Sie sind auf Seite 1von 19

prilaku kekerasan

A. Konsep Dasar 1. Pengertian a. Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung ( Sunaryo, 2004 ) b. Kekeraan adalah kekuaan fisik yang digunakan untuk meyerang atau merusak orang lain. Tindakan ini merupakan tindakan yang tidak adil dan sering mengakibatkan cedera fisik ( Ann Isaacs, 2005 ) c. Menurut Iyus Yosep (2007) Perilaku kekeraan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain 2. Etiologi ( Penyebab ) Menurut Iyus Yosep (2007) faktor penyebab perilaku kekerasan meliputi faktor predisposisi. Faktor predisposisi terjadinya masalah perilaku kekerasan adalah faktor biologis, psikologis, sosial budaya, dan presipitasi.

a. Faktor psikologis

ychoanalytical theori Teori ini mendukung bahwa perilaku agresif merupakan akibat dari instinctual drives

stasi-agresion theori Teori di kembangkan oleh pengikut Freud yang mengatakan bahwa bila usaha seseorang mengalami hambatan maka akan timbul dorongan agresif yang pada gilirannya akan memotivasi perilaku yang dirancang untuk melukai orang atau objek yang menyebutkan frustasi. b. Faktor sosial budaya Sosial-learning theori, teori yang dikembangkan oleh Bandura (1977) mengemukakan bahwa agresi tidak berbeda dengan respon-respon yang lain. Agresi daat dipelajarari melalui observasi atau imitasi, dan semakin sering mendapatkan penguatan maka semakin besar kemungkian untuk terjadi. Jadi seseorang akan berespon terhadap emosionalnyasecara agresif seuai dengan respon yang dipelajarinya. c. Faktor presipitasi Secara umum, seseorang akan berespon dengan marah apabila merasa dirinya terancam. Ancaman tersebut dapat berupa injuri secara psikis, atau atau lebih dikenal dengan adanya ancaman terhadap konsep diri seseorang ketika sseorng merasa terancam, maka dia tidak menyadari sama sekali apa yang menjadi sumber kemarahannya. Bila dilihat dari sudut perawat-klien, maka faktor yang mencetuskan perilaku kekerasan terbagi dua, yakni: Klien : kelemahan fisik,keputusasaan, ketidakberdayaan, kurang percaya diri. Lingkungan : ribut, kehilangan orang atau objek yang berharga, konflik interaksi sosial. d. Faktor-faktor yang mendukung: Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan,

sering mengalami kegagalan, kehidupan yang penuh tindakan agresif 3. Rentan respon marah Menurut Iyus Yosep, 2007 bahwa respons kemarahan berfluktuasi dalam rentang adaptif maladaptif. Skema 1.1. Rentang Respon Kemarahan Respon Respons maladaptif I-------------------I------------------I----------------------I-------------------I Asertif frustasi pasif agresif kekerasan adaptif

Sumber Iyus Yosep, 2007 a. Perilaku asertif yaitu mengungkapkan rasa marah atau tidak setuju tanpa menyalahkan atau meyakiti orang lain, hal ini dapat menimbulkan kelegaan pada individu b. Frustasi adalah respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan karena yang tidak realistis atau hambatan dalam proses pencapaian tujuan. c. Pasif merupakan perilaku individu yang tidak mampu untuk engungkapkan perasaan marah yang sekarang dialami, dilakukan dengan tujuan menghindari suatu tuntunan nyata. d. Agresif merupakan hasil dari kemarahan yang sangat tinggi atau ketakutan / panik. Agresif memperlihatkan permusuhan, keras dan mengamuk, mendekati orang lain dengan ancaman, memberi kata-kata ancaman tanpa niat melukai. Umumnya klien dapat mengontrol perilaku untuk tidak melukai orang lain. e. Kekerasan sering disebut juga gaduh gelisah atau amuk. Perilaku kekerasan ditandai dengan menyentuh orang lain secara menakutkan, memberi kata-kata ancaman, melukai pada tingkat ringan sampa pada yang paling berat. Klien tidak mampu mengendalikan diri. 4. Tanda dan Gejala

Menurut Tim Keperawatan jiwa FIK-UI 1999 dalam buku kumpulan proses keperawatn jiwa dinyatakan bahwa tanda dan gejala yang diperlihatkan klien dengan perilaku kekerasan adalah sebagai berikut :

