Sie sind auf Seite 1von 24

Bab 6.

6 Matriks-Matriks Denit Positif


Akan dibahas
ciri matriks denit positif lihat Bab 6.5
sifat-sifat matriks denit positif
terutama: dekomposisi
(LU; LDL
T
; Cholesky LL
T
)
banyak aplikasi di bidang numerik dan optimasi
Kedenitan suatu matriks simetrik terkait dengan ben-
tuk kuadrat.
Setiap persamaan kuadrat dapat dihubungkan dengan
suatu fungsi vektor
f (x) = x
T
Ax
yang dinamakan bentuk kuadrat(ik) (quadratic form)
yang berpadanan dengan matriks A:
Contoh:
1. Bentuk kuadrat 2x
2
1
+6x
1
x
2
+5x
2
2
dapat dituliskan
sebagai
(x
1
x
2
)

2 3
3 5
!
x
1
x
2
!
:
2. Matriks simetrik yang berpadanan dengan bentuk
kuadrat 4x
2
5xy + 6y
2
adalah

4
5
2

5
2
6
!
3. Matriks simetrik yang berpadanan dengan bentuk
kuadrat 2x
2
+ 3y
2
+z
2
+xy 2xz + 8yz adalah
0
B
B
@
2
1
2
1
1
2
3 4
1 4 1
1
C
C
A
.
Denisi (Kedenitan Bentuk Kuadrat)
Suatu bentuk kuadrat f (x) = x
T
Ax disebut
1. denit positif jika x
T
Ax > 0 untuk semua x taknol
di R
n
;
2. denit negatif jika x
T
Ax < 0 untuk semua x
taknol di R
n
;
3. semidenit positif jika x
T
Ax 0; dan memiliki ni-
lai 0 untuk suatu x ,= 0 di R
n
;
(dituliskan: x
T
Ax 0 untuk semua x ,= 0 di R
n
)
4. semidenit negatif jika x
T
Ax 0 untuk semua
x ,= 0 di R
n
;
5. takdenit/indenit jika x
T
Ax > 0 untuk suatu
x R
n
dan x
T
Ax < 0 untuk suatu x R
n
yang
lain.
Contoh:
1. Bentuk kuadrat f (x) = x
2
1
+ 6x
2
2
> 0 untuk x =
(x
1
; x
2
)
T
R
2
dengan x ,= 0; maka bentuk kuadrat
tersebut dikatakan denit positif:
2. f (x) = x
2
1
; untuk x = (x
1
; x
2
)
T
R
2
dikatakan
semidenit positif karena f (x) = x
2
1
0 untuk
setiap x taknol di R
2
: Perhatikan bahwa f (x) = 0
untuk x = (0; 1)
T
(,= 0) :
3. Bentuk kuadrat
f (x) = 2x
1
x
2
dengan x = (x
1
; x
2
)
T
di R
2
dikatakan indenit
karena untuk x = (1; 1)
T
; maka f (x) = 2 < 0;
dan untuk x = (1; 1)
T
; maka f (x) = 2 > 0:
Kedenitan suatu matriks bergantung pada kedenit-
an bentuk kuadrat yang berpadanan dengannya seperti
terlihat pada denisi berikut ini:
Denisi (Kedenitan Matriks)
Suatu matriks simetrik real A dikatakan
1. denit positif jika x
T
Ax > 0 untuk semua x taknol
di R
n
;
2. denit negatif jika x
T
Ax < 0 untuk semua x
taknol di R
n
;
3. semidenit positif jika x
T
Ax 0 untuk semua x ,= 0
di R
n
4. semidenit negatif jika x
T
Ax 0 untuk semua
x ,= 0 di R
n
;
5. takdenit/indenit jika x
T
Ax > 0 untuk suatu
x R
n
dan x
T
Ax < 0 untuk suatu x R
n
yang
lain.
Contoh:
1. Karena bentuk kuadrat f (x) = x
2
1
+ 6x
2
2
denit
positif, maka matriks simetrik yang berpadanan de-
ngan bentuk kuadrat tersebut, yaitu

