Sie sind auf Seite 1von 157

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.

2008 MEDAN LOCAL TV STATION


MEDAN LOCAL TV STATION
( ARSITEKTUR HIGH TECH )


LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2008/2009


Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur



Oleh :
VICKA WIDIA YULIANTI
03 0406 037










DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA
2009





Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
MEDAN LOCAL TV STATION
( ARSITEKTUR HIGH TECH )


Oleh :
VICKA WIDIA YULIANTI
03 0406 037


Medan, 2 J uli 2009
Disetujui Oleh :







Ketua Departemen Arsitektur



Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
NIP. 132 206 820
Ir. N. Vinky Rahman, MT
Pembimbing I


Imam Faisal Pane, ST, MT
Pembimbing II

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR
(SHP2A)

Nama : Vicka Widia Yulianti
NIM : 03 0406 037
J udul Proyek Tugas Akhir : Medan Local TV Station
Tema : Arsitektur High Tech
Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :
No. Status
Waktu
Pengumpulan
Laporan
Paraf
Pembimbin
g I
Paraf
Pembimbin
g II
Koordinator
TKA-
490
1. Lulus Langsung


2. Lulus Melengkapi


3. Perbaikan Tanpa
Sidang

4. Perbaikan Dengan
Sidang

5. Tidak Lulus



Medan, 2 J uli 2009






A B+ B C+ C D E
Ketua Departemen Arsitektur,


Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
NIP: 132 206 820


Koordinator TGA-490,


Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
NIP: 132 206 820

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan ke khadirat Allah SWT, atas rahmat dan
ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini, sebagai syarat yang diwajibkan setiap mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik. Shalawat dan salam saya panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Proses panjang dan penuh suka dan duka dalam mengerjakan tugas akhir ini tidak
bisa dilalui tanpa dukungan, doa dan semangat dari kedua orang tua saya tercinta, orang-
orang terdekat yang sangat berarti dalam setiap langkah yang saya ambil, atas dukungannya
baik secara moril dan materil; Sajjad Elahi Malik atas setiap doa, cinta dan semangat serta
pengertian yang sangat luar biasa.
Saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T sebagai Dosen Pembimbing I atas segala waktu dan
bimbingannya yang sangat berarti, serta kesabarannya dalam membimbing saya.
Bapak Imam Faisal Pane, S.T, M.T sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan yang sangat berarti.
Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA, Ibu Ir. Basaria Talarosha, M.T dan Ibu Amy Marisa S.T
untuk masukan-masukan dan ide-ide selama masa studio akhir dan pada saat sidang
review.
Bapak Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah
mengkoordinir para peserta Tugas Akhir semester ini, serta selaku Ketua Departemen
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Para staf Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik Program Studi
Arsitektur USU.
Kepada Husna Wardah Bachtiar dan Adam Miraza Bachmid atas semua doa, dukungan,
semangat dan pengertian serta arti sebuah persahabatan.
Kepada Irda M. Mariza, S.T atas semua bantuan dan hal-hal di detik-detik akhir tugas
akhir.
Seluruh teman-teman Stambuk 2003 (ANARKOTIG) yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terimakasih atas dukungan moral dan semangat serta kebersamaannya selama
ini.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
saya menerima dengan tangan terbuka saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Medan, 2 Juli 2009
Vicka Widia Yulianti

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR SKEMA ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Maksud dan Tujuan Perancangan 3
1.3. Permasalahan Perancangan 4
1.4. Lingkup dan Batasan Perancangan 5
1.5. Pendekatan Perancangan 5
1.6. Kerangka Berpikir 7
1.7. Sistematika Penulisan Laporan 8
BAB 2 TINJAUAN UMUM
2.1. Pengertian Stasiun Televisi Lokal
2.1.1. Definisi Local TV Station 9
2.1.2. Sejarah Perkembangan Televisi 10
2.1.2.1. Televisi Elektromekanik 10
2.1.2.2. Televisi Elektronik 11
2.1.3. Sejarah Penyiaran Televisi 12
2.1.4. Hakekat Fungsional Stasiun Televisi 13
2.1.5. Tinjauan Kegiatan 14
2.1.6. Penyiaran Televisi 14
2.1.7. Fasilitas Televisi 16
2.1.8. Siaran 18
2.1.9. Prinsip Dasar Siaran Televisi 19
2.1.10. Sarana dan Prasarana Produksi Informasi Audiovisual 19
2.2. Deskripsi Proyek
2.2.1. Fungsi Bangunan 20
2.2.2. Lokasi 21
2.2.3. Luas Lahan 21
2.2.4. Pemilik 21
2.2.5. Pembiayaan 21

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
2.2.6. Pengelolaan 21
2.2.7. Pemakai/Pengunjung 21
2.2.8. Konsep Siaran 22
2.3. Tinjauan Kelayakan 23
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS
3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi 25
3.2. Kriteria Pemiihan Tapak 26
3.3. Analisa Penentuan Lokasi dan Tapak 27
3.3.1. Analisa Pemilihan Lokasi 29
3.4. Studi Banding Kasus Sejenis 30
BAB 4 ELABORASI TEMA
4.1. Latar Belakang Tema 34
4.1.1. Pengertian Arsitektur High-Tech 34
4.1.2. Sejarah dan Representasi 34
4.1.3. Arsitektur High Tech dan Kota 36
4.1.4. Kesimpulan 36
4.2. Keterkaitan Tema dengan Judul Proyek 37
4.3. Penerapan Tema Pada Bangunan 37
4.3.1. Penerapan Penggunaan Kaca Pada Bangunan 37
4.3.2. Pengaruh Penggunaan Kaca Pada Bangunan 38
4.3.3. Penerapan Penggunaan Baja Pada Bangunan 40
4.3.4. Penerapan Sistem Keamanan 41
4.3.5. Penerapan Sistem Pencahayaan 43
4.4. Studi Banding Tema Sejenis 44
BAB 5 ANALISA
5.1. Analisa Lokasi 49
5.1.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan 50
5.1.2. Analisa Tata Guna Lahan 52
5.1.3. Peraturan 53
5.1.4. Karakter Lingkungan 53
5.1.5. Analisa Pencapaian 54
5.1.6. Analisa Sirkulasi 55
5.1.7. Analisa View 57
5.1.8. Analisa Orientasi 59
5.1.9. Analisa Tingkat Kebisingan 60

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
5.2. Analisa Pengelompokan Ruang 61
5.3. Analisa Kegiatan 65
5.4. Analisa Program Ruang 80
5.5. Analisa Massa Bangunan 103
5.6. Analisa Pencapaian dan Sirkulasi Bangunan 103
5.7. Analisa Struktur 104
5.8. Analisa Utilitas 106
BAB 6 KONSEP PERANCANGAN
6.1. Konsep Ruang Luar 109
6.1.1. Perletakkan Massa Bangunan 109
6.1.2. Parkir dan Sirkulasi 110
6.1.3. View dan Orientasi 111
6.2. Konsep Perancangan Ruang Dalam 112
6.3. Konsep Bahan Bangunan 113
6.4. Konsep Sistem Bangunan 113
6.5. Konsep Struktur 114
6.6. Konsep Perancangan Utilitas Bangunan 115
BAB 7 HASIL PERANCANGAN
7.1. Gambar Perancangan 117
7.2. Gambar 3D 137
DAFTAR PUSTAKA 141














Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Gambar Bangunan Channel 4 Headquarter London 30
Gambar 3.2 Struktur yang Menjadi Detail Interior Pada Bangunan 30
Gambar 3.3 Gambar Sketsa Desain dan Gambar Suasana Real 31
Gambar 3.4 Sketsa Metode Proses Pembangunan Bangunan 31
Gambar 3.5 Suasana Pada Ruang Caf 32
Gambar 3.6 Sketsa Metode Pembangunan 32
Gambar 3.7 Sketsa Aksonometri Ruang Studio Live 32
Gambar 4.1 Ilustrasi Penggunaan Kaca 39
Gambar 4.2 Penggunaan Baja Pada BMW Welt Building 40
Gambar 4.3 Jenis Sensor 42
Gambar 4.4 Sirkuit Lampu Otomatis 43
Gambar 4.5 Lloyds Building 44
Gambar 4.6 Fasade Lloyds Building 44
Gambar 4.7 Suasana Loby Lloyds Building 45
Gambar 4.8 Entance Lloyds Building 45
Gambar 4.9 Hongkong Shanghai Bank 45
Gambar 4.10 British Pavilion, Spanyol 47
Gambar 4.11 Tabir Air British Pavilion, Spanyol 47
Gambar 4.12 Interior Bangunan British Pavilion, Spanyol 47
Gambar 4.13 Fasade Bangunan British Pavilion, Spanyol 48
Gambar 5.1 Peta Lokasi Site 49
Gambar 5.2 Peta Lokasi Tapak dan Lingkungan 50
Gambar 5.3 Fungsi di Sekitar Site 50
Gambar 5.4 Batas-batas Site 51
Gambar 5.5 PRSU Dan Kantor Samsung 51
Gambar 5.6 Analisa Tata Guna Lahan 52
Gambar 5.7 Skyline Jl. Gatot Subroto 52
Gambar 5.8 Lingkungan Sekitar 53
Gambar 5.9 Analisa Pencapaian 54
Gambar 5.10 Analisa Sirkulasi Kendaraan 55
Gambar 5.11 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki 56
Gambar 5.12 Analisa View Dari Site 57
Gambar 5.13 Analisa View Ke Site 58

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Gambar 5.14 Analisa Orientasi 59
Gambar 5.15 Analisa Kebisingan 60
Gambar 6.1 Konsep Peletakan Massa Bangunan 109
Gambar 6.2 Konsep Parkir dan Sirkulasi 110
Gambar 6.3 Konsep View dan Orientasi 111
Gambar 6.4 Konsep Perancangan Tampak Bangunan 111
Gambar 6.5 Konsep Zoning Ruang Dalam 112
Gambar 6.6 Konsep Bentuk Kolom dan Balok 114
Gambar 6.7 Konsep Bentuk Atap 115
Gambar 7.1 Gambar Perancangan Site Plan 117
Gambar 7.2 Gambar Perancangan Ground Plan 118
Gambar 7.3 Gambar Perancangan Denah Lantai 2 119
Gambar 7.4 Gambar Perancangan Denah Lantai 3 120
Gambar 7.5 Gambar Perancangan Denah Lantai 4 121
Gambar 7.6 Gambar Perancangan Denah Basement 122
Gambar 7.7 Gambar Perancangan Tampak Selatan dan Tampak Timur 123
Gambar 7.8 Gambar Perancangan Tampak Utara dan Tampak Barat 124
Gambar 7.9 Gambar Perancangan Potongan A-A dan Potongan B-B 125
Gambar 7.10 Gambar Perancangan Potongan C-C 126
Gambar 7.11 Gambar Perancangan Rencana Pondasi 127
Gambar 7.12 Gambar Perancangan Detai Pondasi 128
Gambar 7.13 Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai Basement 129
Gambar 7.14 Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai 1 130
Gambar 7.15 Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai 2 131
Gambar 7.16 Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai 3 132
Gambar 7.17 Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai 4 133
Gambar 7.18 Gambar Aksonometri Rencana Plumbing 134
Gambar 7.19 Gambar Aksonometri Rencana Mekanikal Elektrikal 135
Gambar 7.20 Gambar Aksonometri Rencana AC 136
Gambar 7.21 Gambar 3D Tampak Atas 137
Gambar 7.22 Gambar 3D Tampak Arah Selatan dan Arah Timur 137
Gambar 7.23 Gambar 3D Tampak Arah Utara dan Arah Barat 137
Gambar 7.24 Gambar Perspektif 3D Bird View Pada Depan Bangunan 138
Gambar 7.25 Gambar Perspektif 3D Bird View Pada Belakang Bangunan 138
Gambar 7.26 Gambar Perspektif 3D dari Persimpangan Jalan 139

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Gambar 7.27 Gambar Perspektif 3D dari Arah Barat 139
Gambar 7.28 Gambar Perspektif 3D dari Arah Utara Bangunan 140
Gambar 7.29 Gambar Perspektif 3D dari Arah Barat Daya bangunan 140

































Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP) Kota Medan 25
Tabel 3.2 Analisa Pemilihan Lokasi 29
Tabel 5.1 Tabel Analisa Pelaku Kegiatan 65
Tabel 5.2 Tabel Program Ruang 80
Tabel 5.3 Tabel Analisa Penggunaan Pondasi 105





























Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION

DAFTAR SKEMA
Skema 1.1 Skema Kerangka Berpikir 7
Skema 2.1 Skema Transmisi Siaran dari Stasiun TV ke Antena Penerima 15
Skema 2.2 Skema Transmisi Siaran yang Diterima Antena Penerima 15
Skema 5.1 Skema Struktur Organisasi 61
Skema 6.1 Skema Distribusi Air Bersih 115
Skema 6.2 Skema Distribusi Air Hujan 115
Skema 6.3 Skema Distribusi Air Kotor 116
Skema 6.4 Skema Pembuangan Sampah 116
Skema 6.5 Skema Distribusi Listrik 116

























Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah
penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3 30' 3 43'
Lintang Utara dan 98 35' - 98 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan
cenderung miring keutara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan
laut. sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, maka Kota Medan
memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan
jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota
Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik,
yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.
Perkembangan Kota Medan tidak terlepas dari dimensi historis, ekonomi dan
karakteristik Kota Medan itu sendiri, yakni sebagai kota yang mengemban fungsi yang luas
dan besar (METRO), serta sebagai salah satu dari 3 (tiga) kota metropolitan terbesar di
Indonesia. Realitasnya, Kota Medan kini berfungsi:
Sebagai pusat Pemerintahan daerah, baik pemerintah Propinsi Sumatera Utara,
maupun Kota Medan, sebagai tempat kedudukan perwakilan/konsulat Negara-
negara sahabat, serta wilayah kedudukan berbagai perwakilan Perusahaan, Bisnis,
Keuangan di Sumatera Utara.
Sebagai Pusat pelayanan kebutuhan sosial, ekonomi masyarakat Sumatera Utara
seperti: Rumah sakit, Perguruan Tinggi, Stasiun TVRI, RRI, dll, termasuk berbagai
fasilitas yang dikembangkan Swasta, khususnya pusat-pusat Perdagangan.
Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan jasa secara
regional maupun internasional.
Sebagai pintu gerbang regional/Internasional/Kepariwisataan untuk kawasan
indonesia bagian barat.
Dalam rangka mewujudkan sasaran diatas, arah kebijakan yang dilakukan dengan
mewujudkan Citra Good Governance dalam bidang investasi dan lingkungan bisnis, hal
yang ingin dicapai dengan kebijakan ini adalah mewujudkan suatu iklim ekonomi yang
dapat meyakinkan investor untuk menanamkan modalnya tanpa perlu khawatir dengan
permasalahan yang dapat menggangu dan mempengaruhi usahanya ke arah yang negatif.
Pembangunan dimasa mendatang tergantung kepada kemampuan manusia untuk
memanfaatkan sumber daya alam dengan sebaik-baiknya secara harmonis dengan
lingkungan dan dapat dinikmati oleh manusia lain. Hal ini hanya akan dapat terjadi apabila

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
dilakukan peningkatan sumber daya manusia. Membangun sistem informasi dan promosi
investasi yang efektif, dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan promosi bersekala luas
dalam upaya menarik minat investor.
Panca indera manusia menjadi alat penerima informasi. Dari semua informasi,
indera penglihatan dan pendengaran menjadi indera yang dominan. Penyebaran
informasi akan membentuk masyarakat yang lebih cerdas, berwawasan dan dapat turut
membangun lingkungannya. Ketepatan serta situasi dan kondisi bagaimana mereka
mendapatkan informasi juga menjadi sangat penting dalam penyampaian informasi yang
efektif terhadap lingkungan sekitarnya.
Penyaringan informasi perlu dilakukan untuk menjamin bahwa budaya dan pola-
pola pemikiran masyarakat secara umum tetap pada koridor yang diinginkan bangsa dan
masyarakatnya. Untuk itu diperlukan suatu tuntutan untuk membangun infrastruktur
informasi yang mendukung keinginan masyarakat tetapi tidak lari dari koridor yang
diinginkan bangsa dan negara. Pada media cetak dan radio, teknik penyampaian informasi
hanya mengandalkan salah satu indera tersebut sehingga seringkali apa yang dimaksud
oleh pemberi informasi berbeda dengan penerima informasi.
Televisi sebagai salah satu sarana penyampaian informasi yang sangat penting
dari seluruh media penyampaian informasi yang pernah tercipta. Hal ini menjadikannya
salah satu kebutuhan primer masyarakat modern. Berdasarkan pengalaman, media
televisi dapat mengendalikan sejarah dunia, banyak pemikiran-pemikiran manusia yang
tumbuh dari pengaruh apa yang mereka lihat di televisi.
Televisi adalah media komunikasi massa audio visual dan lembaga penyiaran yang
menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum dan
terbuka. Di era globalisasi ini, pemerintah daerah memiliki kesempatan untuk
membangun infrastruktur yang dapat mengangkat informasi-informasi atau wacana-
wacana kedaerahan bagi masyarakatnya. Hal ini dapat memberikan keuntungan bagi
pertumbuhan daerahnya, seperti kebudayaan dan adat istiadat yang diturunkan sejak
ratusan tahun lalu tidak hilang dalam gaya hidup masyarakat`modern dengan teknologi
yang terus berkembang pesat karena dapat disampaikan atau dipopularkan melalui media
pertelevisian ini. Jadi, antara kehidupan yang terus berkembang ke arah highly-
computerized dan kebudayaan yang dimiliki sebagai akar bangsa, dapat bersimbiosis
dengan baik.
Setelah disahkannya undang-undang penyiaran Republik Indonesia tahun 2001
tentang penyiaran, dimana disebutkan bahwa, televisi nasional hanya ada TVRI saja,
sehingga kesempatan untuk mendirikan sebuah bisnis pertelevisian swasta menjadi

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
sangat menjanjikan dan berprospek baik. Dalam undang-undang tersebut, bila selama tiga
tahun tidak muncul televisi lokal di daerah maka televisi nasional tetap dapat melakukan
relay siaran dari pusat (Jakarta). Undang-undang penyiaran kali ini sangat mendukung
kehadiran stasiun-stasiun televisi lokal sehingga kebijaksanaan tersebut akan
memperlancar pertumbuhan televisi lokal dan mengurangi keenjangan teknologi
informasi antara Jakarta dan di daerah-daerah.
Kesempatan sebagai pionir televisi lokal yang profesional menjadi hal yang
menguntungkan, untuk dapat menjadi penguasa pasar pertelevisian daerah dikemudian
hari bila lahir televisi-televisi lokal lainnya. Dengan pertimbangan kebutuhan akan
informasi-informasi bagi masyarakat, kehadiran televisi lokal lokal untuk menjadi media
penyampaian dan pertukaran teknologi, informasi dan budaya daerah yang interaktif,
sangat dinantikan warga kota Medan. Sehingga akan menjadi stasiun televisi kebanggaan
daerah hingga ke masa yang akan datang.
1.2. Maksud dan Tujuan Perancangan
Maksud Perancangan
Mewujudkan suatu arsitektur yang tidak hanya sekedar sebagai sarana, tetapi
juga sebagai aktifitas penyebaran iformasi bagi masyarakat.
Menciptakan masyarakat yang haus informasi dan memberikan wadah
pengembangan diri dan potensi masyarakat.
Mengembangkan dunia komunikasi massa yang terus berkembang sesuai
perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Menciptakan suatu tempta umum yang mampu mewadahi aktifitas seni
audiovisual dan hiburan televisi bagi masyarakat sekitar dan mengantisipasi
perkembangan kawasan di masa depan.
Tujuan Perancangan
Menyediakan fasilitas penyebaran informasi, sebagai tempat penyampaian
aktivitas keagamaan, seni budaya daerah dan potensi daerah lainnya, sebagai
media promosi Kota Medan sebagai kota metropolitan, sebagai media publisitas
bagi tokoh masyarakat/daerah untuk berbicara dan memberi informasi pada
masyarakat, sebagai tempat pengembangan diri dan potensi sumber daya
manusia di Kota Medan.
Menjadikan kawasan sebagai salah satu pusat komunitas masyarakat Kota Medan
khususnya, Sumatera Utara pada umumnya, yang berwawasan informasi
teknologi yang tinggi.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Menciptakan fasilitas yang efisien, tepat guna, dan sadar teknologi. Dan sebagai
tempat pengembangan potensi masyarakat Kota Medan, menjadi masyarakat
yang berteknologi, sesuai perkembangan jaman.
Menciptakan ruang arsitektur yang mendukung optimalisasi kontinuitas antara
ruang luar maupun ruang dalam untuk mendapatkan ruang yang nyaman dan
efisien.
1.3. Permasalahan Perancangan
Adapun permasalahan yang ada adalah untuk mengetahui bagaimana organisasi
ruang yang akan diaplikasikan pada Medan Local TV Station, sehingga dapat mengetahui
Kebutuhan ruang pada Medan Local TV Station ini. Masalah yang timbul juga dijadikan
sebagai bahan perencanaan fasilitas-fasilitas pendukung yang saling berintegrasi, serta
didukung oleh aspek lain seperti sirkulasi, utilitas dan lain-lan. Permasalahan untuk tema
dan kasus ini adalah:
Masalah Arsitektur :
Menerapkan tema pada perencanaan dan perancangan kasus proyek.
Menerapkan bentuk dan tampilan dari bagunan Stasiun Televisi Lokal yang
menarik sehingga menjadikan bangunan tersebut menjadi Landmark naru pada
kawasan.
Kaitan bagunan Stasiun Televisi Lokal dengan konteks kota dan lingkungan
setempat.
Fungsi yang akan diterapkan sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pemanfaatan nilai lokasi yang semaksimal mungkin untuk mendapatkaa nilai
tambah bagi lingkungan sekitar.
Masalah Sirkulasi
Masalah lalu lintas kendaraan yang nantinya akan masuk dan keluar ke lokasi yang
memerlukan penataan yang baik antara pedestrian dengan kendaraan bermotor.
Mengatur sirkulasi manusia dan kendaraan agar tidak terjadi persilangan.
Perihal perencanaan pencapaian dengan mempertimbangkan kemudahan,
kejelasan, keamanan dan kenyamanan.
Masalah pengaturan ruang untuk parkir dan ruang luar.
Masalah Fungsi Bangunan
Menyelaraskan fungsi dari bagunan yang kompleks.
Penyediaan fasilitas yang mampu memenuhi tuntutan dari pengguna bangunan
maupun tujuan perancangan.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Masalah Perlengkapan Bangunan
Sistem utilitas, mekanikal dan elektrikal yang mengakomodir fungsi-fungsi
didalam bangunan.
Sistem evakuasi apabila terjadi bencana alam, maupun buatan (seperti halnya
kebakaran).
Perencanaan sistem keamanan dalam tapak maupun dalam bangunan.
1.4. Lingkup dan Batasan Perancangan
Adapun lingkup kajian pembangunan Stasiun Televisi Lokal ini meliputi
pengembangan analisa kondisi lahan. Kajian ini diharapkan dapat menyelesaikan
penataan kawasan sehingga dapat melahirkan image baru bagi wajah Kota Medan.
Mengkaji seluruh aspek fisik yang berhubungan dengan pembahasan dan perancangan
tentang bangunan Stasiun Televisi Lokal, menyangkut lingkungan tapak, massa bangunan
dan pembentukan ruang. Serta kajian melingkup pada rencana pengembangan bentuk
fisik Stasiun Televisi Lokal dan fasilitas-fasilitas pendukungnya, penataan lansekap
kawasan serta penyesuaian masalah perkotaan dan lingkungan dengan kaitannya
terhadap batas kawasan, jalur sirkulasi yang menuju lokasi sera akses alternatifnya.
Sebagai batasan dalam pembangunan Stasiun Televisi Lokal ini, hanya akan
dirancang tapak untuk bangunan Stasiun Televisi lokal dan kaitan dengan lingkungan
sekitarnya dalam skala kota. Proyek Stasiun Televisi Lokal ini dibuat pada tahun 2025
dengan mengacu pada visi Medan Menuju 2025 yang dicanangkan oleh Pemko Medan.
Pemilik Proyek adalah pihak swasta sebagai pengelola dan didukung oleh masyarakat,
dengan bentuk kerjasama dengan membuka saham perusahaan kepada publik dan
dengan dibuatnya kantor sewa didalam stasiun televisi yang diperuntukka bagi publik.
Dan batasan terakhir adalah seluruh fungsi di kawasan tapak dihubungkan dengan
monorail dan stasiun-stasiun di beberapa titik serta fasilitas umum lainnya yang telah
disediakan oleh Pemko Medan.
1.5. Pendekatan Perancangan
Pendekatan yang dilakukan dalam perencanaan dan perancangan Stasiun Televisi
Lokal ini adalah melakukan studi pustaka untuk pengembangan lebih lanjut analisa dan
konsep perancangan sebagai pemecahan dari masalah yang ada dan kriteria-kriteria
umum maupun khusus bagi proses perencanaan dan perancangan.
Pendekatan ini mempertajam tentang hal-hal seperti:
Pengertian dan konsep Stasiun Televisi Lokal.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Fungsi dan Manfaat bangunan ini terhadap kawasan, maupun terhadap
Kota Medan.
Studi banding kasus yang berhubungan dengan perencanaan Stasiun
Televisi Lokal lebih lanjut.





























Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
1.6. Kerangka Berpikir
Skema 1.1. Skema Kerangka Berpikir
















I N P U T
U M P A N B A L I K
O U T P U T
IDENTIFIKASI
PERMASALAHAN
Pemilihan lokasi
Pemilihan fasilitas
yang sesuai
Perencanaan sistem
komunikasi,
penyiaran, dan utilitas
serta sistem
mekanikal elektrikal
yang sesuai
Pemilihan sistem
struktur yang sesuai
untuk bangunan
Perkiraan jumlah
pemakai dengan
luasan bangunan
Penentuan program
ruang dan organisasi
ruang
Perancangan jalur
sirkulasi yang tepat
untuk menghindari
persilangan antara
kendaraan dan
manusia
Perancangan gubahan
massa yang sesuai
antar afungsi dan
tema
TINJAUAN UMUM
Kasus proyek
Tema
Keterkaitan tema
dengan kasus proyek
Status proyek
Lokasi
Luas lahan
Luas bangunan

TINJAUAN LITERATUR
Tinjauan literature
mengenai tema dan
kasus proyek

STUDI BANDING
Studi banding proyek dan
tema sejenis
ANALISA R. LUAR
Lokasi
Kondisi dan potensi
lingkungan
View
Sirkulasi dan
pencapaian
Orientasi Karakteristik
lingkungan binaan

ANALISA BANGUNAN
Organisasi ruang
Pemakai dan aktivitas
Bentuk massa
bangunan
Pemilihan sistem
struktur
Mekanikal / elektrikal
Sirkulasi ruang dalam

ANALISA SOSIAL,
EKONOMI & BUDAYA
Kepadatan penduduk
Pemakai dan aktivitas
Tingkat pendapatan &
ketertarikan
pengunjung

KONSEP RUANG LUAR
Zoning
Pencapaian
Sirkulasi / parker
Gubahan massa
Tata hijau
View

KONSEP RUANG DALAM
Program ruang
Zoning
Sirkulasi
Sistem struktur &
bahan
Utilitas
Mekanikan dan
elektrikal
Interior

D
E
S
A
I
N
LATAR BELAKANG
Status medan
sebagai kota
metropolitan
Perkembangan
teknologi dan
bidang informasi
yang semakin
maju
MAKSUD DAN TUJUAN
Mengembangkan
dunia komunikasi
massa yang terus
berkembang sesuai
perkembangan
teknologi yang
semakin pesat.
Menciptakan
fasilitas yang efisien,
tepat guna dan
sadar teknologi.
Serta sebagai
tempat
pengembangan
potensi masyarakat
yang berteknologi
sesuai
perkembangan
jaman.
P R O S E S

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
1.7. Sistematika Penulisan Laporan
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi kajian tentang latar belakang kasus proyek, maksud dan tujuan,
permasalahan, pendekatan, lingkup / batasan, kerangka berfikir dan sistematika laporan.
BAB 2 TINJAUAN UMUM
Berisi tinjauan terhadap kasus proyek secara umum berupa penjelasan mengenai
judul proyek, pemilik, sumber, dana, serta tinjauan literature yang berhubungan dengan
proyek.
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS
Tentang kasus proyek secara spesifik, yaitu mengenai lokasi, luas lahan, peraturan
KLB / KDB, luas dan tinggi bangunan, tinjauan sosial, ekonomi dan kelengkapan fasilitas
yang menghasilkan pemahamam untuk dasar konsep perencanaan dan perancangan
seperti program kegiatan dan kebutuhan ruang serta studi banding proyek sejenis.
BAB 4 ELABORASI TEMA
Berisi telaah dan kajian tentang pengertian / elaborasi tema, interpretasi tema dan
studi banding tema sejenis.
BAB 5 ANALISA
Berisi analisis fungsional mencakup organisasi ruang, pemintakatan, program
ruang, persyaratan teknis. Analisis kondisi limgkungan mencakup lokasi, kondisi dan
potensi lahan, peraturan bangunan sekitar, prasarana, karakter lingkungan,
pemandangan, orientasi, lalu lintas, sirkulasi dan lain-lain. Kemudian ditambahakan
dengan kesimpulan.
BAB 6 KONSEP PERANCANGAN
Berisi konsep-kinsep dasar perancangan dan rencana tapak yang mencakup
pemintakatan, tata letak, gubahan masa, pencapaian, hirarki ruang, sirkulasi, parkir,
utilitas, tata hijau serta mengenai bangunan yang direncanakan mencakup bentuk,
fungsi, sirkulasi, struktur dan konstruksi, bahan, desain interior, utilitas, pencegahan
bahaya kebakaran, pentahapan bangunan, penyelesaian ruang luar, lansekap.
BAB 7 HASIL RANCANGAN
Berisi peta situasi, gambar-gambar perancangan dan foto-foto maket.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar kepustakaan yang digunakan sebagai literatur selama perencanaan
dan perancangan kasus proyek.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
BAB 2
TINJAUAN UMUM
2.1 Pengertian Medan Local TV Station
2.1.1 Definisi Medan Local TV Station
Tinjauan terhadap pengertian dari judul proyek yang diambil berdasarkan atas
dasar pustaka dari masing-masing kata sebagai berikut :
1. Medan adalah sebuah nama Ibukota Propinsi Sumatera Utara yang terletak pada
3 30' 3 43' Lintang Utara dan 98 35' - 98 44' Bujur Timur.
2. Local atau yang diartikan dalam bahasa Indonesia yaitu Lokal adalah area
setempat yang berada pada radius yang tidak terlalu jauh dan tidak melewati
batas yang ada.
3. TV, yang juga berarti Televisi terdiri dari kata tele ( bahasa Yunani ) yang berarti
jarak, kata visi (bahasa Latin) yang berarti citra atau gambar. (P. C. S. Sutisno,
Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio, PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, Edisi ke-3, Jakarta, hal. 1)
4. Kata station yang memiliki arti : a location at which radio, television, radar, or
other electric equipment installed. (McGraw Hill, Dictionary of Scientific and
Technical Terms, Edisi ke-5, 1984, New York, hal. 1547)
Sebuah tempat di mana peralatan radio, televisi, radar, atau peralatan listrik
lainnya ditempatkan.
5. Local TV Station adalah penyelenggaraan penyiaran televisi yang didirikan oleh
masyarakat/swasta atas izin pemerintah dalam wilayah penyiaran lokal setempat.
Beberapa definisi Stasiun Televisi:
1. Stasiun televisi adalah suatu wadah penghubung antara penyiar informasi
(komunikator) dengan penerima informasi (komunikan).

(J. B. Wahyudi;
Dasar-Dasar Penyiaran; PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta, 1994)
2. Stasiun televisi adalah suatu wadah yang memberikan fasilitas melayani
sekelompok masyarakat dalan berhubungan atau berinteraksi, yang
dilengkapi dengan studio, pendukung produksi,. Stasiun transmisi / relay yang
melayani kota dan luar daerah.

(Joseph De Chiara & John Hancock Callender,
Time Saver Standards for Building Types; 2nd Edition, McGraw Hill, Singapore,
1995)
Jadi Local TV Station memberi pengertian :
Suatu tempat atau wadah yang menyelenggarakan aktifitas
penyelenggaraan siaran yang dilengkapi oleh produksi siaran, persiapan,

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
administrasi, teknik, dan fasilitas pendukung lainnya, yang kemudian dikirimkan
melalui sistem transmisi dengan pemancar gelombang elektromagnetik dan diterima
melalui antenna dengan jarak yang jauh, yang secara signal diuraikan kembali
berupa siaran audiovisual, gerak, dan sinkron; dimana kepemilikannya dimiliki
sepenuhnya oleh pihak swasta dan cenderung bersifat komersial yang berperan
dalam penyampaian informasi, promosi, dan iklan. Dengan jangkauan siaran pada
area tertentu dimana masih dalam satu lingkup tempat, dan tanpa pemancar
tambahan untuk meneruskan pemancaran gelombang siaran.
2.1.2 Sejarah Perkembangan Televisi
Perkembangan teknologi televisi dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu
teknologi yang bergantung pada prinsip mekanik dan elektronik dan teknologi yang
murni elektronik. Televisi elektronik banyak ditemukan pada televisi modern yang
ada sekarang ini, tetapi takkan mungkin ada tanpa penemuan dan pengembangan
dari televisi mekanik.
2.1.2.1 Televisi Elektromekanik
Paul Gottlieb Nipkow mengajukan dan mempatenkan sistem televisi
elektromekanik yang pertama pada tahun 1884. Rancangan Niskow berupa
piringan yang berputar dikenal sebagai televisi pertama yang menampilkan
gambar bergerak, tetapi masyarakat percaya bahwa ia tidak pernah membuat
prototipenya untuk membuktikan temuannya. (hingga tahun 1907
perkembangan teknologi tabung pengerasan membuat rancangannya
menjadi lebih praktis)
Tahun 19071910, Boris Rosing and muridnya Vladimir Zworykin
mendemonstrasikan sistem televisi yang menggunakan scanner tabung kaca
mekanik dan tabung elektronik Ferdinand Braun (cathode ray tube tabung
sinar katoda) dalam sebuah receiver. Rosing menghilang selama penemuan
Bolshevik tahun 1917, tetapi kemudian Zworykin bekerja di RCA untuk
membuat televisi elektronik murni, rancangan yang akhinya menjadi paten
tantangan bagi rancangan Philo Taylor Farnsworth.
Sistem televisi analog semi mekanik yang pertama didemonstrasikan
pada Februari 1924 di London oleh John Logie Baird dengan menggunakan
gambar Felix The Cat dan pada tanggal 30 Oktober 1925 dengan
menggunakan sebuah gambar bergerak yang dibuat oleh Baird. Sistem Baird
ini diadopsi oleh BBC, yang kemudian dihentikan penggunaannya tahun 1937
karena televisi elektronik murni ditemukan.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION

2.1.2.2 Televisi Elektronik
Walaupun penemuan Nipkov, Rosing, Baird, dan yang lain luarbiasa,
sedikit saja teknologi temuan mereka yang digunakan pada televisi modern.
Pada tahun 1934, semua sistem televisi elektromekanik telah ketinggalan.
A.Campbell Swinton menulis surat untuk majalah Nature pada tanggal
18 Juni 1908, yang menjelaskan konsepnya mengenai televisi elektronik yang
menggunakan tabung sinar katoda yang ditemukan oleh Karl Ferdinand
Braun. Ia menggunakan sinar elektron dalam kamera dan receiver, yang dapat
menghasilkan gambar bergerak dan dapat dikendalikan secara elektronis. Ia
menjelaskan hal ini tahun 1911 dan menampilkan diagram sirkuit, tetapi tak
seorangpun termasuk Swinton, yang merealisasikan rancangannya tersebut.
Sistemnya tersebut tak pernah dibuat.
Sistem yang sepenuhnya elektronik didemonstrasikan oleh Philo Taylor
Farnsworth pada musim gugur 1927. Farnsworth pertama membayangkan
sistemnya pada saat is berusia 14 tahun. Ia mendiskusikan idenya tersebut
dengan guru kimianya di SMU, yang menerima alasan idenya tersebut dapat
diwujudkan (Farnsworth kemudian berterimakasih pada gurunya tersebut,
Justin Tolman, yang menjadi titik terang pada temuannya tersebut). Ia
melanjutkan idenya tersebut di Brigham Young Academy (sekarang menjadi
Brigham Young University). Usia 21, ia mendemonstrasikan sistemnya di
laboratorium di San Fransisco. Temuannya membebaskan televisi dari
penggunaan piringan berputar dan bagian mekanik lainnya. Semua televisi
dengan tabung gambar modern dikembangkan dari temuannya tersebut.
Vladimir Zworykin juga disebut-sebut sebagai Bapak Televisi Elektronik
karena ionoskop temuannya tahun 1923 dan kineskop tahun 1929.
Temuannya merupakan salah satu sistem pertama yang mendemonstrasikan
sistem televisi dengan fitur-fitur tabung gambar modern. Hasil kerja
terakhirnya dengan Rosing pada televisi elektromekanik memberinya
petunjuk bagaimana menghasilkan sistem seperti itu, tetapi temuannya
dengan RCA diklaim sebagai temuan asli dan menumbangkan 3 fakta yaitu :
a) Paten Zworykin tahun 1923, dipresentasikan sebagai rancangan yang
kurang lengkap, tidak mampu bekerja sesuai dengan teorinya (hingga
tahun 1933 Zworykin mewujudkan karyanya tersebut).

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
b) Patennya tahun 1923 tersebut tidak diakui hingga tahun 1938, dimana
rancangannya tersebut mulai ditanggapi dengan serius.
c) Pengadilan akhirnya menemukan bahwa RCA bersalah dengan
menetapkan paten Philo Taylor Farnsworth, dimana laboratoriumnya
di RCA dikunjungi Zworykin, ketika ia sedang mengerjakan temuannya.
Kontroversi antara Farnsworth dan Zworykin sebagai penemu televisi
modern yang pertama masih hangat diperdebatkan sekarang. Beberapa
debat timbul dari fakta bahwa ketika Farnsworth mempatenkan pertama,
RCA-lah yang pertama memasarkan televisi, dan karyawan RCA yang pertama
menuliskan sejarah televisi. Walaupun Farnsworth akhinya memenangkan
perdebatan akan debat tersebut, ia tidak pernah bisa sepenuhnya menerima
royalti atas temuannya tersebut.
2.1.3 Sejarah Penyiaran Televisi
Penyiaran televisi publik jarak jauh pertama dari Washington, DC ke New
York dilakukan pada tanggal 7 April 1927. Gambar yang ditampilkan ketika itu adalah
Sekretaris Perdagangan Herbert Hoover. Siaran televisi analog pertama adalah WGY,
Schenectady, New York yang dibuka tanggal 11 Mei 1928. Drama Televisi Inggris
pertama "The Man with the Flower in his Mouth", ditransmisikan pada Juli 1930.
Stasiun televisi New York CBS mulai melakukan jadwal siaran tetap 7 hari seminggu
di Amerika tanggal 21 Juli 1931. Siaran pertama dilakukan oleh Mayor James J.
Walker, Kate Smith, and George Gershwin. Siaran televisi elektronik pertama dimulai
di Los Angeles, CA oleh Don Lee Broadcasting pada tanggal 23 Desember 1931 di
W6XAO yang kemudian berganti nama menjadi KTSL. Mulanya peralatan emekanik
digunakan, tetapi pada Juni 1936 penggunaan siaran elektronik dimulai.
Pada tahun 1932 BBC meluncurkan penyiaran dengan menggunakan 30
sistem saluran Baird hingga 11 September 1935. Pada tanggal 2 November 1936 BBC
mulai melakukan penyiaran dengan mengunakan siaran dual-system, sistem
gabungan antara sistem EMI-Marconi yang beresolusi tinggi (405 garis per gambar)
dan sistem standar Baird yang telah dikembangkan menjadi 240 garis per gambar
dari Alexandra Palace di London. Enam bulan kemudian, perusahaan memutuskan
bahwa gambar elektronik EMI-Marconi menghasilkan gambar yang tajam, dan
manjadikannya sebagai sistem siaran standar mereka.
Siaran BBC ini yang ditandai sebagai siaran televisi publik pertama dengan
ketajaman tinggi di dunia, sejak siaran televisi dipancarkan lebih dulu di Jerman
dengan standar 180 garis per gambar. Pecahnya Perang Dunia II menyebabkan

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
stasiun tersebut ditutup. Transmisi televisi hanya diterima dari Alexandra Palace
tahun 1946.
Transmisi televisi reguler pertama di Kanada dimulai tahun 1952 ketika CBC
mengudara dengan 2 stasiunnya, satu di Montreal, Quebec tanggal 6 September dan
satu lagi di Toronto, Ontario dua hari kemudian.
Siaran televisi antar benua secara live dilakukan di San Fransisco, California
dari Konferensi Perjanjian Damai Jepang tanggal 4 September 1955. Pada tahun
1958, CBC menyelesaikan saluran televisi terpanjang di dunia mulai dari Sydney,
Nova Scotia ke Victoria, British Columbia.
Program merupakan siaran dalam stasiun televisi (kadang disebut saluran).
Pertama, siaran terestrial merupakan satu-satunya cara melakukan siaran. Karena
bandwidth dibatasi, peraturan pemerintah masih normal. Di Amerika, Komisi
Komunikasi Federal ( FCC ) memperbolehkan menyiarkan iklan, tetapi menekankan
komitmen program siaran publik sebagai persyaratan ijin siarannya. Sebaliknya,
Inggris memilih jalan yang berbeda yaitu menentukan biaya lisensi televisi pada tiap
pembelian peralatan televisi, untuk mendanai BBC, yang merupakan siaran pulik
sebagai bagian dari Perjanjian Kerajaan.
Perkembangan penggunaan kabel dan satelit menandakan distribusi pada
tahun 1970, yang menyebabkan pengusaha semakin mengejar target penonton
tertentu, dan membuat bermunculannya saluran televisi khusus, seperti HBO dan
SkyTV. Praktis tiap negara di dunia sekarang telah mengembangkan sekurang-
kurangnya satu saluran televisi. Televisi telah berkembang pesat di seluruh dunia,
memudahkan tiap negara menampilkan aspek budaya dan masyarakatnya kepaga
negara-negara lain.
Pada akhir 1980, 98% dari semua rumahtangga di Amerika telah memiliki
satu set televisi. Rata-rata penduduk Amerika menonton televisi 4 jam sehari.
Dengan perkiraan duapertiga penduduk Amerika memperoleh sebagian besar berita
dari seluruh dunia dari televisi, dan hampir setengahnya memperoleh berita dari
televisi.
2.1.4 Hakekat Fungsional Stasiun Televisi
Hakekat fungsional stasiun televisi adalah memberikan wadah, sarana,
menciptakan keharmonisan komunikasi dalam berbagai jenis, bentuk, situasi dan
proses penyampaian informasi / peristiwa. Proses komunikasi sendiri dapat
berbentuk intrapersonal communication (ide atau gagasan, mengemukakan
pendapat), interpersonal communication (berbicara tatap muka, melalui telepon),

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
atau grup communication (berpidato di depan khalayak). Yang mana kesemua ini
akan disebarluaskan pada khalayak melalui pusat penyiaran, yang kita sebut stasiun
televisi.
2.1.5 Tinjauan Kegiatan
Secara garis besar kegiatan yang dilakukan dalam stasiun TV merupakan
kegiatan proses produksi dimana terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :
1. Praproduksi (perencanaan), meliputi kegiatan praproduksi antara lain
penuangan ide ke dalam outline, pembuatan format / skenario, script,
storyboard, program meeting, pembuatan dekor, dan lain-lain.
2. Produksi (peliputan), seluruh kegiatan liputan (shooting) baik di studio
maupun di lapangan.
3. Pascaproduksi (penyuntingan), semua kegiatan setelah peliputan / shooting
sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan / diputar kembali.
Yang termasuk kegiatan pascaproduksi antara lain : editing (penyuntingan),
manipulating (pengisian suara), subtitle, title, ilustrasi, efek, dan lain-lain.
Tahap pekerjaan setelah selesai shooting adalah harus diadakan checking,
untuk mengetahui apakah perlu dilakukan shooting ulang. Checking berikutnya
dilakukan selesai pekerjaan editing dan manipulating yang lazim disebut review
untuk menentukan apakah perlu ada perbaikan, kemudian dilakukan preview.
2.1.6 Penyiaran Televisi
Istilah penyiaran (broadcast ) berarti mengirimkan ke segala arah.
Penyiaran adalah kegiatan pembuatan dan proses menyiarkan acara siaran
radio dan televisi serta pengelolaan operasional perangkat lunak dan keras, untuk
memungkinkan terselenggaranya siaran radio dan televisi.
Penyiaran adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan pemancarluasan
siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, di laut atau di
antariksa dengan menggunakan spektrum gelombang radio, yang dapat diterima
secara serentak dan bersamaan oleh khalayak dengan pesawat radio dan atau
pesawat televisi.
Organisasi penyiaran didukung oleh tiga unsur utama yaitu : siaran teknik
administrasi. Siaran merupakan satu-satunya output dari organisasi penyiaran.
Siaran radio dan juga televisi mampu mendatangi khalayak tanpa membedakan
status dan usia tiap harinya.
Kegiatan penyiaraan meliputi :
merencanakan dan memproduksi program (mata acara)

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
mengadakan / menyiapkan program
menyiapkan pola acara, baik harian, mingguan, bulanan, triwulan,
tengah tahunan, dan seterusnya
menyelenggarakan siaran, baik artistik maupun jurnalistik.
mengadakan kerja sama dengan lembaga penyiaran lainnya
menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
mengadakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
menyelenggarakan pertukatan berita dan program dengan lembaga
penyiaran, baik dalam maupun luar negeri
mengadakan promosi dan menjual program (bagi televisi lokal)
























Skema 2.1. Skema transmisi siaran
dari stasiun televisi ke
antena penerima

Skema 2.2. Skema transmisi
siaran yang diterima
antena penerima


Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION

2.1.7 Fasilitas Televisi
Fasilitas penyiaran telivisi meliputi mulai dari stasiun kecil yang meleyani
suatu komunitas kecil hingga ke fasilitas jaringan yang besar dengan banyak studio
dan fasilitas pendukung yang mahal yang menyediakan acara untuk ratusan kota
dan pasar regional.Karena luassnnya variasi jenis yang dibutuhkan suatu stasiun,
artikel ini dibatasi hanya memebahas pertimbangan untuk perencanaan dasar
ditambah dengan gambaran singkat untuk tiap stasiun yang mungkin
diperlukan.Pembahasan ditekankan hanya pada fasilitas pembuatan program,
sedangkan stasiun tranmisi hanya dibahas sekilas.
Berikut ini adalah fasiltas-fasilitas yang dibutuhkan untuk suatu stasiun besar.
Stasiun yang lebih kecil mungkin membutuhkan fasilitas yang lebih sedikit.
1. Studio
Yaitu segala ruang dimana dilaksanakan proses perekaman dengan kamera.
2. Ruang Kontrol
memiliki peralatan terpisah untuk audio, video dan penataan
memiliki akustik yang baik
dapat diakses dari studio yang berhubungan dengannya.
Direct visual contact ( pandanganlangsung dari dan ke studio ) jika
diperlukan
3. Fasilitas
Tempat peralatan-peralatan Teknik yang mendukung penyiaran
Agar mudah dirawat, sering dikelompokan dalam CTA :
Fasilitas di dalam CTA :
- Ruang/ rak peralatan
- Video tape recording (VTR)
- Teleccinema ( fasilitas pmutaran film )
- Master control ( Untuk pemolesan akhir dan tempat monitoring
siaran on-air )
- Maintenance work shop ( gudang suku cadang peralatan )
- Ruang peralatan telephone
- Film Recording
- Video Catridges

