Sie sind auf Seite 1von 13

PENERAPAN KINETIC FAADE DENGAN PENDEKATAN BIOMIMETIC

Oleh Kanoasa Akbar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Alamat Jl Mt Harryono No 167 Malang 65415 Indonesia Telp: +62-341-567486, Fax: +62-341-567486 E-mail : kano.punyaemail@gmail.com ABSTRAK Kinetic faade merupakan teknologi, dimana faade memiliki kemampuan otomatik, kinetic faade memiliki beberapa pendekatan kefungsian yaitu interactive, entertainment, dan adaptive. Kepentingan adaptive yang banyak dikembangkan karena bersifat ekologis, karena memiliki sistem untuk selalu ber adaptasi dengan pergantian dan kondisi cuaca sepanjang tahun dengan cara meng optimasi sumber energi yang dapat diperbarui ( radiasi matahari dan kecepatan udara) pada selubung luar bangunan. Dalam perancangannya sebagai selubung bangunan, terdapat parameter parameter yang harus diaplikasikan pada kinetic faade ini. Konsep biomimetic, yaitu konsep meniru alam dapat digunakan sebagai pendekatan yang lebih ekologis , karena mempelajari langsung dari sistem adaptif makhluk hidup yang ada. Kata kunci :Faade, kinetic faade, biomimetic. PENDAHULUAN Global warming, sekarang ini menjadi hal yang sangat diperhatikan perkembangannya. Dampaknya pada dunia arsitektur menjadikan arsitektur harus lebih peduli dan paham pada alam dan lingkungan sekitar guna mengurani global warmin atau pemanasan global. Sustainable architecture menjadi jalan keluar agar bangunan bisa tetap atau sejalan dengan alam, biomimetic merupakan salah satu pendekatan ekologis yang melihat alam, dalam kata yunani memiliki arti menitu alam, pendekatan ini percaya bahwa permasalahan yang ada sekarang ini seperti pemanasan global sudah dipecahkan masalahnya oleh alam disekitar melalui sistem adaptif tubuhnya, hal inilah yang mendasari munculnya biomimetic. Kaitannya dengan kinetic faade, merupakan keduanya mendukung sistem pada arsitektur yang bersifat ekologis. Kinetic faade dengan sistem adaptif dan responsive dapat menyesuaikan kebutuhan atau keinginan pengguna dalam bangunan yang dinaunginya. Fasad merupakan bagian terluar suatu bangunan dapat dikatakan juga sebagai selubung bangunan yang memiliki fungsi utama sebagai pelindung pengguna bangunan dari iklim dan lingkungan di luar bangunan, selain itu suatu fasad harus tetap memenuhi aspek estetika atau keindahan

karena merupakan suatu muka bangunan. Fasad juga dapat memunculkan identitas suatu bangunan bahkan kawasan disekitarnya. KAJIAN PUSTAKA Faade Tujuan utama dari fasad bangunan adalah untuka melindungi pengguna bangunan dari lingkungan di luar bangunan. Meskipun fasad secara sejarah memiliki sistem yang statis, tetapi beberapa masih di desain dengan merespon berbagai aspek. Terkadang fasad hanya berfungsi sebagai elemen estetika dan sebagai identitas pada bangunan lain di sekitarnya. Ada kalanya fasad juga berfungsi untuk memasukkan panas matahari tetapi juga dapat menolak pada waktu tertentu. Ada kalanya juga fasad melindungi dari cuaca luar, tetapi juga membiarkan bangunan untuk bernafas. Fasad juga sebagi tempat menaungi pengguna bangunan dan tetap aman di dalamnya, tetapi dapat melihat pemandangan diluar bangunan dan tetap merasakan keterkaitan pada alam. Perbedaan kebutuhan dari kepentingan fasad ini dapat diseimbangkan atau dipenuhi tergantung dari fungsi dan waktu. Dengan menggerakkan fasad dan membuatnya lebih dinamis, fasad dapat lebih beradaptasi terhadap kondisi dan memberikan penambahan kenyamanan dengan memberikan fasad itu sebuah sistem yang lebih dalam performance nya. Fasad sekarang dapat merasakan lingkungan dan memodifikasi sendiri, dan bangunan dapat konstan bekerja untuk membuat lingkungan yang baik bagi pengguna bangunan dengan tetap melindungi dari cuaca luar. Dengan

