Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Jika dalam materi ini ada kesalahan dan ketidaksempurnaan mohon dimaafkan
karena kami juga masih dalam proses belajar. Semoga suplemen ini dapat
membantu teman teman semua dan semoga OSCE dimudahkan oleh Allah swt.
PSPD 2012
Stetoskop.
A. Persiapan.
1.
2.
3.
4.
Meminta pasien untuk melepaskan baju dan memposisikan pasien duduk diatas tempat
pemeriksaan.
B. Inspeksi.
1.
2.
3.
4.
Adakah angguan gerak pernapasan pada salah satu / kedua sisi berupa
tertinggalnya (terlambatnya) gerakan napas yang unilateral.
Adakah retraksi ruang sela iga yang abnormal pada saat inspirasi. Retraksi
tampak paling jelas pada ruang sela iga bagian bawah, sering disertai retraksi
supraklavikular.
RAN
5.
6.
Pahamilah sesuatu dari akarnya dan tumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih
PSPD 2012
C. Palpasi.
1.
2.
Cari vocal fremitus per SIC dengan menggunakan ujung jari di 11 tempat pindah ke
anterior untuk mengecek vocal vremitus dengan cara yang sama.
-
3.
Keterangan :
-
Saat pemeriksaan vocal vremitus nya ada yang menurun : masalah di pleura, ex :
pneumonia thorax.
D. Perkusi (7 titik).
RAN
Pahamilah sesuatu dari akarnya dan tumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih
PSPD 2012
1.
2.
Lakukan perkusi di 7 titik mulai dari apex hingga basis pulmonalis hindari scapula.
Pasien diminta untuk menyilangkan kedua tangan didepan dada.
Lakukan perajakan paru disalah satu sisi saja pasien diminta menahan napas
3.
NORMAL SUARA: sonor dan tidak ada perbedaan kanan dan kiri.
Redup : ada sesuatu di paru selain udara, ex : pneumonia, TB, massa, konsolidasi
cairan radang.
Pekak (flatness)
RAN
Intensitas
Nada
Durasi
Relatif
Relatif
Relatif
Pelan
Tinggi
Singkat
Contoh Lokasi
Paha
Pahamilah sesuatu dari akarnya dan tumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih
PSPD 2012
Redup (dullness)
Sedang
Sedang
Sedang
Hepar
Sonor (Resonance)
Keras
Rendah
Lama
Paru normal
Hipersonor
Sangat
Lebih
Lebih
Abnormal
(hyperresonance)
Keras
Rendah
Lama
Timpani
Keras
Tinggi
Gelembung uadra
dalam lambung.
E.
1.
Pasien diminta tarik napas saat auskultasi instruksi inspirasi ekspirasi yang benar.
2.
Tidak Normal :
Terdengar suara tidak pada tempatnya.
Terdengar suara tambahan weezing (asma) saat ekspirasi.
Terdengar suara ronki ada cairan di parenkim, paling sering
pneumonia.
Vesikuler
RAN
Intensitas Nada
Bunyi
Bunyi
Secara Normal
Ekspirasi
Ekspirasi
Pelan
Relatif
Rendah
paru
Pahamilah sesuatu dari akarnya dan tumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih
PSPD 2012
ekspirasi
Brinkovasikuler Bunyi inspirasi dan
Sedang
Sedang
Ekspirasi sama
Bronkial
Keras
Relatif
Tinggi
benar-benar terdengar
Inspirasi
Trakeal
Sangat
Relatif
Ekspirasi sama
Keras
Tinggi
A. Inspeksi.
1.
2.
Perhatikan :
gerakan napas
inspeksi leher.
3.
Perhatikan iktus cordis kalau sakit, minta pasien berbaring miring kekiri.
Perhatikan diameter dan lokasinya. Posisi pada laki-laki biasanya pada SIC 4 (dibawah
papila).
NORMAL : jarang kelihatan.
4.
RAN
Perhatikan kesan dari vena jugularis posisi pasien berbaring dengan posisi 45
Pahamilah sesuatu dari akarnya dan tumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih
PSPD 2012
B. Palpasi.
1.
2.
3.
Palpasi (raba) jantung dengan mencari iktus cordis dengan 3 jari cari gerakan dan
hentakan.
A. Pada SIC 5, mid clavicula kiri.
Kadang tidak teraba dan tidak trill. Saat posisi tidur letaknya lebih keatas dan
medial. Miringkan pasien bisa tidak teraba. NORMAL : tidak ditemukan kuat
angkat dan diameternya <1 cm.
