Sie sind auf Seite 1von 30

BENDA-BENDA HASIL KERJA BANGKU

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
DHIKO DWI NAFERI GINTING

130401005

M.AMRI SYAHREZA

130401009

RAHMAD ARIF SIREGAR

130401031

ANDERSON J. LUBIS

130401065

BELLA ALTIYONICA

130401074

TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Praktikum kerja bangku merupakan pekerjaan dasar yang


harus dikuasai dalam mengerjakan benda kerja secara manual
bagi seseorang yang berkecimpung dalam bidang teknik mesin.
Pekerjaan

kerja

bangku

melakukan

penekanan

pada

pembuatan benda kerja dengan alat tangan, dan dilakukan di


bangku kerja.
Praktik kerja bangku melatih mahasiswa agar mampu
menggunakan alat kerja yang baik dan benar, serta mampu
menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu
sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat
tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik
sesuai dengan peraturan dan tata cara pengerjaan praktik
kerja bangku. Kunci kesuksesan dari kerja bangku ini adalah
kesabaran

dan

ketelitian

dalam

bekerja,

karena

setiap

pekerjaan yang dilakukan pasti akan menyita waktu yang lama


bila dibandingkan dengan alat yang menggunakan mesin pada
waktu sekarang.
Untuk itu pada laporan praktikum ini akan dibahas
mengenai alat dan perkakas serta cara pengerjaan benda kerja
pada jobsheet matakuliah praktikum kerja bangku.
Pada bengkel kerja bangku peralatan ukur yang digunakan harus benarbenar presisi, maka peralatan ukur, cara memegang alat ukur, cara melakukan
pengukuran, dan kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi dalam pengukuran
harus benar-benar diketahui secara baik.
A. Mistar baja
Mistar baja adalah alat ukur dasar pada bengkel kerja bangku. Alat ukur
ini dapat dikatakan alat ukur yang kurang presisi, karena ia hanya melakukan
pengukuran paling kecil sebesar 0,5 mm. Jenis mistar baja yang dipakai pada
bengkel kerja bangku mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tetapi pada
umumnya panjang mistar baja adalah 150 mm sampai 300 mm, dengan skala
ukur terdiri dari satuan setengah milimeter dan satuan satu milimeter.

Dalam bengkel kerja bangku mistar baja ada dua sistem, yaitu sistem
metrik dan sistem imperial. Pada sistem imperial untuk satuannya dinyatakan
dengan inchi, sedangkan pada sistem metrik satuan dinyatakan dengan
millimeter
B. Jangka sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai
sepersepuluh, seperdua puluh, seperlima puluh, dan seperseratus milimeter.
Jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian luar benda
kerja, kedalaman lobang, diameter bagian dalam suatu benda kerja, lebar suatu
celah dan panjang dari suatu benda kerja, apabila ukuran dari jangka sorong
tersebut mencukupi. Ukuran jangka sorong ada beberapa macam, seperti jangka
sorong dengan panjang 150 mm, 175 mm, 250 mm, 300 mm (sistem metrik).
Sedangkan untuk mengukur ukuran benda kerja yang besar juga digunakan
jangka dengan ukuran panjang lebih dari 1 meter. Ketelitian dari jangka sorong
bermacam-macam, yaitu ketelitian 0,1 mm yang berarti pada skala noniusnya
dibagi menjadi 10 bagian, di mana setiap bagian berarti 0,1 mm, sedangkan
pada skala utama setiap bagian berarti besarnya 1 mm. Untuk jangka sorong
dengan ketelitian 0,05 mm, maka pada skala noniusnya satu bagian pada skala
utama dibagi menjadi 20 bagian, artinya setiap bagian berharga 0,05 mm, serta
jangka sorong dengan ketelitian 0,001 mm.
Mengukur sisi dalam suatu benda dengan cara memasukkan rahang
bagian atas ke dalam benda yang akan diukur. Untuk mengukur panjang suatu
benda dengan cara membuka rahang jangka sorong hingga ujung lancip
menyentuh dasar benda. Untuk mengukur kedalaman suatu benda dengan cara
menempatkan benda yang akan diukur kedalamannya pada tangkai ukur.
C. Siku-siku
Siku-siku merupakan peralatan yang dapat berfungsi untuk mengukur
kesikuan benda kerja, memeriksa kesejajaran garis, serta merupakan peralatan
bantu dalam membuat garis pada benda kerja. Siku-siku terdiri dari satu blok
baja dan satu bilah baja, di mana keduanya digabungkan sehingga membentuk
sudut 90 derajat antara satu dengan lainnya. Bahan pembuat siku-suku adalah
baja perkakas, sehingga ia cukup kuat dan tahan terhadap keausan dan karat

D. Penggores
Penggores adalah alat untuk menggores permukaan benda kerja, sehingga
dihasilkan goresan atau garis gambar pada benda kerja. Bahan untuk membuat
penggores ini ialah baja perkakas, sehingga ia cukup keras dan sanggup
menggores benda kerja. Dua jenis penggores kita kenal, yaitu penggores dengan
kedua ujungnya tajam, tetapi ujung yang satunya lurus sedangkan ujung yang
lainnya bengkok, kedua penggores dengan hanya satu ujungnya yang tajam,
sedangkan ujung yang lainnya tidak tajam
E. Penitik.
Ditinjau dari segi fungsinya hanya ada dua jenis, yaitu penitik garis dan
penitik pusat/senter. Kedua jenis penitik tersebut sangat penting untuk melukis
dan menandai, sebab masing-masing mempunyai sifat-sifat tersendiri
F. Stempel Huruf dan Angka
Stempel huruf adalah alat yang digunakan untuk memberi
tanda huruf pada besi dengan cara memukulnya dengan keras,
sedangkan stempel angka adalah alat yang digunakan untuk
memberi tanda angka pada besi dengan cara memukulnya
dengan keras, dan usahakan sekali pukul

BENDA BENDA HASIL KERJA BANGKU

Palu Besi

Proses Pembuatan Palu


Berikut ini merupakan proses kerja pembuatan palu yang terbuat dari besi
pada bagian kepala dan alumunium pada bagian gagang:
a.

Bahan dan alat yang akan digunakan disediakan terlebih dahulu yaitu, bahan:
besi dan alumunium dan alat: penggaris, pensil, ragum, gergaji, kikir dan mesin
bubut.

b.

Proses pertama yaitu mengukur besi dan alumunium dengan penggaris.


Besi berukuran 82 mm dan lebar 19 mm sedangkan alumunium berukuran
panjang 180 mm dan diameter 25 mm.

c.

Benda kerja (besi dan alumunium) yang telah diukur ditandai dengan pensil
pada ukuran panjang 60 mm untuk besi dan 159 mm untuk alumunium. Setelah
itu dipotong dengan menggunakan gergaji sesuai ukurannya masing-masing.

d.

Selanjutnya benda kerja yang telah dipotong sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan (sekarang ukuran besi, panjang 60 mm dan lebar 19 mm, alumunium
panjang 159 mm dan diameter tetap 25 mm)

e.

Setelah itu dilakukan penghalusan manual dengan menggunakan kikir untuk


besi dan menggunakan mesin bubut untuk menghaluskan permukaan luar pada
alumunium.

f.

