Sie sind auf Seite 1von 10

Laporan Praktikum Biologi Alga Lumut

Hari/tanggal: Kamis/15 Maret 2012 Waktu : 13.00-16.00 WIB Asisten:

PERTUMBUHAN MIKROALGA PADA BEBERAPA MEDIA Kelompok 7 Faisal Rahman Deviana Siti Maria Ulfah Amelia Louisyane Puhili Nurlatifah

G34100093 G34100071 G34100102 G34100123

DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

PENDAHULUAN Mikroalga adalah mikroorganisme fotosintetik dengan morfologi sel yang bervariasi, baik uni-selular maupun multiselular (membentuk koloni kecil). Sebagian besar mikroalga tumbuh secara fototrofik, meskipun tidak sedikit jenis yang mampu tumbuh secara heterotrofik. Mikroalga merupakan kelompok organisme yang sangat beragam dengan mampu menghasilkan senyawa kimia yang besar dan masih banyak yang belum diketahui. Produk yang dihasilkan antara lain carotenoid, phycobilin, asam lemak, polisakarida, vitamin, sterol, enzim dan senyawa bioaktif lainnya. Morfologi mikroalga berbentuk uniseluler atau multiseluler tetapi belum ada pembagian tugas yang jelas pada sel-sel komponennya. Hal itulah yang membedakan mikroalga dari tumbuhan tingkat tinggi. Secara umum mikroalga dibagi ke dalam empat kelompok, yaitu diatom, alga hijau, alga hijau biru, dan alga keemasan (Romimohtarto 2004). Mikroalga telah sejak lama dimanfaatkan sebagai bahan makanan, terutama sebagai sumber makanan, anti oksidan, pewarna atau bahan aditif yang aman, serta digunakan pula dalam industri farmakologi dengan skala besar. Mikroalga mengambil peranan yang penting di alam sebagai akumulator logam berat, eliminator CO2, dan juga berasosiasi dengan bakteri untuk mengikat nitrogen (Sheehan 1998). Dalam biomassa mikroalga terkandung bahan-bahan penting yang sangat bermanfaat, misalnya protein, karbohidrat, lemak dan asam nukleat. Persentase keempat komponen tersebut bervariasi tergantung jenis alga. Sebagai contoh, mikroalga Spirulina platensis memiliki kandungan protein sebesar 46 43%, karbohidrat 8 14%, lemak 4 9%, dan asam nukleat 2 5% (Becker 1994). Pertumbuhan yang baik dari suatu kultur mikroalga adalah merupakan keseimbangan antara unsur-unsur nutrien esensial didalam air media baik nutrien makro maupun mikro. Kekurangan nutrien didalam media kultur merupakan salah satu faktor penting yang membatasi pertumbuhan dan kontrol kualitas nutrisi produksi biomassa. Banyak kandungan zat penyubur yang tidak sesuai dengan kebutuhan sel seperti jumlah nitrogen atau ketidak stabilan kandungan metal, khususnya Fe akan menurunkan pertumbuhan yang sangat drastis. Didalam kondisi larutan media kultur alkalin, Fe dan bentuk metal lainnya sering terjadi

pengurangan pada periode waktu tertentu sehingga aktifitas metabolisme baik proses fotosintesa maupun respirasi sel algae menjadi menurun. Pada kondisi yang demikian, diperlukan suatu zat chelator yang berfungsi untuk melancarkan larutan metal didalam media bisa dimanfaatkan untuk proses metabolisme sel mikroalgae. Biasanya zat chelator yang cukup baik digunakan Na-EDTA. Selain nutrien makro, mikro dan tris metal didalam pembuatan media kultur masih diperlukan penambahan vitamin untuk mengoptimalkan pertumbuhannya. Sebagian jenis mikroalgae mempunyai sifat auxothropic dimana mereka tidak dapat mensintesa semua vitamin yang terlarut secara berlebihan dan cukup yang disediakan dari lingkungannya. Namun sebagian besar dari jenis mikroalgae (70%) mampu mensintesa vitamin dengan baik untuk mendukung produksi maksimal biomassanya. Vitamin yang biasa digunakan dalam media kultur mikroalgae dan mampu disintesa sebagian besar mikroalgae adalah vitamin B1 (Thiamin- HCl), Vitamin B6 (Biotin), Vitamin B12 (Cobaltamin). Adapun elemen anorganik esensial yang dibutuhkan oleh sebagian besar spesies algae adalah N, P,K, Ca, Fe, Cu,Mg, Mn, Zn, Mo, Na, Co, Fd, Si, Cl, Bo, I. dari elemen anorganik esensial tersebut, N, P, Mg, Fe, Cu, Mn, Zn, dan Mo adalah dominan dibutuhkan oleh semua algae (Darmawan 1982). Dalam percobaan pertumbuhan mikroalga ini digunakan dua jenis mikroalga yang berasal sumber air panas cipanas dan gunung pancar. Sumber air panas Gunung Pancar merupakan salah satu kekayaan sumber air panas yang dimiliki Kabupaten Bogor. Keistimewaan air panas dari alam Gunung Pancar ini adalah mengandung mineral aktif. Baik untuk melancarkan peredaran darah, mengeluarkan toksin atau racun dan lemak yang berlebihan dari dalam tubuh melalui keringat, dan membantu menormalkan sistem syaraf. Uniknya lagi air panas di sini tidak mengandung sulfur atau belerang, sehingga untuk penyakit kulit tidak terlalu banyak membantu. Namun ada juga yang nenyatakan bahwa air panas Gunung Pancar ini memiliki keunikan karena memiliki kadar belerang yang cukup tinggi sehingga cukup efektif bagi terapi pengobatan penyakit kulit (Anonim 2011). Air panas Cipanas selain airnya yang bersuhu panas, kandungan mineral pada sumber mata air panas juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Mata air

