Sie sind auf Seite 1von 20

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan bermasyarakat selalu saja terdapat perselisihan, penganiayaan,
pembunuhan, perkosaan dan sebagainya. Perkara yang mengganggu ketentraman dan
kepentingan pribadi. Untuk menyelesaikan perkara demikian sangatlah diperlukan suatu
sistem atau cara yang memberikan ganjaran dan hukuman yang setimpal kepada yang
bersalah sehingga perbuatan yang serupa tidak terulang kembali dan sebaliknya yang tidak
bersalah terbebas dari tuntutan hukuman. Dari dahulu orang telah memikirkan bagaimana
mendapatkan cara untuk menegakkan keadilan ini.
1
Diperlukan suatu cara pembuktian yang dapat dilakukan dan yang dapat diterima oleh
masyarakat. Perkembangan zaman dan kemajuan berfikir, membuat cara mencari
kebenaran dan keadilan melalui model ini pelan-pelan ditinggalkan dan mencari cara lain
yang lebih tepat. Para penegak hukum mendapat metode yang lain, selain bukti dari
kesaksian atau keterangan saksi yang tetap dipercaya sampai kini, juga dipergunakan
keterangan terdakwa di bawah sumpah menurut kepercayaannya atau agama yang dianut
sampai sekarang masih dipakai.
1
Dokter disamping sebagai tenaga medis, juga dituntut kewajiban untuk memberikan
bantuan kepada penegak hukum. da spesialis tertentu dalam hal ini yang dikenal sebagai
!pesialis "orensik. Di dalam suatu pemeriksaan persidangan perkara pidana hakim yang
melakukan pemeriksaan persidangan namun tanpa adanya alat bukti, hakim tidak akan
dapat mengetahui dan memahami apakah suatu tindak pidana telah terjadi dan apakah
terdakwa benar-benar telah melakukan tindak pidana tersebut dan bertanggung jawab atas
peristiwa itu, jadi adanya alat bukti mutlak dibutuhkan dan harus ada diajukan di dalam
pemeriksaan persidangan sehingga hakim dapat dengan pasti menemukan kebenaran
materiil.
#
Peranan dokter untuk menemukan kebenaran materiil dalam perkara hukum pidana
khususnya memegang peranan penting dan menentukan. $idang hukum dan kedokteran
tidak dapat dipisahkan untuk penegakkan hukum khususnya dalam rangka pembuktian
atas kesalahan seseorang, hanya dokterlah yang mampu dan dapat membantu
mengungkapkan misteri atas keadaan barang bukti yang dapat berupa tubuh atau bagian
dari tubuh manusia.
#
!eorang praktisi medis dapat disebut sebagai saksi ahli medis untuk
memberikan bukti di pengadilan, atau sebagai bagian dari proses penyelesaian sengketa
2
alternatif. $ukti medis dari seorang ahli sering menjadi bagian yang penting dalam
administrasi peradilan dalam proses hukum yang melibatkan kesehatan dan hal-hal medis.
$ukti yang diberikan oleh dokter sebagai ahli dapat membantu pengadilan atau proses
penyelesaian sengketa alternatif dalam membuat keputusan yang adil.
%
1.2. TUJUAN
&ujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui peran dokter dalam proses
peradilan di 'ndonesia. Peran dokter dapat sebagai pembuat (isum ataupun saksi ahli yang
dapat memberikan keterangan berdasarkan keilmuannya untuk kepentingan peradilan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Dokter dari bahasa latin berarti ) guru ) adalah seseorang yang karena keilmuannya
berusaha menyembuhkan orang-orang sakit, tidak semua orang yang menyembuhkan
penyakit bisa disebut dengan dokter, karena untuk menjadi seorang dokter biasanya
diperlukan pendidikan dan pelatihan khusus dan mempunyai gelar dalam bidang
kedokteran. Pendidikan dokter spesialis merupakan program pendidikan lanjutan dari
program pendidikan dokter setelah dokter menyelesaikan wajib kerja sarjananya dan atau
langsung setelah menyelesaikan pendidikan dokter umum. Dokter adalah tenaga profesi
yang mempunyai kemampuan untuk menggerakkan potensi yang ada bagi terwujudnya
tujuan kesehatan indi(idu, keluarga, dan masyarakat umumnya. Dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat itu maka pelayanan dokter itu mencakup
semua aspek.
*
!emua profesi dokter pada umumnya adalah melayani penderita atau pasien dan
berupaya untuk menyembuhkan pasien sesuai dengan pengetahuannya. +amun dalam
beberapa bagian dari spesialis dokter ada satu spesialis yang terdapat perbedaan mendasar
dari spesialis kedokteran pada umumnya, spesialis tersebut adalah spesialis forensik
,!p."-. &erdapat perbedaan mendasar antara tujuan ilmu kedokteran forensik dan ilmu
kedokteran umum. &ugas ilmu kedokteran forensik adalah menentukan hubungan kausal
dalam suatu tindak pidana yang menyebabkan kecederaan atau gangguan kesehatan dan
sama sekali tidak bertujuan untuk menyembuhkan. .ara berfikir dan bertindaknya juga
sangat berbeda antara ilmu kedokteran forensik hal ini dikarenakan fenomena klinis yang
tidak berhubungan dengan penyembuhan penyakit. Dokter forensik pada umumnya
berperan untuk membantu melalui ilmu pengetahuannya dalam upaya mendapatkan hal-
hal tentang peristiwa pidana. Dokter forensik ini juga sangat digunakan dalam kasus-kasus
pidana pada khususnya untuk pembuktian dalam perkara pidana dan berperan sebagai
saksi ahli dalam proses peradilan.
%,*
!aksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan,
penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat
sendiri dan ia alami sendiri ,Pasal 1 /U0P $utir #1-.
