Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Masjid Al Irsyad, karya Ridwan Kamil, Konsepnya sendiri adalah Green Building.
Dinding masjid terbuat dari batu bata yang disusun sedemikian rupa sehingga
membentuk celah yang terbaca sebagai dua kalimat syahadat. Selain memiliki fungsi
artistik, lubang-lubang ini juga berfungsi sebagai Ventilasi Udara. Lantai tepi mimbar
dimanfaatkan untuk kolam di lantai.
PRINSIP-PRINSIP GREEN ARCHITECTURE :
Sustainable ( Berkelanjutan ).
Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman,
konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan
perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.
Lalu Konsep Tata letak Masjid AL - IRSYAD juga mengikuti Tawaf, mengelilingi Ka'Bah.
Pesan yang melekat pada dinding masjid, 2 Kalimat Syahadat, yang menjadi kalimat
utama bagi umat muslim, di jadikan Tema Utama bagi bangunan masjid ini.
Karenanya lansekap dan ruang terbuka Masjid Al Irsyad dirancang berbentuk garisgaris melingkar mengelilingi masjid. Konsep bangunan masjid sendiri menyimbolkan
Kabah sebagai bangunan paling suci bagi umat Islam. Kabah adalah kotak sederhana.
Karenanya masjid ini pun seperti kotak sederhana. Namun penuh makna religi yang
mendalam. Di dalam interior masjid, jumlah lampu yang dipasang berjumlah 99 buah.
Ini menyimbolkan 99 nama suci Allah SWT atau Asmaul Husna. Maksud dari desain ini
untuk menyimbolkan bahwa manusia-manusia yang salat dan berdoa di dalam masjid
ini, Insya Allah mendapatkan berkah dan hidayah dari semua kebaikan 99 nama Allah
SWT. Bentuk Mihrab dirancang sebagai tempat menghadap Allah dengan konsep
Kebesaran Alam. Mihrab terbuka langsung menghadap gunung dan bukit di Tatar
Parahyangan. Ini menyimbolkan agar manusia selalu rendah hati dan dengan melihat
kebesaran alam, ia pun bersyukur dan khusus berkomunikasi dengan Tuhannya.
Mimbar khatibnya dirancang diatas air dengan bola besar bertuliskan kaligrafi Allah
SWT.
Sumber : hardi91.wordpress.com
google.com
http://armylookfashion.com
National Frame Building Association memilih Masjid Al-Irsyad, di Kota Baru Parahyangan,
Kec. Padalarang, Kab. Bandung Barat (KBB), menjadi satu-satunya bangunan tempat
peribadatan di Asia yang masuk 5 besar Building of The Year 2010. Perhelatan akbar dari para
arsitek seluruh dunia ini, menempatkan Masjid Al-Irsyad masuk dalam kategori religious
architecture.
Hal yang lebih membanggakan lagi, masjid berbentuk kotak ini menjadi satu-satunya tempat
peribadatan di luar gereja. Tempat peribadatan lainnya San Josemaria Escriva Church dari
Meksiko, Tampa Covenant Church dari Amerika Serikat, Kuokkaia Curch dari Finlandia, dan
Parish Church of St. Luke The Eva dari Prancis. Terpilihnya Masjid Al-Irsyad lewat polling di
internet di situs ArchDaily.com untuk kategori rumah ibadah.
ArchDaily adalah situs publikasi arsitektur terpopuler dan berada di peringkat teratas versi Alexa
Global Internet Traffic. Situs yang dikelola praktisi arsitektur dan media ini mulai beroperasi
sejak 2008. Kesuksesannya berasal dari seleksi yang ketat dalam memilih karya yang layak
dimuat. Sekitar 15 ribu karya arsitektur mencoba masuk ke ArchDaily setiap tahun. Masjid AlIrsyad tampil di antara 2.000 karya yang berhasil masuk.
Sekelompok kurator kemudian menyeleksi sekitar 2.000 karya tersebut untuk masuk dalam 14
kategori Building of the Year 2010. Setiap kategori terdiri atas lima karya arsitektur. Setelah
memilih 70 desain arsitektur terbaik, keputusan akhir diserahkan kepada pilihan pembacanya.