Besi yang sudah dihaluskan di potong lagi dengan gergaji dari ukuran
panjang 60 mm menjadi 57 mm sedangkan untuk ukuran lebar besi tetap. Pada
bagian siku besi dengan kemiringan 20 derajat diambil 10 mm dari lebar besi
dan 20 mm dari panjang besi, tandai dengan pensil dan dilakukan pemotongan
dengan gergaji

g.

Dikarenakan ada bidang besi yang kurang sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan maka untuk meratakan bidang yang kurang sesuai digunakan mesin
sekrap. Sekarang ukuran besi sudah rata seperti yang telah ditentukan.

h.

Sama halnya dengan besi, alumunium juga mengalami proses pemotongan


tetapi menggunakan alat yang berbeda, bilamana besi dipotong dengan
menggunakan gergaji , alumunium di potong atau dikurangi ukurannya dari
panjang 159 mm menjadi 151 mm menggunakan mesin bubut dengan cara
membubut luar. Sedangkan ukuran diameter dari alumunium tetap 25 mm.

i.

Kemudian proses selanjutnya besi akan dibor menggunakan mesin bor. Pada
besi di lubangi bagian tengahnya dengan ukuran diameter 15 mm. Pada
alumunium dilakukan pembubutan luar menggunakan mesin bubut dibagian
diameter alumunium yang mulanya 19 mm menjadi 15 mm dan pada bagian
kedalaman (lebar) alumunium di bubut luar sebanyak 10 mm mengikuti alur
dari diameter alumunium.

j.

Pada besi akan dilanjutkan proses pelubangannya dengan mesin bor, ukuran
diameter dari besi dib or lagi 3 mm sehingga menjadi 12 mm dari ukuran pada
proses sebelumnya. Setelah proses pelubangan selesai besi dikikir agar

permukaan luar halus dan bersih dari bercak noda yang didapat selama
pengerjaan.
k.

Kemudian pada alumunium dilakukan pembubutan lagi sehingga ukuran


bagian atas alumunium menjadi lebih dalam diambil dari ukuran 30 mm pada
bagian atas sisi tegak lurus dari bagian lainnya sebesar 10 mm.

l.

Setelah ukuran sesuai pada bagian atas gagang palu (alumunium) akan di
buat ulir menggunakan gagang tab dengan ukuran M 11. Pada kepala palu (besi)
juga akan dibuat ulir menggunakan mata bor bermata ulir sesuai bagian atas
ukuran mata bor ulir M 11 .

m.

Ukuran telah sesuai yang berarti pengerjaan produk palu telah selesai tahap
proses kerjanya. Pasangkan kepala palu (besi) dengan gagang Palu
(alumunium) dengan mempertemukan bagian yang telah di ulir sehingga kedua
bagian tersebut bersatu menjadi sebuah palu.

n.

Proses

pengerjaan

akhir

telah

selesai

namun

ternyata

pada

saat

menggabungkan kedua bagian palu antara kepala dan gagang terdapat ukuran
yang lebih dari panjang bagian atas gagang palu. Untuk mengurangi ukuran ini
maka kedua bagian palu tersebut dipisahkan lagi, untuk bagian yang terlalu
panjang di bubut dengan bubut dalam menggunakan mesin bubut. Sekarang
ukurannya telah sesuai, kemudian dilakukan pembuatan tirus pada bagian
bawah ulir gagang palu dengan menggunakan mesin bubut yang di setting
untuk membuat tirus. Proses akhir selesai, kedua bagian yang telah selesai
pengerjaannya dan sesuai ukuran di amplas agar halus. Kemudian setelah itu
kedua bagian palu tersebut di pasangkan kembali lalu di warnai krom. Ini
menandai bahwa semua proses pembuatan produk palu telah selesai.
2.

Alat-Alat yang Digunakan Pada Proses Pembuatan Palu

a.

Penggaris

b.

Pensil

c.

Ragum

d.

Gergaji Besi

e.

Mesin Bubut

f.

Mesin Sekrap

g.

Mesin Bor

h.

Kompresor

3.

Fungsi Alat-Alat yang Digunakan Pada Proses Pembuatan Palu

a.

Penggaris berfungsi untuk mengukur bagian bendadengan tepat dan presisi


tinggi.

b.

Pensil berfungsi untuk menandai bagian benda atau bahan yang telah diukur.

c.

Ragum umumnya berfungsi untuk menjepit atau mencekam benda pada saat
proses penggergajian, pengkikiran, memahat, dll.

d.

Gergaji besi berfungsi untuk memotong benda yang terbuat dari bahan logam
seperti besi, aluminium dll.

e.

Fungsi kikir meratakan dan menghaluskan permukaan benda kerja serta


menghilangkan sejumlah kecil material atau bekas tanda pola dan bekas jepitan
ragum pada benda kerja, dan Membuat benda kerja sesuai dengan pola yang
dirancang secara manual.

f.

Mesin bubut berfungsi untuk membubut permukaan bulat (silindris),


membubut penampang benda kerja, membubut ulir, membubut alur, membubut
permukaan benda konis dan membubut dalam. Prinsip gerakan utamanya
adalah gerakan berputar. Gerakan inilah yang dimanfaatkan untuk pemotongan
logam.

g.

Mesin sekrap adalah mesin perkakas yang mempunyai gerak utama bolakbalik horizontal dan berfungsi untuk merubah bentuk dan ukuran benda kerja
sesuai dengan yang dikehendaki atau membuat alur pasak.

h.

Mesin bor adalah suatu jenis mesin perkakas pengerjaan logam yang
berfungsi untuk membuat lobang, membesarkan lobang, membuat lobang

bertingkat dll dengan cara memutar sekaligus menekan masuk kedalam benda
kerja.
4.

APD yang Digunakan Pada Proses Pembuatan Palu

a.

Kacamata
Berfungsi melindungi mata dan bagian sekitar mata dari percikan bendabenda atau material kecil pada saat bekerja.

b.

Sarung Tangan
Melindungi tangan dan daerah sekitarnya dari goresan, benda-benda
tajam,bahan kimia, benda yang memiliki suhu tinggi/rendah, serta arus
listrik

c.

Masker
Melindungi pernafasan dari benda-benda, partikel kecil, atau debu yang
terhirup oleh indera hidung ataupun mulut.

d.

Sepatu Safety atau Pelindung Kaki


Melindungi kaki serta bagian-bagiannya dari terjatuhnya benda berat
dan melindungi dari terinjak benda tajam,bahan kimia, benda panas, dan
arus listrik.

BAUT DAN MUR

Baut dan mur merupakan alat pengikat yang sangat penting dalam mencegah kecela
kaan ataukerusakan pada mesin. Pada setiap alat dan mesin yangdibuat dengan cara
mengkombinasikan beberapa bagian (komponen), perananbaut dan mur sangat
dibutuhkan untuk menyatukan konponen-komponentersebut.Baut dan mur terbagi
dalam beberapa macam sesuai dengan kegunaanya masing-masing. Bautdapat digolongkan
menurut bentu kepalanya yaitu segi enam, soketsegienam, dan kepala persegi. Bautdan mur
dapat dibagi sebagai berikut : Baut penjepit dapat terbentuk :Baut tembus, untuk menjepit
dua bagian melalui lubang tembus, dimanajepitan diketatkan dengan mur.Baut tap, untuk
menjepit dua bagian, dimana jepitan diketatkan denganulir yang ditapkan pada salah
satu bagianBaut tanam, merupakan baut tanpa kepala dan diberi ulir pada keduaujungnya.
Untuk

dapat

menjepit

dua bagian,

baut

tanam pada

salah

satubagian

yang mempunyai lubang berulir, dan jepitan diketatkan dengan sebuah mur.

