Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
MEDAN LOCAL TV STATION ( ARSITEKTUR HIGH TECH )
LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER A TAHUN AJARAN 2008/2009
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh : VICKA WIDIA YULIANTI 03 0406 037
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA 2009
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION MEDAN LOCAL TV STATION ( ARSITEKTUR HIGH TECH )
Oleh : VICKA WIDIA YULIANTI 03 0406 037
Medan, 2 J uli 2009 Disetujui Oleh :
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP. 132 206 820 Ir. N. Vinky Rahman, MT Pembimbing I
Imam Faisal Pane, ST, MT Pembimbing II
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)
Nama : Vicka Widia Yulianti NIM : 03 0406 037 J udul Proyek Tugas Akhir : Medan Local TV Station Tema : Arsitektur High Tech Rekapitulasi Nilai :
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan : No. Status Waktu Pengumpulan Laporan Paraf Pembimbin g I Paraf Pembimbin g II Koordinator TKA- 490 1. Lulus Langsung
2. Lulus Melengkapi
3. Perbaikan Tanpa Sidang
4. Perbaikan Dengan Sidang
5. Tidak Lulus
Medan, 2 J uli 2009
A B+ B C+ C D E Ketua Departemen Arsitektur,
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP: 132 206 820
Koordinator TGA-490,
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP: 132 206 820
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan ke khadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, sebagai syarat yang diwajibkan setiap mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Shalawat dan salam saya panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Proses panjang dan penuh suka dan duka dalam mengerjakan tugas akhir ini tidak bisa dilalui tanpa dukungan, doa dan semangat dari kedua orang tua saya tercinta, orang- orang terdekat yang sangat berarti dalam setiap langkah yang saya ambil, atas dukungannya baik secara moril dan materil; Sajjad Elahi Malik atas setiap doa, cinta dan semangat serta pengertian yang sangat luar biasa. Saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T sebagai Dosen Pembimbing I atas segala waktu dan bimbingannya yang sangat berarti, serta kesabarannya dalam membimbing saya. Bapak Imam Faisal Pane, S.T, M.T sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berarti. Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA, Ibu Ir. Basaria Talarosha, M.T dan Ibu Amy Marisa S.T untuk masukan-masukan dan ide-ide selama masa studio akhir dan pada saat sidang review. Bapak Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah mengkoordinir para peserta Tugas Akhir semester ini, serta selaku Ketua Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Para staf Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur USU. Kepada Husna Wardah Bachtiar dan Adam Miraza Bachmid atas semua doa, dukungan, semangat dan pengertian serta arti sebuah persahabatan. Kepada Irda M. Mariza, S.T atas semua bantuan dan hal-hal di detik-detik akhir tugas akhir. Seluruh teman-teman Stambuk 2003 (ANARKOTIG) yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan moral dan semangat serta kebersamaannya selama ini. Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya menerima dengan tangan terbuka saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semuanya. Medan, 2 Juli 2009 Vicka Widia Yulianti
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR GAMBAR v DAFTAR TABEL viii DAFTAR SKEMA ix BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Maksud dan Tujuan Perancangan 3 1.3. Permasalahan Perancangan 4 1.4. Lingkup dan Batasan Perancangan 5 1.5. Pendekatan Perancangan 5 1.6. Kerangka Berpikir 7 1.7. Sistematika Penulisan Laporan 8 BAB 2 TINJAUAN UMUM 2.1. Pengertian Stasiun Televisi Lokal 2.1.1. Definisi Local TV Station 9 2.1.2. Sejarah Perkembangan Televisi 10 2.1.2.1. Televisi Elektromekanik 10 2.1.2.2. Televisi Elektronik 11 2.1.3. Sejarah Penyiaran Televisi 12 2.1.4. Hakekat Fungsional Stasiun Televisi 13 2.1.5. Tinjauan Kegiatan 14 2.1.6. Penyiaran Televisi 14 2.1.7. Fasilitas Televisi 16 2.1.8. Siaran 18 2.1.9. Prinsip Dasar Siaran Televisi 19 2.1.10. Sarana dan Prasarana Produksi Informasi Audiovisual 19 2.2. Deskripsi Proyek 2.2.1. Fungsi Bangunan 20 2.2.2. Lokasi 21 2.2.3. Luas Lahan 21 2.2.4. Pemilik 21 2.2.5. Pembiayaan 21
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 2.2.6. Pengelolaan 21 2.2.7. Pemakai/Pengunjung 21 2.2.8. Konsep Siaran 22 2.3. Tinjauan Kelayakan 23 BAB 3 TINJAUAN KHUSUS 3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi 25 3.2. Kriteria Pemiihan Tapak 26 3.3. Analisa Penentuan Lokasi dan Tapak 27 3.3.1. Analisa Pemilihan Lokasi 29 3.4. Studi Banding Kasus Sejenis 30 BAB 4 ELABORASI TEMA 4.1. Latar Belakang Tema 34 4.1.1. Pengertian Arsitektur High-Tech 34 4.1.2. Sejarah dan Representasi 34 4.1.3. Arsitektur High Tech dan Kota 36 4.1.4. Kesimpulan 36 4.2. Keterkaitan Tema dengan Judul Proyek 37 4.3. Penerapan Tema Pada Bangunan 37 4.3.1. Penerapan Penggunaan Kaca Pada Bangunan 37 4.3.2. Pengaruh Penggunaan Kaca Pada Bangunan 38 4.3.3. Penerapan Penggunaan Baja Pada Bangunan 40 4.3.4. Penerapan Sistem Keamanan 41 4.3.5. Penerapan Sistem Pencahayaan 43 4.4. Studi Banding Tema Sejenis 44 BAB 5 ANALISA 5.1. Analisa Lokasi 49 5.1.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan 50 5.1.2. Analisa Tata Guna Lahan 52 5.1.3. Peraturan 53 5.1.4. Karakter Lingkungan 53 5.1.5. Analisa Pencapaian 54 5.1.6. Analisa Sirkulasi 55 5.1.7. Analisa View 57 5.1.8. Analisa Orientasi 59 5.1.9. Analisa Tingkat Kebisingan 60
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 5.2. Analisa Pengelompokan Ruang 61 5.3. Analisa Kegiatan 65 5.4. Analisa Program Ruang 80 5.5. Analisa Massa Bangunan 103 5.6. Analisa Pencapaian dan Sirkulasi Bangunan 103 5.7. Analisa Struktur 104 5.8. Analisa Utilitas 106 BAB 6 KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Ruang Luar 109 6.1.1. Perletakkan Massa Bangunan 109 6.1.2. Parkir dan Sirkulasi 110 6.1.3. View dan Orientasi 111 6.2. Konsep Perancangan Ruang Dalam 112 6.3. Konsep Bahan Bangunan 113 6.4. Konsep Sistem Bangunan 113 6.5. Konsep Struktur 114 6.6. Konsep Perancangan Utilitas Bangunan 115 BAB 7 HASIL PERANCANGAN 7.1. Gambar Perancangan 117 7.2. Gambar 3D 137 DAFTAR PUSTAKA 141
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Gambar Bangunan Channel 4 Headquarter London 30 Gambar 3.2 Struktur yang Menjadi Detail Interior Pada Bangunan 30 Gambar 3.3 Gambar Sketsa Desain dan Gambar Suasana Real 31 Gambar 3.4 Sketsa Metode Proses Pembangunan Bangunan 31 Gambar 3.5 Suasana Pada Ruang Caf 32 Gambar 3.6 Sketsa Metode Pembangunan 32 Gambar 3.7 Sketsa Aksonometri Ruang Studio Live 32 Gambar 4.1 Ilustrasi Penggunaan Kaca 39 Gambar 4.2 Penggunaan Baja Pada BMW Welt Building 40 Gambar 4.3 Jenis Sensor 42 Gambar 4.4 Sirkuit Lampu Otomatis 43 Gambar 4.5 Lloyds Building 44 Gambar 4.6 Fasade Lloyds Building 44 Gambar 4.7 Suasana Loby Lloyds Building 45 Gambar 4.8 Entance Lloyds Building 45 Gambar 4.9 Hongkong Shanghai Bank 45 Gambar 4.10 British Pavilion, Spanyol 47 Gambar 4.11 Tabir Air British Pavilion, Spanyol 47 Gambar 4.12 Interior Bangunan British Pavilion, Spanyol 47 Gambar 4.13 Fasade Bangunan British Pavilion, Spanyol 48 Gambar 5.1 Peta Lokasi Site 49 Gambar 5.2 Peta Lokasi Tapak dan Lingkungan 50 Gambar 5.3 Fungsi di Sekitar Site 50 Gambar 5.4 Batas-batas Site 51 Gambar 5.5 PRSU Dan Kantor Samsung 51 Gambar 5.6 Analisa Tata Guna Lahan 52 Gambar 5.7 Skyline Jl. Gatot Subroto 52 Gambar 5.8 Lingkungan Sekitar 53 Gambar 5.9 Analisa Pencapaian 54 Gambar 5.10 Analisa Sirkulasi Kendaraan 55 Gambar 5.11 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki 56 Gambar 5.12 Analisa View Dari Site 57 Gambar 5.13 Analisa View Ke Site 58
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION Gambar 5.14 Analisa Orientasi 59 Gambar 5.15 Analisa Kebisingan 60 Gambar 6.1 Konsep Peletakan Massa Bangunan 109 Gambar 6.2 Konsep Parkir dan Sirkulasi 110 Gambar 6.3 Konsep View dan Orientasi 111 Gambar 6.4 Konsep Perancangan Tampak Bangunan 111 Gambar 6.5 Konsep Zoning Ruang Dalam 112 Gambar 6.6 Konsep Bentuk Kolom dan Balok 114 Gambar 6.7 Konsep Bentuk Atap 115 Gambar 7.1 Gambar Perancangan Site Plan 117 Gambar 7.2 Gambar Perancangan Ground Plan 118 Gambar 7.3 Gambar Perancangan Denah Lantai 2 119 Gambar 7.4 Gambar Perancangan Denah Lantai 3 120 Gambar 7.5 Gambar Perancangan Denah Lantai 4 121 Gambar 7.6 Gambar Perancangan Denah Basement 122 Gambar 7.7 Gambar Perancangan Tampak Selatan dan Tampak Timur 123 Gambar 7.8 Gambar Perancangan Tampak Utara dan Tampak Barat 124 Gambar 7.9 Gambar Perancangan Potongan A-A dan Potongan B-B 125 Gambar 7.10 Gambar Perancangan Potongan C-C 126 Gambar 7.11 Gambar Perancangan Rencana Pondasi 127 Gambar 7.12 Gambar Perancangan Detai Pondasi 128 Gambar 7.13 Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai Basement 129 Gambar 7.14 Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai 1 130 Gambar 7.15 Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai 2 131 Gambar 7.16 Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai 3 132 Gambar 7.17 Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai 4 133 Gambar 7.18 Gambar Aksonometri Rencana Plumbing 134 Gambar 7.19 Gambar Aksonometri Rencana Mekanikal Elektrikal 135 Gambar 7.20 Gambar Aksonometri Rencana AC 136 Gambar 7.21 Gambar 3D Tampak Atas 137 Gambar 7.22 Gambar 3D Tampak Arah Selatan dan Arah Timur 137 Gambar 7.23 Gambar 3D Tampak Arah Utara dan Arah Barat 137 Gambar 7.24 Gambar Perspektif 3D Bird View Pada Depan Bangunan 138 Gambar 7.25 Gambar Perspektif 3D Bird View Pada Belakang Bangunan 138 Gambar 7.26 Gambar Perspektif 3D dari Persimpangan Jalan 139
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION Gambar 7.27 Gambar Perspektif 3D dari Arah Barat 139 Gambar 7.28 Gambar Perspektif 3D dari Arah Utara Bangunan 140 Gambar 7.29 Gambar Perspektif 3D dari Arah Barat Daya bangunan 140
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP) Kota Medan 25 Tabel 3.2 Analisa Pemilihan Lokasi 29 Tabel 5.1 Tabel Analisa Pelaku Kegiatan 65 Tabel 5.2 Tabel Program Ruang 80 Tabel 5.3 Tabel Analisa Penggunaan Pondasi 105
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
DAFTAR SKEMA Skema 1.1 Skema Kerangka Berpikir 7 Skema 2.1 Skema Transmisi Siaran dari Stasiun TV ke Antena Penerima 15 Skema 2.2 Skema Transmisi Siaran yang Diterima Antena Penerima 15 Skema 5.1 Skema Struktur Organisasi 61 Skema 6.1 Skema Distribusi Air Bersih 115 Skema 6.2 Skema Distribusi Air Hujan 115 Skema 6.3 Skema Distribusi Air Kotor 116 Skema 6.4 Skema Pembuangan Sampah 116 Skema 6.5 Skema Distribusi Listrik 116
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3 30' 3 43' Lintang Utara dan 98 35' - 98 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring keutara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan laut. sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini. Perkembangan Kota Medan tidak terlepas dari dimensi historis, ekonomi dan karakteristik Kota Medan itu sendiri, yakni sebagai kota yang mengemban fungsi yang luas dan besar (METRO), serta sebagai salah satu dari 3 (tiga) kota metropolitan terbesar di Indonesia. Realitasnya, Kota Medan kini berfungsi: Sebagai pusat Pemerintahan daerah, baik pemerintah Propinsi Sumatera Utara, maupun Kota Medan, sebagai tempat kedudukan perwakilan/konsulat Negara- negara sahabat, serta wilayah kedudukan berbagai perwakilan Perusahaan, Bisnis, Keuangan di Sumatera Utara. Sebagai Pusat pelayanan kebutuhan sosial, ekonomi masyarakat Sumatera Utara seperti: Rumah sakit, Perguruan Tinggi, Stasiun TVRI, RRI, dll, termasuk berbagai fasilitas yang dikembangkan Swasta, khususnya pusat-pusat Perdagangan. Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan jasa secara regional maupun internasional. Sebagai pintu gerbang regional/Internasional/Kepariwisataan untuk kawasan indonesia bagian barat. Dalam rangka mewujudkan sasaran diatas, arah kebijakan yang dilakukan dengan mewujudkan Citra Good Governance dalam bidang investasi dan lingkungan bisnis, hal yang ingin dicapai dengan kebijakan ini adalah mewujudkan suatu iklim ekonomi yang dapat meyakinkan investor untuk menanamkan modalnya tanpa perlu khawatir dengan permasalahan yang dapat menggangu dan mempengaruhi usahanya ke arah yang negatif. Pembangunan dimasa mendatang tergantung kepada kemampuan manusia untuk memanfaatkan sumber daya alam dengan sebaik-baiknya secara harmonis dengan lingkungan dan dapat dinikmati oleh manusia lain. Hal ini hanya akan dapat terjadi apabila
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION dilakukan peningkatan sumber daya manusia. Membangun sistem informasi dan promosi investasi yang efektif, dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan promosi bersekala luas dalam upaya menarik minat investor. Panca indera manusia menjadi alat penerima informasi. Dari semua informasi, indera penglihatan dan pendengaran menjadi indera yang dominan. Penyebaran informasi akan membentuk masyarakat yang lebih cerdas, berwawasan dan dapat turut membangun lingkungannya. Ketepatan serta situasi dan kondisi bagaimana mereka mendapatkan informasi juga menjadi sangat penting dalam penyampaian informasi yang efektif terhadap lingkungan sekitarnya. Penyaringan informasi perlu dilakukan untuk menjamin bahwa budaya dan pola- pola pemikiran masyarakat secara umum tetap pada koridor yang diinginkan bangsa dan masyarakatnya. Untuk itu diperlukan suatu tuntutan untuk membangun infrastruktur informasi yang mendukung keinginan masyarakat tetapi tidak lari dari koridor yang diinginkan bangsa dan negara. Pada media cetak dan radio, teknik penyampaian informasi hanya mengandalkan salah satu indera tersebut sehingga seringkali apa yang dimaksud oleh pemberi informasi berbeda dengan penerima informasi. Televisi sebagai salah satu sarana penyampaian informasi yang sangat penting dari seluruh media penyampaian informasi yang pernah tercipta. Hal ini menjadikannya salah satu kebutuhan primer masyarakat modern. Berdasarkan pengalaman, media televisi dapat mengendalikan sejarah dunia, banyak pemikiran-pemikiran manusia yang tumbuh dari pengaruh apa yang mereka lihat di televisi. Televisi adalah media komunikasi massa audio visual dan lembaga penyiaran yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum dan terbuka. Di era globalisasi ini, pemerintah daerah memiliki kesempatan untuk membangun infrastruktur yang dapat mengangkat informasi-informasi atau wacana- wacana kedaerahan bagi masyarakatnya. Hal ini dapat memberikan keuntungan bagi pertumbuhan daerahnya, seperti kebudayaan dan adat istiadat yang diturunkan sejak ratusan tahun lalu tidak hilang dalam gaya hidup masyarakat`modern dengan teknologi yang terus berkembang pesat karena dapat disampaikan atau dipopularkan melalui media pertelevisian ini. Jadi, antara kehidupan yang terus berkembang ke arah highly- computerized dan kebudayaan yang dimiliki sebagai akar bangsa, dapat bersimbiosis dengan baik. Setelah disahkannya undang-undang penyiaran Republik Indonesia tahun 2001 tentang penyiaran, dimana disebutkan bahwa, televisi nasional hanya ada TVRI saja, sehingga kesempatan untuk mendirikan sebuah bisnis pertelevisian swasta menjadi
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION sangat menjanjikan dan berprospek baik. Dalam undang-undang tersebut, bila selama tiga tahun tidak muncul televisi lokal di daerah maka televisi nasional tetap dapat melakukan relay siaran dari pusat (Jakarta). Undang-undang penyiaran kali ini sangat mendukung kehadiran stasiun-stasiun televisi lokal sehingga kebijaksanaan tersebut akan memperlancar pertumbuhan televisi lokal dan mengurangi keenjangan teknologi informasi antara Jakarta dan di daerah-daerah. Kesempatan sebagai pionir televisi lokal yang profesional menjadi hal yang menguntungkan, untuk dapat menjadi penguasa pasar pertelevisian daerah dikemudian hari bila lahir televisi-televisi lokal lainnya. Dengan pertimbangan kebutuhan akan informasi-informasi bagi masyarakat, kehadiran televisi lokal lokal untuk menjadi media penyampaian dan pertukaran teknologi, informasi dan budaya daerah yang interaktif, sangat dinantikan warga kota Medan. Sehingga akan menjadi stasiun televisi kebanggaan daerah hingga ke masa yang akan datang. 1.2. Maksud dan Tujuan Perancangan Maksud Perancangan Mewujudkan suatu arsitektur yang tidak hanya sekedar sebagai sarana, tetapi juga sebagai aktifitas penyebaran iformasi bagi masyarakat. Menciptakan masyarakat yang haus informasi dan memberikan wadah pengembangan diri dan potensi masyarakat. Mengembangkan dunia komunikasi massa yang terus berkembang sesuai perkembangan teknologi yang semakin pesat. Menciptakan suatu tempta umum yang mampu mewadahi aktifitas seni audiovisual dan hiburan televisi bagi masyarakat sekitar dan mengantisipasi perkembangan kawasan di masa depan. Tujuan Perancangan Menyediakan fasilitas penyebaran informasi, sebagai tempat penyampaian aktivitas keagamaan, seni budaya daerah dan potensi daerah lainnya, sebagai media promosi Kota Medan sebagai kota metropolitan, sebagai media publisitas bagi tokoh masyarakat/daerah untuk berbicara dan memberi informasi pada masyarakat, sebagai tempat pengembangan diri dan potensi sumber daya manusia di Kota Medan. Menjadikan kawasan sebagai salah satu pusat komunitas masyarakat Kota Medan khususnya, Sumatera Utara pada umumnya, yang berwawasan informasi teknologi yang tinggi.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION Menciptakan fasilitas yang efisien, tepat guna, dan sadar teknologi. Dan sebagai tempat pengembangan potensi masyarakat Kota Medan, menjadi masyarakat yang berteknologi, sesuai perkembangan jaman. Menciptakan ruang arsitektur yang mendukung optimalisasi kontinuitas antara ruang luar maupun ruang dalam untuk mendapatkan ruang yang nyaman dan efisien. 1.3. Permasalahan Perancangan Adapun permasalahan yang ada adalah untuk mengetahui bagaimana organisasi ruang yang akan diaplikasikan pada Medan Local TV Station, sehingga dapat mengetahui Kebutuhan ruang pada Medan Local TV Station ini. Masalah yang timbul juga dijadikan sebagai bahan perencanaan fasilitas-fasilitas pendukung yang saling berintegrasi, serta didukung oleh aspek lain seperti sirkulasi, utilitas dan lain-lan. Permasalahan untuk tema dan kasus ini adalah: Masalah Arsitektur : Menerapkan tema pada perencanaan dan perancangan kasus proyek. Menerapkan bentuk dan tampilan dari bagunan Stasiun Televisi Lokal yang menarik sehingga menjadikan bangunan tersebut menjadi Landmark naru pada kawasan. Kaitan bagunan Stasiun Televisi Lokal dengan konteks kota dan lingkungan setempat. Fungsi yang akan diterapkan sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pemanfaatan nilai lokasi yang semaksimal mungkin untuk mendapatkaa nilai tambah bagi lingkungan sekitar. Masalah Sirkulasi Masalah lalu lintas kendaraan yang nantinya akan masuk dan keluar ke lokasi yang memerlukan penataan yang baik antara pedestrian dengan kendaraan bermotor. Mengatur sirkulasi manusia dan kendaraan agar tidak terjadi persilangan. Perihal perencanaan pencapaian dengan mempertimbangkan kemudahan, kejelasan, keamanan dan kenyamanan. Masalah pengaturan ruang untuk parkir dan ruang luar. Masalah Fungsi Bangunan Menyelaraskan fungsi dari bagunan yang kompleks. Penyediaan fasilitas yang mampu memenuhi tuntutan dari pengguna bangunan maupun tujuan perancangan.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION Masalah Perlengkapan Bangunan Sistem utilitas, mekanikal dan elektrikal yang mengakomodir fungsi-fungsi didalam bangunan. Sistem evakuasi apabila terjadi bencana alam, maupun buatan (seperti halnya kebakaran). Perencanaan sistem keamanan dalam tapak maupun dalam bangunan. 1.4. Lingkup dan Batasan Perancangan Adapun lingkup kajian pembangunan Stasiun Televisi Lokal ini meliputi pengembangan analisa kondisi lahan. Kajian ini diharapkan dapat menyelesaikan penataan kawasan sehingga dapat melahirkan image baru bagi wajah Kota Medan. Mengkaji seluruh aspek fisik yang berhubungan dengan pembahasan dan perancangan tentang bangunan Stasiun Televisi Lokal, menyangkut lingkungan tapak, massa bangunan dan pembentukan ruang. Serta kajian melingkup pada rencana pengembangan bentuk fisik Stasiun Televisi Lokal dan fasilitas-fasilitas pendukungnya, penataan lansekap kawasan serta penyesuaian masalah perkotaan dan lingkungan dengan kaitannya terhadap batas kawasan, jalur sirkulasi yang menuju lokasi sera akses alternatifnya. Sebagai batasan dalam pembangunan Stasiun Televisi Lokal ini, hanya akan dirancang tapak untuk bangunan Stasiun Televisi lokal dan kaitan dengan lingkungan sekitarnya dalam skala kota. Proyek Stasiun Televisi Lokal ini dibuat pada tahun 2025 dengan mengacu pada visi Medan Menuju 2025 yang dicanangkan oleh Pemko Medan. Pemilik Proyek adalah pihak swasta sebagai pengelola dan didukung oleh masyarakat, dengan bentuk kerjasama dengan membuka saham perusahaan kepada publik dan dengan dibuatnya kantor sewa didalam stasiun televisi yang diperuntukka bagi publik. Dan batasan terakhir adalah seluruh fungsi di kawasan tapak dihubungkan dengan monorail dan stasiun-stasiun di beberapa titik serta fasilitas umum lainnya yang telah disediakan oleh Pemko Medan. 1.5. Pendekatan Perancangan Pendekatan yang dilakukan dalam perencanaan dan perancangan Stasiun Televisi Lokal ini adalah melakukan studi pustaka untuk pengembangan lebih lanjut analisa dan konsep perancangan sebagai pemecahan dari masalah yang ada dan kriteria-kriteria umum maupun khusus bagi proses perencanaan dan perancangan. Pendekatan ini mempertajam tentang hal-hal seperti: Pengertian dan konsep Stasiun Televisi Lokal.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION Fungsi dan Manfaat bangunan ini terhadap kawasan, maupun terhadap Kota Medan. Studi banding kasus yang berhubungan dengan perencanaan Stasiun Televisi Lokal lebih lanjut.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 1.6. Kerangka Berpikir Skema 1.1. Skema Kerangka Berpikir
