Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Monitoring
dilakukan
untuk
membantu
anestetis
mendapatkan
informasi fungsi organ vital dengan effisien secara terrus menerus selama
peri anesthesia, supaya dapat bekerja dengan aman. Monitoring berguna
untuk mengetahui apakah tujuan menghasilkan blockade terhadap rangsang
nyeri, kesadaran dan otot lurik sudah adequate, kelebihan dosis atau
kekurangan dosis.
Sering kalinya pasien meninggal bukan karena kelebihan dosis
analgesi melainkan karena gangguan pada jantungnya, kekurangan oksigen
pada otaknya, adanya perdarahan, transfusi dengan darah yang salah,
hipoventilasi dan lain-lain. Dengan monitoring yang sufisien, anestesis dapat
mengetahui peringatan awal dari masalah yang berpotensial berbahaya
tersebut dan dengan cepat bertindak untuk mengembalikan fungsi organ vital
sefisiologis mungkin.
Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi Amerika Serikat (ASA)
1986 menentukan monitoring standar untuk oksigenasi, ventilasi, sirkulasi dan
suhu badan perianastesi untuk semua kasus termasuk anesthesia umum,
anagelsia regional , dan pasien dalam keadaan diberikan sedativa sebagai
berikut.:
-
dengan
peralatan
atau
c. Banyaknya Perdarahan
Monitoring terhadap perdarahan dilakukan dengan menimbang
kain kasa ketika sebelum kena darah dan sesudahnya,
mengukur jumlah darah di botol pengukur darah ditambah 1020% untuk yang tidak dapat diukur.
2. Invasif
Biasanya dikerjakan untuk bedah khusus atau pasien keadaan umum
kurang baik.
a. Dengan kanulasi arteri melalui a.radialis, a.dorsalis pedis,
a.karotis, a.femoralis dapat diketahui secara kontinyu tekanan
darah pasien.
b. Dengan kanulasi vena sentral, v.jugularis interna-eksterna,
v.subklavia, v.basilika, v.femoralis dapat diketahui tekanan vena
sentral secara kontinyu.
c. Dengan kanulasi a.pulmonalis (Swan-Ganz) dapat dianalisa
curah jantung.
d. Pada bayi baru lahir dapat digunakan arteria dan atau vena
umbilikalis. Selain itu kanulasi arteri ini dapat digunakan untuk
memonitor ventilasi dengan mengukur kadar pH, PO 2, PCO2
bikarbonat dengan lebih sering sesuai kebutuhan. Pada bedah
jantung yang kompleks digunakan ekokardiorafi trans-esofageal.
MONITORING RESPIRASI
1. Tanpa Alat
Dengan inspeksi kita dapat mengawasi pasien secara langsung
gerakan dada-perut baik pada saat bernapas spontan atau dengan
napas kendali dan gerakan kantong cadang apakah sinkron. Untuk
oksigenasi warna mukosa bibir, kuku pada ujung jari dan darah pada
luka bedah apakah pucat, kebiruan atau merah muda/
2. Stetoskop
Dengan stetoskop prekordial atau esophageal dapat didengar suara
pernapasan.
3. Oksimeter Denyut (Pulse Oxymetry)
perlu
waktu
15 menit.
Dipengaruhi oleh
produksi air kemih harus dilakukan dengan hati-hati, karena selain traumatis
juga mengundang infeksi sampai ke pielonefritis. Secara rutin digunakan
kateter foley karet lunak ukuran 5-8oF. Kalau >1 ml/kgBB/jam dan reduksi urin
positif 2, dicurigai adanya hiperglikemia.
MONITOR BLOKADE NEUROMUSKULAR
Stimulasi saraf untuk mengetahui relaksasi otot sudah cukup baik atau
sebaliknya setelah selesai anestesia apakah tonus otot sudah kembali
normal.
MONITOR SISTEM SARAF
Pada pasien sehat sadar, oksigenasi pada otaknya adekuat kalau
orientasi terhadap personal, waktu dan tempat baik. Pada saat pasien dalam
keadaan tidak sadar, monitoring terhadap SSP dikerjalkan dengan memeriksa
respons pupil terhadap cahaya, respons terhadap trauma pembedahan,
respons terhadap otot apakah relaksasi cukup atau tidak.
MONITORING KHUSUS
Monitoring tambahan biasanya digunakan pada bedah mayor atau
bedah khusus seperti bedah jantung, bedah otak posisi telungkup atau posisi
duduk, bedah dengan teknik hipotensi atau jipotermi dan bedah pada pasien
keadaan umum kurang baik yang disertai oleh kelainan sistemis. Oksimeter
denyut, infra red CO2 dan analisa zat anestetik dapat memberitahukan kita
akan adanya gangguan dini, tetapi alat ini ada yang menggolongkan
monitoring tambahan ada yang memasukkan dalam monitoring standar.
Ketiga alat ini walaupun sangat bermanfaat, tetapi sering diganggu oleh
kauter listrik, intervensi cahaya dan sering alarm walaupun pasien dalam
keadaan klinis baik.
Alat monitor elektronik dapat saja member informasi salah, sehingga
yang terbaik ialah kombinasi manual-elektronik. Hipoksia menyeluruh dapat
menyebabkan bradikardi-hipotensi dan kalau tidak segera ditanggulangi
dapat menjurus ke henti jantung. Bradikardia akibat hipoksia tidak bereaksi