Sie sind auf Seite 1von 43

ASUHAN KEPERAWATAN

Selasa, 08 Oktober 2013


Askep Hepatitis

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam tubuh
walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori virus yang
menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis
C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi kesemuanya
memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari keadaan sub klinis tanpa
gejala hingga keadaan infeksi akut yang total.
Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis B). kedua
istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum, sebab
kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral.
Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau B melalui
pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B (NANBH) dan saat ini disebut
Hepatitis C (Dienstag, 1990).Selanjutnya ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada 2 macam, yang
pertama dapat ditularkan secara parenteral (Parenterally Transmitted) atau disebut PT-NANBH
dan yang kedua dapat ditularkan secara enteral (Enterically Transmitted) disebut ET-NANBH

(Bradley, 1990; Centers for Disease Control, 1990). Tata nama terbaru menyebutkan PT-NANBH
sebagai Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E (Bradley,1990; Purcell, 1990).
Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel virus yang menyebabkan
infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B, HDV dapat timbul sebagai infeksi
pada seseorang pembawa HBV.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di Amerika tetapi
juga diseluruh Dunia.Penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara semua penyakit menular
yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat (hanya dibawah penyakit kelamin dan cacar air dan
merupakan penyakit epidemi di kebanyakan negara-negara dunia ketiga.Sekitar 60.000 kasus
telah dilaporkan ke Center for Disease Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi jumlah
yang sebenarnya dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak.Walaupun mortalitas akibat
hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan dengan angka morbiditas dan
kerugian ekonomi yang besar.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulisan mengambil rumusan masalah sebagai berikut
a. Apa Definisi Hepatitis ?
b. Apa Etiologi Hepatitis ?
c. Bagaimana Klasifikasi dan penyebab Hepatitis ?
d. Manifestasi Hepatitis ?
e. Bagaimana Patofisiologi Hepatitis ?
f. Bagaimana Pathway Hepatitis ?
g. Bagaimana penatalaksanaan Hepatitis ?
h. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien Hepatitis ?
3. Tujuan penulisan
a. Untuk Mengetahui Definisi Hepatitis
b. Untuk Mengetahui Etiologi Hepatitis
c. Untuk Mengetahui Klasifikasi dan Penyebab Hepatitis
d. Untuk Mengetahui Manifestasi Hepatitis
e. Untuk Mengetahui Patofisiologi Hepatitis
f. Untuk Mengetahui Pathway Hepatitis
g. Untuk Mengetahui penatalaksanaan Hepatitis
h. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan pada Pasien Hepatitis

BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi,
1999).
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau
alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia
serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001).
Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau obat
atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)

B.

Etiologi
Dua penyebab utama hepatitis adalah penyebab virus dan penyebab non virus. Sedangkan
insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus.

1. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis :


a)
b)
c)
d)
e)

Hepatitis A (HAV)
Hepatitis B (HBV)
Hepatitis C (HCV)
Hepatitis D (HDV)
Hepatitis E (HEV)

Semua jenis virus tsb merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B yang merupakan virus
DNA
2.
a)

Hepatitis non virus yaitu :


Alkohol

Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.


b)

Obat-obatan

Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.
c)
Bahan Beracun (Hepatotoksik)
d) Akibat Penyakit lain (Reactive Hepatitis)
C. Klasifikasi dan Penyebab Hepatitis
Hepatitis
MASA INKUBASI

A
B
14 49 hari 30-180 hari

C
15-150

D
35 hari

E
14-63 hari

(+/- 28 hari)

(+/= 75 hari)

hari

Ya

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Kontak

WATER
BORNE

CARA
PENULARAN

FEKAL ORAL
PARENTERAL
LAIN LAIN

Akhir

ini Kontak

bisa ?

kontak

seks

seks

WATER

serumah

Kontak

Kontak

BORNE

Transmisi

serumah

serumah

Vertikal

seks, Kontak

TIPE PENYAKIT

BIASANYA

BERVARIASI

AKUT

BERVARI

BIASANY Biasanya

ASI

A AKUT akut
(FULMIN
AN)
70-80%
YA

Tidak
Tidak

CARRIER KRONIK TIDAK


CAH
TIDAK

5-10%
50%

80%
YA

SIROSIS

20%

20%

HEPATOMA
MORTALITAS

YA
0.5-2%

30%

15-20%

TANPA

PADA

PADA

KOMPLIKAS

PASIEN

WANITA

KRONIS

HAMIL

0.1-0.2%

D. Manifestasi klinik
Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. Manifestasi klinik
dapat dibedakan berdasarkan stadium.Adapun manifestasi dari masing amsing stadium adalah
sebagai berikut.
a)
Fase Inkubasi
merupakan waktu diantara saat masuknya virus dan saat timbulnyagejala atau iktrus
b)
Fase Prodromal (pra ikterik)
fase diantara timbulnya keluhan-keluhanpertama dan gejala timbulnya icterus
1.
Permulaan ditandai dengan : malaise umum, mialgia, atralgia mudah lelah, gejala
saluran nafas dananoreksi.
2.
Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas atau
epigastrikum
c)
Fase icterus

Muncul setelah 5-10 hr,tetapi dapatjuga munculbersamaan dengan munculnyagejala.


d)
Fase Konvalesen (penyembuhan)
1.
Diawali dengan menghilangnya ikterus dankeluhan lain tetapihepatomegali dan
abnormalitas fungsi hati tetap ada
2.
Ditandai dengan :
I.
Munculnya perasaan lebih sehat
II.
Kembalinya napsu makan
III.
Keadaan akut biasanya akan membaik dalam 2-3 minggu
3.
Pada 5% - 10% kasus hepatitis B perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit ditangani
hanya < 1% yang menjadi fulminan (menyeluruh)
E.

Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan
oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.Unit fungsional dasar dari hepar
disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.Sering dengan
berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.Gangguan terhadap
suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel
hepar.Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon
sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.Oleh karenanya, sebagian besar
klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan
peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran
kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati.Walaupun jumlah billirubin yang
belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan
sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin
tersebut didalam hati.Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.Akibatnya billirubin
tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel

ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek),
maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk).Jadi ikterus yang timbul
disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi
bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis).Karena
bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga
menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin
terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan
menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
F. Tanda dan Gejala
1.

Masa tunas

Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)

Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)

Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)


2.

Fase Pre Ikterik


Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung

sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas
(ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise,
lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari,
pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.

3.

Fase Ikterik

Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai
dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian
menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh
badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.

4.

Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul

bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine
tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.

G. Penatalaksanaan medis
a)

Penderita yang menunjukkan keluhan berat harus istirahat penuh selama 1-2 bulan.

b)

Diet harus mengandung cukup kalori dan mudah dicerna.

c)

Pada umumnya tidak perlu diberikan obat-obat, karena sebagian besar obat akan di

metabolisme di hati dan meningkatkan SGPT.


d)
e)

Wanita hamil yang menderita hepatitis perlu segera di rujuk ke rumah sakit.
Pemeriksaan enzim SGPT dan gamma-GT perlu dilakukan untuk memantau keadaan

penderita. Bila hasil pemeriksaan enzim tetap tinggi maka penderita dirujuk untuk menentukan
apakah perjalanan penyakit mengarah ke hepatitis kronik.
f)

Hepatitis b dapat dicegah dengan vaksin. Pencegahan ini hanya dianjurkan bagi orang-

orang yang mengandung resiko terinfeksi.


g)

Pada saat ini belum ada obat yang dapat memperbaiki kerusakan sel hati.

H. Asuhan keperawatan hepatitis


1. Pengkajian
A. Identitas Pasien
Meliputi :Nama, Usia : bisa terjadi pada semua usia,Alamat,Agama,Pekerjaan,Pendidikan.
B. Riwayat Kesehatan
1.
Keluhan utama
pasien mengatakan suhu tubuhnya tinggi dan nyeri perut kanan atas
2.
Riwayat penyakit sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan
atas
3.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya,
kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah
sakit.
4.
Riwayat penyakit keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan
dengan penyakit pencernaan.
2.

Pemeriksaan Fisik
1.
Review Of Sistem (ROS)
a.
Kedaan umum : kesadaran composmentis, wajah tampak menyeringai kesakitan,
konjungtiva anemis, Suhu badan 38,50 C
b.
Sistem respirasi : frekuensi nafas normal (16-20x/menit), dada simetris, ada tidaknya
sumbatan jalan nafas, tidak ada gerakan cuping hidung, tidak terpasang O 2, tidak ada ronchi,
whezing, stridor.
c.
Sistem kardiovaskuler : TD 110/70mmHg , tidak ada oedema, tidak ada pembesaran
jantung, tidak ada bunyi jantung tambahan.
d.
Sistem urogenital : Urine berwarna gelap
e.
Sistem muskuloskeletal : kelemahan disebabkan tidak adekuatnya nutrisi (anoreksia)
f.
Abdomen :

2.

Inspeksi : abdomen ada benjolan


Auskultasi : Bising usus (+) pada benjolan
Palpasi : pada hepar teraba keras
Perkusi : hypertimpani
Pengkajian fungsional Gordon
a)

Persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka
akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
b)

Pola nutrisi dan metabolik

Makan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3 sendok disebabkan Mual
muntah .
Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc
c)
Pola eliminasi
BAK : urine warna gelap,encer seperti teh
BAB : Diare feses warna tanah liat
d)

Pola aktivitas dan latihan

Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena pasien lemah terkulai di atas
tempat tidur, lelah ,malaise dan membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya,
e)

Pola istirahat tidur

Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri pada abdomen, mialgia,
atralgia, sakit kepala dan puritus.
f)

Pola persepsi sensori dan kognitif


Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera berobat

g)

Pola hubungan dengan orang lain

Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat kondisinya pasien malas
untuk keluar dan memilih untuk istirahat.

h)

Pola reproduksi / seksual

pola hidup/perilaku meningkatkan risiko terpejan (contoh homoseksual aktif/biseksual pada


wanita).
i)

Pola persepsi diri dan konsep diri


Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit seperti ini lagi

j)

Pola mekanisme koping

Pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya dan meringis kesakitan
k)

Pola nilai kepercayaan / keyakinan

Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap ini merupakan cobaan dari
Allah SWT.

3.

Pemeriksaan Penunjang
1.

ASR (SGOT) / ALT (SGPT)

Awalnya meningkat.Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun.
SGOT/SGPT merupakan enzim enzim intra seluler yang terutama berada dijantung, hati dan
jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati
2.

Darah Lengkap (DL)

SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau
mengakibatkan perdarahan.
3.

Leukopenia

Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)


4.

Diferensia Darah Lengkap

Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.

5.

Alkali phosfatase

Sedikit meningkat (kecuali ada kolestasis berat)


6.

Feses

Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)


7.

Albumin Serum

Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh hati dan karena
itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
8.

Gula Darah

Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).


9.

Anti HAVIgM

Positif pada tipe A


10. HbsAG
Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)
11. Masa Protrombin
Kemungkinan memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang. Meningkat
absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin.
12. Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin berhubungan dengan
peningkatan nekrosis seluler)
13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)
Kadar darah meningkat.
BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanya gangguan dalam
satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP.

14. Biopsi Hati


Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis
15. Skan Hati
Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.
16. Urinalisa
Peningkatan kadar bilirubin.
Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi. Karena bilirubin
terkonyugasi larut dalam air, ia dsekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria.

