Sie sind auf Seite 1von 8

KTI Faktor2 yang mempengaruhi partus lama

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sehat merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosialyang mungkin setiap
orang hidup produktif dan ekonomis ( Depkes, RI 2002). Kesehatan meliputi semua daur
kehidupan baik perempuan maupun laki-laki, termaksud kesehatan ibu hamil maupun
bersalin serta keadaan bayi yang baru dilahirkan.
Mortalitas dan morbiitas pada wanita hamil dan bersalin merupakan masalah besar
yang berkembang karena salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan
obstetrik dan ginekologi disuatu wilayah. Kesehatan reproduksi merupakan salah satu faktor
pendukung dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, karena melalui proses
reproduksi kita dapat melihat suatu peristiwa yang sangat mengagumkan, dimulai dari
terjadinya pembuahan, berlanjut dengan masa kehamilan dan akhirnya mencapai titik
puncaknya berupa persalinan. Dengan persalinan maka lahirlah satu insan baru yang akan
menjadi generasi penerus yang berkualitas ( Pinem, 2009 : 1 ).
Berdasarkan Survei Demograpi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003Angka
kematian ibu di dunia berdasarkan data WHO tahun 2003 didapatkan bahwa dalam setiap
menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan proses
kehamilan dan persalinannya (Depkes RI 2004).
Sedangkan di negara maju seperti di Amerika AKI meningkat dari 12 kematian per
100 ribu kelahiran hidup pada 1980 menjadi 17 per 100 ribu kelahiran hidup pada 2008. Di

Kanada, lajunya meningkat antara 6 dan 7. Sedangkan di Norwegia 7 per 100 ribu pada 1980
menjadi 8 per 100 ribu pada 2008 ( Deni, 2008).
Sedangkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) Indonesia
masih tertinggi di Asia. Tahun 202 kematian ibu melahirkan mencapai 307 per 100.000
kelahiran, Angka ini 65 kali kematian ibu di Singapura, 9,5 kali dari Malaysia. Bahkan 2,5
kali lipat dari indeks Filipina, (Suara pembaharuan, 30/4/09).
Data Dinas kesehatan Provinsi Banten, menyebutkan, akhir tahun 2008, sebanyak 256
per 100.000 kelahiran hidup, angka kematian bayi 34 per 1000 sedikit diatas angka nasional
angka kematian ibu mencapai 226 per 100000 kelahiran hidup, angka kematian bayi 36 per
1000 (suara pembaharuan, 2009 )
Penyebab kematian ibu 90% disebabkan oleh pendarahan, toksemia gravidarum, infeksi,
partus lama dan komplikasi abortus. Kematian ini paling banyak terjadi pada masa sekitar
persalinan yang sebenarnya dapat dicegah, Sedangkan 10% disebabkan oleh komplikasi
persalinan lain (Depkes RI 2005). Seperti yang telah diuraikan diatas salah satu dari
penyebab kematian ibu adalah partus lama atau partus kasep dan sering disebut dengan partus
sulit dan ditandai oleh terlalu lambatnya kemajuan persalinan dikarenakan adanya disproporsi
antara presentasi antara bagian presentasi janin dan jalan lahir ( Cunningham,2006), atau
Persalinan lama adalah persalinan yang berjalan lebih dari 24 jam untuk primigravida dan 18
jam bagi multigravida. Persalinan kasep adalah persalinan lama yang di sertai komplikasi ibu
( Manuaba, 2010), banyak hal yang dapat menyebkan hal diatas seperti berbagai hal yang
terjadi akibat-akibat tindakan tersebut yang dilakukan seperti kesalahan selama hamil,
bersalin dan nifas, seperti perdarahan, tekanan darah yangtinggi saaat hamil (eklamsia),
infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran, (Yuli, 2006 ).
Kejadian partus lama disebabkan oleh beberapa faktor seperti letak janin, kelainan
panggul, kelainan his, pimpinan partus yang salah, janin besar, kelainan kongenital, primitua

