Sie sind auf Seite 1von 60

BAB I

TINJAUAN KASUS

Kasus Diskusi Kelompok


Seorang remaja putri bernama K. akan merayakan ulang tahun yang ke 17. K sudah
merencanakan sebuah acara bersama keluarga dan teman-temannya. Tiga hari sebelum hari
H, K merasapanik sekali. Karena di dahi dan pipinya muncul bintik merah yang cukup besar. K
menyimpulkan bahwa itu adalah jerawat yang selama ini dia hindari. K takut jika saat ulang
tahunya nanti,jerawat tidak hilang dan dia merusak penampilanya, tante K seorang perawat
memperhatikan kekwatiran K. dia mencoba memberi pengertian bahwa K ada dalam masa
pubertas, karena hormon androgen mestimulasi kelenjar sebasea untuk mensekresikan minyak
alami dan sering menimbulkan acne vulgaris
Pertanyaan:
1. Apa yang di maksud dengan acne vulgaris dan bagaimana patofisiologinya?
2. Bagaimana proses keperawata yang dapat dilakukan untuk mangatasi masalah An.k.?
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

3. Bagaimana terapi yang dapat diberikan untak masalah tersebut?


Istilah:
1.

Acne:

peradangan

pada

kelenjar

palit

dangan

pembantukan

erupsi

papula/pustula disertai penyempitan muara saluran kelenjar dan tertimbulya palit


dan peradangan sebase,minor dangan komedo/pustural/multipa/kista.
Pada perempuan 14 -17 th pada laki-laki 16 -19 th dan biasanya menghilang
pada usia 20 -30 th
2. Acne vulgaris: peradangan folikel pilose basea,penyumbatan/penimbunan
keretin pada daerah caboreik yaitu: muka,leher,dada,dan punggung karena multi
faktor lemak bebas asam, endokrin,keturunan,infeksi.timbunya pada kulit
berminyak berlebihan akibat produksi sebum berlebihandi tempat gladula sebase
banyak. Terdiri dari komedo,pustula,jaringan parut,hipo/hiper tropy.
3. Hormon androgen: hormon yang berperan penting berasal dari testis dan anak
ginjal(korteks adrenal) menyabapkan kelenjar valid bertambah besar produksi
sebalum meningkat
4. Kelenjar sebasea: kelenjar yang mengeluarkan minyak berfungsi mengontrol
sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut yang
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

akan melumansi rambut sehingga menjadi halus,lentur,lunak.permeabilitas dan


melembutkan kulit melindungi kulit dari bakteri dan jamur.terdapat di seluruh
tubuh (wajah,dada, punggung)
Jawaban:
1. Acne vulgaris

Acne vulgaris adalah peradangan folikel pilose basea,penyumbatan/penimbunan


keretin pada daerah caboreik yaitu: muka,leher,dada,dan punggung karena multi
faktor lemak bebas asam, endokrin,keturunan,infeksi.timbunya pada kulit berminyak
berlebihan akibat produksi sebum berlebihandi tempat gladula sebase banyak.
Terdiri dari komedo,pustula,jaringan parut,hipo/hiper tropy.

Patofisiologi Acne Vulgaris

Hormon androgen <naik> (pubertas)

testosteron dan kortek adrenal

Kelenjar sebasea

3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3

Sebelum
Terperabgkap di folikel rambut oleh keretin
Bakteri masuk meguasai kelenjar yang tersumbat
Sebelum

asam lemak iritan

Bangkak dan inflamasi (pustula)


Masalah keperawatan
Gangguan integritas kulit
Nyeri
Ganguan citra diri
2.

pengkajian umum
a. Data
Riwayat kesehatan sekarang
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4

Riwayat kesehatan dahulu


Riwayat obat-obatan yang dikonsumsi
Riwayat keluarga
Pola nutrisi
Pola aktifitas
b. Pemeriksaan fisik
Infeksi
Karakteristik luka
Penyebaran
Lesi/ ruam akibat inflamasi
Eritema
Warna
Testur
Punggung dan bahu
c. Diagnosa
1) Gangguan citra tubuh berhubungan dangan rasa malu dan rasa frustasi
2) Nyeri berhubungan dengan inflamasi /bengkak
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

3) Gagguan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit


4) Cemas barhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit yang di
derita
d. Terapi
a) Non farmakologi:

Cuci muka

jangan biarkan rambut menutupi wajah

gunakan kosmetik berbahan air

jangan memecahkan jerawat

asupan gizi seimbang,menghindari makanan seperti: kacang,coklat


minuman bersoda

keramas teratur minimal 2 hari sekali

memakai sabun anti bakteri

b) farmakologi
Obat tropical: benzoil,peroksida,asam retioat (vitamin A,petin A) untuk
megeringkan,mengelupaskan

kulit,membuka

folikel,memudahkan

keluar

sebelum kepermukaan kulit


6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6
6

Efek samping petin A: kekeringa berlebihan atau kemerahan, dan hindari


sinar matahari

Anti biotic topikal:tetrakstin,estrogen

Antibiotic oral dosis rendah : doxisiktin

Pil anti hamil yang mengandung estrogen

Asam 13 sistetinjat (isotretinoin) efek saming cacat lahir pada ibu


hamil/yang akan hamil

Suntik estroge

Kontitosteroid: dosis tinggi utuk inflamasi. Dosis rendah untuk puesi kerja
androgen

Pengobatan local bentuk pasta,krim sulfur peeling dalam lautan,asam


sirisilat,bedak kocok,kompres,resorsin

c) Surgical/ invasi

Ektasi komedo

Dianase pustula/kista

Eksisi saluran sinus

Suntikan kontikosieran interale,rional

7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7
7

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Acne Vulgaris


Acne adalah reaksi peradangan dalam folikel sebasea yang pada umumnya dan
biasanya disertai dengan pembentukan papula, pustula, dan abses terutama di daerah yang
banyak mengandung kelenjar sebasea, seperti muka, dada, dan punggung bagian atas.
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8

