggalkan dongeng itu, dan kemudian ternyata penafsiran baru itu tak ada gunanya, apa jadinya dengan bangsa kita ini?" Dan masih banyak lagi pendapat di kalangan mereka. Rombongan itu pun bergerak lagi, sampai ke negeri bangsa yang kelima; di sana pembuatan api dilakukan sehari-hari, dan orang-orang juga sibuk melakukan hal-hal lain.

150

151

Sang Guru berkata kepada pengikut-pengikutnya, "Kalian harus belajar cara mengajar, sebab manusia tidak ingin diajar. Dan sebelumnya, kalian harus mengajar mereka bahwa masih ada saja hal yang harus dipelajari. Mereka membayangkan bahwa mereka siap belajar. Tetapi mereka ingin mempelajari apa yang mereka bayangkan harus dipelajari, bukan apa yang pertama-tama harus mereka pelajari. Kalau kalian telah mempelajari ini semua, kalian baru bisa mengatur cara mengajar. Pengetahuan tanpa kemampuan istimewa untuk mengajarkannya tidak sama dengan pengetahuan dan kemampuan." Catatan Untuk menjawab pertanyaan "Apakah orang barbar itu?" Ahmad al-Badawi (meninggal tahun 1276) berkata, "Seorang barbar adalah manusia yang daya pahamnya begitu tumpul sehingga ia mengira bisa mengerti dengan memikirkan atau merasakan sesuatu yang hanya dipahami lewat pengembangan dan penerapan terus-menerus terhadap usaha mencapai Tuhan. Manusia menertawakan Musa dan Yesus, atau karena mereka sangat tumpul, atau karena mereka telah menyembunyikan diri mereka sendiri apa yang dimaksudkan mereka itu ketika mereka berbicara dan bertindak." Menurut cerita darwis, ia dituduh menyebarkan Kristen dan orang Islam, tetapi ditolak oleh orang-orang Kristen karena menolak dogma Kristen lebih lanjut secara harafiah. Ia pendiri kaum Badawi Mesir.

"Inilahmimpiku,"kata yang pertama. "Aku berada di tempat-tempat yang tidak bisa digambarkan, begitu indah dan tenang.Aku berjumpa dengan seorang bijaksana yang mengatakan kepadaku, 'Kau berhak makan makanan itu, sebab kehidupan masa lampau dan masa depanmu berharga, dan pantas mendapat pujian." "Aneh sekali," kata musafir kedua. "Sebab dalam mimpiku, aku jelas-jelas melihat segala masa lampau dan masa depanku. Dalam masa depanku, kulihat seorang lelaki maha tahu, berkata, 'Kau berhak akan makanan itu lebih dari kawan-kawanmu, sebab kau lebih berpengetahuan dan lebih sabar. Kau harus cukup makan, sebab kau ditakdirkan untuk menjadi penuntun manusia." Musafir ketiga berkata, "Dalam mimpiku aku tak melihat apapun, tak berkata apapun. Aku merasakan suatu kekuatan yang memaksaku bangun, mencari roti dan air itu, lalu memakannya di situ juga. Nah, itulah yang kukerjakan semalam." Catatan Kisah ini salah sebuah yang dianggap merupakan karangan Syah Mohammad Gwath Syatari, yang meninggal tahun 1563. Ia menulis risalah terkenal, Lima Permata, yang menggambarkan cara pencapaian taraf lebih tinggi manusia dalam terminologi sihir dan tenaga gaib, yang didasarkan pada model-model kuno. Ia merupakan Guru yang telah melahirkan lebih dari empat belas Kaum dan sangat dihargai oleh Maharaja India, Humayun. Meskipun ia dipuja-puja beberapa kalangan sebagai orang suci, beberapa tulisannya dianggap oleh golongan pendeta sebagai menyalahi aturan suci, dan oleh karenanya mereka menuntutnya agar dihukum. Ia akhirnya dibebaskan dari tuduhan murtad, karena hal-hal yang dikatakan dalam keadaan pikiran yang istimewa tidak bisa dinilai dengan ukuran pengetahuan biasa. Makamnya di Gwalior, yang merupakan tempat ziarah Sufi yang sangat penting. Alur yang sama juga dipergunakan dalam kisah-kisah Kristen yang tersebar di kalangan pendeta pada abad pertengahan.

MIMPI DAN IRISAN ROTI Tiga orang musafir menjadi sahabat dalam suatu perjalanan yang jauh dan melelahkan; mereka bergembira dan berduka bersama, mengumpulkan kekuatan dan tenaga bersama. Setelah berhari-hari lamanya mereka menyadari bahwa yang mereka miliki tinggal sepotong roti dan seteguk air di kendi. Mereka pun bertengkar tentang siapa yang berhak memakan dan meminum bekal tersebut. Karena tidak berhasil mencapai persesuaian pendapat, akhirnya mereka memutuskan untuk membagi saja makanan dan minuman itu menjadi tiga. Namun, tetap saja mereka tidak sepakat. Malampun turun; salah seorang mengusulkan agar tidur saja. Kalau besok mereka bangun, orang yang telah mendapatkan mimpi yang paling menakjubkan akan menentukan apa yang harus dilakukan. Pagi berikutnya, ketiga musafir itu bangun ketika matahari terbit.

ORANG YANG MENYADARI KEMATIAN Konon, ada seorang raja darwis yang berangkat mengadakan perjalanan melalui laut. Ketika penumpang-penumpang lain memasuki perahu satu demi satu, mereka melihatnya dan sebagai lazimnya --merekapun meminta nasehat kepadanya. Apa yang dilakukan semua darwis tentu sama saja, yakni memberi tahu orang-orang itu hal yang itu-itu juga: darwis itu tampaknya mengulangi saja salah satu rumusan yang menjadi perhatian darwis sepanjang masa.

151

152

Rumusan itu adalah: "Cobalah menyadari maut, sampai kau tahu maut itu apa." Hanya beberapa penumpang saja yang secara khusus tertarik akan peringatan itu. Mendadak ada angin topan menderu. Anak kapal maupun penumpang semuanya berlutut, memohon agar Tuhan menyelamatkan perahunya. Mereka terdengar berteriak-teriak ketakutan, menyerah kepada nasib, meratap mengharapkan keselamatan. Selama itu sang darwis duduk tenang, merenung, sama sekali tidak memberikan reaksi terhadap gerak-gerik dan adegan yang ada disekelilingnya. Akhirnya suasana kacau itu pun berhenti, laut dan langit tenang, dan para penumpang menjadi sadar kini betapa tenang darwis itu selama peristiwa ribut-ribut itu berlangsung. Salahseorangbertanya kepadanya, "Apakah Tuan tidak menyadari bahwa pada waktu angin topan itu tak ada yang lebih kokoh daripada selembar papan, yang bisa memisahkan kita dari maut?" "Oh, tentu," jawab darwis itu. "Saya tahu, di laut selamanya begitu. Tetapi saya juga menyadari bahwa, kalau saya berada di darat dan merenungkannya, dalam peristiwa seharihari biasa, pemisah antara kita dan maut itu lebih rapuh lagi." Catatan Kisah ini ciptaan Bayazid dari Bistam, sebuah tempat disebelah selatan Laut Kaspia. Ia adalah salah seorang diantara Sufi Agung zaman lampau, dan meninggal pada paroh kedua abad kesembilan. Ayahnya seorang pengikut Zoroaster,dan ia menerima pendidikan kebatinannya di India. Karena gurunya, Abu-Ali dari Sind, tidak menguasai ritual Islam sepenuhnya, beberapa ahli beranggapan bahwa Abu-Ali beragama Hindu, dan bahwa Bayazid tentunya mempelajari metode mistik India. Tetapi tidak ada ahli yang berwewenang, diantara Sufi, yang mengikuti anggapan tersebut. Para pengikut Bayazid termasuk kaum Bistamia.

Kemudian ia menyadari bahwa, sebagai Darwis yang lebih teliti, ia mempunyai kewajiban untuk meluruskan ucapan orang itu. Mungkin orang itu tidak pernah mempunyai kesempatan mendapat bimbingan yang baik, dan karenanya telah berbuat sebaik-baiknya untuk menyesuaikan diri dengan gagasan yang ada di balik suara yang diucapkannya itu. Demikianlah Darwis yang pertama itu menyewa perahu dan pergi ke pulau di tengah-tengah arus sungai, tempat asal suara yang didengarnya tadi. Didapatinya orang itu duduk disebuah gubuk alang-alang, bergerak-gerak sangat sukar teratur mengikuti ungkapan yang diucapkannya itu. "Sahabat," kata darwis pertama, "Anda keliru mengucapkan ungkapan itu.Saya berkewajiban memberitahukan hal ini kepada Anda, sebab ada pahala bagi orang yang memberi dan menerima nasehat. Inilah ucapan yang benar." Lalu di beritahukannya ucapan itu. "Terima kasih," kata darwis yang lain itu dengan rendah hati. Darwis pertama turun ke perahunya lagi, sangat puas, sebab baru saja berbuat amal. Bagaimanapun, kalau orang bisa mengulang-ngulang ungkapan rahasia itu dengan benar, ada kemungkinan bisa berjalan diatas air. Hal itu memang belum pernah disaksikannya sendiri tetapi--berdasarkan alasan tertentu-darwis pertama itu ingin sekali bisa melakukannya. Kini ia tak mendengar lagi suara gubuk alang-aalang itu, namun ia yakin bahwa nasehatnya telah dilaksanakan sebaik-baiknya. Kemudian didengarnya kembali ucapan U-YA yang keliru itu ketika darwis yang di pulau tersebut mulai mengulang-ngulang ungkapannya. Ketika darwis pertama merenungkan hal itu, memikirkan betapa manusia memang suka bersikeras mempertahankan kekeliruan, tiba-tiba disaksikannya pandangan yang menakjubkan. Dari arah pulau itu, darwis kedua tadi tampak menuju perahunya, berjalan diatas air. Karena takjubnya, ia pun berhenti mendayung. Darwis keduapun mendekatinya, katanya, "Saudara, maaf saya mengganggu Anda. Saya datang untuk menanyakan cara yang benar untuk mengucapkan ungkapan yang Anda beritahukan kepada saya tadi; sulit benar rasanya mengingat-ingatnya." Catatan Dalam Bahasa Indonesia, hanya satu arti yang bisa diungkapkan oleh kisah ini. Dalam versi Arab sering dipergunakan kata-kata yang bunyinya sama tetapi berbeda arti (homonim) untuk menyatakan bahwa kata itu bisa dipergunakan untuk memperdalam kesadaran, disamping juga menunjukkan sesuatu yang nilainya dangkal.