banyak mempelajari sistem kinetic fasad dan melalui penggunaan simulasi computer dan percobaan empiris, sebuah sampel dari metode gerakan kinetis dapat di analisa untuk mendapatkan manfaat dari lingkungan, dan mendapatkan rekomendasi atau solusi terbaik. Kinetic Facade Akhir akhir ini kinetic facades sudah di produksi secara massal, tetapi banyak dari tujuannya tidak untuk control lingkungan, tetapi lebih untuk kearah segi elemen interaktif yang digunakan untuk estetika. Fasad seperti ini sebenarnya menarik dalam segi kegunaan, tetapi sedikit sekali menyentuh sebagai elemen kontrol lingkungan. Beberapa contoh dari dynamic facades yang sangat bagus tanpa mempedulikan sebagai penengah dari lingkungan indoor dan outdoor adalah BIX faade di Kuntshaus Gras oleh Realities United dan Enteractive faade oleh Electroland. Kinetic faade lainnya sudah berusaha untuk menengahi masalah lingkungan, tetapi tidak lebih dari satu aspek yaitu fokus pada radiasi matahari saja. Sistem kinetic ini memiliki pengoperasian manual yang sederhana pada sunshade nya seperti pada bangunan the Guru Bar oleh KLab, atau yang lebih rumit dan komplek lagi pada Arab Institute oleh Jean Nouvel. Arsitektur dituntut untuk memiliki fleksibilitas dalam mengakomodasi kebutuhan penggunanya, Frazer (1995) menjelaskan bahwa arsitektur harus hidup dan berkembang layaknya ekosistem alam yang beradaptasi dan berinteraksi antara sesamanya maupun dengan lingkungannya. Responsive architecture merupakan

pendekatan yang pada umumnya digunakan untuk menjelaskan adaptasi dan interaksi antara arsitektur dengan lingkungannya (Beesley, 2006) termasuk respon langsung terhadap kebutuhan pengguna bangunan. . Sistem adaptif dan respon lingkungan dapat dipelajari dari alam disekitar inilah yang dinamakan konsep biomimetic. ini juga di terapkan pada sistem adaptif pada makhluk hidup, Biomimetic Biomimicry atau biomimetics berasal dari kata Yunani yaitu bios (kehidupan) dan mimesis (meniru). Biomimetik atau biomimikri pertama kali dicetuskan oleh Janine M. Benyus, seorang penulis dan pengamat sains dari Montana. Ilmuwan sekaligus penulis, Janine Benyus, memperkenalkan istilah biomimicry di tahun 1997 dengan bukunya Biomimicry: Innovation Inspired by Nature. Benyus percaya bahwa masalah - masalah yang pernah ada sudah/pernah dipecahkan oleh alam. Benyus mengusulkan untuk menggeser perspektif atau pandangan orang dari mempelajari tentang alam menjadi mempelajari dari alam sebagai jalan untuk mengatasi permasalahan manusia, diantara hal hal yang berkaitan tentang sustainability dapat dipecahkan dengan mengaplikasikan proses biomimicry pada sebuah proyek atau pekerjaan. Dengan memanfaatkannya kedalam proses desain dapat membantu membuka kesempatan untuk dapat mengidentifikasi solusi biologis kedalam permasalahan bangunan dan masuk kedalam perspektif alam, karena ada kemungkinan bahwa alam sudah menawarkan sebuah solusi.

