Sie sind auf Seite 1von 22

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesungguhnya, Aqdah Islmyah yang murni lagi suci, yang digali dari al-Kitb dan as-
Sunnah, memiliki kedudukan yang tinggi lagi teratas di dalam agama, bahkan kedudukannya
bagaikan kedudukan suatu pondasi bagi bangunan, bagaikan kedudukan hati terhadap jasad dan
kedudukan akar bagi pohon.
Allh Tal berfirman :
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. (QS Ibrhm :
24).
Jadi, perkara aqidah ini merupakan perkara yang sangat besar, kedudukannya tinggi dan
statusnya mulia. Perkaranya tertanam di dalam jiwa dan terpendam di dalam hati pemiliknya,
sehingga dari aqidah-lah mereka beranjak dan condong kepadanya serta demi aqidah pula-lah
mereka membela. Begitu tingginya kedudukan aqidah di dalam jiwa dan hati mereka, sehingga
menyebabkan hati menjadi mantap dan jiwa menjadi kokoh. Hal ini membuahkan dan
membentuk perangai yang baik, manhaj yang lurus, kesempurnaan di dalam amalan, ketekunan
di dalam ketaatan dan ibadah, dan menetapi perintah Allh Tabroka wa Tal. Setiap kali
aqdah ini semakin kokoh tertanam di dalam jiwa dan semakin mantap terpendam di dalam hati
mereka, pada
saat itulah aqidah akan membawa mereka kepada setiap kebaikan dan mendorong mereka kepada
segenap keberhasilan, kebaikan dan keistiqomahan.
Allah menciptakan manusia dengan seindah-indahnya dan selengkaplengkapnya dibanding
dengan makhluk/ ciptaan lainnya. Kemudian Allah bimbing mereka dengan mengutus, para
Rasut-Nya (Menurut hadits yang disampaikan Abu Dzar bahwa jumlah para Nabi sebanyak
124.000 semuanya menyerukan kepada Tauhid (dikeluarkan oleh AI-Bukhari di At-Tarikhul
Kabir 51447 dan Ahmad di A(-Musnad 5/178-179). Sementara dari jalan sahabat Abu Umamah
disebutkan bahwa jumlah para Rasul 313 (dikeluarkan oleh Ibnu Hibban di Al-Maurid 2085 dan
2

Thabrani di AI-Mu'jamul Kabir 8/139)) agar mereka berjalan sesuai dengan kehendak Sang
Pencipta melalui wahyu yang dibawa oleh Sang Rasul. Namun ada yang menerima disebut
mu'min ada pula yang menolaknya disebut kafir serta ada yang ragu-ragu disebut Munafik yang
merupakan bagian dari kekafiran. Begitu pentingnya Aqidah ini sehingga Nabi Muhammad,
penutup para Nabi dan Rasul membimbing umatnya selama 13 tahun ketika berada di Mekkah
pada bagian ini, karena aqidah adalah landasan semua tindakan. Dia dalam tubuh manusia seperti
kepalanya. Maka apabila suatu ummat sudah rusak, bagian yang harus direhabilitisi adalah
kepalanya lebih dahulu. Disinilah pentingnya aqidah ini. Apalagi ini menyangkut kebahagiaan
dan keberhasilan dunia dan akherat. Dialah kunci menuju surga.
Aqidah secara bahasa berarti sesuatu yang mengikat. Pada keyakinan manusia adalah suatu
keyakinan yang mengikat hatinya dari segala keraguan. Aqidah menurut terminologi syarat
(agama) yaitu keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Para Rasul, Hari Akherat,
dan keimanan kepada takdir Allah baik dan buruknya. lni disebut Rukun Iman.
Dalam syarat Islam terdiri dua pangkal utama. Pertama : Aqidah yaitu keyakinan pada
rukun iman itu, letaknya di hati dan tidak ada kaitannya dengan cara-cara perbuatan (ibadah).
Bagian ini disebut pokok atau asas. Kedua : Perbuatan yaitu cara-cara amal atau ibadah seperti
sholat, puasa, zakat, dan seluruh bentuk ibadah disebut sebagai cabang. Nilai perbuatan ini baik
buruknya atau diterima atau tidaknya bergantung yang pertama. Makanya syarat diterimanya
ibadah itu ada dua, pertama : ikhlas karena Allah SWT yaitu berdasarkan aqidah islamiyah yang
benar. Kedua : Mengerjakan ibadahnya sesuai dengan petunjuk Rasululiah SAW. ini disebut
amal sholeh. Ibadah yang memenuhi satu syarat saja, umpamanya ikhlas saja tidak mengikuti
petunjuk Rasuluflah SAW tertolak atau mengikuti Rasuiullah SAW saja tapi tidak ikhlas, karena
faktor manusia, umpamanya, maka amal tersebut tertolak. Sampai benar-benar memenuhi dua
kriteria itu. Inilah makna yang terkandung dalam AI-Qur'an surah AI-Kahfii 110 yang artinya :
~ .E^^) 4^ O=E 7Uu1g)`
-/EONC O) .E^^ 7_) O)
/g4 W }E 4p~E W-ON_O4C 47.g
gO)4O Eu4OU 1E44N w)U= 4
3

