Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ff
DRAFT TRANSLATION
Table of Contents
Pasal / Article
BAB I KETENTUAN UMUM 1 CH. I GENERAL PROVISIONS
BAB III TATACARA MENDAPATKAN WILAYAH CH. III PROCEDURES FOR ACCESS TO
4-19
IZIN USAHA PERTAMBANGAN MINING PERMIT AREAS
Bagian Kesatu: Tatacara mendapatkan Wilayah Izin Usaha Part One: Procedures for Access to Mining Permit
Pertambangan (WIUP) dan Wilayah Izin 4-5 Areas and Special Mining Permit Areas in
Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK) Special Mining Areas
Bagian Ketiga: Tatacara Pencadangan WIUP Untuk Part Three: Procedures for Applications to Reserve
Mineral Bukan Logam dan Mineral 7 Nonmetal Mineral and Rock Mineral Mining
Batuan Permit Areas
Bagian Kelima: Tatacara Permohonan IUP dan IUPK Part Five: Procedures for Applications for Exploration
9-11
Eksplorasi Mining Permits and Special Mining Permits
Bagian Kesembilan: Perpanjangan IUP dan IUPK Operasi Part Nine: Extension of Production Operation Mining
16
Produksi Permits and Special Mining Permit
Translated by: Wishnu Basuki (ABNR)
wbasuki@abnrlaw.com
Bagian Kesembilan: Persyaratan Izin Pertambangan Part Nine: Requirements for Applications for Small-
17-18
Rakyat (IPR) Scale Mining Permits
Bagian Kesepuluh: Penggunaan Tanah untuk Kegiatan Part Ten: Use of Land for Production Operation
19
Operasi Produksi Activities
Bagian Kesatu: Bentuk dan Jenis Laporan 20-23 Part One: Forms and Types of Reports
Bagian Kesatu: Kriteria Penghentian Sementara 24 Part One: The Criteria of Suspension
Bagian Kedua: Tata Cara Permohonan 25-30 Part Two: Procedures for Applications
Bagian Ketiga: Kewajiban Selama Penghentian Sementara 31 Part Three: Obligations During Suspension Periods
Bagian Keempat: Pengakhiran Penghentian Sementara 32-34 Part Four: Termination of Suspension Permits
Bagian Kesatu: Pengutamaan Kepentingan Dalam Negeri 35-36 Part One: Domestic Preference
Bagian Kedua: Kewajiban Pemasokan Mineral dan Part Two: Domestic Mineral and Coal Supply
37-39
Batubara Dalam Negeri Obligations
BAB VII PENINGKATAN NILAI TAMBAH, CH. VII INCREASES IN ADDED VALUE,
PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN 45-49 MINERAL AND COAL PROCESSING
MINERAL DAN BATUBARA AND REFINING/SMELTING
Bagian Kesatu: Kewajiban Peningkatan Nilai Tambah, Part One: Obligations to Increase Added Value,
45-46
Pengolahan dan Pemurnian Processing and Refining/Smelting
Bagian Kedua: Peningkatan Nilai Tambah Mineral dan Part Two: Increases in Added Value to Minerals and
47-48
Batubara Coal
BAB VIII HARGA PATOKAN MINERAL DAN CH. VIII BENCHMARK MINERAL AND COAL
50-63
BATUBARA PRICES
Bagian Kesatu: Harga Patokan Mineral 51-54 Part One: Benchmark Mineral Prices
Bagian Kedua: Harga Patokan Batubara 55-56 Part Two: Benchmark Coal Prices
Bagian Ketiga: Penentuan Harga Patokan Batubara 57-59 Part Three: Determination of Benchmark Coal Prices
Bagian Keempat: Penerapan Harga Patokan Batubara 60-63 Part Four: Application of Benchmark Coal Prices
Bagian Kedua: Lembaga Pengembangan dan Part Two: Community Development and
68-73
Pemberdayaan Masyarakat Empowerment Institutions
Bagian Ketiga: Mekanisme Pelaksanaan Pengembangan Part Three: Mechanisms for Implementation of
dan Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar 74-77 Development and Empowerment of
Wilayah Tambang Community in the Vicinity of Mining Areas
Menimbang: Considering:
bahwa untuk melaksanakan Pasal 5 ayat (5), Pasal that to implement Article 5 section (5), Article 34
34 ayat (3), Pasal 49, Pasal 63, Pasal 65 ayat (2), section (3), Article 49, Article 63, Article 65 section
Pasal 76 ayat (3), Pasal 84, Pasal 103 ayat (3), Pasal (2), Article 76 section (3), Article 84, Article 103
109, Pasal 111 ayat (2), Pasal 112 ayat (2), Pasal 116 section (3), Article 109, Article 111 section (2),
dan Pasal 156 Undang-Undang Nomor 4 Tahun Article 112 section (2), Article 116 and Article 156
2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, of Law Number 4 of 2009 concerning Mineral and
perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Coal Mining, it is necessary to enact Regulation of
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral the Government concerning Implementation of
Dan Batubara. Mineral and Coal Mining Business Activities.
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang 2. Law Number 4 of 2009 concerning Mineral and
Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Coal Mining (State Gazette of the Republic of
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor Indonesia Number 4 of 2009, Supplement to
4, Tambahan Lembaran Negara Republik State Gazette of the Republic of Indonesia
Indonesia Nomor 4959); Number 4959);
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud In this Regulation of the Government:
dengan :
1. “Pertambangan” adalah sebagian atau seluruh 1. “Mining” means a part or all of stages of
tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, research, management and business of minerals
pengelolaan dan pengusahaan mineral atau and coal, which include general surveys,
batubara yang meliputi penyelidikan umum, explorations, feasibility studies, construction,
eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, mines, processing and refining/smelting,
penambangan, pengolahan dan pemurnian, transportation and sale as well as postmining
pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan activities.
pascatambang.
2. “Mineral” adalah senyawa anorganik yang 2. “Mineral” means any naturally occurring
terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan inorganic compound that has a definite chemical
kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau composition and specific physical properties as
gabungannya yang membentuk batuan, baik well as an ordered crystal structure, or a
dalam bentuk lepas atau padu. combination thereof that forms rock [ore], either
separated or embedded.
3. “Batubara” adalah endapan senyawa organik 3. “Coal” means any sedimentary organic carbon
karbonan yang terbentuk secara alamiah dari compound that is formed naturally from the
sisa tumbuh-tumbuhan, termasuk di dalamnya remains of plants, including steam (thermal)
jenis steam (thermal) coal dan coking coal and coking (metallurgical) coal.
(metallurgical) coal.
4. “Pertambangan Mineral” adalah pertambangan 4. “Mineral Mining” means any mining of mineral
kumpulan mineral yang berupa bijih atau assemblages in the form of ores or rocks other
batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas than geothermal, petroleum and natural gas as
bumi, serta air tanah. well as ground water.
5. “Pertambangan Batubara” adalah pertambangan 5. “Coal Mining” means any mining of carbon
endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, sediments found in the earth, including solid
termasuk bitumen padat, gambut, dan batuan bitumen, peat, and asphalt rocks.
aspal.
6. “Usaha Pertambangan” adalah kegiatan dalam 6. “Mining Business” means any mineral and coal
rangka pengusahaan mineral atau batubara yang business activity that includes the stages of
meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, general surveys, explorations, feasibility studies,
eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, construction, mines, processing and
penambangan, pengolahan dan pemurnian, refining/smelting, transportation and sale as well
pengangkutan dan penjualan, serta as postmining.
pascatambang.
7. “Izin Usaha Pertambangan,” yang selanjutnya 7. “Mining Permit,” hereinafter called an “IUP,”
disebut IUP, adalah izin untuk melaksanakan means a permit under which mining business is
usaha pertambangan. conducted.
9. “IUP Eksplorasi” adalah izin usaha yang 9. “Exploration Mining Permit” means a business
diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan permit that is granted to undertake stages of
penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi general surveys, explorations and feasibility
kelayakan. studies.
10. “IUP Operasi Produksi” adalah izin usaha yang 10. “Production Operation Mining Permit” means a
diberikan setelah selesai pelaksanaan IUP business permit that is granted upon completion
Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan of an Exploration Mining Permit stage to
operasi produksi. undertake a production operation stage.
11. “WIUP Eksplorasi” adalah wilayah yang 11. “Exploration Mining Permit Area” means an
diberikan kepada pemegang IUP Eksplorasi. area that is authorized to an Exploration Mining
Permit holder.
12. “WIUP Operasi Produksi” adalah wilayah yang 12. “Production Operation Mining Permit Area”
diberikan kepada pemegang IUP Operasi means an area that is authorized to a Production
Produksi. Operation Mining Permit holder.
13. “Izin Usaha Pertambangan Khusus,” yang 13. “Special Mining Permit,” hereinafter called an
selanjutnya disebut dengan IUPK, adalah izin “IUPK,” means a permit under which mining
untuk melaksanakan usaha pertambangan di business in a special mining permit area is
wilayah izin usaha pertambangan khusus. conducted.
14. “Wilayah Usaha Pertambangan Khusus” 14. “Special Mining Area,” hereinafter called a
(WUPK) adalah sebagian Wilayah Pencadangan “WUPK,” means a part of a State Reserve Area,
Nasional (WPN) yang sudah dirubah statusnya the status of which has been changed upon
atas persetujuan DPR RI dan sudah ditetapkan consent of the House of Representatives of the
oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan Republic of Indonesia, and determined by the
Pemerintah Daerah untuk diusahakan sebagai Government upon coordination with the
wilayah pertambangan dengan Izin Usaha Regional Governments to be commercialized as
Pertambangan Khusus (IUPK). a mining zone with a Special Mining Permit.
15. “IUPK Eksplorasi” adalah izin usaha yang 15. “Exploration Special Mining Permit” means a
diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan business permit that is granted to undertake
penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi stages of general surveys, explorations, and
kelayakan di wilayah izin usaha pertambangan feasibility studies in a special mining permit
khusus. area.
16. IUPK Operasi Produksi adalah izin usaha yang 16. “Production Operation Special Mining Permit”
diberikan setelah selesai pelaksanaan IUPK means a business permit that is granted upon
Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan completion of an Exploration Mining Permit
operasi produksi di wilayah izin usaha stage to undertake a production operation stage
pertambangan khusus. in a special mining permit area.
18. “WIUPK Operasi Produksi” adalah wilayah 18. “Production Operation Special Mining Permit
yang diberikan kepada pemegang IUPK Operasi Area in Special Mining Area” means an area
Produksi. that is authorized to a Production Operation
Special Mining Permit holder.
19. “Izin Pertambangan Rakyat,” yang selanjutnya 19. “Small-Scale Mining Permit,” hereinafter called
“IPR,” adalah izin untuk melaksanakan usaha an “IPR,” means a permit under which mining
pertambangan dalam wilayah pertambangan business within a small-scale mining area that is
rakyat dengan luas wilayah dan investasi limited in size and investments is conducted.
terbatas.
20. “Operasi Produksi” adalah tahapan kegiatan 20. “Production Operation” means a stage in mining
usaha pertambangan yang meliputi konstruksi, business that includes construction, mines,
penambangan, pengolahan, pemurnian, processing, refining/smelting, including
termasuk pengangkutan dan penjualan, serta transportation and sale as well as facilities to
sarana pengendalian dampak lingkungan sesuai control environmental impacts upon the findings
dengan hasil studi kelayakan. of feasibility studies.
21. “Afiliasi dari suatu badan” adalah setiap badan 21. “Affiliate” of any entity means any other entity
lain yang langsung ataupun tidak langsung, that directly or indirectly, through one or more
melalui satu atau lebih suatu perantara, intermediaries, controls or is controlled by or is
mengendalikan atau dikendalikan oleh atau under common control. “Control” means
berada di bawah pengendalian bersama. having power to directly or indirectly direct the
“Pengendalian” berarti pemilikan, secara management and policy and decision of an
langsung atau tidak langsung, kemampuan entity.
untuk mengarahkan manajemen dan kebijakan
dan kebijaksanaan suatu badan.
22. “Peningkatan Nilai Tambah” adalah kegiatan 22. “Increase in Added Value” means an activity of
pengolahan mineral dan batubara untuk mineral and coal processing that is carried out to
mempertinggi harga mineral dan batubara yang make mineral and coal prices appreciate in order
bersangkutan sehingga dapat memberikan to supplement the state income and contribute to
pendapatan yang lebih tinggi bagi negara dan the economic activities.
meningkatkan kegiatan perekonomian.
23. “Steam (thermal) coal” adalah batubara yang 23. “Steam (thermal) coal” means coal that is used
digunakan sebagai bahan bakar pada as a fuel in power plants and steam engines in
pembangkit listrik dan mesin uap pada industri, industries, typically with lower calories and
umumnya mempunyai nilai kalor lebih rendah more fly ash compared to coking (metallurgical)
dan mempunyai abu terbang lebih tinggi coal.
dibanding coking (metallurgical) coal.
24. “Coking (metallurgical) coal” adalah batubara 24. “Coking (metallurgical) coal” means coal that is
yang digunakan pada industri metalurgi sebagai used in metallurgical industry as a reducing
pereduksi pada proses pembuatan besi dan baja. agent in the manufacture of iron and steel.
26. Harga Patokan Batubara adalah harga batubara 26. “Benchmark Coal Price” means a coal price
yang ditetapkan Menteri c.q. Direktur Jenderal determined by the Minister, in this case the
sebagai patokan penentuan Harga Batubara yang Director General, as a floor Price of Coal
diproduksikan oleh Pemegang IUP dan IUPK produced by Coal Mining Permit holders and
Batubara. Special Mining Permit holders.