panas di daerah Cipanas ini mengandung berbagai mineral dengan suhu antara 3746 derajat celcius. Air panas alami ini diyakini bisa meregangkan otot-otot yang kaku. Tidak hanya meregangkan otot-otot tubuh, mata air panas ini juga menyegarkan pikiran (Anonim 2010).

LATAR BELAKANG Indonesia memiliki laut yang sangat luas dan laut merupakan habitat dari jenis-jenis makhluk termasuk mikroalga. Kelimpahan dari mikroalga ini dapat dimanfaatkan sebagai penyedia makan dan nutrisi bagi organisme laut, sebagai penstabil kualitas air dan sebagai tanaman penghasil protein tertinggiyang digunakan sebagai suplemaen makan bahan baku campuran kosmetik dan lainlain. Untuk menumbuhkan mikroalga tersebut tentunya dibutuhkan kultur, kultur yang sederhana dan tidak merepotkan. Inti dari kultur mikroalga adalah bahwa mikroalga adalah konsumsi CO2 sehingga dalam kulturpun harus mengandung kadar CO2 yang tinggi. Selain itu beberapa hari yang lalu nama IPB kembali harum oleh nama para dosen yang meneliti dan dapat membuat biodiesel dari mikroalga. Penelitian berhasil membuat rancangan sistem produksi mikroalga sebagai bahan baku biodiesel dengan memanfaatkan limbah cair agroindustri dari industri peternakan, rumah pemotongan hewan dan industri gula. Tentu saja sebagai mahasiswa yang memiliki tujuan akhir adalah pengabdian terhadap masyarakat, kami melakukan praktikum tersebut karena kami ingin mengenal lebih lagi dan menggalih lebih dalam lagi potensi dari mikroalga tersebut.

TUJUAN Praktikum ini bertujuan untuk mengambil sampel air untuk mendapatkan alga planktonik di perairan tawar dan mengambil sample serta mengamati bentuk thanlus beberapa anggotanya.

ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah botol kultur 300 mL 12 buah, aerator, spectrofotometer, oven, sentrifuse, tabung reaksi, lampu, dan timbangan. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah media BG 11 6 liter, kultur mikroalga, metanol, khloroform, dan air destilata.

METODE Pertama, media BG 11 6 liter dan botol kultur 300 mL 12 buah disiapkan dalam praktikum. Media 1 sebanyak 225 mL per botol dituangkan ke dalam 6 botol eksperimen, begitu pula dengan media 2. Kultur mikroalga sebanyak 25 mL jenis A ditambahkan per botol ke dalam 3 botol dengan media 1, sedangkan untuk kultur mikroalga jenis B ditambahkan per botol ke dalam 3 botol dengan media 2. Setiap botol ditutup dengan tutup yang telah dihubungkan dengan aerator dan ditempatkan di bawah intensitas cahaya 10.000 lux selama 2 minggu. Pertumbuhan mikroalga diamati setiap jangka waktu 2 hari. Pengukuran pertumbuhan mikroalga dilakukan dengan mengukur Optical Density (OD) dengan spektofotometer. Pengukuran bobot kering dan basah dilakukan pada hari ke-16 dengan cara sentrifuse dan diambil peletnya. Pelet tersebut dioven pada suhu 80 C selama 24 jam. Biomassa yang telah kering kemudian ditimbang. Selanjutnya, hasil data yang diperoleh dicantumkan ke dalam tabel dan grafik.

