Sie sind auf Seite 1von 9

MONITORING DAN PENANGANAN GANGGUAN JARINGAN CDMA 2000 1x Bayu Dwi Setyadi (L2F 005 521) Mahasiswa Jurusan

Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Abstrak Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi komunikasi semakin berkembang dengan cepat. PT. Telkom menyikapinya dengan mengimplementasikan teknologi CDMA 2000 1x pada salah satu divisi usahanya, yaitu Telkom Flexy. Dengan menggunakan teknologi CDMA 2000 1x diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan telekomunikasi yang murah, daya jangkau luas dan berkualitas handal. Setiap hal di dunia ini tidak ada yang sempurna. Begitu juga halnya dengan jaringan CDMA khususnya jaringan CDMA Telkom Flexy. Meskipun segala upaya telah di lakukan se-ideal mungkin untuk menjaga kualitas jaringan, namun tetap saja masih terjadi banyak masalah yang sangat berpengaruh pada kualitas layanan. Masalah dapat timbul baik pada software maupun hardware. Untuk menjaga kualitas jaringan, secara rutin dilaksanakan langkah monitoring dan pengumpulan data, analisa data, penanganan gangguan , dan optimalisasi. Kata kunci: Monitoring, Optimalisasi, Penanganan Gangguan

I. 1.1

Pendahuluan Latar Belakang

Dalam komunikasi selular, terdapat dua kutub utama yang berbeda, yaitu sistem jaringan Global System for Mobile Communication (GSM) dan Code Division Multiple Access (CDMA). Dalam hal populasi, GSM memiliki jumlah pemakai yang lebih banyak dibanding CDMA karena sudah dikembangkan lebih awal sejak tahun 1990an. Sedangkan CDMA generasi pertama (CDMAOne/IS95) baru beroperasi sejak tahun 1995 dan baru meledak ketika versi lanjutannya, CDMA 2000-1X, dikembangkan pada bulan Oktober tahun 2000. Dalam pengoperasiannya, CDMA menggunakan teknologi spread spectrum (penyebaran spektrum) untuk mengedarkan sinyal informasi melalui bandwidth sebesar 1.25 MHz. Teknologi ini awalnya hanya digunakan untuk kepentingan militer karena menggunakan kode digital yang unik dan lebih baik dari penggunaan frekuensi radio. Pemanfaatan CDMA sebagai salah satu jaringan komunikasi selular dilakukan oleh Qualcomm. Oleh sebab itu, pengembangan CDMA masih dipegang oleh perusahaan asal Amerika itu dan hanya mereka yang memiliki hak dalam pembuatan chip yang merupakan otak dari alat komunikasi yang berbasis CDMA.

Telepon yang menggunakan teknologi CDMA dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, telepon tanpa kartu sehingga nomor pangilnya harus diprogram oleh penyedia layanan CDMA tersebut. Kedua, telepon selular CDMA yang menggunakan Removal User Identification Module (RUIM) atau dalam GSM populer dengan SIM Card. Kelebihan yang ditawarkan dari teknologi CDMA adalah kemampuan sistem modulasinya. Modulasi CDMA merupakan kombinasi dari Frequency Division Multiple Access (FDMA) dan Time Division Multiple Access (TDMA). Kombinasi keduanya melahirkan kekuatan jaringan CDMA yaitu penggunaan spektrum frekuensi yang lebih efisien dalam transformasi informasi. 1.2 Tujuan

Tujuan dan manfaat penulis melakukan kerja praktek adalah 1. Mempelajari Sistem Telekomunikasi CDMA. 2. Mempelajari sistem telekomunikasi CDMA 2000 1X, sebagai sistem telekomunikasi nirkabel yang mampu memberikan layanan suara (sirkuit) dan data (paket). 3. Mempelajari proses monitoring dan optimalisasi

jaringan sistem CDMA 2000 1x di Divisi Fixed Wireless Network PT Telkom Jakarta. 1.3 Pembatasan Masalah

Dalam laporan kerja praktek ini, penulis membatasi masalah hanya mengenai proses monitoring dan penanganan gangguan meliputi penggunaan software LMT, Alarm System Management, macam-macam gangguan dan penanganannya, drive test, network tuning, serta contoh kasus di lapangan.