')O;+C jEE14lg) gO)4O -4
^-
"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan. seorangpun dialam
beribadah kepada Tuhannya.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan hal hal sebagai berikut :
1. Apakah pengertian Aqidah itu ?
2. Apakah macam macam Aqidah ?
3. Bagaimana Peranan Aqidah dalam kehidupan sehari- hari ?
4. Bagaimana cara mengantisipasi bahaya penyimpangan Aqidah ?
5. Manakah Dalil dalil dalam Al- Quran tentang Aqidah ?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas maka kita dapat mengambil tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari aqidah
2. Untuk mengetahui macam macam Aqidah
3. Untuk mengetahui Peranan Akidah dalam kehidupan sehari - hari
4. Untuk mengetahui penyimpangan aqidah saat ini
5. Menjelaskan dalil dalil tentang Aqidah



4



D. Manfaat Mempelajari Aqidah
Karena Aqidah Islamiyah bersumber dari Allah yang mutlak, maka kesempurnaannya tidak
diragukan lagi. Berbeda dengan filsafat yang merupakan karya manusia, tentu banyak
kelemahannya. Makanya seorang mu'min harus yakin kebenaran Aqidah lslamiyah sebagai poros
dari segala pola laku dan tindakannya yang akan menjamin kebahagiannya dunia akherat. Dan
merupakan keserasian antara ruh dan jasad, antara siang dan malam, antara burni dan langit dan
antara ibadah dan adat serta antara dunia dan akherat. Faedah yang akan diperoleh orang yang
menguasai Aqidah lslamiyah adalah :
1. Membebaskan dirinya dari ubudiyah/ penghambaan kepada selain Allah, baik bentuknya
kekuasaan, harta, pimpinan maupun lainnya.
2. Membentuk pribadi yang seimbang yaitu selalu kepada Allah baik dalam keadaan suka
maupun duka.
3. Dia merasa aman dari berbagai macam rasa takut dan cemas. Takut kepada kurang rizki,
terhadap jiwa, harta, keluarga, jin dan seluruh manusia termasuk takut mati. Sehingga dia
penuh tawakkal kepad Allah (outer focus of control).
4. Aqidah memberikan kekuatan kepada jiwa , sekokoh gunung. Dia hanya berharap kepada
Allah dan ridho terhadap segala ketentuan Allah.
Aqidah Islamiyah adalah asas persaudaraan / ukhuwah dan persamaan. Tidak beda antara
miskin dan kaya, antara pinter dan bodoh, antar pejabat dan rakyat jelata, antara kulit putih dan
hitam dan antara Arab dan bukan, kecuali takwanya disisi Allah SWT.


