Sie sind auf Seite 1von 21

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya, yang sering menimpa anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab non infeksi yang perlu dipertimbangkan. Bronkopneumonia lebih sering merupakan infeksi sekunder terhadap berbagai keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh tetapi bisa juga sebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada anak-anak dan orang dewasa. Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 3 ! pada anak-anak di bawah umur " tahun dengan resiko kematian yang tinggi,di #egara berkembang infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan. $aporan %&' ())) menyebutkan bahwa penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas akut termasuk pneumonia dan influen*a. &asil survei Kesehatan +umah ,angga -epkes tahun . (, penyakit infeksi saluran napas bawah menempati urutan ke-. sebagai penyebab kematian di Indonesia. -i +/0- -r. /oetomo /urabaya didapatkan data sekitar (1 pneumonia komuniti dengan angka kematian antara . - 3" !. 2neumonia komuniti menduduki peringkat keempat dan sepuluh penyakit terbanyak yang dirawat per tahun. Berdasarkan hasil survei diatas, kami koas anak merasa penting untuk membahas bronkopneumonia.

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Dasar 2.1.1 Def n s Bronkopneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispnue, panas, cepat dandangkal, muntah, diare serta batuk kering dan produktif.( Bronchopneumonia disebut juga pneumoni lobularis adalah suatu keadaan yang menyatakan adanya penyebaran daerah infeksi yang berbercak denga diameter sekitar 3 sampai 3cm yang mengelilingi dan jaga melibatkan bronki.. Bronchopneumina merujuk pada radang paru yang dipusatkan pada bronkiolus dan menyebabkan produksi eksudat mukopurulen yang mengobstruksi beberapa jalan nafas kecil dan menyebabkan kosolidasi bercak pada lobulus yang beekatan3 Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing. 2.1.2 Ep !e" olog Bronkopneumonia paling sering didapatkan pada anak kecil dan pada anak yang lebih besar dengan kondisi kronik yang mempengaruhi fungsi pernafasan 4misalnya fibrosis kistik, palsi serebral berat5." Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 3 ! pada anakanak di bawah umur " tahun dengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan di 6merika pneumonia menunjukkan angka (3! dari seluruh penyakit infeksi pada anak di bawah umur . tahun. Infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun yang sudah maju. -ari data /768I9 &ealth /tatistic . ( influen*a dan pneumonia merupakan penyebab kematian nomor : di Indonesia, nomor ) di Brunei, nomor 2

; di 8alaysia, nomor 3 di /ingapura, nomor : di ,hailand dan nomor 3 di <ietnam. $aporan %&' ())) menyebutkan bahwa penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran napas akut termasuk pneumonia dan influen*a. Insidensi pneumonia komuniti di 6merika adalah (. kasus per ( orang per tahun dan merupakan penyebab kematian !.-i 6merika dengan cara invasif pun utama akibat infeksi pada orang dewasa di negara itu. 6ngka kematian akibat pneumonia di 6merika adalah ( penyebab pneumonia hanya ditemukan " !. 2enyebab pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya, sedangkan pneumonia dapat menyebabkan kematian bila tidak segera diobati, maka pada pengobatan awal pneumonia diberikan antibiotika secara empiris.&asil /urvei Kesehatan +umah ,angga -epkes tahun . di Indonesia. -i /8= 2aru +/02 2ersahabatan tahun . (, penyakit infeksi saluran napas bawah menempati urutan ke-. sebagai penyebab kematian ( infeksi juga merupakan penyakit paru utama, "1 ! diantara penderita rawat jalan adalah kasus infeksi dan ((,: ! diantaranya kasus nontuberkulosis, pada penderita rawat inap "1,1 ! kasus infeksi dan (3,: ! diantaranya kasus nontuberkulosis. -i +/02 &. 6dam 8alik 8edan "3,1 ! kasus infeksi dan .1,: ! diantaranya infeksi nontuberkulosis. -i +/0- -r. /oetomo /urabaya didapatkan data sekitar (1 pneumonia komuniti dengan angka kematian antara . - 3" !. 2neumonia komuniti menduduki peringkat keempat dan sepuluh penyakit terbanyak yang dirawat per tahun. 2.1.# Et olog 2enyebab bronkopneumonia yang biasa dijumpai adalah > =aktor Infeksi Pa!a neonat$s > /treptokokus grup B, +espiratory /incytial <irus 4+/<5. Pa!a %a& > > <irus parainfluensa, > virus influen*a, 6denovirus, +/<, 9ytomegalovirus. 'rganisme Bakteri atipikal > 9hlamidia trachomatis, &aemofilus 2neumocytis. influen*a, /treptokokus pneumoni, <irus