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Program control ( ruang tempat menghubungkan berbagai bahan ( VTR,
teccine, live remote ) menjadi suatu program yang lengkap.
4. Pemberitaan
Fasilitas yang dibutuhkan untuk suatu stasiun TV besar atau jaringan :
newsroom
arsip dan perpustakaan
studio pemberitahuan khusus
grapich arts
5. Fasilitas Pendukung Studio
Hall latihan ( rehearsal hall )
Wardrobe room
Dressing room
make up room
Ruang multi guna
Penyimpanan untuk layer dan barang-barang
Ruang tunggu crew
Penyimpanan kamera, microphone, perlatan ligting
6. Scenery/Latar
Termasuk tempat indonesia, memproduksi, oenyimpanan, dan untuk
yang tidak terpakai lagi
7. Film
Fasilitas untuk memproses film, editing, penimpanan dan kadang-kadang
sebagai laboratorium film komersial.
8. Efek Suara
Hanya di butuhkan untuk stasiun besar.
9. Ruang Produksi Musik
Menyediakan suara backgrond untuk acara studio.
10. Screening Room (viewing room)
Ruang untuk preview suatu film atau acara kepada acara potensial.
11. Fasilitas untuk produksi acara di luar
Fasilitas ini membutuhkan :
garasi atau ruang perkir
ruang kerja untuk perawatan dan penyimpanan suku cadang

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
untuk stasiun yan sering mengadakan siaran off-premises sebuah ruang
kontrol
Sangat dibutuhkan. Karena memungkinkan mengrapulkan siaran remote
tanpa terikat pada satu stasiun tetap.
12. Ruang Echo
Dengan mengunakan kamar echo alami atau dengan menggunakan alat buatan
13. Kantor
Dapat terletak jauh dari studio atau bahkan pada bangunan lain
Ruang eksekutif dan konfrnsi membutuhkan rangkaian
14. Fasilitas Pegawai
Suatu aktifitas yang besar membutuhkan cafetaria , fasilitas P3K yang
lainnya
Dalam merencanakan sirkulasi dan fasilitas toilet, memperhatikan sirkulasi
pengungjung, anak sekolah, dan penonton studio
15. Perawatan Bangunan
Diperlukan untuk perawatan AC, tenaga listrik, dan layanan bangunan lain
yang penting.
16. Pengembangan Site
Yang diperlukan dalam parkir : karyawan, pengunjung studio, tamu bisnis,
masyarakat umum, kendaraan stasiun
Fasilitas loading diluar adalah penting untuk alat-alat scenery dan barang-
barang seperti kamera yang berat, boneka-boneka, dan peralatan
elektronik
Beberapa stasiun memanfaatkan fasilitas luarnya untuk program-program
tentang pertanian atau hewan
2.1.8 Siaran
Siaran berasal dari kata siar. Siar berarti menyebarluaskan informasi melalui
pemancar. Siaran dapat berupa siaran radio (radio), dapat pula dalam bentuk siaran
audio visual dan sinkron, seperti pada televisi siaran.
Siaran sebagai output stasiun penyiaran yang dikelola oleh organisasi
penyiaran, merupakan hasil perpaduan antara kreativitas manusia dan kemampuan
sarana / alat, atau antara petangkat keras dan lunak.
Produksi acara siaran, tidak selalu diselenggarakan di dalam studio, tapi ada
yang diproduksi di luar studio. Untuk produksi dan siaran langsung di luar studio,

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
diperlukan mobil produksi / Outside Broadcasting Van (OB Van) dan seperangkat
kamera elektronik lengkap dengan perekam suaranya. Bahkan sebuah stasiun
penyiaran dapat memiliki studio alam, yaitu studio yang dibuat di alam terbuka,
dilengkapi dengan berbagai tipe rumah, danau, gunung, sungai, perkampungan, dan
sawah buatan. Hal ini untuk keperluan produksi mata acara siaran.
Sebenarnya tugas dari stasiun penyiaran hanyalah memancarkan siarannya
dari pemancar stasiun penyiaran, tetapi wewenang dari pengelola telekomunikasi di
Indonesia adalah P.T. Telkom Indonesia dan Indosat.
2.1.9 Prinsip Dasar Siaran Televisi
Untuk menyelenggarakan siaran televisi, pada perangkat keras (hardware)
diperlukan tiga unsur utama, yaitu :
Studio ( Prasarana dan Sarana Penunjang )
Pemancar ( Transmisi )
Pesawat Televisi ( Penerima )
Ketiga unsur utama ini disebut dengan Trilogi Televisi. Artinya paduan
penggunaan ketiga unsur tersebut akan menghasilkan siaran televisi.
2.1.10 Sarana dan Prasarana Produksi Informasi Audiovisual
Informasi merupakan bahan baku yang harus dicari, dikumpulkan, diseleksi,
dan diproduksi menjadi audiovisual gerak. Untuk mengolah informasi menjadi
informasi audiovisual gerak diperlukan sarana dan prasarana yang harganya relatif
mahal. Sarana dan prasarana untuk proses produksi dan pascaproduksi ini antara
lain sebagai berikut :
1. Prasarana produksi
gedung / ruang dengan penyejuk udara (AC)
studio produksi dan studio rekaman suara (audio recording)
ruangan visual editing / penyuntingan gambar
auditorium lengkap dengan sistem lampu, suara dan kamera elektronik
ruang preview
studio alam
Sistem produksi, ruang editing / manipulating dan ruangan rekaman
suara (audio recording), serta penyimpanan alat-alat elektronik harus dalam
kondisi sejuk, maka setiap saat temperatur ruangan harus selalu dikontrol.
2. Sistem Produksi
kamera elektronik dan film dengan kelengkapannya

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
peralatan lampu (lighting) dan shiny board
peralatan suara (sound system)
alat editing film dan video
alat perekam suara lengkap dengan mixer
time base corrector (TBC) untuk menstabilkan
proyektor untuk film dan fasilitas playback untuk sponsor
character generator untuk title
komputer grafik
pins box untuk superimpossed tulisan / garis
video digital optic (ADO) untuk efek khusus
teleprompter
cromakey
unit mobil produksi / mobile production unit (MPU)
the total dubbing and editing system
slate / klepper
video cassette / tape
tripod kamera
dan lain-lain
2.2 Deskripsi Proyek
2.2.1 Fungsi Bangunan
Bangunan difungsikan untuk mewadahi aktifitas-aktifitas penyiaran dan
pertelevisian serta fasilitas yang menunjang keberadaannya sebagai bangunan publik di
kawasan yang tingkat urbannya tinggi sekali. Adapun fasilitas-fasilitas yang disediakan
adalah :
Fasilitas pertelevisian dan broadcasting
Merupakan fasilitas yang disediakan untuk mewadahi aktifitas penyiaran,
programming, pemberitaan, produksi, teknik produksi, dan periklanan.
Fasilitas penunjang
Merupakan fasilitas yang disediakan untuk mengakomodasi keberadaan
bangunan di kawasan urban sehingga bangunan juga memberi peran penting bagi
kemajuan kawasan tersebut.
Fasilitas kantor sewa

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Fasilitas yang disediakan untuk mengakomodasi kepentingan pihak swasta yang
kegiatannya berhubungan dengan pertelevisian seperti rumah produksi, pusat
pelatihan, dan pusat penjualan peralatan produksi televisi.
Fasilitas pengelola
2.2.2 Lokasi
Lokasi proyek terletak di Jl. Jend.Gatot Subroto dan Jl. Asrama (Outer Ring Road)
2.2.3 Luas Lahan
Luas lahan yang direncanakan sekitar 1,7 hektar dengan pertimbangan kapasitas
pengguna bangunan mencapai sekitar dua ribu orang
2.2.4 Pemilik
Pemilik dari proyek ini adalah pihak swasta.
2.2.5 Pembiayaan
Pembiayaan dari kasus proyek ini adalah pihak swasta dan kemungkinan
kerjasama dengan beberapa sponsor swasta lainnya yang bergerak di bidang
pertelevisian dan periklanan.
2.2.6 Pengelolaan
Pengelolaan bangunan dilaksanakan oleh swasta dengan kemungkinan kerjasama
dengan beberapa sponsor swasta lainnya yang bergerak di bidang pertelevisian dan
periklanan.
2.2.7 Pemakai / Pengunjung
Karakteristik pengunjung
Ditinjau dari segi usia
Pemakai dari bangunan tidak memiliki batasan usia.
Ditinjau dari strata ekonomi
Pemakai dari bangunan secara umum tidak dibatasi dari segi strata
ekonomi , tetapi pemesan dari bangunan berstrata ekonomi menengah ke atas.
Ditinjau dari jangkauan pelayanan
Pemakai dari gedung secara umum tidak dibatasi wilayahnya selama masih
berkaitan dengan kegiatan pertelevisian dan periklanan, tetapi karena bangunan
stasiun televisi ini berada di kawasan publik dimana fungsi publik kota seperti
restoran, swalayan, game station dan fungsi publik lainnya, ikut dimasukkan ke
dalam bangunan maka pemakai bangunan ini ditujukan bagi pengunjung kawasan
bangunan ini berdiri.
Ditinjau dari aktifitas yang terjadi
- Pengelola / pegawai

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Mengatur dan menyelenggarakan segala kegiatan di dalam bangunan baik
yang berhubungan dengan kegiatan pertelevisian dan periklanan, juga dengan
kegiatan publik.
- Pengunjung bisnis
Melakukan transaksi atau pertemuan dengan pengelola untuk membicarakan
hal-hal yang berkaitan dengan kemajuan stasiun televisi khususnya seperti
sponsor, iklan, kontrak kerja,dll.
- Penonton Studio
Menyaksikan secara langsung kegiatan pertelevisian yang dilaksanakan di
studio televisi
- Publik Umum
Sebagai pihak yang mengunjungi fasilitas-fasilitas publik di dalam bangunan
stasiun televisi tetapi tidak berhubungan dengan kegiatan pertelevisian.
- Penyewa / tenant
Sebagai pihak swasta luar yang melakukan aktifitas kerja di stasiun televisi
tetapi berhubungan dengan kegiatan pertelevisian.
2.2.8 Konsep Siaran
Program Berita ( 30% )
Penyajian berita lokal berkerjasama dengan media massa yang telah lama
hadir dan dipercaya oleh masyarakat, baik itu cetak maupun radio. Program ini
terbagi atas dua yaitu berita umum dalam bahasa Indonesia dan berita daerah
dalam bahasa daerah guna memberikan kebanggaan akan bahasa setempat.
Melihat contoh sukses dari media cetak daerah terhadap media cetak nasional
dalam menguasai jumlah pembacanya, hal yang sama akan terjadi juga dalam
penyelenggaraan informasi berita televisi lokal. Karena kekuatan informasi pada
televisi lebih mengena, maka kebijaksanaan pemerintah dan program
pembangunan dearah dapat lebih tersosialisi dan dimunkinkan mendapat
dukungan masyarakat lebih kuat dari sebelumnya.
Program acara berita antara lain :
Berita umum (bahasa Indonesia)
Berita daerah (bahasa daerah)
Berita sekilas
Berita ekonomi dan wirausaha
Liputan khusus, dll

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Program Budaya ( 30% )
Program budaya ini harus dikemas sangat menghibur dengan dukungan
para Rumah Produksi yang kreatif penyajiannya didukung dengan membangun
kesadaran untuk mempertahankan budaya lokal dari serbuan budaya luar yang
begitu besar. Akan diperhatikan pula kepopuleran yang tengah ada di
masyarakat sejangkau siar televisi ini, agar pengolahan acara budaya ini selalu
diminati dan ditunggu pemirsa, terutama kaum muda penerus budaya daerah.
Keberhasilan program acara ini menjadi titik tolak kesuksesan pendirian
televisi ini bagi masyarakat setempat, karena kebanggaan akan budaya lokal
harus diperjuangkan disini, sebagai sarana yang paling efisien menjangkau
jumlah pemirsa, televisi ini akan mempopulerkan karakter setempat. Program
budaya televisi ini juga dapat dijual ke media televisi lain baik dalam maupun
luar negeri, yang akhirnya juga menjadi alat promosi kebudayaan daerah.
Program acara budaya antara lain :
Musik daerah setempat
Theatre drama seni daerah setempat
Sinetron berbahasa daerah setempat, dll
Program Hiburan ( 40% )
Program hiburan akan menyajikan acara yang dibeli dari pusat maupun dari
luar negeri. Program yang akan disajikan akan dipilah sedemikian rupa sehingga
tetap mengemban misi sosial kemasyarakatan yang mendidik dan memberikan
wawasan intelektual.
Program-program hiburan yang diproduksi stasiun televisi ini akan menjadi
bahan bagi televisi lokal lainnya yang menyajian hiburan berbasis budaya
nasional. Begitu juga sebaliknya, dengan kerjasama seperti ini akan
memberikan efisiensi biaya produksi dan tetap mengemban misi persatuan dan
kesatuan Indonesia.
Program acara hiburan :
Sinetron
Musik nasional / internasional / daerah lain
Film, dll
2.3 Tinjauan Kelayakan
Undang-undang penyiaran sangat mendukung kehadiran televisi lokal sehingga
kebijaksanaan tersebut akan memperlancar pertumbuhan televisi lokal dan menghindari

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
kesenjangan teknologi dan informasi antara Jakarta dan di daerah-daerah. Bagaimana
memanfaatkan momentum tersebut menjadi sebuah pembangunan yang berarti bagi
masyarakat Kota Medan.
Kesempatan sebagai pionir televisi lokal yang profesional menjadi tiket penting untuk
menjadi penguasa pasar pertelevisian daerah dikemudian hari bila lahir televisi-televisi lokal
lainnya yang menjangkau daerah yang sama. Oleh karena itu penyertaan pemerintah dan
dukungan investasi masyarakat dalam melahirkan televisi lokal di Medan ini menjadi hal
penting untuk menggapai suksesnya pertelevisian swasta kebanggaan daerah dikemudian
hari.
Salah satu isi tayangan yang dapat dikembangkan adalah informasi Iptek yaitu dengan
memanfaatkan informasi berbagai hasil penelitian dan pengembangan Iptek terutama
teknologi tepat guna yang bisa dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat di Medan dan
daerah sekitarnya. Selain itu juga menyampaikan pengetahuan tradisional dan teknologi lokal
yang telah dikenal masyarakat Medan. Hal ini akan sangat efektif bila pengelola TV dapat
melakukannya secara interaktif, yang membuka ruang bagi partisipasi publik dalam
menyebarkan informasi yang dipilih. Dengan demikian ada saling ketergantungan antara
pengelola TV dengan pemirsanya.
Dengan adanya televisi lokal di kota Medan ini, tentunya juga dapat menampung
sumber daya manusia di Medan yang berlimpah, khususnya yang berkaitan dengan
pelatihan atau kursus audiovisual yang mulai bermunculan di Medan dan paket industri
hiburan televisi yang belakangan booming di televisi lokal Jakarta yang uniknya dikuasai oleh
putra-putri Medan. Paket industri yang dimaksud di sini adalah program reality show seperti
AFI dan Indonesian Model (Indosiar), Indonesian Idol (RCTI), Indonesian Star (MetroTV),
Kontes Dangdut TPI (TPI), dan lain-lain. Fakta ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia
di Medan tidaklah rendah, melainkan karena wadah yang menampung "mutiara-mutiara
terpendam" itu belum dikelola dengan baik dan profesional. Dengan demikian artis-artis lokal
tidak perlu lagi pergi ke Jakarta untuk mengadu nasib menjadi artis nasional karena inilah
saatnya mereka menjadi artis di rumah mereka sendiri.








Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION

BAB 3
TINJAUAN KHUSUS
3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Sebagai sebuah bangunan publik komersil yang mengedepankan profit dan citra stasiun
televisi lokal yang baik, hal pertama yang harus dilakukan ialah memilih lokasi yang
mendukung keberadaan stasiun televisi lokal ini nantinya.. Kriteria pemilihan lokasi untuk
stasiun televisi lokal meliputi faktor-faktor sebagai berikut :
1. Rencana Umum Tata Ruang Kota
Penentuan lokasi harus sesuai dengan kebijakan pemerintah terhadap
peruntukan lahan kota. (Stasiun Televisi lokal adalah suatu bentuk kegiatan
komersil / mengutamakan profit). Berdasarkan RUTRK, wilayah Kotamadya
Daerah Tingkat II Medan ditetapkan menjadi 5 wilayah Pengembangan
Pembangunan (WPP), yaitu :
Tabel 3.1 Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP) Kota Medan

W
P
P
Kecamatan Pusat
Pengembangan
Peruntukan Wilayah Program
Kegiatan
Pembangunan
A
M. Belawan
M. Marelan
M. Labuhan
Belawan
Pelabuhan
Industri
Permukiman
Rekreasi
Maritim
Jalan baru, jaringan air
minum, septic tank,
sarana pendidikan dan
permukiman.
B
M. Deli Tanjung Mulia
Perkantoran
Perdagangan
Rekreasi
Indoor
Permukiman
Jalan baru, jaringan air
minum, pembuangan
sampah, sarana
pendidikan.
C M. Timur
M. Perjuangan
M. Tembung
M. Area
M. Denai
M. Amplas
Aksara
Permukiman
Perdagangan
Rekreasi
Sambungan air minum,
septic tank, jalan baru,
rumah permanen,
sarana pendidikan dan
kesehatan.
D M. Johor
M. Baru
M. Kota
M. Maimoon
M. Polonia
Pusat Kota
CBD
Pusat Pemerintahan
Hutan Kota
Pusat Pendidikan
Perkantoran
Rekreasi
Indoor
Permukiman
Perumahan permanen,
pembuangan sampah,
sarana pendidikan.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
E
M. Barat
M. Helvetia
M. Petisah
M. Sunggal
M. Selayang
M. Tuntungan
Sei Sikambing
Permukiman
Perkantoran
Perdagangan
Konservasi
Rekreasi
Lapangan Golf
Hutan Kota
Sambungan air minum,
septic tank, jalan baru,
rumah permanen,
sarana pendidikan dan
kesehatan.
Sumber : RUTRK Kota Medan 2005
Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam RUTRK di atas, maka lokasi
yang tepat untuk mendirikan stasiun swasta yang bersifat komersil adalah di
daerah pusat kota yang diorientasikan menjadi pusat CBD.
2. Lingkungan
Berada pada lokasi yang strategis, representatif dan cocok untuk fungsi
berskala kota.
3. Kedekatan dengan Calon Peserta Acara
Lokasi merupakan faktor penentu yang sangat penting dalam gal
perencanaan stasiun televisi yang baik, berkaitan dengan jenis program yang
dibuat, hubungan dengan sumber bakat-bakat baru dan hubungan dengan
masyarakat. Jika wawancara eksklusif atau diskusi panel dibuat, stasiun harus
berdekatan dengan peserta acara tersebut (pelaku bisnis, atlet atau tokoh politik).
Dengan kata lain, stasiun televisi harus dibuat sedekat mungkin dengan daerah
bisnis, olahraga dan pusat pemerintah yang menjadi sumber/objek berita
program yang akan ditayangkan oleh stasiun televisi nantinya.
4. Jarak ke Bandara Polonia
Fungsi salah satu bangunan adalah sebagai transmisi penyiaran,
ketinggian bangunan di Medan saat ini 44 m sebagai akibat adanya bandara
Polonia. Dengan demikian bangunan stasiun televisi ini harus jauh dari bandara
Polonia.

3.2 Kriteria Pemilihan Tapak
Kriteria pemilihan tapak untuk stasiun televisi lokal meliputi faktor-faktor
sebagai berikut:
1. Ukuran Lahan
Ukuran Lahan harus mencukupi untuk program fungsional dan ruang
pengembangan masa mendatang. Biasanya dilakukan untuk mengantisipasi
perluasan studio televisi.


Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
2. Kontur Tapak
Kontur tapak sebaiknya relatif datar untuk memudahkan loading dock peralatan
dan properti studio televisi yang cenderung merupakan barang berat dan besar.
3. Fungsi Lain di Sekitar Tapak
Jenis fungsi lain yang berada di sekitar tapak dapat mempengaruhi citra stasiun
televisi dan dapat mendukung kegiatan operasionalnya.
4. Pencapaian
Karena stasiun televisi menekankan hubungan publik umum tersebut, maka
stasiun tersebut harus dengan mudah dicapau dengan baik oleh pejalan kaki
maupun dengan transportasi umum.
5. Parkir
Area Parkir (ruang garasi) untuk kendaraan studio (Outside Broadcastinf Van/OB
Van) yang digunakan untuk acara liputan luar sangat perlu diperhatikan. Fasilitas
parkir juga harus dipertimbangkan kemudahan aksesnya bagi pengelola,
pengunjung, artis dan tamu khusus.
6. Pengenalan Entrance
Entrance menuju dan keluar tapak harus semudah mungkin bagi pengunjung,
artis dan tamu khusus.
7. Kebisingan
Walaupun studio televisi dapat didesain khusus untuk mengatasi kebisingan
lingkungan yang sangat mengganggu, keadaan bebas dari kebisingan dan getaran
yang berlebihan merupakan hal yang mutlak. Perencanaan bangunan harus
mempertimbangkan eksistensi bangunan disekitarnya, yang tidak akan
mempengaruhi baik di masa sekarang maupun masa mendatang.
8. Loading Dock
Peralatan dan properti dekorasi studio televisi cenderung merupakan barang
berat dan besar sehingga perlu diperhatikan loading docknya sehingga tidak
mengganggu kegiatan lainnya. Diusahakan adanya jalan alternatif masuk ke tapak.
3.3 Analisa Penentuan Lokasi dan Tapak
Berdasarkan kriteria pemilihan diatas, maka diputuskan untuk memilih tiga
alternatif tapak di kota Medan yang cocok untuk proyek televisi. Alternatif tersebut
akan dianalisa dan kemudian dipilih tapak yang paling sesuai. Lokasi tapak terpilih
adalah:



Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Jl. Yose Rizal











Jl. Gatot Subroto











Jl. Maulana Lubis

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
3.3.1 Analisa Pemilihan Lokasi
Table 3.2 tabel analisa pemilihan lokasi
K R I T E R I A
L O K A S I U S U L A N
Jl. Yose Rizal Jl. Gatot Subroto Outer Ring Road Jl. S. Parman
Luas Lahan 1.5 Ha 1.7 Ha 1 Ha
RUTRK
Terletak Di Pusat Kota
( 5 )
Terletak di Daerah Sub-Urban
( 4 )
Terletak di Pusat Kota
( 5 )
Lingkungan
Sedang
( 3 )
Strategis
( 5 )
Cukup Strategis
( 4 )
Kedekatan dengan Calon
Peserta
Dekat
( 5 )
Dekat
( 5 )
Dekat
( 5 )
Jarak Ke Bandara Polonia
Jauh dari Bandara Polonia
( 5 )
Jauh dari Bandara Polonia
( 5 )
Jauh dari Bandara Polonia
( 5 )
Fungsi Eksisting
Ruko
( 3 )
Lahan Kosong
( 5 )
Ruko
( 3 )
Fungsi Pendukung Sekitar
Lokasi
Bangunan Komersil, Perumahan
Penduduk
( 3 )
Perumahan Penduduk, Bangunan
Komersil, PRSU, Kantor Pemerintah
( 5 )
Bangunan Komersil, Perumahan
Penduduk
( 4 )
Jangkauan Terhadap
Struktur Kota
Berada di Pusat Kota dengan kepadatan
penduduk cukup tinggi dan merupakn
wilayah pengembangan bangunan
komersil dan perdagangan
( 4 )
Berada didaerah Sub-Urban dengan
kepadatan penduduk relatif sedang
dan merupakan wilayah
pengembangan bangunan komersil
dan rekreasi
( 4)
Berada di Pusat Kota dengan
kepadatan penduduk cukup tinggi dan
merupakan wilayah pengembangan
CBD, komersil, perdagangan,
perkantoran
( 4 )
Tingkatan Jalan
Jalan Arteri Sekunder
( 3 )
Jalan Arteri Primer dan Jalan Lingkar
Luar Medan
( 5 )
Jalan Arteri Primer
( 4 )
NILAI AKHIR 31 38 34
Sumber: penyusun, September 2008


Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
3.4 Studi Banding Kasus Sejenis
1. Channel 4 Headquarters
London, 1991-1994
Tipe bangunan : bangunan telekomunikasi
Arsitek : Richard Rogers
Deskripsi bangunan :
Bangunan stasiun televisi yang
berbentuk huruf L ini berdiri di atas tapak yang
alami dan natural. Bangunan terdiri dari kantor (di
4 lantai yang mengakomodasi lebih dari 600 staff)
2 bentuk ruang yang membentuk suatu ruang
terbuka. Entrance dengan baik dirancang, dimana
area penerima diapit, dari satu sisi, tower yang
terdapat lift, boiler, chiller, dan antenna transmisi
di dalamnya, dan dari sisi lain, susunan ruang
rapat yang menyerupai tumpukan televisi.
Konstruksi bangunan yang berani, dimana
bangunan high tech ini telah menjadi gambaran
tipikal arsitektur Inggris selama lima puluh tahun
belakangan ini. Detailnya ditampilkan begitu
akurat, dikombinasikan dengan eksperimen
perkembangan material terbaru yaitu kaca dan baja.
Baja dan kaca digunakan untuk
menyampaikan semua batas teknologi dan
keindahan, melaksanakan dan meneruskan
kembali tradisi besar seperti yang terdapat pada
istana kristal.
Salah satu contoh karya arsitektur yang
penuh dengan inovasi adalah stasiun televisi
Channel 4 di London yang diranvang oleh Richard
Rogers. Bangunan ini tidak hanya inovatif pada
penggunaan materialnya tetapi pada konsep fungsional dan distribusinya. Pada
karyanya ini, arsitek Inggris ini dengan elegan menggabungkan gaya klasik dengan
teknik pre-fabrikasi yang paling maju, menciptakan bangunan yang sangat terang,
transparan, dan berkilau.
Gambar 3.1 Gambar Bangunan
Channnel 4 Headquarter London
Gambar 3.2 Struktur Yang Menjadi
Detail Eksterior Pada Bangunan

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Untuk mendapatkan hal tersebut, Rogers menambahkan perbaikan yang baik
pada efek volumetrik. Berdasarkan analisis yang teliti pada tapak, program fungsional
didasarkan pada penciptaan taman di tengahnya. Konsep dasar yang mendasari
bangunan Channel 4 ini adalah penggunaan dan persepsi ruang yang tercipta tersebut.
Luas kompleks bangunan ini adalah sekitar 18.000 m
2
, terdiri dari kantor dan bagian
teknik, tidak hanya kantor administrasi stasiun televisi dan studio saja, tetapi juga 2
blok berisi ratusan apartemen.
Apartemen tersebut menghadap ke arah Horseferry Road dan Chadwick
Street dan dihubungkan langsung oleh entrance luarbiasa di sudut kedua jalan
tersebut. Shading matahari dari
metal ringan diaplikasikan pada
fasadenya berfungsi sebagai
penghalang bising dan
mengendalikan efisiensi cahaya
dan energi.
Kedua bangunan tersebut
dilapisi dengan aluminium, dan
tampak sebagai bingkai
entrancenya, dibentuk oleh lapisan
kaca, orang akan masuk ke dalam
atrium yang tinggi dan nyaman melalui pintu putar. Bangunan tersebut dibangun
dengan penataan klasik mengelilingi taman, menegaskan keberadaan jalan seperti
Gambar 3.4 Sketsa Metode Proses
Pembangunan Bangunan
Gambar 3.3 Gambar Sektsa Design Bangunan (Kiri) Dan Gambar Suasana Real Bangunan (Kanan)

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
yang tercermin pada rencana penataan urban yang diproposalkan oleh IBA
(Internationale Bauausstellung) untuk Berlin pada tahun 80-an.
Layout yang sederhana tersebut,
dengan baik ditempatkan pada tapak dan
bangunan sekitar sangat kontras dengan
komponen berteknologi tinggi dari bangunan
utama.
Perulangan elemen seperti yang
terdapat pada Lloyds Building, termasuk
tangga dengan segera dikenal walaupun ridak
digunakan secara vertikal seperti pada
bangunan firma asuransi yang terkenal tersebut.
Bangunan Channel 4 bercahaya dengan efek yang bagus pada malam hari.
Sebelumnya Rogers telah bereksperimen dengan efek yang sama pada sebuah
bangunan kantor. Variasi penggunaan
elemen kaca yang konsisten juga
membantu membentuk kembali
material massa bangunan dan
mengurangi kekontrasannya dengan
bangunan sekitar. Sistem ini dominan
digunakan pada lapisan luar bangunan.
Hal ini dapat dari bentukan dinding
l
e
n
g
kung kaca yang menandai entrance utama
kedua sayap bangunan stasiun televisi
tersebut, memproyeksikan taman hijau di
dalam sehingga dapat dilihat melalui dinding
kaca tersebut.
Area yang dikelilingi oleh fasade ini,
yang memainkan peranan representasi dan
distribusi dalam tahap konstruksi, terdiri dari
restran dab fasilitas publik lain yang memberikan bagian luar kota ke dalam bangunan.
Gambar 3.5 Suasana Pada ruang Caf
Gambar 3.6 Sketsa Metode Pembangunan
Pada Bagian Lengkung Bangunan Yang
Menjadi Main Entrance Dan Pada Pemasangan
Struktur Bagian Yang Sama
Gambar 3.7 Sketsa Aksonometri Ruang
Studio Live

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Interior bangunan juga memberikan perhatian khusus pada transparansi,
dengan menggunakan lembaran dan dinding kaca untuk mengurangi dampak dari
struktur luar dan membiarkan cahaya matahari masuk. Sementara area ME yang
berteknologi tinggi memainkan peranan penting di dalam rancangan bangunan,
dikelompokkan bersama dalam layout yang klasik tersebut.































Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
BAB 4
ELABORASI TEMA
5.1 Latar Belakang Tema
Tema yang akan diangkat untuk menyelesaikan berbagai permasalahan seputar
proses desain Medan Local TV Station ini adalah Arsitektur High Tech.
4.1.1. Pengertian Arsitektur High-Tech
Istilah Arsitektur High Tech pertama kali muncul pada awal tahun 70-an yang
digunakan para arsitek untuk menyatakan teknologi alternative. Sejalan dengan waktu
istilah tersebut semakin umum digunakan, namun arsitek-arsitek High Tech sendiri lebih
memilih untuk menggunakan istilah teknologi tepat guna, sebuah istilah yang ambisius.
Di Amerika Serikat istilah High Tech memang menunjuk kepada pengertian langgam,
sedangkan di Inggris maknanya lebih dalam, dimana High Tech tidak ada hubungannya
dengan High Teknologi, sebagaimana Gotic tidak ada hubungannya dengan Goths ( salah satu
suku bangsa Jerman yang mempunyai wilayah terbentang dari Batic sampai ke Laut Hitam
dan abab ke 3 Masehi menyerang kekaisaran Romawi )
4.1.2. Sejarah dan Representasi
High tech adalah sebuah fenomena abad 20 pada industri bangunan yang
berpengaruh pada dunia arsitektur dan desain. Istilah High Tech adalah sebuah
penemuan pada tahun 1970-an terhadap perancangan bangunan dan objek untuk
rumah dan menjadi popular setelah Joan Kron dan Suzanne Slesin, menulis buku
yang menjadi best selling tahun 1978 berjudul High Tech : The Industrial Style and
Source Book for The Home. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa high tech
adalah istilah arsitektural yang digunakan untuk menerangkan bertambahnya
bangunan dengan pengeksposan struktur dan elemen-elemen lainnya yang terbuat
dari bahan prefabrikasi yang biasa digunakan untuk membangun gudang dan pabrik.
Pada buku ini Suzanne Slesin dan Joan Kron juga mengikutsertakan trend pararel
dalam design interior seperti penggunaan peralatan industri di rumah ke dalam
pengertian high-tech.
Akantetapi, Jauh sebelum tahun 1970, high-tech sudah ada dan diterapakan. Menurut
Colin Davies dalam bukunya yang berjudul High tech architecture pada tahun 1779 dibangun
jembatan di river severn di Coalbrookdale. Jembatan ini merupakan jembatan yang pertama
kali terbuat dari besi dan strukturnya terbuat dari material prefabrikasi. Pada tahun 1848

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
dibangun Decimus Burtons Palm House yaitu sebuah struktur bentang lebar dari besi,baja,
dan beratap kaca. Pada tahun 1889 menara Eiffel dibangun dengan menggunakan material
prefabrikasi dan struktur yang canggih. Struktur bangunan-bangunan tersebut memberikan
pengaruh yang tidak sedikit pada perkembangan arsitektur high-tech sekarang ini. Bangunan-
bangunan tersebut merepresentasikan bentuk alternatif bangunan yang berdasar pada
teknologi industri.
Kemudian pada tahun 1920an yaitu pada zaman arsitektur modern, arsitektur high-
tech juga berkembang misalnya pada tahun 1927 Buckminster Fuller membangun Dymaxion
House, sebuah rumah dengan struktur logam ringan berbentuk heksagonal. Teknologi yang
digunakan pada rumah ini adalah adaptasi dari teknologi yang digunakan untuk membangun
pesawat terbang pada saat itu. Bangunan ini menunjukkan ciri dari arsitektur high-tech
secara keseluruhannya. Karena bangunan rancangannya ini, Colin Davies dalam bukunya
yang berjudul High tech architecture,mengatakan jika ada orang yang pantas disebut
sebagai bapak high-tech maka Buckminster Fuller lah yang pantas.
Pada tahun 1960an, sebuah grup yang dikenal dengan Archigram (Peter Cook, Warren
Chalk, David Greene, Denis Crompton, Ron Herron dan Mike Webb) mulai menmpublikasikan
dan memamerkan proyek teoritis yang secara jelas menjabarkan tentang elemen-elemen
dari arsitektur high-tech pada tahun 1970an dan 1980an.
Walaupun high-tech telah ada sebelum tahun 1970an, Istilah High-tech mulai terkenal
sejak tahun 1970an. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi yang memang sangat maju
pada jaman tersebut yang ditandai dengan adanya pendaratan pertama di bulan oleh Neil
Amstrong pada tahun 1969 sehingga masyarakat pada waktu itu mulai berpikir ke depan dan
menyukai perubahan-perubahan yang didapat dari teknologi.
Bangunan Hightech memiliki sejumlah karakter, diantaranya adalah :
- terbuka
- struktur yang trasparan dan maju.
- menggunakan material dan teknik yang terbaru
- penggunaan warna penting pada bangunan
- terdiri dari lapisan yang banyak
- pengeksposan rangka yang menunjukkan artikulasi dari tiap lantai dan dinding.
Hal yang dapat dipelajari adalah bangunan High Tech pada dasarnya memiliki
keseimbangan antara fungsi dan simbolisme.


Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
4.1.3 Arsitektur High Tech dan Kota
Tiga bangunan High Tech yang terpenting, yaitu : Center Pampidou, Llyods Building, dan
Hongkong Bank adalah bangunan tengah kota dan arsiteknya telah menyatakan bahwa konteks
perkotaan telah memberikan efek yang besar pada desain mereka. Meskipun demikian adalah
benar untuk mengatakan bahwa kepedulian kota, seperti manipulasi ruang, tidak merupakan
suatu elemen utama dalam filosofi High Tech.
Ada alasan mengapa arsitektur kota bukan merupakan suatu elemen utama dalam filosofi
High Tech; dan ada alasan lain mengapa perkotaan bukan elemen utama filosofi High Tech dan itu
berhubungan erat dengan masa, yaitu :
High Tech melihat ke depan
Arsitektur yang optimistik
Kemampuan untuk mengendalikan lingkungan daripada beradaptasi dengan
lingkungan
High Tech anti urban style tidak seperti kota yang berhubungan erat dengan
tradisi kesinambungan dan sejarah
Bangunan High Tech biasanya memperlihatkan kota secara revolusioner bukan
tradisional.
Jika sebuah kota dibangun itu akan menjadi suatu yang abstrak, penuh dengan
kotak-kotak servis atau mega struktur, fleksibel, dan diubah-ubah.
4.1.4. Kesimpulan
Berdasarkan sejumlah penjabaran diatas dapat di tarik sejumlah kesimpulan, sebagai
berikut :
Bangunan High Tech pada dasarnya memiliki keseimbangan antara fungsi dan
simbolisme
Konsep Arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel yang diekspose
ditunjukkan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibilitas maksimal.
Arsitektur High Tech meletakkan performance yang proporsional antara aspek
arsitektur, struktur, dan mekanikal.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pengertian arsitektur High Tech adalah:
1. Arsitektur yang mempunyai karakteristik material kaca dan baja.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
2. Pada pokoknya mengikuti ekspresi kejujuran suatu keagungan yang ditampilkan melalui
kejelasan material yang digunakan, maupun material yang digunakan diproduksi secara
massal.
3. Biasanya membubuhkan ide-ide tentang produk industri.
4. Digunakan oleh industri-industri lainnya tidak hanya sebagai bangunan namun juga
sebagai sumber imajinasi.
Konsep arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel, zona service dan utilitas yang
diekspose ditujukan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibelitas yang maksimal.
4. 2. Keterkaitan Tema dengan Judul Proyek
Sebagai wadah penyampaian informasi yang akan terus selalu berkembang sesuai
perkembangan teknologi dan zaman. Selain itu untuk memfasilitasi kekompleksitasan
keperluan sebuah Stasiun Televisi dibutuhkan teknologi yang mampu menunjang keperluan
tersebut.
Medan Local TV Station merupakan pusat kegiatan yang padat aktivitas sehingga
dibutuhkan sistem struktur dengan teknologi yang baik. Selain itu, didalam Stasiun Televisi ini
dibutuhkan juga suasana yang serba modern dan mampu merepresentasikan pengetahuan
itu sendiri.
4.3. Penerapan Tema pada Bangunan
Tema arsitektur hightech yang mengusung penggunaan material kaca dan baja
ternyata memberikan dampak tertentu pada lingkungan maupun bangunan itu sendiri.
Namun sebagai bangunan yang menerapkan arsitektur hightech, terdapat sejumlah hal yang
perlu dipertimbangkan sehingga bangunan dapat memberikan suasana terbaik. Arsitektur
hightech yang biasa diciri-khaskan sebagai bangunan yang banyak menggunakan material
kaca, perlu mempertimbangkan sejumlah hal.
4.3.1. Penerapan penggunaan kaca pada bangunan
Penggunaan kaca pada bangunan perlu mempertimbangkan sejumlah faktor,
diantaranya adalah faktor radiasi matahari. Ada sejumlah jenis kaca yang memberikan
pengaruh panas yang berbeda-beda pada bangunan. Dapat dijelaskan sebagai berikut adalah
Pemakaian kaca transparan tanpa pelindung.
Kaca jenis ini meneruskan kalor radiasi ke dalam bangunan sebesar 76-78 % dari energi panas
yang diterima permukaan kaca. Dengan penggunaan kaca jenis ini namun digandakan

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
penyerapan kalor radiasi bisa berkurang sebesar 20% disbanding dengan penggunaan
kaca polos tanpa pelindung tunggal.
Pemakaian kaca penghisap panas.
Penggunaan kaca jenis ini dapat mengurangi energi kalor sebesar 40-47%.
Penggunaan kaca pemantul panas
Penggunaan kaca jenis ini dapat mengurangi penyerapan kalor sebesar 66%.
Penggunaan sunscreen
Penggunaan sunscreen pada kaca dapat mengurangi penyerapan kalor hingga 42%.
Alat peneduh.
Penggunaan alat peneduh pada bagian luar bangunan terbukti paling efektif. Peneduh ini
dapat mengurangi panas yang diserap hingga 80%.
4.3.2. Pengaruh penggunaan kaca pada bangunan
Penggunaan kaca pada bangunan memberikan sejumlah efek pada lingkungan. Salah
satunya adalah efek silau dari pantulan cahaya matahari. Dampak ini dapat dikurangi dengan
menerapkan sejumlah upaya. Diantaranya adalah :
Sejumlah penelitian tentang pengurangan dampak penggunaan kaca menyebutkan
sejumlah hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi efeknya pada lingkungan,
diantaranya dengan penempatan dinding kaca pada orientasi yang dinding, yaitu dengan
mengurangi penggunaan kaca pada arah datang sinar matahari dan tidak menggunakan
kaca refleksi, namun menggunakan kaca penyerap panas dipadukan dengan penggunaan
kaca double. Langkah lain adalah dengan membangun penghalang. Contohnya adalah
dengan memaksimalkan vegetasi pada arah datang sinar matahari.
Penambahan vegetasi pada area kenaikan panas yaitu pada jarak 7m daria bangunan
kaca. Namun demikian tingkat kenaikan panas sebesar ini hanya terjadi pada ketinggian
1,5 m sehingga penambahan vegetasi dengan ketinggian 1,5 m dapat mengurangi
tingkat kenaikan panas ini.
Vegetasi juga dapat mengurangi efek pantulan bunyi. Tingkat pantulan bunyi pada kasus
ini terhitung cukup kecil.
Sejumlah masalah dialami saat menggunakan material kaca. Untuk mengurangi
dampak yang dihasilkan maka dapat dilakukan sejumlah tindakan, yaitu :

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Manggunakan kaca double.
Penggunaan kaca double yang berjenis kaca penghisap panas.
Penggunaan alat peneduh dalam dapat berupa tirai.
Penggunaan alat peneduh luar berupa sun shading yang mampu menghalangi radiasi
namun tidak menimbulkan dampak rumah kaca.
Menggunakan kaca dari jenis yang mampu meneruskan panas namun sesedikit mungkin
meneruskan kalor ke dalam bangunan.
Mamadukan semua jenis upaya mengurangi penerusan kalor ke dalam bangunan.
Penggunaan kaca berwarna dapat mengurangi efek silau. Mengurangi efek silau juga
dapat dilakukan dengan sun shading. Selain berfungsi sebagai elemen fungsional, sun
shading juga dapat berfungsi sebagai elemen arsitektural.
Efek bising pada dasarnya tidak begitu besar berpengaruh. Penempatan bangunan yang
menajuhi posisi jalan (sumber bunyi) sebenarnya telah mengurangi efek bising. Namun
penggunaan kaca kedap atau double selain berfungsi mengurangi efek panas juga dapat
mengurangi bising.
Penggunaan kaca khusus tahan api dan dapat dibuka pada bagian tertentu dapat
mengurangi bahaya kebakaran. Kaca ini terdiri dari sejumlah jenis, diantaranya adalah
kaca wireglass, laminated glass.
Penggunaan kaca dengan ketebalan yang tepat merupakan salah satu solusi untuk
mengurangi dampak buruk dari air dan udara (kelembaban).







Gambar 4.1 Ilustrasi Penggunaan Kaca



Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
4.3.3. Penerapan penggunaan Baja pada bangunan
Penggunaan baja pada bangunan high-tech sebagai elemen struktur yang
mendukung seluruh beban bangunan termasuk pada struktur atap merupakan salah satu
representasi tema pada bangunan. Menampilkan elemen struktural baja secara jujur.






Gambar 4.2 Penggunaan Baja (BMW Welt Building)
Baja Stainless
Baja stainless merupakan baja paduan yang mengandung minimal 10,5% Cr. Sedikit
baja stainless mengandung lebih dari 30% Cr atau kurang dari 50% Fe. Karakteristik khusus
baja stainless adalah pembentukan lapisan film kromium oksida (Cr
2
O
3
). Lapisan ini
berkarakter kuat,tidak mudah pecah dan tidak terlihat secara kasat mata. Lapisan kromium
oksida dapat membentuk kembali jika lapisan rusak dengan kehadiran oksigen. Pemilihan
baja stainless didasarkan dengan sifat-sifat materialnya antara lain ketahanan korosi,
fabrikasi, mekanik, dan biaya produk. Penambahan unsur-unsur tertentu kedalam baja
stainless dapat dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keriteria baja yang diinginkan.
Umumnya berdasarkan paduan unsur kimia dan presentasi baja stainless dibagi
menjadi lima katagori[4]. Lima katagori tersebut yaitu :
Baja stainless martensitik.
Baja Stainless austenitik
Baja stainless dupleks
Baja stainless pengerasan endapan

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
4.3.4. Penerapan System Keamanan
Gallery Master Security System
System kerja alat ini cukup mudah diterapkan. System penerima dan pengirim sinyal
pada alat ini bekerja pada rentang jarak 75 sampai 100 meter. Rentang ini memberikan
keuntungan tertentu pada fasilitas terutama dari segi biaya. Sensor yang terpasang pada
perangkat ini tersambung melalui kabel panjang yang merupakan penyuplai tenaga dan
informasi yang diperoleh kembali kealat pemonitor utama, PC. Namun terdapat alat
pelengkap lain berupa alat sensor tanpa kabel. Kotak kontrol perangkat ini biasanya
ditempatkan di ruang petugas keamanan dan/atau ditempatkan di ruang reception
(penerimaan). PC yang digunakan akan dapat digunakan untuk mengakses semua data yang
dihasilkan oleh alat sensor. Selain itu PC ini juga akan menampilkan semua informasi tentang
alat sensor itu sendiri, seperti lemahnya baterai, kerusakan ataupun gangguan pada kekuatan
sinyal.
Keuntungan lain pada sistem ini selain sensor yang memiliki rentang efektifitas
sampai 100 meter adalah, sistem ini dapat diparalelkan hingga mencapai 640 alat sensor. Ini
merupakan rentang yang cukup luas untuk fasilitas. Alat-alat sensor yang dapat digunakan
juga bermacam-macam, mulai dari sensor laser, sensor kebakaran hingga kamera CCTV.
Sistem kontrol juga tidak terbatas pada penggunaan PC saja, tapi juga dapat diakses
melaui modem GSM (melalui handphone) berupa SMS atau e-Mail. Dengan menggunkan
kontrol seperti ini, orang-orang tertentu yang memiliki kewenangan khusus dapat mengakses
bangunan tanpa harus melapor langsung kepada petugas keamanan.
Berikut adalah sejumlah kelebihan system keamanan Gallery Master Security System:
Sensor tanpa kabel dengan rentang sonsor hingga 100 meter.
Baterai yang tahan lama hingga 3 tahun.
Sensor yang tidak dapat disentuh sembarangan karena memiliki Anti-touch
detection sehingga meningkatkan keamanan sensor itu sendiri daripenyusup.
Perangkat yang mengeluarkan bunyi.
Setiap sensor pada alarm akan tampil pada layar PC berikut status sensor
tersebut.
Pengendalian sistem keamanan melalui password berjenjang.

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Terdapat sistem peringatan terhadap kerusakan, pemotongan kabel dan
kelemahan sinyal.
Kontrol keamanan yang dapat diakses melaui pager, handphone.
Sensor / Detector
Terdapat sejumlah jenis sensor yang dapat dipasangkan pada perangkat ini.
Diantaranya adalah sensor hentakan, sensor suara , sensor infrared, alarm penyerangan, dan
juga terdapat sensor berat. Sensor-sensor ini memiliki dimensi yang sangat kecil sehingga
dapat sisipkan diantara celah benda koleksi ataupun dibalik bingkai photo, jadi akan sangat
tersembunyi.