I N P U T U M P A N B A L I K O U T P U T IDENTIFIKASI PERMASALAHAN Pemilihan lokasi Pemilihan fasilitas yang sesuai Perencanaan sistem komunikasi, penyiaran, dan utilitas serta sistem mekanikal elektrikal yang sesuai Pemilihan sistem struktur yang sesuai untuk bangunan Perkiraan jumlah pemakai dengan luasan bangunan Penentuan program ruang dan organisasi ruang Perancangan jalur sirkulasi yang tepat untuk menghindari persilangan antara kendaraan dan manusia Perancangan gubahan massa yang sesuai antar afungsi dan tema TINJAUAN UMUM Kasus proyek Tema Keterkaitan tema dengan kasus proyek Status proyek Lokasi Luas lahan Luas bangunan
TINJAUAN LITERATUR Tinjauan literature mengenai tema dan kasus proyek
STUDI BANDING Studi banding proyek dan tema sejenis ANALISA R. LUAR Lokasi Kondisi dan potensi lingkungan View Sirkulasi dan pencapaian Orientasi Karakteristik lingkungan binaan
ANALISA BANGUNAN Organisasi ruang Pemakai dan aktivitas Bentuk massa bangunan Pemilihan sistem struktur Mekanikal / elektrikal Sirkulasi ruang dalam
ANALISA SOSIAL, EKONOMI & BUDAYA Kepadatan penduduk Pemakai dan aktivitas Tingkat pendapatan & ketertarikan pengunjung
KONSEP RUANG LUAR Zoning Pencapaian Sirkulasi / parker Gubahan massa Tata hijau View
KONSEP RUANG DALAM Program ruang Zoning Sirkulasi Sistem struktur & bahan Utilitas Mekanikan dan elektrikal Interior
D E S A I N LATAR BELAKANG Status medan sebagai kota metropolitan Perkembangan teknologi dan bidang informasi yang semakin maju MAKSUD DAN TUJUAN Mengembangkan dunia komunikasi massa yang terus berkembang sesuai perkembangan teknologi yang semakin pesat. Menciptakan fasilitas yang efisien, tepat guna dan sadar teknologi. Serta sebagai tempat pengembangan potensi masyarakat yang berteknologi sesuai perkembangan jaman. P R O S E S
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 1.7. Sistematika Penulisan Laporan BAB 1 PENDAHULUAN Berisi kajian tentang latar belakang kasus proyek, maksud dan tujuan, permasalahan, pendekatan, lingkup / batasan, kerangka berfikir dan sistematika laporan. BAB 2 TINJAUAN UMUM Berisi tinjauan terhadap kasus proyek secara umum berupa penjelasan mengenai judul proyek, pemilik, sumber, dana, serta tinjauan literature yang berhubungan dengan proyek. BAB 3 TINJAUAN KHUSUS Tentang kasus proyek secara spesifik, yaitu mengenai lokasi, luas lahan, peraturan KLB / KDB, luas dan tinggi bangunan, tinjauan sosial, ekonomi dan kelengkapan fasilitas yang menghasilkan pemahamam untuk dasar konsep perencanaan dan perancangan seperti program kegiatan dan kebutuhan ruang serta studi banding proyek sejenis. BAB 4 ELABORASI TEMA Berisi telaah dan kajian tentang pengertian / elaborasi tema, interpretasi tema dan studi banding tema sejenis. BAB 5 ANALISA Berisi analisis fungsional mencakup organisasi ruang, pemintakatan, program ruang, persyaratan teknis. Analisis kondisi limgkungan mencakup lokasi, kondisi dan potensi lahan, peraturan bangunan sekitar, prasarana, karakter lingkungan, pemandangan, orientasi, lalu lintas, sirkulasi dan lain-lain. Kemudian ditambahakan dengan kesimpulan. BAB 6 KONSEP PERANCANGAN Berisi konsep-kinsep dasar perancangan dan rencana tapak yang mencakup pemintakatan, tata letak, gubahan masa, pencapaian, hirarki ruang, sirkulasi, parkir, utilitas, tata hijau serta mengenai bangunan yang direncanakan mencakup bentuk, fungsi, sirkulasi, struktur dan konstruksi, bahan, desain interior, utilitas, pencegahan bahaya kebakaran, pentahapan bangunan, penyelesaian ruang luar, lansekap. BAB 7 HASIL RANCANGAN Berisi peta situasi, gambar-gambar perancangan dan foto-foto maket. DAFTAR PUSTAKA Berisi daftar kepustakaan yang digunakan sebagai literatur selama perencanaan dan perancangan kasus proyek.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION BAB 2 TINJAUAN UMUM 2.1 Pengertian Medan Local TV Station 2.1.1 Definisi Medan Local TV Station Tinjauan terhadap pengertian dari judul proyek yang diambil berdasarkan atas dasar pustaka dari masing-masing kata sebagai berikut : 1. Medan adalah sebuah nama Ibukota Propinsi Sumatera Utara yang terletak pada 3 30' 3 43' Lintang Utara dan 98 35' - 98 44' Bujur Timur. 2. Local atau yang diartikan dalam bahasa Indonesia yaitu Lokal adalah area setempat yang berada pada radius yang tidak terlalu jauh dan tidak melewati batas yang ada. 3. TV, yang juga berarti Televisi terdiri dari kata tele ( bahasa Yunani ) yang berarti jarak, kata visi (bahasa Latin) yang berarti citra atau gambar. (P. C. S. Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Edisi ke-3, Jakarta, hal. 1) 4. Kata station yang memiliki arti : a location at which radio, television, radar, or other electric equipment installed. (McGraw Hill, Dictionary of Scientific and Technical Terms, Edisi ke-5, 1984, New York, hal. 1547) Sebuah tempat di mana peralatan radio, televisi, radar, atau peralatan listrik lainnya ditempatkan. 5. Local TV Station adalah penyelenggaraan penyiaran televisi yang didirikan oleh masyarakat/swasta atas izin pemerintah dalam wilayah penyiaran lokal setempat. Beberapa definisi Stasiun Televisi: 1. Stasiun televisi adalah suatu wadah penghubung antara penyiar informasi (komunikator) dengan penerima informasi (komunikan).
(J. B. Wahyudi; Dasar-Dasar Penyiaran; PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta, 1994) 2. Stasiun televisi adalah suatu wadah yang memberikan fasilitas melayani sekelompok masyarakat dalan berhubungan atau berinteraksi, yang dilengkapi dengan studio, pendukung produksi,. Stasiun transmisi / relay yang melayani kota dan luar daerah.
(Joseph De Chiara & John Hancock Callender, Time Saver Standards for Building Types; 2nd Edition, McGraw Hill, Singapore, 1995) Jadi Local TV Station memberi pengertian : Suatu tempat atau wadah yang menyelenggarakan aktifitas penyelenggaraan siaran yang dilengkapi oleh produksi siaran, persiapan,
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION administrasi, teknik, dan fasilitas pendukung lainnya, yang kemudian dikirimkan melalui sistem transmisi dengan pemancar gelombang elektromagnetik dan diterima melalui antenna dengan jarak yang jauh, yang secara signal diuraikan kembali berupa siaran audiovisual, gerak, dan sinkron; dimana kepemilikannya dimiliki sepenuhnya oleh pihak swasta dan cenderung bersifat komersial yang berperan dalam penyampaian informasi, promosi, dan iklan. Dengan jangkauan siaran pada area tertentu dimana masih dalam satu lingkup tempat, dan tanpa pemancar tambahan untuk meneruskan pemancaran gelombang siaran. 2.1.2 Sejarah Perkembangan Televisi Perkembangan teknologi televisi dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu teknologi yang bergantung pada prinsip mekanik dan elektronik dan teknologi yang murni elektronik. Televisi elektronik banyak ditemukan pada televisi modern yang ada sekarang ini, tetapi takkan mungkin ada tanpa penemuan dan pengembangan dari televisi mekanik. 2.1.2.1 Televisi Elektromekanik Paul Gottlieb Nipkow mengajukan dan mempatenkan sistem televisi elektromekanik yang pertama pada tahun 1884. Rancangan Niskow berupa piringan yang berputar dikenal sebagai televisi pertama yang menampilkan gambar bergerak, tetapi masyarakat percaya bahwa ia tidak pernah membuat prototipenya untuk membuktikan temuannya. (hingga tahun 1907 perkembangan teknologi tabung pengerasan membuat rancangannya menjadi lebih praktis) Tahun 19071910, Boris Rosing and muridnya Vladimir Zworykin mendemonstrasikan sistem televisi yang menggunakan scanner tabung kaca mekanik dan tabung elektronik Ferdinand Braun (cathode ray tube tabung sinar katoda) dalam sebuah receiver. Rosing menghilang selama penemuan Bolshevik tahun 1917, tetapi kemudian Zworykin bekerja di RCA untuk membuat televisi elektronik murni, rancangan yang akhinya menjadi paten tantangan bagi rancangan Philo Taylor Farnsworth. Sistem televisi analog semi mekanik yang pertama didemonstrasikan pada Februari 1924 di London oleh John Logie Baird dengan menggunakan gambar Felix The Cat dan pada tanggal 30 Oktober 1925 dengan menggunakan sebuah gambar bergerak yang dibuat oleh Baird. Sistem Baird ini diadopsi oleh BBC, yang kemudian dihentikan penggunaannya tahun 1937 karena televisi elektronik murni ditemukan.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
2.1.2.2 Televisi Elektronik Walaupun penemuan Nipkov, Rosing, Baird, dan yang lain luarbiasa, sedikit saja teknologi temuan mereka yang digunakan pada televisi modern. Pada tahun 1934, semua sistem televisi elektromekanik telah ketinggalan. A.Campbell Swinton menulis surat untuk majalah Nature pada tanggal 18 Juni 1908, yang menjelaskan konsepnya mengenai televisi elektronik yang menggunakan tabung sinar katoda yang ditemukan oleh Karl Ferdinand Braun. Ia menggunakan sinar elektron dalam kamera dan receiver, yang dapat menghasilkan gambar bergerak dan dapat dikendalikan secara elektronis. Ia menjelaskan hal ini tahun 1911 dan menampilkan diagram sirkuit, tetapi tak seorangpun termasuk Swinton, yang merealisasikan rancangannya tersebut. Sistemnya tersebut tak pernah dibuat. Sistem yang sepenuhnya elektronik didemonstrasikan oleh Philo Taylor Farnsworth pada musim gugur 1927. Farnsworth pertama membayangkan sistemnya pada saat is berusia 14 tahun. Ia mendiskusikan idenya tersebut dengan guru kimianya di SMU, yang menerima alasan idenya tersebut dapat diwujudkan (Farnsworth kemudian berterimakasih pada gurunya tersebut, Justin Tolman, yang menjadi titik terang pada temuannya tersebut). Ia melanjutkan idenya tersebut di Brigham Young Academy (sekarang menjadi Brigham Young University). Usia 21, ia mendemonstrasikan sistemnya di laboratorium di San Fransisco. Temuannya membebaskan televisi dari penggunaan piringan berputar dan bagian mekanik lainnya. Semua televisi dengan tabung gambar modern dikembangkan dari temuannya tersebut. Vladimir Zworykin juga disebut-sebut sebagai Bapak Televisi Elektronik karena ionoskop temuannya tahun 1923 dan kineskop tahun 1929. Temuannya merupakan salah satu sistem pertama yang mendemonstrasikan sistem televisi dengan fitur-fitur tabung gambar modern. Hasil kerja terakhirnya dengan Rosing pada televisi elektromekanik memberinya petunjuk bagaimana menghasilkan sistem seperti itu, tetapi temuannya dengan RCA diklaim sebagai temuan asli dan menumbangkan 3 fakta yaitu : a) Paten Zworykin tahun 1923, dipresentasikan sebagai rancangan yang kurang lengkap, tidak mampu bekerja sesuai dengan teorinya (hingga tahun 1933 Zworykin mewujudkan karyanya tersebut).
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION b) Patennya tahun 1923 tersebut tidak diakui hingga tahun 1938, dimana rancangannya tersebut mulai ditanggapi dengan serius. c) Pengadilan akhirnya menemukan bahwa RCA bersalah dengan menetapkan paten Philo Taylor Farnsworth, dimana laboratoriumnya di RCA dikunjungi Zworykin, ketika ia sedang mengerjakan temuannya. Kontroversi antara Farnsworth dan Zworykin sebagai penemu televisi modern yang pertama masih hangat diperdebatkan sekarang. Beberapa debat timbul dari fakta bahwa ketika Farnsworth mempatenkan pertama, RCA-lah yang pertama memasarkan televisi, dan karyawan RCA yang pertama menuliskan sejarah televisi. Walaupun Farnsworth akhinya memenangkan perdebatan akan debat tersebut, ia tidak pernah bisa sepenuhnya menerima royalti atas temuannya tersebut. 2.1.3 Sejarah Penyiaran Televisi Penyiaran televisi publik jarak jauh pertama dari Washington, DC ke New York dilakukan pada tanggal 7 April 1927. Gambar yang ditampilkan ketika itu adalah Sekretaris Perdagangan Herbert Hoover. Siaran televisi analog pertama adalah WGY, Schenectady, New York yang dibuka tanggal 11 Mei 1928. Drama Televisi Inggris pertama "The Man with the Flower in his Mouth", ditransmisikan pada Juli 1930. Stasiun televisi New York CBS mulai melakukan jadwal siaran tetap 7 hari seminggu di Amerika tanggal 21 Juli 1931. Siaran pertama dilakukan oleh Mayor James J. Walker, Kate Smith, and George Gershwin. Siaran televisi elektronik pertama dimulai di Los Angeles, CA oleh Don Lee Broadcasting pada tanggal 23 Desember 1931 di W6XAO yang kemudian berganti nama menjadi KTSL. Mulanya peralatan emekanik digunakan, tetapi pada Juni 1936 penggunaan siaran elektronik dimulai. Pada tahun 1932 BBC meluncurkan penyiaran dengan menggunakan 30 sistem saluran Baird hingga 11 September 1935. Pada tanggal 2 November 1936 BBC mulai melakukan penyiaran dengan mengunakan siaran dual-system, sistem gabungan antara sistem EMI-Marconi yang beresolusi tinggi (405 garis per gambar) dan sistem standar Baird yang telah dikembangkan menjadi 240 garis per gambar dari Alexandra Palace di London. Enam bulan kemudian, perusahaan memutuskan bahwa gambar elektronik EMI-Marconi menghasilkan gambar yang tajam, dan manjadikannya sebagai sistem siaran standar mereka. Siaran BBC ini yang ditandai sebagai siaran televisi publik pertama dengan ketajaman tinggi di dunia, sejak siaran televisi dipancarkan lebih dulu di Jerman dengan standar 180 garis per gambar. Pecahnya Perang Dunia II menyebabkan
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION stasiun tersebut ditutup. Transmisi televisi hanya diterima dari Alexandra Palace tahun 1946. Transmisi televisi reguler pertama di Kanada dimulai tahun 1952 ketika CBC mengudara dengan 2 stasiunnya, satu di Montreal, Quebec tanggal 6 September dan satu lagi di Toronto, Ontario dua hari kemudian. Siaran televisi antar benua secara live dilakukan di San Fransisco, California dari Konferensi Perjanjian Damai Jepang tanggal 4 September 1955. Pada tahun 1958, CBC menyelesaikan saluran televisi terpanjang di dunia mulai dari Sydney, Nova Scotia ke Victoria, British Columbia. Program merupakan siaran dalam stasiun televisi (kadang disebut saluran). Pertama, siaran terestrial merupakan satu-satunya cara melakukan siaran. Karena bandwidth dibatasi, peraturan pemerintah masih normal. Di Amerika, Komisi Komunikasi Federal ( FCC ) memperbolehkan menyiarkan iklan, tetapi menekankan komitmen program siaran publik sebagai persyaratan ijin siarannya. Sebaliknya, Inggris memilih jalan yang berbeda yaitu menentukan biaya lisensi televisi pada tiap pembelian peralatan televisi, untuk mendanai BBC, yang merupakan siaran pulik sebagai bagian dari Perjanjian Kerajaan. Perkembangan penggunaan kabel dan satelit menandakan distribusi pada tahun 1970, yang menyebabkan pengusaha semakin mengejar target penonton tertentu, dan membuat bermunculannya saluran televisi khusus, seperti HBO dan SkyTV. Praktis tiap negara di dunia sekarang telah mengembangkan sekurang- kurangnya satu saluran televisi. Televisi telah berkembang pesat di seluruh dunia, memudahkan tiap negara menampilkan aspek budaya dan masyarakatnya kepaga negara-negara lain. Pada akhir 1980, 98% dari semua rumahtangga di Amerika telah memiliki satu set televisi. Rata-rata penduduk Amerika menonton televisi 4 jam sehari. Dengan perkiraan duapertiga penduduk Amerika memperoleh sebagian besar berita dari seluruh dunia dari televisi, dan hampir setengahnya memperoleh berita dari televisi. 2.1.4 Hakekat Fungsional Stasiun Televisi Hakekat fungsional stasiun televisi adalah memberikan wadah, sarana, menciptakan keharmonisan komunikasi dalam berbagai jenis, bentuk, situasi dan proses penyampaian informasi / peristiwa. Proses komunikasi sendiri dapat berbentuk intrapersonal communication (ide atau gagasan, mengemukakan pendapat), interpersonal communication (berbicara tatap muka, melalui telepon),
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION atau grup communication (berpidato di depan khalayak). Yang mana kesemua ini akan disebarluaskan pada khalayak melalui pusat penyiaran, yang kita sebut stasiun televisi. 2.1.5 Tinjauan Kegiatan Secara garis besar kegiatan yang dilakukan dalam stasiun TV merupakan kegiatan proses produksi dimana terdiri dari tiga bagian utama, yaitu : 1. Praproduksi (perencanaan), meliputi kegiatan praproduksi antara lain penuangan ide ke dalam outline, pembuatan format / skenario, script, storyboard, program meeting, pembuatan dekor, dan lain-lain. 2. Produksi (peliputan), seluruh kegiatan liputan (shooting) baik di studio maupun di lapangan. 3. Pascaproduksi (penyuntingan), semua kegiatan setelah peliputan / shooting sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan / diputar kembali. Yang termasuk kegiatan pascaproduksi antara lain : editing (penyuntingan), manipulating (pengisian suara), subtitle, title, ilustrasi, efek, dan lain-lain. Tahap pekerjaan setelah selesai shooting adalah harus diadakan checking, untuk mengetahui apakah perlu dilakukan shooting ulang. Checking berikutnya dilakukan selesai pekerjaan editing dan manipulating yang lazim disebut review untuk menentukan apakah perlu ada perbaikan, kemudian dilakukan preview. 2.1.6 Penyiaran Televisi Istilah penyiaran (broadcast ) berarti mengirimkan ke segala arah. Penyiaran adalah kegiatan pembuatan dan proses menyiarkan acara siaran radio dan televisi serta pengelolaan operasional perangkat lunak dan keras, untuk memungkinkan terselenggaranya siaran radio dan televisi. Penyiaran adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum gelombang radio, yang dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh khalayak dengan pesawat radio dan atau pesawat televisi. Organisasi penyiaran didukung oleh tiga unsur utama yaitu : siaran teknik administrasi. Siaran merupakan satu-satunya output dari organisasi penyiaran. Siaran radio dan juga televisi mampu mendatangi khalayak tanpa membedakan status dan usia tiap harinya. Kegiatan penyiaraan meliputi : merencanakan dan memproduksi program (mata acara)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION mengadakan / menyiapkan program menyiapkan pola acara, baik harian, mingguan, bulanan, triwulan, tengah tahunan, dan seterusnya menyelenggarakan siaran, baik artistik maupun jurnalistik. mengadakan kerja sama dengan lembaga penyiaran lainnya menyelenggarakan penelitian dan pengembangan mengadakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia menyelenggarakan pertukatan berita dan program dengan lembaga penyiaran, baik dalam maupun luar negeri mengadakan promosi dan menjual program (bagi televisi lokal)
