Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DISUSUN OLEH :
Pradinta Bayu Krisna Dewara
0861050037
Pembimbing :
Dr. Sudung Nainggolan , MA
KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
PERIODE 15 DESEMBER 2014 24 JANUARI 2015
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gonore adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae.
Manusia adalah satu-satunya tuan rumah alami untuk N.gonorrhoeae. Biasanya infeksi ini
mempengaruhi daerah genital, meskipun tenggorokan atau anus (bagian belakang) mungkin
juga bisa terinfeksi. Gonore mempengaruhi baik laki-laki maupun perempuan dan dengan
mudah dapat ditularkan selama hubungan seks. Gonore dapat masuk ke dalam uretra, anus,
tenggorokan, serviks (leher rahim) atau rahim. Selain di organ genital, Gonore dapat
menginfeksi di bagian mata. Angka serangan paling tinggi pada orang berusia 15-24 tahun
yang tinggal di kota, termasuk dalam kelompok sosio-ekonomi rendah, tidak menikah atau
homoseksual, atau memiliki riwayat PMS terdahulu.
WHO memperkirakan setiap tahun terdapat 350 juta penderita baru PMS (penyakit
menularseksual)dinegaraberkembangsepertidiAfrika,Asia,AsiaTenggara,danAmerika
Latin. Di negara industri prevalensinya sudah dapat diturunkan, namun di negara
berkembang prevalensi gonore menempati tempat teratas dari semua jenis PMS. Dalam
kaitannya dengan infeksi HIV/AIDS, United States Bureau of Census pada 1995
mengemukakan bahwa di daerah yang tinggi prevalensi PMSnya, ternyata tinggi pula
prevalensi HIV/AIDS dan banyak ditemukan perilaku seksual berisiko tinggi. Kelompok
seksualberperilakuberisikotinggiantaralaincommercialsexworkers(CSWs).Berdasarkan
jeniskelaminnya,CSWsdigolongkanmenjadifemalecommercialsexualworkers(FCSWs)
wanita penjaja seks (WPS) dan male commercial sexuall workers (MCSWs).Gonore
merupakanpenyakityangmempunyaiinsidenyangtinggidiantarapenyakitmenularseksual
lainnya. Pada pengobatannya terjadi pula perubahan karena sebagian disebabkan
olehNeisseriagonorrhoeaeyangtelahresisitenterhadappenisilindandisebutPenicilinase
Producing Neisseria gonorrhoeae. Di Indonesia, infeksi gonore menempati urutan yang
tertinggi dari semua jenis PMS. Beberapa penelitian di Surabaya, Jakarta, dan Bandung
terhadap WPS menunjukkan bahwa prevalensi gonore berkisar antara 74%
50%.Berdasarkan pada hal tersebut, maka penulis membuat makalah ini dalam rangka
menambah pengetahuan dan wawasan terhadap bakteri gram negatif yang disebut
sebagaiNeisseriagonorrhoeae.
B. Tujuan
TujuanUmum:
denganpenerapanpelayananKedokteranKeluarga
TujuanKhusus:
MelakukanpencegahanGonorrhea
Melaksanakan penatalaksanaan secara farmakologis dan non
farmakologisuntukGonorrhea
MengidentigikasifactorresikoGonorrhea
Melaksanakankunjunganrumah
C. Manfaat
BagiMasyarakat:MenambahinformasimengenaiGonorrhea
Bagi Puskesmas : Membantu meningkatkan program puskesmas untuk
melakukanpencegahandanpentalaksanaanyangefektifmengenaiGonorrhea
BagiMahasiswa:MenambahwawasandanpengetahuanmengenaiGonorrhea
BABII
TINJAUANPUSTAKA
A. Definisi
Kencing nanah atau gonore penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum,tenggorokan, dan
bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh
lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin
dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan
gangguan reproduksi.
