Sie sind auf Seite 1von 43

Tak ada gading yang tak retak, taka da daun yang tak layu dan

taka da bunga yang tak gugur. Mulailah segala sesuatu dengan


senang maka kefahaman yang akan dipetik. Mencobalah sampai
reflek anda bekerja.

Jika dalam materi ini ada kesalahan dan ketidaksempurnaan mohon dimaafkan
karena kami juga masih dalam proses belajar. Semoga suplemen ini dapat
membantu teman teman semua dan semoga OSCE dimudahkan oleh Allah swt.

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI

PSPD 2012

Pemeriksaan Fisik Thorax


Alat yang digunakan :
-

Stetoskop.

Penggaris 2 buah (untuk px vena jugularis).

Px Thorax posterior : punggung respirasi

A. Persiapan.
1.

Senyum sapa dan salam.

2.

Menjelaskan tujuan pemeriksaan.

3.

Mencuci tangan WHO.

4.

Meminta pasien untuk melepaskan baju dan memposisikan pasien duduk diatas tempat
pemeriksaan.

B. Inspeksi.
1.

Pemeriksa berdiri di belakang pasien

2.

Perhatikan kelainan bentuk punggung, adakah deformitas atau ketidaksimetrisan


(asimetris) pindah ke anterior untuk ngecek struktur.

3.

Perhatikan batas thoracalis, normal atau tidak.

4.

Perhatikan gerakan nafas pindah ke anterior untuk ngecek gerakan napas.


-

Adakah angguan gerak pernapasan pada salah satu / kedua sisi berupa
tertinggalnya (terlambatnya) gerakan napas yang unilateral.

Adakah retraksi ruang sela iga yang abnormal pada saat inspirasi. Retraksi
tampak paling jelas pada ruang sela iga bagian bawah, sering disertai retraksi
supraklavikular.

RAN

5.

Perhatikan struktur tulang belakang.

6.

Pindah ke samping : amati ada tidaknya rusifimatus lung.

Pahamilah sesuatu dari akarnya dan tumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI

PSPD 2012

C. Palpasi.
1.

Random, mencari nyeri tekan pada punggung berdiri di belakang pasien

2.

Cari vocal fremitus per SIC dengan menggunakan ujung jari di 11 tempat pindah ke
anterior untuk mengecek vocal vremitus dengan cara yang sama.
-

Gunakan permukaan verbal (bagian tulang telapak


tangan atau pangkal jari tangan) atau ulnar tangan.

Minta pasien untuk mengatakan tujuh-tujuh.

Lakukan pemeriksaan pengembangan paru

3.

Letakkan ibu jari kedua tangan di sekitar ketinggian iga


ke-10 dengan jari-jari tangan memegang secara longgar
dinding dada (rib cage) sebelah lateral dan sejajar.

Geser kedua ibu jari kearah medial dengan gerakan yang


cukup untuk menimbulkan lipatan kulit yang longgar.

Minta pasien inspirasi (akan menjauh) dan rasakan


luasnya serta kesimetrisannya.

Keterangan :
-

Fremitus merupakan geataran atau vibrasi yang ditransmisikan melalui


percabangan bronkopulmonaris ke dinding dada dan dapat dirasakan ketika pasien
berbicara.

Saat pemeriksaan vocal vremitus nya ada yang meningkat : pneumonia,


konsolidasi infeksi lain, TB, cairan diparenkim paru, atau hantaran dinding dada
meningkat.

Saat pemeriksaan vocal vremitus nya ada yang menurun : masalah di pleura, ex :
pneumonia thorax.

D. Perkusi (7 titik).
RAN

Pahamilah sesuatu dari akarnya dan tumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih

PSPD 2012

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI

1.

Pasien diminta menyilangkan tangan

2.

Lakukan perkusi di 7 titik mulai dari apex hingga basis pulmonalis hindari scapula.
Pasien diminta untuk menyilangkan kedua tangan didepan dada.

Lakukan perajakan paru disalah satu sisi saja pasien diminta menahan napas

3.

(menilai anjak paru)


-Tentukan ketinggian atau tingkat keredupan
diafragma pada saat inspirasi tanpa suara.
-Bila sudah menemukan batasnya, pasien diminta
inspirasi dan menahan napas, kepudian perkusi ke
bawah lagi untuk mencari batas redup.
Keterangan :
-

NORMAL SUARA: sonor dan tidak ada perbedaan kanan dan kiri.

Hipersonor : paru mengembang maksimal, ex : asma berat, PPOK.

Redup : ada sesuatu di paru selain udara, ex : pneumonia, TB, massa, konsolidasi
cairan radang.

NORMAL PERAJAKAN PARU : 4-5 cm.

< 5 cm : emfisema, terkumpul banyak udara paru tampak hitam di gambaran


photo thorax dam mengembang maksimal.

Bunyi Perkusi dan Karakteristiknya

Pekak (flatness)
RAN

Intensitas

Nada

Durasi

Relatif

Relatif

Relatif

Pelan

Tinggi

Singkat

Contoh Lokasi

Paha

Pahamilah sesuatu dari akarnya dan tumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih

PSPD 2012

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI

Redup (dullness)

Sedang

Sedang

Sedang

Hepar

Sonor (Resonance)

Keras

Rendah

Lama

Paru normal

Hipersonor

Sangat

Lebih

Lebih

Abnormal

(hyperresonance)

Keras

Rendah

Lama

Timpani

Keras

Tinggi

Gelembung uadra
dalam lambung.

Auskultasi (7 titik dan tidak perlu konformasi depan).

E.

1.

Pasien diminta tarik napas saat auskultasi instruksi inspirasi ekspirasi yang benar.

2.

Lakukan auskultasi di 7 titik


Prosedur auskultasi yang benar dan sistematis.
Membandingkan suara inspirasi-ekspirasi pada
setiap titik.
Menemukan suara napas dasar dan suara napas
tambahan
Keterangan :
-

Bagian bagiannya : supra scapula, interscapula, batas akhir costa, samping.

NORMAL : terdengar suara Vesikuler.

Tidak Normal :
Terdengar suara tidak pada tempatnya.
Terdengar suara tambahan weezing (asma) saat ekspirasi.
Terdengar suara ronki ada cairan di parenkim, paling sering
pneumonia.

