Sie sind auf Seite 1von 18

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI PEMILIHAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK MEMILIH JAJANAN DI SDN SAMBIKEREP

II/480 SURABAYA

ARTIKEL

SUDARMAWAN 076464404

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI 2013

THE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDES ABOUT THE VARIOUS SNACK CHOICE WITH THE FOOD SELECTING OF CHILDRENS BEHAVIOR IN SDN SAMBIKEREP II/480 SURABAYA
SUDARMAWAN Dosen Pembimbing: FARIDHA NURHAYATI, S.Pd., M.Kes. ABSTRACT Snack choice is one of the types of foods that are very well known and common in the community, especially school-age children. Snack choice that contains nutrients, securely packaged and processed has a special attraction for the community. School children usually buy food at the hawker street food vendors hawked around the school or in the school cafeteria. Therefore, traders play an important role in the provision of healthy food and nutritious snacks as well as safety. With so many foods that contain harmful chemicals on the market, school canteens and food vendors around the school is that the seller can make students eat unhealthy foods. The co-producers of snacks the children in a targeted product produced because children have a high curiosity about something. With this foundation of traders are trying to peddle a variety of snacks with a variety of the most ingenious ways bear even to cheat. Factors that influence the selection of street food includes internal factors and external factors. The attitude of a child is an important component of influence in selecting street food. The purpose of this study to determine the relationship between knowledge and attitudes regarding the selection of snack choice to choose foods with the child's behavior in public elementary schools Sambikerep II/480 Surabaya. Objective of this study is class VA and VB Sambikerep II/480 primary schools who are 71 students Surabaya. This research is a descriptive study. Data retrieval by filling out questionnaires. The results of this research are: 1) That there is a relationship between knowledge and attitudes regarding the selection of snack foods with the child's behavior in choosing food SDN II/480 Sambikerep Surabaya, for testing the significance of the multiple correlation coefficients are yielding significant probability of 0,027 <significance level of 0,05, tested the correlation coefficient is significant. 2) There is a relationship between knowledge and attitudes of young children with behavior in choosing food SDN II/480 Sambikerep Surabaya with a contribution of 10.1%. Keywords: Knowledge, Attitude, Behaviour, Selecting Food.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI PEMILIHAN JAJANAN DENGAN PERILAKU ANAK MEMILIH JAJANAN DI SDN SAMBIKEREP II/480 SURABAYA SUDARMAWAN Dosen Pembimbing: FARIDHA NURHAYATI, S.Pd., M.Kes. ABSTRAK Jajanan merupakan salah satu jenis makanan yang sangat dikenal dan umum di masyarakat, terutama anak usia sekolah. Jajanan yang mengandung zat gizi, dikemas dan diolah secara aman memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Anak sekolah biasanya membeli jajanan pada pedagang yang menjual jajanan di sekitar sekolah atau di kantin sekolah. Oleh karena itu, pedagang berperan penting dalam penyediaan jajanan yang sehat dan bergizi serta terjamin keamanannya. Dengan banyaknya makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya di pasaran, kantin-kantin sekolah, dan penjaja jajanan di sekitar sekolah merupakan penjual yang dapat membuat siswa mengkonsumsi makanan tidak sehat. Para produsen makanan ringan turut menjadikan anak sebagai sasaran produk yang dihasilkan karena anak-anak memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu. Dengan landasan inilah para pedagang berusaha menjual aneka jajanan dengan berbagai cara dari cara paling cerdik bahkan tega untuk berbuat curang. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jajanan meliputi faktor intern dan faktor ekstern. Sikap seorang anak adalah komponen penting yang berpengaruh dalam memilih jajanan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap mengenai pemilihan jajanan dengan perilaku anak memilih jajanan di SDN Sambikerep II/480 Surabaya. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VA dan VB SDN Sambikerep II/480 Surabaya yang berjumlah 71 siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengambilan data dengan menggunakan angket. Hasil penelitian ini adalah: 1) Bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan sikap mengenai pemilihan jajanan dengan perilaku anak memilih jajanan di SDN Sambikerep II/480 Surabaya, karena pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi ganda yang menghasilkan harga signifikan probabilitas sebesar 0,027 < taraf signifikan sebesar 0,05, maka koefisien korelasi yang diujikan adalah signifikan. 2) Terdapat hubungan antara pengetahuan anak dan sikap anak dengan perilaku anak memilih jajanan di SDN Sambikerep II/480 Surabaya dengan sumbangan sebesar 10,1%. Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Memilih Jajanan.