Acne vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilosebasea yang ditandai dengan
adanya komedo, papula, pustula, dan kista, pada daerah daerah predileksi seperti muka,
bahu bagian atas dari ekstremitas superior, dada, dan punggung.
Akne vulgaris adalah peradangan folikel sebasea yang ditandai oleh komedo,
papula, pustula, kista dan nodulus ditempat predileksinya, wajah, leher, badan atas, dan
lengan atas. Ialah terutama pada remaja yang biasanya berinvolusi sebelum usia 25 tahun
namun bisa berlanjut sampai usia dewasa. Ia terutama timbul pada kulit yang berminyak
berlebihan aikbat produksi sebum berlebihan ditempat glandula sebaseanya banyak.
Jerawat adalah suatu keadaan dimana pori-pori kulit tersumbat sehingga timbul
beruntus-beruntus dan abses (kantong nanah) yang meradang dan terinfeksi.
Jerawat merupakan suatu kondisi kulit yang umum terjadi berupa penyumbatan
pada pori-pori kulit, timbul bintik-bintik dan meradang, jika terinfeksi menjadi absess
(mengandung nanah).
Jerawat adalah kondisi kulit yang mengalami pembengkakan (abses) di permukaan
kulit, di mana kelenjar yang memproduksi minyak tersumbat dan terkontaminasi dengan
bakteri. Dan jerawat ini biasanya mulai muncul pada usia 12- 20 tahun.
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9

Kesimpulan acne vulgaris adalah peradangan pada folikel subasea yang biasa
menyerang pada daerah seboroik, ditandai dengan adanya papula, pustule dan komedo.

B. Klasifikasi Acne Vulgaris


Klasifikasi menurut para ahli
1. Menurut Plewig dan Kligman dalam buku Acne : Morphogenesis and Treament (1975):
a.

Akne vulgaris dan varietasnya :

Akne tropikalis

Akne fulminan

Pioderma fasiale

Akne mekanika dan lainnya

b. Akne venenata akibat kontaktan eksternal dan varietasnya :

Akne kosmetika

Pomeda acne

Akne klor

Akne akibat kerja

Akne deterjen
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10

c. Akne komedonal akibat agen fisik dan varietasnya :

2.

Solar comedones

Akne radiasi (sinar x, kobal)

Menurut GRUPPER (1977) jenis akne ialah sebagai berikut:


a. Akne Sejati :
1. Akne vulgaris :

2.

3.

akne troipika

akne mekanika

akne fulminan

pioderma fasiale

akne neonatorum

akne karena hormon (testosteron, progesterone).

Akne venenata

Akne kosmetika

Akne klor

Akne jabatan/kerja

Akne fisika
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11

3.

Akne senilis

Akne radiasi

Akne estivalis

Menurut Frank (1979) erupsi akneformis ada berbagai macam:

Akne komedonal tak meradang

Akne komedonal meradang


Akne papula ringan
Akne papulo-pustular
Akne berat: lesi agak banyak
Akne berat: nodus, kista, banyak komedo, papul, pustul.
Akne konglobata.

Strauss dalam buku Dermatology in General Medicine (1993) menulis akne terdiri atas :
Akne vulgaris dan Miscellaneous types of acne yang terdiri atas akne neonatal, acne excoriae
des jeunes filles, drug acne, akne akibat kerja, akne tropikalis, akne stivalis, akne kosmetika,
pomade acne, akne deterjen, akne mekanika, acne with facial edem, akne konglobata, akne
fulminan, dan steatoma multipleks.
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12
12

C. Etiologi
Berbagai faktor. Penyebab akne sangat banyak (multifaktorial), antara lain : genetik,
endokrin (androgen, pituitary sebotropic factor, dsb), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar
sebasea sendiri, faktor psikis, musim, infeksi bakteri (Propionibacterium acnes), kosmetika, dan
bahan kimia lainnya.
Penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi banyak faktor yang berpengaruh:
1. Sebum
sebum merupakan faktor utama penyebab timbulnya akne. Akne yang keras selalu
disertai pengeluaran sebore yang banyak
2. Bakteria
Mikroba yang terlibat pada terbentuknya akne adalah corynebacterium acnes,
Stafilococcus epidermidis, dan pityrosporum ovale.
Dari ketiga mikroba ini yang terpenting yakni C. Acnes yang bekerja secara tidak langsung
3. Herediter

13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13
13

Faktor herediter yang sangat berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjar palit
(glandula sebasea). Apabila kedua orang tua mempunyai parut bekas akne, kemungkinan
besar anaknya akan menderita akne.
4. Hormon.

Hormon androgen. Hormon ini memegang peranan yang penting karena kelenjar palit
sangat sensitif terhadap hormon ini. Hormon androgen berasal dari testes dan kelenjar
anak ginjal (adrenal). Hormon ini menyebabkan kelenjar palit bertamabah besar dan
produksi sebum meningkat.
Pada penyelidikan Pochi, Frorstrom dkk. & Lim James didapatkan bahwa
konsentrasi testosteron dalam plasma penderita akne pria tidak berbeda dengan yang
tidak menderita akne.Berbeda dengan wanita, pada testosteron plasma sangat meningkat
pada penderita akne.

Estrogen. Pada keadaan fisiologi, estrogen tidak berpengaruh terhadap produksi sebum.
Estrogen dapat menurunkan kadar gonadotropin yang berasal dari kelenjar hipofisis.
Hormon gonadotropin mempunyai efek menurunkan produksi sebum.

14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14

Progesteron. Progesteron, dalam jumlah fisiologik tak mempunyai efek terhadap


efektivitas terhadap kelenjar lemak. Produksi sebum tetap selama siklus menstruasi, akan
tetapi kadang-kadang progesteron dapat menyebabkan akne premenstrual.

Hormon-hormon dari kelenjar hipofisis. Pada tikus, hormon tirotropin, gonadotropin,


dan kortikotropin dari kelenjar hipofisis diperlukan untuk aktivitas kelenjar palit. Pada
kegagalan dari kelenjar hiopofisis, sekresi sebum lebih rendah dibandingkan dengan
orang normal. Penurunan sebum diduga disebabkan oleh adanya suatu hormon
sebotropik yang berasal dari baga tengah (lobus intermediate) kelenjar hipofisis.

5. Diet.
Beberapa pengarang terlalu membesar-besarkan pengaruh makanan terhadap akne,
akan tetapi dari penyidikan terakhir ternyata diet sedikit atau tidak berpengaruh terhadap
akne. Pada penderita yang makan banyak karbohidrat dan zat lemak, tidak dapat
dipastikan akan terjkadi perubahan pada pengeluaran sebum atau komposisinya karena
kelenjar lemak bukan alat pengeluaran lemak yang kita makan.
6. Iklim.