ORANG YANG BERJALAN DI ATAS AIR Seorang darwis yang suka berpegang pada kaidah, yang berasal dari mazhab sangat saleh, pada suatu hari berjalan menyusur tepi sungai. Ia memusatkan perhatian pada pelbagai masalah moral dan ajaran, sebab itulah yang menjadi pokok perhatian pengajaran Sufi dalam mazhabnya. Iamenyamakanagama perasaan dengan pencarian Kebenaran mutlak. Tiba-tibarenungannyatergangguoleh teriakan keras: seseorang terdengar mengulang-ngulang suatu ungkapan darwis. "Tak ada gunanya itu," katanya kepada diri sendiri, "sebab orangitutelahsalah mengucapkannya. Seharusnya diucapkannya YA-HU, tapi dia mengucapkannya U-YA-HU."
152

153

Di samping terdapat dalam sastra masa kini yang populer di Timur, kisah ini juga didapati dalam naskah-naskah pelajaran darwis, beberapa diantaranya sangat penting. Versi ini berasal dan Kaum Asaaseen ('hakiki,' 'asli'), di Timur Dekat dan Tengah.

Tentu saja,kaum agamawan formal, dalam pelbagai keyakinannya tidak mengakui bahwa pilihan sederhana atas baik-buruk, ketegangan-kelonggaran, ganjaran-siksa hanyalah sekedar bagian-bagian suatu sistem lebih besar dari kesadaran diri.

PARA NELAYAN DAN RUMAH ORANG-ORANG YANG SAMPAI Imam Al-Ghazali mengisahkan suatu cerita dalam kehidupan Isa bin Maryam. Pada suatu hari Isa melihat orang-orang duduk bersedih di sebuah tembok, dipinggir jalan. Tanyanya, "Apa gerangan yang merundungmu semua?" Jawab mereka, "Kami menjadi seperti ini lantaran ketakutan kami menghadapi neraka." Isapun meneruskan perjalanannya, dan melihat sejumlah orang berkelompok berduka dalam berbagai gaya dipinggir jalan. Katanya, "Apa gerangan yang merundung kalian?"Mereka menjawab, "Keinginan akan sorga telah membuat kami semua begini." Isa pun melanjutkan perjalanannya, sampai ia bertemu dengan kelompok ketiga. Tampaknya orang-orang itu telah menderita amat sangat, tetapi wajah mereka bersinar bahagia. Isa bertanya, "Apa gerangan yang telah membuatmu begitu?" Mereka menjawab, "Semangat Kebenaran. Kami telah melihat kenyataan, dan hal itu telah menyebabkan kami melupakan tujuan-tujuan lain yang sepele." Isa berkata, "Orang-orang itu telah sampai. Pada Hari Perhitungan nanti, merekalah yang akan berada di Sisi Tuhan." Catatan Kisah Sufi tentang Yesus ini sering mengejutkan mereka yang percaya bahwa kemajuan rohaniah hanya tergantung pada pengolahan masalah ganjaran dan siksa. Para Sufi mengatakan bahwa hanya orang-orang tertentu bisa mengambil keuntungan dari pelibatan diri pada masalah untung atau rugi; dan bahwa hal ini mungkin hanya merupakan sebagian saja dari pengalaman orang-seorang. Mereka yang telah mempelajari pelbagai cara dan akibat keadaan dan pencekokan (conditioning and indoctrination) mungkin merasa sepakat dengan pandangan tersebut. Salah satu sifat para pelayan itu adalah pelupa. Sering mereka lupa, mengapa berada dalam rumah itu; demikianlah mereka menjalankan kewajibannya dengan mengulang-ngulang yang sudah dikerjakan. Tidak jarang pula mereka melakukan pekerjaan dengan cara yang sama sekali berbeda dengan yang telah diberitahukan kepada mereka. Hal itu terjadi karena mereka telah melupakan peran mereka di rumah itu. Konon, ketika pemilik rumah itu sedang bepergian jauh, muncullah sekelompok pelayan, yang berpikir bahwa merekalah yang memiliki rumah itu. Karena pengetahuan mereka itu terbatas pada dunia sehari-hari saja, mereka merasa berada dalam keadaan yang bertentangan. Misalnya saja, pernah mereka ingin menjual rumah, tetapi tidak bisa mendapatkan pembeli, karena memang tidak bisa mengurusnya. Pada waktu yang lain orangorang datang bermaksud membeli rumah itu, dan menanyakan tentang sertifikat tanah, tetapi karena para pelayan itu sama sekali tidak tahu menahu tentang akta, dianggapnya para calon pembeli itu main-main saja. Keadaan yang bertentangan itu juga dibuktikan oleh kenyataan bahwa persediaan untuk rumah senantiasa muncul "secara rahasia," dan perbekalan itu tidak cocok dengan anggapan bahwa para penghuni bertanggung jawab untuk seluruh rumah. Petunjuk-petunjuk untuk mengurus rumah itu telah ditinggalkan dalam kamar si empunya rumah--dengan maksud agar bisa diingat-ingat lagi. Tetapi setelah satu generasi, kamar itu menjadi begitu keramat sehingga tak ada seorangpun yang diperbolehkan memasukinya; dan kamar itu pun dianggap sebagai rahasia yang tak tertembus. Malahan,beberapa diantara pelayan itu beranggapan bahwa kamar itu sama sekali tak ada, meskipun mereka melihat pintunya. Namun, tentang pintu itu mereka memberikan penjelasan lain; sekedar hiasan dinding belaka. Begitulah keadaan para pelayan rumah tersebut, yang tidak mengambil alih rumah itu, tidak pula tetap setia kepada petunjuk semula. Catatan Pada zaman dahulu, ada seorang bijaksana dan baik hati, yang memiliki sebuah rumah besar. Dalam perjalanan hidupnya, ia sering pergi jauh beberapa waktu lamanya. Kalau ia sedang pergi, rumah itu diserahkan pemeliharaannya kepada para pelayan.

153

154

Konon, kisah ini sering sekali dipergunakan oleh syuhada Sufi Al-Hallaj, yang dihukum mati pada tahun 922 karena diduga mengatakan, "Akulah Kebenaran." Hallaj meninggalkansejumlahbesarmistik.Meskipun mengandung bahaya, banyak Sufi dalam waktu seribu tahun terakhir ini mengakui bahwa Hallaj adalah yang menerima pencerahan.

Dalam sekejap teriakan itu telah mencapai jalan pertama; dan orang-orang dewasa di kedua jalan itu begitu sedih dan khawatir (sebab masyarakat di kedua jalan itu masih saling berebut) sehinggamereka takut mengusut sebab-musabah kehebohan itu sampai tuntas. Seorang bijaksana berusaha bernalar dengan orang orang di keduajalan tersebut, menanyakan mengapa mereka tidak mengusut sebab-musababnya. Dalam keadaan begitu bingung untuk memahami yang dikatakannya sendiri, beberapa orang berucap, "Yang kami tahu, ada wabah di jalan sana." Kabar burung ini pun menyebar bagai kobaran api sehingga orang-orang di jalan ini beranggapan orang-orang di jalan yang lain tertimpa bencana; demikian pula sebaliknya. Ketika ketenangan kembali terasa, masing-masing masyarakat memutuskan untuk pindah saja demi keselamatan. Demikianlah, akhirnya kedua jalan di kota itu sama sekali ditinggalkan penghuninya. Kini, beberapa abad kemudian, kota itu masih ditinggalkan; tidak berapa jauh darinya terdapat dua buah desa. Masing-masingdesamempunyai kisahnya sendiri tentang bagaimana mula-mula rakyatnya mengadakan perpindahan dari sebuah kota yang tertimpa bencana, beruntung bisa melarikan diri dari malapetaka tak dikenal, pada masa yang jauh lampau. Catatan Dalam ajaran kejiwaannya, para Sufi menyatakan bahwa penyampaian pengetahuan secara biasa mudah menyebabkan kekeliruan karena adanya penambahan atau pengurangan dan ingatan yang salah; karenanya pengetahuan semacam itu tidak bisa dipergunakan sebagai pengganti persepsi langsung atas kenyataan. Kisah yang menggambarkan subyektivitas otak manusia ini dikutip dari buku pelajaran Asrar-i- Khilwatia 'Rahasia Para Pertapa,' karangan Syeh QalandarSyah,anggotaKaum Suhrawardi, yang meninggal tahun 1832. Makamnya di Lahore, Pakistan.

