Sie sind auf Seite 1von 14

ASUHAN KEPERAWATAN POSTMATUR

LANDASAN TEORITIS PENYAKIT

1.

DEFENISI

Persalinan postpartum adalah persalinan yang terjadi setelah usia kehamilan yang melewati
294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap.
Defenisi kehamilan postrem sebagai kehamilan yang berlangsung selama 42 minggu atau
lebih, sejak awal menstruasi menganggap bahwa menstruasi terakhir diikuti engan ovulasi 2
minggu kemudian. Meskipun defenisi ini mungkin benar untuk 10% kehamilan, beberapa
kehamilan mungkin sebenarnya bukan postrem tetapi lebih merupakan akibat kesalahan
penaksiran usia gestasi. Ada kemungkinan terdapat 2 kategori kehamilan yang mencapai 42
minggu lengkap :
Yang benar-benar 42 minggu setelah konsepsi
Kehamilan belum terlalu lanjut, karena bervariasinya waktu ovulasi.

2.

ETIOLOGI

Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum diketahui. Tetapi diperkirakan
karena ketidakpastian tanggal haid terakhir, terdapat kelainan kongenital anensefaalus,
terdapat hypoplasia kelenjar adrenal primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan, jenis
kelamin janin laki-laki juga merupakan predisposisi, dan factor genetic.
Factor-faktor lain yang dikemukakanadalah:

a.

Hormonal, yaitukadar progesterone tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup

bulan sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang.


b.

Kadar kartisol pada darah bayi yang rendah sehingga disimpulkan kerentanan akan

stress merupakan factor tidak timbulnya his


c.

Herditer, karena post maturitas sering dijumpai pada suatu keluaga tertentu.

d.

Saraf uterus. pada kelainan letak janin, tali pusat pendek menyebabkan tidak adanya

tekanan pada ganglion servikalis dari pleksus frankenhauser, hal ini yang menyebabkan tidak
terjadinya kontraksi

3.

TANDA DAN GEJALA

Tanda postmatur dibagi dalam 3 stadium (Sarwono):


a.

Stadium I: Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit

kering, rapuh, dan mudah mengelupas.


b.

Stadium II: Gejala disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit.

c.

Stadium III: Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat.

Tanda bayi postmatur (Manu Aba dkk 1998)


a.

Biasanya lebih berat dari bayi matur ( 4000 gram )

b.

Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur

c.

Rambut lanugo hilang atau sangat kurang

d.

Verniks caseosa kurang

e.

Kuku panjang

f.

Rambut kepala agak tebal

g.

Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel

4.

KOMPLIKASI

a.

Komplikasi pada ibu meliputi distosia karena aksi uterus yang tidak terkoordinir, janin

besar, dan moulding kepala kurang, sehingga sering dijumpai partus lama, kesalahan letak,
inersia uteri, distosia bahu, dan perdarahan postpartum.
b.

Komplikasi pada janin:

Oligohidramnion. Air ketuban normal usia 34-37 minggu adalah 1000 cc, atern adalah

800 cc, di atas 42 minggu adalah 400 cc. Akibat dari oligohidramnion adalah amnion kental,
mekonium diaspirasi oleh janin, asfiksia, gawat janin intrauterin.

Janin diwarnai mekonium. Mekonium keluar karena reflek vagus terhadap usus.

Peristaltik usus dan terbukanya sfingter ani membuat mekonium keluar. Aspirasi air ketuban
serta mekonium dapat menyebabkan gangguan pernafasan janin, gangguan sirkulasi bayi
setelah lahir, dan hipoksia intrauterin sampai kematian janin.

Makrosemia. Dengan plasenta masih baik terjadi tumbuh kembang janin dengan berat

4500 gram disebut makrosemia. Hal ini dapat menyebabkan kematian bayi dan trauma jalan
lahiribu.

Dismaturitas bayi. Usia kehamilan 37 minggu luas plasentanya 11 m2. Selanjutnya

terjadi penurunan fungsi akibat tidak berkembangnya atau terjadinya klasifikasi dan
aterosklerosis pembuluh darah. Penurunan kemampuan nutrisi plasenta menimbulkan
perubahan metabolisme menuju anaerobik. Pada keadaan ini terjadi badan keton dan asidosis,
gejala clifford, pada kulit terjadi substanfet berkurang, otot makin lemah, dan berwarna
mekonium. Kuku tampak tajam dan kulit keriput. Tali pusat lembek, mudah tertekan dengan
disertai oligohidramnion.
5.