15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15
15

Di daerah yang mempunyai empat musim, biasanya akne bertambah hebat pada
musim dingin, sebaliknya kebanyakan membaik pada musim panas. Sinar ultraviolet (UV)
mempunyai efek membunuh bakteri pada permukaan kulit. Selain itu, sinar ini juga dapat
menembus epidermis bagian bawah dan bagian atas dermis sehingga berpengaruh pada
bakteri yang berada dibagian dalam kelenjar palit. Sinar UV juga dapat mengadakan
pengelupasan kulit yang dapat membantu menghilangkan sumbatan saluran pilosebasea.
Menurut Cunliffe, pada musim panas didapatkan 60% perbaikan akne, 20% tidak
ada perubahan, dan 20% bertambah hebat. Bertambah hebatnya akne pada musim panas
tidak disebabkan oleh sinar UV melainkan oleh banyaknya keringat pada keadaan yang
sangat lembab dan panas tersebut.
7. Psikis
Pada beberapa penderita, stress dan gangguan emosi dapat menyebabkan
eksaserbasi akne. Mekanisme yang pasti mengenai hal ini belum diketahui. Kecemasan
menyebabkan penderita memanipulasi aknenya secara mekanis, sehingga terjadi
kerusakan pada dinding folikel dan timbul lesi yang beradang yang baru, teori lain
mengatakan bahwa eksaserbasi ini disebabkan oleh meningkatnya produksi hormon

16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16

androgen dari kelenjar anak ginjal dan sebum, bahkan asam lemak dalam sebum pun
meningkat.
8. Kosmetika
Pemakaian bahan-bahan kosmetika tertentu, secara terus menerus dalam waktu
lama, dapat menyebabkan suatu bentuk akne ringan yang terutama terdiri dari komedo
tertutup dan beberapa lesi papulopustular pada pipi dan dagu. Bahan yang sering
menyebabkan akne ini terdapat pada berbagai krem muka seperti bedak dasar
(faundation), pelembab (moisturiser), krem penahan sinar matahari (sunscreen), dan krem
malam. Yang mengandung bahan-bahan, seperti lanolin, pektrolatum, minyak tumbuhtumbuhan dan bahan-bahan kimia murni (butil stearat, lauril alcohol, dan bahn pewarna
merah D &C dan asam oleic).
Jenis kosmetika yang dapat menimbulkan akne tak tergantung pada harga, merk,
dan kemurnian bahannya. Suatu kosmetika dapat bersifat lebih komedogenik tanpa
mengandung suatu bahan istimewa, tetapi karena kosmetika tersebut memang
mengandung campuran bahan yang bersifat komedogenik atau bahan dengan
konsentrasi yang lebih besar. Penyelidikan terbaru diLeeds tidak berhasil menemukan

17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17

hubungan antara lama pemakaian dan jumlah kosmetika yang diapai dengan hebatnya
kane.
9. Bahan-bahan Kimia
Beberapa macam bahan kimia dapat menyebabkan erosi yang mirip dengan
akne (akneform eruption), seperti yodida, kortikosteroid, INH, obat anti konvulsan
(difenilhidantoin, fenobarbital dan trimetandion), tetrasiklin, vitamin B 12.
10. Reaktivitas
Disamping faktor-faktor diatas masih ada factor X pada kulit yang merupakan
factor penting yang menentukan hebatnya akne.
D. Patofisiologi
Terjadi hiperkeratosis muara saluran glandula sebasea -> ekskresi sebum
tersumbat. Sumbatan keratin di muara disebut sebagai komedo. Ada dua komedo: komedo
tertutup (white head)->bentuk kubah dan komedo terbuka (black head)->dilatasi muara.
Komedo diambil dengan comedo extractor-> akan keluar masa putih seperti lilin bentuk
kayak nasi.
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18

Sumbatan keratin -> pertumbuhan bakteri anaerob di unit pilosebasea seperti


propionibacterium acne -> bakteri merubah lemak menjadi asam lemak bebas sehingga
sekret semakin kental -> pelepasan sitokin IL-1 dan TNF alpha menyebabkan steril
inflammation -> papul, pustul.
Dilatasi folikel -> dinding folikel teregang dan pecah -> radang semakin luas -> terjadi
recapsulation -> nodul, kista
Acne konglobata merupakan acne terparah-> nodul dan kista beradang yang saling
bersatu, ulserasi.
E. Gejala Klinis Akne Vulgaris
Akne vulgaris ditandai dengan empat tipe dasar lesi : komedo terbuka dan tertutup,
papula, pustula dan lesi nodulokistik. Satu atau lebih tipe lesi dapat mendominasi; bentuk
yang paling ringan yang paling sering terlihat pada awal usia remaja, lesi terbatas pada
komedo pada bagian tengah wajah. Lesi dapat mengenai dada, pungguang atas dan
daerah deltoid.
Lesi yang mendominasi pada kening, terutama komedo tertutup sering disebabkan
oleh penggunaan sediaan minyak rambut (akne pomade). Mengenai tubuh paling sering
pada laki-laki. Lesi sering menyembuh dengan eritema dan hiperpigmentasi pasca radang
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19
19

sementara; sikatrik berlubang, atrofi atau hipertrofi dapat ditemukan di sela-sela, tergantung
keparahan, kedalaman dan kronisitas proses (Darmstadt dan Al Lane dalam Nelson
1999).
Akne dapat disertai rasa gatal, namun umumnya keluhan penderita adalah keluhan
estetika. Komedo adalah gejala patognomonik bagi akne berupa papul miliar yang di
tengahnya mengandung sumbatan sebum, bila berawarna hitam mengandung unsure
melanin disebut komedo hitam atau komedo terbuka (black comedo, open comedo).
Sedang bila berwarna putih karena letaknya lebih dalam sehingga tidak mengandung
unsure melanin disebut komedo putih atau komedo tertutup (white comedo, close comedo)
(wasitaatmadja, 2007) Gradasi yang menunjukkan berat ringannya akne diperlukan untuk
pengobatan. Ada berbagai pola pembagian gradasi akne yang dikemukakan.
Menurut wasita atmadja (1982) dalam Djuanda (2003) di Bagian Imu Penyakit Kulit
dan Kelamin FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangun Kusumo membuat gradasi sebagai berikut:
1. Ringan, bila beberapa lesi tak beradang pada satu predileksi, sedikit lesi tak beradang
pada beberapa tempat predileksi, sedikit lesi beradang pada satu predileksi.