Alat yang digunakan adalah:


Gergaji tangan
Gergaji Tangan adalah alat yang digunakan untuk memeotong bendakerja. Daun gergaji
dibuat dari baja bermutu tinggi yang sangat keras,sehingga ketajaman gerigi tidak
selalu diruncingkan kembali. Untukmengetahui spesifikasi gergaji, dapat dilihat pada
daun gergaji di dekat tangkai pegangan, yangmenyebutkan jumlah gigi per inchi
Gergaji mesin
Gergaji mesin dapat dipakai untuk memotong logam batangan, baja profil,lembaran logam
dan lain-lainyang terlalu tebal untuk digunting.
Kikir
Fungsi utama dari kikir diantaranya:Menghilangkan bekas tanda pola dan jepitan ragum pada
benda kerja Membuat bentuk benda kerja sesuai pola yang dirancangMenghaluskan dan
meratakan permukaan benda kerja

Membentuk siku bidang satu dengan bidang lainnya Bagian -bagian yang terdapat pada
kikir :
1. Ujung gagang kikir(Tang)
2. Bagian pangkal yang tidak bergerigi (Heel)
3. Panjang kikir (Length)
4. Bagian permukaan yang kasar,penuh dengan gigi(Face)
5. Bagian sudut kikir (Edge)
6. Bagian ujung yang lain (Point)
Mesin bor
Mesin adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien, sebagaipisau penyayat pada
mesin bor inidinamakan mata bor yang mempunyai ukurandiameter bermacam-macam.
Mesin bor termasuk perkakasdengan gerak utamaberputar, fungsi pokok mesin ini ialah
membentuk lubang pada benda kerjadenganmempergunakan bor sebagai alatnya.

Mesin bubut
Mesin

bubut adalah suatu mesin yang biasa

digunakan untuk

pekerjaanpengolahan logam yang kerjautamanya berputar. Prinsip kerjanya adalahmenyay


at benda yang kerja utamanya berputar degan pahatsecara mendatar ataumelitang. Bentuk
dan ukuran mesin ini bermacam-macam, yang berukuran kecildan bentuk sederhana
pemasangannya di atas bangku, sedangkan yang berukuransedang danbesar
dipasangdilantai dengan diikat menggunakan baut.
Tap
Alat pengetap berfungsi untuk membuat alur pada benda kerja, berfungsi untuk membuat
ulir sekrupdalam. Untuk membuat ulir sekrup dalam, dengan tangandipakai tap ulir sekrup.
Snai
Sney untuk membuat ulir luar dengan bantuan tangan. Ulir luar biasa dibuat dengan tangan
dengansebuah mur yang didesain khusus,yang disebut pemotong ulir dan terbuat dari baja
karbon atau baja sayatcepat. Pemotong ulir tersebut dijepit dengan bantuan rumah tap (stock)
dan keduanya mempunyai bentukyang bervariasi. Seperti juga tap, senai (pemotong ulir)
diberialur untuk membetuk sisi penyayat danruang kotoran/serpihan logam.
Jangka sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter.
Terdiri daridua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran
sangat bergantung padakeahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Kegunaan jangka
sorong adalah untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit. Berikut
beberapa jenis jangka :
a. Jangka tusuk
Jangka tusuk mempunyai sepasang kaki berujung lancip. Bila dalam keadaan
tertutup ke dua ujung kaki tadi berimpit dan sama panjang. Jangka tusuk
digunakan untuk menggambar lingkaran pada benda kerja dan untuk
memindahkan jarak dari alat ukur (atau benda satu) ke benda lain.

b. Jangka bengkok (outside calipers)


Sepasang kaki jangka bengkok berbentuk melengkung dengan radius yang
sama.
Jangka bengkok digunakan untuk mengukur diameter luar atau ukuran luar
suatu benda. Alat ini terdiri dari sepasang kaki bengkok, per penekan dan
sebuah mur baut sebagai pengatur. Jangka bengkok sering digunakan karena
mudah dalam penggunaannya (cara mengaturnya). Hasil ukuran harus
dikonversikan dengan alat ukur mistar, meteran, atau siku-siku.
c. Jangka kaki (inside calipers)
Fungsi jangka kaki adalah untuk mengukur diameter dalam
(diameter lubang) atau lebar suatu celah. Kakinya berbentuk
lurus dengan ujung menonjol ke luar. Hasil pengukuran harus
dikonversikan dengan alat ukur mistar, meteran atau siku-siku.
d. Pemola
Pemola terbuat dari logam agar kestabilan terjamin. Alat ini
berguna untuk mengukur sebuah benda yang mempunyai
panjang dan tebal sama. Alat ini sering digunakan dalam
pembuatan kria yang berjumlah besar. Pemola ada dua jenis,
yaitu: pemola tunggal dan pemola ganda.
Siku-siku
Siku-siku adalah sebuah alat ukur yang terdiri dari badan dan daun siku, dimana badan lebih
tebal danlebih berat jika dibanding dengan daunnya, hal ini berfungsi untuk ketepatan dan
kemantapan pegangansewaktu digunakan. Fungsi siku-siku hampir sama dengan busur
derajat yaitu untuk:
a). Membuat garis sudut
b). Memeriksa kemiringan atau kesikuan bagian suatu benda
c). Memeriksa kerataan permukaan benda.
Beberapa jenis siku:
a. Siku silang
Siku

silang

mempunyai

sudut

permanen/tetap

90

dan

dikonstruksi mati (dikeling) pada pertemuan badan dan daun


sehingga siku silang hanya dapat digunakan untuk memeriksa

ketepatan sudut 90. Siku silang juga dapat digunakan untuk


membentuk sudut 45 dan 135, karena batas antara dau siku
dengan badannya membentuk sudut 45

b. Siku perempat
Siku perempat dipakai untuk memeriksa, membuat garis sudut
miring dan pekerjaan lain yang bersudut 45 dan 135.

c. Siku putar
Siku putar adalah alat ukur sudut yang dapat diputar/diatur sesuai sudut yang
diperlukan. Siku putar digunakan untuk:
1). Pembuatan garis miring (sembarang ukuran)
2). Pemeriksaan kemiringan suatu benda
3). Pemindahan besarnya sudut dari suatu benda ke benda lain
4). Pemberian tanda bajang
5). Segala macam pekerjaan yang bersudut.
Ragum
Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar,artinya penjepitan oleh
ragum tidak boleh merusak benda kerja.Dengan demikian ragum harus lebih kuat
dari benda kerja yangdijepitnya.Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka pada
mulut ragum/rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga benda kerja dapat dijepit
dengan kuat.

Bahan yang dibutuhkan:


Poros berdiameter 20 mm, panjang 25 cm
Prosedur Pengerjaan
1. Menyiapkan benda kerja yang akan dipakai (besi poros)
2. Memotong bahan untuk membuat mur

3. Benda kerja dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Duabuah silinder
untuk mur denganketebalan 10 mm.
4. Memotong bahan untuk membuat bautBenda kerja dipotong sesuai dengan ukuran
yang telah ditentukan. Satubuah silinder untuk mur dengan panjang 100 mm.
5. Mengikir permukaan benda kerja sampai rata

Pengikiran Mur
Benda kerja hasil pemotongan yang ukurannya tidak sesuai dengan ukuranyang telah
ditetapkan, maka dihaluskan dengan kikir sampai sesuai denganketebalan yang diinginkan,
yaitu 10 mm.