iii

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Jajanan merupakan salah satu jenis makanan yang sangat dikenal dan umum di masyarakat, terutama anak usia sekolah. Jajanan merupakan makanan dan minuman yang disajikan dan diperjualbelikan oleh pedagang kaki lima, toko-toko makanan, swalayan di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum lain. Jajanan tersebut sangat bervariasi, baik dalam bentuk, rasa, aroma, dan harga. Jajanan yang mengandung zat gizi, dikemas dan diolah secara aman memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Anak sekolah biasanya membeli jajanan pada pedagang yang menjual jajanan di sekitar sekolah atau di kantin sekolah. Oleh karena itu, pedagang berperan penting dalam penyediaan pangan jajanan yang sehat dan bergizi serta terjamin keamanannya. Jajanan yang tidak sehat mengakibatkan timbulnya risiko bagi kesehatan dan memiliki dampak negatif jangka panjang terhadap pembentukan generasi bangsa. Meski masalah jajanan anak sekolah tampaknya hanya masalah kecil, namun dampaknya besar terhadap kelangsungan bangsa di masa depan. Bagi orangtua yang memiliki anak yang tengah sekolah, khususnya anak-anak yang suka jajan di sekolah hendaknya harus berhati-hati, karena data yang dirilis Dinas Kesehatan menunjukkan mayoritas jajanan di sekolah mengandung bahan yang tidak baik, bahkan berbahaya bagi tumbuh kembang anak. (Jawa Pos, Metropolis halaman 29 dan 39 pada hari Senin tanggal 19 September 2011). Selama ini masih banyak jajanan sekolah yang kurang terjamin kesehatannya dan berpotensi menyebabkan keracunan. Dengan banyaknya makanan yang mengandung bahan kimia berbahaya di pasaran, kantin-kantin sekolah, dan pedagang jajan di sekitar sekolah merupakan penjual yang bisa membuat siswa mengkonsumsi jajanan tidak sehat. Boleh dikatakan bahwa anak adalah pembeli yang potensial, keinginan seorang anak bisa memaksa orang tua untuk membelikan sesuatu yang diinginkan meski terkadang tidak sesuai dengan yang dikehendaki orang tua. Termasuk juga dalam soal jajanan (snack). Para produsen makanan ringan turut menjadikan anak sebagai sasaran produk yang dihasilkan karena anak-anak memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu. Dengan landasan inilah para

pedagang berusaha menjual aneka jajanan dengan berbagai cara dari cara paling cerdik bahkan tega untuk berbuat curang. Baik melalui iming-iming hadiah, kemasan menarik, rasa yang menggoda selera, termasuk pula lewat tayangan iklan-iklan di televisi yang begitu menggoda. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jajanan meliputi faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern mencakup pengetahuan khususnya pengetahuan gizi, kecerdasan, persepsi, emosi dan motivasi dari luar. Pengetahuan gizi adalah kepandaian memilih jajanan yang merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam memilih jajanan yang sehat. Sikap seorang anak adalah komponen penting yang berpengaruh dalam memilih jajanan. Sikap merupakan respon evaluatif yang dapat berbentuk positif maupun negatif (Azwar, 2011: 87). Dari pengertian sikap oleh Azwar, maka sikap positif anak terhadap kesehatan kemungkinan tidak berdampak langsung pada perilaku anak menjadi positif, tetapi sikap yang negatif terhadap kesehatan hampir pasti berdampak pada perilakunya. Berkaitan dengan perilaku jajan anak sekolah, beberapa hal yang perlu diteliti antara lain adalah seberapa besar tingkat pengetahuan dan sikap anak yang mendukung pemilihan jajanan. Pengetahuan dan sikap anak tersebut apakah berhubungan dengan perilaku anak dalam memilih jenis jananan. Pengamatan yang dilakukan di SDN Sambikerep II/480 Surabaya diketahui banyak pedagang jajanan yang berdagang baik di dalam maupun di sekitar sekolah dan banyak siswa yang membeli jajanan. Berdasarkan latar belakang di atas, perlu dikaji tentang seberapa besar tingkat pengetahuan anak dan sikap anak tentang pemilihan jajanan yang berhubungan dengan perilaku anak dalam memilih jajanan di SDN Sambikerep II/480 Surabaya. Rumusan Masalah 1. Apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap mengenai pemilihan jajanan dengan perilaku anak memilih jajanan di SDN Sambikerep II/480 Surabaya? 2. Seberapa besar sumbangan pengetahuan dan sikap mengenai pemilihan jajanan dengan perilaku anak memilih jajanan di SDN Sambikerep II/480 Surabaya?

Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap mengenai pemilihan jajanan dengan perilaku anak memilih jajanan di SDN Sambikerep II/480 Surabaya. 2. Untuk mengetahui besar sumbangan pengetahuan dan sikap mengenai pemilihan jajanan dengan perilaku anak memilih jajanan di SDN Sambikerep II/480 Surabaya. Manfaat Penelitian 1. Bagi sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pengelola jajanan dari pihak sekolah dalam melakukan intervensi dan pemantauan terhadap penjual jajanan di lingkungan sekolah. 2. Bagi siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada responden akan pentingnya pengetahuan dan sikap untuk memperbaiki perilaku dalam memilih jajanan anak sekolah dasar. 3. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan sebagai pengalaman dalam merealisasikan teori yang telah didapat dibangku kuliah, khususnya mengenai hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku anak memilih jenis jajanan di sekolah dasar (SD). Definisi Operasional, Asumsi dan Keterbatasan 1. Definisi operasional a. Pengetahuan mengenai jajanan anak SD Pengetahuan mengenai jajanan anak SD adalah merupakan hasil pengalaman yang diperoleh setelah orang melakukan penginderaan terhadap jajanan yang dijajakan pada lingkungan sekitar SDN Sambikerep II/480 Surabaya. b. Perilaku memilih jajanan Perilaku memilih jajanan yang dimaksud adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara 3

langsung maupun tidak langsung yang terdapat dalam jajanan di SDN Sambikerep II/480 Surabaya. 2. Asumsi Asumsi yang dikemukakan bahwa siswa di SDN Sambikerep II/480 Surabaya telah memiliki pengetahuan yang sama tentang pemilihan jajanan yang sehat, serta memiliki perilaku yang baik dalam memilih jajanan yang dijual di lingkungan sekolah melalui pembelajaran pendidikan kesehatan. 3. Keterbatasan Ruang lingkup materi pada penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai hubungan antara pengetahuan dan sikap mengenai pemilihan jajanan dengan perilaku anak memilih jajanan di SDN Sambikerep II/480 Surabaya.

KAJIAN PUSTAKA Karakteristik Anak Sekolah Dasar Usia antara 6-12 tahun adalah usia anak duduk di sekolah dasar. Pada permulaan usia 6 tahun anak mulai masuk sekolah, sehingga anak-anak mulai masuk ke dalam dunia baru, dimana mulai banyak berhubungan dengan orangorang di luar keluarganya dan berkenalan dengan suasana dan lingkungan baru dalam hidupnya. Pada masa usia sekolah dasar maka usia tersebut terbagi lagi ke dalam dua kategori, yaitu siswa kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3) dan siswa kelas tinggi (kelas 4, 5, dan 6). Masa ini ditandai dengan anak mulai memasuki bangku sekolah dasar, dan dimulai sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap-sikap dan tingkah lakunya, serta masa dimana anak akan memasuki dunia baru yaitu masa pengenalan lingkungan sosial yang lebih luas. Menurut Yusuf (2011:24-25) masa keserasian sekolah ini dapat diperinci menjadi dua fase, yaitu : 1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, umur 6 atau 7 tahun sampai umur 9 atau 10 tahun. 2. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, umur 9 atau 10 tahun sampai umur 12 atau 13 tahun.