Gambar 4.3 Jenis sensor
Sistem Keamanan Laser
System keamanan dengan menggunakan laser merupakan salah satu sistem keamanan
yang cukup efektif. Sebelum menentukan tingkatan panjang gelombang dan intensitas laser,
alat ini telah disesuaikan sehingga akan mengeluarkan spektrum panjang gelombang yang
Sensor Hentakan Sensor Inframerah Sensor Suara
Sensor Anti-touch Sensor Berat Sensor Serangan

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
dapat menciptakan tampilan kerusakan secara temporal, atau juga dapat menunjukkan
tingkat gangguan. Alat ini membutuhkan sejumlah fasilitas pendukung seperti tempat
penempatan alat yang mampu menjamin keselamatan elemen yang terdapat didalamnya.
Selain itu tempat penempatannya harus juga menyediakan sumber tenaga dan juga memiliki
sudut terbaik untuk dapat memancarkan cahaya laser. Selain itu juga harus memiliki
sejumlah koneksi kesistem keamanan lain seperti remote kontrol ataupun sistem keamanan
dengan menggunakan kamera. Dalam mendeteksi penyusup, alat keamanan laser ini akan
bekerja dengan merusak sistem penglihatan penyusup tersebut dengan menciptakan efek-
efek cahaya yang menyilaukan sehingga para petugas keamanan dapat mengambil tindakan
responsif terhadap para penyusup.
4.3.5. Penerapan System Pencahayaan
Pencahayaan Gedung
Penggunaan lampu otomatis pada Medan Local TV Station merupakan salah satu
penerapan tema high-tech pada bangunan. Lampu otomatis yang digunakan adalah lampu
dengan metode aktivasi dengan sensor cahaya. Sirkuit yang diaktifkan dengan sensor cahaya
akan mendeteksi kekurangan cahaya. Sirkuit yang berisi seperangkat alat pendeteksi cahaya
ini akan menciptakan sinyal yang akan disampaikan melalui phototransistor sebagai sensor
cahaya. Dengan perangkat ini intensitas penerangan yang dibutuhkan di dalam bangunan
akan secara otomatis disesuaikan oleh alat kontrol ini.





Gambar 4.4 Sirkuit Lampu Otomatis
Sedangkan sistem pencahayaan objek koleksi dilakukan dengan sistem pencahayaan
spotlight maupun sistem pencahayaan setempat.



Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Gambar 4.5. Lloyds Building

4.4. Studi Banding Tema Sejenis
A. Llyods Building
London, Inggris, 1991 1994.
Tipe Bangunan : Firma Asuransi
Arsitek : Richard Rogers
Deskripsi Bangunan :
Bangunan ini merupakan salah satu karya
Richard Rogers yang terkenal di London dengan
konsep high tech nya.
Bangunan ini selesai di bangun pada
tahun 1986. Letak bangunan adalah di persimpangan
jalan yang terkenal di kota London. Jika kita berjalan
di sebelah jalan ini maka kita dapat langsung melihat
bagian fasad dan atrium yang berkilau akibat lapisan
panel baja.
Aspek perancangan perancangan yang
sangat penting pada bangunan ini adalah fleksibilitas.
Bangunan di desain dengan ruangan yang terpusat
pada atrium. Semua area servisnya seperti toilet, tangga, pintu masuk, lift dan kolom
ditempatkan di luar bangunan dalam 6 tower vertical.







Bangunan ini terdiri dari 12 lantai disebelah utara dan 6 lantai di sebelah selatan,
sehingga menciptakan lantai yang bertingkat-tingkat. Ke-12 lifnya di susun di luar bangunan,
sedangkan transportasi di dalam bangunan dilakukan dengan escalator pusat yang ada di
Gambar 4.6 Fasade Lloyds Building

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
atrium bangunan tersebut. Area servis berdiri bebas di luar massa bangunan. Lift yang
terpusat ini mendukung bangunan utama pada kolom luar yang memberikan ruang bebas
tanpa envelope penutup dan meminimalkan peraturan penggunaannya. Sedangkan pipa
ventilasi vertikal dan horizontal utamanya juga diletakkan di luar dengan alasan yang sama.
B. Hongkong Shanghai Bank
Hongkong, Cina, 1979 1986.
Tipe Bangunan : Bank
Arsitek : Norman Foster
Deskripsi Bangunan:
Pada site dengan luas 5000 m
2
dan terletak
pada tempat yang strategis yaitu di pusat statue
square, Central District. Tower ini memiliki ketinggian
178,8 m, yang terdiri dari 77 lantai diatas sebuah plaza
yang terletak dilantai dasar, dan empat lantai yang
terletak di bawah tanah.
Struktur baja yang menyelimuti sisi
bangunan menimbulkan ekspresi dengan memberikan
lapisan aluminium abu-abu dan panel-panel silver
metalik yang di padu dengan tangkapan angin
berlapis aluminium. Bangunan ini menghadirkan atrium dengan ketinggian 52 m, dan di
desain untuk dapat menampung 3.500 orang.
Gambar 4.7 Suasana Lobby
Gambar 4.8 Entrance Lloyds Building
Gambar 4.9 Hongkong Shanghai bank

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Bangunan ini merupakan bangunan yang paling mahal di bangun, hal ini di
akibatkan semakin mahalnya harga lahan di Hongkong. Bangunan ini telah membuktikan
tingginya tingkat fleksibilitasnya ketika Bank memasang instalasi ruang penjualan baru tahun
1995 dalam waktu kurang dari 6 minggu.
Pedestrian bagi public terletak 12 m di bawah bangunan, hal ini di tujukan untuk
mengantisipasi ruang terbuka yang merupakan suatu hal yang dapat diperhatikan di kota.
Menghubungkan antara public space dengan lingkungan perkotaan. Sepasang askalator
menandakan perubahan yang baik seperti yang di buat pada bangunan Willis Faber & Dumas
Offices, ketika udara di luar baik ruang interior dapat menyesuaikan. (Joidido, Philip. Sir
Norman Foster, 1997).
Pada bangunan ini Foster mengeksplorasi antara fungsi public dan privat.
Peninggian bangunan sebanyak 12 m memberikan public space, kemudian escalator menuju
hall utama bank menciptakan semi public space dengan atrium berlantai 10. mengenai
penyelesaian desain, Foster menekankan pada Sinar matahari yang dimasukkan kedalam
jantung dari hall atrium, kemudian di tangkap oleh atap kaca dari plaza yang selanjutnya
dipantulkan kembali. Pada malam hari keadaan ini menjadi terbalik, dimana cahaya
memancar dari bawah dan plaza tersebut akan terlihat seperti garis-garis kristal atau
permata.
Bangunan ini menunjukkan bahwa Norman Foster mampu menyelesaikan
masalah arsitektur secara baik dengan tetap menghadirkan pengeksposan struktur sebagai
daya tarik dari tampilan bangunan dan juga memasukkan unsure-unsur dari luar bangunan
yang mampu menghidupkan bangunan. Peninggian bangunan dilakukan untuk menghasilkan
suatu public space dibawahnya, desain gondola juga menghadirkan kesatuan bangunan secara
keseluruhan.
C. British Pavilion, Seville, Spanyol.
Konstruksi bangunan : 1992
Arsitek : Nicholas Grimsaw
Desain struktur : Ove Arup
Sistem struktur :Rangka Ruang
Bahan struktur : Baja(profil O)
Struktur lantai : Precast Floor
Selubung bangunan : Kaca sintesis
Deskripsi bangunan :

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Gambar 4.12 Interior Bangunan
Gambar 4.11 Tabir Air
Pavilion ini dibangun didalam kompleks Expo Seville-
Spanyol sebagai perwujudan dari sayembara yang diadakan
tahun 1989.
Bangunan ini terdiri dari empat lantai dimana setiap
lantai dihubungkan oleh eskalator dan lift yang diaktifkan oleh
energi listrik dari panel sel solar diatas bangunan. Struktur
utama bangunan ini menggunakan struktur rangka ruang
dengan modul struktur 40 x 7 m. Balok-balok lantai diletakkan
sejajar setiap jarak 7 m memanjang sampai 40 m terhadap kolom pada sisi lainnya sehingga
pembebanan yang diterima balok merupakan
pembebanan satu arah. Bagian atap didesain untuk
memikul beban struktur panel sel solar dan bagian
selubung bangunan menggunakan kaca sintesis.
Bangunan ini didesain dengan
mempertimbangkan keadaan iklim setempat yaitu 45
C dan mengurangi penggunaan energi yang mengemisi
karbon dioksida. Strategi rancangan yang digunakan
untuk mengantisipasi pemanasan global dalam ruangan adalah dengan menggunakan tabir
air pada dinding sebelah timur dengan tujuan untuk mengurangi radiasi panas matahari yang
masuk kedalam ruangan tanpa menghilangkan potensi penerangan alami siang hari.
Tabir air dijatuhkan pada dinding atas bangunan mengalir
keseluruh dinding dinding kaca sepanjang 70 m ke kolam didasar
bangunan. Penggunaan tabir air ini dapat menurunkan suhu air
dalam ruangan sebesar 10 C dan menambah kelembaban udara
dalam lingkungan sekitar pavilion. Dinding kaca yang digunakan
sebagai selubung bangunan merupakan jenis kaca toughoned
glass dimana sekitar 20 % bahannya terbuat dari komponen
keramik yang berfungsi untuk mengurangi radiasi panas
matahari kedalam bangunan.
Pada sisi barat dinding bangunan dilapisi kontainer berisi air yang berfungsi sebagai
penyerap panas matahari pada sore hari. Panas yang diserap dalam kontainer pada siang hari
Gambar 4.10 British Pavilion

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Gambar 4.13 Fasade Bangunan
dipergunakan sebagai pemanas ruangan pada malam hari dan juga untuk memenuhi
kebutuhan air hangat dalam bangunan.
Pada sisi bangunan sebelah utara dan
selatan diberi lembaran kaca semitransparan
melengkung yang diperkuat oleh konstruksi baja.
Selain sebagai elemen estetika bangunan yang
menyerupai layar kapal sebagai simbol kejayaan
Inggris dilaut juga berfungsi untuk mengurangi
emisi panas matahari pada sisi utara-selatan
bangunan dan sekaligus untuk entrance bangunan
kearah tangga darurat dan lift bangunan yang
berada disisi sebelah utara selatan bangunan.
Pada bagian atap bangunan terdapat 1.040 unit panel sel solar yang membentuk
seperti sederetan layar kapal. Panel sel solar ini mampu menghasilkan 46 Kwh daya listrik
yang digunakan untuk sebagian besar keperluan bangunan. Konstruksi sel panel solar ini
diletakkan sedemikian rupa mengikuti modul kolom bangunan yaitu setiap jarak 7 m,
sehingga dapat melindungi atap dari radiasi panas matahari dari arah selatan bangunan. Hasil
yang diperoleh dari penggunaan sel solar ini adalah menurunnya penggunaan energi listrik
sebesar 30 % lebih rendah dibandingkan dengan energi yang seharusnya digunakan oleh
bangunan yang dirancang tanpa mengikuti metode perencanaan bangunan hemat energi.









Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
BAB 5
ANALISA PERANCANGAN
5.1 Analisa Lokasi
Site terdapat pada persimpangan Jalan Gatot Subroto dan Jalan Asrama , kecamatan Medan
Timur, Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia.




















Jl. Jend. Gatot Subroto
Jl. Asrama
SITE
Gambar 5.1. Peta lokasi


Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
5.1.1 Analisa kondisi tapak dan lingkungan
Lokasi






















S I T E
Lokasi site berada pada
Jl. Gatot Subroto
Kelurahan Sei Sikambing
Kecamatan Medan Helvetia
Kotamadya Medan
Berdasarkan RUTRK Medan kecamatan
Medan Helvetia yang merupakan bagian
WPP E memang dialokasikan untuk daerah
pengembangan komersil, pemukiman
perdagangan dan rekreasi. Terdapat Pekan
Raya Sumatera Utara di sekitar site yang
dapat menjadi generator aktifitas di
sekitar site.
Gambar 5.2. Peta lokasi

Tanggapan:
Posisi site berada pada jalur lingkar luar yang dapat
diakses dengan mudah baik dengan kendaraan
pribadi maupun kendaraan umum.
Keluaran:
Ide peletakan Stasiun Televisi Lokal dapat diterapkan pada site di kawasan komersil ini.
Gambar 5.3. Fungsi di sekitar site


Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Batas-batas bangunan sekitar






















Gambar 5.5. PRSU dan Kantor Samsung


Tanggapan:
Bangunan di sekitar site memiliki fungsi yang beragam, perumahan, komersil, kantor dan yang
nantinya diharapkan dapat saling mendukung dengan fungsi Medan Cinema Building.
T d j P k R S U d j di k ifi d

Gambar 5.4. Batas-batas site


Sebelah barat berbatasan
dengan tanah kosong dan
pom bensin
Batas timur permukiman dan PRSU
Batas utara permukiman
dan tanah kosong


S I T E

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
5.1.2. Analisa Tata Guna Lahan






Pada RUTRK, Kecamatan Medan Helvetia merupakan bagian WPP E yang merupakan kawasan
komersil yang mewadahi kegiatan komersil khususnya hiburan dan rekreasi.
Unsur potensial utama site adalah:
1. Terletak di daerah sub urban
2. Berada di jalan lingkar luar
3. Transportasi yang lancar dan baik
4. Luas site 17.000 m
Rata-rata ketinggian bangunan 3-5 lantai kecuali Pekan Raya Sumatera Utara dengan
monumentnya yang menjulang tinggi sebagai landmark
Sky line dari jl. Gatot Subroto










Tanggapan:
Site tersebut merupakan daerah yang
potensial untuk fungsi komersil, aktifitas
perdagangan banyak terjadi di kawasan ini,
lalu lintas dari daerah di seluruh penjuru
kota mudah datang dan pergi ke daerah ini,
selain itu terdapat fungsi penunjang di
sekitar site yang dapat mendukung potensi
site.
Ketinggian lantai bangunan sekitar berkisar
3-5 lantai
Keluaran:
Bangunan yang akan dirancang memiliki
ketinggian berkisar 3-5 lantai agar
konteks dengan lingkungan sekitar.
S I T E
Gambar 5.7. Skyline jl. Gatot Subroto


Gambar 5.6. Lokasi site

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
5.1.3. Peraturan
Peraturan yang berlaku di daerah site:
Berdasarkan RUTRK Medan, daerah Medan Helvetia merupakan bagian WPP Edan SPK E yang
dialokasikan untuk pusat kegiatan komersil terutama hiburan dan rekreasi.
Bulk (ketebalan bangunan)
KDB ( Koefisien Dasar Bangunan ) 60 %.
KLB (Koefisien Lantai Bangunan) 4 lantai
GSB ( Garis Sempadan Bangunan) = x n + 1
Jl. Gatot Subroto ( x 18) + 1 = 10m
Jl. Asrama ( x 18) + 1 = 10m
Jl. Ampera I ( x 6) + 1 = 4m

5.1.4. Karakter Lingkungan
Karakteristik di sekitar site sedang dalam pembangunan
menjadi kawasan komersil. Bangunan sekitar sudah
banyak berlanggam modern, dengan massa bangunan
yang tinggi dan besar, sirkulasi ramai hingga malam hari.











Tanggapan:
Dengan KDB 60% akan menciptakan
ruang luar yang dapat digunakan oleh
pejalan kaki dan taman.
Tanggapan:
GSB dapat digunakan untuk:
Parkir
Akses pejalan kaki dan kendaran
Tanggapan
Daerah ini ramai baik siang maupun
malam hari, akses ke daerah ini
mudah, baik kendaraan umum
maupun pribadi.
Keluaran:
Pada site dibuat fungsi yang dapat hidup
sampai malam hari bahkan dapat
menghidupkan aktifitas daerah sekitar hingga
malam hari.
Gambar 5.8. Lingkungan Sekitar
Sumber : Observasi


Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
5.1.5.. Analisa Pencapaian






















Lalu lintas di sekitar site termasuk lalu lintas yang padat, terkadang macet di simpang lampu
merah pada jam pergi dan pulang kantor. Kemacetan hanya disebabkan oleh ketidak disiplinan
pengguna kendaraan khususnya angkutan umum.
Pencapaian dari jl.Gatot Subroto,
dilalui kendaraan pribadi dan umum
Tanggapan:
Akses ke site bagi pengguna
kendaraan umum mudah melalui
jalan ini, banyak kendaraan umum
yang lewat
Keluaran:
Entrance untuk pengunjung yang
berjalan kaki atau kendaraan umum
melalui jalan ini.
Pintu keluar untuk kendaraan
roda 4 dari daerah ini.
Pencapaian dari jl. Asrama
dilalui kendaraan umum dan
pribadi
Tanggapan:
Jalan ini merupakan jalan
besar tanpa pembatas jalan
dan tidak macet
Cocok untuk entrance para
pengunjung yang datang
dengan kren-daraan pribadi
Keluaran:
Dibuat entrance utama dari
daerah ini
Gambar 5.9. Analisa Pencapaian


Helvetia,
Belawan
Sunggal,
Johor,
Polonia,
Amplas

Binjai
Persimpangan besar
dengan tingkat
kepadatan yang relatif
sedang
Pusat Kota

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
5.1.6. Analisa Sirkulasi
1. Sirkulasi Kendaraan





















Tanggapan:
Sirkulasi kendaraan ramai pada siang dan malam hari, akses dari dan ke bangunan
mudah dengan kendaraan umum atau kendaraan pribadi. Entrance utama pada jl.
Asrama dan entrance sekunder pada jl. Gatot Subroto.
Keluaran:
Entrance untuk pengunjung yang datang dengan kendaraan umum dibuat mencoak
kedalam agar tidak mengganggu jalur sirkulasi kendaraan di jl. Gatot subroto.
Dibuat pemisahan entrance roda 4, roda 2 dan pejalan kaki agar tidak terjadi
persilangan.

Gambar 5.10. Analisa Sirkulasi kendaraan


Jl.Gatot Subroto, lebar jalan 18m.
Sirkulasi dua arah, dilalui
kendaraan umum dan pribadi,

Jl. Asrama, lebar jalan 20m, sirkulasi
kendaraan dua arah, dilalui
kendaraan umum dan pribadi, baik

S I T E

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
2. Sirkulasi Pejalan kaki






















Gambar 5.11. Analisa Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi pejalan kaki pada jl. Gatot Subroto
cukup ramai.Pejalan kaki berasal dari daerah
sekitar, dengan jalur sirkulasi di sepinggir jalan
dengan trotoar.
Tanggapan:
Jalur sirkulasi ke bangunan cocok dari jalan
ini, karena pengguna yang datang dengan
kendaraan umum akan berjalan kaki menuju
bangunan dari daerah ini
Keluaran:
Dibuat jalur sirkulasi pejalan kaki dari tempat
pemberhentian kendaraan umum ke
bangunan dengan menggunakan selasar atau
penutup dari hujan dan panas atau dengan
jalur penyeberangan
Sirkulasi pejalan kaki pada jl. Asrama tidak ramai.
Tanggapan:
Jalur sirkulasi pejalan kaki dari dan ke bangunan cocok dari jalan ini, karena
pengunjung yang dating dan pulang dengan kendaraan umum akan menunggu
kendaraan umum yang lewat di jalan ini
Keluaran:
Dibuat jalur sirkulasi pejalan kaki dari bangunan ke tempat pember-hentian
kendaraan umum dengan menggunakan selasar atau penutup dari hujan dan
panas
Dipisahkan dengan entrance kendaraan
S I T E

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
5.1.7. Analisa View
1. Dari site:





















Tanggapan:
View ke semua arah baik terutama ke arah timur, barat dan selatan, mungkin orientasi

Keluaran:
Bentukan massa bangunan yang berorientasi ke arah, barat dan selatan site
Gambar 5.12. Analisa View dari site


Ke arah selatan: pertokoan
dan tanah kosong, dengan
jalan gatot subroto yang
besar dan ramai .
Baik +++
Ke arah utara:
permukiman, Baik ++
Ke arah barat: pom
bensin dan tanah
kosong, dengn jalan
yang besar dan cukup
ramai dilalui kendaraan.
baik +++
S I T E
Ke arah timur, ruko dan PRSU
baik +++

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
2. Ke site:






















Tanggapan:
View dari semua arah baik terutama ke arah utara, barat dan selatan, faade bangunan yang
menghadap point +++ diolah dengan maksimal karena view ke dalam bangunan paling banyak

Keluaran:
Faade bangunan diolah dengan maksimal dan memberi kesan yang menarik dan
mengundang pengunjung
Gambar 5.13. Analisa View ke site


Dari arah utara,perumahan baik ++
Dari arah selatan:
Ruko dan tanah kosong, dilewati jl. Gatot
subroto yang ramai banyak view ke site ,
Baik +++
Dari arah
timur:
pertokoan
dan PRSU
Baik ++
S I T E
Dari arah barat: tanah
kosong dan pom bensin,
jl. Asrama, merupakan
jalan yang besar dan
ramai dilalui kendaraan.
baik +++

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
5.1.8. Analisa Orientasi






















View ke semua arah dari site baik namun paling baik ke arah utara, barat dan selatan

Tanggapan:
Orientasi bangunan ke semua arah namun lebih diorientasikan ke arah barat dan
selatan dengan membuat entrance ke bangunan

Keluaran:
Faade bangunan pada arah barat dan selatan di olah maksimal sesuai dengan style
bangunan yang menarik
Entrance bangunan dibuat dari arah barat dan selatan site
Gambar 5.14. Analisa Orientasi


S I T E

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
5.1.9. Analisa Tingkat Kebisingan













TANGGAPAN :
Pada daerah yang tingkat kebisingaan tinggi ditanam pepohonan agar suara dapat dihambat
oleh tanaman tersebut.
Massa bangunan dibuat agak menjorok kebelakang untuk mengurangi tingkat kebisingan pada
site.











Sangat Bising
Bising
Tidak terlalu Bising
Taman
(penghijauan)
Gambar 5.15. Analisa Kebisingan
Jl. Gatot Subroto
Persimpangan
Permukiman Penduduk


J
L.

A
S
R
A
M
A
K
O
M
p
L
E
K
S

R
U
K
O

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
5.2 Analisa Kegiatan
5.2.1 Struktur Skematik Organisasi



























5.2.2 Pengelompokan Ruang
5.2.2.1 Pengelola
Pimpinan :
- Direktur Utama
- Direktur
- Dewan Komisaris
Bag. Keuangan
Bag. Marketing :
- Bag. Penjualan
- Bag. Traffic
- Bag. Service
Bag. Personalia
Bag. Penyiaran
5.2.2.2 Teknik Produksi / Central Technical Area ( CTA )
R. Operator Peralatan Kontrol
Skema 5.1 Skema Struktur Organisasi

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
R. Kameraman
R. VTR
R. Kontrol Program
R. Telecine
R. Transmisi
R. Master Control
R. Sound Lock
R. Maintenance
R. Editing
R. Peralatan Telepon
R. Generator Graphic (CG)
R. Film Recording
R. Video Cartridges
R. Equipment
5.2.2.3 Produksi
Studio Televisi
- Panggung
- R. Rehearsal
- R. Tunggu
- R. Pakaian
- R. Ganti ( individual / grup )
- R. Rias
- Green Room
- R. Serbaguna
- R. Istirahat Artis
- R. Istirahat Karyawan
- R. Penyimpanan akhir untuk dekorasi dan properti
- R. Penyimpanan kamera, microphone, lighting
R. Dekorasi
- R. Fotocopy dan Bluepinting
- R. Perancang
- R. Pengecatan
- Bengkel
- R. Elektrik Panggung
- R. Penyimpanan Dekorasi dan Properti

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
- R. Pembuangan
R. Kru Panggung
R. Penyiar
Laboratorium Film
R. Penyimpanan Film
R. Sound Effect
R. Music Origination
Viewing / Screening Room
Fasilitas Liputan Luar
- Garasi OB. Van
- R. Maintenance OB. Van
Ruang Echo
5.2.2.4 Prasanara
R. ME
R. AHU
R. Chiller
R. Reservoir & Pompa
R. Penampungan Air Bersih
R. Penampungan Air Kotor
R. PABX
R. Mesin Lift
Area Helipad
R. Janitor
Bengkel
R. Teknisi
Gudang Spare-part
R. Bahan Bakar
5.2.2.5 Pemberitaan
Studio Berita
Studio Berita Khusus
R. Perpustakaan & Arsip
R. Graphic Art
R. Editor
R. Kontrol
R. Produser

Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.