B. Pada katup trikuspidalis (pada SIC 4).
C. Pada katup aorta (pada SIC 2, parasternum kanan)
D. Pada pulmonal (SIC 2, parasternum kiri).
RAN
Pahamilah sesuatu dari akarnya dan tumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih
PSPD 2012
C. Perkusi ( 6 titik).
1.
Perkusi 6 titik.
Lakukan perkusi dada bagian anterior dan lateral dan
bandingkan kedua sisi. Jantung dalam keadaan normal
akan menghasilkan suara redup di sebelah kiri os.
Sternum dari sela iga ke-3 hingga ke-5. Lakukan
perkusi paru kiri di sebelah lateral daerah redup ini.
2.
3.
D. Auskultasi
1.
RAN
Pahamilah sesuatu dari akarnya dan tumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih
PSPD 2012
2.
Penilaian : lokasi stetoskop, posisis dan sikap pasien, membandingkan S1-S2, dan
mencari suara tambahan.
Keterangan :
Sistole (S1) : Bunyi yang ditimbulkan karna menutupnya katup mitral dan trikusoid
memompa keseluruh tubuh.
Diastole (S2) : Bunti yang ditimbulkan karna menutupnya katup aorta dan pulmonalis
saat jantung terisi darah.
Normalnya : S1 > S2.
S1 : suaranya sama dengan pulsasi.
S2 :suaranya tidak sama dengan pulsasi.
Untuk mencari bising
E. JVP
1.
Posisi pasien tidur dengan bantal ditinggikan JVP : 30-45 (Bates 60)
RAN
Pahamilah sesuatu dari akarnya dan tumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih
PSPD 2012
Patokan : manubrium sterni dan jarak dengan atrium kanan adalah 5 cm.
-
2.
3.
4.
5.
RAN
Pahamilah sesuatu dari akarnya dan tumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih
PSPD 2012
RAN
Brbagi dan berdikusi adalah cara yang indah untuk mengikat ilmu
PSPD 2012
F. Gambar NRM
NEBULIZER
A. Nebulizer Z
Prosedur :
1. Salam, sapa dan perkenalan diri
2. Menjelaskan tujuan tindakan dan meminta ijin
3. Menyiapkan Alat dan Bahan
a. Nebulizer dihubungkan ke colokan listrik kemudian dicoba untuk dinyalakan
b. Nebulizer Mask yang terdiri dari :
a) Sungkup ada yang untuk dewasa dan anak
b) Chamber ada yang pake corong sama nggak pake corong (diisi obat)
c) Tutup Chamber disesuaikan dengan jenis chambernya
d) Selang
c. Obat :
a) Nacl
b) Fentolin (sabutamol)
d. Spuit untuk ambil obat
e. Peak flow meter
f. Stetoskop
g. Alkohol untuk cuci tangan
4. Mencuci tangan (6 langkah WHO)
5. Pemeriksaan auskultasi thorax di 6 titik. Contoh : terdengar wheezing di titiik 3
6. Periksa peak flow meter. Inspirasi dalam kemudian dihembus sekuatnya. Lihat
hasilnya
7. Kemudian mulai terapi
8. Nacl : dispet sedangkan fentolin dihabiskan. Kemudian taruh di chamber
RAN
Brbagi dan berdikusi adalah cara yang indah untuk mengikat ilmu
PSPD 2012
9. Pasang chamber, tutup chamber, sungkup dan selang. Setelah itu, pasang ke
Nebulizer Z dan dicek apakah uapnya udah keluar apa belum.
10. Pasang ke pasien dan tarik nafas biasa
11. Setelah obatnya habis, periksa auskultasi
12. 2-3 jam di IGD di cek peak flow meter bila merah-kuning (atau merah saja).
dinebulizer yang kedua selang 20 menit dengan obat yang sama.