Analisa Data
No

Data

Etiologi

1 Ds: Pasien mengatakan bahwa nyeri Pembengkakan


pada daerah perut kanan atas
hepar
Do :
P : Nyeri pada saat ditekan
Q : Seperti ditusuk tusuk
R : Nyeri pada kuadran kanan

Masalah
Gangguan

rasa

nyaman (Nyeri)

atas
S : Skala : 6-8
T: Menetap
Do
2 : pasien mengatakan mual tidak Anoreksia
Ds :

nafsu makan
klientampak lemah dan lemas,
porsi makan tidak habis hanya

habis 3 sendok
A : BB turun
B : Hb < 12
C : Konjungtiva anemis
D : Diet makan tinggi serat dan protein

Nutrisi kurang dari


kebutuhan

Ds : Pasien mengatakan bahwa Penurunan


dia malas untuk beraktivitas
Do : Tonus Otot 4
4
4 4
Aktivitas
sehari
-

Intoleransi Aktivitas

kekuatan / ketahanan
tubuh
hari

memerlukan bantuan
Pasien nampak terkulai lemas
di atas tempat tidur

Ds
4

pasien

mengatakan

bahwa Gatal

tubuhnya gatal -gatal


Tanda garukan pada kulit

dengan

sekunder Resiko
akumulasi terhadap

tinggi
kerusakan

garam empedu pada integritas kulit


jaringan
Ds
5 :Pasien mengatakan bahwasering Mual muntah

Resiko

muntah
pasien muntah 1x/ lebih sehari
Turgor Kulit kembali > 2 Detik
Mukosa Bibir Kering
Mata Cowong
Konjungtiva Anemis

kekurangan volume

tinggi

cairan

pasien mengatakan tubuhnya panas infasi agen dalam Hipertermi


a.
Do : suhu tubuh pasien 38,50
sirkulasi
darah
C
sekunder terhadap
inflamasi hepar

4.

Diagnosa Keperawatan
1.
Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar.
2.
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
3.
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan / ketahanan tubuh.
4.
Resiko Tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Gatal sekunder
dengan akumulasi garam empedu pada jaringan.
5.
Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual muntah.

6.

Hipetermi berhubungan dengan infasi agen dalam sirkulasi darah sekunder terhadap

inflamasi hepar

5.

Intervensi Keperawatan
DX 1 : Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar.
Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 4 x 24 diharapkan pasien nyeri hilang,
dengan
KH :
TTV normal :(TD :110/70 120/ 90 mmHg, RR : 16- 20 x/mnt, N : 60-100x/mnt, S :
36,5- 37,50.C ).
Pasien mengungkapkan rasa nyeri berkurang.
Pasien mampu mengendalikan nyeri dengan teknik relaksasi dan distraksi.
Skala nyeri 0-3
Wajah pasien rileks

Intervensi
Rasional
1)
Kolaborasi dengan individu untuk
1)
nyeri yang berhubungan dengan
menentukan

metode

yang

dapat hepatitis sangat tidak nyaman, oleh

digunakan untuk intensitas nyeri

karena terdapat peregangan secara


kapsula

hati,

kepada

individu

perubahan

melalui
yang

pendekatan
mengalami

kenyamanan

nyeri

diharapkan lebih efektif mengurangi


2)
3)

Observasi TTV

nyeri.
2)
Untuk mengetahui keadaan umum

Tunjukkan pada klien penerimaan


3.
tentang respon klien terhadap nyeri

klien
klienlah
meyakinkan

yang

harus

pemberi

mencoba
pelayanan

kesehatan bahwa ia mengalami nyeri.

4)

Berikan informasi akurat dan

a)

Jelaskan penyebab nyeri

b)

4.

klien

disiapkan

untuk

mengalami nyeri melalui penjelasan

Tunjukkan berapa lama nyeri akan nyeri


berakhir, bila diketahui

yang

sesungguhnya

akan

dirasakan (cenderung lebih tenang


dibanding

5)

yang

klien

yang

penjelasan

kurang/tidak terdapat penjelasan)


Bahas dengan dokter penggunaan
5)
kemungkinan nyeri sudah tak bisa
analgetik yang tak mengandung efek dibatasi
hepatotoksi

dengan

teknik

untuk

mengurangi nyeri.

DX 2 :Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Anoreksia


Tujuan : Setelah dilakukan selama 5 x 24 jam diharapkan nutrisi klien terpenuhi, dengan
KH : - Nafsu makan pasien meningkat
- Porsi makan habis
- Pasien mampu mengungkapkan bagaimana cara mengatasi malas makan
- Pasien tidak lemas
- BB naik
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
1.
Awasi pemasukan diet / jumlah kalori.
1.
Makan banyak sulit untuk mengatur
Berikan makan sedikit dalam frekuensi bila pasien anoreksi. Anoreksi juga paling
sering dan tawarkan makan pagi paling buruk
besar

selama

siang

hari,

membuat

masukan makanan yang sulit pada sore

2.

hari
Berikan perawatan mulut sebelum
2.
Menghilangkan rasa tak enak dapat

3.

makan
meningkatkan nafsu makan
Anjurkan makan pada posisi duduk
3.
Menurunkan rasa penuh pada abdomen

tegak
4.
Dorong

pemasukan

sari

dan dapat meningkatkan nafsu makan


jeruk,
4.
Bahan ini merupakan ekstra kalori dan

minuman karbonat dan permen berat dapat lebih mudah dicerna / toleran bila

sepanjang hari
makanan lain ini
Kolaborasi
5.
Konsul pada ahli gizi, dukung tim
5.
Berguna dalam membuat program diet
nutrisi untuk memberikan diet sesuai untuk memenuhi kebutuhan individu.
kebutuhan pasien, dengan masukan Metabolisme lemak bervariasi tergantung
lemak dan protein sesuai toleransi

pada produksi dan pengeluaran empedu


dan perlunya masukan normal atau lebih

6.

protein akan membantu regenerasi hati


Berikan obat sesuai indikasi 6.:
Diberikan jam sebelum makan, dapat
Antiematik,

contoh

metalopramide menurunkan mual dan meningkatkan

(Reglan) ; trimetobenzamid (Tigan)

toleransi pada makanan.

