Sie sind auf Seite 1von 13

Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Artrhitis Gout

DEFINISI PROSES MENUA


Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahanlahan

kemampuan

jaringan

untuk

memperbaiki

diri/mengganti

dan

mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi


dan memperbaiki kerusakan yang diderita. (Constantinides, 1994).
Menjadi tua adalah suatu proses natural dan kadang-kadang tidak tampak
mencolok. Penuaan akan terjadi pada hampir semua sistem tubuh manusia dan
tidak semua sistem akan mengalami kemunduran pada waktu yang sama.
Meskipun proses menjadi tua merupakan gambaran yang universal, tidak
seorangpun mengetahui dengan pasti penyebab penuaan dan mengapa manusia
menjadi tua pada usia yang berbeda-beda.
Proses menua merupakan proses yang teus menerus (berlanjut) secara
alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup.
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Manifestasi
proses menua antara lain rambut rontok dan memutih atau abu-abu, permukaan
kulit keriput, banyak gigi yang tanggal (ompong), daya penglihatan atau
pendengaran berkurang, perubahan sistem saraf pusat, sistem endokrin, dan lainlain.
Peran teori dalam memahami penuaan adalah sebagai landasan dan sudut
pandang untuk melihat fakta, menjawab pertanyaan filosofi, dan dasar
memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Penuaan pada seseorang
dipengaruhi oleh beberapa bagian seperti biologi, psikologi, social, fungsional dan
spiritual. Ada banyak teori yang menjelaskan tentang penuaan, antara lain :
A. Teori Biologis
Proses penuaan merupakan proses secara berangsur yang mengakibatkan
perubahan secara komulatif dan merupakan perubahan serta berakhir dengan
kematian. Teori biologis tentang penuaan dibagi menjadi :
1. Teori Instrinsik
Teori ini berati perubahan yang berkaitan dengan usia timbul akibat
penyebab dalam diri sendiri.
2. Teori Ekstrinsik
By Nisya Andesita, S.Kep
Stase Keperawatan Gerontik

Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Artrhitis Gout

Teori ini menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan pengaruh


lingkungan.
Teori lain menyatakan bahwa teori biologis dapat dibagi menjadi :
a. Teori Genetik Clock
Teori tersebut menyatakan bahwa menua telah terprogram secara
genetik untuk species species tertentu. Tiap species mempunyai
didalam nuklei (inti selnya) suatu jam genetik yang telah diputar
menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan
akan menghentikan replikasi sel bila tidak diputar, jadi menurut konsep
ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa
disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal.
Konsep

ini

didukung

kenyataan

bahwa

ini

merupakan

cara

menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat adanya perbedaan


harapan hidup yang nyata.
b. Teori Mutasi Somatik ( teori error catastrophe )
Menurut teori ini faktor lingkungan yang menyebabkan mutasi somatik
. sebagai contoh diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat
memperpendek

umur

sebaliknya

menghindarinya

dapqaat

mempperpanjang umur.menurut teori ini terjadinya mutasi yang


progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya
penurunan kemampuan fungsi sel tersebut. Sebaai salah satu hipotesis
yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah hipotesis error
catastrope.
c. Teori Auto imun
Dalam proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi oleh zat
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut, sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
d. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat dibentuk di alam bebas. Tidak stabilnya radikal
bebas mengakibatkan oksigenasi bahan - bahan organik seperti KH dan
protein.radikal ini menyebabkansel sel tidak dapat beregenerasi.

By Nisya Andesita, S.Kep


Stase Keperawatan Gerontik

Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Artrhitis Gout

B. Teori Sosial
Salah satu teori sosial yang berkenaan dengan proses penuaan adalah teori
pembebasan (disengagement teori). Teori tersebut menerangkan bahwa dengan
berubahnya usi seseorang secara berangsur angsur mulai melepaskan diri
dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia
menurun, baik secara kualitatif maupun kuantitasnya sehingga sering terjadi
kehilangan ganda yaitu :
1. Kehilangan peran
2. Hambatan kontak fisik
3. Berkurangnya momitmen
C. Teori Psikologi
Teori tugas perkembangan :
Menurut Hangskerst, ( 1992 ) bahwa setiap individu harus memperhatikan
tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan
memberikan perasaan bahagia dan sukses. Tugas perkembangan yang spesifik
ini tergantung pada maturasi fisik, penghargaan kultural masyarakat dan nilai
serta aspirasi individu. Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi
penerimaan adanya penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, penerimaan masa
pensiun