13. Jika tidak ada perbaikan lagi, selang 20 menit diberikan obat yang sama +
antikolinergik (Ipatropium Bromide) + steroid (dichamber atau di IV)
14. Bila masih tidak ada perbaikan, maka pasien tersebut rawat inap
15. Bila ada perbaikan, pasien dipulangkan dan diberi resep obat.
Resep obat :
a. Inhaler isi fentolin (serangan)
Prosedur :
a) dibuka tutupnya
b) dikocok
c) ekspirasi panjang
d) leher ditengadah kemudian diemut inhalernya (semprot) dan inspirasi
mulut selama 10 detik
e) kemudian dihembuskan lewat mulut
f) kumur
b. Serbuk warna ungu pemakaina 60x penggunaannya (Drypouder)
a) dibuka, kurangi 1 dosis
b) caranya sama dengan pemakaian inhaler
c) dikembalikan seperti semula
d) kumur
B. Nebulizer ultrasonic
1. dibuka, isi aqua sampai pelampung naik
2. obat taruh ditengah
3. dipasang sungkup (sungkupnya berbeda dengan nebulizer Z)
4. nyalakan uap max, time 10 menit.
C. Gambar Nebulizer Z
RAN
Brbagi dan berdikusi adalah cara yang indah untuk mengikat ilmu
RAN
Brbagi dan berdikusi adalah cara yang indah untuk mengikat ilmu
PSPD 2012
PSPD 2012
3. Aksis
4. Morfologi Gelombang
Suction Cup
kabel elektroda
Gelang Elektroda
3. Mencuci tangan dengan 6 langkah WHO.
4. Meminta Pasien melepas baju dan semua barang logam yang ada, spt jam tangan. Posisi
pasien berbaring terlentang / setengah duduk.
5. Memasang elektrode yang sudah diolesi jelly ke permukaan dinding dada dan kedua
extremitas.
a. Extremitas atas
- Menghubungkan kabel RA (Merah) dengan elektrode
pada lengan bawah kanan. (elektrode yang diolesi jelly
diletakkan disisi dalam lengan bawah)
- Menghubungkan kabel LA (Kuning) dengan elektrode
pada lengan bawah kiri. (elektrode yang diolesi jelly
diletakkan disisi dalam lengan bawah).
b. Extremitas bawah
- Menghubungkan kabel LL (Hijau) dengan elektrode
pada tungkai bawah kiri. (elektrode yang diolesi jelly
diletakkan disisi dalam tungkai bawah).
- Menghubungkan kabel RL (Hitam) dengan elektrode
pada tungkai bawah kanan. (elektrode yang diolesi jelly
diletakkan disisi dalam tungkai bawah).
RAN Belajarlah dengan senang terlebih dahulu dan teruslah berlatih.
PSPD 2012
7. Meminta pasien untuk tetap berbaring, tidak bergerak, batuk maupun bicara selama
pemeriksaan berlangsung dan mulai merekam EKG
8. Mematikan mesin dan membersihkan kulit pasien dari jelly dengan menggunakan tisu
yang diberikan alkohol.
9. memberi nama, umur dan waktu pada pojok kiri atas kertas EKG
10. Menuliskan interpretasi hasil EKG (frekuensi dan Irama/ritme)
11. Profesionalisme (perilaku islami, kenyamanan dan keamanan pasien, penampilan)
PSPD 2012
Pemasangan Elektrokardiografi
EKG sisi kiri
View of
Heart
V1
Septum
V2
V3
V4
V5
V6
Septum
Anterior
Anterior
Lateral
Lateral
PSPD 2012
Deflexion
P wave
Description
PR interval
T wave
QRS complex
Tiga
defleksi
setelah
gelombang P, menandakan
depolarisasi
dan
kontraksi
ventrikel. Gelombang Q adalah
gelombang
pertama
yang
defleksi negative. Gelombang
R adalah gelombang pertama
yang
defleksi
positif.
Gelombang
S
adalah
gelombang
yang
defleksi
negative setelah gelombang R.
Lebar 0,06 0,12 (1,5 2,5
kotak kecil).
QT interval
Gelombang
yang
pertama
terlihat, tampak seperti bulatan
kecil, gelombang yang positif
(upright),
mengindikasikan
depolarisasi
dan
kontraksi
atrium. Lebar (durasi) kurang
dari 0,12 detik (kurang dari
3mm atau kurang dari 3 kotak
kecil.
Tinggi
(amplitudo)
kurang dari 3mm (0,3 mv).
Deflexion
ST segment
U wave
Description
Jarak antara gelombang S
sampai
dengan
awal
gelombang
T.
Menggambarkan
waktu
depolarisasi ventrikel dan awal
repolarisasi
ventrikel.
Morfologi normal (isoelektris
atau sejajar dengan interval
PR, pada lead precordial
penurunan yg ditoleransi
sebesar
-0,5
mm
dan
kenaikan yang ditoleransi
sebesar +2mm.
