Sie sind auf Seite 1von 11

1

BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN REFERAT


FAKULTAS KEDOKTERAN MEI 2014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


PEDIKULOSIS PUBIS




Disusun Oleh :

A.Mifta Paramitha Muchlis
Welly Dehsy Sumiati


PEMBIMBING:
dr. Alwi A. Mappiasse, SpKK, Ph.D, FINSDU, SH


DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITRAAN KLINIK
BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2014



2

BAB I
PENDAHULUAN
Pedikulosis adalah infeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan
oleh Pediculus (tergolong famili Pediculidae). Selain menyerang manusia,
penyakit ini juga menyerang binatang, oleh karena itu dibedakan Pediculus
humanus dengan Pediculus animalis. Pediculus ini merupakn parasit obligat
artinya harus menghisap darah manusia untuk dapat mempertahankan hidup.
1

Pedikulosis pubis adalah infeksi tuma pada rambut dan kulit di daerah
pubis dan sekitarnya oleh Pthirus pubis. Pedikulosis pubis dulu dianggap Pthirus
pubis secara morfologi sama dengan Pediculus maka itu dinamakan juga
Pediculus pubis. Tetapi ternyata morfologi keduanya berbeda, Pthirus pubis lebih
kecil dan lebih pipih.
1,2
Penyakit ini menyerang orang dewasa dan dapat digolongkan dalam
Penyakit akibat Hubungan Seksual (P.H.S) serta dapat pula menyerang jenggot
dan kumis. Infeksi ini juga dapat terjadi pada anak-anak, yaitu di alis atau bulu
mata (misalnya blefaritis) dan pada tepi batas rambut kepala.
1
Pedikulosis pubis mempunyai beberapa sinonim anatara lain: Crabs,
Pubic lice, Crab louse, dan Pubic louse. Ungkapan untuk pedikulosis pubis adalah
Macula Cerulea, berbentuk kecil, pigmented, steel gray spots biasanya
diameternya tidak lebih dari 1 cm, dan menyerap warna, ditemukan di dada, perut,
paha dan lengan atas.
3
Penularan kutu pubis terjadi melalui dua cara yaitu melalui kontak
seksual (sexual transmission) dan penularan tidak melalui kontak seksual
3

(nonsexual transmission) seperti melalui pakaian, tempat tidur, handuk, dan
peralatan toilet ataupun melalui kontak langsung dengan penderita. Hygiene yang
buruk sangat berhubungan dengan infeksi dari kutu ini.
3
Pedikulosis pubis, atau infeksi tuma (crabs), dapat menyebabkan
berbagai keluhan gatal dengan berbagai macam gejala klinis kecuali apabila
rambutnya dibersihkan dari kutu dan masing-masing individu sering memeriksa
telur kutu (1-2 mm), yang akan melekat pada kulit karena bagian mulut nya
tertanam dalam pembuluh darah folikular. Kadang-kadang terdapat makula biru
keabu-abuan di berbagai tempat predileksi.
4














4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Pedikulosis pubis adalah infeksi tuma pada rambut dan kulit di daerah
pubis dan sekitarnya oleh Pthirus pubis. Pedikulosis pubis dulu dianggap Pthirus
pubis secara morfologi sama dengan Pediculus maka itu dinamakan juga
Pediculus pubis. Tetapi ternyata morfologi keduanya berbeda, Pthirus pubis lebih
kecil dan lebih pipih.
1,2
Pedikulosis pubis merupakan infeksi Pthirus pubis pada rambut di daerah
pubis dan sekitarnya. Penyakit ini mengenai orang dewasa dan digolongkan dalam
infeksi menular seksual. Infeksi ini dapat mengenai anak-anak, biasanya di alis
atau bulu mata.
5
Kepiting kutu ditularkan melalui kontak fisik, biasanya seksual, dan
infeksi dengan kutu ini paling sering terjadi pada orang dewasa muda yang aktif
secara seksual.
6
B. EPIDEMIOLOGI
Kutu ini dapat menyerang semua lapisan masyarakat dan semua
kelompok etnis. Pasien dengan kepiting kutu ini sering terinfeksi penyakit
menular seksual lain sebelumnya. Meskipun pedikulosis pubis dianggap sebagai
penyakit menular seksual, transmisi dapat juga terjadi melalui pakaian yang
tekontaminasi, handuk, dan selimut.
4


