Sie sind auf Seite 1von 6

Wahyu RIyandi

2311101021
1

6.3 Gasifikasi Termal

Gasifikasi adalah konversi padatan pada temperatur tinggi (750-850
o
C),
merupakan bahan bakar karbon yang diubah menjadi campuran gas yang dapat
menyala. Gas ini terkadang dikenal sebagai gas producer yang terdiri dari karbon
monoksida (CO) hidrogen (H
2
), metan (CH
4
), nitrogen (N
2
), karbon dioksida
(CO
2
) dan sedikit kandungan hidrokarbon tinggi. Proses gasifikasi ini adalah
endotermik dimana panasnya berasal dari pembakaran bahan bakar yang
dimasukkan dalam gasifier. Gasifikasi itu sharusnya bukanlah perombakan
anaerobik, tetapi melainkan penguraian biomassa menjadi gas.
Gasifikasi dilakukan pada awal 1812 di Inggris, batubara diubah menjadi
gas dan teknlogi ini di adopsi da dikembangkan di Amerika Serikat pada 1950
ketika harga gas mulai mahal. Di Cina gas dibuat dari batubara.
Kandungan bahan yang mudah menguap pada biomassa sekitar 70-90%
berat dan jika dibandingkan dengan batubara bahan yang mudah menguapnya
sebesar 30-40% berat dan jika dilihat dari arang itu memliki reaktivitas yang tingi
dan membuat biomassa merupakan bahan bakar gasifikasi yang ideal untuk
digunakan. Pada Perang Dunia ke-2 penggunaan petroleum hanya ada angka
pendek, sedangkan pembakaran kayu untuk gasifier dibangun dengan suplai gas
yang rendah untuk mobil dan uap pada boiler.
Tidak hanya dapat memproduksi gas yang digunakan untuk pembentukan
panas dan energy, tetapi umpan yang masuk dapat digunakan untuk produksi
bahan bakar cair dan kimia. Gasifikasi ini merupakan energi yang banyak
pengaplikasiaanya yaitu diantaranya dapat menyediakan macam-macam energi
dan produk kimia termasuk listrik dan bahan bakar untuk transportasi.

6.3.1 Fundamental Dari Gasifikasi
Tahapan gasifikasi yaitu pemanasan dan pengeringan, pirolisis, reaksi gas
padat yang dikonsumsi oleh arang, dan reaksi fasa gas lalu mengatur komposisi
kimia untuk memproduksi gas. Pengeringan dan pirolisis sama dengan
pembakaran langsung pada suhu diantara 300 dan 400
o
C dan menghailkan produk
sampig berupa arang, gas (CO, CO
2
, H
2
dan hidrokarbon ringan), uap (termasuk
Wahyu RIyandi
2311101021
2

uap air, methanol, asam asetat, aseton dan hidrokarbon berat). Reaksi pada prolisis
ini tergantung pada komposisi,laju umpan, dan panas yang dicapai pada reaktor.
Dan biasanya pada pirolisis diperiksa kadar abu, karbon dan kemudahan menguap
dari umpan untuk gasifikasi yang mana nanti mempengaruhi perolehan dari proses
pirolisis
Pemanasan dan pengeringan merupakan proses endotermik dimana panas
disuplai dari sumber panas luar sebagai gasifikasi yang dipanaskan secara
langsung. Kecilnya jumlah oksigen atau udara (tidak lebih dari 25% stoikiometri
yang dibutuhkan untuk pembakaran bahan bakar) disebut sebagai oksidasi parsial.
Berikut ini 3 tahapan gasifikasi reaksi gas padat. Reaksi ini diubah dari
padatan karbon menjadi gas CO, H
2
, dan CH
4
.
Reaksi Karbon-oksigen
C + O
2
CO H
R
= -110,5 MJ/kmol
Reaksi Boudouard
C + CO
2
2CO H
R
= 172,4 MJ/kmol
Reaksi Karbon-air
C + H
2
O H
2
+ CO H
R
= 131,3 MJ/kmol
Reaksi Hidrogenasi
C + 2H
2
CH
4
H
R
= -74,8 MJ/kmol
Reaksi karbon oksigen terjadi secara eksotermik dan energinya nanti
digunakan untu mengeringkan, pirolisis, dan reaksi endotermik gas padat. Reaksi
hidrogenasi sangat berkontribusi dalam pemenuhan energi gasifier, meskipun
secara signifikan reaksi arang dengan oksigen lebih besar dibandingkan dengan
hidrogen yang dihasilkan dari tiupan udara.
Tahapan ke empat gasifikasi adalah reaksi fasa gas yang meghasilkan
energi akhir yaitu produk campuran gas.
Reaksi Shift air-gas
CO + H
2
O H
2
+ CO
2
H
R
= -41,1 MJ/kmol
Metanasi
CO + 3H
2
CH
4
+ H
2
O H
R
= -206,1 MJ/kmol
Wahyu RIyandi
2311101021
3

