Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
DHIKO DWI NAFERI GINTING
130401005
M.AMRI SYAHREZA
130401009
130401031
ANDERSON J. LUBIS
130401065
BELLA ALTIYONICA
130401074
TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kerja
bangku
melakukan
penekanan
pada
dan
ketelitian
dalam
bekerja,
karena
setiap
Dalam bengkel kerja bangku mistar baja ada dua sistem, yaitu sistem
metrik dan sistem imperial. Pada sistem imperial untuk satuannya dinyatakan
dengan inchi, sedangkan pada sistem metrik satuan dinyatakan dengan
millimeter
B. Jangka sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai
sepersepuluh, seperdua puluh, seperlima puluh, dan seperseratus milimeter.
Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian luar benda
kerja, kedalaman lobang, diameter bagian dalam suatu benda kerja, lebar suatu
celah dan panjang dari suatu benda kerja, apabila ukuran dari jangka sorong
tersebut mencukupi. Ukuran jangka sorong ada beberapa macam, seperti jangka
sorong dengan panjang 150 mm, 175 mm, 250 mm, 300 mm (sistem metrik).
Sedangkan untuk mengukur ukuran benda kerja yang besar juga digunakan
jangka dengan ukuran panjang lebih dari 1 meter. Ketelitian dari jangka sorong
bermacam-macam, yaitu ketelitian 0,1 mm yang berarti pada skala noniusnya
dibagi menjadi 10 bagian, di mana setiap bagian berarti 0,1 mm, sedangkan
pada skala utama setiap bagian berarti besarnya 1 mm. Untuk jangka sorong
dengan ketelitian 0,05 mm, maka pada skala noniusnya satu bagian pada skala
utama dibagi menjadi 20 bagian, artinya setiap bagian berharga 0,05 mm, serta
jangka sorong dengan ketelitian 0,001 mm.
Mengukur sisi dalam suatu benda dengan cara memasukkan rahang
bagian atas ke dalam benda yang akan diukur. Untuk mengukur panjang suatu
benda dengan cara membuka rahang jangka sorong hingga ujung lancip
menyentuh dasar benda. Untuk mengukur kedalaman suatu benda dengan cara
menempatkan benda yang akan diukur kedalamannya pada tangkai ukur.
C. Siku-siku
Siku-siku merupakan peralatan yang dapat berfungsi untuk mengukur
kesikuan benda kerja, memeriksa kesejajaran garis, serta merupakan peralatan
bantu dalam membuat garis pada benda kerja. Siku-siku terdiri dari satu blok
baja dan satu bilah baja, di mana keduanya digabungkan sehingga membentuk
sudut 90 derajat antara satu dengan lainnya. Bahan pembuat siku-suku adalah
baja perkakas, sehingga ia cukup kuat dan tahan terhadap keausan dan karat
D. Penggores
Penggores adalah alat untuk menggores permukaan benda kerja, sehingga
dihasilkan goresan atau garis gambar pada benda kerja. Bahan untuk membuat
penggores ini ialah baja perkakas, sehingga ia cukup keras dan sanggup
menggores benda kerja. Dua jenis penggores kita kenal, yaitu penggores dengan
kedua ujungnya tajam, tetapi ujung yang satunya lurus sedangkan ujung yang
lainnya bengkok, kedua penggores dengan hanya satu ujungnya yang tajam,
sedangkan ujung yang lainnya tidak tajam
E. Penitik.
Ditinjau dari segi fungsinya hanya ada dua jenis, yaitu penitik garis dan
penitik pusat/senter. Kedua jenis penitik tersebut sangat penting untuk melukis
dan menandai, sebab masing-masing mempunyai sifat-sifat tersendiri
F. Stempel Huruf dan Angka
Stempel huruf adalah alat yang digunakan untuk memberi
tanda huruf pada besi dengan cara memukulnya dengan keras,
sedangkan stempel angka adalah alat yang digunakan untuk
memberi tanda angka pada besi dengan cara memukulnya
dengan keras, dan usahakan sekali pukul
Palu Besi
Bahan dan alat yang akan digunakan disediakan terlebih dahulu yaitu, bahan:
besi dan alumunium dan alat: penggaris, pensil, ragum, gergaji, kikir dan mesin
bubut.
b.
c.