DI JALAN TEMPAT PEDAGANG WANGI-WANGIAN Seorang pengais sampah, yang sedang berjalan-jalan di tempat orangberjualan wangiwangian, tiba-tiba terjatuh seakan-akanmati.Orang-orang berusaha menghidupkannya kembali dengan bau-bauan wangi, namun keadaannya malah semakin parah. Akhirnya seorang bekas pengorek sampah datang; ia mengetahui keadaan itu. Ia mendekatkan sesuatu yang berbau busuk di hidung orang itu, yang segera saja segar kembali, teriaknya, "Nah, ini dia wangi-wangian!" Kamu harus mempersiapkan dirimu bagi keadaan peralihan, disana tidak ada apa pun yang sudah biasa kaukenal. Setelah mati, dirimu akan harus memberikan tanggapan terhadap rangsangan yang di dunia ini masih bisa kaucoba rasakan. Kalau kau tetap terikat pada beberapa hal yang kau kenal akrab, kau hanya akan sengsara, seperti halnya si pengorek sampah yang keadaannya menjadi gawat ditempat para penjual wangi-wangian. Catatan Kisah perumpamaan ini jelas sekalimaknanya.Ghazali mempergunakannya dalam Alkemia Kebahagiaan pada abad kesebelas untuk menggarisbawahi ajaran Sufi, bahwa hanya beberapa saja diantara benda-benda yang kita kenal ini yang memiliki pertalian dengan "dimensi lain."

PENYUSUNAN SEJARAH Konon, ada sebuah kota yang terdiri dari dua jalan yang sejajar. Seorang darwis berjalan lewat salah satu jalan itu, dan ketika ia mencapai jalan yang satu lagi, orang-orang melihat matanya berlinang air mata. "Ada yang meninggal di jalan sebelah itu!" teriak seseorang. Anak-anak yang di sekitar itupun segera mendengar teriakan tersebut. Yang sebenarnya terjadi adalah bahwa darwis itu telah mengupas bawang.

PETI KUNO NURI BEY Nuri Bey adalah seorang Albania yang suka tepekur dan disegani, yang beristrikan wanita jauh lebih muda dari dirinya. Suatu malam, ketika ia pulang lebih awal dan biasanya seorang pelayan yang setia menghadapnya dan berkata, "Istri Tuan berkelakuan mencurigakan.

154

155

Ia berada di kamarnya dengan sebuah peti besar, cukup besar untuk menyimpan orang; peti itu dulu milik kakek Tuan. Mestinya peti itu hanya berisi beberapa sulaman kuno.

Istambul,' diterbitkan di Amerika Serikat tahun 1916 dan 1922.

SI TOLOL, SI BIJAK, DAN KENDI Hamba yakin, kini didalamnya terdapat lebih dari sekedar sulaman. Dan hamba, yang sejak dulu menjaganya, kini tidak diperbolehkan membukanya." Nuri pergi kekamar istrinya, dan mendapatkannya duduk murung disamping peti kayu besar itu. "Boleh aku melihat isi kotak itu?" tanya suaminya "Karena kecurigaan pelayan, atau karena Tuan tidak lagi mempercayai saya?" "Bukankah lebih mudah membukanya saja, tanpa harus memasalahkan kaitan maksudnya?" "Tidak bisa." Karena terhibur dan ingin mendengar seluruh ceritanya, orang bijaksana itu bertanya. "Apa terkunci?" "Karena kendi itu telah di curi, kenapa kau berikan kepadaku pegangannya?" "Ya" "Di mana kuncinya?" Istrinya menunjukkan kunci itu, "Pecat pelayan itu, nanti saya berikan kunci itu kepada Tuan." Pelayan itu dipecat. Wanita itu menyerahkan kunci dan iapun berlalu, tentu dengan pikiran kacau. Nuri Bey berpikir lama. Kemudian dipanggilnya empat orang tukang kebunnya. Malam itu mereka bersama-sama mengangkat peti itu jauh ke ujung kebun, lalu menguburnya. Masalah itu tidak pernah disebut-sebut lagi. Catatan Kisah yang menggelitik ini, yang berulang kali dikatakan memiliki arti dalam di samping nasehatnya yang jelas, merupakan sebagian dari naskah para darwis pengembara, yang pengayom sucinya adalah Yusuf dari Andalusia pada abad ketiga belas. Di Turki, jumlah mereka itu sangat banyak. Kisah ini, dalam versi yang lebih dikembangkan, menyusup ke Bahasa Inggris melalui karya H.G. Dwight, Stambul Nights 'Malam-malam
155

Seorang tolol merupakan panggilan bagi orang biasa, yang senantiasa salah menafsirkan apa yang terjadi atasnya, apa yang dikerjakannya, atau apa yang dilakukan orang lain. Ia melakukan semuanya itu begitu meyakinkan sehingga bagi dirinya dan orang-orang semacamnya segi kehidupan dan pemikiran yang luas tampak masuk akal dan benar. Seorang tolol semacam itu pada suatu hari disuruh membawa kendi menemui seorang bijaksana untuk meminta anggur. Di tengahjalan,karenakecerobohannyaSiTololitu membenturkan kendinya ke batu, dan pecah. Ketika ia sampai dirumah orang bijaksana itu, ia memberikan pegangan kendinya, katanya, "Tuan Anu menyuruh saya memberikan kendi ini kepada Tuan, tetapi di tengah jalan ia dicuri batu."

"Saya tidak setolol yang disangka orang," kata Si Tolol itu, "oleh karena saya membawa pegangan kendi ini untuk membuktikan kebenaran ceritaku." Catatan Suatu pokok pembicaraan yang banyak beredar di kalangan guru darwis adalah bahwa kemanusiaan umumnya tidak bisa membedakan suatu kecenderungan tersembunyi di balik peristiwa-peristiwa, yang mestinya memungkinkannya memanfaatkannya sepenuh-penuhnya. Mereka yang mampu melihat kecenderungan itu disebut Sang Bijaksana, sementara orang kebanyakan disebut "tidur," atau di panggil Si Tolol. Kisah ini, yang dalam Bahasa Inggris dikutip oleh Kolonel Wilberforce Clarke (Diwan-iHafiz) merupakan salah satu contoh khas. Dengan menyerap ajaran itu lewat tokoh dan kisah yang dilebih-lebihkan, orang-orang tertentu mampu benar-benar "memekakan" diri untuk menangkap kecenderungan tersembunyi itu. Kutipan ini berasal dari kumpulan kisah Sufi yang dikerjakan oleh Pir-i-do-Sara, "Yang mengenakan Jubah Bertambal" yang meninggal tahun 1790 dan dimakamkan di Mazar-iSharif, Turkestan.

156

SULTAN YANG MENJADI ORANG BUANGAN Seorang Sultan Mesir konon mengumpulkan orang orang terpelajar, dan seperti biasanya timbullah pertengkaran. Pokok masalahnya adalah Mikraj Nabi Muhammad. Dikatakan, pada kesempatan tersebut Nabi diambil dari tempat tidurnya, dibawa ke langit. Selama waktu itu ia menyaksikan sorga neraka, berbicara dengan Tuhan sembilan puluh ribu kali, mengalami pelbagai kejadian laindan dikembalikan ke kamarnya sementara tempat tidurnya masih hangat. Kendi air yang terguling karena tersentuh Nabi waktu berangkat, airnya masih belum habis ketika Nabi turun kembali. Beberapa orang berpendapat bahwa hal itu benar, sebab ukuran waktu disini dan di sana berbeda. Namun Sultan menganggapnya tidak masuk akal. Para ulama cendikia itu semuanya mengatakan bahwa segala hal bisa saja terjadi karena kehendak Tuhan. Hal itu tidak memuaskan raja. Berita perbedaan pendapat itu akhirnya didengar oleh Sufi Syeh Shahabuddin, yang segera saja menghadap raja. Sultan menunjukkan kerendahan hati terhadap sang guru yang berkata, "Saya bermaksud segera saja mengadakan pembuktian. Ketahuilah bahwa kedua tafsiran itu keliru, dan bahwa ada faktor-faktor yang bisa ditunjukkan, yang menjelaskan cerita itu tanpa harus mendasarkan pada perkiraan ngawur atau akal, yang dangkal dan terbatas." Di ruang pertemuan itu terdapat empat jendela. Sang Syeh memerintahkan agar yang sebuah dibuka. Sultan melihat keluar melalui jendela itu. Di pegunungan nunjauh disana terlihat olehnya sejumlah besar perajurit menyerang, bagaikan semut banyaknya, menuju ke istana. Sang Sultan sangat ketakutan. "Lupakan saja, tak ada apa-apa," kata Syeh itu. Ia menutup jendela itu lalu membukanya kembali. Kali ini tak ada seorang perajurit pun yang tampak. Ketika ia membuka jendela yang lain, kota yang di luar tampak terbakar. Sultan berteriak ketakutan. "Jangan bingung, Sultan; tak ada apa-apa," kata Syeh itu. Ketika pintu itu ditutup lalu dibuka kembali, tak ada api sama sekali. Ketikajendelaketigadibuka, terlihat banjir besar mendekati istana. Kemudian ternyata lagi bahwa banjir itu tak ada. Jendela keempat dibuka, dan yang tampak bukan padang pasir seperti biasanya, tetapi sebuah taman firdaus. Dan setelah jendela tertutup lagi, lalu dibuka, pemandangan itu tak ada.
156