HASIL PENGAMATAN Tabel 1 Pertumbuhan Mikroalga pada beberapa Media dengan Perbedaan Intensitas Cahaya.
Intensitas Cahaya Sumber Air Gunung Pancar 1 Lampu Cipanas Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 5 7 10 3 4 6 8 9 0 0.410 0.409 0.555 0.339 0.401 0.535 0.321 0.293 0.144 0.873 0.638 0.626 0.459 0.650 0.710 0.640 0.462 0.480 0.558 0.439 2 0.434 0.468 0.445 0.462 0.482 0.406 0.126 0.330 0.390 0.654 0.535 0.466 0.590 0.516 0.497 0.594 0.634 0.779 0.474 0.587 4 0.315 0.345 0.527 0.462 0.455 0.429 0.452 0.389 0.376 0.798 0.678 0.708 0.609 0.626 0.190 0.189 0.707 0.330 0.141 0.320 OD hari ke6 8 0.072 0.072 0.278 0.275 0.745 0.353 0.066 0.548 0.215 0.312 0.278 0.452 0.687 0.461 0.085 0.333 0.075 0.339 0.174 0.631 0.265 0.447 0.235 0.378 0.326 0.427 0.687 0.414 0.444 0.647 0.079 0.301 0.071 0.498 0.254 0.600 0.130 0.304 0.237 0.294 10 0.078 0.154 0.189 0.054 0.109 0.340 0.228 0.253 0.307 0.639 0.789 0.239 0.472 0.215 0.173 0.354 0.143 12 0.180 0.280 0.350 0.286 0.615 0.073 0.465 0.438 0.630 0.406 0.190 1.3 0.154 14 0.045 0.239 0.216 0.341 0.101 0.279 0.335 0.193 0.216 0.533 0.200 0.282 0.742 0.308 0.551 0.416 0.229 0.289 0.065 0.322

Gunung Pancar 6 Lampu Cipanas

Tabel 2 Bobot Basah dan Bobot Kering Mikroalga pada beberapa Media dengan Perbedaan Intensitas Cahaya
Intensitas Cahaya Sumber Air Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 5 7 10 3 4 6 8 9 Bobot Basah (g) 0,02 0,01 0,09 0,01 0,002 0,01 0,08 0,007 0,002 0,26 0,37 0,14 0,15 0,12 0,28 0,14 0,08 0,08 0,11 0,11 Bobot Kering (g) 0,007 0,03 0,1 0,02 0,04 0,03 0,12 0,03 0,04 0,33 0,26 0,19 0,21 0,19 0,35 0,19 0,13 0,14 0,18 0,18

Gunung Pancar 1 Lampu Cipanas

Gunung Pancar 6 Lampu Cipanas

Pertumbuhan Mikroalga pada Media Air Gunung Pancar


0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 O D 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0 2 4 6 8 10 12 14 Hari keKel 1 Lab 5 Kel 2 Lab 5 Kel 3 Lab 5 Kel 4 Lab 5 Kel 5 Lab 5 Kel 1 Lab 4 Kel 2 Lab 4 Kel 5 Lab 4 Kel 7 Lab 4 Kel 10 Lab 5

Grafik 1 Pertumbuhan Mikroalga pada Media Air Gunung Pancar. Pertumbuhan Mikroalga pada Media Air Cipanas
1.4 1.2 1 O D 0.6 0.4 0.2 0 0 2 4 6 8 10 12 14 Hari ke0.8 Kel 6 Lab 5 Kel 7 Lab 5 Kel 8 Lab 5 Kel 9 Lab 5 Kel 10 Lab 5 Kel 3 Lab 4 Kel 4 Lab 4 Kel 6 Lab 4 Kel 8 Lab 4 Kel 9 Lab 4

Grafik 2 Pertumbuhan Mikroalga pada Media Air Cipanas.

Sumber referensi (buat dapus) : [Anonim]. 2010. Air Panas Cipanas. [terhubung berkala].

http://cybertech.cbn.net.id [19 April 2012].

[Anonim].

2011.