8ycobacterium tuberculosa, B. pertusis. 3

2ada anak-anak > > 2arainfluensa, Influensa <irus, 6denovirus, +/2 'rganisme atipikal > 8ycoplasma pneumonia

<irus

Bakteri > 2neumokokus, 8ycobakterium tuberculosa. Pa!a anak %esar ' !e(asa "$!a > atipikal > 8ycoplasma pneumonia, 9. trachomatis Bakteri > 2neumokokus, B. 2ertusis, 8. tuberculosis. =aktor #on Infeksi. ,erjadi akibat disfungsi menelan atau refluks esophagus meliputi > Bronkopneumonia hidrokarbon > ,erjadi oleh karena aspirasi selama penelanan muntah atau sonde lambung 4 *at hidrokarbon seperti pelitur, minyak tanah dan bensin5. Bronkopneumonia lipoid > ,erjadi akibat pemasukan obat yang mengandung minyak secara intranasal, termasuk jeli petroleum. /etiap keadaan yang mengganggu mekanisme menelan seperti latoski*is,pemberian makanan dengan posisi hori*ontal, atau pemaksaan pemberian makanan seperti minyak ikan pada anak yang sedang menangis. Keparahan penyakit tergantung pada jenis minyak yang terinhalasi. ?enis minyak binatang yang mengandung asam lemak tinggi bersifat paling merusak contohnya seperti susu dan minyak ikan . /elain faktor di atas, daya tahan tubuh sangat berpengaruh untuk terjadinya Bronkopneumonia. 8enurut sistem imun pada penderita-penderita penyakit yang berat seperti 6I-/ dan respon imunitas yang belum berkembang pada bayi dan anak, malnutrisi energy protein 48725, penyakit menahun, pengobatan antibiotik yang tidak sempurna merupakan faktor predisposisi terjadinya penyakit ini. 2.1.) Klas f kas /ebenarnya bronkopneumonia merupakan bagian dari pneumonia. 2embagian pneumonia sendiri pada dasarnya tidak ada yang memuaskan, dan 4

'rganisme

pada umumnya pembagian berdasarkan anatomi dan etiologi. Beberapa ahli telah membuktikan bahwa pembagian pneumonia berdasarkan etiologi terbukti secara klinis dan memberikan terapi yang lebih relevan. 2embagian secara anatomis > 2.1.* 2neumonia lobaris 2neumonia lobularis 4bronkopneumonia5 2neumonia interstisialis 4bronkiolitis5 2embagian secara etiologi > Bakteri > Pneumococcus pneumonia, Streptococcus pneumonia, Staphylococcus pneumonia, Haemofilus influenzae. <irus > +espiratory /ynctitial virus, 2arainfluen*ae virus, 6denovirus ?amur > 9andida, 6spergillus, 8ucor, &istoplasmosis, 9occidiomycosis, Blastomycosis, 9ryptoccosis. 9orpus alienum 6spirasi 2neumonia hipostatik Patogenes s -alam keadaan sehat pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme, keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru. ,erdapatnya bakteri di dalam paru merupakan ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat timbulnya infeksi penyakit. 8asuknya mikroorganisme ke dalam saluran nafas dan paru dapat melalui berbagai cara, antara lain >Inhalasi langsung dari udara6spirasi dari bahan-bahan yang ada di nasofaring dan orofaring 2erluasan langsung dari tempat-tempat lain 2enyebaran secara hematogen 8ekanisme daya tahan traktus respiratorius bagian bawah sangat efisien untuk mencegah infeksi yang terdiri dari > /usunan anatomis rongga hidung ?aringan limfoid di nasofaring Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sekret lain yang dikeluarkan oleh sel epitel tersebut. +efleks batuk. +efleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi. -rainase sistem limfatis dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional. =agositosis aksi limfosit dan respon imunohumoral terutama dari Ig 6. /ekresi en*im @ en*im dari sel-sel yang melapisi trakeo-bronkial yang 5