2
!aksi ahli adalah seseorang yang dapat menyimpulkan berdasarkan pengalaman
keahliannya tentang fakta atau data suatu kejadian, baik yang ditemukan sendiri maupun
4
oleh orang lain, serta mampu menyampaikan pendapatnya tersebut ,"ranklin .., 1344-.
!aksi ahli merupakan orang yang memenuhi syarat dalam hal pengetahuan dan
pengalamannya untuk memberikan pendapat tentang isu tertentu ke pengadilan.
1
/eterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang berupa
keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat
sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari pengetahuannya ,Pasal 1
/U0P $utir #5-.
2
/eterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki
keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana
guna kepentingan pemeriksaan ,Pasal 1 /U0P $utir #4-. /eterangan ahli ialah apa yang
seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan ,Pasal 141 /U0P-.
2
2.2. Alat Bukti yan Sa! "enu#ut KUHAP
Di dalam pemeriksaan persidangan perkara pidana maka menurut Pasal 14* /U0P
ada 2 , lima - alat bukti yang sah, diantaranya adalah 6
1. Kete#anan Saksi
lat bukti keterangan saksi merupakan alat bukti yang paling berperan dalam
pemeriksaan perkara pidana. 0ampir semua pembuktian perkara pidana selalu
berdasarkan pemeriksaan saksi.
Pasal 1 angka #5 /U0P menyebutkan 6
)/eterangan saksi adalah salah satu bukti dalam perkara pidana yang berupa
keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang didengar, lihat, dan alami
sendiri dengan menyebut alasan dari pengetahuannya itu7.
Pasal 1 angka #1 /U0P menyebutkan 6
)!aksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan,
penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat
sendiri dan ia alami sendiri ).
!yarat-syarat keterangan saksi sah menurut hukum adalah sebagai berikut 6
*
1. Pasal 118 ayat % /U0P saksi harus mengucapkan sumpah atau janji sebelum
memberikan keterangannya.
#. /eterangan saksi harus mengenai peristiwa pidana yang saksi lihat, dengar, dan
alami sendiri dengan menyebutkan alasan pengetahuannya.
%. /eterangan saksi harus diberikan dimuka sidang pengadilan ,kecuali yang di
tentukan pada Pasal 11# /U0P -.
5
*. Pasal 142 ayat # keterangan seorang saksi saja tidak cukup membuktikan kesalahan
terdakwa , unur testis nullus testis -.
2. /alau ada beberapa saksi terhadap beberapa perbuatan, kesaksian itu sah menjadi
alat bukti dan apabila saksi satu dengan yang lain terhadap perbuatan itu
berhubungan dan bersesuaian, untuk nilainya diserahkan hakim.
/eterangan saksi yang memenuhi syarat-syarat tersebut di atas dapat diterima
sebagai alat bukti yang sah dan mempunyai nilai kekuatan pembuktian. Penilaian
terhadap keterangan saksi bergantung pada hakim dimana hakim bebas, tetapi
bertanggung jawab menilai kekuatan pembuktian keterangan saksi untuk mewujudkan
kebenaran hakiki.
2. Kete#anan A!li
Pasal 1 angka #4 /U0P berbunyi 6
$/eterangan ahli yang diberikan oleh seseorang yang memiliki keahlian khusus hal
yang diperlukan untuk membuat tentang suatu perkara pidana guna kepentingan
pemeriksaan7.
Pasal 153 angka 1 /U0P dapat dikategorikan dua kelompok ahli, yaitu ahli
kedokteran dan ahli-ahli lainnya.
!yarat sahnya keterangan ahli yaitu 6
*
keterangan diberikan kepada ahli.
memiliki keahlian khusus dalam bidang tertentu.
menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya.
diberikan dibawah sumpah.
/eterangan ahli sebagai alat bukti yang sah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu6
1- dengan cara meminta keterangan ahli pada taraf penyidikan sebagaimana Pasal
1%% /U0P. 9enurut pasal ini keterangan ahli diberikan secara tertulis
melalui surat. tas permintaan ini ahli menerangkan hasil pemeriksaannya
dalam bentuk laporan.
#- keterangan ahli diberikan secara lisan dan langsung di pengadilan , Pasal
153 dan Pasal 141 /U0P -. Pada prinsipnya alat bukti keterangan ahli
tidak mempunyai nilai kekuatan pembuktian yang mengikat dan menentukan.
Dengan demikian nilai keterangan pembuktian keterangan ahli sama dengan
nilai kekuatan yang melekat pada alat bukti keterangan saksi namun penilaian
6
hakim ini harus benar-benar bertanggung jawab atas landasan moril demi
terwujudnya kebenaran materiil.
/eterangan hli /eterangan !aksi
Dari !egi !ubjeknya &idak semua orang dapat
memberikan keterangan,
hanya orang-orang tertentu
yang dapat memberikan
keterangan yaitu bagi mereka
yang memiliki pengetahuan
khusus tentang masalah yang
dihadapi.
diberikan kepada setiap
orang, tidak terbatas pada
siapapun yang penting ia
melihat, mengetahui dan
mengalamisendiri tentang
kejahatan yang diperiksa.
Dari !egi /eterangannya 0anya merupakan pendapat
seorang ahli tentang suatu
masalah yang ditanyakan.
:ang disampaikan adalah
peristiwa dan kejadian yang
berhubungan langsung
dengan kejahatan yang
terjadi.
Dari !egi !umpah !aya bersumpah bahwa akan
memberikan keterangan yang
sebenarnya tidak lain dari
yang sebenarnya.
!aya bersumpah akan
memberikan keterangan yang
sebaik-baiknya tidak lain
daripada yang sebaik-
baiknya.