27. Harga Mineral adalah harga mineral yang 27. “Mineral Price” means a mineral price upon
disepakati antara penjual dan pembeli mineral which a seller and a buyer of minerals agree at
pada suatu saat tertentu. some point in time.
28. Harga Batubara adalah harga batubara yang 28. “Coal Price” means a coal price upon which a
disepakati antara penjual dan pembeli batubara seller and a buyer of coal agree at some point in
pada suatu saat tertentu. time.
29. “Biaya Penyesuai Mineral” adalah biaya 29. “Mineral Adjustment Cost” means a cost that
penambah atau pengurang terhadap Harga adds to or deducts Benchmark Mineral Prices
Patokan Mineral karena titik penjualan mineral when a point of sale of minerals is less than a
tidak pada titik acuan yang ditetapkan. point of reference determined.
30. “Biaya Penyesuai Batubara” adalah biaya 30. “Coal Adjustment Cost” means a cost that adds
penambah atau pengurang terhadap Harga to or deducts Benchmark Coal Prices when a
Patokan Batubara karena titik penjualan point of sale of coal is less than a Free on Board
batubara tidak pada titik Free on Board di atas point, on board a vessel carrying coal.
kapal pengangkut (vessel) batubara.
31. “Penjualan Spot” adalah penjualan batubara 31. “Spot Selling” means sale of coal for a period of
untuk jangka waktu kurang dari 12 bulan. less than 12 months.
32. “Penjualan Jangka Tertentu” (term) adalah 32. “Term Selling” means sale of coal for a period
penjualan batubara untuk jangka waktu 12 bulan of 12 months or more.
atau lebih.
33. “Batubara Jenis Tertentu” adalah batubara 33. “Certain-Type Coal” means coal with certain
dengan jenis dan pemakaian tertentu, antara types and usage that include, inter alia, fine coal,
lain: fine coal; reject coal; own used coal; reject coal, own used coal, coal with certain
batubara dengan impurities tertentu; batubara impurities, very low calories coal, and coal
dengan kalori sangat rendah; dan batubara untuk dedicated to less-developed regions.
pengembangan daerah tertinggal.
34. “Badan Usaha” adalah setiap badan hukum yang 34. “Business Entity” means any legal entity that
bergerak di bidang pertambangan yang didirikan engages in the field of mining, established under
berdasarkan hukum Indonesia dan the laws of Indonesia and domiciled in the
berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan territory of the State of the Republic of
Republik Indonesia. Indonesia.
36. “Modal dalam negeri” adalah modal yang 36. “Domestic Capital” means capital owned by the
dimiliki oleh negara Republik Indonesia, state of the Republic of Indonesia, an individual
perseorangan warga negara Indonesia, atau of Indonesian national, or a business entity of
badan usaha yang berbentuk badan hukum atau legal entity or nonlegal entity.
tidak berbadan hukum.
37. “Divestasi saham” adalah jumlah saham asing 37. “Share Divestment” means a number of foreign
yang harus ditawarkan untuk dijual kepada shares that must be offered to sell to the
Pemerintah, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Government, the Regional Governments, State-
Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Owned Entities, Region-Owned Entities, or
Daerah (BUMD), atau Badan Usaha Swasta National Private Entities.
Nasional.
38. “Perseroan” adalah Perseroan Terbatas 38. “Company” means a limited liability company
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang as intended by Law Number 40 of 2007
No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas concerning Limited Liability Companies,
termasuk perusahaan-perusahaan penanaman including investment companies that are
modal yang didirikan dalam ruang lingkup established within the scope of Law Number 25
Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang of 2007 concerning Investments.
Penanaman Modal.
39. “Masyarakat” adalah masyarakat yang berada di 39. “Community” means community living in an
wilayah Kabupaten yang sama dengan WIUP area of a District where a Mining Permit Area is
dan/atau yang berada di sekitar WIUP. located and/or living around a Mining Permit
Areas.
41. “Menteri” adalah menteri yang 41. “Minister” means a minister that administers
menyelenggarakan urusan pemerintahan di governmental affairs in the field of mineral and
bidang pertambangan mineral dan batubara. coal mining.
BAB II CHAPTER II
PENETAPAN KOMODITAS TAMBANG DETERMINATION OF MINING COMMODITIES
Pasal 2 Article 2
(1) Usaha pertambangan dikelompokan atas: (1) Mining business shall be classified into:
b. Komoditas Pertambangan batubara adalah: b. Coal mining commodities, including peat, solid
Gambut, bitumen padat, aspal, antrasit, bitumen, asphalt, anthracite, coal, brown coal.
batubara, batubara muda.
(1) Pemindahan komoditas pertambangan dari suatu (1) Movement of mining commodities from one
golongan ke golongan lain sebagaimana group to another as intended by Article 2 shall
dimaksud dalam Pasal 2, ditetapkan dengan be provided for by Regulation of the
Peraturan Pemerintah. Government.
(2) Komoditas pertambangan yang belum diatur (2) Mining commodities not yet governed as
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, intended by Article 2 shall be provided for by
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Regulation of the Government.
Tatacara mendapatkan Wilayah Izin Usaha Procedures for Access to Mining Permit Areas and
Pertambangan (WIUP) dan Wilayah Izin Usaha Special Mining Permit Areas in Special Mining
Pertambangan Khusus (WIUPK) Areas
Pasal 4 Article 4
(1) Setiap usaha pertambangan bahan galian (1) Any metal mineral and coal excavated material
mineral logam dan batubara dapat dilaksanakan mining business may be conducted upon access
setelah mendapat WIUP dengan cara lelang dan to Mining Permit Areas through bids, the
kepada pemenang lelang langsung diberikan winning bidder of which shall immediately be
IUP. granted a Mining Permit.
(2) Setiap usaha pertambangan mineral bukan (2) Any nonmetal mineral and rock mineral mining
logam dan mineral batuan dapat dilaksanakan business may be conducted upon access to
setelah mendapat WIUP dengan cara Mining Permit Areas by procedures for
pencadangan wilayah. applications to reserve areas.
(3) WIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (3) Mining Permit Areas as intended by section (1)
ayat (2) diberikan oleh Menteri, shall be authorized by the Minister, the
Gubernur/Bupati/Walikota sesuai dengan Governors/the Regents/Mayors within their
kewenangannya kepada Badan Usaha, Koperasi authority to Business Entities, Cooperatives or
atau Perorangan. Sole Proprietorships.
Pasal 5 Article 5
(1) Setiap usaha pertambangan bahan galian (1) Any metal mineral and coal excavated material
mineral logam dan batubara dapat dilaksanakan mining business may be conducted upon access
setelah mendapat WIUPK dengan cara prioritas to Special Mining Permit Areas in Special
atau lelang Mining Areas on priority terms or through bids.
(3) WIUPK yang sudah ditetapkan oleh Menteri (3) Special Mining Permit Areas in Special Mining
ditawarkan terlebih dahulu kepada BUMN atau Areas the Minister has determined shall first be
BUMD. offered to State-Owned Entities or Region-
Owned Entities.
(4) Dalam hal peminat sebagaimana dimaksud pada (4) Where the interested entity as intended by
ayat (3) lebih dari satu, maka WIUPK diberikan section (3) is more than one, then the Special
kepada BUMN atau BUMD Pertambangan yang Mining Permit Area in a Special Mining Area
terlebih dahulu memenuhi persyaratan. shall be authorized to a mining State-Owned
Entity or a mining Region-Owned Entity
eligible in the first place.
(6) WIUPK sebagaimana ayat (1) di atas diberikan (6) Special Mining Permit Areas in Special Mining
oleh Menteri. Areas as intended by section (1) above shall be
authorized by the Minister.
Pasal 6 Article 6
(1) Dalam rangka pelelangan Menteri, Gubernur, (1) In the auction process, the Minister, the
Bupati/Walikota sesuai kewenangannya Governors, the Regents/Mayors shall within
mengumumkan WIUP secara terbuka kepada their authority announce Mining Permit Areas
Badan Usaha, Koperasi atau Perorangan. transparently to Business Entities, Cooperatives
or Sole Proprietorships.
(2) Dalam rangka pelelangan, Menteri (2) In the auction process, the Minister shall
mengumumkan WIUPK secara terbuka kepada announce Special Mining Permit Areas in
Badan Usaha (Swasta). Special Mining Areas transparently to (Private)
Business Entities.
(3) Dalam pelaksanaan penawaran WIUP, Menteri, (3) In the invitation for bids for Mining Permit
Gubernur, Bupati/Walikota sesuai Areas, the Minister, the Governors, the
kewenangannya membentuk panitia lelang Regents/Mayors shall within their authority
sebagai pelaksana. form an auction committee to implement the
invitation.
(5) Panitia Lelang WIUP dan WIUPK (5) Auction Committees for Mining Permit Areas
and Special Mining Permit Areas in Special
Mining Areas shall be formed as follows:
c. Panitia Pelelangan WIUP yang berada pada c. An Auction Committee for Mining Permit
wilayah kewenangan Pemerintah Areas within jurisdiction of the
Kabupaten/Kota dibentuk oleh District/City Governments shall be formed
Bupati/Walikota yang bersangkutan, by the Regents/Mayors, with membership
beranggotakan paling sedikit 5 orang yang of no fewer than 5 competent persons,
berkompeten terdiri dari wakil-wakil dari namely representatives from the
Pemerintah Kabupaten/Kota, Instansi District/City Government, 1 (one)
Pemerintah Kabupaten/Kota terkait masing- representative from each relevant
masing 1 orang, wakil dari Departemen District/City Government agency, 1 (one)
Energi dan Sumber Daya Mineral 1 orang, representative from the Department of
dan wakil dari Pemerintah Provinsi 1 orang. Energy and Mineral Resources, and 1 (one)
representative from the Provincial
Government.
(6) Tugas dan Wewenang panitia lelang WIUP dan (6) The Auction Committee for Mining Permit
WIUPK Areas and Special Mining Permit Areas in
Special Mining Areas shall have duties and
authority to:
(7) Prosedur penentuan pemenang lelang: (7) Procedures for bid award;
j. Penjelasan; j. Briefing;
o. Dalam hal peserta lelang tetap 1 (satu) o. Where only 1 (one) bid has been received
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf following the procedures in section (6)
e ditetapkan sebagai pemenang dengan point (e), that bidder shall be determined as
ketentuan harga dasar lelang yang telah the winning bidder, subject to bid floor
ditetapkan, atau harga penawaran yang price already determined, or higher bid
diajukan lebih tinggi. price submitted.
(8) Untuk mengikuti lelang pemohon harus (8) To join a bid, a bidder must meet the following
memenuhi persyaratan sebagai berikut : requirements:
i. Mengisi formulir yang sudah disiapkan i. Fill out a form made available by the
panitia lelang; Auction Committee;
iii. Akte pendirian yang sudah disyahkan iii. A deed of establishment already
yang berwenang yang tujuannya validated by the competent authority
bergerak di usaha pertambangan, engaged in mining business, with the
kecuali koperasi; exception of cooperatives;
iv. Susunan pengurus dan daftar iv. The composition of management and
pemegang saham; the register of shareholders;
v. Anggaran dasar dan rumah tangga v. The articles of association and by-laws
(bagi koperasi); (for cooperatives);
vi. Kartu tanda pengenal bagi perorangan; vi. An identity card, for sole
proprietorships;
vii. Keterangan domisili (bagi badan vii. A Certificate of domicile (for business
usaha). entities).
ii. Rencana Kerja dan Anggaran Biaya ii. Annual Working Plans and Budget
untuk kegiatan 1 Tahun.
(9) Pemenang lelang beserta dokumen lelang (9) The winning bidder along with the bidding
diserahkan oleh Panitia Lelang kepada Menteri, documents shall be referred by the Auction
Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan Committee to the Minister, the Governors, the
kewenangan untuk diproses lebih lanjut Regents/Mayors for within their authority
penerbitan IUP atas nama pemenang lelang processing further to issue a Mining Permit in
setelah memenuhi kewajiban sebagaimana the name of the winning bidder upon meeting
dimaksud pada ayat (8). the requirements as intended by section (8).
(10) Pemenang lelang beserta dokumen lelang (10) The winning bidder along with the bidding
diserahkan oleh Panitia Lelang kepada Menteri, documents shall be referred by the Auction
untuk diproses lebih lanjut penerbitan IUPK atas Committee to the Minister for processing further
nama pemenang lelang setelah memenuhi to issue a Special Mining Permit in the name of
kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (8). the winning bidder upon meeting the
requirements as intended by section (8).
(11) Dalam hal pemenang lelang tidak memenuhi (11) Failure of the winning bidder to meet the
kewajibannya sebagaimana dimaksud pada ayat requirements as intended by section (8) will
(8), maka kesempatan diberikan kepada result in its chance being given to the next-
pemenang urutan selanjutnya. ranked bidder.
Tatacara Pencadangan WIUP Untuk Mineral Bukan Procedures for Applications to Reserve Nonmetal
Logam dan Mineral Batuan Mineral and Rock Mineral Mining Permit Areas
Pasal 7 Article 7
(1) Permohonan pencadangan WIUP sebagaimana (1) Applications to reserve Mining Permit Areas as
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) diajukan pada intended by Article 4 section (2) shall be filed
Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai with the Minister, the Governors, and the
dengan kewenangannya. Regents/Mayors within their authority.
