Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Pengertian Laba
Makna laba dalam perpajakan adalah sebagai jumlah kotor sehingga diterjemahkan
sebagai penghasilan sebagaimana digunakan dalam Standart Akuntansi Keuangan, sedangkan
dalam Akuntansi istilah income adalah dimaknai sebagai jumlah bersih sehingga istilah laba
lebih menggambarkan apa yang dimaksud dengan income. Dan lebih menunjuk pada konsep
FASB.
3. Prinsip akuntansi berterima umum sebagai pedoman pengukuran laba masih memberi
peluang untuk terjadinya ketatakuasaan antar perusahaan
4. Karena didasarkan pada konsep kos historis, laba akuntansi secara umum belum
memperhitungkan pengaruh perubahan daya beli dan harga
5. Dalam menilai kinerja perusahaan secara keseluruhan, investor dan kreditor memandang
informasi selain laba akuntansi juga bermanfaat atau bahkan lebih bermanfaat sehingga
ketepatan laba akuntansi belum menjadi tuntutan tang mendesak.
Atas dasar tujuan dan kelemahan laba akuntansi , ada dua aspek pokok teori laba yaitu :
1. Interpretasi laba dan implikasinya dalam tiap tataran teori
2. Lingkup laba atas dasar kegiatan operasi dan teori entitas.
Akuntansi menganut asas akrual untuk mendapatkan suatu angka yang lebih bermakna
secara ekonomik daripada sekedar kenaikan atau penurunan kas dalam suatu
periode. Perbedaan laba akuntansi dan laba ekonomik, yaitu:
a. Sudut pandang pemaknaan, laba akuntansi dari perekayasa akuntansi atau kesatuan usaha
karena keperluan untuk menyajikan informasi secara objektif dan terandalkan sedangkan
laba ekonomik dari kaca mata investor karena keperluan untuk menilai investasi dalam
saham yang bersifat subjektif.
b. Dasar pengukuran, laba akuntansi berdasarkan data yang telah terjadi ( kos historis) dan
bukan data hipotesis yang dapat berupa kos kesempatan, nilai pasar, dan nilai likuidasi
seperti laba ekonomik
c. Dari segi akuntansi, pengertian ekonomik adalah kelayakan ekonomik jangka panjang
sementara laba ekonomik merupakan penilaian ekonomik jangka pendek.
d. Dari segi akuntasi depresiasi merupakan proses alokasi harga perolehan aset, sementara
dalam laba ekonomik depresiasi merupakan proses penilaian.
e. Laba ekonomik berbeda dengan laba akuntansi karena pada umumnya laba ekonomik
memperhitungkan perubahan daya beli uang dan perubahan harga spesifik aset, karena
investor lebih berkepentingan dengan kos kesempatan untuk menilai secara ekonomik
investasinya, sementara akuntansi menunjukkan pengaruh perubahan harga dan daya beli
melalaui laporan pelengkap.
f. Laba akuntansi berkepentingan dengan laba uang dimana laba uang tersebut berupa
kenaikkan satuan uang dalam satu periode tanpa memperhatikan pengaruh perbedaan
daya beli. Sementara laba ekonomik berkepentingan dengan laba real, dimana laba real
adalah laba yang berupa kenaikkan kemakmuran ekonomik.
g. Laba akuntansi dilandasi konsep kontinuitas usaha yang memandang aset sebagai sisa
potensi jasa sehingga kos hostoris menjadi basis penilaiannya. Sementara itu, laba
ekonomik dilandasi oleh konsep likuidasi yang melihat aset sehingga simpanan atau
sediaan nilai.
Makna Laba
Laba secara konseptual mempunyai karakteristik umum sebagai berikut :
1. Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas
2. Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu sehingga harus diidentifikasi kemakmuran
awal dan kemakmuran akhir
3. Perubahan dapat dinikmati, di distribusi atau ditarik oleh entitas yang menguasai
kemakmuran asalkan kemakmuran awal dipertahankan.
Kemakmuran dapat berupa aset bersih, aset, modal pemegang saham, kekayaan, investaasi,
sumber daya ekonomik, uang dan apapun yang dapat dinilai dengan uang. Kemakmuran
tersebut secara umum disebut kapital (capital). Namun kapital disini berbeda dengan modal.
Pengertian kapital dalam konteks laba akuntansi meliputi:
Kapital bagi badan usaha atau manajemen yang menguasai sumber ekonomi ini (fisis atau
finansial) adalah asset.
Kapital bagi pihak yang mempunyai atau menguasai klaim (ditandai dengan sertifikat
utang, misalnya obligasi) adalah utang.
Kapital bagi pihak yang mempunyai atau menguasai klaim (ditandai dengan sertifikat
saham) adalah ekuitas.
Atas dasar uraian di atas, laba kemudian didefinisikan secara umum, formal dan semantik
sebagai berikut : Laba adalah tambahan kemampuan ekonomi yang ditandai dengan
kenaikan kapital dalam suatu perioda yang berasal dari kegiatan produktif dalam arti luas
yang dapat dikonsumsi atau ditarik oleh entitas penguasa/ pemilik kapital tanpa
mengurangi kemampuan ekonomik kapital mula-mula (awal periode).