Benda kerja (besi dan alumunium) yang telah diukur ditandai dengan pensil
pada ukuran panjang 60 mm untuk besi dan 159 mm untuk alumunium. Setelah
itu dipotong dengan menggunakan gergaji sesuai ukurannya masing-masing.
d.
Selanjutnya benda kerja yang telah dipotong sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan (sekarang ukuran besi, panjang 60 mm dan lebar 19 mm, alumunium
panjang 159 mm dan diameter tetap 25 mm)
e.
f.
Besi yang sudah dihaluskan di potong lagi dengan gergaji dari ukuran
panjang 60 mm menjadi 57 mm sedangkan untuk ukuran lebar besi tetap. Pada
bagian siku besi dengan kemiringan 20 derajat diambil 10 mm dari lebar besi
dan 20 mm dari panjang besi, tandai dengan pensil dan dilakukan pemotongan
dengan gergaji
g.
Dikarenakan ada bidang besi yang kurang sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan maka untuk meratakan bidang yang kurang sesuai digunakan mesin
sekrap. Sekarang ukuran besi sudah rata seperti yang telah ditentukan.
h.
i.
Kemudian proses selanjutnya besi akan dibor menggunakan mesin bor. Pada
besi di lubangi bagian tengahnya dengan ukuran diameter 15 mm. Pada
alumunium dilakukan pembubutan luar menggunakan mesin bubut dibagian
diameter alumunium yang mulanya 19 mm menjadi 15 mm dan pada bagian
kedalaman (lebar) alumunium di bubut luar sebanyak 10 mm mengikuti alur
dari diameter alumunium.
j.
Pada besi akan dilanjutkan proses pelubangannya dengan mesin bor, ukuran
diameter dari besi dib or lagi 3 mm sehingga menjadi 12 mm dari ukuran pada
proses sebelumnya. Setelah proses pelubangan selesai besi dikikir agar
permukaan luar halus dan bersih dari bercak noda yang didapat selama
pengerjaan.
k.
l.
Setelah ukuran sesuai pada bagian atas gagang palu (alumunium) akan di
buat ulir menggunakan gagang tab dengan ukuran M 11. Pada kepala palu (besi)
juga akan dibuat ulir menggunakan mata bor bermata ulir sesuai bagian atas
ukuran mata bor ulir M 11 .
m.
Ukuran telah sesuai yang berarti pengerjaan produk palu telah selesai tahap
proses kerjanya. Pasangkan kepala palu (besi) dengan gagang Palu
(alumunium) dengan mempertemukan bagian yang telah di ulir sehingga kedua
bagian tersebut bersatu menjadi sebuah palu.
n.
Proses
pengerjaan
akhir
telah
selesai
namun
ternyata
pada
saat
menggabungkan kedua bagian palu antara kepala dan gagang terdapat ukuran
yang lebih dari panjang bagian atas gagang palu. Untuk mengurangi ukuran ini
maka kedua bagian palu tersebut dipisahkan lagi, untuk bagian yang terlalu
panjang di bubut dengan bubut dalam menggunakan mesin bubut. Sekarang
ukurannya telah sesuai, kemudian dilakukan pembuatan tirus pada bagian
bawah ulir gagang palu dengan menggunakan mesin bubut yang di setting
untuk membuat tirus. Proses akhir selesai, kedua bagian yang telah selesai
pengerjaannya dan sesuai ukuran di amplas agar halus. Kemudian setelah itu
kedua bagian palu tersebut di pasangkan kembali lalu di warnai krom. Ini
menandai bahwa semua proses pembuatan produk palu telah selesai.
2.
a.
Penggaris
b.
Pensil
c.
Ragum
d.
Gergaji Besi
e.
Mesin Bubut
f.
Mesin Sekrap
g.
Mesin Bor
h.
Kompresor
3.
a.
b.
Pensil berfungsi untuk menandai bagian benda atau bahan yang telah diukur.
c.