Karakteristik Bunyi Napas


Lamanya Bunyi

Vesikuler

Bunyi inspirasi lebih


lama daripada bunyi

RAN

Intensitas Nada

Lokasi Bunyi Terdengar

Bunyi

Bunyi

Secara Normal

Ekspirasi

Ekspirasi

Pelan

Relatif

Hampir di seluruh kedua lampang

Rendah

paru

Pahamilah sesuatu dari akarnya dan tumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih

PSPD 2012

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI

ekspirasi
Brinkovasikuler Bunyi inspirasi dan

Sedang

Sedang

Ekspirasi sama

Sering pada ruang sela ga ke-1


dan ke-2 di sebelah anterior dan
daerah interskapular

Bunyi Ekspirasi lebih

Bronkial

Keras

lama daripada bunyi

Relatif

Pada daerah manubrium jika

Tinggi

benar-benar terdengar

Di daerah trakea pada leher

Inspirasi
Trakeal

Bunyi inspirasi dan

Sangat

Relatif

Ekspirasi sama

Keras

Tinggi

Px Thorax Anterior : dada respirasi

A. Inspeksi.

1.

Pasien diminta berbaring.


Dokter berdiri di samping kanan pasien.

2.

Perhatikan :
gerakan napas

inspeksi leher.

tanda-tanda sesak napas.

kelainan bentuk dada (deformitas / asimetris).

retraksi abnormal ruang sela iga bawah pada saat inspirasi.

3.

Perhatikan iktus cordis kalau sakit, minta pasien berbaring miring kekiri.
Perhatikan diameter dan lokasinya. Posisi pada laki-laki biasanya pada SIC 4 (dibawah
papila).
NORMAL : jarang kelihatan.

4.
RAN

Perhatikan kesan dari vena jugularis posisi pasien berbaring dengan posisi 45

Pahamilah sesuatu dari akarnya dan tumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI

PSPD 2012

B. Palpasi.
1.

Random, mencari nyeri tekan pada dada.


Palpasi ictus cordis.
Palpasi 4 area katup jantung (thrill).

2.

Lakukan pemeriksaan pengembangan paru posisikan ibu jari pemeriksan di prosesus


xipoideus dan pasien menarik napas.
Tepatkan kedua ibu jari di margo kosta.
Geser kedua jari ke arah medial untuk
menimbulkan lipatan kulit yang longgar di antara
kedua ibu jari tangan.
Minta pasien menarik napas.
Amati jarak ibu jari dan rasakan luasnya dan
simetrisitasnya.

3.

Palpasi (raba) jantung dengan mencari iktus cordis dengan 3 jari cari gerakan dan
hentakan.
A. Pada SIC 5, mid clavicula kiri.
Kadang tidak teraba dan tidak trill. Saat posisi tidur letaknya lebih keatas dan
medial. Miringkan pasien bisa tidak teraba. NORMAL : tidak ditemukan kuat
angkat dan diameternya <1 cm.
B. Pada katup trikuspidalis (pada SIC 4).
C. Pada katup aorta (pada SIC 2, parasternum kanan)
D. Pada pulmonal (SIC 2, parasternum kiri).

RAN

Pahamilah sesuatu dari akarnya dan tumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI

PSPD 2012

Lakukan pemeriksaan vokal premitus.


Gunakan permukaan tangan ventral atau ulnar.
biasanya fremitus tidak teraba atau berkurang di
daerah perikardium.

C. Perkusi ( 6 titik).
1.

Perkusi 6 titik.
Lakukan perkusi dada bagian anterior dan lateral dan
bandingkan kedua sisi. Jantung dalam keadaan normal
akan menghasilkan suara redup di sebelah kiri os.
Sternum dari sela iga ke-3 hingga ke-5. Lakukan
perkusi paru kiri di sebelah lateral daerah redup ini.

2.

Cari batas jantung kanan dari batas paru-hepar


- Dari midclavicula dextra kebawah sampai suara sonor redup.
- Naik dua jari, perkusi ke medial sampai redup dan menemukan suara pekak

3.

Cari batas jantung kiri


- Mulai dari axila anterior ke bawah sampai menemukan suara timpani.
- Naik dua jari, perkusi ke medial sampai redup dan menemukan suara pekak.

D. Auskultasi
1.

RAN

Mulai dari supraclavikula 6 titik.

Pahamilah sesuatu dari akarnya dan tumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI

PSPD 2012

Temukan suara sistole dan diastole.

2.

Penilaian : lokasi stetoskop, posisis dan sikap pasien, membandingkan S1-S2, dan
mencari suara tambahan.
Keterangan :
Sistole (S1) : Bunyi yang ditimbulkan karna menutupnya katup mitral dan trikusoid
memompa keseluruh tubuh.
Diastole (S2) : Bunti yang ditimbulkan karna menutupnya katup aorta dan pulmonalis
saat jantung terisi darah.
Normalnya : S1 > S2.
S1 : suaranya sama dengan pulsasi.
S2 :suaranya tidak sama dengan pulsasi.
Untuk mencari bising

Bising sistole yang telat curiga adanya regurgitasi mitral


(Seharusnya tutup tapi tidak tertutup).
Bising diastole yang telat curiga adanya stenosis mitral
(Seharusnya terbuka tapi tidak terbuka).

E. JVP
1.

Posisi pasien tidur dengan bantal ditinggikan JVP : 30-45 (Bates 60)
RAN

Pahamilah sesuatu dari akarnya dan tumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI

PSPD 2012

Patokan : manubrium sterni dan jarak dengan atrium kanan adalah 5 cm.
-

Teknik pemeriksaan (titik-titik anatomis yang benar)

Prosedur pemeriksaan dan interpretasi hasil

2.

Amati vena sama dan seirama atau tidak dengan pulsasinya.

3.

Bandingkan dengan vena di beberpa titik

4.

Dikosongkan venanya dengan cara dibendung, kemudian dilepaskan.

5.

Hubungkan dengan vena dan manubrium sterni dengan penggaris.


TIDAK NORMAL : >3-4 cm, semakin rendah posisinya maka vena jugularisnya
semakin tinggi.