(3) Permohonan WIUP dibatasi oleh koordinat (3) Applications for Mining Permit Areas shall be
geografis lintang dan bujur sesuai dengan subject to boundaries in terms of latitude and
ketentuan sistem informasi geografi nasional. longitude geographical coordinates in
accordance with the policy of national
geographical information system.
(4) Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai (4) The Minister, the Governors, the
dengan kewenangan masing-masing Regents/Mayors shall within their respective
memberikan persetujuan atau penolakan atas authority approve or refuse applications to
permohonan pencadangan WIUP paling lama 15 reserve Mining Permit Areas not exceeding 15
(lima belas) hari sejak diberikannya tanda (fifteen) days of an acknowledgment of receipt
terima bukti permohonan pencadangan WIUP. of the applications to reserve Mining Permit
Areas.
(5) Pemohonan yang memenuhi persyaratan (5) Eligible applications to reserve areas shall be
pencadangan wilayah diberikan peta WIUP issued with a Mining Permit Area map with the
berikut koordinat oleh Menteri, Gubernur, coordinates by the Minister, the Governors, the
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya, Regents /Mayors within their authority, made an
sebagai lampiran Keputusan IUP. attachment to Decision concerning a Mining
Permit.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur (6) Ancillary provisions on procedures to reserve
pencadangan wilayah diatur dengan Peraturan areas shall be governed by Regulation of the
Menteri. Minister.
Prosedur Penerbitan Izin Usaha Pertambangan (IUP) Procedures for Issue of Mining Permits and Special
dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Mining Permits
Pasal 8 Article 8
(1) Penerbitan IUP dan IUPK melalui tatacara (1) Mining Permits and Special Mining Permits
lelang. issued by auction procedures, i.e.:
b. Permohonan IUP dan IUPK harus b. Applications for Mining Permit and Special
memenuhi persyaratan administratif, teknis, Mining Permits must meet the
finansial. administrative, technical, and financial
requirements.
(2) Penerbitan IUP melalui tatacara pencadangan (2) Mining Permits issued by Procedures for
wilayah. Applications to Reserve Areas, i.e.:
(3) Penerbitan IUPK melalui prioritas diberikan (3) Special Mining Permits issued on priority terms
langsung oleh Menteri kepada Badan Usaha shall immediately be delivered by the Minister
Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik to State-Owned Entities and Region-Owned
Daerah (BUMD), setelah memenuhi persyaratan Entities, upon meeting the administrative,
administratif, teknis, finansial technical, and financial requirements.
(4) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) The requirements for Exploration Mining
(2) dan ayat (3) untuk IUP dan IUPK Eksplorasi Permits and Special Mining Permits as intended
adalah: by section (2) and section (3) shall be:
ii. Menyebutkan bahan galian yang ii. To mention excavated materials being
dimohon; applied for:
iii. Akte pendirian perusahaan yang salah iii. A deed of establishment of company
satu maksud dan tujuannya bergerak with any of the objectives and purposes
dibidang pertambangan yang telah to engage in the field of mining,
disahkan oleh Menteri Hukum dan already validated by the Minister of
HAM; Law and Human Rights;
iv. Daftar tenaga ahli (pertambangan/ iv. A list of experts (mining/geology with
geologi yang berpengalaman minimal 3 at least 3 years of experience).
tahun);
viii Melampirkan laporan Rapat Anggota viii To enclose a report on the Annual
Tahunan (RAT). Meeting of Members.
vii. Daftar tenaga ahli (pertambangan/ vii. A list of experts (mining/geology with
geologi yang berpengalaman minimal 3 at least 3 years of experience).
tahun).
(5) Persyaratan untuk IUP dan IUPK Operasi (5) Requirements for Production Operation Mining
Produksi adalah: Permits and Special Mining Permits shall be:
ii. Menyebutkan bahan galian yang ii. To mention excavated materials being
dimohon; applied for:
iii. Akte pendirian perusahaan yang salah iii. A deed of establishment of company,
satu maksud dan tujuannya bergerak with any of the objectives and purposes
dibidang pertambangan yang telah to engage in the field of mining,
disahkan oleh menteri hukum dan already validated by the Minister of
HAM; Law and Human Rights;
iv. Daftar tenaga ahli (pertambangan/ iv. A list of experts (mining/geology with
geologi yang berpengalaman minimal 3 at least 3 years of experience).
tahun).
d. Persyaratan teknis peningkatan ke Operasi d. Technical requirements for upgrades to
Produksi (peningkatan IUP dan IUPK Production Operations (upgrades of Mining
Eksplorasi ) meliputi: Permits and Exploration Special Mining
Permits) that include:
i. Peta wilayah dilengkapi dengan batas i. An area map accompanied by
koordinat geografis lintang dan bujur boundaries in terms of latitude and
sesuai dengan ketentuan sistem longitude geographical coordinates in
informasi geografi nasional; accordance with the policy of national
geographical information system;
iv. laporan keuangan tahun terakhir yang iv. The last year’s financial statement
sudah diaudit oleh akuntan publik; already audited by a public accountant;
v. Tanda bukti pembayaran iuran tetap. v. A receipt of payment for dead rents.
Tatacara Permohonan IUP dan IUPK Eksplorasi Procedures for Applications for Exploration Mining
Permits and Special Mining Permits
Pasal 9 Article 9
(1) IUP Eksplorasi meliputi kegiatan Penyelidikan (1) Exploration Mining Permits shall include the
Umum, Eksplorasi dan Studi Kelayakan. activities of general surveys, explorations and
feasibility studies.
(2) IUP Eksplorasi diberikan oleh Menteri, (2) Exploration Mining Permits shall be granted by
Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan the Minister, the Governors, the
kewenangannya. Regents/Mayors within their authority.
(3) IUP Eksplorasi diberikan oleh Bupati/Walikota (3) Exploration Mining Permits shall be granted by
apabila WIUP berada pada satu wilayah the Regents/Mayors where a Mining Permit
kabupaten/kota atau wilayah laut sampai dengan Area is located within one district/city, or in the
4 mil laut. territorial sea up to 4 (four) miles.
(4) Gubernur apabila WIUP berada pada lintas (4) Exploration Mining Permits shall be granted by
kabupaten/kota dalam satu provinsi setelah the Governor where the location of the Mining
mendapat rekomendasi dari bupati/walikota atau Permit Area overlaps districts/cities in one
wilayah laut sampai dengan 12 mil laut. province, upon recommendation of the
regents/mayors, or in the territorial sea up to 12
(twelve) miles.
(5) Menteri apabila WIUP berada pada lintas (5) Exploration Mining Permits shall be granted by
provinsi setelah mendapat rekomendasi dari the Minister where the location of the Mining
gubernur dan bupati/walikota atau wilayah laut Permit Area overlaps provinces, upon
sampai dengan lebih dari 12 mil laut. recommendation of the governors and the
regents/mayors, or in the territorial sea up to 12
(twelve) miles.
Pasal 10 Article 10
(1) IUPK Eksplorasi meliputi kegiatan Penyelidikan (1) Exploration Mining Permits shall include the
Umum, Eksplorasi dan Studi Kelayakan. activities of General Surveys, Explorations and
Feasibility Studies.
(2) IUPK Eksplorasi diberikan oleh Menteri. (2) Exploration Mining Permits shall be granted by
the Minister.
Pasal 11 Article 11
(1) Kepada pemegang IUP dan IUPK Eksplorasi (1) Exploration Mining Permit holders and Special
diberikan prioritas pertama untuk Mining Permit holders shall be given first
mengusahakan bahan galian lain (bukan asosiasi priority to commercialize other excavated
mineral utama) yang keterdapatannya berada materials (not associated minerals) that are
dalam WIUP dan WIUPK Eksplorasi dengan found in Exploration Mining Permit Areas and
mengajukan permohonan baru. Special Mining Permit Areas in Special Mining
Areas, subject to filing a new application.
(3) Permohonan baru pihak lain sebagaimana (3) A new application by other party as intended by
dimaksud pada ayat (1) perlu mendapat section (1) shall require approval of the first
persetujuan dari pemegang IUP dan IUPK Mining Permit holder and first Special Mining
pertama. Permit holder.
(4) Pemegang IUP dan IUPK Eksplorasi dijamin (4) Exploration Mining Permit holders and Special
untuk memperoleh IUP dan IUPK Operasi Mining Permit holders shall be guaranteed that
Produksi sebagai peningkatan dengan their Exploration Mining Permits and Special
mengajukan permohonan dan melampirkan Mining Permits are upgraded to Production
persyaratan peningkatan operasi produksi. Operation Mining Permits and Special Mining
Permits, subject to filing applications for and
enclosing documentation for upgrades to
production operations.
Tatacara Permohonan IUP dan IUPK Operasi Procedures for Applications for Production
Produksi Operation Mining Permits and Special Mining
Permits
Pasal 12 Article 12
(1) IUP Operasi Produksi meliputi kegiatan (1) Production Operation Mining Permits shall
konstruksi, penambangan, pengolahan dan include the activities of construction, mines,
pemurnian serta pengangkutan dan penjualan. processing and refining/smelting as well as
transportation and sale.
(2) IUP Operasi Produksi dapat dimohon dan (2) Production Operation Mining Permits may be
diberikan kepada badan usaha, koperasi dan applied for and granted to business entities,
perorangan sebagai peningkatan dari IUP cooperatives and sole proprietorships as an
Eksplorasi. upgrade from an Exploration Mining Permit.
(3) IUP Operasi Produksi diberikan oleh Menteri, (3) Production Operation Mining Permits shall be
Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan granted by the Minister, the Governors, the
kewenangannya. Regents/Mayor within their authority.
(4) IUP Operasi Produksi dapat diberikan kepada (4) Production Operation Mining Permits may be
badan usaha, koperasi dan perorangan yang granted to business entities, cooperatives and
telah mempunyai data IUP Eksplorasi, dengan sole proprietorships already holding Exploration
persyaratan laporan lengkap eksplorasi, studi Mining Permits data, provided that the other
kelayakan dan AMDAL sudah dipenuhi oleh party already meets the conditions of full reports
pihak lain sesuai aturan yang berlaku. on exploration, feasibility studies and
Environmental Impact Assessment under
prevailing rules.
(6) Gubernur apabila lokasi penambangan, lokasi (6) Production Operation Mining Permits shall be
pengolahan pemurnian berada pada lintas granted by the Governor where the
Kabupaten/Kota dalam satu provinsi atau refining/smelting location overlaps
wilayah laut sampai dengan 12 mil laut setelah Districts/Cities in one province, or in the
mendapat rekomendasi dari Bupati/Walikota. territorial sea up to 12 (twelve) miles, upon
recommendation of the Regents/Mayors,
(7) Menteri apabila lokasi penambangan, lokasi (7) Production Operation Mining Permits shall be
pengolahan pemurnian berada pada lintas granted by the Minister where the
provinsi atau wilayah laut lebih dari 12 mil laut refining/smelting location overlaps provinces, or
setelah mendapat rekomendasi dari Gubernur the territorial sea up to 12 (twelve) miles, upon
dan Bupati/Walikota setempat. recommendation of the local governors and the
regents/mayors.
(8) Dalam hal hasil studi analisis mengenai dampak (8) Where the results of environmental impact
lingkungan pada kegiatan studi kelayakan yang assessment study through feasibility studies
akan membawa dampak lingkungan yang indicate that environmental impacts may overlap
bersifat lintas Kabupaten/Walikota, maka IUP Districts/Cities, then a Production Operation
Operasi Produksi sebagai kelanjutan IUP Mining Permit as a continuation of an
Eksplorasi diberikan oleh Gubernur dengan Exploration Mining Permit shall be granted by
rekomendasi dari Bupati/Walikota yang the Governor with recommendation of the
bersangkutan sesuai dengan kewenangannya Regents/Mayors concerned within their
berdasarkan ketentuan perundang-undangan. authority under provisions of laws and
regulations.
(9) Dalam hal hasil studi analisis mengenai dampak (9) Where the results of environmental impact
lingkungan pada kegiatan studi kelayakan assessment study through feasibility studies
diperkirakan terdapat dampak lingkungan yang estimate that there may be environmental
bersifat lintas provinsi, maka IUP Operasi impacts overlapping provinces, then a
Produksi sebagai kelanjutan IUP Eksplorasi Production Operation Mining Permit as a
diberikan oleh Menteri dengan rekomendasi dari continuation of an Exploration Mining Permit
Bupati/Walikota dan Gubernur yang shall be granted by the Minister with
bersangkutan sesuai dengan kewenangannya recommendation of the Regents/Mayors and the
berdasarkan ketentuan perundang-undangan. Governors concerned within their authority
under provisions of laws and regulations.
Pasal 13 Article 13
(1) IUPK Operasi Produksi meliputi kegiatan (1) Production Operation Special Mining Permits
Konstruksi, Penambangan, Pengolahan dan shall include the activities of construction,
Pemurnian serta Pengangkutan dan Penjualan. mines, processing and refining/smelting as well
as transportation and sale.
(2) IUPK Operasi Produksi diberikan oleh Menteri. (2) Production Operation Special Mining Permits
shall be granted by the Minister.