Gelombang
positif
yang
mengikuti kompleks QRS.
Menggambarkan repolarisasi
ventrikel. Amplitudo (tinggi
gelombang) normal ( < 10 mm
disadapan dada, < 5 mm
disadapan ektremitas, dan
minimum 1mm.
Diukur dari awal kompleks
QRS sampai akhir gelombang
T.
Menggambarkan
keseluruhan
aktivitas
ventrikel. Nilai interval QT
dipengaruhi oleh frekuensi
jantung.
Gelombang positif setelah
gelombang T, biasanya terlihat
jika denyut jantung melambat.
Menggambarkan repolarisasi
serabut Purkinje.
PSPD 2012
Kotak
besar
PSPD 2012
KARAKTERISTIK
Nadi
Regularitas
Gelombang P
PR interval
Interval QRS
Gelombang T
Segmen ST
Gelombang U
Interval QT
PSPD 2012
SINUS BRADIKARDIA
Rate: Slow (_60 bpm)
Rhythm: Regular
P Waves: Normal (upright and
uniform)
PR Interval: Normal (0.120.20 sec)
QRS: Normal (0.060.10 sec)
Note: Sinus bradikardi sering terjadi normal pada atlet olah raga yang terlatih, orang yang sedang tidur.
Beberapa obat dapat menyebabkan bradikardi yaitu golongan B bloker.
SINUS TAKHIKARDI
Rate: Fast (_100 bpm)
Rhythm: Regular
P Waves: Normal (upright and
uniform)
PR Interval: Normal (0.120.20 sec)
QRS: Normal (0.060.10 sec)
Note: Sinus takikardi dapat disebabkan karena olahraga, exercise, kecemasan, demam, hipoksemia,
hipovolemia, atau pada kondisi gagal jantung
SINUS ARHYTMIA
Rate: Usually normal (60100
bpm); frequently increases with
inspiration and decreases with
expiration
Rhythm: Irregular; varies with
respiration
P Waves: Normal (upright and
uniform)
PR Interval: Normal (0.120.20 sec)
QRS: Normal (0.060.10 sec)
Catatan: Pacing SA node seringkali dipengaruhi oleh ekspirasi terutama pada anak-anak dan usia lanjut.
SUPRA VENTRIKULER
TAKHIKARDI (SVT)
Rate: 150250 bpm
Rhythm: Regular
P Waves: Gelombang P
menghilang, yang tampak hanya
gelombang T saja, gelombang P
tertutup gelombang T.
PR Interval: tidak bisa diukur
karena tidak ada gelombang P
QRS: Normal (0.060.10 sec) but
may be wide if abnormally
conducted through ventricles
Catatan:
SVT dapat berkaitan dengan konsumsi kopi, nikotin, stress atau
kecemasan pada subyek dewasa yang normal
PSPD 2012
PSVT adalah frekuensi nadi yang cepat, yang terjadi secara mendadak
dan berubah menjadi normal kembali secara mendadak.
PAROXYSMAL
SUPRAVENTRICULAR
TACHYCARDIA (PSVT)
Rate: 150250 bpm
Rhythm: Regular
P Waves: Frequently buried in
preceding T waves and difficult to
see
PR Interval: Usually not possible to
measure
QRS: Normal (0.060.10 sec) but
may be wide if abnormally
conducted through ventricles
ATRIAL FIBRILASI
Rate: Atrial: 350 bpm or greater;
ventricular: slow or fast
Rhythm: Irregular
P Waves: No true P waves; chaotic
atrial activity
PR Interval: None
QRS: Normal (0.060.10 sec)
Catatan: Atrial fibrilasi merupakan aritmia kronik dan biasanya didasari adanya penyakit jantung
PVC/VES
YANG BERBAHAYA
PSPD 2012
Polymorphic
Rate: 100250 bpm
Rhythm: Regular or
irregular
P Waves: None or not
associated with the QRS
PR Interval: None
PSPD 2012
TORSADE DE POINTES
Rate: 200250 bpm
Rhythm: Irregular
P Waves: None
PR Interval: None
QRS: Wide (>0.10 sec),
bizarre appearance
Catatan: Torsade de pointes akan cepat berubah menjadi VF dan asistole. Torsade de pointes dapat
disebabkan karena obat yang menyebabkan pemanjangan interval QT atau disebabkan karena kelainan
elektrolit yaitu hipomagnesemia
VENTRICULAR
FIBRILATION (VF)
Rate: Indeterminate
Rhythm: Chaotic
P Waves: None
PR Interval: None
QRS: None
Catatan: Tindakan yang cepat dan segera pada kondisi ini, karena jika tidak dilakukan tindakan defibrilasi
dengan electrical shock maka kemungkinan untuk dapat kembali berubah menjadi sinus akan sulit
didapatkan.
