Sie sind auf Seite 1von 14

SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI

KESELAMATAN PENGOPERASIAN
SUATU REAKTOR RISET 2 MW
Reinaldy Nazar
*
ABSTRAK
SIMULASI UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI KESELAMATAN PENGOPERASIAN
SUATU REAKTOR RISET 2 MW. Terbatasnya informasi yang dapat diperoleh dari hasil eksperimen
termohidrolik reaktor nuklir, perlu dilakukan kaji teoritiknya untuk melengkapi informasi yang telah
ada. Berkaitan dengan hal tersebut, dilakukan analisis numerik untuk memprediksi pengaruh model
konfigurasi bahan bakar di dalam teras dan jumlah pendingin yang dipompakan ke dalam tangki
terhadap kondisi keselamatan operasi reaktor. Reaktor yang ditinjau berupa suatu model reaktor riset
dengan teras berbentuk silinder.
ABSTRACT
THE SIMULATION TO PREDICT SAFETY CRITERIA FOR A 2 MW RESEARCH
REACTOR. The theoritical analysis of thermohydraulics aspect of of a research reactor is needed to do
complete other available information. In the relation with the problem, a numerical analysis was carried
out to predict an effect of fuel element configuration type to safety criteria. The analysis has been
performed on a 2 MW research reactor with core of cylindrical type.
PENDAHULUAN
Secara teoritis reaktor dapat dioperasikan pada tingkat fluks neutron berapa saja,
tetapi dari aspek keselamatannya pengoperasian reaktor harus dibatasi hingga daya
tertentu, karena reaktor yang dioperasikan pada daya yang lebih tinggi dengan sistem
pembuangan panas yang tidak sesuai akan menyebabkan temperatur teras reaktor naik
hingga melewati batas-batas keselamatan [1].

*
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknik Nuklir - BATAN
Keselamatan suatu reaktor nuklir sangat dominan ditentukan oleh aspek
termohidroliknya, karena sistem termohidrolik membatasi pengoperasian reaktor. Untuk
itu dalam perancangan dan analisis termohidrolik reaktor dituntut suatu ketelitian yang
tinggi. Kegiatan perancangan dan analisis ini diantaranya dapat dilakukan secara
teoritik, misalnya menggunakan paket program komputer yang sesuai.
Pada makalah ini dipresentasikan hasil perhitungan dan analisis dalam
memprediksi kondisi keselamatan suatu model reaktor riset 2 MW berdasarkan
konfigurasi bahan bakarnya di dalam teras dan jumlah pendingin yang dipompakan ke
dalam tangki.
METODA YANG DIGUNAKAN
Analisis dilakukan dengan menggunakan paket simulasi komputer FLUENT
V4.25 yang telah dilakukan pengujian tingkat ketelitiannya [2, 3].
BATASAN ANALISIS DAN ASUMSI
Mengingat kompleknya permasalahan yang ada dan untuk mempermudah
analisis, maka digunakan beberapa batasan, yaitu :
1. Kajian dibatasi pada aspek termohidroliknya saja, sehingga aspek neutronik, aspek
manajemen bahan bakar, aspek mekanik dan lain-lain diabaikan,
2. Penempatan batang kendali dan fasilitas reaktor yang lain diabaikan,
3. Daya yang dibangkitkan setiap bahan bakar adalah sama dan terdistribusi merata
sepanjang bahan bakar. Perhitungan yang dilakukan berangkat dari harga kondisi
batas fluks panas yang diberikan pada setiap dinding (permukaan) padatan sistem
reaktor, sehingga analisis perpindahan panas konduksi dari pusat bahan bakar ke
dinding luar bahan bakar tidak perlu dilakukan,
4. Dinding (permukaan) padatan yang terdapat pada sistem reaktor kecuali dinding
luar bagian bahan bakar aktif diasumsikan sebagai dinding adiabatik.
Disamping batasan di atas digunakan pula beberapa asumsi, yaitu :
1. Air pendingin adalah fluida inkompresibel,
2. Aliran turbulen model (k-) dengan kondisi tunak, dan
3. Sifat-sifat fisika dan transport air pendingin konstan.
MODEL REAKTOR YANG DITINJAU
Model reaktor riset yang ditinjau mempunyai 121 lubang penempatan bahan
bakar yang tersusun secara heksagonal (simetri - enam) di dalam teras silinder. Untuk
sirkulasi air pendingin masuk dan keluar tangki reaktor ditempatkan 12 pipa primer,
yaitu 6 pipa untuk memasukkan air pendingin ke dalam tangki dan 6 pipa untuk
memompakan air pendingin ke luar tangki reaktor. Setiap pipa masukan dan keluaran
disusun berdampingan secara heksagonal (simetri - enam) pula, sehingga pengkajian
dapat dilakukan terhadap 1/12 bagian reaktor saja (Gambar 1 dan Gambar 2).