20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20

2. Sedang, bila banyak lesi tak beradang pada satu predileksi, beberapa lesi tak beradang
lebih dari satu predileksi, beberapa lesi beradang pada satu predileksi, sedikit lesi
beradang pada lebih dari satu predileksi.
3. Berat, bila banyak lesi tak beradang pada lebih dari satu predileksi, banyak lebih
beradang pada satu atau lebih predileksi

F. Pemeriksaan diagnostik
pemeriksaan ekskokleasi sebum, yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan
komedo ekstraktor (sendok Unna). Sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai
massa padat seperti lilin atau massa lebih lunak bagai nasi yang ujungnya kadang
berwarna hitam.
Pemeriksaan histopatologis memperlihatkan gambaran yang tidak spesifik berupa
sebukan sel radang kronis di sekitar folikel sebasea dengan massa sebum di dalam
folikel. Pada kista, radang sudah menghilang di ganti dengan jaringan ikat pembatas
massa cair sebum yang bercampur dengan darah, jaringan mati, dan keratin yang lepas.

21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21
21

Pemeriksaan mikrobiologis terhadap jasad renik yang mempunyai peran pada etiologi
dan patogenesis penyakit dapat dilakukan laboratorium mikrobiologi yang lengkap untuk
tujuan penelitian, namun hasilnya sering tidak memuaskan.
Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit (skin surface lipids) dapat pula
dilakukan untuk tujuan serupa. Pada akne vulgaris kadar asam lemak bebas (free fatty
acid) meningkat dan karena itu pada pencegahan dan pengobatan digunakan cara
untuk menurunkannya.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan akne vulgaris meliputi usaha untuk mencegah terjadinya erupsi
(preventif) dan usaha untuk menghilangkan jerawat yang terjadi (kuratif). Kedua usaha
tersebut harus dilakukan bersamaan mengingat bahwa kelainan ini terjadi akibat pengaruh
berbagai faktor (multifaktorial), baik faktor internal dari dalam tubuh sendiri (ras, familial,
hormonal), maupun faktor eksternal (makanan, musim, stres) yang kadang-kadang tidak
dapat dihindari oleh penderita.
Pengobatan akne

22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22
22

Tujuan pengobatan akne adalah mencegah timbulnya sikatrik serta mengurangi


frekuensi dan kerasnya eksaserbasi akne, untuk itu, selain diperlukan obat-obatan juga
diperlukan kerjasama yang baik antar si penderita dengan dokter yang merawatnya.

1. Pendidikan
a. pada penderita harus diterangkan bahwa akne disebabkan oleh tipe kulit dan
perubahan hormon pada masa pubertas, yang menyebabkan timbulnya sebore
dan bertambahnya produksi bahan tanduk di dalam saluran kelenjar palit karena
reaksi kelenjar palit yang berlebihan terhadap kadar hormon sex yang normal.

b. Sifat akne adalah kambuhan dan kita hanya bisa mengurangi dan mengontrol
aknenya dan bukan menyembuhkannya.

c. Pengobatan akne didasrkan pada tipe, kerasnya, lokalisasi, dan macam lesi.
Pengobatan membutuhkan waktu lama dan kemungkinan diseratai efek
samping.

d. 92% penderita akne akan memberikan respon terhadap pengobatan.


2. Perawatan
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23

1) Perawatan di muka
Pemakaian sabun bakteriostatik dan deterjen tidak dianjurkan, bahkan
pemakaian sabun berlebihan bersifat aknegenik dan dapat menyebabkan akne
bertambah hebat (akne venenata).
Menurut Plewig Kligman tak terbukti bahwa muka kurang di cuci akan
bertambah hebat atau terlalu seing mencuci muka ada gunanya. Mencuci muka
hanya menghilangkan lemak yang ada dipermukaan kulit, tetapi tidak mempengaruhi
lemak yang ada di dalam folikel.
2) Perawatan kulit kepala dan rambut
Seperti halnya membersihkan muka, perawatan kulit kepala juga tidak
berpengaruh terhadap akne. Walaupun menurut banyak pengarang ketombe dan
dermatitis seboroik lebih banyak terdapat pada penderita akne, penyelidikan Plewig
dan Kligman gagal membuktikan hal itu. Pemakaian sampo yang mengandung obat
untuk

penderita

akne

dengan

ketombe,

sebaiknya

dilarang

sebab

dapat

memperhebat akne dan ketombenya dapat kumat kembali dalam beberapa minggu.
3) Kosmetika dan bahan-bahan lain

24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24

Bahan-bahn yang bersifat aknegenik lebih berpengaruh pada penderita akne.


Bahan ini dapat membentuk komedo lebih cepat dan lebih banyak pada kulit
penderita akne. Sebaiknya pasien dianjurkan untuk menghentikan pemakaian
kosmetik yang tebal dan hanya memakai kosmetik yang ringan, yang tidak
berminyak serta tidak mengandung obat (non medicated).
4) Diet
Menurut teori yang baru efek makanan terhadap akne diragukan oleh banyak
penyelidik maka diet khusus tidak dianjurkan pada penderita akne.
5) Emosi dan faktor psikosomatik
Pada orang-orang yang mempunyai predisposisi akne stress dan emosi
dapat menyebabkan eksaserbasi atau aknenya bertambah hebat. Perlu pula
dianjurkan untuk tidak memegang-megang, memijit dan menggosok akne, sebab
dapat menyebabkan keadaan yang disebut akne mekanika.
Obat-obatan
Ada tiga hal yang penting pada pengobatan akne:

a. Mencegah timbulnya komedo : biasanya dipakai bahan-bahan pengelupasan kulit


25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25

b. Mencegah pecahnya mikrokomedo atau meringankan reaksi keradangan.dalam hal ini,


antibiotika mempunyai pengaruh.

c. Mempercepat resolusi beradang.


