Sie sind auf Seite 1von 36

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Dalam pengambilan kasus seminar kelompok mengangkat kasus tentang hipertensi
dikarenakan kasus hipertensi di RS bhayangkara setiap tahunnya meningkat dan untuk
penderitaanya sendiri terkadang tidak terlalu peduli dengan kesehatannya . factor yang
menjadikan hipertensi setiap tahunnya kemungkinan dari pola makan klien semasa hidupnya
kasus hipertensi tidak hanya terjadi pada usia 35 keatas namun sudah banyak yang berumur
20 tahun keatas menderita hipertensi dengan komplikasi yang serius biasanya obesitas
menjadi factor Pencetus Hipertensi.
Pada saat ini di Negara maju, penyakit system kardiovaskuler merupakan penyebab
kematian yang paling utama. Penyakit kardiovaskuler yang merupakan masalah di
masyarakat adalah penyakit hipertensi. Bila penyakit hipertensi tidak diobati, tekanan darah
semakin meningkat dengan bertambahnya umur penderita.Tekanan darah terus meningkat
dapat menimbulkan komplikasi jantung, ginjal, dan otak.
B. Tujuan Umum
1.

Membentuk pola pikir mahasiswa menjadi terarah dan sistematik

2.

Mahasiswa mampu menyusun tulisan ilmiah yang baik dan benar

3.

Menambah pengetahuan mahasiswa tentang hipertensi

4.

Menambah pengetahuan mahasiswa tentang terapi dan pencegahan hipertensi


C. Tujuan Khusus
1. Mengetahui patofisiologi, patogenesis hipertensi.
2. Mengetahui hubungan antara faktor resiko dengan gangguan pada hipertensi.
3. Menentukan diagnosis secara sistematis melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
4. Mengetahui cara pencegahan, terapi dari gangguan kardiovaskuler.
D. Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini penulis menggunakan metode narasi, adapun teknik yang
digunakan yaitu studi pustaka dengan mempelajari buku-buku, browsing internet dan sumber
lain untuk mendapatkan data dasar ilmiah yang berhubungan dengan asuhan keperawatan
pada klien dengan hipertensi.

E. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 3 bab yang disusun secara sisitematik dengan urutan sebagai
berikut :
Bab I Pendahuluan

: latar belakang, tujuan umum dan tujuan khusus, metode


penulisan, sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan teori

: konsep hipertensi pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi


klinik, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan. Asuhan
keperawatan; pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi

Bab lll studi kasus


Bab lV pembahasan
dilapangan
Bab V penutup

: pengkajian , diagnose , intervensi , implementasi dan evaluatif


: perbandingan teoritis dengan keadaan praktik
: kesimpulan dan saran

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. konsep dasar hipertensi
a.Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140
mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Smeltzer & Bare, 2002, hal 896).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg, tekanan darah diastolik 90
mmHg atau bila pasien memakai obat antihipertensi (Mansjoer Arief, 2000, hal 518)
Hipertensi adalah tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai
derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah normal, tinggi sampai
hipertensi maligna. (Doenges, 2000, hal 39)
b. Etiologi
factor yang mempengaruhi hipertensi :
1. Genetic : respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na
2. Obesitas : terkait dengan level insulin yang tinggi mengakibatkan tekanan darah
meningkat
3. Umur : umur semakin tua hilangnya elastisitas jaringan dan arteriosklerosis
4. Jenis kelamin : biasanya kebanyakan pria karna aktivitas saraf simpatis saat bekerja
5. Kembar monozigot : jika salahsatu hipertensi maka kembarannya juga akan hipertensi
6. Pola kebiasaan : akibat makan makanan yang mengandung garam , kolesterol serta minum
alcohol , merokok .
c. Klasifikasi
the joint national committee on detection , evaluation and treatment of high blood pressure :
untuk usia lebih dari 18 tahun
No

Kategori

Sistolik (mmhg)

Normal

<130

<85

Normal tinggi

130-139

85-89

Hipertensi (+)

Tingkat 1 (ringan)

140-159

90-99

Tingkat 2 (sedang)

160-179

100-109

Tingkat 3 (berat )

>180

>110

d. Patofisiologi
Hipertensi sebagai suatu penyakit dimana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik
dan/atau diastolik yang tidak normal. Batas yang tepat dari kelainan ini tidak pasti. Nilai
yang didapat diterima berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin (sistolik 140-160
mmHg; diastolik 90-95 mmHg). Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung, tekanan
perifer dan tekanan atrium kanan.
Didalam tubuh terdapat sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara
akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha untuk mempertahankan
kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang reflek kardiovaskular melalui sistem saraf
termasuk sistem kontrol yang bereaksi segera. Kestabilan tekanan darah jangka panjang
dipertahankan oleh sistem yang mengatur jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai
organ terutama ginjal.
Berbagai faktor seperti faktor genetik yang menimbulkan perubahan pada ginjal dan
membran sel, aktivitas saraf simpatis dan sistem renin-angiotensin yang mempengaruhi
keadaan hemodinamik, asupan natrium dan metabolisme kalium dalam ginjal, serta obesitas
dan faktor endotel mempunyai peran dalam peningkatan tekanan darah. Stres dengan
peninggian aktivitas saraf simpatis menyebabkan kontriksi fungsional dan hipertensi
struktural.
Berbagai promotor prosesor-growth bersama dengan kelainan fungsi membran sel yang
sama dengan kelainan fungsi membran sel yang mengakibatkan hipertrofi vaskuler akan
menyebabkan peninggian terhadap perifer dan peningkatan tekanan darah, mengenai
kelainan fungsi membran sel membuktikan adanya defek transpor Na+ dan atau Ca++ lewat
membran sel yang disebabkan oleh faktor genetik atau oleh peninggian hormon natriuretik
akibat peninggian volume intravaskular yang dapat menghambat pompa natrium yang
bersifat vasokontriksi.
Sistem renin angiotensin dan aldosteron berperan pada timbulnya hipertensi, sekresi
angiotensin yang mengakibatkan retensi natrium dan air merupakan salah satu peran
timbulnya hipertensi. Adanya hubungan hipertensi dan kadar gula darah yang membuat
parahnya penderita. Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui saraf simpatis
yang dapat meningkatkan peninggian tekanan darah yang menetap.
(Tjokronegoro, 2001, hal 457) mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi
pembuluh darah terletak dipusat vasomotor. Pada medulla di otak . dari pusat vasomotor ini
bermula saraf simpatis yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis ditoraks dan abdomen rangsangan saraf pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke

ganglia simpatis. Pada titik ini neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang merangsang
serabut saraf pasca ganglia ke pembuluh darah , dimana dengan dilepaskannya
nereepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluhdarah . berbagai factor kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
System saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsangan emosi ,
kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi korteks
adrenal menskeri kortison lainnya yang dapat memperkuat respon vasokonstriksi pembuluh
darah yang menyebabkan aliran ke ginjal dan pelepasan rennin yang akan meningkatkan
volume intravaskuler.