Yang perlu di lakukan di akhir


Kesimpulan akhir

1. Apakah diagnosis fisik pasien ?


2. Apakah diagnosis banding ?
3. Pemeriksaan fisik apa lagi yang dibutuhkan diluar pemeriksaan
thorax ?

RAN

Pahamilah sesuatu dari akarnya dan tumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI

PSPD 2012

TERAPI OKSIGEN dan INHALASI


A. Asma terbagi menjadi ringan, sedang dan berat.
1. Asma ringan
: bisa ngomong, tapi agak terengah-engah.
2. Asma sedang
: per kalimat
3. Asma berat
: per kata
Edem paru : pasien merasa seperti tenggelam
B. Nasal Kanul
Cara pemasangan :
1. Siapkan nasal kanul dan tabung oksigen
2. Pasang selang nasal kanul ke tabung oksigen (di warna biru)
3. Putar keran hitamnya di tabung oksigen, setelah itu putar keran birunya. Bila
nyala, maka tabung birunya tampak airnya bergelembung.
4. keran birunya diatur 2-3L / menit
5. Selang nasal kanul yang untuk leher dilonggarkan kemudian taruh di hidung pasien
dan fiksasi di kedua pipinya.
C. NRM (Non-Rebreathing Mask)
Cara pemasangan :
1. Siapkan NRM dan tabung oksigen
2. Pasang selang NRM ke tabung oksigen (di warna biru)
3. Putar keran hitamnya di tabung oksigen, setelah itu putar keran birunya. Bila
nyala maka tabung birunya tampak airnya bergelembung.
4. keran birunya diatur 8-10L / menit
5. Biarkan kantong maskernya menggembung
6. Pasangkan masker menutupi hidung dan mulut pasien
7.
D. Gambar Tabung Oksigen

RAN

Brbagi dan berdikusi adalah cara yang indah untuk mengikat ilmu

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI

PSPD 2012

E. Gambar Nasal Kanul

F. Gambar NRM

NEBULIZER
A. Nebulizer Z
Prosedur :
1. Salam, sapa dan perkenalan diri
2. Menjelaskan tujuan tindakan dan meminta ijin
3. Menyiapkan Alat dan Bahan
a. Nebulizer dihubungkan ke colokan listrik kemudian dicoba untuk dinyalakan
b. Nebulizer Mask yang terdiri dari :
a) Sungkup ada yang untuk dewasa dan anak
b) Chamber ada yang pake corong sama nggak pake corong (diisi obat)
c) Tutup Chamber disesuaikan dengan jenis chambernya
d) Selang
c. Obat :
a) Nacl
b) Fentolin (sabutamol)
d. Spuit untuk ambil obat
e. Peak flow meter
f. Stetoskop
g. Alkohol untuk cuci tangan
4. Mencuci tangan (6 langkah WHO)
5. Pemeriksaan auskultasi thorax di 6 titik. Contoh : terdengar wheezing di titiik 3
6. Periksa peak flow meter. Inspirasi dalam kemudian dihembus sekuatnya. Lihat
hasilnya
7. Kemudian mulai terapi
8. Nacl : dispet sedangkan fentolin dihabiskan. Kemudian taruh di chamber
RAN

Brbagi dan berdikusi adalah cara yang indah untuk mengikat ilmu

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI

PSPD 2012

9. Pasang chamber, tutup chamber, sungkup dan selang. Setelah itu, pasang ke
Nebulizer Z dan dicek apakah uapnya udah keluar apa belum.
10. Pasang ke pasien dan tarik nafas biasa
11. Setelah obatnya habis, periksa auskultasi
12. 2-3 jam di IGD di cek peak flow meter bila merah-kuning (atau merah saja).
dinebulizer yang kedua selang 20 menit dengan obat yang sama.
13. Jika tidak ada perbaikan lagi, selang 20 menit diberikan obat yang sama +
antikolinergik (Ipatropium Bromide) + steroid (dichamber atau di IV)
14. Bila masih tidak ada perbaikan, maka pasien tersebut rawat inap
15. Bila ada perbaikan, pasien dipulangkan dan diberi resep obat.
Resep obat :
a. Inhaler isi fentolin (serangan)
Prosedur :
a) dibuka tutupnya
b) dikocok
c) ekspirasi panjang
d) leher ditengadah kemudian diemut inhalernya (semprot) dan inspirasi
mulut selama 10 detik
e) kemudian dihembuskan lewat mulut
f) kumur
b. Serbuk warna ungu pemakaina 60x penggunaannya (Drypouder)
a) dibuka, kurangi 1 dosis
b) caranya sama dengan pemakaian inhaler
c) dikembalikan seperti semula
d) kumur
B. Nebulizer ultrasonic
1. dibuka, isi aqua sampai pelampung naik
2. obat taruh ditengah
3. dipasang sungkup (sungkupnya berbeda dengan nebulizer Z)
4. nyalakan uap max, time 10 menit.
C. Gambar Nebulizer Z

D. Gambar Peak Flow Meter

RAN

Brbagi dan berdikusi adalah cara yang indah untuk mengikat ilmu

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI


E. Gambar Inhaler

F. Gambar Inhaler serbuk

G. Gambar Nebulizer Ultrasonic

RAN

Brbagi dan berdikusi adalah cara yang indah untuk mengikat ilmu

PSPD 2012

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI

PSPD 2012

ELECTROCARDIOGRAPHY (Materi OSCE)


4 hal yang dinilai dari gambaran EKG
1. Frekuensi
2. Irama dan Ritme
Ket : Untuk yang diOSCEkan no 1 dan 2.

