Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam tubuh
walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori virus yang
menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis
C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi kesemuanya
memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari keadaan sub klinis tanpa
gejala hingga keadaan infeksi akut yang total.
Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis B). kedua
istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum, sebab
kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral.
Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau B melalui
pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B (NANBH) dan saat ini disebut
Hepatitis C (Dienstag, 1990).Selanjutnya ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada 2 macam, yang
pertama dapat ditularkan secara parenteral (Parenterally Transmitted) atau disebut PT-NANBH
dan yang kedua dapat ditularkan secara enteral (Enterically Transmitted) disebut ET-NANBH
(Bradley, 1990; Centers for Disease Control, 1990). Tata nama terbaru menyebutkan PT-NANBH
sebagai Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E (Bradley,1990; Purcell, 1990).
Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel virus yang menyebabkan
infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B, HDV dapat timbul sebagai infeksi
pada seseorang pembawa HBV.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di Amerika tetapi
juga diseluruh Dunia.Penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara semua penyakit menular
yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat (hanya dibawah penyakit kelamin dan cacar air dan
merupakan penyakit epidemi di kebanyakan negara-negara dunia ketiga.Sekitar 60.000 kasus
telah dilaporkan ke Center for Disease Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi jumlah
yang sebenarnya dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak.Walaupun mortalitas akibat
hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan dengan angka morbiditas dan
kerugian ekonomi yang besar.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulisan mengambil rumusan masalah sebagai berikut
a. Apa Definisi Hepatitis ?
b. Apa Etiologi Hepatitis ?
c. Bagaimana Klasifikasi dan penyebab Hepatitis ?
d. Manifestasi Hepatitis ?
e. Bagaimana Patofisiologi Hepatitis ?
f. Bagaimana Pathway Hepatitis ?
g. Bagaimana penatalaksanaan Hepatitis ?
h. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien Hepatitis ?
3. Tujuan penulisan
a. Untuk Mengetahui Definisi Hepatitis
b. Untuk Mengetahui Etiologi Hepatitis
c. Untuk Mengetahui Klasifikasi dan Penyebab Hepatitis
d. Untuk Mengetahui Manifestasi Hepatitis
e. Untuk Mengetahui Patofisiologi Hepatitis
f. Untuk Mengetahui Pathway Hepatitis
g. Untuk Mengetahui penatalaksanaan Hepatitis
h. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan pada Pasien Hepatitis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi,
1999).
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau
alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia
serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001).
Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau obat
atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)
B.
Etiologi
Dua penyebab utama hepatitis adalah penyebab virus dan penyebab non virus. Sedangkan
insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus.
Hepatitis A (HAV)
Hepatitis B (HBV)
Hepatitis C (HCV)
Hepatitis D (HDV)
Hepatitis E (HEV)
Semua jenis virus tsb merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B yang merupakan virus
DNA
2.
a)
Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.
c)
Bahan Beracun (Hepatotoksik)
d) Akibat Penyakit lain (Reactive Hepatitis)
C. Klasifikasi dan Penyebab Hepatitis
Hepatitis
MASA INKUBASI
A
B
14 49 hari 30-180 hari
C
15-150
D
35 hari
E
14-63 hari
(+/- 28 hari)
(+/= 75 hari)
hari
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Kontak
WATER
BORNE
CARA
PENULARAN
FEKAL ORAL
PARENTERAL
LAIN LAIN
Akhir
ini Kontak
bisa ?
kontak
seks
seks
WATER
serumah
Kontak
Kontak
BORNE
Transmisi
serumah
serumah
Vertikal
seks, Kontak
TIPE PENYAKIT
BIASANYA
BERVARIASI
AKUT
BERVARI
BIASANY Biasanya
ASI
A AKUT akut
(FULMIN
AN)
70-80%
YA
Tidak
Tidak
5-10%
50%
80%
YA
SIROSIS
20%
20%
HEPATOMA
MORTALITAS
YA
0.5-2%
30%
15-20%
TANPA
PADA
PADA
KOMPLIKAS
PASIEN
WANITA
KRONIS
HAMIL
0.1-0.2%
D. Manifestasi klinik
Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. Manifestasi klinik
dapat dibedakan berdasarkan stadium.Adapun manifestasi dari masing amsing stadium adalah
sebagai berikut.
a)
Fase Inkubasi
merupakan waktu diantara saat masuknya virus dan saat timbulnyagejala atau iktrus
b)
Fase Prodromal (pra ikterik)
fase diantara timbulnya keluhan-keluhanpertama dan gejala timbulnya icterus
1.