Ragum umumnya berfungsi untuk menjepit atau mencekam benda pada saat
proses penggergajian, pengkikiran, memahat, dll.
d.
Gergaji besi berfungsi untuk memotong benda yang terbuat dari bahan logam
seperti besi, aluminium dll.
e.
f.
g.
Mesin sekrap adalah mesin perkakas yang mempunyai gerak utama bolakbalik horizontal dan berfungsi untuk merubah bentuk dan ukuran benda kerja
sesuai dengan yang dikehendaki atau membuat alur pasak.
h.
Mesin bor adalah suatu jenis mesin perkakas pengerjaan logam yang
berfungsi untuk membuat lobang, membesarkan lobang, membuat lobang
bertingkat dll dengan cara memutar sekaligus menekan masuk kedalam benda
kerja.
4.
a.
Kacamata
Berfungsi melindungi mata dan bagian sekitar mata dari percikan bendabenda atau material kecil pada saat bekerja.
b.
Sarung Tangan
Melindungi tangan dan daerah sekitarnya dari goresan, benda-benda
tajam,bahan kimia, benda yang memiliki suhu tinggi/rendah, serta arus
listrik
c.
Masker
Melindungi pernafasan dari benda-benda, partikel kecil, atau debu yang
terhirup oleh indera hidung ataupun mulut.
d.
Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting dalam mencegah kecela
kaan ataukerusakan pada mesin. Pada setiap alat dan mesin yangdibuat dengan cara
mengkombinasikan beberapa bagian (komponen), perananbaut dan mur sangat
dibutuhkan untuk menyatukan konponen-komponentersebut.Baut dan mur terbagi
dalam beberapa macam sesuai dengan kegunaanya masing-masing. Bautdapat digolongkan
menurut bentu kepalanya yaitu segi enam, soketsegienam, dan kepala persegi. Bautdan mur
dapat dibagi sebagai berikut : Baut penjepit dapat terbentuk :Baut tembus, untuk menjepit
dua bagian melalui lubang tembus, dimanajepitan diketatkan dengan mur.Baut tap, untuk
menjepit dua bagian, dimana jepitan diketatkan denganulir yang ditapkan pada salah
satu bagianBaut tanam, merupakan baut tanpa kepala dan diberi ulir pada keduaujungnya.
Untuk
dapat
menjepit
dua bagian,
baut
tanam pada
salah
satubagian
yang mempunyai lubang berulir, dan jepitan diketatkan dengan sebuah mur.
Membentuk siku bidang satu dengan bidang lainnya Bagian -bagian yang terdapat pada
kikir :
1. Ujung gagang kikir(Tang)
2. Bagian pangkal yang tidak bergerigi (Heel)
3. Panjang kikir (Length)
4. Bagian permukaan yang kasar,penuh dengan gigi(Face)
5. Bagian sudut kikir (Edge)
6. Bagian ujung yang lain (Point)
Mesin bor
Mesin adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien, sebagaipisau penyayat pada
mesin bor inidinamakan mata bor yang mempunyai ukurandiameter bermacam-macam.
Mesin bor termasuk perkakasdengan gerak utamaberputar, fungsi pokok mesin ini ialah
membentuk lubang pada benda kerjadenganmempergunakan bor sebagai alatnya.
Mesin bubut
Mesin
digunakan untuk
silang
mempunyai
sudut
permanen/tetap
90
dan
b. Siku perempat
Siku perempat dipakai untuk memeriksa, membuat garis sudut
miring dan pekerjaan lain yang bersudut 45 dan 135.
c. Siku putar
Siku putar adalah alat ukur sudut yang dapat diputar/diatur sesuai sudut yang
diperlukan. Siku putar digunakan untuk:
1). Pembuatan garis miring (sembarang ukuran)
2). Pemeriksaan kemiringan suatu benda
3). Pemindahan besarnya sudut dari suatu benda ke benda lain
4). Pemberian tanda bajang
5). Segala macam pekerjaan yang bersudut.
