Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Bab 1
1.1
Pendahuluan
LATAR BELAKANG
Penataan ruang adalah suatu proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang. Penyelenggaraan penataan ruang wilayah provinsi dan
kabupaten/kota meliputi pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan
penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota serta terhadap pelaksanaan penataan
ruang kawasan strategis provinsi dan kabupaten/kota.
Dalam tataran perangkat peraturan perundangan yang berkaitan dengan tata ruang, sejak
tahun 1992 telah terjadi perubahan kebijakan penataan ruang dengan ditetapkannya
Undang-Undang No. 24 Tahun 1992, dan kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang merupakan payung hukum bagi kegiatan
penataan ruang di Indonesia. Undang-Undang tersebut salah satunya ditindaklanjuti dengan
Permendagri Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan
sebagai pengganti Permendagri No. 2 Tahun 1987 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Kota yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan penyelenggaraan pemerintahan
daerah dan kemudian secara teknis diterbitkan Peraturan Menteri PU Nomor 20 Tahun 2011
tentang Pedoman RDTR dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota.
Halaman 1 - 1
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
Di dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Kabupaten dan Kota merupakan penjabaran dari Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota ke dalam
rencana distribusi pemanfaatan ruang dan bangunan serta bukan bangunan pada kawasan
perkotaan maupun kawasan fungsional kabupaten dan kota. Dengan kata lain, RDTR
Kabupaten mempunyai fungsi untuk mengatur dan menata kegiatan fungsional yang
direncanakan oleh perencanaan ruang diatasnya, dalam mewujudkan ruang yang serasi,
seimbang, aman, nyaman dan produktif. Muatan yang direncanakan dalam RDTR kegiatan
berskala kecamatan/kawasan/lokal dan lingkungan, dan/atau kegiatan khusus yang
mendesak dalam pemenuhan kebutuhannya.
Hal-hal lain yang tidak kalah pentingnya dengan adanya perubahan mendasar tersebut
diatas, didalam Undang-undang No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang diamanatkan
ketentuan bahwa pemerintah daerah provinsi diberikan waktu selama 2 (dua) tahun dan
pemerintah daerah kabupaten/kota diberikan waktu selama 3 (tiga) tahun untuk melakukan
penyesuaian terhadap rencana tata ruang yang ada, yaitu dengan melakukan peninjauan
kembali atau penyempurnaan rencana tata ruang agar sesuai dengan apa yang diamatkan
oleh Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007.
Sesuai ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW kabupaten/kota harus menetapkan bagian
dari wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun RDTR-nya. Bagian dari wilayah yang akan
disusun
RDTR
tersebut
merupakan
kawasan
perkotaan
atau
kawasan
strategis
Halaman 1 - 2
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
1.2
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Kecamatan Cibitung sebagai bagian dari wilayah Kabupaten Sukabumi mempunyai potensi
yang bisa dikembangkan dalam mendukung tujuan penataan ruang Kabupaten Sukabumi.
Selain potensi yang dimiliki juga terdapat permasalahan yang harus dipertimbangkan karena
permasalahan yang ada bisa menjadi salah satu faktor penghambat atau pembatas dalam
mencapai tujuan penataan ruang. Potensi dan permasalahan yang ada ini juga bisa menjadi
pertimbangan dalam perumusan rencana untuk mencapai tujuan penataan ruang,
khususnya Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Cibitung yang akan disusun. Beberapa
isu permasalahan yang ada di BWP Cibitung Kabupaten Sukabumi yaitu :
1. Masih dominannya lahan pertanian lahan basah yang harus dijaga dan dilindungi
keberadaannya karena bisa menjadi lahan produktif pertanian yang dapat memberikan
pemasukan bagi pendapat asli daerah dan keuntungan ekonomi bagi masyarakat;
2. Dalam RTRW Kabupaten Sukabumi, Kecamatan Cibitung merupakan salah kecamatan
yang masuk dalam penentuan Kawasan Keselematan Operasi Penerbangan (KKOP)
rencana pengembangan Bandara Ciracap Kecamatan Ciracap, sehingga perlu
pengendalian dalam hal penataan ketinggian bangunan disekitar bandara dan wilayah
sekitarnya;
3. Wilayah bagian selatan Kecamatan Cibitung yang berbatasan dengan laut selatan,
merupakan daerah rawan bencana tsunami; dan
Halaman 1 - 3
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
4. Menurut rencana pola ruang dalam RTRW Kabupaten Sukabumi, peruntukkan guna
lahan untuk Kecamatan Cibitung masih didominasi untuk kawasan hutan lindung berupa
hutan produksi tetap.