Skema 2.1. Skema transmisi siaran dari stasiun televisi ke antena penerima
Skema 2.2. Skema transmisi siaran yang diterima antena penerima
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
2.1.7 Fasilitas Televisi Fasilitas penyiaran telivisi meliputi mulai dari stasiun kecil yang meleyani suatu komunitas kecil hingga ke fasilitas jaringan yang besar dengan banyak studio dan fasilitas pendukung yang mahal yang menyediakan acara untuk ratusan kota dan pasar regional.Karena luassnnya variasi jenis yang dibutuhkan suatu stasiun, artikel ini dibatasi hanya memebahas pertimbangan untuk perencanaan dasar ditambah dengan gambaran singkat untuk tiap stasiun yang mungkin diperlukan.Pembahasan ditekankan hanya pada fasilitas pembuatan program, sedangkan stasiun tranmisi hanya dibahas sekilas. Berikut ini adalah fasiltas-fasilitas yang dibutuhkan untuk suatu stasiun besar. Stasiun yang lebih kecil mungkin membutuhkan fasilitas yang lebih sedikit. 1. Studio Yaitu segala ruang dimana dilaksanakan proses perekaman dengan kamera. 2. Ruang Kontrol memiliki peralatan terpisah untuk audio, video dan penataan memiliki akustik yang baik dapat diakses dari studio yang berhubungan dengannya. Direct visual contact ( pandanganlangsung dari dan ke studio ) jika diperlukan 3. Fasilitas Tempat peralatan-peralatan Teknik yang mendukung penyiaran Agar mudah dirawat, sering dikelompokan dalam CTA : Fasilitas di dalam CTA : - Ruang/ rak peralatan - Video tape recording (VTR) - Teleccinema ( fasilitas pmutaran film ) - Master control ( Untuk pemolesan akhir dan tempat monitoring siaran on-air ) - Maintenance work shop ( gudang suku cadang peralatan ) - Ruang peralatan telephone - Film Recording - Video Catridges
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION Program control ( ruang tempat menghubungkan berbagai bahan ( VTR, teccine, live remote ) menjadi suatu program yang lengkap. 4. Pemberitaan Fasilitas yang dibutuhkan untuk suatu stasiun TV besar atau jaringan : newsroom arsip dan perpustakaan studio pemberitahuan khusus grapich arts 5. Fasilitas Pendukung Studio Hall latihan ( rehearsal hall ) Wardrobe room Dressing room make up room Ruang multi guna Penyimpanan untuk layer dan barang-barang Ruang tunggu crew Penyimpanan kamera, microphone, perlatan ligting 6. Scenery/Latar Termasuk tempat indonesia, memproduksi, oenyimpanan, dan untuk yang tidak terpakai lagi 7. Film Fasilitas untuk memproses film, editing, penimpanan dan kadang-kadang sebagai laboratorium film komersial. 8. Efek Suara Hanya di butuhkan untuk stasiun besar. 9. Ruang Produksi Musik Menyediakan suara backgrond untuk acara studio. 10. Screening Room (viewing room) Ruang untuk preview suatu film atau acara kepada acara potensial. 11. Fasilitas untuk produksi acara di luar Fasilitas ini membutuhkan : garasi atau ruang perkir ruang kerja untuk perawatan dan penyimpanan suku cadang
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION untuk stasiun yan sering mengadakan siaran off-premises sebuah ruang kontrol Sangat dibutuhkan. Karena memungkinkan mengrapulkan siaran remote tanpa terikat pada satu stasiun tetap. 12. Ruang Echo Dengan mengunakan kamar echo alami atau dengan menggunakan alat buatan 13. Kantor Dapat terletak jauh dari studio atau bahkan pada bangunan lain Ruang eksekutif dan konfrnsi membutuhkan rangkaian 14. Fasilitas Pegawai Suatu aktifitas yang besar membutuhkan cafetaria , fasilitas P3K yang lainnya Dalam merencanakan sirkulasi dan fasilitas toilet, memperhatikan sirkulasi pengungjung, anak sekolah, dan penonton studio 15. Perawatan Bangunan Diperlukan untuk perawatan AC, tenaga listrik, dan layanan bangunan lain yang penting. 16. Pengembangan Site Yang diperlukan dalam parkir : karyawan, pengunjung studio, tamu bisnis, masyarakat umum, kendaraan stasiun Fasilitas loading diluar adalah penting untuk alat-alat scenery dan barang- barang seperti kamera yang berat, boneka-boneka, dan peralatan elektronik Beberapa stasiun memanfaatkan fasilitas luarnya untuk program-program tentang pertanian atau hewan 2.1.8 Siaran Siaran berasal dari kata siar. Siar berarti menyebarluaskan informasi melalui pemancar. Siaran dapat berupa siaran radio (radio), dapat pula dalam bentuk siaran audio visual dan sinkron, seperti pada televisi siaran. Siaran sebagai output stasiun penyiaran yang dikelola oleh organisasi penyiaran, merupakan hasil perpaduan antara kreativitas manusia dan kemampuan sarana / alat, atau antara petangkat keras dan lunak. Produksi acara siaran, tidak selalu diselenggarakan di dalam studio, tapi ada yang diproduksi di luar studio. Untuk produksi dan siaran langsung di luar studio,
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION diperlukan mobil produksi / Outside Broadcasting Van (OB Van) dan seperangkat kamera elektronik lengkap dengan perekam suaranya. Bahkan sebuah stasiun penyiaran dapat memiliki studio alam, yaitu studio yang dibuat di alam terbuka, dilengkapi dengan berbagai tipe rumah, danau, gunung, sungai, perkampungan, dan sawah buatan. Hal ini untuk keperluan produksi mata acara siaran. Sebenarnya tugas dari stasiun penyiaran hanyalah memancarkan siarannya dari pemancar stasiun penyiaran, tetapi wewenang dari pengelola telekomunikasi di Indonesia adalah P.T. Telkom Indonesia dan Indosat. 2.1.9 Prinsip Dasar Siaran Televisi Untuk menyelenggarakan siaran televisi, pada perangkat keras (hardware) diperlukan tiga unsur utama, yaitu : Studio ( Prasarana dan Sarana Penunjang ) Pemancar ( Transmisi ) Pesawat Televisi ( Penerima ) Ketiga unsur utama ini disebut dengan Trilogi Televisi. Artinya paduan penggunaan ketiga unsur tersebut akan menghasilkan siaran televisi. 2.1.10 Sarana dan Prasarana Produksi Informasi Audiovisual Informasi merupakan bahan baku yang harus dicari, dikumpulkan, diseleksi, dan diproduksi menjadi audiovisual gerak. Untuk mengolah informasi menjadi informasi audiovisual gerak diperlukan sarana dan prasarana yang harganya relatif mahal. Sarana dan prasarana untuk proses produksi dan pascaproduksi ini antara lain sebagai berikut : 1. Prasarana produksi gedung / ruang dengan penyejuk udara (AC) studio produksi dan studio rekaman suara (audio recording) ruangan visual editing / penyuntingan gambar auditorium lengkap dengan sistem lampu, suara dan kamera elektronik ruang preview studio alam Sistem produksi, ruang editing / manipulating dan ruangan rekaman suara (audio recording), serta penyimpanan alat-alat elektronik harus dalam kondisi sejuk, maka setiap saat temperatur ruangan harus selalu dikontrol. 2. Sistem Produksi kamera elektronik dan film dengan kelengkapannya
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION peralatan lampu (lighting) dan shiny board peralatan suara (sound system) alat editing film dan video alat perekam suara lengkap dengan mixer time base corrector (TBC) untuk menstabilkan proyektor untuk film dan fasilitas playback untuk sponsor character generator untuk title komputer grafik pins box untuk superimpossed tulisan / garis video digital optic (ADO) untuk efek khusus teleprompter cromakey unit mobil produksi / mobile production unit (MPU) the total dubbing and editing system slate / klepper video cassette / tape tripod kamera dan lain-lain 2.2 Deskripsi Proyek 2.2.1 Fungsi Bangunan Bangunan difungsikan untuk mewadahi aktifitas-aktifitas penyiaran dan pertelevisian serta fasilitas yang menunjang keberadaannya sebagai bangunan publik di kawasan yang tingkat urbannya tinggi sekali. Adapun fasilitas-fasilitas yang disediakan adalah : Fasilitas pertelevisian dan broadcasting Merupakan fasilitas yang disediakan untuk mewadahi aktifitas penyiaran, programming, pemberitaan, produksi, teknik produksi, dan periklanan. Fasilitas penunjang Merupakan fasilitas yang disediakan untuk mengakomodasi keberadaan bangunan di kawasan urban sehingga bangunan juga memberi peran penting bagi kemajuan kawasan tersebut. Fasilitas kantor sewa
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION Fasilitas yang disediakan untuk mengakomodasi kepentingan pihak swasta yang kegiatannya berhubungan dengan pertelevisian seperti rumah produksi, pusat pelatihan, dan pusat penjualan peralatan produksi televisi. Fasilitas pengelola 2.2.2 Lokasi Lokasi proyek terletak di Jl. Jend.Gatot Subroto dan Jl. Asrama (Outer Ring Road) 2.2.3 Luas Lahan Luas lahan yang direncanakan sekitar 1,7 hektar dengan pertimbangan kapasitas pengguna bangunan mencapai sekitar dua ribu orang 2.2.4 Pemilik Pemilik dari proyek ini adalah pihak swasta. 2.2.5 Pembiayaan Pembiayaan dari kasus proyek ini adalah pihak swasta dan kemungkinan kerjasama dengan beberapa sponsor swasta lainnya yang bergerak di bidang pertelevisian dan periklanan. 2.2.6 Pengelolaan Pengelolaan bangunan dilaksanakan oleh swasta dengan kemungkinan kerjasama dengan beberapa sponsor swasta lainnya yang bergerak di bidang pertelevisian dan periklanan. 2.2.7 Pemakai / Pengunjung Karakteristik pengunjung Ditinjau dari segi usia Pemakai dari bangunan tidak memiliki batasan usia. Ditinjau dari strata ekonomi Pemakai dari bangunan secara umum tidak dibatasi dari segi strata ekonomi , tetapi pemesan dari bangunan berstrata ekonomi menengah ke atas. Ditinjau dari jangkauan pelayanan Pemakai dari gedung secara umum tidak dibatasi wilayahnya selama masih berkaitan dengan kegiatan pertelevisian dan periklanan, tetapi karena bangunan stasiun televisi ini berada di kawasan publik dimana fungsi publik kota seperti restoran, swalayan, game station dan fungsi publik lainnya, ikut dimasukkan ke dalam bangunan maka pemakai bangunan ini ditujukan bagi pengunjung kawasan bangunan ini berdiri. Ditinjau dari aktifitas yang terjadi - Pengelola / pegawai
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION Mengatur dan menyelenggarakan segala kegiatan di dalam bangunan baik yang berhubungan dengan kegiatan pertelevisian dan periklanan, juga dengan kegiatan publik. - Pengunjung bisnis Melakukan transaksi atau pertemuan dengan pengelola untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kemajuan stasiun televisi khususnya seperti sponsor, iklan, kontrak kerja,dll. - Penonton Studio Menyaksikan secara langsung kegiatan pertelevisian yang dilaksanakan di studio televisi - Publik Umum Sebagai pihak yang mengunjungi fasilitas-fasilitas publik di dalam bangunan stasiun televisi tetapi tidak berhubungan dengan kegiatan pertelevisian. - Penyewa / tenant Sebagai pihak swasta luar yang melakukan aktifitas kerja di stasiun televisi tetapi berhubungan dengan kegiatan pertelevisian. 2.2.8 Konsep Siaran Program Berita ( 30% ) Penyajian berita lokal berkerjasama dengan media massa yang telah lama hadir dan dipercaya oleh masyarakat, baik itu cetak maupun radio. Program ini terbagi atas dua yaitu berita umum dalam bahasa Indonesia dan berita daerah dalam bahasa daerah guna memberikan kebanggaan akan bahasa setempat. Melihat contoh sukses dari media cetak daerah terhadap media cetak nasional dalam menguasai jumlah pembacanya, hal yang sama akan terjadi juga dalam penyelenggaraan informasi berita televisi lokal. Karena kekuatan informasi pada televisi lebih mengena, maka kebijaksanaan pemerintah dan program pembangunan dearah dapat lebih tersosialisi dan dimunkinkan mendapat dukungan masyarakat lebih kuat dari sebelumnya. Program acara berita antara lain : Berita umum (bahasa Indonesia) Berita daerah (bahasa daerah) Berita sekilas Berita ekonomi dan wirausaha Liputan khusus, dll
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION Program Budaya ( 30% ) Program budaya ini harus dikemas sangat menghibur dengan dukungan para Rumah Produksi yang kreatif penyajiannya didukung dengan membangun kesadaran untuk mempertahankan budaya lokal dari serbuan budaya luar yang begitu besar. Akan diperhatikan pula kepopuleran yang tengah ada di masyarakat sejangkau siar televisi ini, agar pengolahan acara budaya ini selalu diminati dan ditunggu pemirsa, terutama kaum muda penerus budaya daerah. Keberhasilan program acara ini menjadi titik tolak kesuksesan pendirian televisi ini bagi masyarakat setempat, karena kebanggaan akan budaya lokal harus diperjuangkan disini, sebagai sarana yang paling efisien menjangkau jumlah pemirsa, televisi ini akan mempopulerkan karakter setempat. Program budaya televisi ini juga dapat dijual ke media televisi lain baik dalam maupun luar negeri, yang akhirnya juga menjadi alat promosi kebudayaan daerah. Program acara budaya antara lain : Musik daerah setempat Theatre drama seni daerah setempat Sinetron berbahasa daerah setempat, dll Program Hiburan ( 40% ) Program hiburan akan menyajikan acara yang dibeli dari pusat maupun dari luar negeri. Program yang akan disajikan akan dipilah sedemikian rupa sehingga tetap mengemban misi sosial kemasyarakatan yang mendidik dan memberikan wawasan intelektual. Program-program hiburan yang diproduksi stasiun televisi ini akan menjadi bahan bagi televisi lokal lainnya yang menyajian hiburan berbasis budaya nasional. Begitu juga sebaliknya, dengan kerjasama seperti ini akan memberikan efisiensi biaya produksi dan tetap mengemban misi persatuan dan kesatuan Indonesia. Program acara hiburan : Sinetron Musik nasional / internasional / daerah lain Film, dll 2.3 Tinjauan Kelayakan Undang-undang penyiaran sangat mendukung kehadiran televisi lokal sehingga kebijaksanaan tersebut akan memperlancar pertumbuhan televisi lokal dan menghindari
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION kesenjangan teknologi dan informasi antara Jakarta dan di daerah-daerah. Bagaimana memanfaatkan momentum tersebut menjadi sebuah pembangunan yang berarti bagi masyarakat Kota Medan. Kesempatan sebagai pionir televisi lokal yang profesional menjadi tiket penting untuk menjadi penguasa pasar pertelevisian daerah dikemudian hari bila lahir televisi-televisi lokal lainnya yang menjangkau daerah yang sama. Oleh karena itu penyertaan pemerintah dan dukungan investasi masyarakat dalam melahirkan televisi lokal di Medan ini menjadi hal penting untuk menggapai suksesnya pertelevisian swasta kebanggaan daerah dikemudian hari. Salah satu isi tayangan yang dapat dikembangkan adalah informasi Iptek yaitu dengan memanfaatkan informasi berbagai hasil penelitian dan pengembangan Iptek terutama teknologi tepat guna yang bisa dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat di Medan dan daerah sekitarnya. Selain itu juga menyampaikan pengetahuan tradisional dan teknologi lokal yang telah dikenal masyarakat Medan. Hal ini akan sangat efektif bila pengelola TV dapat melakukannya secara interaktif, yang membuka ruang bagi partisipasi publik dalam menyebarkan informasi yang dipilih. Dengan demikian ada saling ketergantungan antara pengelola TV dengan pemirsanya. Dengan adanya televisi lokal di kota Medan ini, tentunya juga dapat menampung sumber daya manusia di Medan yang berlimpah, khususnya yang berkaitan dengan pelatihan atau kursus audiovisual yang mulai bermunculan di Medan dan paket industri hiburan televisi yang belakangan booming di televisi lokal Jakarta yang uniknya dikuasai oleh putra-putri Medan. Paket industri yang dimaksud di sini adalah program reality show seperti AFI dan Indonesian Model (Indosiar), Indonesian Idol (RCTI), Indonesian Star (MetroTV), Kontes Dangdut TPI (TPI), dan lain-lain. Fakta ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia di Medan tidaklah rendah, melainkan karena wadah yang menampung "mutiara-mutiara terpendam" itu belum dikelola dengan baik dan profesional. Dengan demikian artis-artis lokal tidak perlu lagi pergi ke Jakarta untuk mengadu nasib menjadi artis nasional karena inilah saatnya mereka menjadi artis di rumah mereka sendiri.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS 3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi Sebagai sebuah bangunan publik komersil yang mengedepankan profit dan citra stasiun televisi lokal yang baik, hal pertama yang harus dilakukan ialah memilih lokasi yang mendukung keberadaan stasiun televisi lokal ini nantinya.. Kriteria pemilihan lokasi untuk stasiun televisi lokal meliputi faktor-faktor sebagai berikut : 1. Rencana Umum Tata Ruang Kota Penentuan lokasi harus sesuai dengan kebijakan pemerintah terhadap peruntukan lahan kota. (Stasiun Televisi lokal adalah suatu bentuk kegiatan komersil / mengutamakan profit). Berdasarkan RUTRK, wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan ditetapkan menjadi 5 wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), yaitu : Tabel 3.1 Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP) Kota Medan
W P P Kecamatan Pusat Pengembangan Peruntukan Wilayah Program Kegiatan Pembangunan A M. Belawan M. Marelan M. Labuhan Belawan Pelabuhan Industri Permukiman Rekreasi Maritim Jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan dan permukiman. B M. Deli Tanjung Mulia Perkantoran Perdagangan Rekreasi Indoor Permukiman Jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, sarana pendidikan. C M. Timur M. Perjuangan M. Tembung M. Area M. Denai M. Amplas Aksara Permukiman Perdagangan Rekreasi Sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan. D M. Johor M. Baru M. Kota M. Maimoon M. Polonia Pusat Kota CBD Pusat Pemerintahan Hutan Kota Pusat Pendidikan Perkantoran Rekreasi Indoor Permukiman Perumahan permanen, pembuangan sampah, sarana pendidikan.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION E M. Barat M. Helvetia M. Petisah M. Sunggal M. Selayang M. Tuntungan Sei Sikambing Permukiman Perkantoran Perdagangan Konservasi Rekreasi Lapangan Golf Hutan Kota Sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan. Sumber : RUTRK Kota Medan 2005 Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam RUTRK di atas, maka lokasi yang tepat untuk mendirikan stasiun swasta yang bersifat komersil adalah di daerah pusat kota yang diorientasikan menjadi pusat CBD. 2. Lingkungan Berada pada lokasi yang strategis, representatif dan cocok untuk fungsi berskala kota. 3. Kedekatan dengan Calon Peserta Acara Lokasi merupakan faktor penentu yang sangat penting dalam gal perencanaan stasiun televisi yang baik, berkaitan dengan jenis program yang dibuat, hubungan dengan sumber bakat-bakat baru dan hubungan dengan masyarakat. Jika wawancara eksklusif atau diskusi panel dibuat, stasiun harus berdekatan dengan peserta acara tersebut (pelaku bisnis, atlet atau tokoh politik). Dengan kata lain, stasiun televisi harus dibuat sedekat mungkin dengan daerah bisnis, olahraga dan pusat pemerintah yang menjadi sumber/objek berita program yang akan ditayangkan oleh stasiun televisi nantinya. 4. Jarak ke Bandara Polonia Fungsi salah satu bangunan adalah sebagai transmisi penyiaran, ketinggian bangunan di Medan saat ini 44 m sebagai akibat adanya bandara Polonia. Dengan demikian bangunan stasiun televisi ini harus jauh dari bandara Polonia.
