Sie sind auf Seite 1von 13

1

ANTIPIRETIK
TUJUAN :
1. Memahami teknik evaluasi obat antipiretika.
2. Memahami manifestasi dari demam dan penggunaan obat obatan
antipiretika serta penggunaanya secara kimia.

LANDASAN TEORI
Demam, yang berarti suhu tubuh di atas batas normal biasa, dapat
disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor
otak, atau dehidrasi. Banyak protein, pemecahan protein, dan zat-zat
tertentu lain, seperti toksin lipopolisakarida yang disekresi oleh bakteri
dapat menyebabkan titik setel termostat hipotalamus meningkat. Zat-zat
yang menyebabkan efek ini dinamakan pirogen.
Terdapat pirogen yang disekresikan oleh bakteri toksik atau
pirogen yang dikeluarkan dari degenerasi jaringan tubuh yng
menyebabkan demam selama sakit. Bila titik setel termostat hipotalamus
meningkat lebih tinggi dari normal, semua mekanisme untuk
meningkatkan suhu tubuh bekerja, termasuk konservasi panas dan
peningkatan pem bentukan panas. Dalam beberapa jam setelah termostat
diubah ke tingkat yang lebih tinggi, suhu tubuh juga mencapai tingkat
tersebut .
Pada umumnya demam adalah juga suatu gejala dan bukan
merupakan penyakit tersendiri. Kini, para ahli sependapat bahwa demam
adalah suatu reaksi tangkis yang berguna dari tubuh terhadap infeksi. Pada
suhu diatas 37C limfosit dam makrofag menjadi lebih aktif. Bila suhu
melampaui 40-41C, barulah terjadi situasi kritis yang bias menjadi fatal,
karena tidak terkendalikan lagi oleh tubuh.
2

Demam mungkin adalah tanda utuma penyakit yang paling tua dan
paling umum diketahui. Demam terjadi tidak saja pada mamalia tetapi
juga pad unggas, reptil, amfibi dan ikan. Apabila demam terjadi pada
hewan homeotermik, mekanisme-mekasnisme pengaturan suhu bekerja
seolah-olah mereka disesuaikan untuk mempertahankan suhu tubuh pada
tingkat yang lebih tinggi dari pada normal, yaitu seperti jika termostat
yang disetel ulang ke titik baru yang diatas 37 C. reseptor-reseptor suhu
kemudian memberi sinyal bahwa suhu sebenarnya lebih rendah daripada
penyetelanan pada titik baru tersebut, dan mekanisme-mekanisme untuk
menaikkan suhu tubuh diaktifkan.
Hal ini biasanya menyebabkan timbulnya rasa kedinginan akibat
vasokonstriksi kulit dan kadang-kadang menyebabkan menggigil. Namun
sifat respons bergantung pada suhu di sekelilingnya. Peningkatan suhu
pada hewan yang disuntikkan suatu pirogen sebagian besar disebabkan
oleh peningkatan pembentukan panas apabila hewan tersebut berada di
lingkungan yang dingin dan penurunan pengeluaran panas apabila berada
dalam lingkungan yang hangat. Manfaat demam bagi orgainisme masih
belum diketahui.
Manusia dikatakan sebagai mahluk "homeotermal". Artinya, suhu
tubuh manusia normal berkisar di sekitar 37 derajat C. Hal itu diatur oleh
organ tubuh yang terletak di dalam rongga kepala di dalam jaringan otak
yang disebut hypothalamus yang mempunyai dua sisi yaitu sisi belakang
dan sisi depan. Bagian belakang berfungsi menaikkan suhu tubuh dengan
cara mengurangi pengeluaran panas. Ini berguna ketika cuaca dingin,
caranya dengan menggigil dan mengurangi pengeluaran keringat.
Hipothalamus bagian depan berfungsi mengeluarkan panas lebih
banyak ketika cuaca panas. Caranya, dengan lebih banyak mengeluarkan
keringat, yang menyebabkan suhu tubuh kembali ke tingkat normal yaitu
37 derajat C. Proses ini berjalan melalui suatu mekanisme umpan balik
3