5. Adanya tambang pasir besi di Desa Cibitung dan Desa Cidahu perlu mendapat
perhatiang karena akan berdampak pada kondisi lingkungan sekitarnya.
Selain permasalahan yang ada di Kecamatan Cibitung, seperti disebutkan sebelumnya
bahwa terdapat potensi yang bisa dikembangkan di Kecamatan Cibitung adalah adanya
kawasan pemanfaatan pasir besi di bagian selatan (pantai selatan) dan potensi wisata alam
Curug Cikaso di Desa Cibitung.
1.3
Maksud penyusunan RDTR dan peraturan zonasi adalah menyediakan perangkat peraturan
pengendalian pemanfaatan ruang sebagai penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Sukabumi Tahun 2012 2032
Strategis Kabupaten (KSK) untuk mewujudkan tata ruang wilayah Kabupaten Sukabumi
yang efisien, produktif, berkelanjutan, berdaya saing dan juga diharapkan dapat berfungsi
sebagai perangkat operasional dalam pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
ruang di wilayah kabupaten.
Tujuan penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi adalah:
Halaman 1 - 4
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
b. Mengatur struktur dan pola ruang serta menyusun arahan pemanfaatan ruang dan
arahan pengendalian pemanfaatan ruang untuk operasionalisasinya;
c. Tersusunnya
rencana
dan
kebijakan,
serta
keterpaduan
program-program
1.4
2.
3.
Halaman 1 - 5
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
Tersedianya
pedoman
pengendalian
pemanfaatan
(peraturan
zonasi/zoning
1.4.2
Lingkup Pekerjaan
Kegiatan penyusunan RDTR dan peraturan zonasi secara teknis perlu dibedakan antara
penyusunan RDTR dan penyusunan peraturan zonasi.
1.
Penyusunan RDTR
a.
Pengumpulan Data
Untuk keperluan pengenalan karakteristik BWP dan penyusunan rencana pola ruang dan
rencana jaringan prasarana BWP, dilakukan pengumpulan data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer setingkat desa/ kelurahan dilakukan melalui:
1.
2.
Pengenalan kondisi fisik dan sosial ekonomi BWP secara langsung melalui kunjungan
ke semua bagian dari wilayah Kota.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Halaman 1 - 6
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
8.
9.
Data terkait kawasan & bangunan (kualitas, intensitas bangunan, tata bangunan); dan
Peta dasar rupa bumi dan peta tematik yang dibutuhkan, penguasaan lahan,
penggunaan lahan, peta peruntukan ruang, pada skala atau tingkat ketelitian minimal
peta 1:5.000.
Seperti halnya dalam penyusunan RTRW, tingkat akurasi data, sumber penyedia data,
kewenangan sumber atau instansi penyedia data, tingkat kesalahan, variabel ketidakpastian,
serta variabel-variabel lainnya yang mungkin ada, perlu diperhatikan dalam pengumpulan
data. Data dalam bentuk data statistik dan peta, serta informasi yang dikumpulkan berupa
data tahunan (time series) minimal 5 (lima) tahun terakhir dengan kedalaman data setingkat
kelurahan. Data berdasarkan kurun waktu tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran
perubahan apa yang terjadi pada bagian dari wilayah kota.
b.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kedudukan dan peran bagian dari wilayah kota dalam wilayah yang lebih luas (kota);
Keterkaitan antar wilayah Kota dan antara bagian dari wilayah kota;
Keterkaitan antarkomponen ruang di BWP;
Karakteristik fisik bagian dari wilayah kota;
Kerentanan terhadap potensi bencana, termasuk perubahan iklim;
Karakteristik sosial kependudukan;
Karakteristik perekonomian; dan
Kemampuan keuangan daerah.