Anak usia 6-12 tahun sangat aktif bermain dan banyak kegiatan, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah dan dalam anak kelompok usia ini kadangkadang nafsu makan mereka menurun, sehingga kosumsi makanan tidak seimbang dengan kalori yang diperlukan (Notoatmodjo, 2007: 232). Pengetahuan Mengenai Jajanan 1. Pengertian pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007:140-142) pengetahuan yang tercangkup dalam domain kognitif yang mempunyai enam tingkatan, yaitu; tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2. Pengetahuan mengenai jajanan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007:139). Pengetahuan mengenai jajanan adalah kepandaian memilih jajanan yang merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam memilih jajanan yang sehat. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut Erfandi (http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/04/19/pengetahuan-dan-

faktor-faktor-yang-mempengaruhi/ diakses hari Selasa tanggal 12 Juni 2012 pukul 10.32 WIB), antara lain; tingkat pendidikan, informasi, sosial budaya, dan ekonomi, lingkungan, pengalaman, dan usia. Manfaat ilmu pengetahuan bagi manusia tidak terbatas, dari waktu ke waktu ilmu pengetahuan telah mengubah manusia dan peradabannya. Pengetahuan merupakan kemampuan manusia dalam berfikir dan mengambil keputusan untuk menjawab rasa keingintahuan dan mempersiapkan kelangsungan hidup yang lebih baik dari sebelumnya. Sikap Anak Sekolah dalam Memilih Jajanan 1. Pengertian sikap anak sekolah dalam memilih jajanan

Sikap menurut Azwar (2007:15) adalah suatu respon evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individu. Menurut Notoatmodjo (2007:148) dalam hal sikap, dapat dibagi dalam berbagai tingkatan, antara lain : a. Menerima (receiving), diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). b. Merespon (responding), yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. c. Menghargai (valuating), yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah. d. Bertanggung jawab (responsible) atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap Menurut Azwar (2011:30-36) faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu; pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, pengaruh faktor emosional. Perilaku Anak Sekolah dalam Memilih Jajanan 1. Pengertian perilaku Konsep perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2007: 131). Perilaku seseorang terdiri dari tiga bagian yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), ranah psikomotor (praktek) (http:// helpingpeopleideas.com/publichealth/index.php/2012/03/faktor-perilaku/ diakses hari Kamis tanggal 14 Juni 2012 pukul 15.22 WIB). Menurut Notoatmodjo (2007:144), yaitu; awareness (kesadaran), interest (merasa tertarik), evalution (menimbang-nimbang), trial, dan adaption. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Perilaku kesehatan menurut Green (dalam Notoatmodjo, 2007:19-17) dipengaruhi oleh tiga faktor utama, antara lain; faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat.

3.

Konsep perilaku Konsep perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2007:131). Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Skiner dalam Notoatmodjo (2007:132) mengemukakan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan dan respon. Setiyorini (isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal

/12083443.pdf diakses hari Kamis tanggal 14 Juni 2012 pukul 16.01 WIB) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi dua yaitu; faktor intern dan faktor ekstern. Jajanan Maknan adalah lebih dari sekedar bahan untuk menghentikan rasa lapar; ini adalah bahan bakar yang terdiri dari bahan gizi penting terutama untuk pemeliharaan kesehatan optimal dan penampilan prima (Clark, 1996:3). Jajanan adalah barang apa yang dijajan, dikudap; panganan yang dijajakan (Badudu dan Zein, 1996:547). Jenis-jenis makanan jajanan yang biasa dijual di sekolah menurut Widaninggar (2010: 11-13) antara lain; jajan sepinggan, jajanan camilan, minuman, dan buah. Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada hubungan antara pengetahuan anak dan sikap mengenai pemilihan makanan jajanan dengan perilaku anak memilih makanan di SDN Sambikerep II/480 Surabaya.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap mengenai pemilihan jajanan dengan perilaku anak memilih jajanan di SDN Sambikerep II/480 Surabaya maka jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif yaitu untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan 7