dan

penurunan

income.penerimaan

adanya

kematian

dari

pasangannya dan orang orang yang berarti bagi dirinya. Mempertahankan


hubungan dengan group yang seusianya, adopsi dan adaptasi deengan peran
sosial secara fleksibel dan mempertahankan kehidupan secara memuaskan.
Perubahan pada sistem muskuloskeletal antara lain sebagai berikut :
Jaringan penghubung (kolagen dan elastin). Kolagen sebagai protein
pendukung utama pada kulit, tendon, tulang, kartilago, dan jaringan ikat
mengalami perubahan menjadi bentangan cross linking yang tidak teratur.
Bentangan yang tidak teratur dan penurunan hubungan tarikan linear pada
jaringan kolagen merupakan salah satu alasan penurunan mobilitas pada jaringan
tubuh. Setelah kolagen mencapai puncak fungsi atau daya mekaniknya karena
penuaan, tensile strenght dan kekakuan dari kolagen mulai menurun. Kolagen dan

By Nisya Andesita, S.Kep


Stase Keperawatan Gerontik

Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Artrhitis Gout

elastin yang merupakan jaringan ikat pada jaringan penghubung mengalami


perubahan kualitatif dan kuantitatif sesuai penuaan.
Perubahan pada kolagen itu merupakan penyebab turunnya fleksibilitas
pada lansia sehingga menimbulkan dampak berupa nyeri, penurunan kemampuan
untuk meningkatkan kekuatan otot, kesulitan bergerak dari duduk ke berdiri,
jongkok dan berjalan, dan hambatan dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari.
Kartilago. Jaringan kartilago pada persendian menjadi lunak dan
mengalami granulasi dan akhirnya permukaan sendi menjadi rata. Selanjutnya
kemampuan kartilago untuk regenerasi berkurang dan degenerasi yang terjadi
cenderung ke arah progresif. Proteoglikan yang merupakan komponen dasar
matriks kartilago berkurang atau hilang secara bertahap. Setelah matriks
mengalami deteriorasi, jaringan fibril pada kolagen kehilangan kekuatannya dan
akhirnya kartilago cenderung mengalami fibrilasi. Kartilago mengalami
kalsifikasi di beberapa tempat, seperti pada tulang rusuk dan tiroid. Fungsi
kartilago menjadi tidak efektif, tidak hanya sebagai peredam kejut , tetapi juga
sebagai permukaan sendi yang berpelumas. Konsekuensinya kartilago pada
persendian menjadi rentan terhadap gesekan.
Perubahan tersebut sering terjadi pada sendi besar penumpu berat badan.
Akibat perubahan itu sendi mudah mengalami peradangan, kekakuan, nyeri,
keterbatasan gerak dan terganggunya aktifitas sehari-hari.
Tulang. Berkurangnya kepadatan tulang, setelah diobservasi, adalah
bagian dari penuaan fisiologis. Trabekula longitudinal menjadi tipis dan trabekula
transversal terabsorpsi kembali. Sebagai akibat perubahan itu, jumlah tulang
spongiosa menjadi berkurang dan tulang kompakta menjadi tipis. Perubahan lain
yang terjadi adalah penurunan estrogen sehingga produksi osteoklas tidak
terkendali, penurunan penyerapan kalsium di usus, peningkatan kanal Haversi
sehingga tulang keropos. Berkurangnya jaringan dan ukuran tulang secara
keseluruhan menyebabkan kekakuan dan kekuatan tulang menurun.
Dampak berkurangnya kepadatan akan mengakibatkan osteoporisis yang
lebih lanjut akan menyebabkan nyeri, deformitas dan fraktur.

By Nisya Andesita, S.Kep


Stase Keperawatan Gerontik

Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Artrhitis Gout

Perubahan struktur otot pada penuaan sangat bervariasi. Penurunan jumlah


dan ukuran serabut otot, peningkatan jaringan penghubung dan jaringan lemak
pada otot mengakibatkan efek negatif.
Perubahan Fisik pada Sistem Muskuuloskeletal
1. Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh.
2. Kifosis.
3. Pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan tangan terbatas.
4. Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya berkurang).
5. Persendian membesar dan menjadi kaku.
6. Tendon mengerut dan mengalami sklerosis.
7. Atrofi serabut otot (otot-otot serabut mengecil) :
Serabut-serabut otot mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi
lamban, otot-otot kram dan menjadi tremor.
8. Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh.