Pengelola situs mengeluarkan hasil voting pada 15 Februari dan kepopuleran Masjid Al-Irsyad
dikalahkan Gereja Tampa Covenant, Florida, Amerika Serikat.
Tidak jadi masalah tidak menang, kata Ridwan Kamil. sang arsitek. Masuk nominasi saja
sebuah prestasi buat saya.
Lalu, apa yang membuat Masjid Al Irsyad, yang artinya tempat pendidikan, ini berhasil
menyisihkan puluhan, bahkan mungkin ratusan tempat peribadatan lainnya? Sepintas bentuk
bangunan Masjid Al Irsyad tak menyerupai sebuah bangunan masjid pada umumnya yang
selalu memiliki kubah.
Bentuknya kotak atau kubus dengan warna dasar keabu-abuan. Namun setelah masuk ke dalam
masjid, kita akan merasakan sebuah kesejukan yang biasa ditemui di masjid-masjid. Ornamen di
dalam masjidnya sederhana, tapi bisa dikatakan luar biasa. Dikatakan luar biasa karena
arsitekturnya relatif sederhana. Tapi justru di situlah keunikannya, sederhana tapi memiliki daya
magis yang luar biasa.
Ketua DKM Masjid Al Irsyad, Adang Suryana memperkirakan, keunikan arsitekturlah yang
membuat Masjid Al Irsyad berhasil masuk 5 besar. Kekuatan Masjid Al Irsyad dari simbolsimbol yang digambarkan, mulai dari halaman masjid sampai bangunannya.
Menurutnya, lansekap berbentuk garis-garis melingkar yang mengelilingi bangunan masjid,
terinspirasi dari konsep tawaf yang mengelilingi Kabah. Bangunan masjid berbentuk kotak
itulah yang terinspirasi dari bentuk Kabah yang sederhana. Meski sederhana tapi mengandung
makna yang sangat dalam, kata Adang.
Dinding bangunan masjid bertuliskan dua kalimat syahadat dalam bentuk kaligrafi 3 dimensional
raksasa, yang tersusun rapi dari bata berlubang. Dari sela-sela lubang itulah berembus angin dan
cahaya matahari.
Meski bangunan masjidnya hanya memiliki luas sekitar 1.100 meter persegi dengan daya
tampung sekitar 1.500 jemaah, namun memiliki 99 buah lampu yang bertuliskan 99 nama suci
Allah SWT atau Asmaul Husna. Pada malam hari, jika semua lampu itu menyala akan terlihat
kemegahannya.
Keunikan arsitektur lainnya terletak pada bentuk mihrabnya. Berbeda dengan mihrab masjid
pada umumnya yang tertutup rapat oleh dinding bangunan masjid, di Masjid Al Irsyad,
mihrabnya dibiarkan terbuka, sehingga nuansa alam pegunungan yang hijau terlihat jelas. Satu
lagi keunikannya, mimbar khatibnya dirancang di atas air jernih yang dihiasai ikan berwarnawarni. Tepat di atas air berdiri bola besar, yang bertuliskan kaligrafi Allah SWT.
Wisata religi
Masjid Al Irsyad berdiri di atas lahan 1.100 meter persegi, dengan luas tanah keseluruhan 1
hektare lebih. Berkat keunikan bangunannya itu, jemaah yang datang tidak didominasi warga
Bandung dan sekitarnya, tapi juga dari Jakarta, luar Pulau Jawa, bahkan sampai mancanegara.
Turis asal Malaysia sempat datang ke Masjid Al Irsyad. Para turis ini sempat menyatakan
kekagumannya atas bentuk arsitektur bangunan Masjid Al Irsyad. Banyaknya orang luar
Bandung yang datang secara tidak langsung menjadikan Masjid Al Irsyad sebagai salah satu
tempat wisata religi baru, ungkap Adang Suryana.
Masjid Al Irsyad mulai dibangun 7 September 2009 dan selesai 27 Agustus 2010. Bentuk
bangunan berupa kotak atau kubus ini merupakan buah karya Ridwan Kamil, salah seorang
arsitek ternama di Indonesia. Imam terkenal yang sering menjadi imam masjid antara lain Ustaz
Muhamad Suhud seorang Al-Hafiz (penghafal Alquran), dan Ustaz Mutakin Kirman, Lc.
