Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Miopia adalah anomali refraksi pada mata dimana bayangan difokuskan di depan retina, saat mata tidak berakomodasi. Pada kondisi refraktif dimana cahaya yang sejajar dari suatu obyek yang masuk pada mata akan jatuh di depan retina, tanpa akomodasi. Miopia berasal dari bahasa yunani muopia yang memiliki arti menutup mata. Miopia merupakan manifestasi kabur bila melihat jauh, istilah populernya adalah "nearsightedness. Lensa sferis konkaf (minus) biasanya digunakan untuk mengkoreksi bayangan pada miopia. Lensa ini memundurkan bayangan ke retina. (AOA, 2008) Miopia minimal 0,50 D memiliki prevalensi yang lebih rendah (<5%) dalam populasi anak 5 tahun daripada di usia lainnya. Prevalensi peningkatan miopia pada usia sekolah dan dewasa muda, mencapai 20-25 persen di pertengahan hingga populasi remaja akhir dan 25-35 persen pada dewasa muda di Amerika Serikat dan negara berkembang. Hal ini dilaporkan lebih tinggi di beberapa daerah Asia. Prevalensi miopia mencapai sekitar 20 persen di usia 65 tahun dan menurun ke level 14 persen pada orang usia 70 tahun. Ulasan dari literatur yang luas pada miopia mengidentifikasi beberapa faktor yang terkait dengan prevalensi. Beberapa penelitian telah menemukan prevalensi sedikit lebih tinggi miopia pada wanita dibandingkan pada pria. Prevalensi miopia meningkat berhubungan dengan tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan orang
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 1
2.1 Definisi Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar yang berlebihan sehingga seinar sejajar yang datang dibiaskan di depan retina (bintik kuning). (Ilyas,2005)
Pada miopia, titik fokus sistem optik media penglihatan terletak di depan makula lutea. Hal ini dapat disebabkan : Sistem optik (pembiasan) terlalu kuat Miopia refraktif atau bola mata yang terlalu panjang
Bila semua permukaan refraksi mata dijumlahkan secara aljabar dan bayangan sebagai sebuah lensa. Susunan optik mata normal akan terlihat sederhana dan skemanya sering disebut sebagai reduced eye. Skema ini sangat berguna untuk perhitungan sederhana. Pada reduced eye dibayangkan hanya terdapat satu lensa dengan titik pusat 17 mm di depan retina, dan mempunyai daya bias total 59 dioptri pada saat mata melihat jauh. Daya bias mata bukan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 5
1. Miopia Simplek Status bias mata dengan miopia simplek tergantung pada daya optik kornea dan lensa kristalinaa, dan panjang aksial. Di mata emetrop, panjang aksial dan kekuatan optik berbanding terbalik. Sebuah mata dengan kekuatan optik lebih besar dari rata-rata dapat menjadi emetrop jika panjang aksial lebih pendek daripada rata-rata, sama seperti mata dengan kekuatan optik kurang dari rata-rata jika panjang aksial lebih panjang dari rata-rata. (AOA,1997)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 7
astigmatisma adalah miopia astigmatik, miopia astigmatik simplek (ketika salah satu meridian utama mata adalah emetrop dan yang lainnya adalah miopia), dan miopia astigmatik kompositus (ketika kedua meridian adalah miopia). Ketika tingkat miopia tidak merata dalam dua mata, kondisi ini disebut anisometropik miopia (anisomyopia), ketika satu mata emetrop dan yang lainnya adalah miopia, kondisi ini dikenal sebagai miopia anisometriopik simplek. Meskipun tidak semua tingkat miopia berbeda antara dua mata, anisometropik mungkin tidak menjadi klinis signifikan sampai perbedaan antara dua mata mencapai sekitar 1 D. (AOA,2008) 2. Miopia Nokturnal Terjadi hanya dalam pencahayaan redup, malam hari atau nokturnal miopia adalah terutama untuk meningkatkan respon akomodatif terkait dengan pencahayaan rendah. Karena tidak ada kontras yang memadai untuk stimulus akomodatif, mata mengasumsikan posisi akomodatif fokus gelap daripada berfokus untuk fokus tak terhingga. (AOA,2008) 3. Pseudomyopia
2. Miopia patologik :
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 12
(Ilyas,2005;Sowka,2001)
13
Kesalahan pada saat pemeriksaan refraksi biasa mendominasi gejala klinik yang terjadi pada miopia tinggi. Hilangnya penglihatan secara tiba-tiba mungkin disebabkan karena perdarahan makular pada bagian fovea dimana membrana Bruch mengalami dekompensasi. Kehilangan penglihatan secara bertahap dan metamorpopsia terjadi oleh karena rusaknya membrana Bruch. (Detman,2001) Dikatakan miopia tinggi apabila melebihi -8.00 dioptri dan dapat labih tinggi lagi hingga mencapai -35.00 dioptri. Tingginya dioptri pada miopia ini berhubungan dengan panjangnya aksial miopia, suatu kondisi dimana belakang mata lebih panjang daripada normal, sehingga membuat mata memiliki pandangan yang sangat dekat. (Patchul,2012) 2.8 Koreksi Miopia Tinggi a. Koreksi Miopia Tinggi dengan Penggunaan Kacamata Penggunaan kacamata untuk pasien miopia tinggi masih sangat penting. Meskipun banyak pasien miopia tinggi menggunakan lensa kontak, kacamata masih dibutuhkan. Pembuatan kacamata untuk miopia tinggi membutuhkan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 14