Konsep ini belakangan dianalisis oleh banyak orang dan mulai diterapkan. Biomimetik mengacu pada semua substansi, peralatan, mekanisme dan sistem yang diproduksi manusia untuk meniru sistem yang ada di alam. Kalangan ilmiah saat ini merasakan kebutuhan mendesak untuk menggunakan biomimetik, terutama dalam bidang nanoteknologi, teknologi robot, kecerdasan buatan, pengobatan dan militer. Biomimicry memperkenalkan sebuah era berdasarkan bukan dari apa yang bisa kita ambil dari sebuah organisme dengan ekosistemnya, tetapi apa yang bisa kita pelajari dari mereka. Pendekatan biomimicry sebagai proses desain seringkali berada pada dua kategori: Menentukan kebutuhan manusia atau permasalahan dan mencari pemecahan dari bagaimana organisme atau ekosistem menyelesaikannya, istilahnya adalah design looking to biology , atau mengidentifikasi karakter khusus, perilaku atau fungsi suatu organism atau ekosistem, dan menerjemahkannya kedalam desain, merujuk pada biology influencing design (Biomimicry Guild, 2007). Design looking to biology, Pendekatan dimana perancang melihat ke kehidupan dunia sebagai solusi, memerlukan perancang untuk mengidentifikasi masalah dan mencocokkannya ke organism yang memiliki isu yang sama. Pendekatan ini secara efektif diawali perancang dengan mengidentifikasi parameter tujuan dan parameter keberhasilan dari desain. Biology influencing design Ketika ilmu pengetahuan biologi mempengaruhi rancangan manusia, proses desain yang

kolaboratif pada awalnya tergantung pada orang - orang memiliki pengetahuan terhadap biologi atau penelitian ekologi daripada dari penentuan permasalahan desain. Sebuah contih adalah analisa ilmuwan terhadap bunga teratai yang bersih dari air rawa, hal ini memicu banyak inovasi desain seperti dijelaskan oleh Baumeister (2007) , termasuk cat teknologi kini yang dapat mudah dibersihkan. Meskipun Hawken (2007) menyampaikan bahwa manusia adalah suatu spesies yang lebih lama ada daripada kehidupan hutan tertua dan mereka tidak diragukan lagi akan sebagai spesies yang dapat beradaptasi, kesamaan antara solusi desain dan taktik yang digunakan spesies lain, secara mengejutkan memiliki sedikit perbedaan atau overlap mengingat manusia dan alam itu berada pada satu tempat dan memiliki sumber yang sama (Vincent et al., 2006, Vogel, 1998). Oleh karena itu keuntungan dari pendekatan ini adalah biologi dapat mungkin mempengaruhi manusia dalam hal masalah dalam suatu desain, sebelumnya menghasilkan ketidakpikiran dari teknologi atau sistem atau bahkan pendekatan dalam memecahkan persoalan desain. Potensi dari pergeseran sebenarnya ada pada bagaimana cara mendesain dan apa yang difokuskan pada suatu permasalahan, yang ada adalah dengan pendekatan desain biomimetic (Vincent et al., 2005).

Meskipun Biomimicry tergolong disiplin yang baru, tetapi sepertinya akan memiliki pengaruh yang kuat pada kehidupan kita di masa depan, sebagai jalan baru dari pemikiran kedepan dengan solusi yang lebih sustainable mengharmoniskan dengan alam. Saat biomimicry mulai banyak diketahui oleh seluruh duinia, para ahli biologi memulai perannya dalam pendesainan, sebagai hasil solusi dari pertisipasi menuju kemanusiaan yang lebih dekat dengan alam. Setiap langkah yang tepat akan membantu manusia lebih lama di bumi hingga akhir datang. Salah satu hal yang penting dalam hal ini adalah untuk membawa orang untuk mengeluarkan segenap gagasan sebanyak mungkin, dengan jalan menggunakan biomimicry. Banyak contoh dari solusi Biomimicry yang melihat Nature as a model, mentor and measure, yang dapat ditemukan dan dimanfaatkan. Bio-architecture architecture) (biomimicry in

Rob beug mendefinisikan bioarchitecture adalah sebagai pencarian potensi dari organisme biologi untuk dapat dimasukkan kedalam arsitektur. Setiap makhluk hidup di bumi menggambarkan sebuah sistem kefungsian yang baik sebagai adaptasi lingkungan sebagai hasil dari evolusi bertahun-tahun.