Permulaan ditandai dengan : malaise umum, mialgia, atralgia mudah lelah, gejala
saluran nafas dananoreksi.
2.
Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas atau
epigastrikum
c)
Fase icterus
Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan
oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.Unit fungsional dasar dari hepar
disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri.Sering dengan
berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.Gangguan terhadap
suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel
hepar.Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon
sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.Oleh karenanya, sebagian besar
klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan
peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran
kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati.Walaupun jumlah billirubin yang
belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan
sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin
tersebut didalam hati.Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.Akibatnya billirubin
tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel
ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek),
maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk).Jadi ikterus yang timbul
disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi
bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis).Karena
bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga
menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin
terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan
menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
F. Tanda dan Gejala
1.
Masa tunas
sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas
(ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise,
lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari,
pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
3.
Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai
dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian
menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh
badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.
4.
Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul
bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine
tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.
G. Penatalaksanaan medis
a)
Penderita yang menunjukkan keluhan berat harus istirahat penuh selama 1-2 bulan.
b)
c)
Pada umumnya tidak perlu diberikan obat-obat, karena sebagian besar obat akan di
Wanita hamil yang menderita hepatitis perlu segera di rujuk ke rumah sakit.
Pemeriksaan enzim SGPT dan gamma-GT perlu dilakukan untuk memantau keadaan
penderita. Bila hasil pemeriksaan enzim tetap tinggi maka penderita dirujuk untuk menentukan
apakah perjalanan penyakit mengarah ke hepatitis kronik.
f)
Hepatitis b dapat dicegah dengan vaksin. Pencegahan ini hanya dianjurkan bagi orang-
Pada saat ini belum ada obat yang dapat memperbaiki kerusakan sel hati.
Pemeriksaan Fisik
1.
Review Of Sistem (ROS)
a.
Kedaan umum : kesadaran composmentis, wajah tampak menyeringai kesakitan,
konjungtiva anemis, Suhu badan 38,50 C
b.
Sistem respirasi : frekuensi nafas normal (16-20x/menit), dada simetris, ada tidaknya
sumbatan jalan nafas, tidak ada gerakan cuping hidung, tidak terpasang O 2, tidak ada ronchi,
whezing, stridor.
c.
Sistem kardiovaskuler : TD 110/70mmHg , tidak ada oedema, tidak ada pembesaran
jantung, tidak ada bunyi jantung tambahan.
d.
Sistem urogenital : Urine berwarna gelap
e.
Sistem muskuloskeletal : kelemahan disebabkan tidak adekuatnya nutrisi (anoreksia)
f.
Abdomen :
2.
Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit maka
akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
b)
Makan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3 sendok disebabkan Mual
muntah .
Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc
c)
Pola eliminasi
BAK : urine warna gelap,encer seperti teh
BAB : Diare feses warna tanah liat
d)
Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena pasien lemah terkulai di atas
tempat tidur, lelah ,malaise dan membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya,
e)
Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri pada abdomen, mialgia,
atralgia, sakit kepala dan puritus.
f)
g)
Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat kondisinya pasien malas
untuk keluar dan memilih untuk istirahat.
h)
j)
Pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya dan meringis kesakitan
k)
Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap ini merupakan cobaan dari
Allah SWT.
3.
Pemeriksaan Penunjang
1.
Awalnya meningkat.Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun.
SGOT/SGPT merupakan enzim enzim intra seluler yang terutama berada dijantung, hati dan
jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati
2.
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau
mengakibatkan perdarahan.
3.
Leukopenia
5.