Ta%el 1. Pe#%e&aan Kete#anan A!li &an Kete#anan Saksi
'
(. Alat Bukti Su#at
9enurut Pasal 145 /U0P surat yang dapat dinilai sebagai alat bukti yang sah adalah
yang dibuat atas sumpah jabatan atau yang dikuatkan dengansumpah. lat bukti surat
seperti itu antara lain 6
1- berita acara atau surat resmi yang dibuat pejabat umum yang berwenang tentang
kejadian atau keadaan yang dialami, didengar atau dilihat pejabat itu sendiri, misalnya
akta notaris.
#- surat yang berbentuk menurut undang-undang atau surat yang dibuat oleh pejabat
mengenai hal yang termasuk tata laksana yang menjadi tanggung jawab dan yang
7
diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau keadaan
%- surat keterangan dari seorang ahli.
*- surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungan dengan isi dari alat bukti
yang lain, misalnya selebaran.
). Alat Bukti Petun*uk
Pada prinsipnya alat bukti petunjuk hanya merupakan kesimpulan dari alat
lainnya sehingga untuk menjadi alat bukti perlu adanya alat bukti lainnya. lat bukti
yang sah dalam bentuk petunjuk diatur pada Pasal 144 angka # Undang- Undang
+omor 4 &ahun 1341 tentang hukum acara pidana. Pasal tersebut memberikan
pembuktian alat bukti petunjuk, yaitu perbuatan, kejadian atau keadaan yang
mempunyai persesuaian antara yang satu dan yang lain atau dengan tindak pidana itu
sendiri yang menunjukan ada suatu tindak pidana dan seorang pelakunya.
5

Petunjuk
sebagai alat bukti yang sah pada urutan keempat dari lima ti dengan nilai kekuatan
pembuktian yang bebas.
lat bukti petunjuk dengan nilai kekuatan pembuktian yang bebas, alat bukti
petunjuk baru diperlukan dalam pembuktian apabila alat bukti yang lain dianggap
hakim belum cukup untuk membuktikan kesalahan terdakwa.
+. Alat Bukti Kete#anan Te#&ak,a
/eterangan terdakwa adalah salah satu alat bukti yang diakui dan ditempatkan pada
urutan kelima, sebagaimana terlihat dalam Pasal 14* /U0P.
/eterangan terdakwa dapat dilihat dalam Pasal 143 /U0P yang berbunyi 6
1- keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan di sidang tentang perbuatan
yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri.
#- keterangan terdakwa diberikan di luar sidang dapat digunakan untuk membantu
menemukan bukti di sidang asalkan keterangan itu didukung oleh suatu alat bukti
yang sah sepanjang mengenai hal yang didakwakan kepadanya.
%- keterangan terdakwa hanya dapat dipergunakan terhadap dirinya sendiri
*- keterangan terdakwa saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa ia bersalah
melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya melainkan harus disertai dengan
alat bukti lain.
/ata keterangan terdakwa dalam Pasal 143 /U0P adalah hal yang baru dan
belum dikenal dalam perundang-undangan kita meskipun perkataan tersebut
8
sesungguhnya dalam bahasa $elanda telah digunakan dengan kata verklaring vaan
verdachte yang artinya adalah )keterangan terdakwa7 perkataan ini digunakan di
dalam wetboek van straferdering yang berlaku di negeri $elanda.
5
Pasal 143 /U0P di atas tidak menunjukkan apa sesungguhnya wujud dari
)keterangan terdakwa7 tersebut, apakah berupa pengakuan atau penyangkalan
terhadap tuduhan yang disampaikan kepadanya. ;leh karena itu, untuk dapat
mengetahui wujud perkataan )keterangan terdakwa7 dapat menggunakan pengertian
dari istilah verklaring van verdachte yaitu setiap keterangan yang diberikan oleh
terdakwa, baik keterangan tersebut berisi pengakuan sepenuhnya dari kesalahan yang
telah dilakukan oleh terdakwa maupun hanya berisi penyangkalan atau pengakuan
tentang beberapa perbuatan atau beberapa keadaan yang tertentu saja.
5
2.(. Pe#anan D-kte# Dala. Pe.%uktian Pe#ka#a Pi&ana
Penjatuhan sanksi dalam hukum pidana diwajibkan untuk memenuhi syarat-syarat
tertentu, yaitu menyangkut kepada hukum pidana materiil dan hukum pidana formil
,hukum acara pidana-, sedangkan fungsi hukum acara pidana menurut )<an $emmelen7
adalah 6
4
mencari dan menemukan kebenaran.
pemberian keputusan oleh hakim.
pelaksanaan keputusan.
Pasal 14% /U0P menyebutkan 6
) 0akim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila sekurang-
kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana
benar-benar telah terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya ).
&erbentuknya keyakinan hakim dalam menjatuhkan putusan pidana didasarkan pada
hasil pemeriksaan alat-alat bukti yang dikemukakan pada proses persidangan. .ara yang
dapat dilakukan untuk pembuktian perkara pidana antara lain adalah meminta bantuan
dokter sebagai saksi yang dapat membuat keterangan (isum pada korban dan otopsi
pada korban yang telah mati.
2.). D-kte# Se%aai Pe.%uat /isu. et Re0e#tu.
Dapat dikatakan, bahwa tugas utama dokter ,ahli- dalam membantu penyidikan bagi
kepentingan peradilan atas adanya tindak pidana adalah membuat visum et repertum yang
9
kemudian dilampirkan dalam berkas perkara yang bersangkutan.
Pengertian harafiah visum et repertum berasal dari kata )(isual7 yaitu melihat dan
repertum yaitu melaporkan. $erarti )apa yang dilihat dan diketemukan7 sehingga
visum et repertum merupakan suatu laporan tertulis dari dokter ,ahli- yang dibuat
berdasarkan sumpah, mengenai apa yang dilihat dan diketemukan atas bukti hidup, mayat
atau fisik ataupun barang bukti lain, kemudian dilakukan pemeriksaan menurut
pengetahuan yang sebaik-baiknya.