Ragum
Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar,artinya penjepitan oleh
ragum tidak boleh merusak benda kerja.Dengan demikian ragum harus lebih kuat
dari benda kerja yangdijepitnya.Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka pada
mulut ragum/rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga benda kerja dapat dijepit
dengan kuat.
3. Benda kerja dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Duabuah silinder
untuk mur denganketebalan 10 mm.
4. Memotong bahan untuk membuat bautBenda kerja dipotong sesuai dengan ukuran
yang telah ditentukan. Satubuah silinder untuk mur dengan panjang 100 mm.
5. Mengikir permukaan benda kerja sampai rata
Pengikiran Mur
Benda kerja hasil pemotongan yang ukurannya tidak sesuai dengan ukuranyang telah
ditetapkan, maka dihaluskan dengan kikir sampai sesuai denganketebalan yang diinginkan,
yaitu 10 mm.
Pengikiran Baut
Benda kerja hasil pemotongan yang ukurannya tidak sesuai dengan ukuranyang telah
ditetapkan, maka dihaluskan dengan kikir sampai sesuai denganpanjang yang diinginkan,
yaitu 100 mm
Membuat pola dengan ukuran seperti pada gambar
Membuat mur:
Membentuk bahan menjadi segi enam dengan cara dikikir.
Setelah mencapai ukuran yang ditentukan, benda kerja ditempel kertas ukuran segi enam
yang sudahdipersiapkan, kertas yang sudah digunting ditempel pada kedua ujung silinder.
Jepit benda oleh ragumlalu dikikir pada setiap sisi darisilinder tersebut dengan mengikuti alur
pada kertas yang berbentuk segienam. Kikir terus sampai berbentuk segi enam. Pada saat
pengikiran lakukan dengan sangat hati- hati,usahakan pada saat pengikiran antara sisi yang
satu dengan sisi yang lain sama luas permukaannya.
Membuat tanda pada benda kerja yang akan dilubangi(mur), biasanya dengan menggunakan
punch.
Memilih jenis mata bor yang akan digunakan Memasang mata bor pada mesin bor den
mengencangkannya dengan bantuan kunci gear Membor dengan perlahan-lahan dan
jangan dipaksakan karena akan merusak mata bor.
Setelah benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan, maka bendakerja diletakan pada
mesin bubutuntuk dilakukan pengeboran pada benda kerja.
Benda kerja (mur) di bor dengan bor ukuran 9,5 mm, murdi bor sampai tembuske sisi
sebelahnya.
Selama proses membor sekali-kali dilakukan pemberian pendingin (cooler) pada mata bor
untuk menjagasupaya mata bor tidak cepat rusak Lakukan proses pengeboran dengan hatihati dan utamakan keselamatan kerja.
Mur yang telah dibor, diambil dan dipindahkan ke ragum untuk ditap dengan ukuran tap 9,5
mm. Posisi pada saat peletakan pada ragum di usahakan vertikal dengan
lubang yang akan ditap, pada saat melakukan pengencangan benda kerja
diragum jangan terlalu kencang, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan
bendakerja. Lakukan pengetapan secarabertahap agar hasil akhir yang diperoleh baik.
Pengetapan dilakukanterus sampaitembus pada satu sisinya.
yang diinginkan. Rangka mesin roll yang dibuat memiliki syarat dan ketentuan
yaitu sebagai berikut :
1. Rangka harus dapat menopang dudukan roll
2. Rangka harus dapat menopang motor listrik
3. Rangka harus dapat menopang reducer
4. Rangka harus tegak atau posisi kaki rangka sama
5. Semua bagian rangka yang berfungsi sebagai dudukan atau penopang haruslah
rata dan datar
6. Lubang-lubang tempat perakitan komponen lain harus sesuai
Dari syarat dan ketentuan diatas, maka konsep yang digunakan dalam proses
pembuatan rangka mesin roll ini ialah sebagai berikut :
1. Proses melukis bahan
Hal pertama yang dilakukan dalam proses pembuatan rangka mesin roll ini adalah
melukis atau menandai. Proses melukis tersebut dilakukan untuk mengetahui
ukuran bahan yang akan dipotong. Peralatan yang digunakan untuk melukis bahan
yang akan dipotong adalah mistar baja, busur derajat dan penggores. Pada
pembuatan rangka mesin roll dimulai dengan menandai ukuran pemotongan
terhadap bahan. Penandaan ukuran tersebut dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu
sebagai berikut :
1) Penandaan ukuran pemotongan untuk pembuatan rangka atas
2) Penandaan ukuran pemotongan untuk pembuatan rangka bawah
3) Penandaan ukuran pemotongan untuk pembuatan kaki rangka
4) Penandaan ukuran pemotongan untuk pembuatan dudukan reducer
a. Penandaan ukuran pemotongan untuk pembuatan rangka atas
Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan rangka atas ialah besi siku
dengan ukuran (700x50x50 mm) dengan kedua ujung bahan bersudut 45 sebanyak
2 batang dan besi siku dengan ukuran (300x50x50) mm yang kedua ujung bahan
juga bersudut 45 sebanyak 2 batang.
