Sie sind auf Seite 1von 3

REPORT

Rahardjo SP. Patient demography

PATIENT DEMOGRAPHY AND DIAGNOSTIC INDICATIONS OF TRACHEOSTOMIES PERFORMED AT WAHIDIN SUDIROHUSODO HOSPITAL, MAKASSAR.
Sutji Pratiwi Rahardjo
Department of Oto-rhino-laryngology Head and Neck, Medical Faculty, Hasanuddin University

ABSTRACT
Background: Tracheostomy is the surgical creation of a stoma in the neck to create an artificial airway due to obstruction. Objectives: To describe the demography and diagnostic indication of tracheostomy patients in Makassar: Methodology: Patient information was obtained medical records held at Wahidin Sudirohusodo Hospital, Makasar. Results : From 2004 2007 there were 48 tracheostomies performed in Wahidin Sudirohusodo hospital, Makassar, 33 cases (68%) were male and the most common age group was 61 75 years (14 cases). Emergency tracheostomies (31 cases) were higher than elective tracheostomies (17 cases). Laryngeal tumors (11 cases) were the most common tracheostomy indication. Keywords: tracheostomy, emergency, surgery, laryngeal, tumor.

PROFIL PENDERITA DAN INDIKASI TINDAKAN TRAKEOSTOMI DI RUMAH SAKIT DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR ABSTRAK
Latar belakang: Trakeostomi adalah tindakan membuat stoma pada trakea melalui operasi yang bertujuan untuk membuat jalan napas buatan akibat adanya sumbatan jalan napas, Tujuan : untuk melihat demografi dan indikasi pasien yang menjalani trakeostomi di Makassar. Metode : Data penderita yang menjalani trakeostomi dikumpulkan dari rekam medis pasien yang dirawat di RS Wahidin Sudirohusodo, tahun 2004 2007. Hasil: Jumlah tindakan trakeostomi di RS Wahidin Sudirohusodo periode 2004 2007 adalah 48 kasus, dengan jumlah pria sebanyak 33 kasus (68%), Kelompok usia yang menjalani trakeostomi terbanyak adalah 61 75 tahun (14 kasus), dan sebanyak 31 kasus bersifat darurat. Sumbatan jalan napas akibat tumor laring merupakan indikasi terbanyak trakeostomi (11 kasus), Kata kunci: trakeostomi, darurat, bedah, laryngeal, tumor

The Indonesian Journal of Medical Science Volume 2 No.2 April-June 2009

111

REPORT
Rahardjo SP. Patient demography

PENDAHULUAN
Trakeostomi adalah suatu tindakan membuat stoma pada dinding anterior trakea dengan tujuan membuat jalan napas buatan. Prosedur trakeostomi dahulu disebut dengan berbagai istilah, antara lain laringotomi atau bronkotomi sampai istilah trakeotomi diperkenalkan. Pada tahun-tahun belakangan ini digunakan istilah yang lebih tepat yaitu trakeostomi 1,2. Menurut letak stoma, trakeostomi dibedakan atas letak tinggi dan letak rendah dengan batasnya adalah cincin trakea III. Sedangkan menurut waktu dilakukan tindakan trakeostomi dibagi atas; 1) trakeostomi darurat atau segera, dan 2) trakeostomi berencana/elektif dan dapat dilakukan dengan lege artis. Perbedaan lain dari kedua j enis trakeostomi di atas adalah dari jenis insisinya. Trakeostomi darurat insisi yang dilakukan adalah insisi vertikal yang memberikan keuntungan berupa pembukaan lapangan operasi lebih baik yang dibutuhkan bagi kontrol jalan napas secara cepat, sedangkan pada trakeostomi elektif insisi yang dilakukan adalah insisi horizontal karena lebih mengutamakan kosmetik 1,2,3,4. Terdapat berbagai indikasi untuk melakukan tindakan trakeostomi mulai dari yang bersifat darurat maupun eletif(6). Sejumlah referensi menj elaskan prosedur trakeostomi namun pada dasarnya semua mengharuskan adanya persiapan pasien dan alat yang baik1,3,4,7. Tindakan trakeostomi dapat menimbulkan berbagai komplikasi baik akut maupun kronik 4,7 . Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan demografi dan indikasi trakeostomi di RS. Wahidin Sudirohusodo, Makassar.

METODOLOGI
Penelitian ini merupakan deskriftifretrospektif, dengan mengumpulkan dan memaparkan penderita yang menjalani tindakan trakeostomi di RS Dr Wahidin Sudirohusodo periode 2004 2007. Data-data diperoleh dari catatan rekam medis penderita.