3. Aksis
4. Morfologi Gelombang

Langkah langkah saat melaksanakan OSCE


1. Menjelaskan tujuan tindakan dan meminta ijin
2. Menyiapkan alat dan pasien

Suction Cup
kabel elektroda
Gelang Elektroda
3. Mencuci tangan dengan 6 langkah WHO.
4. Meminta Pasien melepas baju dan semua barang logam yang ada, spt jam tangan. Posisi
pasien berbaring terlentang / setengah duduk.
5. Memasang elektrode yang sudah diolesi jelly ke permukaan dinding dada dan kedua
extremitas.
a. Extremitas atas
- Menghubungkan kabel RA (Merah) dengan elektrode
pada lengan bawah kanan. (elektrode yang diolesi jelly
diletakkan disisi dalam lengan bawah)
- Menghubungkan kabel LA (Kuning) dengan elektrode
pada lengan bawah kiri. (elektrode yang diolesi jelly
diletakkan disisi dalam lengan bawah).
b. Extremitas bawah
- Menghubungkan kabel LL (Hijau) dengan elektrode
pada tungkai bawah kiri. (elektrode yang diolesi jelly
diletakkan disisi dalam tungkai bawah).
- Menghubungkan kabel RL (Hitam) dengan elektrode
pada tungkai bawah kanan. (elektrode yang diolesi jelly
diletakkan disisi dalam tungkai bawah).
RAN Belajarlah dengan senang terlebih dahulu dan teruslah berlatih.

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI

PSPD 2012

6. MemasangLead precordial (V1 V6)


- V1 : letakkan pada parasternal kanan setinggi SIC 4 (Merah)
- V2 : letakkan pada parasternal kiri setinggi SIC 4 (Kuning)
- V4 : (cari V4 dulu karena letak V3 ada diantara V2 dengan V4).
Letakkan memotong lnea midclavicula kiri setinggi SIC 5. (Cokelat)
- V3 : letakkan diantara V2 dengan V4 (Hijau)
- V5 : Setinggi V4 memotong lnea axilaris anterior kiri. (Hitam)
- V6 : Setinggi V4 memotong lnea axilaris media kiri. (Ungu)
Setelah semua kabel terpasang dielektrode pastikan pasien
tidak mengenakan logam dalam bentuk benda apapun dan pastikan
tidak menyentuh pasien saat proses EKG.

6. Menyalakan mesin EKG dan melakukan kalibrasi.


ON
Atur gelombang sampai teratur
pilih auto / meas.
lihat kalibrasinya dan atur, yang dipakai kaliberasi x1.
Start / stop.

7. Meminta pasien untuk tetap berbaring, tidak bergerak, batuk maupun bicara selama
pemeriksaan berlangsung dan mulai merekam EKG
8. Mematikan mesin dan membersihkan kulit pasien dari jelly dengan menggunakan tisu
yang diberikan alkohol.
9. memberi nama, umur dan waktu pada pojok kiri atas kertas EKG
10. Menuliskan interpretasi hasil EKG (frekuensi dan Irama/ritme)
11. Profesionalisme (perilaku islami, kenyamanan dan keamanan pasien, penampilan)

Prinsip yang harus dikuasai dalam pembacaan EKG.


SISTIM KONDUKSI LISTRIK JANTUNG
Sinoatrial
(SA) node
Internodal
pathways
Atrioventric
ular (AV)
node
Bundle of
His
Left bundle
branch
Right

Pacemaker yang dominan di jantung. Terletak di bagian


atas atrium kanan. Memiliki frekuensi 60 100 x/menit
Jalur yang menghubungkan SA node dengan AV node
Memperlambat konduksi, menciptakan delay sebelum
konduksi sampai ke ventrikel. Frekuensi 40 60x/ menit
Menghantarkan impuls ke bundle branch yang berada
dibawah AV node
Menghantarkan impuls ke ventrikel kiri
Menghantarkan impuls ke ventrikel kanan

RAN Belajarlah dengan senang terlebih dahulu dan teruslah berlatih.

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI


bundle
branch
Purkinje
system

PSPD 2012

Jaringan fiber yang menyebarkan impuls secara cepat ke


seluruh dinding ventrikel. Frekuensi 40 60x/ menit

ELEKTROFISIOLOGI (Gelombang PGRST normal)

Pemasangan Elektrokardiografi
EKG sisi kiri

Lead Positive Electrode


Placement

View of
Heart

V1

Septum

V2
V3
V4
V5
V6

Linea Parasternalis kanan


setinggi SIC4
Linea Parasternalis kiri setinggi
SIC4
Diantara V2 dengan V4
Linea Midclavicula kiri setinggi
SIC5
Setinggi SIC4 pada line axilaris
anterior
Setinggi SIC4 pada line axilaris
media

RAN Belajarlah dengan senang terlebih dahulu dan teruslah berlatih.

Septum
Anterior
Anterior
Lateral
Lateral

PSPD 2012

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI


REKAMAN EKG

Deflexion
P wave

Description

PR interval

Jarak antara awal gelombang P


sampai
awal
gelombang
kompleks
QRS.
Menggambarkan waktu terjadi
perpindahan
gelombang
depolarisasi dari atrium ke
ventrikel. lebar 0,12 0,20 detik
(3 5 kotak kecil)

T wave

QRS complex

Tiga
defleksi
setelah
gelombang P, menandakan
depolarisasi
dan
kontraksi
ventrikel. Gelombang Q adalah
gelombang
pertama
yang
defleksi negative. Gelombang
R adalah gelombang pertama
yang
defleksi
positif.
Gelombang
S
adalah
gelombang
yang
defleksi
negative setelah gelombang R.
Lebar 0,06 0,12 (1,5 2,5
kotak kecil).

QT interval

Gelombang
yang
pertama
terlihat, tampak seperti bulatan
kecil, gelombang yang positif
(upright),
mengindikasikan
depolarisasi
dan
kontraksi
atrium. Lebar (durasi) kurang
dari 0,12 detik (kurang dari
3mm atau kurang dari 3 kotak
kecil.
Tinggi
(amplitudo)
kurang dari 3mm (0,3 mv).

Deflexion
ST segment

U wave

Description
Jarak antara gelombang S
sampai
dengan
awal
gelombang
T.
Menggambarkan
waktu
depolarisasi ventrikel dan awal
repolarisasi
ventrikel.
Morfologi normal (isoelektris
atau sejajar dengan interval
PR, pada lead precordial
penurunan yg ditoleransi
sebesar
-0,5
mm
dan
kenaikan yang ditoleransi
sebesar +2mm.
Gelombang
positif
yang
mengikuti kompleks QRS.
Menggambarkan repolarisasi
ventrikel. Amplitudo (tinggi
gelombang) normal ( < 10 mm
disadapan dada, < 5 mm
disadapan ektremitas, dan
minimum 1mm.
Diukur dari awal kompleks
QRS sampai akhir gelombang
T.
Menggambarkan
keseluruhan
aktivitas
ventrikel. Nilai interval QT
dipengaruhi oleh frekuensi
jantung.
Gelombang positif setelah
gelombang T, biasanya terlihat
jika denyut jantung melambat.
Menggambarkan repolarisasi
serabut Purkinje.