(4) WIUPK yang telah mempunyai data lengkap (4) Special Mining Permit Areas in Special Mining
(data eksplorasi, studi kelayakan dan AMDAL) Areas already with complete data (data on
dapat diberikan IUPK Operasi Produksi kepada exploration, feasibility studies and
BUMN dan BUMD dengan cara prioritas, atau Environmental Impact Assessment) may be
Badan Usaha Swasta dengan cara lelang. issued with Production Operation Special
Mining Permits and granted to State-Owned
Entities and Region-Owned Entities on priority
terms, or Private Business Entities through bids.
Penciutan WIUP dan WIUPK Reduction in Mining Permit Areas and Special
Mining Permit Areas in Special Mining Areas
Pasal 14 Article 14
(1) Pemegang IUP dapat sewaktu-waktu (1) A Mining Permit holder may at any time file an
mengajukan permohonan kepada Menteri, application with the Minister, the Governor, the
Gubernur, Bupati/Walikota sesuai Regent/Mayor within their authority for partial
kewenangannya untuk menciutkan sebagian reduction in or reversion of all the Mining
atau mengembalikan semua WIUP. Permit Areas.
(2) Pemegang IUPK dapat sewaktu-waktu (2) A Special Mining Permit holder may at any time
mengajukan permohonan kepada Menteri untuk file an application with the Minister for partial
menciutkan sebagian atau mengembalikan dari reduction in or reversion of all the Mining
WIUPK. Permit Areas.
(3) Penciutan atau pengembalian wilayah (3) In the case of reduction in or reversion of areas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat as intended by section (1) and section (2), the
(2) harus menyerahkan : holder must turn in:
a. Laporan, data dan informasi penciutan atau a. A report, data and information on reduction
pengembalian yang berisikan semua or reversion that contain all technical and
penemuan teknis dan geologis yang geological findings obtained from the area
diperoleh pada wilayah yang akan diciutkan to be reduced, along with the reasons for
dan alasan penciutan atau pengembalian reduction or reversion as well as field data
serta data lapangan hasil kegiatan dan obtained as a result of activities, becoming
menjadi milik Pemerintah atau Pemerintah the property of the Government or the
Daerah sesuai kewenangannya; Regional Governments within their
authority;
b. Peta wilayah penciutan atau pengembalian b. A reduced or reverted area map with its
beserta koordinatnya; coordinates;
d. Laporan Kegiatan sesuai status tahapan d. An activity report that reflects the final
terakhir; stage status;
Pasal 15 Article 15
(1) Pemegang IUP dan IUPK Eksplorasi (1) Exploration Mining Permit holders and Special
mempunyai kewajiban untuk melepaskan WIUP Mining Permit holders shall have obligations to
dan WIUPK dengan ketentuan sebagai berikut: relinquish Mining Permit Areas and Special
Mining Permit Areas in Special Mining Areas
on the following conditions:
a. Untuk IUP dan IUPK mineral logam pada a. For metal mineral Mining Permits and
tahun keempat wilayah yang dipertahankan Special Mining Permits, the holders shall in
maksimum 50.000 Ha. Pada tahun the fourth year retain an area of not
kedelapan atau pada akhir tahap eksplorasi exceeding 50,000 Ha; in the eighth year or
harus mempertahan wilayah maksimum at the final stage of explorations, must
25.000 Ha; retain an area of not exceeding 25,000 Ha;
b. Untuk IUP dan IUPK batubara pada tahun b. For coal Mining Permits and Special
keempat wilayah yang dipertahankan Mining Permits, the holders shall in the
maksimum 25.000 Ha. Pada tahun ketujuh fourth year retain an area of not exceeding
atau pada akhir tahap eksplorasi harus 25,000 Ha; in the seventh year or at the
mempertahankan wilayah maksimum final stage of explorations, must retain an
15.000 Ha; area of not exceeding 15,000 Ha;
c. Untuk IUP mineral bukan logam pada tahun c. For nonmetal mineral Mining Permits, the
kedua wilayah yang dipertahankan holders shall in the second year retain an
maksimum 12.500 Ha. Pada tahun ketiga area of not exceeding 12,500 Ha; in the
atau pada akhir tahap eksplorasi harus third year or at the final stage of
mempertahankan wilayah maksimum 5.000 explorations, must retain an area of not
Ha; exceeding 5,000 Ha;
d. Untuk IUP mineral batuan pada tahun d. For rock mineral Mining Permits, the
kedua wilayah yang dipertahankan holders shall in the second year retain an
maksimum 2.500 Ha. Pada tahun kedelapan area of not exceeding 2,500 Ha; in the eight
atau pada akhir tahap eksplorasi harus year or at the final stage of explorations,
mempertahankan wilayah maksimum 1.000 must retain an area of not exceeding 1,000
Ha. Ha;
(2) Apabila luas wilayah maksimum yang (2) When the required size of the retained area is
dipertahan sudah dicapai sebagaimana dimaksud met as intended by section (1), then Exploration
pada ayat (1), maka pemegang IUP dan IUPK Mining Permit holders and Special Mining
Eksplorasi tidak diwajibkan lagi menciutkan Permit holders shall no longer be required to
wilayah. reduce the area.
Perpanjangan IUP dan IUPK Operasi Produksi Extension of Production Operation Mining Permits
and Special Mining Permit
Pasal 16 Article 16
(1) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi (1) Production Operation Mining Permit holders
selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum and Special Mining Permit holders shall at the
berakhirnya jangka waktu IUP dan IUPK sudah latest 6 (six) months prior to the expiration of
mengajukan permohonan perpanjangan IUP dan the Mining Permit and Special Mining Permit
IUPK Operasi Produksi kepada Menteri, have filed an application for extension of the
Gubernur, Bupati/Walikota sesuai Production Operation Mining Permit and
kewenangannya. Special Mining Permit with the Minister, the
Governors, the Regents/Mayors within their
authority.
(2) Permohonan tersebut sebagaimana dimaksud (2) An application as intended by section (1) shall
pada ayat (1) dilengkapi: be accompanied by:
b. Tanda bukti pelunasan iuran tetap dan iuran b. A receipt of payment for dead rents and
produksi; production royalties;
c. Laporan akhir kegiatan operasi produksi; c. A report on the final production operation
activities;
f. Neraca sumber daya dan cadangan; f. Balance sheet of resources and reserves;
(3) Keputusan diterima atau ditolak permohonan (3) A decision on which an application for
Perpanjangan IUP dan IUPK Operasi Produksi extension of a Production Operation Mining
akan diterbitkan paling lambat sebelum Permit and Special Mining Permit is accepted or
berakhirnya IUP dan IUPK Operasi Produksi refused shall be issued at the latest prior to the
dimaksud. expiry of that Production Operation Mining
Permit and Special Mining Permit.
Persyaratan Izin Pertambangan Rakyat (IPR) Requirements for Applications for Small-Scale
Mining Permits
(1) Penetapan WPR harus berada diluar WUP dan (1) Small-Scale Mining Areas must be determined
WPN tetapi masih dalam Wilayah outside the Mining Areas and State Reserve
Pertambangan (WP). Areas, but within the Mining Zones.
(2) WPR ditetapkan oleh Bupati/Walikota setelah (2) Small-Scale Mining Areas shall be determined
konsultasi dengan DPRD Kabupaten/Kota dan by the Regents/Mayors upon consultation with
dikoordinasikan dengan Menteri. the Regional House of Representatives of the
District/City, and upon coordination with the
Minister.
(3) IPR diberikan oleh Bupati/Walikota. (3) Small-Scale Mining Permits shall be granted by
the Regents/Mayors.
(4) Camat dapat memberikan IPR apabila telah (4) The heads of subdistricts may grant Small-Scale
mendapatkan pelimpahan dari Bupati/Walikota Mining Permits upon receiving delegation from
the Regents/Mayors.
(5) Setiap usaha pertambangan rakyat pada WPR (5) Any small-scale mining business in Small-Scale
dapat dilaksanakan apabila telah mendapatkan Mining Areas may be conducted upon obtaining
Izin Pertambangan Rakyat Small-Scale Mining Permits.
(6) Pemohon wajib memenuhi persyaratan (6) Applicants therefor must meet administrative,
administratif, teknis dan finansial. technical and financial requirements, as follows:
iii. Menyebutkan bahan galian yang iii. To mention excavated materials being
dimohon; applied for;
vi. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah vi. The Articles of Association and By-
Tangga (bagi koperasi dan kelompok Laws (for cooperatives and community
masyarakat); groups);
vii. Susunan Pengurus (bagi koperasi dan vii. The composition of Management (for
kelompok masyarakat); cooperatives and community groups);
ix. Surat keterangan dari Kelurahan/Desa ix. Certificates from the local Office of
setempat. Urban Administrative Division/Office
of Rural Administrative Division.
c. Persyaratan finansial antara lain meliputi: c. Financial requirements that include, inter
alia:
ii. Laporan keuangan 3 tahun terakhir ii. Past 3 (three)-year financial statements
(bagi koperasi dan kelompok (for cooperatives and community
masyarakat). groups).
Pasal 18 Article 18
(1) Usaha Pertambangan Rakyat dilarang pada (1) Any small-scale mining business shall be
wilayah yang tertutup untuk kepentingan umum, banned in areas off limits to the public,
tempat-tempat kuburan, wilayah yang dianggap cemeteries, shrines, other mining business areas.
suci, tempat wilayah usaha pertambangan lain.
(2) Syarat kedalaman sumuran dan terowongan (2) Shafts and tunnels that are required for Small-
pada IPR maksimal 25 m. Scale Mining Permits shall not exceed 25 m in
depth.
(3) Dapat menggunakan pompa-pompa mekanik, (3) Any small-scale mining business may use
penggulundungan atau permesinan dengan mechanical pumps, retorting or machinery with
jumlah tenaga maksimal 25 HP untuk 1 IPR, total power of not more than 25 HP for 1 (one)
dan tidak diperkenankan menggunakan alat-alat Small-Scale Mining Permit, and may not use
berat dan bahan peledak heavy equipment and explosives.
Penggunaan Tanah untuk Kegiatan Operasi Produksi Use of Land for Production Operation Activities
Pasal 19 Article 19
(1) Hak atas wilayah IUP dan IUPK untuk Operasi (1) Titles to Production Operation Mining Permit
Produksi tidak meliputi hak atas tanah Areas and to Special Mining Permit Areas shall
permukaan bumi. not include surface land titles.
(3) Pemegang IUP dan IUPK wajib memberikan (3) Mining Permit holders and Special Mining
ganti rugi yang jumlahnya ditentukan bersama Permit holders are obligated to give
dengan yang mempunyai hak atas tanah compensation, the amount of which shall be
sebagaimana dimaksud pada ayat 2, atas dasar mutually determined with the titleholders of
musyawarah dan mufakat untuk penggantian land as intended by section 2 on deliberation to
sekali atau selama hak itu tidak dapat reach a consensus that such compensation is
dipergunakan sesuai dengan peraturan given once only or given to the extent the title is
perundang-undangan di bidang pertanahan. unexercisable under laws and regulations on
land.
(4) Apabila tidak tercapai kata sepakat dalam hal (4) If no agreement on the compensation is reached,
ganti rugi maka penyelesaiannya diserahkan the resolution of the compensation shall be
kepada Menteri. turned over to the Minister.
(5) Apabila masih tidak tercapai kesepakatan (5) If no agreement on the compensation is yet
mengenai ganti rugi maka penyelesaiannya reached, the resolution of the compensation
diserahkan kepada Pengadilan Negeri yang shall be turned over to the District Court with
daerah hukumnya meliputi wilayah IUP dan jurisdiction over the area of Mining Permit and
IUPK yang bersangkutan. Special Mining Permit concerned.
(6) Segala biaya yang berhubungan dengan ganti (6) Any cost incurred in connection with the
rugi termasuk biaya perkara di Pengadilan compensation including the District Court fees,
Negeri dibebankan kepada Pemegang IUP dan shall be for the account of the Exploration
IUPK Eksplorasi yang bersangkutan. Mining Permit holders and Special Mining
Permit holders concerned.
(7) Apabila pemegang IUP dan IUPK Eksplorasi (7) If Exploration Mining Permit holders and
telah mengadakan penyelesaian dengan Special Mining Permit holders have settled with
pemegang hak atas tanah atau pihak yang the titleholders of land or parties in possession
menguasai tanah negara untuk luas WIUPK of state land with respect to the size of
Operasi Produksi yang akan diajukan sebagai Production Operation Special Mining Permit
peningkatan IUP dan IUPK Operasi Produksi, Areas in Special Mining Areas to be applied for
maka luas WIUP dan WIUPK Operasi Produksi an upgrade to Production Operation Mining
tersebut ditetapkan sebagai kawasan Permits and Special Mining Permits, the size of
pertambangan oleh Menteri, gubernur, atau Production Operation Mining Permit Areas and
bupati/walikota sesuai dengan kewenangan Special Mining Permit Areas shall be
masing-masing. determined as mining areas by the Minister, the
Governors, or the Regents/Mayors within their
authority.
BAB IV CHAPTER IV
BENTUK, JENIS, WAKTU DAN TATACARA FORMS, TYPES, PERIOD AND PROCEDURES
PENYAMPAIAN LAPORAN FOR SUBMISSION OF REPORTS
Pasal 20 Article 20
(1) Pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan (1) Mining Permit holders and Special Mining
seluruh data yang diperoleh dari hasil eksplorasi Permit holders are obligated to turn in all data
dan operasi produksi kepada Menteri, gubernur, obtained from explorations and production
atau bupati/walikota sesuai dengan operations to the Minister, the Governors, or the
kewenangannya. Regents/Mayors within their authority.