3
;leh karena itu visum et repertum semata-mata hanya dibuat agar suatu perkara
pidana menjadi jelas dan hanya berguna bagi kepentingan pemeriksaan dan untuk
keadilan serta diperuntukkan bagi kepentingan peradilan.
Dokter berperan utama sebagai pelaksana pembuatan visum et repertum, khususnya
dalam kasus-kasus kematian seseorang yang diduga sebagai korban tindak pidana yang
memerlukan dilakukannya tindakan bedah mayat forensik ,otopsi - untuk memastikan
penyebab kematian korban, kedudukan dokter adalah sebagai pembuat visum et
repertum. Pembuatan visum et repertum memberikan tugas sepenuhnya kepada dokter
sebagai pelaksana di lapangan untuk membantu hakim menemukan kebenaran materiil
dalam memutuskan perkara pidana. Dokter dilibatkan untuk turut memberikan
pendapatnya berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam pemeriksaan perkara
pidana, apabila alat bukti yang ada berupa tubuh manusia atau bagian dari tubuh
manusia.
Pendapat dokter diperlukan, karena hakim sabagai pemutus perkara tidak dibekali
ilmu-ilmu yang berhubungan dengan anatomi tubuh manusia. ;leh sebab itulah
diperlukan bantuan dokter untuk memastikan sebab, cara dan waktu kematian pada
peristiwa kematian tidak wajar karena pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan atau
kematian yang mencurigakan. Pada korban yang tidak dikenal diperlukan pemeriksaan
untuk mengetahui identitasnya, begitu juga pada korban penganiayaan, pemerkosaan,
pengguguran kandungan dan peracunan diperlukan pemeriksaan oleh dokter untuk
menjelaskan peristiwa yang terjadi secara medis. 0asil pemeriksaan dan laporan tertulis
akan digunakan sebagai petunjuk atau pedoman dan alat bukti dalam menyidik, menuntut
dan mengadili pada perkara perdata dan pidana. Dalam hal ini tampaklah bahwa laporan
pemeriksaan dalam proses penegakkan hukum.
18
;leh karena itu dokter sebagai pemberi
jasa dibidang kedokteran forensik dari semula harus menyadari bahwa laporan hasil
pemeriksaan dan kesimpulan serta keterangan di sidang pengadilan yang baik dan terarah
akan membantu proses penyidikan, penyidangan serta pemutusan perkara.
1
10
2.+. D-kte# Se%aai Saksi A!li
Dari segi yuridis, setiap dokter adalah ahli, baik dokter itu ahli ilmu kedokteran
kehakiman ataupun bukan, ;leh sebab itu setiap dokter dapat dimintai bantuannya untuk
membantu membuat terang perkara pidana oleh pihak yang berwenang. Dokter
pemeriksa sebagai saksi ahli dapat terkait (isum et repertum yang dibuat ataupun di luar
<e= berupa pertanyaan hipotetik hakim. Dokter diminta hadir di pengadilan, oleh karena
dua (ersi. <ersi pertama sebagai saksi charge. !aksi ini dihadirkan ke persidangan oleh
>aksa Penuntut Umum dimana keterangannya dapat menguntungkan maupun
memberatkan terdakwa. <ersi kedua dokter bertindak sebagai saksi de .harge. !aksi
ini dihadirkan ke persidangan oleh terdakwa atau penasehat hukumnya, dimana
keterangan yang diberikannya meringankan terdakwa atau dapat dijadikan dasar bagi
nota pembelaan ,pledoi- dari terdakwa atau penasehat hukumnya.
1#

!ehingga pada tahap
pemeriksaan di pengadilan, baik jaksa penuntut maupun penasehat hukum tersangka
dapat menghadirkan saksi atau ahli dengan ijin hakim. !eorang dokter dapat pula
dipanggil untuk didengar dan diperiksa sebagai saksi, bila dinilai penyidik terkait
langsung dengan kasus.
11
$erdasarkan ?thical @uidelines for Doctors cting as 9edical Aitnesses, terdapat
dua jenis saksi medis, sehingga ketika dokter dipanggil untuk menjadi saksi medis,
penting untuk membedakan konteks bukti yang akan disertakan, apakah sebagai saksi
fakta ,dokter yang merawat- atau saksi pendapat ,ahli independen-.
%
!aksi fakta diberikan oleh dokter yang memeriksa, merawat atau memberikan
penatalaksanaan sebuah kasus medik. Dokter tersebut akan diminta untuk
mempresentasikan bukti medis terhadap penatalaksanaan yang telah dilakukannya dan
memberikan informasi yang faktual tentang hasilnya.
%
!aksi pendapat adalah saksi ahli yang independen yang diminta untuk memberikan
pendapat yang independen berdasarkan fakta-fakta dari kasus tertentu yang sudah ada.
Dalam hal ini dokter akan memberikan pendapat sesuai dengan pengalaman dan
keahliannya yang rele(an.
%
!ebagai saksi ahli independen, dokter dapat membantu pengadilan dalam dua cara,
yaitu dengan memberikan pendapat ahli berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya
terhadap fakta dan menginformasikan pengadilan mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan keahlian khusus mereka.
%
Dokter terlibat dalam kasus persidangan karena keahlian, pengetahuan dan area
11
khusus yang dimilikinya untuk memberikan bukti medis. Dokter memainkan peranan
penting dan tidak terpisahkan dalam gugatan hukum tersebut. Untuk itu dokter berhak
untuk mendapatkan informasi lengkap tentang kasus, peran dokter didalamnya, dan hal
lain yang mungkin diminta dalam memberikan bukti medis berupa dokumen yang
rele(an dan informasi klinis mengenai kasus kepada penyidik atau pengacara yang
meminta untuk hadir di persidangan. pabila pengacara atau penyidik memiliki
pertanyaan untuk informasi lebih lanjut dan dokter mengalami kesulitan dalam
menjawabnya, di luar negeri terdapat 9D; ,9edical Defence ;rganization- untuk
dimintai bantuan.