woc
Merangsang
saraf
Tekanan
pembuluh darah

Factor resiko hipertensi:


genetic, jenis kelamin, stress,
obesitas, garam, kopi,rokok

Kelebiha
n
volume
cairan

Riduksi
aldosteron
Volume cairan
ekstraseluller

Peningkatan beban kerja


jantung ( kontraksi
ventrikel )

Korosi
saluran
cerna
( neusa

Agiotensi
membuat
stimulus kortek
adrenal

Merangsa
ng
kelenjar
adrenal
Penuruna
n aliran
darah ke

Stimulus
korteks
adrenal
Penurunan
aliran darah
ke ginjal

Ventrikel hipertensi dan


terjadi kontaksi ( Cardio
output)

Jaringan tubuh
( metabolisme anaerob 02
&co2 )

Peningkat
an beban
jantung
DC

Stimulus peka nyeri


kapiler
Penurunan
curah
jantung

Nutrisi<
kebutuhan

Otak
( nyeri
kepala )

Otot
( kelemahan)

Intoleransi
aktivita

Manifestasi klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :
1. Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg 2.
2. Sakit kepala
3. Pusing / migrain
4. Rasa berat ditengkuk
5. Penyempitan pembuluh darah
6. Sukar tidur
7. Lemah dan lelah
8. Nokturia
9. Azotemia
10. Sulit bernafas saat beraktivitas
11. kesadaran menurun

12. sesak nafas


13. lemas dan kelelahan
14. gelisah
f. Komplikasi
a. Pada mata: Berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan.
b. Gagal jantung: Merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat
disamping kelainan koroner dan miokard.
c. Pada otak: Sering terjadi perdarahan yang disebabkan pecahnya mikro aneurisma yang
dapat mengakibatkan kematian.
d. Gagal ginjal: Dijumpai sebagai komplikasi hipertensi yang lama pada proses akut seperti
pada hipertensi maligna.(Tjokronegoro Arjatmo, 2001, hal 470)
g. Pemeriksaan Diagnostik
a. Hemoglobin/Hematokrit: Bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel
terhadap volume cairan dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia .
b.Glukosa: Hiperglikemia (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
peningkatan kadar ketokolamin (meningkatkan hipertensi).
c. Kalsium serum: Peningkatan kadar kalsium dapat meningkatkan hipertensi.
d.VMA urin (metabolit ketokolamin): Kenaikan dapat mengindikasikan adanya
feokromositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat dilakukan untuk mengkaji
feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
e. Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya
hipertensi.
f. IVP: Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi.
g. EKG: Dapat menunjukan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi.
(Doenges, 2002, hal 42).

h. Penatalaksanaan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan resiko penyakit
kardiovaskuler dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah
mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan diastolik dibawah

90 mmHg dan mengontrol faktor resiko. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya
hidup saja atau dengan obat anti hipertensi.
Modifikasi gaya hidup, langkah-langkah yang dianjurkan:
a.
Penurunan berat badan,
b.
Membatasi alkohol,
c.
Peningkatan aktivitas fisik aerobik (30 45 menit/ hari),
d.
Mengurangi asupan natrium (garam),
e.
Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak dan kolesterol dalam makanan.
f.
Obat anti hipertensi: Diberikan obat diuretik/betabloker.
Beberapa obat anti hipertensi: Captopril, Atenolol, Propanolol, Tiazid.
Beberapa obat diuretik: Lasix, Furosemid
(Mansjoer Arif et al, 2001; 519 )

2. Konsep dasar keperawatan


Pengkajian
Tanggal pengkajian :
Ruang kelas
:
Diagnose medis
:
A. Identitas klien
Nama
:
Jenis kelamin
:
Usia
:
Status perkawinan
:
Agama
:
Suku bangsa
:
Pendidikan
:
Bahasa yang digunakan :

tanggal masuk :
nomor register :

Pekerjaan
Alamat

:
:

Menurut Doenges, (2000, hal 39) pengkajian klien dengan penyakit hipertensi adalah
sebagai berikut:
a. Aktivitas/istirahat
Gejala: Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda: Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala: Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan penyakit
serebrovaskuler, episode palpitasi, perpirasi.
Tanda:. Kenaikan TD (pengukuran serial dari kenaikan tekanan darah diperlukan untuk
menegakan diagnosis).
c. Integritas ego
Gejala: Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euforia, atau marah kronik (dapat
mengindikasikan kerusakan sererbral),
Tanda: Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinyu perhatian, tangisan yang
meledak.
d. Eliminasi
Gejala: Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti infeksi/obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal masa yang lalu).
e. Makanan/cairan
Gejala: Makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak,
tinggi kolesterol, mual, muntah, perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat/
menurun), riwayat penggunaan diuretik.
Tanda: Berat badan normal atau obesitas. Adanya edema: kongesti vena.
f. Neurosensori:
Gejala: Keluhan pening/pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipital, episode kebas dan/atau
kelemahan pada satu sisi tubuh. gangguan penglihatan.
Tanda: Status mental: perubahan keterjagaan, orientasi, isi bicara, afek, proses pikir, memori.
Respon motorik: penurunan kekuatan genggaman tangan dan atau reflek tendon dalam.
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung). Nyeri hilang timbul pada
tungkai, sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya, nyeri
abdomen/massa.
h. Pernapasan

Gejala: Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas/kerja, takipnea, ortopnea, batuk


dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.
Tanda: Distres respirasi/gangguan otot aksesori pernafasan. Bunyi nafas tambahan
(rales/mengi), sianosis.
i. Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
j. Pembelajaran/penyuluhan
Gejala : - Faktor-faktor resiko keluarga: hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,
Diabetes Melitus, penyakit ginjal.
- Faktor-faktor resiko etnik, seperti: orang Afrika Amerika, Asia Tenggara.
- Penggunaan pil KB atau hormon lain penggunaan obat/alkohol.