5

C. ETIOLOGI
Penyebab utama Pthiriasis Pubis adalah Pthirus pubis yang ditularkan
melalui kontak terutama kontak seksual.

Kepiting kutu ditularkan melalui kontak
fisik, biasanya seksual, dan infeksi dengan kutu ini paling sering terjadi pada
orang dewasa muda yang aktif secara seksual.
2,6
Pedikulosis pubis disebabkan oleh infeksi tubuh oleh Phthirus pubis.
Kepiting kutu berukuran panjang x lebar 0,8-1,2 mm, tubuhnya menyerupai
kepiting kecil yang pendek. Kepiting kecil ini memiliki tepi bergerigi pada alat
pencakarnya, dengan permukaan datar, dengan demikian kepiting kecil ini dapat
masuk ke seluruh permukaan tubuh.
4
Yang betina lebih besar daripada yang jantan dan biasanya di sebut
sebagai crab louse yang mendeskripsikan morfologinya, karena bentuk tubuhnya
seperti lingkaran pada kepiting. Kutu pubis ini mempunyai panjang 0,8-1,2 mm,
masa hidup 14 hari. Kutu betina mampu menelurkan 25 butir, mempunyai masa
inkubasi selama 7 hari dan masadewasa selama lebih dari 14 hari. Pergerakan
kutu dewasa dapat merangkak 10cm/hari dan lebih menyukai daerah/keadaan
yang lembab. Kutu dewasa dapat bertahan hidup dari tubuh manusia lebih dari 36
jam.
4,5
Transmisinya melalui kontak fisik (berbagi tempat tidur, dan pemakaian
handuk yang sama), kontak seksual, dan transmisi nonseksual.

Kutu ini biasanya
paling sering ditemukan di rambut pubis, tapi pada beberapa individu dapat pula
ditemukan di rambut halus pada paha. Biasanya, area janggut, kumis dan bahkan
bulu mata dapat terkena. Infestasi pada bulu mata dan kepala bagian perifer paling
6

banyak terdapat pada anak-anak, kemungkinan karena kontak dari orang tua yang
menderita. Pada tuna wisma dapat ditemukan kutu pada area badan selain daerah
pubis.
4,7
D. PATOGENESIS
Pthirus pubis merupakan ektoparasit yang hidup dengan mengisap darah.
Kutu mengisap darah setelah menembus kulit dan menginjeksikan saliva ke
dalamnya.
2
Kelainan kulit yang timbul disebabkan oleh garukan untuk
menghilangkan rasa gatal. Gatal tersebut timbul karena pengaruh liur dan ekskreta
dari kutu yang dimasukkan ke dalam kulit waktu menghisap darah. Gatal tersebut
biasanya digaruk. Karena ada garukan, maka terjadi erosi, ekskoriasi, dan infeksi
sekunder (ada pus dan krusta).
1,6


7


E. GEJALA KLINIS

Gejala paling umum dari pedikulosis pubis adalah rasa gatal di daerah
pubis, rasa gatal ini umumnya disebabkan oleh reaksi alergi karena gigitan dan
biasanya dimulai sekitar lima hari setelah seseorang terjangkit Pthirus pubis.


Penularan melalui hubungan seksual lebih dominan, namun penularan secaranon-
seksual melalui pemakaian tempat tidur atau pakaian yang digunakan bersama
juga dapat terjadi, kasus seperti ini terutama ditemukan pada anak-anak.
1,4
Gejala yang terutama adalah gatal di daerah pubis dan di sekitarnya.
Gatal ini dapat meluas sampai ke daerah abdomen, anus, ketiak dan dada, disitu
dijumpai bercak-bercak yang berwarna abu-abu atau kebiruan yang disebut
sebagai makula serulae. Makula ini diameternya 0,5 cm, berlokasi pada badan dan
lokasi gigitan yang dalam. Makula ini diduga merupakan pigmen darah dari orang
yang tergigit atau produk ekresi dari kelenjar saliva phtirus pubis. Kutu ini dapat
dilihat dengan mata biasa dan susah untuk dilepaskan karena kepalanya
dimasukkan ke dalam muara folikel rambut.
1,2
8

