Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun Oleh
Stefi Yunia Suwarlan / 125020300111109
Tania Yolandia L. K / 125020307111061
I Dewa Made Gede B. B / 125020307111011
Faisal Afiff E / 125020307111065
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Maret 2015
B.
c.
d.
e.
C.
(v)
Dokumentasi
Auditor harus memasukkan ke dalam dokumen audit:
(a) Diskusi di antara tim perikatan, dan keputusan signifikan yang harus dicapai;
(b) Unsur kunci atas pemahaman yang diperoleh tentang setiap aspek entitas dan
lingkungannya dan setiap komponen pengendalian internal; sumber informasi yang
dari situ pemahaman tersebut diperoleh; dan prosedur penilaian risiko yang
dilaksanakan;
(c) Diidentifikasi dan dinilai pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi;
dan
(d) Risiko yang teridentifikas, dan pengendalian yang berkaitan yang atasnya auditor
telah memperoleh suatu pemahaman.
Tujuan auditor adalah untuk memperoleh bukti audit cukup dan tepat yang berkaitan
dengan penilaian risiko salah saji material, melalui pendesainan dan penerapan respons yang
tepat terhadap risiko tersebut
Prosedur yang digunakan yaitu:
(a)Prosedur substantive Suatu prosedur audit yang dirancang untuk mendeteksi salah saji
material pada tingkat asersi. Prosedur substantive terdiri dari:
(i)Pengujian rinci (dari setiap golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan).
(ii)Prosedur analitis substantive.
(b)Pengujian pengendalian Suatu prosedur audit yang dirancang untuk mengevaluasi
efektivitas operasi pengendalian dalam mencegah, atau mendeteksi dan mengkoreksi,
salah saji material pada tingkat asersi.
Prosedur Audit Sebagai Repons terhadap Risiko Salah Saji Material yang Telah Dinilai
pada Tingkat Asersi
Auditor harus merancang dan mengimplementasikan prosedur audit lebih lanjut yang
sifat, saat, dan luasnya didasarkan pada dan merupakanrespons terhadap risiko salah saji
material yang telah dinilai pada tingkat asersi.
Dalam merancang prosedur audit lebih lanjut, auditor harus:
(a) Mempertimbangkan dasar penilaian yang dilakukan atas risiko salah saji material pada
tingkat asersi untuk setiap golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan.
(b) Memperoleh bukti audit yang lebih meyakinkan bila auditor menilai risiko yang lebih
tinggi.
PengujianPengendalian
Auditor harus merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian untuk memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat terhadap efektivitas operasi pengendalian yang relevan jika
penilaian auditor terhadap risiko salah saji material pada tingkat asersi mencakup suatu
harapan bahwa pengendalian beroperasi secara efektifatau. Prosedur substantive tidak dapat
memberikan bukti audit yang cukup dan tepat pada tingkat asersi.Dalam merancang dan
melaksanakan pengujian pengendalian, auditor harus memperoleh bukti audit yang lebih
meyakinkanbila auditor ingin lebih mengandalkan efektivitas pengendalian.
PenggunaanBukti Audit yang DiperolehSelamaPeriode Interim
Jika auditor memperolehbukti audit tentang efektivitas operasi pengendalian selama
periode interim, auditor harus:
(a)Memperolehbukti audit tentang perubahan signifikan atas pengendalian tersebut setelah
tanggal periode interim tersebut.
(b)Menentukan bukti audit tambahan yang harus diperoleh setelah periode interim
sampaidengan tanggal neraca. (Ref: Para. A33-A34)
ProsedurSubstantif
Prosedur substantif yang dilakukan auditor harus mencakup prosedur audit berikut yang
Berkaitan dengan proses tutup buku laporan keuangan:
(a) Mencocokkan atau merekonsiliasi laporan keuangan dengan catatan akuntansi yang
melandasinya; dan
(b) Memeriksa entri jurnal yang material dan penyesuaian lainnya yang dibuat selam
apenyusunan laporan keuangan (Ref: Para. A52)
ProsedurSubstantifSebagaiResponsterhadapRisikoSignifikan
Jika auditor telah menentukan bahwa risiko salah saji material yang telah ditentukan pada
tingkat asersi merupakan risiko signifikan, auditor harus melaksanakan prosedur substantif
yang secara khusus untuk merespons risiko tersebut. Bila pendekatan terhadap risiko
signifikanhanya terdiri dari prosedur substantif, prosedur tersebut harus mencakup pengujian
rinci. (Ref: Para.A53)
Jika prosedur substantive dilaksan akan pada tanggal interim, auditor harus mengecek
setelah periode interim sampai dengan tanggal neraca dengan melaksanakan:
(a)Prosedur substantif yang dikombinasikan dengan pengujian pengendalian dalam periode
tersebut.
(b)Hanya prosedur substantif yang menghasilkan dasa rmemadai untuk memperlu assimpulan
audit dari tanggal interim sampai dengan tanggal neraca, jika auditor menentukan bahwa
hal tersebut sudah cukup. (Ref: Para. A55-A57).