Pengikiran Baut
Benda kerja hasil pemotongan yang ukurannya tidak sesuai dengan ukuranyang telah
ditetapkan, maka dihaluskan dengan kikir sampai sesuai denganpanjang yang diinginkan,
yaitu 100 mm
Membuat pola dengan ukuran seperti pada gambar
Membuat mur:
Membentuk bahan menjadi segi enam dengan cara dikikir.
Setelah mencapai ukuran yang ditentukan, benda kerja ditempel kertas ukuran segi enam
yang sudahdipersiapkan, kertas yang sudah digunting ditempel pada kedua ujung silinder.
Jepit benda oleh ragumlalu dikikir pada setiap sisi darisilinder tersebut dengan mengikuti alur
pada kertas yang berbentuk segienam. Kikir terus sampai berbentuk segi enam. Pada saat
pengikiran lakukan dengan sangat hati- hati,usahakan pada saat pengikiran antara sisi yang
satu dengan sisi yang lain sama luas permukaannya.
Membuat tanda pada benda kerja yang akan dilubangi(mur), biasanya dengan menggunakan
punch.

Memilih jenis mata bor yang akan digunakan Memasang mata bor pada mesin bor den
mengencangkannya dengan bantuan kunci gear Membor dengan perlahan-lahan dan
jangan dipaksakan karena akan merusak mata bor.
Setelah benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan, maka bendakerja diletakan pada
mesin bubutuntuk dilakukan pengeboran pada benda kerja.
Benda kerja (mur) di bor dengan bor ukuran 9,5 mm, murdi bor sampai tembuske sisi
sebelahnya.
Selama proses membor sekali-kali dilakukan pemberian pendingin (cooler) pada mata bor
untuk menjagasupaya mata bor tidak cepat rusak Lakukan proses pengeboran dengan hatihati dan utamakan keselamatan kerja.
Mur yang telah dibor, diambil dan dipindahkan ke ragum untuk ditap dengan ukuran tap 9,5
mm. Posisi pada saat peletakan pada ragum di usahakan vertikal dengan
lubang yang akan ditap, pada saat melakukan pengencangan benda kerja
diragum jangan terlalu kencang, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan
bendakerja. Lakukan pengetapan secarabertahap agar hasil akhir yang diperoleh baik.
Pengetapan dilakukanterus sampaitembus pada satu sisinya.

RANGKA MESIN ROLL


Dalam membuat mesin roll diharapkan hasil yang dikerjakan sesuai dengan

yang diinginkan. Rangka mesin roll yang dibuat memiliki syarat dan ketentuan
yaitu sebagai berikut :
1. Rangka harus dapat menopang dudukan roll
2. Rangka harus dapat menopang motor listrik
3. Rangka harus dapat menopang reducer
4. Rangka harus tegak atau posisi kaki rangka sama
5. Semua bagian rangka yang berfungsi sebagai dudukan atau penopang haruslah
rata dan datar
6. Lubang-lubang tempat perakitan komponen lain harus sesuai

Dari syarat dan ketentuan diatas, maka konsep yang digunakan dalam proses
pembuatan rangka mesin roll ini ialah sebagai berikut :
1. Proses melukis bahan
Hal pertama yang dilakukan dalam proses pembuatan rangka mesin roll ini adalah
melukis atau menandai. Proses melukis tersebut dilakukan untuk mengetahui
ukuran bahan yang akan dipotong. Peralatan yang digunakan untuk melukis bahan
yang akan dipotong adalah mistar baja, busur derajat dan penggores. Pada
pembuatan rangka mesin roll dimulai dengan menandai ukuran pemotongan
terhadap bahan. Penandaan ukuran tersebut dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu
sebagai berikut :
1) Penandaan ukuran pemotongan untuk pembuatan rangka atas
2) Penandaan ukuran pemotongan untuk pembuatan rangka bawah
3) Penandaan ukuran pemotongan untuk pembuatan kaki rangka
4) Penandaan ukuran pemotongan untuk pembuatan dudukan reducer
a. Penandaan ukuran pemotongan untuk pembuatan rangka atas
Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan rangka atas ialah besi siku
dengan ukuran (700x50x50 mm) dengan kedua ujung bahan bersudut 45 sebanyak
2 batang dan besi siku dengan ukuran (300x50x50) mm yang kedua ujung bahan
juga bersudut 45 sebanyak 2 batang.
b. Penandaan ukuran pemotongan untuk pembuatan rangka bawah
Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan rangka bawah ialah besi siku
dengan ukuran (700x50x50 mm) dengan kedua ujung bahan bersudut 45 sebanyak
2 batang dan besi siku dengan ukuran (430x50x50) mm yang kedua ujung bahan
juga bersudut 45 sebanyak 2 batang.
c. Penandaan ukuran pemotongan untuk pembuatan kaki rangka

Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan kaki rangka ialah besi siku
dengan ukuran (645x50x50 mm) dengan ujung bahan bersudut 81 dan ujung yang
satunya bersudut 49 sebanyak 4 batang.
d. Penandaan ukuran pemotongan untuk pembuatan dudukan reducer
Bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan dudukan reducer ialah besi siku
dengan ukuran (130x50x50 mm) dengan kedua ujung bahan bersudut 90 sebanyak
2 batang, besi kanal u dengan ukuran (444x50x50 mm) dengan kedua ujung bahan
bersudut 90 sebanyak 1 batang, dan besi kanal u dengan ukuran (76x50x50 mm)
dengan kedua ujung bahan bersudut 90 sebanyak 2 batang.

2. Pengurangan volume bahan


Pengurangan volume bahan dilakukan guna menghasilkan ukuran bahan
seperti yang diharapkan, Dalam pembuatan rangka mesin roll ini, pengurangan
volume bahan dilakukan dengan cara pemotongan dan pengeboran serta
penggerindaan. Untuk pemotongan bahan digunakan gerinda potong, sedangkan
untuk pembuatan lubang dilakukan menggunakan mesin bor tangan. Pada saat
pengerjaan pemotongan menggunakan gerinda potong dikarenakan lebih mudah
dan menghemat waktu. Hasil dari pemotongan harus dibersihkan dari beram-beram
yang menempel. Pembersihannya dilakukan dengan mesin gerinda tangan.
Sedangkan pada pembuatan lubang digunakan mesin bor tangan karena lubang
yang akan dibuat hanya berdiameter 10 mm dan diameter 12 mm. Lubang tersebut
digunakan sebagai tempat baut untuk menyatukan rangka dengan komponen lain.
Hasil pengeboran pun harus digerinda menggunakan gerinda tangan agar beram
yang tertinggal hilang. Proses pengeboran ini dilakukan setelah rangka terakit.
Tahap-tahap pengurangan bahan dengan gerinda potong pada proses pembuatan
rangka mesin roll yaitu sebagai berikut :
1) Siapkan mesin gerinda potong
2) Tempatkan benda yang telah diberi tanda pemotogan pada ragum mesin
gerinda potong dan atur sudut pemotongan