%

Di 'ndonesia dokter dapat berkonsultasi pada /omite 9edikolegal
Dokter 'ndonesia atau bisa langsung kepada ahli /edokteran "orensik.
>ika diperlukan untuk berdiskusi dengan saksi ahli independen lain atau menyiapkan
laporan dengan saksi ahli lain, dokter harus memberikan penilaian independennya,
mengidentifikasi hal-hal yang disetujui, tidak disetujui dan mengutarakan alasannya.
Dokter harus menghindari instruksi atau permintaan untuk terjadinya kesepakatan.
@unakan cara yang moderat dan objektif ketika memberikan bukti. 9enolak usaha-usaha
yang dirancang untuk mempro(okasi dokter dan hindari perdebatan.
%

!eorang saksi ahli
harus memiliki kualitas sebagai berikut
1
6
Pengetahuan dan pengalaman praktis dari materi yang dibahas dalam kasus.
/emampuan untuk berkomunikasi mengenai temuan atau opini yang akan
disampaikan dengan jelas, singkat, dan dapat dipahami oleh pihak-pihak awam
yang terkait dalam persidangan.
"leksibel dalam hal pikiran dan kepercayaan diri untuk memodifikasi pendapat
sebagai bukti baru atau argumen yang berlawanan.
/emampuan untuk berpikir dari sisi yang berbeda agar dapat menguasai situasi
apapun yang bisa saja terjadi di persidangan.
!ikap dan penampilan yang meyakinkan di peradilan.
&ugas dan tanggung jawab saksi ahli dalam kasus perdata meliputi 6
1
1. $ukti ahli yang disampaikan harus dipandang sebagai produk independen yang
tidak dipengaruhi bentuk dan isinya oleh keadaan apapun.
#. !aksi ahli harus memberikan bantuan independen pada pengadilan dengan
memberikan pendapat yang objektif terkait dengan keahliannya.
%. !aksi ahli harus menyatakan fakta-fakta atau asumsi yang memiliki dasar yang
jelas.
12
*. !aksi ahli harus memberikan penjelasan apabila terdapat pertanyaan atau
permasalahan yang diluar keahliannya.
2. >ika pendapat ahli tidak berdasarkan penelitian, hanya bderdasarkan data yang
tersedia, maka harus disertakan penjelasan bahwa ini hanya bersifat sementara.
2.1. Ke,a*i%an D-kte# Se%aai Saksi A!li
9enyadari akan pentingnya peranan dokter dalam membantu menyelesaikan perakara-
perkara pidana maka pembuat undang-undang hukum acara pidana menetapkan berbagai
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh dokter apabila ia dimintai bantuannya sebagai
ahli. Dokter dapat dikenakan sanksi apabila ia tidak melaksanakan kewajiban tersebut
tanpa alasan yang sah kewajiban-kewajiban itu adalah 6
1%
a. 2a*i% "e.%e#ikan Kete#anan A!li
/etentuan yang mewajibkan dokter memberikan keterangan sebagai ahli apabila
diminta, dapat dilihat pada Pasal 153 angka 1 /U0P yang menyatakan 6
) !etiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau
dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan7.
/etentuan ini merupakan ketentuan yang berlaku pada tingkat pemeriksaan di sidang
pengadilan yang apabila dengan sengaja tidak dipatuhi oleh yang bersangkutan tanpa
alasan yang sah dapat dikenakan sanksi berdasarkan Pasal ##* /U0P.
Pada tingkat penyidikan dan penyidikan tambahan dokter juga mempunyai kewajiban
untuk memberikan keterangan sebagai ahli apabila diminta. /etentuan ini tertuang dalam
Pasal 1#8 /U0P yang berbunyi 6
1*
Dalam hal penyidik menganggap perlu ia dapat minta pendapat orang ahli atau
orang yang memiliki keahlian khusus
hli tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji dimana penyidik bahwa
ia akan memberi keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-baiknya atau
jabatannya yang mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat menolak untuk
memberikan keterangan yang diminta.
!udah tentu dokter juga dapat dituntut berdasarkan pada Pasal ##* /U0P apabila
dengan sengaja ia tidak memenuhi kewajiban tersebut. dapun bunyi dari Pasal ##* /U0P
adalah 6
$arang siapa yang dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa menurut undang-undang
dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya berdasarkan undang-undang yang harus
13
dipenuhinya diancam 6
dalam perkara pidana, dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan.
dalam perkara lain dengan pidana penjara paling lama enam bulan.
%. 2a*i% "enu3a0kan Su.0a! atau Jan*i
Pada tingkat pemeriksaan di sidang pengadilan, dokter wajib mengucapkan sumpah
atau janji sebagai ahli sebelum ia memberikan keterangan dan juga sesudah memberikan
keterangannya apabila dipandang perlu oleh hakim. Dalam hal dokter menolak
mengucapkan sumpah atau janji didepan penyidik sewaktu memberikan keterangan lisan,
dokter tidak boleh disandera. Penyanderaan hanya dimungkinkan pada tingkat pemeriksaan
di sidang pengadilan dengan surat penetapan hakim ketua sidang.
5
2.'. Tata 4a#a &an Sika0 D-kte# &i Pe#si&anan In&-nesia
Pemanggilan atau pemberitahuan oleh pihak berwenang kepada saksi ahli, dalam hal
ini dokter, disampaikan selambat-lambatnya tiga hari sebelum tanggal hadir yang
ditentukan oleh hakim di tempat tinggal saksi ahli dan disampaikan secara langsung.