Sebuah bangunan Masjid megah berdiri kokoh di kawasan Kota Baru Parahyangan Bandung,
Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Masjid ini berhasil menarik perhatian
masyarakat dan para wisatawan mancanegara. Masjid dengan desain unik dan menarik ini
diberi nama Masjid Al-Irsyard.
Disaat waktu magrib datang, cahaya-cahaya yang keluar dari dalam Masjid Al-Irsyad ini akan
keluar melalui lubang-lubang dinding yang membentuk kaligrafi kalimat syahadat yang indah.
Kaligrafi ini merupakan wujud dari kaligrafi cahaya yang menakjubkan.
BANDUNG infobdg.com. Ketika suatu hari kami mempublish photo Masjid Al-Irsyad
#BdgDailyPic melalui akun twitter @infobdg ternyata warga Bandung sendiri tak begitu
banyak yang tau akan keberadaan masjid yang memiliki nilai seni dan filosofi tinggi ini.
Padahal hadirnya masjid ini sungguh fenomenal dan sampai ke berbagai negara. Kita lihat
beberapa penghargaan yang sudah didapat atas hadirnya bangunan masjid ini antara lain
pada tahun 2010 National Frame Building Association memilih Masjid Al-lrsyad sebagai
salah satu dari lima besar Building of The Year 2010 kategori arsitektur religius. Kedua
konsep bangunan yang ramah lingkungan dari masjid masjid ini berhasil meraih
penghargaan FuturArc Green Leadership Award 2011 oleh Building Construction
Information (BCI) Asia.
Masjid ini dibangun oleh pengembang di kawasan Kota Baru Parahyangan yaitu PT Belaputra
Intiland. Atau lebih lengkapnya berada di Jl. Parahyangan Km 2.7. Kota Baru Parahyangan, Kec.
Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Disain dari bangunan masjid ini dirancang oleh seorang
arsitek handal negeri ini yaitu oleh Ridwan Kamil (@RidwanKamil) atau akrab di panggil Kang
Emil yang saat ini sudah terpilih menjadi orang nomer satu di kota Bandung sebagai Bapak Wali
Kota Bandung terpilih untuk periode 2013-2018.
Pembangunan Masjid ini dimulai sejak tanggal 07 September 2009 hingga selesai dan
diresmikan pada 27 Agustus 2010. Dengan luas bangunan 1.696 meter persegi, dan selasar 807
meter persegi, masjid ini mampu menampung 1.500 jamaah. Ketika mulai memasuki bangunan
ini, Kamu akan disambut bentangan karpet merah. Dan dihadapkannya arah pandangan kamu ke
atas dengan adanya lampu-lampu yang berjumlah sembilan puluh sembilan berbentuk kotak
persegi yang akan memancarkan cahayanya membetuk siluet 99 Asmaul Husna (Nama-nama
Allah SWT). Mihrab juga berbeda dengan masjid lain pada umumnya. Mihrab berbentuk lorong
persegi itu terbuka di bagian depan dan langsung menghadap pegunungan yang sangat indah.
Mihrab dan mimbar diletakkan menjorok di atas sebuah kolam. Sebuah batu bulat berukir lafaz
Allah Swt. diposisikan tepat di tengah mihrab yang terbuka. Batu ini merupakan simbol untuk
mencegah orang lewat di depan imam.
Panorama pegunungan tersebut memperlihatkan superioritas kebesaran alam. Siapa pun yang
tengah bermunajat ke hadapan-Nya dan melihat pemandangan tersebut akan merasa sangat
kecil sehingga diharapkan manusia agar selalu rendah hati.
Untuk bagian ekteriornya, bentuk masjid sekilas hanya seperti kubus besar layaknya bentuk
bangunan Kabah di Masjidil Haram, Arab Saudi. Menurut sang arsitek dalam berbagai media,
kubah hanya bagian dari identitas budaya, sehingga beliau lebih memilih untuk menampilkan
identitas keislaman melalui kalimat syahadat raksasa. Kalimat ini ditampilkannya melalui
susunan bata pembentuk dinding masjid.
