Sie sind auf Seite 1von 4

CONTOH DISKRIPSI PERENCANAAN CDMA SURABAYA 1.

Tahapan perencanaan Plotting Area Ploting dilakukan untuk membagi dan menentukan wilayah atau daerah dalam kota yang menjadi target dalam perencanaan jaringan ini berdasarkan kepadatannya. Ada lima kategori dasar dalam penentuan wilayah ini yaitu daerah yang mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi (dense urban), biasanya sentra bisnis, urban untuk wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk tinggi (sipil), sub-urban untuk wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk sedang, rural atau pedesaan/area terbuka, dan highway atau jalan bebas hambatan (tol). Untuk Surabaya kota ini luas wilayah ploting ditentukan 25 km2 untuk dense urban, dengan titik pusat sekitar wilayah sentra bisnis Tunjungan Plasa. Untuk urban adalah seluas 100 km2 dan sub-urban adalah 225 km2. Sedangkan untuk rural adalah seluas 2500 km2 dan highway seluas 100 km2. Penetapan luas wilayah plotting ini berdasarkan data yang didapat dari survey lapangan. 2. Asumsi dasar perencanaan Jumlah pelanggan Dari data marketing PT. Metrosel didapat bahwa pelanggan untuk metropolis area (Surabaya Kota) adalah sejumlah pelanggan. Jumlah ini yang akan dipakai untuk acuan pada saat awal perencanaan. Traffic Load Untuk rata-rata laju panggilan (trafik) pada jam sibuk untuk kota Surabaya ditentukan sebesar 0.015 Erlang/pelanggan. Sehingga dengan mengalikan dengan asumsi jumlah atau target pelanggan per-tahum didapat asumsi trafic load setiap tahunnya yaitu .. x 0.015 =. Erlang. 3. Perencanaan sistem CDMA untuk eksisting site Pada tahapan ini untuk setiap sel sistem AMPS akan juga terpasang sistem CDMA (co-located). PT. Metro Seluler Nusantara sebagai operator seluler AMPS di wilayah Surabaya ini mempunyai 15 RBS (Radio Base Station) yang menggunakan pola pengulangan frekuensi 4 dan menggunakan 6 antena sektor. Sehingga setiap sektornya mempunyai kapasitas 13 voice channel atau setiap RBS mempunyai kapasitas maksimal 13 x 6 = 78 voice channel. Perencanaan Sel CDMA Untuk Eksisting Site Dari hasil ploting didapat bahwa eksisting site akan terkategori dalam dense urban, urban, atau sub urban. Maka perencanaan sel berlaku uniform dalam suatu kategori. Perencanaan didasarkan pada kondisi-kondisi praktis, antara lain pengamatan lapangan, spesifikasi peralatan yang akan digunakan. Untuk implementasi dimasukkan kondisi-kondisi yang sesuai dengan kenyataan. Reverse Link Budget Ditentukan : MS TX power (MS PTX) = 23 dBm

77 dB noise) = 7,3 dB MS antenna Gain (MS Ga) dan body loss = -2 dB Soft handoff gain (SHO) = 4 dB Fade margin = -7,63 dB Receiver intereference margin = -3 dB BTS RX antenna gain (BTS GARX) = 18 dBi BTS cable loss (BTS CLOSS ) = 2 dB K (konstanta Boltzman) = 1.3803.10-23 J/K = -228,6 dBW/Hz T (temp efektif noise pada receiver) = 170 C atau 290 K = 24,62 B (bandwidth) = 1,2288 MHz = 60,89 dB BTS noise figure = 6,5 dB Eb/No (energi sinyal yang diterima per-bit per-herts dari termal

Perhitungan : MS EIRP = MS PTX + MS Ga = 23 + 2 = 25 dBm kT (W/Hz) = 1.3803.10-23 JK x 290o K = 4,00.10-21 W/Hz = -204 dBW/Hz = -174 dBm/Hz = -134,18 dBm/9.6 kHz BTS RX sensitivity = kTB + BTS NF + Eb/No = -134,18 + 6,5 + 7,3 = -120,38 dBm Uplink Path Loss = MS PTX + Fade Margin + SHO + Rec. Int. Margin + Building Pen. Loss + BTS GaRX + BTS CLOSS - BTS RX Sensitvity = 25 + (-6,74) + 3,5 + (-6) + (-10,00) + 18 + (-2) ( - 120,38) = 133,7 dB Hasil perhitungan diatas adalah untuk dense urban sedangkan untuk kategori daerah yang lain dilakukan dengan cara yang sama. Perbedaan data yang telah diketahui atau ditentukan hanya pada bulding penetration loss yaitu, untuk urban 10 dB, suburban dan rural 7,5 dB, dan highway 5 dB. Maka dari hasil perhitungan didapat uplink path loss untuk urban 138,7 dB, suburban dan rural 141,2 dB, dan highway 144,6 dB Forward Link Budget Ditentukan : MS antenna Gain (MS GA) = -2 dB BTS TX Power (BTS PTX) = 41,5 dBm = 14,13 Watt Prosentase daya traffic channel (%P) = 75 % Jumlah kanal trafik yang tersedia, N = 160 ch BTS Tx antenna gain (BTS GATX) = 17 dBi Fade margin = - 7,63 dB Rec. interference margin = - 3 dB BTS noise figure (BTS NF) = 10,5 dB Eb/No (energi sinyal yang diterima per-bit per-herts dari termal noise) = 7,3 dB