1.
2.
1.
2.
Halaman 1 - 7
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
c.
tentang
tujuan,
kebijakan,
dan
strategi
pengembangan;
dan
konsep
1.
2.
3.
4.
5.
2.
Proses penyusunan peraturan zonasi sebagai bagian dari RDTR dilakukan secara pararel
dengan penyusunan RDTR. Oleh karena itu, tahap pra persiapan dan persiapan
penyusunan peraturan zonasi sama dengan proses serupa dalam penyusunan RDTR.
a.
Untuk keperluan pengenalan karakteristik wilayah kota dan penyusunan peraturan zonasi,
harus dilakukan pengumpulan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer
dilakukan melalui:
1. Wawancara atau temu wicara kepada masyarakat untuk menjaring aspirasi masyarakat
terhadap kebutuhan yang diatur dalam peraturan zonasi serta kepada pihak yang
melaksanakan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang; dan
2. Peninjauan ke lapangan untuk pengenalan kondisi fisik wilayah kota secara langsung.
Halaman 1 - 8
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
1.
2.
d) Kajian dampak terhadap kegiatan yang ada atau akan ada di zona yang
bersangkutan;
e) Standar teknis dan administratif yang dapat dimanfaatkan dari peraturan-perundangundangan nasional maupun daerah;
1.
2.
3.
4.
5.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
6.
7.
8.
Standar teknis;
Ketentuan pengaturan zonasi;
Ketentuan pelaksanaan, terdiri atas:
a)
b)
c)
Halaman 1 - 9
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
1.4.3
Wilayah perencanaan RDTR dan Peraturan Zonasi mencakup Bagian Wilayah Perkotaan
(BWP) yang delineasinya didasarkan pada salah satu kriteria:
a. Wilayah administrasi;
b. Kawasan fungsional, seperti bagian wilayah kota/subwilayah kota;
c.
a. Morfologi BWP;
b. Keserasian dan keterpaduan fungsi BWP; dan
c. Jangkauan dan batasan pelayanan untuk keseluruhan BWP dengan memperhatikan
rencana struktur ruang dalam RTRW.
Sub Bagian Wilayah Perkotaan (Sub BWP) adalah bagian dari BWP yang dibatasi dengan
batasan fisik dan terdiri dari beberapa blok, dan memiliki pengertian yang sama dengan
subzona peruntukan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun
2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang.
Sehubungan dengan ketentuan tentang wilayah perencanaan RDTR dan peraturan zonasi di
atas, maka lingkup wilayah perencanaan RDTR dan peraturan zonasi delinasinya
didasarkan atas wilayah administrasi yaitu Kecamatan Cibitung.
Kecamatan Cibitung terletak sekitar 72 km dari ibukota kabupaten, 162 km dari ibukota
propinsi dan 192 km dari ibukota negara. Posisi wilayah Kecamatan Cibitung terletak pada
ketinggian 0 m 350 m di atas permukaan laut dengan topografi datar sampai berbukit.
Secara geografis Kecamatan Cibitung berbatasan dengan :
Halaman 1 - 10
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
Desa
1.
Cidahu
2.830,92
2.
Cibitung
3.756,99
3.
Banyuwangi
1.386,55
4.
Cibodas
342,04
5.
Banyumurni
349,76
6.
Talagamurni
458,
Jumlah
9.124,44
Wilayah Kecamatan Cibitung secara administratif terbagi menjadi 6 desa serta wilayah
administrasi dibawah desa yang merupakan Satuan Lingkungan Setempat (SLS) antara lain
terdiri dari 24 wilayah kedusunan, 32 RW (Rukun Warga) dan 148 RT (Rukun Tetangga).