Kemudian Syeh meminta seember air, dan meminta Sultan memasukkan kepalanya dalam air sesaat saja Segera setelah Sultan melakukan itu, ia merasa berada di sebuah pantai yang sepi, di tempat yang sama sekali tak dikenalnya, karena kekuatan gaib Syeh itu. Sultan marah sekali dan ingin membalas dendam. Segera saja Sultan bertemu dengan beberapa orang penebang kayu yang menanyakan siapa dirinya. Karena sulit menjelaskan siapa dia sebenarnya, Sultan mengatakan bahwa ia terdampar di pantai itu karena kapalnya pecah. Mereka memberinya pakaian, dan iapun berjalan ke sebuah kota. Di kota itu ada seorang tukang besi yang melihatnya gelandangan, dan bertanya siapa dia sebenarnya. Sultan menjawab bahwa ia seorang pedagang yang terdampar, hidupnya tergantung pada kebaikan hati penebang kayu, dan tanpa mata pencarian. Orang itu kemudian menjelaskan tentang kebiasaan kota tersebut. Semua pendatang baru boleh meminang wanita yang pertama ditemuinya, meninggalkan tempat mandi, dan dengan syarat si wanita itu harus menerimanya. Sultan itupun lalu pergi ke tempat mandi umum, dan di lihatnya seorang gadis cantik keluar dari tempat itu. Ia bertanya apa gadis itu sudah kawin: ternyata sudah. Jadi ia harus menanyakan yang berikutnya, yang wajahnya sangat buruk. Dan yang berikutnya lagi. Yang ke empat sungguh-sungguh molek. Katanya ia belum kawin, tetapi ditolaknya Sultan karena tubuh dan bajunya yang tak karuan. Tiba-tiba ada seorang lelaki berdiri didepan Sultan katanya, "Aku disuruh ke mari menjemput seorang yang kusut di sini Ayo, ikut aku." Sultanpun mengikuti pelayan itu, dan dibawa kesebuah rumah yang sangat indah. Ia pun duduk di salah satu ruangannya yang megah berjam-jam lamanya. Akhirnya empat wanita cantik dan berpakaian indah-indah masuk, mengantarkan wanita kelima yang lebih cantik lagi. Sultan mengenal wanita itu sebagai wanita terakhir yang ditemuinya di rumah mandi umum tadi. Wanita itu memberinya selamat datang dan mengatakan bahwa ia telah bergegas pulang untuk menyiapkan kedatangannya, dan bahwa penolakannya tadi itu sebenarnya sekedar merupakan basa-basi saja, yang dilakukan oleh setiap wanita apabila berada di jalan. Kemudian menyusul makanan yang lezat. Jubah yang sangat indah disiapkan untuk Sultan, dan musik yang merdu pun diperdengarkan. Sultan tinggal selama tujuh tahun bersama istrinya itu: sampai ia menghambur-hamburkan habis warisan istrinya. Kemudian wanita itu mengatakan bahwa kini Sultanlah yang harus menanggung hidup keduanya bersama ketujuh anaknya.

157

Ingat pada sahabatnya yang pertama di kota itu, Sultan pun kembali menemui tukang besi untuk meminta nasehat. Karena Sultan tidak memiliki kemampuan apapun untuk bekerja, ia disarankan pergi ke pasar menjadi kuli. Dalam sehari, meskipun ia telah mengangkat beban yang sangat berat, ia hanya bisa mendapatkan sepersepuluh dari uang yang dibutuhkannya untuk menghidupi keluarganya. Hari berikutnya Sultan pergi ke pantai, dan ia sampai di tempat pertama kali dulu ia muncul di sini, tujuh tahun yang lalu. Ia pun memutuskan untuk sembahyang, dan mengambil air wudhu: dan pada saat itu pula mendadak ia berada kembali di istananya, bersama-sama dengan Syeh itu dan segenap pegawai keratonnya. "Tujuh tahun dalam pengasingan, hai orang jahat" teriak Sultan. "Tujuh tahun, menghidupi keluarga, dan harus menjadi kuli: Apakah kau tidak takut kepada Tuhan, Sang Maha Kuasa, hingga berani melakukan hal itu terhadapku?" "Tetapi kejadian itu hanya sesaat," kata guru Sufi tersebut, "yakni waktu Baginda mencelupkan wajah ke air itu." Para pegawai keraton membenarkan hal itu. Sultan sama sekali tidak bisa mempercayai sepatah katapun. Ia segera saja memerintahkan memenggal kepala Syeh itu. Karena merasa bahwa hal itu akan terjadi?Syehpun menunjukkan kemampuannya dalam Ilmu Gaib (Ilm el-Ghaibat). Iapun segera lenyap dari istana tiba-tiba berada di Damaskus, yang jaraknya berhari-hari dari istana itu. Dari kota itu ia menulis surat kepada Sultan: "Tujuh tahun berlalu bagi tuan, seperti yang telah tuan rasakan sendiri; padahal hanya sesaat saja wajah tuan tercelupdiair. Hal tersebut terjadi karena adanya kekuatan-kekuatan tertentu, yang hanya dimaksudkan untuk membuktikan apa yang bisa terjadi. Bukankah menurut kisah itu, tempat tidur Nabi masih hangat dan kendi air itu belum habis isinya? Yang penting bukanlah terjadi atau tidaknya peristiwa itu. Segalanya mungkin terjadi. Namun, yang penting adalah makna kenyataan itu. Dalam hal tuan, tak ada makna sama sekali. Dalam hal Nabi, peristiwa itu mengandung makna." Catatan Dinyatakan, setiap ayat dalam Quran memiliki tujuh arti, keadaan pcmbaca atau pendengarnya. masing-masing sesuai untuk

Kisah ini, seperti macam lain yang banyak beredar di kalangan Sufi, menekankan nasehat Muhammad, "Berbicaralah kepada setiap orang sesuai dengan taraf pemahamannya." Metode Sufi, menurut Ibrahim Khawas, adalah: "Tunjukkan hal yang tak diketahui sesuai dengan cara-cara yang 'diketahui' khalayak." Versi ini berasal dari naskah bernama Hu-Nama "Buku Hu" dalam kumpulan Nawab Sardhana, bertahun 1596.

SI PEMURAH Ada seorang kaya dan murah hati yang tinggal di Bokhara. Karena ia memiliki pangkat tinggi dalam hirarki yang tak kelihatan, ia dikenal sebagai Pemimpin Dunia. Ia membuat satu syarat bagi hadiah yang dibagikannya. Setiap hari diberikannya emas kepada segolongan masyarakat --yang sakit, yang janda, dan selanjutnya. Namun tak diberikannya apapun kepada yang membuka mulut. Tidak semua orang bisa berdiam diri. Pada suatu hari tibalah giliran para hakim menerima hadiah. Salah seorang diantara mereka itu tidak bisa menahan diri mengajukan permohonan sebaikbaiknya. Ia tidak diberi apapun. Tetapi itu bukan usaha terakhir. Hari berikutnya, para cacat diberi hadiah, dan iapun purapura patah anggota badannya. Tetapi Sang Pemimpin mengenalnya, dan ia pun tak mendapatkan apa-apa. Hari berikutnya lagi ia kembali menyamar, menutupi wajahnya, di antara golongan masyarakat yang berbeda. Lagi-lagi ia dikenali, dan diusir. Berulang kali ia mencoba, bahkan pernah menyamar sebagai wanita: namun semuanya tanpa hasil. Akhirnya hakim ini bertemu dengan seorang pengurus jenazah dan memintanya untuk membungkus dirinya dengan kain kafan. "Kalau Sang Pemimpin lewat, mungkin ia nanti menganggapku mayat. Ia mungkin melemparkan uang untuk ongkos penguburanku dan kau nanti kuberi bagian." Dilaksanakanlah hal itu. Sekeping uang emas dilemparkan oleh Pemimpin ke bungkusan kafan itu. Hakim itupun menangkapnya, khawatir kalau pengurus jenazah itu menangkapnya
157

158

lebih dahulu. Kemudian berkatalah ia kepada pemurah itu, "Kau telah mengingkari hadiah untukku. Catat bagaimana aku telah mendapatkannya!" "Tak ada yang bisa kau dapatkan dariku," jawab orang murah hati itu, "sampai kau mati." Itulah makna kalimat rahasia 'orang harus mati sebelum ia mati.' Hadiah itu datang setelah 'kematian,' dan tidak sebelumnya. Dan bahkan 'kematian' inipun tak mungkin ada tanpa pertolongan." Catatan Kisah ini, yang dikutip dari Mathnawi, karya Rumi, sudah jelas dengan sendirinya. Para darwis mempergunakannya untuk menekankan bahwa meskipun anugerah bisa "digaet" oleh Si Cerdik, kemampuan ('emas') yang diambil secara baik-baik dari seorang guru seperti Si Pemurah dari Bokhara itu memiliki kekuatan yang melampaui ujud luarnya. Itulah nilai yang sukar dipahami mengenai Berkah.

Meskipun ia mula-mula sepenuhnya menyerahkan dirinya kepada kekuatan gaib dan yakin bahwa ia akan mampu memahaminya kalau kekuatan gaib itu mula bekerja di tempat itu, Yunus segera menyadari bahwa renungan saja tidak akan banyak membantunya di medan yang tidak biasa ini. Ia berbaring di tepi sungai, dan menghabiskan seluruh hari memperhatikan alam, mengintai ikan di sungai, dan bersembahyang. Satu demi satu lewatlah orang-orang kaya dan berkuasa, disertai pengiring yang naik kuda bagus-bagus; terdengar kelinting pakaian kuda menandakan keyakinan jalan yang ditempuhnya, dan mendengar salam orang-orang itu karena mereka melihat ikat kepala yang dikenakannya. Kelompok-kelompok penziarah beristirahat dan mengunyah kue kering dan keju, dan air liurnya pun semakin mengucur membayangkan makanan yang paling sederhana. "Ini hanya ujian, dan semua akan segera berlalu," pikir Yunus, ketika ia selesai mengerjakan sembahyang Isya, dan memulai tepekurnya menurut cara yang pernahdiajarkan kepadanya oleh seorang darwis yang memiliki pandangan tajam dan luhur dalam mencapai tujuan. Malam pun berlalu.