(2) Pemegang IUP dan IUPK wajib memberikan (2) Mining Permit holders and Special Mining
laporan tertulis secara berkala atas rencana kerja Permit holders are obligated to submit a periodic
dan pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan report in writing on working plans and
mineral dan batubara kepada Menteri, gubernur, implementation of mineral and coal mining
atau bupati/walikota sesuai dengan business activities to the Minister, the
kewenangannya. Governors, or the Regents/Mayors within their
authority.
(3) Pemegang IUP dan IUPK yang diterbitkan oleh (3) Mining Permit holders and Special Mining
Bupati/Walikota menyampaikan laporan kepada Permit holders whose permits are issued by the
Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Regents/Mayors shall submit reports to the
Menteri dan Gubernur. Regents/Mayors, a copy of which to the
Minister and the Governors.
(4) Pemegang IUP dan IUPK yang diterbitkan oleh (4) Mining Permit holders and Special Mining
Gubernur menyampaikan laporan kepada Permit holders whose permits are issued by the
Gubernur dengan tembusan kepada Menteri. Governors shall submit reports to the
Governors, a copy of which to the Minister.
Pasal 21 Article 21
(1) Laporan-laporan sebagaimana dimaksud dalam (1) Reports as intended by Article 20 section (2)
Pasal 20 ayat (2) adalah laporan kemajuan kerja shall be progressive reports on work within a
dalam suatu kurun waktu dan dalam suatu specified time frame and a specified activity
tahapan kegiatan tertentu yang disampaikan oleh stage submitted by Exploration Mining Permit
pemegang IUP atau IUPK Eksplorasi atau holders or Special Mining Permit holders or
pemegang IUP atau IUPK Operasi Produksi. Production Operation Mining Permit holders or
Special Mining Permit holders.
a. Triwulanan; a. Quarterly;
b. Tahunan; b. Annually;
c. akhir tahapan kegiatan penyelidikan umum; c. the final stage of general survey activities;
d. rencana kerja dan anggaran biaya tahapan d. working plans and budget for a stage of
kegiatan eksplorasi; exploration activities;
f. rencana kerja dan anggaran biaya tahapan f. working plans and budget for a stage of
kegiatan studi kelayakan; feasibility study activities;
g. akhir tahapan kegiatan studi kelayakan; g. the final stage of feasibility study activities;
h. rencana kerja dan anggaran biaya h. working plans and budget for upgrades to a
peningkatan ke tahapan kegiatan stage of construction activities;
konstruksi;
i. rencana kerja dan anggaran biaya tahunan; i. annual working plans and budget;
l. laporan keuangan yang telah diaudit oleh l. financial statements already audited by a
akuntan publik. public accountant.
(3) Laporan-laporan yang disampaikan oleh (3) Reports submitted by Production Operation
pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Mining Permit holders shall include reports on:
Produksi meliputi laporan:
a. statistik produksi dan penjualan dwi a. biweekly statistics on production and sale
mingguan (mineral); (mineral);
b. statistik produksi dan penjualan bulanan b. monthly statistics on production and sale
(batubara, batuan dan bukan logam); (coal, rocks and nonmetals);
c. triwulanan; c. quarterly;
d. tahunan; d. annually;
f. rencana kerja dan anggaran biaya tahapan f. working plans and budget for a stage of
kegiatan penambangan; mine activities;
h. rencana kerja dan anggaran biaya tahunan; h. annual working plans and budget;
k. laporan keuangan yang telah diaudit oleh k. financial statements already audited by a
akuntan publik; public accountant.
l. laporan rencana kerja perpanjangan IUP l. a report on working plans for extension of a
atau IUPK Operasi Produksi. Production Operation Mining Permit or a
Special Mining Permit;
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai format dan isi (4) Ancillary provisions on format and content of
laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 reports as intended by Article 20 section (1),
ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan section (2) and section (3) shall be governed by
Peraturan Menteri. Regulation of the Minister.
Pasal 22 Article 22
(1) Laporan-laporan sebagaimana dimaksud dalam (1) Reports as intended by Article 21 section (2)
Pasal 21 ayat (2) dan ayat (3) disampaikan and section (3) shall be submitted to the
kepada Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota Minister, the Governors or the Regents/Mayors
sesuai dengan kewenangannya selambat- within their authority at the latest 30 (thirty)
lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari days of the conclusion of each quarterly period
setelah berakhirnya tiap triwulan atau tahun or each calendar year, save biweekly and
takwim kecuali laporan dwi mingguan dan monthly reports on the stage of production
bulanan tahapan kegiatan operasi produksi. operation activities.
(2) Laporan rencana kerja dan anggaran biaya (2) Reports on annual working plans and budget as
tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 intended by Article 21 section (2) and section
ayat (2) dan ayat (3) disampaikan kepada (3) shall be submitted to the Minister, the
Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai Governors or the Regents/Mayors within their
dengan kewenangannya selambat-lambatnya authority at the latest 45 (forty-five) days prior
dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari to the conclusion of each calendar year.
sebelum berakhirnya tiap tahun takwim.
(3) Laporan-laporan dwi mingguan dan bulanan (3) Biweekly and monthly reports shall be
disampaikan kepada Menteri, Gubernur atau submitted to the Minister, the Governors or the
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya Regents/Mayors within their authority at the
selambat-lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari latest 5 (five) working days of the conclusion of
kerja setelah berakhirnya tiap dwi mingguan each biweekly or monthly calendar period.
atau bulan takwim.
Pasal 23 Article 23
(1) Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai (1) The Minister, the Governors or the
dengan kewenangannya dapat memberikan Regents/Mayors within their authority may give
tanggapan terhadap laporan-laporan response to reports as intended by Article 21.
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.
BAB V CHAPTER V
Pasal 24 Article 24
(1) Penghentian sementara dapat diberikan kepada (1) Suspension may be imposed upon Mining
pemegang IUP dan IUPK apabila terjadi Permit holders and Special Mining Permit
keadaan kahar dan atau keadaan yang holders in the case of the occurrence of any
menghalang-halangi dan atau kondisi daya event of force majeure and/or any preventing
dukung lingkungan yang tidak memungkinkan circumstance and/or the impossible carrying
sehingga menimbulkan penghentian sebagian capacity of the environment, resulting in the
atau seluruh usaha pertambangan. cessation of part or all mining business.
(2) Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: (2) In this Regulation:
a. Keadaan Kahar antara lain adalah perang, a. Force Majeure shall include, inter alia,
kerusuhan sipil, pemberontakan, epidemi, wars, civil commotions, rebellions,
gempa bumi, banjir, kebakaran dan lain-lain epidemics, earthquakes, floods, fire, and
bencana alam di luar kemampuan manusia force of nature/acts of God beyond one’s
control.
b. Keadaan yang menghalangi antara lain, b. Preventing circumstances shall include, inter
blokade, pemogokan-pemogokan, alia, blockades, strikes, and labor disputes other
perselisihan perburuhan di luar kesalahan than faults of Mining Permit holders and Special
Pemegang IUP dan IUPK dan peraturan Mining Permit holders, and laws and regulations
perundang-undangan yang diterbitkan oleh issued by the Government that delay mining
Pemerintah yang menghambat kegiatan business activities in progress (Preserved Forest
usaha pertambangan yang sedang berjalan Areas, Production Forest Areas, Illegal Mining)
(Kawasan Hutan Lindung, Kawasan Hutan
Produksi, Penambangan Tanpa Izin)
c. Kondisi daya dukung lingkungan adalah c. The carrying capacity of the environment means
apabila kondisi daya dukung lingkungan if the carrying capacity of the environment of
wilayah tersebut tidak dapat menanggung the areas cannot support the loads of mineral
beban kegiatan operasi produksi sumber and/or coal resource production operation
daya mineral dan/atau batubara yang activities carried out in their areas.
dilakukan di wilayahnya.
Pasal 25 Article 25
(2) Permohonan diajukan kepada Menteri atau (2) Applications for suspension shall be filed with
Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai the Minister, the Governors or the
kewenangannya dengan menyampaikan Laporan Regents/Mayors within their authority along
Keadaan Memaksa. with delivering a Declaration of Force Majeure.
Pasal 26 Article 26
(1) Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai (1) The Minister, the Governors or the
kewenangannya jika dipandang perlu dapat Regents/Mayors may within their authority,
menguji kebenaran dari Laporan Keadaan where deemed necessary, test the truth of a
Memaksa sebagaimana disebutkan pada pasal Declaration of Force Majeure as referred to in
24 ayat (2). Article 24 section (2).
(2) Untuk menyatakan keadaan kahar harus disertai (2) A declaration of force majeure shall be
dengan pernyataan dari Menteri, Gubernur atau accompanied by declaration of the Minister, the
Bupati/Walikota sesuai kewenangannya Governors or the Regents/Mayors within their
(dijelaskan dalam ‘Penjelasan’, contoh: authority (To be elaborated in the “Elucidation,”
kerusuhan sipil, Pemerintah mengeluarkan for example, in the case of civil commotions,
maklumat keadaan darurat sipil). the Government declares civil emergency).
(3) Dalam hal Laporan Keadaan Memaksa tidak (3) Where a Declaration of Force Majeure does not
sesuai dengan yang disebutkan pada pasal 23 meet the definition as referred to in Article 23
ayat (2), maka keadaan memaksa yang section (2), the declared force majeure shall
dilaporkan merupakan kegagalan yang constitute default through neglect.
disebabkan oleh kelalaian.
Pasal 27 Article 27
(1) Penghentian sementara sebagaimana dimaksud (1) Suspension as intended by Article 24 section (2)
pada pasal 24 ayat (2) huruf c dapat dilakukan point (c) may be made by the Head of Mine
oleh Kepala Inspektur Tambang dan atau Inspectors and/or made upon request by the
dilakukan berdasarkan permohonan masyarakat public to the Minister, the Governors, or the
kepada Menteri, Gubernur, atau Regents/Mayors within their authority.
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 28 Article 28
Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai The Minister, the Governor, or the Regents/Mayors
dengan kewenangannya wajib menerima atau shall within their authority accept or refuse
menolak disertai alasannya paling lama 30 (tiga applications for suspension along with the reasons
puluh) hari sejak menerima permohonan. therefor not exceeding 30 (thirty) days of receipt of
the applications.
Pasal 29 Article 29
Jangka waktu penghentian sementara karena The term of suspension because of events of force
keadaan kahar dan/atau keadaan yang menghalangi majeure and/or preventing circumstances shall be no
diberikan paling lama 1 (satu) tahun dan dapat longer than 1 (one) year, and extendable no more
diperpanjang paling banyak 1 (satu) kali untuk 1 than 1 (one) time 1 (one) year.
(satu) tahun.
Pasal 30 Article 30
(2) Permohonan perpanjangan penghentian (2) An application for extension of suspension shall
sementara mengacu kepada pasal 24, pasal 25 refer to Article 24, Article 25 and Article 26.
dan pasal 26.
Pasal 31 Article 31
(1) Pemegang IUP dan IUPK yang telah diberikan (1) Mining Permit holders and Special Mining
izin penghentian sementara dikarenakan kahar, Permit holders to whom a suspension permit has
tidak mempunyai kewajiban untuk memenuhi been issued because of events of force majeure
kewajiban keuangan baik kepada Pemerintah are under no obligation to meet financial
maupun kepada Pemerintah daerah. obligations either to the Government or the
regional Governments.
Pasal 32 Article 32
Izin Penghentian Sementara berakhir karena: A Suspension Permit shall terminate if:
Pasal 33 Article 33
Dalam hal jangka waktu yang ditentukan dalam Where a period specified in the suspension permit
pemberian izin penghentian sementara telah habis expires and no application for extension is filed, or
dan tidak diajukan permohonan perpanjangan atau an application for extension is filed but disapproved,
pengajuan permohonan tetapi tidak disetujui, maka the suspension shall terminate.
penghentian sementara tersebut berakhir.
Pasal 34 Article 34
Apabila dalam kurun waktu sebelum habis masa If within a period prior to the expiration of a
penghentian sementara berakhir pemegang IUP dan suspension period Mining Permit holders and
IUPK sudah siap melakukan kegiatan operasinya dan Special Mining Permit holders are already prepared
mengajukan permohonan pencabutan penghentian to carry out operating activities and file an
sementara serta disetujui oleh Menteri, gubernur, application for revocation of suspension, and
atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya, approved by the Minister, the Governors, or the
maka penghentian sementara tersebut berakhir. Regents/Mayors within their authority, the
suspension shall terminate.
BAB VI CHAPTER VI
(1) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi (1) Production Operation Mining Permit holders
wajib mengutamakan kepentingan dalam negeri and Special Mining Permit holders are obligated
dan mendukung keamanan pasokan mineral atau to give preference to domestic mineral or coal
batubara untuk kebutuhan dalam negeri. needs and support the security of domestic
mineral or coal supplies.
(2) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi (2) Production Operation Mining Permit holders
dapat menjual mineral atau batubara yang and Special Mining Permit holders may sell
diproduksikannya ke luar negeri, setelah dapat mineral or coal they produce abroad, upon
memenuhi kebutuhan mineral atau batubara meeting the domestic mineral and coal needs
dalam negeri pada kurun waktu yang ditentukan. within a specified period.