3.2 Kriteria Pemilihan Tapak Kriteria pemilihan tapak untuk stasiun televisi lokal meliputi faktor-faktor sebagai berikut: 1. Ukuran Lahan Ukuran Lahan harus mencukupi untuk program fungsional dan ruang pengembangan masa mendatang. Biasanya dilakukan untuk mengantisipasi perluasan studio televisi.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 2. Kontur Tapak Kontur tapak sebaiknya relatif datar untuk memudahkan loading dock peralatan dan properti studio televisi yang cenderung merupakan barang berat dan besar. 3. Fungsi Lain di Sekitar Tapak Jenis fungsi lain yang berada di sekitar tapak dapat mempengaruhi citra stasiun televisi dan dapat mendukung kegiatan operasionalnya. 4. Pencapaian Karena stasiun televisi menekankan hubungan publik umum tersebut, maka stasiun tersebut harus dengan mudah dicapau dengan baik oleh pejalan kaki maupun dengan transportasi umum. 5. Parkir Area Parkir (ruang garasi) untuk kendaraan studio (Outside Broadcastinf Van/OB Van) yang digunakan untuk acara liputan luar sangat perlu diperhatikan. Fasilitas parkir juga harus dipertimbangkan kemudahan aksesnya bagi pengelola, pengunjung, artis dan tamu khusus. 6. Pengenalan Entrance Entrance menuju dan keluar tapak harus semudah mungkin bagi pengunjung, artis dan tamu khusus. 7. Kebisingan Walaupun studio televisi dapat didesain khusus untuk mengatasi kebisingan lingkungan yang sangat mengganggu, keadaan bebas dari kebisingan dan getaran yang berlebihan merupakan hal yang mutlak. Perencanaan bangunan harus mempertimbangkan eksistensi bangunan disekitarnya, yang tidak akan mempengaruhi baik di masa sekarang maupun masa mendatang. 8. Loading Dock Peralatan dan properti dekorasi studio televisi cenderung merupakan barang berat dan besar sehingga perlu diperhatikan loading docknya sehingga tidak mengganggu kegiatan lainnya. Diusahakan adanya jalan alternatif masuk ke tapak. 3.3 Analisa Penentuan Lokasi dan Tapak Berdasarkan kriteria pemilihan diatas, maka diputuskan untuk memilih tiga alternatif tapak di kota Medan yang cocok untuk proyek televisi. Alternatif tersebut akan dianalisa dan kemudian dipilih tapak yang paling sesuai. Lokasi tapak terpilih adalah:
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION Jl. Yose Rizal
Jl. Gatot Subroto
Jl. Maulana Lubis
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 3.3.1 Analisa Pemilihan Lokasi Table 3.2 tabel analisa pemilihan lokasi K R I T E R I A L O K A S I U S U L A N Jl. Yose Rizal Jl. Gatot Subroto Outer Ring Road Jl. S. Parman Luas Lahan 1.5 Ha 1.7 Ha 1 Ha RUTRK Terletak Di Pusat Kota ( 5 ) Terletak di Daerah Sub-Urban ( 4 ) Terletak di Pusat Kota ( 5 ) Lingkungan Sedang ( 3 ) Strategis ( 5 ) Cukup Strategis ( 4 ) Kedekatan dengan Calon Peserta Dekat ( 5 ) Dekat ( 5 ) Dekat ( 5 ) Jarak Ke Bandara Polonia Jauh dari Bandara Polonia ( 5 ) Jauh dari Bandara Polonia ( 5 ) Jauh dari Bandara Polonia ( 5 ) Fungsi Eksisting Ruko ( 3 ) Lahan Kosong ( 5 ) Ruko ( 3 ) Fungsi Pendukung Sekitar Lokasi Bangunan Komersil, Perumahan Penduduk ( 3 ) Perumahan Penduduk, Bangunan Komersil, PRSU, Kantor Pemerintah ( 5 ) Bangunan Komersil, Perumahan Penduduk ( 4 ) Jangkauan Terhadap Struktur Kota Berada di Pusat Kota dengan kepadatan penduduk cukup tinggi dan merupakn wilayah pengembangan bangunan komersil dan perdagangan ( 4 ) Berada didaerah Sub-Urban dengan kepadatan penduduk relatif sedang dan merupakan wilayah pengembangan bangunan komersil dan rekreasi ( 4) Berada di Pusat Kota dengan kepadatan penduduk cukup tinggi dan merupakan wilayah pengembangan CBD, komersil, perdagangan, perkantoran ( 4 ) Tingkatan Jalan Jalan Arteri Sekunder ( 3 ) Jalan Arteri Primer dan Jalan Lingkar Luar Medan ( 5 ) Jalan Arteri Primer ( 4 ) NILAI AKHIR 31 38 34 Sumber: penyusun, September 2008
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 3.4 Studi Banding Kasus Sejenis 1. Channel 4 Headquarters London, 1991-1994 Tipe bangunan : bangunan telekomunikasi Arsitek : Richard Rogers Deskripsi bangunan : Bangunan stasiun televisi yang berbentuk huruf L ini berdiri di atas tapak yang alami dan natural. Bangunan terdiri dari kantor (di 4 lantai yang mengakomodasi lebih dari 600 staff) 2 bentuk ruang yang membentuk suatu ruang terbuka. Entrance dengan baik dirancang, dimana area penerima diapit, dari satu sisi, tower yang terdapat lift, boiler, chiller, dan antenna transmisi di dalamnya, dan dari sisi lain, susunan ruang rapat yang menyerupai tumpukan televisi. Konstruksi bangunan yang berani, dimana bangunan high tech ini telah menjadi gambaran tipikal arsitektur Inggris selama lima puluh tahun belakangan ini. Detailnya ditampilkan begitu akurat, dikombinasikan dengan eksperimen perkembangan material terbaru yaitu kaca dan baja. Baja dan kaca digunakan untuk menyampaikan semua batas teknologi dan keindahan, melaksanakan dan meneruskan kembali tradisi besar seperti yang terdapat pada istana kristal. Salah satu contoh karya arsitektur yang penuh dengan inovasi adalah stasiun televisi Channel 4 di London yang diranvang oleh Richard Rogers. Bangunan ini tidak hanya inovatif pada penggunaan materialnya tetapi pada konsep fungsional dan distribusinya. Pada karyanya ini, arsitek Inggris ini dengan elegan menggabungkan gaya klasik dengan teknik pre-fabrikasi yang paling maju, menciptakan bangunan yang sangat terang, transparan, dan berkilau. Gambar 3.1 Gambar Bangunan Channnel 4 Headquarter London Gambar 3.2 Struktur Yang Menjadi Detail Eksterior Pada Bangunan
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION Untuk mendapatkan hal tersebut, Rogers menambahkan perbaikan yang baik pada efek volumetrik. Berdasarkan analisis yang teliti pada tapak, program fungsional didasarkan pada penciptaan taman di tengahnya. Konsep dasar yang mendasari bangunan Channel 4 ini adalah penggunaan dan persepsi ruang yang tercipta tersebut. Luas kompleks bangunan ini adalah sekitar 18.000 m 2 , terdiri dari kantor dan bagian teknik, tidak hanya kantor administrasi stasiun televisi dan studio saja, tetapi juga 2 blok berisi ratusan apartemen. Apartemen tersebut menghadap ke arah Horseferry Road dan Chadwick Street dan dihubungkan langsung oleh entrance luarbiasa di sudut kedua jalan tersebut. Shading matahari dari metal ringan diaplikasikan pada fasadenya berfungsi sebagai penghalang bising dan mengendalikan efisiensi cahaya dan energi. Kedua bangunan tersebut dilapisi dengan aluminium, dan tampak sebagai bingkai entrancenya, dibentuk oleh lapisan kaca, orang akan masuk ke dalam atrium yang tinggi dan nyaman melalui pintu putar. Bangunan tersebut dibangun dengan penataan klasik mengelilingi taman, menegaskan keberadaan jalan seperti Gambar 3.4 Sketsa Metode Proses Pembangunan Bangunan Gambar 3.3 Gambar Sektsa Design Bangunan (Kiri) Dan Gambar Suasana Real Bangunan (Kanan)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION yang tercermin pada rencana penataan urban yang diproposalkan oleh IBA (Internationale Bauausstellung) untuk Berlin pada tahun 80-an. Layout yang sederhana tersebut, dengan baik ditempatkan pada tapak dan bangunan sekitar sangat kontras dengan komponen berteknologi tinggi dari bangunan utama. Perulangan elemen seperti yang terdapat pada Lloyds Building, termasuk tangga dengan segera dikenal walaupun ridak digunakan secara vertikal seperti pada bangunan firma asuransi yang terkenal tersebut. Bangunan Channel 4 bercahaya dengan efek yang bagus pada malam hari. Sebelumnya Rogers telah bereksperimen dengan efek yang sama pada sebuah bangunan kantor. Variasi penggunaan elemen kaca yang konsisten juga membantu membentuk kembali material massa bangunan dan mengurangi kekontrasannya dengan bangunan sekitar. Sistem ini dominan digunakan pada lapisan luar bangunan. Hal ini dapat dari bentukan dinding l e n g kung kaca yang menandai entrance utama kedua sayap bangunan stasiun televisi tersebut, memproyeksikan taman hijau di dalam sehingga dapat dilihat melalui dinding kaca tersebut. Area yang dikelilingi oleh fasade ini, yang memainkan peranan representasi dan distribusi dalam tahap konstruksi, terdiri dari restran dab fasilitas publik lain yang memberikan bagian luar kota ke dalam bangunan. Gambar 3.5 Suasana Pada ruang Caf Gambar 3.6 Sketsa Metode Pembangunan Pada Bagian Lengkung Bangunan Yang Menjadi Main Entrance Dan Pada Pemasangan Struktur Bagian Yang Sama Gambar 3.7 Sketsa Aksonometri Ruang Studio Live
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION Interior bangunan juga memberikan perhatian khusus pada transparansi, dengan menggunakan lembaran dan dinding kaca untuk mengurangi dampak dari struktur luar dan membiarkan cahaya matahari masuk. Sementara area ME yang berteknologi tinggi memainkan peranan penting di dalam rancangan bangunan, dikelompokkan bersama dalam layout yang klasik tersebut.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION BAB 4 ELABORASI TEMA 5.1 Latar Belakang Tema Tema yang akan diangkat untuk menyelesaikan berbagai permasalahan seputar proses desain Medan Local TV Station ini adalah Arsitektur High Tech. 4.1.1. Pengertian Arsitektur High-Tech Istilah Arsitektur High Tech pertama kali muncul pada awal tahun 70-an yang digunakan para arsitek untuk menyatakan teknologi alternative. Sejalan dengan waktu istilah tersebut semakin umum digunakan, namun arsitek-arsitek High Tech sendiri lebih memilih untuk menggunakan istilah teknologi tepat guna, sebuah istilah yang ambisius. Di Amerika Serikat istilah High Tech memang menunjuk kepada pengertian langgam, sedangkan di Inggris maknanya lebih dalam, dimana High Tech tidak ada hubungannya dengan High Teknologi, sebagaimana Gotic tidak ada hubungannya dengan Goths ( salah satu suku bangsa Jerman yang mempunyai wilayah terbentang dari Batic sampai ke Laut Hitam dan abab ke 3 Masehi menyerang kekaisaran Romawi ) 4.1.2. Sejarah dan Representasi High tech adalah sebuah fenomena abad 20 pada industri bangunan yang berpengaruh pada dunia arsitektur dan desain. Istilah High Tech adalah sebuah penemuan pada tahun 1970-an terhadap perancangan bangunan dan objek untuk rumah dan menjadi popular setelah Joan Kron dan Suzanne Slesin, menulis buku yang menjadi best selling tahun 1978 berjudul High Tech : The Industrial Style and Source Book for The Home. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa high tech adalah istilah arsitektural yang digunakan untuk menerangkan bertambahnya bangunan dengan pengeksposan struktur dan elemen-elemen lainnya yang terbuat dari bahan prefabrikasi yang biasa digunakan untuk membangun gudang dan pabrik. Pada buku ini Suzanne Slesin dan Joan Kron juga mengikutsertakan trend pararel dalam design interior seperti penggunaan peralatan industri di rumah ke dalam pengertian high-tech. Akantetapi, Jauh sebelum tahun 1970, high-tech sudah ada dan diterapakan. Menurut Colin Davies dalam bukunya yang berjudul High tech architecture pada tahun 1779 dibangun jembatan di river severn di Coalbrookdale. Jembatan ini merupakan jembatan yang pertama kali terbuat dari besi dan strukturnya terbuat dari material prefabrikasi. Pada tahun 1848
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION dibangun Decimus Burtons Palm House yaitu sebuah struktur bentang lebar dari besi,baja, dan beratap kaca. Pada tahun 1889 menara Eiffel dibangun dengan menggunakan material prefabrikasi dan struktur yang canggih. Struktur bangunan-bangunan tersebut memberikan pengaruh yang tidak sedikit pada perkembangan arsitektur high-tech sekarang ini. Bangunan- bangunan tersebut merepresentasikan bentuk alternatif bangunan yang berdasar pada teknologi industri. Kemudian pada tahun 1920an yaitu pada zaman arsitektur modern, arsitektur high- tech juga berkembang misalnya pada tahun 1927 Buckminster Fuller membangun Dymaxion House, sebuah rumah dengan struktur logam ringan berbentuk heksagonal. Teknologi yang digunakan pada rumah ini adalah adaptasi dari teknologi yang digunakan untuk membangun pesawat terbang pada saat itu. Bangunan ini menunjukkan ciri dari arsitektur high-tech secara keseluruhannya. Karena bangunan rancangannya ini, Colin Davies dalam bukunya yang berjudul High tech architecture,mengatakan jika ada orang yang pantas disebut sebagai bapak high-tech maka Buckminster Fuller lah yang pantas. Pada tahun 1960an, sebuah grup yang dikenal dengan Archigram (Peter Cook, Warren Chalk, David Greene, Denis Crompton, Ron Herron dan Mike Webb) mulai menmpublikasikan dan memamerkan proyek teoritis yang secara jelas menjabarkan tentang elemen-elemen dari arsitektur high-tech pada tahun 1970an dan 1980an. Walaupun high-tech telah ada sebelum tahun 1970an, Istilah High-tech mulai terkenal sejak tahun 1970an. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi yang memang sangat maju pada jaman tersebut yang ditandai dengan adanya pendaratan pertama di bulan oleh Neil Amstrong pada tahun 1969 sehingga masyarakat pada waktu itu mulai berpikir ke depan dan menyukai perubahan-perubahan yang didapat dari teknologi. Bangunan Hightech memiliki sejumlah karakter, diantaranya adalah : - terbuka - struktur yang trasparan dan maju. - menggunakan material dan teknik yang terbaru - penggunaan warna penting pada bangunan - terdiri dari lapisan yang banyak - pengeksposan rangka yang menunjukkan artikulasi dari tiap lantai dan dinding. Hal yang dapat dipelajari adalah bangunan High Tech pada dasarnya memiliki keseimbangan antara fungsi dan simbolisme.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 4.1.3 Arsitektur High Tech dan Kota Tiga bangunan High Tech yang terpenting, yaitu : Center Pampidou, Llyods Building, dan Hongkong Bank adalah bangunan tengah kota dan arsiteknya telah menyatakan bahwa konteks perkotaan telah memberikan efek yang besar pada desain mereka. Meskipun demikian adalah benar untuk mengatakan bahwa kepedulian kota, seperti manipulasi ruang, tidak merupakan suatu elemen utama dalam filosofi High Tech. Ada alasan mengapa arsitektur kota bukan merupakan suatu elemen utama dalam filosofi High Tech; dan ada alasan lain mengapa perkotaan bukan elemen utama filosofi High Tech dan itu berhubungan erat dengan masa, yaitu : High Tech melihat ke depan Arsitektur yang optimistik Kemampuan untuk mengendalikan lingkungan daripada beradaptasi dengan lingkungan High Tech anti urban style tidak seperti kota yang berhubungan erat dengan tradisi kesinambungan dan sejarah Bangunan High Tech biasanya memperlihatkan kota secara revolusioner bukan tradisional. Jika sebuah kota dibangun itu akan menjadi suatu yang abstrak, penuh dengan kotak-kotak servis atau mega struktur, fleksibel, dan diubah-ubah. 4.1.4. Kesimpulan Berdasarkan sejumlah penjabaran diatas dapat di tarik sejumlah kesimpulan, sebagai berikut : Bangunan High Tech pada dasarnya memiliki keseimbangan antara fungsi dan simbolisme Konsep Arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel yang diekspose ditunjukkan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibilitas maksimal. Arsitektur High Tech meletakkan performance yang proporsional antara aspek arsitektur, struktur, dan mekanikal. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pengertian arsitektur High Tech adalah: 1. Arsitektur yang mempunyai karakteristik material kaca dan baja.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 2. Pada pokoknya mengikuti ekspresi kejujuran suatu keagungan yang ditampilkan melalui kejelasan material yang digunakan, maupun material yang digunakan diproduksi secara massal. 3. Biasanya membubuhkan ide-ide tentang produk industri. 4. Digunakan oleh industri-industri lainnya tidak hanya sebagai bangunan namun juga sebagai sumber imajinasi. Konsep arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel, zona service dan utilitas yang diekspose ditujukan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibelitas yang maksimal. 4. 2. Keterkaitan Tema dengan Judul Proyek Sebagai wadah penyampaian informasi yang akan terus selalu berkembang sesuai perkembangan teknologi dan zaman. Selain itu untuk memfasilitasi kekompleksitasan keperluan sebuah Stasiun Televisi dibutuhkan teknologi yang mampu menunjang keperluan tersebut. Medan Local TV Station merupakan pusat kegiatan yang padat aktivitas sehingga dibutuhkan sistem struktur dengan teknologi yang baik. Selain itu, didalam Stasiun Televisi ini dibutuhkan juga suasana yang serba modern dan mampu merepresentasikan pengetahuan itu sendiri. 4.3. Penerapan Tema pada Bangunan Tema arsitektur hightech yang mengusung penggunaan material kaca dan baja ternyata memberikan dampak tertentu pada lingkungan maupun bangunan itu sendiri. Namun sebagai bangunan yang menerapkan arsitektur hightech, terdapat sejumlah hal yang perlu dipertimbangkan sehingga bangunan dapat memberikan suasana terbaik. Arsitektur hightech yang biasa diciri-khaskan sebagai bangunan yang banyak menggunakan material kaca, perlu mempertimbangkan sejumlah hal. 4.3.1. Penerapan penggunaan kaca pada bangunan Penggunaan kaca pada bangunan perlu mempertimbangkan sejumlah faktor, diantaranya adalah faktor radiasi matahari. Ada sejumlah jenis kaca yang memberikan pengaruh panas yang berbeda-beda pada bangunan. Dapat dijelaskan sebagai berikut adalah Pemakaian kaca transparan tanpa pelindung. Kaca jenis ini meneruskan kalor radiasi ke dalam bangunan sebesar 76-78 % dari energi panas yang diterima permukaan kaca. Dengan penggunaan kaca jenis ini namun digandakan
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION penyerapan kalor radiasi bisa berkurang sebesar 20% disbanding dengan penggunaan kaca polos tanpa pelindung tunggal. Pemakaian kaca penghisap panas. Penggunaan kaca jenis ini dapat mengurangi energi kalor sebesar 40-47%. Penggunaan kaca pemantul panas Penggunaan kaca jenis ini dapat mengurangi penyerapan kalor sebesar 66%. Penggunaan sunscreen Penggunaan sunscreen pada kaca dapat mengurangi penyerapan kalor hingga 42%. Alat peneduh. Penggunaan alat peneduh pada bagian luar bangunan terbukti paling efektif. Peneduh ini dapat mengurangi panas yang diserap hingga 80%. 4.3.2. Pengaruh penggunaan kaca pada bangunan Penggunaan kaca pada bangunan memberikan sejumlah efek pada lingkungan. Salah satunya adalah efek silau dari pantulan cahaya matahari. Dampak ini dapat dikurangi dengan menerapkan sejumlah upaya. Diantaranya adalah : Sejumlah penelitian tentang pengurangan dampak penggunaan kaca menyebutkan sejumlah hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi efeknya pada lingkungan, diantaranya dengan penempatan dinding kaca pada orientasi yang dinding, yaitu dengan mengurangi penggunaan kaca pada arah datang sinar matahari dan tidak menggunakan kaca refleksi, namun menggunakan kaca penyerap panas dipadukan dengan penggunaan kaca double. Langkah lain adalah dengan membangun penghalang. Contohnya adalah dengan memaksimalkan vegetasi pada arah datang sinar matahari. Penambahan vegetasi pada area kenaikan panas yaitu pada jarak 7m daria bangunan kaca. Namun demikian tingkat kenaikan panas sebesar ini hanya terjadi pada ketinggian 1,5 m sehingga penambahan vegetasi dengan ketinggian 1,5 m dapat mengurangi tingkat kenaikan panas ini. Vegetasi juga dapat mengurangi efek pantulan bunyi. Tingkat pantulan bunyi pada kasus ini terhitung cukup kecil. Sejumlah masalah dialami saat menggunakan material kaca. Untuk mengurangi dampak yang dihasilkan maka dapat dilakukan sejumlah tindakan, yaitu :
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION Manggunakan kaca double. Penggunaan kaca double yang berjenis kaca penghisap panas. Penggunaan alat peneduh dalam dapat berupa tirai. Penggunaan alat peneduh luar berupa sun shading yang mampu menghalangi radiasi namun tidak menimbulkan dampak rumah kaca. Menggunakan kaca dari jenis yang mampu meneruskan panas namun sesedikit mungkin meneruskan kalor ke dalam bangunan. Mamadukan semua jenis upaya mengurangi penerusan kalor ke dalam bangunan. Penggunaan kaca berwarna dapat mengurangi efek silau. Mengurangi efek silau juga dapat dilakukan dengan sun shading. Selain berfungsi sebagai elemen fungsional, sun shading juga dapat berfungsi sebagai elemen arsitektural. Efek bising pada dasarnya tidak begitu besar berpengaruh. Penempatan bangunan yang menajuhi posisi jalan (sumber bunyi) sebenarnya telah mengurangi efek bising. Namun penggunaan kaca kedap atau double selain berfungsi mengurangi efek panas juga dapat mengurangi bising. Penggunaan kaca khusus tahan api dan dapat dibuka pada bagian tertentu dapat mengurangi bahaya kebakaran. Kaca ini terdiri dari sejumlah jenis, diantaranya adalah kaca wireglass, laminated glass. Penggunaan kaca dengan ketebalan yang tepat merupakan salah satu solusi untuk mengurangi dampak buruk dari air dan udara (kelembaban).
Gambar 4.1 Ilustrasi Penggunaan Kaca
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 4.3.3. Penerapan penggunaan Baja pada bangunan Penggunaan baja pada bangunan high-tech sebagai elemen struktur yang mendukung seluruh beban bangunan termasuk pada struktur atap merupakan salah satu representasi tema pada bangunan. Menampilkan elemen struktural baja secara jujur.
Gambar 4.2 Penggunaan Baja (BMW Welt Building) Baja Stainless Baja stainless merupakan baja paduan yang mengandung minimal 10,5% Cr. Sedikit baja stainless mengandung lebih dari 30% Cr atau kurang dari 50% Fe. Karakteristik khusus baja stainless adalah pembentukan lapisan film kromium oksida (Cr 2 O 3 ). Lapisan ini berkarakter kuat,tidak mudah pecah dan tidak terlihat secara kasat mata. Lapisan kromium oksida dapat membentuk kembali jika lapisan rusak dengan kehadiran oksigen. Pemilihan baja stainless didasarkan dengan sifat-sifat materialnya antara lain ketahanan korosi, fabrikasi, mekanik, dan biaya produk. Penambahan unsur-unsur tertentu kedalam baja stainless dapat dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keriteria baja yang diinginkan. Umumnya berdasarkan paduan unsur kimia dan presentasi baja stainless dibagi menjadi lima katagori[4]. Lima katagori tersebut yaitu : Baja stainless martensitik. Baja Stainless austenitik Baja stainless dupleks Baja stainless pengerasan endapan
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 4.3.4. Penerapan System Keamanan Gallery Master Security System System kerja alat ini cukup mudah diterapkan. System penerima dan pengirim sinyal pada alat ini bekerja pada rentang jarak 75 sampai 100 meter. Rentang ini memberikan keuntungan tertentu pada fasilitas terutama dari segi biaya. Sensor yang terpasang pada perangkat ini tersambung melalui kabel panjang yang merupakan penyuplai tenaga dan informasi yang diperoleh kembali kealat pemonitor utama, PC. Namun terdapat alat pelengkap lain berupa alat sensor tanpa kabel. Kotak kontrol perangkat ini biasanya ditempatkan di ruang petugas keamanan dan/atau ditempatkan di ruang reception (penerimaan). PC yang digunakan akan dapat digunakan untuk mengakses semua data yang dihasilkan oleh alat sensor. Selain itu PC ini juga akan menampilkan semua informasi tentang alat sensor itu sendiri, seperti lemahnya baterai, kerusakan ataupun gangguan pada kekuatan sinyal. Keuntungan lain pada sistem ini selain sensor yang memiliki rentang efektifitas sampai 100 meter adalah, sistem ini dapat diparalelkan hingga mencapai 640 alat sensor. Ini merupakan rentang yang cukup luas untuk fasilitas. Alat-alat sensor yang dapat digunakan juga bermacam-macam, mulai dari sensor laser, sensor kebakaran hingga kamera CCTV. Sistem kontrol juga tidak terbatas pada penggunaan PC saja, tapi juga dapat diakses melaui modem GSM (melalui handphone) berupa SMS atau e-Mail. Dengan menggunkan kontrol seperti ini, orang-orang tertentu yang memiliki kewenangan khusus dapat mengakses bangunan tanpa harus melapor langsung kepada petugas keamanan. Berikut adalah sejumlah kelebihan system keamanan Gallery Master Security System: Sensor tanpa kabel dengan rentang sonsor hingga 100 meter. Baterai yang tahan lama hingga 3 tahun. Sensor yang tidak dapat disentuh sembarangan karena memiliki Anti-touch detection sehingga meningkatkan keamanan sensor itu sendiri daripenyusup. Perangkat yang mengeluarkan bunyi. Setiap sensor pada alarm akan tampil pada layar PC berikut status sensor tersebut. Pengendalian sistem keamanan melalui password berjenjang.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION Terdapat sistem peringatan terhadap kerusakan, pemotongan kabel dan kelemahan sinyal. Kontrol keamanan yang dapat diakses melaui pager, handphone. Sensor / Detector Terdapat sejumlah jenis sensor yang dapat dipasangkan pada perangkat ini. Diantaranya adalah sensor hentakan, sensor suara , sensor infrared, alarm penyerangan, dan juga terdapat sensor berat. Sensor-sensor ini memiliki dimensi yang sangat kecil sehingga dapat sisipkan diantara celah benda koleksi ataupun dibalik bingkai photo, jadi akan sangat tersembunyi.
