Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
TERMISTOR
A. Sejarah Termistor
Nama termistor berasal dari Thermally Sensitive Resistor. Termistor
biasanya termasuk material-material semikonduktor yang dibagi dua golongan:
oksida logam dan semikonduktor kristal tunggal. Negative Temperature
Coefficient (NTC) pertama kali ditemukan oleh Faraday pada perak sulfid pada
tahun 1833. Pemahaman tentang termistor oksida ini mengalami perkembangan
yang sangat pesat oleh becker, Vervey dkk pada akhir tahun 1940-an. Termistor
kristal germanium dipelajari oleh Lark-Horovitz dkk pada tahun 1946, dan oleh
estermann (meneliti Si), Hung dan Gliessman pada tahun 1950, Friedberg pada
tahun 1951, dan kemudian Fritzsche dan Kunzler dkk. Silikon pada suhu rendah
dipelajari oleh Morin, Maita dan Cralson pada tahun 1954-1955. Broom juga
mempelajari termometer GaAs pada tahun 1958.
B. Struktur Termistor
Termistor atau thermal resistor adalah suatu jenis resistor yang sensitive
terhadap perubahan suhu. Prinsipnya adalah memberikan perubahan resistansi
yang sebanding dengan perubahan suhu. Perubahan resistansi yang besar terhadap
perubahan suhu yang relatif kecil menjadikan termistor banyak dipakai sebagai
sensor suhu yang memiliki ketelitian dan ketepatan yang tinggi.
Termistor yang dibentuk dari bahan oksida logam campuran (sintering
mixture), kromium, kobalt, tembaga, besi, atau nikel, berpengaruh terhadap
karakteristik termistor, sehingga Pemilihan bahan oksida tersebut harus dengan
perbandingan tertentu.
Dimana termistor merupakan salah satu jenis sensor suhu yang mempunyai
koefisien temperatur yang tinggi. Komponen dalam termistor ini dapat mengubah
nilai resistansi karena adanya perubahan temperatur. Dengan demikian dapat
memudahkan kita untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik. Termistor
dapat dibentuk dalam bentuk yang berbeda-beda, bergantung pada lingkungan
yang akan dicatat suhunya. Lingkungan ini termasuk kelembaban udara, cairan,
permukaan padatan, dan radiasi dari gambar dua dimensi. Maka, termistor bisa
berada dalam alat–alat seperti disket, mesin cuci, tasbih (manik-manik), balok,
dan satelit. Ukurannya kecil dibandingikan dengan termometer lain, ukurannya
Page
1
Termistor
Gambar 2.1
Page
2
Termistor
dan Dy2O3. Struktur termistor NTC secara umum dapat dilihat pada gambar
2.2.
Gambar 2.2
2. PTC
PTC merupakan termistor dengan koefisien yang positif. Termistor PTC
memiliki perbedaan dengan NTC antara lain:
1. Koefisien temperatur dari thermistor PTC bernilai positif hanya dalam
interfal temperatur tertentu, sehingga diluar interval tersebut akan
bernilai nol atau negatif
2. Harga mutlak dan koefisien temperatur dari termistor PTC jauh lebih
besar dari pada termistor NTC
Jenis – jenis PTC
Jenis pertama terdiri dari thermally sensitif silicon resistors, kadang-
kadang disebut sebagai "Silistors". Device ini menunjukkan nilai koefisien
suhu positif yang cukup seragam (sekitar 0,77% /°C) kebanyakan dari silistor
melalui berbagai wilayah/rentang operasional, tetapi dapat juga menujukkan
koefisien suhu negatif di wilayah temperatur yang melebihi 150° C. Device
ini paling sering digunakan untuk kompensasi terhadap device
semiconducting silicon dalam kisaran temperature antara -60° C ke 150°.
Jenis kedua merupakan polycrystalline bahan keramik yang biasanya
resistivitasnya tinggi tetapi terbuat dari semiconduktor dengan penambahan
dopants. Umumnya dibuat dari campuran barium, timah dan strontium titanates
dengan tambahan seperti yttrium, manganese, tantalum dan silika. Device ini
Page
3
Termistor
memiliki daya tahan-suhu karakteristik negatif yang sangat kecil. Koefisien suhu
device ini hingga mencapaisuhu yang kritis, yang disebut sebagai "Curie",
perubahan atau transisi suhu. Suhu kritis ini merupakan pendekatan, device ini
mulai menunjukkan peningkatan, resistansi suhu coefficient positif seperti
peningkatan resistansi yang besar.