) Muka marah, pandangan tajam, mata melotot dan dipertahankan

) Otot tegang

) Nada suara tinggi, suara keras dan ngotot

) Berdebat

) Sering nampak klien memaksakan kehendak

) Merampas makanan

) Memukul jika tidak senang

) Isi pembicaraan bisanya menyombongkan diri, merendakan orang lain

) Posisi badan kaku, condong ke depan

0) Siap dengan jarak akan menyerang orang lain

1) Penampilan mengancam, posisi menyerang. 5. Penatalaksanaan Medik Dalam pandangan psikiatri (Ilmu Kedokteran Jiwa), jika seseorang mengalami suatu gangguan atau penyakit, maka yang sakit atau terganggu itu bukan terbatas pada aspek jiwanya saja atau raganya saja, tetapi keduanya sebagai kebutuhan manusia itu sendiri . menurut pandanga holistik, manusia juga tidak terlepas dari lingkungannya, karena itu pengobatan yang dilakukan juga harus memperlihatkan ketiga aspek tersebut sebagai suatu kesatuan. Adapun penalaksanaan medik menurut MIF Baihaqi, dkk, 2005 sebagai berikut :

a.

Somatoterapi

Dengan tujuan memberikan pengaruh-pengaruh langsung berkaitan dengan badan, biasanya dilakukan dengan : 1) Medikasi psikotropik Medikasi psikotropik berarti terapi langsung dengan obat psikotropik atau psikofarma yaitu oabnat-obat yang mempunyai efek terapeutik langsung pada proses mental pasien karena efek obat tersebut pada otak 2) Terapi Elektrokonvulsi (ECT) Terapi ini dilakukan dengan cara mengalirkan listrik sinusoid ke tubuh penderita menerima aliran listrik yang terputus-putus. 3) Somatoterapi yang lain a) Terapi konvulsi kardiasol, dengan menyuntikkan larutan kardiazol 10% sehingga timbul konvulsi b) Terapi koma insulin, dengan menyuntikkan insulin sehingga pasien menjadi koma, kemusian dibiarkan 1-2 jam, kemudian dibangunkan dengan suntikan gluk

. Psikoterapi Psikoterapi adalah salah satu pengobatan atau penyembuhan terhadap suatu gangguan atau penyakit, yang pada umumnya dilakukan melalui wawancara terapi atau melalui metodemetode tertentu misalnya : relaksasi, bermain dan sebagainya. Dapat dilakukan secara individu atau kelompok, tujuan utamanya adalah untuk menguatkan daya tahan mental penderita, mengembankan mekanisme pertahanan diri yang baru dan lebih baik serta untuk mengembalikan keseimbangan adaptifnya. Manipulasi lingkungan Manipulasi llingkunagan adalah upaya untuk mempengaruhi lingkungan pasien, sehingga bisa membantu dalam proses penyembuhannya. Teknis ini terutama diberikan atau diterapkan kepada lingkungan penderita, khususnya keluarga.

Tujuan utamanya untuk mengembangkan atau merubah / menciptakan situasi baru yang lebih kondusif terhadap lngkungan. Misalnya dengan mengalihkan penderita kepada lingkunmgan baru yang dipandang lebih baik dan kondusif, yang mampu mendukung proses penyembuhan yang dilakukan. C. Konsep Dasar Proses Keperawatan Perilaku Kekerasan Proses keperawatan menurut Budi Anna Keliat, 2006 merupakan metode ilmiah yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan yang terdiri dari 5 tahap yang meliputi : pengkajian, rumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

1. Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Kegiatan yang perlu dilakukan perawat adalah mengkaji data dari klien dan keluarga tentang tanda dan gejala serta faktor penyebab.

ktor biologis

ktor psikologis

tor sosial budaya Klien mengalami gangguan pada otak atau abnormalitas otak yang dapat menyebabkan gangguan p[ada pertumbuhan dan perkembangan Beberapa faktor yang perlu dikaji pada klien perilaku kekerasan menurt Budi Anna Keliat, 2006 adalah sebagai berikut : b. Klien dibawa ke rumah sakit jiwa dengan alasan amuk, membanting barang-barang, gelisah, tidak bia tidur, berendam dikamar mandi selama berjam-jam. c. Klien biasanya amuk karena ditegur atas kesalahannya

d. Klien mengatakan mudah kesal dan jengkel

e. f.