5



BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqidah
`Aqidah menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al`aqdu tautsiiquyang berarti
ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya
mengokahkan {menetapkan}, dan ar-rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan kuat.
Sedangkan menurut istiiah (terminalogi}: `aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang
tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Jadi, `Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah
dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid [2] dan taat kepada-Nya, beriman kepada
Malaikat-malaikat-Nya. Rasulrasulnya kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan
mengimanai seluruh apa apa yang telah shahih tentang Prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin),
perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi Ijman' (konsensus) dari Salafush
Shalih, serta seturuh berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang
telah datetapkan menurut A!-Qur'an dan AsSunnah yang shahih serta ijma' Salafush Shalih.
"Dan barang siapa yang menta ati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-
sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat Allah, yaitu: Nabi-nabi , para shiddiqin,
orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang
sebaik-baiknya (QS. An-Nisa':69)
B. Macam - macam Aqidah
Walaupun masalah qadha' dan qadar menjadi ajang perselisihan di kalangan umat Islam,
tetapi Allah telah membukakan hati para hambaNya yang beriman, yaitu para Salaf Shalih yang
6

mereka itu senantiasa rnenempuh jalan kebenaran dalam pemahaman dan pendapat. Menurut
mereka qadha' dan qadar adalah termasuk Rububiyah Allah atas makhlukNya. Maka masalah ini
termasuk ke dalam salah satu di antara tiga macam tauhid menurut pembagian ulama:
Pertama: Tauhid AI-Uluhiyyah, ialah mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah
hanya kepada Allah dan karenaNya semata.
Kedua: Tauhid Ar-Rububiyyah, ialah rnengesakan Allah dalam perbuatanNya, yakni
mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang Mencipta, menguasai dan mengatur alam
semesta ini.
Ketiga: Tauhid Al-Asma' was-Sifat, ialah mengesakan Allah dalam asma dan sifatNya.
Artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah Subhanahu wa Ta'a(a.
dafam dzat, asma maupun sifat.
Iman kepada qadar adalah termasuk tauhid ar-rububiyah. oleh karena itu Imam Ahmad
berkata: "Qadar adalah kekuasaan Allah". Karena, tak syak lagi, qadar (takdir) termasuk qudrat
dan kekuasaanNya yang menyeluruh. Di samping itu, qadar adalah rahasia Allah yang
tersembunyi, tak ada seorangpun yang dapat mengetahui kecuali Dia, tertulis pada Lauh
Mahfuzh dan tak ada seorarangpun yang dapat melihatnya. Kita tidak tahu takdir baik atau buruk
yang telah ditentukan untuk kita maupun untuk makhluk lainnya, kecuali setelah terjadi atau
berdasarkan nash yang benar
Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang tersebut di atas dan tidak ada istitah Tauhid
Mulkiyah ataupun Tauhid Hakimiyah karera istilah ini adalah istilah yang baru. Apabila yang
dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah Azza wa Jalla, maka hal ini sudah
masuk ke dalam kandungan Tauhid Rububiyah. Apabila yang dikehendaki dengan hal ini adalah
pelaksanaan hukum Allah di muka bumi, maka hal ini sudah masuk ke dalam Tauhid Uluhiyah,
karena hukum itu milik Allah Subhanahu wa Ta'ata dan tidak boleh kita beribadah melainkan
hanya kepada Allah semata. Lihatlah firman Allah pada surat Yusuf ayat 40. [Al-Ustadz Yazid
Bin Abdu! Qadir Jawas]
7