yang rumit, yang diperantarai oleh saraf-saraf di kulit sebagai penerima
sinyal suhu dan juga oleh aliran darah di dalam tubuh .
Panas secara terus menerus dihasilkan dalam tubuh sebagai hasil
metabolisme, dan panas tubuh juga secara terus menerus dibuang
kelingkungan sekitar. Bila kecepatan pembentukan panas tepat sama
seperti kecepatan kehilangan, orang dikatakan berada dalam keseimbangan
panas. Tetapi bila keduanya berada di luar keseimbangan, panas tubuh dan
suhu tubuh jelas akan meningkat atau menurun.
Efek Antipiretik
Temperatur tubuh secara normal diregulasi oleh hipotalamus.
Demam terjadi bila terdapat gangguan pada sistem thermostat
hipotalamus. Sebagai antipiretik, OAINS akan menurunkan suhu badan
hanya dalam keadaan demam. Penurunan suhu badan berhubungan dengan
peningkatan pengeluaran panas karena pelebaran pembuluh darah
superfisial. Antipiresis mungkin disertai dengan pembentukan banyak
keringat.
Demam yang menyertai infeksi dianggap timbul akibat dua
mekanisme kerja, yaitu pembentukan prostaglandin di dalam susunan
syaraf pusat sebagai respon terhadap bakteri pirogen dan adanya efek
interleukin-1 pada hipotalamus. Aspirin dan OAINS lainnya menghambat
baik pirogen yang diinduksi oleh pembentukan prostaglandin maupun
respon susunan syaraf pusat terhadap interleukin-1 sehingga dapat
mengatur kembali thermostat di hipotalamus dan memudahkan
pelepasan panas dengan jalan vasodilatasi.
Demam, yang berarti suhu tubuh di atas batas normal biasa, dapat
disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor
otak, atau dehidrasi. Banyak protein, pemecahan protein, dan zat-zat
tertentu lain, seperti toksin lipopolisakarida yang disekresi oleh bakteri
4

dapat menyebabkan titik setel termostat hipotalamus meningkat. Zat-zat
yang menyebabkan efek ini dinamakan pirogen.
Terdapat pirogen yang disekresikan oleh bakteri toksik atau
pirogen yang dikeluarkan dari degenerasi jaringan tubuh yng
menyebabkan demam selama sakit. Bila titik setel termostat hipotalamus
meningkat lebih tinggi dari normal, semua mekanisme untuk
meningkatkan suhu tubuh bekerja, termasuk konservasi panas dan
peningkatan pem bentukan panas. Dalam beberapa jam setelah termostat
diubah ke tingkat yang lebih tinggi, suhu tubuh juga mencapai tingkat
tersebut














5


ALAT DAN BAHAN
1. Mencit
2. Pepton 10 %
3. Ibuprofen, antalgin, parasetamol
4. Thermometer
5. Timbangan
6. Alat suntik
7. Stopwatch

CARA KERJA
1. Mencit yang digunakan ditimbang dan periksa temperatur dasar
tubuhnya
2. Hitung dosis yang diperlukan untuk hewan
3. Suntikkan pepton secara subkutan
4. 15 menit kemudian, mencit di berikan obat (ibuprofen) secara oral.
5. Catat suhu rectum pada menit ke 5,10,15,30, dan 60 setelah
penyuntikan ibuprofen.
6. Tabelkan hasil dan buat grafik hubungan antara waktu dan temperature
tubuh hewan.
7. Bandingkan grafik hasil kelompok dengan kelompok lain.
8. Hitung persen proteksi.