2008 MEDAN LOCAL TV STATION
R. Reporter
5.2.2.6 Programming
R. Program Drama
R. Program Musik & Hiburan
R. Pengatur Iklan
R. Jadwal
R. Produser
R. Sutradara
R. Kasting
R. Skenario
R. Program Liputan Khusus
R. Pengawas Arus Lalu Lintas
R. Rapat
R. Arsip
5.2.2.7 Sarana Penunjang
Kafetaria
R. Pengobatan Darurat
Perpustakaan
Kantor Sewa / Retail
Warung Telekomunikasi
Warung Internet
Musholla
R. Serbaguna
R. Istirahat
R. Fotocopy
R. Security
R. Loker
Toilet Umum / KM
R. Istirahat Pegawai
Area Parkir :
- pengelola stasiun
- pengunjung bisnis seperti pelanggan, artis, sponsor
- penonton studio
- publik umum (tur yang dipandu, anak sekolah)
- kendaraan stasiun

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

80
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
5.3. Analisa Pelaku Kegiatan

KELOMPOK
RUANG PENGGUNA KEGIATAN SUB RUANG
KARAKTER
SIFAT
RUANG RUANG
Pengelola
Pimpinan
Direktur Utama
duduk, membaca, bekerja area kerja
Privat
menerima tamu ruang tamu
istirahat R. istirahat
buang air KM / Toilet
menunggu R. Tunggu
rapat R Rapat
Direktur
duduk, membaca, bekerja area kerja
Privat menerima tamu ruang tamu
buang air KM / toilet
Dewan Komisaris
duduk, membaca, bekerja area kerja
Privat menerima tamu ruang tamu
buang air KM / Toilet
Sekretaris
duduk, membaca, bekerja area kerja
Semi Publik
lobby
Bagian Keuangan
Ka. Bid. Keuangan duduk, membaca, bekerja R. Ka. Keuangan Privat
Staff
bekerja R. Kerja
Semi Privat
menyimpan berkas R. Arsip

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

81
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Pengelola
Bagian Marketing

Ka. Bid. Marketing
duduk, membaca, bekerja R. Ka. Marketing
Privat

Bag. Penjualan mengurus masuknya iklan R. Karyawan Semi Privat
Bag. Traffic
mengurus jadwal tayangan R. Traffic
Semi Privat
iklan
Bag. Service mengurus durasi iklan R. Service Semi Privat
Staff
bekerja R. Kerja
Semi Privat
menyimpan berkas R. Arsip
Personalia &
Administrasi
Ka. Bid. Personalia
duduk, membaca, bekerja Area Kerja
Semi Privat menerima tamu R. Tamu
menunggu R. Tunggu
Staff
bekerja R. Kerja
Semi Privat
menyimpan berkas R. Arsip
Penyiaran
Ka. Bid. Penyiaran
duduk, membaca, bekerja R. Ka. Marketing
Privat

Staff
bekerja R. Kerja
Semi Privat
menyimpan berkas R. Arsip
Teknik Produksi Pimpinan
Ka. Pengawas Teknik
duduk, membaca, bekerja Area Kerja
Semi Privat
menerima tamu R. Tamu
R. Koord. Teknik
duduk, membaca, bekerja Area Kerja
Semi Privat
menerima tamu R. Tamu

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

82
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Teknik Produksi
Pimpinan Sekretaris
duduk, membaca, bekerja area kerja
Semi Privat
R. Tunggu
R. VTR Staff
merekam hasil kontrol area kerja
Semi Privat
duduk ruang tamu
Ruang
Kameramen
Kameraman
mengatur letak kamera area kamera
Semi Privat
menunggu R. Tunggu
R. Kontrol
Program
Ka. Kontrol Program
duduk, membaca, bekerja area kerja
menunggu R. Tunggu
Operator
mengontrol program siaran, R. kontrol audio, video,
Semi Privat
audio, video, lighting, swithing
lighting, swithing, penyiar
mengontrol lalu lintas siaran
R. Telecine
Operator telecine merekam siaran area telecine Privat
Pengunjung menonton hasil rekaman siaran area menonton Semi Privat
R. Transmisi
Pengawas Transmisi
mengawasi transmisi siaran area kerja
Semi Privat
R. Tunggu
Kru Tansmisi
mengirim / menerima sinyal area transmisi
Semi Privat
siaran
Master Control Operator Sound
mengatur & mengontrol sound area konsol audio
Semi Privat
meredam suara r. sound lock

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

83
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Teknik Produksi
Master Control
Operator Video
mengatur & mengontrol video area konsol video
Semi Privat

Operator Lighting
mengatur & mengontrol lighting area konsol lighting
Semi Privat

Switcher
mengatur pergantian kamera area konsol switching
Semi Privat

Penyiar
mengatur & mengontrol siaran r. penyiar

Staff
merekam siaran area kerja
Semi Privat

duduk
r. tunggu
R. Maintenance Teknisi
menyimpan spare-part gudang
Semi Privat
memperbaiki spare-part area workshop
R. Editing Editor
mengedit hasil rekaman, area editing
Semi Privat
menggabungkan 2 gambar
menjadi 1 gambar
menunggu r. tunggu
R. Peralatan
Telepon
Operator telepon
mengontrol arus telepon masuk area telepon
Semi Privat
dan keluar
R. Generator
Graphic
Designer Grafis
membuat gambar-gambar area komputer






Semi Privat
grafik
menunggu area tunggu

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

84
2008 MEDAN LOCAL TV STATION

R. Film Recording
Operator Rekam
merekam master siaran area merekam
Semi Privat
mengatur & mengontrol video area konsol video
Pengunjung
menonton hasil rekaman r. gelap
Semi Publik
r. menonton
R. Video
Cartridges
Staff
mengatur penyimpanan media area penyimpanan
Semi Privat
rekam seperti kaset, CD.
R. Equipment Staff
menyimpan peralatan area penyimpanan
Privat

elektronik

Produksi Studio
Penampil / Artis
melakukan akting, siaran, panggung
Semi Publik
dialog
melakukan latihan sebelum r. rehearsal
Semi Publik
tampil
mengambil dan mengganti r. pakaian / ganti
Privat
pakaian
mengganti pakaian r. ganti Privat
merias wajah r. rias Semi Publik
melatih artis-artis baru green room Semi Publik
mengadakan pertemuan r. serbaguna Semi Publik
Penonton duduk, menonton acara area menonton Semi Publik
Kru

mengatur panggung backstage
Semi Privat
istirahat r. istirahat

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

85
2008 MEDAN LOCAL TV STATION

Studio Kru menyimpan perlengkapan r. loker
R. Penyimpanan
Akhir
Staff
menyimpan peralatan dekorasi area penyimpanan
Service
dan properti yang akan dipakai

sebelum acara


duduk, membaca, bekerja
area kerja
R. Penyimpanan
Kamera,
Microphone,
Lighting
Staff
menyimpan peralatan kamera, area penyimpanan
Service microphone, dan lighting yang
akan dipakai untuk acara
Produksi
R. Dekorasi Staff
memfotocopy dan blueprinting r. fotocopy
Semi Privat
merancang desain panggung r. workshop
mengecat & melukis dekorasi r. pengecatan
memperbaiki dekorasi yang bengkel
rusak
mengatur elektrik panggung r. elektrik
menyimpan peralatan dekorasi gudang material
dan properti
membuang dekorasi dan r. pembuangan
properti yang tidak dipakai lagi
Laboratorium film





melakukan proses pasca
r. developing
Semi Privat




produksi

mengedit hasil rekaman r. editing

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

86
2008 MEDAN LOCAL TV STATION



menyimpan hasil rekaman r. penyimpanan


Semi Privat
Laboratorium film
siaran
Produksi
menunggu r. tunggu
R. Sound Effect Staff
menambah sound effect pada r. sound effect
Semi Privat hasil rekaman
menunggu area tunggu
R. Music
Origination
Staff
menambah musik latar dalam area musik
Semi Privat hasil rekaman siaran
menyimpan peralatan musik r. peralatan musik
R. Screening /
Preview
Operator
mengontrol peralatan preview area kontrol
Semi Privat
menunggu r. tunggu
Pengunjung, sponsor
menonton presentasi atau hasil area menonton
Semi Publik
rekaman
Fasilitas OB. Van
Staff memarkir OB Van garasi Semi Privat
Teknisi
memperbaiki OB Van yang r. maintenance
Semi Privat
rusak
R. Echo Staff mengatur suara echo r. echo Semi Privat
Prasarana R. ME Staff

mengontrol mekanikal elektrikal
r. ME
Service

meletakkan genset
r. genset

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

87
2008 MEDAN LOCAL TV STATION

R. AHU Staff mengontrol penghawaan buatan r. AHU Service
Prasarana
R. Chiller Staff mengatur peralatan AC sentral r. chiller Service
R. Reservoir &
Pompa
Staff
mengatur penyimpanan air r. reservoir
Service meletakkan peralatan pompa
air r. pompa
R. Penampungan
Air Bersih
Staff
menampung air bersih r. penampungan air bersih
Service

R. Penampungan
Air Kotor
Staff
menampung air kotor r. penampungan air kotor
Service

R. PABX Staff
mengatur arus telepon keluar r. PABX
Service
masuk
R. Mesin Lift Staff meletakkan mesin lift R. Mesin Lift Service
Helipad Staff mendaratkan helikopter Helipad Private
R. J anitor Staff meletakkan peralatan service R. J anitor Service
Bengkel Staff
memperbaiki peralatan yang Bengkel
Service
rusak

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

88
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
R. Teknisi Teknisi memarkir OB Van garasi Semi Privat
Prasarana
Gudang Sparepart Staff menyimpan spare-part peralatan Gudang Sparepart Service
R. Bahan Bakar Staff menyimpan bahan bakar r. bahan bakar Service
Pemberitaan
Studio Berita
Pembaca Berita
Bintang Tamu
membaca berita / melakukan r. berita / panggung
Semi Publik
dialog
mengambil pakaian r. pakaian
mengganti pakaian r. ganti
merias wajah r. rias
istirahat r. istirahat
Studio Berita
Khusus
Penonton duduk, menonton acara area menonton Semi Publik
Kru panggung
mengatur panggung backstage
Semi Privat istirahat r. istirahat
menyimpan perlengkapan r. loker
Pimpinan

mengawasi jalannya siaran
berita
area kerja
Privat
menunggu / menerima tamu r. tamu
rapat r. rapat
buang air KM / toilet

R. Generator
Graphic
Designer Grafis
membuat gambar-gambar grafik area komputer



Semi Privat

menunggu area tunggu

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

89
2008 MEDAN LOCAL TV STATION


Pemberitaan
R. Editing Editor
mengedit hasil rekaman, area editing
Semi Privat
menggabungkan 2 gambar
menjadi 1 gambar
menunggu r. tunggu
R. Kontrol
Program
Ka. Kontrol Program
duduk, membaca, bekerja area kerja
Privat
menunggu r. tunggu
Operator
mengontrol program siaran, r. kontrol audio, video,
Semi Privat audio, video, lighting, swithing, lighting, swithing,
mengontrol lalu lintas siaran penyiar
R. Produser Produser
menyusun acara berita area kerja
Privat
menunggu r. tunggu
R. Reporter Reporter
mengumpulkan hasil liputan area kerja
Semi Privat
menunggu r. tunggu
Programmer Perpustakaan
Pengunjung
menitipkan tas r. penitipan
Publik
mencari daftar buku / film / arsip r. katalog
melihat buku r. rak
membaca / menonton r. baca / tonton
melihat referensi internet r. komputer
Karyawan
mencatat peminjaman buku r. pencatatan
Semi Privat
membongkar kemasan r. loading dock

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

90
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
menyimpan perlengkapan r. loker




R. Program Drama Produser Drama
menyusun acara berita area kerja
Privat
Programmer
menunggu r. tunggu
R. Program Musik
& Hiburan
Produser Musik &
Hiburan
menyusun acara berita area kerja
Privat
menunggu r. tunggu
R. Pengatur Iklan Pengawas Iklan mengatur lalu lintas iklan r. iklan Semi Privat
R. J adwal Koordinator J adwal
mengatur jadwal acara siaran area kerja
Semi Privat
menunggu r. tunggu
R. Kontrol
Program
Ka. Kontrol Program
duduk, membaca, bekerja area kerja
Semi Privat
menunggu r. tunggu
R. Produser
Produser memproduksi acara / program area kerja
Privat
menunggu r. tunggu
R. Sutradara
Sutradara merancang jalannya acara area kerja
Privat
menunggu r. tunggu
R. Kasting
Kru Kasting mengkasting bakat-bakat baru area kasting
Semi Publik
Penonton
duduk, menonton r. menonton
menunggu r. tunggu
Script-writer
menulis skenario area kerja
Semi Privat
menunggu r. tunggu
Koordinaator Liputan menyusun dan mengawasi area kerja Semi Privat

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

91
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Khusus
program liputan khusus
menunggu r. tunggu
Programmer R. Kasting
Reporter
menyusun hasil liputan khusus area kerja
Semi Privat
menunggu r. tunggu
Kameramen

mengatur kamera yang akan
r. kameramen
Semi Privat
dipakai untuk liputan
Penagawas Acara
mengawasi jalannya acara area kerja
Semi Privat
menunggu r. tunggu
Seluruh Karyawan melakukan rapat r. rapat Semi Privat
Karyawan menyimpan arsip r. arsip Semi Privat
Penunjang Kafetaria
Pengunjung
makan, minum, duduk, berbicara area makan
Publik
minum minuman ringan longue / bar
mencuci tangan wastafel
buang air KM / Toilet
Karyawan
memasak dapur












Semi Privat
menyediakan makanan r. persiapan
menyimpan bahan makanan gudang kering
kering
menyimpan bahan makanan gudang basah
basah
istirahat r. istirahat
menyimpan perlengkapan r. loker

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

92
2008 MEDAN LOCAL TV STATION



Penunjang

































Kasir menerima pembayaran area kasir
Perpustakaan
Pengunjung
menitipkan tas r. penitipan
tenang,
bersih, rapi
Publik
mencari daftar buku / film / arsip r. katalog
melihat buku r. rak
membaca / menonton r. baca / tonton
melihat referensi internet r. komputer
Karyawan
mencatat peminjaman buku r. pencatatan
Semi Privat
membongkar kemasan r. loading dock
Pimpinan
duduk, membaca, bekerja area kerja
Semi Privat
menunggu r. tunggu
R. Pengobatan
Darurat
Pasien
memeriksakan penyakit area periksa
Publik
menunggu r. tunggu
Dokter
memeriksa pasien area periksa
Semi Privat
duduk, membaca, bekerja area kerja
Perawat membantu pekerjaan dokter r. perawat Semi Privat
Kantor Sewa Penyewa duduk, membaca, bekerja area kerja Semi Privat
Warung
Telekomunikasi
Pengunjung
menelepon area telepon
Publik menunggu r. tunggu
buang air toilet
Kasir menerima pembayaran area kasir Semi Privat

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

93
2008 MEDAN LOCAL TV STATION


Warung Internet
Pengunjung
melakukan surfing di internet area telepon
tenang, rapi,
teratur,
santai
Publik
menunggu r. tunggu
Penunjang
Warung Internet
buang air toilet

Publik
Kasir menerima pembayaran area kasir Publik
Musholla
Pengunjung /
Karyawan
melakukan ibadah area ibadah
Publik mengambil air wudhu r. wudhu
buang air toilet
R. Serbaguna
Pengunjung duduk, berbicara area duduk Publik
Karyawan duduk, membaca, bekerja area kerja Semi Privat
R. Istirahat
Pengunjung /
Karyawan
istirahat area istirahat Privat
R. Fotocopy
Pengunjung
memfotocopy dan menjilid area fotocopy
Publik
menunggu r. tunggu
Karyawan
memfotocopy dan menjilid area fotocopy
Semi Privat
menerima pembayaran r. kasir
R. Security Satpam
menjaga keamanan r. satpam
Semi Privat
buang air toilet
R. Loker Karyawan menyimpan perlengkapan r. loker Privat
Toilet Umum
Pengunjung
Karyawan
buang air kecil urinoir
Semi Publik
buang air besar toilet
mandi kamar mandi



VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

94
2008 MEDAN LOCAL TV STATION

mencuci tangan area wastafel
Penunjang Lobby Umum
Pengunjung
duduk, membaca, menunggu r. tunggu
Publik
mencari informasi r. informasi
menonton video room
buang air toilet / KM
Resepsionis
duduk, membaca, bekerja area resepsionis
Semi Privat
mencari data di komputer area komputer
Administrasi
duduk, membaca, bekerja area kerja







Semi Privat
menyimpan arsip r. arsip
Pengelola Stasiun memarkir kendaraan roda 2 area parkir roda 2
Pengunjung Bisnis memarkir kendaraan roda 4 area parkir roda 4
Penonton Studio memarkir bus area parkir bus
Publik Umum memarkir kendaraan stasiun area parkir OB Van
Kendaraan Stasiun

seperti bus, OB Van






VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

95
2008 MEDAN LOCAL TV STATION



5.4. Analisa Program Ruang
JENIS FASILITAS NAMA RUANG
KEBUTUHAN
RUANG
JUMLAH STANDAR KAPASITAS
LUAS
( m
2
)
LUAS TOTAL
( m
2
)
SUMBER

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

96
2008 MEDAN LOCAL TV STATION


FASILITAS
PENERIMA
Lobby umum
Lobby 1 0,5 m
2
/ org 800 org 400
625,71 m
2

DA









R. Informasi 1 3 m
2
/ org 3 org 9 AJM
R. Security 1 2 m
2
/ org 10 org 20 TSS
Video room 1 0,72 m
2
/ org 6 unit 4,32 DA
Lavatory 8 6 48
TSS
Luas Efektif 481.32

Sirkulasi 30 % = 30 % x 481.32 m
2
144.39
R. Administrasi
R. Kerja 1 5 m
2
/ org 3 15
31,2 m
2

DA
R. Arsip 1 9
S
Luas Efektif 24

Sirkulasi 30 % = 30 % x 24 m
2
7,2
L U A S F A S I L I T A S P E N E R I M A
656,91 m
2

FASILITAS
PENGELOLA
R .Direktur Utama
R. Kerja 1 9 m
2
1 org 9 m
2







DA
R. Tamu 1 1 m
2
/ org 10 org 10 m
2

S






R. Istirahat 1 9 m
2
@ 1 org 9 m
2
A

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

97
2008 MEDAN LOCAL TV STATION


R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 20 10 m
2









51 6 m
2

A
KM / WC 1 4 4 m
2
DA
Luas efektif 42 m
2


Sirkulasi 20 % = 20 % x 42 m
2
8,6 m
2

R. Direktur
R. Kerja 3 9 m
2
@ 1 org 27 m
2










127,2 m
2

DA
R. Tamu 3 1 m
2
/ org @ 10 org 30 m
2

S
R. Istirahat 3 9 m
2
@ 1 org 27 m
2

A
R. Tunggu 3 0,5 m
2
/ org 20 org 10 m
2

A
KM / WC 3 4 m
2
12 m
2

DA
Luas efektif 106 m
2


Sirkulasi 20 % = 20 % x 106 m
2
21.2 m
2

FASILITAS
PENGELOLA
R. Wakil Direktur
R. Kerja 3 9 m
2
@ 1 org 27 m
2








DA


R. Tamu 3 1 m
2
/ org @ 10 org 30 m
2

S









KM / WC 3 4 m
2
12 m
2
DA
Luas efektif 69 m
2


VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

98
2008 MEDAN LOCAL TV STATION


Sirkulasi 20 % = 20 % x 69 m
2
13,8 m
2


82,8 m
2

R. Komisaris
R. Kerja 5 9 m
2
@ 1 org 45 m
2




192 m
2

DA
R. Tamu 5 1 m
2
/ org @ 10 org 50 m
2
S
R. Istirahat 5 9 m
2
@ 1 org 45 m
2
A
KM / WC 5 4 m
2
20 m
2
DA
Luas efektif 160 m
2


Sirkulasi 20 % = 20 % x 160 m
2
32 m
2

R. Sekretaris
R. Kerja 3 6 m
2
@ 1 org 18 m
2

40,8 m
2

DA
R. Tunggu 3 0,5 m
2
/ org 20 org 10 m
2
A
Pantry 1 6 m
2
6 m
2
DA
Luas efektif 34 m
2


Sirkulasi 20 % = 20 % x 34 m
2
6,8 m
2

FASILITAS
PENGELOLA
R. Keuangan
R. Ka. Keuangan 1 6 m
2
1 org 6 m
2








DA


R. Staff 4 1,2 m
2
@ 1 org 4,8 m
2

DA









R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 20 org 10 m
2
A
R. Tamu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
S

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

99
2008 MEDAN LOCAL TV STATION


R. Rapat kecil 1 1,5 m
2
/ org 6 org 9 m
2






41 76
2

DA
Luas efektif 34,8 m
2


Sirkulasi 20 % = 20 % x 34,8 m
2
6.96 m
2

R. Marketing
R. Ka. Marketing 1 6 m
2
1 org 6 m
2













104 72
2

DA
R. Staff 4 1,2 m
2
@ 1 org 4,8 m
2

DA
R. Penjualan 1 9 m
2
1 org 9 m
2

S
R. Traffic 1 9 m
2
1 org 9 m
2

S
R. Service 1 9 m
2
1 org 9 m
2

S
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 20 org 10 m
2

A
R. Tamu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2

S
R. Rapat kecil 1 1,5 m
2
/ org 8 org 12 m
2

DA
Luas efektif 74,8 m
2


Sirkulasi 20 % = 20 % x 74.8 m
2
14,96 m
2

FASILITAS
PENGELOLA
R. Personalia &
Administrasi
R. Ka. Personalia 1 6 m
2
1 org 6 m
2





DA


R. Staff 4 1,2 m
2
@ 1 org 4,8 m
2

DA









R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 20 org 10 m
2
A

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

100
2008 MEDAN LOCAL TV STATION

R. Tamu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2









S
R. Rapat kecil 1 1,5 m
2
/ org 6 org 9 m
2
DA
Luas efektif 34,8 m
2


Sirkulasi 20 % = 20 % x 34,8 m
2
6,96 m
2

R. Penyiaran
R. Ka. Penyiaran 1 6 m
2
1 org 6 m
2




41,76 m
2

DA
R. Staff 4 1,2 m
2
@ 1 org 4,8 m
2

DA
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 20 org 10 m
2

A
R. Tamu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2

S
R. Rapat kecil 1 1,5 m
2
/ org 6 org 9 m
2

DA
Luas efektif 34,8 m
2



Sirkulasi 20 % = 20 % x 34,8 m
2
6.96 m
2

R. Rapat Dewan
R. Rapat 1 2 m
2
/ org 50 100 m
2

120 m
2

DA
Sirkulasi 20 % = 20 % x 100 m
2
20 m
2


L U A S F A S I L I T A S P E N G E L O L A
844,4 m
2

FASILITAS
TEKNIK
PRODUKSI
R. Ka Pengawas
Teknik
R. Ka. Teknik 1 6 m
2
1 org 6 m
2








S


R. Tamu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2

S










R. Asist. Ka 1 6 m
2
1 org 6 m
2
S
R. Staff 2 1,2 m
2
@ 1 org 4,8 m
2
DA
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

101
2008 MEDAN LOCAL TV STATION



Luas efektif 26,8m
2




32 16
2


Sirkulasi 20 % = 20 % x 26,8m
2
5,36 m
2

R. Koordinator
Teknik
R. Koord. Teknik 1 6 m
2
1 org 6 m
2









S
R. Staff 4 1,2 m
2
@ 1 org 4,8 m
2

DA
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2

A
R. Tamu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2

S
Luas efektif 20,8 m
2


Sirkulasi 20 % = 20 % x 20,8 m
2
4,16 m
2

R. VTR
Peralatan VTR 1 1,2 m
2
8 unit 9,6 m
2








TSS
R. Staff 2 1,2 m
2
@ 1 org 4,8 m
2

DA
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2

S
Luas efektif 19,4 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 19,4 m
2
5,82 m
2