Hubungan antara biologi dan arsitektur pada awalnya mungkin terlihat asing, tetapi faktanya terdapat banyak kesamaan antara bangunan dan makhluk hidup. Hubungan ini di golongkan dalam 2 kategori besar : 1. estetika : berhubungan dengan visual dan penampilan luar 2. fungsi : berhubungan dengan cara kerja, sistem pemakaian energi dan pembuangan energi. Tingkat Kedalaman Biomimicry Dengan dua pendekatan yang telah didiskusikan sebelumnya, ada tiga tingkatan dari biomimicry yang dapat diaplikasikan kedalam sebuah desain yaitu bentuk, proses, dan ekosistem (Biomimicry Guild, 2007), suatu organisme atau ekosistem, bentuk dan proses adalah aspek- aspek yang dapat dipelajari dan ditiru (mimic).

LEVEL

Level Organisme (mimicry dari organisme spesifik)

CONTOH BANGUNAN MENIRU RAYAP Bentuk Bangunannya berbentuk seperti rayap Material Bangunan terbuat dari material yang sama seperti rayap, meniru exoskeleton atau skin-nya. Konstruksi Bangunan terbuat dengan cara sama seperti rayap membuatnya, seperti contoh sirkulasi pertumbuhan rayap. Proses Bangunan bekerja sama seperti individu rayap, contohnya rayap memproduksi hydrogen agar lebih efisien Fungsi Fungsi bangunan dalam konteks lebih luas, contohnya mendaur ulang cellulose agar tercipta tanah buatan

Bentuk Level perilaku (mimicry bagaimana cara berperilaku terhadap konteks luas/alam)

Material

Konstruksi

Proses

Fungsi

Bentuk Material

Konstruksi Level ekosistem (mimicry sebuah ekosistem) Proses

Fungsi

Bangunan seperti buatan rayap, bentuknya seperti gundukan buatan rayap Bangunan terbuat material sama sseperti rayap buat, contoh; menggunakan tanah murni sebagai bahan primer bangunan. Bangunan dibuat sama seperti rayap dapat membuatnya, contoh; bangunan dari timbunan tanah. Mengerjakan bangunan seperti rayap mengerjakan gundukannya, contoh; secara hati-hati menetukan orientasi, bentuk, seleksi material dan ventilasi alami, atau meniru rayap dalam bekerjasama Fungsi bangunan sama seperti jika dibuat dengan rayap, kondisi internal harus optimal dan thermal stabil. Bangunan terlihat seperti sebuah ekosistem (kehidupan rayap didalam) Bangunan terbuat sama seperti ekosistem rayap,contoh; menggunakan komponen alami, dan air sebagai media primer kimiawi. Bangunan disusun seperti cara ekosistem rayap, contoh; prinsip pada urutan dan penambahan kompleksitas setiap waktu. Bangunan bekerja seperti cara ekosistem rayap, contoh; bangunan menangkap dan mengubah energi dari matahari, dan mengumpulkan air. Bangunan dapat berfungsi sama sperti ekosistem rayap, contoh; dapat berpartisipasi dalam siklus hidro, carbon, nitrogen dalam sekali waktu.