Gambar 1. Penampang 1/12 susunan heksagonal
bahan bakar di dalam teras silinder.
Gambar 2. Model 1/12 bagian sistem reaktor yang ditinjau.

Gambar 3. Dimensi dasar reaktor. Gambar 4. Dimensi susunan
bahan bakar.
KONSEP DASAR MATEMATIK
Paket program FLUENT V4.25 merupakan paket simulasi komputer yang
diantaranya dapat digunakan untuk menganalisis dinamika fluida. Konsep dasar yang
digunakan paket program FLUENT V4.25 adalah menyelesaikan persamaan-
persamaan matematik yang berlaku dengan menggunakan metoda volume hingga.
Berdasarkan asumsi-asumsi yang digunakan, maka model persamaan-persamaan
pengendali (Governing Equations) yang digunakan FLUENT V4.25 untuk
menganalisis aspek termohidrolik sistem reaktor yang ditinjau adalah sebagai berikut:
Persamaan kontinuitas
( )


x
u
i
i
0 (1)
Persamaan momentum arah i
( ) ( )


x
u u
P
x x
u
x
u
x x
u u g
j
i j
i j
i
j
j
i j
i j i
+ +

_
,

1
]
1
1
+ (2)
Persamaan energi
( ) ( )

x
u h
x
k k
T
x
u
P
x
u
x
u
x
u
x
j
i
i
f t
i
i
i
i
j
j
i
i
j
+ + + +

_
,

(3)
Notasi : indeks i dan j = 1, 2, 3.

ij
= delta Kronecker = 1, jika = dan = 0, jika i j i j
dengan, u u u
1 2 3
0 , pada semua dinding padatan
u
1
t konstan dan , 0
3 2
u u pada ujung pipa masukan
&& , q
T
n

0 pada dinding padatan selain dinding luar bagian bahan bakar aktif
&& , q
T
n

konstan pada dinding luar bagian bahan bakar aktif


Dengan menerapkan model aliran turbulen (k-) pada korelasi tegangan Reynolds,
maka
( )

_
,

u u
u
x
u
u
k d
i j t
i
j
j
i
ij
2
3
Persamaan transport energi kinetik turbulen (k) untuk fluida dengan kerapatan konstan
( )


x
u k
x
k
x
u
x
u
x
u
x
i
i
i
t
k i
t
j
i
i
j
j
i

_
,

+ +

_
,

(4)
Persamaan laju disipasi energi kinetik turbulen () untuk fluida dengan kerapatan
konstan
( )