b. Penandaan ukuran pemotongan untuk pembuatan rangka bawah
Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan rangka bawah ialah besi siku
dengan ukuran (700x50x50 mm) dengan kedua ujung bahan bersudut 45 sebanyak
2 batang dan besi siku dengan ukuran (430x50x50) mm yang kedua ujung bahan
juga bersudut 45 sebanyak 2 batang.
c. Penandaan ukuran pemotongan untuk pembuatan kaki rangka
Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan kaki rangka ialah besi siku
dengan ukuran (645x50x50 mm) dengan ujung bahan bersudut 81 dan ujung yang
satunya bersudut 49 sebanyak 4 batang.
d. Penandaan ukuran pemotongan untuk pembuatan dudukan reducer
Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan dudukan reducer ialah besi siku
dengan ukuran (130x50x50 mm) dengan kedua ujung bahan bersudut 90 sebanyak
2 batang, besi kanal u dengan ukuran (444x50x50 mm) dengan kedua ujung bahan
bersudut 90 sebanyak 1 batang, dan besi kanal u dengan ukuran (76x50x50 mm)
dengan kedua ujung bahan bersudut 90 sebanyak 2 batang.
2) Pasang mata gerinda tangan sesuai dengan kecepatan mesin gerinda tersebut
3) Gerinda bagian sisi hasil pemotongan sampai beram hilang
Tahapan penggerindaan bahan hasil pengeboran yaitu sebagai berikut :
1) Siapkan mesin gerinda tangan
2) Pasang mata gerinda tangan sesuai dengan kecepatan mesin gerinda tersebut
3) Gerinda bagian permukaan lubang hasil boran sampai beram hilang
3. Proses perakitan
Penyambungan merupakan suatu penggabungan dua buah benda atau lebih dengan
menggunakan bantuan dari sebuah partikel benda lain
50
yang memiliki fungsi sebagai perekat. Pada proses pembuatan rangka mesin roll
pelat penggerak elektrik ini, penyambungannya menggunakan media panas, yaitu
dengan menggunakan mesin las busur listrik. Sistem kerja dari mesin ini yaitu
memanfaatkan sumber listrik sebagai tenaga utama yang kemudian diteruskan
terhadap suatu bahan tambah dan kemudian diteruskan terhadap benda kerja. Pada
saat pengelasan berlangsung, benda kerja yang dilas akan mengalami suhu yang
tinggi, yang mengakibatkan benda kerja meleleh. Lelehannya itulah yang
mengakibatkan kedua benda kerja atau lebih dapat merekat menjadi satu karena
adanya kesamaan partikel. Bahan tambah yang digunakan dalam peralatan las
listrik biasa disebut dengan elektroda. Pada penyambungan yang dilakukan dalam
proses pembuatan rangka ini menggunakan jenis elektroda yang berdiameter 3,2
mm, dan arus yang digunakan dalam pengelasan ini adalah 80-100 ampere.