Selain wilayah Kecamatan Cibitung sendiri sebagai wilayah perencanaan, wilayah
disekitarnya yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Cibitung juga menjadi wilayah
pengamatan. Hal ni untuk melihat perkembangan wilayah tersebut baik secara fakta di
lapangan maupun dari kebijakan pengembangan yang telah ditetapkan oleh RTRW
Kabupaten Sukabumi sehingga dalam perumusan rencana tata ruang Kecamatan Cibitung
bisa terintegrasi dengan rencana pengembangan wilayah sekitarnya.
1.4.4 Tahapan Kegiatan
Tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukan dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
dan Peraturan Zonasi Kecamatan Cibitung ini meliputi :
1.
Survei sekunder
Survei sekunder atau instansional adalah pengumpulan data-data sekunder
penunjang yang diperlukan dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kecamatan Cibitung, data yang digunakan bersifat time series
minimal 5 tahun terakhir.
Halaman 1 - 11
Laporan Pendahuluan
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
Halaman 1 - 12
Laporan Pendahuluan
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
b.
2.
Analisis
Selanjutnya berdasarkan hasil survei, dilakukan upaya penyusunan data melalui sistem
kompilasi data. Data kompilasi ini akan menjadi bahan dasar dalam melakukan
kegiatan
berikutnya
yaitu
analisis
permasalahan,
potensi
dan
kebutuhan
pengembangan. Secara garis besar analisis yang dilakukan terbagi menjadi dua bagian
utama yaitu :
a. Analisis makro
Analisis mengenai peran, kedudukan, fungsi, arahan, kebijakan bagi Kecamatan
Cibitung, dukungan sarana prasarana dan tuntutan pengembangan dalam kosntelasi
wilayah yang lebih luas, struktur dan keterkaitan kota serta deliniasi kawasan
perkotaan yang akan disusun rencana detailnya
b. Analisis mikro
Analisis detail dalam rangka penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan
Zonasi Kecamatan Cibitung
3.
4.
Penyempurnaan rencana
Tahapan ini merupakan tahapan akhir dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
dan Peraturan Zonasi Kecamatan Cibitung dimana RDTR ini disempurnakan setelah
mendapat masukan pada forum stakeholders termasuk perbaikan dan penyempurnaan
album peta rencana dan indikasi program
5.
Halaman 1 - 13
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
1.5
DASAR HUKUM
Peraturan perundang-undangan yang cukup relevan untuk dapat dijadikan referensi didalam
melaksanakan pekerjaan ini, antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
Halaman 1 - 14
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4532);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4655);
18. Peraturan
Pemerintah
Nomor
38
Tahun
2007
tentang
Pembagian
Urusan
Halaman 1 - 15
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
22. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta
Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086);
23. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);
24. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 2);
25. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5393);
26. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
27. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi Penataan Ruang
Nasional;
28. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
29. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;
30. Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 33 Tahun 2006 tentang Pedoman Mitigasi
Bencana;
31. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2010 Nomor 22 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 86);
32. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 01 Tahun 2010 tentang Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten Sukabumi;
33. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 06 tahun 2010 tentang Izin Mendirikan
Bangunan;
34. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 22 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah
Nomor 86);
35. Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 32 Tahun 2013 tentang Mekanisme Perijinan
Pemanfaatan Ruang.
Halaman 1 - 16
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
1.6
d. Acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang kaitan dengan izin mendirikan bangunan
(IMB); dan
e. Acuan dalam penyusunan RTBL.
RDTR dan peraturan zonasi bermanfaat sebagai:
a. Penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi dan lingkungan
permukiman dengan karakteristik tertentu;
b. Alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pembangunan fisik kabupaten yang dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
swasta, dan/atau masyarakat;
c.
Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian wilayah sesuai dengan
fungsinya di dalam struktur ruang kabupaten secara keseluruhan; dan
1.7
METODOLOGI PEKERJAAN
Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan ini, dilakukan beberapa kegiatan yang akan menunjang
kelancaran kegiatan pekerjaan meliputi :
1.