DX 3:Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan / ketahanan tubuh.


Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 4 X 24 jam pasien diharapkan mampu
beraktivitas dengan baik, dengan
KH :
Tonus otot 5 5
Pasien mampu melakukan aktivitas sendiri
Pasien mampu memenuhi kebutuhannya sendiri
INTERVENSI
RASIONAL
Mandiri
1.
Tingkatkan tirah baring / duduk.
1.
Meningkatkan
Berikan

lingkungan

tenang;

pengunjung sesuai keperluan

istirahat

dan

batasi ketenangan. Menyediakan energi yang


digunakan

untuk

penyembuhan.

Aktivitas dan posisi duduk tegak


diyakini menurunkan aliran darah ke
kaki, yang mencegah sirkulasi optimal

2.

ke sel hati
Ubah posisi dengan sering. Berikan
2.
Meningkatkan fungsi pernafasan dan
perawatan kulit yang baik

meminimalkan tekanan pada area


tertentu untuk menurunkan resiko

3.

Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai


3.

kerusakan jaringan
Memungkinkan periode tambahan

toleransi
istirahat tanpa gangguan
4.
Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi,
4.
Tirah baring lama dapat menurunkan
bantu melakukan latihan rentang gerak kemampuan. Ini dapat terjadi karena
sendi pasif / aktif
5.

keterbatasan

aktivitas

yang

mengganggu periode istirahat.


Dorong penggunaan teknik manajemen
5.
Meningkatkan relaksasi
stres,

contoh

relaksasi

progresif, penghematan

visualisasi, bimbingan imajinasi, berikan kembali

energi,

perhatian,

dan

memusatkan
dan

dapat

aktivitas hiburan yang tepat, contoh meningkatkan koping


6.

menonton TV, radio, membaca


Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri
6.
tekan pembesaran hati

Menunjukkan kurangnya resolusi /


eksaserbasi

penyakit,

memerlukan

istirahat lanjut, mengganti program


terapi
Kolaborasi
7.
Berikan antidot atau bantu dalam
7.

Membuang agen penyebab pada

prosedur sesuai indikasi (contoh lavase, hepatitis

toksik

dapat

membatasi

katarsis, hiperventilasi) tergantung pada derajat kerusakan jaringan


8.

pemajanan
Berikan obat sesuai indikasi : sedatif,
8.
agen

antiansietas,

contoh

Membantu

dalam

manajemen

diazepam kebutuhan tidur. Catatan : penggunaan

(Valium); lorazepam (Ativan)

berbiturat

dan

tranquilizer

Compazine

dan

dikontraindikasikan
9.

Awasi kadar enzim hati

seperti

Thorazine,
sehubungan

dengan efek hepatotoksik


9.
Membantu menentukan

kadar

aktivitas tepat, sebagai peningkatan


prematur

pada

potensial

risiko

berulang
Dx 4 : Resiko Tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan denganGatal sekunder
dengan akumulasi garam empedu pada jaringan.
Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan gatal pada pasien
hilang.
KH :
Pasien merasa nyaman
Tubuh pasien tidak gatal lagi
Tubuh pasien tidak lecet
Intervensi
Rasional
Mulai tindakan kenyamanan :
1.
Tindakan ini meningkatkan istirahat.
Mandi pancuran dingin
Gosokan punggung
Istirahat
menurunkan
kebutuhan
Air hangat
Aktivitas hiburan rendah (membaca, energi yang menghasilkan tegangan
menonton TV, permainan papan)
pada hepar.
Kompres dingin pada dahi untuk sakit
kepala
Lingkungan tenang
2.
Berikan antipiretik yang diresepkan
2.
dan evaluasi keefektifan

Untuk mengatasi demam. Demam


berhubungan
kehangatan

dengan
dan

peningkatan

berkeringat

saat

demam membaik. Hangat disertai

dengan lembab meningkatkan rasa


3.

gatal.
Pertahankan linen dan pakaian kering 3.
Pakaian basah dari berkeringat

4.

Dorong kunjungan dari keluarga dan


4.
teman

5.

adalah sumber ketidaknyamanan


Isolasi
dapat
menyebabkan
kebosanan yang mencetuskan depresi

dan meningkatkan ketidaknyamanan.


Mulai tindakan untuk menghilangkan
5.
Suhu dingin membatasi vasodilatasi
puritus :
jadi menurunkan pengeluaran garam
Berikan mandi pancuran dingin
Gunakan soda kue atau tepung sagu empedu ke permukaan kulit. Soda kue
pada air
Hindari sabun alkalin
Berikan losin Caladryl
Gunakan pakaian yang longgar
Pertahankan suhu kamar dingin

dan sagu membantu menetralkan asam


pada permukaan kulit. Sabun alkalin
mempunyai efek mengeringkan, yang
meningkatkan

rasa

gatal.

Losion

Caladryl mengandung antihistamin,


benadryl
keasaman

yang

juga

permukaan

menetralkan
kulit,

dan

menekan ujung saraf sensori yang


6.

Pertahankan kuku pasien terpotong


6.
pendek.

Instruksikan

menggunakan
menggaruk

bantalan

kulit

atau

pasien kulit bila buruk


jari

untuk

menggunakan

ujung jari untuk menekan pada kulit bila


sangat perlu menggaruk.

mencetuskan sensasi gatal


Untuk menurunkan resiko kerusakan

Dx 5 : Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan denganmual muntah.


Tujuan : Setelah dilakukan selama 2 x 24 jam diharapkan volume cairan pasien terpenuhi,
dengan
KH :
TTV normal :(TD :110/70 120/ 90 mmHg, RR : 16- 20 x/mnt, N : 60-100x/mnt, S :
36,5- 37,50.C ).
Turgor Kulit kembali < 2 Detik
Mukosa Bibir lembab
Mata tidak Cowong
Konjungtiva tidak Anemis
Muntah tidak terjadi
INTERVENSI
Mandiri
1.
Awasi masukan

RASIONAL
dan

haluaran,
1.