Diagnose
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
Definisi : suatu keadaan dimana terjadi penurunan curah jantung atau kekuatan aliran
darah pada jantung biasanya karena penyempitan katup maupun pembuluh.
Kemungkinan berhubungan dengan : perubahan kontraktilitas miokardial , iskemia
miokardia vasokonstriksi hipertrofi , perubahan frekuensi , irama konduksi listrik,
dan perubahan structural.
Kemungkinan dibuktikan oleh : peningkatan frekuensi jantung ( takikardia)
distritmia , perubahan gambaran pola EKG ,perubahan tekanan darah, bunyi
jantung ekstra ( S3 adanya hipertrofi ventrikel dan S4 adanya hipertrofi atrium ),
penurunan pengeluaran urine , nadi perifer tidak teraba, nyeri dada, distensi vena
jagularis, edema dan pembesaran hepar.

Hasil yang diharapkan : berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan


darah dan beban jantung, memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil
dalam renta normal.
2. Nyeri (akut ) sakit kepala
Definisi : suatu keadaan dimana nyeri yang terjadi akibat stimulus pada otak cerebrum
Kemunginan berhubungan dengan : peningkatan tekanan vascular serebral
Kemungkinan dibuktikan oleh : melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak
pada region suboksipital, terjadi pada saat bangun dan hilang secara spontan
setelah beberapa waktu berdiri , kekakuan leher , pusing , mual hingga muntah
Hasil yang diharapkan : melaporkan nyeri , ketidaknyamanan hilang , mengetahiu
metode yang mengurangi nyeri
3. Perubahan nutrisi lebih dari tubuh
Definisi : suatu keadaan dimana terjadi perubahan kebutuhan nutrisi yang melebihi dari
kebutuhan tubuhnya
Kemungkinan berhubungan dengan : masukan berlebih sehubungan dengan
kebutuhan metabolic : pola hidup monoton, dan keyakinan budaya.
Kemungkinan dibuktikan oleh : berat badan 10-20 % , lipatan kulit trisep lebih
besar dari 15 mm pada pria dan wanita 25mm
Hasil yang diharapkan : mengidentifikasi hubungan antara hipertensi dan
kegemukan , melakukan program diet dan olah raga yang tepat secara individu
4. Intoleransi aktivitas
Definisi : dimana keadaan toleran atau sukar terhadap kegiatanyang biasanya bisa
dilakukan sendiri namun ketika sakit tidak bisa atau dibantu.
Mungkin berhubungan dengan : kelemahan umum dan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
Kemungkinan dibuktikan oleh : laporan verbal tentang keletihan , frekuensi
jantung atau respon tekanan darah terhadap aktivitas, rasa tidaknyaman saat
bergerak , adanya dispnea, dan perubahan EKG mencerminkan iskemia atau
distirmia
Hasil yang diharapkan : berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan ,
melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas, dan menunjukkan penurunan
dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi
5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan rencana pengobatan
Definisi : suatu keadaan dimana ketidaktahuan tentang kondisi keadaanya serta
keterbatasan / kesediaan informasi yang ada
Kemungkinan berhubungan dengan : kurangnya pengetahuan , keterbatasan
kognitif, misinterpretasi informasi dan menyangkal diagnose
Kemungkinan dibuktikan oleh : menyatakan masalah , meminta informasi,
menyatakan miskonsepsi , mengikuti instruksi tidak akurat, inadekuat kinerja,
perilaku tidak tepat atau eksagregasi
Hasil yang diharapkan : menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan
regimen pengobatan , mengidentifikasi efeksamping obat dan kemungkinan
komplikasi perlu diperhatikan dan mempertahankan tekanan darah dalam
parameter normal.

1. Perencanaan
N
o
1.

Diagnose
Keperawata
n
Resiko
penurunan
perfusi
jaringan
jantung b/d
peningkatan
afterload,
vasokonstri
ksi,hipertrof
i/rigiditas
ventrikuler,
iskemia
miokard

Tujuan Criteria
Hasil
Noc :
- Cardiac pump
effectiveness
- Circulation
status
- Vital sign
status

Intervensi

Rasional

Nic:
1. Perbandingan dari
1.Pantau TD . ukur
tekanan ada tidaknya
pada kedua tangan
masalah vaskuler
dan paha
Hipertensi sistolik
2. Catat keberadaan ,
merupakan vaktor
kualitas denyutan
resiko iskemia
sentral dan perifer 2. Denyutan yang mungkin
3. Auskultasi tonus
meurun mencerminkan
jantung dan bunyi
efek dari vasokonstriksi
napas
3 Pasien hipertensi karena
4. Amati warna kulit
adanya hipertropi
kelembaban ,suhu
atrium biasanya ada
dan masa pengisian
kakles bengik yang
kapiler
mengidentifikasi
5. Catat edema umum
kongesti paru
6. Berikan kenyamanan
4 Adanya pucat dingin,
terhadap pasien
kulit lembab dan masa
7 Pertahankan
pengisian kapiler
pembatasan aktivitas
8. Buat jadwal aktivitas
lambat berkaitan
untuk pasien
dengan vasokonstriksi
9 Anjurkan teknik
atau penurunan curah
relaksasi
jantung
Kolaborasi
5 Dapat menginidikasikan
Berikan obat obat
gagal jantung
sesuai indikasi ex:
kerusakan ginjal atau
diuretic tiazid
vaskuler
6 Membantu untuk
mnurunkan rangsangan
simpatis dan
meningkatkan relaksasi
7 Menurunan stress dan
ketegangan yang
mempengaruhi tekan
darah dan perjalanan
penyakit hipertensi
8 Agar aktifitas klien
terkontrol

9Dapat menurunkan
rangsangan yang
menimbulkan stress
,membuat efek tenang ,
sehingga akan
menurunkan TD
kolaborasi
Untuk menurunkan
TDpada pasien dan
diuretik ini
memperkuat agen agen
anti hipertensi lain
dengan membatasi
retensi cairan

Intoleransi
aktivitas b/d
kelemahan,
ketidakseim
bangan
suplai dan
kebutuhan
oksigen

