Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
A. PENGERTIAN
Bronkopneumoni adalah merupakan penyakit sekunder,
istilah ini digunakan untuk menggambarkan pneumoni yang
mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu
atau lebih di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru.
B. ETIOLOGI
1. Bakteri
Diplococcus pneumoniae, pneumococcus,
streptococcus, hemophilus influenzae,
mycobacterium tuberculosis.
2. Virus
Virus Influensa
3. Jamur
Histoplasma capsulatum; candida albicans
4. Aspirasi
Makanan, kerosene (bensin, minyak tanah),
cairan amnion, benda asing.
5. Pnemonia Hipostatik
C. PATOFISIOLOGI
E. PEMERIKSAANPENUNJANG
1.Foto Thoraks
Terdapat bercakbercak infiltrate pada satu
atau beberapa lobus. Jika pada pneumonia lobaris
terlihat danya konsolidasi pada satu atau beberapa
lobus.
2.Laboratorium
Gambaran
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi
dan uji resistensi pasien perlu terapi secepatnya :
Penisillin 50.000 U/Kg BB/Hari
Kloramfenikol 50 75 mg / Kg BB/ hari atau
diberikan antibiotika yang mempunyai spectrum luas
seperti Ampisillin. Pengobatan ini diteruskan sampai
anak bebas demam 4 5 hari.
Pemberian oksigen dan cairan intravena , jenis
cairan yang digunakan ialah campuran glukosa 5% dan
NaCl 0,9% dalam perbandingan 3 : 1 ditambah larutan
KCl 10 m Eq/500 mL botol infuse.
Karena sebagian besar pasien jatuh ke dalam asidosis
metabolic akibat kurang makan dan hipoksia, maka
dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil AGD
arteri.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
Adapun diagnose keperawatan yang mungkin muncul :
1.Gangguan pertukaran gas b/d kontriksi otot
pernapasan/ penularan compliance paru.
2.Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan
dengan peningkatan produksi secret .
3. Perubahan pola tidur berhubungan dengan peningkatan
frekuensi pernapasan .
H. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DX I
1. mengkaji status respirasi secara continue,
catat bila ada perubahan,
2. mencatat ada tidaknya bunyi pernapasan :
Ronkhi,wheezing, crakles.
3. mengkaji adanya sianosis
4. mengobservasi tingkat kesadaran klien
5. Monitor analisa gas darah
6. Berikan oksigenisasi melalui canula / masker
sesuai indikasi.
DX II
1. mencatat perubahan pernapasannya dan bentuk
pernapasannya
2. mengobservasi penurunan ekspansi rongga dada
dan timbulnya peningkatan premitus
3. membantu klien untuk latihan batuk, dan napas
dalam, rubah posisi dan pengisapan lendir bila
diperlukan .
4. meeningkatan oral intake bila memungkinkan.
DX III
1. mengkaji pola tidur dan kebutuhan tidur,
kebiasaan-kebiasaan waktu tidur
2. memberikan atau anjurkan untuk minum susu
hangat dan masase punggung.
3. mengevalusi tingkat stress atau orientasi
sesuai perkembangan hari demi
hari.
DAFTAR PUSTAKA
Falkutas Kedokteran Universitas GadjahMada,
2003.Kumpulan Makalah Keperawatan Medikal Bedah.
Buku I
Doenges. Marilynn, E. 2000, Rencana Asuhan
Keperawatan. Edisi3.Jakarta:EGC
LAPORAN PENDAHULUAN
BRONKOPNEMONI
DISUSUN OLEH
ALFIAN ALI SHAIFULLAH MUZAKY
07. 01 .0561