Penggunaan elektroda berdiameter kecil digunakan saat penyambungan sudut
dengan arah yang sulit dijangkau, sedangkan penggunaan elektroda besar
digunakan pada saat pengelasan dengan posisi yang tidak terlalu rumit dan mudah
dijangkau. Pengelasan pada proses pembuatan rangka mesin roll dibagi menjadi
beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :
1) Pengelasan rangka atas
2) Pengelasan rangka bawah
3) Pengelasan kaki rangka
4) Pengelasan dudukan reducer
5) Pengelasan dudukan motor
Perkakas Tangan
A. Ragum
Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar,
artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja (Ambiyar, dkk,
2008 : 331). Dengan demikian ragum harus lebih kuat dari benda kerja yang
dijepitnya. Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka pada mulut
ragum/rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga benda kerja dapat dijepit
dengan kuat. Rahang-rahang ragum digerakkan oleh batang ulir yang
dipasangkan pada rumah ulir. Apabila batang ulir digerakkan/diputar searah
jarum jam, maka rahang ragum akan menutup, tetapi bila diputar berlawanan
dengan arah jarum jam maka rahang ragum akan membuka.
Pemasangan
ragum pada meja kerja harus disesuaikan dengan tinggi pekerja yang akan
bekerja. Sebagai patokan adalah apabila ragum dipasang pada meja kerja, maka
tinggi mulut ragum harus sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri
sempurna.
Ketinggian pemasangan ragum pada meja kerja sangat berpengaruh dalam
pelaksanaan pekerjaan. Sebagai pedoman pengaturan tinggi rendahnya
penjepitan benda kerja pada ragum adalah untuk pekerjaan yang tidak
memerlukan gaya yang besar seperti pada pekerjaan akhir, benda kerja dapat di
jepit lebih tinggi, artinya permukaan benda kerja yang keluar dari rahang ragum
lebih tinggi
Jenis palu dapat dibagi dua yaitu palu keras dan palu lunak. Palu keras
adalah palu yang kepalanya terbuat dari baja dengan kadar karbon sekitar 0,6%.
Proses pembuatannya adalah dengan jalan ditempa, kemudian dikeraskan pada
bagian permukaannya agar menjadi keras. Pemakaian palu keras pada bengkel
kerja bangku adalah sebagai pemukul pada kerja memotong dengan pahat,
menempa dingin, pada pekerjaan assembling/perakitan, membengkokkan benda
kerja, membuat tanda dan pekerjaan pemukulan lainnya. Jenis palu keras yang
umum dipakai pada bengkel kerja bangku adalah jenis palu keras yaitu palu
konde (ball pein hammer), palu pen searah (straight peen hammer), dan palu
pen melintang Palu lunak adalah palu yang permukaan kepalanya terbuat dari
bahan lunak seperti plastik, karet, kayu, tembaga, timah hitam, dan kulit. Palu
lunak biasanya digunakan sebagai alat bantu pada pekerjaan pemasangan benda
kerja pada mesin frais, skrap dan merakit benda kerja pada bengkel perakitan.
Di samping itu juga banyak digunakan pada bengkel kerja pelat, bengkel listrik
dan bengkel pipa.
C. Tang (Plier)
Hampir semua bengkel menggunakan tang, karena alat ini di samping
harganya murah juga mempunyai kegunaan yang sangat besar. Tang dibuat
beberapa jenis dengan ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan.
D. Kikir
Pemakaian kikir pada bengkel kerja bangku adalah untuk menyayat
permukaan bahan benda kerja sedikit demi sedikit, sehingga dapat dihasilkan
permukaan benda kerja yang halus. Bahan untuk membuat kikir adalah baja
karbon tinggi, di mana kandungan karbon pada baja jenis ini adalah kurang 0,7
sampai 0,8%. Untuk mendapatkan pisau potongnya maka permukaan kikir
dicacah dengan pisau yang keras dan tajam.
Berdasarkan gigi pemotongnya kikir dapat diklasifikasikan menjadi dua
jenis, yaitu kikir bergigi tunggal dan kikir bergigi kembar/dua. Kikir dengan
gigi potong tunggal digunakan untuk pemotongan benda kerja secara halus.
