Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
I.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
rasa khas daerah pada prinsipnya sama dengan pembuatan nata de coco biasa,
namun perlu dilakukan proses lanjut. Nata de Coco direbus dalam air bergula, dan
ditambahkan dengan aneka rasa sesuai selera. Untuk rasa rempah secang dan Jahe,
sebelum nata de coco dimasukkan, air rasa rempah secang dan jahe tersebut
disaring terlebih dahulu.
I.2.
Rumusan Masalah
Metode Penulisan
II.
II.1.
TINJAUAN PUSTAKA
Bioteknologi
Bioteknologi secara harafiah terdiri dua kata yakni bio dan teknologi. Bio
mengandung arti hidup, sedang teknologi adalah cara untuk merubah bahan baku
menjadi suatu produk.
Dari arti dua kata tersebut, pengertian bioteknologi akan menjadi terlalu luas,
sehingga perlu dirumuskan pengertian yang lebih sempit. Tiap-tiap negara
mempunyai definisi masing-masing mengenai bioteknologi, yang menyatakan
corak dan lingkungan kegiatan yang dikaitkan dengan kepentingan dan tujuan
yang ingin dicapai dengan kegitan bioteknologi di negara yang bersangkutan.
Lee ( 1983 ) menyatakan pentingnya definisi yang seragam tentang bioteknologi
agar terdapat pandangan yang sama dalam mendiskusikan masalah bioteknologi
baik dalam skala nasional maupun internasional. Batasan umum yang diusulkan
untuk negara anggota Organisasi Untuk Kerjasama dan Pengembangan Ekonomi (
OECD = Organization for Economic Cooperation and Development ) adalah
batasan yang didefinisikan oleh Bull dkk. ( 1982 ) yakni :
Bioteknologi merupakan penerapan prinsip ilmiah dan rekayasa pengolahan
bahan oleh agen biologi untuk menyediakan barang dan jasa
Agen biologi
Bahan baku ---------------------------- Produk ( barang dan jasa )
Bahan yang dimaksud definisi diatas meliputi semua bahan organik. Sedang yang
dimaksud agen biologi ialah katalisator-katalisator biologi dengan kisaran yang
luas, tetapi ditekankan pada mikroorganisme berenzim dan sel hewan/tumbuhan.
Pengertian bahan dan jasa meliputi produk industri yang berupa pangan,
minuman, obat, senyawa biokimia dan peniadaan pengaruh logam dalam
mengolah limbah industri dan rumah tangga.
Penerapan bioteknologi telah dilakukan sejak zaman prasejarah, antara lain untuk
menghasilkan minuman alkohol dan mengawetkan daging. Dari minuman
beralkohol, anggur mungkin merupakan produk bioteknologi tertua, kemudian
disusul oleh bir dan roti. Produk penting lain yang berasal dari proses
bioteknologi tradisional adalah keju, yogurt, kecap dan sebagainya.
Bioteknologi tradisional berjalan sampai tahun 1857, setelah Pasteur menemukan
bahwa fermentasi merupakan proses yang dilakukan oleh mikroorganisme hidup (
Lee, 1983 ). Produk fermentasi mikroorganisme antara lain adalah tembakau, the
dan cokelat.
Genetika
Mikrobiologi
Kimia/biokimia
Elektronik
Ilmu Pangan
Bioteknol
ogi
Rekayasa
Rekayasa
Biokimia
Teknologi
Pangan
Rekayasa
Rekayasa
Kimia
Mekanik
Oleh karena itu penggunaan kultur mikroba hasil penelitian dianjurkan untuk
menunjang penjaminan mutu produk. Mikroba yang sering digunakan dalam
bidang bioteknologi pangan adalah bakteri, khamir dan jamur
Contoh produk bioteknologi pangan dan mikroba yang digunakan
Produk
Roti, bir , wine
Mikroba
Saccharomyces cerevisiae
Yogurt, probiotik
Kecap
Aspergillus oryzae
Tempe
Rhizopus sp
Tape
Saccharomyces
Asam cuka
Acetobacter aceti
Asam sitrat
Aspergillus niger
Asam laktat
Lactobacillus delbrueckii
Nata
Acetobacillus xylinum
Acar, asinan
Nata De Coco
Nata de Coco adalah nama yang mula-mula dikenal di Filiphina untuk menyebut
produk olahan yang dibuat dari air kelapa dengan bantuan bakteri pembentuk Nata
yaitu Acetobacter xylinum. Nata de Coco merupakan makanan olahan dari sari
kelapa ini mulai diperkenalkan di Indonesia sekitar tahun 1987. Kata Nata diduga
berasal dari bahasa Spanyol, yaitu Nadar yang berarti berengan. Dugaan lain, kata
ini berasal dari bahasa Latin nature artinya terapung. Sedangkan menurut Rony
Palungkun (2001) Nata berasal dari bahasa Spanyol yang berarti krim (cream).
Jadi Nata de Coco adalah krim yang berasal dari air kelapa.
III.
PEMBAHASAN
Pembuatan Nata de Coco yaitu pemanfaatan sumber gula sebagai sumber tenaga,
sebagian gula disintetis menjadi selulosa atau Nata, sebagian gula diuraikan
menjadi asam cuka yang menurunkan derajat keasaman (pH) medium sampai 3.0
2.5 sehingga medium semakin asam. Untuk dapat menghasilkan masa yang
kokoh, kenyal, tebal putih, dan tembus pandang, diperlukan suhu inkubasi
(pemeraman) komposisi, dan derajat keasaman (pH) media.
