Sie sind auf Seite 1von 10

Audit Kinerja Pemerintah Resume

Audit Kinerja adalah audit yang dilakukan secara objektif dan sistematis terhadap berbagai macam
bukti untuk menilai kinerja entitas yang diaudit dalam hal ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerja dan entitas yang diaudit dan meningkatkan akuntabilitas publik.
Economy (Spending Less); Economy (ekonomi atau kehematan) merupakan aspek kinerja yang berkaitan
dengan input, yang umumnya mengacu pada kegiatan pengadaan sumber daya.
Efficiency (Spending Well); Secara sederhana, efficiency (efisiensi) merupakan perbandingan antara
output dan input.Suatu organisasi dapat dikatakan efisien apabila organisasi tersebut:
1. Menghasilkan output yang lebih besar dengan menggunakan input tertentu;
2. Menghasilkan output tetap untuk input yang lebih rendah dari yang seharusnya;
3. Menghasilkan produksi yang lebih besar dari penggunaan sumber dayanya;
4. Mencapai hasil dengan biaya serendah mungkin.
Terdapat 3 variabel untuk menilai efisiensi suatu pekerjaan, yaitu input, output, dan standar
efisiensi
Effectiveness (Spending Wisely); 2 kategori outcome, yaitu perubahan kondisi (change in state) dan
perubahan perilaku (change in behaviour).
Tiga pihak yang saling berkaitan dalam kegiatan audit:
1. Entitas pemeriksa (auditor)
2. Entitas yang diaudit (auditee)
3. Entitas yang meminta pertanggungjawaban
Tujuan audit sektor publik dipertegas dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara bahwa pemeriksaan berfungsi untuk mendukung
keberhasilan upaya pengelolaan keuangan negara secara tertib dan taat pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Perbedaan antara Audit Kinerja dan Audit Keuangan
Aspek Audit Kinerja Audit Keuangan
Tujuan Menilai apakah auditee telah
mencapai tujuan atau harapan yang
ditetapkan.
Menilai apakah akun-akun benar
dan disajikan secara wajar.
Fokus Program dan kegiatan organisasi. Sistem akuntansi dan sistem
manajemen.
Dasar Akademik Ekonomi, Ilmu Politik, Sosiologi, dan
lain-lain.
Akuntansi.
Metode Bervariasi antara satu proyek
dengan proyek lainnya.
Kurang lebih telah terstandardisasi.
Kriteria Penilaian Lebih subjektif.
Terdapat kriteria yang unik
untuk masing-masing audit.
Kurang subjektif.
Kriteria untuk semua
kegiatan audit.
Laporan Struktur dan isi laporan
bervariasi.
Dipublikasikan secara tidak
tetap (ad hoc basis).
Bentuk laporan kurang lebih
terstandardisasi.
Dipublikasikan secara
berkala.
Karakteristik Audit Kinerja
1. Audit kinerja berusaha mencari jawaban atas dua pertanyaan dasar berikut.
a) Apakah sesuatu yang benar telah dilakukan (doing the right things)?
b) Apakah sesuatu telah dilakukan dengan cara yang benar (doing the things right)?
2. Proses audit kinerja dapat dihentikan apabila pengujian terinci dinilai tidak akan memberikan nilai
tambah yang signifikan bagi perbaikan manajemen atau kondisi internal lembaga audit dinilai
tidak mampu untuk melaksanakan pengujian terinci.
Manfaat Audit Kinerja (meningkatkan kinerja & akuntabilitas publik)
---meningkatkan kinerja
1. Mengidentifikasi permasalahan dan alternatif penyelesaiannya.
2. Mengidentifikasi sebab-sebab aktual (tidak hanya gejala atau perkiraan-perkiraan) dari suatu
permasalahan.
3. Mengidentifikasi peluang atau kemungkinan untuk mengatasi keborosan atau ketidakefisienan.
4. Mengidentifikasi kriteria untuk menilai pencapaiann tujuan organisasi.
5. Melakukan evaluasi atas sistem pengendalian internal.
6. Menyediakan jalur komunikasi antara tataran operasional dan manajemen.
7. Melaporkan ketidakberesan.
---akuntabilitas publik
1. perbaikan pertanggungjawaban manajemen kepada lembaga perwakilan;
2. pengembangan bentuk-bentuk laporan akuntabilitas;
3. perbaikan indikator kerja;
4. perbaikan perbandingan kinerja antara organisasi sejenis yang diperiksa;
5. serta penyajian informasi yang lebih jelas dan informatif.
