Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
HCH
|
H
HH
||
HCCH
||
HH
CH4
C2H6
C3H8
C4H10
ISOMER: senyawa dengan rumus molekul sama tetapi rumus bangun berbeda
C5H12
CH3-CH2-CH2-CH2-CH3 normal pentana
(n-pentana)
CH3-CH2-CH-CH3
|
CH3
2-metil butana
CH3
|
CH3-C-CH3 2,2-dimetil propana
|
CH3
2-metil heksana
3-metil heksana
CH3
|
CH3 C CH2 CH2 CH3 2,2-dimetil pentana
|
CH3
CH3
|
CH3 CH2 C CH2 CH3 3,3-dimetil pentana
|
CH3
n-oktana
2-metil heptana
3-metil heptana
4-metil heptana
CH3
|
CH3 C CH2 CH2 CH2 CH3
|
CH3
2,2-dimetil heksana
2,3-dimetil heksana
2,4-dimetil heksana
2,5-dimetil heksana
CH3
|
CH3
|
CH3 CH2 CH CH CH2 CH3
|
CH3
3-etil heksana
CH3
|
CH3 C CH2 CH CH3 2,2,4-trimetil pentana
|
|
CH3
CH3
CH3
|
CH3 CH C CH2 CH3 2,3,3-trimetil pentana
| |
CH3 CH3
CH3
|
CH3 CH2 C CH2 CH3 3-metil 3-etil pentana
|
3-etil 3-metil pentana
CH2
|
CH3
CH3 CH3
| |
CH3 C C CH3
| |
CH3 CH3
tetra-metil butana
Latihan
Sikloalkana
Alkana dengan rantai karbon tertutup
CH2
siklopropana
CH2
CH2
CH2
CH2
siklobutana
CH2
CH2
CH2
CH2
CH2
siklopentana
CH2
CH2
Alkena
Senyawa Alkana
Hidrokarbon jenuh yang paling sederhana merupakan suatu deret senyawa yang memenuhi
rumus umum CnH2n+2 yang dinamakan alkana. Sebagai hidrokarbon jenuh, alkana
memiliki jumlah atom H yang maksimum. Alkana juga dinamakan parafin (dari parum
affinis), karena sukar bereaksi dengan senyawa-senyawa lainnya. Kadang-kadang alkana
juga disebut sebagai hidrokarbon batas, karena batas kejenuhan atom-atom H telah tercapai.
Setiap senyawa yang merupakan anggota alkana dinamakan suku. Suku alkana ditentukan
oleh jumlah atom C dalam senyawa tersebut. Suku pertama sampai dengan 10 senyawa
alkana dapat anda peroleh dengan mensubstitusikan harga n dan tertulis dalam tabel no. 1
berikut.
Suku pertama sampai dengan 10 senyawa alkana
Suku
ke
1
2
3
4
5
6
7
8
9
rumus molekul
nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
CH4
C2H6
C3H8
C4H10
C5H12
C6H14
C7H16
C8H18
C9H20
metana
etana
propana
butana
pentana
heksana
heptana
oktana
nonana
titik didih
(C/1 atm)
-161
-89
-44
-0.5
36
68
98
125
151
massa 1 mol
dalam g
16
30
44
58
72
86
100
114
128
10
10 C10H22
dekana
174
142
Jika rantai karbon terdiri dari 4 atom karbon atau lebih, maka nama alkana diberi alawal n(normal)
CH3-CH2-CH2-CH2-CH3 = n-pentana
1. Rantai karbon berurutan yang terpanjang dalam suatu molekul ditentukan sebagai
rantai induk. Rantai induk yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu ke ujung
yang lain. Rantai induk diberi nama alkana.