SANTAPAN DARI SORGA Yunus, putra Adam, pada suatu saat memutuskan untuk tidak sekedar menyerahkan hidupnya pada nasib, tetapi mencari cara dan alasan penyediaan kebutuhan manusia. "Aku manusia," katanya kepada dirinya sendiri. "Sebagai manusia aku mendapat sebagian dari kebutuhan dunia, setiap hari. Bagian itu aku dapat karena usahaku sendiri, didukung oleh usaha orang lain juga. Dengan menyederhanakan proses ini, aku akan mencari tahu bagaimana cara makanan mencapai manusia, dan belajar sesuatu mengenai bagaimana dan mengapanya. Daripada hidup di dunia kacau-balau ini, dimana makanan dan kebutuhan lain jelas datang melalui masyarakat, aku akan menyerahkan diriku kepada Penguasa langsung yang memerintah segalanya. Pengemis hidup lewat perantara: Lelaki dan wanita yang pemurah, yang merelakan sebagian hartanya berdasarkan desakan hati yang tidak sepenuhpenuhnya. Mereka melakukan itu karena telah dididik berbuat demikian. Aku tidak mau menerima sumbangan yang tidak langsung itu." Selesai berbicara sendiri itu, iapun berjalan ke tempat terpencil, menyerahkan dirinya kepada bantuan kekuatan gaib dengan keyakinan yang sama seperti ketika ia menyerahkan dirinya kepada bantuan yang kasat mata, yakni ketika ia dulu menjadi guru di sebuah sekolah. Ia pun jatuh tertidur, yakin bahwa Allah akan mengurus kebutuhannya sebaik-baiknya, sama seperti burung-burung dan binatang lain mendapatkan keperluannya di dunia mereka sendiri. Waktu subuh, kicau burung membangunkannya, dan anak Adam itu mula-mula berbaring saja,menantimunculnyamakanan.

Dan Yunus sedang duduk menatap berkas-berkas sinar matahari yang patah-patah terpantul di Sungai Tigris yang agung, ketika lima jam sesudah subuh, pada hari kedua, tampak olehnya sesuatu menyembul-nyembul di antara alang-alang. Barang itu ternyata sebuah bungkusan daun yang diikat dengan serabut kelapa. Yunus, anak Adam, terjun ke sungai dan mengambil benda aneh itu. Beratnya sekitar setengah kilogram.Ketika dibukanya pengikat itu, bau yang sedap menyerang lubang hidungnya. Yunus mendapat halwa Bagdad. Halwa makanan itu, dibuat dari cairan buah badam, air mawar madu, dan kacang - dan pelbagai bahan lain yang berharga - oleh karenanya sangat digemari karena rasanya yang enak dan khasiatnya yang tinggi bagi kesehatan. Putri-putri cantik penghuni harem menggigit-gigitnya karena rasanya yang enak; para prajurit membawanya ke medan perang karena bisa menimbulkan ketahanan tubuh. Ia pun bisa dipergunakan untuk mengobati seratus penyakit. "Keyakinanku terbukti!" kata Yunus. "Dan kinitinggal mengujinya. Jika ada halwa yang sebesar ini, atau makanan yang sama, diantarkan kepadaku lewat sungai ini setiap hari, atau pada waktu-waktu yang teratur, aku akan mengetahui cara yang ditempuholeh Sang Pemelihara untuk memberi makanan padaku. Dan sesudah itu aku bisa menggunakan akalku untuk mencari sumbernya." Tiga hari berturut-turut sesudah itu, pada jam-jam yang tepat sama, sebungkus halwa terapung menuju ke tempat Yunus.

158

159

Ia berkeyakinan kuat bahwa hal itu merupakan penemuan yang maha penting. Kita sederhanakan saja keadan kita, dan Alam terus menjalankan tugasnya dengan cara yang kirakira sama. Hal itu saja melupakan penemuan yang dirasanyaharus disebarkan ke seluruh dunia. Bukankah sudah dikatakan, "Kalau kau mengetahui sesuatu, ajarkan itu." Namun kemudian disadarinya bahwa ia tidak mengetahui, ia baru mengalami. Langkah berikutnya yang harus ditempuh adalah mengikuti jalan halwa itu mudik sampai ia mencapai sumbemya. Tentu ia nanti tidak hanya mengetahui asal usulnya, tetapi juga cara bagaimana makanan itu sengaja disediakan untuk dimakannya. Berhari-hari lamanya Yunus mengikuti alur sungai setiap hari secara teratur tetapi pada waktu yang semakin lama semakin awal halwa itu muncul, dan Yunus memakannya. Akhirnya Yunus melihat bahwa sungai itu bukannya tambah sempit di udik, tetapi malah melebar. Di tengah-tengah sungai yang luas itu terdapat sebidang tanah yang amat subur. Di tanah itu berdiri sebuah istana yang kokoh namun indah. Dari sanalah, pikirnya, makanan itu berasal. Ketika ia sedang memikirkan langkah berikutnya Yunus melihat seorang darwis yang tinggi dan kusut, yang rambutnya kusut bagaikan pertapa dan pakaiannya bertambal warna-warni, berdiri dihadapannya. "Salam, Bapak," kata Yunus. "Salam, huuu!" jawab pertapa itu keras. "Apa pula urusanmu disini?" "Saya melakukan suatu penyelidikan suci," anak Adam itu menjelaskan, "dan saya harus mencapai benteng di seberang itu untuk menyempurnakannya. Barangkali Bapak mengetahui akal agar saya bisa kesana?" "Karena tampaknya kau tak mengetahui apa-apa tentang benda itu, walaupun aku sendiri menaruh minat padanya," kata pertapa itu, "akan kuberi tahu juga kau tentangya. Pertama-tama, putri seorang raja tinggal di sana, dalam tawanan dan pembuangan, dijaga oleh sejumlah dayang-dayang jelita, memang enak, tetapi terbatas juga geraknya. Sang Putri tidak bisa melarikan diri sebab lelaki yang menangkap dan memenjarakannya disana karena Sang Putrimenolak lamarannya telah mendirikan rintangan-rintangan yang kokoh tak terlampaui, yang tak tampak oleh mata. Kau harus mengungguli rintangan-rintangan itu agar bisa memasuki benteng dan mencapai tujuanmu." "Bapak bisa menolong saya?" "Aku sendiri sedang akan memulai perjalanan khusus demi pengabdian. Tetapi, kukatakan padamu rahasia sepatah kata, Wazifa, yang kalau memang sesuai untuk itu akan membantumu mengumpulkan kekuatan gaib para Jin berbudi, makhluk api, yakni satu159

satunya makhluk yang dapat mengungguli kekuatan sihir yang telah mengunci benteng tersebut. Semoga kau selamat." Dan pertapa itupun pergi, setelah mengucapkan suara-suara aneh berulang-ulang dan bergerak tangkas dan cekatan, sangat mengagumkan mengingat sosoknya yang patut dimuliakan itu. Berhari-hari lamanya Yunus duduk latihan dan memperhatikan munculnya halwa. Kemudian, pada suatu malam ketika sedang disaksikannya matahari bersinar-sinar di menara benteng, tampak olehnya pemandangan yang aneh. Disana, berkilauan dalamkeindahan sorgawi, berdirilah seorang gadis yang tentunya putri yang dikisahkan itu. Beberapa saat lamanya ia berdiri menyaksikan matahari, dan kemudian menjatuhkan sesuatu ke ombak yang mengalun jauh di bawah kakinya yang dijatuhkannya itu adalah halwa. Nah, ternyata itulah sumber langsung karunianya. "Sumber Makanan Sorga!" teriak Yunus. Kini ia merasa berada diambang kebenaran. Kapanpun nanti, Pemimpin Jin, yang dipanggil-panggilnya lewat wazifa darwis, tentu datang, dan akan dapatlah ia mencapai benteng, putri, dan kebenaran itu. Tidak berapa lama sesudah pikiran itu melintas di benaknya, ia merasa dirinya terbawa terbang melewati langit yang tampaknya seperti kerajaan dongeng, penuh dengan rumahrumah yang indah mengagumkan. Ia memasuki salah satu diantaranya, dan disana berdiri seorang makhluk bagai manusia, yang sebenarnya bukan manusia: tampaknya masih muda, namun bijaksana, dan jelas sudah sangat tua. "Hamba," kata makhluk itu, "adalah Pemimpin Jin, dan hamba telah membawa Tuan kemari sesuai dengan permintaan Tuan melalui Nama Agung yang telah diberikan kepada Tuan oleh Sang Darwis Agung. Apa yang bisa hamba lakukan untuk Tuan?" "O Pemimpin Jin yang perkasa," kata Yunus gemetar, "aku Pencari Kebenaran,dan jawaban bagi pencarianku itu hanya bisa aku dapatkan di dalam benteng yang mempesona di dekat tempatku berdiri ketika kau memanggilku ke mari. Berilah aku kekuatan untuk memasuki benteng itu dan untuk berbicara kepada putri yang terkurung di sana." "Permohonan dikabulkan!" kata Sang Pemimpin Jin. "Tetapi ketahuilah, orang mendapatkan jawaban bagi pertanyaannya sesuai dengan kemampuannya memahami dan persiapannya sendiri." "Kebenaran tetap kebenaran," kata Yunus, "dan aku akan mendapatkannya, apa pun juga ujudnya nanti. Berikan anugerah itu." Segera saja Yunus dikirim cepat-cepat dalam keadaan tak kelihatan (dengan kekuatan sihir Jin), dikawal oleh sekelompok Jin kecil-kecil sebagai pembantunya, yang oleh Pemimpinnya diberi tugas mempergunakan kepandaian khususnya untuk membantu manusia yang sedang mencari kebenaran itu. Ditangan Yunus ada sebuah batu cermin khusus yang menurut petunjuk Pemimpinnya diberikan tugas mempergunakan kepandaian khususnya untuk membantu manusia yang sedang mencari kebenaran itu. Di tangan Yunus ada sebuah batu cermin khusus yang