Air

Panas

Gunung

Pancar.

http://www.beritabogor.com/2011/01/wisata-air-panas-gunungpancar.html [19 April 2012]. Becker EW. 1994. Microalgae Biotechnology and Microbiology. New York: Cambridge University Press. Darmawan J, Bharsjah J. 1982. Dasar-Dasar Ilmu Fisiologi Tanaman. Jakarta: Erlangga. Romimohtarto K. 2004. Meroplankton Laut : Larva Hewan Laut yang Menjadi Plankton. Jakarta : Djambatan. Sheehan J. (1998). A look back at the U.S. Department of Energys aquatic species programBiodiesel from algae (Report NREL/TP-580-24190). Golden, CO: US DOE National Renewable Energy Laboratory.

Referensi buat pembahasan (kalo mau nambahin di pembahasan, siapa tau mmbantu): Pertumbuhan adalah biosintesis yang menyebabkan bertambahnya substansi atau protoplasma berupa perbanyakan, pembesaran sel, dan penggabungan berbagai materi dari sekitar sel. Untuk organisme bersel satu, seperti Isochrysis sp. Pertumbuhan diartikan sebagai pertambahan jumlah sel (Dwidjoseputro, 1986). Dalam percobaan pertumbuhan mikroalga ini digunakan dua jenis mikroalga yang berasal sumber air panas cipanas dan gunung pancar yang ditumbuhkan atau

dikulturkan pada dua media yang berbeda, yaitu pengenceran dengan aquades dan dengan air yang berasal dari cipanas dan gunung pancar sebagai habitat aslinya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa mikroalga jenis A (kultur alga dari cipanas) dengan media akuades dan media air cipanas pancarnya memiliki daya adaptasi yang berbeda, begitu pula dengan mikroalga jenis B (kultur alga dari gunung pancar) dengan media akuades dan media air gunung pancar, karena dari data OD yang di dapat setelah dihitung sebanyak 5 kali perhitungan didapatkan nilai OD yang semakin meningkat. Dari nilai OD yang didapat, semakin tinggi nilai OD maka semakin tinggi pula mikroalga yang tumbuh pada kultur tersebut, rata-rata nilai OD yang tertinggi di hasilkan dari kultur mikroalga dengan media habitat asalnya, selain itu pada data dari pengamatan bobot basah dan bobot kering dapat di tentukan nilai rata-rata bobot basah dan bobot kering dari setiap perlakuan, dan didapat rata-rata tertinggi pada perlakuan kultur mikroalga dengan media habitat asli mikroalga tersebut yaitu air cipanas dan air gunung pancar. Semakin tinggi nilai OD yang didapat semakin tinggi pula tingkat pertumbuhan mikroalga yang di kulturkan, karena jika nilai OD tinggi berarti kandungan oksigen pada media kultur tinggi sehingga mikroalga yang tumbuh juga banyak karena membutuhkan oksigen. Data bobot kering dan bobot basah dapat dipengaruhi oleh banyaknya mikroalga yang mati,semakin tinggi bobot keringnya maka semakin banyak mikro alga yang mati, sedangkan untuk bobot basah semakin tinggi bobot basah semakin sedikit mikroalga yang mati. Antara kultur A ( kultur mikroalga dari cipanas) dan kultur B (kultur alga dari gunung pancar) dapat dibedakan dari hasil OD, nilai bobot kering, dan bobot basah yang di dapatkan melalui pengukuran. Kultur mikroalga jenis A (kultur mikroalga dari cipanas) memerlukan waktu yang lebih cepat untuk tumbuh karena pada media yang sesuai yaitu air cipanas. Hal ini dapat di buktikan dari hasil nilai rata-rata DO mencapai 1,546333 pada tanggal 22 maret 2010, sedangkan untuk kultur mikroalga jenis B (kultur mikroalga dari gunung pancar) waktu tumbuh lebih lambat dari jenis A karena nilai rata-rata DO yang didapat hanya mencapai 0,040667 pada hari yang sama. Pertumbuhan kultur mikroalga dapat di pengaruhi oleh sumber air dari habitatnya, misal pada kultur mikroalga jenis A pada media akuades lebih lambat dibanding

kultur mikroalga jenis A pada media air cipanas yang berasal dari habitat aslinya dengan nilai bobot basah yang lebih tinggi. Dari data yang di dapat sumber air yang di gunakan dalam kultur mikroalga dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroalga tersebut, karena proses adaptasi dari masing-masing jenis mikroalga berbeda-beda sehingga sumber air yang digunakan juga berpengaruh. Dari kesemua kultur mikroalga, yang paling baik digunakan yaitu kultur mikroalga jenis A pada media air cipanas, dapat dilihat dari grafik dari data antara nilai OD dan hari/tanggal pertumbuhan.

Das könnte Ihnen auch gefallen