RAN Belajarlah dengan senang terlebih dahulu dan teruslah berlatih.

PSPD 2012

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI

MENGHITUNG FREKUENSI JANTUNG


METODE 1 (Ritme Reguler)

Kotak
besar

Hitung jumlah kotak besar


antara 2 gelombang R,
kemudian dibagi 300 dari
perhitungan:
o 1 menit = 60 detik
o 1 kotak besar = 0,20 detik
o Sehingga dalam 1 menit =
60/0.2 = 300 kotak besar/
menit
Misal antar 2 gelombang R
berjarak 3 kotak besar maka
frekuensi denyut jantung adalah
300/3 = 100x/ menit

METODE 2 (Ritme Reguler)


Jumlah kotak
kecil antar 2
gelombang R

Dengan menggunakan jumlah kotak


kecil.
Rumusnya: 1500/ jumlah kotak kecil
Rumus ini berasal dari
perhitungan:
o 1 menit = 60 detik
o 1 kotak kecil = 0,04 detik
o Sehingga dalam 1 menit
terdapat 60/0,04 = 1500
kotak kecil
Jika jarak antar 2 gelombang R
adalah 15 kotak kecil maka
frekuensi denyut jantung adalah
1500/ 15 = 100x/ menit

MENGHITUNG FREKUENSI JANTUNG YANG TIDAK TERATUR (Ritme tidak teratur)


(ARITMIA)

Gunakan 6 detik hasil perekaman (30 kotak besar)


Hitung jumlah gelombang R yang ada, kemudian kalikan 10. Itulah frekuensi rata-rata denyut jantung
yang ireguler
Misal dalam 30 kotak besar didapatkan adanya 7 gelombang R maka frekuensi denyut jantung adalah
7 x 10 = 70x/ menit
Jika didapatkan denyut jantung sangat tidak teratur, lebih baik menghitung selama 1 menit penuh
Penghitungan dilakukan pada lead II yang diperpanjang karena gelombang dominan positif.

RAN Belajarlah dengan senang terlebih dahulu dan teruslah berlatih.

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI

PSPD 2012

INTERPRESTASI PEMBACAAN EKG


KOMPONEN

KARAKTERISTIK

Nadi

Regularitas

Gelombang P

PR interval

Interval QRS
Gelombang T

Segmen ST

Gelombang U

Interval QT

Frekuensi nadi dihitung berdasarkan frekuensi kontraksi ventrikel.


Normal 60 100 x/menit
Bradikardi < 60 x/menit
Takhikardi > 100 x/menit
Diukur dengan mengukur interval R-R atau interval P-P.
Reguler = interval keduanya konsisten
Reguler ireguler = bila ketidakteraturannya memiliki pola
Ireguler = intervalnya benar-benar tidak teratur
Setiap gelompang P harus diikuti oleh QRS
Normalnya gelombang P selalu positif dan bentuknya sama
Jika tidak ada gelombang P junctional rhytim
Jika ada kelainan menggambarkan kelainan di atrium
Kelainan dapat berupa gelompang P yang tinggi dan tajam (P pulmonal), gelompang P
notched (hipertrofi atrium), jarak antar gelombang P dan QRS (AV blok)
Normalnya interval PR selalu sama
Normal 0,12 0,20 detik (3 5 kotak kecil)
Bila lebih AV Blok derajat 1
Bila semakin lama semakin panjang AV Blok derajat 2
Bila gelombang P dan QRS berjalan sendiri-sendiri AV blok derajat 3
Normal 0,06 0,10 detik (1,5 2,5 kotak kecil)
Bila lebih disebut Wide QRS
Gelombang positif yang mengikuti kompleks QRS.
Normalnya positif.
Bila didapatkan gelombang T yang defleksi negative menggambarkan adanya iskemia
atau injury pada ventrikel.
Bila didapatkan adanya gelombang T yang terlalu tinggi menggambarkan adanya
kelainan elektrolit (Tall T) hiperkalemia
Dihitung dari awal mulainya gelombang R sampai akhir dari gelombang T
Normalnya kurang dari panjang interval R-R
Dinilai apakah terdapat depresi atau elevasi. Tempat terjadinya depresi atau elevasi
mengambarkan tempat kelainan (see ischemic/infarc topic)
Gelombang U merupakan gelombang yang tidak normal dan menggambarkan adanya
kelainan elektrolit yaitu hipokalemia

MACAM MACAM RHYTME


NORMAL SINUS RHYTHM
(NSR)
Rate: Normal (60100 bpm)
Rhythm: Regular
P Waves: Normal (upright and
uniform)
PR Interval: Normal (0.120.20 sec)
QRS: Normal (0.060.10 sec)
Note:
EKG normal belum dapat

RAN Belajarlah dengan senang terlebih dahulu dan teruslah berlatih.

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI

PSPD 2012

menyingkirkan adanya penyakit


jantung

SINUS BRADIKARDIA
Rate: Slow (_60 bpm)
Rhythm: Regular
P Waves: Normal (upright and
uniform)
PR Interval: Normal (0.120.20 sec)
QRS: Normal (0.060.10 sec)
Note: Sinus bradikardi sering terjadi normal pada atlet olah raga yang terlatih, orang yang sedang tidur.
Beberapa obat dapat menyebabkan bradikardi yaitu golongan B bloker.