4` 4p+lu> }g` gOg^1 ) w7.Ec
.E-O+-^1OEc +^ 74.4-474 .E`
44O^ +.- Ogj }g` >}CUc _ p) N'C^-
) *. _ 4O4` W-+lu> ) ++C) _
ElgO g].- NjO^- O}4 4O4-
+EEL- ]OU;4C ^j
40.kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) Nama-
nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu
keteranganpun tentang Nama-nama itu. keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah
memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui."
C. Peranan Aqidah dalam kehidupan manusia
Kita bisa menyimpulkan peranan penting akidah dalam membina manusia di berbagai
sisi dan dimensi kehidupan sebagai berikut :
1. Dalam Sisi Pemikiran
Akidah menganggap manusia sebagai makhluk yang terhormat. Adapun kesalahan yang
terkadang menimpa manusia, adalah satu hal yang biasa dan bisa diantisipasi dengan taubat. Atas
dasar ini, akidah meyakinkan bahwa ia mampu untuk meningkatkan diri dan tidak membuatnya
putus asa dari rahmat Allah dan ampunan-Nya
Akidah tetah berhasil memerdekakan manusia dari penindasan politik para penguasa zalim
dan membebaskannya dari tradisi menuhankan manusia lain.
Akidah juga memberikan kebebasan penuh kepadanya. Namun ia membatasi kebebasan itu
dengan hukum-hukum syariat, pengharnbaan kepada Allah supaya hal itu tidak menimbulkan
kekacauan.
Begitu juga, akidah telah berhasil membebaskannya dari jeratan hawa nafsu, menyernbah
fenomena-fenomena alarn di sekitarnya dan dongengan - dongengan yang tidak benar.
8

Melalui proses pernbebasan pemikiran ini, akidah melakukan proses pembinaan manusia. la
memberikan kedudukan yang layak kepada akal, mengakui peranannya dan membuka cakrawala
pemikiran yang luas baginya. Di samping itu, akidah juga membuka jendela keghaiban baginya,
membebaskannya dari jeratan ruang lingkup indra yang sempit dan mengarahkan daya ciptanya
yang luar biasa untuk merenungkan tanda-tanda kekuasaan Allah di segenap cakrawala raya dan
diri mereka, serta menjadikan renungan (tafakkur) ini sebagai ibadah yang paling utarna.
Tidak sampai di situ saja, akidah juga mengarahkan daya akal untuk menyingkap rahasia-
rahasia sejarah yang pernah terjadi pada umat dan bangsa-bangsa terdahulu, dan merenungkan
hikmah yang tersernbunyi di batik syariat guna mengokohkan keyakinan muslim terhadap syariat
dan validitasnya untuk setiap masa dan tempat.
Dari sisi lain, akidah mendorong manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan dan mengikat
ilmu pengetahuan itu dengan iman. Karena mernisahkan ilmu pengetahuan dan iman akan
menimbulkan akibat jelek.
Akidah juga memerintahkan akal untuk meneliti dan merenungkan dengan teliti untuk
menyimpulkan sebuah Ushuluddin dan melarangnya untuk bertaklid dalarn hat itu.
2. Dalam Sisi Sosiai
Akidah telah berhasil melakukan perombakan besar dalam sisi ini. Di saat masyarakat
Jahiliah hanya mementingkan diri mereka dan kemaslahatannya, dengan mengenal akidah,
mereka rela mengorbankan segala yang mereka miliki demi agama dan kepentingan sosial.
Akidah telah berhasil menghancurkan tembok pemisah yang memisahkan antara
ketamakan manusia akan kemaslahatan-kemaslahatan pribadinya dan jiwa berkorban demi
kemaslahatan umum dengan cara menumbuhkan rasa peduli sosial dalam diri setiap individu.
Akidah telah berhasil menumbuhkan rasa peduli sosial ini dalam diri setiap individu
dengan cara-cara berikut: menumbuhkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kepentingan
orang lain, menanamkan jiwa berkorban dan mengutamakan orang lain dan mendorong setiap
individu muslim untuk hidup bersama.
9