NOC :
NIC:
1 Menyebutkan para meter
- Konservasi
1 Kaji respon pasien
membantu dalam
energi
terhadap aktifitas ,
mengkaji respon
- Koleransi
perhatikan frekuensi
fisiologi terhadap stress
aktivitas
nadi lebih dari 20
aktifitas dan bila ada
- Perawatan diri
x/m diatas frekuensi
indicator dari kelebihan
Criteria hasil :
istirahat ,
kerja yang berkaitan
-Berpartisipasi
peningkatan TD
dengan tingkat aktifitas
dalam aktivitas
yang nyata selama 2 Teknik menghemat
fisik tanpa
atau sesudah
energy mengurangi
disertai
aktifitas , dispneun
penggunaan energy ,
peningkatan
atau nyeri dada ,
juga membantu
tekanan darah,
keletihan dan
keseimbangan anatara
nadi,dan RR
kelemahan
yang
suplai dan kebutuhan
- Mampu
berlebihan
pusing
oksigen
melakukan
sampai
pingsan
3 kemajuan aktifitas
aktivitas sehari2 Intruksikan pasien
bertahap mencegah
hari (ADLs)
tentang teknik
peningkatan kerja
secara mandiri
penghematan energy
jantung tiba tiba.
misalnya melakukan
Memberikan bantuan
aktifitas dengan
hanya sebatas
perlahan
kebutuhan akan
3 Berikan dorongan
mendorong
untuk melakukan
kemandirian dalam
aktifitas atau
melakukan aktifitas
perawatan diri
bertahap jika dapat

Nyeri akut

Ketidaksei
mbang
nutrisi lebih
dari
kebutuahan
tubuh b/d
masukan
berlebihan

ditoleransi. Berikan
bantuan sesuain
dengan kebutuhan
NOC :
NIC :
-Tingakatan
1 Mempertahankan
nyeri
tirah baring selama
- Control nyeri
vase akut
- Tingkatan
2 Berikan tindakan non
nyaman
farmakologi untuk
Criteria hasil :
menghilangkan rasa
- Mampu
sakit kepala
mengontrol
misalnya . kompres
nyeri
dingin pada
- Melaporkan
dahi,pijat punggung
bahwa nyeri
dan teknik relaksasi
berkurang
3 Minimalkan aktifitas
dengan
vasekonstriksi yang
menggunakan
dapat meningkatkan
manajemen
sakit kepala
nyeri
4 Bantu pasien dalam
-Mampu
ambulasi sesuai
mengenali nyeri
kebutuhan
-Menyatakan
5 Berikan cairan,
rasa nyaman
makanan lunak,
setelah nyeri
perawatan mulut,
berkurang
yang teratur bila
-Tanda vital
terjadi perdarahan
dalam rentang
hidung
normal
kolaborasi
Berikan sesuai indikasi
analgesic

NOC :
-Status nutrisi
-Kontrol berat
badan

1 Meminimalkan stimulasi
atau meningkatkan
relaksasi
2 Tindakan yang
menurunkan tekanan
vaskuler cerebral dan
yang memperlambat
respon simpatis efektif
dalam menghilangkan
sakit kepala dan
komplikasi
3 Aktifitas yang
meningkatkan
vasokontriksi
menyebabkan sakit
kepala saat adanya
peningkatan tekanan
vaskuler cerebral
4 Pusing dan
pengelihatan kabur
sering berhubungan
dengan sakit kepala
5 Meningkatakan
kenyamanan umum
kolaborasi
Dapat menurunkan
rangsangan saraf
simpatis dan
mengontrol nyeri

NIC :
1 Kegemukan adalah
1 Kaji pemahaman
resiko tambahan pada
pasien tentang
tekanan darah tinggi
hubungan langsung
karena disproporsi
antara hipertensi dan
anatara kapasitas aorta
kegemukan
dan peningkatan curah
2 Bicarakan pentingnya
jantung berkaitan
menurunkan kalori
dengan peningkatan
dan batasi masukan
masa tubuh
lemak , garam, dan 2 Kesalahan kebiasaan
gula sesuai indikasi
makan akan

3 Tetapkan keinginan
menyebabkan
pasien menurunkan
terjadinya
berat badan
aterosklerosis dan
4 Kaji ulang masukan
kegemukan yang
kalori harian dan
merupakan predis
pilih diet
posisi untuk hipertensi
5 Tetapkan perencana
dan komplikasi .
penurunan berat
kelebihan masukan
badan yang realistic
garam memperbanyak
dengan pasien
volume cairan intra
6 Dorong pasie untuk
vaskuler dan dapat
mempertahankan
merusak ginjal
masukan makanan
3 Motivasi untuk
harian termasuk
penurunan berat badan
kapan dan dimana
adalah internal
makanan dilakukan
4 Mengidentifikasi
dan lingkungan dan
kelbihan dan
perasaan sekitar saat
kelemahan program
makanan dimakan
diet
7 Instruksikan dan
5 Penurunan masukan
bantu memilih
kalori sesorang dapat
makanan yang
menurunkan berat
tepat , hindari
badan karena
makanan dengan
kehilangan lemak
kejenuhan lemak
melalui kerja otot
tinggi dan kolesterol
6 Memberikan data dasar
tentang keadekuatan
Kolaborasi
nutrisi yang dimakan
Rujuk keahli gizi
dan kondisi emosi saat
sesuai indikasi
makan
7 Menghindari makanan
tinggi lemak jenuh dan
kolesterol penting
dalam mencegah
perkembangan
arterogenesis
Kolaborasi
Memberikan konseling
dan bantuan dengan
memenuhi kebutuhan
diet individual

BAB III
STUDI KASUS
1. Hasil pengkajian
Tanggal pengkajian : 22 des 2014
tanggal masuk : 20 des 2014
Ruang kelas
: seruni
nomor register : 08.02.115
Diagnose medis
: obs hipertensi + dyspepsia syndrome
A. Identitas klien
Nama klien
: Tn. S
Jenis kelamin
:laki-laki
Usia
:65 th
Status perkawinan :kawin
Agama
:islam
Suku bangsa
: jawa
Pendidikan
:SMP
Bahasa
:jawa , indonesia
Pekerjaan
:swasta
alamat
:Bengkulu utara
B. Riwayat keperawatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
a. Keluhan utama : pasien mengatakan pusing, lemah, sesak, mual dan
muntah serta nyeri dada
b. Kronologis keluhan
- Factor pencetus : beraktivitas sedikit sesak
- Timbulnya keluhan : kurang nafsu makan , cepat lelah
- Lamanya : 1 minggu
- Upaya mengatasi : istirahat
2. Riwayat kesehatan masa lalu
a. Riwayat alergi : tidak ada
b. Riwayat kecelakaan : tidak ada
c. Riwayat di rumah sakit : dipuskesmas
d. Riwayat pemakaian obat : obat procol, paramex
3. Riwayat keselamatan keluarga