dan sikap mengenai pemilihan jajanan dengan perilaku anak memilih jajanan. Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa tertentu (Maksum, 2006: 16). Variabel Penelitian Variabel adalah suatu konsep yang memiliki variabilitas atau keragaman (Maksum, 2006: 23). Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. 2. Variabel bebas Variabel terikat : Pengetahuan dan Sikap Anak. : Perilaku anak memilih jajanan.

Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sambikerep II/480 Surabaya. Alasan pemilihan lokasi di SDN Sambikerep II/480 Surabaya berdasarkan pengamatan awal. Dari hasil tersebut banyak dijumpai penjual jajanan di luar pagar sekolah dan banyak siswa yang membeli jajanan tersebut. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012 di SDN Sambikerep II/480 Surabaya pada semester gasal tahun ajaran 2012/2013. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas I s/d VI yang berada di SDN Sambikerep II/480 Surabaya, besar populasi sebanyak 459 siswa. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131). Dalam penelitian ini pengambilan sampel berdasarkan teknik purposive sampling, yaitu dengan cara memilih kelas yang ciri atau karakteristiknya sudah diketahui terlebih dahulu (Maksum, 2006: 43). Berdasarkan cara tersebut, maka penelitian ini dilaksanakan di kelas VA dan

VB SDN Sambikerep II/480 Surabaya. Jumlah siswa 71 orang, yang terdiri dari: 39 laki-laki dan 32 perempuan. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat bantu untuk mendapatkan data penelitian yang diinginkan. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner (angket) yang disusun secara acak. Di samping itu dicantumkan pula beberapa pertanyaan yang menyangkut responden sebagai data pendukung yang terdiri dari nama dan kelas. Data yang diperoleh untuk penelitian ini menggunakan angket (kuesioner) terhadap siswa kelas V di SDN Sambikerep II/480 Surabaya. Sedangkan menurut Arikunto (2006: 151) kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandangan: 1. Dipandang dari cara menjawab, maka ada Kuesioner terbuka dan Kuesioner tertutup. 2. Dipandang dari jawaban yang diberikan ada Kuesioner langsung dan Kuesioner tidak langsung. 3. Dipandang dari bentuknya maka ada Kuesioner pilihan ganda dan Kuesioner isian. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup karena dalam pengisian angket tersebut, responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan, yang dianggap paling sesuai denga dirinya. Angket yang digunakan peneliti tentang pengetahuan dan sikap mengenai pemilihan jajanan dengan perilaku anak memilih jajanan adalah angket yang diadopsi dari (Purtiantini, 2010: 68-72). Prosedur Penelitian 1. Membuat proposal tentang permohonan izin untuk melakukan penelitian yang selanjutnya dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen pembimbing dan Ketua Laboratorium. 9

2.

Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Dekan FIK Unesa yang ditunjukan kepada Kepala SDN Sambikerep II/480 Surabaya.

3. 4. 5. 6. 7.

Meminta ijin ke sekolah tempat penelitian yang akan diadakan SD. Mengadakan observasi di SD tempat penelitian yang akan diadakan. Menentukan jadwal dan waktu untuk pengambilan data. Menyiapkan angket untuk pengambilan data. Pengambilan data.

Teknik Pengumpulan Data 1. Angket Untuk mengambil data diperlukan metode yang tepat. Dalam penelitian ini digunakan metode angket. Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010: 194). 2. Dokumentasi Pada penelitian ini juga digunakan dokumentasi yang diambil secara langsung di lokasi penelitian guna melengkapi data yang ada. Menurut Arikunto (2010: 201) di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Teknik Analisis Data 1. Menghitung rata-rata (mean)
M =

Keterangan : M = Mean (rata-rata)

X = Jumlah Nilai N
2.