Variasi bentuk bakteri atau koloni bakteri dipengaruhi oleh arah pembelahan,
umur dan syarat pertumbuhan tertentu, misalnya makanan, suhu dan keadaan yang
tidak menguntungkan bagi bakteri, bentuk bakteri terdiri dari; bakteri batang
(silindris), bentuk bulat (kokus), bentuk spiral (spirilum). Sedangkan struktur sel
bakteri ada flagella, dinding sel, membran sel, kapsul, DNA pada daerah nukleus
dan ribosom (Pratiwi et al., 2004).
III.3. Karbohidrat, Nitrogen dan Asam Cuka
Air kelapa yang digunakan dalam proses fermentasi harus memenuhi standar
kualitas yang telah ditetapkan untuk menghasilkan nata yang baik. Air kelapa
harus berasal dari kelapa yang telah matang, tidak terlalu muda atau tua. Sebelum
dimasukkan biakan bakteri nata de coco, ditambahkan karbohidrat, nitrogen dan
asam cuka untuk menunjang kehidupan bakteri ini. Senyawa hidrat arang yang
digunakan adalah senyawa sederhana yang terdiri dari sukrosa, fruktosa, maltosa
dan manosa. Sukrosa merupakan senyawa yang paling baik bagi pertumbuhan
bakteri Acetobacter xylinum.
Nitrogen yang ditambahkan ke dalam air kelapa berasal dari nitrogen organik
seperti protein dan ragi. Namun, dapat juga menggunakan nitrogen non organik
seperti urea, amonium sulfat [(NH4)2SO4] dan ammonium fosfat (NH4)3PO4.
Jika dibandingkan dengan nitrogen organik, biaya penggunaan nitrogen non
organik lebih murah dan kualitasnya pun cukup baik. Bahkan amonium sulfat
sangat baik dijadikan bahan tambahan pembuat nata de coco karena harganya
sangat ekonomis, mudah larut dalam larutan lain dan sangat selektif terhadap
pertumbuhan mikroba lain
Asam cuka atau asam asetat yang ditambahkan dalam air kelapa berfungsi untuk
mengurangi atau meningkatkan derajat keasaman. Jenis asam cuka yang paling
baik untuk menghasilkan nata yang berkualitas adalah asam asetat glacial dengan
konsentrasi keasaman sebesar 99,8%. Asam asetat dengan konsentrasi keasaman
yang lebih rendah dari asam asetat glacial dapat pula digunakan dalam proses
fermentasi ini, namun dibutuhkan dalam jumlah yang banyak guna memenuhi
derajat keasaman yang dibutuhkan bakteri nata de coco.
III.4. Proses Pembuatan Nata De Coco
Nata dapat dibuat dari bahan baku air kelapa, dan limbah cair pengolahan tahu
(whey tahu). Nata yang dibuat dari air kelapa disebut dengan nata de coco, dan
yang dari whey tahu disebut dengan nata de soya. Bentuk, warna, tekstur dan
rasa kedua jenis nata tersebut tidak berbeda. Pembuatan nata tidak sulit, dan biaya
yang dibutuhkan juga tidak banyak.
d. Pemanenan Hasil
- Wadah perendam dan perebus
- Pemotong nata.
6. Cara Pembuatan
1. Penyiapan biakan murni.
3. Fermentasi Nata
a. Whey tahu yang masih segar diendapkan, dan disaring dengan beberapa lapis
kain kassa, kemudian dipanaskan sampai mendidih dengan api besar sambil
diaduk-aduk. Setelah mendidih, ditambahkan (a) asam asetat glasial (10 ml
asam asetat untuk setiap 1 liter whey), dan (2) gula (80 gram gula untuk
setiap liter whey). Campuran ini diaduk sampai gula larut. Larutan ini disebut
dengan Whey asam bergula.
b. Urea (sebanyak 5 gram urea untuk setiap 1 liter whey aam berula yang
disiapkan pada no. 1 diatas) dilarutkan di dalam sedikit whey yang telah
dimasak (setiap 1 gram urea membutuhkan 20 ml whey). Larutan ini
dididihkan, kemudian dituangkan ke dalam whey asam bergula. Laruatn
yang diperoleh disebut sebagai media nata. Larutan ini didinginkan
sampai suam-suam kuku.
c. Media nata ditambah dengan
starter
(setiap
liter
media
nata
membutuhkan 50-100 ml starter), kemudian dipindahkan ke dalam wadahwadah fermentasi dengan ketinggian media 4 cm. Wadah ditutup dengan
kertas yang telah dipanaskan di dalam oven pada suhu 140C selama 2
jam. Wadah berisi media ini disimpan di raung fermentasi selama 12-15
hari sampai terbentuk lapisan nata yang cukup tebal (1,5 2,0 cm).
d. Panen dan Pencucian. Lapisan nata diangkat, kemudian dicuci dengan air
bersih. Setelah itu nata direndam di dalam air mengalir atau air yang diganti
ganti denan air segar selama 3 hari. Setelah itu nata dipotong-potong dengan
panjang 1,5 dan lebar 1,5 cm. Potongan nata direbus 5-10 menit, kemudian
dicuci dan direbus lagi selama 10 menit. Hal ini diulangi sampai nata tidak
berbau dan berasa asam lagi.
e. Pembotolan
Pembuatan sirup. Gula yang putih bersih dilarutkan ke dalam air (setiap 2
kg gula dilarutkan ke dalam 4 liter air bersih), kemudian ditambahkan
vanilie (secukupnya) danbenzoat (1 gram untuk setiap liter larutan gula).
di dalam kantong plastik rangkap dua, atau di dalam gelas plastik dan
kemasan ditutup dengan rapat (kantong plastik diikat dengan karet, dan
gelas plastik di seal)