PULSELESS
ELECTRICAL ACTIVITY
(PEA)
Suatu kondisi dimana di
rekaman EKG masih
didapatkan adanya
aktivitas listrik jantung,
namun nadi sudah tidak
teraba sama sekali
ASISTOLE
PSPD 2012
STEMI ANTERIOR
PSPD 2012
STEMI INFERIOR
STEMI LATERAL
STEMI LATERAL
STEMI LATERAL
STEMI SEPTAL
STEMI SEPTAL
e. Dilihat corakan bronkovaskuler : corakan bronkhovaskuler tidak melebihi 2/3 medial (1/3
lateral tampak bersih)
f. Dilihat diafragma : licin dan simetris kalau datar abnormal
No.
Gambaran Radiologi
1.
2.
Keterangan/interpretasi
gambar
- Foto Thorax PA
- Kondisi : cukup VT 3-4
- Inspirasi : cukup 4-6
- Simetris
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : Foto Thorax Normal
-
Foto Thorax AP
Kondisi : cukup VT 3-4
Inspirasi : cukup 4
Simetris
Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : Foto Thorax Normal
dengan Inspirasi kurang
maksimal
4.
Foto Thorax PA
Kondisi : cukup VT 3-4
Inspirasi : cukup 4-6
Simetris
Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : Foto Thorax Normal
-
Foto Thorax AP
Kondisi : cukup VT 3-4
Inspirasi : cukup 4-6
Simetris
Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Air Bronchogram (+)
- Diafragma licin dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR > 0,5
Kesan : Bronkitis dengan
cardiomegaly
5.
6.
Foto Thorax AP
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Air Bronchogram (+)
- Diafragma dextra dan
sinistra tidak licin
- Sinus
costofrenicus
sinistra tajam
- Sinus
costofrenicus
dextra tumpul
- CTR < 0,5 (gambaran
jantung seperti tear
drop)
- Terdapat pelebaran SIC
- Terdapat
elongatio
aorta
- Gambaran
paru
memanjang (elastisitas
berkurang).
Kesan : Bronkitis Kronis
PPOK
- Foto Thorax PA
- Kondisi cukup : VT 3-4
- Inspirasi cukup : 4-6
- Simetris
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Air Bronchogram (+)
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- Tampak
gambaran
seperti sarang tawon
(lebah)
- CTR < 0,5
- Honey
comb
appearance (+)
7.
8.
Kesan : Bronkiektasis
- Foto Thorax AP
- Kondisi cukup : VT 3-4
- Inspirasi cukup : 4-6
- Simetris
- Tampak gambaran opaq
inhomogen
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Air bronchogram (+)
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : Bronkhopneumonia
-
Foto Thorax PA
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR > 0,5
- Tampak
gambaran
aorta seperti bulan sabit
- Tampak
gambaran
jantung seperti sepatu
Kesan : Cardiomegali dengan
elongatio aorta
9.
10.
Foto Thorax AP
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Air bronchogram (+)
- Terdapat
gambaran
pengabutan
dikedua
paru
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR > 0,5
Kesan : Cardiomegali dengan
udem pulmo
-
Foto Thorax AP
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR > 0,5
Kesan : Cardiomegali
11.
12.
Foto Thorax PA
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Tampak
opasitas
homogen
(infiltrate),
batas jelas pada lobus
inferior paru kanan
- Bronkhovesikuler
meningkat
dan
air
bronchogram (+)
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : Pneumonia
-
Foto Thorax AP
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Terdapat infiltrasi di
kedua
apex
paru
dengan batas tidak
tegas
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
- Air bronchogram (+)
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : Tuberculosis Paru
13.
14.