Alkali phosfatase
Feses
Albumin Serum
Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh hati dan karena
itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
8.
Gula Darah
Anti HAVIgM
Analisa Data
No
Data
Etiologi
Masalah
Gangguan
rasa
nyaman (Nyeri)
atas
S : Skala : 6-8
T: Menetap
Do
2 : pasien mengatakan mual tidak Anoreksia
Ds :
nafsu makan
klientampak lemah dan lemas,
porsi makan tidak habis hanya
habis 3 sendok
A : BB turun
B : Hb < 12
C : Konjungtiva anemis
D : Diet makan tinggi serat dan protein
Intoleransi Aktivitas
kekuatan / ketahanan
tubuh
hari
memerlukan bantuan
Pasien nampak terkulai lemas
di atas tempat tidur
Ds
4
pasien
mengatakan
bahwa Gatal
dengan
sekunder Resiko
akumulasi terhadap
tinggi
kerusakan
Resiko
muntah
pasien muntah 1x/ lebih sehari
Turgor Kulit kembali > 2 Detik
Mukosa Bibir Kering
Mata Cowong
Konjungtiva Anemis
kekurangan volume
tinggi
cairan
4.
Diagnosa Keperawatan
1.
Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar.
2.
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
3.
Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan / ketahanan tubuh.
4.
Resiko Tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Gatal sekunder
dengan akumulasi garam empedu pada jaringan.
5.
Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual muntah.
6.
Hipetermi berhubungan dengan infasi agen dalam sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar
5.
Intervensi Keperawatan
DX 1 : Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar.
Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 4 x 24 diharapkan pasien nyeri hilang,
dengan
KH :
TTV normal :(TD :110/70 120/ 90 mmHg, RR : 16- 20 x/mnt, N : 60-100x/mnt, S :
36,5- 37,50.C ).
Pasien mengungkapkan rasa nyeri berkurang.
Pasien mampu mengendalikan nyeri dengan teknik relaksasi dan distraksi.
Skala nyeri 0-3
Wajah pasien rileks
Intervensi
Rasional
1)
Kolaborasi dengan individu untuk
1)
nyeri yang berhubungan dengan
menentukan
metode
yang
hati,
kepada
individu
perubahan
melalui
yang
pendekatan
mengalami
kenyamanan
nyeri
Observasi TTV
nyeri.
2)
Untuk mengetahui keadaan umum
klien
klienlah
meyakinkan
yang
harus
pemberi
mencoba
pelayanan
4)
a)
b)
4.
klien
disiapkan
untuk
yang
sesungguhnya
akan
5)
yang
klien
yang
penjelasan
dengan
teknik
untuk
mengurangi nyeri.
selama
siang
hari,
membuat
2.
hari
Berikan perawatan mulut sebelum
2.
Menghilangkan rasa tak enak dapat
3.
makan
meningkatkan nafsu makan
Anjurkan makan pada posisi duduk
3.
Menurunkan rasa penuh pada abdomen
tegak
4.
Dorong
pemasukan
sari
minuman karbonat dan permen berat dapat lebih mudah dicerna / toleran bila
sepanjang hari
makanan lain ini
Kolaborasi
5.
Konsul pada ahli gizi, dukung tim
5.
Berguna dalam membuat program diet
nutrisi untuk memberikan diet sesuai untuk memenuhi kebutuhan individu.
kebutuhan pasien, dengan masukan Metabolisme lemak bervariasi tergantung
lemak dan protein sesuai toleransi
6.
contoh
lingkungan
tenang;
istirahat
dan
untuk
penyembuhan.
2.
ke sel hati
Ubah posisi dengan sering. Berikan
2.
Meningkatkan fungsi pernafasan dan
perawatan kulit yang baik
3.
kerusakan jaringan
Memungkinkan periode tambahan
toleransi
istirahat tanpa gangguan
4.
Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi,
4.