x
u
x x k
u
x
u
x
u
x k
i
i
i
t
i
j
i
i
j
j
i

_
,
+ +

_
,

1
]
1
1

13
1 44 1 92
2
,
, , (5)
dimana,
( ) entalpi

ref P
T
T
P
T T C dT C h
ref
, k C
t P
t
t

Pr
konduktivitas turbulen
Pr
t
P t
t
C
k

bilangan Prandtl turbulen ,



k t
p
t
C
k

t
k
0 09
2
,
u komponen kecepatan rata - rata , rapat massa , g gravitasi
P tekanan , k energi kinetik turbulen, T temperatur ,
C
p
kapasitas panas spesifik , k
f
konduktivitas molekular fluida
= viskositas dinamik fluida,
t
= viskositas turbulen
Proses penyelesaian yang dilakukan program FLUENT V4.25 dalam
mencari solusi persamaan pengendali tersebut dapat dilihat pada Pustaka 2.
PROSEDUR KERJA
Geometri 1/12 bagian reaktor pada Gambar 1 dibangun dengan menggunakan
paket program FLUENT V4.25. Selanjutnya geometri tersebut dibagi menjadi 24080
sel volume atur, yang terdiri dari 35 sel arah x (arah tinggi reaktor), 16 sel arah y dan
43 sel arah z. Distribusi sel volume atur dalam arah x dinyatakan pada Tabel 1.
Tabel 1. Distribusi sel volume atur arah tinggi reaktor (arah x)
JARAK DARI
DASAR TANGKI
(meter)
JUMLAH LAPISAN
SEL ARAH TINGGI REAKTOR
(arah x)
0 - 0,612 6 lapis sel (x = 1 s/d x = 6)
0,612 - 0,698 2 lapis sel (x = 7, dan x = 8)
0,698 - 0,786 2 lapis sel (x = 9, dan x = 10)
0,786 - 1,1670 8 lapis sel (x = 11 s/d x = 18)
1,1670 - 1,255 2 lapis sel ( x = 19, dan x = 20)
1,255 - 5,155 12 lapis sel (x = 21 s/d x = 32)
5,155 - 6,055 3 lapis sel (x = 33 s/d x = 35)
Cara pengelompokan penempatan bahan bakar di dalam 1/12 teras berdasarkan
ring yang ada dinyatakan pada Tabel 2 di bawah ini
Tabel 2. Pengelompokan Penempatan Bahan Bakar di Dalam Ring
RING BAHAN BAKAR
A A-1
B B-1
C C-1, C-12
D D-1, D-18
E E-1, E-24, E-23
F F-1, F-30, F-29
G G-36, G-35, G-34
KONDISI BATAS YANG DIBERIKAN
Kondisi batas yang diberikan pada 1/12 bagian sistem reaktor yang ditinjau
adalah :
1. Model aliran turbulen k- dalam kondisi tunak
2. Sifat fisika dan transport air pendingin konstan
3. Temperatur air pendingin ketika masuk tangki 305 K, tekanan operasi 1 atm,
komponen kecepatan aliran pendingin arah y dan z adalah 0 m/s. Komponen
kecepatan aliran pendingin arah x ini ditentukan berdasarkan jumlah pendingin
yang dipompakan ke dalam tangki reaktor melalui pipa primer masukan.
4. Bidang batas padatan pada dinding tangki, dinding reflektor, dinding luar bagian
bahan bakar yang mengandung grafit, dinding pipa masukan dan dinding pipa
keluaran diberikan harga fluks panas 0 watt/m
2
dan komponen kecepatan aliran
pendingin arah x, y dan z masing-masing 0 m./s.
5. Harga komponen kecepatan aliran pendingin arah x, y dan z pada bidang batas
padatan dinding luar bagian bahan bakar aktif masing-masing 0 m/s.
6. Harga fluks panas yang harus diberikan pada setiap bahan bakar supaya diperoleh
daya termal total 2 MW adalah sesuai dengan jumlah bahan bakar yang digunakan,
yaitu :
( )( )