/emudian petugas membuat catatan bahwa panggilan telah diterima oleh yang
bersangkutan dengan membubuhkan tanggal serta tandatangan petugas dan saksi ahli
beserta alasan apabila saksi ahli tersebut tidak mau menandatangani catatan tersebut.
!urat pemanggilan ini juga dapat disampaikan melalui kepala desa apabila yang
bersangkutan tidak ada di tempat tinggalnya dan melalui perwakilan =epublik 'ndonesia
tempatnya berada apabila sedang di luar negeri ,pasal ##5 /U0P-.
2
Dokter yang dipanggil untuk menjadi saksi ahli kemudian memeriksa surat
panggilan tersebut dan dapat menghubungi jaksa yang berwenang dalam kasus ini untuk
meminta penjelasan mengenai kasus dan korban yang akan dibahas di persidangan.
Dokter kemudian dianjurkan memperkirakan pertanyaan yang akan diajukan agar lebih
siap dalam menjawabnya.
1

Dalam suatu perkara pidana yang menimbulkan korban,
dokter diharapkan dapat menemukan kelainan yang terjadi pada tubuh korban,
bagaimana kelainan tersebut timbul, apa penyebabnya serta akibat yang timbul terhadap
kesehatan korban. Dalam hal korban meninggal, dokter diharapkan dapat menjelaskan
penyebab kematian yang bersangkutan, bagaimana mekanisme terjadinya kematian
tersebut, serta membantu dalam perkiraan saat kematian dan perkiraan cara kematian.
12
Dokter sebagai saksi ahli memberikan penilaian atau penghargaan tentang hasil akhir,
14
bukan prosesnya sehingga perlu diingat bahwa dokter itu bertindak sebagai saksi ahli
bukan saksi mata.
11
!ebagai saksi yang akan diajukan dalam persidangan, terlebih dahulu harus
menyampaikan curriculum (itae kepada kepaniteraan mahkamah sebelum pelaksanaan
sidang. Pemeriksaan ahli dalam bidang keahlian yang sama yang diajukan oleh pihak-
pihak dilakukan dalam waktu yang bersamaan.
%
Dokter sebagai saksi ahli di pengadilan wajib mengenakan pakaian rapi dan sopan.
15
Dokter juga harus berpenampilan yang tidak melecehkan dirinya sendiri ataupun lawan
bicaranya. 'a harus hadir tepat waktu, berpakaian rapi, sikap yang santun, menyiapkan
data kasusnya, bersikap tegas dan yakin, mengutarakan sesuatu yang benar dan obyektif
serta menyeluruh.
14
Dokter sebagai saksi ahli yang hadir untuk mengikuti persidangan wajib mengisi
daftar hadir, menempati tempat duduk yang telah disediakan, duduk tertib dan sopan
selama persidangan serta menunjukkan sikap hormat kepada 9ajelis 0akim.
15

0akim
ketua sidang menanyakan kepada saksi keterangan tentang nama lengkap, tempat lahir,
umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan,
selanjutnya apakah ia kenal terdakwa sebelum terdakwa melakukan perbuatan yang
menjadi dasar dakwaan serta apakah ia berkeluarga sedarah atau semenda dan sampai
derajat keberapa dengan terdakwa, atau apakah ia suami atau isteri terdakwa meskipun
sudah bercerai atau terikat hubungan kerja dengannya ,pasal 118 /U0P butir #-.
9enyangkut hal ini saksi atau ahli wajib membawa /&P, /artu /eluarga, !urat +ikah,
'jazah dan dokumen lainnya yang menyangkut data dirinya karena hakim dapat saja
meminta saksi atau ahli untuk menunjukkannya di awal persidangan. !ebelum
memberikan keterangan, saksi atau ahli wajib mengucapkan sumpah atau janji menurut
agamanya masing-masing, bahwa ia akan memberikan keterangan yang sebenarnya dan
tidak lain daripada yang sebenarnya ,pasal 118 /U0P butir %-.
2
Di dalam berbagai dasar hukum dikatakan bahwa segala sesuatu yang diketahui
dokter dalam melakukan pekerjaannya adalah rahasia kedokteran dan setiap dokter dalam
melaksanakan praktik kedokteran secara khusus dibebankan kewajiban hukum untuk
menyimpan rahasia kedokteran ,pasal 1 PP no. 18 tahun 1311, pasal 158 /U0P, pasal
2% undang-undang no. #% tahun 133#, pasal *4 undang- undang no. #3 tahun #88*-.
+amun, rahasia kedokteran tidak bersifat absolut dan dapat dibuka tanpa dianggap
melanggar etika maupun hukum, salah satunya pada keadaan memenuhi permintaan
aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum. Dalam hal ini dokter terpaksa
15
membuka rahasia tanpa izin pasien karena adanya dasar penghapusan pidana
,straifuitsluitingsgroden- yang diatur dalam pasal *4 /U0P, pasal 28 /U0P, dan pasal
21 /U0P. Penyampaian rahasia ini dapat dilakukan di persidangan, di depan hakim.
11
Penyampaian pendapat oleh saksi dan ahli terlebih dahulu harus meminta danBatau
mendapat izin /etua !idang dan setelah diberikan kesempatan oleh /etua !idang.
11
!eorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa
sendiri kebenarannya ,pasal 5 /;D?/'-. !aksi ahli haruslah bersikap jujur, obyektif,
menyeluruh, ilmiah dan tidak memihak ,imparsial-. 'a juga diharapkan untuk
menghindari berbicara terlalu banyak, berbicara terlalu dini, dan berbicara dengan orang
yang tidak berhak mendengar.
13

Penyerahan alat bukti atau berkas perkara lainnya
melalui panitera penggantiBpetugas persidangan yang ditugaskan untuk itu.