Memberikan

informasi

tentang

bandingkan dengan berat badan harian. kebutuhan penggantian / efek terapi.


Catat kehilangan melalui usus, contoh
muntah dan diare
2.
Kaji tanda vital, nadi periver, pengisian
2.
kapiler, turgor
mukosa
3.
Periksa

kulit,

asites

atau

dan

Indikator volume sirkulasi / perfusi

membran

pembentukan
3.

Menurunkan

kemungkinan

edema. Ukur lingkar abdomen sesuai perdarahan kedalam jaringan


4.

indikasi
Biarkan pasien menggunakan lap
4.

Menghindari trauma dan perdarahan

katun / spon dan pembersih mulut untuk gusi


sikat gigi
5.
Observasi tanda perdarahan, contoh
5.

Kadar protombin menurun dan

hematuria / melena, ekimosis, perdarahan waktu


terus menerus dari gusi / bekas injeksi

koagulasi

memanjang

bila

absorbsi vitamin K terganggu pada


traktus GI dan sintesis protrombin

menurun karena mempengaruhi hati


Kolaborasi
6.
Awasi nilai laboratorium, contoh
6.
Hb/Ht,

Na+

albumin,

dan

Menunjukkan

hidrasi

dan

waktu mengidentifikasi retensi natrium /

pembekuan

kadar

protein

menimbulkan

yang

dapat

pembekuan

edema.

Defisit pada pembekuan potensial


7.

beresiko perdarahan
Berikan cairan IV (biasanya glukosa),
7.
Memberikan cairan dan penggantian
elektrolit

elektrolit

Dx 6 : Hipetermi berhubungan dengan infasi agen dalam sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar
Tujuan: selelah dilakukan tindakan selama 3x24 suhu tubuh Pasien kembali normal, dengan
KH:
Klien tidak mengeluh panas
Suhu tubuh Normal 36,50 37,50C
Keluarga pasien mampu mengatasi panas dengan melakukan kompres hangat.
1.

Intervensi
Rasional
Kaji adanya keluahan tanda tanda
1.
sebagai indikator untuk mengetahui
peningkatan suhu tubuh

status hypertermi
2.
menghambat pusat simpatis di
2.
Berikan kompres hangat pada lipatan
hipotalamus
sehingga
terjadi
ketiak dan femur
vasodilatasi kulit dengan merangsang
kelenjar keringat untuk mengurangi
panas tubuh melalui penguapan
3.
keluarga mampu melakukan
kompres kepada pasien secara mandiri
3.

Berikan HE kepada keluarga pasien


4.

kondisi

kulit

yang

mengalami

tentang pemberian kompres yang benar


4.

lembab

Anjurkan klien untuk memakai pakaian pertumbuhan


yang menyerap keringat

mengurangi

memicu
jamur.

timbulnya
Juga

kenyamanan

mencegah timbulnya ruam kulit.

akan
klien,

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
a) Definisi
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan
kimia. (Sujono Hadi, 1999).
b) Etiologi
a. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis : Hepatitis A, B, C, D, E
b. Hepatitis Non Virus : alkohol, obat obatan, bahan beeracun, akibat penyakit lain
c) Klasifikasi dan penyebab
Hepatitis A : masa inkubasi 14-49 hari, cara penularan melalui fekal oral
Hepatitis B :masa inkubasi 30-180 hari, cara penularan melalui pereteral
Hepatitis C :masa inkubasi 15-150 hari, cara penularan melalui pereteral
Hepatitis D :masa inkubasi 35 hari, cara penularan melalui pereteral
Hepatitis E :masa inkubasi 14-63 hari, cara penularan melalui fekal oral
4.2. Saran
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan makalah
agar dapat membuat makalah yang baik dan benar.
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk mahasiswa
keperawatan agar mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien hernia.

DAFTAR PUSTAKA

Sylvia Anderson Price dan Lorrine Mccarty Wilson. 1981 Patofisiologi, Konsep Klinis Proses
Proses Penyakit. Edisi 2. Jakarta : EGC
Charlene J. Reeves, Gayle Roux dan Robin Lackhart. 2001 Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : Salemba Medika
Price, Sylvia Anderson. 2005 : 485 Patofisiologi, Konsep Klinis Proses Proses Penyakit.
Edisi 6, Vol 1. Jakarta : EGC
Lynda Juall Carpenito. 2009 Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis. Jakarta :
EGC
Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3
Dienstag, 1990
Bradley, 1990; Centers for Disease Control, 1990
Bradley,1990; Purcell, 1990
Sujono Hadi, 1999
Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145
Smeltzer, 2001
Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131

Anatomi dan Fisiologi HatiHati adalah organ terbesar dari tubuh manusia, berat sekitar 1,5
kg.Although berat hati hanya 2-3% dari konsumsi berat badan, tetapi keterlibatan hati pada
oksigen 25-30%.Sekitar 300 milyarsel hati, terutama hepatosit jumlah yang proximately 80%
menengah, metabolisme adalah tempatutama (Koolman, J & RohmKH, 2001).Hati manusia