C. Karakteristik Termistor
Termistor pada dasarnya adalah resistor, maka konduktivitasnya dapat
diberikan pada persamaan :
σ=1ρ=nqμn+pqμp
Kebanyakan termistor digunakan pada daerah temperatur dalam konsentrasi
inonisasi (n atau p) yang berpengaruh terhadap fungsi temperatur, diberikan dalam
bentuk persamaan sebagai berikut :
CONCENTRATION ∝exp-EakT
Dimana energy aktivasi Ea adalah hubungan pada energy gap dan tingkat
impuritas. Dimana nilai hambatan semakin kecil ketika temperaturnya dinaikkan,
ini yang biasa disebut termistor NTC. Secara empiris dapat dideskripsikan
sebagai:
R=R0expB1T-1T0 …(3.1)
Dimana R adalah hambatan pada suhu T, R0 adalah hambatan awal ketika T0
(pada temperatur ruang), B adalah Konstanta termistor dimana besarnya
bergantung dari jenis bahan dan memiliki dimensi yang sama dengan suhu. Harga
konstanta termistor yang memenuhi pasar biasanya antara rentang 2000-5000 K.
untuk menentukan harga konstanta termistor (B) ini, maka persamaan (3.1) dapat
dinyatakan dalam bentuk:
ρ=ρ0expB1T-1T0
Dengan ρ=RAl merupakan resistivitas listrik termistor.
Selain konstanta termistor (B), sensitivitas (α) juga menentukan
karakteristik dari termistor. Nilai sensitivitas menentukan sejauhmana termistor
yang dibuat dapat dengan cepat mendeteksi perubahan temperatur lingkunagn
termistor. Termistor yang baik sensitifitasnya lebih besar dari -2,2%/K. nilai
sensitifitas termistor (α) ini, dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
Page
4
Termistor
α=1RdRdT=-BT2
Tanda negative menandakan NTC, Perubahan resistansi yang timbul dari
perubahan temperatur
T
∆R=R∝∆T
Ciri khas harga dari adalah sekitar yang mana 10 kali lebih
5%
Pada temperatur yang lebih tinggi atau dalam device doped yang penuh,
dopant sepenuhnya terionisasi, dan penurunan dari mobilitas ketika mulai terjadi
hamburan phonon untuk mendominasi ketergantungan pada temperatur. Hal ini
memberikan kenaikan untuk PTC. Secara umum PTC tidak lebih sensitive dari
6810I
NTC sehingga jarang digunakan.
024 V6810
II
1010
88
Page
66
5
44
22
00
00 2 2 4 4 6 6 8 8 10 10
V V
Termistor
Page
6
Termistor
berbeda. Termistor PTC jenis kedua termasuk semikonduktor ekstrinsik hal ini
dikarenakan PTC dibuat dari bahan polycrystalline bahan keramik yang biasanya
resistivitasnya tinggi tetapi terbuat dari semiconduktor dengan penambahan
dopants. Sehingga memiliki konsentarsi hole dan electron yang berbeda. Maka
diperoleh profil pita energy seperti gambar 3.4 dibawah ini:
Untuk semikonduktor tipe P Untuk semikonduktor tipe n
= Eakseptor
E E
= Edonor
Gambar 3.4
konduksi model
Termistor NTC banyak yang dibuat dari disk atau chip semikonduktor
seperti sintered metal oksida. yang bertujuan untuk meningkatkan suhu
semikonduktor sehingga meningkatkan jumlah elektron yang dapat bergerak dan
loncat ke pita konduksi. Semakin banyak electron yang loncat, semakin besar
arus yang dihasilkan. Hal ini dijelaskan dalam rumus:
Page
7
Termistor
suhu. Ada berbagai termistor semiconduktor dengan berbagai rentang dari sekitar
0,01 kelvin ke 2000 kelvins (-273,14 ° C to 1700 ° C).
Kebanyakan termistor PTC, resistansi tiba-tiba meningkat pada suhu kritis
tertentu. Perangkat yang dibuat dari doped keramik polycrystalline yang
mengandung barium titanate (BaTiO3) dan lainnya. Konstanta dielektrik
merupakan bahan ferroelektrik yang bervariasi terhadap suhu. Di bawah titik
suhu Curie, tingginya konstanta dielectric mencegah pembentukan potensi
hambatan antara butir kristal, sehingga resistensi rendah. Pada saat ini perangkat
memiliki koefisien suhu negatif yang kecil. Pada titik suhu Curie, konstanta
dielectric relatif menurun yang memungkinkan pembentukan potensi hambatan di
batas butiran, dan resistivitas meningkat tajam. Pada suhu lebih tinggi, sifatnya
seperti sifat NTC.
D. Aplikasi Termistor
Termistor sangat menguntungkan untuk mengukur temperatur, karena
disamping harganya yang murah, termistor memiliki resolusi tinggi dan memiliki
ukuran dan bentuk yang fleksibel. Nilai mutlak dari hambatannya sangat tinggi
jadi untuk kabel yang panjang dan hambatan konstan bisa ditoleransi. Tanggapan
yang lambat (1 ms sampai 10s) bukan hal yang merugikan untuk aplikasi umum.