Perbedaan standar audit kinerja dan keuangan
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Uraian mengenai perencanaan audit kinerja lebih banyak dari audit keuangan dan audit dengan
tujuan tertentu. Hal ini dikarenakan sifat audit kinerja yang lebih luas dan sifat informasi yang
berbeda antarentitas.
2. Berbeda dengan audit keuangan yang menekankan pada kompetensi bukti; audit dengan tujuan
tertentu justru menekankan pada kecukupan bukti; sedangkan pengumpulan bukti pada audit
kinerja ditekankan baik pada kecukupan, kompetensi, maupun relevansi bukti.
3. Bentuk dokumentasi pada audit keuangan, audit kinerja, dan audit dengan tujuan tertentu adalah
sama, yaitu kertas kerja audit.
4. Hasil dari audit keuangan berupa opini; hasil dai audit kinerja adalah temuan, simpulan, dan
rekomendasi; sedangkan hasil audit dengan tujuan tertentu adalah simpulan.
5. Unsur laporan audit keuangan, audit kinerja, dan audit dengan tujuan tertentu pada dasarnya
sama. Namun demikian, laporan audit kinerja juga karena memuat tujuan, lingkup, dan
metodologi audit karena hal tersebut dapat berbeda antara audit kinerja yang satu dengan
lainnya.
6. Standar pelaporan audit kinerja memuat unsur mutu laporan, dimana audit keuangan dan audit
dengan tujuan tertentu tidak mengatur hal tersebut. Hal ini dikarenakan sifat dan lingkup
pelaporan audit kinerja yang lebih luas dan rumit dibandingkan dengan kedua jenis audit lainnya.
7. Uraian mengenai penerbitan dan pendistribusian laporan pada dasarnya sama antara ketiga jenis
audit.
Perencanaan Tingkat Lembaga Audit
Pengendalian Mutu Audit
Untuk menjamin mutu pelaksanaan audit, maka perlu ditetapkan penjaminan mutu, pengendalian mutu,
dan monitor atas program audit.
1. Penjaminan mutu (quality assurance) meliputi kebijakan, sistem, dan prosedur yang
disusun oleh lembaga audit untuk memelihara standar yang tinggi dari kegiatan audit.
2. Pengendalian mutu (quality control) mengacu pada persyaratan yang harus dipenuhi
dalam manajemen audit individual. Prosedur quality control harus dirancang dengan baik
untuk memastikan bahwa semua audit dilaksanakan sesuai dengan standar audit. Tujuan
dari quality control mengacu pada:
Kompetensi dan independensi;
Perencanaan Strategis
Input:
Hasil pemantauan tindak lanjut audit yang lalu
Perkembangan dan tantangan dalam administrasi
pemerintahan
Mandat legislatif
Aktivitas
Menetapkan tema audit
Menganalisis entitas yang akan diaudit
Identifikasi dan memilih topik audit potensial
Output
Tujuan dan lingkup audit sementara
Kriteria audit sementara
Manfaat potensial audit
Perkiraan kebutuhan sumber daya
Perencanaan Operasional
Input
Tujuan dan lingkup audit sementara
Kriteria audit sementara
Manfaat potensial audit
Perkiraan kebutuhan sumber daya
Aktivitas
Menjabarkan Rencana Strategis Audit Kinerja
Output
Entitas yang akan diaudit
Perkiraan jangka waktu audit
Jumlah personel
Biaya audit
Supervisi dan pemberian tugas kepada personel untuk melaksanakan audit;
Panduan dan bimbingan;
Evaluasi atas klien;
3. Monitor atas Program Audit
Lembaga audit perlu mengambangkan indikator kinerja yang tepat untuk
mengukur keberhasilan program audit kinerja (seperti biaya, jangka waktu,
tonggak pencapaian/milestone, dan hasil) serta memonitor pelaksanaan audit.
