Sie sind auf Seite 1von 16

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar belakang
Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang memanfaatkan air
sebagai sumber listrik. Keberadaanya diharapkan mampu memenuhi pasokan listrik bagi
masyarakat Indonesia, selain yang berasal dari bahan bakar batu bara. Pembangkit listrik
tenaga air di Indonesia banyak dikembangkan. Hal ini karena persediaan air di Indonesia cukup
melimpah.
Keberadaan beberapa waduk besar di Indonesia, selain digunakan untuk penampungan air juga
dimanfaatkan untuk menjadi energi penghasil listrik. Pembangkit listrik tenaga air termasuk
salah satu sumber pembangkit listrik tertua yang pernah ditemukan.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energy potensial (dari dam
atau air terjun) menjadi energy mekanik (dengan bantuan turbin air) dan energi mekanik
menjadi energy listrik (dengan bantuan generator). Kapasitas PLTA di seluruh dunia ada sekitar
675.000 MW, setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik
dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang.
PLTA termasuk jenis pembangkitan hidro. Karena pembangkitan ini menggunakan air untuk
kerjanya. PLTA mulai dikembangkan di Indonesia secara bertahap pada tahun 1990. Masa itu
merupakan era dimana penggunaan bahan bakar minyak merupakan sumber energy utama di
dunia. Pengembangan PLTA tidak terlalu diprioritaskan oleh karena itu progrresnya berjalan
lambat. Sedangkan sekarang, pengembangan PLTA mulai di tinjau ulang karena penggunan
bahan bakar minyak menghasilkan banyak polusi lingkungan dan persediaan bahan bakar
minyak mulai menipis.
Beberapa alasan tambahan bahwa PLTA lebih menguntungkan dibandingkan tipe generator lain
adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Persedian air cenderung tidak habis dan dapat diperbaharui.


Ramah lingkungan.
Tidak memerlukan bahan bakar.
Periode mulainya terjadi secara terus menerus.
Pengoperasiannya sederhana dan biaya perawatannya murah.
Hampir tidak ada resiko meledak.

Rumusan Masalah

Adapun hal yang akan dibahas mengenai PLTA pada makalah ini adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa yang dimaksud dengan PLTA?


Bagaimana sebuah PLTA bisa beroperasi?
Bagaimana prinsip kerja PLTA?
Siapa sasaran pembangunan PLTA?
Apa saja yang dibutuhkan untuk membangun PLTA?
Apakah dampak dari pembangunan PLTA?

Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan mengenai PLTA pada makalh ini adalah:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pembangkitan listrik, khususnya PLTA.
2. Mahasiswa mengetahui bagaimana prinsip kerja dari sebuah PLTA.

3. Dengan membahas PLTA, kita bisa mengetahui faktor penting dalam.pembangunan


PLTA dan dampak bagi masyarakat sekitar.

BAB II
ISI

A. Landasan Teori
Tenaga air merupakan sumber daya terpenting. Tenaga air memiliki beberapa keuntungan
yang tidak dapat dipisahkan. Bahan bakar untuk PLTU adalah batubara. Berdasarkan
pengertian yang sama, kita dapat mengatakan bahwa bahan bakar untuk PLTA adalah air.
PLTA tidak menghadapi masalah pembuangan limbah. PLTA merupakan suatu sumber
energy yang abadi. Air melintas melalui turbin tanpa kehilangan kemampuan pelayanan
untuk wilayah di hilirnya. Biaya pengoperasian dan pemeliharaan PLTA sangat rendah.
Pada PLTA, transportasi batubara putih berlangsung secara alamiah. Turbin-turbin pada
PLTA bisa dioperasikan setiap saat dan cukup sederhana untuk dimengerti. Peralatan PLTA
yang mutakhir, umumnya memiliki peluang yang besar untuk bisa dioperasikan selama 50
tahun. PLTA bisa dimanfaatkan untuk cadangan yang bisa diandalkan pada sistem
kelistrikan terpadu.
1. Pengertian PLTA
Pengertian pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi
potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air)
dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).

Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam ke
turbin setelah itu air dibuang. Pada saat beban puncak air dalam lower reservoir akan di
pompa ke upper reservoir sehingga cadangan air pada waduk utama tetap stabil.
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari
dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energy
mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
PLTA dapat beroperasi sesuai dengan perancangan sebelumnya, bila mempunyai Daerah
Aliran Sungai (DAS) yang potensial sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan dalam
pengoperasian PLTA tersebut. Pada operasi PLTA tersebut, perhitungan keadaan air yang
masuk pada waduk / dam tempat penampungan air, beserta besar air yang tersedia dalam
waduk / dam dan perhitungan besar air yang akan dialirkan melalui pintu saluran air untuk
menggerakkan turbin sebagai penggerak sumber listrik tersebut, merupakan suatu keharusan
untuk dimiliki, dengan demikian kontrol terhadap air yang masuk maupun yang
didistribusikan ke pintu saluran air untuk menggerakkan turbin harus dilakukan dengan baik,
sehingga dalam operasi PLTA tersebut, dapat dijadikan sebagai dasar tindakan pengaturan
efisiensi penggunaan air maupun pengamanan seluruh sistem, sehingga PLTA tersebut, dapat
beroperasi sepanjang tahun, walaupun pada musim kemarau panjang.
Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel
minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar
orang.
Dalam penentuan pemanfaatan suatu potensi sumber tenaga air bagi pembangkitan tenaga
listrik ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
a. Jumlah air yang tersedia, yang merupakan fungsi dari jatuh hujan dan atau salju.
b. Tinggi terjun yang dapat dimanfaatkan, hal mana tergantung dari topografi
daerah tersebut.
c. Jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap adanya pusat-pusat beban atau
jaringan transmisi.
2. Prinsip PLTA dan konversi energy
Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi kinetis dengan
adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis dengan adanya aliran air
yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi energi listrik melalui
perputaran rotor pada generator.
Jumlah energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua
hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir (debit).
Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan perubahan

energi, yaitu:
a. Energi Potensial
Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda potensial, yaitu akibat adanya
perbedaan ketinggian. Besarnya energi potensial yaitu:
Ep = m . g . h
Dimana:
Ep : Energi Potensial
m : massa (kg)
g : gravitasi (9.8 kg/m2)
h : head (m)
b. Energi Kinetis
Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga timbul air
dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan.
Ek = 0,5 m . v . v
Dimana:
Ek : Energi kinetis
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)
c. Energi Mekanis
Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan turbin. Besarnya energi
mekanis tergantung dari besarnya energi potensial dan energy
kinetis. Besarnya energi mekanis.
dirumuskan: Em = T . . t
Dimana:
Em : Energi mekanis
T : torsi
: sudut putar
t : waktu (s)
d. Energi Listrik
Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energy
listrik sesuai persamaan:
El = V . I . t
Dimana:

El : Energi Listrik
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
t : waktu (s)
3. Komponen Dasar PLTA
Komponen komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi. Dam
berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan pasokan air
yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir.
a. Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Air akan
memukul sudu sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran turbin ini di
hubungkan ke generator.
Turbin merupakan peralatan yang tersusun dan terdiri dari beberapa peralatan suplai air
masuk turbin, diantaranya sudu (runner), pipa pesat (penstock), rumah turbin (spiral chasing),
katup utama (inlet valve), pipa lepas (draft tube), alat pengaman, poros, bantalan (bearing),
dan distributor listrik.
Menurut momentum air turbin dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin reaksi dan
turbin impuls. Turbin reaksi bekerja karena adanya tekanan air, sedangkan turbin impuls
bekerja karena kecepatan air yang menghantam sudu.
Prinsip Kerja Turbin Reaksi yaitu Sudu-sudu (runner) pada turbin francis dan propeller
berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya tetap (tidak bisa digerakkan). Sedangkan
sudu-sudu pada turbin kaplan berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya bisa
digerakkan (pada sumbunya) yang diatur oleh servomotor dengan cara manual atau otomatis
sesuai dengan pembukaan sudu atur.
Proses penurunan tekanan air terjadi baik pada sudu-sudu atur maupun pada sudu-sudu jalan
(runner blade). Prinsip Terja Turbin Pelton berbeda dengan turbin rekasi Sudu-sudu yang
berbentuk mangkok berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisinya tetap (tidak bisa
digerakkan).
Dalam hal ini proses penurunan tekanan air terutama terjadi didalam sudu-sudu aturnya saja
(nosel) dan sedikit sekali (dapat diabaikan) terjadi pada sudu-sudu jalan (mangkok-mangkok
runner). Air yang digunakan untuk membangkitkan listrik bisa berasal dari bendungan yang
dibangun diatas gunung yang tinggi, atau dari aliran sungai bawah tanah.

Karena sumber air yang bervariasi, maka turbin air didesain sesuai dengan karakteristik dan
jumlah aliran airnya. Berikut ini merupakan berbagai jenis turbin yang biasa digunakan untuk
PLTA.
b. Generator
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox.
Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator
sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi
mekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan stator. Rotor terdiri dari 18
buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara melingkar sehingga membentuk 9
pasang kutub utara dan selatan.
Jika kutub ini dialiri arus eksitasi dari Automatic Voltage Regulator (AVR), maka akan
timbul magnet. Rotor terletak satu poros dengan turbin, sehingga jika turbin berputar maka
rotor juga ikut berputar. Magnet yang berputar memproduksi tegangan di kawat setiap kali
sebuah kutub melewati coil yang terletak di stator.
Lalu tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik. Agar generator bisa menghasilkan
listrik, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu:
i. Putaran
Putaran rotor dipengaruhi oleh frekuensi dan jumlah pasang kutub pada rotor, sesuai dengan
persamaan:
= 60 . f / P
dimana:
: putaran
f : frekuensi
P : jumlah pasang kutub
Jumlah kutub pada rotor di PLTA Saguling sebanyak 9 pasang,
dengan frekuensi system sebesar 50 Hertz, maka didapat nilai putaran rotor sebesar 333 rpm.
ii. Kumparan
Banyak dan besarnya jumlah kumparan pada stator mempengaruhi besarnya daya listrik yang
bisa dihasilkan oleh pembangkit
iii. Magnet
Magnet yang ada pada generator bukan magnet permanen,
melainkan dihasilkan dari besi yang dililit kawat. Jika lilitan tersebut
dialiri arus eksitasi dari AVR maka akan timbul magnet dari rotor.

Sehingga didapat persamaan:


E=B.V.L
Dimana:
E : Gaya electromagnet
B : Kuat medan magnet
V : Kecepatan putar
L : Panjang penghantar
Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan kumparan,
sehingga agar beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa diatur adalah sifat
kemagnetannya, yaitu dengan mengatur jumlah arus yang masuk. Makin besar arus yang
masuk, makin besar pula nilai kemagnetannya, sedangkan makin kecil arus yang masuk,
makin kecil pula nilai kemagnetannya.
Menurut jenis penempatan thrust bearingnya, generator dibedakan menjadi
empat, yaitu:
Jenis biasa thrust bearing diletakkan diatas generator dengan dua guide bearing.
Jenis Payung (Umbrella Generator) thrust bearing dan satu guide bearing diletakkan
dibawah rotor.
Jenis setengah payung (Semi Umbrella Generator) kombinasi guide dan thrust
bearing diletakkan dibawah rotor dan second guide bearing diletakkan diatas rotor.
Jenis Penunjang Bawah thrust bearing diletakkan dibawah coupling.
Generator yang digunakan di Saguling adalah jenis Setengah Payung.
c. Travo
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak banyak
terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah travo step up.
Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah rumah atau industri.
Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step down. Pembangkit
listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin
setelah itu air dibuang. Saat ini ada teknologi baru yang dikenal dengan pumped-storage
plant.
d. Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi
waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke
sebuah Pusat Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu
air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Jenis
bendungan antara lain:
i. Bendungan Beton
Bendungan Gravitasi
Bendungan Busur