Dari sisi lain, akidah telah berhasil merubah tolok ukur hubungan sosial antar anggota
masyarakat, dari tolok ukur hubungan sosil yang berlandaskan fanatisme, suku, warna kulit,
harta dan jenis kelamin menjadi hubungan yang berdasarkan asas-asas spritual. Yaitu takwa,
fadhillah dan persaudaraan antar manusia.
.
Akidah telah berhasil merubah kondisi pertentangan dan pergolakan yang pernah
melanda masyarakat insani menjadi kondisi salang mengenal dan tolong menolong. Dengan ini,
mereka menjadi sebuah umat bersatu yang disegani oleh bangsa lain.
Di samping itu, akidah Islam juga telah berhasil merubah tradisi-tradisi Jahiliah yang
menodai kehormatan manusia dan menimbulkan kesulitan.
3. Dalam Sisi Kejiwaan
Akidah dapat mewujudkan ketenangan dan ketentraman bagi manusia meskipun bencana
sedang menimpa. Dalam hal ini akidah telah menggunakan berbagai cara dan metode untuk
meringankan bencana-bencana itu di mata manusia. Di antara caracara tersebut adalah
menjelaskan kriteria dunia;bahwa dunia ini adalah tempat derita dan ujian yang penuh dengan
bencana dan derita yang acap kali menimpa manusia. Oleh karena itu, tidak mungkin bagi
manusia untuk rnencari kesenangan dan ketentraman di dunia ini.
Atas dasar ini, hendaknya ia berusaha sekuat tenaga demi meraih kesuksesan dalam ujian
Allah di dunia. Dan di antara cara-cara tersebut adalah akidah menegaskan bahwa setiap musibah
pasti membuahkan pahala, dan menyadarkan manusia bahwa musibah terbesar yang adalah
musibah yang menimpa agama.
Dari sisi lain, akidah juga membebaskan jiwa manusia dari segala ketakutan yang dapat
melumpuhkan aktifitas, membinasakan kemampuan dan menjadikannya cemas dan bingung.
Begitu juga akidah memotivasi manusia untuk mengena! dirinya. Karena tanpa tanpa itu, sulit
baginya untuk dapat menguasai jiwa dan mengekangnya, dan tidak mungkin baginya dapat
mengenal Allah secara sempurna.
10





4. Dalam Membina Akhlak.
Akidah memiliki peranan yang besar dalam membina akhlak setiap individu muslim sesuai
dengan prinsip-prinsip agama yang pahala dan siksa disesuaikan dengannya, dan bukan hanya
sekedar wejangan yang tidak menuntut tanggung-jawab. Lain halnya dengan aliran-aliran
pernikiran hasil rekayasa manusia biasa yang memusnahkan perasaan diawasi oleh Allah dalam
setiap gerak dan rasa tanggung jawab di hadapan-Nya. Dengan demikian, musnahlah tuntunan-
tuntunan akhlak kehiclupan manusia. Karena akhlak tanpa iman tidak akan pernah teraktualkan
dalam kehidupan seharhhari.
Demi menclorong masyarakat berakhlak terpuji dan meninggalkan akhlak yang tidak mulia,
akidah mengikuti bermacam-macam metode dalam hat ini: pertama, menjelaskan efek-efek
uhkrawi dan duniawi dari akhlak yang terpuji dan tidak terpuji. Kedua, memperlihatkan sudut
pandang yang baik kepada mereka dengan tujuan agar mereka terpengaruh oleh akhlaknya yang
mulia dan mengikuti langkahnya.
D. Bahaya Penyimpangan Aqidah
Penyimpangan pada aqidah yang dialami oleh seseorang berakibat fatal dalam seluruh
kehidupannya, bukan saja di dunia tetapi berlanjut sebagai kesengsaraan yang tidak
berkesudahan di akherat kelak. Dia akan berjalan tanpa arah yang jelas dan penuh dengan
keraguan dan menjadi pribadi yang sakit personality. Biasanya penyimpangan itu disebabkan
oleh sejumlah faktor diantaranya :
11

1. Tidak menguasainya pemahaman aqidah yang benar karena kurangnya pengertian dan
perhatian. Akibatnya berpaling dan tidak jarang menyalahi bahkan menentang aqidah
yang benar.



