Sie sind auf Seite 1von 3

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DERMATITIS I. PENGKAJIAN. a. Identitas Pasien. b. Keluhan Utama.

Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok. c. Riwayat Kesehatan. 1. Riwayat Penyakit Sekarang : Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya. 2. Riwayat Penyakit Dahulu : Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya. 3. Riwayat Penyakit Keluarga : Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya. 4. Riwayat Psikososial : Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress yang berkepanjangan. 5. Riwayat Pemakaian Obat : Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat. II. PEMERIKSAAN FISIK. a. Subjektif : Gatal b. Objektif : Skuama kering, basah atau kasar. Krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi. ( Yang sering ditemui pada kulit kepala, alis, daerah nasolabial belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat bokong, lipat paha dan skrotum ). Kerontokan rambut. III. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI. 1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Inflamasi dermatitis, ditandai dengan : Adanya skuama kering, basah atau kasar. Adanya krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi. Intervensi : Kaji / catat ukuran dari krusta, bentuk dan warnanya, perhatikan apakah skuama kering, basah atau kasar. Anjurkan klien untuk tidak menggaruk daerah yang terasa gatal. Kolaborasi dalam pemberian pengobatan : Sistemik : Antihistamin, Kortikosteroid. Lokal : Preparat Sulfur, Tar, Kortikosteroid, Shampo (Selenium Sulfida) 2. Ansietas berhubungan dengan ancaman integritas biologis aktual atau yang dirasa sekunder akibat penyakit, ditandai dengan :

(Kemungkinan yang terjadi) Insomnia Keletihan dan kelemahan Gelisah Anoreksia Ketakutan Kurang percaya diri Merasa dikucilkan Menangis. Intervensi : Kaji tingkat ansietas: ringan, sedang, berat, panik. Berikan kenyamanan dan ketentraman hati : Tinggal bersama pasien. Tekankan bahwa semua orang merasakan cemas dari waktu ke waktu. Bicara dengan perlahan dan tenang, gunakan kalimat pendek dan sederhana. Perlihatkan rasa empati. Singkirkan stimulasi yang berlebihan (ruangan lebih tenang), batasi kontak dengan orang lain klien atau keluaraga yang juga mengalami cemas. Anjurkan intervensi yang menurunkan ansietas (misal : teknik relaksasi, imajinasi terbimbing, terapi aroma). Identifikasi mekanisme koping yang pernah digunakan untuk mengatasi stress yang lalu. 3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan sekunder akibat penyakit, ditandai dengan : Klien mungkin merasa malu. Tidak melihat / menyentuh bagian tubuh yang terganggu. Menyembunyikan bagian tubuh secara berlebihan. Perubahan dalam keterlibatan sosial. Intervensi : Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya. Dorong klien untuk bertanya mengenai masalah, penanganan, perkembangan dan prognosa penyakit. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan perkuat informasi yang telah diberikan. Perjelas berbagai kesalahan konsep individu / klien terhadap penyakit, perawatan dan pengobatan. Dorong kunjungan / kontak keluarga, teman sebaya dan orang terdekat. 4. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurangnya sumber informasi, ditandai dengan : Pasien sering bertanya / minta informasi, pernyataan salah konsep. Intervensi : Jelaskan konsep dasar penyakitnya secara umum. Jelaskan / ajarkan nama obat-obatan, dosis, waktu dan metode pemberian, tujuan, efek samping dan toksik. Anjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang rendah lemak. Tekankan pentingnya personal hygiene.

DAFTAR PUSTAKA 1. Sularsito, Dr. Sri Adi, Et all. 1986. Dermatologi Praktis. Edisi I. Penerbit: Perkumpulan Ahli Dermato-Venereologi Indonesia, Jakarta. 2. Doenges, Marilynn E, et all. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Penerbit: EGC, Jakarta. 3. Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Penerbit: EGC, Jakarta.

Das könnte Ihnen auch gefallen