,
_

2
6
m
watt
aktif bakar bahan bagian selubung luas . .
10 . 2
B B
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 3. Data Perolehan Temperatur Maksimum Dinding Luar Bahan Bakar Jumlah
Penempatan Bahan Bakar pada 1/12 Bagian Reaktor
KASUS
TOTAL
BAHAN
BAKAR
FLUKS
PANAS
TIAP
BAHAN
BAKAR
(W/m
2
)
LUBANG
YANG
DIKOSONG
KAN
DEBIT
(m
3
/s )
KEC. ALIRAN
PENDINGIN
MASUK (m/s)
TEMPERATUR
MAKS.
DINDING
LUAR FUEL (K)
1 15 367267,02 - 0,01201 3,29 1883
2 13 389818,51 A-1 dan C-12 0,01201 3,29 995,8
3 12 435679,51 A-1, C-12 dan
D-18
0,01201 3,29 853.42
Menurut Tabel 3 diketahui, jika reaktor dioperasikan pada daya 2 MW, laju
aliran pendingin masuk tangki 3,29 m/s dan menempatkan bahan bakar pada seluruh
lubang penempatan yang tersedia, maka temperatur maksimum dinding luar bahan
bakar di dalam teras adalah 1883 K, yaitu temperatur maksimum dinding luar bahan
bakar pada posisi penempatan A-1 (kasus-1). Jika reaktor dioperasikan pada daya
sama, menggunakan laju aliran pendingin masuk tangki 3,29 m/s, tetapi posisi
penempatan A-1 dan C-12 (kasus 2) dikosongkan, maka temperatur maksimum dinding
luar bahan bakar adalah 995 K, yaitu temperatur maksimum dinding luar bahan bakar
pada posisi penempatan B-1. Jika reaktor dioperasikan pada daya yang sama,
menggunakan laju aliran pendingin masuk tangki 3,29 m/s, tetapi posisi penempatan A-
1, C-12 dan D-18 (kasus 3) dikosongkan, maka temperatur maksimum dinding luar
bahan bakar di dalam teras adalah 853,42 K, yaitu temperatur maksimum dinding luar
bahan bakar pada posisi penempatan B-1.
Berdasarkan pernyataan di atas diketahui, bahwa dengan melakukan
pengosongan terhadap posisi penempatan yang berada disekitar bahan bakar yang
memiliki harga temperatur dinding luarnya maksimum, cenderung dapat menurunkan
harga temperatur maksimum tersebut. Hal ini dapat terjadi demikian, karena dengan
adanya tindakkan pengosongan tersebut berarti memperbesar debit air pendingin yang
mendinginkan bahan bakar yang bertemperatur maksimum tersebut, meskipun akibat
pengosongan tersebut fluks panas tiap-tiap bahan bakar akan menjadi lebih tinggi
supaya tetap diperoleh daya reaktor 2 MW. Dengan kata lain, kenaikan temperatur
yang timbul karena kenaikan harga fluks panas lebih kecil dibandingkan terhadap
penurunan temperatur yang terjadi karena peningkatan debit air pendingin dengan
bertambahnya luas penampang aliran.
Tabel 4. Data Perolehan Temperatur Maksimum Dinding Luar Bahan Bakar Untuk 13
Posisi Penempatan Bahan Bakar pada 1/12 Bagian Reaktor.
KASUS
TOTAL
BAHAN
BAKAR
FLUKS
PANAS
TIAP BAHAN
BAKAR
(W/m
2
)
LUBANG
YANG
DIKOSONG
KAN
DEBIT
( m
3
/s )
KEC. ALIRAN
PENDINGIN
MASUK (m/s)
TEMPERATUR
MAKS. DINDING
LUAR FUEL (K)
1 13 389818,51 A-1 dan C-12 0,00238 0,65 1098,31
2 13 389818,51 A-1 dan C-12 0,00535 1,46 1045,80
3 13 389818,51 A-1 dan C-12 0,01201 3,29 995,80
4 13 389818,51 A-1 dan C-12 0,01534 4,20 970,80
5 13 389818,51 A-1 dan C-12 0,02699 7,39 945,80
6 13 389818,51 A-1 dan C-12 0,04196 11,49 898,31
7 13 389818,51 A-1 dan C-12 0,06525 17,88 853,21
8 13 389818,51 A-1 dan C-12 0,10146 27,79 810,37
9 13 389818,51 A-1 dan C-12 0,15777 43,22 769,68
Tabel 5. Data Perolehan Temperatur Maksimum Dinding Luar Bahan Bakar Untuk 12
Posisi Penempatan Bahan Bakar pada 1/12 Bagian Reaktor
KASUS
TOTAL
BAHAN
BAKAR
FLUKS PANAS
TIAP BAHAN
BAKAR (W/m
2
)
LUBANG
YANG
DIKOSONG
KAN
DEBIT
( m
3
/s )
KEC. ALIRAN
PENDINGIN
MASUK (m/s)
TEMPERATUR
MAKS. DINDING
LUAR FUEL (K)
1 12 435679,51 A-1, C-12, D-
18
0,0049 1,35 1076,77
2 12 435679,51 A-1, C-12, D-
18
0.0075 2,07 972,21
3 12 435679,51 A-1, C-12, D-
18
0,0116 3,17 877,80
4 12 435679,51 A-1, C-12, D-
18
0,01201 3,29 853,42
5 12 435679,51 A-1, C-12, D-
18
0,01765 4,84 792,56
6 12 435679,51 A-1, C-12, D-
18
0,02699 7,39 715,6
7 12 435679,51 A-1, C-12, D-
18
0,06136 16,81 528,4
8 12 435679,51 A-1, C-12, D-
18
0,08258 22,62 471,57
9 12 435679,51 A-1, C-12, D-
18
0,1022 28,0 414,74
10 12 435679,51 A-1, C-12, D-
18
0,1375 37,68 370,13
Berdasarkan Tabel 3, 4 dan 5 di atas diketahui bahwa, untuk menurunkan
temperatur maksimum dinding luar bahan bakar dari level 995 K (kasus 2 pada Tabel
3) ke level 853 K dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan bakan bakar D
18
(kasus 4
pada Tabel 5) atau melakukan make-up air pendingin ke dalam tangki (kasus 7 pada
Tabel 4).
Mengurangi jumlah penempatan bahan bakar di dalam teras untuk menurunkan
harga temperatur maksimum dinding luar bahan bakar, bergantung pada daya
maksimum yang dapat dibangkitkan oleh setiap bahan bakar. Hal ini perlu penelitian
lebih lanjut untuk menentukan daya maksimum yang dapat dibangkitkan pada setiap
bahan bakar.
Melakukan make-up air pendingin ke dalam tangki untuk menurunkan harga
temperatur maksimum dinding luar bahan bakar berarti akan menaikkan kecepatan
aliran pendingin masuk ke dalam tangki, kemudian juga akan menaikkan kecepatan
aliran air pendingin yang berasal dari teras menuju permukaan tangki dan akhirnya
tingkat radiasi pada permukaan tangki tersebut menjadi lebih tinggi. Disamping itu juga
akan menaikkan biaya operasi reaktor.
Pada Tabel 4 kasus 9 diketahui bahwa, untuk mencapai temperatur maksimum
dinding luar bahan bakar pada level 769 K dengan 13 posisi penempatan bahan bakar
harus dipompakan air pendingin 0,158 m
3
/s untuk 1/12 bagian tangki. Untuk mencapai
temperatur maksimum dinding luar bahan bakar pada level 415 K [4] tentu saja harus
dipompakan air pendingin yang jauh lebih banyak lagi. Padahal berdasarkan Tabel 5
kasus 9 diketahui bahwa, untuk mencapai temperatur maksimum dinding luar bahan
bakar pada level 415 K dapat dilakukan dengan menggunakan 12 posisi penempatan
bahan bakar dan memompakan air pendingin 0,1022 m
3
/s untuk setiap 1/12 bagian
reaktor.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis teoritik yang telah dilakukan untuk memprediksi kondisi
keselamatan suatu model reaktor riset 2 MW, terhadap jumlah penempatan bahan
bakarnya yang disusun dengan bentuk susunan heksagonal di dalam teras dapat ditarik
beberapa kesimpulan bahwa :
1. Pengoperasian reaktor dengan teras yang terisi penuh bahan bakar dan debit air
pendingin yang tidak sesuai akan menyebabkan harga temperatur maksimum
dinding luar bahan bakar di dalam teras menjadi tinggi.
2. Harga temperatur maksimum dinding luar bahan bakar dapat diturunkan dengan
cara mengosongkan beberapa posisi penempatan bahan bakar di dalam teras atau
menambahkan jumlah air pendingin yang dipompakan ke dalam tangki reaktor atau
melakukan kedua-duanya.