Bintik biru (blue spots) dapat muncul dan bertahan selama beberapa hari
pada daerah dimana Pthirus pubis berada, ini juga merupakan akibat dari gigitan.
Phtirus pubis biasanya ditemukan di daerah pubis, tetapi dapat pula ditemukan
pada ketiak, bulu mata, janggut, kumis, dan daerah berambut lainnya. Terkadang
meskipun jarang Pthirus pubis dapat ditemukan pada rambut kepala. Dan
ditemukan telur kutu pada rambut yang menyerupai butiran pasir.
4
Pada anak-anak infestasi dapat mengenai bulu mata, biasanya ditularkan
oleh ibunya sehingga terjadi blefaritis disertai krusta. Hal ini jarang dijumpai pada
penderita dewasa.
5

Telur kepiting kutu pada bulu mata


Tuma menempel pada kulit di sekitar pangkal rambut
9


F. DIAGNOSIS
Cara yang paling diagnostic untuk menegakkan diagnosis adalah
menemukan tuma, kutu atau telur dewasa yang melekat erat pada rambut.
1,2
G. DIAGNOSIS BANDING
Skabies
Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap
Sarcoptes Sacbei var hominis. Penularan bisa berupa kontak langsung
maupun tidak langsung. Gejala berupa gatal, papul, pustule, erosi dan
ekskoriasi (bila digaruk). Tempat predileksi di sela jari, pergelangan
tangan, lipat ketiak, genital, perut dan paha.
1,4
Tinea Kruris
Tinea kruris dapat bersifat akut atau menahun, bahkan dapat merupakan
penyakit yang berlangsung seumur hidup. Lesi kulit dapat terbatas pada
daerah genitor-krural saja, atau meluas ke daerah sekitar anus, daerah
gluteus dan perut bagian bawah, atau bagian tubuh yang lain.
Efloresensi terdiri atas macam-macam bentuk yang primer dan
sekunder (polimorf).
1,2,4





10

H. PENATALAKSANAAN
Pengobatannya dengan krim gameksan 1% atau emulsi benzil
benzoate 25% yang dioleskan dan didiamkan selama 24 jam. Jika 4 hari
kemudian belum sembuh, pengobatan diulangi kembali. Krotamiton 1%
krim atau lotion, dioleskan sekali sehari dan dapat diulang sesudah 1
minggu. Untuk infeksi pada bulu mata, olesan tebal dapat dilakukan 2x
sehari dalam 8 hari. Bila terdapat infeksi sekunder diobati dengan antibiotic
seperti penisilin atau eritromisin. Sebaiknya rambut kelamin dicukur.
Pakaian dalam direbus atau disetrika. Mitra seksual harus pula dipeiksa dan
jika perlu diobati.
1,2,8

I. KOMPLIKASI
Infeksi sekunder dari bakteri dapat terjadi akibat garukan penderita untuk
mengatasi rasa gatal yang timbul.
2

J. PROGNOSIS
Prognosis baik. Kulit yang teriritasi membutuhkan waktu untuk
menghilangkan gatal yang menetap meskipun kutunya telah dihilagkan.
90% kasus sembuh dengan perawatan yang tepat dan biasa kambuh
kembali.
2




11


DAFTAR PUSTAKA

1. Handoko, RP. Penyakit Parasit Hewani dalam Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin Editor. Djuanda A., Hamzah M., Aisah S., Edisi Kelima. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. Hal. 119-26.
2. Siregar R.S, Editor. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. EGC
: Jakarta : 2004. Hal. 170-1.
3. Amiruddin, DM. Pedikulosis Pubis dalam Penyakit Menular Seksual.
Makssar : Universitas Hasanuddin.
4. Bukhart CN, Bukhart CG. Scabies, Other Mites and Pediculosis in
Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 8
th
ed. Volume One.
McGraw Hill Medical : USA. Page 3652-66.
5. Daili ESS, Menaldi SL, Wisnu IM. Penyakit Kulit Yang Umum di
Indonesia. Hal 71-4.
6. Burns, DA. Diseases Caused by Arthropods and Other Noxious Animals in
Rook;s Textbook of Deramtology. 8
th
ed. Page 1795-856.
7. Budimulja U, Mikosis dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Editor.
Djuanda A., Hamzah M., Aisah S., Edisi Kelima. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2007. Halaman 89-105
8. Alexander JO, de la Fuente J et al, Goddar J, Larkin JM, Stollery N,
Parasitic Infestations, Stings, and Bites in Diseases Of The Skin Clinical
Dematology. 11
th
ed. SAUNDERS.

