Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
RSUD Asembagus.
2. Riwayat pengobatan: Pasien belum pernah berobat sebelumnya
3. Riwayat kesehatan/penyakit: Pasien tidak pernah nyeri saat berkemih sebelumnya
4. Riwayat keluarga: Tidak ada keluarga yang menderita penyakit sama dengan pasien
5. Riwayat pekerjaan: Karyawan Swasta
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik: Interaksi dengan lingkungan sekitar baik.
7. Lain - Lain
Pemeriksaan fisik dilakukan di Poli RSUD Asembagus pada tanggal 12 April 2015.
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
Nadi
: 82 x/menit
Suhu
: 37,50C
Tekanan darah
: 110/80 mmhg
Respirasi
: 20x/menit
STATUS GENERALIS
Kepala
Wajah
Mata
Telinga
Mulut
: Sianosis (-)
Leher
Paru
Jantung
Abdomen : Datar, BU (n), nyeri suprapubik (+), H/L: tidak teraba besar
PEMERIKSAAN LAB :
1. Darah Lengkap :
Hb : 12,4 gr/dl
Ht : 37
Leukosit : 15000
Trombosit : 212.000
2. Urin Lengkap :
Leukosit 9-10/LPB
Eritrosit 35-45/LPB
Daftar Pustaka:
1. Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2008). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Infeksi Saluran
Kemih. Edisi : 3. Jakarta: FKUI
2. Jawetz. E , Melnick & Adelberg : Mikrobiologi Kedokteran, edisi 20 EGC Jakarta 1996
3. Britigan BE et al : Gonococal infection: A model molecular pathogenesis, N Engl J. Med
1985 ; 312 :1682.
Hasil Pembelajaran
1. Diagnosis ISK
2. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang pada ISK
3. Tatalaksana ISK
OBYEKTIF:
Pemeriksaan Fisik
- Suhu : 37,5 C
- Abdomen : nyeri pada suprapubik (+)
Pemeriksaan Laboratorium Urine
Leukosit 9-10/LPB
Eritrosit 35-45/LPB
ASSESMENT:
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi disepanjang jalan saluran kemih,
termasuk ginjal akibat proliferasi suatu mikroorganisme. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan
istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam urin. Dari hasil anamnesis
didapatkan pasien seorang perempuan berusia 19 tahun datang ke Poli RSUD Asembagus
dengan keluhan nyeri ketika berkemih. Nyeri ketika berkemih dirasakan kira-kira 3 hari sebelum
dibawa ke Rumah Sakit. Keluhan nyeri ketika berkemih disertai dengan peningkatan frekuensi
berkemih, nyeri pada punggung bawah, perasaan panas ketika diakhir berkemih, pasien juga
mengeluhkan demam, dan nafsu makan pasien menurun.
Pemeriksaan infeksi saluran kemih, menggunakan urin segar (urin pagi). Urin pagi adalah
urin yang pertama tama diambil pada pagi hari setelah bangun tidur. Digunakan urin pagi
karena yang diperlukan adalah pemeriksaan pada sedimen dan protein dalam urin. Sampel urin
yang sudah diambil, harus segera diperiksa dalam waktumaksimal 2 jam. Apabila tidak segera
diperiksa, maka sampel harusdisimpan dalam lemari es atau diberi pengawet.
Bahan untuk sampel urin dapat diambil dari:
Urin porsi tengah, sebelumnya genitalia eksterna dicuci duludengan air sabun dan NaCl
0,9%.
Urin yang diambil dengan kateterisasi 1 kali.
Urin hasil aspirasi supra pubik.
4
Bahan yang dianjurkan adalah dari urin porsi tengah dan aspirasi supra pubik.
Laboratorium :
-
Leukosuria atau puria : merupakan salah satu bentuk adanya ISK. Leukosuria positif bila
terdapat lebih dari 5 leukosit/ lapang pandang besar (LBP) sediment air kemih.
Hematuria : Hematuria positif bila 5 10 eritrosit/ LBP sediment air kemih. Hematuria
disebabkan oleh berbagai keadaan patologis baik berupakerusakan glomerolus ataupun
urolitiasis.
Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan adalah laboratorium urinalisa, urin berwarna
kekuningan dan keruh, Berat Jenis (1015), pH (8), Leukosit (9-10/LPB), Eritrosit (35-45/LPB),
epitel sel (+).Tanggal 19 Mei 2013 urin berwarna kekuningan dan keruh, Berat Jenis (1010), pH
(8), Leukosit (8-10/LPB), Eritrosit (35-40/LPB), epitel sel (+).
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan laboratrium, didapatkan hasil
yang sesuai dengan gejala dan tanda dari Infeksi Saluran Kemih Bawah.
Gejala Klinis :
a. Nyeri ketika berkemih (disuria)
b. Peningkatan frekuensi berkemih
c. Perasaan terbakar diakhir berkemih
d. Air kemih keluar sedikit-sedikit
e. Nyeri pada daerah suprapubik atau punggung bawah
Prinsip pengobatan infeksi saluran kemih adalah memberantas (eradikasi) bakteri dengan
antibiotika. Pasien kemudian diberi tatalaksana berupa tirah baring, diet lunak, pemberian intake
cairan yang banyak, pemberian antibiotik, pemeriksaan urinalisa, terapi penunjang (simptomatik
dan supportif).
Pada pasien didapatkan gejala klinis maupun laboratorium seperti yang tertera pada Infeksi
Saluran Kemih Bawah. Dengan demikian diagnosis kerja pasien pada kasus ini dalah Infeksi
Saluran Kemih Bawah.
PLAN:
Diagnosis: Infeksi Saluran Kemih Bawah
Pengobatan:
Pada pasien ini terapi yang diberikan adalah:
1) Non Medikamentosa :
Menjaga dengan baik kebersihan sekitar organ intim dan saluran kemih
Jangan sering menahan nahan untuk buang air kecil
Lebih banyak minum air putih 8 gelas/hari
Mengurangi makan makanan siap saji
Edukasi cara membersihkan kemaluan dari depan ke belakang
2) Medikamentosa
Ciprofloxacin 2 x 500 mg tab
Parasetamol 3 x 500 mg
Rujukan:
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit dengan sarana
dan prasarana yang lebih memadai.
Peserta
Pendamping