bekerja sebagai antimikroba yang non spesifik. Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan jaringan sekitarnya. /etelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu proses peradangan yang meliputi empat stadium, yaitu > 6. /tadium I 43 @ (. jam pertamaAkongesti5 -isebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. &al ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. &iperemia ini terjadi akibat pelepasan mediatormediator peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan. 8ediator-mediator tersebut mencakup histamin dan prostaglandin. -egranulasi sel mast juga mengaktifkan jalur komplemen. Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru. &al ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus. 2enimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin. B. /tadium II 431 jam berikutnya5 -isebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu 4 host 5 sebagai bagian dari reaksi peradangan. $obus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 31 jam. 9. /tadium III 43 @ 1 hari5 -isebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. 2ada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisasisa sel. 2ada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti. -. /tadium I< 4; @ (( hari5 -isebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat 6

lisis dan diabsorsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula. 2.1.+ ,a"%aran Kl n s Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari. /uhu dapat naik secara mendadak sampai 3)-3 B9 dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. 6nak sangat gelisah, dispnea, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut. Batuk biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit,anak akan mendapat batuk setelah beberapa hari, di mana pada awalnya berupa batuk kering kemudian menjadi produktif. 2ada pemeriksaan fisik didapatkan > Inspeksi > pernafasan cuping hidung 4C5, sianosis sekitar hidung dan mulut, retraksi sela iga. 2alpasi > /tem fremitus yang meningkat pada sisi yang sakit. 2erkusi > /onor memendek sampai beda 6uskultasi > /uara pernafasan mengeras 4vesikuler mengeras5 disertai ronki basah gelembung halus sampai sedang. 2ada bronkopneumonia, hasil pemeriksaan fisik tergantung pada luasnya daerah yang terkena. 2ada perkusi toraks sering tidak dijumpai adanya kelainan. 2ada auskultasi mungkin hanya terdengar ronki basah gelembung halus sampai sedang. Bila sarang bronkopneumonia menjadi satu 4 konfluens 5 mungkin pada perkusi terdengar suara yang meredup dan suara pernafasan pada auskultasi terdengar mengeras. 2ada stadium resolusi ronki dapat terdengar lagi.,anpa pengobatan biasanya proses penyembuhan dapat terjadi antara .-3 minggu. 2.1.Pe"er ksaan La%orator $" a. Dambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya (". berhubungan dengan infeksi virus atau mycoplasma. b. c. #ilai &b biasanya tetap normal atau sedikit menurun /inar E > mengidentifikasi distribusi strukturalF dapat juga menyatakan abses luasAinfiltrat, empiema4stapilococcus5F infiltrasi menyebar atau terlokalisasi 4bakterial5F atau penyebaran Aperluasan infiltrat nodul 4virus5. 2neumonia mikoplasma sinar E dada mungkin bersih. d. 6nalisa gas darah4 6D-6 5 menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia.2ada stadium lanjut dapat terjadi asidosis metabolik. 7 @3 . A mm3 dengan pergeseran ke kiri. ?umlah leukosit yang tidak meningkat

e.

2emeriksaan gramAkultur sputum dan darah > diambil dengan biopsi jarum, aspirasi transtrakeal, bronkoskopifiberotik atau biopsi pembukaan paru untuk mengatasi organisme penyebab. Kultur dahak dapat positif pada . @ " ! penderita yang tidak diobati.

f.

?-$

> leukositosis biasanya ada, meski sel darah putih rendah terjadi

pada infeksi virus, kondisi tekanan imun memungkinkan berkembangnya pneumonia bakterial. g. h. i. 2emeriksaan serologi $7> meningkat > titer virus atu legionella, aglutinin dingin.

