Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
halaman 3
RESENSI BUKU:
WARISAN GEOLOGI SUMATRA
halaman 4
NEWSLETTER
Mekanisme penilaian:
Tahap I: penilaian dokumen tingkat provinsi
oleh tim penilai pusat. Sementara itu
penilaian dokumen tingkat kabupaten/kota
dilakukan oleh tim penilai provinsi.
Tahap II: proses verifikasi provinsi ke
kabupaten/kota. Setelah ada kabupaten/
kota yang menjadi pemenang, tiap provinsi
mengirimkan satu wakil (kabupaten/kota
pemenang) untuk dinilai oleh tim penilai
pusat. Berbeda dengan tahun sebelumnya,
pada APN 2015 ini khusus untuk penilaian
kabupaten/kota dilakukan ulang oleh
Tim Penilai Teknis di tingkat pusat (bobot
penilaian dimulai dari 0%).
Tahap III: proses wawancara dan presentasi
bagi provinsi, sedangkan bagi kabupaten/
kota dilakukan proses ulang penilaian
dokumen perencanaan daerah oleh tim
penilai pusat. Di tingkat provinsi, hanya
melalui tiga tahap saja.
Tahap IV: proses wawancara dan presentasi
bagi kabupaten/kota yang dilakukan oleh
tim penilai pusat yang diwakilkan Tim
Penilai Independen (TPI).
Kriteria penilaian provinsi dan kabupaten/
kota pada tahap I meliputi keterkaitan,
konsistensi, kelengkapan, keterukuran dan
kedalaman dokumen perencanaan daerah.
Kriteria penilaian tahap II, yang dinilai
adalah proses perencanaan dari atas ke
bawah, teknokratik, politik dan inovasi
daerah tersebut. Sedangkan pada tahap
terakhir, penilaiannya adalah wawancara
dan presentasi yang disajikan oleh para
Kepala Bappeda.
Perbedaan mendasar proses penilaian APN
2015 dengan tahun-tahun sebelumnya
adalah pada tahun ini kabupaten/kota di
tahap ketiga akan dinilai ulang oleh tim
penilai pusat tanpa menyertakan bobot
penilaian dari tim penilai provinsi (bobot
penilaian dimulai dari 0%).
Menurut Oswar Mungkasa selaku ketua
Tim Penilai Utama, perbedaan ini dilakukan
agar penilaian bersifat lebih fair. Karena ada
kemungkinan timbul keberpihakan provinsi
terhadap kabupaten/kota yang dipilih sebagai
pemenang agar mendapatkan bobot nilai
yang besar dari tim penilai provinsi. Untuk
mencegah hal itu, maka dibuatlah modifikasi
sistem penilaian bagi kabupaten/kota.
Dalam kategori provinsi, APN 2015 kali
ini terdapat penghargaan khusus yaitu
penghargaan bagi provinsi yang memiliki
peningkatan
kualitas
Rencana
Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD). [RA]
Kategori Provinsi:
Terbaik I
Terbaik II
Terbaik III
Harapan I
Harapan II
Harapan III
: D.I Yogyakarta
: Kalimantan Timur
: Jawa Barat
: Jawa Timur
: Aceh
: Sulawesi Utara
REDAKSI:
| Penanggung Jawab : Direktur Tata Ruang dan Pertanahan |
| Tim Redaksi : Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan | Editor : Rini Aditya Dewi, Santi Yulianti, Gina Puspitasari | Desain Tata Letak : Rini Aditya dan Indra Ade |
POTRET KEGIATAN:
Musrenbangnas 2015
menyampaikan
paparan
tentang
penggunaan Knowledge Management (KM)
di Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan.
Bappenas. Dalam
paparannya
Oswar
menjelaskan tentang pengertian data,
informasi dan pengetahuan. Oswar juga
menambahkan betapa besarnya kerugian
yang disebabkan hilangnya pengetahuan.
WAWASAN
Ilustrasi Masyarakat Adat Papua saat Berkunjung ke DPR RI dan Hutan Adat Papua. Sumber: istimewa
LINK TERKAIT
Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan,
Bappenas
Portal Tata Ruang dan Pertanahan
Sekretariat BKPRN
tim;
2. Unsur Dinas Provinsi yang menangani
urusan di bidang Kehutanan sebagai
sekretaris tim;
3. Unsur Balai Pemantapan Kawasan
Hutan sebagai anggota;
4. Unsur Dinas/Badan Provinsi yang
menangani urusan di bidang tata
ruang sebagai anggota;
5. Kepala
Kantor
Pertanahan
Kabupaten/Kota terkait sebagai
anggota;
6. Camat setempat atau pejabat sebagai
anggota;
7. Lurah/Kepala Desa setempat sebagai
anggota.
Tugas pokok Tim IP4T adalah
(i) menganalisa data yuridis dan data
fisik bidang-bidang tanah yang berada di
dalam Kawasan Hutan; (ii) menerbitkan
rekomendasi dengan melampirkan Peta
IP4T Non Kadastral dan Surat Pernyataan
Penguasaan Fisik Bidang Tanah (SP2FBT)
yang ditandatangani oleh masing-masing
pemohon.
Dari hasil pengolahan data yuridis dan
data fisik bidang-bidang tanah akan
diputuskan bagi pemohon yang sudah
menguasai dan menggunakan bidang
tanah tersebut selama 20 (dua puluh)
tahun atau lebih secara berturut-turut,
dapat diteruskan permohonannya melalui
penegasan hak.
Tanah yang dikuasai kurang dari 20 (dua
puluh) tahun dapat diberikan hak atas
tanah dalam rangka reforma agraria
sesuai dengan ketentuan perundangundangan.
Pelaksanaan IP4T dalam satu kawasan
dilaksanakan sesuai dengan standar
prosedur operasional dalam waktu
paling lama 6 (enam) bulan dan hasilnya
disampaikan ke Kepala Kantor Wilayah
Badan
Pertanahan
Nasional/Kepala
Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota. [RA]
Sumber: Peraturan Bersama Mendagri, Menhut,
Menteri PU, Kepala BPN No.79 Tahun 2014
Musrenbangnas 2015
Sosialisasi Knowledge Management di Bappeda
Sumsel
3
Bimtek Penyusunan RZWP3K
RESENSI BUKU:
untuk
memberdayakan
masyarakat
sekitar melalui pengembangan Taman
Bumi Dunia (geopark) yang digagas
UNESCO.
Banyak negara di dunia berhasil
mengembangkan dan menikmati nilai
ekonomi dari penerapan taman bumi
terhadap sumber daya alamnya.
Buku ini memberikan inspirasi kepada
para pembaca untuk terus berupaya
mengungkap lebih banyak lagi khazanah
geologi Indonesia dan memanfaatkannya
untuk kemakmuran bangsa dan negara.
[RA]
Judul Buku :
Warisan Geologi Sumatra
Penyusun : Oki Oktariadi dan Rudy
Suhendar
Penerbit : Badan Geologi Kementerian
ESDM
Jumlah halaman: 260