METODE Secara umum metode yang digunakan adalah deskriptif analisis. Metode ini berisi paparan atau deskripsi yang terjadi saat ini disertai dengan literatur-

literatur yang mendukung teori-teori yang dikerjakan. Analisa data dapat dikerjakan secara kuantitatif. Dengan menggunakan metode deskriprtif yang membahas teknikteknik pengumplan data, pengolahan atau analisa data serta penyajiannya. Analisa data

secara kualitatif dilakukan berdasarkan logika dan argumentasi yang bersifat ilmiah.

HASIL DAN PEMBAHASAN Kinetic faade yang menggunakan pendekatan biomimetic akan memasuki Komparasi 1 Kiefer technic showroom

tingkatan mimic level organisme dan perilaku. Dimana pada level organisme akan meniru bentuk dan perilaku dari makhluk hidup yang memiliki sistem adaptif lingkungan (design looking to biology).

Didesain oleh Ernst Giselbrecht + partner, saat ini Kiefer technic showroom, sebuah bangunan kantor dan ruang exhibition dengan dynamic faade yang dapat berubah mengikuti kondisi luar bangunan, mengoptimalkan iklim dalam bangunan, dan dapat diatur oleh pengguna. Konstruksi selubung bangunan terdiri dari dinding batu bata, plafond dan lantai beton bertulang, dan baja Komparasi 2 Al Bahar tower , Abu dhabi

membungkus kolom beton. Faade terdiri dari pasangan aluminium dan jendela dengan pertemuan - pertemuan yang menonjol agar memudahkan perawatan, dengan sebuah EIFS-faade di plaster putih. Sunscreen bekerja di penutup jendela elektronik . Bangunan ini memberikan sebuah faade baru dalam tiap harinya, tergantung kondisi lingkungan yang diinginkan dalam bangunan .

Desain arsitektural terbaru di Abu Dhabi mungkin mengawali penelitian lebih lanjut dalam dunia lingkungan interior dan eksterior. Bangunan yang diarsiteki oleh Aedas Architects ini terinspirasi dari kisi - kisi tradisional arsitektur islam yang dinamakam mashrabiya, bentuk selubung geometris yang menarikdari menara memberikan visual yang kuat sejalan dengan fungsinya melindungi bagian dalam bangunan dari panas matahari. Merujuk pada tim desain bahwa bangunan yang mirip kepompong ini didasarkan perhitungan bentuk geometri dengan metode desain parametric untuk . Komparasi 3 Eastgate Centre, Zimbabwe

mendapatkan perbandingan optimal antara dinding dan lantai. Sebuah dynamic shading device yang responsive terhadap sinar matahari akan menurunkan sinar matahari yang masuk terlalu banyak. Mashrabiya ini berperan sebagai secondary skin yang mengurangi sinar panas siang hari dan mengurangi glare cahaya. Sistem ini menggunakan energi terbarukan dari panel - panel photovoltaic. Setiap atap - atap yang menghadap selatan dari menara dimasukkan sel - sel panel surya, sumber energi terbarukan ini membangkitkan kurang lebih lima persen dari total kebutuhan energi

The Eastgate Centre adalah sebuah pusat perbelanjaan dan kantor di pusat Harare, Zimbabwe dirancang oleh Mick Pearce. Didesain dengan ventilasi dan pendingin secara natural, kemungkinan ini adalah bangunan pertama di dunia yang menggunakan natural cooling pada level yang canggih ini. Dibuka pada tahun 1996 di Robert Mugabe Avenue and Second Street, dan menampung 5.600 m ruang toko retail, 26.000 m ruang kantor dan parker untuk 450 mobil. Desain dari The Eastgate Centre sengaja menjauh dari kotak kaca besar. Kantor dengan kaca seringkali mahal untuk mendapatkan kenyamanan temperature, membutuhkan penghangatan buatan pada musim dingin, dan pendinginan buatan pada musim panas. Itupun harus tetap ada sirkulasi udara didalam, menempati peringkat teratas dalam hal polusi dalam bangunan. Sistem pengkondisi udara buatan sangat riskan dalam hal perawatan, dan Zimbabwe memiliki permasalahan tambahan pada sistem dan kebanyakan suku cadang harus diimpor, memboroskan jual beli asing.