2. Tentukan cabang, yaitu atom C yang yang terikat pada rantai induk. Rantai cabang
ini disebut gugus alkil, biasa diberi tanda -R (dari kata radikal), dan mempunyai
rumus umum -CnH2n+1 Dengan mengganti n dengan angka-angka diperoleh sukusukunya seperti terlihat pada tabel berikut
3. Penomoran. Berilah nomor pada rantai induk dari ujung terdekat cabang.
4. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu cabang. Jika cabang-cabang itu sama,
namanya tidak perlu disebut dua kali. Cukup diberi awalan di- , kalau 3 cabang sama
awalannya tri- , tetra untuk 4 cabang yang sama dan seterusnya. Ingat setiap cabang
diberi satu nomor, tidak peduli cabangnya sama atau beda.
5. Jika cabang-cabang itu berbeda, maka urutan menyebutnya adalah menurut urutan
abjad huruf pertamanya, cabang etil disebut dulu dari cabang metil.
Isomer Senyawa Alkana
Atom C mampu membentuk senyawa hidrokarbon rantai lurus maupun bercabang. Alkana
dengan jumlah C yang sama akan mempunyai struktur yang berbeda. Semakin banyak
jumlah atom C, semakin banyak struktur molekul yang dapat dibentuk. Dua senyawa atau
lebih yang mempunyai rumus molekul sama tetapi mempunyai struktur molekul berbeda
dinamakan isomer.
Semua alkana yang memiliki 4 atau lebih atom karbon akan memiliki isomeri bangun. Ini
berarti bahwa ada dua atau lebih rumus bangun yang bisa dibuat untuk masing-masing rumus
molekul.
Sifat-Sifat Senyawa Alkana
Sifat Fisika
1. Titik Didih
Titik didih semakin tinggi jika massa molekul relatifnya makin besar. Hal ini berarti
wujudnya akan berubah pada suhu kamar dari gas ke cair kemudian padat. Lihat Tabel
berikut ini:
Titik-titik didih yang ditunjukkan pada gambar di atas semuanya adalah titik didih untuk
isomer-isomer "rantai lurus" dimana terdapat lebih dari satu atom karbon.
Perhatikan bahwa empat alkana pertama di atas berbentuk gas pada suhu kamar. Wujud
padat baru bisa terbentuk mulai dari struktur C17H36.
Alkana dengan atom karbon kurang dari 17 sulit diamati dalam wujud padat karena masingmasing isomer memiliki titik lebur dan titik didih yang berbeda. Jika ada 17 atom karbon
dalam alkana, maka sangat banyak isomer yang bisa terbentuk!
Penjelasan Titik Didih
Perbedaan keelektronegatifan antara karbon dan hidrogen tidak terlalu besar, sehingga
terdapat polaritas ikatan yang sangat tinggi. Molekul-molekul sendiri memiliki polaritas
yang sangat kecil. Bahkan sebuah molekul yang simetris penuh seperti metana tidak polar
sama sekali.
Ini berarti bahwa satu-satunya gaya tarik antara satu molekul dengan molekul tetangganya
adalah gaya dispersi Van der Waals. Gaya ini sangat kecil untuk sebuah molekul seperti
metana, tapi akan meningkat apabila molekul bertambah lebih besar. Itulah sebabnya
mengapa titik didih alkana semakin meningkat seiring dengan bertambahnya ukuran
molekul.
Semakin bercabang rantai suatu isomer, maka titik didihnya akan cenderung semakin rendah.
Gaya dispersi Van der Waals lebih kecil untuk molekul-molekul yang berantai lebih pendek,
dan hanya berpengaruh pada jarak yang sangat dekat antara satu molekul dengan molekul
tetangganya. Molekul dengan banyak cabang tapi berantai pendek lebih sulit berdekatan satu
sama lain dibanding molekul yang sedikit memiliki cabang.
Kelarutan Senyawa Alkana
Semua alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air. Alkana dalam
bentuk cair merupakan pelarut yang baik untuk berbagai senyawa kovalen yang lain.