Tiap-tiap bahan kimia atau iritan fisik dapat menambah aliran darah, dapat
mempercepat regresi lesi yang beradang, karena dapat mempercepat hilangnya mediator
peradangan dan bahan-bahan toksik:
a. Iritan fisik:
Sinar UV
Cryo Slush: CO2 padat, nitrogen cair, dan freon.
b. Iritan Kimiawi :
Resorsinol, sulfur, fenol, asam salisilat dan lain-lain.
Pengobatan akne memerlukan waktu yang lama berbulan-bulan bahkan sampai
bertahun-tahun. Untuk mengontrol penyakitnya dan mencegah terjadinya sikatrik. Akne
ringan hanya membutuhkan terapi topical, sedangkan penderita akne sedang dan berat
membutuhkan terapi oral dan topical. Penderita mungkin membutuhkan antibiotika oral
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26

secara berkala selama 6 bulan, ssedangkan terapi topical diperlukan selama perjalanan
penyakit.
1. Pengobatan topical
Pengobatan topical yang paling banyak adalah benzoil peroksida, vitamin A
asam, dan antibiotika topical. Sulfur dan resorsinol telah dipakai selama bertahun-tahun
sebagai bahan yang mengadakan pengelupasan kulit (peeling) atau mengeringkan
jerawat. Sulfur sampai sekarang masih dipakai. Zat dapat bersifat komedogenik dan
komedolitik. Zat ini merupakan counter iritan yang efektif. Asam salisilat dalam
propelen glikol dan etil laktat mungkin juga berguna.
a. Tretinoin (vitamin A asam)
Tretinoin adalah suatu obat kerass yang dapat menyebabkan eritema hebat
dengan pengelupaan kulit, biasanya disertai rasa seperti tersengat atau terbakar, pada
permulaan, penderita dianjurkan untuk memakai obat sekali sehari pada malam hari. Bila
terjadi eritema dan diskuamasi setelah lima hari obat dpat dipakai untuk dua kali sehari.
Efeknya tergantung pada konsentrasi, bahan dasar yang dipakai, jeniskulit yang diobati,
dan umur penderita. Pada umumnya hasil terapi baru tampak setelah 8 minggu
pengobatan.
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27
27

Cara kerja tretinoin :


Komedolitik: mencegah sel-sel tanduk melekat satu sama lain dengan menghambat
pembentukan tonofilamen dan mengurangi ikatan antara sel-sel keratin
Mempercepat pergantian sel epitel folikel
Epitel folikel yang membentuk mikrokomedo menjadi lebih permiabel, sehingga bahanbahan toksik dapat lebih mudah keluar dan komedo akan pecah.
Sebagai counter-iritan, karena menyebabkan vaskularisasi bertambah dan membantu
resorpsi papula dan nodul yang sukar hilang
Pada pemakaian tretinoin dianjurkan :
a. Menghindar dari sinar matahari
b. Tidak mencuci muka terlalu sering
c. Tidak memakai obat terlalu banyak
d. Hati-hati pemakaian disudut mulut, hidung, dan mukosa.
Iso tretinoin. Disbanding denga tretinoin, sifat komedogeniknya 80% dari tretinoin, antiinflamasi lebih baik dan kurang ritatif.
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28
28

b. Benzoil peroksida
zat ini tidak saja membunuh bakteri, melainkan juga menyebabkan deskuamasi
dan juga timbulnya gumpalan di ddalm folikel. Pada permulaan pengobatan, pasien
merasa seperti terbakar. Gejala ini akan berkurang dalam beberapa minggu. Sebaiknya
dimulai dari dosis rendah dahulu, kemudian lambat laun diganti dengan dosis tinggi.
Efek samping pada pemakaian lama adalah sensitisasi secara kontak (2,5 % dari
kasus).
Cara kerja:
Anti bakteri yang kuat
Komedolitik
counter-iritan
Dibanding dengan vitamin A asam, benzoil peroksida :
a. kurang menyebabkan iritasi dan rasa tak menyenangkan bagi penderita.
b. Tidak menyebabkan bertambah hebatnya (flare-up) akne pada bulan pertama
pengobatan.
c. Mengeringkan pustula lebih tepat daripada tretinoin.
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29
29

d. Pada bentuk komedo, kurang efektif dibandingkan dengan tretinoin.


Kombinasi vitamin A asam dengan benzoil peroksida. Bila vitamin A asam dan
benzoil peroksida digunakan bersama-sama, diperoleh efek sinergistik, tetapi sayang
keduanya tak dapat dipakai bersama-sama dalam satu bahan dasar. Vitamin A asam
dapat menyebabkan kulit lebih permiabel sehingga meningkatkan konsentrasi benzoil
peroksida dalam jaringan.
c. Antibiotika topical
Pemakaian bahan antimikroba dapat dibenarkan, bila mengurangi populasi C.
Acnes atau hasil metabolismenya seperti lipase atau porfirin. Tetapi tak satupun bahanbahanyang memiliki efek seperti ini terdapat dalam bentuk krem, larutan, jel, dan sabun.
Antibiotika yang sering dipakai :
Clindamisin 1 %: relatif stabil, kecuali pada beberapa kasus terjadi colitis
pseudomembranosa.
Eritromisin 2 % : tidak mengadakan iritasi dan dapat menyebabkan suatu dermatitis
kontak.

30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30

Tetrasiklin 0,5 % -5 % : sekarang jarang dipakai karena menyebabkan kulit berwarna


kuning.
d. Asam aseleik
Suatu dikarbosilisik yang dapat mengurangi jumlah C. Acnes.
Efeknya :
Sama dengan benzoil peroksida, vitamin A asam, eritromisi topical, tetrasiklin oral.
Mengurangi granula keratohialin pada saluran pilosebasea
Sifat iritasinya lebih kecil dan dapt ditolelir dengan baik
Mempunyai efek anti inflamasi
e. Asam-asam alfa hidroksi (AAAH)
Mekanisme kerja
Konsentrasi rendah : mengurangi kohesi korniosit berguna untuk lesi yang tidak
beradang.
Konsentrasi tinggi :
Epidermolisis subkorneal atap pustula pecah.
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31

Dermis : mensintesa kolagen baru.


Efek asam alfa hodroksi tergantung pada macam, konsentrasi, vehikulum, waktu
pajanan dan kondisi-kondisi lain.
2. Pengobatan Oral
1. Antibiotika Oral
Karena obat-obat ini digunakan dalam jangka waktu yang lama, toksisitasnya
harus rendah. Dalam hal ini, tetrasiklin merupakan antibiotika primer, sebab sudah
diketahui aktivitas dan toksisitasnya. Nampaknya eritromisin juga mempunyai efek terapi
yang sama dan cukup aman.
Indikasi primer antibiotika oral adalah bentuk papulopustular sedang sampai
berat akne konglobata. Antibiotika tak pernah dipakai sendiri, tetapi bersama-sama
dengan obat yang mengadakan pengelupasan kulit.
a. Tetrasiklin
Yang paling dikenal adalah tetrasiklin HCL, doksisiklin, minosiklin.
Efektif terhadap Corynebakterium Acnes invitro
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32

Dapat menghambat lipase ekstra seluler yang dikeluarkan oleh bakteri.