Mobilisasi tim.
2.
3.
4.
Halaman 1 - 17
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
2.
5.
6.
7.
2.
Survei utilitas.
3.
Survei transportasi.
4.
5.
Selain itu pada tahapan ini dilakukan pengadaan peta citra satelit, pelaksanaan ground
control point (GCP), serta digitasi peta.
3.
Mengelompokan data dan informasi menurut kategori aspek kajian seperti : data
fisik dan penggunaan lahan, data transportasi, data kependudukan dll.
Menyortir data-data setiap aspek tersebut agar menjadi sederhana dan tidak
duplikasi.
Mendetailkan desain pengolahan dan kompilasi data dari desain studi awal
sehingga tercipta form-form isian berupa tabel, konsep isian, peta tematik dll.
Mengisi dan memindahkan data yang telah tersortir ke dalam tabel-tabel isian dan
peta isian tematik.
Setelah seluruh tabel dan peta terisi, maka langkah selanjutnya adalah membuat uraian
deskriptif penjelasannya ke dalam suatu laporan yang sistematis per aspek kajian.
Termasuk dalam laporan tersebut adalah uraian kebijaksanaan dan program setiap
aspek.
Tahap ini akan dilakukan berdasarkan hasil diskusi tentang muatan rencana RDTR
yang akan dilakukan. Pada tahap ini dilakukan pula telaah terhadap kebijakan RTRWN
Halaman 1 - 18
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
dan RTRWP terkait dengan Kecamatan Cibitung, tinjauan RTRW Kabupaten Sukabumi
terkait Kecamatan Cibitung, tinjauan RTR KSK Kawasan Pesisir terkait Kecamatan
Cibitung, evaluasi kesesuaian muatan RDTR dan penyusunan peraturan zonasi
terhadap Permen PU No. 20 tahun 2011. Aspek-aspek untuk kompilasi data meliputi :
4.
1)
2)
3)
4)
Aspek perekonomian;
5)
6)
1)
Kelemahan-kelemahan
(weakness)
yang
ada
yang
dapat
menghambat
pengembangan kota, baik hambatan dan kendala fisik kota maupun non fisik,
misalnya kemampuan sumber daya manusia, aspek lokasi, keterbatasan sumber
Halaman 1 - 19
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
j.
k.
Analisis perekonomian;
l.
Aspek strategis, yaitu mengkaji wilayah dalam konteks kebijaksanaan lokal dan
regional serta aspek implementasi dan persoalan/kondisi eksisting dewasa ini,
dengan tahapan kajian rinci sebagai berikut :
a.
b.
Halaman 1 - 20
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
b.
c.
Rumusan SWOT sebagai pengembangan lebih rinci dari analisis potensi dan
masalah yang dijabarkan dalam kajian eksternal dan internal. Berdasarkan
kajian SWOT dapat dibuat rumusan strategi pembangunan dan strategi
arahan pemanfaatan ruang dan sebagai landasan kajian analisis aspek-aspek
strategis;
d.
yang
diharapkan.
Aspek
kajian
sudah
bersifat
integral
dan
Halaman 1 - 21
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
transportasi,
kebutuhan
sarana
prasarana,
daya
dukung
Aspek strategi
Dari hasil analisis di atas, selanjutnya dirumuskan strategi pengembangan tata
ruang kota yang dibagi dalam strategi penataan kawasan, strategi pengendalian,
dan strategi untuk melibatkan partisipasi masyarakat dan swasta.
a.
Strategi penataan kawasan; dapat dijabarkan lebih lanjut dalam skala prioritas
pengembangan berdasarkan tipe kecenderungan perkembangan meliputi
kawasan yang dinamis tumbuh selaras rencana, kawasan yang lambat
tumbuh yang harus dipercepat/distimulir, kawasan yang diharapkan tumbuh
karena berbagai pertimbangan, kawasan yang harus diperlambat dan dibatasi
perkembangannya atau kawasan yang harus ditata kembali. Dalam
pembangunan penataan ruang akan dirumuskan strategi pengembangan dan
pengendalian serta pengelolaan setiap fungsi kawasan dengan aspek-aspek:
strategi pengembangan dan pengendalian kawasan budidaya, sarana
prasarana, sistem transportasi, kelembagaan dan pengelolaan kawasan
lindung;
b.
pengendalian,
mekanisme
faktor
monitoring
insentif
dan
pengelolaan
(mendorong/menstimulir),
dengan
berbagai
faktor
disinsentif
4.