Perubahan Sistem Kulit pada Penuaan


1. Penurunan jumlah serabut otot.
2. Atrofi pada beberapa serabut otot dan fibril menjadi tidak teratur dan hipertrofi pada
beberapa serabut otot yang lain.
3. Berkurangnya 30% massa otot.
4. Penumpukan lipofuscin.
5. Peningkatan jaringan lemak dan jaringan penghubung.
6. Adanya badan sitoplasma.
7. Degenerasi myofibril.
8. Timbulnya bekas garis Z pada serabut otot.

By Nisya Andesita, S.Kep


Stase Keperawatan Gerontik

Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Artrhitis Gout

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN


DENGAN GOUT
Defenisi
Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada sendi dan
jari (depkes, 1992). Penyakit metabolik ini sudah dibahas oleh Hippocrates pada
zaman Yunani kuno. Pada waktu itu gout dianggap sebagai penyakit kalangan
sosial elite yang disebabkan karena terlalu banyak makan, anggur dan seks. sejak
saat itu banyak teori etiologis dan terapeutik yang telah diusulkan. Sekarang ini,
gout mungkin merupakan salah satu jenis penyakit reumatik yang paling banyak
dimengerti dan usaha-usaha terapinya paling besar kemungkinan berhasil.
Etiologi dan Patofisiologi
Gambaran klasik artritis gout yang berat dan akut ada kaitan langsung dengan
hiperurisemia (asam urat serum tinggi). Gout mungkin primer atau sekunder.
Gout primer merupakan akibat langsung pernbentukan asam urat tubuh yang
berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat. Gout sekunder disebabkan
an karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang
berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
Endapan urat dalam sendi atau traktus urinarius dialkibatkan: karena, asam urat
yang rendah daya larutnya dan akibat garam-garainnya. Asam. urat yang
berlebihan dan garam-garam tersebut keluar dari serum dan urin masing-masing
mengendap dalam sendi dan traktus urinarius
Gambaran klinis
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah
menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak diternui pada usia
50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita gout
adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg per 100 mI, lebih
sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah menopause perubahan
tersebut kurang nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya tidak timbul sebelurn
mereka mencapai usia remaja.

By Nisya Andesita, S.Kep


Stase Keperawatan Gerontik

Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Artrhitis Gout

Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan


serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin
juga menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut
mungkin didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan
stres emosional. Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari
kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya
penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku
dapat terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri.
Kebanyakan gejala-gejala serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari
walaupun tanpa pengobatan.
Perkembangan serangan Akut gout biasanya merupakan kelanjutan dari suatu
rangkaian kejadian. Pertama-tama biasanya terdapat supersaturasi urat dalam
plasma dan cairan tubuh. Ini diikuti dengan pengendapan kristal-kristal urat di
luar cairan tubuh dan endapan dalarn dan seldtar sendi. Tetapi serangan gout
sering merupakan kelanjutan trauma lokal atau ruptura tofi (endapan natrium urat)
yang merupakan penyebab peningkatan konsentrasi asam urat yang cepat. Tubuh
mungkin tidak dapat menanggulangi peningkatan ini dengan memadai, sehingga
mempercepat proses pengeluaran asam urat dari serum. Kristalisasi dan endapan
asam urat merangsang serangan gout. Kristal-kristal asam urat ini merangsang
respon fagositosis oleh leukosit dan waktu leukosit memakan kristal-kristal urat
tersebut maka respon mekanisme peradangan lain terangsang. Respon peradangan
mungkin dipengaruhi oleh letak dan besar endapan kristal asam urat. Reaksi
peradangan mungkin merupakan proses yang berkembang dan memperbesar diri
sendiri akibat endapan tambahan kristal-kristal dari serum.
Periode antara serangan gout akut dikenal dengan nama gout inter kritikal. Pada
masa ini pasien bebas dari gejala-gejala klinik.
Gout kronik timbul dalarn jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa
nyeri, kaku dan pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan
kronik, sendi yang bengkak akibat gout kronik sering besar dan berbentuk
nodular. Serangan gout Aut dapat terjadi secara simultan diserta gejala-gejala gout
kronik. Tofi timbul pada gout kronik karena urat tersebut relatif tidak larut. Awitan
By Nisya Andesita, S.Kep
Stase Keperawatan Gerontik

Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Artrhitis Gout

dan ukuran tofi sebanding dengan kadar urat serum. Yang sering terjadi tempat
pembentukan tofi adalah: bursa olekranon, tendon Achilles, permukaan ekstensor
dari lengan bawah, bursa infrapatella dan helix telinga
Tofi-tofi ini mungkin sulit dibedakan secara klinis dari rheumatoid nodul.
Kadang-kadang tofi dapat membentuk tukak dan kemudian mengering dan dapat
membatasi pergerakan sendi. Penyakit ginjal dapat terjadi akibat hiperurisemia
kronik, tetapi dapat dicegah apabila gout ditangani secara memadai.
Kriteria diagnostik
gout harus dipertimbangkan pada setiap pasien yang mempunyai riwayat dan
penernuan fisik sesuai dengan apa yang telah Idta bahas sebelumnya, terutama
gambaran klinik yang klasik. Peningkatan kadar asam urat serum dapat membantu
menentukan diagnosis. Tetapi harus diingat bahwa banyak obat-obatan
mempengaruhi kadar asam urat serum dan juga banyak orang normal yang tidak
memperlihatkan gejala-gejala mempunyai kadar asam urat yang tinggi.
Tes diagnostik lain yang dapat mendukung diagnosis gout adalah penentuan
respon gejala-gejala sendi terhadap kolkisin. Kolkisin merupakan obat yang dapat
meringankan gejala-gejala serangan gout akut secara dramatis. Sifat perubahan
radiologis dapat membantu i sekali dalam penentuan diagnosis gout, tetapi pada
awitan penyakit inj biasanya belum ada perubahan yang menyolok.
Begitu diperkirakan diagnosis gout, maka dapat dipastikan dengan dua metoda:
(1) menemukan kristal urat dalam cairan sinovial dan (2) menermikan urat dalam
endapan tofi.
Faktor-faktor yang berperanan
Ada faktor-faktor tertentu yang berperanan sebagai penyebab hiperurisemia. Diet
tinggi purin dapat merupakan salah satu faktor penyebab karena asam urat
dibentuk dari purin, adenin dan guanin. Kelaparan dan intake etil alkohol
yang berlebilian juga dapat mengakibatkan hiperurisemia. Peningkatan kadar
asam keto akibat puasa yang berkepanjangan, dan asam-asam keto ini
By Nisya Andesita, S.Kep
Stase Keperawatan Gerontik

Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Artrhitis Gout

mengganggu ekskresi asam urat oleh ginjal. Kadar laktat darah meningkat sebagai
produk samping darl metabolisme alkohol yang normal, dan peningkatan laktat ini
juga mengganggu ekskresi asam. urat oleh ginjal. Asam urat serum dapat
meningkat pula akibat salisilat dosis rendah (kurang dari 2-3 g per hari) dan
beberapa obat diuretika, antihipertensi (klortiazid, asam etakrinik).
Penatalaksanaan Pengobatan
Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya dipakai untuk mengobati
serangan gout akut, dan unluk mencegah serangan gout Akut di kemudian hari.
Obat ini juga dapat digunakan sebagai sarana diagnosis. Pengobatan serangan akut
biasanya tablet 0,5 mg setiap jam, sampai gejala-gejala serangan Akut dapat
dikurangi atau kalau ternyata ada bukti timbulnya efek samping gastrointestinal.
Dosis maksimurn adalah 4-8 rng, tergantung dari berat pasien bersangkutan.
Beberapa pasien mengalami rasa mual yang hebat, muntah-muntah dan diarhea,
dan pada keadaan ini pemberian obat harus dihentikan.
Gejala-gejala pada sebagian besar pasien berkurang dalam waktu 10-24 jam
sesudah pemberian obat. Kolkisin dengan dosis 0,5-2 mg per hari ternyata cukup
efektif untuk mencegah serangan gout berikutnya secara sempurna atau mendekati
sempurna. Penggunaan kolkisin setiap hari cenderung memperingan episode gout
berikutnya, kalau memang serangan gout terjadi lagi. Penggunaan kolkisin jangka
panjang tak memperlihatkan efek samping yang berat.
Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga digunakan unluk mengobati
artritis gout akut. Tetapi, karena fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka
kolkisin digunakan sebagai terapi pencegahan. Indometasin juga cukup efektif.
Terdapat tiga obat lain yang berguna untuk terapi penunjang atau terapi
pencegahan. Alopurinol dapat mengurangi pembentukan asamb urat. Dosis 100400 mg per hari dapat menurunkan kadar asam urat serum. Probenesid dan
Sulfinpirazin merupakan agen urikosurik, artinya mereka dapat menghambat
proses reabsorpsi urat oleh tubulus ginjal dan dengan dernikian meningkatkan
ekskresi asam urat. Pemeriksaan kadar asam urat serum berguna untuk
menentukan etektivitas suatu terapi.
By Nisya Andesita, S.Kep
Stase Keperawatan Gerontik

Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Artrhitis Gout

Mungkin dianjurkan untuk menghindari makanan yang mengandung kadar


purin yang tinggi. Di antara jenis makanan ini termasuk jerohan seperti hati,
ginjal, roti manis dan otak. Sardin dan anchovy (ikan kecfi semacarn haring)
sebaiknya dibatasi.
Untuk membuang tofi yang besar, terutama kalau tofi mengganggu gerakan sendi,
maka dilakukan pembedahan.

PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Tanyakan keluhan nyeri yang terjadi, biasanya pada ibu jari kaki atau pada

sendi-sendi

lain.

Bagaimana

gejala

awalnya

dan

bagaimana

klien

menanggulanginya, adakah riwayat gout dalam keluarga. Obat-obatan yang


diperoleh
Tentukan apakah ada nyeri saat digerakkan, bengkak, dan kemerahan,

demam subfebris, periksa adanya nodul diatas sendi.


Kaji adanya kecemasan dan ketakutan dalam melakukan aktivitas dan

masalah-masalah yang terkait dengan psikososialnya.


Pemeriksaan diagnostik

Asam urat meningkat

Sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat (selama fase


akut)

Pada aspirasi sendi ditemukan aam urat

Pemeriksaan urin

Rontgen

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.

Nyeri berhubungan dengan proses penyakit

2.

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri


persendian

By Nisya Andesita, S.Kep


Stase Keperawatan Gerontik

Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Artrhitis Gout

3.

kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan


dirumah

PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI


No
1

Perencanaan
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Intervensi dan Rasioanl
Nyeri
b.d
proses Rasa nyaman 1.
Berikan
penyakit

klien

posisi yang nyaman, sendi

terpenuhi

yang nyeri (kaki) diistirahatkan

atau terhindar

dan

dari nyeri

Istirahat dapat menurunkan

diberikan

metabolisme

bantalan.

setempat

dan

mengurangi pergerakan sendi


yang terjadi.
2.

Berikan
kompres hangat atau dingin
yang dapat memberikan efek
vasodilatasi

keduanya

mempunyai efek

membantu

pengeluaran
dingindapat

endorfin

dan

menghambat

impuls-impuls nyeri
3.

Cegahlah
agar tidak terjadi iritasi pada
tofi

misal

penggunaan

menghindari
sepatu

yang

sempit, terantuk pada benda


yang keras. Bila terjadi iritasi
maka akan semakin nyeri,
apabila terjadi luka akibat tofi
yang pecah maka rawatlah
secara
perawatan
By Nisya Andesita, S.Kep
Stase Keperawatan Gerontik

steril

dan
drain

juga
yang

Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Artrhitis Gout

terpasang pada luka


4.

Berikan
obat-obatan

sesuai

dengan

resep dokter dan amati efek


2

Gangguan
fisik

mobilitas Klien

b.d

samping obat-obatan tersebut


akan 1.
Tingkatkan aktivitas klien

nyeri meningkatkan

persendian

bila nyeri dan bengkak telah

aktivitasnya

berkurang

sesuai dengan 2.
kemampuan

lakukan ambulasi dengan


bantuan misal dengan
menggunakan walker atau
tongkat.

3.

lakukan

latihan

ROM

secara hati-hati pada sendi


yang terkena gout karena bila
dimobilisasi terus menerus
akan

menurunkan

fungsi

sendi.
4.

usahakan

untuk

meningkatkan kembali pada


3

Kurang pengaetahuan Klien


tentang
dan

dan

1.

pengobatan keluarga

harus

perawatan dapat

dirumah

aktivitas yang normal.


Berikan jadwal obat yang
digunakan

meliputi

nama obat, dosis, tujuan dan

memahami

efek samping. Penjelasan ini

penggunaan

dapat

obat

meningkatkankoordinasi dan

dan

perawatan

kesadaran

dirumah

pengobatan yang teratur.


2.

klien

diskusikan

terhadap
tentang

pentingnya

diit

yang

terkontrol,

misal

dengan

menghindari makanan tinggi


By Nisya Andesita, S.Kep
Stase Keperawatan Gerontik

Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Artrhitis Gout

purin

seperti

hati,

ginjal,

sarden. Program latihan dan


istirahat yang teratur perlu
dibicarakan
EVALUASI
1.

Tidak terjadi komplikasi

2.

Nyeri terkontrol

3.

Tidak terjadi efek samping akibat obat-obatan yang digunakan

4.

Memahami jadwal pengobatan dan perawatan di rumah

By Nisya Andesita, S.Kep


Stase Keperawatan Gerontik

Das könnte Ihnen auch gefallen