160

menurut petunjuk Pemimpin Jin harus diarahkan ke benteng untuk melihat rintanganrintangan yang tak kelihatan. Lewat batu itulah anak Adam mengetahui bahwa benteng tersebut di jaga oleh sederet raksasa, tak tampak tetapi mengerikan, yang menghantam siapapun yang mendekat. Jin-jin pembantu yang ahli dalam tugas khusus berhasil menyingkirkan mereka. Berikutnya Yunus melihat ada semacam jala atau jaring yang tak kelihatan, yang menutupi seluruh benteng itu. Itu pun bisa disingkirkan oleh Jin-jin yang memiliki kecerdikan untuk melaksanakan tugasnya. Akhirnya ada seonggokan batu besar yang tak kelihatan yang ternyata memenuhi jarak antara benteng dan tepi sungai. Batu-batu itu dibongkar semua oleh kelompok Jin tersebut, yang setelah menjalankan tugas-tugasnya, memberi salam lalu pergi secepat kilat ke tempat asalnya. Yunus menyaksikan ada sebuah jembatan yang dengan kekuatan gaib, muncul dari dasar sungai sehingga ia bisa berjalan sampai ke benteng itu dengan tetap kaki kering. Seorang pengawal gerbang langsung membawanya menghadap Sang Putri, yang kini bahkan tampak lebih elok lagi dari pada dulu ketika pertama kali tampak. "Kamisangatberterima kasih pada Tuan karena telah menghancurkan rintangan yang mengurus benteng ini," kata putri itu. "Dan sekarang saya bisa pulang ke ayah dan ingin sekali memberi hadiah Tuan yang telah bersusah-payah selama ini. Katakan, sebut apa saja, dan saya akan memberikannya kepada Tuan." "Mutiara tiada tara," kata Yunus, "hanya ada satu hal yang saya cari, yakni kebenaran. Karena sudah merupakan kewajiban siapa pun yang memiliki kebenaran untuk memberikan kepada siapapun yang bisa memanfaatkannya, saya memohon dengan sangat, Yang Mulia, agar memberikan kebenaran yang sangat saya butuhkan." "Katakan,dan kebenaran yang bisa saya berikan, akan sepenuhnya menjadi milik Tuan." "Baiklah, Yang Mulia. Bagaimana, dan atas perintah apa Makanan Sorga, yakni halwa yang setiap harinya Tuan Putri berikan kepada saya itu, diaturpengirimannyasecara demikian?" "Yunus, anak Adam," kata Sang Putri, "halwa, begitu nama yang kauberikan, yang saya lemparkan setiap hari itu sebenarnya tak lain sisa-sisa bahan perias yang saya gosok setelah saya mandi air susu keledai." "Akhirnya saya memahami," kata Yunus, "bahwa pengertian manusia sesuai dengan syarat kemampuannya untuk mengerti. Bagi Tuan Putri, itu merupakan sisa bahan perias. Bagi saya, Makanan Sorga." Catatan Menurut Halqawi (penulis kisah ini), hanya beberapa kisah Sufi yang bisa dibaca oleh siapapun waktu kapanpun, dan tetap bisa memberikan perbaikan "kesadaran batin."
160

"Hampir semua yang lain," katanya, "tergantung pada di mana, kapan,dan bagaimana kisahkisah itu dipelajari. Demikianlah, kebanyakan orang akan menemukan hal-hal yang mereka harapkan: hiburan, teka-teki, ibarat." Yunus, anak Adam, adalah orang Suriah, meninggal tahun 1670. Ia memiliki kekuatan penyembuhan yang luar biasa dan juga seorang penemu.

SANG RAJA DAN ANAK MISKIN Sendirian saja, orang tidak akan bisa menempuh jalan dalam perjalanan batinnya. Kau tidak usah mencoba menempuhnya sendirian, sebab harus ada pembimbingmu. Yang kita sebut raja adalah pembimbing, dan anak miskin itu Si Pencari. Dikisahkan, Raja Mahmud dan tentaranya terpisah. Ketika sedang mengendarai kudanya kencang-kencang, dilihatnya seorang anak lelaki kecil berada di tepi sungai. Anak itu telah menebarkan jalanya ke sungai dan tampaknya sangat murung. "Anakku," kata Sang Raja, "kenapa kau murung? Tak pernah kulihat orang semurung kau itu." Anak lelaki itu menjawab, "Hamba salah seorang dari tujuh bersaudara yang tidak berayah lagi. Kami hidup bersama ibu kami dalam kemelaratan dan tanpa bantuan siapapun. Hamba datang kemari setiap hari, memasang jala mencari ikan, agar ada yang dimakan setiap malam. Kalau hamba tak menangkap seekor ikanpun pada siang hari, malamnya kami tak punya apa-apa." "Anakku," kata Sang Raja, "bolehkah aku membantumu?" Anak itu setuju, dan Rajapun melemparkan jala yang, karena sentuhan kewibawaannya, menghasilkan seratus ikan." Catatan Oleh orang-orang yang belum luas pengetahuannya, sistem metafisika sering dikira sebagai menolak nilai "benda duniawi" atau, sebaliknya, menjanjikan melimpahnya keuntungan kebendaan. Namun, dalam Sufisme "hal-hal baik" yang dicapai tidak selalu kiasan atau sama sekali harafiah. Kisah perumpamaan ini berasal dari Faridudin Attar, dicantumkannya dalam Parlemen Burung, dan dipergunakan dalam pengertian baik harafiah maupun perlambangan. Menurut para darwis; seseorang bisa mendapatkan kekayaan kebendaan dengan jalan Sufi,

161

apabila hal itu demi keuntungan Jalan dan juga dirinya sendiri. Disamping itu, ia pun akan mendapatkan kepuasan rohani sesuai dengan kemampuannya mempergunakan hal itu dengan cara yang benar.

pukulan yang sangat kuat. Lalu ia berbaring lagi, langsung tidur. Sang Sufi kembali ketempat tidurnya semula, berbaring lalu memanggil Raksasa. "O Raksasa, guamu ini sangat menyenangkan, tetapi aku baru saja digigit nyamuk tujuh kali. Kau harus menyingkirkan nyamuk itu."

RAKSASA DAN SUFI Seorang ahli sufi yang sedang mengadakan perjalanan lewat sebuah perbukitan yang terpencil tiba-tiba berhadapan dengan raksasa--setan tinggi besar, yang akan menghancurkannya. Sufi itu berkata, "Baik, silahkan mencobanya; tetapi aku bisa mengalahkanmu, sebab aku sangat perkasa dalam pelbagai hal, lebih dari yang kau bayangkan." "Omong kosong," kata Raksasa. "Kau ahli Sufi, yang terpikat pada masalah rohani. Kau tak akan bisa mengalahkan aku, sebab aku memiliki kekuatan badaniah, aku tiga puluh kali lebih besar darimu." "Kalau kau menginginkan uji kekuatan," kata Sufi, "ambil batu ini dan perahlah air darinya." Ia memungut sebutir batu kecil lalu memberikannya kepada Si Setan. Setelah berusaha sekuat tenaga, Raksasa itu menyerah. "Tak mungkin; tak ada air dalam batu ini. Coba tunjukkan kalau memang ada airnya." Dalam keremang-remangan, Sang Sufi mengambil batu itu, juga mengambil sebutir telur dari kantungnya, lalu memerah keduanya, meletakkan tangannya di atas tangan Raksasa. Sang Raksasa sangat terkesan; sebab orang memang suka terkesan oleh hal-hal yang tidak dipahami, dan menghargainya tinggi-tinggi, lebih tinggi dari yang seharusnya mereka berikan. "Aku harus memikirkan hal ini," katanya. "Mari kuajak kau ke guaku, dan akan kujamu kau malam ini. "Sang Sufi mengikutinya masuk ke sebuah gua yang sangat besar, penuh dengan barang-barang milik para pengembara tersesat yang sudah dibunuh, benar-benar merupakan gua Aladin. "Berbaringlah disebelahku, dan tidurlah," kata Si Setan, "besok aku akan rnemberikan keputusan." Iapun membaringkan dirinya dan segera tertidur. Sang Sufi, yang secara naluri mengetahui adanya bahaya pengkhianatan, segera merasa harus bangkit dan menyembunyikan diri ditempat yang agak jauh dari Raksasa. Itu dilakukannya sesudah mengatur tempat pembaringannya tadi, agar seolah-olah nampak ia masih tidur disamping Si Raksasa Tidak lama setelah ia pindah tempat itu, Si Raksasa pun bangun. Ia mengambil sebuah batang pohon, menghajar Ahli Sufi yang dikiranya masih tidur disebelahnya itu dengan tujuh