Oleh karena itu Mick Pearce, sang arsitek, mengambil pendekatan alternative. Karena pengaruh lokasi, Harare memiliki temperature iklim tropis sehingga memiliki suhu yang cukup tinggi. Sehingga dibuatlah sistem passive cooling. Lebih jauh lagi, sistem passive cooling sangat cocok di aplikasikan di daerah Afrika ini, karena jauh sebelum manusia memikirkan hal itu, passive cooling sudah digunakan oleh rayap local. Gundukan rayap termasuk corong / ventilasi yang melewati atas dan samping, dan gundukan itu sendiri didesain untuk menangkap angin sepoi-sepoi. Saat angin bertiup, udara panas dari ruang utama dibawah tanah akan tertarik keluar dari struktur, dibantu oleh rayap dengan membuka atau menutup lorong untuk mengontrol pergerakan udara. Dengan penjelasan diatas diketahui bahwa rayap memiliki kemampuan luar biasa untuk mengatur temperature dan kelembaban dengan konstan di dalam gundukannya di Afrika dimana suhu luar rata rata diantara 35F sampai 104F. Para peneliti mengawali penelitiannya dengan

men-scan sebuah gundukan rayap dan membuat gambar struktur 3D-nya, sehingga diungkap konstruksi yang memengaruhi desain bangunan The Eastgate Centre, sebuah bangunan tinggi menengah di Harare, Zimbabwe yang

menggunakan bentuk sistem passive cooling yang hamper sama kerjanya dengan gundukan rayap dan tetap sejuk tanpa AC serta hanya menggunakan 10% energi dari yang seharusnya dibutuhkan oleh bangunan sebesar itu.

Komparasi 4 Esplanade Theater, Singapore

Esplanade Theatres on the Bay adalah bangunan 6 hektar di waterfront land sepanjang Marina Bay didekat mulut sungai Singapore, dibangun dengan tujuan dijadikan pusat pertunjukkan seni untuk Negara pulau singapura. Sesuai dengan namanya Esplanade , ini memiliki concert hall dengan 1.600 kursi dan sebuah teater dengan kapasitas sekitar 2.000 untuk pertunjukkan seni. Dibuka pada 12 oktober 2002, esplanade dibangun menghabiskan dana sekitar SGD 600.000.000. Bangunan didesain oleh dua firma arsitektur yang bekerja sama; oleh DP Architects (DPA) of Singapore dan dari London Michael Wilford & Partners (MWP), meskipun proyek dikerjakan terakhir pada mei 1995.

Desainnya di publikasikan pada 1994, terdiri dari dome kaca dikeseluruhan teater, banyak kritikan berkaitan dengan desain yang kurang tepat untuk wilayah dan iklim singapura, tetapi menurut direkur DPA Vikas Gore beberapa bentuk dari shading sudah diubah sesuai yang diharapkan, dan sunshade ditambahkan pada desain akhir. The Esplanade Theater yang didesain oleh DP Architects dan Michael Wilford, selubung bangunan yang rumit dimana akan mempengaruhi wajah dan fungsi dari interior, terinspirasi dari multilayer buah Durian dengan ditutupi oleh duri. Durian menggunakan selubung semirigid yang bertekanan tinggi untuk melindungi biji didalamnya, dan diadopsi untuk eksterior bangunan yang rumit

sebagai sistem shading yang dapat mengatur cahaya matahari pada siang hari

tetapi tetap melindungi bagian dalam atau interior dari kelebihan panas.