perut gantung, grandemultipara,dan ketuban pecah dini (Mochtar,1998). Power: kekuatan his
dan mengejan (Inersia uteri, his yang tidak terkoordinasi, kelelahan ibu mengejan, salah
pimpinan kala II), Passage: jalan lahir (kelainan bentuk panggul, kesempitan panggul,
ketidakseimbangan sefalopelvik, kelainan jalan lahir lunak) dan Passanger: (kelainan bentuk
dan besar janin, kelainan pada letak kepala kelainan letak janin) (Manuaba, 1998).
Sedangkan dampak dari kejadian ini yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat terhapat
tanda tanda dari persalinan lama, dan juga kurang cepatnya pengetahuan dari para tenaga
tenaga kesehatan untuk mengambi keputusan klinik dalam memimpin persalinan.
Berbagai penyebab tersebut dapat dicegah dengan pendeteksian komplikasi persalinan
secara dini, pengambilan keputusan secara cepat dan tepat serta penanganan yang tepat di
tempat rujukan (Depkes, 2003), dan pada setiap persalinan diharuskan menggunakan
pemantauan memakai patograf. dan pemerintah memiliki . Prioritas yaitu :
1.Menurunkan kesakitan dan kematian ibu telah menjadi salah satu prioritas utama dalam
pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Propenas. Kegiatan-kegiatan
yang mendukung upaya ini antara lain meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi,
meningkatkan pemberantasan penyakit menular dan imunisasi, mening katkanpelayanan
kesehatan dasar dan rujukan, menanggulangi KEK, dan menanggulangi anemia gizi besi pada
wanita usia subur dan pada masa kehamilan, melahirkan, dan nifas.
2. Kehamilan Aman. Kehamilan yang aman sebagai kelanjutan dari program safe
motherhood, dengan tujuan untuk mempercepat penurunan kesakitan dan kematian ibu dan
bayi baru lahir. MPS terfokus pada pendekatan perencanaan sistematis dan terpadu dalam
intervensi klinis dan system kesehatan serta penekanan pada kemitraan antar institusi
pemerintah, lembaga donor, dan peminjam, swasta, masyarakat, dan keluarga. Perhatian
khusus diberikan pada penyediaan pelayanan yang memadai dan berkelanjutan dengan
penekanan pada ketersediaan penolong persalinan terlatih. Aktivitas masyarakat ditekankan

pada upaya untuk menjamin bahwa wanita dan bayi baru lahir memperoleh akses terhadap
pelayanan.
3. Strategi. Ada empat strategi utama bagi upaya penurunan kesakitan dan kematian ibu.
pertama, meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang
berkualitas dan cost effective. Kedua, membangun kemitraan yang efektif melalui kerja sama
lintas program, lintas sektor, dan mitra lainnya. Ketiga, mendorong pemberdayaan wanita dan
keluarga melalui peningkatan pengetahuan dan perilaku sehat. Keempat, mendorong
keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan dan pemanfaatan pelayanan ibu dan
bayi baru lahir. Ada tiga pesan kunci, yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
terlatih; setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapatkan pelayanan yang memadai; dan
setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak
diinginkan dan penaganan komplikasi keguguran.
4. Kelompok sasaran.
Perhatian khusus perlu diberikan kepada kelompok masyarakat berpendapatan rendah baik di
perkotaan dan pedesaan serta masyarakat di daerah terpencil. Program Kesehatan Gratis yang
telah dimulai sejak 2007 telah menyediakan pelayanan kesehatan dasar dan bidan di desa
secara gratis bagi penduduk miskin perlu dipertahankan dengan berbagai cara.. Konteks lebih
luas. Terlepas dari kebijakan dan program dengan fokus pada sektor kesehatan, diperlukan
juga penanganan dalam konteks yang lebih luas dimana kematian ibu terjadi. Kematian ibu
sering disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks yang menjadi tanggung jawab lebih
dari satu sektor. Terdapat korelasi yang jelas antara pendidikan, penggunaan kontrasepsi, dan
persalinan yang aman. Pelayanan kesehatan reproduksi remaja harus ditangani dengan benar,
mengingat besarnya masalah. Selain itu, isu gender dan hak-hak reproduksi baik untuk
lakilaki maupun perempuan perlu terus ditekankan dan dipromosikan pada semua level.

Angka kematian didunia dikarnakan partus lama rata rata 8 % dari keseluruhan
angka kematian, sedangkan angka kematian di Indonesia yang disebabkan partus lama 9 %
dari keseluruhan angka kematian, penelitian yang dilakukan Soekiman di RS Mangkuyudan
di Yogyakarta didapatkan bahwa dari 3005 kasus partus lama, terjadi kematian pada bayi
sebanyak 16,4% (50 bayi), sedangkan pada ibu didapatkan 4 kematian, 17 perdarahan, 1
robekan portio dan robekan perineum subtotal. Dari penelitian ini diperoleh total persalinan
tahun 2009 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta berjumlah 2112, dengan partus normal
berjumlah 1357 dan partus lama berjumlah 58 dimana insidensi partus lama adalah 2,75 %.
Dari 2112 total persalinan diambil 150 sampel partus normal dan 48 sampel partus lama. Dari
48 sampel partus lama, terdapat 26 nulipara (54,16%) sedangkan primipara dan multipara
masing-masing berjumlah 11 (22,92 %). Mengingat bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
kejadian partus lama pada ibu dan janin maka penulis tertarik untu melakukan peneitian
tentang faktor faktor yang mempengaruhi kejadian partus lama di RSU Kabupaten
Tangerang.