Gambar 4.3 Jenis sensor Sistem Keamanan Laser System keamanan dengan menggunakan laser merupakan salah satu sistem keamanan yang cukup efektif. Sebelum menentukan tingkatan panjang gelombang dan intensitas laser, alat ini telah disesuaikan sehingga akan mengeluarkan spektrum panjang gelombang yang Sensor Hentakan Sensor Inframerah Sensor Suara Sensor Anti-touch Sensor Berat Sensor Serangan
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION dapat menciptakan tampilan kerusakan secara temporal, atau juga dapat menunjukkan tingkat gangguan. Alat ini membutuhkan sejumlah fasilitas pendukung seperti tempat penempatan alat yang mampu menjamin keselamatan elemen yang terdapat didalamnya. Selain itu tempat penempatannya harus juga menyediakan sumber tenaga dan juga memiliki sudut terbaik untuk dapat memancarkan cahaya laser. Selain itu juga harus memiliki sejumlah koneksi kesistem keamanan lain seperti remote kontrol ataupun sistem keamanan dengan menggunakan kamera. Dalam mendeteksi penyusup, alat keamanan laser ini akan bekerja dengan merusak sistem penglihatan penyusup tersebut dengan menciptakan efek- efek cahaya yang menyilaukan sehingga para petugas keamanan dapat mengambil tindakan responsif terhadap para penyusup. 4.3.5. Penerapan System Pencahayaan Pencahayaan Gedung Penggunaan lampu otomatis pada Medan Local TV Station merupakan salah satu penerapan tema high-tech pada bangunan. Lampu otomatis yang digunakan adalah lampu dengan metode aktivasi dengan sensor cahaya. Sirkuit yang diaktifkan dengan sensor cahaya akan mendeteksi kekurangan cahaya. Sirkuit yang berisi seperangkat alat pendeteksi cahaya ini akan menciptakan sinyal yang akan disampaikan melalui phototransistor sebagai sensor cahaya. Dengan perangkat ini intensitas penerangan yang dibutuhkan di dalam bangunan akan secara otomatis disesuaikan oleh alat kontrol ini.
Gambar 4.4 Sirkuit Lampu Otomatis Sedangkan sistem pencahayaan objek koleksi dilakukan dengan sistem pencahayaan spotlight maupun sistem pencahayaan setempat.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION Gambar 4.5. Lloyds Building
4.4. Studi Banding Tema Sejenis A. Llyods Building London, Inggris, 1991 1994. Tipe Bangunan : Firma Asuransi Arsitek : Richard Rogers Deskripsi Bangunan : Bangunan ini merupakan salah satu karya Richard Rogers yang terkenal di London dengan konsep high tech nya. Bangunan ini selesai di bangun pada tahun 1986. Letak bangunan adalah di persimpangan jalan yang terkenal di kota London. Jika kita berjalan di sebelah jalan ini maka kita dapat langsung melihat bagian fasad dan atrium yang berkilau akibat lapisan panel baja. Aspek perancangan perancangan yang sangat penting pada bangunan ini adalah fleksibilitas. Bangunan di desain dengan ruangan yang terpusat pada atrium. Semua area servisnya seperti toilet, tangga, pintu masuk, lift dan kolom ditempatkan di luar bangunan dalam 6 tower vertical.
Bangunan ini terdiri dari 12 lantai disebelah utara dan 6 lantai di sebelah selatan, sehingga menciptakan lantai yang bertingkat-tingkat. Ke-12 lifnya di susun di luar bangunan, sedangkan transportasi di dalam bangunan dilakukan dengan escalator pusat yang ada di Gambar 4.6 Fasade Lloyds Building
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION atrium bangunan tersebut. Area servis berdiri bebas di luar massa bangunan. Lift yang terpusat ini mendukung bangunan utama pada kolom luar yang memberikan ruang bebas tanpa envelope penutup dan meminimalkan peraturan penggunaannya. Sedangkan pipa ventilasi vertikal dan horizontal utamanya juga diletakkan di luar dengan alasan yang sama. B. Hongkong Shanghai Bank Hongkong, Cina, 1979 1986. Tipe Bangunan : Bank Arsitek : Norman Foster Deskripsi Bangunan: Pada site dengan luas 5000 m 2 dan terletak pada tempat yang strategis yaitu di pusat statue square, Central District. Tower ini memiliki ketinggian 178,8 m, yang terdiri dari 77 lantai diatas sebuah plaza yang terletak dilantai dasar, dan empat lantai yang terletak di bawah tanah. Struktur baja yang menyelimuti sisi bangunan menimbulkan ekspresi dengan memberikan lapisan aluminium abu-abu dan panel-panel silver metalik yang di padu dengan tangkapan angin berlapis aluminium. Bangunan ini menghadirkan atrium dengan ketinggian 52 m, dan di desain untuk dapat menampung 3.500 orang. Gambar 4.7 Suasana Lobby Gambar 4.8 Entrance Lloyds Building Gambar 4.9 Hongkong Shanghai bank
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION Bangunan ini merupakan bangunan yang paling mahal di bangun, hal ini di akibatkan semakin mahalnya harga lahan di Hongkong. Bangunan ini telah membuktikan tingginya tingkat fleksibilitasnya ketika Bank memasang instalasi ruang penjualan baru tahun 1995 dalam waktu kurang dari 6 minggu. Pedestrian bagi public terletak 12 m di bawah bangunan, hal ini di tujukan untuk mengantisipasi ruang terbuka yang merupakan suatu hal yang dapat diperhatikan di kota. Menghubungkan antara public space dengan lingkungan perkotaan. Sepasang askalator menandakan perubahan yang baik seperti yang di buat pada bangunan Willis Faber & Dumas Offices, ketika udara di luar baik ruang interior dapat menyesuaikan. (Joidido, Philip. Sir Norman Foster, 1997). Pada bangunan ini Foster mengeksplorasi antara fungsi public dan privat. Peninggian bangunan sebanyak 12 m memberikan public space, kemudian escalator menuju hall utama bank menciptakan semi public space dengan atrium berlantai 10. mengenai penyelesaian desain, Foster menekankan pada Sinar matahari yang dimasukkan kedalam jantung dari hall atrium, kemudian di tangkap oleh atap kaca dari plaza yang selanjutnya dipantulkan kembali. Pada malam hari keadaan ini menjadi terbalik, dimana cahaya memancar dari bawah dan plaza tersebut akan terlihat seperti garis-garis kristal atau permata. Bangunan ini menunjukkan bahwa Norman Foster mampu menyelesaikan masalah arsitektur secara baik dengan tetap menghadirkan pengeksposan struktur sebagai daya tarik dari tampilan bangunan dan juga memasukkan unsure-unsur dari luar bangunan yang mampu menghidupkan bangunan. Peninggian bangunan dilakukan untuk menghasilkan suatu public space dibawahnya, desain gondola juga menghadirkan kesatuan bangunan secara keseluruhan. C. British Pavilion, Seville, Spanyol. Konstruksi bangunan : 1992 Arsitek : Nicholas Grimsaw Desain struktur : Ove Arup Sistem struktur :Rangka Ruang Bahan struktur : Baja(profil O) Struktur lantai : Precast Floor Selubung bangunan : Kaca sintesis Deskripsi bangunan :
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION Gambar 4.12 Interior Bangunan Gambar 4.11 Tabir Air Pavilion ini dibangun didalam kompleks Expo Seville- Spanyol sebagai perwujudan dari sayembara yang diadakan tahun 1989. Bangunan ini terdiri dari empat lantai dimana setiap lantai dihubungkan oleh eskalator dan lift yang diaktifkan oleh energi listrik dari panel sel solar diatas bangunan. Struktur utama bangunan ini menggunakan struktur rangka ruang dengan modul struktur 40 x 7 m. Balok-balok lantai diletakkan sejajar setiap jarak 7 m memanjang sampai 40 m terhadap kolom pada sisi lainnya sehingga pembebanan yang diterima balok merupakan pembebanan satu arah. Bagian atap didesain untuk memikul beban struktur panel sel solar dan bagian selubung bangunan menggunakan kaca sintesis. Bangunan ini didesain dengan mempertimbangkan keadaan iklim setempat yaitu 45 C dan mengurangi penggunaan energi yang mengemisi karbon dioksida. Strategi rancangan yang digunakan untuk mengantisipasi pemanasan global dalam ruangan adalah dengan menggunakan tabir air pada dinding sebelah timur dengan tujuan untuk mengurangi radiasi panas matahari yang masuk kedalam ruangan tanpa menghilangkan potensi penerangan alami siang hari. Tabir air dijatuhkan pada dinding atas bangunan mengalir keseluruh dinding dinding kaca sepanjang 70 m ke kolam didasar bangunan. Penggunaan tabir air ini dapat menurunkan suhu air dalam ruangan sebesar 10 C dan menambah kelembaban udara dalam lingkungan sekitar pavilion. Dinding kaca yang digunakan sebagai selubung bangunan merupakan jenis kaca toughoned glass dimana sekitar 20 % bahannya terbuat dari komponen keramik yang berfungsi untuk mengurangi radiasi panas matahari kedalam bangunan. Pada sisi barat dinding bangunan dilapisi kontainer berisi air yang berfungsi sebagai penyerap panas matahari pada sore hari. Panas yang diserap dalam kontainer pada siang hari Gambar 4.10 British Pavilion
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION Gambar 4.13 Fasade Bangunan dipergunakan sebagai pemanas ruangan pada malam hari dan juga untuk memenuhi kebutuhan air hangat dalam bangunan. Pada sisi bangunan sebelah utara dan selatan diberi lembaran kaca semitransparan melengkung yang diperkuat oleh konstruksi baja. Selain sebagai elemen estetika bangunan yang menyerupai layar kapal sebagai simbol kejayaan Inggris dilaut juga berfungsi untuk mengurangi emisi panas matahari pada sisi utara-selatan bangunan dan sekaligus untuk entrance bangunan kearah tangga darurat dan lift bangunan yang berada disisi sebelah utara selatan bangunan. Pada bagian atap bangunan terdapat 1.040 unit panel sel solar yang membentuk seperti sederetan layar kapal. Panel sel solar ini mampu menghasilkan 46 Kwh daya listrik yang digunakan untuk sebagian besar keperluan bangunan. Konstruksi sel panel solar ini diletakkan sedemikian rupa mengikuti modul kolom bangunan yaitu setiap jarak 7 m, sehingga dapat melindungi atap dari radiasi panas matahari dari arah selatan bangunan. Hasil yang diperoleh dari penggunaan sel solar ini adalah menurunnya penggunaan energi listrik sebesar 30 % lebih rendah dibandingkan dengan energi yang seharusnya digunakan oleh bangunan yang dirancang tanpa mengikuti metode perencanaan bangunan hemat energi.
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION BAB 5 ANALISA PERANCANGAN 5.1 Analisa Lokasi Site terdapat pada persimpangan Jalan Gatot Subroto dan Jalan Asrama , kecamatan Medan Timur, Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia.
Jl. Jend. Gatot Subroto Jl. Asrama SITE Gambar 5.1. Peta lokasi
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 5.1.1 Analisa kondisi tapak dan lingkungan Lokasi
S I T E Lokasi site berada pada Jl. Gatot Subroto Kelurahan Sei Sikambing Kecamatan Medan Helvetia Kotamadya Medan Berdasarkan RUTRK Medan kecamatan Medan Helvetia yang merupakan bagian WPP E memang dialokasikan untuk daerah pengembangan komersil, pemukiman perdagangan dan rekreasi. Terdapat Pekan Raya Sumatera Utara di sekitar site yang dapat menjadi generator aktifitas di sekitar site. Gambar 5.2. Peta lokasi
Tanggapan: Posisi site berada pada jalur lingkar luar yang dapat diakses dengan mudah baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Keluaran: Ide peletakan Stasiun Televisi Lokal dapat diterapkan pada site di kawasan komersil ini. Gambar 5.3. Fungsi di sekitar site
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION Batas-batas bangunan sekitar
Gambar 5.5. PRSU dan Kantor Samsung
Tanggapan: Bangunan di sekitar site memiliki fungsi yang beragam, perumahan, komersil, kantor dan yang nantinya diharapkan dapat saling mendukung dengan fungsi Medan Cinema Building. T d j P k R S U d j di k ifi d
Gambar 5.4. Batas-batas site
Sebelah barat berbatasan dengan tanah kosong dan pom bensin Batas timur permukiman dan PRSU Batas utara permukiman dan tanah kosong
S I T E
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 5.1.2. Analisa Tata Guna Lahan
Pada RUTRK, Kecamatan Medan Helvetia merupakan bagian WPP E yang merupakan kawasan komersil yang mewadahi kegiatan komersil khususnya hiburan dan rekreasi. Unsur potensial utama site adalah: 1. Terletak di daerah sub urban 2. Berada di jalan lingkar luar 3. Transportasi yang lancar dan baik 4. Luas site 17.000 m Rata-rata ketinggian bangunan 3-5 lantai kecuali Pekan Raya Sumatera Utara dengan monumentnya yang menjulang tinggi sebagai landmark Sky line dari jl. Gatot Subroto
Tanggapan: Site tersebut merupakan daerah yang potensial untuk fungsi komersil, aktifitas perdagangan banyak terjadi di kawasan ini, lalu lintas dari daerah di seluruh penjuru kota mudah datang dan pergi ke daerah ini, selain itu terdapat fungsi penunjang di sekitar site yang dapat mendukung potensi site. Ketinggian lantai bangunan sekitar berkisar 3-5 lantai Keluaran: Bangunan yang akan dirancang memiliki ketinggian berkisar 3-5 lantai agar konteks dengan lingkungan sekitar. S I T E Gambar 5.7. Skyline jl. Gatot Subroto
Gambar 5.6. Lokasi site
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 5.1.3. Peraturan Peraturan yang berlaku di daerah site: Berdasarkan RUTRK Medan, daerah Medan Helvetia merupakan bagian WPP Edan SPK E yang dialokasikan untuk pusat kegiatan komersil terutama hiburan dan rekreasi. Bulk (ketebalan bangunan) KDB ( Koefisien Dasar Bangunan ) 60 %. KLB (Koefisien Lantai Bangunan) 4 lantai GSB ( Garis Sempadan Bangunan) = x n + 1 Jl. Gatot Subroto ( x 18) + 1 = 10m Jl. Asrama ( x 18) + 1 = 10m Jl. Ampera I ( x 6) + 1 = 4m
5.1.4. Karakter Lingkungan Karakteristik di sekitar site sedang dalam pembangunan menjadi kawasan komersil. Bangunan sekitar sudah banyak berlanggam modern, dengan massa bangunan yang tinggi dan besar, sirkulasi ramai hingga malam hari.
Tanggapan: Dengan KDB 60% akan menciptakan ruang luar yang dapat digunakan oleh pejalan kaki dan taman. Tanggapan: GSB dapat digunakan untuk: Parkir Akses pejalan kaki dan kendaran Tanggapan Daerah ini ramai baik siang maupun malam hari, akses ke daerah ini mudah, baik kendaraan umum maupun pribadi. Keluaran: Pada site dibuat fungsi yang dapat hidup sampai malam hari bahkan dapat menghidupkan aktifitas daerah sekitar hingga malam hari. Gambar 5.8. Lingkungan Sekitar Sumber : Observasi
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 5.1.5.. Analisa Pencapaian
Lalu lintas di sekitar site termasuk lalu lintas yang padat, terkadang macet di simpang lampu merah pada jam pergi dan pulang kantor. Kemacetan hanya disebabkan oleh ketidak disiplinan pengguna kendaraan khususnya angkutan umum. Pencapaian dari jl.Gatot Subroto, dilalui kendaraan pribadi dan umum Tanggapan: Akses ke site bagi pengguna kendaraan umum mudah melalui jalan ini, banyak kendaraan umum yang lewat Keluaran: Entrance untuk pengunjung yang berjalan kaki atau kendaraan umum melalui jalan ini. Pintu keluar untuk kendaraan roda 4 dari daerah ini. Pencapaian dari jl. Asrama dilalui kendaraan umum dan pribadi Tanggapan: Jalan ini merupakan jalan besar tanpa pembatas jalan dan tidak macet Cocok untuk entrance para pengunjung yang datang dengan kren-daraan pribadi Keluaran: Dibuat entrance utama dari daerah ini Gambar 5.9. Analisa Pencapaian
Helvetia, Belawan Sunggal, Johor, Polonia, Amplas
Binjai Persimpangan besar dengan tingkat kepadatan yang relatif sedang Pusat Kota
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 5.1.6. Analisa Sirkulasi 1. Sirkulasi Kendaraan
Tanggapan: Sirkulasi kendaraan ramai pada siang dan malam hari, akses dari dan ke bangunan mudah dengan kendaraan umum atau kendaraan pribadi. Entrance utama pada jl. Asrama dan entrance sekunder pada jl. Gatot Subroto. Keluaran: Entrance untuk pengunjung yang datang dengan kendaraan umum dibuat mencoak kedalam agar tidak mengganggu jalur sirkulasi kendaraan di jl. Gatot subroto. Dibuat pemisahan entrance roda 4, roda 2 dan pejalan kaki agar tidak terjadi persilangan.
Gambar 5.10. Analisa Sirkulasi kendaraan
Jl.Gatot Subroto, lebar jalan 18m. Sirkulasi dua arah, dilalui kendaraan umum dan pribadi,
Jl. Asrama, lebar jalan 20m, sirkulasi kendaraan dua arah, dilalui kendaraan umum dan pribadi, baik
S I T E
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 2. Sirkulasi Pejalan kaki
Gambar 5.11. Analisa Sirkulasi pejalan kaki Sirkulasi pejalan kaki pada jl. Gatot Subroto cukup ramai.Pejalan kaki berasal dari daerah sekitar, dengan jalur sirkulasi di sepinggir jalan dengan trotoar. Tanggapan: Jalur sirkulasi ke bangunan cocok dari jalan ini, karena pengguna yang datang dengan kendaraan umum akan berjalan kaki menuju bangunan dari daerah ini Keluaran: Dibuat jalur sirkulasi pejalan kaki dari tempat pemberhentian kendaraan umum ke bangunan dengan menggunakan selasar atau penutup dari hujan dan panas atau dengan jalur penyeberangan Sirkulasi pejalan kaki pada jl. Asrama tidak ramai. Tanggapan: Jalur sirkulasi pejalan kaki dari dan ke bangunan cocok dari jalan ini, karena pengunjung yang dating dan pulang dengan kendaraan umum akan menunggu kendaraan umum yang lewat di jalan ini Keluaran: Dibuat jalur sirkulasi pejalan kaki dari bangunan ke tempat pember-hentian kendaraan umum dengan menggunakan selasar atau penutup dari hujan dan panas Dipisahkan dengan entrance kendaraan S I T E
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 5.1.7. Analisa View 1. Dari site:
Tanggapan: View ke semua arah baik terutama ke arah timur, barat dan selatan, mungkin orientasi
Keluaran: Bentukan massa bangunan yang berorientasi ke arah, barat dan selatan site Gambar 5.12. Analisa View dari site
Ke arah selatan: pertokoan dan tanah kosong, dengan jalan gatot subroto yang besar dan ramai . Baik +++ Ke arah utara: permukiman, Baik ++ Ke arah barat: pom bensin dan tanah kosong, dengn jalan yang besar dan cukup ramai dilalui kendaraan. baik +++ S I T E Ke arah timur, ruko dan PRSU baik +++
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 2. Ke site:
Tanggapan: View dari semua arah baik terutama ke arah utara, barat dan selatan, faade bangunan yang menghadap point +++ diolah dengan maksimal karena view ke dalam bangunan paling banyak
Keluaran: Faade bangunan diolah dengan maksimal dan memberi kesan yang menarik dan mengundang pengunjung Gambar 5.13. Analisa View ke site
Dari arah utara,perumahan baik ++ Dari arah selatan: Ruko dan tanah kosong, dilewati jl. Gatot subroto yang ramai banyak view ke site , Baik +++ Dari arah timur: pertokoan dan PRSU Baik ++ S I T E Dari arah barat: tanah kosong dan pom bensin, jl. Asrama, merupakan jalan yang besar dan ramai dilalui kendaraan. baik +++
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 5.1.8. Analisa Orientasi
View ke semua arah dari site baik namun paling baik ke arah utara, barat dan selatan
Tanggapan: Orientasi bangunan ke semua arah namun lebih diorientasikan ke arah barat dan selatan dengan membuat entrance ke bangunan
Keluaran: Faade bangunan pada arah barat dan selatan di olah maksimal sesuai dengan style bangunan yang menarik Entrance bangunan dibuat dari arah barat dan selatan site Gambar 5.14. Analisa Orientasi
S I T E
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 5.1.9. Analisa Tingkat Kebisingan
TANGGAPAN : Pada daerah yang tingkat kebisingaan tinggi ditanam pepohonan agar suara dapat dihambat oleh tanaman tersebut. Massa bangunan dibuat agak menjorok kebelakang untuk mengurangi tingkat kebisingan pada site.
Sangat Bising Bising Tidak terlalu Bising Taman (penghijauan) Gambar 5.15. Analisa Kebisingan Jl. Gatot Subroto Persimpangan Permukiman Penduduk
J L.