Merasa semua barang tidak ada harganya Klien kelihatan sangat bersemangat, wajah tegang

g. Muka merah tidak menceritakan masalahnya h. Klien merasa minder bila berada dilingkungan keluarga i. j. Klien mudah marah dan cepat tersinggung Klien selalu merusak lingkungan

k. Klien nampak kotor, rambut kusut dan kotor, gigi kotor dan kuning l. Kuku panjang dan kotor, kulit banyak daki dan kering

m. Klien mengatakan malas mandi n. Klien tidak mau mandi bila tidak disuruh dan mandi kalau perlu saja o. Sehabis mandi klien masih tampak kotor. 2. Masalah Keperawatan Menurut Kelait BA, 2006 masalah keperawatan yangs sering terjadi pada klien perilaku kekerasan adalah : a. Resiko perilaku mencederai diri sendiri, orang lain dan linkungan

b. Perilaku kekerasan Ganguan konsep diri harga diri rendah Gangguan pemeliharaan kesehatan Defisit perawatan diri, mandi dan berhias f. Ketidakefektifan koping keluarga ; ketidakmampuan keluarga merawat klien di rumah Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik 3. Pohon Masalah Menurut Budi Anna Keliat, 2006 pohon masalah klien dengan masalah utama perilaku kekerasan adalah sebagai berikut :

Etiologi Sumber : Kelliat, BA, 2006

4. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan masalah klien yang mencakup baik respon sehat adaptif atau maladaptif serta stressor yang menunjang ( Stuart dan sundeen, 1995 ). Diagnosa keperawatan dapat ditegakkan pada klien perilaku kekerasan menurut Budi Anna Kelia, 2006 adalah sebagai berikut ; a. Resiko perilaku mencederai diri sendiri orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan. b. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri kronis c. Gangguan pemeliharaan berhubungan dengan defisit perawatan diri; mandi dan berhias.

d. Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik berhubungan denganketidakmampuan keluarga merawat klien di rumah 5. Rencana Tindakan Keperawatan Rencana tindakan keperawatan terdiri dari 3 aspek yaitu : tujuan umum, tujuan khusus dan rencana tindakan keperawatan.

Tujaun umum berpokus pada penyelesaian permasalahan (P) dari diagnosa keperawatan dan dapat dicapai jika serangkaian tujuan khusus telah tercapai. Tujuan khusus berpokus pada penyelesaian penyebab diagnosa keperawatan. Kamampuan pada tujuan khusus terdiri dari 3 aspek yaitu : kemampuan kognitif, psikomotor, dan afekti yang perlu dimiliki klien untuk menyelesaikan permasalahan. Menurut Budi Anna Keliat, 2006 bahwa rencana tindakan keperawatan pada perilaku kekerasan yaitu : a. Perilaku Kekerasan 1) Tujaun Umum (TUM) Tujuan umum pada diagnosa keperawatan ini adalah : klien tidak melakukan perilaku kekerasan. 3) Tujuan Khusus (TUK) : a) Tuk 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya b) Tuk 2 : Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan c) Tuk 3 : Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan d) Tuk 4 : Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan e) Tuk 5 : Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan f) Tuk 6 : Klien dapat mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan

g) Tuk 7 : Klien dapat mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan h) Tuk 8 : Klien dapat mendemonstrasikan cara spritual untuk mencegah perilaku kekerasan i) j) k) Tuk 9 : Klien dapat mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan Tuk10 : Klien dapat mengikuti TAK : stimulasi persepsi penceganhan perilaku kekerasan Tuk 11 : Klien mendapatkan dukungan keluarga dalam melakukan cara pencegahan perilaku kekerasan 4) Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan dirumuskan berdasarkan dengan tujuan khusus (TUK) yang akan dicapai oileh klien untuk mengatasi masalah utama, maka berdasakan pedoman proses keperawatan kesehatan jiwa menurut Budi Anna Keliat (2006) dapat dirumuskan intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan diatas yaitu : a) TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya : Intervensi keperawatan : 1). Beri salam dan panggil nama 2). Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan 3). Jelaskan maksud hubungan interaksi 4). Jelaskan tentang kontrak yang akan diambil 5). Beri rasa aman dan sikap empati 6). Lakukan kontak singkat tapi sering

b) TUK 2 : Klien dapat mengeidentifikasi penyebab perilaku kekerasan Intervensi keperawatan : 1). Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya 2). Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel atau kesal c)TUK 3 : Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan : Intervensi keperawatan : 1). Anjurkan klien untuk mengungkapkan apa yang dialami dan dirasakannya saat jengkel / marah 2). Observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan pada klien 3). Simpulkan bersama klien tanda dan gejala jengkel / marah yan dialami klien d) TUK 4 : Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dlakukan :