PENATALAKSANAAN

Keputusan untuk mempercepat persalinan harus selalu ditetapkan dengan membandingkan


resiko dan manfaat masing masing penatalaksanaan tersebut. Secara umum metode induksi
yang paling efektif adalah dengan meningkatkan denyut jantung janian dan hiperstimulasi

pada uterus. Prinsip dari tata laksana kehamilan lewat waktu ialah merencanakan pengakhiran
kehamilan. Cara pengakhiran kehamilan tergantung dari hasil pemeriksaan kesejahteraan
janin dan penilaian skor pelvik (pelvic score=PS).
Ada beberapa cara untuk pengakhiran kehamilan, antara lain:
1.

Induksi partus dengan pemasangan balon kateter Foley.

2.

Induksi dengan oksitosin.

3.

Bedah seksio sesaria.

Dalam mengakhiri kehamilan dengan induksi oksitosin, pasien harus memenuhi beberapa
syarat, antara lain kehamilan aterm, ada kemunduran his, ukuran panggul normal, tidak ada
disproporsi sefalopelvik, janin presentasi kepala, serviks sudah matang (porsio teraba lunak,
mulai mendatar, dan mulai membuka). Selain itu, pengukuran pelvik juga harus dilakukan
sebelumnya.

LANDASAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN


1.

Pengkajian

Identitas bayi atau ibu

Riwayat penyakit

a.

Riwayat penyakit sekarang

Bayi lahir dengan usia kehamilan ibu lewat dari 42 minggu dan tidak merasakan tanda-tanda
bayi mau lahir.
b.

Riwayat penyakit dahu

Kemungkinan ibu pernah mengalami kehamilan kehamilan lama seperti yang dialami
sekarang, riwayat haid ibu, penyakit yang diderita ibu berkaitan dengan kehamilannya.
c.

Riwayat penyakit keluarga

Apakah ada dalam keluarga yang pernah melahirkan bayi postmatur.

2.

Pemerikaaan fisik

Umumnya bayi memiliki tengkorak normal, tetapi dimensinya yang lebih kecil dari

pada badannya membuat besar tengkorak tidak sesuai.

Waktu lahir kulit kering, pecah-pecah (deskuamasi) seperti kertass kulit.

Kuku keras dan panjang di ujung-ujung jari.

Rambut kulit kepala lebat

Lapisan lemak subkutan hilang, sehingga kulit tampak longgar dan memberi

penampilan seperti orang tua.

Kultur tubuh panjang dan kurus

Verniks tidak ada

Sering terdapat mekonium (berwarna kuning emas atau hijau) pada kulit kuku dan tali

pusat.

Memiliki mata lebar, gejala simtomatik hipoksia, intrauterin kronis.

NANDA, NOC, NIC


Untuk IBU
No
1.

NANDA
Kecemasan b/d partus

NIC
1. Tingkat kecemasan

NOC
1.
Penurunan kecemasan

Klien diharapkan dapat

Aktivitas :

yang macet

bertahan dan mengatasi


Kurang istirahat

Ciptakan ketenangan

Distres

Dengarkan kecemasan

Gelisah dan khawatir

Ciptakan kenyamanan untuk

Muka tegang

menfasilitasi kepercayaan

Berkeringat

Identifikasi kapan level


cemas berubah

2.

Koping

Tentukan kemampuan
pasien untuk membuat

Klien diharapkan mampu :

keputusan

Mengidentifikasi pola

Instruksikan pasien untuk

koping efektif dan tiak

menggunakan teknik

efektif

relaksasi.

Menyatakan perasaaan
terkontrol

2.

Kontrol kecemasan diri

stres

Monitor intensitas

Menghindari keadaan

Kecemasan

yang terlalu stres

Cari informasi untuk

Melaporkan peningkatan

mengurangi cemas.

kenyamanan psikologis.

Melaporkan penurunan

Rencanakan strategi

koping untuk situasi stress


Gunakan teknik relaksasi
untuk mengurangi cemas

2.

Nyeri akutb/d bayi lahir

kontrol nyeri

Manajemen nyeri

besar

factor resiko dapat

Nilai nyeri dimulai dari

diketahui

lokasi, karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas, intensitas,

tindakan pencagahan

dapat dilakukan

dan penyebab

Tingkat Kenyamanan

secara nonverbal

Keadaan fisik

Kaji ketidaknyamanan

membaik

lingkungan yang dapat

Pasien dapat

Kontrol faktor

melakukan control nyeri

menimbulkan

Tingkatan nyeri

ketidaknyamanan pada pasien

(suhu ruangan, pencahayaan,

Frekuensi nyeri

berkurang

keributan)

Lama waktu nyeri

Mengurangi faktor

berkurang

faktor yang meningkatkan

nyeri

Pasien tidak resah

Menyediakan analgesik

untuk mengatasi nyeri /


istirahat yang adekuat untuk
mengurangi nyeri
Anjurkan untuk tidur /
istirahat untuk mengurangi
nyeri
Untuk Bayi
No

NANDA

NIC

NOC

Ggg pertukaran gas b/d

asfiksia

Keseimbangan

Manajemen jalan napas

elektrolit dan asam

Aktivitas:

basa

Status respiratori

catat adanya ventilasi yang

:pertukaran gas

turun atau yang hilang dan

Status respiratori

catat adanya bunyi tambahan

:ventilasi

Perfusi jaringan :

status oksigen.