Bendungan Rongga
ii. Bendungan Urugan
Bendungan Urugan Batu
Bendungan Tanah
iii. Bendungan Kerangka Baja
iv. Bendungan Kayu
4. Jenis PLTA
a. PLTA jenis terusan air (water way)
Adalah pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai dan
mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengan kemiringan (gradient) yang agak
kecil.Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara memanfaatkan tinggi
terjun dan kemiringan sungai.
b. PLTA jenis DAM /bendungan
Adalah pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang disungai, pembuatan
bendungan ini dimaksudkan untuk menaikkan permukaan air dibagian hulu sungai guna
membangkitkan energi potensial yang lebih besar sebagai pembangkit listrik.
c. PLTA jenis terusan dan DAM (campuran)
Adalah pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis sebelumnya, jadi energi
potensial yang diperoleh dari bendungan dan terusan
4. Waduk
Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai kebutuhan. Waduk
dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia.Sesuai dengan kondisi alam,
pengembangan PLTA dapat dibagi atas 2 jenis yaitu : tipe waduk dan tipe aliran langsung.
Tipe waduk dapat berupa bendungan(reservoir) dan keluaran danau (lake outlet), sedangkan
tipe aliran langsung dapat berupa aliran langsung sungai (run-off river) dan aliran langsung
dengan bendungan pendek (run-off river with low head dam). Contohnya adalah bendungan
Scrivener, Canberra Australia, dibangun untuk mengatasi banjir 5000-tahunan.
Waduk buatan dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air sampai waduk
tersebut penuh, dan dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan atau ketinggian.
a. Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat diklasifikasikan
sebagai: Dam kayu, "embankment dam" atau "masonry dam". b. Berdasarkan tujuan
dibuatnya, yaitu:
untuk menyediakan air untuk irigasi atau penyediaan air di perkotaan meningkatkan navigasi,
menghasilkan tenaga hidroelektrik, menciptakan tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan
hewan lainnya. Pencegahan banjir dan menahan pembuangan dari tempat industri seperti
pertambangan atau pabrik.
c. Berdasarkan ketinggian, yaitu: dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih

dari 150 m.-dam rendah kurang dari 30 m, dam ketinggian-medium antara 30 -100 m, dan
dam tinggi lebih dari 100 m. Beberapa bendungan lainnya yaitu bendungan Sadel sebenarnya
adalah sebuah dike,yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi danau untuk melindungi tanah
disekelilingnya dari banjir. Ini mirip dengan tanggul, yaitu tembok yang dibuat sepanjang sisi
sungai atau air terjun untuk melindungi tanah di sekitarnya dari kebanjiran.
Sebuah bendungan Pengukur overflow dam didesain untuk dilewati air. Weir adalah sebuah
tipe bendungan pengukur kecil yang digunakan untuk mengukur input air. Bendungan
Pengecek check dam adalah bendungan kecil yang didisain untuk mengurangi dan
mengontrol arus soil erosion.
Pumped-storage plant memiliki dua penampungan yaitu:
i. Waduk Utama (upper reservoir) seperti dam pada PLTA konvensional. Air dialirkan
langsung ke turbin untuk menghasilkan listrik.
ii. Waduk cadangan (lower reservoir). Air yang keluar dari turbin ditampung di lower
reservoir sebelum dibuang disungai.
6. Parameter yang mempengaruhi pengoperasian PLTA
a. Keberadaan Air
Untuk dapat mengoptimalkan pengoperasian PLTA, baik dalam keadaan musim penghujan.
Maupun musim kemaraupanjang, diperlukan perhitungan besar volume air yang tersedia
dalam waduk / dam, guna perhitungan berapa besar debit air yang harus dialirkan melalui
pintu air yang dialirkan ke turbin. Bila terjadi banjir, berapa besar volume air yang harus
dibuang keluar dari waduk / dam melalui pintu pembungan air, sehingga tetap terjadi
keseimbangan air dalam waduk / dam, dengan demikian dapat dihindari kerusakan bangunan
waduk / dam maupun perangkat keras pendukung lainnya.
Untuk kebutuhan perhitungan keadaan air baik yang akan masuk maupun yang berada dalam
waduk / dam, dilakukan pengukuran terhadap parameter yang mempengaruhi keadaan air
yang akan masuk maupun yang ada dalam waduk/dam. Pengukuran tersebut dilakukan pada
berbagai stasiun ukur yang tersebar pada DAS dalam waduk / dam tersebut.
b. Konstruksi Saluran Air ke Turbin
Kecepatan gerakan turbin, dipengaruhi oleh besar tekanan aliran air yang dialirkan ke turbin.
Besar tekanan aliran air yang dialirkan tersebut, dipengaruhi debit air yang dialirkan beserta
konstruksi dan penempatan saluran air yang mengalirkan air tersebut. Semakin lebar
diameter dan semakin tinggi pintu saluran air dibuka, semakin besar debit air yang dialirkan,
semakin tinggi tekanan air yang terjadi masuk ke turbin.
Selain hal tersebut diatas, rancangan dan peletakan saluran air tersebut, juga mempengaruhi
tekanan air yang dialirkan ke turbin.
Pada prinsipnya ada beberapa parameter yang mempengaruhi operasi PLTA, disebabkan
oleh:
i. Keberadaan Air
Untuk dapat mengoptimalkan pengoperasian PLTA, baik dalam keadaan musim penghujan

maupun musim kemarau panjang, diperlukan perhitungan besar volume air yang tersedia
dalam waduk / dam, guna perhitungan berapa besar debit air yang harus
dialirkan melalui pintu air yang dialirkan ke turbin. Bila terjadi banjir, berapa besar volume air
yang harus dibuang keluar dari waduk / dam melalui pintu pembungan air, sehingga tetap
terjadi keseimbangan air dalam waduk / dam, dengan demikian dapat dihindari kerusakan
bangunan waduk / dam maupun perangkat keras pendukung lainnya. Untuk kebutuhan
perhitungan keadaan air baik yang akan masuk maupun yang berada dalam waduk / dam,
dilakukan pengukuran terhadap parameter yang mempengaruhi keadaan air yang akan masuk
maupun yang ada dalam waduk/dam.
iii. Aliran dasar ( Base flow)
iv. Tinggi muka air
v. Kehilangan air karena keadaan lingkungan
Parameter kehilangan air yang disebabkan keadaan lingkungan,
dipengaruhi antara lain:
Suhu udara semakin tinggi suhu udara, semakin besar
kehilangan air.
Kelembaban semakin kecil kelembaban (humidity),
semakin besar kehilangan air.
Kecepatan angin semakin cepat kecepatan angin
berhembus, semakin besar kehilangan air.
Penyinaran matahari semakin panas dan semakin lama
penyinaran matahari, semakin besar kehilangan air.
vi. Keadaan DAS
Parameter keadaan DAS dipengaruhi beberapa parameter, antara
lain :
Vagitasi semakin rapat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan
(pohon) dalam DAS, semakin besar aliran dasar sungai.
Penduduk semakin padat / ramai penduduk yang
bermukim dalam DAS, semakin besar kehilangan air.
Industri semakin banyak industri yang beroperasi dalam
DAS, semakin besar kehilangan air
7. Klasifikasi PLTA
Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air berdasarkan:
a. Berdasarkan tujuan
Hal ini disebabkan karena fungsi yang berbeda-beda misalnya untuk mensuplai