3) Kencangkan ulir penekan ragum


4) Lakukan pemotongan
Proses pengeboran dilakukan guna mendapatkan lubang-lubang dengan diameter
yang diinginkan. Pembuatan lubang dilakukan pada rangka atas dengan diameter
lubang 12 mm sebagai tempat baut untuk perakitan komponen dengan dudukan roll
dan juga dilakukan pada dudukan reducer dengan diameter lubang 10 mm
sebanyak 4 lubang. Tahap-tahap pembuatan lubang dengan menggunakan bor
tangan pada proses pembuatan rangka mesin roll yaitu sebagai berikut :
1) Siapkan mesin bor tangan
2) Siapkan mata bor 8 mm, 10 mm, dan 12 mm
3) Tandai bagian yang akan dibor dengan menggunakan penitik pusat
4) Pasang mata bor 8 mm dan lakukan pengeboran pada rangka atas sebanyak 4
buah lubang
5) Ganti mata bor 8 mm dengan mata bor 10 mm
6) Luaskan lubang hasil boran 8 mm dengan menggunakan mata bor 10 mm
7) Lakukan pengeboran pada dudukan reducer dengan mata bor 10 mm sebanyak
4 buah lubang

8) Ganti mata bor 10 mm dengan mata bor 12 mm


9) Luaskan lubang hasil boran 10 mm dengan menggunakan mata bor 12 mm
Setelah dilakukan pemotongan bahan dan pengeboran, hasil dari pengerjaan
tersebut diratakan dengan menggunakan gerinda tangan. Hal itu dikarenakan untuk
menghilangkan beram yang tertinggal dari hasil pemotongan dan pengeboran.
Tahapan penggerindaan bahan hasil pemoongan yaitu sebagai berikut :
1) Siapkan mesin gerinda tangan

2) Pasang mata gerinda tangan sesuai dengan kecepatan mesin gerinda tersebut
3) Gerinda bagian sisi hasil pemotongan sampai beram hilang
Tahapan penggerindaan bahan hasil pengeboran yaitu sebagai berikut :
1) Siapkan mesin gerinda tangan
2) Pasang mata gerinda tangan sesuai dengan kecepatan mesin gerinda tersebut
3) Gerinda bagian permukaan lubang hasil boran sampai beram hilang
3. Proses perakitan
Penyambungan merupakan suatu penggabungan dua buah benda atau lebih dengan
menggunakan bantuan dari sebuah partikel benda lain
50
yang memiliki fungsi sebagai perekat. Pada proses pembuatan rangka mesin roll
pelat penggerak elektrik ini, penyambungannya menggunakan media panas, yaitu
dengan menggunakan mesin las busur listrik. Sistem kerja dari mesin ini yaitu
memanfaatkan sumber listrik sebagai tenaga utama yang kemudian diteruskan
terhadap suatu bahan tambah dan kemudian diteruskan terhadap benda kerja. Pada
saat pengelasan berlangsung, benda kerja yang dilas akan mengalami suhu yang
tinggi, yang mengakibatkan benda kerja meleleh. Lelehannya itulah yang
mengakibatkan kedua benda kerja atau lebih dapat merekat menjadi satu karena
adanya kesamaan partikel. Bahan tambah yang digunakan dalam peralatan las
listrik biasa disebut dengan elektroda. Pada penyambungan yang dilakukan dalam
proses pembuatan rangka ini menggunakan jenis elektroda yang berdiameter 3,2
mm, dan arus yang digunakan dalam pengelasan ini adalah 80-100 ampere.
Penggunaan elektroda berdiameter kecil digunakan saat penyambungan sudut
dengan arah yang sulit dijangkau, sedangkan penggunaan elektroda besar
digunakan pada saat pengelasan dengan posisi yang tidak terlalu rumit dan mudah
dijangkau. Pengelasan pada proses pembuatan rangka mesin roll dibagi menjadi
beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :
1) Pengelasan rangka atas
2) Pengelasan rangka bawah
3) Pengelasan kaki rangka
4) Pengelasan dudukan reducer
5) Pengelasan dudukan motor

Perkakas Tangan
A. Ragum
Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar,
artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja (Ambiyar, dkk,
2008 : 331). Dengan demikian ragum harus lebih kuat dari benda kerja yang
dijepitnya. Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka pada mulut
ragum/rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga benda kerja dapat dijepit
dengan kuat. Rahang-rahang ragum digerakkan oleh batang ulir yang
dipasangkan pada rumah ulir. Apabila batang ulir digerakkan/diputar searah
jarum jam, maka rahang ragum akan menutup, tetapi bila diputar berlawanan
dengan arah jarum jam maka rahang ragum akan membuka.

Pemasangan

ragum pada meja kerja harus disesuaikan dengan tinggi pekerja yang akan
bekerja. Sebagai patokan adalah apabila ragum dipasang pada meja kerja, maka
tinggi mulut ragum harus sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri
sempurna.
Ketinggian pemasangan ragum pada meja kerja sangat berpengaruh dalam
pelaksanaan pekerjaan. Sebagai pedoman pengaturan tinggi rendahnya
penjepitan benda kerja pada ragum adalah untuk pekerjaan yang tidak
memerlukan gaya yang besar seperti pada pekerjaan akhir, benda kerja dapat di
jepit lebih tinggi, artinya permukaan benda kerja yang keluar dari rahang ragum
lebih tinggi

Untuk pekerjaan yang memerlukan gaya yang besar seperi

memahat, menggergaji, mengikir, mengetap dan menyenai maka kedudukan


benda kerja harus serendah mungkin berada di atas rahang ragum.
Untuk penjepitan pipa-pipa sebaiknya digunakan pelapis rahang, di mana
bentuk pelapis rahang tersebut hendaknya masing-masing berbentuk setengah
lingkaran. Bahan pelapis biasanya bisa dari kayu atau dari bahan yang lunak
sehingga tidak akan merusak penampang pipa.
B. Palu (Hammer)
Palu merupakan alat tangan yang sudah yang lama ditemukan orang dan
sudah sejak lama dipergunakan dalam bengkel dalam seluruh kegiatan
pekerjaan umat manusia. Ukuran palu ditentukan oleh berat dari kepala palu,
seperti palu 250 gr, 500 gr, 1000 gr dan bahkan palu dengan berat 10 kg.