2. Fanatik kepada peninggalan adat dan keturunan. karena itu dia menolak aqidah yang
benar. Seperti firman Allah SWT tentang umat terdahulu yang keberatan menerima
aqidah yang dibawa oleh para Nabi dalam Surat AI-Baqarah 170 yang artinya : "Dan
apabila dikatakan kepada mereka, "lkutlah apa yang telah diturunkan Allah,"
mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami
dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami. " (Apabila mereka akan mengikuti
juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan
tidak mendapat petunjuk
3. Taklid buta kepada perkataan tokoh-tokoh yang dihormati tanpa melalui seleksi yang
tepat sesuai dengan argumen Al -Qur'an dan Sunnah. Sehingga apabila tokoh
panutannya sesat, maka ia ikut tersesat.
4. Berlebihan (ekstrim) dalam mencintai dan mengangkat para wali dan orang sholeh
yang sudah meninggal dunia, sehingga menempatkan mereka setara dengan Tuhan,
atau dapat berbuat seperti perbuatan Tuhan. Hal itu karena menganggap mereka
sebagai penengah antara dia dengan Allah. Kuburan-kuburan mereka dijadikan
tempat meminta, bernadzar dan berbagai ibadah yang seharusnya hanya ditujukan
kepada Allah. Demikian itu pernah dilakukan oleh kaumnya Nabi Nuh AS ketika
mereka mengagungkan kuburan para sholihin. Lihat Surah Nuh 23 yang artinya :
"Dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan penyembahan Tuhan-Tuhan kamu,
dan jangan pula Suwa ; Yaghuts, Ya'uq dan Nasr. "
12

5. Lengah dan acuh tak acuh dalam mengkaji ajaran Islam disebabkan silau terhadap
peradaban Barat yang materialistik itu. Tak jarang mengagungkan para pemikir dan
ilmuwan Barat serta hasil teknologi yang telah dicapainya sekaligus menerima
tingkah laku dan kebudayaan mereka.
6. Pendidikan di dalam rumah tangga, banyak yang tidak berdasar ajaran Islam, sehingga
anak tumbuh tidak mengenal aqidah Islam. Padahal Nabi Muhammad SAW telah
memperingatkan yang artinya : "Setiap anak terlahirkan berdasarkan Fithrahnya,
maka kedua orang tuanya yang meyahudikannya, menashranikannya, atau
memajusikannya" (HR: Bukhari).
Apabila anak terlepas dari bimbingan orang tua, maka anak akan dipengaruhi oleh acara
program televisi yang menyimpang, lingkungannya, dan lain sebagainya.
7. Peranan pendidikan resmi tidak memberikan porsi yang cukup dalam pembinaan
keagamaan seseorang. Bayangkan, apa yang bisa diperoleh dari 2 jam seminggu
dalam pelajaran agama, itupun dengan informasi yang kering. Ditambah lagi media
massa baik cetak maupun elektronik banyak tidak mendidik kearah aqidah bahkan
mendistorsinya secara besar-besaran.
Tidak ada jalan lain untuk menghindar bahkan menyingkirkan pengaruh negatif dari hal-hal
yang disebut diatas adalah mendalami, memahami dan mengaplikasikan Aqidah Islamiyah yang
shahih agar hidup kita yang sekali dapat berjalan sesuai kehendak Sang Khalik demi
kebahagiaan dunia dan akherat kita, Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nisa' 69 yang
artinya: "Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul- Nya, mereka itu akan bersama-
sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni'mat Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin,
orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang
sebaik-baiknya. "
Dan juga dalam Surah An-Nahl 97 yang artinya : "Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh
baik laki-Jaki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
13





E. Dalil dalil tentang ajaran Aqidah dan Tauhid
A. surat Al Ikhlas ayat 1-4

()

()

()