A S R A M A K O M p L E K S
R U K O
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 5.2 Analisa Kegiatan 5.2.1 Struktur Skematik Organisasi
5.2.2 Pengelompokan Ruang 5.2.2.1 Pengelola Pimpinan : - Direktur Utama - Direktur - Dewan Komisaris Bag. Keuangan Bag. Marketing : - Bag. Penjualan - Bag. Traffic - Bag. Service Bag. Personalia Bag. Penyiaran 5.2.2.2 Teknik Produksi / Central Technical Area ( CTA ) R. Operator Peralatan Kontrol Skema 5.1 Skema Struktur Organisasi
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION R. Kameraman R. VTR R. Kontrol Program R. Telecine R. Transmisi R. Master Control R. Sound Lock R. Maintenance R. Editing R. Peralatan Telepon R. Generator Graphic (CG) R. Film Recording R. Video Cartridges R. Equipment 5.2.2.3 Produksi Studio Televisi - Panggung - R. Rehearsal - R. Tunggu - R. Pakaian - R. Ganti ( individual / grup ) - R. Rias - Green Room - R. Serbaguna - R. Istirahat Artis - R. Istirahat Karyawan - R. Penyimpanan akhir untuk dekorasi dan properti - R. Penyimpanan kamera, microphone, lighting R. Dekorasi - R. Fotocopy dan Bluepinting - R. Perancang - R. Pengecatan - Bengkel - R. Elektrik Panggung - R. Penyimpanan Dekorasi dan Properti
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION - R. Pembuangan R. Kru Panggung R. Penyiar Laboratorium Film R. Penyimpanan Film R. Sound Effect R. Music Origination Viewing / Screening Room Fasilitas Liputan Luar - Garasi OB. Van - R. Maintenance OB. Van Ruang Echo 5.2.2.4 Prasanara R. ME R. AHU R. Chiller R. Reservoir & Pompa R. Penampungan Air Bersih R. Penampungan Air Kotor R. PABX R. Mesin Lift Area Helipad R. Janitor Bengkel R. Teknisi Gudang Spare-part R. Bahan Bakar 5.2.2.5 Pemberitaan Studio Berita Studio Berita Khusus R. Perpustakaan & Arsip R. Graphic Art R. Editor R. Kontrol R. Produser
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
2008 MEDAN LOCAL TV STATION R. Reporter 5.2.2.6 Programming R. Program Drama R. Program Musik & Hiburan R. Pengatur Iklan R. Jadwal R. Produser R. Sutradara R. Kasting R. Skenario R. Program Liputan Khusus R. Pengawas Arus Lalu Lintas R. Rapat R. Arsip 5.2.2.7 Sarana Penunjang Kafetaria R. Pengobatan Darurat Perpustakaan Kantor Sewa / Retail Warung Telekomunikasi Warung Internet Musholla R. Serbaguna R. Istirahat R. Fotocopy R. Security R. Loker Toilet Umum / KM R. Istirahat Pegawai Area Parkir : - pengelola stasiun - pengunjung bisnis seperti pelanggan, artis, sponsor - penonton studio - publik umum (tur yang dipandu, anak sekolah) - kendaraan stasiun
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
80 2008 MEDAN LOCAL TV STATION 5.3. Analisa Pelaku Kegiatan
KELOMPOK RUANG PENGGUNA KEGIATAN SUB RUANG KARAKTER SIFAT RUANG RUANG Pengelola Pimpinan Direktur Utama duduk, membaca, bekerja area kerja Privat menerima tamu ruang tamu istirahat R. istirahat buang air KM / Toilet menunggu R. Tunggu rapat R Rapat Direktur duduk, membaca, bekerja area kerja Privat menerima tamu ruang tamu buang air KM / toilet Dewan Komisaris duduk, membaca, bekerja area kerja Privat menerima tamu ruang tamu buang air KM / Toilet Sekretaris duduk, membaca, bekerja area kerja Semi Publik lobby Bagian Keuangan Ka. Bid. Keuangan duduk, membaca, bekerja R. Ka. Keuangan Privat Staff bekerja R. Kerja Semi Privat menyimpan berkas R. Arsip
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
81 2008 MEDAN LOCAL TV STATION Pengelola Bagian Marketing
Ka. Bid. Marketing duduk, membaca, bekerja R. Ka. Marketing Privat
Bag. Penjualan mengurus masuknya iklan R. Karyawan Semi Privat Bag. Traffic mengurus jadwal tayangan R. Traffic Semi Privat iklan Bag. Service mengurus durasi iklan R. Service Semi Privat Staff bekerja R. Kerja Semi Privat menyimpan berkas R. Arsip Personalia & Administrasi Ka. Bid. Personalia duduk, membaca, bekerja Area Kerja Semi Privat menerima tamu R. Tamu menunggu R. Tunggu Staff bekerja R. Kerja Semi Privat menyimpan berkas R. Arsip Penyiaran Ka. Bid. Penyiaran duduk, membaca, bekerja R. Ka. Marketing Privat
Staff bekerja R. Kerja Semi Privat menyimpan berkas R. Arsip Teknik Produksi Pimpinan Ka. Pengawas Teknik duduk, membaca, bekerja Area Kerja Semi Privat menerima tamu R. Tamu R. Koord. Teknik duduk, membaca, bekerja Area Kerja Semi Privat menerima tamu R. Tamu
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
82 2008 MEDAN LOCAL TV STATION Teknik Produksi Pimpinan Sekretaris duduk, membaca, bekerja area kerja Semi Privat R. Tunggu R. VTR Staff merekam hasil kontrol area kerja Semi Privat duduk ruang tamu Ruang Kameramen Kameraman mengatur letak kamera area kamera Semi Privat menunggu R. Tunggu R. Kontrol Program Ka. Kontrol Program duduk, membaca, bekerja area kerja menunggu R. Tunggu Operator mengontrol program siaran, R. kontrol audio, video, Semi Privat audio, video, lighting, swithing lighting, swithing, penyiar mengontrol lalu lintas siaran R. Telecine Operator telecine merekam siaran area telecine Privat Pengunjung menonton hasil rekaman siaran area menonton Semi Privat R. Transmisi Pengawas Transmisi mengawasi transmisi siaran area kerja Semi Privat R. Tunggu Kru Tansmisi mengirim / menerima sinyal area transmisi Semi Privat siaran Master Control Operator Sound mengatur & mengontrol sound area konsol audio Semi Privat meredam suara r. sound lock
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
83 2008 MEDAN LOCAL TV STATION Teknik Produksi Master Control Operator Video mengatur & mengontrol video area konsol video Semi Privat
Switcher mengatur pergantian kamera area konsol switching Semi Privat
Penyiar mengatur & mengontrol siaran r. penyiar
Staff merekam siaran area kerja Semi Privat
duduk r. tunggu R. Maintenance Teknisi menyimpan spare-part gudang Semi Privat memperbaiki spare-part area workshop R. Editing Editor mengedit hasil rekaman, area editing Semi Privat menggabungkan 2 gambar menjadi 1 gambar menunggu r. tunggu R. Peralatan Telepon Operator telepon mengontrol arus telepon masuk area telepon Semi Privat dan keluar R. Generator Graphic Designer Grafis membuat gambar-gambar area komputer
Semi Privat grafik menunggu area tunggu
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
84 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
R. Film Recording Operator Rekam merekam master siaran area merekam Semi Privat mengatur & mengontrol video area konsol video Pengunjung menonton hasil rekaman r. gelap Semi Publik r. menonton R. Video Cartridges Staff mengatur penyimpanan media area penyimpanan Semi Privat rekam seperti kaset, CD. R. Equipment Staff menyimpan peralatan area penyimpanan Privat
elektronik
Produksi Studio Penampil / Artis melakukan akting, siaran, panggung Semi Publik dialog melakukan latihan sebelum r. rehearsal Semi Publik tampil mengambil dan mengganti r. pakaian / ganti Privat pakaian mengganti pakaian r. ganti Privat merias wajah r. rias Semi Publik melatih artis-artis baru green room Semi Publik mengadakan pertemuan r. serbaguna Semi Publik Penonton duduk, menonton acara area menonton Semi Publik Kru
mengatur panggung backstage Semi Privat istirahat r. istirahat
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
85 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Studio Kru menyimpan perlengkapan r. loker R. Penyimpanan Akhir Staff menyimpan peralatan dekorasi area penyimpanan Service dan properti yang akan dipakai
sebelum acara
duduk, membaca, bekerja area kerja R. Penyimpanan Kamera, Microphone, Lighting Staff menyimpan peralatan kamera, area penyimpanan Service microphone, dan lighting yang akan dipakai untuk acara Produksi R. Dekorasi Staff memfotocopy dan blueprinting r. fotocopy Semi Privat merancang desain panggung r. workshop mengecat & melukis dekorasi r. pengecatan memperbaiki dekorasi yang bengkel rusak mengatur elektrik panggung r. elektrik menyimpan peralatan dekorasi gudang material dan properti membuang dekorasi dan r. pembuangan properti yang tidak dipakai lagi Laboratorium film
melakukan proses pasca r. developing Semi Privat
produksi
mengedit hasil rekaman r. editing
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
86 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
menyimpan hasil rekaman r. penyimpanan
Semi Privat Laboratorium film siaran Produksi menunggu r. tunggu R. Sound Effect Staff menambah sound effect pada r. sound effect Semi Privat hasil rekaman menunggu area tunggu R. Music Origination Staff menambah musik latar dalam area musik Semi Privat hasil rekaman siaran menyimpan peralatan musik r. peralatan musik R. Screening / Preview Operator mengontrol peralatan preview area kontrol Semi Privat menunggu r. tunggu Pengunjung, sponsor menonton presentasi atau hasil area menonton Semi Publik rekaman Fasilitas OB. Van Staff memarkir OB Van garasi Semi Privat Teknisi memperbaiki OB Van yang r. maintenance Semi Privat rusak R. Echo Staff mengatur suara echo r. echo Semi Privat Prasarana R. ME Staff
mengontrol mekanikal elektrikal r. ME Service
meletakkan genset r. genset
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
87 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
R. AHU Staff mengontrol penghawaan buatan r. AHU Service Prasarana R. Chiller Staff mengatur peralatan AC sentral r. chiller Service R. Reservoir & Pompa Staff mengatur penyimpanan air r. reservoir Service meletakkan peralatan pompa air r. pompa R. Penampungan Air Bersih Staff menampung air bersih r. penampungan air bersih Service
R. Penampungan Air Kotor Staff menampung air kotor r. penampungan air kotor Service
R. PABX Staff mengatur arus telepon keluar r. PABX Service masuk R. Mesin Lift Staff meletakkan mesin lift R. Mesin Lift Service Helipad Staff mendaratkan helikopter Helipad Private R. J anitor Staff meletakkan peralatan service R. J anitor Service Bengkel Staff memperbaiki peralatan yang Bengkel Service rusak
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
88 2008 MEDAN LOCAL TV STATION R. Teknisi Teknisi memarkir OB Van garasi Semi Privat Prasarana Gudang Sparepart Staff menyimpan spare-part peralatan Gudang Sparepart Service R. Bahan Bakar Staff menyimpan bahan bakar r. bahan bakar Service Pemberitaan Studio Berita Pembaca Berita Bintang Tamu membaca berita / melakukan r. berita / panggung Semi Publik dialog mengambil pakaian r. pakaian mengganti pakaian r. ganti merias wajah r. rias istirahat r. istirahat Studio Berita Khusus Penonton duduk, menonton acara area menonton Semi Publik Kru panggung mengatur panggung backstage Semi Privat istirahat r. istirahat menyimpan perlengkapan r. loker Pimpinan
mengawasi jalannya siaran berita area kerja Privat menunggu / menerima tamu r. tamu rapat r. rapat buang air KM / toilet
R. Generator Graphic Designer Grafis membuat gambar-gambar grafik area komputer
Semi Privat
menunggu area tunggu
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
89 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Pemberitaan R. Editing Editor mengedit hasil rekaman, area editing Semi Privat menggabungkan 2 gambar menjadi 1 gambar menunggu r. tunggu R. Kontrol Program Ka. Kontrol Program duduk, membaca, bekerja area kerja Privat menunggu r. tunggu Operator mengontrol program siaran, r. kontrol audio, video, Semi Privat audio, video, lighting, swithing, lighting, swithing, mengontrol lalu lintas siaran penyiar R. Produser Produser menyusun acara berita area kerja Privat menunggu r. tunggu R. Reporter Reporter mengumpulkan hasil liputan area kerja Semi Privat menunggu r. tunggu Programmer Perpustakaan Pengunjung menitipkan tas r. penitipan Publik mencari daftar buku / film / arsip r. katalog melihat buku r. rak membaca / menonton r. baca / tonton melihat referensi internet r. komputer Karyawan mencatat peminjaman buku r. pencatatan Semi Privat membongkar kemasan r. loading dock
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
90 2008 MEDAN LOCAL TV STATION menyimpan perlengkapan r. loker
R. Program Drama Produser Drama menyusun acara berita area kerja Privat Programmer menunggu r. tunggu R. Program Musik & Hiburan Produser Musik & Hiburan menyusun acara berita area kerja Privat menunggu r. tunggu R. Pengatur Iklan Pengawas Iklan mengatur lalu lintas iklan r. iklan Semi Privat R. J adwal Koordinator J adwal mengatur jadwal acara siaran area kerja Semi Privat menunggu r. tunggu R. Kontrol Program Ka. Kontrol Program duduk, membaca, bekerja area kerja Semi Privat menunggu r. tunggu R. Produser Produser memproduksi acara / program area kerja Privat menunggu r. tunggu R. Sutradara Sutradara merancang jalannya acara area kerja Privat menunggu r. tunggu R. Kasting Kru Kasting mengkasting bakat-bakat baru area kasting Semi Publik Penonton duduk, menonton r. menonton menunggu r. tunggu Script-writer menulis skenario area kerja Semi Privat menunggu r. tunggu Koordinaator Liputan menyusun dan mengawasi area kerja Semi Privat
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
91 2008 MEDAN LOCAL TV STATION Khusus program liputan khusus menunggu r. tunggu Programmer R. Kasting Reporter menyusun hasil liputan khusus area kerja Semi Privat menunggu r. tunggu Kameramen
mengatur kamera yang akan r. kameramen Semi Privat dipakai untuk liputan Penagawas Acara mengawasi jalannya acara area kerja Semi Privat menunggu r. tunggu Seluruh Karyawan melakukan rapat r. rapat Semi Privat Karyawan menyimpan arsip r. arsip Semi Privat Penunjang Kafetaria Pengunjung makan, minum, duduk, berbicara area makan Publik minum minuman ringan longue / bar mencuci tangan wastafel buang air KM / Toilet Karyawan memasak dapur
Semi Privat menyediakan makanan r. persiapan menyimpan bahan makanan gudang kering kering menyimpan bahan makanan gudang basah basah istirahat r. istirahat menyimpan perlengkapan r. loker
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
92 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Penunjang
Kasir menerima pembayaran area kasir Perpustakaan Pengunjung menitipkan tas r. penitipan tenang, bersih, rapi Publik mencari daftar buku / film / arsip r. katalog melihat buku r. rak membaca / menonton r. baca / tonton melihat referensi internet r. komputer Karyawan mencatat peminjaman buku r. pencatatan Semi Privat membongkar kemasan r. loading dock Pimpinan duduk, membaca, bekerja area kerja Semi Privat menunggu r. tunggu R. Pengobatan Darurat Pasien memeriksakan penyakit area periksa Publik menunggu r. tunggu Dokter memeriksa pasien area periksa Semi Privat duduk, membaca, bekerja area kerja Perawat membantu pekerjaan dokter r. perawat Semi Privat Kantor Sewa Penyewa duduk, membaca, bekerja area kerja Semi Privat Warung Telekomunikasi Pengunjung menelepon area telepon Publik menunggu r. tunggu buang air toilet Kasir menerima pembayaran area kasir Semi Privat
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
93 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Warung Internet Pengunjung melakukan surfing di internet area telepon tenang, rapi, teratur, santai Publik menunggu r. tunggu Penunjang Warung Internet buang air toilet
Publik Kasir menerima pembayaran area kasir Publik Musholla Pengunjung / Karyawan melakukan ibadah area ibadah Publik mengambil air wudhu r. wudhu buang air toilet R. Serbaguna Pengunjung duduk, berbicara area duduk Publik Karyawan duduk, membaca, bekerja area kerja Semi Privat R. Istirahat Pengunjung / Karyawan istirahat area istirahat Privat R. Fotocopy Pengunjung memfotocopy dan menjilid area fotocopy Publik menunggu r. tunggu Karyawan memfotocopy dan menjilid area fotocopy Semi Privat menerima pembayaran r. kasir R. Security Satpam menjaga keamanan r. satpam Semi Privat buang air toilet R. Loker Karyawan menyimpan perlengkapan r. loker Privat Toilet Umum Pengunjung Karyawan buang air kecil urinoir Semi Publik buang air besar toilet mandi kamar mandi
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
94 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
mencuci tangan area wastafel Penunjang Lobby Umum Pengunjung duduk, membaca, menunggu r. tunggu Publik mencari informasi r. informasi menonton video room buang air toilet / KM Resepsionis duduk, membaca, bekerja area resepsionis Semi Privat mencari data di komputer area komputer Administrasi duduk, membaca, bekerja area kerja
Semi Privat menyimpan arsip r. arsip Pengelola Stasiun memarkir kendaraan roda 2 area parkir roda 2 Pengunjung Bisnis memarkir kendaraan roda 4 area parkir roda 4 Penonton Studio memarkir bus area parkir bus Publik Umum memarkir kendaraan stasiun area parkir OB Van Kendaraan Stasiun
seperti bus, OB Van
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
95 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
5.4. Analisa Program Ruang JENIS FASILITAS NAMA RUANG KEBUTUHAN RUANG JUMLAH STANDAR KAPASITAS LUAS ( m 2 ) LUAS TOTAL ( m 2 ) SUMBER
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
96 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
FASILITAS PENERIMA Lobby umum Lobby 1 0,5 m 2 / org 800 org 400 625,71 m 2
DA
R. Informasi 1 3 m 2 / org 3 org 9 AJM R. Security 1 2 m 2 / org 10 org 20 TSS Video room 1 0,72 m 2 / org 6 unit 4,32 DA Lavatory 8 6 48 TSS Luas Efektif 481.32
Sirkulasi 30 % = 30 % x 481.32 m 2 144.39 R. Administrasi R. Kerja 1 5 m 2 / org 3 15 31,2 m 2
DA R. Arsip 1 9 S Luas Efektif 24
Sirkulasi 30 % = 30 % x 24 m 2 7,2 L U A S F A S I L I T A S P E N E R I M A 656,91 m 2
FASILITAS PENGELOLA R .Direktur Utama R. Kerja 1 9 m 2 1 org 9 m 2
DA R. Tamu 1 1 m 2 / org 10 org 10 m 2
S
R. Istirahat 1 9 m 2 @ 1 org 9 m 2 A
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
97 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 20 10 m 2
51 6 m 2
A KM / WC 1 4 4 m 2 DA Luas efektif 42 m 2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 42 m 2 8,6 m 2
R. Direktur R. Kerja 3 9 m 2 @ 1 org 27 m 2
127,2 m 2
DA R. Tamu 3 1 m 2 / org @ 10 org 30 m 2
S R. Istirahat 3 9 m 2 @ 1 org 27 m 2
A R. Tunggu 3 0,5 m 2 / org 20 org 10 m 2
A KM / WC 3 4 m 2 12 m 2
DA Luas efektif 106 m 2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 106 m 2 21.2 m 2
FASILITAS PENGELOLA R. Wakil Direktur R. Kerja 3 9 m 2 @ 1 org 27 m 2
DA
R. Tamu 3 1 m 2 / org @ 10 org 30 m 2
S
KM / WC 3 4 m 2 12 m 2 DA Luas efektif 69 m 2
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
98 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Sirkulasi 20 % = 20 % x 69 m 2 13,8 m 2
82,8 m 2
R. Komisaris R. Kerja 5 9 m 2 @ 1 org 45 m 2
192 m 2
DA R. Tamu 5 1 m 2 / org @ 10 org 50 m 2 S R. Istirahat 5 9 m 2 @ 1 org 45 m 2 A KM / WC 5 4 m 2 20 m 2 DA Luas efektif 160 m 2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 160 m 2 32 m 2
R. Sekretaris R. Kerja 3 6 m 2 @ 1 org 18 m 2
40,8 m 2
DA R. Tunggu 3 0,5 m 2 / org 20 org 10 m 2 A Pantry 1 6 m 2 6 m 2 DA Luas efektif 34 m 2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 34 m 2 6,8 m 2
FASILITAS PENGELOLA R. Keuangan R. Ka. Keuangan 1 6 m 2 1 org 6 m 2
DA
R. Staff 4 1,2 m 2 @ 1 org 4,8 m 2
DA
R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 20 org 10 m 2 A R. Tamu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 S
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
99 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
R. Rapat kecil 1 1,5 m 2 / org 6 org 9 m 2
41 76 2
DA Luas efektif 34,8 m 2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 34,8 m 2 6.96 m 2
R. Marketing R. Ka. Marketing 1 6 m 2 1 org 6 m 2
104 72 2
DA R. Staff 4 1,2 m 2 @ 1 org 4,8 m 2
DA R. Penjualan 1 9 m 2 1 org 9 m 2
S R. Traffic 1 9 m 2 1 org 9 m 2
S R. Service 1 9 m 2 1 org 9 m 2
S R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 20 org 10 m 2
A R. Tamu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2
S R. Rapat kecil 1 1,5 m 2 / org 8 org 12 m 2
DA Luas efektif 74,8 m 2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 74.8 m 2 14,96 m 2
FASILITAS PENGELOLA R. Personalia & Administrasi R. Ka. Personalia 1 6 m 2 1 org 6 m 2
DA
R. Staff 4 1,2 m 2 @ 1 org 4,8 m 2
DA
R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 20 org 10 m 2 A
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
100 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
R. Tamu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2