Gonorhea
merupakan
penyakit
infeksi
yang
menyerang
lapisan epitel (lapisan paling atas dari suatu jaringan). Bila tidak diobati, infeksi ini akan
menyebar
ke
jaringan
yang
lebih
dalam.
Biasanya
membentuk
koloni
di
326 penderita, sedangkan di klinik IMS RS Dr Sutonto Surabaya tahun 1990-1993 terdapat
25,22% kasus gonore dari total 3055 kasus uretritis. Di RS dr Kariadi Semarang, gonore
menempati urutan ke tiga atau sebesar 17,56%dari seluruh penderita IMS pada tahun l990l994, di RSUP dr Mohammad Husin Palembang prevalensi gonore sebesar 39% pada tahun
l992.
C. Etiologi
Gonore disebabkan oleh Nersseria gonorrhoeae kuman kokus negatif Gram family
Neisseriaceae,tampakdi dalam dan di luar leukosit polimorfonuklear (neutrofil), berukuran
0,6-l,5 m, berbentuk diplokokus seperti biji kopi dengan sisi datar yang berhadap-hadapan
dan mempnnyai 3 lapis dinding sel yaitu outer membrone, membran periplasma dan inner
membrane pada bagian terdalam. Kuman ini tidak motil dan tidak membentuk spora.
Neisseria gonorrhoeae dapat dibiakkan dengan media. Thayer Martin pada suhu optimal 3537"C dengan kadar CO2 5%. Kuman ini tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati pada
keadaan kering, tidak tahan suhu di atas 39oC dan tidak tahan zat disinfektan. Kuman ini
ditemukan tahun 1879 oleh dokter Albert Ludwig Siegmund Neisser berkebangsaan Jerman,
melalui pengecatan hapusan duh tubuh uretra, vagina dan konjungtiva, pertama kali di kultur
in vitro tahun 1882 oleh Leistikow. Dilaporkan adanya karakteristik koloni yang berbeda dan
Neisseria gonorrhoeae diklasifikasikan menjadi 4 tipe. Tipe I dan 2 tumbuh pada media agar
sebagai koloni kecil abu-abu dan mempunyai pili pada permukaannya yang berperan sebagai
virulen. Sedangkan tipe 3 dan 4 koloninya lebih besar, tidak berpili dan avirulen.
D. Patogenesis
Infeksi gonore umunnya terbatas pada permukaan mukosa superfisialis yang berlapis
epitel silindris dan kubis. Epitel skuamosa dimana terdapat pada vagina dewasa, tidak rentan
terhadap infeksi Neisseria gonorchoeae. Bakteri melekat pada sel epitel kolumnar, melakukan
penetrasi dan bermultiplikasi di membran bawah (basement membrane). Perlekatan ini di
perantarai melalui fimbriae dan protein opa (P II). Bakteri melekat hanya pada microvili dari
sel epitel kolumnar. Perlekatan pada sel epitel yang bersilia tidak terjadi. Setelah itu bakteri
dikelilingi oleh microvili yangakan menariknya ke permukaan sel mukosa. Bakteri masuk ke
sel epitel melalui proses parasite-directed endocytosis. Selama endositosis, membran sel
mukosa menarik dan mengambil sebuah vakuola yang berisi bakteri. Vakuola ini
ditransportasikan ke dasar sel dimana bakteri akan dilepaskan melalui eksositosis ke dalam
jaringan subepitelial. Nieisseria gonorrhoeae tidak dirusak dalam vakuola endositik ini, tetapi
tidak jelas apakah bakteri-bakteri ini bereplikasi dalam vakuola sebagai parasit intra seluler.
Protein porin yang utama, P I (Por) yang terdapat pada membran luar merupakan protein
yang memperantarai penetrasi pada sel hospes. Masing-masing strain dari Neisseria
gonoyrhoeae hanya mengekspresikan satu tipe por. Neisserio gonorrhoeae dapat
memproduksi satu atau beberapa Protein lapisan membran luar yang dinamakan Opa (P II).