menyediakan dan mengatur jalur transmisi radio antara ponsel dengan MSC. BSS juga mengatur antarmuka radio antara ponsel dengan subsistem CDMA lainnya. Setiap BSS terdiri dari banyak pengendali BTS atau yang disebut dengan Base Station Controller (BSC), yang menghubungkan ponsel dengan NSS melalui MSC.. a) Base Transceiver Station ( BTS ) Base Transceiver Station (BTS) merupakan tempat beradanya perangkatperangkat yang berhubungan langsung dengan MS. Fungsi dari Base Transciever Sistem (BTS) adalah Menangani encoding dan decoding CDMA Menangani hubungan frekuensi radio CDMA spread-spectrum dengan MS (Mobile Station) b) Base Station Controller ( BSC ) Base Station Controller (BSC) mengatur semua fungsi hubungan radio dari jaringan CDMA. Fungsi dari sebuah BSC antara lain : Digunakan untuk routing paket data diantara BSS Untuk pengalokasian sumber daya radio pada BTS dan BSC Menangani terjadinya proses handoff, memungkinkan pelanggan berpindah antar BTS dalam satu cakupan BSC Mengatur power control CDMA yaitu mengatur pengaturan daya yang berdasar kualitas sinyal yang diterima tiap pengguna Melayani koneksi ke PDSN (PCN) untuk layanan paket data

II.

Code Division Multiple Access (CDMA)

2.1

Arsitektur CDMA Sistem CDMA yang digunakan oleh standar Amerika terdiri dari 3 bagian utama yang terinterkoneksi dan berinteraksi di antara mereka sendiri serta dengan para penggunanya, melalui antarmuka jaringan.Masing-masing subsistem ini adalah Base Station Subsistem (BSS), Network Switching Subsistem (NSS), Packet Core Network (PCN). Di luar komponen utama tersebut terdapat Mobile Station (MS) yang merupakan sisi pelanggan jaringan dan Network Management Subsistem (NMS).

2.2 Gambar 2. 1 Arsitektur Jaringan CDMA 2.2.1

Konsep Selular CDMA Konsep Sel CDMA dan coverage Dalam suatu penataan coverage area, suatu wilayah terbagi menjadi beberapa Cluster. Dan tiap cluster terdiri

2.1.1

Base Station Subsistem (BSS) Base Station Subsistem (BSS) juga dikenal sebagai subsistem radio, yang

dari beberapa sel. Yang tergantung pada besarnya kapasitas yang diinginkan serta luasnya wilayah yang akan di-cover. Semakin besar wilayah yang akan di-cover, semakin banyak sel yang dibutuhkan, maka semakin besar pula kapasitas yang diinginkan (sel yang diperlukan semakin rapat). Dalam hal ini, tugas tersebut akan dilakukan oleh BTS yang terhubung dengan MS pada radius 5 km sampai dengan 8 km. Secara konsep, sel digambar dalam bentuk heksagonal, tetapi bentuk seperti ini fiktif karena sebenarnya bentuk heksagonal itu merupakan penggambaran adanya daerah batas antar sel (handover). Dalam kenyataannya, coverage area dalam satu sel tidak ideal seperti hexagonal, akan tetapi berbentuk sedikit tidak beraturan seperti terlihat pada gambar 3.13
Overlapping Blank Spot

2.2.2

karena satu BTS melayani tiga sel (sektor) Topologi Jaringan CDMA Topologi pada jaringan BSC dengan setiap BTS pada jaringan Telkom Flexi Jakarta menggunakan pola jaringan star. Antar BTS tidak dapat melakukan komunikasi secara langsung, kecuali melalui BSC.

Gambar 2.3 Topologi jaringan CDMA

2.3

Fiktif

Ideal

Real

Gambar 2.2 Bentuk Sel

Keterangan pada gambar: Blank Spot adalah daerah yang tidak terjangkau oleh cakupan pemancar radio selular terdekat Overlapping adalah daerah yang menerima cakupan pemancar radio selular lebih dari satu

Ketidakberaturan coverage ini disebabkan adanya penghalang (obstacle) yang menghalangi sinyal. Contohnya rumahrumah, gedung bertingkat, gunung, pepohonan, tiang listrik, dll. Sedangkan besar kecilnya coverage setiap sel tergantung dari setting kekuatan pemancar BTS