1 0
0 6
!
; juga
dikatakan denit positif.
2. Dari contoh sebelumnya, diperoleh bahwa matriks

1 0
0 0
!
adalah semidenit positif sedangkan ma-
triks

0 1
1 0
!
adalah matriks yang indenit.
Ciri bahwa suatu matriks simetrik adalah denit positif
dapat juga diperoleh dari teorema berikut:
Teorema 6.5.1
Misalkan A adalah matriks simetrik real berorde nn;
maka A adalah denit positif jika dan hanya jika semua
nilai eigennya adalah positif.
Bukti:
(=) Jika A adalah suatu matriks denit positif dan
adalah nilai eigen dari A; maka untuk sembarang vektor
eigen x yang berpadanan dengan :
x
T
Ax = x
T
(x) = x
T
x = |x|
2
:
Akibatnya:
=
x
T
Ax
|x|
2
> 0:
() Untuk bukti sebaliknya, lihat Leon halaman 222.
Catatan:
Jika nilai-nilai eigen matriks A semuanya negatif,
maka A matriks denit positif, sehingga A adalah
matriks denit negatif.
Jika A mempunyai nilai eigen yang berbeda tanda,
maka A indenit.
Contoh:
Periksa bahwa nilai eigen dari matriks denit positif

1 0
0 6
!
adalah 6 dan 1 (semuanya positif), sedangkan nilai eigen
matriks semidenit positif berikut

1 0
0 0
!
adalah 1 dan 0 (taknegatif), dan nilai eigen dari matriks

0 1
1 0
!
adalah 1 dan 1 (positif dan negatif) yang menandakan
bahwa matriks terakhir adalah takdenit.
Sekarang akan dibahas beberapa sifat dari matriks denit
positif. Dalam pembahasan materi ini, diasumsikan A
berordo n n:
Sifat I Jika A adalah matriks denit positif simetrik,
maka A taksingular.
Bukti:
Dari Teorema 6.5.1 jika A matriks denit positif, maka
semua nilai eigennya adalah positif. Andaikan A ma-
triks singular, maka = 0 adalah nilai eigen dari A
(mengapa?), sehingga kontradiksi dengan fakta bahwa
semua nilai eigen matriks A adalah positif. Jadi harus-
lah A taksingular.
Sifat II Jika A adalah matriks denit positif simetrik,
maka det (A) > 0:
Bukti:
Misalkan matriks A denit positif simetrik, maka dari
Teorema 6.5.1, semua nilai eigen matriks A (misalkan

1
;
2
; : : : ;
n
) adalah positif, sehingga
det (A) =
1

2

n
> 0:
Akibatnya matriks A taksingular.
Untuk membahas Sifat III, diberikan denisi berikut:
Denisi (Submatriks Utama)
Misalkan A matriks berordo nn: Misalkan A
r
adalah
matriks yang terbentuk dengan menghilangkan n r
baris terakhir dan n r kolom terakhir dari A; maka
A
r
disebut submatriks utama dari A dengan ordo r:
Ilustrasi: Misalkan
A =
0
B
@
1 2 3
4 5 6
7 8 9
1
C
A;
maka
A
1
= (1) ; A
2
=

1 2
4 5
!
; A
3
= A:
Sifat III Jika A adalah matriks denit positif simetrik,
maka submatriks utama A
1
; A
2
; : : : ; A
n
dari A semua-
nya adalah denit positif.
Bukti:
Misalkan x
r
= (x
1
; : : : ; x
r
)
T
adalah sembarang vektor
taknol di R
r
; dengan 1 r n; dan misalkan
x = (x
1
; : : : ; x
r
; 0; : : : ; 0)
T
R
n
:
Karena
x
T
r
A
r
x
r
= x
T
Ax > 0
maka A
r
adalah denit positif.
Ilustrasi:
Misalkan diberikan matriks berukuran 3 3 :
A =
0
B
@
4 2 1
2 5 0
1 0 2
1
C
A:
Dapat ditunjukkan bahwa matriks A denit positif (nilai
eigen dari A adalah
_
7+4; 4
_
7; dan 3), maka dapat
ditunjukkan bahwa
A
1
= (4) ; A
2
=