Hal ini tentu saja sangat mengejutkan Raksasa sehingga ia tidak berani lagi menyerang Sang Sufi. Bagaimanapun, kalau seorang telah dipukul tujuh kali dengan sebuah batang pohon oleh Raksasa yang menggunakan tenaga sekuat-kuatnya... Paginya, Si Raksasa memberikan kantong kulit lembu kepada Sang Sufi, katanya, "Ambil air untuk makan pagi, agar kita bisa membuat teh." Sang Sufi tidak mengambil kantong itu (yang begitu besar sehingga diangkatpun sulit), tetapi pergi menuju ke sebuah sungai kecil untuk menggali saluran air kecil ke arah gua. Si Raksasa menjadi haus, "Kenapa tak kau bawa air?" "Sabar, Sobat, saya sedang membuat saluran tetap menuju mulut gua, agar nantinya kau tak usah membawa-bawa kantong berat itu untuk mengambil air." Tetapi Raksasa itu terlalu haus dan tak sabar menanti. Diambilnya kantong kulit itu, lalu ia menuju ke sungai mengisinya dengan air. Ketika teh sudah tersedia, ia meminum beberapa galon, dan pikirannya mulai menjadi agak jernih. "Kalau kau memang kuat --dan kau memang telah membuktikannya-- kenapa tak bisa kau gali saluran itu secara cepat, tetapi sejengkal demi sejengkal?" "Sebab," kata Sang Sufi, "tak ada hal yang sungguh-sungguh berharga bisa dikerjakan tanpa penggunaan tenaga sesedikit mungkin. Setiap hal menuntut penggunaan tenaga sendirisendiri; dan saya menggunakan tenaga sesedikit mungkin untuk menggali saluran. Disamping itu, aku tahu bahwa kau begitu terbiasa menggunakan kantong kulit itu sehingga tidak bisa meninggalkan kebiasaanmu." Catatan Kisah ini sering terdengar di warung-warung di Asia Tengah, dan menyerupai cerita rakyat di Eropa pada abad pertengahan. Versi ini berasal dari suatu Majmua (kumpulan kisah darwis) yang aslinya ditulis oleh Hikayati pada abad kesebelas, menurut kolofon, tetapi dalam bentuknya yang kita baca ini ia berasal dari abad ke enam belas.

SI TOLOL DAN UNTA YANG SEDANG MAKAN RUMPUT Seorang Tolol memperhatikan seekor unta yang sedang makan rumput. Katanya kepada binatang itu, "Tampangmu mencong. Kenapa begitu?"

161

162

Unta menjawab, "Dalam menilai kesan yang timbul,kau mengaitkan kesalahan dengan hal yang mewujudkan bentuk. Hati-hatilah terhadap hal itu! Jangan menganggap wajahku yang buruk sebagai suatu kesalahan. Pergi kau menjauh dariku, ambil jalan lintas. Tampangku mengandung arti tertentu, punya alasan tertentu. Busur memerlukan yang lurus dan yang bengkok, pegangannya dan talinya." Orang tolol, enyahlah: "Pemahaman keledai sesuai dengan sifat keledai." Catatan Maulana Majdud, yang dikenal sebagai Hakim Sanai, Sang Bijak Yang Gilang Gemilang dari Ghaznas menghasilkan banyak karangan mengenai tak bisa dipercayanya kesan subyektif dan penilaian bersyarat. Salah satu petuahnya adalah, "Pada cermin rusak dalam fikiranmu, bidadari bisa tampak mempunyai wajah setan." Kisah perumpamaan itu dipetik dari Taman Kebenaran yang Berpagar, yang ditulis sekitar tahun 1130.

Selama itu, orang tersebut selalu berusaha melepaskan diri, tangisnya, "Apa dosaku, hai kemanusiaan, sehingga aku kau siksa begini kejam?" Akhirnya, ketika ia hampir lemas, dan sore hari tiba, lelaki itu jatuh ke tanah dan memuntahkan buah apel, air, dan ular tadi. Ketika diketahuinya apa yang telah dimuntahkannya, ia memahami apa yang telah terjadi, dan mohon maaf kepada Si Penunggang Kuda. Ini syaratnya. Dalam membaca kisah ini, jangan mengelirukan sejarah untuk ibarat, atau ibarat untuk sejarah. Mereka yang dianugerahi pengetahuan memiliki kewajiban. Mereka yang tidak berpengetahuan, tidak memiliki apapun di balik apa yang bisa mereka terka-terka. Orang yang di tolong itu mengatakan, "Kalau tadi kau mengatakan hal itu, tentu saya terima perlakuanmu itu dengan rasa terima kasih." Si Penunggang Kuda menjawab, "Kalau tadi kukatakan hal itu, tentu kau tidak percaya Atau kau menjadi kejang ketakutan. Atau kau lari pontang-panting. Atau malah tidur lagi." Sambil memacu kudanya, orang yang diliputi rahasia itu segera berlalu. Catatan Salim Abdali (1700-1765) menyebabkan para Sufi menerima caci-maki dari pada cerdikcendekia yang sebelumnya tak pernah terjadi karena pernyataannya bahwa seorang Sufi ulung bisa mengetahui ketidakberesan seseorang, dan mungkin harus bertindak cepat dan dengan cara yang tampaknya bertentangan dengan seharusnya dilakukan untuk menolong orang itu, dan oleh karenanya bisa menimbulkan kemarahan orang-orang yang sebenarnya tidak mengetahui apa yang ia lakukan Kisah ini dikutip oleh Abdali dari Rumi. Bahkan kini, mungkin tidak banyak orang mau menerima pernyataan yang tersirat dalam kisah ini. Namun, pernyataan semacam itu telah diterima oleh semuaSufi,dalam bentuk yang berbeda-beda. Dalam komentarnya terhadap hal ini, guru Sufi Haidar Gul hanya mengatakan, ada batas tertentu, yang apabila dilanggar menyebabkan keburukan bagi manusia, yakni menyembunyikan kebenaran hanya agar tidak menyinggung perasaan mereka yang dipikirannya tertutup."

SI PENUNGGANG KUDA DAN ULAR Ada sebuah pepatah yang mengatakan, "sangkalan"orang berpengetahuan lebih berharga daripada, "dukungan" si bodoh. Aku, Salim Abdali, bersaksi bahwa hal itu benar dalam jangkauan pengalaman yang lebih agung, juga benar dalam taraf pengalaman yang lebih rendah. Hal ini terwujud dalam kebiasaan Sang Bijak, yang telah menurunkan kisah Si Penunggang Kuda dan Ular. Seorang Penunggang kuda, dari suatu tempat yang aman, melihat ada seekor ular menyusup ke dalam tenggorokan seseorang lagi tidur. Penunggang kuda itu menyadari bahwa apabila orang itu dibiarkannya terus tidur, tentulah racun ular tersebut akan mematikannya

ORANG YANG MUDAH NAIK DARAH Oleh karena itu ia mencambuk Si Tidur sampai terbangun. Karena mendesaknya waktu, ia pun memaksa orang itu pergi ketempat yang terdapat sejumlah buah apel yang busuk, dan memaksanya memakan buah-buah busuk itu. Setelah itu, Si PenunggangKuda,memaksanya minum air sungai sebanyak-banyaknya. Setelah bertahun-tahun lamanya, seorang yang sangat mudah marah menyadari bahwa ia sering mendapat kesulitan karena sifatnya itu.

162

163

Pada suatu hari ia mendengar tentang seorang darwis yang berpengetahuan dalam; iapun menemuinya untuk mendapatkan nasehat. Darwis itu berkata, "Pergilah ke perempatan anu. Di sana kau akan menemukan sebatang pohon mati. Berdirilah di bawahnya dan berikan air kepada siapapun yang lewat di depanmu." Orang itu pun menjalankan nasehat tersebut. Hari demi hari berlalu, dan ia pun dikenal baik sebagai orang yang mengikuti sesuatu latihan kebaikan hati dan pengendalian diri, di bawah perintah seorang yang berpengetahuan sangat dalam. Pada suatu hari ada seorang lewat bergegas; ia membuang mukanya ketika ditawari air, dan meneruskan perjalanannya. Orang yang mudah naik darah itu pun memanggilnya berulang kali, "Hai, balas salamku! Minum air yang kusediakan ini, yang kubagikan untuk musafir!" Namun, tak ada jawaban. Karena sifatnya yang dulu, orang pertama itu tidak bisa lagi menguasai dirinya. Ia ambil senjatanya, yang digantungkannya dipohon mati itu; dibidiknya pengelana yang tak peduli itu, dan ditembaknya. Pengelana itupun roboh, mati. Pada saat peluru menyusup ke tubuh orang itu, pohon mati tersebut, bagaikan keajaiban, tibatiba penuh dengan bunga. Orang yang baru saja terbunuh itu seorang pembunuh; ia sedang dalam perjalanan untuk melaksanakan kejahatan yang paling mengerikan selama perjalanan hidupnya yang panjang. Nah, ada dua macam penasehat. Yang pertama adalah penasehat yang memberi tahu tentang apa yang harus dilakukan sesuai dengan aturan-aturan yang pasti, yang diulang-ulang secara teratur. Macam yang kedua adalah Manusia Pengetahuan. Mereka yang bertemu dengan Manusia Pengetahuan akan meminta nasehat moral, dan menganggapnya sebagai moralis. Namun yang diabdinya adalah Kebenaran, bukan harapan-harapan saleh. Catatan Guru Darwis yang digambarkan dalam kisah ini konon adalah Najamudin Kubra, salah seorang yang paling agung di antara para ulama Sufi. Ia mendirikan Mazhab Kubrawi 'Persaudaraan Lebih Besar' yang sangat mirip dengan Mazhab yang kemudian didirikan oleh Santo Fransiskus. Seperti Santo Asisi, Najamudin dikenal memiliki kekuasaan gaib atas binatang. Najamudin adalah salah seorang di antara enam ratus ribu orang yang mati ketika Khwarizm di Asia Tengah dihancurkan pada tahun 1221. Konon, Jengis Khan Si Mongol Agung

bersedia menolong jiwanya jika Najamudin mau menyerahkan diri, karena Sang Kaisar mengetahui kemampuan istimewa Sang Darwis. Tetapi Najamudin tetap berada di antara para pembela kota itu dan kemudian ditemukan di antara korban perang tersebut. Karena telah mengetahui akan datangnya mala petaka itu, Najamudin menyuruh pergi semua pengikutnya ke tempat aman beberapa waktu sebelum munculnya gerombolan Mongol tersebut.