Selama infeksi gonokokus akan menghasilkan berbagai produk ekstraseluler seperti
fosfolipase, peptidase yang dapat meyebabkan kerusakan sel. Peptidoglikan dan
lipooligosakarida bakteri akan mengaktivasi jalur alternatif komplemen hospes, sementara
lipo oligo sakharida (LOS) juga menstimulasi produksi tumor neuosis factor (TNF) yang
menyebabkan kerusakan sel. Neutrofil segera datang ke tempat tersebut dan mencerna
bakteri. Dengan alasan yang belum diketahui, beberapa bakteri Neisseria gonorrhoeae
mampu bertahan hidup dalam fagositosis, sampai neutrofil mati dan melepaskan bakteri yang
dicerna. Setelah ituinfiltrasi sejumlah leukosit dan respon neutrofil menyebabkan
terbentuknya pus dan munculnya gejala subjektif
E. Gejala Klinis
Masa tunas gonore sangat singkat yaitu sekitar 2 hingga 5 hari pada pria. Sedangkan pada
wanita, masa tunas sulit ditentukan akibat adanya kecenderungan untuk bersifat asimptomatis
pada wanita. Keluhan subjektif yang paling sering timbul adalah rasa gatal, disuria,
polakisuria, keluar duh tubuh mukopurulen dari ujung uretra yang kadang-kadang dapat
disertai darah dan rasa nyeri pada saat ereksi. Pada pemeriksaan orifisium uretra eksternum
tampak kemerahan, edema, ekstropion dan pasien merasa panas. Pada beberapa kasus
didapati pula pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral maupun bilateral.
Gambaran klinis dan perjalanan penyakit pada wanita berbeda dari pria. Pada wanita, gejala
subjektif jarang ditemukan dan hampir tidak pernah didapati kelainan objektif. Adapun gejala
yang mungkin dikeluhkan oleh penderita wanita adalah rasa nyeri pada panggul bawah, dan
dapat ditemukan serviks yang memerah dengan erosi dan sekret mukopurulen.
F. Pemeriksaan Penunjang
media
untuk sementara )
B = Be faithful (setia pada pasangan)
C = Condom (gunakan kondom bila tidak mau
melaksanakan A dan B, termasuk menggunakan
H. Komplikasi
Komplikasi yang paling ditakutkan adalah akibat dari penyakit ini pada bayi yang baru
lahir. Herpes genitalis pada trimester awal kehamilan dapat menyebabkan abortus atau
malformasi kongenital berupa mikroensefali. Pada bayi yang lahir dari ibu pengidap herpes
ditemukan berbagai kelainan seperti hepatitis, ensefalitis, keratokonjungtifitis bahkan
stillbirth.
BAB III
PERUMUSAN MASALAH, RENCANA PENATALAKSANAAN,
DAN INTERVENSI
STATUS PASIEN
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
: 2218 / 4
DATA ADMINISTRASI
Tanggal: 13 Januari 2015 Diisi oleh : Pradinta Bayu Krisna Dewara NIM : 08-037
Nama
Umur
Alamat
Jenis Kelamin
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Status Perkawinan
Kedatangan yang ke
Telah diobati sebelumnya
Alergi obat
Sistem pembayaran
Pasien
Tn Kusmanto
34 th
Rt 01 Rw 05 Pondok Bambu 1
Laki laki
Islam
SD
Antar Jemput anak Sekolah
Menikah
1
Belum
Tidak
Umum
Keterangan
Data pelayanan
Anamnesis (dilakukan secara autoanamnesis)
A. Keluhan Utama
Keluar cairan berwarna kuning dari kemaluan
B. Keluhan Tambahan
susah buang air kecil, keluar darah setelah buang air kecil
C. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan cairan berwarna kuning sejak kurang lebih 5 hari yang
lalu. Sebelumnya pasien merasakan gatal pada daerah kemaluannya, tetapi pada awalnya
pasien tidak terlalu memperhatikan keluhannya dan dianggap sebagai gatal-gatal biasa.