Komposisi gas akhir bergantung pada jumlah oksigen dan uap dari reaktor,
bukan hanya itu tetapi waktu dan suhu pun mempengaruhi reaksi. Untuk reaksi
yang lama akan terjadi kesetimbangan kimia yang menghasilkan gas ringan: CO,
CO
2
, H
2
, dan CH
4
(dan N
2
jika uara digunakan sebagai sumber oksigen). Keenam
reaksi diatas terjadi pada temperatur yang rendah dan tekanan tinggi membentuk
metana sedangkan temperatur tinggi dan tekanan rendah menghasilkan CO dan
H
2.

Seringkali suhu gasifier dan waktu reaksi tiak cukup untuk mencapai
kesetimangan kimia dan kandungan produk gas mengandung sejumlah
hidrokabon ringan seperti C
2
H
2
dan C
2
H
4
lebih dari 10% berat hidrokarbon berat
yang terkondensasi menjadi hitam,cairan kental yang disebut tar. Tar ini produk
yang tidak diinginkan. Injeksi uap dan penambahan katalis ke reaktor terkadang
digunakan untuk menukar produk menjadi senyawa molekul yang berat.

6.3.2 Alat Gasifikasi
Gasifier umumnya di klasifikasikan berdasarkan metode kontaknya bahan
bakar dan gas. Tiga tipe utama dalam gasifikasi biomassa yaitu Updraft (counter-
current), Downdraft (co-current), dan kolom fluidisasi.
Updraft gasifier adalah gasifier yang paling simpel, merupakan evolusi
dari Kiln arang, yang menghasilkan asap yang merupakan gas mudah terbakar
sebagai produk samping. Dan blast furnace yang mengubah bijih besi menjadi
logam besi. Updraft gasifier lebih kecil dari pada grate furnace dengan bahan
bakar berbentuk chip yang dimasukkan melalui atas dan udara yang dimasukkan
di bawah. Diatas grate udara pertama kali kontak dengan bahan bakar, terjadi
pembakaran dan menghasilkan suhu yang sangat tinggi. Meskipun gas mengalir,
didalam kolom bahan bakar, oksigen cepat habis. H
2
O panas dan CO
2.
Dari
pembakaran didekat grate me-reduce arang menjadi H
2
dan CO
2
. Reaksi ini
mengurangi panas yang dihasilkan namun masih cukup untuk pemanasan,
pengeringan dan pirolisis. Pirolisis melepaskan gas yang dapat terkondensasi dan
yang tidak dan gas producer yang keluar mengandung tar yang cukup banyakyaitu
Wahyu RIyandi
2311101021
4

50 g/m
3
. Pada umumnya updraft gasifier tidak terlalu di anjurkan untuk aplikasi
biomassa.
Dalam downdraft gasifier bahan bakar dan gas mengalir searah. Design
gasifier pada umumnya menempatkan nozzel udara yang beraturan. Agar udara
atau oksigen dapat masuk ke throat area, dimana pembakaran terbentuk dari
tumpukan arang. Dengan demikian condensable gas yang terbentuk selama
pirolisis akan mengalir menuju tumpukan arang, dan terjadi cracking atau secara
thermal men-dekomposisi tar. Gas producer relatif bebas tar yaitu kurang 1 g/m
3
.
Fluidized bad gasifier, gas mengalir vertikal keatas melewati tumpukan
partikulat inert material menimbulkan turbulensi pada campuran gas dan padatan.
Bahan bakar di tambahkan dalam beberapa persen dari jumlah berat tumpukan
padatan. Tidak seperti updraft dan downdraft gasifier , area pembakaran terpisah,
pirolisis dan tar cracking tidak ada dalam fluidisasi gasifier. Biasanya fluidisasi
gasifier beroperasi pada range 700-850
o
C. dengan meng-injeksikan bahan bakar
di dasar kolom fluidisasi, banyak tar dapat ter-dekomposisi. Tar yang dihasilkan
pada proses ini berkisar antara 10 g/m
3
. Proses ini dapat digunakan untuk bahan
yang mengandung kadar air tinggi dan berukuran kecil.
Perbandingan antara bahan bakar dan udara merupakan parameter penting
dalam menentukan kinerja gasifier. Downdraft gasifier memiliki effisiensi
konversi lebih baik dari pada fluidisasi gasifier karena dia menggunakan
perbandingan bahan bakar/udara yang tinggi. Fluidisasi gasifier dapat digunakan
dengan aneka bahan baku dengan kadar air yang tinggi.
Akhir akhir ini penelitian dalam gasifikasi biomassa di fokuskan dalam
menentukan nilai panas dari gas produk. Gasifikasi tradisional membutuhkan
udara yang cukup ke reaktor untuk membakarsebagian bahan bakar, lalu
melepaskan panas untuk mendukung pirolisis bahan bakar sisa. Nilai panas Gas
yang terbentuk hanya sekitar 10-20% dari natural gas. Karena mengandung
banyak nitrogen. Oksigen dapat digunakan sebagai fluidization agent namun
memerlukan ongkos yang tinggi.
Panas hasil gasifikasi secara langsung dapat di tingkatkan dengan
pemisahan secara fisik pembakaran dan pirolisis. Hasil pembakaran tidak muncul
Wahyu RIyandi
2311101021
5