Jenis palu dapat dibagi dua yaitu palu keras dan palu lunak. Palu keras
adalah palu yang kepalanya terbuat dari baja dengan kadar karbon sekitar 0,6%.
Proses pembuatannya adalah dengan jalan ditempa, kemudian dikeraskan pada
bagian permukaannya agar menjadi keras. Pemakaian palu keras pada bengkel
kerja bangku adalah sebagai pemukul pada kerja memotong dengan pahat,
menempa dingin, pada pekerjaan assembling/perakitan, membengkokkan benda
kerja, membuat tanda dan pekerjaan pemukulan lainnya. Jenis palu keras yang
umum dipakai pada bengkel kerja bangku adalah jenis palu keras yaitu palu
konde (ball pein hammer), palu pen searah (straight peen hammer), dan palu
pen melintang Palu lunak adalah palu yang permukaan kepalanya terbuat dari
bahan lunak seperti plastik, karet, kayu, tembaga, timah hitam, dan kulit. Palu
lunak biasanya digunakan sebagai alat bantu pada pekerjaan pemasangan benda
kerja pada mesin frais, skrap dan merakit benda kerja pada bengkel perakitan.
Di samping itu juga banyak digunakan pada bengkel kerja pelat, bengkel listrik
dan bengkel pipa.
C. Tang (Plier)
Hampir semua bengkel menggunakan tang, karena alat ini di samping
harganya murah juga mempunyai kegunaan yang sangat besar. Tang dibuat
beberapa jenis dengan ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan.
D. Kikir
Pemakaian kikir pada bengkel kerja bangku adalah untuk menyayat
permukaan bahan benda kerja sedikit demi sedikit, sehingga dapat dihasilkan
permukaan benda kerja yang halus. Bahan untuk membuat kikir adalah baja
karbon tinggi, di mana kandungan karbon pada baja jenis ini adalah kurang 0,7
sampai 0,8%. Untuk mendapatkan pisau potongnya maka permukaan kikir
dicacah dengan pisau yang keras dan tajam.
Berdasarkan gigi pemotongnya kikir dapat diklasifikasikan menjadi dua
jenis, yaitu kikir bergigi tunggal dan kikir bergigi kembar/dua. Kikir dengan
gigi potong tunggal digunakan untuk pemotongan benda kerja secara halus.
Artinya pemotongan tidak dapat dilaksanakan secara tepat, tetapi hasil
pengikiran pada permukaan benda kerja menjadi lebih halus. Kikir bergigi
tunggal arah gigi pemotongnya diagonal terhadap permukaan kikir. Kikir
dengan dua gigi pemotong yang saling bersilangan dapat melakukan
pemotongan secara cepat, tetapi hasil pengikirannya kasar. Jadi kikir ini sangat

cocok untuk pekerjaan pendahuluan atau pekerjaan kasar, sedangkan kikir


dengan gigi pemotong tunggal digunakan untuk pekerjaan akhir atau finishing.
(Ambiyar, dkk, 2008 : 341).
Ditinjau dari sifat kekasaran gigi pemotongnya maka kedua jenis kikir ini
juga mempunyai lima sifat kekasaran yaitu sangat kasar, kasar, sedang, halus
dan sangat halus. Kikir sangat kasar digunakan untuk pemotongan secara cepat
sehingga ia digunakan untuk pemotongan pendahuluan. Kikir kasar digunakan
untuk pemotongan awal, tanpa memperhitungkan kehalusan permukaan benda
kerja. Kikir sedang digunakan untuk menghaluskan permukaan setelah dikikir
dengan menggunakan kikir kasar atau kikir sangat kasar sebelum dikerjakan
dengan menggunakan kikir halus. Kikir halus digunakan untuk pengikiran pada
pekerjaan akhir/finishing di mana kehalusan permukaan benda kerja sangat
diperlukan. Kikir sangat halus digunakan untuk pekerjaan finishing terutama
untuk benda kerja dengan ketelitian yang tinggi.
Berdasarkan bentuk fisiknya, kikir dibedakan menjadi dua macam, yaitu
kikir rata dan kikir instrumen. Kikir rata digunakan untuk mengikir benda yang
permukaannya rata, sedangkan kikir instrumen untuk pengikiran benda-benda
kerja yang kecil atau instrumen dari suatu peralatan.
Pada saat melakukan pengikiran banyak beram hasil pengikiran akan
tertinggal pada mata potong kikir atau pada gigi pemotong kikir yang
menyebabkan gigi pemotong kikir tidak dapat melakukan pemotongan bahan
juga dapat merusak gigi pemotong karena penumpukan beram sehingga proses
pengikiran menjadi tidak efektif. Maka setiap saat hendaknya beram-beram
yang tertahan pada gigi-gigi pemotong kikir selalu dibuang dengan
menggunakan sikat kikir atau peralatan khusus lainnya. Cara melakukan
pembersihan tersebut dengan jalan menyikat gigi-gigi kikir searah dengan
alurnya dan pembersihan satu arah, agar beram bisa terbuang dengan baik.
Untuk kikir dengan mata ganda maka kedua gigi pemotongnya harus
dibersihkan secara bersama-sama. Apabila digunakan sikat kikir maka pilihlah
sikat kikir dengan bahan kuningan sehingga tidak akan merusak gigi-gigi
pemotong kikir.
Kikir hendaknya disimpan pada tempat yang kering atau tidak lembab dan
jauh dari tempat yang berminyak. Penempatan kikir tidak boleh ditumpuk

artinya mata-mata potong kikir tidak boleh bersinggungan satu dengan yang
lainnya. Cara penyimpanan kikir yang baik adalah dengan menyimpan secara
sejajar dan memberikan jarak antara kikir yang satu dengan yang lainnya. Cara
lain dengan menggantungkan kikir di dalam lemari alat.
E. Gergaji Tangan
Gergaji tangan berfungsi untuk mempersiapkan bahan bakal yang akan
dikerjakan atau dibuat benda kerja. Prinsip kerja dari gergaji tangan adalah
langkah pemotongan ke arah depan, sedang langkah mundur mata gergaji tidak
melakukan pemotongan
F. Tap
Tap adalah peralatan yang digunakan untuk pembuatan ulir pada suatu
benda kerja. Sebelum benda tersebut diulir, terlebih dahulu benda tersebut
dilubangi dengan menggunakan mesin bor. Ukuran diameter lubang tergantung
pada besar diameter ulir yang akan dibuat. Bahan untuk pembuatan tap adalah
baja perkakas baja potong cepat. Setelah tap dibentuk kemudian dikeraskan dan
ditempering.
Tap terdiri dari 3 jenis, yaitu tap konis digunakan untuk melakukan
penguliran pendahuluan/pemotongan awal karena bagian ujung mata potongnya
berbentuk tirus dan tidak mempunyai gigi pemotong sehingga ia akan dengan
mudah masuk ke dalam lubang yang telah dibuat, tap antara berfungsi untuk
pengulir antara tap konis dan tap rata atau dapat dikatakan ia sebagai pemotong
kedua. Tap ini pada bagian 3 sampai 4 mata potongnya tidak ada, ini
dimaksudkan agar tap dapat masuk ke dalam lubang dengan mudah. Jadi setelah
benda kerja diulir dengan menggunakan tap konis kemudian diulir dengan
menggunakan tap antara. Yang ketiga adalah tap rata yang berfungsi untuk
melakukan pekerjaan akhir dalam pembuatan ulir dengan menggunakan tap.
Pada tap ini seluruh mata potongnya dapat melakukan pemotongan. Bentuk tap
ini adalah bagian pemotongannya mempunyai mata potong dan diameternya
adalah sama
Untuk melakukan penguliran dengan menggunakan tap diperlukan alat
bantu yaitu tangkai tap/pemutar tap. Ukuran dari tangkai tap sangat tergantung
pada besar diameter tap yang akan digunakan. Untuk itu tap dibuat bervariasi
dari ukuran kecil sampai besar.
Langkah kerja pembuatan ulir dengan tap adalah sebagai berikut :
1. Jepit benda kerja pada ragum secara benar dan kuat.

2. Pasang tap konis pada tangkai tap.


3. Tempatkan mata tap tegak lurus pada lubang (periksa dengan
menggunakan siku-siku).
4. Tekan hingga masuk dalam lubang kemudian putar tangkai tap ke
kanan (searah dengan putaran jarum jam). Pemutaran harus tegak
lurus. Pemutaran kira-kira sebesar 900, kemudian putar kembali ke arah
kiri. Maksud pemutaran kembali adalah untuk memotong beram yang
belum terpotong dan memberikan kesempatan beram-beram hasil
pemotongan keluar dari lubang.
5. Berikan pelumasan selama prose

pengetapan,

kecuali

untuk

pengetapan bahan dari besi.