ORANG-ORANG BUTA DAN GAJAH Di seberang Ghor ada sebuah kota. Semua penduduknya buta. Seorang raja dengan pengikutnya lewat dekat kota itu; ia membawa tentara dan memasang tenda di gurun. Ia mempunyai seekor gajah perkasa, yang dipergunakannya untuk berperang dan menimbulkan ketakjuban rakyat. Penduduk kota itu ingin sekali melihat gajah tersebut, dan beberapa di antara orang-orang buta itupun berlari-lari bagaikan badut-badut tolol berusaha mendekatinya. Karena sama sekali tidak mengetahui bentuk dan ujud gajah, merekapun meraba-raba sekenanya, mencoba membayangkan gajah dengan menyentuh bagian tubuhnya. Masing-masing berpikir telah mengetahui sesuatu, sebab telah menyentuh bagian tubuh tertentu. Ketika mereka kembali ke tengah-tengah kaumnya, orang-orang pun berkerumun di sekeliling mereka. Orang-orang itu keliru mencari tahu tentang kebenaran dari rekanrekannya sendiri yang sebenarnya telah tersesat. Kerumunan orang itu bertanya tentang bentuk dan ujud gajah: dan mendengarkan segala yang diberitahukan kepada mereka. Orang yang tangannya menyentuh telinga gajah ditanya tentang bentuk gajah. Jawabnya, "Gajah itu lebar, kasar, besar, dan luas, seperti babut." Dan orang yang meraba belalainya berkata, "Saya tahu keadaan sebenarnya. Gajah itu bagai pipa lurus dan kosong, dahsyat dan suka menghancurkan." Orang yang menyentuh kakinya berkata, "Gajah itu perkasa kokoh, bagaikan tiang." Masing-masing telah meraba satu bagian saja. Masing-masing telah keliru menangkapnya. Tidak ada pikiran yang mengetahui segala: pengetahuan bukanlah sahabat Si Buta. Semuanya membayangkan sesuatu, yang sama sekali keliru.

163

164

Makhluk tidak mengetahui perihal ketuhanan. Tak ada Jalan dalam pengetahuan ini yang bisa ditempuh dengan kemampuan biasa. Catatan Kisah ini terkenal dalam versi Rumi "Gajah dalam Rumah Gelap," yang dimuat dalam Matnawi. Guru Rumi, hakim Sanai, menyodorkan versi ini dalam buku pertama yang dianggap klasik di kalangan Sufi, Taman Kebenaran yang Berpagar. Ia meninggal tahun 1150. Kedua kisah itu merupakan penyampaian cara pemikiran yang sama,yangmenuruttradisi, telah dipergunakan oleh guru-guru Sufi selama berabad-abad.

Namun, ada orang lain, yang juga bijaksana, yang berada diantara kerumunan itu, berteriak, "Sementara kalian berdua dan para pengikutmu terbuai dalam perasaan kecilmu, saling bicara tentang hal-hal yang diandaikan, ada hal-hal yang sesungguh-sungguh nyata baru saja terjadi." "Apa itu?" tanya kerumunan orang itu. "Tak ada seorangpun yang tergoda oleh sepatu itu. Tak ada orang yang tak tergoda oleh sepatu itu. Si pendosa yang diandaikan itu tak pernah lewat. Namun, seseorang yang sama sekali lain telah memasuki masjid, seseorang yang tak memiliki sepatu yang tak memikirkan akan meninggalkannya di luar pintu atau membawanya ke dalam. Tak ada seorangpun yang memperhatikan perilakunya. Ia tidak menyadari akibat yang di timbulkannya terhadap orang-orang yang melihatnya atau tak melihatnya. Namun, karena ketulusannya yang mendalam, doa-doanya di masjid hari ini secara langsung membantu meringankan orangorang yang mungkin sunguh-sungguh mencuri atau tidak jadi mencuri atau memperbaiki diri sendiri karena menghadapi godaan." Apakah belum juga kau ketahui bahwa sekedar perilaku yang sepenuhnya disadari, betapapun berharganya dalam pengertiannya sendiri, merupakan hal yang takberarti apabila diketahui bahwa sesungguhnya ada orang-orang yang sungguh-sungguh, bijaksana? Catatan Kisah ini, yang berasal dari ajaran Kaum Khilwati, didirikan oleh Khilwati yang meninggal tahun 1397, sering sekali dikuti. Pokok pikirannya, yang tersebar luas di kalangan darwis, adalah keyakinan bahwa mereka yang telah mengembangkan nilai-nilai batiniyah memiliki pengaruh yang jauh lebih besar terhadap masyarakat daripada mereka yang berusaha bertindak berdasarkan alasan moral saja. Yang pertama disebut "Manusia Tindakan yang Sebenar-benarnya," yang kedua "Mereka yang Tak Tahu namun seolah-olah Tahu! "

MEMBAWA SEPATU Dua orang saleh dan terhormat pergi ke masjid bersama-sama. Yang pertama melepas sepatunya, lalu meletakkannya rapi-rapi di luar pintu. Yang kedua melepaskan sepatunya, menangkupkan di kedua solnya, lalu membawanya masuk masjid. Sekelompok orang-orang saleh lain, yang duduk di dekat pintu masjid. Terdengar pembicaraan tentang kedua orang yang baru masuk tadi; yang mana diantara keduanya yang benar. "Jika orang masuk mesjid telanjang kaki, bukankah sebaiknya meninggalkan saja sepatunya di luar?" tanya seseorang. Seorang yang lain menyambung, "Tetapi tidakkah kita harus mempertimbangkan bahwa orang yang membawa sepatunya ke masjid itu selalu ingat akan dirinya?" Ketika dua orang saleh itu selesai sembahyang, mereka ditanyai secara terpisah tentang masalah itu oleh kedua kelompok yang tadi berbeda pendapat. Orang pertama menjawab, "Saya meninggalkan sepatu di luar masjid atas alasan biasa. Jika seandainya ada orang yang ingin mencurinya, ia akan berusaha untuk menahan dirinya agar tidak melakukan tindakan haram itu, dengan demikian ia pun telah mendapatkan kebaikan bagi dirinya sendiri. "Pendengarnya sangat terkesan oleh ucapan orang yang saleh itu, yang menganggap harta miliknya tak begitu berharga, sehingga diserahkan begitu saja kepada nasib yang mungkin menimpanya. Pada saat yang sama, orang kedua berkata, "Saya membawa sepatu saya ke masjid karena apabila saya tinggalkan di luar, mungkin akan menimbulkan dorongan untuk mencurinya. Siapa pun yang tak bisa menahan dorongan ini tentulah melibatkanku dalam dosanya." Pendengarnya sangat terkesan olehpernyataanyang saleh itu dan memuji kedalaman pikirannya.
164

CARA MENANGKAP KERA Konon, ada seekor kera yang sangat suka makan buah ceri. Pada suatu hari ia melihat ceri yang menerbitkan liur. Iapun turun dari pohon untuk memetiknya. Tetapi ternyata buah itu berada dalam sebuah botol gelas yang sangat bening. Setelah beberapa kali dicoba, kera itu mengetahui bahwa ia bisa memasukkan tangannya, ia mengepalkannya untuk memegang buah ceri itu. Namun, kemudian disadarinya bahwa tangannya yang terkepal itu tidak bisa ditariknya ke luar karena ternyata lebih besar dari leher botol. Itu semua memang disengaja; buah ceri tersebut dipasang oleh seorang pemburu kera yang mengetahui cara berpikir kera.

165

Si Pemburu mendengar rengekan kera, datang mendekat dan kerapun berusaha melarikan diri. Tetapi karena, menurut pikiran kera, tangannya lekat ke botol iapun tidak bisa lari kencang. Namun, begitu pikirnya, ia masih menggenggam buah ceri itu. Si Pemburupun menangkapnya. Sesaat kemudian siku kera itupun dipukulnya sehingga genggamannya mengendor. Kera itu bebas dari botol, tetapi ia tertangkap. Si Pemburu telah mempergunakan ceri dan botol. dan kini kedua benda itupun masih menjadi miliknya. Catatan Kisah ini adalah salah satu kisah-kisah dalam kumpulan yang disebut Buku Amu Daria Sungai Amu atau Jihun di Asia Tengah dikenal dalam peta modern sebagai Oxus. Bagi mereka yang berfiikiran harafiah, agak membingungkan bahwa kata itu merupakan istilah untuk bahan-bahan tertentu seperti kisah ini, dan juga untuk kelompok tanpa nama guru-guru keliling yang pusat kegiatannya di dekat Aubshaur, di pegunungan Hindukush, Afganistan. Versi ini diceritakan oleh Khwaja Ali Ramitani, yang meninggal tahun 1306.

165

Das könnte Ihnen auch gefallen