Kelarutan dalam air
Apabila sebuah zat molekular larut dalam air, maka terjadi hal-hal berikut:
gaya tarik antar-molekul dalam zat menjadi hilang. Untuk alkana, gaya tarik tersebut adalah
gaya dispersi Van der Waals.
gaya tarik antar-molekul dalam air menjadi hilang sehingga zat bisa bercampur dengan
molekul-molekul air. Dalam air, gaya tarik antar-molekul yang utama adalah ikatan
hidrogen.
Diperlukan energi untuk meghilangkan gaya tarik antar-molekul tersebut, meskipun jumlah
energi yang diperlukan untuk menghilangkan gaya dispersi Van der Waals pada molekul
seperti metana sangat kecil dan bisa diabaikan. Akan tetapi, ini tidak berlaku bagi ikatan
hidrogen dalam air, dimana diperlukan banyak energi untuk memutus ikatan hidrogen.
Dengan kata lain, sebuah zat akan larut jika ada cukup energi yang dilepaskan ketika ikatanikatan baru terbentuk antara zat dan air untuk mengganti energi yang digunakan dalam
memutus gaya tarik awal.
Satu-satunya gaya-tarik yang baru terbentuk antara alkana dan molekul air adalah gaya Van
der Waals. Pembentukan gaya tarik ini tidak melepaskan banyak energi untuk mengganti
energi yang diperlukan untuk memutus ikatan hidrogen dalam air. Olehnya itu alkana tidak
larut.
Kelarutan dalam pelarut-pelarut organik
Pada kebanyakan pelarut organik, gaya tarik utama antara molekul-molekul pelarut adalah
gaya Van der Waals - baik gaya dispersi maupun gaya tarik dipol-dipol.
Ini berarti bahwa apabila sebuah alkana larut dalam sebuah pelarut organik, maka gaya tarik
Van der Waals terputus dan diganti dengan gaya Van der Waals yang baru. Pemutusan gaya
tarik yang lama dan pembentukan gaya tarik yang baru saling menghapuskan satu sama lain
dari segi energi - sehingga tidak ada kendala bagi kelarutannya.
Sifat Kimia Alkana
1. Pada umumnya alkana sukar bereaksi dengan senyawa lainnya.
2. Dalam oksigen berlebih, alkana dapat terbakar menghasilkan kalor, karbon dioksida dan
uap air.
3. Jika alkana direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, I2), atom atom H
pada alkana akan digantikan oleh atom-atom halogen.
Sumber dan Kegunaan Alkana
Sumber alkana yang terbanyak adalah miyak bumi dan gas alam. Alkana diperoleh dari
minyak bumi dengan cara destilasi bertingkat. Alkana merupakan senyawa hidrokarbon
jenuh disebut paraffin yang mempunyai arti daya gabung kecil. Rantai karbon pada alkana
dapat lurus, bercabang, dan alisiklik.
Kegunaan alakana dalam kehidupan sehari-hari antara lain
1. Bahan bakar, misalnya elpiji atau liquefied petroleum gas (LPG), kerosin, bensin, dan
solar.
2. Pelarut, berbagai jenis hidrokarbon, seperti petroleum eter atau nafta, digunakan sebagai
pelarut dalam industry dan pencucian kering (dry cleaning)
3. Pelumas, adalah alkana suhu tingggi (jumlah atom karbon tiap molekulnya cukup besar,
misalnya C18H38)
4. Bahan baku untuk senyawa organik lain. Minyak bumi dan gas alam merupakan bahan
baku utama untuk sintesis berbagai senyawa organik seperti alcohol, asam cuka, dan lain-lain
5. Bahan baku indutri. Berbagai produk industry seperti plastic, detergen, karet sintesis,
minyak rambut, dan obat gosok dibuat dari minyak bumi atau gas alam.