Ket : laki-laki
Pasien
laki-laki meninggal

perempuan meninggal
perempuan
4. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga
- Ibu pasien meninggal karena stroke
- Adik perempuan pasien juga ada riwayat hipertensi
5. Riwayat psikososial dan spiritual
a. Adakah orang terdekat pasien : istri
b. Interaksi dalam keluarga
- Pola komunikasi baik
- Pembuatan keputusan baik
- Kegiatan masyarakat baik
c. Dampak penyakit pasien bagi keluarga : keluarga kwatir dan aktivitas terganggu
d. Masalah yang mempengaruhi pasien : jika sampai stroke kasihan pada keluarga
e. Mekanisme koping terhadap stress : kefikiran kalau sampai stroke
f. Persepsi pasien terhadap penyakitnya
- Hal yang sangat difikirkan saat ini : keluarganya dan penyakitnya jika sampai stoke
- Harapan setelah menjalani perawatan : ingin sembuh
- Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit : terbatasnya aktivitas
g. System nilai kepercayaan
-tidak ada nilai yang bertentangan dengan kesehatan
- pasien dalam aktivitas agamanya terganggu
6. kondisi lingkungan rumah bersih dekat dengan sungai
7. pola kebiasaan
No
1

Hal yang dikaji


Pola nutrisi
Frekuensi makan
3x/hari
Napsu makan
baik/buruk
Porsi makan yang
dihabiskan
Makanan yang tidak
disukai
Makanan yang
membuat alergi
Makanan pantangan
Makanan diit
Penggunaan obat
sebelum makan
Penggunaan alat
bantu (NGT)
Pola eliminasi
1. B.A.K
Frekuensi
Warna

Sebelum sakit
Pasien mengatakan :
3x/hari
Baik
1 piring 1x
makan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Pasien mengatakan :
4 x/hari
Kuning jernih
Tidak ada

Di rumah sakit
Pasien mengatakan :
Tidak menentu
Tidak napsu
makan karena
mual,
muntah,mulut
terasa hambar
15 sendok 1x
makan
Makanan
berminyak
Tidak ada
Tinggi garam
Tidak ada
Tidak ada
Pasien mengatakan :
5x/hari
Kuning jernih
Tidak ada

Keluhan
2. B.A.B
Frekuensi
waktu
Warna
Konsistensi
Keluhan
Pola personal hygiene
1. Mandi
Frekuensi
Waktu
2. Oral hygiene
Frekuensi
Waktu
3. Cuci rambut
Frekuensi

1x/hari
Pagi
Kuning gelap
Lunak
Tidak ada
Keluarga mengatakan :
2x/hari
Pagi,sore

2hari 1x
Sore
Kuning
Sedikit encer
Tidak ada
Keluarga mengatakan :
1x/hari di lap
Sore

2x/hari
pagi dan sore

2hari /1x
Sore

2hari 1x

Tidak pernah

Pola istirahat dan tidur


lama tidur siang
lama tidur malam
kebiasaan sebelum
tidur
Pola aktivitas dan latihan
waktu bekerja
olah raga
jenis olahraga
frekuensi
keluhan aktivitas

Keluarga mengatakan :
2 jam
8 jam
Tidak ada

Keluarga mengatakan :
2 jam
3 jam
Tidak ada

Keluarga mengatakan :
pagi-sore
tidak pernah
tidak ada
-

Kebiasaan yang
mempengaruhi
1. merokok
frekuensi
jumlah
lama pemakaian
2. minuman keras

Keluarga mengatakan :

Keluarga mengatakan :
Tidak ada
Tidak ada
Aktivitas sedikit
langsung sesak,
lemah ,pusing
Keluarga mengatakan :

c. Pengkajian fisik
1. Pemeriksaan fisik umum
Berat badan
: 61 kg
Tinggi badan
: 172 cm
Tekanan darah
:180/120 mmhg
Nadi
:110 x/m
Pernapasan
:32x/m
Suhu tubuh
:37,5 c
Keadaan umum :CM

ya
3x/hari
5 batang
20 tahun
Tidak minum
alcohol dsb

Tidak
Tidak ada

Pembesaran
: tidak ada
2. System penglihatan
a. Posisi mata : normal simetris
b. Kelopak mata : normal
c. Pergerakan bola mata : baik
d. Konjungtiva : anemis
e. Kornea : simetris normal
f. Sclera : isterik
g. Pupil : baik
h. Otot-otot mata : normal
i. Fungsi penglihatan : kadang kabur
j. Tanda radang : tidak ada
k. Pemakaian kacamata : tidak ada
l. Pemakaian kontak lensa : tidak ada
m. Reaksi terhadap cahaya : baik
3. System pendengaran
a. Daun telinga : simetris
b. Kondisi telinga tengah : sedikit kurang bersih
c. Cairan dari telinga : ada sedikit
d. Perasaan penuh ditelinga : tidak ada
e. Tinnitus : tidak ada
f. Fungsi dengar : berkurang, kanan : 25 cm dan kiri :20 cm
g. Gangguan keseimbangan : tidak ada
h. Pemakaian alat bantu : tidak ada
4. System wicara : baik
5. System pernapasan
a. Jalan napas : efektif dan bersih
b. Pernapasan : takipnea
c. Penggunaan otot bantu pernapasan : ICS, sternocleidomastoideus
d. Frekuensi : 32x/m
e. Irama : tidak teratur
f. Jenis pernapasan : perut dan dada
g. Kedalaman : dangkal
h. Batuk : ada tapi jarang
i. Sputum : tidak ada
j. Terdapat darah : tidak
k. Suara napas : vesikuler
6. System kardiovaskuler
a. Sirkulasi peripher
Nadi : 110 x/m
irama : teratur, kuat dan cepat
Tekanan darah : 180/120 mmhg
Distensi vena jagularis : ada
kanan :4,5 cm dan kiri : 4,8 cm
Temperature kulit : hangat
Warna kulit : pucat
Edema : tidak ada
Kapilarry refill : 3 detik
b. Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical : cepat dan sangat kuat

Bunyi jantung : murmur ( S3)