Pasal 36 Article 36
(1) Pemegang IUP dan IUPK dengan itikad baik (1) Production Operation Mining Permit holders
dan semaksimal mungkin harus menggunakan and Special Mining Permit holders must in good
tenaga kerja Indonesia, usaha jasa, barang faith and maximally use Indonesian workers,
modal, peralatan dan bahan-bahan pendukung service business, capital goods, equipment and
atau bahan-bahan mentah yang dihasilkan dari components or raw materials produced in
sumber Indonesia dan produk-produk yang telah Indonesia and products made in Indonesia (local
dibuat di Indonesia (local content) serta produk- content) as well as imported products sold in
produk impor yang dijual di Indonesia (local Indonesia (local expenditure) in support of
expenditure) sebagai pendukung usaha mining and coal business.
pertambangan mineral dan batubara.
(2) Barang modal, peralatan, mesin-mesin dan (2) Domestic purchase and import plans for other
bahan-bahan pendukung lainnya baik untuk capital goods, equipment, machines and
rencana pembelian dalam negeri dan impor components must be submitted to the
harus disampaikan kepada Pemerintah dalam Government 6 (six) weeks before the company’s
bentuk daftar barang, dengan maksud agar budget year begins in the form of list of goods,
Pemerintah dapat meneliti dan memeriksa whereby the Government can check and
rencana fisik sesuai dengan Rencana Kerja dan examine the physical plans against the Working
Anggaran Belanja dan disampaikan 6 (enam) Plans and Budget.
minggu sebelum dimulainya tahun anggaran
perusahaan.
(3) Bentuk daftar dan pengkategorian barang (3) Format of list and category of other capital
modal, peralatan, mesin-mesin dan bahan goods, equipment, machines and components
pendukung lainnya diatur dengan Peraturan shall be governed by Regulation of the Minister.
Menteri.
Kewajiban Pemasokan Mineral dan Batubara Dalam Domestic Mineral and Coal Supply Obligations
Negeri
Pasal 37 Article 37
(2) Kebutuhan mineral di dalam negeri (2) Domestic mineral needs as intended by section
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi (1) shall include mineral needed for mineral
kebutuhan mineral untuk industri pengolahan processing industry and mineral needed for
mineral dan kebutuhan mineral untuk domestic direct use.
pemakaian langsung di dalam negeri.
Pasal 38 Article 38
(1) Menteri menetapkan kewajiban pasokan (1) The Minister shall provide for an obligation of
kebutuhan batubara untuk dalam negeri oleh Production Operation Mining Permit holders
Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi and Special Mining Permit holders to supply
Batubara dengan mempertimbangkan kebutuhan coal domestically in consideration of domestic
batubara dalam negeri. coal needs.
(2) Kebutuhan batubara di dalam negeri (2) Domestic coal needs as intended by section (1)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi shall include coal needed for fuel and coal
kebutuhan batubara untuk bahan bakar dan needed as raw materials for domestic processing
kebutuhan batubara untuk bahan baku industri industry.
pengolahan di dalam negeri.
Pasal 39 Article 39
(1) Kebutuhan mineral dalam negeri sebagaimana (1) Domestic mineral needs as intended by Article
dimaksud dalam Pasal 37 dan kebutuhan 37 and domestic coal needs as intended by
batubara dalam negeri sebagaimana dimaksud Article 38 shall be determined by the Minister
dalam Pasal 38 ditentukan oleh Menteri setelah upon coordination with the relevant agencies.
berkoordinasi dengan instansi terkait.
(2) Pemakai Mineral dan/atau Batubara Dalam (2) Domestic Mineral and/or Coal Users shall
Negeri menyampaikan rencana kebutuhan submit mineral and/or coal consumption plans
mineral dan/atau batubara untuk satu tahun for the following one year to the Minister.
berikutnya kepada Menteri.
Harga Mineral dan Batubara untuk Kebutuhan Domestic Mineral and Coal Prices
Dalam Negeri
Pasal 40 Article 40
(1) Menteri menentukan harga patokan mineral (1) The Minister shall determine domestic
untuk kebutuhan domestik. benchmark mineral prices.
(2) Menteri dapat mengatur harga mineral yang (2) It is the discretion of the Minister to determine
diproduksikan oleh Pemegang IUP dan IUPK prices for minerals produced by Mineral
Operasi Produksi Mineral yang digunakan untuk Production Operation Mining Permit holders
memenuhi kebutuhan dalam negeri. and Special Mining Permit holders to meet the
domestic needs.
(3) Ketentuan mengenai harga mineral untuk (3) Provisions on domestic mineral prices shall be
kebutuhan di dalam negeri diatur dengan governed by Regulation of the Minister.
Peraturan Menteri.
Pasal 41 Article 41
(1) Menteri menentukan harga patokan batubara (1) The Minister shall determine benchmark coal
untuk kebutuhan domestik. prices.
(2) Menteri dapat mengatur harga batubara yang (2) It is the discretion of the Minister to determine
diproduksikan oleh Pemegang IUP dan IUPK prices for coal produced by Coal Production
Operasi Produksi Mineral yang digunakan untuk Operation Mining Permit holders and Special
memenuhi kebutuhan dalam negeri. Mining Permit holders to meet the domestic
needs.
(3) Ketentuan mengenai harga batubara untuk (3) Provisions on domestic coal prices shall be
kebutuhan di dalam negeri diatur dengan governed by Regulation of the Minister.
Peraturan Menteri.
Pasal 42 Article 42
(2) Pengendalian produksi mineral dan batubara (2) Control of mineral and coal production as
sebagaimana disebutkan pada ayat (1) untuk: intended by section (1) shall be to:
c. mengendalikan harga mineral dan batubara; c. control mineral and coal prices;
(3) Tata cara pengendalian produksi mineral dan (3) Procedures for control of mineral and coal
batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) production as intended by section (1) shall be
diatur dalam Peraturan Menteri. governed by Regulation of the Minister.
(4) Menteri dapat memberikan kewenangan kepada (4) It is the discretion the Minister to authorize the
gubernur untuk menetapkan besaran produksi Governors to determine the quantity of mineral
mineral kepada masing-masing production for each District/City.
Kabupaten/Kota.
Pasal 43 Article 43
(1) Menteri melakukan pengendalian penjualan (1) It is the discretion of the Minister to control
mineral atau batubara yang dilakukan oleh mineral or coal sales undertaken by Mineral
Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi Production Operation Mining Permit holders
Mineral atau Pemegang IUP dan IUPK Operasi and Special Mining holders or Coal Production
Produksi Batubara, setelah melakukan Operation Mining Permit holders and Special
koordinasi dengan instansi dan industri terkait. Mining Permit holders upon coordination with
the relevant agencies and industries.
(2) Pengendalian penjualan mineral atau batubara (2) Control of mineral or coal sales as intended by
sebagaimana disebutkan pada ayat (1) untuk: section (1) shall be to:
b. mengendalikan harga mineral dan batubara. b. control mineral and coal prices.
Pengawasan Supervision
Pasal 44 Article 44
(3) Menteri melakukan pengawasan terhadap (3) The Minister shall supervise the implementation
pelaksanaan pengendalian ekspor mineral of control of mineral and/or coal export
dan/atau batubara oleh Pemegang IUP dan conducted by Mineral Production Operation
IUPK Operasi Produksi Mineral dan/atau Mining Permit holders and Special Mining
Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi Permit holders and/or Coal Production
Batubara. Operation Mining Permit holders and Special
Mining Permit holders.
Pasal 45 Article 45
(1) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi (1) Mineral Production Operation Mining Permit
Mineral wajib melakukan pengolahan dan/atau holders and Special Mining Permit holders are
pemurnian untuk meningkatkan nilai tambah obligated to undertake processing and/or
mineral yang diproduksikannya, baik secara refining/smelting to increase added value to
langsung maupun maupun kerja sama dengan minerals they produce, either directly or by
Badan Usaha Milik Negara, BUMD, Swasta, cooperation with State-Owned Entities, Region-
Koperasi atau Perseorangan di dalam negeri. Owned Entities, domestic Private Entities,
Cooperatives or Sole Proprietorships.
(2) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi (2) Mineral Production Operation Mining Permit
Mineral dilarang menjual mineral yang holders and Special Mining Permit holders are
diproduksikannya sebelum diolah dan/atau prohibited from selling minerals they produce
dimurnikan, baik secara langsung maupun prior to processing and/or refining/smelting,
maupun kerja sama dengan Badan Usaha Milik either directly or by cooperation with State-
Negara, BUMD, Swasta, Koperasi atau Owned Entities, Region-Owned Entities,
Perseorangan di dalam negeri. domestic Private Entities, Cooperatives or Sole
Proprietorships.
(3) Dalam waktu transisi periode 5 (lima) tahun (3) Mineral processing and refining/smelting
sejak diberlakukannya UU No.4 Tahun 2009 undertaken abroad are sanctioned for a 5 (five)-
pengolahan dan pemurnian mineral masih dapat year transition period following the
dilakukan di luar negeri. effectiveness of Law Number 4 of 2009
concerning Mineral and Coal Mining.
Pasal 46 Article 46
(1) Pemegang IUP dan IUPK Operasi dan Produksi (1) Coal Production Operation Mining Permit
Batubara wajib melakukan pengolahan dan/atau holders and Special Mining Permit holders are
pencucian untuk meningkatkan nilai tambah obligated to undertake processing and/or
batubara yang diproduksikannya. washing to increase added value to coal they
produce.
(2) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi (2) Coal Production Operation Mining Permit
Batubara dilarang menjual batubara yang holders and Special Mining Permit holders are
diproduksikannya sebelum diolah dan/atau prohibited from selling coal they produce prior
dicuci. to processing and/or washing.
Peningkatan Nilai Tambah Mineral dan Batubara Increases in Added Value to Minerals and Coal
Pasal 47 Article 47
c. batuan. c. rocks.
(2) Kegiatan pengolahan dan/atau pemurnian untuk (2) Activities of processing and/or refining/smelting
peningkatan nilai tambah mineral sebagaimana to increase added value to minerals as intended
dimaksud pada ayat (1) meliputi antara lain: by section (1) shall include:
(3) Batasan, jenis kegiatan, dan mekanisme (3) Limits, types of activities, and mechanisms for
peningkatan nilai tambah mineral sebagaimana increasing added value to minerals as intended
dimaksud pada ayat (1) dan (2) diatur di dalam by section (1) and section (2) shall be governed
Peraturan Menteri. by Regulation of the Minister.
Pasal 48 Article 48
(1) Kegiatan pengolahan dan/atau pencucian untuk (1) Activities of processing and/or washing to
peningkatan nilai tambah batubara antara lain: increase added value to coal shall include, inter
alia:
Pengawasan Supervision
Pasal 49 Article 49
(1) Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai (1) It is the discretion of the Minister, the
kewenangannya dapat melakukan pengawasan Governors, or the Regents/Mayors to within
terhadap pelaksanaan pengolahan dan their authority supervise the implementation of
pemurnian dan/atau pencucian untuk processing and refining/smelting and/or washing
peningkatan nilai tambah mineral dan batubara to increase added value to minerals and coal
yang diproduksikan oleh Badan Usaha. Business Entities produce.
(2) Tata cara pengawasan sebagaimana dimaksud (2) Procedures for supervision as intended by
pada ayat (1) diatur di dalam Peraturan Menteri. section (1) shall be governed by Regulation of
the Minister.
Pasal 50 Article 50
Pemegang Izin Usaha IUP dan IUPK Mineral dan Mineral and coal Mining Permit holders and Special
Batubara wajib menjual Mineral dan/atau Batubara Mining Permit holders are obligated to sell minerals
yang dihasilkannya dengan harga yang wajar, yang and coal they produce at reasonable prices as
ditentukan berdasarkan mekanisme pasar dan/atau determined by market mechanisms and/or following
sesuai dengan harga Mineral atau Batubara yang mineral and coal prices generally prevailing on the
berlaku umum di pasar internasional. international markets.
Pasal 51 Article 51
(1) Menteri menetapkan harga patokan mineral (1) The Minister shall determine metal mineral and
logam dan mineral non logam sebagai batas nonmetal mineral floor prices set as the lowest
terendah harga mineral yang dijual oleh prices for minerals sold by Mining Permit
pemegang IUP dan IUPK. holders and Special Mining Permit holders.
(3) Pemegang IUP dan IUPK Mineral wajib (3) Mineral Mining Permit holders and Special
menjual Mineral yang dihasilkannya paling Mining Permit holders are obligated to sell
rendah sebesar Harga Patokan Mineral, minerals they produce at least at comparable
termasuk kepada Badan Usaha afiliasinya. Benchmark Mineral Prices, including selling to
their affiliated Business Entities.
(4) Ketentuan mengenai penetapan Harga Patokan (4) Provisions on determination of Benchmark
Mineral sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Mineral Prices as intended by section 1 shall be
diatur melalui Peraturan Menteri. governed by Regulation of the Minister.
(5) Setiap penjualan mineral dan batubara ke afiliasi (5) Any sale of minerals and coal to affiliates shall
wajib mendapatkan persetujuan terlebih dahulu require prior approval of the Minister.
dari Menteri.
Pasal 52 Article 52
(1) Harga Patokan Mineral terdiri atas: (1) Benchmark Mineral Prices shall include:
b. Harga Patokan Mineral Bukan Logam; dan b. A Benchmark Nonmetal Mineral Price; and
(2) Harga Patokan Mineral Logam ditentukan (2) A Benchmark Metal Mineral Price shall be
berdasarkan harga Mineral Logam yang berlaku determined on the basis of the internationally-
secara internasional seperti yang dilaporkan prevailing Metal Mineral price reported in the
dalam publikasi harga mineral internasional. international mineral price publications.
