Sie sind auf Seite 1von 2

Fasciola Hepatica 1. Hospes : Hati manusia dan mamalia 2. Morfologi : a. Panjang 30mm, lebar 13mm. b.

Berbentuk seperti daun, meruncing pada bagian ekor dan melebar pada bagian kepala. c. Mempunya gigi taring untuk menancap pada hati inangnya agar mendapatkan nutrisi yang terletak pada posisi anterior (kepala) nya. d. Bagian tubuhnya ditutupi oleh sisik kecil dari kutikula sebagai pelindung tubuhnya
dan membantu saat bergerak.

e. Bersifat Hermafrodit. f. Uterus pendek berkelok-kelok, sedangkan testisnya bercabang banyak yang letaknya di pertengahan badan berjumlah dua buah. 3. Patologi : Terjadi sejak larva masuk ke saluran empedu sampai menjadi dewasa. Parasit ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran empedu dan penebalan dinding saluran. Selain itu dapat juga terjadi perubahan jaringan hati berupa radang sel hati. Pada keadaan lebih lanjut dapat timbul sirosis hati disertai asites dan edema. Luasnya organ yang mengalami kerusakan bergantung pada jumlah cacing yang terdapat di saluran empedu dan lamanya infeksi. Gejala klinis biasanyaa tidak ditemukana pada fasioliasis stadium ringan, tetapi gejala menurunnya nafsu makan, perut terasa penuh, diare dan pembesaran hati akan ditemukana pada Stadium progresif. Pada stadium lanjut didapatkan sindrom hipertensi portal yang terdiri dari perbesaran hati, ikterus, asites, dan serosis hepatis. 4. Siklus Hidup : Cacing Fasciola hepatica dewasa hidup di hati mamalia (terutama pemakan rumput) yang sudah terinfeksi karena memakan rumput yang tercemar. Kemudian Fasciola hepatica bertelur dan telur tersebut terbawa bersamaan dengan empedu yang kemudian keluar bersama feses. Telur tak berembrio yang keluar bersama feses dan terbawa bersama air akan mencari inang baru nya yaitu siput. Ketika telur yang terbawa arus air itu menemukan inang baru (siput), maka siput tersebut menjadi inang perantara bagi telur Fasciola hepatica yang telah berembrio dan berubah menjadi mirasidium dalam 9-10 hari pada cuaca yang hangat. Di dalam siput, Mirasidium Fasciola hepatica berkembang menjadi Sporokis yang kemudian menjadi Redia dan terus berkembang menjadi serkaria. Serkaria akan keluar dari tubuh siput dan terbawa air. Pada saat itu serkaria akan berubah menjadi metaserkaria dan menempel pada tumbuhan-tumbuhan yang terkena air. Metaserkaria akan kembali terbawa ke dalam perut hewan mamalia yang memakan rumput atau tanaman lainnya yang terjangkit Fasciola hepatica, atau bisa juga menjangkiti manusia yang memakan sayur-sayuran yang kurang matang yang sudah terinfeksi Fasciola hepatica. Metaserkaria akan hidup dan berkembang menjadi Fasciola hepatica dewasa dalam liver mamalia atau manusia. Sekitar 25000 telur dapat dihasilkan oleh satu cacing Fasciola hepatica tiap harinya.

5. Diagnosis : Diagnosis yang spesifik bergantung pada ditemukannya teur-telur cacing pada air. Seseorang dapat dikatakan tidak terinfeksi cacing Fasciola hepatica ketika makanan yang telah terinfeksi cacing telah terbuang kembali melalui feses. Pada penderita Fascioliasis kronis, penemuan telur cacing dalam feses masih merupakan metode diagnosis yang paling baik. Namun, pada penderita dengan infeksi dini dan akut, metode ini kurang efektif karena sulit menemukan telur cacing dalam feses penderita. Tetapi sebuah uji serologis dengan teknik ELISA (Enzyme Linked Immunosobent Assay)-Antibodi dapat digunakan untuk mendeteksi antibodi dalam darah hospes penderita. Tekhnik uji ini sangat sensitif untuk mendeteksi infeksi dini dan infeksi stadium lanjut. Kelemahannya adalah tidak dapat mendeteksi secara pasti apakah infeksi cacing hati tersebut masih berlangsung atau sudah berlalu. Tetapi dapat juga dilakukan Uji serologis dengan tekhnik ELISA-Antigen yang dapat mendeteksi adanya antigen dari penderita Fascioliasis sehingga dapat memastikan bahwa infeksi tersebut masih aktif berlangsung. Pada dasarnya tekhniknya sama dengan ELISA-antibodi, hanya saja yang dideteksi antigen parasit yang beredar di dalam darah penderita. 6. Epidemiologi : Infeksi cacing Fasciola hepatica dimlai ketika metaserkaria menginfeksi tumbuhan/sayur-sayuran yang dimakan manusia atau hewan mamalia, atau ketika air yang mengandung metaserkaria Fasciola hepatica diminum tanpa ada proses sterilisasi terlebih dahulu.

Das könnte Ihnen auch gefallen