Dengan konsep ini, dari luar terlihat garis-garis hitam di sekujur dinding masjid. Jika dicermati,
kisi-kisi dinding dengan susunan bata bolong ini membentuk dua kalimat syahadat dalam huruf
Arab. Teknik ini menjadikan tubuh bangunan layaknya sebuah seni kaligrafi tiga dimensi dengan
ukuran yang sangat besar.
Selain itu, kisi-kisi tersebut berfungsi sebagai penerangan yang bersifat bolak-balik dan sangat
artistik . Siang hari, cahaya alami matahari akan menembus ke ruang dalam. Pada momen ini,
cahaya tersebut terlihat seperti sebuah elemen digital yang membentuk dua kalimat syahadat.
Pada malam hari cahaya dari dalam masjid akan memancar keluar, membentuk kaligrafi
syahadat yang berpencar.
Tidak dapat dipungkiri, masjid ini adalah satu mahakarya seni bangunan kontemporer yang
mendobrak pakem- pakem tradisi bentuk masjid. Jadi tidak heran masjid ini terkenal sampai
belahan dunia dan sang perancangpun berhasil membuat sebuah maha karya besar bagi
perkembangan seni arsitek di Indonesia. Disaat bulan Ramadhan seperti saat ini banyak orang
dari berbagai daerah yang dengan sengaja untuk singgah ke Masjid Al-Irsyad, beritikaf,
melakukan ibadah Ramadhan, dan tak lepas dari pengunjung untuk mengabadikan keindahan
bangunan masjid sembari berphoto-photo dan menikmati keindahan lingkungan sekitar masjid.
Jadi setelah disebutkan beberapa keterangan mengenai Masjid Al-Irsyad tadi, tak ada lagi alasan
bagi warga Bandung untuk mengenal dan tau akan keberadaan masjid fenomenal ini.
[pkscibitung/SB]-SEJAK selesai dibangun dan diresmikan pada 17 Ramadan 1431 H (27 Agustus 2010),
bangunan yang terletak di kawasan Kota Baru Parahyangan, Kecamatan Padalarang, Kabupaten
Bandung Barat, ini sudah mencuri perhatian masyarakat di Bandung Barat dan sekitarnya.
Bangunannya yang unik menjadikan bangunan ini mudah dikenali oleh masyarakat yang melintas di
kawasan Kota Baru Parahyangan. Apalagi dari kejauhan pun bangunan ini terlihat menjulang karena
lokasinya berada beberapa meter di atas jalan raya.
Nama masjid ini makin populer dan dikenal luas oleh masyarakat, bahkan dunia, sebab beberapa bulan
setelah dibangun, masjid yang memiliki arsitektur memukau ini langsung menyabet penghargaan
bergengsi tingkat dunia. National Frame Building Association memilih Masjid Al-Irsyad, nama masjid unik
ini, menjadi satu-satunya bangunan tempat peribadatan di Asia yang masuk 5 besar Building of The Year
2010.
Perhelatan akbar yang melibatkan sekitar 15.000 orang arsitek di seluruh dunia ini menempatkan Masjid
Al-Irsyad dalam kategori arsitektur religius. Hal yang lebih membanggakan lagi, masjid berbentuk kubus
ini menjadi satu-satunya tempat peribadatan di luar gereja.
Jika biasanya masjid memiliki kubah, tidak demikian dengan Masjid Al-Irsyad. Masjid yang dirancang oleh
salah seorang arsitek ternama Indonesia, Ridwan Kamil (Kini menjadi walikota Bandung;red), ini didesain
mirip Kabah. Bangunan masjid yang berbentuk kubus terlihat begitu bersahaja. Namun penataan batu
bata pada keseluruhan dinding masjid terlihat sangat mengagumkan.
Batu bata yang disusun sedemikian rupa sehingga berbentuk lubang atau celah di antara bata solid, jika
dilihat dari kejauhan, akan menghadirkan lafaz Arab yang terbaca sebagai dua kalimat tauhid (Laa ilaha
illallah Muhammad Rasulullah, yang artinya tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan
Allah).