Monitor pernafasan dan

Atur intake cairan

pulmonal

Auskultasi bunyi nafas,

Status tanda tanda

untuk

vital

mengoptimalkan
keseimbangan cairan

Monitor tanda tanda vital


Aktivitas:

Mengukur tekanan

darah, denyut nadi,


temperature, dan status
pernafasan, jika diperlukan

Mencatat gejala dan

turun naiknya tekanan darah

Memantau suara

jantung

Memantau tingkat dan

irama pernafasan (e.g.

kedalaman dan kesimetrisan)

Memantau suara paru

Memantau pola

pernafasan yang abnormal


(e.g. Cheyne-Stokes,
Kussmaul, Biot, apnea,
ataxic, dan bernafas panjang)

Mengukur warna kulit,

temperature, dan kelembaban

Ggg nutrisi kurang dari

Status nutrisi

Manajemen nutrisi

keb tubuh b/d

Status nutrisi :

Aktivitas:

kekurangan pasokan

asupan makanan

nutisi dan terhentinya

dan cairan

makanan/cairan dan

Status nutrisi :

menghitung intake kalori

intake nutrien

harian, jika diperlukan.

Pengontrolan berat

badan

makanan untuk memenuhi

pertumbuhan janin

Kontrol penyerapan

Pantau ketepatan urutan

kebutuhan nutrisi harian.

Tentukan jimlah kalori

dan jenis zat makanan yang


diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi, ketika
berkolaborasi dengan ahli

makanan, jika diperlukan.

Pastikan bahwa

makanan berupa makanan


yang tinggi serat untuk
mencegah konstipasi.
Atur pemasukan

makanan, jika

diperlukan.
Monitoring nutrisi
Aktivitas:

Timbang berat badan

klien.

Monitor kehilangan dan

pertambahan berat badan.

Monitor respon emosi

klien terhadap situasi dan


tempat makan.

Monitor intake kalori

dan nutrisi

Monitor tingkat energi,

lelah, lesu, dan lemah

Monitor adanya mual

dan muntah

Manajemen cairan

Aktivitas:

Timbang BB tiap hari

Pertahankan intake

yang akurat

Monitor perubahan BB

klien sebelum dan sesudah


dialisa

Ggg integritas kulit b/d

pengelupasa kulit

Mukosa

Monitor status nutrisi

Monitor TTV

Berikan terapi IV

Integritas Jaringan :
Membran Kulitdan

Penyembuhan Luka

1. Pemeriksaan kulit
Aktivitas:

Inspeksi kulit dan

: Tujuan Primer

membran mukosa

Penyembuhan Luka

dari adanya

: Tujuan Sekunder

kemerahan, panas
yang luar biasa, atau
drainase.

Pantau area kulit yang


kemerahan dan rusak.

Pantau kulit dari


adanya ruam dan
lecet.

Pantau kulit dari

adanya kelembapan
dan kekeringan yang
berlebihan.

Pantau warna kulit.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Postmatur menunjukan atau menggambarkan kaadaan janin yang lahir telah

melampauhi batas waktu persalinannya, sehingga dapat menyebabkan beberapa komplikasi.

Belum ada penyebab pasti terjadinya postmatur ini dan sebagian besar bisa diselesaikan
dengan persalinan induksi maupun seksio sesaria dan bidan tidak berwenang menolong
persalinan dengan kehamilan postmatur kecuali bidan di rumah sakit dengan kolaborasi
dengan dokter.
B. Saran
1.

Sebaiknya persalinan dengan postmatur dilakukan di rumah sakit atas kolaborasi

dengan dokter
2.

Kehamilan postmatur harus secepatnya dideteksi untuk menghindari komplikasi

terutama pada janin


3.

Bidan sebaiknya dapat mendeteksi kehamilan postmatur untuk menghindari komplikasi

dan mengambil tindakan yang tepat untuk menanganinya

DAFTAR PUSTAKA

Matson, Susan & Juddy E. Smith, 2000. Core Curiculum for Maternal Newborn Nursing ed.
2. Philadelphia : AWHONN
Lowdermilk, dkk. 2012. Maternity & Womens Health Care, 10th ed. St Louis : Elsevier
Mosby
http://www.scribd.com/doc/99039343/Postmatur-Sgd (diakses tanggal 11 sebtember 2013)
http://www.scribd.com/doc/115628602/WOC-PERSALINAN-POSTMATUR (diakses
tanggal 11 sebtember 2013)

Das könnte Ihnen auch gefallen