4 2
2 5
!
; dan A
3
= A
juga denit positif.
Dari tiga sifat tersebut diperoleh bahwa jika A
r
adalah submatriks utama dari matriks denit posi-
tif simetrik A; maka A
r
adalah matriks taksingular
dan det (A
r
) > 0:
penting dalam eliminasi Gauss
Secara umum, Jika A matriks berordo n n de-
ngan semua submatriks utamanya taksingular, ma-
ka A dapat direduksi menjadi matriks segitiga atas
hanya dengan menggunakan Operasi Baris Dasar III
(elemen diagonal tidak pernah nol sehingga tidak
perlu menukar baris).
Sifat IV Jika A matriks denit positif simetrik, maka
A dapat direduksi menjadi matriks segitiga atas hanya
dengan menggunakan Operasi Baris Dasar III

E
ij(k)

dan semua elemen diagonal/elemen porosnya adalah


positif.
Ilustrasi untuk matriks 4 4 :
Misalkan diberikan matriks
A =
0
B
B
B
@
a
11
a
12
a
13
a
14
a
21
a
22
a
23
a
24
a
31
a
32
a
33
a
34
a
41
a
42
a
43
a
44
1
C
C
C
A
Karena A denit positif, maka submatriks utama A
1
juga denit positif, sehingga
a
11
= det (A
1
) > 0:
Akibatnya, a
11
dapat digunakan sebagai poros untuk
mengeliminasi elemen-elemen a
21
; a
31
; dan a
41
hanya
dengan OBD III menjadi
A
(1)
=
0
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
@
a
11
a
12
a
13
a
14
0 a
(1)
22
a
(1)
23
a
(1)
24
0 a
(1)
32
a
(1)
33
a
(1)
34
0 a
(1)
42
a
(1)
43
a
(1)
44
1
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
A
Pada langkah ini submatriks utama A
2
telah berubah
menjadi:
0
B
B
@
a
11
a
12
0 a
(1)
22
1
C
C
A
:
Karena OBD III tidak mengubah nilai determinan, maka
det (A
2
) = a
11
a
(1)
22
;
sehingga
a
(1)
22
=
det (A
2
)
a
11
=
det (A
2
)
det (A
1
)
> 0 (mengapa?)
Karena a
(1)
22
,= 0; maka a
(1)
22
dapat digunakan sebagai
elemen poros pada proses eliminasi langkah kedua men-
jadi:
A
(2)
=
0
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
@
a
11
a
12
a
13
a
14
0 a
(1)
22
a
(1)
23
a
(1)
24
0 0 a
(2)
33
a
(2)
34
0 0 a
(2)
43
a
(2)
44
1
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
C
A
:
Dalam proses ini submatriks utama A
3
berubah menjadi
0
B
B
B
B
B
B
B
@
a
11
a
12
a
13
0 a
(1)
22
a
(1)
23
0 0 a
(2)
33
1
C
C
C
C
C
C
C
A
;
dan karena hanya menggunakan OBD III:
det (A
3
) = a
11
a
(1)
22
a
(2)
33
dan mengakibatkan
a
(2)
33
=
det (A
3
)
a
11
a
(1)
22
=
det (A
3
)
det (A
1
)
det(A
2
)
det(A
1
)
=
det (A
3
)
det (A
2
)
> 0:
Karena a
(2)
33
,= 0; maka a
(2)
33
dapat digunakan sebagai
elemen poros untuk proses eliminasi terakhir dan
a
(3)
44
=
det (A
4
)
det (A
3
)
> 0:
Implikasi dari Sifat IV
Secara umum, jika suatu matriks A yang berordo nn
dapat direduksi menjadi matriks segitiga atas U tanpa
pertukaran baris, maka A dapat difaktorisasi menjadi
A = LU
dengan L adalah matriks segitiga bawah dengan elemen-
elemen 1 pada diagonalnya.
Entri (i; j) dari matriks L di bawah elemen diagonal
utama merupakan kelipatan dari baris i yang telah diku-
rangkan dari baris j selama proses eliminasi.
Contoh: Misalkan diberikan matriks denit positif simetrik
A =
0
B
@
2 2 1
2 3 2
1 2 10
1
C
A
Untuk mengeliminasi a
21
, baris ke-2 ditambah dengan
1 kali baris ke-1, yang sama saja artinya dengan baris
ke-2 dikurangi dengan 1 kali baris ke-1, sehingga
l
21
= 1;
sedangkan untuk mengeliminasi elemen a
31
; maka baris
ke-3 ditambah dengan
1
2
kali baris ke-1, yang sama
artinya dengan mengurangi baris ke-3 dengan
1
2
kali
baris pertama, sehingga
l
31
=
1
2
:
Sesudah langkah pertama diperoleh:
A
(1)
=
0
B
@
2 2 1
0 1 3
0 3
19
2
1
C
A:
Untuk mengeliminasi a
32
; maka baris ke-3 dikurangi de-
ngan 3 kali baris ke-2, sehingga
l
32
= 3;
dan matriks segitiga atasnya menjadi
U = A
(2)
=
0
B
@
2 2 1
0 1 3
0 0
1
2
1
C
A:
Matriks L dinyatakan sebagai
L =
0
B
@
1 0 0
1 1 0
1
2
3 1
1
C
A;
dan jika diuji:
LU =
0
B
@
1 0 0
1 1 0
1
2
3 1
1
C
A
0
B
@
2 2 1
0 1 3
0 0
1
2
1
C
A
=
0
B
@
2 2 1
2 3 2
1 2 10
1
C
A = A:
Sekarang akan ditinjau hubungan antara faktorisasi LU
dengan faktorisasi LDL
T
; dengan D matriks diagonal.
Misalkan diberikan faktorisasi LU dari matriks A; maka
U dapat difaktorisasi menjadi
U =
0
B
B
B
@
u
11
u
12
u
1n
0 u
22
u
2n
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
0 0 u
nn
1
C
C
C
A
= DU
1
=
0
B
B
B
@
u
11
0 0
0 u
22
0
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
0 0 u
nn
1
C
C
C
A
0
B
B
B
B
@
1
u
12
u
11
u
13
u
11