terletak di bagian atas cavum abdominis, di bawah diafragma, di setiap sisi kuadranatas, yang
paling Dari yang di sebelah kanan. Beratnya 1200-1600grams.Permukaan atas adalahdi kontak
di bawah diafragma, di bawah permukaan terletak di kontak atas organ-organperut. Hati adalah
tetap di dekat pressureand intraabdominal dibungkus oleh peritoneum kecualipada daerah
posterior berdekatan dengan cava inferior dan mengadakan kontak langsung
dengandiafragma.Hati dibungkus oleh melingkar dibedakan tebal, composea serat kolagen dan
jaringan elastisyang disebut jawaban Glisson kapsul. hoop ini akan masuk ke dalam arteri
parenchymhepaticberikut getah bening dan saluran empedu. Massa hati seperti spons
whichconsists Manakah darisel-sel yang disusun dalam-lambatnya / plat mana ia akan pergi ke
systemcapillaries disebutsinusoid. Sinusoida berbeda dari kapiler di bagian lain dari tubuh,
demikian menyelimuti lapisanendotel sel Terdiri dari sel-sel fagosit-calledKupffer. Sel-sel
Kupfer lebih permeabel, Yangberarti mudah dilalui oleh sel makro dibandingkan dengan
kapiler lainnya. Lempengan sel hatiadalah 1 sel tebal dan memiliki hubungan erat dengan
sinusoid. Dalam pemantauan selanjutnyamuncul lobulus parenkim arrangedin, lobulus di
Tengah sebuah lobuli TDP vena sentral yangmerupakan cabang dari vena hepatik (vena yang
saluran darah keluar dari hati). Di tepi antaralobuli lobuli terhadap jaringan saluran stack-connetive disebut portalis / TRIAD adalah saluranportalis containibg industri vena portal, ductus aorta
hati biliaris.Cabang dari vena portal danisinya hepaticawillissue aorta secara langsung ke
sinusoid setelah banyak percabangan sistemempedu dimulai dari canaliculi empedu halus yang
terletak di antara sel-sel hati dan bahkanmembantu membentuk dinding sel. Canaliculi akan
mengeluarkan isinya ke dalam intralobularis,dibawa ke dalam empedu yang lebih besar, keluar
air dari saluran empedu ke kandung empedu.Fungsi hepar adalah:1. Pengeluarana. hepar
menghasilkan empedu terbentuk dalam sistem endotelium retikuloendotelial yangmengalir ke
dalam empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan penyerapanlemak. b. Glikogenik enzim
yang mengubah glukosa menjadi glikogen2. Metabolismea. Hati berpartisipasi dalam
Mempertahankan gula darah homeostatis.b. toko Hepar glukosa dalam bentuk glikogen dan
mengubahnya kembali menjadi glukosa olehenzim tubuh bekerja jika diperlukan.c. Hepar

ekstrak protein dari sel dan eritrosit yang rusak dan hasil penguraian protein
untuk memproduksi urea dari asam amino kelebihan dikonversi menjadi urea dikeluarkan dari
daraholeh ginjal dalam air seni.d. hepar untuk mensintesis lemak dari karbohidrat dan protein.

Assalamu'alaikum Wr...Wb.... Smoga bermanfaat.

Senin, 05 November 2012


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HEPATITIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam tubuh
walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori virus yang
menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis
C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi
kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari keadaan sub
klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total.
Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis B). kedua
istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum, sebab
kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral.
Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau B melalui
pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B (NANBH) dan saat ini disebut
Hepatitis C (Dienstag, 1990). Selanjutnya ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada 2 macam,
yang pertama dapat ditularkan secara parenteral (Parenterally Transmitted) atau disebut PTNANBH dan yang kedua dapat ditularkan secara enteral (Enterically Transmitted) disebut ETNANBH (Bradley, 1990; Centers for Disease Control, 1990). Tata nama terbaru menyebutkan
PT-NANBH sebagai Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E (Bradley,1990; Purcell,
1990).
Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel virus yang
menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B, HDV dapat timbul
sebagai infeksi pada seseorang pembawa HBV.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di Amerika
tetapi juga diseluruh Dunia. Penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara semua penyakit
menular yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat (hanya dibawah penyakit kelamin dan cacar
air dan merupakan penyakit epidemi di kebanyakan negara-negara dunia ketiga. Sekitar 60.000
kasus telah dilaporkan ke Center for Disease Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi

jumlah yang sebenarnya dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak. Walaupun
mortalitas akibat hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan dengan angka
morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar.
2.
Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran secara nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan klien
hepatitis

Tujuan khusus
Untuk memperoleh gambaran nyata mengenai :

Pengkajian klien hepatitis


Diagnosa yang mungkin timbul pada klien hepatitis
Intervensi yang akan dilaksanakan pada klien hepatitis
Pelaksaan tindakan keperawatan pada klien hepatitis

Manfaat

Sebagai bahan pembelajaran untuk penderita hepatitis agar lebih menjaga kesehatannya
Sebagai tambahan membuat asuhan keperawatan
Sebagai sumber informasi bagi para pembaca

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. KOSEP DASAR TEORI
A. PENGERTIAN
Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau
obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus,
obat atau alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)

B. ANATOMI FISIOLOGI

a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.

a.
b.
c.

C. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO


1. Hepatitis A
Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung berukuran 27 nm
Ditularkan melalui jalur fekal oral, sanitasi yang jelek, kontak antara manusia, dibawah oleh
air dan makanan
Masa inkubasinya 15 49 hari dengan rata rata 30 hari
Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi yang buruk dengan
penduduk yang sangat padat.
2. Hepetitis B (HBV)
Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang memiliki ukuran 42 nm
Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita infeksi akut, kontak seksual
dan fekal-oral. Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya.
Masa inkubasi 26 160 hari dengan rata- rata 70 80 hari.
Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi, perawat dan terapis
respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis serta onkologi laki-laki biseksual serta
homoseksual yang aktif dalam hubungan seksual dan para pemaki obat-obat IV juga beresiko.
3. Hepatitis C (HCV)
Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak yang diameternya 30
60 nm.
Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan juga oleh kontak seksual.
Masa inkubasi virus ini 15 60 hari dengan rata 50 hari