Setelah lewat beberapa hari pasien melihat adanya bercak di celana dalamnya ketika akan
mandi pagi. Hal ini membuat pasien menjadi bingung, tetapi pasien belum merasa perlu
datang ke Puskesmas Pondok Bambu 1 untuk memeriksakan diri. Ketika akan buang air kecil
pada siang hari, pasien melihat bahwa dari kemaluannya keluar cairan berwarna kuning. Lalu
pasien menduga bercak di celana dalamnya tadi pagi adalah akibat dari cairan yang keluar
dari kemaluannya. Untuk mengurangi keluhan yang dirasakan, pasien menjadi sering ganti
celana dalam. Hal ini dikarenakan pasien berpikiran bahwa dengan makin sering berganti
celana dalam maka keluhannya akan hilang.
Walaupun pasien sudah melakukan usaha untuk mengurangi keluhan yang dirasakan,
tetapi keluar cairan dari kemaluannya ini tidak hilang, malah semakin bertambah parah.
Karena Pasien menjadi merasakan susah buang air kecil dan setelah buang air kecil keluar
sedikit darah dari kemaluannya. Setelah menyadari keluhannya bertambah parah pasien
datang ke Puskesmas Pondok Bambu 1 untuk memeriksakan keluhannya. Sebelum nya
pasien belum meminum obat untuk mengurangi keluhannya dan hanya menjadi lebih sering
mengganti celana dalamnya.
Pasien mengatakan bahwa tidak mengetahui bagaimana awal mula dari keluhannya.
Pasien hanya mengetahui pada awalnya pasien merasakan gatal-gatal disekitar kemaluannya,
lalu tiba tiba setelah beberapa hari muncul bercak di celana dalamnya. Hanya saja sebelum
mengalami keluhan ini pasien mengatakan bahwa pasien datang ke lokalisasi, dan
mengatakan bahwa baru pertama kali itu datang ke tempat lokalisasi. Dan pasien datang
karena diajak oleh temannya.
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien merupakan anak ke 7 dari 7 bersaudara. Dan di dalam keluarga pasien, tidak
ada anggota keluarga yang mengalami penyakit keturunan seperti Hipertensi, Diabetes
Mellitus, dan Kanker. Tetapi pasien mengatakan bahwa keponakannya ada yang pernah
mengalami batu ginjal. Pasien memiliki seorang istri dan mempunyai 1 orang anak
perempuan.
GENOGRAM
: laki-laki
: perempuan
: tinggal serumah
: Pasien ( laki-laki )
E. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat alergi makanan, obat, udara maupun debu disangkal. Pasien baru pertama kali
mempunyai keluhan seperti ini. Tidak ada riwayat penyakit darah tinggi, kencing manis,
maupun penyakit kronik lainnya. Tidak ada riwayat rawat inap karena sakit berat ataupun
kecelakaan.
F. Riwayat Perilaku dan Kebiasaan Pribadi
Pasien mengaku memiliki kebiasaan makan makanan yang manis. Pasien gemar berolah
raga, pasien juga memiliki kebiasaan merokok. Pasien selalu makan pagi dan sore
dirumahnya, tetapi untuk makan siang pasien sering kali lupa hal ini dikarenakan aktivitas
pasien yang selalu sibuk pada siang hari untuk mengatar pulang anak sekolah. Pasien
biasanya makan-makanan yang diberikan oleh bos istrinya, berupa nasi sop dan daging ayam.
Setiap sore hari pasien berkeliling di daerah kostnya, untuk melakukan olah raga ringan,
selain itu juga pasien gemar bermain sepak bola dan voli.
G. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan seorang duda beranak satu, dan telah baru menikah lagi bulan Oktober
tahun 2014. Saat ini Pasien tinggal bersama dengan istri, anak Pasien berada di Tegal. Pasien
memenuhi kebutuhan sehari hari dengan bekerja sebagai antar jemput anak sekolah, dan
ketika hari libur sekolah, pasien memancing di dekat tempat tinggalnya untuk mencari ikan
kemudian di jual. Istri dari pasien juga bekerja sebagai pembantu rumah tangga di
lingkungan perumahan di dekat tempat tinggal pasien. Tempat tinggal yang saat ini ditempati
oleh pasien saat ini adalah Kost-kostan. Luas dari tempat tinggal pasien adalah 3x3 m,
dengan kamar mandi di luar. Di dalamnya hanya terdapat satu ruangan, dimana menjadi
tempat menerima tamu, tempat tidur, sekaligus dapur. Atap rumah tertutup oleh genteng
,langit langit dalam rumah pasien cukup terawatt dan tertutup dengan eternity, lantai rumah
pasien terbuat dari keramik. Ventilasi ruangan hanya terdiri dari 1 Jendela, dan satu celah
diatas pintu yang sudah ditutup menggunakan kardus untuk menghindari nyamuk masuk
kedalam ruangan. Hal ini mengakibatkan suasana didalam ruangan menjadi cukup lembab.
Baju pasien biasa di cuci 3 kali dalam seminggu, untuk baju kotor dimasukan kedalam ember
khusus baju kotor yang diletakkan di teras kostan. Sumber air yang digunakan adalah air
PAM. Sampah keluarga pasien diangkut oleh truk sampah tiap 2 hari sekali hubungan sosial
pasien dengan keluarga baik pasien juga memiliki hubungan social yang baik dengan
lingkungan sekitar pasien aktif dalam kegiatan gotong royong yang diadakan setiap bulan.
Penghasilan Pasien rata rata Rp 1.500.000,- tiap bulannya, ditambah dengan gaji Istri dari
pasien menjadi Rp 2.400.000,-. Untuk pengeluaran sendiri, untuk Sewa kost Rp 400.000,-,
untuk biaya Kredit motor Rp 650.000,-. Jadi pasien setiap bulannya masih memiliki kurang
lebih Rp 1.350.000,- untuk keperluan selama sebulan.
NO
NAMA
UMUR STATUS
JENIS
PEKERJA
RIWAYAT
KELAMIN
AN
PENYAKIT
Laki laki
Antar
PMS ( Penyakit
Jemput
Menular
rumah
Anak
Seksual )
tangga
Sekolah
C. Kusmanto / 34
tahun
1 Kepala
D. Ike Nurul / 23
tahun
2 Istri
Menikah
Menikah
Perempuan
Pembantu
Suspect
Rumah
Tangga
Menular
Penyakit
Seksual )
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum dan Tanda-tanda vital termasuk status gizi
Kesadaran
: Compos mentis
Keadaan Umum
: Tampak sakit sedang
Tinggi badan
: 165 cm
Berat Badan
: 63 Kg
IMT
:
BB/ (TB2) = 63/(1,65x1,65) = 22,7
Kriteria:
Kurang
: < 18,5
Normal
: 18,5-22,9
PMS
Lebih
: >23
Pra obes
: 23-24,9
Obese kelas I : 25-29,9
Obese kelas II : >30
Status Gizi
: Normal
Tanda Vital
:
Tekanan Darah: 130/80 mmHg
Nadi
: 86 x / menit
Pernafasan
: 22 x / menit
Suhu
: 36,7 C
B. Status Generalis
a. Kepala
: Normocephali, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah
dicabut
b. Mata : Tidak cekung, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, ukuran pupil 3