2emeriksaan fungsi paru > volume mungkin menurun 4kongesti dan kolaps alveolar5F tekanan jalan nafas mungkin meningkat dan komplain menurun, hipoksemia.

j. k. l.

7lektrolit Bilirubin

> natrium dan klorida mungkin rendah > mungkin meningkat

6spirasi perkutanAbiopsi jaringan paru terbuka >menyatakan intranuklear tipikal dan keterlibatan sitoplasmik498<5 4-oenges, ()))5

2.1.. D agnos s -iagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan gejala dan tanda yang diuraikan sebelumnya disertai pemeriksaan penunjang. 2ada bronkopneumonia, bercak-bercak infiltrat didapati pada satu atau beberapa lobus. =oto rontgen dapat juga menunjukkan adanya komplikasi seperti pleuritis, atelektasis, abses paru, pneumotoraks atau perikarditis. Dambaran ke arah sel polimorfonuklear juga dapat dijumpai. 2ada bayi-bayi kecil jumlah leukosit dapat berada dalam batas yang normal. Kadar hemoglobin biasanya normal atau sedikit menurun4(,.5. -iagnosis etiologi dibuat berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi serologi, karena pemeriksaan mikrobiologi tidak mudah dilakukan dan bila dapat dilakukan kuman penyebab tidak selalu dapat ditemukan. 'leh karena itu %&' mengajukan pedoman diagnosa dan tata laksana yang lebih sederhana. Berdasarkan pedoman tersebut bronkopneumonia dibedakan berdasarkan > Bronkopneumonia sangat berat > dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika. 8

Bila terjadi sianosis sentral dan anak tidak sanggup minum,maka anak harus

Bronkopneumonia berat > anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.

Bila dijumpai adanya retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup minum,maka Bronkopneumonia > G : EAmenit pada anak usia H . bulan G " EAmenit pada anak usia . bulan @ ( tahun G 3 EAmenit pada anak usia ( - " tahun. Bukan bronkopenumonia > dan tidak perlu diberi antibiotika. -iagnosis pasti dilakukan dengan identifikasi kuman penyebab> (. Kultur sputum atau bilasan cairan lambung .. Kultur nasofaring atau kultur tenggorokan 4throat swab5, terutama virus 3. -eteksi antigen bakteri 2.1./ D agnosa Ban! ng Bronkiolitis 6spirasi pneumonia ,b paru primer astma

Bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernafasan yang cepat >

&anya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti diatas, tidak perlu dirawat

2.1.10 Penatalaksanaan /ebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tetapi hal ini tidak dapat selalu dilakukan dan memakan waktu yang cukup lama, maka dalam praktek diberikan pengobatan polifarmasi maka yang biasanya diberikan> a. community based> 2enisilin ( mgAkgBBAhari 3E pemberia,ditambah dengan kloramfenikol " -;" mgAkgBBAhari 3E pemberin atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti ampisilin. 2engobatan ini diteruskan sampai bebas demam 3-" hari. &ospital based> 9

/efotaksim (

mgAkgAhari dalam .E pemberian.

b. 2emberian oksigen (-. literAi. c. 9airan intravena, biasanya diperlukan campuran glukose "! dan #acl .)! dalam perbandingan 3>( ditambah larutan K9$ ( m7IA" mlAbotol infus. d. Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asidosis metabolik akibat kurang makan dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisa gas darah arteri. e. 2asien bronkopnemonia ringan tidak usah dirawat dirumah sakit.3 2.1.11 Ko"pl kas 'titis media Bronkiektase 6bses paru 7mpiema

