100%(1)100% fanden dieses Dokument nützlich (1 Abstimmung)
1K Ansichten16 Seiten
In this lab, you will record Compound Action Potentials (CAPs) from the isolated frog sciatic nerve. CAPs represent the summed action potentials of the multitude of neurons that comprise a nerve.
In this lab, you will record Compound Action Potentials (CAPs) from the isolated frog sciatic nerve. CAPs represent the summed action potentials of the multitude of neurons that comprise a nerve.
Copyright:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Verfügbare Formate
Als DOCX, PDF, TXT herunterladen oder online auf Scribd lesen
In this lab, you will record Compound Action Potentials (CAPs) from the isolated frog sciatic nerve. CAPs represent the summed action potentials of the multitude of neurons that comprise a nerve.
Copyright:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Verfügbare Formate
Als DOCX, PDF, TXT herunterladen oder online auf Scribd lesen
Potensial Aksi Gabungan pada Nervus Sciatic/Iskiadikus Katak
BBS1-FL-Pr3
Pada percobaan ini, akan dilakukan pengukuran potensial aksi gabungan (CAPs) dari nervus iskiadikus katak yang terisolasi (sudah diambil dari katak), untuk mengambarkan sifat fisiologis dasar impuls saraf.
Compound Action Potentials in the Frog Sciatic Nerve Background The fundamental unit of the nervous system is the neuron. Neurons and other excitable cells produce action potentials when they receive electrical or chemical stimulation. The action potential occurs as a large-scale depolarization when positive ions such as sodium rapidly enter the neuron via specialized membrane channel proteins. Action potentials are all-or-none events. Once an action potential begins, it propagates down the length of the axon. When the action potential reaches the end of the axon, a neurotransmitter is typically released into the synapse. After an action potential occurs, the neuron must repolarize. During this time, called the refractory period, the neuron is incapable of producing another action potential. Measuring action potentials from single neurons requires highly specialized equipment. In this lab, you will record compound action potentials (CAPs) from the isolated frog sciatic nerve. CAPs represent the summed action potentials of the multitude of neurons that comprise a nerve. ___________________________________________________________________________ Percobaan yang dilakukan :
Percobaan 1: Menentukan voltase ambang (threshold voltage) dan amplitudo maksimal CAP Percobaan 2: Menentukan periode refraktori Percobaan 3: Menentukan kecepatan konduksi saraf
Bahan yang dibutuhkan : - Frog (Rana pipiens or Xenopus laevis) - Forceps - Dissection needle (jarum diseksi) - Ringers solution katak(Table 1) - Scalpel (pisau) - Glass hook / fine blunt probe (batang kaca dengan pengait di ujungnya) - Dissection tray (nampan) - Petri dish (piring petri ) - Scissors (gunting) - Fine thread (benang ) - Filter paper (kertas filter) - Aluminum foil (sebaiknya ada) - Pasteur pipette (pipet)
Double-pithing procedure (Cara pembuatan hewan spinal) : 1) pegang katak dengan tangan kiri, tundukkan kepalanya (lipat ke arah ventral) di antara jari tengah dan telunjuk. 2) Gunakan jarum diseksi, tentukan daerah cekung (depression) di dasar tengkorak; ini adalah foramen magnum.
3) Tusukkan (masukkan) jarum diseksi ke foramen magnum dan tekan ke arah kranial untuk merusak otak katak. 4) Kemudian tarik jarum sebagian dan arahkan ke kaudal menuju kolumna spinalis untuk merusak spinal cord. Kaki katak pada mulanya akan tegang , dan kemudian menjadi flaksid (lumpuh) dan tidak berespon (tidak menarik kakinya bila dipijit denga forsep). Kondisi hewan yang sudah mengalami kerusakan pada spinal cord ini disebut juga sebagai spinal animal. 5) Selanjutnya adalah melepaskan nervus sciatic dari katak.
Prosedur diseksi nervus :
1) Lepaskan kulit katak mulai dari abdomen dan kaki. Yaitu dengan menggunting kulit di sekitar abdomen, dan tarik kulit ke arah bawah sehingga lepas. 2) Letakkan katak di nampan , jaga kelembaban preparat dengan meneteskan larutan Ringer pada katak. Gambar 1. Pembuatan hewan spinal (spinal animal) 3) Jepit dan gunting urostil dan organ viseral abdomen hingga lepas. Akan terlihat pleksus saraf seperti gambar 2. Hati hati ! jangan merusak pleksus saraf.
4) Secara diseksi tumpul (gunakan kaca pengait), lepaskan nervus sciatic dari fascia dan jaringan lain. 5) Gunting nervus dari spinal cord, dan runut (reflect) sepanjang serat saraf hingga ke kaki . 6) Ikat sepotong benang pada ujung yang sudah bebas, agar dapat dipegang dengan hati-hati (handled gently !).
