Sie sind auf Seite 1von 9

PORTOFOLIO KASUS

Nama Peserta : dr. Feby Wulansari


Nama Wahana: RSUD Asembagus
Topik: Infeksi Saluran Kemih
Tanggal (kasus) : 12 April 2015
Tanggal Presentasi : 29 April 2015
Pendamping : dr. Idha Bagus W
Tempat Persentasi : RSUD Asembagus
Obyek presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus Bayi
Anak
Remaja Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi: Perempuan, 19 tahun, mengeluh nyeri saat buang air kecil, demam
Tujuan: Menegakkan diagnosis ISK dan melakukan terapi yang tepat
Bahan Bahasan:
Tinjauan pustaka Riset
Kasus
Audit
Cara Membahas: Diskusi
Presentasi
E-mail
Pos
dan diskusi
Data Pasien: Nama: Nn. S
No.Registrasi: XXXX
Nama klinik
RSUD Asembagus
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Gambaran Klinis
Pasien datang dengan keluhan nyeri saat buang air kecil sejak 4 hari SMRS. Nyeri
yang dirasakan hilang timbul, berwarna kuning, darah (-). Pasien juga mengeluhkan perut
dan kemaluannya terasa panas dan nyeri hingga mengganggu aktivitas. Buang air sedikitsedikit namun sering. Pasien mengeluhkan demam, kadang sampai menggigil bahkan
2.
3.
4.
5.
6.

disertai dengan mual.


Riwayat pengobatan: Pasien belum pernah berobat sebelumnya
Riwayat kesehatan/penyakit: Pasien tidak pernah nyeri saat berkemih sebelumnya
Riwayat keluarga: Tidak ada keluarga yang menderita penyakit sama dengan pasien
Riwayat pekerjaan: Karyawan Swasta
Kondisi lingkungan sosial dan fisik: Interaksi dengan lingkungan sekitar baik.
7. Lain-lain
Pemeriksaan fisik dilakukan di Poli RSUD Asembagus pada tanggal 12 April 2015.

PEMERIKSAAN UMUM
1

Kesadaran

: Compos mentis

Nadi

: 82 x/menit

Suhu

: 37,50C

Tekanan darah

: 110/80 mmhg

Respirasi

: 20x/menit

Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

STATUS GENERALIS
Kepala

: Nyeri tekan kepala (-), rambut tidak mudah dicabut, alopecia -.

Wajah

: Nyeri tekan sinus -.

Mata

: Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-, RCL +/+, RCTL +/+, diameter
pupil 3mm/3mm.

Telinga

: Nyeri tekan tragus -/-, nyeri tekan mastoid -/-, serumen +/+, sekret -/-,
Membran timpani intak/intak.

Hidung : Sekret -/-, deviasi septum (-), mukosa hiperemis -.


Mulut

: Higiene buruk, karies dentis +, tonsil Tl/Tl, mukosa hiperemis (-), uvula di
tengah, arkus faring simetris.

Leher
KGB : Tidak teraba
Tiroid : Tidak terdapat pembesaran.
Dada
-

Paru :

I: Pergerakan dinding dada simetris kanan=kiri, retraksi (-), tertinggal (-), pectus excavatum (-),
pectus carinatum(-), spider nevi (-), sikatriks (-).
P: Krepitasi (-), massa (-), Vokal fremitus lapang paru kiri=kanan.
P: Sonor pada seluruh lapang paru.
A: Sp vesikuler +/+, Rh-/-, Wh-/-

Jantung:

I: Ictus cordis tidak terlihat


P: Ictus cordis teraba di SIC 5 2jari medial linea midklavikula kiri
P: Batas jantung kiri di SIC 5 2jari medial linea midklavikula kiri, batas jantung
kanan di ICS 5 linea sternalis kanan.
2

A: S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-).


Abdomen:
I

: Abdomen datar, caput medusa (-), sikatriks (-), venektasi -.

A : Bising usus +, 6 kali per menit.


P : timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
P : Dinding abdomen supel, nyeri tekan regio epigastrium (-), nyeri tekan suprapubik (+), hepar
dan lien tidak teraba, ballotement -/-, nyeri ketok CVA -/-, H/L: tidak teraba besar
Ekstremitas: CRT <2", Tidak ada edema, akral hangat
PEMERIKSAAN LAB :
1. Darah Lengkap :
-

Hb : 12,4 gr/dl

Ht : 37

Leukosit : 12000

Trombosit : 212.000

2. Urin Lengkap :
-

Leukosit 3-4/LPB

Eritrosit 7-10/LPB

epitel (+)