Komparasi 5 Cephalobotic architecture sebuah konsep interactive faade dengan pendekatan biomimetic pada hewan laut cephalopod (sejenis cumi cumi). Cephalopods memiliki chromatophores, iridophores, dan opsins pada kulitnya, dimana dapat memproduksi warna dan pantulan berturut turut, ketika inderanya merasakan datangnya cahaya. Sistem ini membuat cephalopods untuk dapat memperlihatkan pergantian warna secara acak secara cepat. Sehingga dengan ini mereka dapat berkomunikasi maupun menyamar.

Komparasi 6 Homeostatic faade Teknologi material dari firma Decker Yeadon, sebuah sistem double-skin glass facade pada bangunan tinggi yang dapat membuka dan menutup dengan sendirinya sebagai akibat dari merespon suhu dalam ruangan bangunan. Disebut the Homeostatic Faade System, smart materials mengatur iklim dalam bangunan, seperti kebanyakan makhluk hidup yang memenuhi temperature

tubuhnya sendiri. Decker Yeadon's facade system terinspirasi dengan otot, dan sistem homeostatis pada otot.

Faade nya seperti jendela dengan garis memutar. Itu adalah pita-pita dari elastomer yang dibungkus dengan inti polymer yang fleksible. Dengan penutup dari logam untuk

mengalirkan listrik sehingga dapat berubah bentuk. Ketika sinar matahari menghangatkan interior bangunanwaktu siang hari, elastomer akan meluas, menciptakan bayang teduh dalam bangunan. Ketika interior mendingin, kontraksi elastomer terjadi sehingga dapat memasukkan cahaya lebih.

KESIMPULAN Dalam perancangan bangunan dengan pendekatan biomimetic, terdapat analisa analisa yang mendalam terhadap komparasi objek hidup yang dikajinya. Bangunan east gate di Zimbabwe mengadopsi sistem adaptif pada ekosistem rayap, analisa yang ini mendapati kerumitan lebih karena bersifat makro tetapi dengan detail detail yang mikro pada sintesisnya, sama seperti pada cephalopod, dengan mempelajari perubahan secara biologis pada kulit cephalopod maka dapat merancang mekanisme teknologi faade yang digunakan. Pada komparasi homeostatis faade dengan kedalaman level biomimicry pada level perilaku , khusunya perilaku otot otot yang berkontraksi pada saat terkena panas atau cahaya matahari, sehingga mendapatkan hasil yang baik yaitu dapat mendinginkan interior bangunan seperti pada fungsi kulit tubuh manusia. DAFTAR PUSTAKA Moloney, Jules, A Morphology Of Pattern For
Kinetic Facades, Routledge, 2011. Benyus, Janine, Biomimicry Primer, ask nature, 1998 Seniosiain, Javier, Bio-architecture, Elsevier, 2003 Yeadon, Decker, Homeostatic Faade System, ask nature, 2013 Marine Biological Laboratory, Optical Metamaterials, ask nature, 2012 Ashraf, Salma, Biomimicry As A Tool For Sustainable Architectural Design Mahmoud, Elghawaby, Biomimicry: A New

Hal yang sama pada esplanade singapura, bukan hanya bangunan tersebut meniru bentuk kulit dari buah durian, melainkan juga mengikuti sistem perlindungan buah pada durian yaitu menggunakan double-layered. Dalam komparasi ini menunjukkan bahwa level biomimicry dapat digunakan bersamaan. Penggabungan sistem kinetik fasad dengan biomimetik terdapat pada homeostatis fasad dan juga pada bangunan al bahar tower abu dhabi, pada kedua faade ini hanya menerapkan prinsip biomimetik nya yaitu mendinginkan tetapi tidak pada bentuknya, hal ini menjadi variasi lain dari biomimetik. Al bahar tower mengadopsi sitem kepompong yaitu menyelubungi, tetapi tidak mengikuti patterns atau pola pola pada selubung kepompong.

Approach to Enhance the Efficiency of Natural Ventilation Systems in Hot Climate Anonim, Biomimicry Resource Handbook

Das könnte Ihnen auch gefallen