()
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Didalam surat ini Allah SWT menjelaskan Allah itu satu (apabila kita beribadah
hendaklah hanya kepada satu Tuhan saja bukan menyembah Allah jga menyembah Berhala
ataupun menyembah pohon, kuburan dan lain- lain), Tuhan tempat Bergantung ( apabila kita
memohon pertolongan mohonlah kepada Allah karena Allah lah tempat mengadu segala keluh
kesah manusia ketika manusia mendekat kepada Allah sehasta maka Allah akan mendeat kita
sejengkal. Allah tidak Beranak ( kalau Allah yang ada di dunia ini lebih dari satu niscaya bumi
ini tiak akan bertahan lama karena Tuhan masing masing agama mempunyai kehendak sendiri-
sendiri. Allah tidak ada yang mensetarai baik kekuatan-Nya, kekuasaan-Nya, Maupun Maha
besar-Nya.
B. Surat Al kafirun ayat 1 6
14

()

()

()

()

()

()
1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
4. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
6. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."
Dari surat di atas dapat di jelaskan bahwa kita di suruh tegas dalam mengatakan bahwa
agama itu bukan main main karena menyangkut kehidupan kita di dunia maupun di akhirat. Di
katakan tegas karena Allah menyuruh kita untuk berkata kepada orang kafir bahwa kita tidak
akan pernah menyembah apa yang di sembah oleh orang-orang kafir sebagai contoh :
menyembah patung, menyembah kuburan, menyembah pohon, dan lain lain, dan di ayat
terakhir Allah kembali menegaskan bahwa Agama mu ya untuk kamu dan Agama ku untuk aku.
C. Surat Al Maidah 72-77

()

()
72. Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al
masih putera Maryam", Padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah
Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada
bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
15

73. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang
dari yang tiga", Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. jika mereka
tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka
akan ditimpa siksaan yang pedih.


D. Surat At- Taubah Ayat 30 33

()

()


()

()
30. orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata:
"Al masih itu putera Allah". Demikianlah itu Ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka
meniru Perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana
mereka sampai berpaling?
31. mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain
Allah[639] dan (juga mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam, Padahal mereka
hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
32. mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan)
mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-
orang yang kafir tidak menyukai.
33. Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama
yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak
menyukai.
16

[639] Maksudnya: mereka mematuhi ajaran-ajaran orang-orang alim dan rahib-rahib mereka
dengan membabi buta, biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu menyuruh membuat
maksiat atau mengharamkan yang halal.



E. Surat Al Mukmin Ayat 91

()
91. Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada Tuhan (yang lain) beserta-
Nya, kalau ada Tuhan beserta-Nya, masing-masing Tuhan itu akan membawa makhluk yang
diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha
suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,
F. Surat Al Maidah Ayat 116 120

()

()

()

()

()
116. dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu mengatakan
kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah?". Isa menjawab:
"Maha suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya).
jika aku pernah mengatakan Maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan
aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui
perkara yang ghaib-ghaib".
17

117. aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan
kepadaku (mengatakan)nya Yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku
menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau
wafatkan Aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan
atas segala sesuatu.
118. jika Engkau menyiksa mereka, Maka Sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau,
dan jika Engkau mengampuni mereka, Maka Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.
119. Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar
kebenaran mereka. bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal
di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadapNya[457]. Itulah keberuntungan yang paling
besar".
120. kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia
Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[457] Maksudnya: Allah meridhai segala perbuatan-perbuatan mereka, dan mereka pun merasa
puas terhadap nikmat yang telah dicurahkan Allah kepada mereka.
Dari ketiga surat di atas ( Al Maidah 72- 77, At Taubah 30-33, Al Maidah 116-
120) di jelaskan bahwasanya Isa Putera Maryam saja menyuruh kepada manusia untuk
menyembah Allah tetapi kenapa orang orang yahudi dan Nashrani justru menyembah
pada beliau dalam kasus ini bahwa mereka atau Orang orang yaudi dan nashrani dalam
berbuat kbaikan tidak akan di terima karena sesungguhnya yang memberikan pahala it
Allah SWT bukan Isa Putera Maryam. Maka kita berdoa saja semoga mereka d berikan
hidayah oleh Allah SWT sehingga bisa masuk islam. Amien
G. Surat Az Zumar Ayat 65

()
18

65. dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu.
"Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu
Termasuk orang-orang yang merugi.