Artinya pemotongan tidak dapat dilaksanakan secara tepat, tetapi hasil
pengikiran pada permukaan benda kerja menjadi lebih halus. Kikir bergigi
tunggal arah gigi pemotongnya diagonal terhadap permukaan kikir. Kikir
dengan dua gigi pemotong yang saling bersilangan dapat melakukan
pemotongan secara cepat, tetapi hasil pengikirannya kasar. Jadi kikir ini sangat
artinya mata-mata potong kikir tidak boleh bersinggungan satu dengan yang
lainnya. Cara penyimpanan kikir yang baik adalah dengan menyimpan secara
sejajar dan memberikan jarak antara kikir yang satu dengan yang lainnya. Cara
lain dengan menggantungkan kikir di dalam lemari alat.
E. Gergaji Tangan
Gergaji tangan berfungsi untuk mempersiapkan bahan bakal yang akan
dikerjakan atau dibuat benda kerja. Prinsip kerja dari gergaji tangan adalah
langkah pemotongan ke arah depan, sedang langkah mundur mata gergaji tidak
melakukan pemotongan
F. Tap
Tap adalah peralatan yang digunakan untuk pembuatan ulir pada suatu
benda kerja. Sebelum benda tersebut diulir, terlebih dahulu benda tersebut
dilubangi dengan menggunakan mesin bor. Ukuran diameter lubang tergantung
pada besar diameter ulir yang akan dibuat. Bahan untuk pembuatan tap adalah
baja perkakas baja potong cepat. Setelah tap dibentuk kemudian dikeraskan dan
ditempering.
Tap terdiri dari 3 jenis, yaitu tap konis digunakan untuk melakukan
penguliran pendahuluan/pemotongan awal karena bagian ujung mata potongnya
berbentuk tirus dan tidak mempunyai gigi pemotong sehingga ia akan dengan
mudah masuk ke dalam lubang yang telah dibuat, tap antara berfungsi untuk
pengulir antara tap konis dan tap rata atau dapat dikatakan ia sebagai pemotong
kedua. Tap ini pada bagian 3 sampai 4 mata potongnya tidak ada, ini
dimaksudkan agar tap dapat masuk ke dalam lubang dengan mudah. Jadi setelah
benda kerja diulir dengan menggunakan tap konis kemudian diulir dengan
menggunakan tap antara. Yang ketiga adalah tap rata yang berfungsi untuk
melakukan pekerjaan akhir dalam pembuatan ulir dengan menggunakan tap.
Pada tap ini seluruh mata potongnya dapat melakukan pemotongan. Bentuk tap
ini adalah bagian pemotongannya mempunyai mata potong dan diameternya
adalah sama
Untuk melakukan penguliran dengan menggunakan tap diperlukan alat
bantu yaitu tangkai tap/pemutar tap. Ukuran dari tangkai tap sangat tergantung
pada besar diameter tap yang akan digunakan. Untuk itu tap dibuat bervariasi
dari ukuran kecil sampai besar.
Langkah kerja pembuatan ulir dengan tap adalah sebagai berikut :
1. Jepit benda kerja pada ragum secara benar dan kuat.
pengetapan,
kecuali
untuk
Penggores adalah alat yang terbuat dari logam berbentuk silindris lurus dan
diruncingkan di bagian ujung depan. Fungsi penggores hampir sama dengan
pensil yaitu untuk membuat garis-garis batas pengerjaan.
Perbedaannya, garis yang dibuat oleh penggores menusuk ke dalam kayu
sehingga tidak dapat dihapus.
Penggores yang digunakan pada pekerjaan kayu sedikit berbeda dengan
penggores yang digunakan pada pekerjaan logam. Pada pekerjaan logam bahan
penggores terbuat dari baja pilihan sedangkan pada pekerjaan kayu cukup
dengan baja biasa. Penggores harus selalu tajam. Jangan sekali-kali penggores
digunakan untuk menusuk dan jangan sekali-kali memukul pegangan
penggores, karena akan mudah rusak dan kehilangan ketepatan fungsinya.
c. Perusut
Perusut adalah alat gores kayu untuk membuat garis-garis sejajar dengan satu
tepi benda kerja. Alat ini terdiri dari badan perusut, batang dan taji. Badan
perusut dapat digeser sepanjang batang dan dikunci pada batang dengan
perantara sebuah baut yang terdapat pada badan perusut. Penandaan dengan
perusut dimaksudkan untuk menentukan ukuran (lebar dan tebal kayu) dan
menentukan posisi sambungan. Taji harus selalu tajam. Pengukuran jarak taji
dapat dilakukan dengan bantuan mistar ukur.