S R. Rapat kecil 1 1,5 m 2 / org 6 org 9 m 2 DA Luas efektif 34,8 m 2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 34,8 m 2 6,96 m 2
R. Penyiaran R. Ka. Penyiaran 1 6 m 2 1 org 6 m 2
41,76 m 2
DA R. Staff 4 1,2 m 2 @ 1 org 4,8 m 2
DA R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 20 org 10 m 2
A R. Tamu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2
S R. Rapat kecil 1 1,5 m 2 / org 6 org 9 m 2
DA Luas efektif 34,8 m 2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 34,8 m 2 6.96 m 2
R. Rapat Dewan R. Rapat 1 2 m 2 / org 50 100 m 2
120 m 2
DA Sirkulasi 20 % = 20 % x 100 m 2 20 m 2
L U A S F A S I L I T A S P E N G E L O L A 844,4 m 2
FASILITAS TEKNIK PRODUKSI R. Ka Pengawas Teknik R. Ka. Teknik 1 6 m 2 1 org 6 m 2
S
R. Tamu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2
S
R. Asist. Ka 1 6 m 2 1 org 6 m 2 S R. Staff 2 1,2 m 2 @ 1 org 4,8 m 2 DA R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
101 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Luas efektif 26,8m 2
32 16 2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 26,8m 2 5,36 m 2
R. Koordinator Teknik R. Koord. Teknik 1 6 m 2 1 org 6 m 2
S R. Staff 4 1,2 m 2 @ 1 org 4,8 m 2
DA R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2
A R. Tamu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2
S Luas efektif 20,8 m 2
Sirkulasi 20 % = 20 % x 20,8 m 2 4,16 m 2
R. VTR Peralatan VTR 1 1,2 m 2 8 unit 9,6 m 2
TSS R. Staff 2 1,2 m 2 @ 1 org 4,8 m 2
DA R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2
S Luas efektif 19,4 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 19,4 m 2 5,82 m 2
FASILITAS TEKNIK R. Kameraman
R. Kerja 1 6 m 2 1 org 6 m 2
TSS R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2
A Luas efektif 11 m 2
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
102 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
PRODUKSI Sirkulasi 30 % = 30 % x 11 m 2 3,3 m 2
14 4 m 2
R. Kontrol Program R. Ka. Kontrol 1 6 m 2 1 org 6 m 2
58 5 m 2
DA R. Tamu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A R. Konsol Video 1 4 m 2 / unit 1 unit 4 m 2 TSS R. Konsol Audio 1 4 m 2 / unit 1 unit 4 m 2 TSS R. Konsol Lighting 1 4 m 2 / unit 1 unit 4 m 2 TSS R. Kontol Switcher 1 4 m 2 / unit 1 unit 4 m 2 TSS R. Sound Lock 2 6 m 2 12 m 2 TSS R. Penyiar 1 6 m 2 1 org 6 m 2 TSS Luas efektif 45 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 45 m 2 13,5 m 2
R. Telecine
R. Proyektor 1 5 m 2 5 m 2
146,9 m 2
DA R. Preview 1 1 m 2 100 org 100 m 2
DA R. Rekam 1 4 m 2 / unit 2 unit 8 m 2
DA Luas efektif 113 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 113 m 2 33.9 m 2
FASILITAS R. Transmisi R. Ka. Transmisi 1 6 m 2 1 org 6 m 2 DA
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
103 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
TEKNIK PRODUKSI
R. Tamu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2
2
S R. Transmisi 1 4 m 2 / unit 4 unit 16 m 2 TSS R. Staff 4 1,2 m 2 @ 1 org 4,8 m 2 DA R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2
A
Luas efektif 36,8 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 36.8 m 2 11,04 m 2
R. Master Control R. Ka. Kontrol 1 9 m 2 1 org 9 m 2
132,6 m 2
DA R. Tamu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 S R. Asisten 1 6 m 2 1 org 6 m 2 DA R. Konsol Video 1 4 m 2 / unit 4 unit 16 m 2 TSS R. Konsol Audio 1 4 m 2 / unit 4 unit 16 m 2 TSS R. Konsol Lighting 1 4 m 2 / unit 4 unit 16 m 2 TSS R. Kontol Switcher 1 4 m 2 / unit 4 unit 16 m 2 TSS R. Sound Lock 2 6 m 2 12 m 2 TSS R. Penyiar 1 6 m 2 1 org 6 m 2 TSS Luas efektif 102 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 102 m 2 30,6 m 2
FASILITAS
R. Maintenance
R. Workshop 1 20 m 2
TSS
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
104 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Gudang 1 20 m 2 TSS R. Teknisi 4 1,2 m 2 @ 1 org 4,8 m 2 DA Luas efektif 44,8 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 44,8 m 2 13,44 m 2
R. Editing R. Editing 1 1 4 m 2 / unit 6 unit 24 m 2
81,9 m 2
TSS R. Editing 2 1 4 m 2 / unit 4 unit 16 m 2 TSS R. Editing 3 1 4 m 2 / unit 3 unit 12 m 2 TSS R. Software 1 6 m 2 A R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A Luas efektif 63 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 63 m 2 18.9 m 2
R. Peralatan Telepon R. Operator 1 4 m 2 / org 4 org 16 m 2
30,42 m 2
TSS R. Teknisi 2 1,2 m 2 @ 1 org 2,4 m 2 A R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A Luas efektif 23,4 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 23,4 m 2 7,02 m 2
FASILITAS
R. Generator
R. Operator 1 4 m 2 / org 4 org 16 m 2
S
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
105 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
R. Software 1 6 m 2 A R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A Luas efektif 27 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 27 m 2 8,1 m 2
R. Film Recording R. Rekam 1 4 m 2 / org 4 org 16 m 2
96,2 m 2
DA R. Konsol Video 1 4 m 2 / unit 2 unit 8 m 2 TSS R. Gelap 1 20 m 2 TSS R. Menonton 1 1 m 2 30 org 30 m 2 TSS Luas efektif 74 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 74 m 2 22,2 m 2
R. Video Cartridges R. Penyimpanan 1 40 m 2
61 62 m 2
TSS R. Staff 1 1,2 m 2 / org @ 2 org 2,4 m 2 A R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A Luas efektif 47,4 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 47,4 m 2 14,22 m 2
FASILITAS
R. Equipment
R. Penyimpanan 1 40 m 2
TSS
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
106 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
R. Staff 1 1,2 m 2 / org @ 2 org 2,4 m 2 A R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A Luas efektif 47,4 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 14,22 m 2
L U A S F A S I L I T A S T E K N I K P R O D U K S I 907,68 m 2
FASILITAS PRODUKSI Studio Studio 1 1 900 m 2
TSS Studio 2 1 500 m 2 TSS R. Rehearsal 1 2 m 2 / org 30 60 m 2 DA R. Pakaian 2 0,9 m 2 / unit 20 unit 36 m 2 DA R. Ganti 4 0,9 m 2 / unit @ 10 unit 36 m 2 DA R. Rias 4 0,9 m 2 / org @ 10 org 36 m 2 DA Green Room 1 1 m 2 50 org 50 m 2 TSS R. Serbaguna 1 1 m 2 80 org 80 m 2 TSS R. Istirahat Artis 4 2 m 2 / unit @ 4 org 32 m 2 DA R. Istirahat Kru 4 2 m 2 / unit @ 4 org 32 m 2 DA R. Kru Panggung 2 1,2 m 2 / org @ 8 org 19,2 m 2 DA Studio R. Loker 4 0,9 m 2 / unit @ 20 unit 72 m 2 DA
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
107 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
KM/WC 4 1 m 2 / unit @ 20 org 80 m 2
2513 16 m 2
DA Luas efektif 1933,2m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 1933,2m 2 579,96m 2
FASILITAS PRODUKSI R. Penyimpanan Akhir R. Penyimpanan 1 60m 2
243,62 m 2
TSS R. Staff 2 1,2 m 2 @ 1 org 2,4 m 2 DA R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A R. Penyimpanan Kamera, Microphone, Lighting R. Kamera 1 40m 2 TSS R. Microphone 1 20m 2 TSS R. Lighting 1 60m 2 TSS Luas efektif 187,4 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 187,4 m 2 56,22 m 2
R. Dekorasi R. Fotocopy 1 1, 8 m 2 / unit 5 unit 9 m 2
TSS R. Workshop 1 20 m 2 S R. Pengecatan
1 30 m 2 S Bengkel 1 40 m 2 S R. Elektrik
1 20 m 2 S FASILITAS
R. Dekorasi R. Penyimpanan 1 60 m 2
TSS
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
108 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
R. Pembuangan 1 60 m 2 TSS R. Staff 4 1,2 m 2 @ 1 org 4,8 m 2 DA Luas efektif 243,8 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 243,8 m 2 73,14 m 2
Laboratorium Film R. Developing 1 4 m 2 / unit 4 unit 16 m 2
TSS R. Editing 1 4 m 2 / unit 4 unit 16 m 2 TSS R. Penyimpanan 1 40 m 2 TSS R. Ka. Lab 1 6 m 2 1 org 6 m 2 DA R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A Luas efektif 83 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 83 m 2 24,9 m 2
R. Sound Effect R. Editing 1 4 m 2 / unit 4 unit 16 m 2
TSS R. Mixing 1 4 m 2 / unit 4 unit 16 m 2 TSS R. Dubbing 1 4 m 2 / unit 4 unit 16 m 2 TSS R. Pimpinan 1 6 m 2 1 org 6 m 2 DA R. Penyimpanan 1 40 m 2 A
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
109 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
FASILITAS
R. Sound Effect R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2
A
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
110 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Luas efektif 99 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 99 m 2 29,7 m 2
R. Music Origination R. Editing 1 4 m 2 / unit 4 unit 16 m 2
86,84 m 2
TSS R. Mixing 1 4 m 2 / unit 4 unit 16 m 2 TSS R. Dubbing 1 4 m 2 / unit 4 unit 16 m 2 TSS R. Ka. Lab 1 9 m 2 1 org 9 m 2 DA R. Staff 4 1,2 m 2 @ 1 org 4,8 m 2 DA R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A Luas efektif 66,8 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 66,8 m 2 20,04m 2
R. Screening R. Staff 4 1,2 m 2 @ 1 org 4,8 m 2
77,74 m 2
DA R. Proyektor 1 5 m 2 5 m 2 DA R. Duduk 1 1 m 2 30 org 30 m 2 DA R. Penyimpanan 1 20 m 2 A Luas efektif 59,8 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 59,8 m 2 17,94 m 2
FASILITAS PRODUKSI Fasilitas OB. Van Garasi 1 20 m 2 / unit 3 unit 60 m 2
S R. Maintenance 1 30 m 2 TSS R. Teknisi 3 1,2 m 2 @ 1 org 3,6 m 2 DA
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
111 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2
245 18 m 2
A Luas efektif 188,6 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 188,6 m 2 56,58 m 2
L U A S F A S I L I T A S P R O D U K S I 3720,08 m 2
FASILITAS PRASARANA R. ME R. Genset 1 50 m 2
TSS R. Bahan Bakar 1 50 m 2 TSS R. AHU R. Cooling Tower 1 50 m 2 TSS R. Chiller 1 50 m 2 TSS R. Reservoir R. Reservoir 1 50 m 2 TSS R. Panel Listrik 1 50 m 2 TSS R. Air Bersih 1 50 m 2 TSS R. Air Kotor
1 50 m 2 TSS R. PABX Operator Sentral 1 25 m 2 DA Operator per lantai 4 6 m 2 DA R. Mesin Lift 1 15 m 2 DA Area Helipad 1 225 m 2 S R. Janitor 4 (per lantai) 2,5 m 2 10 m 2 DA FASILITAS PRASARANA Bengkel 1 60 m 2
TSS Gudang Utama 1 40 m 2 TSS Luas efektif 781 m 2
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
112 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Sirkulasi 30 % = 30 % x 781 m 2 234,3 m 2
L U A S F A S I L I T A S P R A S A R A N A 1015,3 m 2
FASILITAS PEMBERITAAN Studio Berita
Studio Berita 1 50 m 2
236 6 2
TSS Studio Khusus 1 20 m 2 TSS R. Pakaian 2 0,9 m 2 / unit 10 unit 18 m 2 DA R. Ganti 2 0,9 m 2 / unit @ 5 org 9 m 2 DA R. Rias 2 0,9 m 2 / unit @ 5 org 9 m 2 DA R. Istirahat Pembawa
2 2 m 2 / unit @ 2 org 8 m 2 TSS R. Istirahat Kru 2 2 m 2 / unit @ 3 org 12 m 2 TSS R. Kru Panggung 5 1,2 m 2 @ 1 org 6 m 2 TSS R. Loker 2 0,9 m 2 / unit @ 10 unit 18 m 2 TSS Gudang 1 20 m 2 A KM / WC 2 @ 6 org 12 m 2 DA Luas efektif 182 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 182 m 2 54,6 m 2
R. Generator Graphic R. Staff 1 4 m 2 / unit 4 unit 16 m 2
DA R. Software 1 6 m 2 A FASILITAS
R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2
A Luas efektif 27 m 2
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
113 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
PEMBERITAAN Sirkulasi 30 % = 30 % x 27 m 2 8,1 m 2
R. Editing R. Editing 1 4 m 2 / unit 4 unit 16 m 2
32,4 m 2
TSS R. Software 1 1,5 m 2 / unit 4 unit 6 m 2 S R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A Luas efektif 27 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 27 m 2
5,4 m 2
R. Kontrol R. Ka. Kontrol 1 9 m 2 1 org 9 m 2
118,3 m 2
TSS R. Konsol Video 1 4 m 2 / unit 4 unit 16 m 2 TSS R. Konsol Audio 1 4 m 2 / unit 4 unit 16 m 2 TSS R. Konsol Lighting 1 4 m 2 / unit 4 unit 16 m 2 TSS R. Kontol Switcher 1 4 m 2 / unit 4 unit 16 m 2 TSS R. Sound Lock 2 6 m 2 12 m 2 TSS R. Penyiar 1 6 m 2 1 org 6 m 2 TSS Luas efektif 91 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 91 m 2 27,3 m 2
R. Produser R. Produser 1 9 m 2 1 org 9 m 2
DA R. Asst. 1 6 m 2 1 org 6 m 2 DA R. Staff 4 1,2 m 2 @ 1 org 4,8 m 2 DA FASILITAS PEMBERITAAN
R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2
32,24 m 2
A Luas efektif 24,8 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 24,8 m 2 7,44 m 2
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
114 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
R. Reporter R. Kerja 4 1,2 m 2 @ 1 org 4,8 m 2
12,74 m 2
DA R. Tamu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 DA Luas efektif 9,8 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 9,8 m 2 2,94 m 2
Perpustakaan R. Penitipan Tas 1 0,3 m 2 / org 20 unit 6 m 2
295,1 m 2
DA R. Katalog 1 1,5 m 2 / unit 4 unit 6 m 2 DA R. Rak 1 1,5 m 2 / unit 40 unit 60 m 2 DA R. Baca / Tonton 1 2 m 2 / org 50 org 100 m 2 DA R. Komputer 1 2 m 2 / unit 10 unit 20 m 2 DA R. Pencatatan 1 5 m 2 / org 3 org 15 m 2 DA Gudang 1 20 m 2 DA Luas efektif 227 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 227 m 2 68,1m 2
L U A S F A S I L I T A S P E M B E R I T A A N 762,48 m 2
FASILITAS PROGRAMMER R. Program Drama R. Produser 3 9 m 2 1 org 27 m 2
DA R. Staff 1 1,2 m 2 @ 4 org 4,8 m 2 DA R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A FASILITAS R. Program R. Produser 3 9 m 2 1 org 27 m 2
DA
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
115 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
PROGRAMMER Musik & Hiburan R. Staff 1 1,2 m 2 @ 4 org 4,8 m 2 DA R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A R. Pengatur Iklan R. Kerja 3 9 m 2 1 org 27 m 2 DA R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A R. Jadwal R. Kerja 3 9 m 2 1 org 27 m 2 DA R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A R. Produser R. Kerja 3 9 m 2 1 org 27 m 2 DA R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A R. Sutradara R. Kerja 3 9 m 2 1 org 27 m 2 DA R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A R. Kasting Area Kasting 1 0,5 m 2 / org 5 org 2,5 m 2 S R. Menonton 1 1 m 2 30 org 30 m 2 DA R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A R. Skenario R. Kerja 3 9 m 2 1 org 27 m 2 DA R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A R. Rapat 1 2 m 2 / org 50 100 m 2 DA R. Arsip 1 9 m 2 S R. Pengawas Arus Acara R. Kerja 1 9 m 2 1 org 9 m 2 DA R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A FASILITAS R. Program Liputan R. Koordinator 1 9 m 2 1 org 9 m 2
DA
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
116 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
PROGRAMMER Khusus R. Reporter 1 4 m 2 4 org 16 m 2
DA R. Kameraman 1 1,2 m 2 @ 4 org 4,8 m 2 DA Luas efektif 423,9 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 423,9 m 2 127,17 m 2
L U A S F A S I L I T A S P R O G R A M M E R 551,07 m 2
FASILITAS PENUNJANG
Kafetaria Area makan 1 4 m 2 /meja 80 meja ( 240 org) 320 m 2
DA Lounge / bar 1 2 m 2 50 org 100 m 2 S R. wastafel 21 1 m 2 4 unit 8 m 2 S Dapur 1 20% dr r. makan 64 m 2 DA R. Persiapan 1 9 m 2 S Gudang kering 1 20 m 2 DA Gudang basah 1 20 m 2 DA R. istirahat 2 2 m 2 / unit @ 3 org 12 m 2 DA R. loker 2 0,9 m 2 / unit @ 10 unit 18 m 2 DA Area kasir 1 2 m 2 /org 3 org 6 m 2 DA KM / toilet 1 2 m 2 /org 6 org 12 m 2
Perpustakaan R. Penitipan Tas 1 0,3 m 2 / org 40 unit 12 m 2 DA R. Katalog 1 1,5 m 2 / unit 6 unit 9 m 2 DA R. Rak 1 1,5 m 2 / unit 80 unit 120 m 2 DA
Perpustakaan
R. Baca / Tonton 1 2 m 2 / org 100 org 200 m 2
DA
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
117 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
R. Pencatatan 1 2 m 2 / unit 10 unit 20 m 2 DA Gudang 1 40 m 2 DA R. Kepala 1 9 m 2 1 org 9 m 2 DA R. Komputer 1 2 m 2 / unit 30 unit 60 m 2 DA R. Pengobatan Darurat
R. Periksa 1 2 m 2 / org 3 org 6 m 2 DA R. Dokter 1 9 m 2 1 org 9 m 2 DA R. Perawat 2 1,2 m 2 @ 1 org 2,4 m 2 DA R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A Kantor Sewa
R. Display 30 30 m 2 900 m 2 S Warung Telekomunikasi R. Telepon 10 2 m 2 @1 kotak 20 m 2 AJM R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 40 org 20 m 2 DA Customer Service 1 3 m 2 3 org 9 m 2 AJM Toilet 2 6 org 12 m 2 TSS Warung Internet Area Internet 2 3 m 2 20 120 m 2 S R. Kasir 1 3 m 2 2 org 6 m 2 S R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 10 org 5 m 2 A Toilet 2 6 org 12 m 2 TSS Musholla R. Sholat 1 0,5 m 2 120 org 60 m 2 DA T. Wudhu 2 2 m 2 @10 40 m 2 DA Toilet 2 6 org 12 m 2 DA
R. Serbaguna R. Seminar 2 1,6 m 2 / org 50 org 160 m 2
DA
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
118 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Keterangan: 1. DA : Data Arsitek 4. S : SURVEY 2. TSS : Times Saver Standar 5. A : ASUMSI 3. AJM : AJ Metric R. Panitia 1 0,8 m 2 / org 15 org 12 m 2 DA Pantry 1 6 m 2 6 m 2 S Gudang 1 20 m 2 S Toilet 2 1 m 2 / org 20 org 40 m 2 DA R. Istirahat R. Istirahat 5 2 m 2 / unit @ 2 org 20 m 2 DA R. Fotocopy R. Fotocopy 1 1, 8 m 2 / unit 5 unit 9 m 2 S R. Tunggu 1 0,5 m 2 / org 40 org 20 m 2 S R. Kasir 1 3 m 2 2 org 6 m 2 S Toilet Umum Toilet pria 4 (per lantai) 1 m 2 / org 20 org 80 m 2 DA Toilet wanita 4 (per lantai) 1 m 2 / org 20 org 80 m 2 DA
Luas efektif 2782,4 m 2
Sirkulasi 30 % = 30 % x 2782,4 m 2 834,72 m 2
L U A S F A S I L I T A S P E N U N J A N G 3585,2 m 2
L U A S T O T A L B A N G U N A N 12043,04 m 2
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
119 2008 MEDAN LOCAL TV STATION Parkir Jumlah parkir yang disediakan : Pengelola / pegawai ( 300 org ) Asumsi : mobil 30 %, sepeda motor 50 %, lain-lain 20 % Mobil : 30 % x 300 org = 90 org Asumsi 1 mobil untuk 1 org = 90 mobil Sepeda motor : 50 % x 300 org = 150 org Asumsi 1 sepeda motor untuk 2 org = 75 sepeda motor Lain-lain : 20 % x 300 org = 60 org
Pengunjung bisnis ( 100 org ) Asumsi : mobil 70 %, sepeda motor 25 %, lain-lain 5 % Mobil : 70 % x 100 org = 70 org Asumsi 1 mobil untuk 2 org = 35 mobil Sepeda motor : 25 % x 100 org = 25 org Asumsi 1 sepeda motor untuk 2 org = 12 sepeda motor Lain-lain : 5 % x 100 org = 5 org
Penonton Studio (800 org) Asumsi : mobil 70 %, sepeda motor 25 %, lain-lain 5 % Mobil : 70 % x 800 org = 560 org Asumsi 1 mobil untuk 4 penumpang = 560 / 4 = 140 mobil Sepeda motor : 25 % x 800 org = 200 org Asumsi 1 sepeda motor untuk 2 org = 100 sepeda motor Lain-lain : 5 % x 800 org = 40 org
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
120 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Publik Umum ( 60 org ) Asumsi : mobil 25 %, bus 70 %, lain-lain 5 % Mobil : 25 % x 60 org = 15 org Asumsi 1 mobil untuk 4 penumpang = 15 / 4 = 4 mobil Bus 70 % x 60 org = 42 org Asumsi 1 bus untuk 20 org = 2 bus Lain-lain : 5 % x 60 org = 3 org
Kendaraan Stasiun (800 org) OB Van : 3 van Bus jemputan karyawan : 2 bus Kendaraan servis : 3 truk Helikopter : 1 helikopter
Parkir mobil (15 m 2 / mobil ) = 269 x 15 m 2 = 4035 m 2
Kesimpulan : Parkir sepeda motor ( 2 m 2 / motor ) = 200 x 2 m 2 = 400 m 2
Parkir bus ( 33,7 m 2 / bus ) = 4 x 33,7 m 2 = 135 m 2
Parkir OB Van = 3 x 20 m 2 = 60 m 2
Parkir truk = 3 x 48 m 2 = 144 m 2
Helipad = 1 x 225 m 2 = 225 m 2
Luas parkir keseluruhan = 5000 m 2
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
121 2008 MEDAN LOCAL TV STATION 5.5 Analisa Massa Bangunan 1. Massa Bangunan Massa bangunan cenderung memperhatikan efisiensi sesuai dengan tuntutan fungsi hangunan i tu sendiri. Bentuk massa bangunan perlu dipertimbangkan terhadap: Kegiatan dan efisiensi ruang. Penyesuaian terhadap bentuk tapak. Penampilan bangunan diusahakan semenarik mungkin sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk datang. Oleh karena itu penampilan bangunan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Sebagai bangunan komersil dengan fungsi informasi dan hiburan maka bangunan harus dapat mencerminkan kegiatan didalamnya yang cukup dinamis. Bangunan tidak perlu terlalu tinggi/disesuaikan dengan bangunan disekelilingnya. Bentuk-bentuk massa bangunan yang dapat dipakai, yaitu: Bentuk Persegi Merupakan bentuk yang sangat banyak dipakai dalam massa bangunan mudah dalam modifikasi dan pengembangan ke dalam bentuk-bentuk baru yang sangat beragam. Bentuk Lingkaran dan Lengkung Memberi kesan lembut, utuh dan lunak. Bentuk ini sangat cocok untuk kegiatan berkelompok. Diterapkan dalam keadaan utuh, setengah lingkaran ataupun segmen-segmen yang lebih kecil dan mudah dikombinasikan dengan bentuk-bentuk lain. Bentuk Segitiga Bentuk segitiga mencerminkan kestabilan, tetapi sulit dalam pengaturan ruang.