= Jumlah data

(Maksum, 2007: 8)

Standar deviasi

SD =

n X 2 - ( X) 2 n (n - 1)
10

Keterangan : SD = standar deviasi = Jumlah kuadrat nilai x = jumlah pengamatan (banyaknya sampel) (Sudjana, 1996: 94)

x2
n
3.

Product Moment sebagai berikut:

rxy =

N XY ( X ).( Y )

[N . X

( X ) . N . Y 2 ( Y )

][

Keterangan : rxy X Y X2 Y2 N = Koefisien korelasi X dan Y = Pengetahuan dan Sikap Anak = Perilaku anak memilih jajanan

XY = jumlah hasil kali X dan Y = jumlah kuadrat dan skor variabel X = jumlah kuadrat dari skor variabel Y = jumlah responden (Arikunto, 2006: 170)

Sedangkan untuk mencari koefisien determinasi (K) dihitung dengan cara mengkuadratkan angka r kemudian dikalikan dengan seratus perasen, hasil perhitungan ini disebut koefisien determinasi, atau seperti pada rumus berikut: K = r2 x 100% (Sugiyono, 2011: 231)

PEMBAHASAN Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian dari hasil penelitian didapatkan bahwa hubungan antara pengetahuan anak, sikap anak secara bersamasama mempunyai nilai korelasi yang rendah terhadap perilaku anak memilih jajanan yaitu sebesar 10,1%. Hasil ini sebagai pembuktian bahwa ke dua variabel tersebut (pengetahuan anak dan sikap anak) tidak mempunyai hubungan yang sangat kuat terhadap perilaku anak memilih jajanan siswa di SDN Sambikerep II/480 Surabaya. Dengan pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi ganda yang menghasilkan harga Fhitung tersebut kemudian dikonsultasikan dengan Ftabel, dengan didasarkan pada dk pembilang = 2 dan dk penyebut = 71-2-1 = 68 untuk taraf kesalahan 5% ( = 0,05) maka didapat Ftabel = 3,13. Karena harga Fhitung 11

(3,808) lebih besar dari Ftabel (3,13), maka koefisien korelasi yang diujikan adalah signifikan. Oleh karena itu kedua variabel tersebut (pengetahuan anak dan sikap anak) dapat dijadikan sebagai acuan pada perilaku anak memilih jajanan. Anak usia sekolah biasanya banyak memiliki aktivitas bermain yang menguras banyak tenaga, dengan demikian terjadi ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Bicara soal pola konsumsi anak, saat ini semua diharuskan untuk sanggup memahami dan mencermati asupan gizi anak, di tengah terjangan gaya hidup masa kini yang membuat orang tidak bisa berpikir panjang tentang mana yang sehat dan aman. Memang dalam umur anak usia 6-12 tahun sangat aktif bermain dan banyak kegiatan, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah dan dalam anak kelompok usia ini kadang-kadang nafsu makan mereka menurun, sehingga konsumsi makanan tidak seimbang dengan kalori yang diperlukan (Notoatmodjo, 2007: 232). Pengetahuan mengenai jajanan adalah kepandaian memilih jajanan yang merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam memilih jajanan yang sehat. Sikap menurut Azwar (2007:15) adalah suatu respon evaluatif. Respon hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individu. Dimana respon evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbul yang didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baikburuk, positif-negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang kemudian membentuk diri sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap. Konsep perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2007: 131). Perilaku seseorang terdiri dari tiga bagian yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), ranah psikomotor (praktek). Faktor yang mempengaruhi perilaku siswa di SDN Sambikerep II/480 Surabaya adalah ketersediaan jajanan yang dijual di kantin dan sekitar sekolah. Jajanan yang dijual di lingkungan sekolah kebanyakan adalah jajanan yang tidak sehat sehingga makanan itulah yang dibeli dan dikonsumsi anak. Faktor lain yang mempengaruhi perilaku anak memilih jajanan adalah jumlah uang saku. Uang saku menentukan perilaku memilih jajanan karena biasanya jajanan yang sehat

