Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
A
Keterangan :
Q = panas yang dipindahkan per satuan waktu (m
3
/s)
U = koefisien perpindahan panas (J/sm
2
K)
A = luas permukaan perpindahan panas (m
2
)
LMTD = perbedaan T rata-rata (K)
(Dwi, 2012).
2.5.2 Fouling Factor (Rd)
Fouling adalah peristiwa terakumulasinya padatan yang tidak dikehendaki di
permukaan alat penukar panas yang berkontak dengan fluida kerja, termasuk
permukaan perpindahan panas. Peristiwa tersebut adalah pengendapan, pengerakan,
korosi, polimerisasi dan proses biologi. Fouling factor (Rd) merupakan angka yang
15
menunjukkan hambatan akibat adanya kotoran yang terbawa fluida yang mengalir di
dalam alat penukar panas.
Penyebab terjadinya fouling antara lain :
1. Adanya pengotor berat yaitu kerak keras yang berasal dari hasil korosi atau coke
keras.
2. Adanya pengotor berpori yaitu kerak lunak yang berasal dari dekomposisi kerak
keras.
Akibat terjadinya fouling antara lain :
1. Mengakibatkan kenaikan tahanan perpindahan panas sehingga meningkatkan
biaya, baik investasi, operasi maupun perawatan.
2. Ukuran alat penukar panas menjadi lebih besar, kehilangan energi meningkat,
waktu shutdown lebih panjang dan biaya perawatan meningkat (Dwi, 2012).
2.5.3 Pressure Drop
Pressure drop digunakan untuk mengetahui sejauh mana fluida dapat
mempertahankan tekanan yang dimilikinya selama fluida mengalir.
Penyebab terjadinya pressure drop antara lain :
1. Friksi aliran dengan dinding.
2. Pembelokan aliran.
Jika P terlalu besar :
1. Disebabkan jarak antar baffle yang terlalu dekat.
2. Aliran menjadi lambat.
3. Perlu tenaga pompa yang besar.
Jika P terlalu rendah :
1. Perpindahan panas tidak sempurna.
(Dwi, 2012).
2.6 Prosedur Perancangan Dasar Alat Penukar Panas
Tujuan utama perancangan alat penukar panas adalah untuk menentukan luas
permukaan yang diperlukan untuk sesuatu tugas tertentu menggunakan beda suhu
yang tersedia. Langkah-langkah perancangan antara lain :
1. Mendefinisikan tugas : laju perpindahan panas, laju alir fluida, temperatur.
16
2. Mengumpulkan sifat-sifat fisik fluida yang diperlukan : densitas, viskositas,
konduktivitas termal.
3. Memilih jenis alat penukar panas yang diperlukan.
4. Menebak harga U.
5. Menghitung LMTD.
6. Menghitung luas permukaan yang diperlukan.
7. Menentukan tata letak alat penukar panas.
8. Menghitung koefisien individu.
9. Menghitung koefisien menyeluruh dan membandingkan dengan harga yang
ditebak. Jika sangat jauh berbeda, kembali ke langkah 6 dengan menggunakan
harga U yang didapat dari perhitungan.
10. Menghitung P, jika tidak memenuhi kembali ke langkah 7 atau 4 atau 3.
11. Mengoptimasi rancangan : mengulangi langkah 4 hingga 10 untuk menentukan
alat penukar panas yang paling murah. Biasanya ini adalah alat penukar panas
dengan luas permukaan terkecil.
17
BAB III
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat disampaikan yaitu :
1. Penukar kalor banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam
industri. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari sering dipergunakan pada
peralatan masak. Di dalam mobil maupun alat transportasi lainnya banyak
dijumpai radiator maupun alat pengkondisi udara kabin, yang keduanya juga
merupakan penukar kalor.
2. Jika ditinjau dari fungsinya, semua penukar kalor sebenarnya sama fungsinya
yaitu menukarkan energi yang dimiliki oleh suatu fluida atau zat ke fluida atau
zat lainnya.
3. Penukar kalor dapat digolongkan berdasarkan berbagai aspek antara lain :
a. Proses perpindahan kalor yang terjadi.
b. Tingkat kekompakan permukaan pemindah kalor.
c. Profil konstruksi permukaan.
d. Susunan aliran fluida.
e. Jumlah atau banyaknya fluida yang dipertukarkan energinya.
f. Mekanisme perpindahan kalor yang dominan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Dwi, Indra Wibawa., Heat Exchanger, Fakultas Teknik, Universitas Lampung, 2012.
Hartono, Rudi., Penukar Panas, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa, 2008.
Pejuang, Penukar Panas atau Heat Exchanger, www.senangnya-berbagi-
info.blogspot.com, diakses pada 20 Oktober 2014, 2014.
Wafi, Ahmad., Bani, Andhika., Budi, Ari., Putra, Dimas., Kusuma, Fauzy., Rancang
Bangun Heat Exchanger Shell and Tube Single Phase, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro, 2011.
Walas, Stanley M., Chemical Process Equipment, United States of America : Reed
Publishing Inc, 1990.
Wikipedia, Penukar Panas, www.wikipedia.org, diakses pada 20 Oktober 2014,
2014.
19