d. Faktor resiko hampir sama dengan hepetitis B


4. Hepatitis D (HDV)
a. Virus hepatitis B (HDP) merupakan virus RNA berukuran 35 nm
b. Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang memiliki memakai obat
terlarang dan kebiasaan penderita hemovilia
c. Masa inkubasi dari virus ini 21 140 hari dengan rata rata 35 hari
d. Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.
5. Hepattitis E (HEV)
a. Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya + 32 36 nm.
b. Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia dimungkinkan meskipun
resikonya rendah.
c. Masa inkubasi 15 65 hari dengan rata rata 42 hari.
d. Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E dan makan makanan, minum
minuman yang terkontaminasi.
D. GEJALA KLINIS
Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. Manifestasi klinik
dapat dibedakan berdasarkan stadium. Adapun manifestasi dari masing amsing stadium adalah
sebagai berikut.
1. Stadium praicterik berlangsung selama 4 7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah,anoreksia,
muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri diperut kanan atas urin menjadi lebih coklat.
2. Stadium icterik berlangsung selama 3 6 minggu. Icterus mula mula terlihat pada
sklera,kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan keluhan berkurang, tetapi klien masih
lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar
dan nyeri tekan.
3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal lagi.
Penyebuhan pada anak anak menjadi lebih cepat pada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan ke
2, karena penyebab yang biasanya berbeda
E. INSIDEN
1. Hepetitis A
Penyakit endemik dibeberapa bagian dunia, khususnya area dengan sanitasi yang buruk.
Walaupun epidemik juga terjadi pada negara negara dengan sanitasi baik.
2. Hepatitis B
Ditemukan dibeberapa negara insidennya akan meningkat pada area dengan populasi
padat dengan tingkat kesehatan yang buruk.
3. Hepatitis C
90 % kasus terjadi akibat post transpusi dan banyak kasus sporadik, 4 % kasus hepatitis
disebabkan oleh hepatitis virus dan 50 % terjadi akibat penggunaan obat secara intra vena
4. Hepatitis D
Selalu ditemukan dengan hepatitis B, delta agent adalah indemik pada beberapa area
seperti negara mediterania, dimana lebih dari 80 % karier hepatitis B dapat menyebabkan infeksi
5. Hepatitis E
Adalah RNA virus yang berbeda dari hepatitis A dan eterovirus biasanya terjadi di India,
Birma, Afganistan, Alberia, dan Meksiko.
G. PATOFISIOLOGI

H. PENATALAKSANAAN
Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup istirahat, hidrasi, dan
asupan makanan yang adekuat. Hospitalisasi diindikasikan bila terdapat muntah, dehidrasi,

faktor pembekuan abnormal, atau tanda-tanda gagal hati, yang membahayakan (gelisah,
perubahan kepribadian, letargi, penurunan tingkat kesadaran, dan perdarahan). Terapi IV, studi
laboratorium yang berulangkali, dan pemeriksaan fisik terhadap perkembangan penyakit adalah
tujuan utama penatalaksanaan di rumah sakit.
Berikut ini adalah obat-obat yang dapta digunakan :
1. Globulin imun (Ig) digunakan sebagai profilaksis sebelum dan sesudah terpajan hepatitis A
(diberikan dalam waktu 2 minggu setelah pemajanan)
2. HBIG diberikan sebagai profilaksis setelah pemajanan (tidak divaksinasi : diberikan per IM
dan mulai dengan vaksin HB. Divaksinasi : diberikan per IM ditambah dosis booster. Perinatal :
0,5 ml per IM dalam 12 jam setelah kelahiran)
3. Vaksin Hepatitis B (Hevtavax B) digunakan untuk mencegah munculnya hepatitis B
(Perinatal : diberikan per IM dalam 12 jam setelah kelahiran, diulangi pada usia 1 dan 6 bulan.
Anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun. Tiga dosis IM (paha anterolateral / deltoid), dua
dosis pertama diberikan berselang 1 bulan, dan booster diberikan 6 bulan setelah dosis pertama.
Anak-anak yang berusia lebih dari 10 tahun. Diberikan tiga dosis ke dalam otot deltoid.
Perhatikan bahwa anak yang menjalankan hemodialisis jangka panjang dan anak dengan sindrom
Down harus divaksinasi secara rutin karena tingginya resiko memperoleh infeksi Hepatitis B
ini).
2. KONSEP DASAR ASKEP
A. PENGKAJIAN
a. Biodata.
Identitas.
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah
sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat, pekerjaan,
penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.
Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan hubungan
dengan klien.

b. Keluhan utama
Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat berupa nafsu
makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut kanan atas, demam dan
kuning
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan
atas
2. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya,
kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah
sakit serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya
3. Riwayat kesehatan keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan
dengan penyakit pencernaan.
4. Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati
1. Aktivitas

Kelemahan

Kelelahan

Malaise

2. Sirkulasi

Bradikardi ( hiperbilirubin berat )

Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa

3. Eliminasi

Urine gelap

Diare feses warna tanah liat

4. Makanan dan Cairan

Anoreksia

Berat badan menurun

Mual dan muntah

Peningkatan oedema

Asites

5. Neurosensori

Peka terhadap rangsang

Cenderung tidur

Letargi

Asteriksis

6. Nyeri / Kenyamanan

Kram abdomen

Nyeri tekan pada kuadran kanan

Mialgia

Atralgia

Sakit kepala

Gatal ( pruritus )

7. Keamanan

Demam

Urtikaria

Lesi makulopopuler

Eritema

Splenomegali

Pembesaran nodus servikal posterior

8. Seksualitas

Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di
kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan
masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami
inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi
hepar.
Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder
terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen, asites penurunan
ekspansi paru dan akumulasi sekret
Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di
kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan
masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nutrisi pasien terpennuhi.
Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai
laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
1. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan
R/ keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan
2. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan
pagi paling sering
R/ adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan menurunkan kapasitasnya.
3. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan
R/ akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak sedap yang menurunkan
nafsu makan.
4. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak
R/ menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan

5. Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak


R/ glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk
diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami
inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nyeri pasien berkurang atau
teratasi.
Kriteria hasil : Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis
kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)
1. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk
intensitas nyeri
R/ nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan
secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan
kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.
2. Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri

Akui adanya nyeri

Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya

R/ klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami
nyeri
3. Berikan informasi akurat dan