7) Dengan kaca pengait dan forseps lanjutkan pemisahan nervus dari jaringan lain. 8) Lepaskan (gunting) nervus dari muskulus gastrocnemius.
9) Letakkan nervus di piring petri yang berisi larutan Ringer, (dapat disimpan di lemari pendingin) .
Alat dan bahan yang digunakan : - Sistem komputer - PowerLab - Software Scope - Nerve Bath dan kabel-kabel, kabel tembaga halus, aluminum foil. - Larutan Ringer - Nervus sciatic, kertas filter - Forceps, pipet.
Sacral vertebra Urostyle Sciati c nerve Semi -membranosus Gastrocnemius Gl uteus Nerve branches forming sci ati c nerve Gambar 2. Lokasi nervus sciatic pada katak Cara Kerja : Persiapan dan kalibrasi peralatan: 1) Sambungkan penjepit merah dan hitam yang terdapat pada elektroda stimulator ke dua jenjang logam yang terletak di sisi berlawanan pada nerve bath (gambar 1). Jarak kedua elektroda 0,5 cm.
2) Sambungkan kabel merah (positif) BNC connector elektroda stimulator ke output analog positif (+) di PowerLab. Dan kabel hitam (negatif) output analog negatif (gambar 6).
3) Sambungkan lead (sadapan) merah dan hitam dari elektroda perekam pertama ke dua jenjang logam pada nerve bath (gambar 2). Hubungkan 8-pin DIN connector ke Pod port Input 1 pada PowerLab (gambar 6).
4) Ulangi langkah 3 untuk elektroda perekam kedua. Tapi tempatkan penjepit aligatornya lebih jauh dari elektroda stimulator (gambar 3). Hubungkan pod ke Pod port Input 2 pada PowerLab (gambar 6).
5) Teteskan larutan Ringer ke dalam kolom penampung di dalam Nerve Bath. Larutan tidak boleh sampai menyentuh jenjang/jajaran logam. Note: OVERFILLING Nerve Bath akan menyebabkan timbulnya hubungan pendek (short circuit) pada percobaan.
6) Gunting sepotong kertas filter dan letakkan di atas jajaran logam pada nerve bath (gambar 4) sehingga menyentuh kedua elektroda stimulator dan kedua pasang elektroda perekam. Basahi sedikit kertas tersebut dan pasang penutup nerve bath. Ini bertujuan untuk melakukan tes koneksi.
7) Sebelum menghidupkan the PowerLab pastikan ia sudah terhubungkan ke komputer. 8) Jalankan program Scope pada komputer, dan buka file CAP Set Scope. 9) Pada Scope Application window, pilih menu Macro dan pilih test Connection. Sekarang Scope akan merekam data selama 1 detik secara otomatis. Rangkaian stimulus akan direkam secara serial (gambar 5). Bila tidak tampak, periksalah apakah penjepit Gambar 4. Nerve Bath yang sudah disiapkan untuk tes koneksi, dengan kertas filter dan larutan Ringer Gambar 3. Posisi elektroda perekam kedua pada Nerve Bath.
Gambar 1. Posisi elektroda stimulator pada nerve bath Gambar 2. Posisi elektroda perekam pertama pada Nerve Bath. terpasang dan kertas filter cukup lembab dan meliputi semua elektroda aktif pada the Nerve Bath. Bila koneksi sudah berhasil, eksperimen dapat dimulai. 10) Ambil nervus dari larutan Ringer dengan cara menjepit pada kedua sisi benang. Note: jangan menjepit nervus secara langsung (DO NOT GRASP THE NERVE WITH FORCEPS! ) Hal itu akan merusak nervus. 11) Secara lembut (Gently) letakkan nervus pada sepotong kertas tisue atau filter, untuk menyerap kelebihan larutan Ringer. 12) Pindahkan kertas filter dari Nerve Bath. Letakkan nervus melintang di atas jenjang, pastikan ia mengenai semua koneksi (elektroda) aktif (gambar 6). Bila nervus terlalu pendek, sedapat mungkin sesuaikan posisi elektroda perekam . Tutup kembali nerve bath.
Gambar 5. Scope Zoom window memperlihatkan artifak/gambaran stimulus pada saat Test Connection macro.