Konsep Kanal CDMA Sebuah Kanal adalah sebuah aliran data yang di desain untuk penggunaan khusus oleh seseorang dan dipisahkan oleh sebuah kode. Kanal tersebut terbagi menjadi 2 yaitu : 1. Kanal kode Forward Link Kanal-kanal yang terdapat pada forward link CDMA2000 antara lain : Common Pilot Channel Sinyal pilot yang dipancarkan untuk seluruh Sel atau sektor, digunakan untuk perkiraan kanal, initial acquisition dan handoff yang dilakukan dengan . Setiap pilot menggunakan kode yang sama (walsh-0), tetapi dengan offset fasa yang berbeda-beda yang digunakan untuk membedabedakan sinyal pilot dari sel tertentu. Sync channel Menghasilkan informasi waktu (timing information) ke terminal pelanggan Paging channel mendukung broadcast paging dan mobilespesific messaging. Pada CDMA2000, fungsi fungsi ini

akan terjadi pada kanal berkode yang berbeda. Quick Paging channel akan meningkatkan performansi baterei dalam kondisi standby dengan mengijinkan terminal pelanggan mengecek pesan pesan yang masuk dalam waktu yang lebih singkat. Fundamental channel digunakan untuk suara, data dan kontrol sebesar 9,6 Kbps Supplemental channel digunakan untuk layanan data kecepatan tinggi sampai maksimum secara teoritis 153,6 Kbps

875 880 MHz untuk downlink ( transmisi radio BTS ke MS ) sehingga lebar pitanya adalah 2 x 60 MHz. Dengan jarak duplex sebesar 80 MHz. Kanal frekuensi carrier memiliki lebar pita sebesar 1,25 MHz.. Untuk CDMA2000 Telkom Flexi memiliki bandwidth sebesar 5 Mhz untuk uplink dan 5 MHz untuk downlink. Namun Telkom Flexi Jakarta masih menggunakan sebesar 1,25 Mhz, sisanya sebesar 3,75 MHz digunakan untuk menambah kanal, jika terjadi penambahan pelanggan untuk masa mendatang. III. Monitoring dan Penanganan Gangguan Jaringan CDMA 2000 1x

Common Channel Sync Channel Paging Channel Quick Paging Fundamental Traffic Channel Supplemental Cell phone

BASE STATION

Gambar 2.4 Kanal kode Forward link 2. Kanal Kode Reverse Link Kanal kode reverse link dihasilkan pada terminal pelanggan dan dipancarkan ke BTS.

Access Channel Reverse Pilot

Fundamental Traffic Channel Cell phone

Supplemental

BASE STATION

Gambar 2.5 Kanal kode Reverse link 2.4 Transmisi pada Sistem CDMA Alokasi spektrum frekuensi radio yang merupakan standar untuk CDMA2000 adalah : 830 835 MHz untuk uplink ( transmisi radio MS ke BTS )

Dalam BSS, ada dua macam BTS berdasarkan wilayah coveragenya, yaitu IBS dan BTS. IBS (In Building System) merupakan BTS indoor yang digunakan untuk menyelenggarakan radio resource dalam sebuah gedung dengan kepadatan trafik yang tinggi dan struktur bangunan yang tidak dapat dijangkau sinyal BTS outdoor. Sedangkan BTS merupakan BTS outdoor yang biasa digunakan. Pada divisi OPC (Optimasi Coverage) kegiatan utama yang dilakukan adalah menjaga radio resource dalam jaringan agar selalu tersedia untuk mengalirkan sinyal komunikasi antar BSS dan MSC. Untuk menjaga kualitas radio resource, dilakukan beberapa kegiatan. Pertama adalah dispatcher gangguan untuk memonitor gangguan apa saja yang terjadi pada saat tertentu. Kemudian melakukan proses drive test dan terakhir menjalankan optimasi. Batasan masalah dalam laporan ini hanya membahas tentang monitoring jaringan dalam kaitannya dengan radio resource dan proses maintenance-nya. Penulis juga membahas proses penanganan gangguan serta optimalisasi jaringan secara umum namun tidak membahas keseluruhan proses optimalisasi tersebut.

3.1

Proses Monitoring Dalam melaksanakan kegiatan monitoring jaringan, dibutuhkan sebuah

system yang akan membantu proses monitoring secara langsung. Sehingga akan diketahui keadaan radio resource dalam jaringan dan mempercepat penanganan apabila terjadi gangguan. 3.1.1 Far-End Maintenance
Gambar 3.1 Kotak dialog Local NE Management