Pemeliharaan informasi kinerja akan memudahkan lembaga audit untuk
menentukan keberhasilan pencapaian tujuan program audit kinerja dan
memberikan dasar bagi pengukuran kinerja setiap waktu.
Siklus Audit Kinerja
Siklus audit kinerja akan menggambarkan tahapan atau urutan kegiatan yang harus dilalui dalam suatu
audit kinerja
Perencanaan
Survei Pendahuluan
Tujuan utama survei pendahuluan adalah untuk memperoleh informasi yang bersifat umum
mengenai semua bidang dan aspek dari entitas yang diaudit serta kegiatan dan kebijakan entitas,
dalam waktu yang relattif singkat.
Hasil survei pendahuluan berguna untuk memberikan pertimbangan mengenai perlu atau
tidaknya audit dilanjutkan ke tahap pengujian terinci.
Apabila dipandang perlu untuk melakukan pengujian terinci, informasi yang diperoleh dalam
survei pendahuluan berguna sebagai dasar untuk menyusun program pengujian terinci.
Pelaksanaan
Pelaksanaan audit kinerja juga dikenal sebagai pengujian terinci.
Arahan mengenai apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannyayang
diberikan oleh survei pendahuluandituangkan dalam program pengujian terinci.
Dengan demikian, efisiensi dan efektivitas pengujian terinci sangat ditentukan oleh hasil survei
pendahuluan.
Tujuan utama pengujian terinci adalah:
Menilai apakah kinerja entitas yang diaudit sesuai dengan kriteria;
Menyimpulkan apakah tujuan-tujuan audit tercapai;
Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki kinerja entitas yang diaudit,
yang akan dituangkan dalam rekomendasi kepada auditee.
Auditor akan:
1. Mengumpulkan dan menguji bukti audit yang kompeten dan relevan;
2. Menyusun kertas kerja;
3. Menyusun dan mengomunikasikan temuan audit; serta
4. Menyusun dan mendistribusikan laporan hasil audit.
Tujuan penyusunan laporan adalah
1. untuk menghindari salah tafsir antara auditor dan auditee,
2. memudahkan pelaksanaan tindak lanjut, dan
3. menjadi salah satu alat pengendali sosial (social controli).
Tindak lanjut
Audit kinerja dilaksanakan untuk mengadakan perbaikan terhadap kinerja entitas yang diaudit
melalui pembberian rekomendasi.
Auditor bertanggung jawab memantau sejauh mana rekomendasi dilaksanakan oleh auditee.
Tujuan utama tindak lanjut audit adalah untuk meyakinkan auditor bahwa auditee telah
memperbaiki kelemahan yang telah diidentifikasi.
Kegiatan tindak lanjut dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:
1. Pemutakhiran (update) informasi,
2. Tindak lanjut dikantor,
3. Dan tindak lanjut di lapangan.
Pemahaman atas Entitas yang Diaudit
Pemahaman yang objektif dan komprehensif atas entitas yang akan diaudit sangat penting untuk
mempertajam tujuan audit serta mengidentifikasikan isu-isu kritis dan penting sehingga audit
dapat dilaksanakan secara lebih ekonomis, efisien, dan efektif.
Entry Meeting: langkah awal yang strategis
Dalamentry meeting, auditor harus mampu membangun kesamaan persepsi dengan auditee agar
terjalin kerja sama yang baik. diskusi dengan manajemen entitas yang diaudit.
Gambaran umum entitas
adalah segala informasi yang terkait dengan entitas, yang dapat memberikan gambaran secara
utuh mengenai entitas.
Informasi mengenai gambaran umum entitas mencakup hal-hal sebagai berikut:
visi, misi, dan strategi entitas;
Peraturan terkait (legal mandate);
Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan entitas;
Lingkungan internal, eksternal, dan pihak yang terkait (stakeholders);
Tugas pokok dan fungsi entitas;
Struktur organisasi;
Anggaran dan realisasi;
Petunjuk pelaksanaan internal dan pedoman operasional yang ada;
Uraian tentang sistem informasi manajemen;
Key performance indicators (KPI) yang digunakan;
Catatan entitas yang berupa notulen rapat pimpinan/manajemen;
Hasil-hasil diskusi dengan manajemen dan stakeholders;
Hasil evaluasi dan laporan audit internal entitas;
Evaluasi program entitas dan rencana audit internal; serta
Hasil audit terdahulu.