Gambar 6. Diagram Nerve Bath dan PowerLab yang sudah terpasang secara lengkap. Pastikan nervus melintang pada semua pasangan elektroda. Cara Melakukan Percobaan
Pada percobaan ini serangkaian stimulus akan diberikan pada nervus, yang setiap kali akan ditingkatkan amplitudonya. Dengan perekaman ini, voltase ambang pada nervus akan dapat dianalisa, demikian juga voltase yang dibutuhkan untuk menimbulkan amplitudo maksimal CAP . 1. Pada Scope window, pilih Macro: Threshold Voltage. 2. Scope akan menstimulasi secara otomatis dan merekam 40 rekaman (pages) data. 3. Setiap page data menunjukkan hasil dari voltase stimulus yang berbeda. 4. Amplitudo CAP dapat diukur dengan cara : pada data di CAP1 (Channel 1) gunakan Waveform cursor untuk menentukan besar amplitudo. Nilai yang didapat oleh cursor akan tampak di bagian kanan atas Scope Application window. 5. Ulangi hal tersebut pada semua pages. Dan catat hasilnya pada tabel 1 (pada Laporan Praktikum). 6. Perhatikan pada level (nilai) stimulus berapa CAP terlihat pertama sekali. Juga tentukan amplitudo maksimal CAP.
Percobaan 2: Menentukan periode refraktori
Percobaan ini dapat dilakukan setelah seluruh analisis pada Percobaan 1 selesai (tabel 1). Pada percobaan ini PowerLab akan menstimulasi nervus dengan rangkaian stimulus. Dimana pada setiap blok data, interval antar stimulus akan dikurangi. Cara ini untuk mendapatkan periode refraktori relatif dan absolut dari nervus.
1) Dari hasil yang didapat pada tabel 1, tentukan voltase stimulus minimum yang dibutuhkan untuk dapat membangkitkan CAP maksimal pada nervus. Tuliskan hasilnya di sini : __________ mV 2) Pada Scope application window, pilih Macro: Refractory __mV. Note: terdapat empat versi Refractory macro. Setiap versi menggunakan voltase stimulus yang berbeda. Pilih voltase yang nilainya paling mendekati intensitas stimulus yang tertulis pada langkah 1 di atas. 3) Scope akan merekam 15 rangkaian data (pages). Selama setiap page, dua stimulus akan dipaparkan pada nervus. Dimana interval antara kedua stimulus tersebut akan semakin berkurang pada page berikutnya. 4) Isilah tabel 2 pada Laporan Praktikum, dan lakukan analisis . Menentukan Periode Rafrakter :
- Pilih rekaman CAPs di CAP1 pada setiap page data yang didapat dari percobaan 2. - Buka Zoom window dan lakukan penilaian dengan menggunakan Waveform Cursor. Catat setiap amplitudo CAP kedua ke dalam tabel 2. - Interval stimulus yang digunakan dalam percobaan ini direkam secara berurutan sebagaimana yang tertera dalam tabel 2. Tentukan pada interval stimulus manakah pertama sekali terjadinya penurunan amplitudo CAP kedua. Ini adalah periode rafraktori relatif. - Dan tentukan pada interval stimulus yang mana CAP kedua sama sekali tidak tampak. Ini merupakan periode refrakter absolut. Catat kedua hasil yang didapat ke dalam tabel 1.
Gambar 7. Scope Zoom window memperlihatkan dua pulses untuk menentukan periode refraktori.
Percobaan 3: Menentukan kecepatan konduksi saraf
Dalam percobaan ini akan dihitung kecepatan CAP ketika merambat/berjalan di sepanjang nervus. 1. Gunakan penggaris untuk mengukur jarak antara kedua lead hitam (negatif) elektroda perekam. Catat hasilnya pada tabel 3 (pada Laporan Praktikum). 2. Pada Scope window, pilih Macro:Conduction Velocity 3. Scope akan merekam page data di dua channels selama 10 milliseconds. 4. Gunakan data yang didapat untuk mengisi tabel 3. Ikuti petunjuk analisis sebagaimana di bawah ini. 5. Setelah semua perekaman dibuat, kembalikan nervus ke dalam larutan Ringer dingin dan kembalikan kepada instruktur. Menghitung kecepatan konduksi ( conduction velocity) - Dari data percobaan 3, pilih kedua channels yang merekam CAP. - Pada Zoom window, gunakan Marker dan Waveform cursor untuk menentukan interval waktu yang dibutuhkan CAP untuk berjalan di antara kedua elektroda perekam (gambar 8). - Letakkan marker pada puncak CAP pertama. Kemudian pindahkan waveform cursor ke puncak CAP kedua. Baca nilai time pada Cursor yang tampak di Scope application window. Catat nilai ini di tabel 3. - Buatlah perhitungan dengan memasukkan nilai-nilai yang didapat kedalam rumus berikut ini :
Conduction velocity (m/sec) = distance between electrodes (cm) time interval between CAPs (ms) | \
| . | - 100 cm 1 m | \
| . | - 1000 ms 1 sec | \
| . |
Gambar 8. Scope Zoom window memperlihatkan prosedur analisis untuk menghitung kecepatan konduksi. Informasi waveform Cursor tampak pada area di bawah menu bar. Laporan Hasil Praktikum
Nama : Tanda Tangan : ............................................ NIM : Grup : Tanggal praktikum : Tanda tangan Instruktur: ..................................... ___________________________________________________________________________ Tugas rumah (homework) sebelum praktikum : (Jawablah pertanyaan berikut ini pada tempat yang tersedia. Anda harus sudah menuliskan jawabannya sebelum praktikum dimulai, instruktur akan memeriksa apakah tugas rumah ini sudah selesai)
1) Apa perbedaan CAP dengan potensial aksi tunggal ?