H. Surat An Nisa Ayat 116

()
116. Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan
Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.
I. Surat Al Anbiyaa Ayat 21 22

()

()
21. Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan dari bumi, yang dapat menghidupkan (orang-orang
mati)?
22. Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah
Rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka
sifatkan.
J. Surat Al Anbiyaa Ayat 25

()
25. dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan
kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu
sekalian akan aku".

19







K. Al Jaatsiyah Ayat 23

()
23. Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya
dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya[1384] dan Allah telah mengunci mati
pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang
akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak
mengambil pelajaran?
[1384] Maksudnya Tuhan membiarkan orang itu sesat, karena Allah telah mengetahui bahwa
Dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang diberikan kepadanya.






20






BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akidah Islam adalah prinsip utama dalam pemikiran Isiami yang dapat membina setiap
individu muslim sehingga memandang alam sernesta dan kehidupan dengan kaca mata tauhid
dan melahirkan konotasi-konotasi valid baginya yang merefleksikan persfektif Islam mengenai
berbagai dimensi kehidupan serta menumbuhkan perasaan-perasaan yang murni dalam dirinya.
Atas dasar ini, akidah mencerminkan sebuah unsur kekuatan yang mampu menciptakan
mu'jizat dan merealisasikan kemenangan-kemenangan besar di zaman permulaan Islam.
Demi membina setiap individu muslim, perlu kiranya kita mengingatkannya tentang
sumbangsih-sumbangsih akidah yang telah dimiliki oleh orang-orang sebelumnya dan
rneyakinkannya akan validitas akidah itu dalam setiap zaman dan keselarasannya dengan segala
perbedaan era.
B. Saran

Karena Aqidah merupakan sesuatu yang paling penting atau fundamental bagi umat
Islam maka seseorang dalam menjaga Aqidah ini hendak nya memegang seperti gigi geraham
nya sehingga tidak akan terlepas ecualikematian menghadiri nya.
21

Hendaknya dalam menetukan pilihan kehidupan haruslah bersumber dari Allah SWT bukan
karena yang lain karena kalau berniat bukan untuk Allah SWT maka boleh jadi tidak
mendapatkan pahala atau bisa masuk ke syirik kecil ( Riya ) kalau niatnya ntuk memamerkan
kepada orang lain.



DAFTAR PUSTAKA
[Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Oleh Yazid bin Abdu! Qadir
Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan Pertama Jumadil Akhir
1425HIAgustus 2004M]
[1]. Lisaanul `Arab (IX/31 1:tj-~) karya tbnu Nlanzhur (wafat th. 711 H) t dan Mu'jamu! Wasiith
(tl/614:tL.3-~).
[2]. Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah, dan Asma' wa Shifat Allah.
[3]. Lihat Buhuuts fii `Aqiidah Ahtis Sunnah wat Jamaa'ah (hal. 11-12) oleh Dr. Nashir bin
`Abdul Karim at `Aql, cet. !II Daarul `Ashimah/ th. 1419 H, `Aqiidah Ahiis Sunnah wal
Jamaa'ah (hal. 13-14) karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim alHamd dan Mujmal Ushuul Ahlis
Sunnah wal Jamaa'ah fil `Aqiidah oleh Dr. Nashir bin `Abdul Karim al-`Aql.
[Disalin dari kitab AI-Qadha wal Qadar, edisi Indonesia Qadha & Qadhar, Penyusun Syaikh
Muhammad Shalih AI-Utsaimin, Penerjemah A.Masykur Mz, Penerbit Daru( Haq, Cetakan
Rabi'ul Awwa( 1420HIJuni 1999M]
[Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wai Jama'ah Oleh Yazid bin Abdui Qadir
Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan Pertama Jumadil Akhir
1425H/Agustus 2004M]
22

Das könnte Ihnen auch gefallen