1.2

Perumusan Masalah

Dari data yang ditemukan angka kejadian partus lama Indonesia 9 % dari keseluruhn
angka kematian, sedangkan dijogja didapatkan bahwa 3004 kasus partus lama, terjadi
kematian pada sebanyak 16,4% ( 50 % ), mengingat banyaknya angka kematian dikarenakan
partus lama maka dapat dirumuskan masalah Faktor faktor yang mempengaruhi kejadian
partus lama di RSU Kabupaten Tangerang tahun 2010

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan kejadian partus lama di RSU
Kabupaten Tangerang 2010.

1.3.1 Tujuan Khusus


a.
b.

Diketahui distribusi frekuensi partus lama berdasarkan usia

di Rumah Sakit Umum

Kabupaten Tangerang Tahun 2010


Diketahui distribusi frekuensi partus lama berdasarkan paritas di Rumah Sakit Umum

Kabupaten Tangerang Tahun 2010


c. Diketahui distribusi frekuensi partus lama berdasarkan berat janin di Rumah Sakit Umum
d.

Kabupaten Tangerang Tahun 2010


Diketahui distribusi frekuensi partus lama berdasarkan lamanya pecah ketuban di Rumah

e.

Sakit Umum Kabupaten Tangerang Tahun 2010


Diketahui distribusi frekuensi partus lama berdasarkan inertia uteri di Rumah Sakit Umum

Kabupaten Tangerang Tahun 2010


f. Diketahui distribusi frekuensi partus lama berdasarkan malpresentasi di Rumah Sakit Umum
g.

Kabupaten Tangerang Tahun 2010


Diketahui distribusi frekuensi partus lama berdasarkan bentuk panggul di Rumah Sakit
Umum Kabupaten Tangerang Tahun 2010
1.4 Mamfaat
1.4.1 Bagi Penulis
untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang masalah dalam persalinan
tertama tentang faktor faktor yang menyebabkan partus lama

1.4.2 Bagi Institusi


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan, untuk menambahan bahan
keperpustakaan dan informasi bagi mahasiswa dan menambah bahan referensi di Diploma III
Kebidanan Politeknik Karya Husada Jakarta

1.4.3

Bagi intansi Rumah Sakit


Sebagai bahan masukan dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk meningkatkan
derajat kesehatan ibu dan bayi, dan untuk memotivasi semua pelayan kesehata untuk lebih
mengoptimalkan pelayanan yang berkualitas untuk kenyamanan sehingga tercipta kessehatan
yang optimal.

1.5 Ruang lingkup


Penelitian ini membahas tentang faktor faktor yang mempengaruhi kejadian partus lama
di RSU Kabupaten Tangerang, pada tahun 2010. Penelitian ini dilakukan karena banyaknya
angka kematian dan salah satunya disebabkan oleh partus lama dan dikarenakan terlambat
dalam mendiagnosa dan mengambil keputusan, Jenis penelitiannya bersifat Deskriptif dengan
pendekatan cross sexional studi dengan menggunakan data sekunder yaitu rekam medik
pasien periode Januari Desember 2010

1.6 Sistematika Penulisan


BAB I : Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup, dan
sistematika penulisan.
BAB II: Tinjauan Pustaka
Berisi tentang teori imunisasi yang meliputi pengertian partus lam, faktor- faktor yang dapat
menyebabkan, cara penanganan, cara mengetahui.

BAB III

: Kerangka Konsep, Definisi Operasional dan Hipotesis

Berisi tentang kerangka konsep, definisi operasional dan hipotesis.


BAB IV

: Metode Penelitian

Berisi tentang desain penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian,
instrumen penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, analisa data dan etika penelitian.
BAB V

: Hasil Penelitian

Berisi tentang gambaran umum, analisa univariat dan analisa bivariat.


BAB VI

: Pembahasan

Berisi tentang pembahasan hasil penelitian per variabel.


BAB VII

: Penutup

Berisi tentang kesimpulan dan saran.

Das könnte Ihnen auch gefallen