(hydroksimethylmetacrylate) dan vinyl copolymer sedangkan lensa kontak keras disusun dari PMMA (polymethylmetacrylate). (Hartono,2007) Keuntungan lensa kontak lunak adalah nyaman, singkat masa adaptasi pemakaiannya, mudah memakainya, dislokasi lensa yang minimal, dapat dipakai untuk sementara waktu. Kerugian lensa kontak lunak adalah memberikan ketajaman penglihatan yang tidak maksimal, risiko terjadinya komplikasi, tidak mampu mengoreksi astigmatisme, kurang awet serta perawatannya sulit. (Hartono,2007)
15
pandangan yang terkoreksi lebih luas dibandingkan kacamata. Lensa kontak hanya sedikit menimbulkan distorsi pada bagian perifer. (Patchul,2012) 2. Ukuran Bayangan di Retina Ukuran bayangan di retina sangat tergantung dari vertex distance (jarak verteks) lensa koreksi. Jika dibandingkan dengan pemakaian kacamata, dengan koreksi lensa kontak, penderita miopia memiliki bayangan yang lebih besar di retina, sedangkan pada penderita hipermetropia bayangan menjadi lebih kecil. (Patchul,2012) 3. Akomodasi
16
Pemakaian lensa kontak pertama Gagal dengan lensa kontak kali Pemakaian sementara Bayi dan anak-anak Orang tua lunak Iregularitas kornea Alergi dengan bahan lensa kontak lunak Dry eye
Terapi terhadap kelainan kornea Astigmatisme (sebagai bandage) Keratokonus Pasien dengan overwearing problem
17
LASIK adalah suatu tindakan koreksi kelainan refraksi mata yang menggunakan teknologi laser dingin (cold/non thermal laser) dengan cara merubah atau mengkoreksi kelengkungan kornea. Setelah dilakukan tindakan LASIK, penderita kelainan refraksi dapat terbebas dari kacamata atau lensa kontak, sehingga secara permanen menyembuhkan rabun jauh (miopia), rabun dekat (hipermetropia), serta mata silinder (astigmatisme).(SEC,2012) Untuk dapat menjalani prosedur LASIK perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu: a. Ingin terbebas dari kacamata dan lensa kontak b. Kelainan refraksi: Miopia sampai -1.00 sampai dengan - 13.00 dioptri. Hipermetropia + 1.00 sampai dengan + 4.00 dioptri.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 18
20
BAB 3 KESIMPULAM
Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar yang berlebihan sehingga sinar sejajar yang datang di biaskan di depan retina. Pada miopia, titik fokus sistem optik media penglihatan terletak di depan makula lutea. Hal ini disebabkan : sistem optik (pembiasan) terlalu kuat, miopia refraktif atau bola mata yang terlalu panjang, miopia aksial atau sumbu. Pasien dengan miopia akan menyatakan melihat lebih jelas pada jarak yang dekat bahkan pada jarak yang lebih dekat lagi. Sedangkan untuk melihat jarak yang jauh kabur atau pasien adalah rabun jauh. Pasien miopia mempunyai punctum remotum (titik terjauh yang masih dilihat jelas) yang dekat sehingga mata selalu dalam kedudukan konvergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan terlihat juling kedalam atau esotropia. Pada mata dengan miopia tinggi akan terdapat kelainan pada fundus okuli seperti degenerasi retina bagian perifer, dengan miopik kresen paada papil saraf optik. Pengobatan pasien dengan miopia adalah dengan memberikan kacamataa sferis negatif terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal. Bila pasien dikoreksi dengan 3,0 memberikan tajam penglihatan 6/6 dan demikian
22
DAFTAR PUSTAKA
American Optometric Assosiation. 2008. Care The Patient With Myopia. Lindbergh blvrd : St.Louis. Page 1-41 Detman, AF, et al. 2001. Retina. Singapore: Mosby Inc. 3rd edition Hall, et al. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Edisi 9. Hartono, et al. 2007. Refraksi dalam: Ilmu Penyakit Mata. Yogyakarta: Bagian Ilmu Penyakit Mata FK UGM. Ilyas, S, et al. 2003. Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Ilyas, S. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Cetakan ke-1 Patchul C. 2012. High Miopia-Nearsighted Vision. http://www.lensdesign.com/ [diakses tanggal 27 Juli 2012]. Semarang Eye Centre. 2012. Tindakan Bedah LASIK. www.semarang-eyecentre.com/ [diakses tanggal 27 Juli 2012]. Sowka, JW, et al. 2001. Handbooks of Ocular Disease Management. New York: Johson Publishing LLC. Trisnowati, et al. 2006. Miopia : Pedoman Diagnosis dan Terapi. Surabaya : Bag/SMF Ilmu Penyakit Mata RSUD dr.Soetomo. Edisi III Vaughan, et al. 2010. Oftalmologi Umum. Jakarta : EGC. Edisi 17
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 23
24