u
1n
u
11
0 1
u
23
u
22

u
2n
u
22
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
0 0 0 1
1
C
C
C
C
A
Akibatnya A dapat difaktorisasi menjadi
A = LDU
1
;
dengan D adalah matriks diagonal yang elemen-elemen-
nya adalah elemen poros pada proses eliminasi. Dapat
ditunjukkan bahwa faktorisasi ini adalah tunggal. Dari
Sifat IV, elemen-elemen poros ini semuanya positif.
Karena A matriks simetrik, maka
A = A
T
LDU
1
= (LDU
1
)
T
= U
T
1
D
T
L
T
Karena ketunggalan faktorisasi, maka L
T
= U
1
; sehing-
ga dapat dituliskan:
A = LDL
T
.
Sifat V Jika A adalah matriks denit positif simetrik,
maka A dapat difaktorkan menjadi
A = LDL
T
dengan L matriks segitiga bawah dengan elemen diago-
nal utamanya adalah 1 dan D adalah matriks diagonal
yang semua elemen diagonal utamanya positif.
Contoh:
Dari contoh sebelumnya, matriks
A =
0
B
@
2 2 1
2 3 2
1 2 10
1
C
A
dapat difaktorisasi menjadi
0
B
@
1 0 0
1 1 0
1
2
3 1
1
C
A
0
B
@
2 2 1
0 1 3
0 0
1
2
1
C
A = LU:
Dengan memfaktorkan entri-entri diagonal dari U diper-
oleh
A =
0
B
@
1 0 0
1 1 0
1
2
3 1
1
C
A
0
B
@
2 0 0
0 1 0
0 0
1
2
1
C
A
0
B
@
1 1
1
2
0 1 3
0 0 1
1
C
A
= LDL
T
:
Karena elemen diagonal utama u
11
; u
22
; : : : ; u
nn
posi-
tif, maka dapat dimisalkan matriks
D
1=2
=
0
B
B
B
@
_
u
11
0 0
0
_
u
22
0
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
0 0
_
u
nn
1
C
C
C
A
dan misalkan L
1
= LD
1=2
; maka
A = LDL
T
= LD
1=2
D
1=2
L
T
= LD
1=2