1). Anjurkan klien mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan klien ( verbal, pada orang ain, pada lingkungan, dan pada diri sendiri ) 2). Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan 3). Bicarakan bersama klien apakah cara yang klien lakukan masalahnya e)TUK 5 : Klien dapat menngidentifikasi akibat perilaku kekerasan : 1). Bicarakan akibat / kerugian dari cara yang dilakukan klien 2). Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang dilakukan oleh klien 3). Tanyakan kepada klien apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat. f) TUK 6 : Klien dapat mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan Intervensi keperawatan : 1). Diskusikan kegiatan fisik yang biasa dlakukan klien 2). Beri pujian atas kegiatan fisik yang dlakukan 3). Disksian dua cara fisik yang paling mudah dilakukan untuk mencegah perilaku kekerasan yaitu; tarik napas dalam dan pukul kasur serta bantal. 4). Diskusikan cara melakukan napas dalam dengan klien 5). Beri contoh kepada klien tentang cara menarik napas dalam 6). Minta klien mengikuti contoh yang diberikan sebanyak 5 (lima) kali. 7). Beri pujian positif atas kemampuan klien mendemonstrasikan cara menarik napas dalam 8). Tanyakan perasaan klien setelah selesai 9). Anjurkan klien untuk menggunakan cara yan telah dipelajari saat marah/jengkel 10). Lakukan hal yang sama untuk cara fisik lain di pertemuan lain 11). Diskusikan dengan klien menegenai frekuensi latihan yang akan dilakukan sendiri oleh klien 12). Susun jadwal kegiatan untuk melatihcara yang telah dipelajari 13). Klien mengevaluasi pelaksanaan latihan, cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dilakukan dengan mengisi jadwal kegiatan harian ( self evaluation ) selesai.

14). Validasi kemampuan klien dalam melaksanakan latihan 15). Berikan pujian atas keberhasilan klien 16). Tanyakan kepada klien apakah kegiatan cara pencegahan perilaku kekerasan dapat mengurangi parasaan marah g) TUK 7 : Klien dapat mendemonstasikan cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan Intervensi keperawatan : 1). Diskusikan cara bicara yang baik dengan klien 2). Beri contoh cara bicara yan baik a). Meminta dengan baik b). Menolak dengan baik c). Mengungkapkan perasaan dengan baik 3). Meminta klien mengikuti contoh cara bicara yang baik a). Meminta dengan baik : saya minta uang untuk beli makanan b). Menolak dengan baik : maaf, saya tidak dapat melakukannya kerena ada kegiatan lain c). Mengungkapkan perasaan dengan baik : saya kesal karena permintaan saya tidak dikabulkan disertai nada suara yang rendah 4). Meminta klien mengulang sendiri 5). Beri pujian atas keberhasilan klien 6). Diskusikan dengan klien waktu dan kondisi cara bicara yang dapat dilatih di ruangan, misalnya: meminta obat, baju,dll; menolak ajakan merokok, tidur pada waktunya, menceritakan kekesalan kepada perawat 7). Susun jadwal kegiatan melatih cara yang telah dipelajari 8). Klien mengevaluasi pelaksanaan latihan cara bicara yang baik dengan mengisi jadwal kegiatan ( self evaluation ) 9). Validasi kemampuan klien melaksanakan latihan

10). Berikan pujian atas keberhasilan klien 11). Tanyakan kepada klien : Bagaimana perasaannya setelah latihan bicara yang baik? Apakah keinginan marah berkurang? h) TUK 8 : Klien dapat mendemonstrasikan cara spritual untuk mencegah perilaku kekerasan Intervensi keperawatan : 1). Diskusikan dengan klien kegiatan ibadah yang pernah dilakukan 2). Bantu klien menilai kegiatan yang dapat dilakukan di ruang rawat 3). Bantu klien memilih kegiatan ibadah yang dapat dilakukan 4). Minta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih 5) Diskusikan dengan klien tentang waktu pelaksanaan kegiatan ibadah 6). Susun jadwal kegiatan untuk melatih kegiatan ibadah 7). Klien mengevaluasi pelaksanaan ibadah dengan mengisi jadwal kegiatan harian ( self evaliation ) 8). Validasi kemampuan klien dalam melaksanakan latihan 9). Berikan pujian atas keberhailan klien 10). Tanyakan kepada klien bagaimana perasannya setelah teratur melakukan ibadah? Apakah keinginan marah berkuran? i) TUK 9 : Klien dapat mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan Intervensi keperawatan : 1) Diskusikan dengan klien tengtang jenis obat yang diminumnya ( nama, warna, besarnya ), waktu minum obat ( jika 3 kali pkl.07.00,13.00,19.00 ), cara minum obat. 2). Diskusikan dengan klien tentang manfaat minum obat secara teratur: a) b) c) Beda perasaan sebelum minum obat dan sesudah minum obat Jelaskan bahwa dosis hanya boleh diubah oleh dokter Jelaskan mengenai akibat minum obat yang tidak teratur,