Untuk menjalankan Far-End maintenance pada BTS, sebuah Local Maintenance Terminal (LMT) harus terhubung ke BSC BAM. Sistem lokal O&M dirancang dalam struktur client/server(C/S), di mana LMT merupakan client dan BAM sebagai server. Melalui cara ini, user dapat mengatur BTS-BTS dalam kontrol BSC dan menjalankan jaringan secara terpusat. 3.1.2 Near-End Maintenance Untuk menjalankan near-end maintenance, LMT terhubung secara langsung pada BTS melalui jarungan kabel. Untuk masuk ke BTS dapat melalui Telnet client dan kemudian menjalankan perintah-perintah MML untuk pemeliharaan BTS. Tetapi juga dapat menggunakan BSC BAM dari BTS untuk menjalankan pemeliharaan BSS. 3.1.3 Local Maintenance Terminal Local Maintenance Terminal merupakan sebuah sistem yang berisi sebuah berangkat lunak yaitu Service Maintenance System dan terhubung dengan BSC di dalam jaringan O&M. Dengan menggunakan LMT, kita dapat menjalankan operasi maintenance terhadap BSC. Fungsi dari LMT yaitu untuk mengkomunikasikan dengan BAM melalui LAN maupun WAN, dengan GUI sehingga user dapat menjalankan operasi dan maintenance terhadap perlengkapan BSS. Prosedur untuk menjalankan LMT adalah sebagai berikut : 1. Buka program Local WS pada desktop, atau Start > Program > iManager2000 > Local WS. Maka akan terbuka kotak dialog Local NE Management System seperti gambar 4.3 berikut ini:

2. Pilih Configure 3. Masukkan nama BAM dan IP BAM, kemudian pilih tipe BAM. Setelah itu pilih Add, sehingga akan muncul dalam kotak dialog. 4. Dalam kotak dialog Local NE Management pilih BAM mana yang akan di-maintain.Lalu ketik password dan user name,lalu klik OK. Maka kita siap untuk menjalankan Service Maintenance System. 3.1.4 Service Maintenance System Service Maintenance System merupakan software bagian dari LMT yang menggunakan Graphic User Interface (GUI) untuk menampilkan fungsi-fungsi di dalamnya, sehingga user dapat melakukan pekerjaan yang dibutuhkan. Fungsi-fungsi yang terdapat dalam Service Maintenance System yaitu sebagai berikut ini: 1. Authority management 2. Equipment maintenance 3. Resource Monitoring 4. Real time status monitoring Service Maintenance System Menyediakan bermacam perintah MML (Man Machine Language) untuk konfigurasi dan maintain cBSS. Agar fungsi-fungsi dalam Service Maintenance System berjalan dengan baik, komunikasi antara LMT dan BAM harus sudah terhubung dengan benar. Tampilan dari program Service Maintenance System dapat dilihat pada gambar 4.4. Dalam Service Maintenance System ini, terdapat dua bagian. Yaitu CDMA 1X&EV-DO BSC Maintenance Tool untuk monitoring BTS-BTS dalam jaringan dan CDMA 1X&EV-DO BSC Maintenance Tool untuk monitoring BSCBSC yang ada.

Gambar 3.2 Tampilan program Service Maintenance System 3.1.5 Alarm Management System Alarm management system berfungsi untuk memantau alarm-alarm yang terjadi. Alarm Management System menyediakan alarm view, alarm query, dan fungsi maintenance alarm. Untuk membuka Alarm management system, melalui langkah berikut ini : Klik CDMA 1X&EV-DO BSC Maintenance Tool, kemudian pilih salah satu site/BTS yang dikehendaki, lalu klik kanan dan pilih query BTS alarm. Selanjutnya akan muncul tampilan Alarm Management System seperti gambar 4.5 berikut:

tipe alarm, apakah berupa event alarm, fault alarm, ataupun recovery alarm. Untuk menentukan tingkat urgensi alarm, dapat diketahui melalui level alarm, meliputi critical level, major level, minor level, dan warning level. Sehingga user dapat menentukan apakah alarm tersebut sifatnya sangat mendesak sehingga perlu penanganan secara langsung, atau masih bersifat minor dan tidak perlu penanganan langsung. Laporan alarm yang muncul dalam Alarm Management System memiliki dua bentuk status, yaitu Current Alarm dan History Alarm. Current Alarm menunjukkan status sebuah fault alarm maupun event alarm yang belum diketahui user serta belum diperbaiki. Sedangkan History Alarm merupakan keseluruhan alarm, termasuk fault alarm dan event alarm, ketika mereka telah diperbaiki. 3.1.6 Monitoring BTS dan BSC Proses monitoring BTS dan BSC ini menggunakan LMT dan M2000. Adapun bagian yang dimonitoring diantaranya Network Alarm, Network Performance, BTS environtment resources,serta operasi-operasi lainnya. 3.1.6.1 Monitoring BTS Environment Resources Operasi monitoring BTS environment resources ini termasuk dalam fungsi yang ada di dalam LMT. Sehingga untuk menjalankan operasi tersebut harus menggunakan program Service Maintenance System. Operasi ini terdapat dalam navigasi CDMA 1X&EV-DO BTS Maintenance Tool. Di tiap-tiap site ada dua navigasi, equipment panel dan resource monitoring. Dalam navigasi resource monitoring ini tersedia bermacam-macam operasi monitoring BTS environment resources, yaitu : 1. Transmit Power Monitoring 2. RSSI Monitoring 3. CPU Usage Monitoring 4. Board Temperature Monitoring 5. DC Power Voltage Monitoring 6. VSWR Monitoring 7. Monitoring Optical Power