FASILITAS
TEKNIK
R. Kameraman

R. Kerja 1 6 m
2
1 org 6 m
2





TSS
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2

A
Luas efektif 11 m
2


VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

102
2008 MEDAN LOCAL TV STATION


PRODUKSI
Sirkulasi 30 % = 30 % x 11 m
2
3,3 m
2


14 4 m
2












R. Kontrol Program
R. Ka. Kontrol 1 6 m
2
1 org 6 m
2
















58 5 m
2

DA
R. Tamu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A
R. Konsol Video 1 4 m
2
/ unit 1 unit 4 m
2
TSS
R. Konsol Audio 1 4 m
2
/ unit 1 unit 4 m
2
TSS
R. Konsol Lighting 1 4 m
2
/ unit 1 unit 4 m
2
TSS
R. Kontol Switcher 1 4 m
2
/ unit 1 unit 4 m
2
TSS
R. Sound Lock 2 6 m
2
12 m
2
TSS
R. Penyiar 1 6 m
2
1 org 6 m
2
TSS
Luas efektif 45 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 45 m
2
13,5 m
2

R. Telecine

R. Proyektor 1 5 m
2
5 m
2






146,9 m
2

DA
R. Preview 1 1 m
2
100 org 100 m
2

DA
R. Rekam 1 4 m
2
/ unit 2 unit 8 m
2

DA
Luas efektif 113 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 113 m
2
33.9 m
2

FASILITAS R. Transmisi
R. Ka. Transmisi 1 6 m
2
1 org 6 m
2
DA

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

103
2008 MEDAN LOCAL TV STATION


TEKNIK
PRODUKSI

R. Tamu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2












2

S
R. Transmisi 1 4 m
2
/ unit 4 unit 16 m
2
TSS
R. Staff 4 1,2 m
2
@ 1 org 4,8 m
2
DA
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2

A








Luas efektif 36,8 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 36.8 m
2
11,04 m
2

R. Master
Control
R. Ka. Kontrol 1 9 m
2
1 org 9 m
2













132,6 m
2

DA
R. Tamu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
S
R. Asisten 1 6 m
2
1 org 6 m
2
DA
R. Konsol Video 1 4 m
2
/ unit 4 unit 16 m
2
TSS
R. Konsol Audio 1 4 m
2
/ unit 4 unit 16 m
2
TSS
R. Konsol Lighting 1 4 m
2
/ unit 4 unit 16 m
2
TSS
R. Kontol Switcher 1 4 m
2
/ unit 4 unit 16 m
2
TSS
R. Sound Lock 2 6 m
2
12 m
2
TSS
R. Penyiar 1 6 m
2
1 org 6 m
2
TSS
Luas efektif 102 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 102 m
2
30,6 m
2

FASILITAS


R. Maintenance

R. Workshop 1 20 m
2










TSS

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

104
2008 MEDAN LOCAL TV STATION


Gudang 1 20 m
2
TSS
R. Teknisi 4 1,2 m
2
@ 1 org 4,8 m
2
DA
Luas efektif 44,8 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 44,8 m
2
13,44 m
2

R. Editing
R. Editing 1 1 4 m
2
/ unit 6 unit 24 m
2









81,9 m
2

TSS
R. Editing 2 1 4 m
2
/ unit 4 unit 16 m
2
TSS
R. Editing 3 1 4 m
2
/ unit 3 unit 12 m
2
TSS
R. Software 1 6 m
2
A
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A
Luas efektif 63 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 63 m
2
18.9 m
2

R. Peralatan
Telepon
R. Operator 1 4 m
2
/ org 4 org 16 m
2





30,42 m
2

TSS
R. Teknisi 2 1,2 m
2
@ 1 org 2,4 m
2
A
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A
Luas efektif 23,4 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 23,4 m
2
7,02 m
2

FASILITAS


R. Generator


R. Operator 1 4 m
2
/ org 4 org 16 m
2










S

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

105
2008 MEDAN LOCAL TV STATION



R. Software 1 6 m
2
A
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A
Luas efektif 27 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 27 m
2
8,1 m
2

R. Film Recording
R. Rekam 1 4 m
2
/ org 4 org 16 m
2








96,2 m
2

DA
R. Konsol Video 1 4 m
2
/ unit 2 unit 8 m
2
TSS
R. Gelap 1 20 m
2
TSS
R. Menonton 1 1 m
2
30 org 30 m
2
TSS
Luas efektif 74 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 74 m
2
22,2 m
2

R. Video Cartridges
R. Penyimpanan 1 40 m
2







61 62 m
2

TSS
R. Staff 1 1,2 m
2
/ org @ 2 org 2,4 m
2
A
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A
Luas efektif 47,4 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 47,4 m
2
14,22 m
2

FASILITAS


R. Equipment

R. Penyimpanan 1 40 m
2









TSS

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

106
2008 MEDAN LOCAL TV STATION


R. Staff 1 1,2 m
2
/ org @ 2 org 2,4 m
2
A
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A
Luas efektif 47,4 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 14,22 m
2

L U A S F A S I L I T A S T E K N I K P R O D U K S I 907,68 m
2

FASILITAS
PRODUKSI
Studio
Studio 1 1 900 m
2


TSS
Studio 2 1 500 m
2
TSS
R. Rehearsal 1 2 m
2
/ org 30 60 m
2
DA
R. Pakaian 2 0,9 m
2
/ unit 20 unit 36 m
2
DA
R. Ganti 4 0,9 m
2
/ unit @ 10 unit 36 m
2
DA
R. Rias 4 0,9 m
2
/ org @ 10 org 36 m
2
DA
Green Room 1 1 m
2
50 org 50 m
2
TSS
R. Serbaguna 1 1 m
2
80 org 80 m
2
TSS
R. Istirahat Artis 4 2 m
2
/ unit @ 4 org 32 m
2
DA
R. Istirahat Kru 4 2 m
2
/ unit @ 4 org 32 m
2
DA
R. Kru Panggung 2 1,2 m
2
/ org @ 8 org 19,2 m
2
DA
Studio
R. Loker 4 0,9 m
2
/ unit @ 20 unit 72 m
2
DA

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

107
2008 MEDAN LOCAL TV STATION


KM/WC 4 1 m
2
/ unit @ 20 org 80 m
2






2513 16 m
2

DA
Luas efektif 1933,2m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 1933,2m
2
579,96m
2

FASILITAS
PRODUKSI
R. Penyimpanan
Akhir
R. Penyimpanan 1 60m
2










243,62 m
2

TSS
R. Staff 2 1,2 m
2
@ 1 org 2,4 m
2
DA
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A
R. Penyimpanan
Kamera,
Microphone,
Lighting
R. Kamera 1 40m
2
TSS
R. Microphone 1 20m
2
TSS
R. Lighting 1 60m
2
TSS
Luas efektif 187,4 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 187,4 m
2
56,22 m
2

R. Dekorasi
R. Fotocopy 1 1, 8 m
2
/ unit 5 unit 9 m
2


TSS
R. Workshop 1 20 m
2
S
R. Pengecatan

1 30 m
2
S
Bengkel 1 40 m
2
S
R. Elektrik

1 20 m
2
S
FASILITAS


R. Dekorasi
R. Penyimpanan 1 60 m
2










TSS

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

108
2008 MEDAN LOCAL TV STATION


R. Pembuangan 1 60 m
2
TSS
R. Staff 4 1,2 m
2
@ 1 org 4,8 m
2
DA
Luas efektif 243,8 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 243,8 m
2
73,14 m
2

Laboratorium Film
R. Developing 1 4 m
2
/ unit 4 unit 16 m
2












TSS
R. Editing 1 4 m
2
/ unit 4 unit 16 m
2
TSS
R. Penyimpanan 1 40 m
2
TSS
R. Ka. Lab 1 6 m
2
1 org 6 m
2
DA
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A
Luas efektif 83 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 83 m
2
24,9 m
2

R. Sound Effect
R. Editing 1 4 m
2
/ unit 4 unit 16 m
2


TSS
R. Mixing 1 4 m
2
/ unit 4 unit 16 m
2
TSS
R. Dubbing 1 4 m
2
/ unit 4 unit 16 m
2
TSS
R. Pimpinan 1 6 m
2
1 org 6 m
2
DA
R. Penyimpanan 1 40 m
2
A

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

109
2008 MEDAN LOCAL TV STATION

FASILITAS


R. Sound Effect
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2





A

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

110
2008 MEDAN LOCAL TV STATION

Luas efektif 99 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 99 m
2
29,7 m
2

R. Music Origination
R. Editing 1 4 m
2
/ unit 4 unit 16 m
2









86,84 m
2

TSS
R. Mixing 1 4 m
2
/ unit 4 unit 16 m
2
TSS
R. Dubbing 1 4 m
2
/ unit 4 unit 16 m
2
TSS
R. Ka. Lab 1 9 m
2
1 org 9 m
2
DA
R. Staff 4 1,2 m
2
@ 1 org 4,8 m
2
DA
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A
Luas efektif 66,8 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 66,8 m
2
20,04m
2

R. Screening
R. Staff 4 1,2 m
2
@ 1 org 4,8 m
2






77,74 m
2

DA
R. Proyektor 1 5 m
2
5 m
2
DA
R. Duduk 1 1 m
2
30 org 30 m
2
DA
R. Penyimpanan 1 20 m
2
A
Luas efektif 59,8 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 59,8 m
2
17,94 m
2

FASILITAS
PRODUKSI
Fasilitas OB. Van
Garasi 1 20 m
2
/ unit 3 unit 60 m
2




S
R. Maintenance 1 30 m
2
TSS
R. Teknisi 3 1,2 m
2
@ 1 org 3,6 m
2
DA

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

111
2008 MEDAN LOCAL TV STATION


R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2





245 18 m
2

A
Luas efektif 188,6 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 188,6 m
2
56,58 m
2

L U A S F A S I L I T A S P R O D U K S I 3720,08 m
2

FASILITAS
PRASARANA
R. ME
R. Genset 1 50 m
2


TSS
R. Bahan Bakar 1 50 m
2
TSS
R. AHU
R. Cooling Tower 1 50 m
2
TSS
R. Chiller 1 50 m
2
TSS
R. Reservoir R. Reservoir 1 50 m
2
TSS
R. Panel Listrik 1 50 m
2
TSS
R. Air Bersih 1 50 m
2
TSS
R. Air Kotor

1 50 m
2
TSS
R. PABX
Operator Sentral 1 25 m
2
DA
Operator per lantai 4 6 m
2
DA
R. Mesin Lift 1 15 m
2
DA
Area Helipad 1 225 m
2
S
R. Janitor 4 (per lantai) 2,5 m
2
10 m
2
DA
FASILITAS
PRASARANA
Bengkel 1 60 m
2


TSS
Gudang Utama 1 40 m
2
TSS
Luas efektif 781 m
2


VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

112
2008 MEDAN LOCAL TV STATION

Sirkulasi 30 % = 30 % x 781 m
2
234,3 m
2

L U A S F A S I L I T A S P R A S A R A N A
1015,3 m
2

FASILITAS
PEMBERITAAN
Studio
Berita


Studio Berita 1 50 m
2















236 6
2

TSS
Studio Khusus 1 20 m
2
TSS
R. Pakaian 2 0,9 m
2
/ unit 10 unit 18 m
2
DA
R. Ganti 2 0,9 m
2
/ unit @ 5 org 9 m
2
DA
R. Rias 2 0,9 m
2
/ unit @ 5 org 9 m
2
DA
R. Istirahat
Pembawa

2 2 m
2
/ unit @ 2 org 8 m
2
TSS
R. Istirahat Kru 2 2 m
2
/ unit @ 3 org 12 m
2
TSS
R. Kru Panggung 5 1,2 m
2
@ 1 org 6 m
2
TSS
R. Loker 2 0,9 m
2
/ unit @ 10 unit 18 m
2
TSS
Gudang 1 20 m
2
A
KM / WC 2 @ 6 org 12 m
2
DA
Luas efektif 182 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 182 m
2
54,6 m
2

R. Generator
Graphic
R. Staff 1 4 m
2
/ unit 4 unit 16 m
2


DA
R. Software 1 6 m
2
A
FASILITAS

R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2


A
Luas efektif 27 m
2


VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

113
2008 MEDAN LOCAL TV STATION

PEMBERITAAN
Sirkulasi 30 % = 30 % x 27 m
2
8,1 m
2



R. Editing
R. Editing 1 4 m
2
/ unit 4 unit 16 m
2





32,4 m
2

TSS
R. Software 1 1,5 m
2
/ unit 4 unit 6 m
2
S
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A
Luas efektif 27 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 27 m
2

5,4 m
2


R. Kontrol
R. Ka. Kontrol 1 9 m
2
1 org 9 m
2










118,3 m
2

TSS
R. Konsol Video 1 4 m
2
/ unit 4 unit 16 m
2
TSS
R. Konsol Audio 1 4 m
2
/ unit 4 unit 16 m
2
TSS
R. Konsol Lighting 1 4 m
2
/ unit 4 unit 16 m
2
TSS
R. Kontol Switcher 1 4 m
2
/ unit 4 unit 16 m
2
TSS
R. Sound Lock 2 6 m
2
12 m
2
TSS
R. Penyiar 1 6 m
2
1 org 6 m
2
TSS
Luas efektif 91 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 91 m
2
27,3 m
2

R. Produser
R. Produser 1 9 m
2
1 org 9 m
2


DA
R. Asst. 1 6 m
2
1 org 6 m
2
DA
R. Staff 4 1,2 m
2
@ 1 org 4,8 m
2
DA
FASILITAS
PEMBERITAAN

R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2




32,24 m
2

A
Luas efektif 24,8 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 24,8 m
2
7,44 m
2


VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

114
2008 MEDAN LOCAL TV STATION


R. Reporter
R. Kerja 4 1,2 m
2
@ 1 org 4,8 m
2





12,74 m
2

DA
R. Tamu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
DA
Luas efektif 9,8 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 9,8 m
2
2,94 m
2

Perpustakaan
R. Penitipan Tas 1 0,3 m
2
/ org 20 unit 6 m
2










295,1 m
2

DA
R. Katalog 1 1,5 m
2
/ unit 4 unit 6 m
2
DA
R. Rak 1 1,5 m
2
/ unit 40 unit 60 m
2
DA
R. Baca / Tonton 1 2 m
2
/ org 50 org 100 m
2
DA
R. Komputer 1 2 m
2
/ unit 10 unit 20 m
2
DA
R. Pencatatan 1 5 m
2
/ org 3 org 15 m
2
DA
Gudang 1 20 m
2
DA
Luas efektif 227 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 227 m
2
68,1m
2

L U A S F A S I L I T A S P E M B E R I T A A N 762,48 m
2

FASILITAS
PROGRAMMER
R. Program Drama
R. Produser 3 9 m
2
1 org 27 m
2


DA
R. Staff 1 1,2 m
2
@ 4 org 4,8 m
2
DA
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A
FASILITAS R. Program R. Produser 3 9 m
2
1 org 27 m
2


DA

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

115
2008 MEDAN LOCAL TV STATION

PROGRAMMER
Musik & Hiburan
R. Staff 1 1,2 m
2
@ 4 org 4,8 m
2
DA
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A
R. Pengatur Iklan
R. Kerja 3 9 m
2
1 org 27 m
2
DA
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A
R. Jadwal
R. Kerja 3 9 m
2
1 org 27 m
2
DA
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A
R. Produser
R. Kerja 3 9 m
2
1 org 27 m
2
DA
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A
R. Sutradara
R. Kerja 3 9 m
2
1 org 27 m
2
DA
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A
R. Kasting
Area Kasting 1 0,5 m
2
/ org 5 org 2,5 m
2
S
R. Menonton 1 1 m
2
30 org 30 m
2
DA
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A
R. Skenario
R. Kerja 3 9 m
2
1 org 27 m
2
DA
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A
R. Rapat 1 2 m
2
/ org 50 100 m
2
DA
R. Arsip 1 9 m
2
S
R. Pengawas
Arus Acara
R. Kerja 1 9 m
2
1 org 9 m
2
DA
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A
FASILITAS R. Program Liputan R. Koordinator 1 9 m
2
1 org 9 m
2


DA

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

116
2008 MEDAN LOCAL TV STATION

PROGRAMMER Khusus
R. Reporter 1 4 m
2
4 org 16 m
2





DA
R. Kameraman 1 1,2 m
2
@ 4 org 4,8 m
2
DA
Luas efektif 423,9 m
2


Sirkulasi 30 % = 30 % x 423,9 m
2
127,17 m
2

L U A S F A S I L I T A S P R O G R A M M E R 551,07 m
2

FASILITAS
PENUNJANG

Kafetaria
Area makan 1 4 m
2
/meja 80 meja ( 240 org) 320 m
2


DA
Lounge / bar 1 2 m
2
50 org 100 m
2
S
R. wastafel 21 1 m
2
4 unit 8 m
2
S
Dapur 1 20% dr r. makan 64 m
2
DA
R. Persiapan 1 9 m
2
S
Gudang kering 1 20 m
2
DA
Gudang basah 1 20 m
2
DA
R. istirahat 2 2 m
2
/ unit @ 3 org 12 m
2
DA
R. loker 2 0,9 m
2
/ unit @ 10 unit 18 m
2
DA
Area kasir 1 2 m
2
/org 3 org 6 m
2
DA
KM / toilet 1 2 m
2
/org 6 org 12 m
2

Perpustakaan
R. Penitipan Tas 1 0,3 m
2
/ org 40 unit 12 m
2
DA
R. Katalog 1 1,5 m
2
/ unit 6 unit 9 m
2
DA
R. Rak 1 1,5 m
2
/ unit 80 unit 120 m
2
DA



Perpustakaan

R. Baca / Tonton 1 2 m
2
/ org 100 org 200 m
2


DA

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

117
2008 MEDAN LOCAL TV STATION

R. Pencatatan 1 2 m
2
/ unit 10 unit 20 m
2
DA
Gudang 1 40 m
2
DA
R. Kepala 1 9 m
2
1 org 9 m
2
DA
R. Komputer 1 2 m
2
/ unit 30 unit 60 m
2
DA
R. Pengobatan
Darurat

R. Periksa 1 2 m
2
/ org 3 org 6 m
2
DA
R. Dokter 1 9 m
2
1 org 9 m
2
DA
R. Perawat 2 1,2 m
2
@ 1 org 2,4 m
2
DA
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A
Kantor Sewa

R. Display 30 30 m
2
900 m
2
S
Warung
Telekomunikasi
R. Telepon 10 2 m
2
@1 kotak 20 m
2
AJM
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 40 org 20 m
2
DA
Customer Service 1 3 m
2
3 org 9 m
2
AJM
Toilet 2 6 org 12 m
2
TSS
Warung Internet
Area Internet 2 3 m
2
20 120 m
2
S
R. Kasir 1 3 m
2
2 org 6 m
2
S
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 10 org 5 m
2
A
Toilet 2 6 org 12 m
2
TSS
Musholla
R. Sholat 1 0,5 m
2
120 org 60 m
2
DA
T. Wudhu 2 2 m
2
@10 40 m
2
DA
Toilet 2 6 org 12 m
2
DA



R. Serbaguna R. Seminar 2 1,6 m
2
/ org 50 org 160 m
2


DA

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

118
2008 MEDAN LOCAL TV STATION

Keterangan:
1. DA : Data Arsitek 4. S : SURVEY
2. TSS : Times Saver Standar 5. A : ASUMSI
3. AJM : AJ Metric
R. Panitia 1 0,8 m
2
/ org 15 org 12 m
2
DA
Pantry 1 6 m
2
6 m
2
S
Gudang 1 20 m
2
S
Toilet 2 1 m
2
/ org 20 org 40 m
2
DA
R. Istirahat R. Istirahat 5 2 m
2
/ unit @ 2 org 20 m
2
DA
R. Fotocopy
R. Fotocopy 1 1, 8 m
2
/ unit 5 unit 9 m
2
S
R. Tunggu 1 0,5 m
2
/ org 40 org 20 m
2
S
R. Kasir 1 3 m
2
2 org 6 m
2
S
Toilet Umum
Toilet pria 4 (per lantai) 1 m
2
/ org 20 org 80 m
2
DA
Toilet wanita 4 (per lantai) 1 m
2
/ org 20 org 80 m
2
DA

Luas efektif 2782,4 m
2

Sirkulasi 30 % = 30 % x 2782,4 m
2
834,72 m
2


L U A S F A S I L I T A S P E N U N J A N G 3585,2 m
2

L U A S T O T A L B A N G U N A N 12043,04 m
2


VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

119
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Parkir
Jumlah parkir yang disediakan :
Pengelola / pegawai ( 300 org )
Asumsi : mobil 30 %, sepeda motor 50 %, lain-lain 20 %
Mobil : 30 % x 300 org = 90 org
Asumsi 1 mobil untuk 1 org = 90 mobil
Sepeda motor : 50 % x 300 org = 150 org
Asumsi 1 sepeda motor untuk 2 org = 75 sepeda motor
Lain-lain : 20 % x 300 org = 60 org

Pengunjung bisnis ( 100 org )
Asumsi : mobil 70 %, sepeda motor 25 %, lain-lain 5 %
Mobil : 70 % x 100 org = 70 org
Asumsi 1 mobil untuk 2 org = 35 mobil
Sepeda motor : 25 % x 100 org = 25 org
Asumsi 1 sepeda motor untuk 2 org = 12 sepeda motor
Lain-lain : 5 % x 100 org = 5 org


Penonton Studio (800 org)
Asumsi : mobil 70 %, sepeda motor 25 %, lain-lain 5 %
Mobil : 70 % x 800 org = 560 org
Asumsi 1 mobil untuk 4 penumpang
= 560 / 4 = 140 mobil
Sepeda motor : 25 % x 800 org = 200 org
Asumsi 1 sepeda motor untuk 2 org = 100 sepeda motor
Lain-lain : 5 % x 800 org = 40 org


VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

120
2008 MEDAN LOCAL TV STATION

Publik Umum ( 60 org )
Asumsi : mobil 25 %, bus 70 %, lain-lain 5 %
Mobil : 25 % x 60 org = 15 org
Asumsi 1 mobil untuk 4 penumpang
= 15 / 4 = 4 mobil
Bus 70 % x 60 org = 42 org
Asumsi 1 bus untuk 20 org = 2 bus
Lain-lain : 5 % x 60 org = 3 org


Kendaraan Stasiun (800 org)
OB Van : 3 van
Bus jemputan karyawan : 2 bus
Kendaraan servis : 3 truk
Helikopter : 1 helikopter


Parkir mobil (15 m
2
/ mobil ) = 269 x 15 m
2
= 4035 m
2

Kesimpulan :
Parkir sepeda motor ( 2 m
2
/ motor ) = 200 x 2 m
2
= 400 m
2

Parkir bus ( 33,7 m
2
/ bus ) = 4 x 33,7 m
2
= 135 m
2

Parkir OB Van = 3 x 20 m
2
= 60 m
2

Parkir truk = 3 x 48 m
2
= 144 m
2

Helipad = 1 x 225 m
2
= 225 m
2


Luas parkir keseluruhan = 5000 m
2


VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

121
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
5.5 Analisa Massa Bangunan
1. Massa Bangunan
Massa bangunan cenderung memperhatikan efisiensi sesuai dengan tuntutan
fungsi hangunan i tu sendiri. Bentuk massa bangunan perlu dipertimbangkan
terhadap:
Kegiatan dan efisiensi ruang.
Penyesuaian terhadap bentuk tapak.
Penampilan bangunan diusahakan semenarik mungkin sehingga dapat
menarik minat masyarakat untuk datang. Oleh karena itu penampilan bangunan
perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Sebagai bangunan komersil dengan fungsi informasi dan hiburan maka
bangunan harus dapat mencerminkan kegiatan didalamnya yang cukup
dinamis.
Bangunan tidak perlu terlalu tinggi/disesuaikan dengan bangunan
disekelilingnya.
Bentuk-bentuk massa bangunan yang dapat dipakai, yaitu:
Bentuk Persegi
Merupakan bentuk yang sangat banyak dipakai dalam massa bangunan
mudah dalam modifikasi dan pengembangan ke dalam bentuk-bentuk
baru yang sangat beragam.
Bentuk Lingkaran dan Lengkung
Memberi kesan lembut, utuh dan lunak. Bentuk ini sangat cocok untuk
kegiatan berkelompok. Diterapkan dalam keadaan utuh, setengah lingkaran
ataupun segmen-segmen yang lebih kecil dan mudah dikombinasikan
dengan bentuk-bentuk lain.
Bentuk Segitiga
Bentuk segitiga mencerminkan kestabilan, tetapi sulit dalam pengaturan
ruang.