(3) Harga Patokan Mineral Non Logam ditentukan (3) A Benchmark Nonmetal Mineral Price shall be
berdasarkan harga Mineral Non Logam yang determined on the basis of the Nonmetal
wajar sesuai dengan mekanisme pasar. Mineral reasonable price according to market
mechanisms
(4) Harga Patokan Mineral Batuan ditentukan (4) A Benchmark Rock Mineral Price shall be
berdasarkan harga Mineral Batuan yang wajar determined on the basis of the Rock Mineral
sesuai dengan mekanisme pasar. reasonable price according to market
mechanisms
(5) Apabila pemegang IUP dan IUPK melakukan (5) If Mining Permit holders and Special Mining
pelanggaran dengan menjual harga dibawah Permit holders are in violation of selling below
harga patokan yang telah ditetapkan the determined benchmark prices as intended by
sebagaimana dimaksud pada pasal ini harus this article, they must pay the selling price
membayar selisih harga jual kepada pemerintah difference to the government in the form of
baik penerimaan pajak maupun non pajak either tax revenues or nontax revenues plus
ditambah denda sesuai ketentuan berlaku. penalty under the prevailing provisions.
Pasal 53 Article 53
(1) Pemegang IUP dan IUPK Mineral wajib (1) Mining Permit holders and Special Mining
melaporkan penjualan Mineral yang Permit holders are obligated to report mineral
diproduksikannya kepada Menteri, Gubernur, sales they produce to the Minister, the
atau Bupati/Walikota paling sedikit 1 (satu) kali Governors or the Regents/Mayors at least (1)
dalam sebulan dengan dilengkapi once a month, accompanied by ancillary
dokumen/bukti pendukung. documents/conclusive proof.
(2) Laporan penjualan Mineral sebagaimana (1) A mineral sales report as intended by section (1)
disebutkan pada ayat (1) meliputi antara lain: shall include, inter alia:
Pasal 54 Article 54
(1) Harga Patokan Mineral sebagaimana dimaksud (1) Benchmark mineral prices as intended by
dalam Pasal 51 dan Pasal 52 adalah Harga Article 51 and Article 52 shall be Mineral Prices
Mineral suatu titik tertentu yang ditentukan oleh at a certain point specified by the Minister, the
Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai Governors or the Regents/Mayors within their
dengan kewenangannya. authority.
(2) Apabila titik serah penjualan Mineral tidak (2) If a delivery point of mineral sale is not applied
dilakukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), as intended by section (1), Mineral Prices must
maka Harga Mineral wajib mengikuti Harga follow Benchmark Mineral Prices added with or
Patokan Mineral dengan ditambah atau deducted by Adjustment Cost as approved by
dikurangi Biaya Penyesuai yang disetujui the Minister, the Governors or the
Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai Regents/Mayors within their authority.
dengan kewenangannya.
Pasal 55 Article 55
(1) Menteri menetapkan harga patokan batubara (1) The Minister shall determine coal floor prices
sebagai batas terendah harga mineral yang dijual set as the lowest prices for coal sold by Mining
oleh pemegang IUP dan IUPK. Permit holders and Special Mining Permit
holders.
(2) Menteri menetapkan Harga Patokan Batubara (2) The Minister shall determine coal floor prices
sebagai batas terendah Harga Batubara yang set as the lowest prices for coal sold by Coal
dijual oleh Pemegang IUP dan IUPK Batubara. Mining Permit holders and Special Mining
Permit holders.
(3) Harga Patokan Batubara sebagaimana dimaksud (3) Benchmark Coal Prices as intended by section
pada ayat (1) ditetapkan pada setiap awal bulan (1) shall be determined early each month and
dan berlaku untuk satu bulan yang shall prevail during the relevant month.
bersangkutan.
(4) Pemegang IUP dan IUPK Batubara wajib (4) Coal Mining Permit holders and Special Mining
menjual Batubara yang dihasilkannya paling Permit holders are obligated to sell coal they
rendah sebesar Harga Patokan Batubara, produce at least at comparable Benchmark Coal
sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Prices as intended by section (1).
(5) Apabila pemegang IUP dan IUPK melakukan (5) If Mining Permit holders and Special Mining
pelanggaran dengan menjual harga di bawah Permit holders are in violation of selling below
harga patokan batubara yang telah ditetapkan the determined benchmark coal prices as
sebagaimana dimaksud pada pasal ini harus intended by this article, they must pay the
membayar selisih harga jual kepada pemerintah selling price difference to the government in the
baik penerimaan pajak maupun non pajak form of either tax revenues or nontax revenues
ditambah denda sesuai ketentuan berlaku. plus penalty under the prevailing provisions.
(6) Apabila pemegang IUP dan IUPK melakukan (6) If Mining Permit holders and Special Mining
pelanggaran sebagaimana yang dimaksud ayat 5 Permit holders are in violation as intended by
dan telah diberi teguran sebanyak 3 (tiga) kali section (5) and already received notice 3 (three)
maka Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota times, it is the discretion of the Minister, the
sesuai kewenangannya dapat menghentikan Governors or the Regents/Mayors to within their
pengiriman batubara kepada pembeli yang authority cease coal delivery to the buyers
bersangkutan. concerned.
Pasal 56 Article 56
(1) Pemegang IUP dan IUPK Batubara wajib (1) Coal Mining Permit holders and Special Mining
melaporkan penjualan Batubara yang Permit holders are obligated to report coal sales
diproduksikannya kepada Menteri paling sedikit they produce to the Minister at least (1) once a
1 (satu) kali dalam sebulan dengan dilengkapi month, accompanied by ancillary
dokumen/bukti pendukung. documents/conclusive proof.
(2) Laporan penjualan Batubara sebagaimana (2) A coal sales report as intended by section (1)
disebutkan pada ayat (1) meliputi antara lain: shall include, inter alia:
b. Bill of Lading (BL) dan Certificate of b. A Bill of Lading (BL) and a Certificate of
weight; weight;
c. Sertifikat hasil analisa kualitas batubara; c. A Certificate of quality upon the results of
coal analysis;
g. Salinan bukti biaya penyesuaian yang telah g. Copies of adjustment cost proof approved
disetujui Menteri. by the Minister.
Pasal 57 Article 57
(1) Harga Patokan Batubara Steam Coal ditentukan (1) A Benchmark Steam Coal Price shall be
dengan mengacu pada rata-rata dari indeks determined with reference to the average coal
Harga Batubara yang diterbitkan lembaga yang prices index published by internationally-
diakui secara internasional. acknowledged institutions.
(2) Harga Patokan Batubara Steam Coal berupa (2) A Benchmark Steam Coal Price shall be the
suatu formula penetapan harga dan harga pada formula for pricing and price at certain quality.
kualitas tertentu.
(3) Formula penetapan Harga Patokan Batubara (3) The formula for Benchmark Steam Coal Pricing
Steam Coal sebagaimana dimaksud pada ayat as intended by section (2) shall be governed by
(2) diatur di dalam Keputusan Menteri. Regulation/Decision of the Minister.
(1) Harga Patokan Batubara Coking Coal (1) A Benchmark Coking Coal Price shall be
ditentukan dengan mengacu pada rata-rata dari determined with reference to the average coal
indeks harga batubara yang diterbitkan lembaga prices index published by internationally-
yang diakui secara internasional. acknowledged institutions.
(2) Formula penetapan Harga Patokan Batubara (2) The formula for Benchmark Coking Coal
Coking Coal sebagaimana dimaksud pada ayat Pricing as intended by section (1) shall be
(1) diatur di dalam Keputusan Menteri. governed by Regulation/Decision of the
Minister.
Pasal 59 Article 59
(1) Harga Patokan Batubara sebagaimana dimaksud (1) Benchmark Coal Prices as intended by Article
dalam Pasal 55, Pasal 57 dan Pasal 58 adalah 55, Article 57 and Article 58 shall be Coal
Harga Batubara secara Free on Board (FOB) di Prices at Free on Board (FOB), on board vessels
atas kapal pengangkut (vessel) Batubara. carrying Coal.
(2) Apabila titik serah penjualan Batubara tidak (2) If a delivery point of Coal sale is not applied as
dilakukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), intended by section (1), Coal Prices must follow
maka Harga Batubara wajib mengikuti Harga Benchmark Coal Prices added with or deducted
Patokan Batubara dengan ditambah atau by Adjustment Cost approved by the Minister.
dikurangi Biaya Penyesuai yang disetujui
Menteri.
Pasal 60 Article 60
(1) Harga Batubara dalam Penjualan Spot dan (1) Spot Coal Prices and Term Coal Prices must
Penjualan Jangka Tertentu harus mengikuti follow Benchmark Coal Prices of the month
Harga Patokan Batubara pada bulan di mana when Coal Prices are agreed upon between Coal
dilakukan kesepakatan Harga Batubara antara Mining Permit holders and Special Mining
Pemegang IUP dan IUPK Batubara dengan Permit holders and Coal buyers.
pembeli Batubara.
(2) Kesepakatan Harga Batubara sebagaimana (2) The agreed-upon Coal Prices as intended by
dimaksud pada ayat (1) harus segera section (1) must immediately be submitted by
disampaikan oleh Pemegang IUP dan Coal Mining Permit holders and Special Mining
IUPKBatubara kepada Menteri. Permit holders to the Minister.
(3) Penandatanganan kontrak jual beli Batubara (3) The signing of Coal sale and purchase contracts
sebagai tindak lanjut dari kesepakatan Harga in furtherance of the agreed-upon Coal Prices as
Batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) intended by section (1) shall be undertaken at
dilakukan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah the latest 3 (three) months after the Coal Prices
terjadi kesepakatan Harga Batubara. are agreed upon.
(1) Jangka waktu pengiriman Batubara dalam (1) Spot Coal shall be delivered during the term of
Penjualan Spot dilakukan selama periode contract.
kontrak.
(2) Apabila jangka waktu antara penandatanganan (2) If the interval between the signing of a coal sale
kontrak jual beli Batubara sebagaimana and purchase contract as intended by Article 60
dimaksud dalam Pasal 60 ayat (3) dengan waktu section (3) and the time of coal delivery by Coal
pengiriman Batubara dari Pemegang IUP dan Mining Permit holders and Special Mining
IUPK Batubara kepada pembeli Batubara Permit holders to Coal buyers exceeds the term
melebihi periode kontrak, maka harus dilakukan of contract, cost adjustment must be made
penyesuaian harga mengikuti Harga Patokan following Benchmark Coal Prices of the month
Batubara pada bulan di mana dilakukan in which delivery of Coal is undertaken.
pengiriman Batubara tersebut.
Pasal 62 Article 62
(1) Harga Batubara dalam Penjualan Jangka (1) Term Coal Prices must be adjusted once 12
Tertentu harus disesuaikan setiap 12 (dua belas) (twelve) months following Benchmark Coal
bulan sekali mengikuti Harga Patokan Batubara Prices of the month in which cost adjustment is
pada bulan di mana dilakukan penyesuaian made.
harga.
(2) Apabila jangka waktu antara penandatanganan (2) If the interval between the signing of a coal sale
kontrak jual beli sebagaimana dimaksud dalam and purchase contract as intended by Article 60
Pasal 60 ayat (3) dengan waktu pengiriman section (3) and the time of coal delivery by Coal
pertama Batubara dari Pemegang IUP dan IUPK Mining Permit holders and Special Mining
Batubara kepada pembeli batubara lebih dari 12 Permit holders to Coal buyers exceeds 12
(dua belas) bulan, maka harus dilakukan (twelve) months, cost adjustment must be made
penyesuaian harga mengikuti Harga Patokan following Benchmark Coal Prices of the month
Batubara pada bulan di mana dilakukan in which delivery of Coal is undertaken.
pengiriman Batubara tersebut.
Pasal 63 Article 63
(1) Batubara Jenis Tertentu dapat dijual dengan (1) Certain-Type Coal may be sold below
harga di bawah Harga Patokan Batubara, setelah Benchmark Coal prices upon approval of the
mendapat persetujuan dari Menteri c.q. Direktur Minister, in this case the Director General.
Jenderal.
(2) Batubara Jenis Tertentu sebagaimana disebutkan (2) Certain-Type Coal as intended by section (1)
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri. shall be governed by Regulation of the Minister.
Pasal 64 Article 64
(1) Pemegang IUP dan IUPK yang sahamnya (1) Mining Permit holders and Special Mining
dimiliki oleh asing, setelah 5 (lima) tahun sejak Permit holders whose shares are owned by
berproduksi wajib melakukan divestasi saham foreigners, upon 5 (five) years of production, are
kepada Peserta Indonesia (Pemerintah, obligated to divest their shares to Indonesian
Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara Participants (the Government, Regional
(BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Governments, State-Owned Entities, Region-
atau Badan Usaha Swasta Nasional) secara Owned Entities, or National Private Business
bersamaan melalui pemilikan langsung atau Entities) simultaneously either through direct
melalui pasar modal dalam negeri. ownership or domestic capital markets.
(2) Jumlah saham yang didivestasikan sebagaimana (2) The number of shares divested as intended by
dimaksud ayat (1) sekurang-kurangnya 10% dan section (1) shall be at least 10% and offered one
dilakukan dalam satu kali penawaran. time only.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (2) tidak (3) The provision as intended by section (2) shall
berlaku jika kepemilikan saham Peserta not apply where the shareholding of the
Indonesia telah mencapai sekurang-kurangnya Indonesian Participant is already at least 10%.