SENYAWA HIDROKARBON
Disebut Hidrokarbon : mengandung unsur C dan H
Terdiri dari : 1. Alkana (CnH2n+2)
2. Alkena (CnH2n)
3. Alkuna (CnH2n-2)
ALKANA
q
Sukar bereaksi
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 (heksana)
sikloheksana
PEMBUATAN ALKANA :
Hidrogenasi senyawa Alkena
Reduksi Alkil Halida
Reduksi metal dan asam
PENGGUNAAN ALKANA :
Jumlah C
1-4
5 -10
11 - 12
13 - 17
18 - 25
Nama
Fraksi gas
Bensin
Minyak tanah
Minyak gas ringan
Minyak gas berat
Penggunaan
Bahab bakar gas
Bahan bakar mobil
Bahan bakar memasak
Bahan bakar diesel
Bahan bakar pemanas
Sisa destilasi :
1.
2. Bahan yang tidak mudah menguap, aspal dan kokas dari m. Bumi
ALKENA
q
CH3-CH2-CH=CH2 (1-butena)
Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam udara (pada
konsentrasi 3 34 %)
PENGGUNAAN ETENA :
PEMBUATAN ALKENA :
Dehidrohalogenasi alkil halida
Dehidrasi alkohol
Dehalogenasi dihalida
Reduksi alkuna
ALKUNA
q
CH=CH (etuna/asetilen)
Sifat-sifat :
Suatu senyawaan endoterm, maka mudah meledak
Suatu gas, tak berwarna, baunya khas
Penggunaan etuna :
Pada pengelasan : dibakar dengan O2 memberi suhu yang tinggi (+- 3000oC),
dipakai untuk mengelas besi dan baja
Untuk penerangan
Untuk sintesis senyawa lain
PEMBUATAN ALKUNA
Dehidrohalogenasi alkil halida
Reaksi metal asetilida dengan alkil halida primer
SENYAWA AROMATIK
q
BENZEN =C6H6
q
Sifat fisika : cairan, td. 80oC, tak berwarna, tak larut dalam air, larut dalam kebanyakan
pelarut organik, mudah terbakar dengan nyala yang berjelaga dan berwarna (karena kadar
C tinggi)
Pengunaan Benzen :
Dahulu sebagai bahan bakar motor
Pelarut untuk banyak zat
Sintesis : stirena, fenol, nilon, anilin, isopropil benzen, detergen, insektisida, anhidrida
asam maleat, dsb
ALKIL HALIDA
q
Senyawa alkil halida merupakan senyawa hidrokarbon baik jenuh maupun tak jenuh
yang satu unsur H-nya atau lebih digantikan oleh unsur halogen (X = Br, Cl. I)
Mempunyai TD lebih tinggi dari pada TD Alkana dengan jumlah unsur C yang sama.
Tidak larut dalam air, tapi larut dalam pelarut organik tertentu.
Senyawa-senyawa bromo, iodo dan polikloro lebih berat dari pada air.
(CH3)2CH-Br
(CH3)3C-Br
sekunder
tersier
CH2-Cl
Benzil khlorida
CH2=CH2-Cl
Vinil khlorida
Kloroform (CHCl3) : pelarut untuk lemak, obat bius (dibubuhi etanol, disimpan
dalam botol coklat, diisi sampai penuh).
Freon (Freon 12 = CCl2F2, Freon 22 = CHCl2F) : pendingin lemari es, alat air
conditioner, sebagai propellant (penyebar) kosmetik, insektisida, dsb.
ALKOHOL
q
TD alkohol > TD alkena dengan jumlah unsur C yang sama (etanol = 78oC, etena = 88,6oC)
Struktur Alkohol : R - OH
R-CH2-OH
Primer
(R)2CH-OH
sekunder
(R)3C-OH
tersier
PEMBUATAN ALKOHOL :
Oksi mercurasi demercurasi
Hidroborasi oksidasi
Sintesis Grignard
Hidrolisis alkil halida
PENGGUNAAN ALKOHOL :
Metanol
:
pelarut,
antifreeze
radiator
formaldehid,metilamina,metilklorida,metilsalisilat, dll
mobil,
sintesis
FENOL
q
Mudah dioksidasi
struktur
OH
ETER
q
Eter : isomer atau turunan dari alkohol (unsur H pada OH diganti oleh alkil atau aril)
Senyawa eter rantai C pendek berupa cair pada suhu kamar dan TD nya naik dengan
penambahan unsur C.