Tirah baring lama dapat menurunkan
bantu melakukan latihan rentang gerak kemampuan. Ini dapat terjadi karena
sendi pasif / aktif
5.
keterbatasan
aktivitas
yang
contoh
relaksasi
progresif, penghematan
energi,
perhatian,
dan
memusatkan
dan
dapat
penyakit,
memerlukan
toksik
dapat
membatasi
pemajanan
Berikan obat sesuai indikasi : sedatif,
8.
agen
antiansietas,
contoh
Membantu
dalam
manajemen
berbiturat
dan
tranquilizer
Compazine
dan
dikontraindikasikan
9.
seperti
Thorazine,
sehubungan
kadar
pada
potensial
risiko
berulang
Dx 4 : Resiko Tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan denganGatal sekunder
dengan akumulasi garam empedu pada jaringan.
Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan gatal pada pasien
hilang.
KH :
Pasien merasa nyaman
Tubuh pasien tidak gatal lagi
Tubuh pasien tidak lecet
Intervensi
Rasional
Mulai tindakan kenyamanan :
1.
Tindakan ini meningkatkan istirahat.
Mandi pancuran dingin
Gosokan punggung
Istirahat
menurunkan
kebutuhan
Air hangat
Aktivitas hiburan rendah (membaca, energi yang menghasilkan tegangan
menonton TV, permainan papan)
pada hepar.
Kompres dingin pada dahi untuk sakit
kepala
Lingkungan tenang
2.
Berikan antipiretik yang diresepkan
2.
dan evaluasi keefektifan
dengan
dan
peningkatan
berkeringat
saat
gatal.
Pertahankan linen dan pakaian kering 3.
Pakaian basah dari berkeringat
4.
5.
rasa
gatal.
Losion
yang
juga
permukaan
menetralkan
kulit,
dan
Instruksikan
menggunakan
menggaruk
bantalan
kulit
atau
untuk
menggunakan
RASIONAL
dan
haluaran,
1.
Memberikan
informasi
tentang
kulit,
asites
atau
dan
membran
pembentukan
3.
Menurunkan
kemungkinan
indikasi
Biarkan pasien menggunakan lap
4.
koagulasi
memanjang
bila
Na+
albumin,
dan
Menunjukkan
hidrasi
dan
pembekuan
kadar
protein
menimbulkan
yang
dapat
pembekuan
edema.
beresiko perdarahan
Berikan cairan IV (biasanya glukosa),
7.
Memberikan cairan dan penggantian
elektrolit
elektrolit
Dx 6 : Hipetermi berhubungan dengan infasi agen dalam sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar
Tujuan: selelah dilakukan tindakan selama 3x24 suhu tubuh Pasien kembali normal, dengan
KH:
Klien tidak mengeluh panas
Suhu tubuh Normal 36,50 37,50C
Keluarga pasien mampu mengatasi panas dengan melakukan kompres hangat.
1.
Intervensi
Rasional
Kaji adanya keluahan tanda tanda
1.
sebagai indikator untuk mengetahui
peningkatan suhu tubuh
status hypertermi
2.
menghambat pusat simpatis di
2.
Berikan kompres hangat pada lipatan
hipotalamus
sehingga
terjadi
ketiak dan femur
vasodilatasi kulit dengan merangsang
kelenjar keringat untuk mengurangi
panas tubuh melalui penguapan
3.
keluarga mampu melakukan
kompres kepada pasien secara mandiri
3.
kondisi
kulit
yang
mengalami
lembab
mengurangi
memicu
jamur.
timbulnya
Juga
kenyamanan
akan
klien,
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
a) Definisi
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan
kimia. (Sujono Hadi, 1999).
b) Etiologi
a. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis : Hepatitis A, B, C, D, E
b. Hepatitis Non Virus : alkohol, obat obatan, bahan beeracun, akibat penyakit lain
c) Klasifikasi dan penyebab
Hepatitis A : masa inkubasi 14-49 hari, cara penularan melalui fekal oral
Hepatitis B :masa inkubasi 30-180 hari, cara penularan melalui pereteral
Hepatitis C :masa inkubasi 15-150 hari, cara penularan melalui pereteral
Hepatitis D :masa inkubasi 35 hari, cara penularan melalui pereteral
Hepatitis E :masa inkubasi 14-63 hari, cara penularan melalui fekal oral
4.2. Saran
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan makalah
agar dapat membuat makalah yang baik dan benar.