6. Lakukan pengetapan hingga selesai, kemudian ulangi langkah
pengetapan dengan menggunakan tap antara.
7. Setelah selesai ulangi langkah pengetapan dengan menggunakan tap
rata/ finishing.
G. Snei
Snei adalah alat untuk membuat ulir dalam. Bentuk snei menyerupai mur
tetapi ulirnya merupakan mata potong. Gigi-gigi ulir setelah dibentuk kemudian
dikeraskan dan temper agar dia mampu melakukan pemotongan terhadap benda
kerja. Snei yang biasanya digunakan untuk pembuatan ulir adalah snei pejal dan
snei bercelah.
Snei pejal berbentuk segi enam atau bulat berfungsi untuk memudahkan
dalam penguliran awal. Maka pada snei jenis ini tidak seluruh mata potongnya
sama besar, tetapi sedikit tirus pada bagian mata pemotong awal. Dengan
demikian benda kerja dapat masuk ke dalam snei sedikit mudah.
Snei Bercelah (split die) digunakan untuk pembuatan ulir luar. Snei ini memiliki
baut penyetel untuk mengatur ukuran diameter. Dengan demikian pada waktu
penguliran pendahuluan diameternya diperbesar dan pada waktu finishing
diameternya dikembalikan pada ukuran standarnya
Untuk membuat ulir dengan menggunakan snei dibutuhkan alat bantu
yaitu pemegang snei. Pada pemegeng snei ini dilengkapi dengan baut-baut
pengikat, agar snei tidak ikut berputar saat melakukan pemotongan/penguliran.
Langkah kerja pembuatan ulir dengan snei adalah sebagai berikut:
1. Persiapkan benda kerja dan jepit pada ragum secara tegak lurus.

2. Pasang snei pada pemegangnya dan kuncikan baut pengikatnya.


3. Tempatkan snei pada benda kerja dengan posisi datar, kemudian
tekankan snei hingga benda kerja masuk pada snei.
4. Lakukan penekanan sambil snei diputarkan searah dengan arah jarum
jam. Pemutaran atau pemakanan kira-kira 600, kemudian dikembalikan
pada posisi semula. Pemutaran kembali dimaksudkan untuk memotong
beram dan membersihkan ulir yang telah terbuat serta memberikan
kesempatan beram keluar dari snei.
5. Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus dan berikan
minyak pelumas untuk mendingingkan snei dan untuk membantu
mengeluarkan beram.
6. Untuk pembuatan ulir dengan snei bercelah, maka ulangi kembali
penguliran dengan terlebih dahulu menyetel kembali lebar pembukaan
snei.
7. Demikian seterusnya sampai ukuran snei kembali pada ukuran
standarnya.
8. Periksa hasil snei dengan menggunakan mal ulir, seterusnya bersihkan
ulir dan snei.
Alat-alat Penanda
Alat-alat penanda berfungsi untuk memberi tanda batas pemotongan atau
menggambari tempat pembentukan, seperti: pembuatan alur, radius, bentuk
sambungan. Alat penanda perlu ditunjang dengan alat ukur . Bahan jenis dan
karakteristik alat penanda dapat berlainan, namun fungsinya sama.
a. Pensil
Pada umumnya alat gambar adalah pensil. Pensil juga sangat baik untuk
menandai dan menggambari kayu, hasilnya cukup jelas, mudah dibersihkan jika
terdapat kekeliruan dan tidak mahal. Pensil yang berselubung kayu dan grafit
sebagai inti tersedia dalam 19 macam. Pensil ini dikelompokkan dari yang
sangat keras 9H sampai yang lunak sekali EE. Dalam pertukangan kayu
menggunakan pensil lunak, yaitu antara 3B s.d. 6B dengan bentuk bulat telur.
Cara meruncingkan dapat dilakukan dengan menggunakan pahat, pisau, atau
peraut pensil. Pensil khusus penanda kayu berpenampang pipih.
b. Penggores

Penggores adalah alat yang terbuat dari logam berbentuk silindris lurus dan
diruncingkan di bagian ujung depan. Fungsi penggores hampir sama dengan
pensil yaitu untuk membuat garis-garis batas pengerjaan.
Perbedaannya, garis yang dibuat oleh penggores menusuk ke dalam kayu
sehingga tidak dapat dihapus.
Penggores yang digunakan pada pekerjaan kayu sedikit berbeda dengan
penggores yang digunakan pada pekerjaan logam. Pada pekerjaan logam bahan
penggores terbuat dari baja pilihan sedangkan pada pekerjaan kayu cukup
dengan baja biasa. Penggores harus selalu tajam. Jangan sekali-kali penggores
digunakan untuk menusuk dan jangan sekali-kali memukul pegangan
penggores, karena akan mudah rusak dan kehilangan ketepatan fungsinya.
c. Perusut
Perusut adalah alat gores kayu untuk membuat garis-garis sejajar dengan satu
tepi benda kerja. Alat ini terdiri dari badan perusut, batang dan taji. Badan
perusut dapat digeser sepanjang batang dan dikunci pada batang dengan
perantara sebuah baut yang terdapat pada badan perusut. Penandaan dengan
perusut dimaksudkan untuk menentukan ukuran (lebar dan tebal kayu) dan
menentukan posisi sambungan. Taji harus selalu tajam. Pengukuran jarak taji
dapat dilakukan dengan bantuan mistar ukur.
Perusut dibedakan menjadi dua, yaitu:
1). Perusut tradisional
Perusut ini banyak digunakan tukang-tukang kayu di pedesaan dengan plat
kuningan sebagai taji/mata gores. Bentuk sangat sederhana dengan pengaturan
taji yang agak sulit.
2). Perusut modern
Perusut modern adalah pengembangan dari perusut tradisional. Bahan perusut
dikombinasi dengan logam dan pada jenis-jenis tertentu, sekali gores bisa
didapat lebih dari satu garis. Hal ini disebabkan perusut dilengkapi dengan dua
batang dan taji lebih dari satu. Perusut semacam ini sangat efektif untuk
pembuatan sambungan-sambungan. Batang perusut dibentuk sedemikian rupa
dengan memperhatikan ergonomi, sehingga enak dipegang dan hasil goresan
lebih sempurna.