1. Pendeteksi dan pengontrol temperatur
Termistor-termistor disediakan sangat murah dan dapat diandalkan sebagai
sensor temperaturyang memiliki rentang yang lebar. Contoh-contoh
sederhana jarak dari alarm-alarm api pada pendeteksi tumor. Kadang-
kadang termistor merupakan bagian dari osilator dan frekwensi keluarannya
menjadi fungsi temperatur.
2. Compensasi
Sebagian besar resistor dan penghubungpada PTC. Termistor dihubungkan
pararel dengan NTC yang komponen-komponennya bisa di nonaktifkan
dengan bantuan temperatur.
3. Seperti pada relay temperatur dan saklar
Kegunaan pada efek-efek terhadap pemanasan ditunjukan pada gambar
3.2. Sebagai contoh, pengkarakteristikan dengan NTC (gambar 3.2a)) bisa
Page
8
Termistor
E. Hubungan Devices
1. Resistance Temperatur Detector (RTD)
Resistance Temperatur Detector (RTD) hampir mirip dengan termistor
bedanya RTD dibuat dari logam-logam. Karena dalam hal ini RTD selalu
memiliki PTC dan αyang lebih kecil sekitar 0,5%/K. biasanya logam yang
dipakai adalah platinum, nikel dan tembaga, yang mana platinum paling
banyak digunakan. Rentang dari temperatur masing-masing material misal
tembaga; Pt,-200oC sampai 630oC dan diatas 9000C tingkat akurasi
berkurang; Ni,-80oC sampai 300oC dan Cu, -200oC sampai 200oC. Setiap
RTD memiliki bentuk seperti kertas timah, dan memiliki hambatan sekitar
100 ohm.
2. Termistor Bolometer
Bolometer adalah detektor suhu yang bertentangan dengan detektor
kuantum tentang radiasi. Pada bolometer, radiasi diserap oleh material,
temperaturnya meningat dan hambatan berubah dan di amati. Termistor
bolometer adalah temistor sederhana dengan sebuah mantel khusus untuk
lebih efisien dalam menyerap cahaya terutama pada spektrum inframerah.
Sering kali film dengan ketebalan 200Ǻ dari bismut sering dipakai untuk
keperluan ini. Respon terhadap Gelombang yang memiliki panjang
Page
9
Termistor
Oksida logam pertama kali muncul pada tahun 1940. dan memakai kristal
tunggal Ge dan Si. Termistor bolometer dimulai pada tahun 1960. Sekarang
ini dengan penambahan doping Ge pada device lebih mudah.
Pada pengoprasian sebenarnya, termistor bolometer lebih cocok untuk
d∆T
η=H + G∆T
dt
H
τ=
G
Untuk respon yang cepat, kapasitas panas akan minimal dan suhu
konduktivitas akan maksimal. Waktu respon yang sederhana serupa dengan
termistor (1 ms sampai 10 s), dengan kuat arus detektor konstan, variabel
tegangan diberikan oleh
ηP
∆V = I∆R = IαRAT = IαR
G
Page
10
Termistor
dari aplikasi ini adalah alarm anti maling dan alarm kebakaran, dan
mendeteksi terresial radiasi.
3. Detektor Pyroelektrik
Detektor pyroelektrik merupakan perkembangan terbaru dari kelas detektor
panjang gelombang yang panjang. Susunanya dapat dilihat pada gambar
4.1. Potongan meterial pyroelektrik berada diantara dua konduktivitas
elektroda. Material pyroelektrik ini merupakan insulator yang baik.
Biasanya sebagian besar materianya adalah triglycine sulfate, lithium
tantalate dan lead zironate titanate. Detektor pyroelektrik mempercayakan
beberapa perubahan ferroelektrik dengan mengubah momen dipol internal
dengan temperatur dibawah temperatur currie. Perubahan induksi polarisasi
mengubah permukaan dua elektroda yang saling berhadapan. Rangkain
serupa dapat ditunjukkan seperti gambar 4.1 (b).
Pembangkit dari perubahan kapasitor oleh kuat arus yang diberikan oleh
persamaan
…(4.1)
dT
I = AC p
dt
Page
11
Termistor
(a)
IR
C
(b) PYROELEKTIK
Conductive
L MATERIAL
electtrodes
Gambar 4.1 (a) detektor pyroelektrik dihubungkan dengan resistor eksternal, (b)
Rangkaian yang ekuivalen dengan (a)
Page
12
Termistor
FET mempunyai input impedansi tinggi dari pada RL tidak untuk tegangan
berat.
Page
13