ABSTRACT

The system is a gallon of drinking water refill system using a gallon dispensers
are widely used in Indonesia. The system itself is a gallon refill system that is used by
one of the teaching hospital in Yogyakarta that UGM Academic Hospital. The drawback
of this system is that the water supply is still dependent on the agent, in other words, if
the distribution of water agency disrupted drinking water needs is also disturbed UGM
Academic Hospital. To overcome the problems related to water supply, the authors offer
an alternative drinking water network with automatic refill system where the supply of
water in the system is continuous and the Academic Hospital UGM can independently
manage the drinking water needs for students, staff, nurses, physicians, and patients
UGM Academic Hospital.
This study begins with the retrieval of data at 5 units in UGM Academic
Hospital. Results of data collection used for the identification of the constituent
components of water network and water network system adapted for use on alternative
networks of drinking water. Other data used to map the constraints are more related to
drinking water facilities in the RSA UGM. The method used in this study is the
Recommended Weight Limit and belongs to the NIOSH Lifting Index to determine the
level of risk activity when lifting a gallon of water in a gallon refill. Then do the
comparison regarding the condition of the current drinking water facility with automatic
refill system alternatives based on comparative indicators. Further identification of
components suitable for use in drinking water networks and alternative identification
for the current stage gallon system and automatic refill system. Locations are selected
studies of UGM Academic Hospital located in the District, Kronggahan, Trihanggo,
Limestone, Sleman, Yogyakarta.
Overall, activity picked up a gallon dispenser pose a high risk of injury. There
needs to be improved layout of dispensers in the current GMU Academic Hospital. The
concept of automatic refill offered for UGM Academic Hospital consists of two
alternatives, namely drinking water network system with filters and reverse osmosis
drinking water network system with a dispenser which has a 4-step purification of water
in it. Both of these alternatives is the result of the evaluation and improvement of current
facilities UGM RSA, but has the disadvantage that a large investment costs for the
procurement of these two alternatives. For operating costs, based on the level of need
the first 6 months of 2014, the second alternative can save costs from 16.9 to 20.5
million dollars. Based on the identification of current stage, the condition of the RSA
which now needs to add capacity to meet the growing need for drinking water from time
to time.
Kata kunci

: Gallon System, Automatic Refill, NIOSH, Current Stage

ix

INTISARI

Sistem galon merupakan sistem isi ulang air minum dengan menggunakan
galon pada dispenser yang banyak digunakan di Indonesia. Sistem galon sendiri
merupakan sistem isi ulang yang digunakan oleh salah satu RS pendidikan di
Yogyakarta yaitu RS Akademik UGM. Kekurangan dari sistem ini supply air yang
masih bergantung dengan agen, dengan kata lain apabila distribusi air dari agen
terganggu maka kebutuhan air minum RS Akademik UGM juga terganggu. Untuk
mengatasi kendala terkait supply air tersebut, penulis menawarkan alternatif jaringan air
minum dengan sistem automatic refill dimana supply air pada sistem tersebut bersifat
kontinyu dan pihak RS Akademik UGM bisa secara mandiri mengelola kebutuhan air
minum bagi mahasiswa koas, staff, perawat, dokter, dan pasien RS Akademik UGM.
Penelitian ini diawali dengan proses pengambilan data pada 5 unit di RS
Akademik UGM. Hasil pengambilan data digunakan untuk identifikasi komponenkomponen penyusun jaringan air bersih dan mengadaptasi sistem jaringan air bersih
tersebut untuk digunakan pada alternatif jaringan air minum. Data lainnya digunakan
untuk memetakan kendala-kendala secara lebih dalam terkait fasilitas air minum RSA
UGM. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Recommended Weight Limit
dan Lifting Index milik NIOSH untuk mengetahui tingkat resiko aktivitas mengangkat
galon ketika isi ulang air pada galon. Kemudian dilakukan perbandingan terkait kondisi
fasilitas air minum saat ini dengan alternatif sistem automatic refill berdasarkan
indikator pembandingnya. Selanjutnya identifikasi komponen yang cocok digunakan
pada alternatif jaringan air minum dan identifikasi current stage untuk sistem galon dan
sistem automatic refill. Lokasi penelitian yang dipilih adalah RS Akademik UGM yang
berlokasi di jalan Kabupaten, Kronggahan, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogyakarta.
Secara keseluruhan, aktivitas mengangkat galon ke atas dispenser beresiko
tinggi menimbulkan cedera. Perlu adanya perbaikan terkait letak dari dispenser di RS
Akademik UGM saat ini. Konsep automatic refill yang ditawarkan untuk RS Akademik
UGM terdiri dari dua alternatif yaitu sistem jaringan air minum dengan filter reverse
osmosis dan sistem jaringan air minum dengan dispenser yang memiliki 4 tahap
pemurnian air di dalamnya. Kedua alternatif tersebut merupakan hasil evaluasi dan
perbaikan dari fasilitas RSA UGM saat ini, namun memiliki kekurangan yaitu biaya
investasi yang besar untuk pengadaan kedua alternatif tersebut. Untuk biaya
operasional, dengan berdasarkan tingkat kebutuhan 6 bulan pertama tahun 2014, kedua
alternatif bisa menghemat biaya 16,920,5 juta rupiah. Berdasarkan identifikasi current
stage, kondisi RSA yang sekarang perlu melakukan penambahan kapasitas untuk
menghadapi perkembangan kebutuhan air minum dari waktu ke waktu.
Kata kunci

: Sistem galon, Automatic Refill, NIOSH, Current Stage

ix