T
erkonsentrasi pada tempat peradangan.
Dosis konvensional: tetrasiklin 1 gram per hari diberikan setengah jam sebelum
makan.
Minosiklin : diabsorbsi lebih bagus dan tidak dipengaruhi oleh makanan, akan
tetapi mahal. Dosis 50-100 mg perhari.
Dimiklosiklin 600 mg perhari
b. Eritromisin
Eritromisin adalah obat pilihan untuk penderita yang sensitive terhadap tetrasiklin
atau wanita hamil.
Eritromisin dan eritromisin stearat adalah bentuk yang dapat diterima.
Mempunyai efek bakterisida terhadap C. Acnes.
T
ak menghambat lipase C. Acnes.
Dosis : 1 gr / hari
c. Linkomisin dan Klindamisin
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33
33

Keduanya merupakan obat yang paling baru dan sama efektivitasnya. Sering
menyebabka colitis pseudomembranosa.
Klindamisin :
Efektif untuk akne yang terbentuk kistik
Absorbsinya tak berpengaruh makanan
Dapat menghambat lipase C. Acnes.
d. Trimetoprim
Obat ini sama efektif dengan tetrasiklin, dapat diberikan pada penderita yang tidak
respon / toleran terhadap tetrasiklin dan eritromisin. Berguna untuk folikulitis gram
negatif.

2. DDS (Diamino Difenil Sulfon)


Seperti sulfonamida, DDS dapat menghambat pemakaian PABA (Para Amino
Benzoid Asid) oleh bakteri. Obat ini hanya digunaka untuk akne dengan peradangan
yang hebat, seperti akne konglobata dan papulo pustula yang sukar diobati. DDS tidak
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34
34

pernah dipakai sendiri, biasanya bersama-sama dengan antibiotika dan obat yang dapat
mengadakan pengelupasan kulit.
Cara kerja DDS :
Anti inflamasi seperti kortikosteroid
Mustabilir lisosom.
Efek samping ; leukopeni, agranulositosis, nausea, muntah, kepala pusing dan
reaksi pada kulit.
3. Kortikosteroid
Kortikosteroid intra lesi berguna untuk lesi nodulokistik dan sinus pada akne
konglobata. Cepat mengurangi peradangan dan mencegah timbulnya sikatrik. Dipakai
larutan dengan konsentrasi 2,5 mg /ml dan menyuntikkan dapat diulangi tiap 1 sampai 2
minggu.
4. Estrogen dan pil antihamil
Diperlukan dosis estrogen relatif besar sehingga dapat menimbulkan efek
feminisasi pada laki-laki dan gangguan menstruasi pada wanita. Hormon ini lebih baik
diberikan dalam bentuk pil antihormon yang mengandung estrogen dan progesterone
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35

terutama untuk akne premenstrual. Kadang-kadang terlihat efek paradoksal dan terlihat
pustula bertambah pada bulan-bulan pertama sampai bulan kedua.
5. Anti androgen
Hormon

ini

dapat

mencegah

kelenjar

palit

mengadakan

reaksi

terhadap[ testosteron, siproteron asetat bersama-sama esrogen hanya digunakan pada


wanita dengan akne dan sebore yang hebat. Akne papulopustula yang resisten dan
akne konglobata yang refrakter. Akhir-akhir ini sudah diproduksi suatu pil antihamil
dengan kadar estrogen rendah yang mengandung 2 mg siproteron asetat dan 35 mg
etinilestradiol.
Efek sampingnya berupa penurunan libido, lesu, nausea, peningkatan berat
badan dan perdarahan tak teratur.
6. Vitamin A
Bila diberikan peroral bersama-sama dengan antibiotika oral dan topical, vitamin
A asam sangat efektif untuk akne bentuk nodul dan kistik yang hebat. Diduga vitamin ini
mempengaruhi produksi atau metabolisme androgen. Dosis : 50.000 100.000 Iu/har
7. Isoretinoit
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36

Suatu bentuk 13-cis/asam retinoat digunakan untuk pengobatan akne bentuk


kistik dan konglobata. Pada kebanyakan kasus obat ini memberikan remisi sempurna
selama berbulan bulan dan sampai bertahun-tahun.
Dosis : 1 mg/kg/hari.
Efek samping : gangguan selapu lendir dan kulit seperti keilitis, serosis dan perdarahan
hidung. Isoretinoit bersifat keratogenik.
8. Seng (Zink)
Efeknya belum diketahui dengan pasti, tetapi diduga mempunyai efek inflamasi.
Unsure ini berpengaruh terhadap epitelisasi, aktiitas enzim pada metabolisme vitamin A,
dan memperbaiki gangguan kemotaksis leukosit.
Dosis : 3 200 mg/ hari.
Tindakan Khusus
3. Terapi bedah
a. Ekstraksi isi komedo
Komedo dapat dihilangkan dengan alat ekstraktor komedo. Lokasi lesi pertamatama dibersihkan dengan spons alcohol. Komedo kemudian ditusuk dengan jarum
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37

suntik ukuran-18 atau dengan ujung scalpel untuk membuka lubang folikel,
melebarkannya dan mempermudah pembentukan komedo. Mulut ekstraktor
kemudian ditempatkan pada lesi, dan dilakukan penekanan langsung agar isi
kelenjaryang menyumbat komedo dapat dippijat keluar lewat ekspresor.
b. Drainase pustule dan kista
c. Eksisi saluran sinus dan kista
d. Penyuntikan kortikosteroid intralesi
e. Kriosurgeri (pembekuan dengan nitrogen cair)
Digunakan pada penyakit akne bentuk noduler dan kistik.
f.

Dermabrasi untuk sikatriks.


Epidermis dan sebagian lapisan dermis superficial dibuang sampai setinggi sikatriks.

g. Krioterapi
h. Injeksi kolagen
i.

Suntikan kortikosteroid dan intralesi

j.