mm/3 mm, isokor, lensa jernih/jernih
c. Telinga: Liang telinga lapang/ lapang, tidak ada serumen, sekret -/d. Hidung
: Tidak ada deformitas, liang hidung lapang/ lapang, sekret -/e. Tenggorokan : Uvula ditengah, arkus faring simetris, arkus faring tidak
hiperemis, tonsil tidak hiperemis, T1-T1
f. Gigi dan mulut: Oral higienis kesan cukup, mukosa bibir tidak tampak kering
g. Leher
: JVP 5 2 cm
Kelenjar tiroid: teraba tidak membesar
h. KGB
: Suprasternal
: Kanan dan kiri tidak teraba membesar
Colli anterior
: Kanan dan kiri tidak teraba membesar
Colli posterior
: Kanan dan kiri tidak teraba membesar
i. Paru
j. Jantung
-
Inspeksi
: Gerakan dinding dada simetris
Palpasi
: Vokal fremitus teraba simetris
Perkusi
: Paru kiri dan kanan sonor
Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, Rh -/-, Wh -/-
Inspeksi
: Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi
: Iktus kordis teraba di ICS V kiri
Perkusi
:
1. Batas Paru hati: ICS 6 garis mid klavikuladextra
2. Batas Paru Lambung: ICS 5 garis axilaris anterior sinistra
3. Batas Jantung kanan: ICS 5 garis parasternalis dextra
4. Batas Jantung kiri: ICS 6 garis 2 jari medial mid clavicularis dextra
Kesan : Tidak ada pembesaran jantung
- Auskultasi : Normal, gallop (-), murmur (-)
k. Abdomen
- Inspeksi
: tampak datar
pulsasi
m. Status Neurologis
:
- Refleks fisiologis:
1. Biseps : kanan ++ (Normal)/kiri ++ (Normal)
2. Triseps : kanan ++ (Normal)/kiri ++ (Normal)
3. APR
: kanan ++ (Normal)/kiri ++ (Normal)
4. KPR
: kanan ++ (Normal)/kiri ++ (Normal)
n. Status Lokalis:
- Tractus Urinari :
1. Inspeksi :
tidak ada pembengkakan di bagian pinggang, suprasimfisis, dan Skrotum pasien.
tidak ada fimosis dan parafimosis
tidak terlihat adanya lesi pada genetalia eksterna
2. Palpasi :
Balotemen -/ Nyeri ketok CVA -/ Tidak ada massa pada skrotum
3. Perkusi :
Timpani pada bagian suprasimfisis, nyeri ketok -/C. Pemeriksaan Penunjang (yang dianjurkan)
- Pemeriksaan Darah Lengkap
- Pemeriksaan Kultur Bakteri
ASPEK PERSONAL
Keluhan utama : Keluar cairan berwarna kuning dari kemaluan sejak kurang lebih 5
hari sebelum memeriksakan diri ke Puskesmas
Kekhawatiran : Pasien khawatir keluhannya yang dirasakan akan semakin berat.
Dan pasien sangat cemas bahwa keluhan pasien dapat menganggu kehidupan rumah
tangga pasien
B.
C.
D.
E.
Wak
Sasaran yang
Evaluasi :
n
Pasien
tu
1
diharapkan
- Keluhan
dan
hari
harapan pasien.
Keluar
pasien
Edukasi :
ga
keluarga
-Memberikan informasi
Pasien
No Kegiatan
Rencana intervensi
Aspek Personal
kekhawatiran
dan
dapat
berkurang.
Pasien
dan
keluarga
dan
dapat
mengerti
tentang
penyakit,
segera berobat
pencegahan dan
pengobatan atas
penyakit
2
Aspek Klinis
Evaluasi :
Penyakit Menular
Seksual ( PMS )
fisik umum.
Pasien
1
hari
yang
dialami pasien.
Pasien
benar
benar
menjalankan
Terapi farmakologis
terapinya
Kanamycin 2 gram, IM
Aspek Resiko
Edukasi :
Pasien
Internal :
-Menjelaskan
Kurangnya
pengetahuan
Pasien mengenai
penularan
PMS
melakukan.