12

harganya lebih mahal. Perilaku anak memilih jajanan juga merupakan bentuk penerapan kebiasaan makan. Kebiasaan makan merupakan sebagai cara dalam memilih jajanan, mengkonsumsi dan menggunakan jajanan yang tersedia, yang didasarkan pada latar belakang sosial budaya tempat lingkungan mereka.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Ada hubungan antara pengetahuan dan sikap mengenai pemilihan jajanan dengan perilaku anak memilih jajanan di SDN Sambikerep II/480 Surabaya, karena pengujian signifikansi terhadap koefisien korelasi ganda yang menghasilkan harga signifikan probabilitas sebesar 0,027 < taraf signifikan sebesar 0,05, maka koefisien korelasi yang diujikan adalah signifikan. 2. Terdapat hubungan antara pengetahuan anak dan sikap anak dengan perilaku anak memilih jajanan di SDN Sambikerep II/480 Surabaya dengan sumbangan sebesar 10,1%. Saran 1. Bagi guru, diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan contoh sikap yang baik mengenai pemilihan jajanan sehingga dapat membentuk perilaku anak dalam hal memilih jajanan. 2. Bagi wali murid, diharapkan untuk selalu memberikan sarapan pagi sebelum ke sekolah. 3. Bagi siswa, diharapkan tidak membeli jajanan di luar sekolah atau lebih selektif dalam memilih jajanan. 4. Pihak sekolah bisa kerjasama dengan Puskesmas setempat untuk memberikan penyuluhan atau pengertian tentang jajanan yang sehat dan tidak berbahaya untuk di konsumsi oleh siswa.

13

DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar. S. 2011. Teori Sikap Manusia & Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badudu dan Zein. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Berliani. V. P. http://kulinologi.biz/index1.php?view&id=180 diakses hari Sabtu tanggal 9 Juni 2012 pukul 08.43 WIB. Clark, Nancy, MS, RD. 1996. Petunjuk Gizi untuk Setiap Cabang Olahraga. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Erfandi. 2009. http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/04/19/pengetahuan-danfaktor-faktor-yang-mempengaruhi/ diakses hari Selasa tanggal 12 Juni 2012 pukul 10.32 WIB. http://helpingpeopleideas.com/publichealth/index.php/2012/03/faktor-perilaku/ diakses hari Kamis tanggal 14 Juni 2012 pukul 15.22 WIB. Jawa Pos, Metropolis hal. 29 dan 39 pada hari Senin tanggal 19 September 2011. Widaninggar, W. dr. M.Ed. 2010. Menuju Kantin Sehat di Sekolah. Jakarta: Kepala Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Kementrian Pendidikan Nasional. Maksum, A. 2006. Metodologi Penelitian Dalam Olahraga. Surabaya: FIK Unesa. Maksum, A. 2007. Statistik dalam Olahraga. Bahan kuliah yang tidak dipublikasikan, Unesa. Notoatmodjo, S. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Purtiantini. 2010. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Pemilihan Makanan Jajanan Dengan Perilaku Anak Memilih Makanan di SDIT Muhammadiyah Al Kautsar Gumpang Kartasura. Skripsi yang tidak diterbitkan. Surakarta: Prodi S-1 Ilmu Gizi Universitas Muhammadiah Surakarta.

14

Setiyorini, A. M.Kes. http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=faktorfaktor%20yang%20mempengaruhi%20terbentuknya%20perilaku&source= web&cd=4&ved=0CFMQFjAD&url=http%3A%2F%2Fisjd.pdii.lipi.go.id% 2Fadmin%2Fjurnal%2F12083443.pdf&ei=JafZT4L4DY3RrQfBvqngBw&u sg=AFQjCNFHaoKwN3pct0FwOD9katxvIAe1rQ&cad=rja diakses hari Kamis tanggal 14 Juni 2012 pukul 16.01 WIB. Siregar, Syofian. 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Yusuf, Syamsu, LN. 2011. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

15

Das könnte Ihnen auch gefallen