Laser CO2

k. Perbaikan jaringan parut


a. Dermabrasi
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38
38

b. Pembedahan kimia
- tretinoin
- Asam Alfa Hidroksi berguna untuk menghaluskan sukatrik yang dangkal.
H. Komplikasi
1) pembentukan sikatrik (jaringan parut)
2) Infeksi yang disebabkan oleh suatu infeksi jamur
3) Erupsi

acne

formis

yang

disebabkan

induksi

obat

misalny

kortikosteroid,INH,barbiturat,ACTH gejala klinisnya berupa erupsi papulo pustul


mendadak di seluruh tubuh.
4) Acne venenata dan akne akibat rangsangan fisis.gejala klinisnya lesi
monomorfi,tidak gatal,bisa berup komedo atau papul,dengan tempat predileksi di
tempat kontak zat kimia,atau rangsang fisisnya.
5) Rososea(ane rososea) merupakan penyakit peradangan kronik didaerah muka
dengan gejala eritema, pustul telangiektasi dan kadang-kadang disertai hipertrofi
kelenjar sebasea.
6) Dermatitis perioral terutama pada wanita dengan gejala klinis polimorfi
eritema,papul,pustul disekitar mulut terasa gatal.
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39
39

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ACNE VULGARIS

1. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien.
b. Keluhan Utama.
c. Riwayat Kesehatan.
1) Riwayat Penyakit Sekarang :
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40

Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada
keluhan

utama

dan

tindakan

apa

saja

yang

dilakukan

pasien

untuk

menanggulanginya.

2) Riwayat Penyakit Dahulu :


Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit
kulit lainnya.

3) Riwayat Penyakit Keluarga :


Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau
penyakit kulit lainnya.

4) Riwayat Psikososial :
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang
mengalami stress yang berkepanjangan.

41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41
41

5) Riwayat Pemakaian Obat :


Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit,
atau pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat.
d. Pemeriksaan fisik
Sistem Integumen
Inpeksi pada daerah seboroik :

Karakteristik luka
o

Penyebaran

Lesi/ ruam akibat inflamasi

Eritema

Warna

Tekstur

2. ANALISA DATA

No. Data Menyimpang

Etiologi

Masalah
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42
42

DS : -

Stimulus hormone androgen

DO :

Menstimulus kelenjar sebasea

Kerusakan integritas kulit

Di dahi dan pipi anak K


muncul bintik merah yangMelepaskan sebum

cukup besar.
Kerusakan lapisan kulit Sebum bercampur bakteri dan
Gangguan
permukaan
kotoran sisa
kulit
Invasi struktur tubuh
Menyumbat folikel rambut
Acne
Sebum

mengiritasi

jaringan

sekitar kulit
Kerusakan jaringan kulit
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43
43

DS :

Acne

Gangguan citra tubuh

Anak K takut jika saat


ulang

nantiKerusakan jaringan kulit

tahunnya

jerawat tidak hilang dan


merusakPerubahan

akan

(misal:

penampilannya

aktual

tubuh

penampilan,struktur

dan fungsi )
DO :
sengajaRasa malu & frustasi

Secara

menyembunyikan bagian
Menarik diri

tubuh
Perubahan

dalam

keterlibatan social
3

DS :

Deficit sumber informasi

Cemas ( anxietas )

3 hari sebelum hari H


anak

merasa

panicKesalahan interpretasi

sekali karena di dahi dan


44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44

pipi anak K muncul bintikKurang pengetahuan


merah yang cukup besar.
Cemas
DO :

Gelisah
Takut
Gugup
Peningkatan
kewaspadaan

DS :

Acne

Nyeri

Melaporkan nyeri secara


verbal

Terakumulasinya

sebum,

mikroorganisme, dan kotoran


DO :
Mengekspresikan perilakuSebum mengiritasi
kulit sekitarnya
(
misal:
gelisah,

jaringan

menagis,merengek,dll )
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45

Gangguan tidur

Reaksi inflamasi
Cedera
Nyeri

Keterangan

Merupakan data rekomendasi untuk membantu menentukan masalah


3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit ditandai dengan
di dahi dan pipinya muncul bintik merah yang cukup besar, kerusakan lapisan kulit,
gangguan permukaan kulit, dan invasi struktur tubuh.
b) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan rasa malu dan rasa frustasi ditandai dengan
anak K takut jika saat ulang tahunnya nanti jerawat tidak hilang dan akan merusak
penampilannya, secara sengaja menyembunyikan bagian tubuh, dan perubahan dalam
keterlibatan social.

46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46
46

c) Cemas ( anxietas ) berhubungan dengan kurang pengetahuan ditandai dengan 3 hari


sebelum hari H anak K merasa panik sekali karena di dahi dan pipinya muncul bintik
merah yang cukup besar, gelisah, takut, gugup, dan peningkatan kewaspadaan.
d) Nyeri berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan melaporkan nyeri secara verbal,
mengekspresikan perilaku ( misal: gelisah, menagis,merengek,dll ), dan gangguan tidur.
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
No.

Tgl

Dxp

Perencanaan
Tujuan

1.

Intervensi

Selama 3 hari

Observasi terhadap

perawatan

eritema dan palpasi

diharapkan

area sekitar terhadap

kerusakan integritas hangat


kulit berkurang

Rasional
Mengurangi resiko infeksi

Mengetahui
perkembangan lika pasien

dan kulit sekitarnya


dengan kriteria :
Observasi dan catat
lesi sembuh dengan
ukuran, warna dan
Agar tidak memunculkan
pembentukan
keadaan kulit di sekitar jerawat dantidak
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47
47

jaringan

parutarea luka

minimal

meningkatkan resiko
infeksi

Bersihkan kulit dengan


cermat menggunakan

Dapat mengurangi jumlah


lesi

sabun ringan dan air


Beritahukan pada
pasien untuk tidak
memencet-mencet,

Terjadi kering/lembab

menusuk-nusuk atau

dapat merusak kulit dan

melakukan bentuk

mempercepat kerusakan

manipulasi lain pada


lesi

Dapat mengurangi jumlah


lesi

Beri perawatan kulit


sering agar tidak terjadi
kering atau lembab
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48
48

Tekankan pentingnya
mengikuti instruksi
,seperti hanya

Mengurangi pertumbuhan
jerawat baru

menggunakan preparat
yang di resepkan
Mengeringkan dan
Instruksikan tentang
pencucian rambut ,

mengelupaskan kulit
jerawat

penataan rambut, serta


pemilihan dan
penggunaan kosmetik

Mengurangi

proliferasi

bakteri pada folikel

Kolaborasi
Berikan obat topical:
benzoil peroksida dan
retinoat (vit.A,retin A)
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49
49

Berikan antibiotik
sesuai ketentuan
Contoh: tetrasiklin
2.