Das könnte Ihnen auch gefallen

  • Malignant Otitis Externa: A Review of Aetiology, Presentation, Investigations and Current Management Strategies)
    Malignant Otitis Externa: A Review of Aetiology, Presentation, Investigations and Current Management Strategies)
    Dokument6 Seiten
    Malignant Otitis Externa: A Review of Aetiology, Presentation, Investigations and Current Management Strategies)
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • LBP Ikm
    LBP Ikm
    Dokument23 Seiten
    LBP Ikm
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • Referat Otitis Eksterna
    Referat Otitis Eksterna
    Dokument20 Seiten
    Referat Otitis Eksterna
    Harlan SiMarmut
    100% (3)
  • Myopia
    Myopia
    Dokument16 Seiten
    Myopia
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Dokument1 Seite
    SAMPUL
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • KONJUNGTIVITIS
    KONJUNGTIVITIS
    Dokument4 Seiten
    KONJUNGTIVITIS
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • OSTEOMIELITIS (Referat)
    OSTEOMIELITIS (Referat)
    Dokument18 Seiten
    OSTEOMIELITIS (Referat)
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • Ikm (DBD)
    Ikm (DBD)
    Dokument14 Seiten
    Ikm (DBD)
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokument2 Seiten
    Kata Pengantar
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • KONJUNGTIVITIS
    KONJUNGTIVITIS
    Dokument18 Seiten
    KONJUNGTIVITIS
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • KONJUNGTIVITIS
    KONJUNGTIVITIS
    Dokument18 Seiten
    KONJUNGTIVITIS
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • Miop
    Miop
    Dokument42 Seiten
    Miop
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • Referat Struma
    Referat Struma
    Dokument22 Seiten
    Referat Struma
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • Lapsus Bedah Saraf
    Lapsus Bedah Saraf
    Dokument38 Seiten
    Lapsus Bedah Saraf
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • Referat Struma
    Referat Struma
    Dokument22 Seiten
    Referat Struma
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Dokument37 Seiten
    Laporan Kasus
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • Case DR - Delsi
    Case DR - Delsi
    Dokument6 Seiten
    Case DR - Delsi
    Yana Aurora Prathita
    Noch keine Bewertungen
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Dokument15 Seiten
    Laporan Kasus
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • RADIT Contoh Kartu Ucapan Aqiqah Berwarna Versi Ms Word
    RADIT Contoh Kartu Ucapan Aqiqah Berwarna Versi Ms Word
    Dokument1 Seite
    RADIT Contoh Kartu Ucapan Aqiqah Berwarna Versi Ms Word
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • Jurnal Radiologi
    Jurnal Radiologi
    Dokument4 Seiten
    Jurnal Radiologi
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • Jurnal Radiologi
    Jurnal Radiologi
    Dokument4 Seiten
    Jurnal Radiologi
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • Jurnal Radiologi
    Jurnal Radiologi
    Dokument4 Seiten
    Jurnal Radiologi
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • Jurnal Radiologi
    Jurnal Radiologi
    Dokument4 Seiten
    Jurnal Radiologi
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • Jurnal Radiologi
    Jurnal Radiologi
    Dokument4 Seiten
    Jurnal Radiologi
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • Jurnal Radiologi
    Jurnal Radiologi
    Dokument4 Seiten
    Jurnal Radiologi
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • Radit Undangan Akikah
    Radit Undangan Akikah
    Dokument1 Seite
    Radit Undangan Akikah
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • Jurnal Radiologi
    Jurnal Radiologi
    Dokument4 Seiten
    Jurnal Radiologi
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • Jurnal Radiologi
    Jurnal Radiologi
    Dokument4 Seiten
    Jurnal Radiologi
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • Referat Forensik
    Referat Forensik
    Dokument39 Seiten
    Referat Forensik
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen
  • Referat Forensik
    Referat Forensik
    Dokument39 Seiten
    Referat Forensik
    Mifta Paramitha Muchlis
    Noch keine Bewertungen