2.1.12 Prognos s /embuh total, mortalitas kurang dari ( !, mortalitas bisa lebih tinggi didapatkan pada anak-anak dengan keadaan malnutrisi energi-protein dan datang terlambat untuk pengobatan. Interaksi sinergis antara malnutrisi dan infeksi sudah lama diketahui. Infeksi berat dapat memperjelek keadaan melalui asupan makanan dan peningkatan hilangnya *at-*at gi*i esensial tubuh. /ebaliknya malnutrisi ringan memberikan pengaruh negatif pada daya tahan tubuh terhadap infeksi. Keduaduanya bekerja sinergis, maka malnutrisi bersama-sama dengan infeksi memberi dampak negatif yang lebih besar dibandingkan dengan dampak oleh faktor infeksi dan malnutrisi apabila berdiri sendiri. 2.1.1# Pen1ega2an 2enyakit bronkopneumonia dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan penderita atau mengobati secara dini penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya bronkopneumonia ini. /elain itu hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh kaita terhadap berbagai penyakit saluran nafas seperti > cara hidup sehat, makan makanan bergi*i dan teratur ,menjaga kebersihan ,beristirahat yang cukup, rajin 10

berolahraga. 8elakukan vaksinasi juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terinfeksi antara lain> (. <aksinasi 2neumokokus .. <aksinasi &. influen*a 3. <aksinasi <arisela yang dianjurkan pada anak dengan daya tahan tubuh rendah 3. <aksin influen*a yang diberikan pada anak sebelum anak sakit.

11

DAFTAR PUSTAKA
(. 6limatul, hidayat 6 6*i*. 2engatar Ilmu Kesahatan 6nak untuk pendidikan kebidanan. ?akarta> /alemba 8edika. . 1

.. 2rice, /ylvia 6. %ilson, $orraine 8. 2atofisiologi. Konsep klinis proses-proses penyakit. <olume .. 7disi :. ?akarta> 7D9. . "

3. Behrman, +ichard 7. Kliegman, robert 8. #elson 7sensi 2ediatri. 7disi 3. ?akarta> 7D9.. ( 3. ,aher, 6kmal. 2anduan pelayanan medis departemen ilmu kesehatan anak. +/98. ?akarta.. ;

". 8eadow, +oy. #ewell, /imon. $ectue #otes 2ediatrika. 7disi ;. ?akarta> 7rlangga. . "

12

STATUS PASIEN MAHASISWA SMF KESEHATAN ANAK RSPM 1. Anamnese pribadi O.S.

Nama Umur Jenis !ama #uku lamat

: Riski Ramadhan : 11 tahun : Laki - laki : "slam : Ja$a : %esa &e'an! &!( "n)res L*( "" : 23 !ustus 2013 ir +a$ar Lan!kat

+an!!al masuk ,, masuk ., masuk

: 17-5 *! : 123 /m rang !"a O.S. A#AH 0adli + 1usa 43 tahun "slam /eh #1 2iras$asta I$U Ramlah Rusdiani 32 tahun "slam Ja$a #1. "R+ -

2. Anamnese mengenai IDENTITAS NAMA UMUR A%AMA SUKU PENDIDIKAN PEKER&AAN PEN#AKIT

13

A'AMAT

%esa "n)res

&e'an! L*( ""

&!( %esa Lan!kat

&e'an!

&!(

ir "n)res L*( ""

ir +a$ar

+a$ar Lan!kat PERKAWINAN .ertama

.ertama

(. Ri)a*a! +e,a-iran O.S.

3ara lahir Usia kehamilan

: #e/ti4 3esaria : 36 min!!u

+an!!al lahir : 22 0e'ruari 2004 +em)at lahir .en4l4n! ,, lahir ., lahir : Rumah sakit : %4kter kandun!an : 3800 !r :-

.. Per+embangan /isi+

#aat lahir 3 'ulan dan

: 1enan!is kuat dan 'er!erak akti5 : 1en!ikuti 4'6ek den!an mata- men!an!kat ke)ala-

telun!ku) 4 'ulan : %uduk den!an di'antu 14

6 'ulan

: lan!kah

%uduk

sendiri-

meran!kak- melan!kah 'e'era)a

den!andi'antu 1 tahun 2 tahun 'erinteraksi den!an lin!kun!an sekitarn7a( 3 tahun teman sekitarn7a 6 tahun mas7arakat sekitarn7a : ,erada)tasi den!an lin!kun!an sek4lah dan : 1el4m)at den!an 'aik dan mulai 'er!aul den!an : ,er6alan sendiri : 1en!u/a)kan 'e'era)a kalimat dan 'ela6ar