Jelaskan penyebab nyeri

Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui

R/ klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang sesungguhnya akan
dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat
penjelasan)
4. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi
R/ kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri.
Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi
hepar.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam suhu badan pasien normal
Kriteria hasil : Tidak terjadi peningkatan suhu
1. Monitor tanda vital : suhu badan

R/ sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi


2. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari)
untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
R/ dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi
3. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur
R/ menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang
kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan
4. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat
R/ kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan
mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.
Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam keletihan pasien berkurang
Kriteria hasil : tidak terjadi keletihan
1. Jelaskan sebab-sebab keletihan individu
R/ dengan penjelasan sebab-sebab keletihan maka keadaan klien cenderung lebih tenang
2. Sarankan klien untuk tirah baring
R/ tirah baring akan meminimalkan energi yang dikeluarkan sehingga metabolisme dapat digunakan
untuk penyembuhan penyakit.
3. Bantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-kemampuan dan
minat-minat
R/ memungkinkan klien dapat memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang sangat penting dan
meminimalkan pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang penting
4. Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak energi,
waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan
R/ keletihan dapat segera diminimalkan dengan mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan
keletihan
5. Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap asertif, teknik
relaksasi)
R/ untuk mengurangi keletihan baik fisik maupun psikologis

Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder
terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam tidak terjadi kerusakan intergritas
kulit dan jaringan.
Kriteria hasil : Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
1. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering

Sering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril, lanolin)

Keringkan kulit, jaringan digosok

R/ kekeringan meningkatkan sensitifitas kulit dengan merangsang ujung syaraf


2. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan dingin dan
kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal
R/ penghangatan yang berlebih menambah pruritus dengan meningkatkan sensitivitas melalui
vasodilatasi
3. Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat pada area
pruritus untuk tujuan menggaruk
R/ penggantian merangsang pelepasan hidtamin, menghasilkan lebih banyak pruritus
4. Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin
R/ pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan kelembaban kekeringan
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen, asites penurunan
ekspansi paru dan akumulasi sekret.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam pasien tidak mengalami gangguan
pola nafas.
Kriteria hasil : Pola nafas adekuat
Intervensi :
1. Awasi frekwensi , kedalaman dan upaya pernafasan
R/ pernafasan dangkal/cepat kemungkinan terdapat hipoksia atau akumulasi cairan dalam
abdomen
2. Auskultasi bunyi nafas tambahan
R/ kemungkinan menunjukkan adanya akumulasi cairan
3. Berikan posisi semi fowler

R/ memudahkan pernafasan denagn menurunkan tekanan pada diafragma dan meminimalkan


ukuran sekret
4. Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
R/ membantu ekspansi paru dalam memobilisasi lemak
5. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
R/ mungkin perlu untuk mencegah hipoksia
Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam tidak terjadi infeksi pada pasien.
Kriteria hasil : Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
1. Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani
semua cairan tubuh

Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau spesimen

Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan tubuh

Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang tepat, jangan
menutup kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun

R/ pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi virus hepatitis


2. Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat
untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi
R/ teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi infeksius dan mencegah
transmisi penyakit
3. Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung
lain dan petugas pelayanan kesehatan.
R/ mencuci tangan menghilangkan organisme yang merusak rantai transmisi infeksi
4. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat
R/ rujukan tersebut perlu untuk mengidentifikasikan sumber pemajanan dan kemungkinan orang
lain terinfeksi
D. IMPLEMENTASI
Diagnosa 1:
1. Memabntau makanan yang dimakan oleh klien beserta jumlah dan bagaimanan pola makan
klien

2. Memberikan snack atau makanan yang mengundang selera pasien


3. Menjelaskan pentingnya nutrisi bagi metabolisme tubuh
4. Memberikan pola diet rendah lemak
Diagnosa 2:
1. Mengukur skala nyeri untuk mengetahui perkembangan kondisi klien
2. Mengompres bagian yang nyeri agar nyeri berkurang
3. Memberikan penjelasan mengenai proses infeksi hingga menyebabkan nyeri
4. Memberikan obat analgesic sesuai anjuran dokter
Diagnosa 3
1. Mengukur suhu tubuh klien
2. Mengompres aksila, kepala, dan lipat paha klien untuk mengurangi panas
3. Memberikan minum pada klien sedikitnya 8 gelas perhari
4. Memberikan obat antipiretik sesuai dosis dan tepat waktu
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

F. EVALUASI
Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan
bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan,
menangis intensitas dan lokasinya)
Tidak terjadi peningkatan suhu
Tidak terjadi keletihan
Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
Pola nafas adekuat
Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus menyebakan peradangan pada
hati. Hepatitis selain disebakan oleh virus disebabkan juga alcohol dan juga obat-obatan dan
bahan-bahan kimia. Hepatitis pada anak-anak sebagian besar disebabkan oleh bahan-bahan kimia
yang terkandung dalam snack. Selain itu juga anak-anak kurang memperhatikan akan kebersihan
sehingga memudahkan virus untuk masuk ke dalam tubuh.
2. Saran
Orang tua harus memberikan perhatian khusus pada anak dalam pemilihan makanan
serta memberikan pendidikan akan pentingnya kebersihan agar tidak terkena virus yag dapat
menyebabkan penyakit hepatitis. Pada bayi sebaiknya ibu memberikan imunisasi secara tepat
waktu untuk mencegah terjadinya hepatitis.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta.
Gallo, Hudak, 1995, Keperawatan Kritis, EGC, Jakarta.
Hadim Sujono, 1999, Gastroenterologi, Alumni Bandung.
Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit, Gramedia
Pustaka Utama Jakarta.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, EGC, Jakarta.
Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart. Alih bahasa Agung
Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.
Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 1998.
Reeves, Charlene, et al,Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi I, jakarta,
Salemba Medika.
Sjaifoellah Noer,H.M, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI,
jakarta.\
Diposkan oleh jannuar vie di 02.21
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: ASUHAN KEPERAWATAN
Tidak ada komentar:

Das könnte Ihnen auch gefallen