misalnya, penyakitnya kambuh. 3). Diskusikan tentang proses minum obat : a. Klien meminta obat kepada perawat (jika di rumah sakit), kepada keluarga (jika di rumah). b. Klien memeriksa obat sesuai dosisnya. c. Klien meminum obat pada waktu yang tepat

5) Susun jadwal minum obat bersama klien. 6) Klien mengevaluasi pelaksanaan minum obat dengan mengisi jadwal kegiatan harian (selfevaluation). 7) Validasi pelaksanaan minum obat klien. 8) Beri pujan atas keberhasilan klien 9) Tanyakan kepada klien :Bagaimana perasaannya dengan minum obat secara teratur ? Apakah keinginan untuk marah berkurang? j) TUK 10 : Klien dapat mengikuti TAK: Stimulasi persepsi pencegahan perilaku kekerasan Intervensi keperawatan : 1) Anjurkan klien untuk ikut TAK : Stimulasi persepsi pencegahan perilaku kekerasan b. Klien mengikuti TAK : Stimulasi persepsi pencegahan perilaku kekerasan( kegiatan sendiri ). c. Diskusikan dengan klien tentang kegiatan selama TAK

d. Fasilitasi klien untuk mempraktikan hasil kegiatan TAK dan beri pujian atas keberhasilanya. e. f. g. Diskusikan dengan klien tentang jadwal TAK Masukkan jadwal TAK ke jadwal kegiatan harian klien

Klien mengevaluasi pelaksanaan TAK dengan mengisi jadwal kegiatan harian ( selfevaluation) h. Validasi kemampuan klien dengan mengikuti TAK i. Beri pujian atas kemampuan klien mengikuti TAK

j.

Tanyakan kepada klien : Bagaimana perasaan klien setelah mengikuti TAK.

k) TUK 11 : Klien mendapat dukungan keluarga dalam melakukan cara pencegahan perilaku kekerasan Intervensi keperawatan : 1) Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat klien sesuai dengan yang telah dilakukan keluarga terhadapklien selama ini 2) Jelaskan keuntungan peran serta keluarga dalam merawat klien 3) Jelaskan cara-cara merawat klien : a). Terkait dengan cara mengontrol perilaku marah secara konstruktif b) Sikap dan cara bicara c)Membantu klien mengenal penyebab marah dan pelaksanaan cara pencegahan perilaku kekerasan. 4). Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat klien 5). Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan demonstrasi. 6). Anjurkan keluarga mempraktikkannya pada klien selama di rumah sakit dan melanjutkannya setelah pulang ke rumah

b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah 1) Tujuan umum ( TUM) : klien dapat mengontrol perilaku kekerasan pada saat berhubungan dengan orang lain. 2) Tujuan khusus (TUK) : Tujuan khusus berdasarkan diagnosa keperawatan di atas adalah klien dapat : a) TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya

b)TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek yang positif yang c) TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki d) TUK 4 : Klien dapat merencanakan kemampuan yang dimiliki

dimiliki

e) TUK 5 : Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit-sakit sesuai dengan kemampuannya f) TUK 6 : Klien dapat melakukan sistem pendukung 3) Intervensi keperawatan Intervensi keperawatan dirumuskan dengan tujuan khusus ( TUK) yang akan dicapai oleh klien untuk mengatasi masalah utama, maka dapat dirumuskan intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan diatas yaitu : a) TUK 1 : Klien mampu membina hubungan saling percaya Intervensi keperawatan 1) Salam terapeutik 2) Salam perkenalan 3) Jelaskan tujuan interaksi 4) Ciptakan lingkungan yang terapeutik 5) Buat kontrak yang jelas (topik, waktu, dan tempat) b) TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Intervensi keperawatan : 1) Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasannya tentang penyakit yang diderita 2) Sediakan waktu mendengarkan klien 3) katakan pada klienbahwa ia adalah seorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri 4) Diskusikan kemampuan dab aspek positif yang dimilki klien, dapat dimulai dari bagian tubuh yang masih berfungsi dengan baik, kemampuan lain yang dimilik klien. Jika klien tidak mampu mengidentifikasi maka dimulai oleh perawat memberi reinforcement