- Pasien
Gaya Hidup
ke
pasien
pasangan
pada tangga 14
dan dan
2
hari
kesadaran
untuk
tidak mengabaikan
penyakitnya,
dan
penyakit pasien.
dan
- Pasien memiliki
tidak
datang
Puskesmas
Januari
untuk
2015
disuntikkan obat
Kanamycin
- Pasien memiliki
kesadaran
untuk
menjaga
kesehatannya
dengan gaya hidup
sehat
Pasien
Pasien beserta
keluarga dan
dan
hari
keluarga serumah
lingkungan
keluar
dapat berhubungan
anggota keluarga.
ga
pasien
dan anggota
keluarga dan tidak
menjadi beban
Pertemuan ke-2
14 Januari 2015
Pertemuan ke-3
17 Januari 2015
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka
http://spiritia.or.id/Dok/pedomanims2011.pdf
Lachlan, MC. 1987. Buku Pedoman Diagnosis dan Penyakit Kelamin. Ilmiah Kedokteran:
Yogyakarta.
Prof. DR. Djuanda, Adhi. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 3. Balai Penerbit FKUI:
Jakarta.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26065/4/Chapter%20II.pdf
http://repository.unand.ac.id/17659/1/Hubungan_Prilaku_Cara_Mendapatkan_Pengobatan_Pada
_Penderita_Uretritis_Gonore_Akuta_Non_Komplikata_Pria_Terhadap_Resistensi_Obat.pdf
Daili SF. Gonore. Dalam: Daili SF, Makes WI, Zubier F, editor. Infeksi menular seksual, edisi
ke-4, Jakarta: FKUI
Daili SF. Standardisasi diagnostik dan penatalaksanaan uretritis gonore akuta tanpa komplikasi.
Dalam standarisasi diagnostik dan penatalaksanaan beberapa penyakit menular seksual. Jakarta;
Balai penerbit FKUI
Aktivitas
Metode
Instrumen
Baik
Buruk
Kurang
Lain-lain: ...
2. Apakah Ibu selalu memasak dan menyiapkan makanan untuk semua anggota keluarga?
Ya
Tidak
lebih sering mendapatkan makanan dari Pemilik rumah tempat Istri Pasien bekerja
3. Apakah Bapak memenuhi kebutuhan (makan, pakaian, mandi) keluarga?
Ya
Tidak
Tidak
Lain-lain : ...
Tidak
Lain-lain : ...
Tidak
Lain-lain : ...
Tidak
Lain-lain : ...
8. Apakah setiap kali makan kebutuhan karbohidrat (nasi, kentang, umbi2an), lauk (daging,
tahu,tempe), sayur dan buah terpenuhi?
Ya
Tidak
Lain-lain : ...
Tidak
Lain-lain : ...
Tidak
Lain-lain :
Semen
Lain-lain: ...
Genteng
Lain-lain:
Terbuka
Tidak
Tertutup
Cukup
Tidak
Kurang
Keramik
Semen
Lain-lain: ...
Keran
Ada
Tidak
Lain-lain: ...
Bak Mandi
Ada
Air
PAM
Tanah
Ventilasi
Ada
Tidak
Terbuka
Tertutup
WC
Jongkok
Duduk
Lain-lain: ...
>10m
Lain-lain:
17. Dapur
Ada
Kompor
Gas
Minyak tanah
Pencahayaan
Baik
Cukup
Kurang
Ventilasi
Ada
Tidak
Terbuka
Tertutup
Lain-lain: .
Busa
Lain-lain: ...
Pencahayaan
Baik
Cukup
Kurang
Ventilasi
Ada
Terbuka
Tidak
Tertutup
Tidak ada
22. Teras
Ada
Tidak ada
23. Halaman
Ada
Tidak ada
Kebutuhan
Metode
Instrumen
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Sumber
Metode
Instrumen
Tidak
Lain-lain : ...
Tidak
Lain-lain : ...