3. Pengosongan beberapa posisi penempatan bahan bakar di dalam teras untuk
menurunkan harga temperatur maksimum dinding luar bahan bakar lebih efektif
dibandingkan dengan melakukan make-up air pendingin ke dalam teras.
DAFTAR PUSTAKA
1. TODREAS, N.E. and KAZIMI, M.S., Nuclear System I Thermal-Hydraulic
Fundamentals, Hemisphere Publishing Co., New York, (1976)
2. REINALDY, N., Kaji Teoritik Aspek Termohidrolik Reaktor Riset pada Daya 2
MW, Tesis Magister, Institut Teknologi Bandung, Bandung, (1997)
3. REINALDY, N., A. SUWONO, T.A.F. SOELAIMAN, Analisis Teoritik Aliran
Pendingin pada Berkas Empat Pipa Susunan Sebaris Menggunakan Paket Program
FLUENT V4.25, Jurnal Teknik Mesin - ITB XI, 3, Bandung (1996)
4. ANONYMOUS, Safety Analysis Report, General Atomic, San Diego, (1996)
DISKUSI
HUDI HASTOWO
1. Kriteria keselamatan yang digunakan apa: DNBR, OFIR?
2. Mengapa kondisi transien tidak diperhatikan dalam analisis ini, karena kondisi
transien lebih berbahaya dari kondisi steady-state?
3. Sesuai dengan jenis lokakarya ini masalah komputasi, mutunya bahasan lebih
banyak ditekankan aspek komputasi dari penelitian tersebut; misalnya: algoritma
dan flowchart dari penyelesaian ke persamaan kontinuitas massa, kesetimbangan
energi dan momentum.
REINALDY NAZAR
1. Kriteria keselamatan yang digunakan adalah DNBR
2. Karena asumsi untuk analisis ini salah satunya adalah kondisi steady-state, mudah-
mudahan pada waktu selanjutnya akan saya gunakan kondisi transien.
3. Untuk algoritma dari flowchart dan penyelesaian persamaan kontinuitas massa,
kesempatan energi dan momentum silahkan dilihat pada prosiding makalah saya
pada Hasil-hasil Studi Magister dan Doktor yang diadakan oleh PPI-BATAN
1997.
MUHAMMAD SUBEKTI
Mengapa dalam batasan masalah posisi batang kendali diabaikan, padahal aspek
keselamatan termohidrolik dengan mengurangi jumlah bahan bakar akan sangat
merepotkan dan kelebihan panas dapat diatasi dengan kompensasi batang kendali?
REINALDY NAZAR
Sebagai asumsi awal saja, untuk berangkat ke analisis yang lebih kompleks. Mudah-
mudahan pada kegiatan selanjutnya saya akan mempresentasikan suatu makalah
simulasi reaktor dengan menggunakan paket FLUENT V4.25, dimana penggunaan
asumsi-asumsi akan diminimumkan
UTAJA
Kesimpulan penyaji, dapat dilakukan tanpa melakukan simulasi. Dengan kata lain,
suhu dapat diturunkan baik dengan mengurangi bahan bakar atau menambah debit
pendingin. Usulan kami, kesimpulan bersangkutan saja dengan simulasi.
REINALDY NAZAR
Kesimpulan yang saya nyatakan ini merupakan titik tolak yang akan saya gunakan
untuk berangkat melakukan simulasi termohidrolik yang lebih kompleks pada waktu-
waktu selanjutnya, sehingga saya dapat memberikan kesimpulan pada analisis
selanjutnya dengan mempunyai dasar yang telah lengkap.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama : REINALDY NAZAR
2. Tempat/Tanggal Lahir : Padang, 1 Juli 1962
3. Instansi : P3TkN - BATAN
4. Pekerjaan / Jabatan : Staf. Bidang Reaktor
5. Riwayat Pendidikan : (setelah SMA sampai sekarang)
ITB, (1989) (S1)
ITB, (1997) (S2)
6. Pengalaman Kerja : - 1990 - 1991 : PPkTN - BATAN
- 1991 - sekarang : Staf P3TkN - BATAN
7. Organisasi Professional : -
HOME
KOMPUTASI DALAM SAINS DAN TEKNOLOGI NUKLIR X

Das könnte Ihnen auch gefallen