5) Siap bertemu klien hindarkan memberi penilaian negatif, utamakan memberi penilaian yang realistis c) TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan Intervensi keperawatan : 1) Diskusikan dengan klienkemempuan yang masih dapat digunakan selam sakit, misalnya penampilan klien dan self care, latihan fisik dan ambulasi serta aspek asuhan terkait dengan gangguan yang dialami klien 2) Diskusikan pada kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya setelah pulang sesuai dengan kondisi sakit klien d) TUK 4 : Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki Intervensi keperawatan : 1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap harisesuai kemampuan kegiatan dengan bantuan sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan total 2) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi klien 3) Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan (sering klien takut melaksanakannya) e) TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatansesuai kondisi sakit dan kemampuannya Intervensi keperawatan : 1) Beri kesempatan kepada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan 2) Beri pujian atas keberhasilan klien 3) Diskusikan kemungkinan di rumah f) TUK 6 : Klien dapat memamfaatkan sisitem pendukung Intervensi keperawatan : 1) Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien harga diri rendah 2) Bantu keluarga memberikan dukungan selam klien dirawat

3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

erawatan diri : mandi dan berhias 1) Tujuan Umum (TUM) : Klien melakukan perawatan diri yang sesuai dan mengembnanmkan kebiasaan hidup yang sehat 2) Tujuan khusus Tujuan khusus berdasarkan diagnosa keperawaan diatas petunjuk oleh Linda Carman Copel, 2007 terdiri atas : a) TUK 1 : Klien mendapatkan kembali kemampuan untuk melakukan aktuitas perawatan diri b) TUK 2 : Klien membentuk rutinitas perawatan diri yang menjadi kebiasaan dan silakukan secar konsisten 4) Intervensi keperawatan Intervensi keperawatan dirumuskan dengan tujuan khusus ( TUK) yang akan dicapai oleh klien untuk mengatasi masalah utama, maka dapat dirumuskan intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan diatas yaitu : a)TUK 1 : Klien dapat mendapatkan kembali kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri Intervensi keparawatan 1) Supervisi saat klien mandi dan berhias 2) Berikam instruksi setahap demi setahap dan anjurkan aktivita perawatan diri 3) Awasi klien dalam memilih pakaian, perlengkapan berhias 4) Ajari klein tentang cara melakukan dan mempertahankan aktivitas perawatan diri b) TUK 2 : Klien mem,bentuk rutinitas perawatan diri yang menjadi kebiasaan dan dilakukan secara konsisten

1) Minta klien membuat dan melakukan rutinitas sehari-haru misalnya melkukan rutinitas sdi pagi hari unmtuk melakukan mandi, menyisir rambut 2) Jelaskan bagaiman kepatuhan menggunakan obat secara teratur dapat memfasilitasi kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri 3) Dorong klien mencari seorang penolong untuk merawat dirinya atau untuk memenuhi kebutuhan klien lain yang mempengaruhi kemampuan fungsi klien 6. Evaluasi Dari apa yang telah dipaparkan diatas untuk mengukur apakah tujuan Dan criteria sudah tercapai, perawat dapat mengobservasi perilaku klien. Menurut iyus Yosep ada beberapa perilaku yang dapat diindikasikan sebagai evaluasi yang positif yaitu : 1. Identifikasi sesuatu yang dapat membangkitkan kemarahan klien. 2. Bagaimana keadaan klien saat marah Dan benci panda orang lain. 3. Sudahkan klien menyadari akibat dari marah Dan pengaruhnya pada orang lain 4. Buatlah komentar yang kritikal 5. Apakah klien sudah mampu mengespresikan sesuatu yang berbeda. 6. Klien mampu menggunakan aktifitas secara fisik untuk mengurangi perasaan marahnya. 7. Mampu mentoleransi rasa marahnya. 8. Konsep diri klien sudah meningkat. 9. Kemandirian dalam berfikir dan aktivitas.

Das könnte Ihnen auch gefallen