Irama : teratur / cepat
Sakit dada : adanya nyeri dada yang menusuk
7. System hematologi
Gangguan hematologi : ada
Pucat : wajah dan ekstremitas
Perdarahan: tidak ada
8. System syaraf pusat
Keluhan sakit kepala : ada
Tingga kesadaran : CM
Glasgow corna scale : 5544
Tanda peningkatan TIK : tidak ada
Gangguan system syaraf : tidak ada
Pemeriksaan reflek fisiologis : ada
Reflek patologis : tidak ada
Pemeriksaan nervus l-xll : baik
9. System pencernaan
a. Keadaan mulut
Gigi : ada caries dan ompong 3
Penggunaan gigi palsu : tidak ada
Stomatitis : pucat
Lidah kotor : tidak
Silica : tidak
b. Muntah : ada 1x 50cc
c. Nyeri daerah perut : tidak ada
d. Bising usus : (+) positif 10x/m
e. Konsistensi feses : lunak
f. Konstipasi : tidak
g. Hepar : pembesaran 2 cm
h. Abdomen : tidak ada nyeri tekan, bunyi timpani dan auskultasi + Bu tidak
hiperpigmentasi
10. System endokrin
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak
Nafas bau keton : tidak
Luka gangrene : tidak
11. System urogenital
Perubahan pola kemih : tidak ada
B.A.K : 5x/hari
Warna : kuning jernih
Distensi kandung kemih : tidak
Keluhan sakit pinggang : tidak
Skala nyeri : _
12. System lategumen
a. Turgor kulit : kurang baik
b. Warna kulit : pucat
c. Keadaan kulit : kering kusam
d. Kelainan kulit : ada ( hiperpigmentasi daerah ekstremitas)
e. Kondisi kulit bagian infuse : baik agak kering

f. Keadaan rambut : kasar , kering dan tidak bersih


13. Sistem musculoskeletal
Kesulitan dalam pergerakan : ada
Sakit pada tulang, sendi dan kulit : ada (sendi )
Fraktur : tidak ada
Keadaan tonus otot : kurang baik
Kekuatan otot : lemah
14. Data penunjang
No
1

Tanggal
21 des 2014

22 des 2014

Pemeriksaan
a. Hemoglobin
b. Hemotokrit
c. Natrium
d. Kalium
e. Leukosit
f. Eritrosit
g. trombosit
a.
b.
c.
d.
e.
f.

hemoglobin
hemotokrit
natrium
kalium
glukosa
foto torak

Nilai normal
14-16 g/dl
42-52 %
136-146 mmol/l
3,5-5,0 mmol/l
5000-10.000/ul
4,0-5,5 jta/ul
150000-450000/ul
14-16 g/dl
42-52 %
136-146 mmol/l
3,5-5,0 mmol/l
+/-

15. Penatalaksanaan
No
1

Tanggal
20-21 des 2014

22-23 des 2014

Terapi

infuse RL 2000 cc dan O2 2 liter


tiazid klorotiadid 3x1
ranitidine 2x1 amp iv
pct 2x500mg
ceforaxime 2x1 gr iv
infuse RL dan Nacl 2000 cc
O2 2 liter

Hasil
10,2 g/dl
30 %
157,2
mmol/l
5,82 mmol/l
4000/ul
3 jta/ul
100000ul
10,5 g/dl
32%
157 mmol/l
5,75 mmol/l
(-)
Pelebaran
jantung
kekiri 3cm

Ceforaxime 2x1 gr iv
Ranitidine 2x1 amp iv
Hidrolazim 2x1
Diazepam 3x1

ANALISA DATA
No
1

Data
Ds : pasien mengatakan sesak dan
lemah saat beraktivitas
Do :
pernapasan 32 x/m
Irama : tidak teratur , dangkal
Sianosis
takipnea

Etiologi
takipnea

Masalah
(Hipoksia )
perubahan pola
pernapasan

Ds : pasien mengatakan nyeri dada ,


lemah dan sesak saat beraktivitas
Do :
TD : 180/120 mmhg
Nadi : 110 x/m
Napas :32x/m
Bunyi jantung : murmur, cepat
Nyeri dada
Sianosis
CTR : 3 detik
Ds : pasien mengatakan pusing,
lemah, sesak saat beraktivitas
Do :
Nyeri kepala
Nadi :110 x/m
TD :180/120 mmhg
Nyeri dada
Penglihatan kadang kabur
Ds : pasien mengatakan lemah, sesak
aktivitas dibantu
Do :
Tonus otot kurang baik
Kekuatan oto lemah
Turgor kulit kering

vasokonstrksi

Resiko tinggi
terhadap
penurunan curah
jantung

Peningkatan
tekanan vascular
serebral

Nyeri (akut) sakit


kepala

kelemahan

Intoleransi
aktivitas

Intervensi keperawatan
No

Tanggal

22 des
2014

22 des
2014

Diagnose
keperawatan
Perubahan
pola napas
( hipoksia)
b/d takipnea

Resiko tinggi
terhadap
penurunan
curah jantung
b/d
vasokonstriks
i

Tujuan /
kriteria hasil
Tujuan umum :
tidak terjadi
hipoksia
KH:
pernapasan
normal , tidak
sesak,ekspansi
dada maksimal

Rencana tindakan
1. Pantau frekuensi
,irama, kedalaman
pernapasan
2. Posisikan pasien
semifowler
3. Ajarkan pasien
teknik relaksasi
4. Auskultasi bunya
napas
5. Pantau
penggunaan otot
bantu pernapasan
Kolaborasi
6. Berikan terapi
oksigen dan obat

Rasional

1. Perubahan
komplikasi
pulmonal
2. Ekspansi dada
maksimal
3. Rileks dan
menghindari
terjadinya kolaps
4. Mengidentifikasi
adanya masalah
paru
5. Menunjukkkan
seberapa sulit
pernapasan
Kolaborasi
6. Memaksimalkan
oksigen pada
darah arteri dan
mencegah
hipoksia
Tujuan umum : 1. Lakukan
1. mengontrol TD
2. mengetahui jika
tidak terjadi
pemeriksaan TD
2. Lakukan
terjadi penurunan
penurunan
pemeriksaan nadi
denyutan
curah jantung
3.
adanya bunyi S4 (
KH: TD
perifer dan catat
hipertrofi atrium)
normal, nadi
kualitas denyutan
dan S3 ( hipertrifi
normal, bunyi 3. Auskultasi bunyi
jantung
ventrikel)
jantung normal
4. Amati warnu kulit, 4. adanya pucat,
nyeri hilang
kelembaban , suhu
dingin, kapilery
dan masa pengisian
reffil lambat dan
kapiler
lebih dari 3 detik
5. Berikan lingkungan
menunjukkan
nyaman
penurunan curah
6. Ajarkan teknik
jantung
relaksasi
5. meningkatkan