0. Anamnese ma+anan 0-3 'ulan 3-6 'ulan 6-12 'ulan 1-2 tahun 2-3 tahun 3-4 tahun 4-5 tahun 5-sekaran! 1. Im"nisasi 9e)atitis , : 3: 15 : : : : : #" #" #" 8 . #" 8 nasi tim #" 8 . #" 8 nasi tim #" 8 . #" 8 nasi den!an lauk )auk serta sa7ur

: . #" 8 nasi den!an lauk )auk serta sa7ur : Nasi den!an lauk )auk serta sa7ur : Nasi den!an lauk )auk serta sa7ur

.4li4 ,3& %.+

: 4: : 1: : 4:

3am)ak : 1: *esan : imunisasi dasar len!ka)

2. Pen*a+i! *ang perna- dideri!a 3 444 5. Ke!erangan mengenai sa"dara O.S. 3 ;(#( meru)akan anak ke 2 dari 2 'ersaudara nak )ertama- laki-laki - 14 tahun- sehat- hidu)

6. Anamnese pen*a+i! O.S. 3 *eluhan Utama : #esak na5as

+elaah:

: - #esak na5as dialami ;(#( se6ak 1 'ulan ini se'elum di'a$a ke R#U.1( #esak na5as mem'erat dalam 2 hari ini( #esak na5as dia$ali den!an 'atuk dan sesak na5as disertai men!i <$hee=in!> %emam <8> dialami ;(#( 2 hari ini( %emam 'ersi5at naik turun dan turun den!an 4'at )enurun )anas( ,atuk <8> dialami ;(#( se6ak 3 'ulan ini( ,atuk 'erdahak <8> , , <8> n4rmal , * <8> n4rmal 16

R.+ : tidak 6elas R.; : tidak 6elas

17.

Pemeri+saan Fisi+ *U?*.?*& #ens4rium :0rekuensi nadi : 112 :?i- re!ular-+?@ /uku) 0rekuensi na5as %7s)n4e: 8 +em)eratur :,, masuk ., masuk : 17-5 k! : 123 /m : 380 3 ;edem : 48 :?i- re!ular- $hee=in! <8> #ian4sis: : 34m)4s 1entis "kterus : sedan!?sedan!?'uruk nemis:

1( #tatus .resens

2( #tatus L4kalis a( *e)ala : 1ata : R3 8?8- )u)il is4k4r- k4n6un!ti@a )al)e'ra in5eri4r )u/at -?9idun! +elin!a 1ulut '( Leher /( +h4ra: "ns)eksi : #imetris 0usi54rmis- retraksi <-> 17 : .erna5asan /u)in! hidun! : %alam ,atas N4rmal : %alam ,atas N4rmal : )em'esaran *elen6ar &etah ,enin! <->

.al)asi kiri atas

: #tem 5remitus menin!kat )ada la)an!an )aru

.erkusi : 9i)ers4n4r )ada kedua la)an!an )aru uskultasi :#. : Aesikuler men!eras #+ : $hee=in! <->- r4nkhi 'asah <8> 9R : 112 :?i- re!ular- desah <-> RR : 48 :?i- re!ular- r4nkhi 'asah <8>- $hee=in! <8> d( 'd4men "ns)eksi .al)asi .erkusi e( Bkstremitas tas 3R+C3D ,a$ah 5( &enitalia 11. : +?A /uku)- akral han!at- 3R+C3D : <8>- tidak ada kelainan 3 Tida+ di,a+"+an : )4ls 112 :?i- +? A /uku)- akral han!at:#imetris : #4e)el- 9e)ar?Lien tidak tera'a : +im)ani

uskultasi : .eristaltik <8> N4rmal

S!a!"s Ne"r , gi

pemeri+saan 12. Pemeri+saan K-"s"s Radi4l4!i kiri dan kanan( 3

: ,er/ak-'er/ak in5iltrat luas )ada la)an!an )aru

.emeriksaan La'4rat4rium i( %arah : 2,3 9&, : 14-5 !r?dL 93+ : 42-9H 139 :26(1 )! 18 : 10900 EL R,3 : 5-56 F 10G6? EL