SINUS TAKHIKARDI
Rate: Fast (_100 bpm)
Rhythm: Regular
P Waves: Normal (upright and
uniform)
PR Interval: Normal (0.120.20 sec)
QRS: Normal (0.060.10 sec)
Note: Sinus takikardi dapat disebabkan karena olahraga, exercise, kecemasan, demam, hipoksemia,
hipovolemia, atau pada kondisi gagal jantung

SINUS ARHYTMIA
Rate: Usually normal (60100
bpm); frequently increases with
inspiration and decreases with
expiration
Rhythm: Irregular; varies with
respiration
P Waves: Normal (upright and
uniform)
PR Interval: Normal (0.120.20 sec)
QRS: Normal (0.060.10 sec)
Catatan: Pacing SA node seringkali dipengaruhi oleh ekspirasi terutama pada anak-anak dan usia lanjut.

SUPRA VENTRIKULER
TAKHIKARDI (SVT)
Rate: 150250 bpm
Rhythm: Regular
P Waves: Gelombang P
menghilang, yang tampak hanya
gelombang T saja, gelombang P
tertutup gelombang T.
PR Interval: tidak bisa diukur
karena tidak ada gelombang P
QRS: Normal (0.060.10 sec) but
may be wide if abnormally
conducted through ventricles

Catatan:
SVT dapat berkaitan dengan konsumsi kopi, nikotin, stress atau
kecemasan pada subyek dewasa yang normal

RAN Belajarlah dengan senang terlebih dahulu dan teruslah berlatih.

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI

PSPD 2012

PSVT adalah frekuensi nadi yang cepat, yang terjadi secara mendadak
dan berubah menjadi normal kembali secara mendadak.

PAROXYSMAL
SUPRAVENTRICULAR
TACHYCARDIA (PSVT)
Rate: 150250 bpm
Rhythm: Regular
P Waves: Frequently buried in
preceding T waves and difficult to
see
PR Interval: Usually not possible to
measure
QRS: Normal (0.060.10 sec) but
may be wide if abnormally
conducted through ventricles

ATRIAL FIBRILASI
Rate: Atrial: 350 bpm or greater;
ventricular: slow or fast
Rhythm: Irregular
P Waves: No true P waves; chaotic
atrial activity
PR Interval: None
QRS: Normal (0.060.10 sec)
Catatan: Atrial fibrilasi merupakan aritmia kronik dan biasanya didasari adanya penyakit jantung

PREMATURE VENTRICULAR CONTRACTION (PVC)/ VENTRIKEL EKSTRA SISTOLE (VES)


Rate: Depends on rate of
underlying rhythm
Rhythm: Irregular whenever a
PVC occurs
P Waves: None associated with
the PVC
PR Interval: None associated with
the PVC
QRS: Wide (>0.10 sec), bizarre
appearance

PVC/VES
YANG BERBAHAYA

PVC/ VES MULTIFORM

PVC/ VES BIGEMINY

RAN Belajarlah dengan senang terlebih dahulu dan teruslah berlatih.

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI

PSPD 2012

PVC/ VES TRIGEMINY

PVC/ VES QUADRIGEMINY

PVC/ VES COUPLET

VENTRICULAR TACHYCARDIA (VT)


Monomorphic
Rate: 100250 bpm
Rhythm: Regular
P Waves: None or not
associated with the QRS
PR Interval: None
QRS: Wide (>0.10 sec),
bizarre appearance
Catatan: VT monomorphic jika dibiarkan dan tidak diterapi akan berybah
menjadi Ventrikel Fibrilasi atau VT yang tidak stabile (unstable VT).

Polymorphic
Rate: 100250 bpm
Rhythm: Regular or
irregular
P Waves: None or not
associated with the QRS
PR Interval: None

RAN Belajarlah dengan senang terlebih dahulu dan teruslah berlatih.

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI


QRS: Wide (>0.10 sec),
bizarre appearance

PSPD 2012

Catatan: Pertimbangkan kemungkinan adanya gangguan elektrolit

TORSADE DE POINTES
Rate: 200250 bpm
Rhythm: Irregular
P Waves: None
PR Interval: None
QRS: Wide (>0.10 sec),
bizarre appearance
Catatan: Torsade de pointes akan cepat berubah menjadi VF dan asistole. Torsade de pointes dapat
disebabkan karena obat yang menyebabkan pemanjangan interval QT atau disebabkan karena kelainan
elektrolit yaitu hipomagnesemia

VENTRICULAR
FIBRILATION (VF)
Rate: Indeterminate
Rhythm: Chaotic
P Waves: None
PR Interval: None
QRS: None
Catatan: Tindakan yang cepat dan segera pada kondisi ini, karena jika tidak dilakukan tindakan defibrilasi
dengan electrical shock maka kemungkinan untuk dapat kembali berubah menjadi sinus akan sulit
didapatkan.

PULSELESS
ELECTRICAL ACTIVITY
(PEA)
Suatu kondisi dimana di
rekaman EKG masih
didapatkan adanya
aktivitas listrik jantung,
namun nadi sudah tidak
teraba sama sekali

ASISTOLE

RAN Belajarlah dengan senang terlebih dahulu dan teruslah berlatih.

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI

PSPD 2012

LOKASI ISKEMI/ INFARK BERDASARKAN LETAK KELAINAN PADA REKAMAN


EKG

Coronary Artery Supply:


Anterior:
Left anterior descending coronary artery
Inferior:
Right coronary artery
Lateral:
Circumflex artery
Posterior:
Branches of right coronary artery

STEMI (ST Elevasi Myocard Infrac)


Segmen ST yang mengalami elevasi memiliki makna klinis diantaranya terdapat pada :
- Infark miokard akut/injuri
- Aneurisme
- Perikarditis

Untuk persipan osce jangan pusing dengan materi tambhan EKG


yang ada disuplemen ini. Fokuslah pada penilain FREKUENSI dan
RITME.

RAN Belajarlah dengan senang terlebih dahulu dan teruslah berlatih.

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI

STEMI ANTERIOR

PSPD 2012

STEMI INFERIOR

STEMI LATERAL

STEMI LATERAL

STEMI LATERAL

STEMI SEPTAL

STEMI SEPTAL

RAN Belajarlah dengan senang terlebih dahulu dan teruslah berlatih.