10%.
Pasal 65 Article 65
(1) Penawaran saham sebagaimana dimaksud Pasal (1) An offer of shares as intended by Article 64
64 ayat (2) dilakukan selambat-lambatnya pada section (2) shall be made no later than the first
triwulan pertama tahun keenam berproduksi. quarter of the sixth production year.
(2) Harga saham yang ditawarkan harus dinilai oleh (2) The price of shares must be valued by an
independent valuer. independent appraiser/valuer.
(3) Divestasi saham harus terlaksana selambat- (3) Share divestment must be made no later than the
lambatnya pada triwulan keempat tahun keenam fourth quarter of the sixth production year.
berproduksi.
(4) Saham yang telah dimiliki oleh peserta (4) Shares already owned by an Indonesian
Indonesia tidak boleh dialihkan kembali kepada Participant shall not be retransferred to a foreign
peserta asing. participant.
(5) Dalam hal ada penambahan jumlah dalam (5) Where there is an addition to Company’s share
modal saham Perusahaaan, pemegang saham capital, Indonesian shareholders shall be offered
Indonesia akan ditawarkan saham baru new shares equivalent to their shareholding.
sebanding dengan saham yang telah dipegang.
Pasal 66 Article 66
(1) Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (1) Development and Empowerment of Community
di sekitar wilayah pertambangan disusun dalam in the vicinity of mining areas shall be prepared
suatu program dengan maksud agar terciptanya through a program with a view to activating
kegiatan pengembangan masyarakat secara community development in a systematic,
sistematis, terencana dan terarah sehingga planned and directed manner in order to gain a
tercapai kondisi sosial ekonomi dan kualitas better social economic condition and quality of
kehidupan yang lebih baik. life.
(2) Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (2) Development and Empowerment of Community
di sekitar wilayah pertambangan disusun dalam in the vicinity of mining areas shall be prepared
suatu program dengan memperhatikan through a program with due regard to the
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat development and empowerment of community
disekitar wilayah operasi pertambangan in the vicinity of mining operation areas, which
mencakup hal-hal Hubungan Masyarakat the program includes matters concerning
(Community Relation), Pemberdayaan Community Relations, Community
Masyarakat (Community Empowering), Empowering, Community Services.
Pelayanan Masyarakat (Community Services).
(3) Penyusunan program sebagaimana dimaksud (3) Preparation of a program as intended by section
pada ayat (1) dapat meliputi antara lain: (1) may include, inter alia:
Pasal 67 Article 67
(1) Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (1) Community Development and Empowerment by
oleh pemegang IUP dan IUPK diprioritaskan Mining Permit holders and Special Mining
untuk masyarakat sekitar wilayah tambang yang Permit holders shall be prioritized for
terkena dampak langsung maupun tidak community in the vicinity of mining areas either
langsung akibat aktifitas pertambangan. directly or indirectly affected by the impact of
mining activities.
Pasal 68 Article 68
Pasal 69 Article 69
Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai The Minister, the Governors, the Regents/Mayors
kewenangannya akan melakukan pembinaan, shall within their authority guide, supervise and
pengawasan dan evaluasi dari pelaksanaan program evaluate the implementation of a program prepared
yang telah disusun oleh Lembaga Pengembangan by the Community Development and Empowerment
dan Pemberdayaan Masyarakat berkaitan dengan Institutions in connection with the working plans and
rencana kerja dan anggaran dari pemegang IUP atau budget of Mining Permit holders or Special Mining
IUPK. Permit holders.
Pasal 71 Article 71
a. Melakukan identifikasi usulan-usulan program a. Identify every year the proposed Community
dan biaya Pengembangan dan Pemberdayaan Development and Empowerment programs and
Masyarakat setiap tahunnya yang diusulkan costs submitted by Mining Permit holders or
pemegang IUP atau IUPK, atau masyarakat. Special Mining Permit holders, or the
community.
b. Setelah berkonsultasi dengan Gubernur atau b. Upon consultation with the Governors or the
Bupati/Walikota, Lembaga Pengembangan dan Regents/Mayors, Community Development and
Pemberdayaan Masyarakat menetapkan Empowerment Institutions shall determine
program-program tahunan untuk WIUP yang annual programs for Mining Permit Areas
terletak di wilayah masing-masing located in the respective Regencies/Cities.
Kabupaten/Kota.
c. Melakukan sosialisasi kepada Masyarakat atas c. Socialize the Community with the Community
program-program Pengembangan dan Development and Empowerment programs that
Pemberdayaan Masyarakat yang telah have been determined, along with briefing on
ditetapkan, termasuk penjelasan mengenai the implementation of activities according to the
pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan adopted Community Development and
program Pengembangan dan Pemberdayaan Empowerment programs.
Masyarakat yang telah ditetapkan.
d. Melakukan evaluasi setiap tahun terhadap d. Evaluate every year the implementation of the
pelaksanaan program Pengembangan dan Community Development and Empowerment
Pemberdayaan Masyarakat. programs.
Biaya operasional dari Lembaga Pengembangan dan Operating expenses of Community Development and
Pemberdayaan Masyarakat diambilkan dari alokasi Empowerment Institutions shall be charged to
biaya program pengembangan dan pemberdayaan Community Development and Empowerment
masyarakat pemegang IUP dan IUPK yang program funds allocated by Mining Permit holders
dianggarkan setiap tahun. and Special Mining Permit holders in their annual
budget.
Pasal 73 Article 73
Pasal 74 Article 74
(1) Setiap pemegang IUP dan IUPK baik itu (1) Any Exploration or Production Operation
IUP/IUPK Eksplorasi maupun IUP/IUPK Mining Permit holder and Special Mining
Operasi Produksi wajib melaksanakan dan Permit holder are obligated to implement and
mendukung program Pengembangan dan support the Community Development and
Pemberdayaan Masyarakat yang telah Empowerment programs adopted by
ditetapkan oleh Lembaga Pengembangan dan Community Development and Empowerment
Pemberdayaan Masyarakat berdasarkan Institutions under this Regulation of the
Peraturan Pemerintah ini dan peraturan Government and other relevant laws and
perundang-undangan terkait lainnya. regulations.
(2) Pemegang IUP dan IUPK setiap tahun wajib (2) Mining Permit holders and Special Mining
menyampaikan rencana dan biaya pelaksanaan Permit holders are obligated to submit
Program Pengembangan dan Pemberdayaan Community Development and Empowerment
Masyarakat berdasarkan rencana kerja dan Program plans and budget every year under
anggaran biaya IUP dan IUPK yang telah Mining Permit holders’ and Special Mining
disetujui oleh Menteri, Gubernur, Permit holders’ working plans and budget
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya already approved by the Minister, the
kepada Lembaga Pengembangan dan Governors, the Regents/Mayors within their
Pemberdayaan Masyarakat. authority, to Community Development and
Empowerment Institutions.
(1) Masyarakat dapat mengajukan usulan program (1) Community may propose Community
kegiatan-kegiatan Pengembangan dan Development and Empowerment Program
Pemberdayaan Masyarakat pada wilayah activities in areas where the Community is
dimana Masyarakat tersebut berdomisili kepada domiciled to Community Development and
Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Empowerment Institutions.
Masyarakat.
(2) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan (2) Community Development and Empowerment
Masyarakat melakukan sinkronisasi bersama Institutions and the Minister, the Governors, the
dengan Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota Regents/Mayors within their authority shall
sesuai dengan kewenangannnya atas usulan synchronize every year the programs proposed
program dari masyarakat dengan rencana dan by the Community with the budget submitted by
biaya yang disampaikan oleh pemegang IUP Mining Permit holders and Special Mining
dan IUPK setiap tahun. Permit holders.
(3) Usulan program dari masyarakat dan usulan (3) Programs proposed by the community and
rencana dan biaya dari pemegang IUP dan IUPK proposed plans and budget submitted by Mining
yang telah dilakukan sinkronisasi oleh Lembaga Permit holders and Special Mining Permit
Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat holders that have been synchronized by
bersama dengan pemerintah daerah selanjutnya Community Development and Empowerment
disebut sebagai Program Kerja Tahunan Institutions and the regional governments shall
Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan further be called Annual Work Programs of
Masyarakat. Community Development and Empowerment
Institutions.
(4) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan (4) Community Development and Empowerment
Masyarakat wajib melakukan evaluasi dan atas Institutions are obligated to evaluate the
pelaksanaan program yang sudah dilaksanakan implementation of programs already performed
dan menyampaikan laporan secara terbuka and provide reports transparently to the
kepada masyarakat yang menjadi sasaran community on which the development and
program pengembangan dan pemberdayaan. empowerment programs are targeted.
(5) Masyarakat dapat menyampaikan laporan secara (5) Community may make complaints in writing
tertulis disertai alasannya mengenai pelaksanaan with assigning any reason against the
Program Pengembangan dan Pemberdayaan inconsistency between the implementation of
Masyarakat yang tidak sesuai dengan Program the Community Development and
Kerja Tahunan Lembaga Pengembangan dan Empowerment Programs and the Annual Work
Pemberdayaan Masyarakat, kepada Lembaga Programs of Community Development and
Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat Empowerment Institutions, to Community
dengan tembusan kepada Menteri, Gubernur, Development and Empowerment Institutions, a
Bupati/Walikota yang bersangkutan. copy of which to the Minister, the Governors,
the Regents/Mayors concerned.
Pasal 77 Article 77
BAB XI CHAPTER XI
SANKSI SANCTIONS
Pasal 78 Article 78
(1) Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai (1) The Minister, the Governors, the
dengan kewenangannya berhak memberikan Regents/Mayors shall within their authority be
sanksi administratif kepada pemegang IUP dan authorized to impose administrative sanctions
IUPK atas pelanggaran terhadap ketentuan against Mining Permit holders and Special
peraturan perundangan. Mining Permit holders for violation of the
provisions of laws and regulations.
(2) Bupati/Walikota, Camat berhak memberikan (2) The Regents/Mayors, the head of subdistricts
sanksi administratif kepada pemegang IPR atas shall be authorized to impose administrative
pelanggaran terhadap ketentuan peraturan sanctions against Small-Scale Mining Permit
perundangan. holders for violation of the provisions of laws
and regulations.
(3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud (3) Administrative sanctions as intended by section
pada ayat (1) dan ayat (2) berupa: (1) and section (2) shall be in the form of:
c. Pencabutan. c. Revocation.
Pasal 79 Article 79
Pemegang IUP atau IUPK yang dengan sengaja Mining Permit holders or Special Mining Permit
menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud holders that knowingly submit reports as intended by
dalam Pasal 20 dengan tidak benar atau Article 20 which are untrue, or make representations
menyampaikan keterangan palsu dikenakan sanksi which are false shall be imposed criminal sanctions
pidana sesuai dengan ketentuan peraturan under the provisions of laws and regulations.
perundang-undangan.
Pasal 80 Article 80
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku: Upon effectiveness of this Regulation of the
Government:
(1) Kontrak Karya dan Perjanjian Karya (1) Contracts of Works and Coal Contracts of
Pengusahaan Pertambangan Batubara yang telah Works that have undertaken stages of
melakukan tahap kegiatan operasi produksi production operations prior to the effectiveness
sebelum berlakunya peraturan pemerintah ini of this Regulation of the Government shall
tetap berlaku sampai habis dan dapat remain valid until expiration, and are extendable
diperpanjang dengan ketentuan perundang- under provisions of laws and regulations.
undangan.
(2) Kuasa Pertambangan (KP) yang telah ada (2) Mining Authorizations already existing prior to
sebelum Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 the effectiveness of Law Number 4 of 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara concerning Mineral and Coal Mining shall
diberlakukan tetap berlaku sampai jangka waktu remain valid until expiration of the Mining
berakhirnya Kuasa Pertambangan (KP) tersebut. Authorizations.
(3) Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai (3) The Minister, the Governors, the
kewenangannya menetapkan Kuasa Regents/Mayors shall within their authority
Pertambangan (KP) yang sudah ada sebelum convert Mining Authorizations already existing
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang prior to Law Number 4 of 2009 concerning
Pertambangan Mineral dan Batubara dirubah Mineral and Coal Mining into Mining Permits.
menjadi IUP.
(5) SIPR dan SIPD yang telah ada sebelum (5) Small-Scale Mining Permits and Regional
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mining Permits already existing prior to the
Pertambangan Mineral dan Batubara, tetap effectiveness of Law Number 4 of 2009
berlaku sampai jangka waktu berakhirnya SIPR concerning Mineral and Coal Mining shall
dan SIPD tersebut. remain valid until expiration of the Small-Scale
Mining Permits and Regional Mining Permits.
(6) Permohonan Surat Izin Pertambangan Rakyat (6) Applications for Small-Scale Mining Permits
(SIPR) dan Surat Izin Pertambangan Daerah and Regional Mining Permits already received
(SIPD) yang telah diterima Bupati/Walikota by the Regents/Mayors prior to promulgation of
sebelum Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Law Number 4 of 2009 concerning Mineral and
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara ini Coal Mining may be processed further.
diundangkan dapat diproses lebih lanjut.
Pasal 81 Article 81
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal This Regulation of the Government shall take effect
diundangkan. from the date of its promulgation.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan In order that every person may know of it, the
pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan promulgation of this Regulation of the Government
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik is ordered by placement in the State Gazette of the
Indonesia. Republic of Indonesia.