Cara Menggunakan Alat ukur dan Penanda


a. Mengukur Benda Kerja dengan Mistar Bangku
1) Letakkan benda kerja yang akan diukur pada bangku kerja.
2) Ambil mistar ukur dan tempelkan pada benda kerja, dengan ujung nol mistar
berimpit pada ujung kayu (sebelah kiri) yang akan diukur
3) Baca angka pada mistar bangku sesuai dengan ujung kanan benda, misal x =
6 cm
b. Memindahkan Jarak (Ukuran Jangka) ke Benda Kerja
1) Siapkan benda kerja yang akan diukur atau dilukis.
2) Ambil jangka tusuk, dan ukurlah ke mistar sesuai dengan ukuran pada
gambar kerja.
3) Pindahkan hasil ukuran jangka tadi ke benda kerja.
c. Mengukur Benda Kerja dengan Jangka Luar dan Dalam
1) Siapkan benda kerja yang akan diukur.
2) Ambil jangka luar/dalam lakukan pengukuran.
3) Ambil/lepaskan jangka dari benda kerja, ukur jarak jangka dengan mistar dan
baca angka pada mistar, misal x = 3 cm.
Mesin
A. Mesin Bor (Drilling)
Pengeboran adalah proses pembuatan lubang bulat dengan menggunakan mata
bor (twist drill). Mesin bor yang digunakan pada kerja bangku ada dua jenis
yaitu mesin bor bangku untuk pekerjaan-pekerjaan yang kecil sampai sedang
dan mesin bor tiang untuk pekerjaan yang lebih besar.
Perkakas sebagai kelengkapan mesin bor di antaranya ragum untuk mencekam
benda kerja pada saat akan di bor, klem set untuk mencekam benda kerja yang
tidak mungkin dicekam, landasan (blok paralel) sebagai landasan pada
pengeboran lubang tembus untuk mencegah ragum atau meja mesin turut terbor,
pencekam mata bor untuk mencekam mata bor yang berbentuk silindris, sarung

pengurang untuk mencekam mata bor yang bertangkai konis, pasak pembuka
untuk melepas sarung pengurang dari spindel bor atau melepas mata bor dari
sarung pengurang, boring head untuk memperbesar lubang baik yang tembus
maupun yang tidak tembus, dan mata bor yang berfungsi sebagai pemotong
Mata bor terdiri dari bor spiral untuk pembuatan lubang yang diameternya sama
dengan diameter mata bor, mata bor pemotong lurus untuk material yang lunak
seperti kuningan, tembaga, perunggu, dan plastik, mata bor untuk lubang yang
dalam (deep hole drill) untuk membuat lubang yang relatif dalam, mata bor
skop (spade drill) untuk material yang keras tetapi rapuh, dan mata bor stelite
untuk membuat lubang pada material yang telah dikeraskan. Mata bor stelite ini
mempunyai bentuk segitiga dan terbuat dari baja campuran yang tahan panas
Cara mengebor :
1. Cekam mata bor, apabila mata bor terlalu kecil untuk dimasukkan
pada tempat pahat gurdi maka perlu disambung dengan sarung tirus
(drill sleeve), apabila masih kurang besar sarung tirus tersebut
disambung lagi dengan sambungan sarung tirus (drill socket).
2. Cekam benda kerja bisa menggunakan ragum. Benda kerja yang tidak
terlalu besar ukurannya biasanya dicekam dengan ragum meja (table
vise) atau ragum putar (swivel vise). Apabila diinginkan membuat
lubang pada posisi menyudut pencekaman bisa menggunakan ragum
sudut (angle vise).
3. Agar ragum tidak bergetar atau bergerak ketika proses pembuatan
lubang, sebaiknya ragum diikat dengan klem C. Beberapa alat bantu
pencekaman yang lain bisa juga digunakan untuk mengikat benda
kerja pada meja mesin bor. Benda kerja dengan bentuk tidak teratur,
terlalu tebal atau terlalu tipis tidak mungkin bisa dipegang oleh
ragum, maka pengikatan pada meja mesin bor dilakukan dengan alat
bantu pencekaman dengan bantuan beberapa buah baut T.
4. Kencangkan bor.
5. Kencangkan benda kerja dengan kuat secara meyakinkan.
6. Ukur panjang sumbu bor dengan jangka sorong sesuai dengan
kedalaman ulir yang akan dibor.
7. Tekan tombol ON.
8. Gerakkan tuas penekan perlahan lahan searah dengan jarum jam.
Pemutaran tuas penekan kira-kira 600, kemudian dikembalikan pada

posisi semula. Pemutaran kembali dimaksudkan untuk memotong


beram dan membersihkan ulir yang telah terbuat serta memberikan
kesempatan beram keluar dari lubang pengeboran.
9. Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus sampai
sumbu bor kembali ke panjang semula dan berikan minyak pelumas
untuk mendingingkan mata bor dan untuk membantu mengeluarkan
beram.
10. Tekan tombol OFF jika sumbu bor telah kembali ke panjang
semula.
Perabot Kerja Bangku
A. Sikat Kikir
Sikat kikir digunakan untuk membersihkan kikir karena
terdapan serpihan bram yang menyangkut pada sela-sela kikir.
B. Sapu Meja
Sapu meja digunakan untuk alat kebersihan perkakas.
Sapu meja ini adalah jenis sapu yang berbentuk kecil.
C. Oli dan Air
Dalam praktikum kerja bangku, oli dan air ini memiliki fungsi yang sama,
yaitu sebagai pendingin (coolant) saat pengerjaan benda kerja yang melibatkan
kontak langsung yang menimbulkan gesekan antar logam agar tidak
menimbulkan kerusakan pada alat dan benda kerja, misalnya kepatahan.
D. Anvil
Merupakan landasan yang digunakan untuk melakukan
stamping, pinitikan, atau pekerjaan lainnya yang menggunakan
tenaga pukulan. Alat ini juga bisa digunakan untuk membuat
tatakan benda menjadi silindris yang terdapat pada ujungnya.
Alat Pelindung Diri
A. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja, misalnya saat mengikir.
B. Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat
dengan kualitas udara buruk, misalnya misal berdebu dan beracun.
C. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau
situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan, misalnya saat mengikir dan

menggergaji. Bahan dan bentuk sarung tangan disesuaikan dengan fungsi


masing-masing pekerjaan.
D. Baju dan Celana Kerja
Baju kerja berfungsi melindungi badan dari benda tumpul, benturan,
goresan saat praktik kerja bangku, sedangkan celana kerja berfungsi melindungi
bagian bawah tubuh dari benda tumpul, benturan, goresan saat praktik kerja
bangku.
E. Sepatu
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari
karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa
kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

Teknik Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai


oleh seseorang dalam mengerjakan produk kriya kayu. Pekerjaan kerja
bangku penekanan pada pembuatan benda kontruksi dengan alat
tangan,dan dilakukan di bangku kerja. pekerjaan kerja bangku meliputi
pelbagai jenis kontruksi geometris, membuat geometris secara terukur,
membuat sambungan, dan merakit beberapa komponen dengan bahan
papan maupun balok kayu. Persyaratan kualitas terletak kepada
pemahaman seseorang dalam praktek kerja bangku dan pelaksanaannya
di tempat kerja yang meliputi : tingkat ketrampilan dasar penguasaaan
alat tangan , tingkat kesulitan produk yang dibuat, tingkat kepresisian
hasil karya. Untuk memperolih hasil yang presisi pekerjaan kerja bangku
biasanya dibantu dengan menggunakan alat-alat semi masinal,
disamping untuk mempercepat proses kerja. Tingkat kejelasan gambar
yang dipergunakan, kualitas peralatan baik alat potong, serut, pahat alat
penghalus sangat menentukan hasil produk Peralatan tangan untuk
kerja bangku dan kerja mesin semi masinal banyak dijumpai di pasaran .
Alat tersebut tidak hanya ditawarkan kepada pengrajin kayu atau mebel,
tetapi juga digunakan oleh masyarakat umum sebagai perlegkapan
rumah tangga, atau mungkin sebagai alat untuk mengerjakan pekerjaan

yang bersifat hobi pada waktu luang Pembelian alat tangan kayu harus
dilakukan secara teliti dengan mempertimbangkan data data teknis
yang ada . Harga alat tangan dan mesin sangat berfariasi. Perbedaan ini
dipengaruhi oleh kwalitas dan fungsi alat tersebut.

Das könnte Ihnen auch gefallen