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI PSPD 2012


Pemeriksaan Radiologi Thorax Blok 16
Istilah radiologi :
Lusen : Gambaran hitam (karena adanya udara)
Opaq : Gambaran putih (pada benda padat)
Lusen Homogen : Gambaran hitam secara keseluruhan
Lusen Inhomogen : Gambaran hitam disertai gambaran putih
Opaq Homogen : Gambaran putih secara keseluruhan (ex : gambaran Cor)
Opaq Inhomogen : Gambaran putih disertai gambaran hitam
Hylus : percabangan pada bronchus tertius (segmentalis). Kanan 3 cabang dan kiri 2 cabang
Air bronchogram : gambaran uadara yang terperangkap diparu paru.
Bronkovesikuler : gambaran opasitas di < 1/3 paru paru.
Hemithorax : rongga thorax disisi dextra dan sinistra
CTR : Cardiothoracic Ratio. Normal < 0,5.
Langkah langkah dalam membaca foto polos thorax
Dalam rongga thorax terdapat 2 organ yaitu paru paru dan jantung.
Jenis foto polos yang digunakan :
Antero Psterior (AP) : sinar datang dari sisi anterior dan film diletakan diposterior. Tampak
gambaran scapula didepan (didalam).
Postero Anterior (PA) : sinar datang dari sisi posterior dan film diletakan dianterior. Pasien dalam
keadaan berdiri. Tidak tampak gambaran scapula.
Lateral : pasien dalam keadaan tidur miring. Foto dilakukan untuk menilai cairan dan
membedakan antara cairan dengan masa.
Hal hal yang diperhatikan dalam membaca foto thorax
a. Foto thorax yang digunakan : Foto thorax PA/AP/Lateral
b. Gambaran cukup (kondisi cukup) : terdapat gambaran opaq VT 3-4
c. Inspirasi cukup (baik) : patokan jumlah costa belakang 10 atau costa depan 6
d. Dilihat simetris atau tidak : dilihat dari trakea yang berada ditengan dengan kondisi tulang
vertebra normal atau Jarak ujung clavicula dengan processus spinosus (simetris/tidak)
dengan cara jarak yang sama antara processus spinosus ke sendi sternoklavikula kanan dan
kiri.

e. Dilihat corakan bronkovaskuler : corakan bronkhovaskuler tidak melebihi 2/3 medial (1/3
lateral tampak bersih)
f. Dilihat diafragma : licin dan simetris kalau datar abnormal

RAN Tidak ada usaha yang sia sia

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI PSPD 2012


g. Sinus costofrenikus : tajam (lancip), tumpul atau meniscus (gambaran opaq lebih tinggi
dilateral). Dilihat juga ada tidaknya gambaran masa.
h. Dilihat air bronchogram : positif (+) atau (-)
i. CTR : < 0,5
j. Dilihat ada fraktur atau tidak, ada pelebaran SIC (Spatium Intercosta) atau tidak.
Ket : kalau terdapat kelainan tunjukan letak spesifik kelainan tersebut. Ex : terdapat masa opaq
homogen berbatas tidak tegas pada hemitorax lateral kiri bawah (pada pleuritis).

No.

Gambaran Radiologi

1.

2.

RAN Tidak ada usaha yang sia sia

Keterangan/interpretasi
gambar
- Foto Thorax PA
- Kondisi : cukup VT 3-4
- Inspirasi : cukup 4-6
- Simetris
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : Foto Thorax Normal
-

Foto Thorax AP
Kondisi : cukup VT 3-4
Inspirasi : cukup 4
Simetris
Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : Foto Thorax Normal
dengan Inspirasi kurang
maksimal

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI PSPD 2012


3.

4.

RAN Tidak ada usaha yang sia sia

Foto Thorax PA
Kondisi : cukup VT 3-4
Inspirasi : cukup 4-6
Simetris
Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : Foto Thorax Normal
-

Foto Thorax AP
Kondisi : cukup VT 3-4
Inspirasi : cukup 4-6
Simetris
Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Air Bronchogram (+)
- Diafragma licin dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR > 0,5
Kesan : Bronkitis dengan
cardiomegaly

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI PSPD 2012


-

5.

6.

RAN Tidak ada usaha yang sia sia

Foto Thorax AP
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Air Bronchogram (+)
- Diafragma dextra dan
sinistra tidak licin
- Sinus
costofrenicus
sinistra tajam
- Sinus
costofrenicus
dextra tumpul
- CTR < 0,5 (gambaran
jantung seperti tear
drop)
- Terdapat pelebaran SIC
- Terdapat
elongatio
aorta
- Gambaran
paru
memanjang (elastisitas
berkurang).
Kesan : Bronkitis Kronis
PPOK
- Foto Thorax PA
- Kondisi cukup : VT 3-4
- Inspirasi cukup : 4-6
- Simetris
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Air Bronchogram (+)
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- Tampak
gambaran
seperti sarang tawon
(lebah)
- CTR < 0,5
- Honey
comb
appearance (+)

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI PSPD 2012

7.

8.

RAN Tidak ada usaha yang sia sia

Kesan : Bronkiektasis
- Foto Thorax AP
- Kondisi cukup : VT 3-4
- Inspirasi cukup : 4-6
- Simetris
- Tampak gambaran opaq
inhomogen
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Air bronchogram (+)
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : Bronkhopneumonia
-

Foto Thorax PA
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR > 0,5
- Tampak
gambaran
aorta seperti bulan sabit
- Tampak
gambaran
jantung seperti sepatu
Kesan : Cardiomegali dengan
elongatio aorta

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI PSPD 2012

9.

10.

RAN Tidak ada usaha yang sia sia

Foto Thorax AP
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Air bronchogram (+)
- Terdapat
gambaran
pengabutan
dikedua
paru
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR > 0,5
Kesan : Cardiomegali dengan
udem pulmo
-

Foto Thorax AP
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR > 0,5
Kesan : Cardiomegali

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI PSPD 2012

11.

12.

RAN Tidak ada usaha yang sia sia

Foto Thorax PA
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Tampak
opasitas
homogen
(infiltrate),
batas jelas pada lobus
inferior paru kanan
- Bronkhovesikuler
meningkat
dan
air
bronchogram (+)
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : Pneumonia
-

Foto Thorax AP
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Terdapat infiltrasi di
kedua
apex
paru
dengan batas tidak
tegas
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
- Air bronchogram (+)
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : Tuberculosis Paru

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI PSPD 2012

13.

14.