Kolaborasi
7. Berikan obat
diuretik

22 des
2014

Nyeri akut
sakit kepala
b/d
peningkatan
tekanan
vaskuler
serebral

Tujuan umum : 1. Mempertahan


tidak adanya
kan tirah
nyeri kepala
baring
serta dada
selama fase
KH : neri
akut
kepala hilang, 2. Kompres,
nyeri dada
pijat
hilang, nadi
punggung
normal, TD
dan ajarkan
normal,
teknik
penglihatan
relaksasi
3.
Meminimalk
tidak kabur
an aktivitas
vasokonstriks
i menejan
saan B.A.B
4. Bantu pasien
saat ambulasi
5. Berikan
cairan dan
makanan
lunak
Kolaborasi
6. Berikan obat
analgesic
diazepam

relaksasi
6. membuat tenang
sehingga TD
menurun
Kolaborasi
7. menghambat
natrium dan lalim
serta obat
antihipertensi
1. Meminimalkan
stimulus dan
relaksasi
2. Menurunkan
tekanan vascular
serebral
3. peningkatan
tekanan vascular
serebral
4. Pusing dan
penglihatan kabur
berhubungan
Kolaborasi
5. Meningkatkan
kenyamanan

Implementasi keperawatan
Tanggal
22 des
2014

No diagnosa
1

1.

2.
3.
4.

23 des
2014

implementasi
memantau
frekuensi , irama,
kedalaman
pernapasan
memposisiskan
pasien semi fowler
mengauskultasi
bunyi napas
memberikan terapi
O2 dengan nasal
kanul

1. memantau
frekuensi , irama,
kedalaman
pernapasan
2. memposisiskan
pasien semi fowler
3. mengajarkan

Respon hasil
1. p: 29x/m , irama
teratur dan
dangkal
2. pasien nyaman
dengan posisinya
dan ekspansi
dada maksimal
3. area paru
vesikuler
4. pasien merasa
sesaknya
berkurang
1. p : 28x/m ,irama
teratur dan
dangkal
2. pasien nyaman
dan ekspansi
dada maksimal
3. pasien

teknik relaksasi
4. mengauskultasi
bunyi napas
5. memberikan terapi
O2 dengan nasal
kanul

24 des
2014

Tanggal
22 des
2014

No diagnosa
2

1. memantau
frekuensi , irama,
kedalaman
pernapasan
2. mengauskultasi
bunyi napas
3. memastikan O2
terpasang dengan
baik
4. memberikan
penkes tentang
sesak dan
mengatasi

implementasi
1. melakukan
pemeriksaan TD
2. melakukan
pemeriksaan nadi
dan mencatat
kualitas denyutan
3. auskultasi bunyi

mengulangi
simulasi dengan
baik
5. area paru
vesikuler
4. pasien merasa
sesaknya
berkurang
1.p : 26 x/m ,irama
teratur dan
dangkal
2. area paru vesi
kuler
3. O2 dalam
keadaan baik dan
dapat digunakan
4. keluarga dan
pasien mengerti
dengan penkes
yang ditandai
munculnya
pertanyaan

Respon hasil
1. TD : 170/120
mmhg
2. Nadi : 100 x/m
dan kekuatan
denyutan kuat
serta cepat
3. Adanya bunyi S3

4.
5.

6.
7.

jantung
mengamati kulit
pasien
memberikan
lingkungan
nyaman
mengajarkan
teknik relaksasi
memberikan obat
diuretik

4.

5.

6.
7.

23 des
2014

24 des
2014

1. melakukan
pemeriksaan TD
2. melakukan
pemeriksaan nadi
dan mencatat
kualitas denyutan
3. auskultasi bunyi
jantung
4. mengamati kulit
pasien

1.

1. melakukan
pemeriksaan TD
2. melakukan
pemeriksaan nadi
dan mencatat
kualitas denyutan
3. auskultasi bunyi
jantung
4. mengamati kulit
pasien

1.

2.

3.

4.

2.

3.

4.

hipertrofi
ventrikel
Pucat , suhu :
37,2 c , CTR 3
detik
Pasien nyaman
dengan
lingkungannya
Pasien lebih rilek
dan mengerti
Pasien rileks dan
nyaman setelah
diberi obat
TD : 160/110
mmhg
Nadi : 95 x/m dan
kekuatan
denyutan kuat
serta cepat
Adanya bunyi S3
hipertrofi
ventrikel
Pucat , suhu : 37
c , CTR 3 detik
TD : 150/110
mmhg
Nadi : 94 x/m dan
kekuatan
denyutan kuat
serta cepat
Adanya bunyi S3
hipertrofi
ventrikel
Pucat , suhu :
36,8c , CTR <3
detik

Tanggal
22 des
2014

No diagnosa
3

23 des
2014

24 des
2014

Implementasi
Respon hasil
1. Mengajarkan
1. Pasien mengerti
teknik relaksasi
dan lebih rileks
2. Pasien mengerti
dan pijat punggung
2. Menganjurkan
dgn penjelasan
3.
Keluarga slalu
pasien jika B.A.B
membantu
jangan mengedan
3. Menganjurkan
aktivitas klien
4. Setelah diberikan
keluarga agar slalu
obat nyeri dan
membantu aktivitas
pusing berkurang
klien
4. Memberikan obat
analgesik
1. Mengajarkan
1. Pasien mengulang
teknik relaksasi
teknik relaksasi
dan pijat punggung
dengan benar dan
2. Memberikan obat
memijat
analgesic
punggung saat
3. Menanyakan
nyeri
tentang keluhan
2. Pusing dan nyeri
klien
berkurang
3. Pasien masih
pusing, nyeri
dada serta
terkadang mata
kabur
1. Mengulang teknik
1. Pasien mengulang
relaksasi dan pijat
teknik relaksasi
punggung
dengan benar dan
2. Memberikan obat
memijat
analgesic
punggung saat
3. Menanyakan
nyeri
tentang keluhan
2. Pusing dan nyeri
klien
berkurang
3. Pasien masih
pusing, nyeri
dada serta
terkadang mata
kabur

Catatan perkembangan
Tanggal
22 des 2014

No diagnosa
1.

22 des 2014

2.

22 des 2014

3.