Auditor harus memberikan perhatian yang lebih besar pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku, ketentuan-ketentuan lain, dan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan terkait dengan entitas
Pemahaman atas Input, Proses, dan Output Entitas
Pemahaman input, proses, dan output akan memudahkan auditor untuk mengidentifikasi
permasalahan yang akan timbul dan akibat dari permasalahan tersebut.
Informasi Lain
Auditor juga harus memperoleh informasi penting lain yang berkaitan dengan entitas untuk
melengkapi dua jenis informasi sebelumnya, seperti hal-hal berikut:
1. Pendapat publik yang direfleksikan dalam keputusan-keputusan atau risalah-risalah
sidang/rapat DPR.
2. Informasi lain yang diperoleh melalui koordinasi antardepartemen.
3. Hasil-hasil penelitian akademis.
4. Hasil liputan media massa.
5. Hasil audit yang lalu dan hasil review dapat menjadi sumber informasi yang sangat
berguna.
Dalam rangka memahami entitas, salah satu cara yang dilakukan auditor adalah dengan memahami
sistem pengendalian internal (pengendalian manajemen) entitas yang akan diperiksa
Tujuan Pengendalian Internal
1. Efektivitas dan efisiensi operasi,
2. Kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan,
3. Keandalan laporan keuangan.
Komponen Sistem Pengendalian Internal (SPI):
1. Lingkungan pengendalian (control environment) adalah kondisi lingkungan organisasi yang
menetapkan corak suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran akan pengendalian.
2. Penaksiran risiko (risk assesment) adalah proses yang meliputi identifikasi, analisis, dan
pengelolaan risiko yang dihadapi oleh manajemen, yang dapat menghambat pencapaian tujuan
organisasi.
3. Aktivitas pengendalian (control activities) adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan .
4. Informasi dan komunikasi (information and communication) adalah pengidentifikasian,
penangkapan dan pertukaran informasi yang memungkinkan setiap orang dapat melaksanakan
tanggung jawab mereka.
5. Pemantauan (monitoring) adalah kondisi dimana seluruh sistem pengendalian organisasi harus
dimonitor untuk menilai mutu dari sistem pengendalian tersebut
Prosedur dan Teknik Pengumpulan Informasi
Beberapa teknik dan prosedur yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi dalam rangka
pemahaman entitas:
1. Melakukan wawancara (interview) dengan manajemen dan staf kunci.
2. Melakukan review atas perundang-undangan, peraturan dan kebijakan, pengarahan-
pengarahan, serta dokumen-dokumen.
3. Melakukan review atas laporan kinerja entitas serta laporan mengenai rencana kerja dan
prioritasnya.
4. Melakukan review fisik terhadap fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh entitas.
5. Menelusuri sistem dan prosedur pengendalian.
6. Melakukan analisis terhadap hubungan antara pemanfaatan sumber daya dan hasilnya.
7. Mengidentifikasi risiko entitas.
8. Melakukan review atas laporan-laporan audit dan studi yang telah dilakukan sebelumnya,
termasuk laporan audit yang dilakukan oleh auditor lainnya.
Laporan atas Pemahaman Entitas
Hal-hal yang sebaiknya tercakup dalam laporan atas pemahaman entitas adalah:
a) Tujuan entitas
b) Hubungan akuntabilitas; dua jenis hubungan akuntabilitas, yaitu hubungan akuntabilitas
secara internal dan hubungan akuntabilitas secara eksternal.
c) Sumber daya
d) Proses manajemen
e) Tujuan kinerja
f) Program dan operasi; apakah entitas beroperasi sesuai dengan kewenangannya dan
bagaimana entitas mencapai tujuan dan target kinerjanya.
g) Lingkungan eksternal; mencakup faktor-faktor yang relatif sulit untuk dikendalikan oleh
manajemen (uncontrollable) seperti faktor ekonomi, politik, dan sosial.