dalam gas bahan bakar. Nilai panas 14200 kJ/m
3
atau lebih tinggi dari yang
diperkirakan. Beberapa skema telah disarankan untuk transportasi panas dari
reaktor pembakaran ke reaktor pirolisis. Termasuk memindahkan padatan panas
dari pembakar ke pyrolizer, memindahkan bahan kimia pembawa panas diantara
dua reaktor, memindahkan panas yang melalui dinding reaktor, dan menyimpan
panas dalam suhu tinggi bahan.
Jenis gasifier bergantung dari kontaminasi tar dan partikel pengotor. Tar
tidak dapat ditoleransi pada produk bawah termasuk juga pada pembakaran dalam
mesin, sel bahan bakar, dan reaktor sintesis kimia. Proses pirolisis harus dalam
temperatur yang tinggi agar tar tidak terbentuk. Produksi partikel pengotor adalah
kombinasi abu dan arang yang tidak bereaksi dari biomassa.
Biasanya gas dibersihkan dengan memisahkan partikel padat dan uap tar.
Gas siklon beroprasi dibawah suhu kondnsasi untuk abu dan partikel arang yang
mana lebih besar dari 5 mikrometer diameternya. Jika partikel yang halus
dihilangkan maka proses filtrasi dibutuhkan.
Terdapat 2 cara untuk menghilangkan produk tar dari produk gas. Dengan
menerap alira gas dengan kabut halus dengan air atau minyak untuk
menghilangkan tar dan partikel dari aliran gas. Penjerap gas ini memproduksi
alian tar yang beracun yang mana merupakan limbah.
Cara lain adalah dengan menhilangkan tar dengan mengubahnya menjadi
molekul rendah yang memiliki senyawa berat. Cara ini cukup menguntungkan
karena menaikkan nilai panas pada produk gas yang telah dihilangkan limbah
yang menganggunya. Proses cracking ini tar diubah menjadi CO dan hidrogen
yang dapat di selesaikan dengan menaikkan temperatur menjadi 1000
o
C. Pada
gasifier biomassa untuk menaikkan temperatur menjadi tinggi bukanlah hal yang
mudah. Penggunaan katalis pada cracking tejadi pada suhu yang rendah yaitu 600-
800
o
C. Gas yang dilewati melewati PBR mengandung katalis dengan uap atau
oksigen dan terkadang digunakan juga reaksi promote.
Efesiensi gasifier secara termodinamika sangat bergantung pada jenis
gasifier dan bagaimana produk itu digunakan. Pada suhu dan tekanan tinggi
gasifier dapat mengkonversi 90% energy bahan bakar padat menjadi kimia dan
Wahyu RIyandi
2311101021
6

panas sensible pada produk gas. Walaupun efesiensinya tinggi tetapi biaya
operasinya cuku mahal. Biomassa pada gasifier dapat dikonversi sebesar 70 dan
80%. Pada beberapa aplikasi seperti proses pemanasanaau pengeringan produk
gas panas apat dihasilkan. Untuk aplikasi energi produk gas panas harus
didinginkan sebelum digunakan, dan lalu panas sensible dari gas menjadi hilang.
Pada kasus ini gas dingin memiliki efisiensi dibawah 50-60%. Hilangnya panas
dapat dijadikan atau digunakan untuk keperluan lainnya seperti penaikkan uap
atau pengeringan bahan bakar, dan akhirnya didapatkan efesiensi konversi yang
masih bermanfaat atau kata lain idak ada panas yang terbuang melainkan
semuanya termanfaatkan. Gas bersih yang telah dihilangkan dari tar dan partikel
pengotor mempunyai efek negatif yang kecil pada efesiensi gasifier, hilangnya
kandungan bahan yang mudah menyala di gas maka dapat menyebabkan jumlah
energi yang dipompa pun menjadi sedikit.

Das könnte Ihnen auch gefallen