air, irigasi, kontrol banjir dan lain sebagainya disamping produksi utamanya yaitu tenaga
listrik.
b. Berdasarkan keadaan hidraulik
Suatu dasar klasifikasi pada pembangkit listrik tenaga air adalah memperhatikan
prinsip dasar hidraulika saat perencanaannya. Ada empat jenis pembangkit yang
menggunakan prinsip ini. Yaitu:
i. Pembangkit listrik tenaga air konvensional yaitu pembangkit yang
menggunakan kekuatan air secara wajar yang diperoleh dari pengaliran air dan
sungai.
ii. Pembangkit listrik dengan pemompaan kembali air ke kolam penampungan
yaitu pembangkitan menggunakan konsep perputaran kembali air yang sama
denagn mempergunakan pompa, yang dilakukan saat pembangkit melayani
permintaan tenaga listrik yang tidak begitu berat.
iii. Pembangkit listrik tenaga air pasang surut yaitu gerak naik dan turun air laut
menunjukkan adanya sumber tenaga yang tidak terbatas. Gambaran siklus air
pasang adalah perbedaan naiknya permukaan air pada waktu air pasang dan
pada waktu air surut. Air pada waktu pasang berada pada tingkatan yang tinggi
dan dapat disalurkan ke dalam kolam untuk disimpan pada tingkatan tinggi
tersebut. Air akan dialirkan kelaut pada waktu surut melalui turbin-turbin.
iv. Pembangkit listrik tenaga air yang ditekan yaitu dengan mengalihkan sebuah
sumber air yang besar seperti air laut yang masuk ke sebuah penurunan
topografis yang alamiah, yang didistribusikan dalam pengoperasian ketinggian
tekanan air untuk membangkitkan tenaga listrik.
c. Berdasarkan Sistem Pengoperasian
Pengoperasian bekerja dalam hubungan penyediaan tenaga listrik sesuai dengan
permintaan, atau pengoperasian dapat berbentuk suatu kesatuan sistem kisi-kisi yang
mempunyai banyak unit.
d. Berdasarkan Lokasi Kolam Penyimpanan dan Pengatur.
Kolam yang dilengkapi dengan konstruksi bendungan/tanggul. Kolam tersbut
diperlukan ketika terjadi pengaliran tidak sama untuk kurun waktu lebih dari satu tahun.
Tanpa kolam penyimpanan, pembangkit/instalasi dipergunakan dalam pengaliran keadaan
normal.
e. Berdasarkan Lokasi dan Topografi
Instalasi pembangkit dapat berlokasi didaerah pegunungan atau dataran.
Pembangkit di pegunungan biasanya bangunan utamanya berupa bendungan dan di
daerah dataran berupa tanggul.