Gambar 3.3 Tampilan umum Alarm Management System

Dari alarm management system dapat kita ketahui alarm ID dan sequence number. Informasi lokasi terjadinya alarm dapat diketahui, pada subrack, slot, subsistem dan link nomor berapa saja, ditampilkan secara mendetail. Kemudian

3.1.6.2 Radio Resource Monitoring User dapat juga mengetahui jumlah pelanggan yang sedang aktif dalam satu BTS. Caranya dengan masuk ke Radio Resource Monitoring dan disana user akan mendapatkan data Occupied Walsh Code Channel, Idle Walsh Code Channel, dan jumlah kanal forward dan reverse. 3.2 Gangguan dan Penanganan

Mulai

Terjadi alarm

Melihat detail alarm

Alarm masih berlangsung?

tidak

ya

Alarm pada bagian apa?

Mencari Lokasi kerusakan

Sistem BTS 3606C yang digunakan oleh Telkom Flexy, mampu mendeteksi dan mendiagnosa terjadinya masalah pada software maupun hardware. Sistem tersebut juga dapat merekam serta menghasilkan informasi kesalahan yang telah terjadi. Selain itu system akan mengumpulkan informasi keadaan lingkungan BTS dan menghasilkan alarm jika terjadi keadaan yang tidak beres. Ketika terjadi masalah pada hardware, system BTS 3606C akan mencari lokasi kesalahan tersebut, kemudian mengisolasi komponen yang bermasalah dan secara otomatis mengaktifkan kondisi standby untuk memastikan kondisi operasi yang normal. Untuk masalah pada software, system BTS 3606C menyediakan koreksi kesalahan dan fungsi recovery secara otomatis, termasuk juga restarting dan reloading. BTS 3606C juga merekam, menghasilkan laporan dan memberitahukan user mengenai masalahmaslah kritis melalui network management system. Oleh karena itu, user dapat dengan mudah menjalankan operasi dan perawatan sistem menggunakan sebuah maintenance console yang disebut LMT. Gambar 3.4 berikut ini menunjukkan skema penanganan gangguan yang rutin dijalankan.

Memilih Metode penanganan gangguan

Menjalankan Langkah penanganan gangguan

Masalah selesai

selesai

Gambar 3.4 Bagan Penanganan Gangguan

3.2.1 Gangguan pada lingkungan BTS Keadaan lingkungan pada BTS sangat berpengaruh terhadap modul-modul di dalamnya. Di dalam shelter BTS ditempatkan alat semacam sensor untuk memantau keadaan lingkungan, apakah dalam keadaan yang sesuai dengan ambang batas yang diizinkan atau tidak. Apabila terdapat keadaan yang tidak sesuai maka sensor akan menangkapnya dan kemudian mengirim laporan ke server serta akan memunculkan alarm sehingga dapat ditangani lebih lanjut oleh para teknisi. Alarm-alarm tersebut diantaranya: 1. Humidity alarm of equipment too high 2. Access control alarm of equipment room 3. Temperatur alarm of equipment too high 4. Water logging alarm of equipment room 3.2.2 Gangguan pada saluran transmisi antara BTS ke BSC

Saluran transmisi antara BTS dan BSC menggunakan interface Abis. Di

mana link fisiknya adalah E1/T1/FE. Pada BTS3606C sendiri menggunakan saluran transmisi E1. Gangguan yang sering terjadi umumnya berkaitan dengan saluran E1 tersebut. Dengan menggunakan LMT, apabila terjadi gangguan akan diketahui alarm E1 pada BTS dan BSC. Alarmalarm yang terjadi yaitu : 1. E1/T1 1-hour slip frame threshold crossed 2. E1/T1 AIS (alarm indicator signal) 3. E1/T1 frame out of sync 4. E1/T1 link BER threshold crossed alarm 5. E1/T1 LOS (loss of signal) 6. E1/T1 remote alarm 3.2.3 Penanganan Telkom Flexy Gangguan pada