Evaluasi
S : pasien mengatakan sesak dan lemah
O : frekuensi : 32 x/m irama kurang teratur ,
dangkal sianosis, takipnea
A : masalah belum teratasi sebagiabn dengan :
p: 29 x/m irama teratur dangkal dan masih
terpasang O2 2 liter
P : intervensi dilanjutkan 1,2,3,4 dan 5
S : pasien mengatakan nyeri kepala dan dada,
sesak dan lemah
O : TD : 180/120 mmhg
Nadi : 110 x/m
P : 32x/m
Bunyi jantung murmur ,cepat, sianosis , CTR
3 detik
A : masalah belum teratasi sebagian dengan :
TD : 170/120 mmhg
Nadi : 100 x/m
S : 37,2 c
P : 29 x/m bunyi S3 masih terdengar
P : intervensi dilanjutkan 1,2,3,4,5,dan 7
S : pasien mengatakan nyeri kepala dan sakit dada
O : adanya nyeri kepala dan dada
Nadi : 110 x/m
TD : 180/120 x/m
Penglihatan kabur
A : masalah belum teratasi sebagian dengan :
TD : 170/120 mmhg
Nadi : 100 x/m

Penglihatan kabur masih pusing


P : intervensi dilanjutkan 1,2,3 dan 4

Tanggal
23 des 2014

23 des 2014

No diagnose
1.

2.

Evaluasi
S : pasien mengatakan sesak dan lemah
O : frekuensi : 32 x/m irama kurang teratur ,
dangkal sianosis, takipnea
A : sesak napas belum teratasi
P : 28 x/m irama teratur dan dangkal masih
terpasang O2 nasal kanul
P : intervensi dilanjutkan 1,2,3 dan 4
S : pasien mengatakan nyeri kepala dan dada,
sesak dan lemah
O : TD : 180/120 mmhg
Nadi : 110 x/m
P : 32x/m
Bunyi jantung murmur ,cepat, sianosis , CTR
3 detik
A :vasokonstriksi belum teratasi ditandai dengan:
TD 160/110 x/m
Nadi : 95 x/m
S: 37 c
Masih terdengar S3
P : intervensi dilanjutkan 1,2,3,4 dan 7

23 des 2014

Tanggal
24 des 2014

24 des 2014

3.

No diagnose
1.

2.

S : pasien mengatakan nyeri kepala dan sakit dada


O : adanya nyeri kepala dan dada
Nadi : 110 x/m
TD : 180/120 x/m
Penglihatan kabur
A : masalah belum teratasi dengan adanya sakit
kepala dan membuat pandangan kabur
P : intervensi dilanjutkan 1,2,3 dan 4

Evaluasi
S : pasien mengatakan sesak dan lemah
O : frekuensi : 32 x/m irama kurang teratur ,
dangkal sianosis, takipnea
A : masalah belum teratasi dengan :
P : 26 x/m irama teratur dan dangkal namun
terkadang pakai O2 kadang tidak
P : intervensi dilanjutkan 1,2,4 dan 6
S : pasien mengatakan nyeri kepala dan dada,
sesak dan lemah
O : TD : 180/120 mmhg
Nadi : 110 x/m
P : 32x/m
Bunyi jantung murmur ,cepat, sianosis , CTR

3 detik
A : masalah belum teratasi sebagian dengan :
TD 150/110 mmhg
Nadi : 94 x/m
S : 36,8 c
Adanya bunyi S3 sianosis dan CTR < 3 detik
P : intervensi dilanjutkan 1,2,3,4 dan 7
24 des 2014

3.

S : pasien mengatakan nyeri kepala dan sakit dada


O : adanya nyeri kepala dan dada
Nadi : 110 x/m
TD : 180/120 x/m
Penglihatan kabur
A : masalah teratasi sebagian namun pasien masih
sedikit pusing dan nyeri dada
P : intervensi dilanjutkan 1,2 dan 5

BAB IV
PEMBAHASAN

BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN

Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan
tekanan diastolik 120 mmHg (Sharon, L.Rogen, 1996).
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Namun ada beberapa
faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:Genetik, obesitas, stress lingkungan,
hilangnya elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh
darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu: hipertensi esensial
(primer) penyebab tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhi, seperti
genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system rennin angiotensin, efek
dari eksresi Na, obesitas, merokok dan stress, hipertensi sekunder dapat diakibatkan karena
penyakit parenkim renal/vaskuler renal. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu pil.Gangguan
endokrin dll.
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah : peningkatan tekanan darah > 140/90
mmHg, sakit kepala,epistaksis pusing / migrain rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata
berkunang kunang, lemah dan lelah, nokturia, azotemia.
Pemeriksaan Penunjang seperti pemeriksaan laborat: Hb/Ht, BUN / kreatinin, glukosa,
urinalisa, CT Scan, EKG, IUP , foto dada
Penatalaksanaan :Penatalaksanaan Non Farmakologis seperti diet pembatasan atau
pengurangan konsumsi garam,aktivitas seperti klien disarankan untuk berpartisipasi pada
kegiatan dan disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti
berjalan, jogging,bersepeda atau berenang.Penatalaksanaan Farmakologis.
Dalam pengkajian pada klien yang menderita hipertensi yang harus dikaji seperti : aktivitas/
Istirahat, sirkulasi, integritas ego,eliminasi, makanan/cairan, neurosensori, nyeri/
ketidaknyamanan, keamanan, pernafasan.
Diagnosa Keperawatan yang sering muncul, resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi
ventricular, intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan O2, gangguan rasa nyaman : nyeri ( sakit kepala ) berhubungan

dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral, potensial perubahan perfusi jaringan: serebral,
ginjal, jantung berhubungan dengan gangguan sirkulasi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Aziz A. alimul. 2006. Penghantar kebutuhan dasar manusia aplikasi
konsep dan proses keperawatan ,salemba medika: Jakarta
2. Brunner dan suddarth 2002. Buku ajar keperawatan medical bedah
.ECG:Jakarta
3. Wilkinson .2012.buku saku diagnosis keperawatan ECG:Jakarta
4. Marilynn g. doenges.2000. rencana asuhan keperawatan ECG:Jakarta
5. Barbara engram 1998. Rencana asuhan keperawatan medical bedah
ECG:Jakarta
6. Tim editor . 2006.Buku ajar ilmu penyakit dalam departemen terpadu
fakultas kedokteran universitas Indonesia:Jakarta
7. Noer HM sjaifoellah.1996.buku ajar ilmu penyakit dalam fakultas
kedokteran universitas Indonesia:Jakarta
8. Muhin , halim.2001. ilmu penyakit dalam diagnosis dan terapi ECG:
Jakarta

Das könnte Ihnen auch gefallen