Daftar Pustaka:
1. Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2008). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Infeksi Saluran
Kemih. Edisi : 3. Jakarta: FKUI
2. Jawetz. E , Melnick & Adelberg : Mikrobiologi Kedokteran, edisi 20 EGC Jakarta 1996
3. Britigan BE et al : Gonococal infection: A model molecular pathogenesis, N Engl J. Med
1985 ; 312 :1682.
Hasil Pembelajaran
1. Diagnosis ISK
2. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang pada ISK
3. Tatalaksana ISK

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO:


SUBJEKTIF:
Pasien perempuan , 19 tahun, datang dengan keluhan nyeri saat buang air kecil sejak 4 hari
SMRS. Nyeri yang dirasakan hilang timbul, berwarna kuning, darah (-). Pasien juga
mengeluhkan perut dan kemaluannya terasa panas dan nyeri hingga mengganggu aktivitas.
Buang air sedikit-sedikit namun sering. Pasien mengeluhkan demam, kadang sampai menggigil
bahkan disertai dengan mual.
OBYEKTIF:
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien dalam keadaan compos mentis. Tanda-tanda vital
dalam batas normal.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
- Gejala gejala klinis : nyeri saat berkemih, berkemih sedikit sedikit disertai
demam dan nyeri pada suprapubik
- Pemeriksaan laboratorium urine : Leukosit 3-4/LPB, eritrosit 7-10/LPB, epitel (+)
ASSESMENT:
Definisi
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan
bakteriuria patogen dengan colony forming units per mL CFU/ ml urin > 105, dan lekositouria
>10 per lapangan pandang besar, disertai manifestasi klinik.
Epidemiologi
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit yang paling sering ditemukan di
praktik umum. Kejadian ISK dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia, gender, prevalensi
bakteriuria, dan faktor predisposisi yang mengakibatkan perubahan struktur saluran kemih
termasuk ginjal. ISK cenderung terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. ISK berulang
pada laki-laki jarang dilaporkan, kecuali disertai factor predisposisi1.
Menurut penelitian, hampir 25-35% perempuan dewasa pernah mengalami ISK selama
hidupnya. Prevalensi bakteriuria asimtomatik lebih sering ditemukan pada perempuan.
Prevalensi selama periode sekolah (School girls) 1% meningkat menjadi 5 % selama periode
aktif secara seksual. Prevalensi infeksi asimtomatik meningkat mencapai 30% pada laki-laki
dan perempuan jika disertai faktor predisposisi1.

Etiologi
Pada umumnya ISK disebabkan oleh mikroorganisme (MO) tunggal seperti :

Eschericia coli merupakan MO yang paling sering diisolasi dari pasien dengan ISK
simtomatik maupun asimtomatik

Mikroorganisme lainnya yang sering ditemukan seperti Proteus spp (33% ISK anak
laki-laki berusia 5 tahun), Klebsiella spp dan Stafilokokus dengan koagulase negatif

Pseudomonas spp dan MO lainnya seperti Stafilokokus jarang dijumpai, kecuali pasca
kateterisasi

Patogenesis
Terdapat beberapa rute masuk bakteri ke saluran kemih. Pada umumnya, bakteri di
area periuretra naik atau secara ascending masuk ke saluran genitourinaria dan
menyebabkan ISK. Sebagian besar kasus pielonefritis disebabkan oleh naiknya bakteri
dari kandung kemih, melalui ureter dan masuk ke parenkim ginjal.
Kejadian ISK oleh karena invasi MO secara ascending juga dipermudah oleh refluks
vesikoureter. Pendeknya uretra wanita dikombinasikan dengan kedekatannya dengan
ruang depan vagina dan rektum merupakan predisposisi yang menyebabkan perempuan
lebih sering terkena ISK dibandingkan laki-laki.
Penyebaran secara hematogen umumnya jarang, namun dapat terjadi pada pasien
dengan immunocompromised dan neonatus. Staphylococcus aureus, Spesies Candida, dan
Mycobacterium tuberculosis adalah kuman patogen yang melakukan perjalanan melalui
darah untuk menginfeksi saluran kemih.
Penyebaran limfatogenous melalui dubur, limfatik usus, dan periuterine juga dapat
menyebabkan invasi MO ke saluran kemih dan mengakibatkan ISK. Selain itu, invasi
langsung bakteri dari organ yang berdekatan ke dalam saluran kemih seperti pada abses
intraperitoneal, atau fistula vesicointestinal atau vesikovaginal dapat menyebabkan ISK.
Klasifikasi

Infeksi Saluran Kemih Atas


Infeksi saluran kemih atas terdiri dari pielonefritis dan pielitis. Pielonefritis terbagi
5

menjadi pielonefritis akut (PNA) dan pielonefritis kronik (PNK). Pielonefritis akut
(PNA) adalah radang akut dari ginjal, ditandai primer oleh radang jaringan interstitial
sekunder mengenai tubulus dan akhirnya dapat mengenai kapiler glomerulus, disertai
manifestasi klinik dan bakteriuria tanpa ditemukan kelainan radiologik. Pielonefritis
Kronik (PNK) adalah kelainan jaringan interstitial (primer) dan sekunder mengenai
tubulus dan glomerulus, mempunyai hubungan dengan infeksi bakteri (immediate
Lokal