HASIL PENELITIAN
Selama periode tahun 2004 sampai dengan 2007 total kasus penderita yang menjalani tindakan trakeostomi di RS Wahidin Sudirohusodo adalah sebanyak 48 kasus dengan perbandingan jumlah pria (68%), lebih banyak dibandingkan wanita (32%), sebagaimana terlihat pada tabel 1 Tabel 1. Jumlah Kasus Trakeostomi Periode 2004 2007

Tahun 2004 2005 2006 2007 Jumlah

Jenis Kelamin Pria Wanita 7 4 8 3 6 3 12 5 33 15

Jumlah 11 11 9 17 48

Dari tabel 1 dapat terlihat bahwa jumlah tindakan trakeostomi yang dilakukan sepanjang tahun 2004 2007 adalah sebanyak 48 kasus, dengan perbandingan pria dan wanita 3 : 1. Pada kelompok pria tindakan trakeostomi terbanyak adalah pada tahun 2007 dan terendah pada tahun 2006, sedangkan pada kelompok wanita terbanyak apda tahun 2007 dan terendah pada tahun 2005 dan 2006.

112

The Indonesian Journal of Medical Science Volume 2 No.2 April-June2009

REPORT
Rahardjo SP. Patient demography

Tabel 2. Jumlah Kasus Trakeostomi Menurut Kelompok Usia Kelompok Usia Jumlah 0 - 15 tahun 16 - 30 tahun 31 - 45 tahun 46 - 60 tahun 61 - 75 tahun Total 8 4 10 12 14 48

25%. Terdapat 31 kasus trakeostomi darurat dengan tumor laring sebagai penyebab terbanyak (11 kasus).

DAFTAR RUJUKAN
1. Bradley, P.J., Management of Obstructed Airway and Tracheostomy in Laryngology and Head and Neck Surgery, Scott-Browns Otolaryngology, Vol 5, 6 th Edition, London, Butterworth-Heinemann, 1997: 7 18. 2. Hadikawarta, A., Rusmarj ono, Soepardi, E., Penanggulangan Sumbatan Laring dalam Soepardi EA, Iskandar N., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, dan Kepala Leher. Edisi Kelima, Jakarta, Balai Penerbit FKUI, 2004: 201-12 3. Kenneth, C.Y., Airway Management and Tracheostomy in Current Diagnosis and Treatment in Otolaryngology-Head and Neck Surgery, Anil K. Lalwani, Boston , McGraw-Hill, 2004: 54148. 4. Lee, K.J., Tracheostomy in The Laryng in Essential Otolaryngology Head and Neck Surgery, 8 th Edition, New York, McGraw-Hill, 2003 : 774-79. 5. Tracheostomy http:// www.tracheostomy.com/resources/ articles/tracheostomy/ index.htm 6. Morgan, C.M., Tracheostomy in eMedicine Journal, , Volume 2, Nomor 7, Department of Surgery, Division of Otolaryngology, University of Alabama at Birmingham, 2001; 1- 12. 7. Spector, G.J., and Faw, K.D., Insufisiensi Pernapasan dan Trakeostomi dalam Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher, Ballenger JJ, Alih Bahasa Bagian THT KL RSCM-FKUI, Jilid I, Edisi ke-13, Jakarta, Binarupa Aksara, 1994 : 435 62.

Data pada tabel 2 memperlihatkan bahwa kelompok usia yang terbanyak menjalani tindakan trakeostomi adalah 61 75 tahun yaitu sebanyak 14 kasus, sedangkan kelompok usia terendah adalah 16 30 tahun yaitu sebanyak 4 kasus. Jika pasien trakeostomi dibagi menurut waktunya, didapatkan bahwa trakeostomi darurat dilakukan terhadap 31 kasus adalah lebih banyak dibandingkan trakeostomi elektif yaitu sebanyak 17 kasus. Indikasi terbanyak trakeostomi darurat pada penelitian ini adalah sumbatan jalan napas, secara berturut-turut, yaitu tumor laring (11 kasus), bilateral midline paralysis (6 kasus), benda asing bronkus (5 kasus), suspek papiloma laring (3 kasus), tumor orofaring (2 kasus), dan unilateral midline paralysis, tumor lidah, stenosis laring, dan tumor cavum nasi (masing-masing 1 kasus). Pada grafik 2 juga dapat terlihat bahwa pada kasus trakeostomi elektif, 15 kasus dilakukan LD biopsy (alternatif jalan napas), 2 kasus merupakan penundaan trakeostomi darurat akibat komplikasi akut, bilateral midline paralysis dengan apneu dan tumor glotik dengan cardiac arrest masing-masing 1 kasus. Secara keseluruhan dilaporkan bahwa sepanjang 2004 2007 terdapat 48 kasus trakeostomi dengan kelompok usia terbanyak pada 61 75 tahun sebanyak

The Indonesian Journal of Medical Science Volume 2 No.2 April-June 2009

113

Das könnte Ihnen auch gefallen