Selama

hariDorong klien untuk

perawatan

Dengan mengungkapkan

mengngkapkan

perasaan klien merasa

diharapkan

remajaperasaan dan persepsi lebih tenang dan

memahami

tentangtentang penyakitnya

jerawat

dan

bahwa penyakitnya itu

pengobatannya,
dengan criteria hasil :
-Lebih memahami
tentang

jerawat

dan
pengobatannya

mengurangi kecemasan
bisa disembuhkan.

Dorong individu untukDengan klien


bertanya
masalah,klien
dapat
penanganan,
perkembangan

bertanya,
mengerti

tentang penyakitnya.
dan

prognosa kesehatan
Dengan informasi yang
Berikan informasi yngbenar, klien dapat
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50

dapat

dipercaya

diperkuat

danmengetahui prognosis dari

informasipenyakit serta dapat

yang telah diberikan

mencegah kekambuhan.

Berikan motivasi danMengurangi kecemasan


harapan kepada kliendan meningkatkan rasa
bahwa penyakit aknepercaya diri
dapat diobati.
Anjurkan

klien

untuk

Mempercepat proses

penyembuhan.
melakukan pengobatan
secara konsisten.
3.

Selama 3 hari

Dorong pasien untukmengurangi kecemasan.

perawatan

mengungkapkan

diharapkan dapat

pikiran dan perasaan.


Menambah pengetahuan

mengurangi cemas,
dengan criteria hasil : Beri
- klien merasa lebih

kesehatan

pendidikan

klien.

tentang
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51
51

tenang

akne (jerawat) secaraPasien dapat mengatasi


umum.
penyakit yang dideritanya
secara minimal.
Libatkan pasien dalam
proses

perawatan

di
Mempercepat proses

rumah.

penyembuhan.
Motivasi pasien untuk
meningkatkan
kepatuhan
pemahaman

Mengetahui tingkat

pemahaman klien tentang


dan
akne.
terhadap

terapi.
Evaluasi

tingkat

pemahaman

klien

mengetahui

penyebab

terjadinya penyakit

tentang akne.
Tekankan

pada

klien

bahwa masalah yang


52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52
52

dihadapinya

tidak

berhubungan

denganklien tidak menggunakan


ketidakbersihan,
obat secara berlebihan
kesalahan

makan,

aktivitas

seksual,

ataupun

kesalahan

konsep

lainnya

yang

sering dijumpai.
Informasikan mengenai
obat-obat
topical

oral

beserta

sampingnya

serta
efek
yang

potensial.
4.

Selama 3 hari

Kaji

dan

perawatan

karakteristik

diharapkan nyeri

secara

berkurang dengan

(skala,

catatTingkat inflamasi pada


nyeriakne dapat ditentukan

komprehensifdengan karakteristik nyeri


lokasi,baik secara kuantitas
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53
53

kriteria :
- Klien dapat
mengenal

intensitas,

durasi,maupun kualitas nyeri

kualitas, ekspresi wajahseperti skala nyeri,


dll)

faktor-faktor
-

penyebab
Mengenal

Relaksasi
Anjurkan

klien

dapat

untukmeringankan

stressor

melakukan
teknikpencetus nyeri , distraksi
konsep nyeri
relaksasi (tarik nafasdapat mengalihkan nyeri
kesehatan
klien merasa
dalam) dan distraksidengan
memfokuskan
nyaman
( membaca majalah,pada
objek
yang
karena

menonton TV dll)

menyenangkan sehingga

nyeridapat

menekan

terkontrol

bradikinin,

mediator
dll)

dan

meringankan nyeri
Memberikan kenyamanan
Berikan posisi nyaman pada pasien sehingga
dapat mengurangi nyeri
yang dirasakan
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54
54

Membantu meringankan
Kolaborasi

derajat nyeri pasien

berikan analgetik
sesuai indikasi

55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55
55

BAB IV
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56
56

KESIMPULAN

Acne vulgaris dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti akibat dari
ketidakseimbangan hormone yang ada di dalam tubuh. Acne vulgaris biasanya timbul saat
remaja atau pada saat masa pubertas. Banyak mitos mengenai penyebab dan penyembuhan
acne yang tersebar luas di masyarakat sehingga banyak timbul tingkat keparahan baik dari lesi
nya ataupun dari tingkat kecemasannya. Oleh karena itu, asuhan keperawatan Acne Vulgaris
penting diberikan bagi seseorang yang menderita Acne Vulgaris.

57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57
57

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, P., dan Sukardi, E., 1988, Kapita Selekta Dermato-Venerologi, Akne Vulgaris, EGC,
Jakarta, Hal : 132-135.
Strauss, J. S., 1991, Acne & Rosacea, Dermathology, Ed. Milton Orkin, dkk., firs edition, Alarge
Medical Book, Hall International Inc., Minnesota, Hal : 332-339.
Wasitaatmadja, S., 2002, Akne, Erupsi Akneiformis, Rosasea, Rinofema, Ilmu Penyakit kulit Dan
Kelamin, Ed. Adhi Djuanda, Edisi ke-3, Cetak ulang 2002 dengan perbaikan, FKUI, Hal :235241.
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58

Widjaja, E., 2000, Rosasea dan Akne Vulgaris, Ilmu Penyakit Kulit, Ed. Marwali Harahap,
Cetakan 1, Hipokrates, Jakarta, Hal :31 45.
Siregar , R. S., Akne Vulgaris, Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Ed. Carolin wijaya & Peter
Anugrerah, Cetakan III, EGC, Jakarta, Hal : 209 214.
NANDA International. ( 2012 ). Nanda international nursing diagnoses : Definition &
classification 2012 2014. Philadelphia : Jhon Wiley & Sons.
http://yumizone.wordpress.com/2009/01/07/acne/
http://indramuhtadi.weebly.com/2/category/acne%20vulgaris/1.html
https://infopemanasanglobal.wordpress.com/tag/diagnosa-acne-vulgaris/
http://kantongkeresek.wordpress.com/2011/12/06/acne-vulgaris/
http://www.perkuliahan.com/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-penyakit-aknevulgaris/#ixzz1z3v0T3BX.
http://www.perkuliahan.com/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan-penyakit-aknevulgaris/#ixzz1z3uf17nA.
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59
59

60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60

Das könnte Ihnen auch gefallen