15
Dalam pelaksanaan persidangan, dokter berhak tidak menjawab pertanyaan yang
diajukan kepadanya apabila pertanyaan tersebut dianggap tidak sesuai ataupun tidak
berada dalam ruang lingkup ,wewenang- ilmu kedokteran. >awaban dari pertanyaan yang
tidak sesuai tersebut disampaikan dalam bahasa yang sopan dan tegas. !ebagai contoh6
)9aaf Pak hakim, saya bukan tidak bisa menjawab, namun pertanyaan tersebut untuk
saksi mata, bukan untuk dokter7.
11
!etelah saksi memberi keterangan, ia tetap hadir di sidang kecuali hakim ketua
sidang member izin untuk meninggalkannya ,pasal 115 /U0P butir 1-. !ebagai saksi
atau ahli yang telah hadir memenuhi panggilan dalam rangka memberikan keterangan di
semua tingkat pemeriksaan, dokter berhak mendapat penggantian biaya menurut
perundang-undangan yang berlaku. 0ak ini disampaikan oleh pejabat yang melakukan
pemanggilan kepada dokter ,pasal ##3 /U0P-.
2
PED5"AN "ENJADI SAKSI AHLI
#8
0anya menghadiri peradilan yang mengeluarkan panggilan tertulis untuk perintah
menghadap sidang.
9embawa file atau dokumen lengkap yang dibutuhkan di pengadilan sesuai
dengan instruksi yang diberikan.
9emperjelas apa bidang keahlian yang diharapkan saat persidangan.
9enanyakan dan memperjelas laporan tertulis apa yang dibutuhkan peradilan.
&injau kembali file dan informasi yang rele(an terkait kasus untuk menyegarkan
ingatan, memusatkan perhatian pada fakta-fakta penting dan isu-isu untuk
16
meningkatkan kredibilitas kesaksian.
Pastikan waktu untuk menghadiri persidangan.
9enanyakan, apabila dibutuhkan, kapan pertemuan sebelum sidang bisa dilakukan
untuk mencari tahu dibawah kasus apa kesaksian ini dibutuhkan dan siapa yang
mengambil keputusan.
9enanyakan apakah terdapat saksi ahli lain yang juga dipanggil di persidangan
yang sama dan kapan waktu mereka ditunjuk untuk hadir. 0al ini untuk
mempersiapkan pertentangan pendapat apabila terdapat perbedaan pemahaman di
antara saksi. !ebagai saksi ahli yang diminta untuk memberikan keterangan, boleh
mengajukan waktu menghadiri persidangan yang berbeda dari saksi ahli lainnya.
9empersiapkan curriculum (itae dan dokumen lain yang berkaitan dengan
pendidikan, pelatihan, pengalaman dan pengetahuan yang terkait saat ini untuk
membuktikan kredibilitas keahlian saksi ahli.
/arena saksi ahli bertindak dibawah kode etik dan kerahasiaan, diperlukan
pemahaman yang jelas mengenai perlindungan pengadilan yang dapat diberikan
kepada saksi ahli dan bagaimana penyediaannya untuk menghindari pelanggaran
kode etik yang mungkin timbul selama memberikan kesaksian.
2.6. Ken&ala yan Di!a&a0i D-kte# &ala. "e.%antu Pe.%uktian Pe#ka#a Pi&ana
Di dalam melakukan tugas-tugasnya pada proses pemeriksaan untuk mempermudah
proses penyidikan, dokter sering sekali mendapat hambatan- hambatan dalam
pemeriksaannya, hambatan-hambatan tersebut antara lain 6
1.Kete#%atasan 7asilitas
'lmu "orensik di 'ndonesia dapat dikatakan masih jauh tertinggal dengan
negara-negara maju, padahal yang seperti di ketahui bahwa ilmu forensik ini sangat
penting sekali terlebih banyak kasus-kasus kejahatan yang membutuhkan keahlian
dalam bidang ini. !arana pendukungnya juga tidak di fasilitasi dengan baik oleh
pemerintah, selain itu kemampuan rumah sakit atau institusi kesehatan menyimpan
data rekam medis juga sangat terbatas.
2.Ku#annya K--#&inasi Anta#a Penyi&ik &an D-kte#
Didalam menyelesaikan suatu perkara tidak jarang seorang penyidik
memerlukan bantuan dokter untuk ikut melakukan pemeriksaan di tempat kejadian
perkara , &/P - kesempatan ini diberikan kepada penyidik, karena ada penyidik
17
yang merasa takut bila berhadapan dengan seorang mayat. Pemeriksaan luar mayat
di tempat kejadian perkara sangat diperlukan untuk dapat menentukan cara
kematian. $iasanya yang datang lebih dahulu adalah penyidik , namun ada beberapa
kejadian yang terjadi pada saat dokter tiba di tempat kejadian tersebut posisi mayat
sudah berpindah. >elaslah disini bahwa koordinasi penyidik dengan dokter sangat
minim, alangkah baiknya apabila penyidik tidak memindahkan posisi mayat,
sebelum dokter datang dan seluruh pemeriksaan &/P selesai. !ehingga dokter dapat
melakukan pemeriksaan dengan tenang. Penyidik dapat memindahkan posisi mayat
apabila posisi mayat tersebut mengganggu kelancaran lalu lintas.
(. Ke%e#atan Da#i Pi!ak Kelua#a K-#%an
Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah
mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih
dahulu kepada keluarga korban
Dalam hal keluarga korban keberatan, penyidik wajib menerangkan dengan
sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukan pembedahan
tersebut
pabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau
pihak yang perlu diberitahu tidak ditemukan, penyidik segera melaksanakan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1%% ayat % undang-undang ini
Didalam Pasal 1%% ayat % /U0P menjelaskan 6
) 9ayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada
rumah sakit harus dilakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap
mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan cap
jabatan yang diletakkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat7.