Adalah klaim dipandang dari jumlah rupiah atau nilai yang melekat padanya tanpa
memperhatikan wujud fisis klaim tersebut. Dengan konsep ini, laba atau kembalian atas
kapital finansial akan timbul bila jumlah rupiah klaim finansial pada akhir suatu periode
melebihi jumlah klaim finansial pada awal periode (setelah pengaruh transaksi pemilik
atau penguasa klaim selama periode dikeluarkan).
2. Kapital Fisis
Adalah sumber ekonomik yang dikuasai oleh entitas yang dipandang atau dimaknai
sebagai kapasitas produksi fisis yaitu kemampuan menghasilkan barang dan jasa.
Dengan konsep ini, laba atau kembalian atas kapital fisis akan timbul bila kapasitas
produksi fisis pada akhir periode melebihi kapasitas produksi fisis pada awal periode.
Perbedaan antara kedua jenis kapital dilihat dari pengaruh perubahan harga atas aset yang
ditahan atau kewajiban yang ditanggung selama satu periode. Dalam kapital finansial
pengaruh perubahan diakui sebagai untung atau rugi menahan atau penahanan dan dilaporkan
melalui statemen laba rugi, sedangkan kapital fisis pengaruh perubahan diakui sebagai
penyesuai kapital dan tidak masuk dalam statemen laba rugi.
b. Skala Pengukuran:
1. Skala Nominal
Adalah satuan rupiah sebagaimana telah terjadi tanpa memperhatikan perubahan daya
beli dengan berjalannya waktu akibat perubahan kondisi ekonomik. Karena dalam
kenyataannya nilai satuan uang berubah karena inflasi, pengukuran atas dasar skala
rupiah nominal mengandung kelemahan.
2. Kos sekarang
Menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran atau kesepakatan yang diperlukan sekarang
oleh unit usaha untuk memperoleh aset yang sama jenis dan kondisinya atau
penggantinya yang setara.
Kos sekarang berbeda dengan kos historis bukan karena perubahan harga umum tetapi karena
perubahan harga barang tertentu akibat perubahan selera, teknologi dan fungsi.
Perbedaan penilaian ini dengan harga masukan historis adalah pendekatan ini menilai
komponen-komponen kapital awal dan akhir dengan kos masukan sekarang atau kos
pengganti pada saat itu. Kapital dapat dipertahankan apabila kos pengganti akhir perioda
sama dengan kos pengganti awal periode. Dimana perusahaan mampu mempertahankan
kemampuan produktif seperti sedia kala (awal periode) sebelum kenaikan kapital dapat
didistribusikan dalam bentuk deviden.
f.
secara keseluruhan juga tercapai. Perilaku manajer dikendalikan melalui laba dengan cara
mengaitkan konpensasi dengan laba sebagai pengukur kinerja.
d. Teori Pasar Efisien
Reaksi pasar modal terhadap informasi dapat digunakan untuk mengukur atau menguji
kebermanfaatan informasi. Hubungan antara informasi dan harga saham dibahas dalam
kontek yang disebut efiensi pasar. Terdapat tiga bentuk efisiensi yaitu:
- Bentuk lemah, jika harga sekuritas merefleksi secara penuh informasi harga dan volume
sekuritas masa lalu.
- Bentuk semi kuat, jika harga sekuritas merefleksi secara penuh semua informasi yang
tersedia secara publik termasuk data statemen keuangan.
- Bentuk kuat, jika harga sekuritas merefleksi secara penuh semua informasi privat yang
tidak dipublikasikan.
1. Laba Sebagai Signal
Laba merupakan sarana untuk menyampaikan signal-signal dari manajemen yang tidak
disampaikan secara publik. Jadi, laba mempunyai kandungan informasi yang penting bagi
pasar modal.
2. Pengujian Pandangan Informasi Laba
Untuk menguji kandungan informasi laba ada dua pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu:
Pengujian asosiasi
Pengujian asosiasi menunjukkan bahwa asosiasi atau korelasi antara laba dan
return tidak begitu kuat atau sempurna.
Pengujian peristiwa
Bahwa laba mempunyai efek pragmatik terhadap perilaku pasar modal.
f. Entitas pengendali
Teori ini menitikberatkan pandangannya kepada pihak yang mengendalikan sumber
ekonomik perusahaan tanpa memperhatikan kepemilikan. Implikasi konsep ini tidak
berbeda dengan implikasi konsep kesatuan usaha, karena kemampuan mengendalikan
sumber ekonomik lebih penting daripada kepemilikan.
g. Entitas dana
Konsep ini berpaut dengan organisasi non profit khusunya organisasi kepemerintahan.
Dalam pembahasan akuntansi kepemerintahan, dikenal dua kelompok kesatuan dana,
yaitu dana non belanja atau usaha dan dana belanja.