5.6 Analisa Pencapaian dan Sirkulasi Bangunan Pencapaian dan sirkulasi bangunan dibuat untuk memudahkan dan tidak menimbulkan crossing antara kendaraan dan manusia. Sirkulasi didalam bangunan di buat berdasarkan fungsi ruang-ruang. Dan mengacu pada bentuk-bentuk sirkulasi yang ada, yaitu:
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
122 2008 MEDAN LOCAL TV STATION Pola cluster, dimana sirkulasi didasarkan pada zona-zona menurut fungsi dan jenis kegiatannya. 5.7 Analisa Struktur a. Pondasi Pemilihan pondasi yang sesuai untuk Medan Local TV Station ini mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: 1. Keadaan tanah pondasi Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah aau 2-3 meter di bawah permukaan tanah, maka pondasinya yaitu pondasi telapak (spread foundation) Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 meter di bawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang atau pondasi tiang apung (floating pile foundation) untuk memperbaiki kondisi tanah. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 meter di bawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang pancang (pile driven foundation) bila tidak terjadi penurunan. Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 meter di bawah permukaan tanah, maka dipakai tiang baja atau tiang yang dicor ditempat.
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya yang mana harus memperhatikan: Kondisi beban Sifat dinamis bangunan Kegunaan dan kepentingan bangunan
3. Batasan-batasan dari bangunan di sekelilingnya. Ditinjau dari segi pelaksanaan khususnya bila ada di dalam kota, ada beberapa keadaan dimana diusahakan dengan cara apapun untukmemasukkan kondisi lingkungan ke dalam pertimbangan.
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
123 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Jenis pondasi dalam Tanah keras Bahan Keterangan Pondasi tiang pancang 10m-40m Beton bertulang/baja komposit Lapisan permukaaan tanah atas labil/lunak Pondasi tiang strauss >15m Beton bertulang cor ditempat Tanah mudah dibor Pondasi tiang Franky 10m-40m Beton bertulang cor ditempat Lubang dibuat dengan alat penumbuk Pondasi tiang bor 10m-40m Beton bertulang cor ditempat Besar lubang seluas penampang dasar Pondasi sumuran <4m Batu pecah/beton Sumur seluas pondasi setempat Pondasi terapung +/-15m Beton bertulang Berfungsi sebagai dinding basement
Berdasarkan tabel analisa diatas, maka pada bangunan ini menggunakan pondasi Sumuran karena sesuai dengan kondisi tanahnya dan juga karena beban lantai yang tidak terlalu banyak. b. Struktur Bangunan Struktur pada bangunan Medan Local TV Station ini menggunakan pertimbangan: Dapat memenuhi kebutuhan fungsi bangunan pada ruang pamer dan bengkel. Keuntungan struktur yang ekonomis, tahan gempa dan mudah dalam pelaksanaannya. Tabel 5.3. Analisa Penggunaan Pondasi
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
124 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Berdasarkan kriteria diatas maka pada bangunan ini akan memadukan sistem struktur Rigid Frame dengan bentangan lebar dipadukan dengan konstruksi baja tulangan. Keuntungan struktur rigid frame: Mudah pelaksanaan Tahan gempa Ekonomis Bukaan dan pembagiam ruang yang lebih bebas karena dinding bukan sebagai struktur hanya pengisi. c. Struktur Atap Struktur atap yang dipilih pada bangunan Medan Local TV Station menggunakan perpaduan struktur rangka batang (Truss Frame) dengan atap dak beton, hal ini karena pertimbangan: Pelaksanaannya relatif praktis Nilai estetis yang cukup tinggi Bentangan yang lebih lebar
5.8 Analisa Utilitas a. Sistem Pencahayaan Pencahayaan alami. Dengan pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan alami pada ruang-ruang yang memungkinkan diberi bukaan jendela; ruang perkantoran, ruang lobby, cafe/restaurant, dan fasilitas penunjang lainnya. Pencahayaan buatan. Untuk ruang-ruang yang tertutup, dan juga pada ruang- ruang tertentu yang bertujuan untuk menimbulkan suasana ruangan seperti lampu sorot (spot light) pada ruangan konser, daerah lobby dan ruang-ruang lainnya. b. Sistem Pengkondisian Udara Pengkondisian alami. Berupa pemanfaatan udara luar yang masuk ke dalam bangunan dengan cara aliran silang (Cross Ventilation). Pengudaraan alami dapat dipakai untuk ruang utilitas serta ruang-ruang lain yang memungkinkan mendapat penghawaan alami. Pengudaraan buatan. Sistem pengudaraan buatan digunakan untuk ruang-ruang tertutup, yang menuntut kondisi udara yang stabil dan faktor kenyamanan.
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
125 2008 MEDAN LOCAL TV STATION Penggunaan AC pada ruang konser, ruang lobby, restoran/ caf, dengan sistem AC Central. c. Listrik Sumber daya listrik utama bangunan berasal dari PLN melalui jaringan listrik kota. Sebagai cadangan disediakan genset yang bekerja secara otomatis bila listrik padam. Perletakkan genset dipertimbangkan terhadap kebisingan yang ditimbulkan dan dihindari dari penglihatan langsung. d. Sistem Sanitasi dan Pemipaan Terbagi menjadi 2 bagian, yaitu: 1. Sistem Air Bersih Pemenuhan kebutuhan akan air bersih direncanakan berasal dari PDAM dan sumur bor untuk kebutuhan cadangan seperti kebakaran dan sebagainya. Jenis pendistribusian air bersih: 1. Up Feed Riser System. Air dari PDAM atau sumur bor masuk reservoir, yang kemudian dipompakan ke atas, disebarkan keseluruh ruangan. Sistem ini menggunakan energi listrik dengan bantuan pompa air listrik. 2. Down Feed Riser System. Air dari PDAM atau sumur bor dipompakan ke atas, baru kemudian dialirkan turun keseluruh ruangan. Sistem ini memanfaatkan grafitasi, hemat dalam penggunaan energi listrik dan membutuhkan ruangan khusus untuk tangki pada lantai-lantai atas. Berdasarkan kriteria-kriteria diatas, maka yang akan digunakan pada bangunan Stasiun Televisi Medan adalah Up Feed Riser System. 2. Sistem Air Kotor Saluran air kotor terdiri dari: Air kotor padat, berasal dari WC dan disalurkan langsung ke septic tank. Air kotor cair, merupakan air yang berasal dari air cuci, air hujan, dapur, dan wastafel dan langsung disalurkan ke riol kota
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
126 2008 MEDAN LOCAL TV STATION Kotoran lain berupa: Sampah umum, akan ditampung di dalam bak penampungan sementara sebelum diangkut oleh dinas sampah kota. Faktor penting yang harus diperhatikan pada system sanitasi ini adalah: Menghindari pencemaran lingkungan Tidak merusak suasana dan penampilan bangunan Kemudahan pengangkutan sampah ke penampungan akhir.
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
127 2008 MEDAN LOCAL TV STATION BAB 6 KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Ruang Luar 6.1.1. Perletakan Massa Bangunan Massa bangunan diletakkan di bagian tengah site, namun tetap memberikan ruang pada bagian depan dan belakang. Bagian depan pinggir jalan didesain sebagai parkir sebagai pemanfaatan akan GSB, dan pada sudut depan, didesain taman yang sebagai penanda bangunan. plaza yang merupakan bagian tak terpisah dari massa bangunan. Dan diarea belakang terdapat helipad yang juga dapat berfungsi sebagai stage untuk acara-acara outdoor. Desain ini dibuat saat ada acara outdoor, bising jalan tidak mengganggu acara dan penyiaran ruang luar. Gambar 6.1 Konsep Perletakan Massa Bangunan Area GSB yang dimanfaatkan untuk sirkulasi dan area parkir luar Area GSB yang dimanfaatk an untuk sirkulasi dan area parkir luar Area Plaza yang juga berfungsi sebagai Helipad dan Stage acara Outdoor
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
128 2008 MEDAN LOCAL TV STATION 6.1.2. Parkir dan Sirkulasi Parkir Parkir kendaraan terletak pada bagian selatan dan barat site, yaitu pada area depan sebagai pemanfaatan dari area GSB pada site. Pada bagian timur site, didesain parkir untuk OB-Van stand by dan BUS. Sirkulasi Dengan 1 pintu masuk kedalam site, diharapkan memudahkan untuk mengakses bangunan. Entrance utama dibuat berdasarkan fungsi. Untuk Karyawan stasiun TV, Penonton/pengisi Acara, dan bagi mereka yang hanya ingin dating untuk mengisi waktu luang di caf, ataupun berbelanja di retail yang ada, maupun yang datang untuk menggunakan fasilitas yang ada. Gambar 6.2 Konsep Parkir dan Sirkulasi Parkir Kendaraan Roda 4 Pintu Keluar Site Parkir Kendaraan Roda 2 Pintu Masuk Site Keterangan: Pintu Masuk Basement Parkir Kendaraan BUS dan OB Van Pintu Keluar Basement
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
129 2008 MEDAN LOCAL TV STATION 6.1.3. View dan Orientasi
Orientasi bangunan dibuat mengarah ke arah sudut bangunan ( simpang Jl. Jend. Gatot Subroto dan Jl. Asrama) karena jalan ini merupakan jalan-jalan utama, yang berbatasan langsung dengan site, serta sebagai center view pada persimpangan. Pada sisi barat dan Gambar 6.4 Konsep Perancangan Bangunan (ki-ka: Tampak Timur, Tampak Utara, Tampak Selatan, Tampak Barat) Gambar 6.3 Konsep View dan Orientasi Arah Selatan dan Barat Sangat abik untuk pandangan dan Orientasi Bangunan selain dimanfaatkan untuk main entrance di bagian sudut, juga diberikan side entrance pada dua sisi ini, selain itu juga dalam bangunan di tempatkan ruang-ruang yang memiliki aktivitas tinggi, bukan untuk area servis Untuk Arah Utara dan Timur, juga cukup baik untuk view, tapi tidak terlalu menguntungkan untuk Orientasi karena berbatasan dengan lingkungan/site lain. Untuk itu pada area ini diolah untuk hal-hal yang berkaitan dengan servis, dan juga pengolahan outdoor untuk menjadi nilai tambah pada bangunan dan pemanfaatan lahan yang optimal
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
130 2008 MEDAN LOCAL TV STATION selatan bangunan di desain side entrance untuk berfungsi sebagai pintu masuk samping ke bangunan. 6.2. Konsep Perancangan Ruang Dalam Aktifitas utama di dalam bangunan adalah produksi dan penyiaran program-program televisi yang disiarkan didaerah kota medan dan sekitarnya. Dan ada pengunjung yang datang untuk menonton suatu acara secara langsung ataupun recording. Sirkulasi dibuat sesuai pada fungsi yang membedakan. Zoning Ruang Dalam
Gambar 6.5 Konsep Zoning Ruang Dalam Zona Publik : Area Retail, Area Caf, Area Lobby, Area Penunjang Fungsi Bangunan Zona Semi Publik : Area Studio Rekaman, Area Studio Live Zona Semi Privat : Area Kantor Pengelola, Programmer, Area Redaksi Berita, Area Produksi dan teknik Produksi, Hanya untuk yan berkepentingan dan tamu undangan Khusus Zona Privat : Area Kantor Security, Kantor Building Control System, Kantor Building Automatic System Zona Servis: Area Sirkulasi, Ruang-Ruang Area Servis, Ruang Musholla Keterangan:
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
131 2008 MEDAN LOCAL TV STATION 6.3 Konsep Bahan Bangunan Bahan bangunan yang digunakan adalah bahan-bahan terbaru dengan teknologi terbaru pula. Berikut adalah sejumlah deskribsi tentang bahan bangunan yang digunakan. Struktur Bahan struktur yang digunakan adalah bahan baja. Baik untuk kolom dan balok. Baja yang digunakan adalah baja yang khusus yang memiliki ketahan terhadap beban tarik dan beban tekan yang tinggi. Selain itu baja tersebut juga harus memiliki ketahanan tinggi terhadap korosi dan panas. Dinding Bahan dinding yang digunakan adalah Striricon yaitu material dinding pra cetak yang memiliki kekuatan lebih dibanding dengan material dinding konvensional. Selain faktor kekuatan material ini juga memiliki sejumlah keunggulan lain yaitu ketebalan yang dapat disesuaikan dengan permintaan, tahan api, memiliki daya serap suara yang sangat baik, biaya yang murah, ringan, kuat dan tahan lama ,tahan air dan cukup mudah dalam pemasangan. Dan dapat mengeksploitasi selubung bangunan. Kaca Kaca yang digunakan adalah kaca laminasi. Dengan menggunakan kaca jenis ini, faktor cuaca yang cukup berpengaruh pada bangunan dapat diminimalisir hingga 60 %. Material ini juga dapat digunakan sebagai material struktur. Pada konfigurasi tertentu, material ini dapat dijadikan kolom yang mampu menahan beban hingga enam ton. Dengan kemampuan ini, penggunaan kaca dapat divariasikan pada bangunan. 6.4 Konsep Sistem Bangunan Building Automatic System Konsep sistem otomatis dalam bangunan diterapkan untuk menguatkan kesan high-tech didalam bangunan, yaitu dengan menggunakan sensor-sensor dalam penguncian ruang-ruang dengan tingkat privasi, serta menggunakan CCTV dan saluran komunikasi yang terjaring dengan baik. Dant sistem otomatis ini diatur di satu ruang tertentu yang juga dekat dengan ruang security. Otomatisasi juga dapat digunakan untuk sistem proteksi keamanan gedung. Baik untuk pengunjung ataupun para pekerja Medan Local TV Station serta para artis dan pendukung acara-acara TV.
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
132 2008 MEDAN LOCAL TV STATION Fire System Sistem pencegah kebakaran yang digunakan adalah penggunaan sejumlah detektor yang akan memicu halon sebagai bahan pemadam api. Penggunaan halon ditujukan untuk meminimalkan kerugian yang akan timbul jika terjadi error atau kesalahan pada sistem alarm dan deteksi. Dengan menggunakan halon, perangkat-perangkat siaran dan alat-alat perekaman yang ada di dalam bangunan tidak terancam kerusakan jika dibandingkan dengan menggunakan air. 6.5. KONSEP STRUKTUR 6.5.1. Pondasi Untuk bangunan Stasiun Televisi Lokal yang direncanakan, akan digunakan tiga jenis pondasi, antara lain : Pondasi retaining wall Pondasi tiang pancang Pondasi telapak/setempat Retaining wall dipakai sebagai dinding penahan pada lantai basement yang menggunakan pile cap. Pondasi tiang pancang digunakan pada hampir seluruh tiang bangunan. Sedangkan pondasi setempat diletakkan pada sisi timur dan barat bangunan pada bagian koridor. 6.5.2. Kolom dan Balok Pada gedung ini digunakan beton bertulang sebagai material kolom dan balok. Pemilihan material ini berdasarkan pertimbangan beban yang akan Berikut detail kolom dan balok :
Kolom Pelat lantai Balok Gambar 6.6 Konsep bentuk kolom dan balok
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
133 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
6.5.3. Atap Medan Local TV Station merupakan gedung dengan karakteristik bangunan bentang lebar. Untuk itu jenis rangka atap yang digunakan pun yang sesuai dengan karakteristiknya. Rangka atap truss dipilih karena lebih efisien dalam jumlah kuda- kuda yang dibutuhkan untuk menyangga atap. Untuk penutup atapnya digunakan jenis zinc calume. Dan untuk kubah pada studio live digunakan atap grid shell dengan single desain agar tidak terlalu besar bebannya tetapi kuat dan lebih efisien. 6.6. Konsep Perancangan Utilitas Bangunan 6.6.1. Air Bersih Sumber air bersih : - PDAM - Air Tanah Permukaan Dengan menggunakan Pompa untuk pendistribusian air secara vertical
6.6.2. Air Hujan
Gambar 6.7 Konsep bentuk atap PDAM M DW P B Keterangan : M : Meteran DW : Deep Well P : Pompa B : Bangunan Skema 6.1 Skema Distribusi Air Bersih Skema 6.2 Skema Distribusi Air Hujan AIR HUJ AN DISERAP POHON-POHON PADA SITE PARIT BAK KONTROL SUMUR PERESAPAN
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
134 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
6.6.3. Air Hujan
6.6.4. Sistem Pembuangan Sampah
6.6.5. Sistem Instalasi Listrik
Skema 6.3 Skema Distribusi Air Kotor Sampah Tempat Sampah Bak Penampung
Truk Sampah Pembuangan Akhir Skema 6.4 Skema Pembuangan Sampah AIR KOTOR BAK KONTROL EQUALIZING TANK AERATION TANK SEPTICTANK SLUDGE TANK MOBIL PENYEDOT PLN GENSET TRAFO MDP SDP TIAP ZONA LISTRIK Skema 6.5 Skema Distribusi Listrik
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 117 BAB 7 GAMBAR PERANCANGAN 7.1 Gambar Perancangan 7.1.1 Site Plan
Gambar 7.1 Gambar Perancangan Site Plan
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 118 7.1.2 Ground Plan
Gambar 7.2 Gambar Perancangan Ground Plan
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 119 7.1.3 Denah Lantai 2
Gambar 7.3 Gambar Perancangan Denah Lantai 2
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 120
7.1.4 Denah Lantai 3
Gambar 7.4 Gambar Perancangan Denah Lantai 3
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 121 7.1.5 Denah Lantai 4
Gambar 7.5 Gambar Perancangan Denah Lantai 4
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 122 7.1.6 Denah Lantai Basement
Gambar 7.6 Gambar Perancangan Denah Basement
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 123
7.1.7 Tampak Selatan dan Tampak Timur
Gambar 7.7 Gambar Perancangan Tampak Selatan dan Tampak Timur
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 124 7.1.8 Tampak Utara dan Tampak Barat
Gambar 7.8 Gambar Perancangan Tampak Utara dan Tampak Barat
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 125 7.1.9 Potongan A-A dan Potongan B-B
Gambar 7.9 Gambar Perancagan Ptotongan A-A dan Potongan B-B
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 126 7.1.10 Potongan C-C
Gambar 7.10 Gambar Perancangan Potongan C-C
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 127 7.1.11 Rencana Pondasi
Gambar 7.11 Gambar Perancangan Rencana Pondasi
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 128 7.1.12 Detail Pondasi
Gambar 7.12 Gambar Perancangan Detai Pondasi
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 129 7.1.13 Rencana Pembalokan Lantai Basement
Gambar 7.13 Gambar Rencana Pembalokan Lantai Basement
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 130 7.1.14 Rencana Pembalokan Lantai 1
Gambar 7.14 Gambar Rencana Pembalokan Lantai 1
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 131 7.1.15 Rencana Pembalokan Lantai 2
Gambar 7.15 Gambar Rencana Pembalokan Lantai 2
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 132 7.1.16 Rencana Pembalokan Lantai 3
Gambar 7.16 Gambar Rencana Pembalokan Lantai 3
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 133 7.1.17 Rencana Pembalokan Lantai 4
Gambar 7.17 Gambar Rencana Pembalokan Lantai 4
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 134 7.1.18 Aksonometri Rencana Plumbing
Gambar 7.18 Gambar Aksonometri Rencana Plumbing
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 135 7.1.19 Aksonometri Rencana Mekanikal Elektrikal
Gambar 7.19 Gambar Aksonometri Rencana Mekanikal Elektrikal
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 136 7.1.20 Aksonometri Rencana Instlasi AC
Gambar 7.20 Gambar Aksonometri Rencana Air Conditioning
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 137 7.2 Gambar 3D 7.2.1 Site Plan dan Tampak
Gambar 7.22 Gambar 3D Tampak Arah Selatan dan Arah Timur Gambar 7.21 Gambar 3D Tampak Atas Gambar 7.23 Gambar 3D Tampak Arah Utara dan Arah Barat
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 138 7.2.2 Gambar Perspektif 7.2.2.1 Perspektif Mata Burung
Gambar 7.24 Perspektif 3D Bird View Pada Depan Bangunan Gambar 7.25 Perspektif 3D Bird View Pada Belakang Bangunan
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 139 7.2.2.2 Perspektif Mata Manusia
Gambar 7.26 Perspektif 3D dari Persimpangan J alan Gambar 7.27 Perspektif 3D dari Arah Barat
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 140
Gambar 7.29 Perspektif 3D dari Arah Barat Daya Bangunan Gambar 7.28 Perspektif 3D dari Arah Utara Bangunan
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
2008 MEDAN LOCAL TV STATION 141 DAFTAR PUSTAKA
1. Ching, Francis, D.K., 1991, Arsitektur, Bentuk Ruang dan Susunannya, Penerbit Erlangga, Bandung. 2. De Chiara, Joseph dan Callender John, 1980, Time Saver Standart of Building Types, Mc Graw Hill Book Company, New York. 3. Egan, David M., 1988, Architectural Accuistic, Mc Graw Hill Book Company Ltd, New York. 4. Engel, Heinrich, 1971, Structure System, Van Nostrand Reinhold Company, New York. 5. Leslie, L. Dolle, 1993, Akustik Lingkungan, Penerbit Erlangga, Jakarta. 6. Lord, Peter dan Duncan Templeton, 2001, Detail Akustik Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta. 7. Mediastika, Christina E, Ph.D, 2005, Akustika Bangunan, Penerbit Erlangga, Jakarta. 8. Moore, Fuller, Understanding Structures, Mc Graw Hill Book Company, New York 9. Neufret, Ernst dan Sjansu Amril, 1995, Data Arsitek Jilid 2 Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta. 10. Neufret, Ernst, 1995, Data Arsitek Jilid 1 Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta. 11. Poerbo, Hartono, Ir, M.Arch, 1992, Utilitas Bangunan, Penerbit Djambatan, Jakarta. 12. Prasetio, Len, Dra, Msc, 1985, Akustik Lingkungan, Erlangga, Surabaya. 13. Suptandar, J. Pamudji, 1999, Disain Interior, Penerbit Djambatan, Jakarta. 14. Suptandar, J. Pamudji, 2004, Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain Interior, Penerbit Djambatan, Jakarta. 15. Snyder, James C., Pengantar Arsitektur, Penerbit Erlangga, Jakarta. 16. Tanggoro, Dwi, 1999, Utilitas Bangunan, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. 17. Tood, Kim W, 1997, Tapak, Ruang dan Struktur, Intermata, Bandung. 18. Walker, Theodore D, 2002, Rancangan Tapak & Pembuatan Detil Konstruksi Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta. 19. http://www.pemkomedan.go.id 20. http://www.google.com 21. http://www. greatbuildings.com 22. http://www.wikipedia.com