D
1=2

T
L
T
=

LD
1=2

LD
1=2

T
= L
1
L
T
1
Faktorisasi ini dikenal dengan dekomposisi Cholesky dari
matriks A: Untuk selanjutnya, matriks L
1
cukup ditu-
liskan dengan L saja.
Sifat VI (Dekomposisi Cholesky) Jika A adalah ma-
triks denit positif simetrik, maka A dapat difaktorkan
menjadi
A = LL
T
;
dengan L adalah matriks segitiga bawah dengan elemen
diagonal utamanya positif.
Contoh
Dari dua contoh terakhir, maka misalkan
L
1
= LD
1=2
=
0
B
@
1 0 0
1 1 0
1
2
3 1
1
C
A
0
B
B
@
_
2 0 0
0 1 0
0 0
1
_
2
1
C
C
A
=
0
B
@
_
2 0 0

_
2 1 0
1
2
_
2 3
1
2
_
2
1
C
A;
sehingga
L
1
L
T
1
=
0
B
@
_
2 0 0

_
2 1 0
1
2
_
2 3
1
2
_
2
1
C
A
0
B
B
@
_
2
_
2
1
2
_
2
0 1 3
0 0
1
2
_
2
1
C
C
A
=
0
B
@
2 2 1
2 3 2
1 2 10
1
C
A = A:
Matriks A = LL
T
dapat ditinjau dari matriks segi-
tiga atas B = L
T
; sehingga A dapat juga dituliskan
sebagaing
A = B
T
B:
Karena L adalah matriks segitiga bawah dengan
entri diagonal positif, maka L taksingular, sehingga
B taksingular.
Teorema 6.6.1
Misalkan A adalah matriks simetrik berode nn; maka
pernyataan-pernyataan berikut ekuivalen:
1. A adalah denit positif.
2. Determinan semua submatriks utama A
1
; : : : ; A
n
adalah positif.
3. A dapat direduksi menjadi matriks segitiga atas
hanya dengan menggunakan Operasi Baris Dasar
III dan semua elemen diagonal/elemen porosnya
adalah positif.
4. A mempunyai suatu faktorisasi Cholesky LL
T
de-
ngan L adalah matriks segitiga bawah dengan entri
diagonal positif.
5. Adapat difaktorkan menjadi B
T
B untuk suatu ma-
triks taksingular B.
Teorema 6.6.1 dapat digunakan untuk menentukan
ciri matriks denit positif, yaitu bagian (2).
Periksa kedenitan matriks A pada tiga contoh ter-
akhir dengan menggunakan Teorema 6.5.1 nilai
eigen sulit ditentukan secara manual
Bandingkan dengan menentukan determinan setiap
submatriks utamanya, yaitu
[A
1
[ = 2 > 0; [A
2
[ =

2 2
2 3

= 2 > 0;
[A
3
[ = 1 > 0
sehingga dari Teorema 6.6.1 diperoleh kesimpulan
bahwa A matriks denit positif.
Soal Latihan
Kerjakan soal latihan di Leon halaman 320-321 nomor:
1,2,3,4,5,6.

Das könnte Ihnen auch gefallen