18
BAB III
KESI"PULAN
Peranan dokter dalam pembuktian perkara pidana dan proses peradilan bertujuan untuk
membuat terang suatu tindak pidana yang telah terjadi sehingga dapat membentuk keyakinan
hakim dalam menjatuhkan putusan pidana.Peranan dokter dalam peristiwa pidana tesebut
antara lain 6
a. Dokter !ebagai Pembuat Visum
<isum hanya dibuat agar suatu perkara pidana menjadi jelas dan hanya berguna bagi
kepentingan pemeriksaan dan untuk keadilan serta diperuntukkan bagi kepentingan
peradilan. Dalam hal ini dokterlah yang berperan utama sebagai pelaksanaan pembuatan
visum untuk membantu hakim menemukan kebenaran materiil dalam memutuskan perkara
pidana. Dokter dilibatkan untuk turut memberikan pendapatnya berdasarkan ilmu
pengetahuan yang dimiliki dalam pemeriksaan perkara pidana.
b. Dokter !ebagai !aksi hli
!eseorang dapat memberi keterangan sebagai saksi ahli jika ia mempunyai pengetahuan,
19
keahlian, pengalaman, latihan atau pendidikan khusus yang memadai. Dalam hal ini
dokter dapat dikatakan sebagai saksi ahli karena seorang dokter memiliki pendidikan
ataupun pengalaman khusus dan memiliki pengetahuan yang tinggi tentang suatu pokok
masalah sehingga dapat membentuk pendapat ataupun mengambil kesimpulan yang benar.
Dalam hal ini dokter dapat memberikan keterangannya secara tertulis dan juga dapat
dipanggil langsung dalam persidangan untuk mengemukakan pendapat atau kesimpulan
sesuai dengan apa yang diketahuinya menurut ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
DA7TAR PUSTAKA
1. mir, mri, Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik, =amadhan, 9edan, #882 dan 9 >usuf
0anafiah, tika Kedokteran dan !ukum kesehatan, Penerbit $uku /edokteran ?@.,
>akarta, 1333.
#. 0erkutanto, Visum t Repertum dan "elaksaann#a, @halia 'ndonesia, >akarta, #881.
%. ustralian 9edical ssociation. ?thical @uidelines for Doctors cting as 9edical
Aitnesses. 9 Position !tatement. #811C 1- 1.
*. Dahlan, !ofwan, Ilmu Kedokteran Forensik "edoman $agi %okter dan "enegak !ukum,
Penerbit Uni(ersitas Diponegoro, !emarang, #888.
2. /itab Undang-undang 0ukum cara Pidana.
1. $ritish 9edical ssociation. ?Dpert Aitness @uidance. #885C 1-1.
5. 9uhammad, =usli, !ukum &cara "idana Kontemporer, P& .itra ditya $akti, $andung,
#885.
4. 0amzah, ndi, K'!" dan K'!&", =ineka .ipta, >akarta, #881.
3. !oeparmono, Keterangan &hli Visum t Repertum %alam &spek !ukum &cara "idana,
20
9andar 9aju, >akarta, #88#.
18. dr 0erkutanto,!p", "emberlakuan "edoman "embuatan VeR Korban !idup dan (rauma
Related In)ur# *everit# *core 'ntuk +eningkatkan Kwalitas Visum t Repertum ,VeR-,
disertasi "akultas /edokteran Uni(ersitas 'ndonesia, >akarta, #882.
11. /ristanto ?, 'sries 9. 0ak Undur Diri dalam Pemeriksaan di !idang Pengadilan dalam
/onteks =ahasia /edokteran. Dalam6 &jiptomartono E, editor ,penyunting-. Penerapan
'lmu /edokteran "orensic dalam Proses Penyidikan. ?disi =e(isi. >akarta6 !agung !etoC
#884. hlm. #2#-1.
1#. 'rene P. &injauan :uridis terhadap Perlindungan /aryawan +otaris sebagai !aksi dalam
Peresmian kta ,!kripsi-. "akultas 0ukum Uni(ersitas 'ndonesia6 DepokC #818.
1%. dr &ogu Eumban &obing,!p", +edicolegal Report atau VeR %ilakukan %okter &tas
"ermintaan "en#idik 'ntuk &lat $ukti, Disampaikan dalam seminar Perhimpunan Dokter
PPD! "orensik di 9edan 1#-1% pril #882.
1*. 9unFim 'dries, bdul, "edoman Ilmu Kedokteran Forensik, $inarupa ksara, >akarta,
1335.
12. , Aidiatmaka A, !udiono !. 'lmu /edokteran "orensik. $udianto >akarta6 $agian
/edokteran "orensik "akultas /edokteran Uni(ersitas 'ndonesiaC 1335.
11. 'dries 9. Pendahuluan. Dalam6 editor ,penyunting-. Pedoman Praktis 'lmu /edokteran
"orensik $agi Praktisi 0ukum. >akarta6 !agung !etoC #883. hlm. 1-2.
15. Peraturan 9ahkamah /onstitusi +omor 13 &ahun #883 tentang &ata &ertib Persidangan.
14. !ampurna $, !amsu G, !iswaja &D. Peranan 'lmu "orensik dalam Penegakan 0ukum.
?disi ke-#. >akarta6 "akultas /edokteran Uni(ersitas 'ndonesiaC #884.
13. /ode ?tik /edokteran 'ndonesia
#8. Daley &&. @uidelines "or &he ?Dpert Aitness. &he Eectric Eaw Eibrary. #81#,diunduh 3
"ebruari #81%-. &ersedia dari6 U=E6 0:P?=E'+/
http6BBwww.lectlaw.comBfilesBeDp#5.htm

Das könnte Ihnen auch gefallen