Aspek implementasi rencana; rencana tata ruang akan dijabarkan lebih lanjut agar
operasional dengan dukungan rencana strategis (strategic plan) dan rencanarencana investasi (investment plan) pada beberapa kawasan prioritas dan akan
dilengkapi
dengan
indikasi
program
pembangunan
dan
petunjuk
teknis
pembangunan. Untuk mendukung agar rencana dan program dapat disepakati dan
Halaman 1 - 22
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
b.
Dukungan aspek legal; perlu dibuat legitimasi dari rencana dengan kekuatan
legal hukum yang dapat dijadikan pedoman pembangunan terkait aspek
kepastian hukum dalam program pembangunan dimana rencana yang dibuat
seyogyanya dapat diperdakan dan menjadi acuan seluruh komponen instansi
pemerintah, masyarakat dan swasta;
c.
Mekanisme
kelembagaan;
pemanfaatan
produk
rencana
dan
Petunjuk teknis; produk rencana akan dilengkapi dengan petunjuk teknis agar
menjadi operasional dalam pelaksanaan di lapangan terutama untuk
kawasan-kawasan yan bersifat kritis dan perlu ditangani dengan segera.
Panduan tersebut dapat menjadi petunjuk yang secara teknis dapat menjadi
acuan pembangunan pada skala mikro. Petunjuk teknis akan dibuat dan
merupakan pelengkap dan pendukung teknis dalam setiap strategi dan
arahan rencana yang dibuat terutama pada kawasan-kawasan yang
diprioritaskan dalam penanganannya.
Perumusan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan
Cibitung, mencakup tahapan sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Peraturan zonasi.
Setelah rumusan dokumen rencana detail tata ruang dan peraturan zonasi disusun,
kemudian akan didiskusikan lebih lanjut untuk tahap penyempurnaan pada laporan
akhir.
6.
Halaman 1 - 23
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
pihak BKPRD Provinsi Jawa Barat dan Badan Informasi dan Geospasial (BIG). Hasil
dari kegiatan asistensi tersebut kemudian akan digunakan pada tahap penyempurnaan
untuk kemudian disusun laporan akhir penyusunan RDTR dan peraturan zonasi
Kecamatan Cibitung.
7.
Tahap Penyempurnaan
Pada tahap ini dilakukan penyempurnaan laporan berdasarkan hasil asistensi dengan
pihak BKPRD Provinsi Jawa Barat dan Badan Informasi dan Geospasial (BIG).
Selanjutnya kegiatan penyempurnaan akan melakukan penyusunan album peta,
executive summary, dan penyusunan draft ranperda.
1.8
SISTEMATIKA PENULISAN
Secara garis besar laporan antara penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
Kecamatan Cibitung ini memuat langkah awal persiapan pelaksanaan kegiatan. Secara
sistematika, laporan pendahuluan ini terdiri atas:
Bab 1
Pendahuluan
Memuat latar belakang kegiatan, identifikasi permasalahan, maksud, tujuan dan
sasaran, ruang lingkup pekerjaan, dasar hokum, fungsi dan manfaat, serta
metodologi pekerjaan dalam penyusunan RDTR dan peraturan zonasi Kecamatan
Cibitung.
Bab 2
Bab 3
ruang,
kependudukan,
sebaran
fasilitas,
prasarana
jaringan
Halaman 1 - 24
Laporan Antara
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
Bab 6
Halaman 1 - 25
Laporan Pendahuluan
PENYUSUNAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN SUKABUMI
Gambar 1.3
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
Halaman 1 - 26