f. Berdasarkan Kapasitas PLTA


Menurut Mesonyi:
i. Pembangkit listrik yang paling kecil sampai dengan : 100 kW
ii. Kapasitas PLTA yang terendah sampai dengan
: 1000 kW
iii. Kapasitas menengah PLTA sampai dengan
: 10000 kW
iv. Kapasitas tertinggi diatas : 10000 kW
g. Berdasarkan ketinggian tekanan air
i. PLTA dengan tekanan air rendah kurang dari :dibawah 15 m
ii. PLTA dengan tekan air menengah berkisar :15 m 70 m
iii. PLTA dengan tekanan air tinggi berkisar :71 m 250 m
iv. PLTA dengaan tekanan air yang sangat tinggi :diatas 250 m
h. Berdasarkan bangunan/konstruksi utama
Berdasarkan bangunan / konstruksi utama dibagi atas:
Pembangkit listrik pada aliran sungai, pemiliahn lokasi harus menjamin bahwa
pengalirannya tetap normal dan tidak mengganggu bahan-bahn konstruksi
pembangkit listrik. Dengan demikian pembangkit listrik walaupun mempunyai
kolam cadangan untuk penyimpanan air yang besar, juga mempunyai sebuah
saluran pengatur jalannya air dari kolam penyimpanan itu.
Pembangkit listrik dengan bendungan yang terletak di lembah, maka
bendungan itu merupakan lokasi utama dalam menciptakan sebauh kolam
penampung cadangan air, dan konstruksi bangunan terletak pada sisi tanggul.
Pembangkit listrik tenaga air dengan pengalihan terusan, aliran air yang
dialirkan melalui sebauh terusan ke konstruksi bangunan yang lokasinya cukup
jauh dari kolam penyimpanan. Air dari lokasi bangunan dikeringkan ke dalam
sungai semula denagn suatu pengalihan aliran air. Pembangkt listrik tenaga air
dengan pengalihan ketinggian, tekanan air dialirkan melalui sebuah sitem
terowongan dan terusan yang menuju kolam cadangan diatas, atau aliran lain
melalui lokasi bangunan ini.
8. Jenis Turbin Air
a. Turbin Kaplan
Turbin Kaplan digunakan untuk tinggi terjun yang rendah, yaitu di bawah20
meter. Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik roda air
turbin dilakukan melalui pemanfaatan kecepatan air. Roda air turbin Kaplan menyerupai
baling-baling dari kipas angin.
b. Turbin Francis
Turbin Francis paling banyak digunakan di Indonesia. Turbin ini digunakan untuk

tinggi terjun sedang, yaitu antara 20-400 meter. Teknik mengkonversikan energi potensial
air menjadi energi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui proses reaksi sehingga
turbin Francis jugadisebut sebagai turbin reaksi.
c. Turbin Pelton
Turbin Pelton adalah turbin untuk tinggi terjun yang tinggi, yaitu di atas 300
meter. Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik pada roda
air turbin dilakukan melalui proses impuls sehingga turbin Pelton juga disebut sebagai
turbin impuls.
Untuk semua macam turbin air tersebut di atas, ada katup pengatur yang mengatur
banyaknya air yang akan dialirkan ke roda air. Dengan pengaturan air ini, daya turbin dapat
diatur. Di depan katup pengatur terdapat katup utama yang harus ditutup apabila turbin air
dihentikan untuk melaksanakan pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan pada turbin. Apabila
terjadi gangguan listrik yang menyebabkan PMT generator trip, maka untuk mencegah turbin
berputar terlalu cepat karena hilangnya beban generator yang diputar oleh turbin, katup
pengatur air yang menuju ke turbin harus ditutup. Penutupan katup pengatur ini akan
menimbulkan gelombang air membalik yang dalam bahasa Inggris disebut water hammer
(palu air). Water hammer ini menimbulkan pukulan mekanis kepada pipa pesat ke arah atas
(hulu) yang akhirnya diredam dalam tabung peredam ( surge tank).
Kecepatan spesifik (specffic speed) turbin air didefinisikan sebagai jumlah putaran per menit
[rpm] (rotation per minute [rpm] dari turbin untuk menghasilkan satu daya kuda pada
tinggi terjun H = I meter.
Saluran air dari dam atau kolam tando sampai pada. tabung peredam, panjangnya dapat
mencapai beberapa kilometer. Apabila saluran ini tidak rata, jalannya naik turun, maka di
bagian-bagian cekungan yang rendah, harus ada katup untuk membuang endapan pasir atau
lumpur yang terjadi di cekungan rendah tersebut. Di sisi lain, yaitu di bagian-bagian
lengkungan yang tinggi juga harus ada katup, tetapi dalam hal ini untuk membuang udara
yang terperangkap dalam lengkungan yang tinggi ini. Secara periodik, katup-katup tersebut
di atas harus dibuka untuk membuang endapan yang terjadi maupun untuk membuang udara
yang terperangkap.
Metode Pembahasan
Dalam pembuatan makalah ini kami menggunakan metode studi literatur yang bersumber dari
referensi referensi jurnal yang bahasannya meliputi tentang Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA),
tidak hanya itu kamipun menggunakan metode searching melalui internet. Sehingga materi
materi
yang kami dapat tidak hanya dari 1 sumber saja, melainkan kumpulan dari point point penting
dari setiap setiap jurnal dan artikel.
Pembahasan
EBTKEPembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata merupakan PLTA terbesar di Asia
Tenggara. PLTA ini memiliki konstruksi power house di bawah tanah dengan kapasitas 8x126