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk mahasiswa
keperawatan agar mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien hernia.
DAFTAR PUSTAKA
Sylvia Anderson Price dan Lorrine Mccarty Wilson. 1981 Patofisiologi, Konsep Klinis Proses
Proses Penyakit. Edisi 2. Jakarta : EGC
Charlene J. Reeves, Gayle Roux dan Robin Lackhart. 2001 Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : Salemba Medika
Price, Sylvia Anderson. 2005 : 485 Patofisiologi, Konsep Klinis Proses Proses Penyakit.
Edisi 6, Vol 1. Jakarta : EGC
Lynda Juall Carpenito. 2009 Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis. Jakarta :
EGC
Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3
Dienstag, 1990
Bradley, 1990; Centers for Disease Control, 1990
Bradley,1990; Purcell, 1990
Sujono Hadi, 1999
Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145
Smeltzer, 2001
Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131
Anatomi dan Fisiologi HatiHati adalah organ terbesar dari tubuh manusia, berat sekitar 1,5
kg.Although berat hati hanya 2-3% dari konsumsi berat badan, tetapi keterlibatan hati pada
oksigen 25-30%.Sekitar 300 milyarsel hati, terutama hepatosit jumlah yang proximately 80%
menengah, metabolisme adalah tempatutama (Koolman, J & RohmKH, 2001).Hati manusia
terletak di bagian atas cavum abdominis, di bawah diafragma, di setiap sisi kuadranatas, yang
paling Dari yang di sebelah kanan. Beratnya 1200-1600grams.Permukaan atas adalahdi kontak
di bawah diafragma, di bawah permukaan terletak di kontak atas organ-organperut. Hati adalah
tetap di dekat pressureand intraabdominal dibungkus oleh peritoneum kecualipada daerah
posterior berdekatan dengan cava inferior dan mengadakan kontak langsung
dengandiafragma.Hati dibungkus oleh melingkar dibedakan tebal, composea serat kolagen dan
jaringan elastisyang disebut jawaban Glisson kapsul. hoop ini akan masuk ke dalam arteri
parenchymhepaticberikut getah bening dan saluran empedu. Massa hati seperti spons
whichconsists Manakah darisel-sel yang disusun dalam-lambatnya / plat mana ia akan pergi ke
systemcapillaries disebutsinusoid. Sinusoida berbeda dari kapiler di bagian lain dari tubuh,
demikian menyelimuti lapisanendotel sel Terdiri dari sel-sel fagosit-calledKupffer. Sel-sel
Kupfer lebih permeabel, Yangberarti mudah dilalui oleh sel makro dibandingkan dengan
kapiler lainnya. Lempengan sel hatiadalah 1 sel tebal dan memiliki hubungan erat dengan
sinusoid. Dalam pemantauan selanjutnyamuncul lobulus parenkim arrangedin, lobulus di
Tengah sebuah lobuli TDP vena sentral yangmerupakan cabang dari vena hepatik (vena yang
saluran darah keluar dari hati). Di tepi antaralobuli lobuli terhadap jaringan saluran stack-connetive disebut portalis / TRIAD adalah saluranportalis containibg industri vena portal, ductus aorta
hati biliaris.Cabang dari vena portal danisinya hepaticawillissue aorta secara langsung ke
sinusoid setelah banyak percabangan sistemempedu dimulai dari canaliculi empedu halus yang
terletak di antara sel-sel hati dan bahkanmembantu membentuk dinding sel. Canaliculi akan
mengeluarkan isinya ke dalam intralobularis,dibawa ke dalam empedu yang lebih besar, keluar
air dari saluran empedu ke kandung empedu.Fungsi hepar adalah:1. Pengeluarana. hepar
menghasilkan empedu terbentuk dalam sistem endotelium retikuloendotelial yangmengalir ke
dalam empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan penyerapanlemak. b. Glikogenik enzim
yang mengubah glukosa menjadi glikogen2. Metabolismea. Hati berpartisipasi dalam
Mempertahankan gula darah homeostatis.b. toko Hepar glukosa dalam bentuk glikogen dan
mengubahnya kembali menjadi glukosa olehenzim tubuh bekerja jika diperlukan.c. Hepar
ekstrak protein dari sel dan eritrosit yang rusak dan hasil penguraian protein
untuk memproduksi urea dari asam amino kelebihan dikonversi menjadi urea dikeluarkan dari
daraholeh ginjal dalam air seni.d. hepar untuk mensintesis lemak dari karbohidrat dan protein.
Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam tubuh
walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori virus yang
menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis B (HBV), Virus Hepatitis
C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi
kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari keadaan sub
klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total.
Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis B). kedua
istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis serum, sebab
kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral.
Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau B melalui
pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B (NANBH) dan saat ini disebut
Hepatitis C (Dienstag, 1990). Selanjutnya ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada 2 macam,
yang pertama dapat ditularkan secara parenteral (Parenterally Transmitted) atau disebut PTNANBH dan yang kedua dapat ditularkan secara enteral (Enterically Transmitted) disebut ETNANBH (Bradley, 1990; Centers for Disease Control, 1990). Tata nama terbaru menyebutkan
PT-NANBH sebagai Hepatitis C dan ET-NANBH sebagai Hepatitia E (Bradley,1990; Purcell,
1990).
Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel virus yang
menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B, HDV dapat timbul
sebagai infeksi pada seseorang pembawa HBV.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di Amerika
tetapi juga diseluruh Dunia. Penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara semua penyakit
menular yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat (hanya dibawah penyakit kelamin dan cacar
air dan merupakan penyakit epidemi di kebanyakan negara-negara dunia ketiga. Sekitar 60.000
kasus telah dilaporkan ke Center for Disease Control di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi
jumlah yang sebenarnya dari penyakit ini diduga beberapa kali lebih banyak. Walaupun
mortalitas akibat hepatitis virus ini rendah, tetapi penyakit ini sering dikaitkan dengan angka
morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar.
2.
Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran secara nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan klien
hepatitis
Tujuan khusus
Untuk memperoleh gambaran nyata mengenai :
Manfaat
Sebagai bahan pembelajaran untuk penderita hepatitis agar lebih menjaga kesehatannya
Sebagai tambahan membuat asuhan keperawatan
Sebagai sumber informasi bagi para pembaca
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. KOSEP DASAR TEORI
A. PENGERTIAN
Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau
obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus,
obat atau alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)
B. ANATOMI FISIOLOGI
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
H. PENATALAKSANAAN
Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup istirahat, hidrasi, dan
asupan makanan yang adekuat. Hospitalisasi diindikasikan bila terdapat muntah, dehidrasi,
faktor pembekuan abnormal, atau tanda-tanda gagal hati, yang membahayakan (gelisah,
perubahan kepribadian, letargi, penurunan tingkat kesadaran, dan perdarahan). Terapi IV, studi
laboratorium yang berulangkali, dan pemeriksaan fisik terhadap perkembangan penyakit adalah
tujuan utama penatalaksanaan di rumah sakit.
Berikut ini adalah obat-obat yang dapta digunakan :
1. Globulin imun (Ig) digunakan sebagai profilaksis sebelum dan sesudah terpajan hepatitis A
(diberikan dalam waktu 2 minggu setelah pemajanan)
2. HBIG diberikan sebagai profilaksis setelah pemajanan (tidak divaksinasi : diberikan per IM
dan mulai dengan vaksin HB. Divaksinasi : diberikan per IM ditambah dosis booster. Perinatal :
0,5 ml per IM dalam 12 jam setelah kelahiran)
3. Vaksin Hepatitis B (Hevtavax B) digunakan untuk mencegah munculnya hepatitis B
(Perinatal : diberikan per IM dalam 12 jam setelah kelahiran, diulangi pada usia 1 dan 6 bulan.
Anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun. Tiga dosis IM (paha anterolateral / deltoid), dua
dosis pertama diberikan berselang 1 bulan, dan booster diberikan 6 bulan setelah dosis pertama.