Eter rantai C pendek medah larut dalam air, eter dengan rantai panjang sulit larut dalam
air dan larut dalam pelarut organik.
Mudah terbakar
Unsur C yang sama TD eter > TD alkana dan < TD alkohol (metil, n-pentil eter 100oC,
n-heptana 98oC, heksil alkohol 157oC).
Struktur eter : R O R
PEMBUATAN ETER :
Sintesis Williamson
Alkoksi mercurasi demercurasi
PENGGUNAAN ETER :
Dietil eter : sbg obat bius umum, pelarut dari minyak, dsb.
Eter-eter tak jenuh : pada opersi singkat : ilmu kedokteran gigi dan ilmu kebidanan.
AMINA
q
(CH3)2NH
sekunder
Amina aromatis
Amina alifatis
Amina siklis
Amina campuran
PEMBUATAN AMINA :
(CH3)3N
tersier
Sebagai katalisator
Dimetil amina : pelarut, absorben gas alam, pencepat vulkanisasi, membuat sabun,
dll.
Trimetil amina : suatu penarik serangga.
ALDEHID
q
q
q
Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung gugus karbonil (C=O) yang terikat
pada sebuah atau dua buah unsur hidrogen.
Aldehid berasal dari alkohol dehidrogenatum (cara sintesisnya).
Sifat-sifat kimia aldehid dan keton umumnya serupa, hanya berbeda dalam derajatnya.
Unsur C kecil larut dalam air (berkurang + C).
Sifat-sifat : satu-satunya aldehid yang berbentuk gas pada suhu kamar, tak berwarna,
baunya tajam, larutanya dalam H2O dari 40 % disebut formalin.
PEMBUATAN ALDEHID :
Oksidasi dari alkohol primer
Oksidasi dari metilbenzen
Reduksi dari asam klorida
KETON
q
q
Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil (C=O)
terikat pada dua gugus alkil, dua gugus aril atau sebuah alkil dan sebuah aril.
Sifat-sifat sama dengan aldehid.
Struktur : (R)2-C=O
PEMBUATAN KETON
Oksidasi dari alkohol sekunder
Asilasi Friedel-Craft
Reaksi asam klorida dengan organologam
ASAM KARBOKSILAT
q
Mengandung gugus COOH yang terikat pada gugus alkil (R-COOH) maupun gugus aril
(Ar-COOH)
CH3-CH2-CH2-CH2-COOH
COOH
Valelat
CH3-COOH (asam asetat)
Asam benzoat
Sifat fisika : cairan, tak berwarna, merusak kulit, berbau tajam, larut dalam H 2O dengan
sempurna.
Penggunaan : untuk koagulasi lateks, penyamakkan kulit, industri tekstil, dan fungisida.
Penggunaan : sintesis anhidrat asam asetat, ester, garam, zat warna, zat wangi, bahan
farmasi, plastik, serat buatan, selulosa dan sebagai penambah makanan.
Amida adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus OH digan-ti dengan NH2 atau
amoniak, dimana 1 H diganti dengan asil.
Sifat fisika : zat padat kecuali formamida yang berbentuk cair, tak berwarna, suku-suku
yang rendah larut dalam air, bereaksi kira-kira netral.
ESTER
q
Ester adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus H pada OH diganti dengan
gugus R.
Sifat fisika : berbentuk cair atau padat, tak berwarna, sedikit larut dalm H 2O,
kebanyakan mempunyai bau yang khas dan banyak terdapat di alam.
Penggolongan hidrokarbon
Sifat Fisika
Alkana yang memiliki massa molekul rendah yaitu metana, etana, propana dan butana pada
suhu kamar dan tekanan atmosfer berwujud gas, alkana yang memiliki 5-17 atom karbon
berupa cairan tidak berwarna dan selebihnya berwujud padat.