Identifikasi Area Kunci
Area Kunci (key Area) adalah area, bidang, atau kegiatan yang merupakan fokus audit dalam
entitas.
Pendekatan untuk Identifikasi Area Kunci
Penentuan area kunci dapat dilakukan berdasarkan faktor pemilihan (selection factors) yang terdiri atas
a) Risiko manajemen; lebih ditekankan pada risiko yang ditanggung manajemen terkait
dengan aspek ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
b) Signifikan suatu program yang mencakup materialitas keuangan, batas krisis
keberhasilan, dan visibilitas; Penentuan signifikansi merupakan penilaian profesional
dimana seorang auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti materialitas
keuangan, batas kritis keberhasilan, dan visibilitas.
Materialitas keuangan; Faktor ini didasarkan pada penilaian total nilai kekayaan
entitas, pengeluaran tahunan, dan/atau penerimaan tahunan dalam area yang
dapat diaudit.
Batas Kritis Keberhasilan; Batas kritis keberhasilan menunjukkan pentingnya
suatu area dalam menentukan keberhasilan suatu entitas.
Visibilitas atau Kejelasan; Visibilitas atau kejelasan suatu area berkaitan dengan
dampak eksternal dari kegiatan tersebut.
c) Dampak audit;
Aspek Ekonomi
a) Pengurangan biaya sebagai hasil dari pengadaan yang lebih baik.
b) Pengurangan biaya akibat pemanfaatan sumber daya yang lebih ekonomis.
c) Pengurangan fasilitas.
Aspek Efisiensi
a) Peningkatan output pada tingkat input yang sama.
b) Perbaikan atas pekerjaan ganda dan kurang koordinasi.
Aspek Efektivitas
a) Perbaikan analisis kebutuhan
b) Memperjelas tujuan dan kebijakan.
c) Memperkenalkan tujuan dan sasaran dengan lebih baik.
d) Perbaikan dalam pencapaian tujuan melalui perubahan sifat output atau
peningkatan sasaran.
Peningkatan Perencanaan, Pengendalian, dan Manajemen.
Peningkatan Akuntabilitas
Peningkatan Mutu Pelayanan
d) Auditabilitas; Auditabilitas berkaitan dengan kemampuan tim audit untuk melaksanakan
audit sesuai dengan standar profesi.
1. Auditor tidak memiliki atau mendapatkan keahlian yang disyaratkan.
2. Area tersebut sedang dalam perubahan yang signifikan dan mendasar.
3. Kriteria tidak tersedia untuk menilai kinerja.
4. Lokasi pekerjaan lapangan tidak dapat dijangkau sehubungan dengan bencana
alam atau alasan lain.
Quiz
1. Manfaat Audit Kinerja (meningkatkan kinerja & akuntabilitas publik)
meningkatkan kinerja
1. Mengidentifikasi permasalahan dan alternatif penyelesaiannya.
2. Mengidentifikasi sebab-sebab aktual (tidak hanya gejala atau perkiraan-perkiraan) dari suatu
permasalahan.
3. Mengidentifikasi peluang atau kemungkinan untuk mengatasi keborosan atau ketidakefisienan.
4. Mengidentifikasi kriteria untuk menilai pencapaiann tujuan organisasi.
5. Melakukan evaluasi atas sistem pengendalian internal.
6. Menyediakan jalur komunikasi antara tataran operasional dan manajemen.
7. Melaporkan ketidakberesan.
2. survei pendahuluan adalah untuk memperoleh informasi yang bersifat umum mengenai semua
bidang dan aspek dari entitas yang diaudit serta kegiatan dan kebijakan entitas, dalam waktu yang
relattif singkat.
Kegiatan survei pendahuluan:
1. memahami entitas yg diaudit
2. mengidentifikasi area kunci
3. menentukan tujuan dan ruang lingkup audit
4. menetapkan kriteria audit
5. mengidentifikasi jenis dan sumber bukti audit
6. menyusun laporan survei pendahuluan
7. mempersiapkan program pengujian terinci
3. Hal2 penting pada entry meeting: auditor harus mampu membangun kesamaan persepsi dengan
auditee agar terjalin kerja sama yang baik.