5.6 Analisa Pencapaian dan Sirkulasi Bangunan
Pencapaian dan sirkulasi bangunan dibuat untuk memudahkan dan tidak menimbulkan
crossing antara kendaraan dan manusia. Sirkulasi didalam bangunan di buat berdasarkan
fungsi ruang-ruang.
Dan mengacu pada bentuk-bentuk sirkulasi yang ada, yaitu:

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

122
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Pola cluster, dimana sirkulasi didasarkan pada zona-zona menurut fungsi dan jenis
kegiatannya.
5.7 Analisa Struktur
a. Pondasi
Pemilihan pondasi yang sesuai untuk Medan Local TV Station ini mempertimbangkan
beberapa hal, yaitu:
1. Keadaan tanah pondasi
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah aau 2-3 meter
di bawah permukaan tanah, maka pondasinya yaitu pondasi telapak (spread
foundation)
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 meter di
bawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang atau pondasi tiang
apung (floating pile foundation) untuk memperbaiki kondisi tanah.
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 meter di
bawah permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang pancang (pile driven
foundation) bila tidak terjadi penurunan.
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 meter di
bawah permukaan tanah, maka dipakai tiang baja atau tiang yang dicor
ditempat.

2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya yang mana harus memperhatikan:
Kondisi beban
Sifat dinamis bangunan
Kegunaan dan kepentingan bangunan

3. Batasan-batasan dari bangunan di sekelilingnya.
Ditinjau dari segi pelaksanaan khususnya bila ada di dalam kota, ada beberapa keadaan
dimana diusahakan dengan cara apapun untukmemasukkan kondisi lingkungan ke dalam
pertimbangan.



VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

123
2008 MEDAN LOCAL TV STATION

Jenis pondasi dalam Tanah keras Bahan Keterangan
Pondasi tiang
pancang
10m-40m Beton bertulang/baja
komposit
Lapisan permukaaan
tanah atas
labil/lunak
Pondasi tiang
strauss
>15m Beton bertulang cor
ditempat
Tanah mudah dibor
Pondasi tiang
Franky
10m-40m Beton bertulang cor
ditempat
Lubang dibuat
dengan alat
penumbuk
Pondasi tiang bor 10m-40m Beton bertulang cor
ditempat
Besar lubang seluas
penampang
dasar
Pondasi sumuran <4m Batu pecah/beton Sumur seluas
pondasi
setempat
Pondasi terapung +/-15m Beton bertulang Berfungsi sebagai
dinding
basement

Berdasarkan tabel analisa diatas, maka pada bangunan ini menggunakan pondasi
Sumuran karena sesuai dengan kondisi tanahnya dan juga karena beban lantai yang tidak
terlalu banyak.
b. Struktur Bangunan
Struktur pada bangunan Medan Local TV Station ini menggunakan pertimbangan:
Dapat memenuhi kebutuhan fungsi bangunan pada ruang pamer dan
bengkel.
Keuntungan struktur yang ekonomis, tahan gempa dan mudah dalam
pelaksanaannya.
Tabel 5.3. Analisa Penggunaan Pondasi

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

124
2008 MEDAN LOCAL TV STATION

Berdasarkan kriteria diatas maka pada bangunan ini akan memadukan sistem struktur
Rigid Frame dengan bentangan lebar dipadukan dengan konstruksi baja tulangan.
Keuntungan struktur rigid frame:
Mudah pelaksanaan
Tahan gempa
Ekonomis
Bukaan dan pembagiam ruang yang lebih bebas karena dinding bukan sebagai
struktur hanya pengisi.
c. Struktur Atap
Struktur atap yang dipilih pada bangunan Medan Local TV Station menggunakan
perpaduan struktur rangka batang (Truss Frame) dengan atap dak beton, hal ini karena
pertimbangan:
Pelaksanaannya relatif praktis
Nilai estetis yang cukup tinggi
Bentangan yang lebih lebar

5.8 Analisa Utilitas
a. Sistem Pencahayaan
Pencahayaan alami. Dengan pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan
alami pada ruang-ruang yang memungkinkan diberi bukaan jendela; ruang
perkantoran, ruang lobby, cafe/restaurant, dan fasilitas penunjang lainnya.
Pencahayaan buatan. Untuk ruang-ruang yang tertutup, dan juga pada ruang-
ruang tertentu yang bertujuan untuk menimbulkan suasana ruangan seperti
lampu sorot (spot light) pada ruangan konser, daerah lobby dan ruang-ruang
lainnya.
b. Sistem Pengkondisian Udara
Pengkondisian alami. Berupa pemanfaatan udara luar yang masuk ke dalam
bangunan dengan cara aliran silang (Cross Ventilation). Pengudaraan alami dapat
dipakai untuk ruang utilitas serta ruang-ruang lain yang memungkinkan mendapat
penghawaan alami.
Pengudaraan buatan. Sistem pengudaraan buatan digunakan untuk ruang-ruang
tertutup, yang menuntut kondisi udara yang stabil dan faktor kenyamanan.

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

125
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Penggunaan AC pada ruang konser, ruang lobby, restoran/ caf, dengan sistem AC
Central.
c. Listrik
Sumber daya listrik utama bangunan berasal dari PLN melalui jaringan listrik kota.
Sebagai cadangan disediakan genset yang bekerja secara otomatis bila listrik padam.
Perletakkan genset dipertimbangkan terhadap kebisingan yang ditimbulkan dan
dihindari dari penglihatan langsung.
d. Sistem Sanitasi dan Pemipaan
Terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Sistem Air Bersih
Pemenuhan kebutuhan akan air bersih direncanakan berasal dari PDAM dan sumur
bor untuk kebutuhan cadangan seperti kebakaran dan sebagainya.
Jenis pendistribusian air bersih:
1. Up Feed Riser System. Air dari PDAM atau sumur bor masuk reservoir, yang
kemudian dipompakan ke atas, disebarkan keseluruh ruangan. Sistem ini
menggunakan energi listrik dengan bantuan pompa air listrik.
2. Down Feed Riser System. Air dari PDAM atau sumur bor dipompakan ke atas,
baru kemudian dialirkan turun keseluruh ruangan. Sistem ini memanfaatkan
grafitasi, hemat dalam penggunaan energi listrik dan membutuhkan ruangan
khusus untuk tangki pada lantai-lantai atas.
Berdasarkan kriteria-kriteria diatas, maka yang akan digunakan pada bangunan
Stasiun Televisi Medan adalah Up Feed Riser System.
2. Sistem Air Kotor
Saluran air kotor terdiri dari:
Air kotor padat, berasal dari WC dan disalurkan langsung ke septic tank.
Air kotor cair, merupakan air yang berasal dari air cuci, air hujan, dapur, dan
wastafel dan langsung disalurkan ke riol kota



VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

126
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Kotoran lain berupa:
Sampah umum, akan ditampung di dalam bak penampungan sementara
sebelum diangkut oleh dinas sampah kota.
Faktor penting yang harus diperhatikan pada system sanitasi ini adalah:
Menghindari pencemaran lingkungan
Tidak merusak suasana dan penampilan bangunan
Kemudahan pengangkutan sampah ke penampungan akhir.



















VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

127
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
BAB 6
KONSEP PERANCANGAN
6.1. Konsep Ruang Luar
6.1.1. Perletakan Massa Bangunan
Massa bangunan diletakkan di bagian tengah site, namun tetap memberikan ruang pada
bagian depan dan belakang. Bagian depan pinggir jalan didesain sebagai parkir sebagai
pemanfaatan akan GSB, dan pada sudut depan, didesain taman yang sebagai penanda
bangunan. plaza yang merupakan bagian tak terpisah dari massa bangunan. Dan diarea
belakang terdapat helipad yang juga dapat berfungsi sebagai stage untuk acara-acara
outdoor. Desain ini dibuat saat ada acara outdoor, bising jalan tidak mengganggu acara dan
penyiaran ruang luar.
Gambar 6.1 Konsep Perletakan Massa Bangunan
Area GSB yang
dimanfaatkan untuk
sirkulasi dan area
parkir luar
Area GSB
yang
dimanfaatk
an untuk
sirkulasi
dan area
parkir luar
Area Plaza yang juga
berfungsi sebagai
Helipad dan Stage
acara Outdoor

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

128
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
6.1.2. Parkir dan Sirkulasi
Parkir
Parkir kendaraan terletak pada bagian selatan dan barat site, yaitu pada area depan sebagai
pemanfaatan dari area GSB pada site. Pada bagian timur site, didesain parkir untuk OB-Van
stand by dan BUS.
Sirkulasi
Dengan 1 pintu masuk kedalam site, diharapkan memudahkan untuk mengakses bangunan.
Entrance utama dibuat berdasarkan fungsi. Untuk Karyawan stasiun TV, Penonton/pengisi
Acara, dan bagi mereka yang hanya ingin dating untuk mengisi waktu luang di caf, ataupun
berbelanja di retail yang ada, maupun yang datang untuk menggunakan fasilitas yang ada.
Gambar 6.2 Konsep Parkir dan Sirkulasi
Parkir Kendaraan Roda 4
Pintu Keluar Site
Parkir Kendaraan Roda 2
Pintu Masuk Site
Keterangan:
Pintu Masuk Basement
Parkir Kendaraan BUS dan
OB Van
Pintu Keluar Basement

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

129
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
6.1.3. View dan Orientasi

Orientasi bangunan dibuat mengarah ke arah sudut bangunan ( simpang Jl. Jend. Gatot
Subroto dan Jl. Asrama) karena jalan ini merupakan jalan-jalan utama, yang berbatasan
langsung dengan site, serta sebagai center view pada persimpangan. Pada sisi barat dan
Gambar 6.4 Konsep Perancangan Bangunan (ki-ka: Tampak Timur, Tampak Utara, Tampak Selatan,
Tampak Barat)
Gambar 6.3 Konsep View dan Orientasi
Arah Selatan dan Barat
Sangat abik untuk
pandangan dan Orientasi
Bangunan selain
dimanfaatkan untuk main
entrance di bagian sudut,
juga diberikan side
entrance pada dua sisi ini,
selain itu juga dalam
bangunan di tempatkan
ruang-ruang yang
memiliki aktivitas tinggi,
bukan untuk area servis
Untuk Arah Utara dan
Timur, juga cukup baik
untuk view, tapi tidak
terlalu menguntungkan
untuk Orientasi karena
berbatasan dengan
lingkungan/site lain.
Untuk itu pada area ini
diolah untuk hal-hal yang
berkaitan dengan servis,
dan juga pengolahan
outdoor untuk menjadi
nilai tambah pada
bangunan dan
pemanfaatan lahan yang
optimal

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

130
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
selatan bangunan di desain side entrance untuk berfungsi sebagai pintu masuk samping ke
bangunan.
6.2. Konsep Perancangan Ruang Dalam
Aktifitas utama di dalam bangunan adalah produksi dan penyiaran program-program televisi
yang disiarkan didaerah kota medan dan sekitarnya. Dan ada pengunjung yang datang untuk
menonton suatu acara secara langsung ataupun recording. Sirkulasi dibuat sesuai pada fungsi
yang membedakan.
Zoning Ruang Dalam

















Gambar 6.5 Konsep Zoning Ruang Dalam
Zona Publik : Area Retail,
Area Caf, Area Lobby,
Area Penunjang Fungsi
Bangunan
Zona Semi Publik : Area
Studio Rekaman, Area
Studio Live
Zona Semi Privat : Area
Kantor Pengelola,
Programmer, Area
Redaksi Berita, Area
Produksi dan teknik
Produksi, Hanya untuk
yan berkepentingan dan
tamu undangan Khusus
Zona Privat : Area Kantor
Security, Kantor Building
Control System, Kantor
Building Automatic
System
Zona Servis: Area
Sirkulasi, Ruang-Ruang
Area Servis, Ruang
Musholla
Keterangan:

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

131
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
6.3 Konsep Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang digunakan adalah bahan-bahan terbaru dengan teknologi terbaru
pula. Berikut adalah sejumlah deskribsi tentang bahan bangunan yang digunakan.
Struktur
Bahan struktur yang digunakan adalah bahan baja. Baik untuk kolom dan balok. Baja yang
digunakan adalah baja yang khusus yang memiliki ketahan terhadap beban tarik dan beban
tekan yang tinggi. Selain itu baja tersebut juga harus memiliki ketahanan tinggi terhadap korosi
dan panas.
Dinding
Bahan dinding yang digunakan adalah Striricon yaitu material dinding pra cetak yang memiliki
kekuatan lebih dibanding dengan material dinding konvensional. Selain faktor kekuatan
material ini juga memiliki sejumlah keunggulan lain yaitu ketebalan yang dapat disesuaikan
dengan permintaan, tahan api, memiliki daya serap suara yang sangat baik, biaya yang murah,
ringan, kuat dan tahan lama ,tahan air dan cukup mudah dalam pemasangan. Dan dapat
mengeksploitasi selubung bangunan.
Kaca
Kaca yang digunakan adalah kaca laminasi. Dengan menggunakan kaca jenis ini, faktor cuaca
yang cukup berpengaruh pada bangunan dapat diminimalisir hingga 60 %. Material ini juga
dapat digunakan sebagai material struktur. Pada konfigurasi tertentu, material ini dapat
dijadikan kolom yang mampu menahan beban hingga enam ton. Dengan kemampuan ini,
penggunaan kaca dapat divariasikan pada bangunan.
6.4 Konsep Sistem Bangunan
Building Automatic System
Konsep sistem otomatis dalam bangunan diterapkan untuk menguatkan kesan high-tech
didalam bangunan, yaitu dengan menggunakan sensor-sensor dalam penguncian ruang-ruang
dengan tingkat privasi, serta menggunakan CCTV dan saluran komunikasi yang terjaring dengan
baik. Dant sistem otomatis ini diatur di satu ruang tertentu yang juga dekat dengan ruang
security. Otomatisasi juga dapat digunakan untuk sistem proteksi keamanan gedung. Baik
untuk pengunjung ataupun para pekerja Medan Local TV Station serta para artis dan
pendukung acara-acara TV.

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

132
2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Fire System
Sistem pencegah kebakaran yang digunakan adalah penggunaan sejumlah detektor yang akan
memicu halon sebagai bahan pemadam api. Penggunaan halon ditujukan untuk meminimalkan
kerugian yang akan timbul jika terjadi error atau kesalahan pada sistem alarm dan deteksi.
Dengan menggunakan halon, perangkat-perangkat siaran dan alat-alat perekaman yang ada di
dalam bangunan tidak terancam kerusakan jika dibandingkan dengan menggunakan air.
6.5. KONSEP STRUKTUR
6.5.1. Pondasi
Untuk bangunan Stasiun Televisi Lokal yang direncanakan, akan digunakan tiga jenis
pondasi, antara lain :
Pondasi retaining wall
Pondasi tiang pancang
Pondasi telapak/setempat
Retaining wall dipakai sebagai dinding penahan pada lantai basement yang
menggunakan pile cap. Pondasi tiang pancang digunakan pada hampir seluruh tiang
bangunan. Sedangkan pondasi setempat diletakkan pada sisi timur dan barat
bangunan pada bagian koridor.
6.5.2. Kolom dan Balok
Pada gedung ini digunakan beton bertulang sebagai material kolom dan balok.
Pemilihan material ini berdasarkan pertimbangan beban yang akan Berikut detail
kolom dan balok :








Kolom
Pelat lantai
Balok
Gambar 6.6 Konsep bentuk kolom dan balok

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

133
2008 MEDAN LOCAL TV STATION

6.5.3. Atap
Medan Local TV Station merupakan
gedung dengan karakteristik bangunan
bentang lebar. Untuk itu jenis rangka atap
yang digunakan pun yang sesuai dengan
karakteristiknya. Rangka atap truss dipilih
karena lebih efisien dalam jumlah kuda-
kuda yang dibutuhkan untuk menyangga
atap. Untuk penutup atapnya digunakan
jenis zinc calume. Dan untuk kubah pada
studio live digunakan atap grid shell
dengan single desain agar tidak terlalu besar bebannya tetapi kuat dan lebih efisien.
6.6. Konsep Perancangan Utilitas Bangunan
6.6.1. Air Bersih
Sumber air bersih :
- PDAM
- Air Tanah Permukaan
Dengan menggunakan Pompa untuk pendistribusian air secara vertical





6.6.2. Air Hujan









Gambar 6.7 Konsep bentuk atap
PDAM M
DW
P B
Keterangan :
M : Meteran
DW : Deep Well
P : Pompa
B : Bangunan
Skema 6.1 Skema Distribusi Air Bersih
Skema 6.2 Skema Distribusi Air Hujan
AIR HUJ AN DISERAP POHON-POHON PADA SITE
PARIT
BAK KONTROL SUMUR PERESAPAN

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

134
2008 MEDAN LOCAL TV STATION

6.6.3. Air Hujan















6.6.4. Sistem Pembuangan Sampah









6.6.5. Sistem Instalasi Listrik





Skema 6.3 Skema Distribusi Air Kotor
Sampah
Tempat
Sampah
Bak
Penampung

Truk Sampah Pembuangan
Akhir
Skema 6.4 Skema Pembuangan Sampah
AIR
KOTOR
BAK
KONTROL
EQUALIZING
TANK
AERATION
TANK
SEPTICTANK
SLUDGE
TANK
MOBIL
PENYEDOT
PLN
GENSET
TRAFO MDP SDP
TIAP ZONA
LISTRIK
Skema 6.5 Skema Distribusi Listrik

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
117
BAB 7
GAMBAR PERANCANGAN
7.1 Gambar Perancangan
7.1.1 Site Plan












Gambar 7.1 Gambar Perancangan Site Plan

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
118
7.1.2 Ground Plan













Gambar 7.2 Gambar Perancangan Ground Plan

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
119
7.1.3 Denah Lantai 2













Gambar 7.3 Gambar Perancangan Denah Lantai 2

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
120

7.1.4 Denah Lantai 3












Gambar 7.4 Gambar Perancangan Denah Lantai 3

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
121
7.1.5 Denah Lantai 4













Gambar 7.5 Gambar Perancangan Denah Lantai 4

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
122
7.1.6 Denah Lantai Basement













Gambar 7.6 Gambar Perancangan Denah Basement

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
123

7.1.7 Tampak Selatan dan Tampak Timur












Gambar 7.7 Gambar Perancangan Tampak Selatan dan Tampak Timur

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
124
7.1.8 Tampak Utara dan Tampak Barat













Gambar 7.8 Gambar Perancangan Tampak Utara dan Tampak Barat

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
125
7.1.9 Potongan A-A dan Potongan B-B













Gambar 7.9 Gambar Perancagan Ptotongan A-A dan Potongan B-B

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
126
7.1.10 Potongan C-C













Gambar 7.10 Gambar Perancangan Potongan C-C

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
127
7.1.11 Rencana Pondasi













Gambar 7.11 Gambar Perancangan Rencana Pondasi

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
128
7.1.12 Detail Pondasi













Gambar 7.12 Gambar Perancangan Detai Pondasi

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
129
7.1.13 Rencana Pembalokan Lantai Basement













Gambar 7.13 Gambar Rencana Pembalokan Lantai
Basement

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
130
7.1.14 Rencana Pembalokan Lantai 1













Gambar 7.14 Gambar Rencana Pembalokan Lantai 1

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
131
7.1.15 Rencana Pembalokan Lantai 2













Gambar 7.15 Gambar Rencana Pembalokan Lantai 2

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
132
7.1.16 Rencana Pembalokan Lantai 3













Gambar 7.16 Gambar Rencana Pembalokan Lantai 3

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
133
7.1.17 Rencana Pembalokan Lantai 4













Gambar 7.17 Gambar Rencana Pembalokan Lantai 4

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
134
7.1.18 Aksonometri Rencana Plumbing













Gambar 7.18 Gambar Aksonometri Rencana Plumbing

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
135
7.1.19 Aksonometri Rencana Mekanikal Elektrikal













Gambar 7.19 Gambar Aksonometri Rencana Mekanikal
Elektrikal

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
136
7.1.20 Aksonometri Rencana Instlasi AC










Gambar 7.20 Gambar Aksonometri Rencana Air Conditioning

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
137
7.2 Gambar 3D
7.2.1 Site Plan dan Tampak





















Gambar 7.22 Gambar 3D Tampak Arah Selatan dan Arah Timur
Gambar 7.21 Gambar 3D Tampak Atas
Gambar 7.23 Gambar 3D Tampak Arah Utara dan Arah Barat

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
138
7.2.2 Gambar Perspektif
7.2.2.1 Perspektif Mata Burung





















Gambar 7.24 Perspektif 3D Bird View Pada Depan Bangunan
Gambar 7.25 Perspektif 3D Bird View Pada Belakang
Bangunan

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
139
7.2.2.2 Perspektif Mata Manusia






















Gambar 7.26 Perspektif 3D dari Persimpangan J alan
Gambar 7.27 Perspektif 3D dari Arah Barat

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
140























Gambar 7.29 Perspektif 3D dari Arah Barat Daya Bangunan
Gambar 7.28 Perspektif 3D dari Arah Utara Bangunan

VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
141
DAFTAR PUSTAKA

1. Ching, Francis, D.K., 1991, Arsitektur, Bentuk Ruang dan Susunannya, Penerbit Erlangga,
Bandung.
2. De Chiara, Joseph dan Callender John, 1980, Time Saver Standart of Building Types, Mc Graw
Hill Book Company, New York.
3. Egan, David M., 1988, Architectural Accuistic, Mc Graw Hill Book Company Ltd, New York.
4. Engel, Heinrich, 1971, Structure System, Van Nostrand Reinhold Company, New York.
5. Leslie, L. Dolle, 1993, Akustik Lingkungan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
6. Lord, Peter dan Duncan Templeton, 2001, Detail Akustik Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
7. Mediastika, Christina E, Ph.D, 2005, Akustika Bangunan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
8. Moore, Fuller, Understanding Structures, Mc Graw Hill Book Company, New York
9. Neufret, Ernst dan Sjansu Amril, 1995, Data Arsitek Jilid 2 Edisi Kedua, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
10. Neufret, Ernst, 1995, Data Arsitek Jilid 1 Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.
11. Poerbo, Hartono, Ir, M.Arch, 1992, Utilitas Bangunan, Penerbit Djambatan, Jakarta.
12. Prasetio, Len, Dra, Msc, 1985, Akustik Lingkungan, Erlangga, Surabaya.
13. Suptandar, J. Pamudji, 1999, Disain Interior, Penerbit Djambatan, Jakarta.
14. Suptandar, J. Pamudji, 2004, Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain Interior, Penerbit
Djambatan, Jakarta.
15. Snyder, James C., Pengantar Arsitektur, Penerbit Erlangga, Jakarta.
16. Tanggoro, Dwi, 1999, Utilitas Bangunan, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
17. Tood, Kim W, 1997, Tapak, Ruang dan Struktur, Intermata, Bandung.
18. Walker, Theodore D, 2002, Rancangan Tapak & Pembuatan Detil Konstruksi Edisi Ketiga,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
19. http://www.pemkomedan.go.id
20. http://www.google.com
21. http://www. greatbuildings.com
22. http://www.wikipedia.com



VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037

2008 MEDAN LOCAL TV STATION
142

Das könnte Ihnen auch gefallen