6


HASIL DAN PEMBAHASAN
KELOMPOK 5 (IBUPROFEN)
Berat mencit = 22 g (0,022 kg)
VAO =



= 0,11 ml
Pepton 10% = 0,2 ml
Suhu normal mencit = 38,2 C
Pepton 15 menit = 39,2 C












7


PEMBAHASAN
Demam atau febris merupakan suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan suhu tubuh, dimana suhu tersebut melebihi dari suhu normal.
Proses perubahan suhu yang terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit lebih
dikarenakan oleh zat toksin yang masuk kedalam tubuh. Umumnya,
perasaan keadaan sakit terjadikarena adanya peradangan. Proses
peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan
dasar tubuh terhadap adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis
tubuh.
Proses peradangan diawali dengan masuknya zat toksin
(mikroorganisme) kedalam tubuh yang dikenal sebagai pirogen eksogen.
Dengan masuknya mikroorganisme tersebut, tubuh berusaha melawan dan
mencegahnya dengan memerintahkan tentara pertahanan tubuh berupa
leukosit, makrofag dan limfosit untuk memakan (fagositosit) dimana
tentara tubuh akan mengeluarkan senjata berupa zat kimia yang dikenal
sebagai pirogen endogen (khususnya IL-1) yang berfungsi sebagai
antiinfeksi dan selanjutnya akan merangsang sel-sel indotel hipotalamus
untuk mengeluarkan suhu substansi yaitu asam arachidonat dimana asam
ini dapat keluar dengan adanya bantuan enxim fossolopase A2 dan asam
tersebut akan memeacu pengeluaran prostaglandin (PEG2) yang dibantu
oleh enzim siklooksigenase (COX).
Prostaglandin ini mempengaruhi kerja termostat hipotalamus dan
hipotalamus akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (diatas suhu
normal). Peningkatan titik patokan ini dikarenakan termostal tubuh
(hipotalamus) merasa bahwa tubuh sekarang dibawah batas normal
akibatnya terjadilah respon dingin atau menggil dan ditujukan
menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak dan terjadilah demam.
8

Pada pengujian antipiretik ini dilakukan dengan menggunakan
empat ekor mencit yang masing-masing kelompok dapat 1 mencit, mencit
telah diukur suhu rektalnya dengan menggunakan termometer, kemudian
disuntikkan pepton 0,2 ml secara subkutan sebagai penginduksi untuk
merangsang agar terjadi peningkatan suhu tubuh dari hewan coba. Setelah
itu, suhu rektal kembali di ukur lalu masing-masing diberi obat peroral
yakni antalgin, paracetamol, ibuprofen dan Na. CMC sebagai kontrol.
Kemudian diukur suhu rektal kembali untuk melihat efek antipiretik dari
obat yang digunakan pada menit ke 5, 10, 15, 30, dan 60. Kelompok 5
menggunakan obat ibuprofen 50 mg/kgBB.
Urutan obat yang memiliki daya antipiretik paling kuat adalah
antalgin kemudian ibuprofen dan yang terakhir paracetamol. Pemberian
obat antipiretik yang berbeda pada hewan uji (mencit) akan mempengaruhi
frekuensi temperature tubuh sesuai dengan efektifitas obat sebagai
antipiretik.
Sebenarnya obat yang memilki daya antipiretik paling kuat adalah
paracetamol, tapi mungkin pada saat praktikum ada kesalahan seperti
pemberian pepton yg terlalu banyak atau pemberian obat yang kurang
karena banyak yang tumpah saat memberikannya kepada mencit, sehingga
obat tidak efektif lagi didalam tubuh.







9


KESIMPULAN
Antipiretik yaitu obat anti demam. Mekanisme Kerja Obat Antipiretik,
bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin E2 di
hipotalamus anterior (yang meningkat sebagai respon adanya pirogen
endogen). Contoh Obat Antipiretik : Parasetamol, panadol, paracetol,
paraco, praxion, primadol, santol, zacoldin, poldan mig, acetaminophen,
asetosal atau asam salisilat, salisilamida
Efek samping obat antipiretik
1. Gangguan Saluran Cerna
2. Gangguan Hati( hepar)
3. Gangguan Ginjal
4. Reaksi Alergi
Obat yang di gunakan pada praktikum ini adalah parasetamol, asetosal,
dan antalgin.
Efek parasetamol sebagai penurun panas yakni berdasarkan kerjanya
yang mempengaruhi hipotalamus dengan menghambat COX-2 sehingga
tidak terbentuk prostaglandin dan dengan vasodilatasi perifer sehingga
suhu tubuh akan turun