Sistemik

Disuria

Panas

Polakisuria
Stranguria

atau

effect) dengan
badan

menggigil
Septicemia dan syok

Enuresis nocturnal
Prostatismus

Inkontinesia
Nyeri uretra
Nyeri kandung kemih

sampai

atau

tanpa

bakteriuria
dan

selalu

disertai

Tenesmus
Nokturia

late

Perubahan urinalisis

kelainankelainan

Hematuria

radiologi.

Piuria

Infeksi

Chylusuria

Saluran

Pneumaturia

Kemih Bawah
Infeksi saluran

Nyeri kolik

kemih bawah

Nyeri ginjal

terdiri

dari

sistitis, prostatitis dan epidimitis, uretritis, serta sindrom uretra. Presentasi klinis
ISKB tergantung dari gender. Pada perempuan biasanya berupa sistitis dan sindrom
uretra akut, sedangkan pada laki-laki berupa sistitis, prostatitis, epidimitis, dan uretriti
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

Analisis urin rutin


Pemeriksaan analisa urin rutin terdiri dari pH urin, proteinuria (albuminuria), dan
pemeriksaan mikroskopik urin. Urin normal mempunyai pH bervariasi antara 4,3-8,0 dan
pH >8 (alkalis) selalu menunjukkan adanya infeksi saluran kemih yang berhubungan
dengan mikroorganisme pemecah urea. Lekosituria (piuria) 10/LPB hanya ditemukan
pada 60-85% dari pasien-pasien dengan bakteriuria.

Uji Biokimia
Uji biokimia didasari oleh pemakaian glukosa dan reduksi nitrat menjadi nitrit dari
bakteriuria terutama golongan Enterobacteriaceae. Uji biokimia ini hanya sebagai uji
saring (skrinning) karena tidak sensitif, tidak spesifik dan tidak dapat menentukan tipe
bakteriuria.

Mikrobiologi
Kriteria bakteriura patogen yakni CFU per ml >10 5 (2x) berturut-turut dari UTK ( Urine
Tengah Kencing ).

Renal Imaging Procedures


Digunakan untuk mengidentifikasi faktor predisposisi ISK, yang biasa digunakan adalah
USG, foto polos abdomen, pielografi intravena, micturating cystogram dan isotop
7

scanning.
Penatalaksanaan

Infeksi saluran kemih atas


Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut (PNA) memerlukan rawat inap untuk
memelihara status hidrasi dan terapi antibiotik parenteral minimal 48 jam. Antibiotik
yang digunakan menurut rekomendasi The Infectious Disease Society of America adalah
fluorokuinolon, amiglikosida dengan atau tanpa ampisilin dan sefalosporin spektrum luas
dengan atau tanpa aminoglikosida.

Infeksi saluran kemih Bawah


Prinsip manajemen ISKB adalah dengan meningkatkan intake cairan, pemberian
antibiotik yang adekuat, dan kalau perlu terapi simtomatik untuk alkanisasi urin dengan
natrium bikarbonat 16-20 gram per hari. Pada sistitis akut, antibiotika pilihan pertama
antara lain nitrofurantoin, ampisilin, penisilin G, asam nalidiksik dan tetrasiklin. Pada
sistitis kronik dapat diberikan nitrofurantoin dan sulfonamid sebagai pengobatan
permulaan sebelum diketahui hasil bakteriogram.

PLAN:
Diagnosis:
Pasien ini didiagnosis dengan Infeksi Saluran Kemih karena adanya gejala gejala klinis :
nyeri saat berkemih, berkemih sedikit sedikit dan disertai demam, nyeri pada suprapubik.
Pemeriksaan laboratorium urine : Leukosit 3-4/LPB, eritrosit 7-10/LPB, epitel (+)
Pengobatan:
Pada pasien ini terapi yang diberikan adalah:
1) Non Medikamentosa :
- Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kemih
- Jangan sering menahan nahan untuk buang air kecil
- Lebih banyak minum air putih 8 gelas/hari
- Mengurangi makan makanan siap saji
- Edukasi cara membersihkan kemaluan dari depan ke belakang
2) Medikamentosa
- Ciprofloxacin 2 x 500 mg tab
- Parasetamol 3 x 500 mg
Pendidikan:
8

Menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin terjadi.


Rujukan:
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit dengan sarana
dan prasarana yang lebih memadai.

Asembagus, 29 April 2015

Peserta,

Pendamping

( dr. Feby Wulansari )

(dr. Idha Bagus W)

Das könnte Ihnen auch gefallen