Perusut dibedakan menjadi dua, yaitu:
1). Perusut tradisional
Perusut ini banyak digunakan tukang-tukang kayu di pedesaan dengan plat
kuningan sebagai taji/mata gores. Bentuk sangat sederhana dengan pengaturan
taji yang agak sulit.
2). Perusut modern
Perusut modern adalah pengembangan dari perusut tradisional. Bahan perusut
dikombinasi dengan logam dan pada jenis-jenis tertentu, sekali gores bisa
didapat lebih dari satu garis. Hal ini disebabkan perusut dilengkapi dengan dua
batang dan taji lebih dari satu. Perusut semacam ini sangat efektif untuk
pembuatan sambungan-sambungan. Batang perusut dibentuk sedemikian rupa
dengan memperhatikan ergonomi, sehingga enak dipegang dan hasil goresan
lebih sempurna.
pengurang untuk mencekam mata bor yang bertangkai konis, pasak pembuka
untuk melepas sarung pengurang dari spindel bor atau melepas mata bor dari
sarung pengurang, boring head untuk memperbesar lubang baik yang tembus
maupun yang tidak tembus, dan mata bor yang berfungsi sebagai pemotong
Mata bor terdiri dari bor spiral untuk pembuatan lubang yang diameternya sama
dengan diameter mata bor, mata bor pemotong lurus untuk material yang lunak
seperti kuningan, tembaga, perunggu, dan plastik, mata bor untuk lubang yang
dalam (deep hole drill) untuk membuat lubang yang relatif dalam, mata bor
skop (spade drill) untuk material yang keras tetapi rapuh, dan mata bor stelite
untuk membuat lubang pada material yang telah dikeraskan. Mata bor stelite ini
mempunyai bentuk segitiga dan terbuat dari baja campuran yang tahan panas
Cara mengebor :
1. Cekam mata bor, apabila mata bor terlalu kecil untuk dimasukkan
pada tempat pahat gurdi maka perlu disambung dengan sarung tirus
(drill sleeve), apabila masih kurang besar sarung tirus tersebut
disambung lagi dengan sambungan sarung tirus (drill socket).
2. Cekam benda kerja bisa menggunakan ragum. Benda kerja yang tidak
terlalu besar ukurannya biasanya dicekam dengan ragum meja (table
vise) atau ragum putar (swivel vise). Apabila diinginkan membuat
lubang pada posisi menyudut pencekaman bisa menggunakan ragum
sudut (angle vise).
3. Agar ragum tidak bergetar atau bergerak ketika proses pembuatan
lubang, sebaiknya ragum diikat dengan klem C. Beberapa alat bantu
pencekaman yang lain bisa juga digunakan untuk mengikat benda
kerja pada meja mesin bor. Benda kerja dengan bentuk tidak teratur,
terlalu tebal atau terlalu tipis tidak mungkin bisa dipegang oleh
ragum, maka pengikatan pada meja mesin bor dilakukan dengan alat
bantu pencekaman dengan bantuan beberapa buah baut T.
4. Kencangkan bor.
5. Kencangkan benda kerja dengan kuat secara meyakinkan.
6. Ukur panjang sumbu bor dengan jangka sorong sesuai dengan
kedalaman ulir yang akan dibor.
7. Tekan tombol ON.
8. Gerakkan tuas penekan perlahan lahan searah dengan jarum jam.
Pemutaran tuas penekan kira-kira 600, kemudian dikembalikan pada
yang bersifat hobi pada waktu luang Pembelian alat tangan kayu harus
dilakukan secara teliti dengan mempertimbangkan data data teknis
yang ada . Harga alat tangan dan mesin sangat berfariasi. Perbedaan ini
dipengaruhi oleh kwalitas dan fungsi alat tersebut.