10

PERTANYAAN
1. Jelaskan tempat pengaturan temperature tubuh di otak.
Mekanisme Pengaturan suhu tubuh
Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus yang terletak diantara dua hemisfer
otak. Fungsi hipotalamus adalah seperti termostart. Suhu yang nyaman
merupakan set point untuk
operasi system pemanas.
Penurunan suhu lingkungan
akan mengaktifkan pemanas,
sedangkan peningkatan suhu
akan mematikan system
pemanas tersebut. Pada
umumnya penjalaran sinyal
suhu hampir selalu sejajar,
namun tidak persis sama seperti
sinyal nyeri. Sewaktu
memasuki medulla spinalis,
sinyal akan menjalar dalam
traktus lissaueri sebanyak beberapa segmen diatas atau dibawah dan
selanjutnya akan berakhir terutama pada lamina I, II, III radiks dorsalis
sama seperti untuk rasa nyeri.
Sesudah ada percabangan satu atau lebih neuron dalam medulla
spinalis maka sinyal akan menjalarkan keserabut termal asenden yang
menyilang ke traktus sensorik anterolateral sesi berlawanan dan akan
berakhir di (1) area reticular batang otak dan (2) kompleks vetro basal
thalamus. Setelah dari thalamus sinyal di hantarkan ke hipotalamus.
Dihipotalamus mengandung dua pusat pengaturan suhu. Hipotalamus
bagian anterior berespon terhadap peningkatan suhu dengan menyebabkan
vasodilatasi dan karenanya panas menguap. Sedangkan hipotalamus
11

bagian posterior berespon terhadap penurunan suhu dengan menyebabkan
vasokontriksi dan mengaktivasi pembentukan panas lebih lanjut.
2. Bagaimana mekanisme kerja obat antipiretika ? kemukakan efek
samping yang dapat muncul akibat penggunaannya.
Antipiretik adalah obat-obat atau zat-zat yang dapat menurunkan
suhu tubuh pada keadaan demam. Antipiretik akan mencegah terjadinya
peningkatan suhu tubuh sebagai respon terhadap pirogen endogen dan
mikroba.
Kerja antipiretik adalah dengan mengembalikan fungsi thermostat
keposisi normal dengan cara pembuangan panas melalui bertambahnya
aliran darah ke perifer disertai dengan keluarnya keringat.
Penurunan suhu tubuh tersebut adalah hasil kerja obat pada sistem
saraf pusat yang melibatkan pusat kontrol suhu di hipotalamus.
EFEK SAMPING OBAT ANTIPIRETIK
1. Gangguan Saluran Cerna
Selain menimbulkan demam dan nyeri, ternyata prostaglandin
berperan melindungi saluran cerna. Senyawa ini dapat menghambat
pengeluaran asam lambung dan mengeluarkan cairan (mukus) sehingga
mengakibatkan dinding saluran cerna rentan terluka, karena sifat asam
lambung yang bisa merusak.

2. Gangguan Hati (hepar)
Obat yang dapat menimbulkan gangguan hepar adalah
parasetamol. Untuk penderita gangguan hati disarankan mengganti dengan
obat lain.




12

3. Gangguan Ginjal
Hambatan pembentukan prostaglandin juga bisa berdampak pada
ginjal. Karena prostaglandin berperan homestasis di ginjal. Jika
pembentukan terganggu, terjadi gangguan homeostasis.

4. Reaksi Alergi
Penggunaan obat aspirin dapat menimbulkan raksi alergi. Reaksi
dapat berupa rinitis vasomotor, asma bronkial hingga mengakibatkan syok.























13



DAFTAR PUSTAKA
- http://eliskasih.wordpress.com/2012/10/13/pengaturan-suhu-tubuh/
- http://www.jevuska.com/2011/11/04/laporan-farmakologi-percobaan-obat-
analgetik-antipiretik-pada-hewan-percobaan
- Guyton, A.C. & Hall, J.E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (9th ed.)
(Setiawan, I., Tengadi, K.A., Santoso, A.,
penerjemah). Jakarta : EGC, 1997
- Rukmono. Kumpulan kuliah patologi. Jakarta: Bagian patologi anatomik
FK UI. 1973

Das könnte Ihnen auch gefallen