78 Perhitungan :
BTSPTX + BTSC LOSS + BTSGATX %P 10 x10 BTS EIRP/Trafiic Ch = 10 log N 31, 2 + 0 +17 0,75 x10 10 = 10 log 160 = 35,2 dB

Subs. RX sensitivity = kTB + BTS NF + Eb/No = -134,18 + 10,5 + 7,3 = -116,38 dB

Down link path loss = BTS EIRP/Trafiic Ch + Fade margin + Recv. Int. margin + Building penetration loss + MS GA Subs. RX sensitivity = 35,2 + (-7,63) + (-3) + (-15) + (-2) (-116,38) = 123,96 dB (dense urban)

Dari hasil perhitungan didapat downlink path loss untuk urban 129.0 dB, suburban dan rural 131,5 dB, dan highway 134.8 dB (fade margin 6,75 dB). Radius Sel Ditentukan : Frekuensi (fc) = 890 mHz Ketinggian antena pada subs. (hre) = 1,5 m Ketinggian antena BTS (hte) = 30 m untuk dense urban, sedangkan untuk yang lain 40 m. Faktor koreksi environmental, a(l) = -2 dB untuk dense urban, sedangkan urban d dB, suburban 10 dB, rural dan highway 17 dB. Perhitungan : Faktor koreksi tinggi antena subsriber, a(hre) : = 3.2(log 11,75hre)2 4,97 untuk fc 300 MHz dan kota besar = 3.2(log 11,75x1,5)2 4,97 = 0,000919047 dB Faktor koreksi tinggi BTS, a(hte) : = 13,83log hte = 13,83log 30 = 20,428 dB

, slope (dB/decade) = 44,9 6,55.log (BTS ht) = 44,9 6,55log 30 = 35,225 dB/decade
Total atenuasi (tidak termasuk atenuasi karena jarak) : = 69.55 + 26,16log fc a(hte) a(hre) + a(l) = 69.55 + 26,16log 890 20,428- 0,000919047 + (-2) = 124,293 dB

79

dB = 124,0 124,293 = -0,3 Radius per-sel (R) =


dB

10

1 0

,3 0 3 ,2 5 5 2

= 0,98 km

Dengan cara yang sama didapat radius sel untuk urban 1.98 km, sub urban 6.18 km, rural 9.88 km dan higway 12.39 km 3. Perencanaan Untuk Sel CDMA Baru Setelah dilakukan perencanaan sel CDMA untuk eksisting site maka kemudian dilakukan perencanaan untuk sel CDMA yang lain. Perencanaan ini dilakukan untuk menutupi daerah yang belum tercakup CDMA, setelah hasil perencanaan sel CDMA pada eksisting site tergambar. Secara praktis jumlah sel yang dibutuhkan untuk mencakup daerah-daerah tersebut adalah sebagai berikut: Area atau wilayah yang akan di cover untuk dense urban = 25 km2 (berdasarkan ploting) Luas per-sel = R2 = 3,14 x (0,98)2 = 3,017 km2 Jumlah sel yang dibutuhkan = 25/3,017 = 8,286 sel 9 sel Perhitungan diatas adalah kebutuhan jumlah sel untuk memenuhi coverage dengan mengabaikan permasalahan trafik. Dengan cara yang sama maka untuk suburban dengan luas wilayah 100 km2 membutuhkan 9 sel, suburban 2 sel, rural 8 sel dan highway 1 sel. Sehingga untuk bisa mencakup semua wilayah tersebut dibutuhkan total 29 BTS. 4. Pemilihan Dan Penempatan BTS Setelah diketahui kebutuhan trafik pada BH (busy hour), yaitu 337,5 maka dapat ditentukan konfigurasi BTS. Untuk sistem CDMA mempunyai beberapa macam konfigurasi seperti tabel pada lampiran. Dari tabel tersebut diatas ditentukan satu BTS berkapasitas 46,4 E. Dengan total sistem BH = 337,5 maka jumlah BTS yang dibutuhkan = 337,5/46,4 = 7,3 BTS atau 8 BTS. Jika total BTS yang dibutuhkan untuk dapat mencakup semua wilayah adalah 29 BTS maka dapat diperkirakan total BTS yang dibutuhkan yaitu 29 2 + 82 = 30 BTS.

Das könnte Ihnen auch gefallen