RAN Tidak ada usaha yang sia sia

Foto Thorax AP
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Terdapat infiltrasi di
kedua
apex
paru
dengan batas tidak
tegas
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
- Air bronchogram (+)
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : Tuberculosis Paru

Foto Thorax PA
Kondisi : cukup VT 3-4
Inspirasi kurang
Tidak simetris
Tampak
paru
mengempis
- Terdapat infiltrat di
hemitorax kiri
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Diafragma dextra licin
- Diafragma sinistra tidak
dapat dinilai
- Sinus
costofrenicus
dextra tajam
- Sinus
costofrenicus
sinistra tidak dapat
dinilai
- CTR < 0,5
Kesan : TB Destroyed lung

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI PSPD 2012

15.

16.

RAN Tidak ada usaha yang sia sia

Foto Thorax PA
Kondisi : cukup VT 3-4
Inspirasi : cukup 4-6
Simetris
Terdapat
infiltrat
berbatas tidak tegas di
apex paru kiri
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Air bronchogram (+)
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : Tuberkulosis
-

Foto Thorax PA
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Terdapat
gambaran
opaq homogen di sudut
costofrenicus sinistra
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Air bronchogram (+)
- Diafragma dextra licin
- Diafragma sinistra tidak
dapat dinilai
- Sinus
costofrenicus
dextra tajam
- Sinus
coctofrenicus
sinistra tidak dapat
dinilai
- CTR tidak dapat dinilai
Kesan : Efusi pleura sinistra

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI PSPD 2012

17.

RAN Tidak ada usaha yang sia sia

Foto Thorax PA dan


lateral
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Tampak
opasitas
homogen
di
2/3
hemithorax sinistra
Simetris
Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
Diafragma dextra licin
Diafragma sinistra tidak
dapat dinilai
Sinus
costofrenicus
dextra tajam
Sinus
costofrenicus
sinistra tidak dapat
dinilai
Tampak
gambaran
meniscus sign (+)
CTR < 0,5

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI PSPD 2012


Kesan : Efusi pleura sinistra
18.

19.

RAN Tidak ada usaha yang sia sia

Foto Thorax PA
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi kurang
Simetris
Corakan
bronkovaskuler sinistra
meningkat
- Diafragma sinistra licin
- Terdapat
elevasi
diafragma dextra
- Sinus
costofrenicus
sinistra tajam
- CTR < 0,5
Kesan : Elevasi diafragma
dextra

Foto Thorax PA
Kondisi : cukup VT 3-4
Inspirasi : cukup 4-6
Simetris
Terdapat
gambaran
opaq inhomogen pada
hemithorax
sinistra
inferior
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
- Diafragma sinistra dan
sinus
costofrenicus
sinistra tidak dapat
dinilai.
- Diafragma dextra licin
- Sinus
costofrenicus
dextra tajam
- CTR < 0,5
Kesan
:
Hematopneumothorax
sinistra

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI PSPD 2012

20.

21.

RAN Tidak ada usaha yang sia sia

Foto Thorax AP
Kondisi : cukup VT 3-4
Inspirasi : cukup 4-6
Asimetris
Terdapat
gambaran
opaq di hemithorax
dextra inferior
- Terdapat
fraktur
dicosta 5
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Diafragma sinistra licin
- Sinus
costofrenicus
sinistra tajam
- CTR < 0,5
Kesan
:
Hematothorax
dengan fraktur costa dextra

Foto Thorax PA
Kondisi kurang
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Tampak hiperlusen di
hemithorax dextra
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
- Diafragma dextra tidak
licin
dan
sinistra
tidakdapat dinilai
- Sinus
costofrenicus
dextra tumpul dan
sinistra tajam
- Terdapat
masa
di
mediastinum mengarah
ke kiri
- Terdapat pelebaran SIC
- CTR < 0,5
Kesan : Masa mediastinum

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI PSPD 2012


sinistra
22.

23.

Foto Thorax AP
Kondisi : cukup VT 3-4
Inspirasi : cukup 4-6
Simetris
Tampak
gambaran
opasitas
berbentuk
noduler
menyerupai
gumpalan kapas,batas
tegas tersebar di kedua
hemithorax
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : Metastase
-

RAN Tidak ada usaha yang sia sia

Foto Thorax AP
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Trachea terdesak ke
kanan
Tidak Simetris
Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
Tampak
gambaran
lusen homogen melebar
ke kiri hingga mendesak
hemithorax dextra ke
lateral dextra
Terdapat
desakan
hingga cor bergeser ke
dextra
dan
pulmo
dextra menyempit
Diafragma dextra licin,
sedangkan sinistra tidak
dapat dinilai

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI PSPD 2012


-

Sinus
costofrenicus
dextra,
sedangkan
sinistra tidak dapat
dinilai
- Terdapat
multiple
fraktur di costa (
6,8,9,10,11)
- CTR < 0,5
Kesan : Multiple fraktur
costa sinistra

24.

25.

Foto Thorax AP
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : PKTB
PKTB

RAN Tidak ada usaha yang sia sia

Foto Thorax PA
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI PSPD 2012


-

Terdapat infltrat di
hilus
- Terdapat opasitas di
apex pulmo berbatas
tidak tegas
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra meningkat
- Diafragma dextra dan
sinistra
licin
dan
simetris
- Sinus
costofrenicus
dextra dan sinistra
tajam
- CTR < 0,5
Kesan : PKTB

26.

RAN Tidak ada usaha yang sia sia

Foto Thorax PA
Kondisi cukup : VT 3-4
Inspirasi cukup : 4-6
Simetris
Gambaran opasitas di
lateral
hemathorax
dextra inferior berbatas
tidak tegas
- Terdapat opasitas di
apex pulmo
- Corakan
bronkovaskuler dextra
dan sinistra normal
- Diafragma sinistra licin
dan simetris, sedangkan
dextra tidak licin
- Sinus
costofrenicus
sinistra
tajam,
sedangkan tidak tajam
- CTR > 0,5
Kesan : Pleuritis sisca TB

OSCE BLOK KARDIOVASKULER dan RESPIRASI PSPD 2012

RAN Tidak ada usaha yang sia sia

Das könnte Ihnen auch gefallen