1393 .L+ ii( &% :.9

: 33-8 dL

: 308000 EL :7-506 :26-3 rteri:7-35 I 7-45 rteri:33 I 45 ?mm9! rteri: 80 I 100 ?mm9! rteri: 23 I 27 ?mm4l?L rteri: 22 I 26 ?mm4l?L :-2-2 rteri <-2> I <82> mm4l?L rteri: 95 I 98H 3-5 I 5-5 mm4l?dl

*&% ad Rand4m: 112 m!?dl .3;2 .;2 :93-4 +3;2 :21-8 93;3 :21-0 ,ase e:/ess ;2 #aturasi :98-1 iii( Blektr4lit :Na * 3l 1(. 1( Ring+asan namnese : *U : sesak na5as <8> +elaah 2( .emeriksaan 0isik a( #tatus .resens *U?*.?*& #ens4rium :0rekuensi nadi #ian4sis: 0rekuensi na5as %7s)n4e: 8 +em)eratur ;edem ,, masuk ., masuk '( #tatus L4kalis i( *e)ala : 19 :: 17-5 k! : 123 /m : 380 3 : 48 :?i- re!ular- $hee=in! <8> : 112 :?i- re!ular-+?A /uku) : 34m)4s 1entis "kterus : sedan!?sedan!?'uruk nemis: : : ,atuk <8> %emam <8> :3-5

:148 136 I 155 mm4l?dl :102 95 I 103 mm4l?dl

1ata 9idun! +elin!a 1ulut ii( Leher iii( +h4ra:

: R3 8?8- )u)il is4k4r- k4n6un!tia )al)e'ra : %alam ,atas N4rmal : %alam ,atas N4rmal : %alam ,atas N4rmal : )em'esaran *elen6ar &etah ,enin! <->

in5eri4r )u/at -?-

"ns)eksi : #imetris 0usi54rmis- retraksi <-> .al)asi : #tem 5remitus menin!kat )ada la)an!an )aru kiri atas .erkusi : 9i)ers4n4r )ada kedua la)an!an )aru uskultasi : #. : Aesikuler men!eras #+ : $hee=in! <8>- r4nkhi 'asah <8> 9R : 112 :?i- re!ular- desah <-> RR : 48 :?i- re!ular- r4nkhi 'asah<8>- $hee=in! <8> i@( 'd4men :#imetris : #4e)el- 9e)ar?Lien tidak tera'a : +im)ani "ns)eksi .al)asi .erkusi @( Bkstremitas tas ,a$ah @i( &enitalia 3( La'4rat4rium i( %arah : 2,3 : 10(900 EL R,3 : 5-56 F 10G6? EL 9&, : 14-5 !r?dL 93+ : 42-9H 13A :77-2 5l 139 :26(1 )! 20 : )4ls 108 :?i- re!uler- +? A /uku)- akral : akral han!at- 3R+C3D : <8>- tidak ada kelainan han!at- 3R+C3D

uskultasi : .eristaltik <8> N4rmal

1393 .L+ 14( Di//erensia, Diagn sis

: 33(8 dL :

: 308(000 EL ,r4nk4)neum4niae sma Bronkiolitis 6spirasi pneumonia ,b paru primer

15( 16(

Diagn sa Ker8a Terap*

: ,r4nk4)neum4niae : ;2 nasal kanul 1-2L?menit "A0% %5H 8 Na3l 0(45H 20 !tt?i <makr4> Ne'ule 0le:4tide 1?2res)ule 8 Na/l 0-9H 2-5//?86am %e:tr4met4r)han s7r 3 : J /th "n6( 3e54ta:im 875 m!?12 6am "n6( 3hl4ram5enik4l 220 m!?6 6am?i@ -iet 8B (3;" kkal C 3" gr protein .ara/etam4l 200m! 3:1 <k?)>

12.

Pr gn sa

$ai+

21

Das könnte Ihnen auch gefallen