Anak-anak yang berusia lebih dari 10 tahun. Diberikan tiga dosis ke dalam otot deltoid.
Perhatikan bahwa anak yang menjalankan hemodialisis jangka panjang dan anak dengan sindrom
Down harus divaksinasi secara rutin karena tingginya resiko memperoleh infeksi Hepatitis B
ini).
2. KONSEP DASAR ASKEP
A. PENGKAJIAN
a. Biodata.
Identitas.
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal masuk rumah
sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat, pekerjaan,
penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.
Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan hubungan
dengan klien.
b. Keluhan utama
Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan dapat berupa nafsu
makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit perut kanan atas, demam dan
kuning
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri perut kanan
atas
2. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita sebelumnya,
kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi dan perawatan rumah
sakit serta perkembangan anak dibanding dengan saudara-saudaranya
3. Riwayat kesehatan keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya berkaitan
dengan penyakit pencernaan.
4. Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati
1. Aktivitas
Kelemahan
Kelelahan
Malaise
2. Sirkulasi
3. Eliminasi
Urine gelap
Anoreksia
Peningkatan oedema
Asites
5. Neurosensori
Cenderung tidur
Letargi
Asteriksis
6. Nyeri / Kenyamanan
Kram abdomen
Mialgia
Atralgia
Sakit kepala
Gatal ( pruritus )
7. Keamanan
Demam
Urtikaria
Lesi makulopopuler
Eritema
Splenomegali
8. Seksualitas
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di
kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan
masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami
inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi
hepar.
Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder
terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen, asites penurunan
ekspansi paru dan akumulasi sekret
Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di
kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan
masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nutrisi pasien terpennuhi.
Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai
laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
1. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan
R/ keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan
2. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan
pagi paling sering
R/ adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan menurunkan kapasitasnya.
3. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan
R/ akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak sedap yang menurunkan
nafsu makan.
4. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak
R/ menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan
R/ klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami
nyeri
3. Berikan informasi akurat dan
R/ klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang sesungguhnya akan
dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat
penjelasan)
4. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi
R/ kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri.
Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi
hepar.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam suhu badan pasien normal
Kriteria hasil : Tidak terjadi peningkatan suhu
1. Monitor tanda vital : suhu badan
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder
terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam tidak terjadi kerusakan intergritas
kulit dan jaringan.
Kriteria hasil : Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
1. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering
Sering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril, lanolin)
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau spesimen
Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan tubuh
Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang tepat, jangan
menutup kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun
F. EVALUASI
Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan
bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan,
menangis intensitas dan lokasinya)
Tidak terjadi peningkatan suhu
Tidak terjadi keletihan
Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
Pola nafas adekuat
Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus menyebakan peradangan pada
hati. Hepatitis selain disebakan oleh virus disebabkan juga alcohol dan juga obat-obatan dan
bahan-bahan kimia. Hepatitis pada anak-anak sebagian besar disebabkan oleh bahan-bahan kimia
yang terkandung dalam snack. Selain itu juga anak-anak kurang memperhatikan akan kebersihan
sehingga memudahkan virus untuk masuk ke dalam tubuh.
2. Saran
Orang tua harus memberikan perhatian khusus pada anak dalam pemilihan makanan
serta memberikan pendidikan akan pentingnya kebersihan agar tidak terkena virus yag dapat
menyebabkan penyakit hepatitis. Pada bayi sebaiknya ibu memberikan imunisasi secara tepat
waktu untuk mencegah terjadinya hepatitis.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta.
Gallo, Hudak, 1995, Keperawatan Kritis, EGC, Jakarta.
Hadim Sujono, 1999, Gastroenterologi, Alumni Bandung.
Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit, Gramedia
Pustaka Utama Jakarta.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, EGC, Jakarta.
Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart. Alih bahasa Agung
Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.
Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 1998.
Reeves, Charlene, et al,Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi I, jakarta,
Salemba Medika.
Sjaifoellah Noer,H.M, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI,
jakarta.\
Diposkan oleh jannuar vie di 02.21
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: ASUHAN KEPERAWATAN
Tidak ada komentar: