PENERAPAN TEKNIK KOMUNIKASI OLEH DEBT COLLECTOR DALAM
MENAGIH PEMBAYARAN KREDIT BERMASALAH
(Studi pada bagian Debt Collector di Adira Finance Cabang Kota Malang)
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan Minat Utama Komunikasi Public Relations
Oleh : HERWIN ANDHIKA TONY NIM. 0710023089
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI PEMINATAN PUBLIC RELATIONS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013
PENERAPAN TEKNIK KOMUNIKASI OLEH DEBT COLLECTOR DALAM MENAGIH PEMBAYARAN KREDIT BERMASALAH (Studi pada bagian Debt Collector di Adira Finance Cabang Kota Malang)
Herwin Andhika Tony
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, peminatan Public Relations, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang, Jl. Veteran, Malang e-mail: erwin.andhika@gmail.com
ABSTRACT
This study, entitled APPLICATION OF TECHNIQUES COMMUNICATION DEBT COLLECTOR TO COLLECT DELINQUENT PAYMENTS CREDIT (Study on Credit Billing Unit Adira Malang Branch). Current businesses in the area of consumer finance company to be one business that is growing in Indonesia, especially in the city of Malang. Companies in the field of finance (credit) are now mostly found in almost every corner of the places in the city of Malang. Initial establishment of the company with the times, the emergence of the concept of enterprise in the field of finance (credit) is offered to the public interest in general.
The research methodology used is descriptive qualitative data collected where no form of numbers, but in the form of words, phrases, statements, and concepts. The objective is to describe in detail and relatively accurate information on the topics raised in this paper. With in- depth interviews (Depth Interview) with 1 and 3 Key Informants Informants, and literature study.
Based on the research results can be explained that the coercive debt colllector communication techniques can improve the obligation to pay the customer is not optimal, thus increasing the company's revenue. In addition, an increase in the ability of debt collectors to collect delinquent credit Adira Finance customers need to be implemented and planned well to improve their work skills in dealing with customer issues.
KEYWORDS: Communication coorsive, Debt Collector
I. PENDAHULUAN
Saat ini bisnis perusahaan dalam bidang pembiayaan barang kredit menjadi salah satu bisnis yang cukup berkembang di Indonesia, khususnya di kota Malang. Perusahaan dalam bidang pembiayaan barang (kredit) sekarang banyak ditemui di hampir setiap sudut tempat di Kota Malang. Awal pendirian perusahaan dengan mengikuti perkembangan zaman, muncul berbagai konsep perusahaan dalam bidang pembiayaan cicilan kredit motor yang ditawarkan untuk menarik minat masyarakat pada umumnya. Permintaan masyarakat akan pembiayaan kredit jangka panjang semakin meningkat, namun kewajiban membayar yang diberikan belum sebanding, dan di pihak lain pelayanan kepada pelanggan yang sudah ada mungkin belum optimal. Salah satu program Adira finance tersebut yaitu pemberian kredit kepada masyarakat sehingga dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat pada umumnya. Sebagai penyalurkan dana berupa pemberian cicilan kredit motor maka Adira Finance wajib menjaga dengan baik hubungan yang terjalin baik dengan masyarakat. Masalah yang sering timbul dalam pelaksanaan perjanjian kredit seperti keadaan dimana nasabah lalai untuk melakukan kewajibannya membayar cicilan kredit motor. Resiko yang terjadi di lapangan seperti nasabah terlambat dalam melakukan pembayaran baik cicilan maupun bunga, oleh karena itu setiap pemberian kredit cicilan motor yang disalurkan oleh Adira finance dalam prakteknya selalu meminta kepada nasabah untuk menyerahkan jaminan, guna keamanan dalam pengembalian kredit, jika nasabah terlambat dalam melakukan pembayaran baik cicilan maupun bunga maka pihak Adira Finance mengirimkan karyawan unit bagian penagihan atau lebih kita kenal dengan debt collector. II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan teknik dalam berkomunikasi hingga seperti sekarang ini, sehingga orang lebih mengutamakan ilmu pengetahuan sebagai dasar dalam berkomunikasi. Berdasarkan keterampilan berkomunikasi yang dilakukan komunikator, menurut Effendy (2003:55) teknik komunikasi dapat di klasifikasikan menjadi: a. Komunikasi informatif b. Komunikasi persuasif c. Komunikasi koersif d. Komunikasi instruktif e. Komunikasi hubungan manusia B. Jenis-Jenis Komunikasi Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok, Jenis komunikasi terdiri dari : 1. Komunikasi verbal dengan lisan maupun tertulis 2. Komunikasi non verbal dengan gerakan-gerakan tubuh (bahasa tubuh) C. Komunikasi Koersif
Berdasarkan pendapat Effendy (1992:21) Komunikasi koersi, yaitu: teknik komunikasi berupa perintah, ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga orang-orang yang dijadikan sasaran (komunikan) melakukannya secara terpaksa, biasanya teknik komunikasi seperti ini bersifat fear arousing, yang bersifat menakut- nakuti atau menggambarkan resiko yang buruk, serta tidak luput dari sifat red-herring, yaitu interest atau muatan kepentingan untuk meraih kemenangan dalam suatu konflik, perdebatan dengan menepis argumentasi yang lemah kemudian dijadikan untuk menyerang lawan
Menurut Effendy (1992:22) Teknik menakut-nakuti (Fear Arrousing technique) merupakan kebalikan dari teknik pay off. Dalam kegiatan mempengaruhi orang lain dengan jalan punishment yaitu menakut-nakuti atau menggambarkan konsekuensi yang buruk. Fear-arousing communication, untuk bisa efektif harus memenuhi sejumlah persyaratan. Syarat pokok nya adalah: (1) komunikan percaya sekali bahwa komunikator memang memiliki kemampuan untuk mematikan mereka, (2) komunikator memiliki kekuasaan jauh lebih besar daripada komunikan, (3) sudah ada pengalaman sebelumnya bahwa komunikator tidak pernah ragu menggedor komunikan. D. Debt Collector Menurut sumber (Ketua bidang collection Adira Finance, 6 mei 2012), debt collector berkerja berdasarkan pada lama tunggakan nasabah yang telat membayar cicilan kredit motor. Cara kerja atau tingkatan collector secara umum adalah sebagai berikut : 1. Desk Collector, bertugas mengingatkan tanggal jatuh tempo dari cicilan debitur dan dilakukan dengan media telepon. 2. Debt collector, bertugas mengunjungi debitur dengan harapan mengetahui kondisi debitur beserta kondisi keuangannya. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif B. Fokus Penelitian 1. Dalam hal ini fokus masalahnya adalah teknik komunikasi apa yang dilakukan debt collector agar nasabah bermasalah dapat menyelesaikan tunggakan kredit bermasalah. 2. Perubahan sikap apa yang terjadi ketika debt collector menggunakan teknik komunikasi tersebut. C. Teknik Pemilihan Informan Teknik pemilihan informan yang digunkan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. D. Unit Analisis Unit penelitian dalam penelitian ini berupa mengamati sistem kerja debt collector yang bertugas mengurusi penagihan nasabah bermasalah serta menangani kredit macet PT Adira Finance Multi Dinamika Cabang kota Malang. E. Jenis dan sumber data penelitian a. Data Primer; kata-kata dari informan yang diperoleh melalui wawancara semi- terstruktur, dan dengan informan utama Informan dalam penelitian ini adalah Ketua bidang collection, det collector serta nasabah bermasalah. b. Data sekunder; Data sekunder didapat dari pihak lain yang berasal dari buku, majalah, literatur, artikel, internet, dan skripsi terdahulu. F. Teknik Pengumpulan Data Wawancara semi-terstruktur dan mendalam; observasi non-partisipan, dan dokumentasi dalam melakukan kegiatan wawancara; dokumen data hasil wawancara. G. Teknik analisis data penelitian Analisis data di lapangan Model Miles & Huberman (reduksi data, penyajian data H. Teknik keabsahan data Triangulasi teori, dan menggunakan bahan referensi (rekaman wawancara studi pendahuluan, wawancara mendalam (in-depth) dalam bentuk file data wawancara, dan dokumen resmi pendukung lainnya dari Adira Multi Dinamika Finance.
IV. HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Penelitian tentang penerapan komunikasi koersif debt collector Memang ada beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan menggunakan jasa Debt Collector untuk menarik piutang tak tertagih. Salah satu alasannya adalah perlunya penanganan khusus dari penyedia jasa Debt Collector yang profesional terhadap nasabah yang menunggak. Hal itu memang tak bisa dihindarkan karena pilihan menggunakan Debt Collector menjadi pilihan terakhir. Memang ada jalan lain seperti melalui pengadilan, namun selain memerlukan waktu yang panjang, juga ada biaya tambahan yang terkadang justru tak sebanding dengan hasilnya. Adira Finance mempunyai 3 unit dalam mengurusi nasabah bermasalah, ada chief collector, desk collector dan debt collector di lapangan. Chief collector mempunya tugas mengecek nasabah yang sudah jatuh tempo pembayaran. Kalau desk collector Menghubungi nasabah yang telat membayar cicilan kredit motor via telepon, sedangkan Debt Collector bagian menagih nasabah ke rumah untuk mengingatkan kembali atasa kelalaian nasabah yang telat membayar cicilan kredit, awalnya debt collector hanya mengingatkan disampaikan lewat telepon bahwa tagihan sudah jatuh tempo ini masih berjalan dan sesuai aturan. Tagihan diatas satu bulan bahkan sampai 3 bulan ini masuk ke wilayah Debt collector yang dalam aturannya harus sopan dan harus janjian dengan nasabah kapan bisa ketemu dulu dan jam-jamnya harus di atur kapan boleh ketemu. Tapi biasanya banyak juga nasabah yang lalai tidak membayar cicilan kredit motor langsung menghindar seakan tidak perduli cicilan kredit motornya maka diperlukan untuk mengunjungi rumah, kantor dan segala macam. Setiap pembiayaan kredit pasti mempunyai cara tersendiri untuk bisa mewujudkan fungsi dan tujuan perusahaan dalam mengatasi nasabah yang bermasalah, sebenarnya cara ini di pakai oleh Debt Collector lainnya, namun secara teknis penerapannya bisa dibilang antara Debt Collector satu dengan lainnya berbeda. Debt Collector sendiri mempunyai strategi khusus yang di fokuskan didalam tanggung jawabnya. B. Penerapan Teknik Komunikasi Debt Collector Peran Debt Collector dalam memilih strategi komunikasi koersifdiakui sebagai suatu proses untuk mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku nasabah yang bermasalah/ menunggak pembayaran kredit kendaraan bermotor. Sebenarnya tak semua Debt Collector menggunakan cara kasar karena mereka masih bisa menggunakan kemampuan komunikasi dengan baik dan mengajak nasabah membayar kewajibannya dan tidak semua kategori utang lantas ditagih oleh para Debt Collector, melainkan ada tahapan-tahapannya. Efek komunikasi koersif yang dilakukan dalam menangani nasabah bermasalah sungguh dapat dilihat hasilnya, sekarang Nasabah kredit motor Adira Finance jadi lebih tertib dalam membayar tagihan, karena takut ancaman Debt Collector, dengan lebih mengedepankan sikap negosiasi setiap berhadapan dengan nasabah maka jalan keluar akan didapat dari kedua belah pihak Kemungkinan terburuk bagi penunggak tagihan cicilan kredit motor adalah di kunjungi satu atau beberapa orang debt collector. Debt collector yang akan melakukan penagihan cicilan kredit kendaraan bermotor. Perilaku debt collector saat ini masih menjadi masalah serius yang belum ada penanganannya. Di satu sisi konsumen merasa terganggu dengan ulah penagih utang tersebut. Di sisi lain debt collector sebagai utusan bank bertanggung jawab atas tunggakan-tunggakan utang yang bisa merugikan bank. Masalahnya, belum ada batasan dan aturan yang jelas tentang tata cara penagihan oleh seorang debt collector. Saat ini yang ada hanya sebatas pada aturan bank masing-masing. Tetapi yang terjadi di lapangan, mereka itu (debt collector) melakukan hal-hal di luar kesepakatan antara bank dan atasan. Beberapa tindakan debt collector bahkan sudah mengarah pada tindakan pidana. Misalnya, membuat keributan baik secara langsung maupun telepon, bahkan sampai mengancam akan terus menagih nasabah. Perekrutan Debt Collector sendiri tidak mudah melainkan ada standar operational perusahaan agar layak direkrut kemampuan komunikasi wajib dimiliki oleh Debt Collector. Walaupun Adira Finance menyerahkan pelaksanaan penagihan kepada Debt Collector, namun tanggung jawab Adira Finance sebagai pemberi amanat. Nasabah sebaiknya melakukan komunikasi yang baik dengan pihak Adira Finance mengenai permasalahan kesulitan pembayaran yang dihadapi dan mengajukan negosiasi pembayaran tagihan. Hal seperti ini dilakukan untuk menyadarkan nasabah tentang kewajiban yang harus dibayar setiap bulannya sehingga nasabah sadar dengan menyisihkan pendapatannya untuk membayar tagihan kendaraan bermotor. Bagian Debt Collector adira multi dinamika finance selalu mengusahakan agar pembayaran dari nasabah sesuai tanggal jatuh tempo.
C. Effect Perubahan Sikap Setelah mengatasi hambatan yang diterima saat menjalankan tugasnya, maka selanjutnya Debt Collector perlu melihat umpan balik yang timbul, seperti melihat adanya balasan yang nasabah lakukan saat negosiasi antara Debt Collector dengan nasabah bermasalah dapat mempengaruhi kelanjutan hubungan tersebut, jika nasabah mau membayar tunggakan kredit beserta bunga maka Debt Collector akan merasa sangat senang. Jika negosiasi macet serta nasabah tidak bisa memenuhi kewajibannya membayar kredit motor maka Debt Collector biasanya aka menyita sampai nasabah mampu melunasi tagihan cicilan kredit kendaraan bermotornya, dengan begitu Debt Collector membuat sadar nasabah tentang kewajiban membayar cicilan kredit motornya kalau telat maka akan dikenakan denda yang lebih besar hal ini dilakukan untuk menghindarkan perusahaan dari kerugian, serta memaksimalkan pendapatan perusahaan dari denda yang diterima dari nasabah yang bermasalah. Perubahan sikap nasabah kredit kendaraan bermotor pada kesadaran membayar tagihan kredit hari ke hari semakin meningkat berkat hasil kerja bagian collection serta Debt Collector Adira Finance meskipun dengan sedikit memaksa. Berdasarkan data yang diperoleh penulis dapat disimpulkan bahwa Profesionalisme kerja Debt Collector dalam menangani nasabah bermasalah sungguh dapat dilihat hasilnya, sekarang Debt Collector Adira Finance mencoba mengubah pandangan negatif tentang mereka, dengan mengedepankan sikap negosiasi setiap berhadapan dengan nasabah. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil Laporan skripsi yang telah dilakukan penulis tentang PENERAPAN TEKNIK KOMUNIKASI OLEH DEBT COLLECTOR DALAM MENAGIH PEMBAYARAN KREDIT BERMASALAH (Studi pada Debt collector di Adira Finance Cabang Kota Malang), maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : Penerapan teknik komunikasi koersif yang sudah dilakukan Debt collector Adira Finance mengenai kewajiban yang akan dibebankan kepada nasabah akibat adanya tunggakan kredit nasabah memang terkesan kasar jika orang melihatnya namun kebanyakan dengan cara tersebut terbukti berhasil, sampai mengeluarkan ancama penyitaan sepeda motor jika nasabah tidak dapat melunasi tagihan nya. Debt collector dengan usahanya yang sedikit memaksa nasabah melakukan kewajibannya melunasi tagihan kredit motor yang telat membuat kesadaran masyarakat membayar kredit kendaraan bermotor menjadi penting, terlebih jika kesulitan membayar nasabah dapat mengajukan negosiasi agar cicilan tagihan kredit motor dapat diangsur sesuai dengan kesepakatan antar nasabah dengan Debt collector Adira Finance. Kemampuan Debt Collector dalam menangani nasabah bermasalah sungguh dapat dilihat hasilnya, sebagai suatu proses untuk mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku nasabah yang bermasalah/ menunggak pembayaran kredit kendaraan bermotor. Perubahan sikap dapat dilihat pada nasabah dari awalnya takut berhadapan dengan Debt Collector sampai terpaksa membayar daripada berhadapan dengan Debt Collector. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa kerja Debt Collector dalam langkah awalnya mengingatkan nasabah membayar kewajibannya, karena sebagian orang mungkin lupa membayar jika tidak diingatkan, karena sebagian besar nasabah Adira Finance kalangan menengah bawah dengan latar belakang pendidikan yang kurang maka kadang tidak paham dengan perjanjian yang dibuat dan telah disetujui. B. Saran Saran yang dapat diberikan oleh penulis demi kepentingan dan keberlangsungan perusahaan yaitu: 1. Sebaiknya pelaksanaan perekrutan Debt collector makin ditingkatkan, profesi tersebut masih dibutuhkan untuk melancarkan keuangan perusahaan, namun, jika sudah menggunakan cara-cara kekerasan, ada baiknya perusahaan memutuskan kerja dengan Debt collector bermasalah tersebut. 2. Nasabah bisa diajak kerjasama yang baik dalam hal penyelesaian hutang sehingga tidak adanya pihak yang merasa dirugikan akibat perbuatan seorang yang tidak mau bertanggung jawab. Serta mempermudah proses penyitaan barang milik nasabah yang macet melalui pengadilan, sehingga kebutuhan untuk menggunakan jasa penagih / debt collector bisa ditekan. 3. Dengan maraknya kekerasan yang dilakukan oleh Debt Collector dan banyaknya karakter masyarakat yang menyalahgunakan pinjaman di bank dengan tidak mau membayar hutang dengan alasan yang tidak wajar maka peneliti menyarankan kepada kedua bela pihak adanya saling kerja sama yang di bangun dengan baik, Debt Collector mempunyai tugas untuk melakukan tagihan terhadap debitur yang diharapkan dari peneliti agar Debt Collector sadar akan hukum sehingga tidak mudah melakukan tindak kekerasan terhadap debitur. Jadi untuk pemerintah harus membuat undang-undang yang jelas tentang cara penagihan yang dilakukan oleh Debt Collector sehingga tidak ada lagi kasus kekerasan yang dilakukan oleh Debt Collector. Dan juga bagi pihak Adira fInance Cabang kota malang seharusnya membuat pelatihan kepada Debt Collector dalam hal interaksi penagihan yang dilakukan oleh Debt Collector, sehingga tugas-tugas yang dikerjakan oleh Debt Collector terarah dengan benar. VI. DAFTAR PUSTAKA A, Joseph Devito.2007. The Interpersonal Book. United States of America: Pearson. Education.
Arni Muhammad. 2011. Komunikasi Organisasi ,cetakan keduabelas, Jakarta: Bumi Aksara.
Anthony, E.M. 1963. ELT Journal Volume XVII Issue 2: Approach, method and technique. Oxford: Oxford University Press.
Arisson Hendry, Et, al.1999. Perbankan Syariah Perspektif Praktisi, Jakarta: Muamalat Institute.
Bagus, M. G. 2010. Buku ajar psikologi komunikasi. Lampung: Fakultas Psikologi Unair.
Bovee, L. Courland. 2002 dan John V. Thill. Komunikasi Bisnis, buku pertama, Edisi bahasa Indonesia, Edisi Keenam. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Bovee, L. Courland. 2003 dan John V. Thill. Komunikasi Bisnis, buku kedua, Edisi bahasa Indonesia, Edisi Keenam. Jakarta: PT. Prenhailindo.
Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada. Media Group.
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Deddy, Mulyana. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif :Paradigma Baru I lmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Depdiknas.2001.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.
Devito, Joseph, A.1997. Human Communication . New York: Harper Collinc Colege Publisher.
Djumhana, Muhamad, 2000, Hukum Perbankan di Indonesia, Cetakan. Pertama. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Effendy, Onong Uchjana.1981. Humas : Suatu Studi Komunikalogi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Effendy, Onong Uchjana. 1992. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti. Effendy, Onong Uchjana. 2003. Human Relations & Public Relation. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Effendy, Onong Uchjana. 2007 .Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ezzaty, Eka Rita. 2005. Mengenali Permasalahan Perkembangan Anak Usia TK. Jakarta ; Depdiknas
Furchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hamidi. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press
Hariyani, Iswi. 2010. Restrukturisasi Dan Penghapusan Kredit Macet, Kenapa Perbankan Memanjakan Debitur Besar Sedangkan Usaha/Debitur Kecil Dipaksa, Jakarta: Alex Media Komputindo.
Henry Simamora, 1999. Akuntansi Manajemen, Penerbit : Salemba Empat, Jakarta. Hurlock, Elizabeth B. 1993. Psikologi Perkembangan Edisi ke-5; Jakarta: Erlangga.
Kartini, Kartono. 1980. Pengantar Metodologi Research Sosial. Alumni. Bandung.
Kasmir. 2008.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT. Rajagrapindo. Persada
Kotler, Philip. 2005, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, PT. Indeks Kelompok. Gramedia, Jakarta
Malayu S.P. Hasibuan. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia (Dasar dan Kunci Keberhasilan). Jakarta : Bumi Aksara
Mangal, S.K., and Mangal, Uma. 2009. Essentials Of Educational Technology. New Delhi: PHI Learning Private Limited.
Miles, Mattew, B., dan Huberman, A. Michael, 1992, Analisa Data Kulalitatif, Alih Bahasa, Tjetjep Rohidi, Rohendi , Jakarta, Universitas Indonesia Press.
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Muhammad, Arni. 2011. Komunikasi organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Miles, B.B., dan A.M. Huberman. 1992, Analisa Data Kualitatif. Jakarta: UI Press. Nasution, S .1996. Metode Penelitian Naturalistik - Kualitatif. Bandung : Tarsito
Pelaksanaan Kerjasama Badan Narkotika Nasional (BNN) Dengan United Nation Office On Drugs and Crime (Unodc) Dalam Pemberantasan Pengedaran Narkotika Di Indonesia