2) Apa yang menyebabkan terjadinya periode refrakter relatif ?
3) Potensial aksi disebut sebagai respon yang all or none , mengapa nervus sciatic katak memperlihatkan respon berjenjang (graded response) ?
4) Jelaskan dengan singkat peristiwa seluler yang terjadi sewaktu periode refrakter. Petunjuk : berkaitan dengan proses repolarisasi Hasil : Tabel 1. Amplitudo CAP terhadap amplitudo stimulus Amplitudo Stimulus (mV) Amplitudo CAP (mV) Amplitudo Stimulus (mV) Amplitudo CAP (mV) 20 220 30 230 40 240 50 250 60 260 70 270 80 280 90 290 100 300 110 310 120 320 130 330 140 340 150 350 160 360 170 370 180 380 190 390 200 400 210 410 Threshold stimulus mV
voltage: Maximum CAP amplitude: mV
Tabel 2. Amplitudo CAP versus interval stimulus
Interval Stimulus (ms) Amplitude CAP kedua 4 3.5 3.0 2.5 2.0 1.9 1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.0 Relative refractory period: ms Absolute refractory period: ms
Tabel 3. Perhitungan kecepatan konduksi
Distance between recording electrodes: Cm Time interval between CAP1 and CAP2: Ms Conduction velocity m/s
Menentukan voltase ambang (threshold voltage) Pada tempat di bawah ini, gambarlah kurve scatter plot yang menggambarkan hubungan amplitudo CAP versus voltage stimulus, dengan menggunakan data dari tabel 1 (contoh seperti gambar di bawah ini)
Grafik 1. Amplitudo CAP vs.Intensitas Stimulus Amplitudo CAP maksimum Apa yang dimaksud dengan amplitudo CAP maksimal ? berapakah voltase stimulus minimum yang dibutuhkan untuk membangkitkan respon maksimal ?
Amplitudo maksimal CAP : ________ mV.
Voltase minimum untuk mendapatkan CAP maksimal CAP: ______________ mV. Penentuan periode refraktori Pada tempat di bawah ini, gambarkan kurve scatter plot yang menggambarkan hubungan amplitudo CAP vs. interval stimulus . Gunakan data dari tabel 2. Paa grafik, tentukan periode refrakter absolut dan relatif (seperti contoh di bawah ini)
-2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 0 100 200 300 400 500 C A P
a m p l i t u d e
( m V )
Stimulus Intensity (mV) CAP amplitude vs. stimulus intensity
Grafik 2. Hubungan amplitudo CAP vs. pulse interval. CAP diukur setelah stimulus kedua.
Menghitung kecepatan konduksi Tentukan kecepatan konduksi yang dihitung dari data pada tabel 3. Kecepatan konduksi : ____________ m/sec.
Kesimpulan : Jawablah pertanyaan berikut ini secara lengkap, sebagai sebuah paragraf.
1) Bagaimana pengertian respon all or none ? Apakah anda melihat respon ini pada data di atas ? Jelaskan hasil yang didapat.
2) Jelaskan perbedaan antara periode refrakter relatif dan absolut.
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 C A P
a m p l i t u d e
( m V )
Pulse interval (ms) CAP amplitude vs. pulse interval Relative Refractory Absolute Refractory Period
3) Jelaskan mekanisme seluler yang menyebabkan adanya periode refrakter.
4) Pada percobaan ini, telah dilakukan penilaian efek peningkatan intensitas stimulus terhadap nervus. Bentuk stimulus yang bagaimana lagi yang dapat mempengaruhi kecenderungan/ tendensi nervus dalam membangkitkan CAP ?
5) Berdasarkan perhitungan kecepatan konduksi CAP, berapa lamakah waktu yang dibutuhkan CAP untuk berjalan di sepanjang nervus bila panjangnya adalah 10 cm ?