Foto Thorax AP
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Terdapat infiltrasi di
kedua
apex
paru
dengan batas tidak
tegas
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
- Air bronchogram (+)
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : Tuberculosis Paru
Foto Thorax PA
Kondisi : cukup VT 3-4
Inspirasi kurang
Tidak simetris
Tampak
paru
mengempis
- Terdapat infiltrat di
hemitorax kiri
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Diafragma dextra licin
- Diafragma sinistra tidak
dapat dinilai
- Sinus
costofrenicus
dextra tajam
- Sinus
costofrenicus
sinistra tidak dapat
dinilai
- CTR < 0,5
Kesan : TB Destroyed lung
15.
16.
Foto Thorax PA
Kondisi : cukup VT 3-4
Inspirasi : cukup 4-6
Simetris
Terdapat
infiltrat
berbatas tidak tegas di
apex paru kiri
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Air bronchogram (+)
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : Tuberkulosis
-
Foto Thorax PA
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Terdapat
gambaran
opaq homogen di sudut
costofrenicus sinistra
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Air bronchogram (+)
- Diafragma dextra licin
- Diafragma sinistra tidak
dapat dinilai
- Sinus
costofrenicus
dextra tajam
- Sinus
coctofrenicus
sinistra tidak dapat
dinilai
- CTR tidak dapat dinilai
Kesan : Efusi pleura sinistra
17.
19.
Foto Thorax PA
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi kurang
Simetris
Corakan
bronkovaskuler sinistra
meningkat
- Diafragma sinistra licin
- Terdapat
elevasi
diafragma dextra
- Sinus
costofrenicus
sinistra tajam
- CTR < 0,5
Kesan : Elevasi diafragma
dextra
Foto Thorax PA
Kondisi : cukup VT 3-4
Inspirasi : cukup 4-6
Simetris
Terdapat
gambaran
opaq inhomogen pada
hemithorax
sinistra
inferior
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
- Diafragma sinistra dan
sinus
costofrenicus
sinistra tidak dapat
dinilai.
- Diafragma dextra licin
- Sinus
costofrenicus
dextra tajam
- CTR < 0,5
Kesan
:
Hematopneumothorax
sinistra
20.
21.
Foto Thorax AP
Kondisi : cukup VT 3-4
Inspirasi : cukup 4-6
Asimetris
Terdapat
gambaran
opaq di hemithorax
dextra inferior
- Terdapat
fraktur
dicosta 5
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Diafragma sinistra licin
- Sinus
costofrenicus
sinistra tajam
- CTR < 0,5
Kesan
:
Hematothorax
dengan fraktur costa dextra
Foto Thorax PA
Kondisi kurang
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Tampak hiperlusen di
hemithorax dextra
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
- Diafragma dextra tidak
licin
dan
sinistra
tidakdapat dinilai
- Sinus
costofrenicus
dextra tumpul dan
sinistra tajam
- Terdapat
masa
di
mediastinum mengarah
ke kiri
- Terdapat pelebaran SIC
- CTR < 0,5
Kesan : Masa mediastinum
23.
Foto Thorax AP
Kondisi : cukup VT 3-4
Inspirasi : cukup 4-6
Simetris
Tampak
gambaran
opasitas
berbentuk
noduler
menyerupai
gumpalan kapas,batas
tegas tersebar di kedua
hemithorax
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : Metastase
-
Foto Thorax AP
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Trachea terdesak ke
kanan
Tidak Simetris
Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
Tampak
gambaran
lusen homogen melebar
ke kiri hingga mendesak
hemithorax dextra ke
lateral dextra
Terdapat
desakan
hingga cor bergeser ke
dextra
dan
pulmo
dextra menyempit
Diafragma dextra licin,
sedangkan sinistra tidak
dapat dinilai
Sinus
costofrenicus
dextra,
sedangkan
sinistra tidak dapat
dinilai
- Terdapat
multiple
fraktur di costa (
6,8,9,10,11)
- CTR < 0,5
Kesan : Multiple fraktur
costa sinistra
24.
25.
Foto Thorax AP
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : PKTB
PKTB
Foto Thorax PA
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Terdapat infltrat di
hilus
- Terdapat opasitas di
apex pulmo berbatas
tidak tegas
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : PKTB
26.
Foto Thorax PA
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Gambaran opasitas di
lateral
hemathorax
dextra inferior berbatas
tidak tegas
- Terdapat opasitas di
apex pulmo
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
- Diafragma sinistra licin
dan simetris, sedangkan
dextra tidak licin
- Sinus
costofrenicus
sinistra
tajam,
sedangkan tidak tajam
- CTR > 0,5
Kesan : Pleuritis sisca TB