Alkana merupakan senyawa nonpolar sehingga sukar larut dalam air tetapi cenderung larut
pada pelarut-pelarut yang nonpolar seperti eter, CCl4. Jika alkana ditambahkan ke dalam air
alkana akan berada pada lapisan atas, hal ini disebabkan adanya perbedaan massa jenis
antara air dan alkana. Sebagian besar alkana memiliki massa jenis lebih kecil dari massa
jenis air.
Karena alkana merupakan senyawa nonpolar, alkana yang berwujud cair pada suhu kamar
merupakan pelarut yang baik untuk senyawa-senyawa kovalen. Beberapa sifat fisika alkana
dapat dilihat pada Tabel.
Nama
Metana
-182
-162
0,423
Etana
-183
-89
0,545
Propana
-188
-42
0,501
Butana
-138
0,573
Pentana
-130
36
0,526
Heksana
-95
69
0,655
Heptana
-91
98
0,684
Oktana
-57
126
0.703
Nonana
-51
151
0.718
Dekana
-30
174
0.730
1. Oksidasi
Alkana sukar dioksidasi oleh oksidator lemah atau agak kuat seperti KMNO4,
tetapi mudah dioksidasi oleh oksigen dari udara bila dibakar. Oksidasi yang cepat
dengan oksingen yang akan mengeluarkan panas dan cahaya disebut pembakaran
atau combustion
Hasil oksidasi sempurna dari alkana adalah gas karbon dioksida dan sejumlah
air. Sebelum terbentuknya produk akhir oksidasi berupa CO2 dan H2 O, terlebih
dahulu terbentuk alkohol, aldehid dan karboksilat.
Alkana terbakar dalam keadaan oksigen berlebihan dan reaksi ini
menghasilkan sejumlah kalor (eksoterm)
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2 + 212,8 kkal/mol
C4H10 + 2O2 CO2 + H2O + 688,0 kkal/mol
Reaksi pembakaran ini merupakan dasar penggunaan hidrokarbon sebagai
penghasil kalor (gas alam dan minyak pemanas) dan tenaga (bensin), jika oksigen
tidak mencukupi untuk berlangsungnya reaksi yang sempurna, maka pembakaran
tidak sempurna terjadi. Dalam hal ini, karbon pada hidrokarbon teroksidasi hanya
sampai pada tingkat karbon monoksida atau bahkan hanya sampai karbon saja.
2CH4 + 3O2 2CO + 4H2O
CH4 + O2 C + 2H2O
Penumpukan karbon monoksida pada knalpot dan karbon pada piston mesin
kendaraan bermotor adalah contoh dampak dari pembakaran yang tidak sempurna.
Reaksi pembakaran tak sempurna kadang-kadang dilakukan, misalnya dalam
pembuatan carbon black, misalnya jelaga untuk pewarna pada tinta.
2. Halogenasi
Reaksi dari alkana dengan unsur-unsur halogen disebut reaksi halogenasi.
Reaksi ini akan menghasilkan senyawa alkil halida, dimana atom hidrogen dari
alkana akan disubstitusi oleh halogen sehingga reaksi ini bisa disebut reaksi
substitusi.
Jika campuran alkana dan gas klor disimpan pada suhu rendah dalam keadaan
gelap, reaksi tidak berlangsung. Jika campuran tersebut dalam kondisi suhu tinggi
atau di bawah sinar UV, maka akan terjadi reaksi yang eksoterm. Reaksi kimia
dengan bantuan cahaya disebut reaksi fitokimia.
Dalam reaksi klorinasi, satu atau lebih bahkan semua atom hidrogen diganti
oleh atom halogen. Contoh reaksi halogen dan klorinasi secara umum digambarkan
sebagai berikut:
Pembelahan dari molekul Cl2 atau Br2 menjadi radikal memerlukan energi
sebesar 58 Kcal/mol untuk Cl2 dan 46 kcal/mol untuk Br2. Energi yang didapat dari
cahaya atau panas ini, diserap oleh halongen dan akan merupakan reaksi permulaan
yang disebut langkah permulaan.
Tahap kedua langkah penggadaan dimana radikal klor bertumbukan dengan
molekul metan, radikal ini akan memindahkan atom atom hidrongen (H ) kemudian
menghasilkan H-Cl dan sebuah radikal baru, radikal metil ( CH3).
Langkah I dari siklus penggadaan
Reaksi dimana radikal dimusnahkan disebut langkah akhir. Langkah akhir akan
memutuskan rantai dengan jalan mengambil sebuah radikal setelah rantai putus.
Siklus penggandaan akan berhenti dan tak berbentuk lagi reaksi.
Suatu cara untuk memusnahkan radikal adalah dengan menggabungkan dua
buah radikal untuk membentuk non radikal yang stabil dengan reaksi yang disebut
reaksi penggabungan (coupling reaction). Reaksi penggabungan dapat terjadi bila dua
buah radikal bertumbukan
Keadaan reaksi dan perbandingan antara klor dan metana dapat diatur untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan.
Pada alkana rantai panjang, hasil reaksinya menjadi semakin rumit karena
campuran dari hasil reaksi berupa isomer-isomer semakin banyak. Misalnya pada
klorinasi propana
Bila alkana lebih tinggi dihalogenasi, campuran hasil reaksi menjadi rumit,
pemurnian atau pemisahan dari isomer-isomer sulit dilakukan. Dengan demikian
halogenasi tidak bermanfaat lagi dalam sintesis alkil halida. Akan tetapi pada
sikloalkana tak bersubtitusi dimana semua atom hidrogennya setara, hasil murni
dapat diperoleh. Karena sifatnya yang berulang terus reaksi semacam ini disebut
reaksi rantai radikal bebas.
3. Sulfonasi Alkana
Sulfonasi merupakan reaksi antara suatu senyawa dengan asam sulfat. Reaksi
antara alkana dengan asam sulfat berasap (oleum) menghasilkan asam alkana
sulfonat. dalam reaksi terjadi pergantian satu atom H oleh gugus SO3H. Laju reaksi
sulfonasi H3 > H2 > H1.
Contoh
4. Nitrasi
Reaksi nitrasi analog dengan sulfonasi, berjalan dengan mudah jika terdapat
karbon tertier, jika alkananya rantai lurus reaksinya sangat lambat.
5. Pirolisis (Cracking)
Proses pirolisis atau cracking adalah proses pemecahan alkana dengan jalan
pemanasan pada temperatur tinggi, sekitar 10000 C tanpa oksigen, akan dihasilkan
alkana dengan rantai karbon lebih pendek
b. Metana dapat diperoleh secara tidak langsung, yaitu dari senyawa CS2, H2 S dan
logam Cu, ini dikenal sebagai metoda Berthelot.
c. Metana dapat diperoleh dari monoksida dan hidrogen akan menghasilkan metana
d. Reduksi katalis dihasilkan dari pemanasan sodium asetat dengan basa kuat
(KOH/NaOH) tanpa adanya air.
e. Metana dapat dihasilkan dari pemanasan sodium asetat dengan basa kuat
(KOH/NaOH) tanpa adanya air. Pada reaksi ini biasanya ditambahkan soda lime
(campuran NaOH) dan CaO) untuk mencegah tejadinya keausan tabung gelasnya.
Cara Umum
a) Alkana dapat diperoleh dari reduksi alkil halida dan logam, misalnya logam Zn
(campuran Zn + Cu) atau logam Na dan alcohol.
b) Alkana dapat diperoleh dari alkil halida melalui terbentuknya senyawa grignard
kemudian dihidrolisis.
c) Alkana dapat diperoleh dari alkil halida oleh logan Na (reaksi Wurtz), dimana
alkana yang dihasilkan mempunyai atom karbon dua kali banyak dari atom karbon
alkil halida yang digunakan.