Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Kelas
: Beta
NIM
: 04011181419054
pada
fallopi,
uterus
tuba
dan
PID
adalah
paling
tinggi
berkembang hingga mencapai tuba fallopi menyebabkan infeksi saluran tuba. Infeksi
ini diam-diam menyerang jaringan normal dan berubah menjadi jaringan parut.
Jaringan parut ini lama-lama akan berkembang dan akan menutup jalannya ovum
menuju uterus.
N. gonorrhoeae yang menyerang mukosa di tuba falopi dan menghasilkan
protease IgA1 yang dapat menginaktifkan s IgA 1 sehingga mengganggu proses
perlekatan IgA pada antigen. N. gonorrhoeae melekat pada epitel kolumner maupun
transisional lalu masuk ke dalam jaringan pengikat sub epitel melalui sel ataupun
melalui celah antar sel. Setelah itu terjadi perpindahan protein I gonokokus ke sel host
lalu lipoolingosakarida gonokokus merangsang pembentukkan TNF. Fragmen
peptidoglikan N. gonorrhoeae adalah toksik untuk mukosa dan menyebabkan reaksi
inflamasi.
Gonokokus
berinteraksi
dengan
IgM
lalu
melawan
antigen
PID atau penyakit radang panggul yang tidak dapat diobati dapat menyebabkan
jaringan parut dan berkumpulnya cairan yang terinfeksi (abses) yang berkembang di
saluran tuba dan merusak orgaan reproduksi wanita. Komplikasinya dapat mencakup :
1. Kehamilan ektopik
PID merupakan penyebab utama dari kehamilan ektopik terutama di tuba uterina.
Dalam kehamilan ektopik, telur yang dibuahi oleh sperma tidak dapat berjalan
melewati tuba falopi yang akan ditanam di dalam rahim atau uterus. Hal ini
dikarenakan adanya jaringan parut yang menutup jalan menuju rahim akibatnya
hasil pembuahan ovum tersebut terhenti di tuba falopi dan tertanam di dalamnya.
Dinding tuba falopi yang tidak elastis seperti halnya uterus menyebabkan
perkembangan janin yang tidak sempurna. Kehailan ektopik dapat mengancam
jiwa dan perlunya melakukan tindakan operasi.
2. Infertilitas atau ketidakmampuan untuk hamil.
Penundaan pengobatan PID akan meningkatkan resiko infertilitas
3. Nyeri panggul kronis
PID dapat menyebabkan nyeri panggul yang bisa berlangsung selama berbulanbulan atau bahkan bertahun-tahun. Jaringan parut yang ada pada tuba uterina dan
organ panggul lainnya dapat menyebabkan rasa sakit selama melakukan hubungan
seksual dan ovulasi.
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pelvic-inflammatory-disease/basics/complications/con-20022341
http://www.acog.org/Patients/FAQs/Pelvic-Inflammatory-Disease-PID
http://www.womenshealth.gov/publications/our-publications/fact-sheet/pelvic-inflammatory-disease.pdf
b. Uterus
Dinding uterus terbagi atas 3 lapis yaitu endometrium di sebelah dalam, lapisan
tengah otot polos adalah miometrium, dan perimetrium memnran serosa di
sebelah luar. Endometrium dibagi lagi menjadi 2 zona atau lapisan, yaitustratum
basale yang sempit dan dalam serta dekat dengan miometrium, dan stratum
functionale yaitu lapisan paling superficial yang lebih lebar di atas stratum basale
sampe ke dinding uterus.
c. Tuba Falopi
Sepasang tuba uterina yang berotot terbentang dari dekat ovarium hingga menuju
uterus. Ampulla adalah bagian terpanjang tuba uterina tempat terjadinya fertlisasi.
Mukosa ampulla memperlihatkan plica mucosae yang paling banyak. Plica ini
menyebabkan lumen yang ada di tuba tidak rata dan mengecil hingga ke uterus.
Mukosa tuba uterina terdiri dari epitel silindris bersilia dan tidak bersilia yang
terletak di atas jaringan ikat longgar lamina propia. Sel bersilia (epitheliocytus
ciliatus) berfungsi untuk memfasilitasi pergerakan zigot ke dalam uterus agar bisa
melakukan implantasi pada endometrium. Sedangkan sel sekretori atau peg cell
(epitheliocytus tubarius) tidak bersilia berfungsi untuk memberi makan bagi oosit,
perkembangan awal ovum yang telah dibuahi dan embrio.
d. Serviks
Serviks adalah bagian bawah uterus. Serviks dibagi jadi 3 bagian yaitu kanalis
servikalis, bagian forniks vagina, dan dinding vagina. Kanalis servikalis dilapisi
oleh epitel kolumnar penghasil mukus yang berbeda dari uterus yang bersambung
dengannya. Epitel pada kanalis servikalis mendadak berubah menjadi peitel
berlapis gepeng non kornifikasi untuk melapisi bagian forniks vagina. Di dasar
forniks serviks kanalis berubah menjadi epitel vagina di dinding vagina.
e. vagina
Mukosa pada vagina tidak rata dan memperlihatkan banyak plica mucosae. Epitel
permukannya adalah epitel berlapis gepeng non kornfikasi. Papila jaringan ikat di
bawahnya tampak menonjol dan membentk indentasi epitel. Lamina propia
mengandung jaringan ikat areolar dan elastik yang meluas ke dalam tunica
muscularis. Epitel vagina banyak terdapat sel-sel vagina. Hormon strogen akan
merangsang sel-sel vagina untuk menyintesis dan menimbn banyak glikogen
seaktu sel-sel ini bermigrasi ke arah lumen vagina. Flora bakteri dalam vagina
melakukan metabolisasi glikogen menjadi asam laktat. Peningkatan keasaman di
kanalis vaginalis melindungi organ terhadap mikroorganisme atau invasi patogen.