Selain memiliki fungsi artistik, lubang-lubang itu juga berfungsi sebagai ventilasi udara. Menjelang
malam, ketika lampu di dalam masjid mulai dinyalakan, sinar lampu akan menerobos celah ventilasi
sehingga jika dilihat dari luar tampak seperti masjid yang memancarkan cahaya berbentuk kalimat tauhid.
Benar-benar sangat mengagumkan.
Jika dilihat dari dalam seperti susunan batu bata yang berantakan. Tapi jika dilihat dari kejauhan, lubang
angin itu akan membentuk tulisan kalimah tauhid, ujar Ketua DKM Masjid Al-Irsyad, Dr Ahmad Hairudin
Murtani PhD, saat ditemui Tribun di Masjid Al-Irsyad, Kota Baru Parahyangan.
Secara keseluruhan, masjid seluas 1.871 meter persegi itu hanya memiliki tiga warna, yaitu putih, hitam,
dan abu-abu. Susunan tiga warna tersebut tidak menjadikan masjid ini kehilangan daya tariknya. Justru,
ketiga warna itu menjadikan masjid ini tampil lebih cantik, modern, simpel, tapi tetap elegan dan enak
dipandang mata.
Di dalam interior masjid dipasang 99 buah lampu, sebagai simbol 99 nama Allah atau (asmaul husna).
Tiap lampu yang berbentuk kotak itu memiliki sebuah tulisan nama Allah.
Ruang salat di masjid yang mampu menampung sekitar 1.500 orang jemaah ini tidaklah memiliki tiang
atau pilar di tengah ruangan untuk menopang atap sehingga seakan terasa begitu luas. Hanya empat sisi
dinding yang menjadi pembatas sekaligus penopang atapnya. Celah-celah angin pada empat sisi dinding
masjid berbentuk segi empat itu menjadikan sirkulasi udara di ruang masjid begitu baik sehingga tidak
terasa gerah atau panas di dalamnya meskipun AC atau kipas angin tak terpasang di dalam masjid.
Bentuk mihrab di masjid ini juga dirancang sebagai tempat menghadap Allah dengan konsep keindahan
alam dan kebesaran Allah di mana mihrab terbuka langsung menghadap gunung dan langit tanpa
adanya dinding apa pun di bagian kiblat masjid ini. Bagian imam ini sengaja tanpa dinding. Artinya
menggambarkan bahwa setiap makhluk yang salat dia akan menghadap Allah, kata Ahmad.
Halaman masjid pun ditata sedemikian rupa dengan filosofis Kabah. Lanskap dan ruang terbuka sengaja
dirancang berbentuk garis-garis melingkar yang mengelilingi bangunan masjid. Lingkaran-lingkaran yang
mengelilingi masjid itu terinspirasi dari konsep tawaf yang mengelilingi Kabah, ujarnya.
Setiap hari masjid ini tak hanya dikunjungi oleh masyarakat di sekitar Bandung, juga dari seluruh
nusantara. Bahkan, ribuan orang dari berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Timur Tengah,
Belanda, Australia dan beberapa negara Eropa lainnya rela jauh-jauh untuk melihat keunikan dan desain
futuristik Masjid Al-Irsyad ini.
Masjid ini bahkan sudah jadi tujuan studi para mahasiswa arsitektur di seluruh dunia karena masjid ini
penuh dengan konsep arsitektur kelas dunia, kata Ahmad.
Menurut Ahmad, meski ribuan orang hilir-mudik dan keluar-masuk masjid, para pengunjung tak perlu
khawatir masjid menjadi kotor atau terkena najis. Sebab, masjid itu dijaga kebersihannya selama 24 jam
penuh. Untuk kebersihan saja, kata Ahmad, pengurus DKM setiap bulannya menghabiskan biaya
operasional sebesar Rp 19 hingga Rp 20 juta.
Dengan menerapkan manajemen masjid yang profesional sejak berdiri, alhamdulillah masjid ini selain
indah juga sangat makmur dan selalu dikunjungi banyak orang, ujar Ahmad Hairudin. (tribunnews)