Megawatt (MW) sehingga total kapasitas terpasang 1.008 Megawatt (MW) dengan produksi
energi listrik rata-rata 1.428 Giga Watthour (GWh ) pertahun.
Kapasitas 1008 MW tersebut terdiri dari Cirata I yang memiliki empat unit masing-masing
operasi dengan daya terpasang 126 MW yang mulai dioperasikan tahun 1988 dengan daya
terpasang 504 MW, selain itu Cirata II juga dengan empat unit masing-masing 126 MW, yang
mulai dioperasikan sejak tahun 1997 dengan daya terpasang 504 MW. Cirata I dan II mampu
memproduksi energi listrik rata-rata 1.428 GWh pertahun yang kemudian dislaurkan melalui
jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi 500 kV ke sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali
(Jamali).
Guna menghasilkan energi listrik sebesar 1.428 Gwh, dioperasikan delapan buah turbin dengan
kapasitas masing-masing 129.000 KW dengan putaran 187,5 RPM. Adapun tinggi air jatuh
efektif untuk memutar turbin 112,5 meter dengan debit air maksimum 135 m3 perdetik.
PLTA Cirata dibangun dengan komposisi bangunan power house empat lantai di bawah tanah
yang menpengoperasiannya dikendalikan dari ruang control switchyard berjarak sekitar 2
kilometer (km)
dari mesin-mesin pembangkit yang terletak di power house . PLTA tersebut merupakan
pembangkit
yang dioperasikan oleh anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN persero) yaitu PT
Pembangkitan Jawa Bali (PJB) yang disalurkan melalui saluran transmisi tenaga listrik 500 kilo
volt (KV)
ke sistem Jawa Bali yang diatur oleh dispatcher PLN Pusat Pengatur Beban (P3B).
Kontribusi utama Cirata terhadap sistem Jawa Bali yaitu memikul beban puncak dan
beroperasi pada pukul 17.00-22.00, dengan moda operasi LFC ( Load Frequency Control ),
dimana
memiliki fasilitas line charging bila sistem Jawa Bali mengalami Black Out dan Start up operasi/
sinkron ke jaringan 500 KV yang relatif cepat yaitu kurang lebih lima menit.
PLTA Cirata terletak di daerah aliran sungai (DAS) Citarum di Desa Tegal Waru,
Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Latar belakang pendirian PLTA ini,
dengan letak sungai Citarum yang subur, bergunung-gunung dan dianugerahi curah hujan yang
tinggi. Pembangunan proyek PLTA Cirata merupakan salah satu cara pemanfaatan potensi
tenaga
air di Sungai Citarum yang letaknya di wilayah kabupaten Bandung, kurang lebih 60 km sebelah
barat laut kota Bandung atau 100 km dari Jakarta melalui jalan Purwakarta. (ferial).

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Komponen kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi. Dam berfungsi
untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan pasokan air yang cukup

dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir. contoh waduk Jatiluhur yang
berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume efektif sebesar 2,6 miliar kubik.
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. gaya jatuh air yang
mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir
angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air
untuk memutar turbin. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator. Turbin terdiri dari
berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dll.
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan perputaran
turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi pergerakan elektron
yang membangkitkan arus AC. Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC)
agar listrik tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah
travo step up. Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah rumah atau
industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step down.

Das könnte Ihnen auch gefallen