3.2.4

Contoh Penanganan Gangguan

Metode penanganan gangguan pada Telkom Flexy ada 2 macam, yaitu dengan menggunakan software (LMT) dan perbaikan langsung di lapangan. Dengan menggunakan LMT, user bisa melakukan hal-hal berikut ini: Melihat statistik di dalam perangkat BTS dan saluran transmisinya. Melihat alarm yang terjadi. Melihat bagian modul BTS yang sedang mengalami gangguan Melihat site BTS yang aktif maupun tidak aktif. Melihat informasi dalam cell-cell BTS (PN-code, BTS ID, Walsh Code) Melakukan blocking dan unblocking BTS Melakukan konfigurasi BTS

Kegiatan pemeliharaan dan pengendalian jaringan pada Telkom Flexy, khususnya pada bagian Opimalisasi Coverage, digambarkan pada skema bagan berikut ini:

Di bawah ini adalah contoh penanganan gangguan E1 di BTS Plasa Semanggi. Berikut ini adalah Skematik Jaringan E1 BTS Plasa Semanggi:
BSC KBB 1 STO SEMANGGI PLASA SEMANGGI Ruang MDF Shelter

Start

BSC
a OMUX b c d OMUX e f g

BTS

Laporan Alarm dan Help Desk (Keluhan Pelanggan)

Analisa data masukan

Gambar 3.6 Skematik Jaringan E1 Tindakan yang dilakukan untuk penanganan gangguan: 1. Pada titik a dilakukan penggantian port dari E1 satu ke E1 dua (port E1 satu tdk bagus) 2. Pada titik d dilakukan penggantian port mjd ADM 01 01 08 kanal 50 (port lama rusak) 3. Pada titik e-f dilakukan penggantian kabel E1 sepanjang 10 m (kabel lama tdk bagus) 4. Pemasangan grounding di Ruang MDF dan Ruang Shelter untuk mengurangi induksi 5. Pemasangan HDSL dari Ruang MDF ke Ruang Shelter untuk mengatasi BER tinggi

Langkah penanganan

tidak Network OK?

ya

Troubleshooting oleh OMN

Drive Test

Optimalisasi

selesai

Gambar 3.5 Bagan pemeliharaan dan optimasi jaringan

IV.

Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem telekomunikasi CDMA2000 1X merupakan pengembangan dari CDMAone, dimana di dalamnya juga terintegrasi layanan paket data. 2. Proses monitoring dilakukan untuk memantau, mengumpulkan data-data, serta menjalankan fungsi perawatan pada BTS secara jarak jauh (far-end). 3. Proses monitoring dilakukan menggunakan Local Maintenance Terminal (LMT), di dalamnya terdapat Service Management System dan Alarm Managemant System. 4. Gangguan dalam jaringan CDMA berupa gangguan software dan hardware 5. Proses penanganan gangguan terdiri dari pengumpulan data melalui Alarm Management System dan laporan keluhan pelanggan, analisa gangguan, penanganan melalui LMT dan penanganan langsung ke lapangan. 6. Untuk menjaga kualitas jaringan, dilakukan proses drive test dan network tuning.

Edition, New York: McGraw-Hill, Inc. www.telkomflexy.com www.Huawei.com www.Qualcomm.com

BIODATA Bayu Dwi Setyadi lahir di Magelang tanggal 6 Desember 1987. Menempuh pendidikan dari SD hingga SMA di Magelang, dan sekarang merupakan mahasiswa jurusan Teknik Elektro angkatan 2005 Universitas Diponegoro Semarang dengan konsentrasi elektronika dan telekomunikasi.

Mengetahui, Dosen Pembimbing

Ajub Ajulian Zahra, ST, MT NIP. 132 205 684


V. Daftar Pustaka CDMA BSS Product Training Volume 1, Huawei Technologies. 2007. CDMA BSS Product Training Manuals Volume 1, Huawei Technologies. 2007. Rappaport Theodore. 1999. Wireless Communication, New Jersey: Prentice-Hall,Inc. Roger L. Freeman. 1998. Telecommunication Transmission Handbook, Fourth Edition, Canada: John Wiley & Son,Inc. Santoso, Gatot. 2004. Sistem Selular CDMA, Yogyakarta: Graha Ilmu. William C. Y. Lee. 1995. Mobile Cellular Telecommunications, Second

Das könnte Ihnen auch gefallen