Tujuan: Untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai program dan kegiatan entitas yang
diaudit
4. Area Kunci (key Area) adalah area, bidang, atau kegiatan yang merupakan fokus audit dalam
entitas.
Alasan: Pemilihan area kunci harus dilakukan mengingat luasnya bidang, program, dan kegiatan pada
entitas yang diaudit sehingga tidak mungkin melakukan audit di seluruh area entitas. Pemilihan area
kunci yang tepat memungkinkan penggunaan sumber daya audit secara lebih efisien dan efektif
karena dapat memfokuskan sumber daya pada area audit yang memiliki nilai tambah yang maksimum.
5. area kunci dapat dilakukan berdasarkan faktor pemilihan (selection factors) yang terdiri atas
a) Risiko manajemen; lebih ditekankan pada risiko yang ditanggung manajemen terkait
dengan aspek ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.
b) Signifikan suatu program yang mencakup materialitas keuangan, batas krisis
keberhasilan, dan visibilitas; Penentuan signifikansi merupakan penilaian profesional
dimana seorang auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti materialitas
keuangan, batas kritis keberhasilan, dan visibilitas.
Materialitas keuangan; Faktor ini didasarkan pada penilaian total nilai kekayaan
entitas, pengeluaran tahunan, dan/atau penerimaan tahunan dalam area yang
dapat diaudit.
Batas Kritis Keberhasilan; Batas kritis keberhasilan menunjukkan pentingnya
suatu area dalam menentukan keberhasilan suatu entitas.
Visibilitas atau Kejelasan; Visibilitas atau kejelasan suatu area berkaitan dengan
dampak eksternal dari kegiatan tersebut.
c) Dampak audit;
Aspek Ekonomi
a) Pengurangan biaya sebagai hasil dari pengadaan yang lebih baik.
b) Pengurangan biaya akibat pemanfaatan sumber daya yang lebih ekonomis.
c) Pengurangan fasilitas.
Aspek Efisiensi
a) Peningkatan output pada tingkat input yang sama.
b) Perbaikan atas pekerjaan ganda dan kurang koordinasi.
Aspek Efektivitas
a) Perbaikan analisis kebutuhan
b) Memperjelas tujuan dan kebijakan.
c) Memperkenalkan tujuan dan sasaran dengan lebih baik.
d) Perbaikan dalam pencapaian tujuan melalui perubahan sifat output atau
peningkatan sasaran.
Peningkatan Perencanaan, Pengendalian, dan Manajemen.
Peningkatan Akuntabilitas
Peningkatan Mutu Pelayanan
e) Auditabilitas; Auditabilitas berkaitan dengan kemampuan tim audit untuk melaksanakan
audit sesuai dengan standar profesi.
5. Auditor tidak memiliki atau mendapatkan keahlian yang disyaratkan.
6. Area tersebut sedang dalam perubahan yang signifikan dan mendasar.
7. Kriteria tidak tersedia untuk menilai kinerja.
8. Lokasi pekerjaan lapangan tidak dapat dijangkau sehubungan dengan bencana
alam atau alasan lain.
6. Economy (Spending Less); Economy (ekonomi atau kehematan) merupakan aspek kinerja yang
berkaitan dengan input, yang umumnya mengacu pada kegiatan pengadaan sumber daya.
Efficiency (Spending Well); Secara sederhana, efficiency (efisiensi) merupakan perbandingan antara
output dan input.Suatu organisasi dapat dikatakan efisien apabila organisasi tersebut:
1. Menghasilkan output yang lebih besar dengan menggunakan input tertentu;
2. Menghasilkan output tetap untuk input yang lebih rendah dari yang seharusnya;
3. Menghasilkan produksi yang lebih besar dari penggunaan sumber dayanya;
4. Mencapai hasil dengan biaya serendah mungkin.
Terdapat 3 variabel untuk menilai efisiensi suatu pekerjaan, yaitu input, output, dan standar efisiensi
Effectiveness (Spending Wisely); 2 kategori outcome, yaitu perubahan kondisi (change in state) dan
perubahan perilaku (change in behaviour).
7.

Das könnte Ihnen auch gefallen